transformasi dinas bina marga - jabarprov.go.id

32
Edisi XXXVII / Januari - Maret | 2017 TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

Edisi XXXVII / Januari - Maret | 2017

TRANSFORMASIDINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG

Page 2: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

LAPORAN UTAMAHal. 4 - 5Transformasi OPD - Kini Dinas Bina Marga dan Penataan RuangHal. 6 - 7Penataan Ruang untuk KemaslahatanHal. 8 - 9Fokus Akreditasi dan Sertifikasi Penguji

PERISTIWAHal. 10 - 11Tiga Fokus Dinas BMPR Tingkatkan LPIHal. 12Taman Bikin Pikiran dan Perasaan NyamanHal. 13Kebut Lelang Genjot PemeliharaanHal. 14Kemantapan Jalan Harus 100 Persen Di Tahun 2018Hal. 15Siap Kawal Pembangunan Tol BaruHal. 18Fokus Akses Ke BIJB dan CiletuhHal. 19Penanganan Jembatan Cipamingkis - Fokus Pada Pilar dan GirderHal. 20 - 21Pemanfaatan KBU Harus Sesuai HukumHal. 22 - 23Bangun Mesjid Raya Jabar, Tugas Pertama Bidang Jasa KonstruksiHal. 24Sertifikasi Pekerja Konstruksi

GARDAHal. 25Mengawal Kenyamanan Pemudik

PROFILHal. 26Aseng Supriatna ST. M.Si - Amankan WilayahPenuh TantanganHal. 27Imansyah ST. MM - Antara Novel dan Pendidikan

LENSAHal. 16 - 17

WAWASANHal. 28 - 29Penataan Ruang, Apakah Itu ?

SEJENAKHal. 30 - 3117 Pengetahuan Wajib Tentang Puasa Ramadhan

Pengarah:Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan RuangDr. Ir. Drs. H. M. Guntoro, MM.

Penanggung jawab:Sekretaris Dinas Bina Marga dan Penataan RuangDrs. Satrio, M.Si.

Pemimpin Redaksi:Sekretaris Dinas Bina Marga dan Penataan RuangDrs. Satrio, M.Si.

Sekretaris:Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan UmumRahayu K. Soewignya, SE

Narasumber:

Ir. M. Nur Kuswandana M.Eng. Sc., Ir. Barmansyah Bursjah M.Si., Ir. Gumilang, MT, Drs. Satrio, M.Si.Ir. Agus Hendrarto, MM.,Yongga Bhakti, ST. MT., Eryanto ST. MT., Agus Budiono, ST. MM.,Agus Salim ST. MT., Bambang Sulistiabudi, ST. MM.Aseng Supriatna, ST. M.Si.,Imansyah, ST. MM,.

Redaktur Pelaksana:Adnan Guntara, ST., MTM. Aswal, ST. MT.Hendra Wardhana, ST. MT.

Koresponden/Fotografer:Galih, Sukarna, Nanang Santosa

Sirkulasi/Umum:Endang Cahyana, Hari A. Sumirat

Operator Komputer:Andri S.

Alamat Redaksi:Jl. Asia Afrika no. 79 Bandung.Telp. (022) 423 1602 (022) 423 1603

e-mail redaksi majalah Sibima : [email protected]

Redaksi menerima tulisan orisinil (artikel,cerpen, dan lain-lain), hasil liputan atau foto dari semua keluarga besar Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang. Bila diperlukan, redaksi akan melakukan editing/koreksi sesuai kebutuhan dan ketentuan yang ada. Semua artikel dapat dikirimkan ke Redaksi SiBiMa.

INB

OX

Page 3: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

Mulai edisi April 2013, Redaksi akan memberikan honorarium bagi setiap tulisan orisinil (artikel,cerpen, dan lain-lain) dari semua keluarga besar Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang yang dimuat.

Artikel dapat dikirimkan ke Redaksi SiBiMa : [email protected]

MANG BIMA NGAGEUING

MEMULAI LEMBARAN BARU

Pagi itu matahari tertutup awan mendung yang menggelayuti di atas Kota Bandung, nampak Mang Bima sudah rapih mengenakan seragam Korpri dan siap memacu kuda besi.

“Bade kamana Mang, meni buru-buru……….. ngopi dulu atuh,” sapa Si Abroh yang masih berleha-leha di teras rumahnya.

“Eh….. Broh, terima kasih tawarannya, saya harus buru-buru, soalnya ke kantor baru,” kata Mang Bima.

“Mang Bima pindah kantor? Dimutasi kemana Mang?,” Tanya Abroh dengan nada penasaran.“Eh bukan dimutasi, kantor mah masih di Asia Afrika, Cuma statusnya aja yang baru,” ujar Mang

Bima menjelaskan.Melihat sahabatnya yang masih mengernyitkan dahinya, Mang Bima akhirnya menjelaskan panjang

lebar bahwa kini Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat sudah berubah menjadi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat. Hal ini berdampak pada perubahan Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK). Perubahan terjadi mulai dari Kepala Bidang hingga penambahan Balai.

“Makanya Broh saya harus ke kantor untuk melihat ada perubahan apa saja. Mulai dari tugas, struktur organisasi dan tanggung jawab saya,” papar Mang Bima.

“Wah saya baru tau, mangga atuh Mang upami bade angkat mah. Abdi mah nuju ngantosan Mang Arif bade ngecat rumah. Kan sebentar lagi kita menyambut bulan suci Ramadhan,” kata Abroh.

“Meni teu karasa yang Broh, sebentar lagih kita akan masuk bulan puasa. Waktu asa berlalu begitu cepat. Serasa baru kemaren kita merayakan Idul fitri,” kata Mang Bima.

“Nah... kita niatan dari sekarang ..Bim.. bahwa bulan puasa ini harus lebih baik dari tahun lalu dan berusaha sekeras mungkin untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari sebelumnya dilandasi dengan doa dan usaha. hari ini harus lebih baik dari hari kamari , dan besok harus lebih baik dari hari ini.”Si Abroh ngomong serius keneh.

“Insya Alloh..urang silih ingetan nya Broh...lamun diantara perilaku urang aya nu kaciri melenceng, baik urusan dunia komo urusan akherat,” Mang Bima ngomongna masih dareuda.

“Enya..kitu Bim..urang silih geuing..urang saling amar ma’ruf nahyi munkar,” ceuk Si Abroh.

Page 4: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

4 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

KINI DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG

Tahun 2017, menjadi tahun perubahan bagi institusi Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) di Provinsi Jawa Barat. Kementerian Dalam negeri (Kemendagri)

telah mengeluarkan keputusan bagi 46 OPD yang ada di wilayah pemerintah

daerah. Untuk itu, pemerintah daerah bersama lembaga legislatif telah

membahas dan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Susunan

Organisasi Tata Kerja (SOTK) melalui sidang Paripurna DPRD Provinsi Jawa

Barat.

LAP

OR

AN

UTA

MA

Gubernur Provinsi Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan atau Aher berharap,

perubahan SOTK yang baru dapat mengoptimalkan kinerja pemerintah daerah. Diakui Aher, perubahan SOTK akan berdampak pada penempatan pejabat di SOTK baru. “Tapi ini bukan kehendak kami, ini merupakan kehendak Undang-undang. Provinsi lain sudah dari dulu

melaksanakannya,” jelas Aher.

Salah satu OPD yang mengalami perubahan adalah Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat yang berubah menjadi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat. Hal ini berdampak pada perubahan Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK). Perubahan terjadi mulai dari Kepala Bidang hingga penambahan jumlah Balai.

“Selama ini kami memiliki enam Balai Pengelolaan Jalan (BPJ), sekarang bertambah satu balai baru, yaitu Balai Pengujian Kontruksi, jadi sekarang ada tujuh Balai,” ujar Kepala Dinas Bina Marga dan PenataanRuang Provinsi Jawa Barat, M. Guntoro pada acara Rapat Koordinasi dengan 7 kepala balai, Penanggung Jawab Laboratorium, Workshop, KSUP, para pengamat dan para pengawas lapangan, Jumat( 3/2) di aula Bima Utama.

Dengan adanya perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat memiliki SOTK baru. Pertama, Sekretaris yang meliputi Sub Bagian (Subag) Kepegawaian &

Umum, Subag Keuangan, dan Subag Perencanaan. Kedua, Bidang yang terdiri dari Bidang Teknik Jalan, Bidang Jasa Konstruksi, Bidang Penataaan Ruang, serta Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan.

Sementara enam BPJ posisinya masih sama, yakni BPJ I di Cianjur, BPJ II di Sukabumi, BPJ III di Bandung, BPJ IV di Sumedang, BPJ V di Tasikmalaya dan BPJ VI di Cirebon yang kemudian ditambah dengan satu Balai Pengujian Konstruksi (BP Konstruksi).

Untuk struktur organisasi Balai terdiri dari, Kepala Balai, Kasubag Tata Usaha dan Kepala Seksi Pembangunan yang membawahi Para Pengawas Lapangan. Selanjutnya, ada

Foto.Wasu/DK

Page 5: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

SiBiMa | Januari-Maret 2017 5

Kepala Seksi Pemeliharaan yang membawahi Kepala Satuan Unit Pelaksana (KSUP), Pengamat, Mandor dan Pekerja. Kemudian ada Penanggung Jawab Laboratorium yang membawahi para petugas laboratorium. Terakhir, ada Penanggung Jawab Workshop yang meliputi mekanik, operator dan penjaga gudang.

Tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Penanggung Jawab Laboratorium memiliki dua tugas, yaitu mengatur dan mengelola operasional laboratorium dan melaksanakan tugas secara bertanggung jawab kepada Kepala Balai. Dalam mengatur dan mengelola operasional laboratorium, seorang Penanggung Jawab Laboratorium memiliki beberapa tugas. Pertama, mengatur pemakaian peralatan laboratorium. Kedua, memelihara peralatan laboratorium. Ketiga, memperbaiki peralatan laboratoriun yang rusak. Terakhir, mengusulkan kebutuhan peralatan laboratorium untuk mendukung kegiatan peningkatan/rehabilitasi jalan dan jembatan dan

pemeliharaan jalan.Selanjutnya Tupoksi

KSUP ada enam. Pertama, mengelola/mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan rutin jalan dan jembatan. Kegiatan ini meliputi pemeliharaan bahu jalan, pemeliharaan sistem drainase, pemeliharaan/pembersihan Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA), pemeliharaan/perbaikan kerusakan perkerasan jalan, serta pemeliharaan jembatan dan pemeliharaan bangunan pelengkap jalan. Kedua, melakukan pengawasan dan pemanfaatan RUMIJA. Ketiga, melaporkan secara berkala kondisi jalan di wilayahnya kepada Kepala Balai. Keempat, melakukan koordinasi dalam penanganan tanggap darurat/bencana alam. Kelima, melaporkan perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jalan secara berkala termasuk kejadian bencana alam kepada Kepala BPJ. Terakhir, melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Balai.

Sementara Tupoksi untuk Pengamat ada dua. Pertama, pengamatan kondisi bagian-bagian jalan

dan pemanfaatan jalan dan jembatan. Kegiatan pengamatan terdiri dari empat. Pertama, secara berkala melaksanakan survey terhadap kondisi jalan dalam rangka usulan tindakan pemeliharaan. Kedua, menerima keluhan/masukan/informasi dari masyarakat. Ketiga, membuat laporan dan usulan tindakan. Keempat, bila terjadi gangguan/bencana alam, pengamat melakukan pemasangan rambu, melaporkan, dan mengusulkan tindakan/penanganan segera (Darurat). Kedua, dalam melaksanakan tugas pengamat jalan dibantu oleh Mandor dan Pekerja dan bertanggung jawab kepada KUSP.

Terakhir Tupoksi untuk Pengawas Lapangan ada empat. Pertama, bersama-sama dengan konsultan pengawasan melakukan penilaian kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa. Kedua, mengawasi kinerja konsultan Pengawas. Ketiga, melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka pelaksanaan pekerjaan. Keempat, memeriksa MC yang diajukan oleh penyedia jasa. Terakhir, melaporkan secara berkala kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Usulan Awal Menjadi Sembilan BPJ

Awalnya pemekaran Balai Pengelolaan Jalan (BPJ) yang diusulkan oleh Komisi IV DPRD Jabar adalah menjadi Sembilan BPJ. Tujuannya, agar kondisi kemantapan jalan provinsi tetap terjaga. Mengingat jalan provinsi yang ditangani oleh Provinsi Jawa Barat ada sepanjang/ seluas

kurang lebih 2.200 KM yang terbentang di 27 Kabupaten/kota. Usulan itu telah dikaji bersama antara DPRD Jabar dengan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat. Hal ini dikemukakan oleh Ketua Komisi IV DPRD Jabar, H.Ali Hasan beberapa waktu lalu.

“Soal pembagian wilayah penanganan jalan ini, kmia serahkan sepenuhnya kepada Dinas Bina Marga. Tapi intinya, DPRD Jabar telah menyetujui dan mendukung Pemprov untuk memekarkan BPJ dari 6 BPJ menjadi Sembilan.” papar Hasan

Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, M Guntoro kala itu. Ia membenarkan bahwa dalam SOTK Baru, DPRD Jabar sudah menyetujui penambahan BPJ dari enam menjadi sembilan BPJ. Hanya saja, masih perlu dikaji lagi, mengingat anggaran untuk penambahan BPJ tersebut perlu dibicarakan lebih lanjut.

“Kami juga sangat sepaham dengan DPRD Jabar khususnya Komisi IV untuk penambahan BPJ demi menjaga kemantapan jalan. Hal ini mengingat jalan-jalan provinsi yang tersebar di 27 Kab/kota se-Jabar letaknya cukup jauh-jauh, sehingga bila terjadi kerusakan, memakan waktu untuk penanganannya, baik secara darurat/ tambal sulam maupun pemeliharaannnya. Dengan penambahan BPJ diharapkan dapat lebih mudah dalam pengontrolan dan penanganan sementara. Namun, jika harus segera direalisasikan pada awal tahun 2017, tentunya kita akan persiapkan membentuk BPJ pemekaran, mulai dari SDM, lokasi Kantor dan peralatan pendukung kinerja BPJ,” tandasnya.(Nasa-Wasu)

Selama ini kami memiliki enam Balai

Pengelolaan Jalan (BPJ), sekarang bertambah

satu balai baru, yaitu Balai Pengujian

Kontruksi, jadi sekarang ada tujuh Balai,”

Page 6: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

6 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

PENATAAN RUANG UNTUK KEMASLAHATAN

LAP

OR

AN

UTA

MA

Penggabungan Penataan Ruang dari Dinas Pemukimandan Perumahan ke Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR)

Provinsi Jawa Barat, membuat area kerja DBMPR kian bertambah. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur

No. 2 Tahun 2016. Meski begitu Kepala DBMPR Provinsi Jawa Barat, M. Guntoro optimis dengan perubahan ini.

Foto.Wasu/DK

Page 7: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

SiBiMa | Januari-Maret 2017 7

Pro dan kontra jangan didengar, karena ini sudah kun fa yakun. Kami yakin mampu

dan bisa mengemban tugas ini. Ada tugas besar bagi DBMPR dengan perubahan ini. Rencana Detail Tata Ruang (RTDR) ini sangat karut marut, banyak pelanggaran yang dilakukan kabupaten/kota, pembangunan dan tambang berserakan tanpa izin. Agar lebih tertib, rekomendasi pemanfaatan tata ruang langsung dibawah koordinasi Wakil Gubernur asal kajian teknis beberapa dinas terkait,” jelas Guntoro.

Adapun tugas bidang penataan ruang meliputi aspek perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Kemudian melakukan pengkajian bahan kebijakan teknis dan norma, standar, prosedur dan kriteria penataan ruang kawasan. “Bidang penataan ruang harus bisa memfasilitasi kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja, instansi dan lembaga di lingkungan pemerintah daerah dan kabupaten/kota, serta pihak lainnya dalam penataan ruang kawasan,” lanjut Guntoro.

Sementara itu, Kepala Bidang Penataan Ruang DBMPR Provinsi Jawa Barat, M. Nur Kuswandana mengatakan, salah satu job desk penataan ruang adalah merencanakan dan mengkoordinasikan tata ruang dengan kabupaten/kota, agar sinkron. “Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW) serta Rencana Desain dan Tata Ruang (RDTR) harus sesuai Perda,” ungkap Nur.

Untuk landasan hukumnya, RTRW dan RDTR harus sesuai dengan rekomendasi 2 kementerian, yaitu Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR). “Di kantor DBMPR, ada sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) yang mengoordinasikan seluruh RTRW Provinsi Jawa Barat,”lanjutnya.

Namun untuk Kawasan Bandung Utara (KBU), penataan ruangnya diatur dengan Perda khusus, sehingga kabupaten/kota yang masuk dalam wilayah KBU harus mematuhinya. Jika ada perizinan yang termasuk wewenang kabupaten/kota, RDTR atau RTRW-nya harus sinkron dengan Perda, tidak boleh bertolak belakang. Hal

ini pula yang membuat Nur dan jajarannya berkewajiban menyosialisasikan aturan pada aparat yang ada di seluruh wilayah KBU. Supaya, masyarakat mengetahui dan memahami Perda KBU dan mencegah bencana yang setiap saat siap mengintai. Perda KBU sendiri terdiri dari masalah penataan ruang, koordinasi

penataan ruang dengan kabupaten/kota melalui BKPRD serta pengawasan dan pengendalian Perda KBU. Sebab, KBU termasuk dalam kawasan dengan pengawasan ekstra mengingat fungsinya sebagai resapan air dan perlindungan Bandung dari bencana.

Nur menegaskan, penataan ruang intinya untuk kemaslahatan bersama, supaya tidak menimbulkan bencana. “Masalah yang timbul akibat penataan ruang tidak tepat antara lain banjir, kemacetan dan longsor. Wilayah terdampak banjir dan macet, pusat masalahnya bukan diwilayah tersebut, tapi di hulu dan

hilir kawasan yang terkena banjir dan macet. Untuk membenahinya perlu kerjasama lintas dinas, lintas bidang. Misalnya, untuk penanganan banjir DBMPR kerjasama dengan Pusat Sumber Daya Air (PSDA),” tandasnya.

Sebagai informasi, Bidang Tata Ruang menjadi unsur pembantu

Kepala Dinas dalam menyelenggarakan beberapa tugas dan fungsi. Dipimpin Kepala Bidang, Bidang Tata Ruang bertanggung jawab langsung pada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Kepala Bidang Tata Ruang bertugas dalam perencanaan dan penataan ruang, pendataan dan pemetaan, evaluasi dan pengembangan kota, dan tugas-tugas lain dari Kepala Dinas.

Bidang Tata Ruang terdiri dari tiga seksi, yaitu Seksi Perencanaan, Tata Pemanfaatan Ruang, serta Seksi Pengendalian dan Pengawasan Tata Ruang. Adapun fungsi Bidang

Tata Ruang antara lain merencanakan penataan dan pengembangan kawasan kota sesuai dengan RTRW dan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK). Kedua, Mengkaji dan meneliti RUTRK. Ketiga, melakukan pendataan dan pemetaan tata ruang. Terakhir, melaksanakan evaluasi pemanfaatan tata ruang. (wasu)

Foto. Ist imewa

Page 8: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

8 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

LAP

OR

AN

UTA

MA

Fokus Akreditasi dan Sertifikasi Penguji

Balai Penguj ian Konstruksi

Tahun 2017, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat memiliki bidang kerja tambahan, salah satunya Balai Pengujian Konstruksi (BP

Konstruksi). Tugas pokok BP Konstruksi adalah menjalankan fungsi kebinamargaan di bidang pengujian mutu konstruksi bangunan. Selain itu, BP Konstruksi bertugas melayani dan menyelenggarakan pengujian untuk tanah dan bangunan serta jalan

dan jembatan.

Foto.Nasa

Page 9: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

SiBiMa | Januari-Maret 2017 9

“Dulu, pengujian mutu konstruksi adanya di seksi, namun sekarang sudah menjadi Balai Pengujian Konstruksi. Di bawah BP Konstruksi ini ada dua seksi, yaitu pengujian mutu tanah dan bangunan serta seksi pengujian jalan dan jembatan,” ujar Kepala BP Konstruksi, Imansyah.

BP Konstruksi saat ini masuk dalam struktur balai yang berada di bawah DBMPR Provinsi Jawa Barat secara langsung. Sebagai balai baru, BP Konstruksi sedang menyusun kebutuhan untuk menjalankan sistem pengujian ini. Salah satu fokus Imansyah dan jajarannya adalah mempersiapkan akreditasi dan sertifikasi bagi SDM dan penguji yang ada di BP konstruksi. Untuk itu, BP Konstruksi baru bisa melayani permintaan internal dari balai-balai, karena belum memiliki sertifikasi eksternal. Imansyah berharap, ke depannya balai-balai dapat melakukan pengujian sendiri, karena sudah mendapat arahan dari para penguji di BP Konstruksi. BP Konstruksi sendiri didukung dengan laboratorium dan bangunan yang cukup luas.

“Saya fokus mempersiapkan para penguji untuk mengikuti diklat, agar mendapatkan sertifikasi dan akreditasi, sehingga ke depannya kami bisa menerima permintaan dari eksternal. Mudah-

mudahan di tahun 2018, kami sudah bisa menerima permintaan pengujian konstruksi dari eksternal,” lanjut Irmansyah.

Kualitas SDM penguji di BP Konstruksi sendiri cukup professional dan lulusan dari universitas terbaik di Indonesia. Didukung kualitas laboratorium yang cukup baik, diharapkan BP Konstruksi lebih mumpuni dan memiliki kualitas diatas rata-rata dari balai pengujian lainnya. Saat ini, ada

empat pengujian yang dilaksanakan BP Konstruksi yang berlokasi di Jalan AH. Nasution dan berseberangan dengan Pusat Jalan dan Jembatan (Pusjatan) ini. Empat pengujian tersebut yaitu, pengujian tanah, pengujian bangunan, pengujian jalan dan pengujian jembatan.

Tantangan bagi DBMPR Provinsi Jawa Barat ke depannya, memastikan semua pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan dan dikerjakan balai-balai lain bisa lebih baik dari sebelumnya setelah adanya BP Konstruksi. Pasalnya, inilah salah satu tugas dari BP Konstruksi.

“Minimal, pekerja yang berada di lapangan bisa mengenal produk pekerjaan berkualitas baik dan memenuhi persyaratan teknis

yang telah diatur oleh spesifikasi teknis. Balai pengujian ini harus bisa bersaing dengan pengujian-pengujian lainnya dan harus mampu bersaing untuk melayani permintaan umum,” ungkap Imansyah.

Melihat dari struktur DBMPR Provinsi Jawa Barat, BP Konstruksi memiliki jalur koordinasi yang sama dengan

Balai Pengelolaan Jalan (BPJ) lainnya. Untuk itu, Imansyah berharap BP Konstruksi ini mampu memberikan nilai lebih untuk balai-balai dan pekerjaan yang akan dilakukan, misalnya melakukan sharing dengan balai-balai.

“Untuk kebutuhan internal kami, sudah berjalan dengan lancar. Sementara untuk kebutuhan eksternal, masih terbentur sertifikasi, sehingga kami belum bisa melayani publik,” jelasnya.(Lutfi/DK)

Foto.Lutf i/DK

Page 10: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

10 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

PE

RIS

TIW

A

Tiga Fokus Dinas BMPR Tingkatkan LPI

Rakor dengan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

Menjadikan Jawa Barat yang maju dan sejahtera melalui jaringan

jalan yang mantap, dengan didukung oleh jasa konstruksi yang

profesional, dalam tata ruang yang nyaman dan berkelanjutan.

Itulah visi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR)

Provinsi Jawa Barat tahun 2017 ini. Untuk mewujudkannya, dinas ini menginstruksikan

seluruh jajarannya untuk lebih meningkatkan kinerja dengan SDM

yang berkualitas dan profesional agar menunjang aktivitas

perekonomian masyarakat.

“Pembangunan infrastruktur jalan sebagai bagian dari sistem transportasi, memperlancar arus distribusi barang dan jasa, serta berperan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia,” ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang, M. Guntoro.

Infrastruktur jalan memiliki peran penting bagi terjaminnya pelayanan arus lalu lintas maupun penyebaran logistik di Indonesia. Untuk itu, penyelenggaraan infrastruktur jalan merupakan salah satu indikator terhadap tingkat pelayanan logistik dan daya saing internasional. “Diharapkan dengan meningkatnya kemantapan jalan akan lebih meningkatkan proses distribusi dari satu titik ke titik yang lainnya,”

lanjutnya.Dinas BMPR Provinsi

Jawa Barat menentukan langkah untuk meningkatkan LPI (Logistic Performance Index) terkait infrastruktur jalan di Jawa Barat. “Peringkat LPI memperlihatkan tingkat daya saing suatu negara. Tahun 2016 peringkat LPI Indonesia ke 63 dari 160 negara,” ungkap Guntoro.

Beberapa upaya meningkatkan LPI antara lain, pelebaran jalan untuk meningkatkan kapasitas dan menambah jaringan jalan agar meningkatkan konektivitas menjadi perhatian utama. Selanjutnya, meningkatkan infrastruktur jalan yang berkesinambungan antara jalan Nasional, jalan Provinsi, dan jalan Kabupaten/Kota. Selain itu, melakukan koordinasi intens dengan para pemimpin

daerah terkait, supaya mempermudah pergerakan Dinas BMPR dalam meningkatkan infrastruktur jalan di Jawa Barat.

Potensi dan kontribusi Jawa Barat terhadap Indonesia cukup besar, yang ditandai dengan sebaran pusat kegiatan industri manufaktur dan instalasi vital nasional di wilayah Jawa Barat. Hal ini perlu didukung dengan akses jalan dan penataan ruang yang baik. Permasalahan penanganan jalan yang ada di Jawa Barat khususnya menuju objek-objek vital dan penghubung antara satu daerah dan daerah lainnya menjadi perhatian khusus Dinas BMPR. Hubungan intens antara DBMPR dan dinas terkait terus ditingkatkan untuk memperoleh informasi agar permasalahan dan penanganan akses jalan bisa

menemukan solusi terbaik.“Saat ini akses jalan

menuju objek vital baik penghubung daerah satu dan yang lainnya menjadi perhatian khusus kami. Komunikasi dengan pihak terkait masih intens dilakukan agar ada kesinambungan dalam pemecahan masalah yang ada. Hal ini perlu didukung oleh masyarakat dengan ikut menjaga, merawat dan memelihara jalan yang ada di Jawa Barat untuk kenyamanan bersama,” ujarnya.

Masyarakat bisa ikut berkontribusi terhadap perawatan jalan dengan melaporkan segala hal yang terkait dengan jalan kepada Balai Pengelolaan Jalan (BPJ) yang tersebar di wilayah Jawa Barat. Sisanya, BPJ yang bekerja untuk menuntaskan permasalahan yang ada di

Foto.Nasa

Page 11: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

SiBiMa | Januari-Maret 2017 11

lapangan. Sinergis antara masyarakat dengan Bina Marga dan juga dengan pihak terkait inilah yang harus terus ditingkatkan untuk kenyamanan bersama.

Terkait Penataan Ruang di Jawa Barat,Dinas BMPR berharap bisa menyelenggarakan urusan penataan ruang meliputi aspek perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Selain itu, melakukan pengkajian bahan kebijakan teknis dan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang kawasan.

“Untuk Bidang Penataan Ruang diharapkan bisa memfasilitasi kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja, instansi, dan lembaga di lingkungan pemerintah daerah dan pemerintah Kabupaten/Kota serta pihak lainnya dalam penataan

ruang kawasan,” tambah M. Guntoro.

Kesinambungan dan sinergis juga harus bisa dilaksanakan oleh Dinas BMPR Provinsi Jawa Barat dengan dinas-dinas terkait. Saat ini progress perencanaan tata ruang Kabupaten/Kota tahun 2016 sudah ada yang memasuki tahap persetujuan substansi Gubernur dan sedang dalam proses penetapan Perda. Hal ini menunjukkan bahwa adanya sinergis antara dinas di level provinsi dengan dinas yang ada dibawahnya.

Selanjutnya, Bidang Jasa Konstruksi menjadi perhatian Dinas BMPR dalam menjalankan fungsi pemerintah terkait pembinaan jasa konstruksi di Jawa Barat. Sesuai dengan PP No.30 tahun 2000 tentang pembinaan jasa konstruksi, tidak terbatas pada bidang kebinamargaan

tetapi meliputi seluruh kegiatan jasa konstruksi yang ada. Menampung saran dan masukan terhadap materi-materi yang akan disosialisasikan mengenai perubahan UU jasa konstruksi yang baru, norma dan pedoman penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja jasa konstruksi.

Saat ini Bidang Jasa Konstruksi sedang menyusun program pembangunan masjid raya Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Gedebage Kota Bandung. Kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan dan pembangunan Masjid Raya Provinsi Jawa Barat termasuk manajemen konstruksi, pengawasan berkala pembangunan, serta proses pembangunan Masjid Raya Provinsi Jawa Barat. Selain itu, Bidang Jasa Konstruksi

juga sedang menyusun program pembangunan dan pengembangan destinasi wisata wilayah Jawa Barat.

“Program dan Kegiatan Bidang Jasa Konstruksi Kebinamargaan ini meliputi seluruh kegiatan jasa konstruksi yang ada. Saat ini program pembangunan Masjid Raya Provinsi Jawa Barat dan pengembangan destinasi wisata yang ada di Jawa Barat. Salah satunya perencanaan pembangunan Geotheatre Citatah dan pembebasan lahan akses menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Program-program tersebut sudah masuk kedalam usulan program kegiatan dan paket-paket strategis Bidang Jasa Konstruksi tahun 2018. Semoga semuanya dapat berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan berarti,” tutupnya. (Nasa-Wasu)

Foto.Nasa

Foto.Nasa

Page 12: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

12 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

Foto.Yadi/DK

PE

RIS

TIW

A

Konon dulu sembari menancapkan tongkat di sebuah titik, Daendles berkata, “Zorg, dat als ik terug kom

hier een stad is gebouwd” yang artinya Coba usahakan, bila aku datang kembali, di tempat ini telah dibangun sebuah kota (Daendels, 1810). Titik dimana tongkat itu ditancapkan menjadi titik nol km Bandung. Dan tidak lama setelah itu turunlah sura perintah untuk memindahkan kabupaten Bandung dari Karapyak (Dayeuh kolot) ke Pinggir sungai Cikapundung atau Alun - alun Kotamadya Bandung sekarang ke dekat groote postweg (sekarang menjadi pendopo kota bandung) dan setelah itu membangun Kantor pos yang masih ada hingga saat ini.

Selain tugu titik nol kilometer Bandung, juga terdapat kereta tumbuk (stoom) yang dipergunakan untuk pembangunan jalan. Penempatan kantor bina marga di areal ini, sekiranya juga untuk memperkuat sejarah Dinas Bina Marga jaman Belanda.

Tampilan titik nol kilometer Bandung bersama Taman di Halaman Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang kini sudah mengalami perubahan yang lebih menarik dan indah. Adalah Kepala Dinas Bina Marga

dan Penataan Ruang, Muhammad Guntoro yang mempunyai ide untuk memugar dan menjadikannnya seperti sekarang ini.

Menurut Guntoro keberadaan 0 km itu merupakan tanda dimulai perhitunggan jarak, bukan hanya Jawa Barat tetapi untuk seluruh Pulau Jawa. Untuk itu penampilannya harus kelihatan bagus dan terjaga karena mempunyai sejarah. “Apalagi letak 0 km yang berada di Jl. Asia Afrika yang sudah diketahui seluruh dunia. Masyarakat dari seluruh dunia, khususnya Asia Afrika tahu bahwa Bandung tempat bersejarah merupakan salah satu terciptanya semangat persatuan dan perdamaian dunia,” ujar Guntoro.

Mengenai konsep taman sendiri Guntoro menyebutkan ingin menjadikan suasana kebatinan nyaman dan bersih. Diharapkan suasana taman berpengaruh juga pada pikiran dan perasaan lebih nyaman. yang akhirnya bisa berpengaruh juga dalam melaksanakan kegiatan akan lebih nyaman. “Jika suasana nyaman, bersih, teratur kemudian administrasi bersih dan tata tertib, akan berpengatuh terhadap kinerja yang baik,” ungkapnya. (Nasa-Wasu)

Taman Bikin Pikiran dan Perasaan Nyaman

Titik Nol Kilometer Bandung

yang terletak JL. Asia Afrika No. 79,

tepatnya di halaman Gedung Dinas Bina

Marga dan Penataan Ruang Provinsi

Jawa Barat Dari titik nol kilometer inilah terbentang

jalan panjang Anyer Panarukan.

Page 13: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

SiBiMa | Januari-Maret 2017 13

Foto.Nasa

Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jabar M. Guntoro menjelaskan pada

2017 ini pihaknya akan mengebut proses lelang untuk menangani proses perbaikan fisik jalan di Jabar menjelang lebaran Idul Fitri 2017.

“Hitungan kami, Mei atau Juni baru bisa tandatangan kontrak. Sekarang belum bisa apa-apa,” ujar Guntoro di Gedung Sate, beberapa waktu lalu.

“Tapi kami akan berusaha mengebut proses lelangnya,” tegas Guntoro.

Guntoro mengungkapkan, terdapat beberapa titik ruas jalan di Jabar dengan total sepanjang 2.300 kilometer yang harus diperbaiki. Lokasinya antara lain di jalur tengah, selatan dan utara, yang biasa menjadi

lintasan kendaraan saat musim mudik lebaran Idul Fitri. Namun kerusakan jalan milik provinsi tidak terjadi di seluruh kabupaten kota dan jalur mudik.

Apabila lelang tidak sesuai dengan yang direncanakan, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang akan menggenjot pemeliharaan dengan menambal jalan berlubang. Hampir seluruh ruas jalan menjadi prioritas pemeliharaan Pemprov Jabar baik yang ada di wilayah Utara, Tengah ataupun Selatan Jawa Barat.

“Pokoknya semua harus aman. Semua ditambal-tambal, jangan sampai bolong,” kata Guntoro

Guntoro menjelaskan, pada dasarnya Dinas Bina Marga dan dan Penataan Ruang Jabar tidak memiliki

program khusus Lebaran. Seluruh pemeliharaan, pembangunan, dan peningkatan ruas jalan ditargetkan selambat-lambatnya selesai pada bulan Desember 2017.

Namun, mengingat Lebaran merupakan momentum bagi warga untuk mulih ka udik alias pulang ke kampung halamannya masing-masing, maka pemeliharaan ruas-ruas jalan yang biasa dipakai akan diprioritaskan.

“Program Lebaran, mah, enggak ada. Anggaran sampai Desember. Hanya sifatnya karena dekat Lebaran maka kami prioritaskan. Kewajiban kami tetap Desember,” kata Guntoro.

“Sudah kami sepakati targetnya tidak ada bolong. Mulus dalam artian tidak ada lobang, kalau bergelombang kan masih wajar,” jelasnya. (*)

Kebut Lelang Genjot Pemeliharaan

Page 14: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

14 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

Foto.Nasa

Foto.Nasa

PE

RIS

TIW

A

2018 Kemantapan Jalan Harus 100 PersenJalan merupakan infrastruktur primer untuk mendukung perekonomian dan mobilitas masyarakat. Untuk itu, pengentasan permasalahan kemantapan jalan di Jawa Barat menjadi sangat penting untuk diperhatikan dan diprioritaskan. Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat menjadi ujung tombak yang bertugas mengelola, merawat dan memelihara jalan provinsi di Jawa Barat serta mengantisipasi kerusakan jalan.

Menurut Kepala Dinas Bina Marga Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat,

M. Guntoro, di masyarakat muncul kertidakpercayaan dan pertanyaan mengapa jalan rusak. Ia mengatakan, bisa saja faktor human error dijadikan kambing hitam kerusakan jalan. Jalan rusak pun bisa diakibatkan dari faktor alam, misalnya jalan rusak karena tergenang air hujan atau banjir. Tetap saja, persoalannya bukan hanya drainase yang buruk, tetapi persoalan hulu dan hilir yang terganggu sehingga karena banyak air mengumpul di tengah jalan, sehingga akhirnya rusak.

“Jangan menyalahkan begitu saja, tetapi juga tidak menyerah begitu saja,” ujar Guntoro di Ruang Bima Utama, Kantor DBMPR Jawa Barat.

Ucapan Guntoro ternyata diikuti

tindakan nyata di lingkungan DBMPR Provinsi Jawa Barat dengan melakukan terobosan-terobosan. Semua usaha dan proses sesuai dengan prosedur terkait bidang teknis dan non teknis dilakukan, meskipun kadang-kadang memerlukan waktu.

“Kadang jalan rusak yang dikeluhkan masyarakat bukan hanya jalan provinsi juga jalan kabupaten dan kota,” ujar Guntoro.

Ia mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan Bina Marga Kabupaten atau Kota untuk melakukan penutupan dengan aspal sehingga dengan cara ini bisa meminimalisir keluhan warga. Meskipun keluhan-keluhan masyarakat masih sering sampai di telinganya, tetapi M. Guntoro mengatakan saat ini kemantapan jalan provinsi Jawa Barat

sudah mencapai 98 persen. Kondisi akan terus ditingkatkan hingga 100 persen pada tahun 2018.

Kami diberi target pada 2018 kemantapan jalan bisa mencapai 100 persen, sementara saat ini sudah berada pada 98 persen,” kata Guntoro.

Guntoro mengatakan dengan kondisi jalan yang belum mantap tinggal 2%, dimana ada sejumlah jalan milik provinsi yang berlubang atau rusak. Menurutnya, beberapa ruas jalan provinsi yang belum mantap dan masih berlubang atau rusak diantaranya ada di wilayah Kabupaten Bandung, Kabupaten Kadipaten, dan Kabupaten Sukabumi. Untuk itu, anggaran yang ada menurut Guntoro sudah dialokasikan salah satunya untuk rencana perbaikan jalan pada 2017 ini. (*)

Page 15: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

SiBiMa | Januari-Maret 2017 15

Foto. Ist imewa

Demi menghubungkan ke proyek-proyek strategis yang sedang dikembangkan di Provinsi Jawa

Barat, empat jalan Tol baru akan dibangun dan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat siap mengawalnya.

Empat jalan tol baru yakni ruas menuju Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, kemudian menuju Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, menuju kawasan Geopark Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, dan Jalan Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas). Jalan tol penghubung ke Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, akan dibangun sepanjang 20 kilometer dan merupakan persimpangan (interchange) dari Tol Cipali menuju Patimban, Subang.

Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Jawa Barat M Guntoro mengatakan, rencana pembangunan empat jalan tol yang dimasukkan bersama 14 jalan tol lama yang ada di Jabar sudah diajukan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai proyek strategis pembangunan nasional. Di luar rencana pembangunan Jalan Tol Jagoratu yang masih jauh, Guntoro memastikan Kementerian PUPR akan

menyetujui Tol Subang-Patimban, Tol BIJB Kertajati dan Tol Cigatas, khusus Jalan Tol Cigatas karena pada 2016 lalu tidak masuk dalam agenda pembangunan maka tahun ini diharapkan pemerintah memberikan perhatian serius.

“Jadi jalan tol tersebut diusulkan untuk dipilah oleh pemerintah pusat agar masuk dalam jaringan tol strategis nasional. Yang penting masuk dulu, supaya dibahas. Pada awalnya Tol Cigatas tidak masuk dalam jaringan tol strategis nasional, padahal sudah ada proses,” ujarnya.

Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat pada tahun ini, sudah mengajukan pra amdal pada Dinas Lingkungan Hidup Jabar untuk mengetahui kelayakan tol tersebut dari sisi lingkungan. Menurut dia, amdal tersebut nantinya akan melengkapi hasil studi kelayakan yang sudah menentukan trase tol tersebut.

“Alhamdulillah, respon Kementerian bagus, kita berharap segera ada realisasi,” ujarnya.

“Pemprov merancang ada persimpangan dari Tol Cipali menuju Kertajati yang akan dibangun sepanjang tujuh kilometer. Lalu jalan tol menuju Bandara Internasional

Jawa Barat yang berada di wilayah Kertajati dan Majalengka,” ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) di Gedung Sate Bandung belum lama ini.

Sedangkan untuk Tol Jagorawi-Pelabuhanratu akan dibangun sepanjang 50 kilometer dan sebagai bagian pengembangan pariwisata Geopark Ciletuh yang juga tersambung dengan Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi). Dengan tol ini, diyakininya akses menuju kawasan Geopark Ciletuh akan lebih cepat dan sektor pariwisata tersebut bisa semakin menarik bagi wisatawan. Sementara itu, rencana pembangunan Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya akan membantu mengurai kemacetan di kawasan Jabar Selatan, seperti di Nagreg dan tanjakan Gentong yang kerap kali dilanda kemacetan parah saat Hari Besar Keagamaan atau libur panjang.

“Kemudian kalau untuk Tol Bocimi kan sedang dilakukan. 2017 Ciawi ke Lido, Bogor, akan selesai. Dari Lido nanti ada belokan ke arah Pelabuhanratu. Itulah Jagoratu,” tambah Aher. (*)

Siap Kawal Pembangunan Tol Baru

Page 16: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

16 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

ADA yang berbeda di tugu titik 0 kilometer Bandung yang terletak di depan Kantor Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat.Tugu telah dipugar dan ditambahkan empat patung dada sejak Desember 2016.

Pertama Ir Soekarno kedua Mas Soetardjo Kartohadikusumo yang merupakan gubernur pertama Jawa Barat. Dua lainnya Gubernur Hindia Belanda, HW Daendels dan terakhir RA Wiranatakusumah II yang merupakan Bupati Kabupaten Bandung ke-6.

EMPAT PATUNG DI TUGU 0 KILOMETER

KEPALA Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, M. Guntoro melantik beberapa pegawai yang mendapat promosi menjadi pejabat di lingkungan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat. Guntoro berpesan pada para pejabat baru ini untuk terus meningkatkan etos kerja dan pelayanan pada masyarakat.

TINGKATKAN ETOS KERJA DAN PELAYANAN

Foto.Wasu/DK

Foto.Wasu/DK

Page 17: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

SiBiMa | Januari-Maret 2017 17

Foto.Nasa

Foto.Nasa

PERUBAHAN Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat menjadi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi

Jawa Barat berdampak pada perubahan Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK). Artinya susunan organisasi Dharma

Wanita Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat yang dipimpin Ny. Tien Guntoro juga ada perubahan.

Perubahan ini ditandai dengan foto bersama di depan wajah baru kantor Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi

Jawa Barat (Nasa)

KUNJUNGAN MENAMBAH WAWASAN

WAJAH BARU DHARMA WANITA

DINAS BMPR PROVINSI JAWA BARAT

IBU-IBU yang tergabung di pengajian Dharma Wanita Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat melakukan kunjungan ke salah satu pabrik keramik di Bogor. Kunjungan yang dipimpin Ny. Tien Guntoro ini bertujuan untuk menambah wawasan para ibu mengenai pembuatan keramik yang selama ini hanya diketahui setelah menjadi alas rumah. Rasanya tak lengkap jika berkunjung ke suatu daerah pulang tanpa oleh-oleh khas daerah tersebut. (Nasa)

Page 18: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

18 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

Foto. Ist imewa

PE

RIS

TIW

A

Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat menyatakan selama

tahun 2017 akan fokus pada pembangunan jalan akses Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kabupaten Majalengka dan jalan menuju Kawasan Geopark Ciletuh,

Kabupaten Sukabumi. Akses jalan menuju BIJB sebelumnya sudah dikerjakan

sepanjang 35 kilometer, tinggal menambah sisa ruas yang belum dibangun.

“Pembangunan akses menuju BIJB yang melalui wilayah Kertajati itu sudah memasuki tahap pelebaran jalan, sedangkan untuk yang di Geopark Ciletuh termasuk kedalam rancangan rencana jalan baru. Untuk pelebaran akses jalan ke BIJB sepanjang 48 kilometer. Pada tahun 2016 sudah 35 kilometer jalan yang dilebarkan sehingga sisanya tinggal 13 km lagi,” ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat M Guntoro di Gedung Sate Bandung, baru-baru ini.

Guntoro menuturkan untuk jalan menuju Kawasan Geopark Ciletuh, Pemprov Jawa Barat akan membangun ruas jalan sepanjang 33 kilometer dan akses jalan ini dimulai dari Loji, Bagbagan, Cibutun, Balewer Puncakdarma Palangpang dan Panenjoan Kabupaten Sukabumi Jawa

Barat. Pembangunan jalan tersebut diprioritaskan untuk mempermudah akses Geopark Ciletuh Sukabumi yang membentang sepanjang pantai sebagai penunjang pariwisata yang tengah gencar dikembangkan Jabar.

“Pemprov Jabar sendiri mengalokasikan anggaran Rp 200 miliar dari APBD 2017. Selain dua prioritas tersebut, perbaikan dan pembangunan jalan akan dilakukan di daerah lainnya seperti Leles Kabupaten Garut, Sukamukti Kabupaten Bandung, juga Singaparna Tasikmalaya,” tambah Guntoro.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menargetkan pembangunan jalan yang membentang dari Loji di Palabuhanratu hingga Pantai Palangpang di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, yang menjadi

pusat Geopark Ciletuh selesai akhir 2017. Jalan yang menelan biaya Rp200 miliar ini bisa menghemat waktu hingga 2,5 jam. Bila melalui jalur lama, biasanya wisatawan yang akan ke Geopark Ciletuh melalui Palabuhan Ratu harus menempuh waktu tiga jam, dengan jalan baru ini nanti perjalanan bisa ditempuh hanya dalam waktu setengah jam.

“Kami menargetkan pembangunan akses jalan yang menuju Geopark Ciletuh akan rampung di tahun 2017 ini. Pembangunan akses menuju Ciletuh akan mempersingkat waktu tempuh melalui Pelabuhanratu yang biasanya memakan waktu 2,5 jam diprediksi akan menjadi setengah jam saja. Dengan ini akan lebih meningkatkan sector pariwisata menuju Ciletuh,” ujar Ahmad Heryawan. (*)

Fokus Akses Ke BIJB dan Ciletuh

Page 19: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

SiBiMa | Januari-Maret 2017 19

Foto. Ist imewa

Kamis (13/4/2017) malam pukul 23.00 WIB Jembatan Cipamingkis di Jalan Transyogi Cibubur-

Cianjur, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, ambruk akibat arus air sungai yang deras, sehingga mengikis salah satu tiang penyangga jembatan bagian tengah.

Jembatan yang menghubungkan kawasan Jonggol-Cariu menurut Kepala Dinas Bina Marga dan dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, Guntoro awalnya sempat akan dibuatkan jembatan bailey. Namun karena bentangan antar tepi sungai terlalu lebar tidak memungkinkan.

”Kemarin muncul gagasan bailey, namun setelah kami kaji ternyata itu tidak mungkin. Bentang jembatan yang mencapai 90 meter terlalu panjang. Jadi penanganan akan fokus pada pilar dan girdernya,” kata dia.

Sementara anggaran yang dipergunakan untuk perbaikan Jembatan Cipamingkis Bogor sudah tersedia di APBD Jawa Barat. ”Di anggaran murni sudah stand by dana perbaikan Jembatan Cipamingkis, sekira Rp 7 miliar,” kata Guntoro menambahkan.

Perbaikan Jembatan Cipamingkis di Kampung Jagaita, Jalan Transyogi Jonggol-Cariu, Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor yang tiangnya bergeser rencananya meniru Jembatan Cisomang yang bergeser lantaran tiangnya amblas dan perbaikan jembatan diharapkan bisa tuntas dalam tiga bulan.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang sempat meninjau langsung kondisi Jembatan Cipamingkis, meminta perbaikan jalan itu dilakukan secepatnya karena jalan

Cariu-Jonggol itu bukan lagi jalan alternatif warga tapi sudah jadi jalan utama.

”Saya minta segera ditangani, perihal anggaran rasanya tidak ada masalah,” ungkapnya juga.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dedi Taufik mengatakan angkutan berat dilarang melintasi jalur alternatif rekayasa lalu lintas untuk menghindari Jembatan Cipamingkis di Kampung Jagaita Desa Jonggol Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor yang terpus.

”Dari hasil survei di lapangan tidak memungkinkan kendaraan berat melintas di sana,” ujarnya.

Sementara untuk rekayasa lalu lintas akan bekerja sama dengan Polda Jawa Barat untuk mengatur kendaraan agar tetap bisa melintas dari Bogor menuju Cianjur atau sebaliknya. (*)

Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat menyatakan selama

tahun 2017 akan fokus pada pembangunan jalan akses Bandara Internasional Jawa Barat

(BIJB), Kabupaten Majalengka dan jalan menuju Kawasan Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi.

Akses jalan menuju BIJB sebelumnya sudah dikerjakan sepanjang 35 kilometer, tinggal

menambah sisa ruas yang belum dibangun.

Penanganan Jembatan Cipamingkis

Fokus Pada Pilar dan Girder

Page 20: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

20 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

PEMANFAATAN KBU HARUS SESUAI HUKUM

SOSIALISASI PERDA NO 2 TAHUN 2016

PE

RIS

TIW

A

Kawasan Bandung Utara (KBU) yang sejuk dan memiliki pemandangan indah selalu menjadi perhatian dan rebutan. Banyak orang atau perusahaan berlomba-lomba membangun hunian atau kantor di KBU. Padahal, kawasan seluas 38.543 hektare ini adalah daerah resapan air untuk menyuplai air tanah ke wilayah Cekungan Bandung.

Kondisi kerusakan alam di KBU pun disikapi serius oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah kota dan kabupaten yang berada di wilayah KBU. Pihak-pihak yang berwenang harus segera melakukan koordinasi menjalankan amanat Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengendalian KBU sebagai Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat.

Untuk itu, Dinas Bina

Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat menggelar Sosialisasi Perda Nomor 2 Tahun 2016, Rabu (12/4) di Ruang Bina Utama, Kantor Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti 150 peserta berasal dari OPD terkait, 21 kecamatan dan 109 kelurahan/desa di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Kepala Dinas BMPR Provinsi Jawa Barat, M.

Guntoro yang diwakili Kepala Bidang Penataan Ruang, Muhamad Nur Kuswandana menyatakan, kegiatan ini untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagaimana diamanatkan Perda No 2 tahun 2016 tentang Pedoman pengendalian KBU sebagai Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat. “Dalam rangka menjaga kelestarian

lingkungan, sebagaimana diamanatkan dalam Perda No 2 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengendalian KBU sebagai Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat. Maka pada hari ini kita melakukan sosialisasi perda tersebut,” ungkapnya.

Sosialisasi ini penting dilakukan karena banyak sekali hal-hal yang

Foto.Wasu/DK

Foto.Wasu/DK

Page 21: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

SiBiMa | Januari-Maret 2017 21

perlu dipahami oleh masyarakat, aparatur pemerintah, pengembang dan stakeholder lainnya. “Perda ini ditujukan untuk keamanan, kemaslahatan dan perbaikan kondisi Kota Bandung dan Utara Kota Bandung karena beberapa isu yang kita hadapi yaitu banjir, macet dan bencana yang berhubungan dengan masalah lingkungan,” jelas Nur.

KBU memang sangat menarik bagi investor dan Provinsi Jawa Barat sangat mendukung investasi. “Tetapi yang ingin membangun harus melalui prosedur yang legal, tahapan-tahapan proses perijinan perlu diikuti. Investasi kami dukung tapi jangan sampai menimbulkan masalah yang lebih besar yaitu masalah lingkungan,” lanjutnya.

Sebagai pembicara pertama, Nur menegaskan bahwa Perda No 2 bersifat lebih ketat dan mengikat karena telah disesuaikan dengan kondisi terkini dan permasalahan yang dihadapi dalam pengendalian KBU. Dalam Perda No 2 ini disusun arahan zonasi dengan pertimbangan utama pada aspek mitigasi bencana. Sementara sebagai salah satu upaya percepatan pemulihan, rehabilitasi dan konservasi KBU, Perda No 2 mengatur penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Abadi untuk menciptakan keseimbangan antara lingkungan alam dan binaan untuk kepentingan masyarakat. RTH Abadi, dalam teknis pembuatannya akan dibuat dalam beberapa zona. Dari sisi kondisi wilayah, RTH Abadi dibuat di wilayah dengan ketinggian 1.000 meter persegi.

RTH Abadi di KBU, akan dibuat di zona L1 dan L2. Untuk zona L1, zona yang dibuat merupakan zona konservasi atau lindung utama, yang meliputi kawasan lindung,

kawasan hutan lindung, hutan konservasi, Taman Hutan Raya Juanda, TWA Tangkuban Parahu, Cagar Alam Tangkuban Parahu, kawasan Observatorium Boscha, koridor 250 meter kiri kanan Sesar Lembang, Kawasan rawan bencana III Gunung Tangkuban Parahu, sempadan sungai dan situ, radius 50 meter dari mata air, serta lahan dengan kelerengan 40% atau lebih.

Sementara untuk zona

L2, menurut Nur dibuat untuk beberapa lokasi yaitu kawasan hutan masyarakat, kawasan rawan bencana I dan II Gunung Tangkuban Parahu serta kawasan pedesaan dengan fungsi resapan air tinggi. Zona B1, pemanfaatan pedesaan, Zona B2, yakni pemanfaatan perkotaan, Zona B3 pemanfaatan terbatas pedesaan, Zona B4, yakni pemanfaatan terbatas perkotaan, dan Zona B5 pemanfaatan sangat terbatas perkotaan.

Perda KBU ini juga mengatur soal larangan (Pasal 62) dan sanksi. Untuk larangan meliputi, kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai tata ruang. Seperti mendirikan bangunan tanpa izin, mengganggu dan mengubah fungsi kawasan lindung melakukan alih

fungsi, melakukan kegiatan pertambangan, melakukan perusakan dan pencemaran lingkungan, merubah RTH Abadi, dan pengambilan air tanah untuk keperluan komersil.

Untuk itu, setiap pejabat dilarang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Perda No 2 Tahun 2016. Bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi administratif, sangksi

pidana dan akumulasi sanksi.Sementara itu, Bidang

Insos BPMPT dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Jawa Barat, Kusmawan mengatakan, untuk izin dan rekomendasi (pasal 54-56) dikatakan, setiap orang yang akan melakukan pemanfaatan ruang KBU Wajib memperoleh rekomendasi gubernur dan izin pemanfaatan ruang dari bupati/ walikota. “Bila Bupati/Walikota menerbitkan izin pemanfaatan ruang di KBU tidak berdasarkan rekomendasi Gubernur, maka keputusan izin dinyatakan batal demi hukum,” katanya.

Kusmawan menjelaskan, pelayanan perizinan untuk KBU masuk dalam layanan penataan ruang. Yakni,

satu izin yaitu izin lokasi dan empat non izin, untuk Rekomendasi Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara; Rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan Berfungsi Khusus; Rekomendasi Izin Lokasi Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap bangun (Lisiba) Lintas Kabupaten/ Kota; Pertimbangan dan Usulan Pencabutan dan Pembatalan Surat Keputusan Izin Lokasi.

Kusmawan melanjutkan, persyaratan perizinan rekomendasi pemanfaatan ruang KBU dibagi 3. Pertama, IMB-1, izin pembangunan pada lahan kosong/renovasi. Kedua, IMB-2, pada lahan sudah terbangun. Terakhir, IMB-3 adalah Alih Fungsi/Alih Nama Tanpa Pembangunan. “Masing-masing IMB ada beberapa persyaratan yang harus dilengkapi. Bila persyaratan lengkap, 30 hari kemudian rekomendasi akan keluar,” ujar Kusmawan.

Rekomendasi keluar setelah dilakukan kajian teknis bila Bupati/Wali Kota menerbitkan izin pemanfaatan ruang di KBU tidak berdasarkan rekomendasi Gubernur, maka keputusan izin dinyatakan batal demi hukum. (Wasu)

Foto.Wasu/DK

Page 22: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

22 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

PE

RIS

TIW

A

Bertransformasi menjadi Dinas

Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi

Jawa Barat, dinas ini memiliki Bidang Jasa

Konstruksi. Lebih membanggakan, bidang ini sudah mendapat tugas

penting, yakni menyusun program

pembangunan Mesjid Raya Provinsi Jawa

Barat yang berlokasi di Gedebage, Kota

Bandung.

Hal ini disampaikan Kepala BP Konstruksi, Barmansjah Bursjah dalam paparan rencana kerja

pembangunan Masjid Raya Provinsi Jawa Barat dihadapan pejabat Kejaksaaan Tinggi Jawa Barat di ruang Bima Utama.

Penyusunan program pembangunan ini meliputi perencanaan dan pembangunan Masjid Raya Provinsi Jawa Barat termasuk manajemen konstruksi, pengawasan berkala pembangunan, dan juga Pembangunan Masjid Raya Provinsi Jawa Barat. Masjid Raya ini pada perencanaan kedepan berada dalam kawasan kota teknopolis. Terdapat beberapa fasilitas lingkungan di dalam site yang menunjang aktifitas ibadah dan rekreasi Islami, seperti kolam yang berfungsi sebagai penampung air dan retensi, area parkir mobil berkapasitas hingga 630 mobil, parkir motor berkapasitas hingga 246 roda dua, parkir bis kapasitas 10 kendaraan, dan parkir sepeda dengan kapasitas 99 unit, yang tersebar ditiap sudut area site. “Pada sisi utara site terdapat wetland yang digunakan sebagai taman air, dan berfungsi juga sebagai penjernihan air

secara alami yang masuk dari sungai Cinambo,” ujar Barmansjah.

Bangunan Masjid Raya ini akan didominasi oleh panel kaca berwarna warni dengan motif islami yang tersusun saling tindih yang menyerupai sisik ikan bila dipandang dari udara, dan kanopi dengan bahan metal dengan ornamen tusuk sate pada penangkal petir di puncaknya. Massa bangunan masjid pun dilengkapi empat minaret yang merupakan simbol peradaban Islam dengan ketinggian 99 meter yang terkesan tembus dari air.

Terdapat dua gerbang menuju masjid yang dicapai melalui jembatan dengan air mancur pada kolam reflektif dengan jumlah pancuran air sebanyak sembilan puluh sembilan yang melambangkan asmaul husna. Plaza masjid dapat digunakan sebagai tempat sholat outdoor dengan kapasitas 16.363 jamaah dan dapat digunakan untuk kegiatan manasik haji. Pada sisi barat terdapat plaza pandang yang digunakan sebagai pusat titik kumpul untuk kegiatan rekreasi. Plaza ini juga salah satu tempat untuk mendapatkan

BANGUN MESJID RAYA JABARTUGAS PERTAMA BIDANG JASA KONSTRUKSI

Page 23: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

Foto.NasaSiBiMa | Januari-Maret 2017 23

pemandangan lingkungan kawasan yang sangat baik bila memandang dari plaza ke arah masjid. “Pemandangan dari arah barat ini akan mendapatkan efek bayangan (reflective) bangunan masjid yang bagus dan indah pada saat matahari terbit (sunrise),” jelas Barmansjah.

Area lantai dasar diperuntukan untuk area pameran tetap (ma’rodh) Nabi Muhammad SAW. Dengan akses langsung dari koridor plaza sehingga pengunjung non-muslim pun bisa masuk ke area tersebut. Selanjutnya area lantai 1 diperuntukan untuk jamaah laki-laki (ikhwan)

Dengan akses langsung dari plaza dan foyer juga bisa menggunakan lift (elevator) dan escalator langsung dari lantai dasar dan area wudhu. “Area lantai mezzanine diperuntukan untuk jamaah wanita (akhwat). Dengan akses menggunakan lift (elevator) dan escalator langsung dari lantai dasar, area wudhu dan lantai 1,” ulas Barmansjah.

Masjid Raya Provinsi Jawa Barat bernama Al - Jabbar ini akan memiliki luas ruang area dalam masjid lantai dasar termasuk ma’rodh 11.238.20 m2, lantai 1 seluas 8.329.00 m2 dan lantai mezzanine 2.232.00 m2. Untuk selasar penghubung (koridor) seluas 4.238.60 m2, selasar (terbuka depan masjid) seluas 2.539.00 m2, reflective pond seluas

5.489.00 m2 dan plaza masjid seluas 5.163.00 m2. Untuk kapasitas masjid sendiri, ruang sholat lantai 1 sebanyak 9.822 orang, ruang sholat lantai Mezzanine 3.188 orang, selasar 3.627 orang dan plaza 16.363 orang. “Untuk biaya fisik konstruksi pembangunan masjid ini diperkirakan Rp. 913.874.490.000,- sudah termasuk PPN,” jelas Barmansjah.

Pekerjaan tahap 1 dengan perkiraan anggaran Rp.511 Milyar peruntukan bagi perbaikan tanah untuk area konstruksi, struktur bawah area bangunan utama masjid, struktur lantai dasar & finishing ruang wudhu, struktur & finishing lantai lantai 1, struktur lantai mezanine, struktur rangka utama atap pipa baja dan pekerjaan façade.

Lingkup Pekerjaan Fisik Konstruksi Masjid dengan Nilai Rp 511 Milyar meliputi 3 pekerjaan kontruksi. Pertama, struktur meliputi Struktur Bawah (Pondasi Borepile, T-Beam, Pile Cap Area Masjid, Plat lantai);

Struktur Atas (Balok, Kolom, Share Wall Lantai Dasar, Lantai 1 dan Lantai Mezzanine Masjid); Struktur Atap/ Kubah rangka pipa baja. Kedua, Arsitektur untuk pekerjaan kontruksi meliputi lantai dasar, pasangan dinding Masjid (Finishing Plester, Aci dan Cat), Pintu dan Jendela Lantai, Dinding Area Toilet dan Tempat Wudhu, Pintu P8 (Koridor Maradh), PJ1, (area Penunjang Masjid), Pintu P1 (Engineering Office), dan P2a (GWT dan Genset), Pintu P2 (Gudang, Trafo), P5 (Janitor dan Gudang), P7 (Pintu Shaft) dan Sanitair.

Untuk Lantai 1 berupa Finishing lantai marmer ruang utama shalat (Vol.total 6.658,65 m2) dikerjakan 3.329,33 m2, pasangan dinding Masjid (Finishing Plester, Aci dan Cat), pintu dan jendela, pintu P8 (Entrance Masjid), P3 (Audio), P5 (Janitor dan Gudang), P7 (Pintu Shaft), Jendela J1 (R. Sholat).

Kemudian Atap meliputi pembuatan kanopi kubah (mahkota)/atap masjid (termasuk rangka) penutup

atap kubah utama (termasuk Kaca+ rangka+Asesories) Vol.Total 19.043,2 m2 terdiri dari kaca kubah berwarna 7.436,8 m2 (dikerjakan 7.436,8 m2), kaca kubah polos 11.606,4 m2 (dikerjakan Tahap I seluas 10.148,4 m2).

Untuk lantai dasar pekerjaan AC dan Ventilasi Mekanik meliputi Exhause fan termasuk Ducting (tidak

seluruhnya) dan instalasi kabel power; pekerjaan Plumbing (Pompa Transfer, Pompa Booster, Rooftank Air Bersih); pekerjaan WTP (Water Treathment Plant) Filter Pump, Filter, Iron Remover, Karbon Filter, Unit Control Panel, Doosing Pump, Deep Well (1 Unit), Instalasi Air Bersih, Instalasi Air Kotor dan Air Bekas, Pompa Hidrant, Jokey Pump, dan Instalasi Kabel Power Kompa.

Pembangunan Lantai dasar terdiri dari reservoir Air Bersih & Instalasi, lantai 1 (Instalasi Air Bersih, Instalasi Air Kotor); Lantai Mezzanine (Instalasi Air Bersih dan Instalasi Air Kotor).

Atap Talang Air Hujan Siphonic, pekerjaan elektrikal : Listrik, Penangkal Petir, Penerangan dalam dan luar, Fire Alarm dan Biaya Penyambungan Daya Listrik Berdasarkan Jumlah Daya yang terpakai. Menurut Barman, dengan anggaran dana Rp. 511 Milyar ada beberapa pekerjaan yang belum tercakup, baik untuk struktur, arsitektur maupun MEP. (Nasa-Wasu)

Foto.Nasa

Page 24: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

Foto. Ist imewa

24 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

PE

RIS

TIW

A

Menurut Guntoro, sertifikasi ini untuk pertama kalinya dilaksanakan. “Untuk Jawa

Barat yang memiliki 27 kabupten/kota, mungkin angka ini bukan apa-apa. Tapi, kami coba dulu, seperti kepada pengawas lapangan, pekerja dan perencana,” ungkapnya.

Guntoro melanjutkan, sertifikasi ini untuk meningkatkan standar kemampuan dan keahlian tenaga kerja konstruksi di Jawa Barat. Sebab, pengetahuan tentang teknik konstruksi terus berkembang, seiring

perkembangan pembangunan di lapangan.

Sementara Ketua LPJK Jawa Barat, Eman Sulaeman mengataan, sertifikasi ini bermanfaat untuk standarisasi keahlian bidang konstruksi. “Kami sudah membuat MoU dengan sejumlah perguruan tinggi untuk pelaksanaan sertifikasi, diantaranya dengan ITenas, ITB, dan Unpar. Rencana selanjutnya dengan Universitas Maranatha. Jadi, selain mendapat ijazah setelah lulus, dilampiri juga ijazah keterampilan atau keahlian khusus,” ujar Eman.

Menurut Eman, masih banyak pekerja konstruksi di Jabar yang belum memiliki sertifikasi. Pihaknya menawarkan kerja sama terlebih dulu kepada pekerja pemerintahan dan lulusan perguruan tinggi. Setelah itu, pihaknya membuat MoU sertifikasi serupa dengan pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat.

“Sertifikasi tidak selalu mahal, bahkan kami bisa beri subsidi. Dengan sertifikasi, pekerja lokal bisa bersaing dengan pekerja lain dari luar negeri. (net)

Untuk mampu memenuhi permintaan pengujian eksternal Balai Pengujian Konstruksi (BP Konstruksi), Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat, melakukan sertifikasi bagi 800 tenaga kerja konstruksi di Jawa Barat. Kegiatan ini bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan jasa Konstruksi (LPJK) dan Himpunan Ahli Teknik Konstruksi Indonesia (HATKI). Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) sertifikasi ini dilakukan Kepala DBMPR Provinsi Jawa Barat, M. Guntoro bersama LPJK dan HATKI di kantor DBMPR, Kamis (9/3).

SERTIFIKASI PEKERJA

KONSTRUKSI

Page 25: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

Foto. Ist imewa

SiBiMa | Januari-Maret 2017 25

Mengawal Kenyamanan Pemudik

Selain menghadapi cuaca ekstrim, akses menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)

juga menjadi prioritas utama dari BPJ VI. Wilayah Kadipaten dan Jatibarang menjadi salah satu akses menuju BIJB. Saat ini jalur non-tol sudah memasuki tahap pembebasan lahan dan di tahun 2018 masuk kepada tahap pembangunan akses non-tol.

“Saat ini sudah dapat dideteksi wilayah yang menjadi rawan bencana di wilayah BPJ VI. Di 9 titik rawan bencana itu sudah bisa kita antisipasi. Daerah Cikijing dan Majalengka termasuk wilayah rawan bencana karena teritorinya berada di wilayah perbukitan dan titik-titik longsor kebanyakan berada di wilayah itu. Selain wilayah rawan bencana, akses menuju BIJB dan persiapan dalam menyambut arus mudik menjadi perhatian kita. Jembatan Monjot yang kemarin ambles pun sudah dilakukan penanganan sehingga jalur tersebut sudah aman untuk dilalui pemudik tahun ini,” ungkap Aseng Supriatna, ST., M.Si, Kepala BPJ VI.

Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang menerapkan sistem kemandoran, sehingga setiap mandor mempunyai tugas untuk mengawasi dan memperbaiki jalan-jalan yang rusak untuk kemudian bekerja sama dengan petugas yang berada di jalan. Apabila terjadi kasus bencana alam, BPJ VI

sudah mempersiapkan alat berat untuk membantu yang berada di lapangan dan sudah disiapkan di beberapa wilayah yang rawan bencana. Yang menjadi fokus pekerjaan BPJ VI saat ini adalah mempersiapkan jalur mudik karena diprediksi arus mudik tahun ini berada di musim hujan.

“Tantangan yang sangat mendesak sekali menghadapi arus mudik. Kerusakan Jalan pada umumnya mengalami lubang karena musim hujan masih terus mengguyur wilayah dan lubang di Jalan pasti akan terus terjadi. Menghadapi arus mudik kita instruksikan untuk terus mengontrol dan mengawasi Jalan agar saat memasuki musim mudik nanti tidak terganggu dengan adanya

lubang dijalan. Ditambah kita sudah mempersiapkan tim dan alat berat yang ditempatkan di wilayah-wilayah yang menjadi rawan bencana. Instruksi khusus diberikan untuk cepat tanggap terhadap respon laporan masyarakat apabila terjadi bencana demi kelancaran arus lalu lintas para pemudik,” tambah Aseng.

Balai VI ini meliputi wilayah Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon. Di balai ini ada 3 SUP (Sub Unit Pelaksanaan) yang terletak di Indramayu, Majalengka, dan Cirebon. Total pekerja ada 360 orang, 35 orang mandor, pegawai PNS ada sekitar 95 orang. (Lutfi/DK)

Tantangan di tahun 2017 ini bagi BPJ VI berkaitan dengan cuaca ekstrim khususnya yang berada di wilayah timur. Terdapat 9 titik rawan bencana yang berada di wilayah BPJ VI termasuk wilayah Cikijing dan Majalengka yang termasuk kedalam wilayah rawan longsor.

GA

RD

A

Page 26: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

Foto.Wasu/DK

26 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

PR

OFI

L

Untuk memudahkan dalam pelaksanaan dan pengawasan, maka BPJ VI dibantu oleh

ada 3 SUP (Sub Unit Pengelolaan) yang ditempatkan di sekitar daerah Kabupaten/Kota Indramayu, Majalengka, dan Cirebon yang dipimpin oleh KSUP yang memiliki mitra para Pengamat, Mandor dan Pekerja.

Untuk pemeliharaan setiap ruas jalan, menurut Aseng di Bina Marga ini menggunakan sistem kemandoran sehingga setiap saat mandor memantau kondisi jalan terutama yang rawan longsor, Jika diperlukan, maka alat berat pun akan turun membantu yang berada di lapangan yang sudah disiapkan di daerah-daerah tertentu. “Untuk mobilisasi alat, wilayah BPJ VI sudah membentuk tim untuk mobilisasi alat, ada workshop juga, dan beberapa lokasi lainnya untuk menyimpan alat berat,” ujar Aseng Supriatna yang masuk menjadi PNS tahun 1991 di kementrian PUPR, kemudian pindah ke Timor Timur hingga tahun 1999.

Untuk jumlah pekerja di BPJ VI saat ini total pekerja ada 360 orang, 35 orang mandor, pegawai PNS di kantor sekitar 96 orang.

Ada beberapa tantangan di tahun pertamannya memimpin BPJ VI antara lain cuaca ekstrim yang bisa mendatangkan bencana, mendukung akses jalan ke BIJB dan arus mudik.

Berkaitan dengan cuaca ekstrim khususnya yang berada di wilayah timur Jawa Barat, menurut Aseng yang menjadi perhatian dan fokus dari BPJ VI adalah wilayah Cikijing - Majalengka dan Talaga rusak karena masuk ke wilayah rawan longsor. “Ada 9 titik yang terdeteksi merupakan daerah rawan longsor. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi BPJ VI apalagi mengingat curah hujan yang masih tinggi. Untuk itu kami sudah mengantisipasi daerah yang rawan longsor, namun karena cuaca dan hujan longsor masih terjadi berulang kali,” ujar Aseng.

Sebelumnya, Aseng menjadi Pimpro Penanganan Jalan tahun 2000 usai bertugas di Timor Timur. Selanjutnya, Aseng menjadi Kepala SUP sampai tahun 2009. Tahun 2010, ia pindah ke SKPD - TP dengan posisi terakhir sebagai Kepala Seksi Pemelihraan dan Penanganan Bencana.

BPJ VI saat ini sedang mendukung program pemerintah dalam mempersiapkan akses jalan menuju BIJB (Bandara Internasional Jawa barat) yang di wilayah BPJ VII tepatnya ruas Kadipaten - Jatibarang. “Wilayah Kadipaten - Jatibarang termasuk ke dalam wilayah jalan provinsi akses non-tol yang menuju ke BIJB sehingga BPJ VI siap mendukung program pemerintah dalam akses jalan dan jembatan. Saat ini sudah masuk dalam tahap pembebasan lahan, yang akan dilanjutkan dalam

proses pembangunan akses non-tol dari wilayah Kadipaten dan Jatibarang,” ujar Aseng.

Tantangan ketiga yang mendesak dan setiap tahun adalah menghadapi arus mudik - balik dimana target minimal adalah tidak ada jalan berlubang. Kerusakan jalan pada umumnya mengalami lubang karena fondasinya penuh air hujan. Apalagi sekarang hujan masih terus mengguyur wilayah dan lubang di jalan pasti akan terus terjadi. “Menghadapi arus mudik BPJ VI menginstruksikan untuk terus mengontrol, mengawasi dan melaksanakan pemeliharaan jalan. Agar saat memasuki musim mudik nanti tidak terganggu dengan adanya lubang di jalan,” jelas Aseng.

Meskipun banyak tantangan dan mungkin juga hambatan yang dirasakan oleh seluruh jajaran di wilayah BPJ VI. Seperti banyak titik rawan bencana jalan longsor, sehingga harus selalu waspada siap mengantispasinya. Kondisi tersebut menurut Aseng jangan dijadikan sebagai hambatan untuk terus memberikan pelayanan bahkan harus meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat apalagi dalam menghadapi arus mudik. “Pokoknya untuk menghadapi aktivitas apapun termasuk mudik lebaran, seluruh ruas jalan di wilayah BPJ VI sudah siap dan bisa digunakan dengan nyaman,” tutup Aseng. (Lutfi/DK)

Amankan Wilayah Penuh

Tantangan

Aseng Supriatna ST. M.Si

Selain terjadi perubahan SOTK di lingkungan Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang juga terjadi rotasi jabatan, baik setingkat Kepala Bidang juga

Kepala Balai Pengelolaan Jalan (BPJ) . Salah satunya adalah BPJ VI Cirebon yang

meliputi wilayah Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon

dan Kota Cirebon, yang kini dipimpin oleh Aseng Supriatna, ST., M.Si.

Page 27: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

Foto.Lutf i/DK

SiBiMa | Januari-Maret 2017 27

Saya senang membaca buku, walaupun bukan buku keilmuan. Saya lebih senang untuk

membaca novel. Novel Laskar Pelangi dan Api Di Bukit Menoreh merupakan novel favorit saya karena banyak pesan positif yang bisa kita petik dari novel tersebut. Di waktu senggang dan libur saya habiskan untuk membaca novel,” ujar Imansyah.

Lulusan S1 Teknik Geodesi ITB tahun 1992 ini mulai bergabung dengan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat tahun 2001, sempat menjabat Kepala Seksi Pembangunan di BPJ Wilayah Pelayanan I sebelum menjadi Kepala Balai Pengujian (BP) Konstruksi tahun 2017.

“Dinas Bina Marga tentunya salah satu instansi yang penting yang tugasnya mengelola struktur jalan, jalan ini sebagai penunjang ekonomi dan sosial. Tentunya perlu dukungan dari warga masyarakat untuk saling bantu menjaga dan merawat jalan karena kerusakan jalan bukan karena faktor

teknis saja, faktor nonteknis juga terkadang mempengaruhi kondisi jalan,” ungkap Imansyah.

Imansyah mempunyai seorang istri yang menjadi dosen di yayasan Pasundan, menjadi dosen tetap di STKIP Pasundan dan pasca sarjana Universitas Pasundan. Ia juga ayah dari 3 anak, 2 anak perempuan dan 1 laki-laki. Anak pertama Imansyah sedang melanjutkan S2 teknik kimia di ITB, anak keduanya kelas I SMA dan anak bungsu Imansyah masih berusia 6 tahun.

“Keluarga saya sangat mementingkan pendidikan. Karena menurut saya, ilmu merupakan tiang dan penopang ketika kita menjalani kehidupan sehingga saya anjurkan kepada ketiga anak saya untuk mengambil pendidikan setinggi-tingginya. Saya sangat mendukung apa yang keluarga saya lakukan. Itu bukti cinta saya kepada mereka,” tutup Imansyah. (Lutfi/DK)

Imansyah ST., MM

Antara Novel Pendidikandan

Membaca novel merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh Kepala Balai Pengujian Konstruksi Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang Provini Jawa Barat, Imansyah St. MM. Buku novel merupakan buku favorit bagi

ayah 3 anak ini. Novel Laskar Pelangi dan Api Di Bukit Menoreh menjadi novel favorit

bagi Imansyah karena banyak hal positif yang bisa dipetik dari isi buku tersebut.

Dengan hobi membaca novel, tentu banyak novel yang menjadi koleksi

Imansyah di rak buku miliknya.

Page 28: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

28 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

WA

WA

SAN

PENATAAN RUANG, APAKAH ITU?Transformasi Dinas Bina Marga menjadi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang memunculkan rasa penasaran terkait bidang baru yang kini ditangani dinas ini. Apakah yang dimaksud dengan penataan ruang dan seperti apa aturannya terkait hal ini?

Page 29: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

SiBiMa | Januari-Maret 2017 29

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,

dan pengendalian pemanfaatan ruang. Sementara penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.

Hal tersebut di atas telah digariskan dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Penataan diselenggarakan berdasarkan asas keterpaduan; keserasian, keselarasan dan keseimbangan; keberlanjutan; keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan; perlindungan kepentingan; kepastian hukum dan keadilan; serta akuntabilitas.

Tujuannya, untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berdasarkan Wawasan Nusantara dan Ketahanan nasional yang ditandai keharmonisan antara lingkungan alam dan buatan, keterpaduan penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan SDM, perlindungan fungsi ruang serta mencegah dampak negatif bagi lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Untuk penyelenggaraannya, penataan ruang memperhatikan kondisi fisik wilayah NKRI yang rentan bencana; potensi sumber daya alam, SDM, dan sumber daya buatan; ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai

satu kesatuan; dan geostrategi, geopolitik, geoekonomi. Penataan ruang wilayah nasional, provinsi dan kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang dan komplementer yang meliputi ruang wilayah yurisdiksi dan kedaulatan nasional (tanah, air, udara, termasuk dalam bumi).

Tugas penataan ruang dilakukan pemerintah dan pemerintah daerah dengan wewenang di wilayah masing-masing yang meliputi tiga hal. Pertama, mengatur, membina, dan mengawasi pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Kedua, melaksanakan penataan ruang kawasan strategis di masing-masing jenjang. Terakhir, bekerja sama penataan ruang di masing-masing jenjang pemerintah (nasional, provinsi dan kabupaten/kota).

Pemerintah melakukan pembinaan penataan ruang pada pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota serta masyarakat. Meliputi, koordinasi penyelenggaraan penataan ruang; sosialisasi perauturan perundang-undangan dan pedoman penataan ruang; bimbingan, supervise dan konsultasi pelaksanaan penataan ruang; pendidikan dan pelatihan. Selanjutnya, penelitian dan pengembangan; pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang; penyebarluasan informasi penataan ruang pada masyarakat; serta pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat.

Dalam pelaksanaan penataan ruang, perlu dilakukan pengawasan terhadap kinerja pengaturan,

pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang. Pengawasan meliputi pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang dilaksanakan masing-masing jenjang sesuai kewenangan dengan melibatkan peran masyarakat. Kegiatan pemantauan dan evaluasi dengan melakukan pengamatan dan pemeriksaan kesesuaian antara penyelenggaraan penataan ruang dengan ketentuan perundang-undangan. Jika hasilnya terbukti ada penyimpangan administratif dalam penyelenggaraan penataan ruang, Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota mengambil langkah penyelesaian sesuai kewenangannya. Langkah penyelesaian bisa berupa sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan kinerja dilakukan untuk menjamin tujuan penyelenggaraan penataan ruang. Pengawasan dilakukan pada kinerja fungsi dan manfaat penyelenggaraan penataan ruang dan kinerja pemenuhan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang. Untuk meningkatkan kinerja fungsi dan manfaat penyelenggaraan penataan ruang wilayah nasional, telah disusun standar pelayanan penyelenggaraan penataan ruang untuk tingkat nasional. Standar pelayanan minmal bidang penataan ruang meliputi aspek pelayanan dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Didalamnya sudah termasuk standar pelayanan minimal bidang penataan ruang tingkat provinsi dan kabupaten/kota. (Disarikan dari PenataanRuang.com).

Page 30: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

30 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

SEJE

NA

K

17 Pengetahuan Wajib Tentang Puasa Ramadhan

Momentum Ramadhan adalah kesempatan emas bagi orang yang merasa memiliki dosa di hadapan Tuhannya agar tak berbuah penyesalan, kesedihan, dan rasa takut kelak di hari

pembalasan. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ada 17 Pengetahuan Wajib Tentang Ramadhan yang sangat penting diketahui.

Puasa, Tangga Menuju Surga“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajiibkan kepada umat-umat sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertaqwa” (QS Al Baqarah:183). Ayat lain menyebutkan, “Sesungguhnya orang yang bertaqwa ditempatkan dalam surga yang mengalir sungai-sungai” (QS Al Hijr:45)

Ibadah yang Tidak Dapat Ditinggalkan“Barangsiapa berbuka (dengan sengaja) satu hari pada siang hari

bulan Ramadhan tanpa rukhsah atau sakit, maka tidak akan dapat menggantinya walaupun berpuasa sampai akhir hayatnya” (HR Bukhari, Ahmad, Turmudzi dll).

Sesuatu yang Baik Bagi Manusia“Dan berpuasa baik untukmu, jika kamu mengetahuinya” (QS Al

Baqarah:184).

Ibadah Agung, Sebagai BentengRasul bersabda, Allah berfirman “Seluruh amal anak adam

untuknya, kecuali puasa, sebab puasa adalah untuk-Ku, dan Aku pasti menjaminnya. Puasa adalah merupakan benteng, maka ketika seorang

Bulan Ramadhan tak lama lagi menjumpai

kita. Perasaan gembira dan rindu meliputi jiwa

orang-orang yang beriman. Menantikan malam-malam yang

khusyu’ dengan lantunan ayat-ayat al-Qur’an

dan dzikir kepada Ar-Rahman. Ramadhan

menjadi penyejuk hati dan penentram

perasaan untuk belajar mengendalikan berbagai

keinginan nafsunya.

Page 31: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

SiBiMa | Januari-Maret 2017 31

tengah melakukan puasa janganlah berbuat keji dan kerusuhan; apabila ada yang mencaci maki kepadanya atau mengajak bertengkar, katakanlah “Aku tengah berpuasa”. Demi Allah yang Muhammad ditangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari kesturi di sisi Allah; dan baginya dua kegembiraan, yaitu ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Tuhannya, memperoleh balasannya” (HR Bukhari, Muslim).

Pintu Surga Terbuka, Pintu Neraka Tertutup, Setan Dibelenggu

“Ketika bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka ditutup, dan syetan di belenggu “(HR Bukhari, Muslim).

Ampunan“Barang siapa berpuasa di bulan

Ramadhan karena iman dan berharap kepada Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR Bukhari, Muslim).

Dijauhkan dari Neraka“Tiada orang berpuasa sehari pada

jalan Allah, kecuali Allah menjauhkan wajahnya dari sengatan api neraka sejauh 70 tahun” (HR Bukhari, Muslim).

Doa Mustajabah“Telah datang kepadamu bulan

Ramadhan dimana Allah melimpahkan keberkahan menurunkan rahmat dan mengampuni dosa dosamu, menerima doa doamu…” (HR Thabrani).

“Tiga jenis orang yang doa mereka tiada ditolak adalah, doa orang berpuasa sampai ia berbuka, doa pemimpin yang adil, dan doa orang yang didzalimi… “ (HR Ahmad).

Pelipatgandaan Pahala“Barangsiapa yang ingin

mendekatkan diri di bulan ini kepada Allah dengan suatu amalan sunnah, maka pahalanya bagaikan melakukan amalan fardhu di bulan lainnya; dan barangsiapa melakukan amalan fardhu di bulan ini, maka pahalanya adalah 70 amalan fardhu di bulan lainnya” (HR Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya).

Jangan Tinggalkan Shalat Tarawih dan Ibadah Malam Lainnya

“Barangsiapa yang menegakkan (ibadah) malam di bulan Ramadhan karena iman dan berharap kepada Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR Bukhari, Muslim).

Perbanyak Shadaqah & TadarusDari Ibnu Abbas, “Rasul adalah

manusia yang paling bermurah hati, terutama dalam bulan Ramadhan, … dan beliau tadarus Al Quran” (HR Bukhari, Muslim).

Perbanyak Memberi “Barangsiapa memberi makan

kepada orang yang berpuasa, maka pahalanya baginya seperti yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala yang berpuasa sedikitpun” (HR Turmudzi).

Perbanyak 4 Perkara“Perbanyaklah di bulan ini 4 perkara.

Dua perkara dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dua perkara lainnya pasti kamu memerlukannya. Dua perkara yang dapat mendatangkan keridhaan Allah adalah hendaknya kalian membaca kalimat Thayyibah dan istighfar sebanyak banyaknya. Dan dua perkara yang kamu memerlukannya

yaitu hendaknya kamu memohon kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung dari api neraka Jahannam” (HR Ibnu Khuzaimah).

Itikaf 10 Hari TerakhirAdalah Rasulullah SAW itikaf pada

10 malam terakhir. Sabdanya “Carilah lailatul qadar pada 10 malam terakhir Ramadhan” (HR Bukhari, Muslim).

Fadilah Itikaf“Barangsiapa beritikaf penuh

keyakinan dan keikhlasan, pasti Allah ampuni dosa-dosanya terdahulu” (HR Bukhari, Muslim).

“Barangsiapa yang beritikaf satu hari karena mengharapkan ridha Allah, maka Allah SWT akan menjauhkan antara dia dengan nereka sejauh tiga parit, yang jarak antara satu paritnya lebih jauh daripada langit dan bumi” (HR Thabrani, Baihaqi, Hakim).

Berusaha Menggapai Lailatul Qadar

“Malam kemuliaan itu (lailatul qadar) lebih baik dari 1000 bulan” (QS Alqadar:3).

Amalan Terbaik di Malam Lailatul Qadar

Dari Aisyah, “Ya Rasul apa yang harus dilakukan jika aku menepati malam lailatul qadar, dan apa yang harus kubaca? Jawab Rasul: ”Ucapkanlah olehmu kalimat : Allaahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni (Ya Allah, Engkau Maha pengampun dan suka mengampuni, maka ampunilah aku)” (HR Turmudzi).

Semoga pengetahun tentang Ramadhan ini dapat memotivasi dan menjadikan puasa kita menjadi lebih baik. (net)

Page 32: TRANSFORMASI DINAS BINA MARGA - jabarprov.go.id

Dinas Bina Marga

Provinsi Jabardan Penataan Ruang

Selamat Menjalankan Ibadah PuasaRamadhan 1438 H / 2017 M

mengucapkan: