traksi juli 2010

31
T 0

Upload: timbul-jaya-aruan

Post on 27-Jun-2015

238 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRAKSI Juli 2010

TTTT

0

Page 2: TRAKSI Juli 2010

1 TTTT

Sekapur sirih

Halo!

Halo! Kiranya menjadi sapaan pembuka pada edisi

perdana majalah ini, setelah brainstorming yang cukup

lama telah kami putuskan untuk membuat majalah

sebagai bentuk karya kami. Segala daya dan upaya kami

curahkan agar IMATETANI tidak mati sebagai wacana

dan majalah adalah bentuk dokumentasi dari segala

gerak kami.

Dinamai "TRAKSI" yang berarti daya tarik pada traktor

karena kental dengan nuansa mekanisasi pertanian dan

juga diharapkan menjadi "penarik" semangat pergerakan

mahasiswa teknik pertanian nusantara agar tetap berkarya

dan memajukan almamaternya.

Pada edisi perdana ini kami mengangkat tema

"Mekanisasi Pertanian, Kini dan Nanti di Indonesia"

untuk membuka wawasan pembaca agar memahami

terlebih dahulu apa itu mekanisasi pertanian, karena tidak

dipungkiri terkadang banyak dari kita belum mengetahui

hal tersebut. Lebih lanjutnya tema ini akan kami bahas

pada rubrik Traksi Spesifik.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis akan disajikan pada

rubrik Lingkungan. Sementara untuk rubrik Low Tech

kami bahas penggunaan knalpot untuk mengubah minyak

kelapa sebagai salah satu teknologi pemrosesan tepat

guna. Dan masih banyak rubrik lain yang tidak perlu

kami sebutkan disini.

Edisi perdana ini kami harap menjadi sesuatu yang baru

dari IMATETANI, sesuatu yang berharga kami

perjuangkan dan juga berharga untuk dibaca. Kritik dan

saran selalu kami nantikan dari semua pihak. Selamat

membaca...

Pengurus Harian IMATETANI

TRAKSI

Pelindung

Tuhan Yang Maha Esa

Penasehat Dewan Pembina IMATETANI

Penerbit Bidang Infokom IMATETANI

Penanggung Jawab Abdul Wahid Santoso

Kontributor Abdul Wahid Santoso

Taufiq Ana Khoiriyah Pendi Putra DC. Heru Santoso

Oktari Ega Santika Chakra Herlaut Siregar

Joko Prasetyo

Sekretariat

Gedung D Lt.3 FTP Universitas Brawijaya

Malang, 65145

Website http://imatetani.webs.com

E-mail [email protected]

Page 3: TRAKSI Juli 2010

TTTT

MEKANISASI

T R A K S I S P E S I F I K

KONTEN Dari Kami 3

Fokus 5

Traksi Spesifik 8

Lingkungan 15

Advotani 18

Prosesing 21

Inovasi 22

Low Tech 23

Opini 24

Energi 25

Komoditas 26

Resensi 27

Kabar Rayon 28

Rehat 29

IMATETANI PENGURUS HARIAN

Ketua Umum

Abdul Wahid Santoso

Sekretaris Umum

Taufiq

Bendahara Umum

Ana Khoiriyah

Ketua Bidang Advokasi

Pendy Putra D.C.

Ketua Bidang Humas

Heru Santoso

Ketua Bidang Litbang

Oktari Ega Santika

Ketua Bidang Infokom

Chakra Herlaut Siregar

KONTEN

MEKANISASI PERTANIANKini dan Nanti di Indonesia!

Trend Mekanisasi Pertanian

Kini dan Peningkatan Nilai

Tambah Petani

Selama 60 tahun mekanisasi pertanian

hidup di Indonesia tentu saja banyak yang

berubah, banyak penemuan baru dan

trend-trend di bidang mekanisasi pertanian

tidak lagi seperti dahulu. Apakah yang

menyebabkannya? Lalu bagaimana trend

mekanisasi pertanian saat ini?

Perizinan Tanam Bukan

Bentuk Kepedulian Terhadap

Petani

Menanam tanaman pangan kini perlu

izin? Apakah kebijakan ini sudah benar?

Biodiesel Nyamplung, Diantara

Jenuhnya Jarak Pagar dan

Tuntutan Kebutuhan Bioenergi

Diantara maraknya bioenergi dan jenuhnya

penelitian biodiesel berbahan baku Jarak Pagar

kini muncul Nyamplung yang diprediksi

menjadi alternatif lain.

Hal. 12

Hal. 18

2

PERTANIAN, di Indonesia!

Perizinan Tanam Bukan

Bentuk Kepedulian Terhadap

Menanam tanaman pangan kini perlu

izin? Apakah kebijakan ini sudah benar?

Biodiesel Nyamplung, Diantara

Jenuhnya Jarak Pagar dan

Tuntutan Kebutuhan Bioenergi

Diantara maraknya bioenergi dan jenuhnya

bahan baku Jarak Pagar

kini muncul Nyamplung yang diprediksi

Hal. 25

Sekilas TRAKSI

Page 4: TRAKSI Juli 2010

3

TTTT

DARI KAMI

Bom Harga Itu Tidak

Dinikmati Petani!

Abdul Wahid Santoso

Ketua Umum IMATETANI 09/10

Akhir-akhir ini masyarakat sedang gempar dengan “bom periodik” berupa naiknya harga harga

kebutuhan pangan. Entah terimbas kebiasaan rutin

menjelang bulan puasa atau pasokan yang kurang

akibat ketidakpastian iklim, yang pasti kenaikan

tersebut cukup untuk menggertak dan menyiutkan

nyali keluarga miskin dalam berbelanja kebutuhan

pokok seperti biasanya. Meroketnya harga bahan

pokok tersebut tentu sangat menyesakkan bagi

sebagian besar rakyat. Disaat pendapatan stagnan pada

kondisi yang di bibir jurang, mereka justru dipaksa

berperang dengan margin harga.

Beras mulai konsisten marangkak naik dengan

kisaran Rp 2000 per Kg. Cabai pun tak mau

ketinggalan dengan juga ikut naik bahkan beberapa

ratus persen. Belum lagi kenaikan bahan pangan lain

yang berupa sayuran, minyak goreng dan lain

sebagainya. Wajarlah jika kenyataan ini membuat

masyarakat kalang kabut. Jika dirilis dari prioritas

pertama hal yang membuat masyarakat tidak bisa tidur

nyenyak, maka kenaikan harga bahan pangan akan

muncul di urutan pertama. Bahkan pendidikan yang

semakin hari semakin mahal pun masih belum cukup

kuat untuk menyodok posisi bahan pangan sebagai

produk yang lebih inelastis daripada pendidikan,

meskipun disisi lain pemerintah mewajibkan hal

tersebut.

Bahkan kenyataan mirisnya, di Jakarta ada

seorang anak yang nekat bunuh diri karena orang

tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya. Entah

malu pada teman teman sebayanya yang riang

gembira dengan seragam baru atau semangat

belajarnya yang sangat tinggi, yang jelas ini

membuktikan bahwa bahan pangan memang lebih

inelastis dari pada pendidikan. Orang tua akan

berpikir lebih baik untuk makan daripada untuk

biaya pendidikan. Namun demikian, bukan disitu

arah pembahasan yang tepat ketika disesuaikan

dengan kenyataan tersebut. Akan tetapi lebih

kepada kecukupan syarat guna didesain menjadi

cermin oleh pemerintah untuk sedikit mengaca,

mengetahui dan mengoreksi sepak terjangnya

selama ini.

Kembali ke topik awal, manakala kita

bicara segala sesuatu yang berkitan dengan bahan

pangan, maka sebenarnya kita tidak bisa

mengesampingkan kaum penghasil produk produk

tersebut. Sudah pasti kita tidak bisa melupakan

petani dalam hal ini. Merekalah yang sebenarnya

rela memeras keringat dibawah ganasnya sinar

matahari sawah demi menyediakan bulir bulir nasi

yang setiap pagi kita santap. Merekalah kaum

mulia yang rela bersusah payah memeraskan susu

yang setiap malam kita minum.

Page 5: TRAKSI Juli 2010

TTTT

Meski sebenarnya merekapun tidak tahu apa

hasil yang didapatkannya selama ini. Bertahun tahun

rumah tetap sederhana, makan asal bisa kenyang dan asal

anak-anak mereka bisa sekolah cukup sampai tingkat

menengah. Dan nampaknya

“…apakah petani sudah memikirkan

bahwa sebenarnya kenaikan harga

produk pangan bisa menja

dengan lebih tingginya pendapatan

mereka?”

hal itu sudah memberikan

kepuasan tersendiri bagi

mereka. Setidaknya sampai

saat ini, belum ada tanda

tendensi dari mereka untuk

menuntut lebih atas kerja

kerasnya dalam

“menghidupi” bangsa dan

negara. Oleh karena itu, keharusan disini adamemaknai dan untuk lebih menghargai hasil jerih payah

petani.Terkait dengan kenaikan harga bahan pangan,

pertanyannya adalah sudahkah kenaikan h

berimbas terhadap peningkatan taraf kehidupan petani?

Kita pun tidak tahu apakah petani

memikirkan bahwa sebenarnya kenaikan harga produk

pangan bisa menjadi berkah dengan lebih tingginya

pendapatan mereka. Namun sepertinya mereka tida

peduli dengan ini semua.

Ketidakpedulian tersebut harus kita cermati

karena bisa dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Pertama,

ketidakpedulian tersebut disebabkan oleh

ketidaktertarikan petani akan masalah ini. Mereka lebih

tertarik jika diajak pergi ke sawah lebih pagi dari dan

pulang lebih sore dari biasanya. Jika diteropong dari

alasan ini maka akan tidak menjadi permasalahan

ketidakpedulian tersebut.

Kedua, ketidakpedulian petani disebabkan oleh

habisnya harapan yang mereka gantungkan selama ini

akibat tidak adanya perubahan signifikan terhadap nasib

mereka apapun yang terjadi. Meskipun harga pangan

naik, tetap tidak ada peningkatan kesejahteraan bagi

mereka. Naiknya harga justru menaikkan jumlah

tabungan para tengkulak dan pedagang tanpa sedikitpun

berimbas terhadap kesejahteraan petani. Sementara jika

terjadi penurunan harga, satu hal yang bisa dipastikan

adalah petani akan selalu rugi. Jika dilirik dari fenomena

ini, maka ketidakpedulian ini harus dijadikan sebagai

alasan lain bagi pemerintah untuk

kepeduliannya.

Percaya atau tidak, hal inilah yang sehari hari

menjadi pemandangan rutin meskipun penuh sesak

dengan atmosfer ketidakadilan. Di saat harga bahan

pangan turun, dengan segala daya

DARI KAMI

Meski sebenarnya merekapun tidak tahu apa

hasil yang didapatkannya selama ini. Bertahun tahun

rumah tetap sederhana, makan asal bisa kenyang dan asal

anak mereka bisa sekolah cukup sampai tingkat

“…apakah petani sudah memikirkan

bahwa sebenarnya kenaikan harga

produk pangan bisa menjadi berkah

dengan lebih tingginya pendapatan

mereka?”

keharusan disini adalah untuk untuk lebih menghargai hasil jerih payah

petani.Terkait dengan kenaikan harga bahan pangan,

pertanyannya adalah sudahkah kenaikan harga tersebut

berimbas terhadap peningkatan taraf kehidupan petani?

Kita pun tidak tahu apakah petani sudah

memikirkan bahwa sebenarnya kenaikan harga produk

pangan bisa menjadi berkah dengan lebih tingginya

pendapatan mereka. Namun sepertinya mereka tidak

Ketidakpedulian tersebut harus kita cermati

karena bisa dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Pertama,

ketidakpedulian tersebut disebabkan oleh

ketidaktertarikan petani akan masalah ini. Mereka lebih

sawah lebih pagi dari dan

pulang lebih sore dari biasanya. Jika diteropong dari

alasan ini maka akan tidak menjadi permasalahan

Kedua, ketidakpedulian petani disebabkan oleh

habisnya harapan yang mereka gantungkan selama ini

bat tidak adanya perubahan signifikan terhadap nasib

mereka apapun yang terjadi. Meskipun harga pangan

naik, tetap tidak ada peningkatan kesejahteraan bagi

mereka. Naiknya harga justru menaikkan jumlah

tabungan para tengkulak dan pedagang tanpa sedikitpun

berimbas terhadap kesejahteraan petani. Sementara jika

terjadi penurunan harga, satu hal yang bisa dipastikan

adalah petani akan selalu rugi. Jika dilirik dari fenomena

ini, maka ketidakpedulian ini harus dijadikan sebagai

alasan lain bagi pemerintah untuk meningkatkan

Percaya atau tidak, hal inilah yang sehari hari

menjadi pemandangan rutin meskipun penuh sesak

dengan atmosfer ketidakadilan. Di saat harga bahan

daya dan upaya petani

selalu dipaksa untuk menanggung kerugian.

Sedangkan ketika harga melangit, belum tentu

petani menikmati margin tersebut. Kejadian

seperti ini sudah terjadi sekian tahun lamanya

entah sampai kapan

akan terus

Pada kejadian seperti

ini, patut kita tunggu

apakah ada perubahan

atau hanya tetap

seperti ini. Yang jelas,

petani hanya berpikir

bahwa

tingginya niat pengabdian kepada ban

negara yang membuat mereka

4

selalu dipaksa untuk menanggung kerugian.

Sedangkan ketika harga melangit, belum tentu

petani menikmati margin tersebut. Kejadian

seperti ini sudah terjadi sekian tahun lamanya dan entah sampai kapan

akan terus berlanjut.

Pada kejadian seperti

ini, patut kita tunggu

apakah ada perubahan

atau hanya tetap

seperti ini. Yang jelas,

petani hanya berpikir

bahwa hanya atas

tingginya niat pengabdian kepada bangsa dan

tetap bertahan.

Page 6: TRAKSI Juli 2010

5

TTTT

FOKUS

Mekanisasi Pertanian

Masih Ada! Mekanisasi pertanian adalah suatu cara

untuk meningkatkan efisiensi usaha pertanian.

Peningkatan efisiensi tersebut meliputi

produktifitas, mutu, dan kontinuitas pasokan

produk-produk pertanian untuk selalu terus

ditingkatkan dan dipelihara. Selain efisiensi diatas

tadi juga ada sisi lain yang harus juga di

tingkatkan efisiensinya yang meliputi: efisiensi

lahan, tenaga kerja, energi, sumber daya (benih,

pupuk, air), kualitas komoditas, kesejahteraan

petani, kelestarian lingkungan dan produksi yang

berkelanjutan.

Mekanisasi pertanian dalam kerangka

pembangunan pertanian di Indonesia memiliki

peran yang strategis yang meliputi peningkatan

produktivitas, efisiensi kerja, produksi,

diversifikasi, kualitas dan nilai tambah,

pengembangan pertanian maju dan peningkatan

lapangan kerja.

Produktivitas pertanian di Indonesia

sudah saatnya berubah dari pola tradisional

menjadi pola modern yang ramah lingkungan.

Produktif tidak hanya ditataran on farm tetapi juga

harus ditataran off farm.

Pada level on farm yang harus mulai

berbenah adalah pada level peningkatan nilai

produksi dan efisiensi. Efisiensi dilevel on farm

meliputi penggunaan benih, pupuk, air dalam

uapaya yang sangat sinergis, artinya harus ada

korelasi dan hubungan yang seimbang antara

ketiganya, sehingga diharapkan adanya

keterpaduan yang menguntungkan bagi petani.

Banyak kasus muncul akibat tidak sinerginya

ketika faktor tersebut seperti benih yang tidak

layak untuk dikembangkan, penggunaan pupuk

dan pemakaian air yang berlebihan sehingga

berpengaruh pada konversi dan degradasi lahan.

Pada level off farm yang harus ditekankan

adalah kemampuan pasokan komoditas, pengolahan

lanjutan serta industrialisasi pedesaan berbasis

pertanian. Titik tekan mekanisasi juga berpengaruh

di sektor off farm, dengan adanya sentuhan

mekanisasi maka nilai tambah dari komoditas akan

lebih tinggi dari pada tanpa sentuhan. Sentuhan

tersebut dapat berupa pengolahan lanjutan seperti

penyimpanan, pengemasan, dan alur

pendistribusian yang terpadu pada pemasaran

komoditas.

Untuk mendukung keberlanjutan ini perlu

adanya pendampingan secara berkala, penyiapan

infrastruktur yang memadai, dan sosialisasi kepada

masyarakat. Pendampingan secara berkala

diwujudkan dengan melakukan pelatihan-pelatihan

kepada kelompok tani akan pentingnya mekanisasi

sesuai dengan pendekatan yang dijalankan.

Pendekatan ini perlu dilakukan agar program bisa

mengalami keberlanjutan yang baik, tidak hanya

sekadarnya saja.

Mengutip dari makalah komisi mekanisasi

pertanian dijelaskan bahwa pendekatan

pengembangan makanisasi pertanian ada 2 hal

yaitu:

1. Holistik : pengembangan dalam sistem holistik terpadu dan sinergi antara

teknologi, prasarana dan kelembagaan

2. Progresif : pengembangan secara proaktif ke arah kemajuan melibatkan partisipasi

stake holder

Penyiapan infrastruktur juga menjadi entri

point dalam menjaga keberadaan mekanisasi.

Infrastruktur penting karena memiliki peran yang

strategis dan merupakan penunjang utama bagi

penerapan mekanisasi pertanian. Lemahnya

infrastruktur dapat menimbulkan ancaman

Page 7: TRAKSI Juli 2010

TTTT

ancaman serius terhadap keberadaan mekanisasi

terutama dalam mendukung ketahanan pangan

nasional. Seperti contoh pada program swasembada

pangan. Program ini dapat berjalan jika saja

penerapan mekanisasi dan optimalisasi infrastruktur

pertanian dapat bersinergi menjadi kesatuan yang

utuh dilapangan.

Sosialisasi pengembangan program

mekanisasi pertanian dapat dilakukan dengan strategi

pemgembangan yang benar-benar tepat sasaran.

Jenis pendekatan sosialisasi dapat dilakukan dengan

dua cara yaitu pendekatan selektif dan pendekatan

partisipatif. Pendekatan selektif yaitu dengan

pemilihan teknologi disesuaikan dengan

agroekosistem dan komoditas pertanian, sedangkan

pendekatan partisipatif yaitu dengan pengemban

mengikutsertakan partisipasi aktif semua

stakeholder.

Melihat dari adanya kebijakan sek

mekanisasi pertanian yang memiliki keberpihakan

kepada masyarakat akan sungguh nai

dalam tataran wacana saja. Sudah saatnya penerapan

mekanisasi mulai menjamah dikalangan masyarakat

petani sebagai stakeholder utama penyedia pangan,

tidak hanya dimiliki oleh petani-petani besar. Untuk

itu semua arah kebijakan yang dijalankan oleh

pemerintah harus benar-benar tepat dan bermanfaat

bagi pembangunan keberlanjutan sektor pertanian

ini.

Tanpa adanya kesatuan dukungan dan

sinergisitas semua pihak yang saling bekerja

bersama untuk kemajuan ini niscaya prospek

pengembangan mekanisasi pertanian akan menjadi

buah sejarah kegagalan yang akan selalu diingat ole

generasi penerus kita mendatang. Sudah saatn

semua mulai menerapkan kebijakan yang bersifat

proaktif dan berpihak kepada masyarakat dengan

melibatkan partisipasi aktif stakeholder

diharapkan mekanisasi pertanian lebih cepat

berkembang. (/Taufiq)

FOKUS

ancaman serius terhadap keberadaan mekanisasi

terutama dalam mendukung ketahanan pangan

nasional. Seperti contoh pada program swasembada

dapat berjalan jika saja

n optimalisasi infrastruktur

pertanian dapat bersinergi menjadi kesatuan yang

isasi pengembangan program

mekanisasi pertanian dapat dilakukan dengan strategi

benar tepat sasaran.

i dapat dilakukan dengan

dua cara yaitu pendekatan selektif dan pendekatan

partisipatif. Pendekatan selektif yaitu dengan

pemilihan teknologi disesuaikan dengan

agroekosistem dan komoditas pertanian, sedangkan

pendekatan partisipatif yaitu dengan pengembangan

mengikutsertakan partisipasi aktif semua

elihat dari adanya kebijakan sektor

mekanisasi pertanian yang memiliki keberpihakan

pada masyarakat akan sungguh naif jika hanya ada

dalam tataran wacana saja. Sudah saatnya penerapan

mulai menjamah dikalangan masyarakat

utama penyedia pangan,

petani besar. Untuk

itu semua arah kebijakan yang dijalankan oleh

benar tepat dan bermanfaat

rlanjutan sektor pertanian

Tanpa adanya kesatuan dukungan dan

sinergisitas semua pihak yang saling bekerja

bersama untuk kemajuan ini niscaya prospek

pengembangan mekanisasi pertanian akan menjadi

buah sejarah kegagalan yang akan selalu diingat oleh

generasi penerus kita mendatang. Sudah saatnya kita

ebijakan yang bersifat

proaktif dan berpihak kepada masyarakat dengan

stakeholder sehingga

diharapkan mekanisasi pertanian lebih cepat

Imagine

Your Ads

Here…

6

Imagine

Your Ads

Here…

Page 8: TRAKSI Juli 2010

7 TTTT

TRAKSI SPESIFIK

MEKANISASI PERTANIAN

KINI DAN NANTI DI INDONESIA!

Page 9: TRAKSI Juli 2010

8

TTTT

TRAKSI SPESIFIK

REPOSISI MEKANISASI PERTANIAN :

SEBUAH UPAYA MENUJU PENGUATAN

PERAN TERHADAP PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN PETANI Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian

besar penduduk Indonesia menggantungkan hidup dari

sektor pertanian. Hampir separuh persentase tenaga kerja

yang terjun ke sektor ini kiranya cukup untuk

mengokohkan pendapat tersebut.

Data resmi Badan Pusat Statistik juga

menyebutkan bahwa di tahun 2005 tenaga kerja yang

terserap pada sektor pertanian tercatat sebesar 41,30 juta

orang, dan pada tahun 2006 sebanyak 40,13 juta orang.

Selanjutnya pada tahun 2007 penyerapan tenaga kerja di

sektor pertanian meningkat menjadi 41,20 juta orang,

atau 43,66 persen dari total tenaga kerja. Pada tahun

2008 kembali terjadi peningkatan tenaga kerja di sektor

pertanian yaitu sebesar 41,33 juta orang. Tahun 2009

terjadi kenaikan yang signifikan di sektor ini yaitu

sebesar 43,02 juta orang atau setara dengan 41,18 % dari

total tenaga kerja di Indonesia.

Kenyataan ini menjadikan sektor pertanian

sebagai sektor yang menguasai struktur perekonomian

masyarakat. Dengan bahasa yang lebih ringan, melalui

data tersebut pada simpulan akhirnya sektor pertanian

akan mengukuhkan dirinya sebagai penyangga

kehidupan sebagian besar rakyat, penjamin setiap bulir

bulir nasi yang dimakannya setiap hari dan penentu bisa

atau tidaknya anak anak mereka menikmati pendidikan.

Fakta tersebut seharusnya bisa diteropong oleh

pemerintah untuk kemudian dijadikan sebagai pijakan

utama dalam mengambil kebijakan. Akan terasa percuma

deretan angka tersebut diukur setiap tahun atau bahkan

setiap bulan jika kemudian tidak berperan sedikitpun

terhadap kemakmuran rakyat.

Pemerintah pun tidak jarang mengelu-

elukan kenyataan bahwa pertanian merupakan

sektor penyerap tenaga kerja terbesar. Namun

pertanyaannya adalah sudahkah tenaga kerja

tersebut dijamin kesejahteraannya. Dalam hal ini

akan semakin tidak jelas apa sebenarnya makna

dan fungsi dari “menyerap” tersebut. Jika

semangat yang diusung hanyalah untuk

menyelamatkan dan memoles citra pemerintah

dengan memperkecil persentase pengangguran

maka itu hal yang lumrah. Dalam bahasa awam,

langkah tersebut seolah olah akan dijadikan

argumen utama dengan kalimat pertahanan

terakhir “daripada menganggur”. Sekali lagi hal itu

merupakan sesuatu yang wajar dan sedikit bisa

dibenarkan. Namun jika ditilik dari keterjaminan

mereka untuk hidup dalam taraf yang sejahtera,

agaknya itu belum tercapai. Lalu kemudian apa

gunanya pertanian digadang gadang sebagai

penyerap tenaga kerja jika justru tenaga kerjanya

terlantar?

Pertanian : Peran besar dan beberapa

permasalahan

Peran begitu besar yang dimainkan oleh

sektor pertanian seharusnya bisa dilihat dengan jeli

oleh pemerintah untuk kemudian dijadikan sebagai

jembatan menuju terwujudnya bangsa. Indonesia

yang adil dan makmur. Setidaknya ada dua hal

pokok yang bisa dijadikan referensi untuk

dijadikan rencana aksi oleh pemerintah terkait

dengan besarnya peran diambil oleh sektor

pertanian. Pertama pertanian akan mampu

dijadikan sebagai pembangun perekonomian

nasional. Dalam hal ini, pemerintah perlu

mendorong sebesar besarnya kegiatan

perekonomian yang berbasis pada produk

pertanian. Industrialisasi pertanian perlu segera

dibangun dengan sistematis, adil dan berwawasan

lingkungan, peningkatan nilai tambah

dioptimalkan dan ekspor diarahkan agar besar

secara kuantitas serta kualitas.

Page 10: TRAKSI Juli 2010

9

TTTT

Kedua pertanian akan mampu dijadikan

instrumen yang tepat untuk mengurangi tingkat

kemiskinan. Fakta yang ada saat ini adalah sebagian

besar (lebih dari 60 %) rakyat miskin masih

terkonsentrasi di daerah pedesaan dan pesisir. Dari

jumlah itu, sebagian besarnya adalah bermata

pencaharian sebagai petani. Inilah yang harus

menjadi konsern dari pemerintah. Sebagai sebuah

bangsa yang wajib menjamin kesejahteraaan satiap

rakyatnya, pemerintah memang sudah seharusnya

mengangkat taraf hidup mereka. Dalam hal ini,

sangat tepat kiranya jika upaya tersebut disandarkan

pada sektor pertanian yang tidak lain adalah

“pegangan” mereka dalam menjalankan aktivitas

perekonomian sehari harinya. Dua hal tersebut

kiranya cukup untuk membuktikan bahwa sektor

pertanian memang layak dijadikan sebagai upaya

andalan oleh pemerintah dalam membangun bangsa

dan negara.

Namun demikian, beberapa dekade terakhir

ini pertanian secara perlahan tapi pasti memang

terus menerus mengalami kemunduran.

Penyebabnya pun semakin kabur, jika kompleksitas

permasalahan yang semakin hari semakin besar

dijadikan alasan, maka bagaimana dengan negara

lain yang ternyata mampu mengatasi. Permasalahan

akan selalu muncul sebagai ekses dari

perkembangan peradaban, termasuk di sektor

pertanian. Jadi kurang arif kiranya jika menjadikan

kompleksitas permasalahan sebagai pihak tertuduh.

Lalu jika keseriusan pemerintah dijadikan kambing

hitam, maka itupun akan mendapat banyak

tentangan. Karena pemerintah pun telah melakukan

berbagai upaya (setidaknya melalui laporan yang

dipubliksikan) untuk mengatasi meskipun

kenyataannya belum menggembirakan.

Banyak yang bisa dilakukan untuk melihat

betapa sektor pertanian sedang mengalami masa

yang suram. Di tataran makro, semakin menurunnya

sumbangan sektor pertanian terhadap pendapatan

nasional menjadi kenyataan yang menyesakkan.

Ketidakproporsionalan jumlah tenaga kerja dengan

sumbangan PDB yang diberikan juga menuntut

semua pihak untuk segera melakukan sesuatu. Bisa

dibayangkan, dengan jumlah tenaga kerja yang

hampir separuh dari total tenaga kerja aktif,

sedangkan PDB yang didonasikan hanya sebesar 13

%. Tentu hal itu merupakan kondisi yang jauh dari

kata ideal.

TRAKSI SPESIFIK

Sementara di level mikro, atmosfer

ketidakadilan yang semakin kuat di kalangan

pelaku pertanian kecil masih menjadi kerikil

tajam yang menghambat perjalanan

pembangunan pertanian nasional. Petani selalu

diposisikan sebagai pihak yang dirugikan.

Ketika harga produk pertanian naik, petani

belum tentu mendapatkan margin kenaikan

harga tersebut, sedangkan manakala harga

pangan turun petani selalu “dipaksa” untuk

merugi. Belum lagi permasalahan distribusi

pupuk yang selalu membuat petani kesulitan di

saat masa tanam, atau permasalahan

kepemilikan lahan yang hanya kurang dari 0,5

ha per kepala petani. Sedangkan disisi lain

perusahaan perusahaan besar dengan

nyamannya menguasai beribu ribu hektar.

Ditambah lagi dengan semakin berkurangnya

minat generasi muda ke sektor pertanian. Sekali

lagi ini mempertegas bahwa pertanian negeri ini

memang sedang berada di masa masa yang sulit.

Pertanyaan besarnya kemudian adalah

apakah sebenarnya sumber dari semua ini?.

Akan muncul banyak hipotesis yang menyertai

rumusan tersebut, sebanyak permasalahan yang

selalu setia mengikuti pembangunan sektor

pertanian. Namun banyak pihak yang

menjadikan ketidakmaksimalan penerapan

mekanisasi pertanian sebagai penyebab utama.

Pandangan tersebut dibangun diatas landasan

bahwa kedepan, tidak ada jalan lain selain

mewujudkan pertanian modern. Dalam hal ini,

pertanian dipandang sebagai sesuatu yang pasti

terkena imbas dari derasnya arus globalisasi

dimana pencitraan yang selalu dicirikannya

adalah melalui modernisasi.

Mekanisasi pertanian sendiri lahir

sebagai hasil olah pikir manusia untuk lebih

meningkatkan daya karsa di bidang pertanian.

Page 11: TRAKSI Juli 2010

10

TTTT

Namun seiring dengan semakin buramnya kondisi

sektor pertanian, terlebih kesejahteraan petani yang

semakin memprihatinkan, agaknya perlu sebuah

pertanyaan lagi untuk menguji hipotesis sementara

tersebut. Pertanyaannya adalah apakah mekanisasi

mampu menjadi dewa penolong untuk meningkatkan

kesejahteraan petani?

Inilah sebenarnya tesis pokok tulisan ini.

Bahwa akan sangat belum cukup jika mekanisasi

diandalkan untuk mengangkat taraf kehidupan petani

karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi.

Contoh nyatanya adalah pada salah satu kelompok tani

di Lumajang Jatim. Kelompok tersebut bernama

kelompok tani “Alam Subur”. Kelompok tersebut

bahkan telah menjadi kelompok tani percontohan di

tingkat kabupaten dan propinsi. Kelompok ini pun

sudah menerapkan mekanisasi di sebagian besar proses

produksi maupun pasca penen. Akan tetapi

kenyataanya, dari data yang didapatkan penulis dari

ketua kelompok, persentase petani miskin di kelompok

tersebut masih diatas 75 %. Ini membuktikan bahwa

mekanisasi pertanian (yang tidak diarahkan secara

tepat) saja tidaklah cukup.

Bahwa mekanisasi akan meningkatkan daya

karsa manusia tidak akan ada yang bisa menyangkal.

Mekanisasi memang akan memimpin didepan sebagai

pioneer dalam meningkatkan efisiensi, memperkecil

input energi serta memperbesar produksi. Tetapi jika

kemudian dijadikan sebagai media pengangkat taraf

kehidupan petani, hal itu menjadi belum mungkin,

setidaknya sampai saat ini berdasar data yang didapat.

Maka akan terasa “sia sia” penerapan mekanisasi yang

ada selama ini di Indonesia semampang masih belum

mampu mengangkat taraf hidup petani. Karena pada

hakikatnya mekanisasi lahir sebagai solusi untuk

meningkatkan daya karsa manusia, dimana jika kita

analisis lebih jauh, terminal akhirnya adalah untuk

mewujudkan kesejahteraan petani.

Re-posisi Mekanisasi Pertanian : Sebuah Upaya

Menuju Penguatan Peran Terhadap Peningkatan

Kesejahteraan Petani

Oleh karena itu harus ada reposisi mekanisasi

dalam pembangunan pertanian modern ini, Reposisi

yang dilakukan harus diarahkan untuk lebih kepada

penempatan yang sesuai terhadap mekanisasi pertanian

sehingga mampu mengatasi permasalahan tersebut.

Dimana mekanisasi harus tepat masuk dan melakukan

penyesuaian pada sistem besar pertanian nasional

sehingga benar benar mampu meningkakan

kesejahteraan petani.

TRAKSI SPESIFIK

Selama ini, penerapan mekanisasi baik di

tingkat pra, budidaya maupun pasca panen justru

tidak menguntungkan petani. Tetapi lebih

menguntungkan tengkulak dan pedagang yang

bahkan panasnya matahari sawah pun tidak pernah

merasakan. Sementara petani hanya menikmati

sebagian kecil kue hasil mekanisasi berupa margin

energi yang kemudian berwujud biaya tersisa.

Sementara disisi lain, hasil produk mereka

dipermainkan habis habisan di tataran pasca

panen. Mau tidak mau mereka harus mengikuti

sistem yang menjerumuskan tersebut karena tidak

punya pilihan lain.

Meningkatnya produktivitas yang selama

ini memang menjadi andalan mekanisasi pun

justru menambah tabungan para tengkulak dan

distributor. Di lain pihak, penelitian penelitian

yang didesiminasikan civitas akademika

mekanisasi yang dikemas secara mendalam pun

justru terasa semakin berada di permukaan, masih

samar rasio keberhasilannya untuk diterapkan oleh

petani serta belum menyentuh dasar permasalahan.

Karena sekali lagi pada hakikatnya mekanisasi

muncul untuk meningkatkan daya karsa manusia

pada awalnya dimana diharapkan akan menjadi

stimulus peningkatan kesejahteraan petani pada

akhirnya.

Lalu kemanakah mekanisasi pertanian

harus diarahkan?. Dalam konteks pembangunan

bangsa secara utuh, maka mekanisasi haruslah

diarahkan sebagai pendukung utama terwujudnya

indutrialisasi pertanian di Indonesia. Industrialisasi

yang dimaksud harus dilaksanakan dengan

sistematis, adil dan berwawasan lingkungan. Inilah

akhirnya yang akan menjadi penyeimbang

semakin maraknya industri yang hanya dibangun

diatas kekuatan modal berbasis pada produk

produk impor dan kurang ramah lingkungan.

Industrialisasi pertanian memang sebuah

terobosan besar yang perlu diapresiasi tidak hanya

dengan tulisan seperti ini, akan tetapi harus

diarahkan lebih ke arah dukungan konkret berupa

analisis penyesuaian yang perlu dilakukan serta

diakhiri dengan rencana aksi yang nyata dan

benar-benar dirasakan oleh petani. Industrialisasi

sendiri teridentifikasi sebagai langkah ideal dalam

membangun kesejahteraan petani karena besarnya

peran yang diberikan. Pertama, industrialisasi

pertanian akan mendorong terciptanya nilai

tambah sebesar besarnya terhadap produk-produk

Page 12: TRAKSI Juli 2010

11 TTTT

pertanian sehingga akan berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan petani. Selama ini petani hanya

diposisikan sebagai produsen yang menyediakan produk

primer dengan harga rendah, sedangkan nilai tambah

terbesar justru berada pada tingkat pengolahan yang

selama ini hanya dinikmati pemodal besar.

Kedua, Industrialisasi akan mampu mendorong

petani dalam memanfaatkan segala sesuatu yang berasal

dari sumberdaya alam untuk diolah kembali menjadi

produk yang bernilai ekonomis. Selama ini petani

memang sering masih dianggap sebagai “pemotong

padi” bukan “pemanen padi”. Pendapat tersebut

didasarkan pada kenyataan bahwa sejauh ini petani

hanya memotong untuk kemudian menjual padi tanpa

memanfaatkan produk produk turunan lain yang

sebenarnya mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi

Jerami yang ternyata bisa dijadikan sebagai bahan

produksi etanol atau dedak yang mampu diolah menjadi

minyak dedak bernilai ekonomis tinggi adalah sebagian

kecil contoh.

Ketiga, industrialisasi pertanian akan menyerap

tenaga kerja dari sektor pertanian primer tradisonal yang

dicirikan dengan memerlukan banyak tenaga kerja ke

sektor pertanian industrial. Peran ini pada tingkat lanjut

akan menstimulus transformasi struktural sebaran tenaga

kerja di Indonesia. Lebih sederhana, peran ini akan

mampu menutupi “kesalahan” industrialisasi (dalam arti

umum) karena ketidakmampuannya dalam menyerap

tenaga kerja dari sektor pertanian. Inilah kesalahan

historis perjalanan bangsa dimana proses

pemasyarakatan industrialisasi yang oleh sebagian besar

negara di dunia dipandang sebagai ideologi baru justru

tidak mampu menyerap tenaga kerja yang pada saat itu

hingga kini masih terkonsentrasi pada sektor pertanian

tradisional. Pada akhirnya inilah yang menjadi embrio

kemiskinan berkelanjutan pada petani.

Paparan diatas memang akan berkesimpulan

bahwa mekanisasi mengambil peran sangat strategis

dalam hal ini. Dimana peran tersebut terletak pada

mewujudmantapkan industrialisasi pertanian di

Indonesia. Kementerian pertanian pun telah menetapkan

visi pembangunan pertanian 2009-2010 yaitu

“Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul

Berkelanjutan Yang Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk

Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah,

Daya Saing, Ekspor dan Kesejahteraan Petani”.

TRAKSI SPESIFIK

Mekanisasi dalam hal ini tidak perlu

meninggalkan peran lainnya yang berada pada

tataran peningkatan produksi. Jikapun arah gerak

utama memang harus diarahkan ke arah

industrialisasi yang berada pada kuadran pasca

panen, namun peran mekanisasi dalam pra

maupun saat budidaya justru harus ditingkatkan.

Pertama, karena disitulah inti utama dari

mekanisasi, yaitu untuk meningkatkan daya dan

karsa manusia dalam bidang pertanian, baik pra

atau pasca panen. Kedua, karena pergerakan

industri manufaktur (pengolahan), termasuk

industri pertanian akan selalu bergantung pada

pasokan sumberdaya alam sebagai bahan yang

akan diolah.

Pemerintah pun harus mematangkan

konsep tersebut karena disisi lain, konsep

semacam ini menuntut banyak penyesuaian di

beberapa sisi. Penguasaan dan pemasyarakatan

teknologi, permodalan, penyesuaian pada tataran

kebudayaan lokal adalah beberapa diantaranya.

Sedangkan perbaikan serta pemantapan struktur

dan ketahanan kelembagaan petani menjadi

upaya kunci. Namun, dengan semangat yang

tinggi dari semua pihak, terutama pemerintah dan

civitas akademika mekanisasi, dibarengi niat

tulus ikhlas mengabdi kepada bangsa dan negara,

bukan tidak mungkin dalam waktu dekat

mekanisasi akan menjadi motor utama

pengangkat taraf hidup dan kesejahteraan petani.

Page 13: TRAKSI Juli 2010

12

TTTT

TRAKSI SPESIFIK

Trend Mekanisasi Pertanian

Kini dan Peningkatan Nilai

Tambah Petani 60 tahun mekanisasi pertanian

di Indonesia tidak menghentikan laju

perkembangan mekanisasi pertanian,

Banyak trend baru yang berkembang di

bidang mekanisasi pertanian sehingga

menyebabkan banyak pihak setuju

mekanisasi pertanian memegang peran

penting dalam kemajuan pertanian di

Indonesia, namun bagaimana pengaruh

perkembangan ini bagi kesejahteraan

petani? Apakah dengan trend-trend baru

di bidang mekanisasi pertanian ini bisa

meningkatkan nilai tambah pada petani?

Berikut hasil wawancara tim

Traksi Spesifik dengan Bambang Susilo,

selaku dosen dan pemerhati mekanisasi

pertanian serta anggota PERTETA.

1. Bagaimana menurut bapak

tentang perkembangan mekanisasi

pertanian mulai dulu hingga saat

ini?

Intinya perkembangan mekanisasi

pertanian di Indonesia itu memenuhi

prinsip dasar dari mekanisasi pertanian

itu sendiri yaitu penerapan dasar

teknik di bidang pertanian untuk

meningkatkan daya karsa manusia

dalam rangka memanfaatkan sumber

daya alam untuk kesejahteraan

manusia. Namun umumnya trend

perkembangan di bidang mekanisasi

pertanian itu di bidang pra panen,

pasca panen dan teknik sumberdaya

air.

Di bidang pra panen terlihat pada

realita minim sekali tenaga kerja yang

berminat untuk bekerja di bidang pra

panen sehingga perkembangan di

bidang ini akan berkembang dengan

Page 14: TRAKSI Juli 2010

13

TTTT

pesat, apalagi 10 hingga 20 tahun lagi dimana tenaga

kerja di bidang pertanian nyaris nihil. Untuk bidang

teknik sumberdaya air tentu sangat terlihat saat ini

dimana sudah terjadi persaingan penggunaan air,

mulai dari konsumsi sehari-hari, industri hingga

pertanian. Begitu juga perkembangan pasca panen,

saat ini banyak perkembangan di automatisasi di

bidang pengolahan hasil pertanian bahkan sudah

merambah ke bidang robotika, perkembangan di

bidang pasca panen juga berkaitan dengan

pembuatan mesin-mesin pengolahan yang

menggunakan renewable energy.

2. Menurut bapak apa yang menjadi trend di

dunia mekanisasi pertanian sekarang, di bidang

apa saja?

Ya seperti yang saya katakan tadi bahwa

trend di bidang mekanisasi pertanian itu mencakup

tiga bidang, yaitu pra-panen terutama di bidang

pengolahan lahan dan bidang ini sangat terkait

dengan pengelolaan sumberdaya air. Sedangkan

perkembangan pasca panen itu pada umumnya di

bidang pengolahan produk pertanian, automatisasi

mesin pertanian, namun isu utama dalam

perkembangan pasca panen adalah energi, karena di

masa depan konsumsi energi tidak akan terelakkan di

bidang pasca panen, karena itu perkembangannya

berupa pembuatan mesin-mesin pengolah yang

menggunakan konsep renewable energy dalam input

energinya.

3. Apakah menurut bapak trend mekanisasi

pertanian sekarang bisa meningkatkan

kesejahteraan petani atau memberikan nilai

tambah bagi petani?

Jelas meningkatkan, karena dengan

penggunaan mesin sudah dipastikan produktivitas

petani meningkat, sebagai contoh jika petani dalam

satu hari hanya mampu memanen satu hektar dengan

mesin panen bisa saja 10 hektar. Dan trend-trend

yang berkembang saat ini juga sering dikaitkan

dengan kenyamanan kerja. Jika produksi pertanian

dan kenyamanan kerja tinggi pastinya kesejahteraan

petani itu meningkat.

4. Menurut bapak inovasi seperti apa yang

seharusnya ada di bidang mekanisasi pertanian

yang bisa meningkatkan nilai tambah petani?

Inovasi yang seharusnya berkembang di

mekanisasi pertanian adalah pembuatan-pembuatan

mesin pertanian dengan input energi yang terbarukan

sehingga biaya operasional bisa dipertahankan pada

titik seminim mungkin.

Dan juga harus ada mesin-mesin

pengolahan pertanian yang mampu

mempertahankan nutrisi dan kualitas dari produk

agrokompleks dan inovasi mesin-mesin pertanian

yang berkonsep back to nature karena pada

dasarnya mesin pertanian itu mesin yang

memanfaatkan dan mengelola sumberdaya alam.

Selain itu sistem robotika di bidang pertanian juga

sangat berperan penting, karena sumber daya

manusia di bidang pertanian makin hari makin

minim, dan tidak menutup kemungkinan suatu saat

akan digunakan robot untuk proses pemanenan,

penanaman dan lain sebagainya.

5. Bagaimana menurut bapak soal pemerataan

penerapan mekanisasi pertanian? Apakah sudah

menyeluruh di Indonesia?

Jika suatu daerah itu memiliki sumberdaya

manusia tinggi di bidang pertanian pasti penggunaan

mekanisasi pertanian itu sedikit dikonsumsi. Bisa

diperkirakan sendiri kan bagaimana ratanya

penerapan mekanisasi pertanian di Indonesia?

6. Sejauh pengamatan bapak, apakah

pemerintah mendukung penerapan mekanisasi

pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan

petani?

Dari pemerintah memang kurang. Jika saja

pemerintah mau konsekuen mendukung penerapan

mekanisasi pertanian maka seharusnya pemerintah

membuatkan alat dan mesin pengolahan produk

pertanian di desa-desa. Selama ini kan petani di desa

identik dengan proses budidaya saja dan ketika

panen petani hanya bisa menjual.

Sebagai contoh sederhana, kopi yang belum

diolah dengan kopi yang sudah disajikan hangat

dalam gelas sangat berbeda sekali harganya, bahkan

kopi panen dengan kopi yang sudah dikeringkan

saja harganya sudah berbeda.

Itu baru kopi, jika saja produk pertanian

diolah terlebih dahulu tentu ada peningkatan nilai

tambah bagi petani dan ini jelas meningkatkan

kesejahteraan hidup petani di desa dan

meningkatkan gengsi untuk bekerja di bidang

pertanian.

Kebijakan-kebijakan pemerintah juga

berperan dalam perkembangan dan penerapan

mekanisasi pertanian, dengan adanya kebijakan-

kebijakan yang berdasarkan kondisi nyata di lapang

tentu perkembangan dan penerapan mekanisasi

pertanian bisa jauh lebih berkembang, baik di skala

kecil maupun industri. Dan juga harus diingat jika

petani itu dianggap sebagai produsen seharusnya

TRAKSI SPESIFIK

Page 15: TRAKSI Juli 2010

14

TTTT

pemerintah berfungsi sebagai regulator yang mengatur

regulasi proses dan produk pertanian.

7. Lalu bagaimana seharusnya peran mahasiswa

Teknik Pertanian untuk membantu peningkatan nilai

tambah petani melalui mekanisasi pertanian? Bisa dalam bentuk pengkajian dan mengkritisi

kebijakan-kebijakan di bidang pertanian khususnya di

bidang mekanisasi pertanian, karena terkadang kebijakan

pertanian terkadang hanya di bidang industri bukan di

skala pedesaan.

Peningkatan nilai tambah bagi petani ini juga

terkait dengan pengembangan alat dan mesin pertanian dan

mahasiswa Teknik Pertanian bisa meningkatkan nilai

tambah bagi petani dengan menciptakan alat dan mesin

pertanian yang mampu meningkatkan produktivitas petani,

meskipun dulu kalangan sosial ekonomi pertanian

berpendapat bahwa penggunaan alat dan mesin pertanian

menyebabkan pengangguran namun ternyata kini tidak

terbukti bahkan tanpa alat dan mesin pertanian banyak

pengangguran yang tidak mau bertani.

8. Apa harapan bapak untuk perkembangan

mekanisasi pertanian indonesia selanjutnya? Saya optimis, karena tanpa adanya trend

perkembangan mekanisasi pertanian yang sebelumnya

sudah saya sebutkan maka pertanian itu akan berhenti.

Tanpa adanya sentuhan teknologi saya yakin pertanian

akan ditinggalkan. Dan perkembangan mekanisasi

pertanian, mulai dari pengolahan lahan, pra panen, panen,

pasca panen hingga perkembangan robotik di bidang

pertanian ini sangat diperlukan. Satu hal lagi,

perkembangan ekonomi juga mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh perkembangan pertanian. (/Siregar,Ana)

TRAKSI SPESIFIK

PROFIL

NAMA :

Dr. Ir. Bambang Susilo, M.Sc.Agr.

TEMPAT TANGGAL LAHIR :

Tegal, 19 Juli 1962

PROFESI :

Dosen Jurusan Keteknikan Pertanian

Universitas Brawijaya

RIWAYAT PENDIDIKAN :

S1 Institut Pertanian Bogor

S2 Universitas George August

Goettingen, Jerman

S3 Universitas Brawijaya

ORGANISASI :

Anggota Perhimpunan Teknik Pertanian

“Tanpa adanya sentuhan teknologi saya

yakin pertanian akan ditinggalkan”

Page 16: TRAKSI Juli 2010

15

TTTT

LINGKUNGAN

Kajian Lingkungan

Hidup Strategis Menteri Lingkungan Hidup Gusti

Muhammad Hatta mengatakan bahwa pemerintah

daerah harus melakukan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS) sebelum memberikan izin

pengelolaan lahan maupun hutan.

"Daerah harus melakukan KLHS untuk

pemberian izin seperti yang ditentukan dalam

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,"

katanya saat membuka rapat kerja teknis Menuju

Indonesia Hijau untuk menurunkan emisi karbon di

Jakarta, Selasa (15/6/2010).

Pembuatan KLHS ditujukan untuk

memastikan penerapan prinsip pembangunan

berkelanjutan dalam pembangunan suatu wilayah,

serta penyusunan kebijakan dan program

pemerintah.

Menurut undang-undang tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,

KLHS harus dilakukan dalam penyusunan dan

evaluasi rencana tata ruang wilayah, rencana

pembangunan jangka menengah dan panjang,

kebijakan dan program yang berpotensi

menimbulkan dampak dan atau risiko lingkungan

hidup.

Mekanisme pelaksanaan KLHS,

menurut undang-undang meliputi pengkajian

pengaruh kebijakan, rencana, dan program

terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu

wilayah, perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan dan program serta rekomendasi

perbaikan untuk pengambilan keputusan

kebijakan dan program yang mengintegrasikan

prinsip pembangunan berkelanjutan.

KHLS sendiri menurut ketentuan harus

memuat kajian mengenai kapasitas daya dukung

dan daya tampung lingkungan hidup untuk

pembangunan; perkiraan mengenai dampak dan

risiko lingkungan hidup.

Kemudian, kinerja layanan/jasa

ekosistem; efisiensi pemanfaatan sumber daya

alam; tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi

terhadap perubahan iklim; serta tingkat

ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

Lebih lanjut Menteri Lingkungan

Hidup menjelaskan pewajiban pelaksanaan

KLHS dimaksudkan untuk memastikan sumber

daya alam terkelola dengan baik dan tidak

menimbulkan kerusakan lingkungan.

"Karena penggunaan sumber daya alam

melebihi daya dukung akan menimbulkan

kerugian sangat besar dan pemulihannya

membutuhkan lebih banyak uang," demikian

Gusti Muhammad Hatta. (/Kompas)

“…penggunaan sumber daya

alam melebihi daya dukung

akan menimbulkan kerugian

sangat besar dan

pemulihannya membutuhkan

lebih banyak uang.”

Page 17: TRAKSI Juli 2010

16

TTTT

LINGKUNGAN

Inovasi Lingkungan Hidup

Berbasis Pertanian Kehutanan

Merebaknya isu lingkungan hidup di

Indonesia tidak lepas dari kaitannya terhadap

perusakan hutan. Hutan sebagai suatu ekosistem tidak

hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu,

tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat

diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui

budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan.

Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam

berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil

oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan

peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah

timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia

air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu

kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan

hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.

Selain itu dengan adanya hutan ini adalah

penghasil oksigen Karena di hutan terjadi proses

fotosintesis yang mampu menghasilkan gas oksigen

yang berguna bagi kehidupan makhluk hidup. Isu

yang kini sedang booming dibelahan dunia adalah

pemanasan global atau sering disebut sebagai global

warming. Suatu keadaan dimana suhu bumi

mengalami kenaikan yang disebabkan oleh gas hasil

pembakaran kendaraan bermotor dan penggundulan

jutaan hektar lahan hutan ataupun alih fungsi hutan

yang tidak wajar sehingga menyebabkan menipisnya

atmosfer bumi. Global warming telah menjadi

ancaman bagi makhluk bumi, dikarenakan selain

menipisnya atmosfer bumi yang menyebabkan suhu

bumi yang semakin tinggi juga keseimbangan tata

lingkungan dibumi mengalami gangguan seperti

banyaknya berbagai bencana akhir-akhir ini.

Salah satu upaya yang coba dilakukan adalah

dengan melakukan penataan lingkungan yang

komprehensip dan terpadu. Mengembalikan fungsi

hutan seperti semula dan merehabilitasinya dengan

baik. Program konservasi dan rehabilitasi hutan yang

baik harus segera dipercepat dengan melalui cara-cara

yang terpadu yang juga melibatkan sumberdaya

manusia yang ada di wilayah hutan tersebut.

Masyarakat harus diajak dan diberikan pendidikan

terkait dengan program tersebut. Salah satu program

yang coba diterapkan adalah kegiatan budidaya

pertanian diwilayah hutan. Melihat kondisi hutan

terutama dipulau jawa yang sudah sangat sedikit

memberikan peluang yang begitu besar untuk

kegiatan ini. Kegiatan budidaya tersebut

diperkirakan akan dapat membawa keuntungan baik

dari segi ekonomis maupun ekologis, dimana

kesuburan tanah akan tetap dapat dipertahankan

tanpa mengubah hutan yang sudah memiliki fungsi

pokoknya.

Program konservasi hutan adalah salah satu

program yang sudah lama dicanangkan oleh

pemerintah. Program ini dicanangkan karena

melihat banyaknya hutan yang rusak akibat

berbagai ulah masyarakat yang tidak mengerti akan

tata lingkungan dan peran hutan itu sendiri. Banyak

hutan digunduli dengan alasan pembukaan lahan

baru dengan cara melakukan pembakaran hutan

sehingga dimana-mana terjadi kabut asap sehingga

mengganggu aktivitas transportasi karena jarak

pandang yang relaitif pendek, selain itu asap yang

dihasilkan sangat mengganggu kesehatan.

Perusakan hutan yang semakin parah ini secara

langsung akan merusak keseimbangan alam

sehingga dimana-mana banyak terjadi banjir yang

cukup meresahkan masyarakat. Untuk itu

diperlukan adanya terobosan penanganan masalah

tersebut dengan cara-cara yang arif dan tidak

merugikan berbagai pihak yang memiliki

kepentingan dengan pengelolaan kawasan hutan

baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat.

Konservasi hutan yang biasa dilakukan

adalah dengan budidaya tanaman hutan, namun hal

ini belum bisa memberikan hasil memuaskan

karena untuk pembudidayaan tanaman hutan

dibutuhkan waktu yang lama. Adapun inovasi yang

bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah

dengan penanaman tanaman pertanian yang bisa

hidup di ekosistem hutan yang produktif, sehingga

bisa juga meningkatkan nilai tambah bagi

masyarakat desa hutan. Salah satu tanaman yang

bisa dijadikan alternatif untuk konservasi adalah

Porang.Porang (Amorphophallus Oncophyllus

Prain) termasuk famili Araceae, merupakan jenis

tanaman umbi yang mempunyai potensi dan

prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Selain

mudah didapatkan juga mampu menghasilkan

karbohidrat yang cukup tinggi berupa glukomanan.

Glukomanan dapat digunakan selain untuk

makanan, juga untuk berbagai macam industri,

laboratorium kimia, dan obat-obatan.

Page 18: TRAKSI Juli 2010

TTTT

Konservasi yang dilakukan b

dalam bentuk kemitraan antara masyarakat desa hutan

dan pihak pengelola hutan, seperti Perhutani. Pola

kerjasama yang dibangun adalah dengan memberikan

akses yang mudah bagi masyarakat yaitu dengan

mengajak mereka untuk melakukan penanaman po

pada lahan-lahan didalam hutan.

Masyarakat sebagai mitra kerja Perhutani

dijadikan sebagai pengelola pertama program ini.

Masyarakat diberi kesempatan sebesar

pengelolaan hutan dengan melakukan penanaman

tanaman tersebut. Masing-masing luasan hutan dibagi

secara rata untuk dikelola oleh masyarakat dengan

proporsi pembagian yang adil. Masyarakat pengelola

tidak dikenakan pajak atas pemakaian lahan hutan

karena program ini dirancang dengan sistem bagi hasil

yang baik dan sudah dirumuskan dan disosialisasikan

sebelumnya kepada masyarakat.

Sedangkan pola kerjasama yang dibentuk bisa

digambarkan dalam diagram dibawah :

Diagram Kerjasama Konservasi

Budidaya Porang

Masyarakat desa hutan adalah masyarakat yang

bertempat tinggal di sekitar hutan, mereka pada

umumnya bertani dan beternak. Masyarakat inilah yang

akan menjadi pelaku utama konservasi. Dengan luasnya

kawasan hutan harusnya dibentuk kelompok

tani yang tergabung menjadi gabungan kelompok tani.

LMDH atau lembaga masyarakat desa hutan ini adalah

suatu lembaga yang dibentuk oleh gapoktan yang

nantinya kemudian akan menjembatani kemitraan

tersebut dengan pihak Perhutani.

LINGKUNGAN

Konservasi yang dilakukan bisa dijadikan

dalam bentuk kemitraan antara masyarakat desa hutan

dan pihak pengelola hutan, seperti Perhutani. Pola

kerjasama yang dibangun adalah dengan memberikan

akses yang mudah bagi masyarakat yaitu dengan

mengajak mereka untuk melakukan penanaman porang

Masyarakat sebagai mitra kerja Perhutani

dijadikan sebagai pengelola pertama program ini.

Masyarakat diberi kesempatan sebesar-besarnya dalam

pengelolaan hutan dengan melakukan penanaman

g luasan hutan dibagi

secara rata untuk dikelola oleh masyarakat dengan

proporsi pembagian yang adil. Masyarakat pengelola

tidak dikenakan pajak atas pemakaian lahan hutan

karena program ini dirancang dengan sistem bagi hasil

dan disosialisasikan

Sedangkan pola kerjasama yang dibentuk bisa

digambarkan dalam diagram dibawah :

Selain sebagai penghubung dengan

Perhutani, lembaga ini diharuskan juga memiliki

sentra pengolahan porang karena melihat potensi

harga jual yang cukup tinggi dalam produk jadi

(chip porang dan tepung porang) maka diperlukan

adanya Pabrik pengolahan. LMDH juga didesain

agar dapat menampung sementara hasil panen

porang untuk kemudian diolah di pabrik.

Adapun mekanisme kemitraan tersebut

adalah pihak lembaga masyarakat desa hutan

bekerjasama dengan Perhutani karena pihak

Perhutani yang memiliki lahan. Lahan tanam

disiapkan dan luasanya dibagi secara adil untuk

kemudian diserahkan pengelolaanya kepada

LMDH. Disamping itu pihak Perhutani juga

diharuskan memberikan pembinaan dan

penyuluhan terkait dengan program tersebut

kepada petani yang tergabung di LMDH. Petani

yang tergabung dalam program ini diharuskan

membayar pajak kepada Perhutani, karena lahan

tanam yang dikelola adalah milik Perhutani.

Besaran pajak tersebut ditetapkan dalam nota

kesepakatan/ MOU antar keduanya. Untuk

menghindari hal-hal yang kurang memuaskan dari

kemitraan tersebut kedua lembaga diharuskan

membentuk lembaga pemantau independen yang

anggotanya terdiri dari perwakilan kedua belah

pihak.(/Taufiq)

Diagram Kerjasama Konservasi Hutan Dengan

Masyarakat desa hutan adalah masyarakat yang

pat tinggal di sekitar hutan, mereka pada

umumnya bertani dan beternak. Masyarakat inilah yang

akan menjadi pelaku utama konservasi. Dengan luasnya

kawasan hutan harusnya dibentuk kelompok-kelompok

tani yang tergabung menjadi gabungan kelompok tani.

tau lembaga masyarakat desa hutan ini adalah

suatu lembaga yang dibentuk oleh gapoktan yang

nantinya kemudian akan menjembatani kemitraan

[email protected]

17

Selain sebagai penghubung dengan

Perhutani, lembaga ini diharuskan juga memiliki

sentra pengolahan porang karena melihat potensi

harga jual yang cukup tinggi dalam produk jadi

n tepung porang) maka diperlukan

adanya Pabrik pengolahan. LMDH juga didesain

agar dapat menampung sementara hasil panen

porang untuk kemudian diolah di pabrik.

Adapun mekanisme kemitraan tersebut

adalah pihak lembaga masyarakat desa hutan

ngan Perhutani karena pihak

Perhutani yang memiliki lahan. Lahan tanam

disiapkan dan luasanya dibagi secara adil untuk

kemudian diserahkan pengelolaanya kepada

LMDH. Disamping itu pihak Perhutani juga

diharuskan memberikan pembinaan dan

dengan program tersebut

kepada petani yang tergabung di LMDH. Petani

yang tergabung dalam program ini diharuskan

membayar pajak kepada Perhutani, karena lahan

tanam yang dikelola adalah milik Perhutani.

Besaran pajak tersebut ditetapkan dalam nota

tan/ MOU antar keduanya. Untuk

hal yang kurang memuaskan dari

kemitraan tersebut kedua lembaga diharuskan

membentuk lembaga pemantau independen yang

anggotanya terdiri dari perwakilan kedua belah

[email protected]

Page 19: TRAKSI Juli 2010

18

TTTT

ADVOTANI

Oleh : Pendy Putra

Ketua Bidang Advokasi IMATETANI 09/10

Indonesia sebagai republik dengan kekayaan

alam dan sumber daya alam yang melimpah seringkali

harus dihadapkan pada masalah-masalah yang tidak

penting untuk dipermasalahkan. Mulai dari masalah

umum hingga masalah yang spesifik, seperti masalah

di bidang pertanian. Tanaman pangan yang dulu tanpa

adanya halangan apapun dapat ditanam dan diproduksi

dengan mudah dan dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat Indonesia. Kini untuk memproduksi

tanaman pangan menjadi sulit dan bahkan menjadi

permasalahan besar bagi para petani tanaman pangan.

Dan hal seperti ini nanti akan mempengaruhi jumlah

produksi dan harga tanaman pangan serta menyangkut

kelanjutan hidup petani tanaman pangan di Indonesia.

Sebagai Negara agraris, Indonesia seharusnya

memperhatikan dan mendukung perkembangan sektor

pertanian untuk lebih maju. Karena selain sebagai

identitas negara, pertanian juga dijadikan sebagai

tulang punggung perekonomian negara. Namun hal

tersebut nampaknya sulit terwujud karena terkadang

peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah malah

menekan kaum petani bawah sebagai pelaku pertanian.

Dalam usaha peningkatan dan pengembangan ekonomi

kerakyatan berbasis pertanian, peraturan pemerintah

seharusnya tidak memberatkan petani kelas bawah.

Pada kesehariannya pun petani masih

diberatkan dengan keadaan–keadaan lain, seperti

sumberdaya yang tidak mencukupi untuk melakukan

aktivitasnya bertanam, tingginya harga eceran pupuk

bersubsidi dan juga tingginya harga benih tanam.

Perizinan Tanam Bukan Bentuk

Kepedulian Terhadap Petani!

Ditambah lagi permasalahan pasca panen, petani

dihadapkan dengan permasalahan rendahnya

harga jual produk pertanian. Kini masalah

tersebut akan ditambah lagi dengan adanya

peraturan yang mengatur perizinan komoditas

pangan ke pada pemerintah setempat. Dengan

kompleksnya masalah yang dihadapi petani

bagaimana mungkin petani di Indonesia akan

dapat berkembang?

Dalam kebijakan baru yang dibuat ini

para petani diwajibkan untuk mendaftarkan

komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung,

kedelai, ubi jalar, ubi kayu, kacang hijau, dan

sorgum dan menunggu turunnya perizinan

tanam dari pemerintah kabupaten atau kota. Hal

ini dirasakan sangat memberatkan petani,

kenapa untuk menanam sesuatu yang nantinya

akan dimakan harus meminta izin dari yang

akan memakan tanaman tersebut? Kenapa untuk

mengembangkan ekonomi kerakyatan harus

membuat berat para pelaku ekonominya? Ironis

atau dilematis?

Permentan tentang Pedoman Perizinan

Usaha Budidaya Tanaman Pangan ini selain

mengatur perizinan investasi di sektor tanaman

pangan oleh perusahaan besar ataupun korporasi

multinasional, juga mengatur perizinan usaha

tanaman pangan untuk petani skala kecil-

menengah. Usaha tani dengan skala usaha

kurang dari 25 hektar dan/atau menggunakan

tenaga kerja tetap kurang dari 10 orang harus

didaftar oleh bupati/wali kota.

Page 20: TRAKSI Juli 2010

19

TTTT

Permentan ini merupakan tindak lanjut dari

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2010

tentang Usaha Budidaya Tanaman. Adapun PP ini

merupakan amanat Tahun 2009, Kementerian

Pertanian dan DPR sepakat memasukkan aturan baru

yang mengizinkan swasta ikut mengembangkan

tanaman pangan. Kebijakan investasi swasta di sektor

tanaman pangan muncul secara sembunyi-sembunyi

pada akhir pengesahan UU No 41/2009, tanpa melalui

uji publik.

Kebijakan perizinan ini tidak sesuai apabila

diterapkan diindonesia, karena kebanyakan dari

petani Indonesia adalah petani gurem bukan petani

kakap. Apabila kebijakan tersebut diterapkan justru

tidak membantu meningkatkan kesejahteraan petani

melainkan membatasi petani untuk dapat menanam

tanaman pangan. Bukan tidak mungkin apabila

peraturan tersebut benar-benar diterapkan maka para

petani akan berpindah haluan, dan hal itu tentunya

nanti juga akan berpengaruh terhadap kebutuhan

pangan nasional.

Menanggapi keputusan tersebut maka kita

sebagai insan akademik seharusnya merasa keberatan

dan menolak hal ini karena dengan adanya peraturan

tersebut maka petani akan menjadi sasaran dari

kurangnya sistem pendataan lahan dan usaha tani oleh

pemerintah dan petani akan dijadikan kambing hitam

pada kondisi tersebut. Seharusnya dilakukan studi

kelayakan publik dan peninjauan lapang kembali

terlebih dahulu sebelum keputusan tersebut

dikeluarkan.

…kenapa untuk

menanam sesuatu

yang nantinya akan

dimakan harus

meminta izin dari

yang akan memakan

tanaman tersebut?...

Dari keadaan peraturan tersebut terlihat

pemerintah menganggap petani berstatus sebagai

pengusaha, disinilah letak kesalahannya.

Seharusnya pemerintah menganggap petani

sebagai abdi negara yang memenuhi kebutuhan

pangan rakyat Indonesia, yang bekerja untuk

mendukung perekonomian Indonesia, sebagai

pekerja yang seharusnya mendapatkan perhatian

lebih dan bukan sebagai obyek yang dikenai

berbagai macam peraturan yang memberatkan.

ADVOTANI

Looking place for advertising?

How

about

HERE?

Lets your image talks!

Page 21: TRAKSI Juli 2010

TTTT

Your

Event

Will Be

HERE…

Your

Event

Will Be

HERE

Your

Event

Will Be

HERE20

Your

Event

Will Be

HERE…

Your

Event

Will Be

HERE…

Page 22: TRAKSI Juli 2010

21 TTTT

PROSESING

Trend Pengemasan Modern Seharusnya

Tidak Menggeser Kemasan Tradisional Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai

sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan

makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara

tradisional diawali dengan memasukkan bahan

makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya.

Dalam perkembangannya di bidang

pascapanen, sudah banyak inovasi dalam bentuk

maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan

kemasan baru dan berbagai inovasi selalu

dikedepankan oleh para produsen produk-produk

pertanian, dan hal ini secara pasti menggeser metode

pengemasan tradisional yang sudah ada sejak lama di

Indonesia.

Ragam kemasan makanan tradisional yang

sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan

daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung),

daun kelapa/enau (aren), daun jambu air dan daun jati.

Cara pengemasannyapun dilakukan dengan berbagai

macam cara seperti dapat dilihat dalam Tabel berikut

Program ini sayang belum menyentuh ke

pengemasan produk pertanian, hanya di bidang

makanan tradisional saja. Namun perlu dikaji

kembali bahwasanya dengan dipelajari dan

didukung lebih lanjut seharusnya dalam

pengemasan makanan tradisional masih pro-kontra

dengan pencitraan tradisional itu sendiri yang

terasa kurang khas tanpa kemasan tradisional

apalagi bahan kemasan berasal dari bahan

pertanian juga. Jika dalam hal ini bisa ditemukan

solusi yang dapat menggabungkan kemasan

tradisional dan modern tentu bisa meningkatkan

nilai tambah petani di Indonesia.

Dengan adanya penggabungan kemasan

tradisional dan modern tentu konsep yang

dihasilkan adalah kemasan yang menarik, mampu

melindungi produk yang dikemas serta tidak

melupakan ciri khas dari produk tersebut yang tetap

berkesan tradisional.

The product is the package, yang berarti

sebuah produk bisa dinilai dari kemasannya adalah

budaya dasar pemasaran produk di Inggris sejak

abad 19 yang nyata kini sangat dirasakan. Kini

kemasan menjadi penentu utama penarik minat

pembeli dalam mengonsumsi sebuah produk.

Keberhasilan daya tarik kemasan ditentukan oleh

estetika yang menjadi bahan pertimbangan sejak

awal perencanaan bentuk kemasan karena pada

dasarnya nilai estetika harus terkandung dalam

keserasian antara bentuk dan penataan desain grafis

tanpa melupakan kesan jenis, ciri, dan sifat

barang/produk yang diproduksi.

Tidak kalah pentingnya dalam kemasan

bahan makanan tradisional adalah harus

tersedianya label. Mengapa pangan dalam kemasan

harus berlabel? Karena label menjadi media

informasi sebagai bahan pertimbangan untuk

membeli/mengonsumsi pangan tersebut. Minimal

pada makanan tradisional harus ada informasi

mengenai komposisi dan masa kadaluwarsa, agar

dapat digunakan sebagai pedoman dalam membeli

suatu produk.(/Siregar)

Pengemasan, disamping bertujuan untuk

melindungi makanan tradisional dari kerusakan, juga

merupakan daya pikat-bagi orang agar tergiur

menikmatinya. Dalam bahasa prdagangan

pengemasan merupakan iklan tersendiri agar menarik

dan orang tertarik untuk membelinya.

Pada pertengahan tahun 2007 Program

Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi

(P4MI) melalui kegiatannya dilakukan upaya

perbaikan pengemasan makanan siap saji guna

meningkatkan daya pikat dan memenuhi persyaratan.

Upaya perbaikan kemasan dilakukan melalui

pendekatan studi orientasi, evaluasi teknologi dan

pengembangan pengemasan. Jalur ini diharapkan

mampu mendongkrak keberhasilan perdagangan

makanan tradisional di daerah sentra produksi.

Page 23: TRAKSI Juli 2010

TTTT

Pengontrolan Suhu Pada

Pengomposan Untuk Produksi

Kompos Yang Lebih BermutuTrend pertanian organik di Indonesia

semakin merebak luas, bahkan hingga ke bidang

pengolahan tanah. Dalam usaha meningkatkan unsur

hara pada tanah atau mengembalikannya ke kondisi

semulai digunakan bahan-bahan organik sehingga

unsur hara pada tanah dapat terjaga dan tanah bisa

memenuhi fungsinya sebagai media tanam yang

optimal bagi tanaman yang akan ditanam.

Pupuk kompos sebagai salah satu cara

mengembalikan keadaan tanah menjadi

tersendiri oleh masyarakat luas, karena bahan untuk

pupuk kompos rata-rata didapat dari sampah

pertanian ataupun sampah rumah tangga dimana

berarti bahan pembuat pupuk kompos tersebar luas

dan jarang dimanfaatkan. Hal ini tentu dapat menjadi

nilai tambah tersendiri bagi petani ataupun

masyarakat luas untuk bisa memproduksi pupuk

kompos dalam skala rumah tangga tanpa

ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi.

Secara umum kompos merupakan bahan

organik seperti daun-daun, jerami, alang

rumput-rumputan, daun-daunan, maupu kotoran

hewan yang telah mengalami proses dekomposisi

oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat,

dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat

Kompos mengandung hara-hara mineral yang

esensial bagi tanaman. Sisa tanaman

kotoran hewan, juga sisa jutaan makhluk kecil yang

berupa bakteri jamur, ganggang, hewan satu sel,

maupun banyak sel merupakan sumber bahan

organik yang sangat potensial bagi tanah.

Terdapat 3 jenis pengomposan yaitu : sitem

windrow, aerated static pile dan in vessel.

Pengomposan dengan kondisi terkontrol tetap harus

dilakukan pengawasan beberapa faktor yaitu

temperatur, kelembaban, aroma, dan pH.

INOVASI

ngontrolan Suhu Pada

Pengomposan Untuk Produksi

Kompos Yang Lebih BermutuTrend pertanian organik di Indonesia

semakin merebak luas, bahkan hingga ke bidang

pengolahan tanah. Dalam usaha meningkatkan unsur

hara pada tanah atau mengembalikannya ke kondisi

bahan organik sehingga

unsur hara pada tanah dapat terjaga dan tanah bisa

memenuhi fungsinya sebagai media tanam yang

optimal bagi tanaman yang akan ditanam.

Pupuk kompos sebagai salah satu cara

mengembalikan keadaan tanah menjadi perhatian

tersendiri oleh masyarakat luas, karena bahan untuk

rata didapat dari sampah

pertanian ataupun sampah rumah tangga dimana

berarti bahan pembuat pupuk kompos tersebar luas

dan jarang dimanfaatkan. Hal ini tentu dapat menjadi

i tambah tersendiri bagi petani ataupun

masyarakat luas untuk bisa memproduksi pupuk

kompos dalam skala rumah tangga tanpa

ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi.

Secara umum kompos merupakan bahan

daun, jerami, alang-alang,

daunan, maupu kotoran

hewan yang telah mengalami proses dekomposisi

oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat,

dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah.

hara mineral yang

esensial bagi tanaman. Sisa tanaman, hewan, atau

kotoran hewan, juga sisa jutaan makhluk kecil yang

berupa bakteri jamur, ganggang, hewan satu sel,

maupun banyak sel merupakan sumber bahan

organik yang sangat potensial bagi tanah.

Terdapat 3 jenis pengomposan yaitu : sitem

static pile dan in vessel.

Pengomposan dengan kondisi terkontrol tetap harus

dilakukan pengawasan beberapa faktor yaitu

temperatur, kelembaban, aroma, dan pH.

Seringkali masalah utama dalam

pengomposan adalah suhu yang tidak terkendali

yang menyebabkan waktu pengomposan tidak

dapat dipastikan. Dengan suhu yang dapat

dikontrol maka secara keseluruhan proses

pengomposan bisa diatur sedemikian rupa dan

dapat diproduksi dengan mudah.

Adapun untuk mengontrol suhu pada

proses pengomposan bisa menggunakan

instrumen sederhana seperti mikrokontroler

ATmega8 dengan sensor suhu LM35. Instrumen

ini bisa diterapkan pada pengomposan yang

berskala modern dimana bahan pembuat kompos

tidak hanya sekedar ditumpuk saja. Dengan suhu

yang terkontrol pada proses pengomposan

nantinya akan dihasilkan produk kompos yang

memiliki kadar air dan pH yang bisa disesuaikan

dengan kebutuhan dan kompos jauh lebih

bermutu serta memiliki kualitas yang

terkontrol.(/Joko,Siregar)

22

Pengomposan Untuk Produksi

Kompos Yang Lebih Bermutu

Seringkali masalah utama dalam

pengomposan adalah suhu yang tidak terkendali

waktu pengomposan tidak

dapat dipastikan. Dengan suhu yang dapat

dikontrol maka secara keseluruhan proses

pengomposan bisa diatur sedemikian rupa dan

dapat diproduksi dengan mudah.

Adapun untuk mengontrol suhu pada

proses pengomposan bisa menggunakan

rumen sederhana seperti mikrokontroler

ATmega8 dengan sensor suhu LM35. Instrumen

ini bisa diterapkan pada pengomposan yang

berskala modern dimana bahan pembuat kompos

hanya sekedar ditumpuk saja. Dengan suhu

yang terkontrol pada proses pengomposan

antinya akan dihasilkan produk kompos yang

memiliki kadar air dan pH yang bisa disesuaikan

dengan kebutuhan dan kompos jauh lebih

bermutu serta memiliki kualitas yang

Page 24: TRAKSI Juli 2010

23

TTTT

LOW TECH

Kokodiesel Dari

Knalpot Daerah

Pesisir Inovasinya bertolak dari keprihatinan karena

nelayan di daerah terpencil sering kesulitan bahan

bakar untuk motor diesel perahu mereka. Padahal, di

wilayah pesisir, banyak terdapat buah kelapa yang

bisa digunakan sebagai substitusi bahan bakar nabati.

Jadilah sebuah inovasi pengubah minyak kelapa

menjadi setara solar. Ketua Departemen Teknik

Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Desrial

mengembangkan inovasi tersebut dengan

memanfaatkan suhu knalpot untuk mengubah

kekentalan minyak kelapa agar sama dengan solar.

”Minyak kelapa memiliki kekentalan 50

sampai 60 centi-Stokes (cSt), sedangkan solar 5 cSt.

Pada suhu berkisar 80 sampai 90 derajat celsius

derajat kekentalan minyak kelapa sama dengan solar,”

kata Desrial, Rabu (19/5/2010) di Bogor.

Gas buang pada knalpot menyebabkan suhu

melimpah sampai 350 hingga 360 derajat celsius.

Desrial memanfaatkan koil pendingin untuk

menurunkan temperatur suhu knalpot.

”Tinggal diatur penempatan koil pada batang

knalpot hingga memperoleh keluaran suhu berkisar 80

sampai 90 derajat celsius, kemudian untuk

memanaskan minyak kelapa,” kata Desrial. Minyak

kelapa dengan suhu 80 sampai 90 derajat celsius pun

siap dikabutkan ke ruang pembakaran mesin diesel.

Layaknya solar, minyak kelapa itu menjadi mudah

terbakar dan menghasilkan energi gerak mesin.

Inovasi Desrial menggapai prinsip teknologi

tidak harus mahal. Desrial menghitung, biaya yang

dibutuhkan hanya sekitar Rp 100.000 untuk membeli

koil pendingin dan memodifikasi knalpot mesin diesel

menjadi konverter minyak kelapa. Harga minyak

kelapa sendiri tentu memiliki standar berbeda-beda.

Ini tergantung kemudahan memperoleh bahan baku

kelapa. Masyarakat pesisir yang memiliki kelapa

melimpah jika memproduksi minyak kelapa tentu

akan jauh lebih murah dibandingkan di tempat

lainnya. Kebutuhan untuk membuat minyak kelapa

satu liter sekitar 20 butir kelapa.

Teknologi paling murah dengan cara

mengolah daging buah kelapa segar. Daging kelapa

diparut dan diperas menjadi santan. Kandungan

santan berupa minyak (lemak) dan air kemudian

dipisahkan. Pemisahannya dengan cara

pengendapan atau pemanasan. Pada lapisan atas

dengan kandungan minyak, sedangkan lapisan

tengah berupa protein. Pada lapisan paling bawah

berupa air yang harus dibuang. Pemisahan dengan

pemanasan untuk menghilangkan kandungan air

yang lebih cepat mendidih dan menguap.

Cara lain memperoleh minyak kelapa

dengan mengeringkan daging kelapa terlebih

dahulu. Ini disebut kopra. Kopra memiliki

kandungan minyak 34,7 persen. Kopra lalu dipotong

kecil-kecil. Kemudian dengan pengepresan

potongan kopra tersebut akan dihasilkan minyak

kelapa. Minyak kelapa yang terkumpul kemudian

diendapkan dan disaring. Hasil penyaringan

kemudian diberi senyawa alkali kalium hidroksida

(KOH) atau natrium hidroksida (NaOH) untuk

menghilangkan asam lemak bebas. Untuk

menjernihkannya digunakan penyerap warna berupa

arang (karbon) aktif. ”Teknologi yang saya

kembangkan untuk pemanfaatan minyak kelapa

secara langsung yang mudah diaplikasikan petani

atau nelayan” ujar Desrial.

Minyak kelapa pun dapat diubah 100

persen menjadi biodiesel atau kokodiesel.

Pemanfaatannya tidak perlu menggunakan

konverter, tetapi biaya produksinya relatif mahal.

Kokodiesel harganya sekitar Rp 10.000 per liter,

sedangkan minyak kelapa bisa jauh di bawah harga

tersebut.

Lebih jauh dari sekadar inovasi substitusi

solar bagi nelayan adalah gagasan konservasi

pesisir. Bagi Desrial, pohon kelapa merupakan

bagian ekosistem penting pesisir. Pohon kelapa di

darat memiliki fungsi penahan gelombang tsunami.

Zonasi yang harus dipertahankan berikutnya menuju

laut berupa mangrove, padang lamun, dan terumbu

karang. Pohon kelapa bisa tumbuh hampir di setiap

pulau di Indonesia berguna untuk alternatif bahan

bakar pada masa mendatang. Bahan bakar solar

tidak terbarukan, kerap pula mengalami kendala

distribusi ke wilayah-wilayah terpencil. Nelayan

sebagai pelanggan setia solar mesti bersiap diri

menghadapi kelangkaan solar.(/Kompas)

Page 25: TRAKSI Juli 2010

24

TTTT

OPINI

Kebutuhan dan Kesesuaian Ilmu

Pengelolaan Sumberdaya Air Dalam

Pendidikan Teknik Pertanian Oleh : Oktari Ega Santika

*

Perkembangan pengelolaan sumberdaya

air dalam dunia pendidikan teknik pertanian sangat

tidak dapat dipisahkan, karena teknik pertanian

pada awal mulanya hanya didasari penggunaan

mesin-mesin berat pengolah lahan dan sistem

pengairan.

Sebagai bukti pentingnya pengelolaan

sumberdaya air dalam bidang pertanian hampir di

setiap universitas yang menyelenggarakan

pendidikan teknik pertanian memiliki minat studi

Teknik Tanah dan Air. Jika dilihat lebih lanjut,

maka perkembangan pengelolaan sumberdaya air

di bidang pertanian sangat pesat dan banyak

penerapan ilmu teknik lanjutan (advanced

engineering) yang dilakukan oleh para peminat

pengelolaan sumberdaya air. Dan kini boleh

dibilang mata kuliah yang berkaitan dengan

pengelolaan sumberdaya air tidak jauh berbeda

dengan mata kuliah di teknik pengairan.

Penerapan ilmu teknik pada pengelolaan

sumberdaya air yang saat ini digandrungi bahkan

mencapai pada titik digunakannya perangkat lunak

dan berbagai instrumentasi tingkat lanjut. Seperti

dalam Simulasi Model Daerah Aliran Sungai

(SIMODAS) digunakan berbagai macam

permodelan dengan bantuan perangkat lunak guna

memudahkan permodelan dan menyempurnakan

tampilan, penggunaan penginderaan jauh, GPS dan

berbagai macam lainnya untuk memenuhi kondisi

saat ini yang menuntut kemudahan dalam

operasional.

Namun harus dikaji lebih lanjut sejauh apa

peran advanced engineering dalam pengelolaan

sumberdaya air yang memiliki dampak bagi

pertanian. Karena jika dikaji lebih lanjut lagi maka

segala kecanggihan teknologi yang digunakan

dalam pengelolaan sumberdaya air lebih ke arah

pertanian dalam skala besar. Dan hal ini sangat

tidak relevan ketika kita membicarakan petani di

Indonesia yang lahannya tidak luas dan tidak

begitu memerlukan berbagai macam kecanggihan

hanya untuk mendapatkan informasi sumberdaya

air dan lahan yang mereka miliki, dimana boleh

dibilang operational cost dalam penggunaan

advanced engineering ini jauh melebihi

operational cost mereka untuk mengolah lahan.

Oleh karena itu perlu dikaji lebih dalam

lagi sejauh apa pentingnya kebutuhan dan

kesesuaian ilmu pengelolaan sumberdaya air

dalam dunia pendidikan teknik pertanian

Indonesia. Karena jika penggunaan advanced

engineering dalam ilmu pengembangan

sumberdaya air ini hanya sebatas kompetensi dan

hanya untuk mengikuti trend maka tidaklah

relevan dengan kebutuhan petani di Indonesia

dimana secara umum petani lebih menginginkan

penggunaan teknologi tepat gunayang mudah

dimengerti dalam pengolahan lahan dengan biaya

lebih sedikit dan hasil yang didapat lebih

maksimum, mengingat proses bertani di Indonesia

masih berupa proses bertani tradisional.

* Ketua Bidang Penelitian & Pengembangan

Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian Indonesia

Page 26: TRAKSI Juli 2010

TTTT

Biodiesel Nyamplung, Diantara Jenuhnya

Jarak Pagar dan Tuntutan Kebutuhan

Bioenergi Nyamplung (Calophyllum inophyllum

termasuk dalam marga Callophylum

sebaran cukup luas di dunia yaitu Ma

Timur, Asia Selatan dan Tenggara, Kepulauan Pasifik,

Hindia Barat, dan Amerika Selatan. Di Indonesia,

nyamplung tersebar mulai dari Sumatera Barat, Riau,

Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan

Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi

Nusa Tenggara Timur dan Papua. Kelebihan

nyamplung sebagai bahan baku biofuel adalah bijinya

mempunyai rendemen yang tinggi, bisa mencapai 74%,

dan dalam pemanfaatannya tidak berkompetisi dengan

kepentingan pangan.

Beberapa keunggulan nyamplung ditinjau

prospek pengembangan

dan pemanfaatan lain,

antara lain adalah tanaman

nyamplung tumbuh dan

tersebar merata secara

alami di Indonesia,

regenerasi mudah dan

berbuah sepanjang tahun

menunjukkan daya survival

yang tinggi terhadap

lingkungan. Tanaman

relatif mudah

dibudidayakan baik

tanaman sejenis

(monoculture) atau hutan

campuran (mixed-forest), cocok di daerah beriklim

kering, permudaan alami banyak, dan berbuah

sepanjang tahun. Hampir seluruh bagian tanaman

nyamplung berdayaguna dan menghasilkan bermacam

produk yang memiliki nilai ekonomi. Tegakan

nyamplung berfungsi sebagai pemecah angin (wind

breaker) untuk tanaman pertanian dan konservasi

sempadan pantai dan pemanfaatan biofuel nyamplung

dapat menekan laju penebangan pohon hutan sebagai

kayu bakar, produktivitas biji lebih tinggi

dibandingkan jenis lain (Jarak pagar 5 ton/ha; sawit 6

ton/ha; nyamplung 20 ton/ha).

Beberapa keunggulan biodiesel yang

ENERGI

Biodiesel Nyamplung, Diantara Jenuhnya

Jarak Pagar dan Tuntutan Kebutuhan

Calophyllum inophyllum L.)

yang mempunyai

sebaran cukup luas di dunia yaitu Madagaskar, Afrika

Timur, Asia Selatan dan Tenggara, Kepulauan Pasifik,

Hindia Barat, dan Amerika Selatan. Di Indonesia,

nyamplung tersebar mulai dari Sumatera Barat, Riau,

Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan

Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, hingga

Nusa Tenggara Timur dan Papua. Kelebihan

nyamplung sebagai bahan baku biofuel adalah bijinya

mempunyai rendemen yang tinggi, bisa mencapai 74%,

dan dalam pemanfaatannya tidak berkompetisi dengan

mplung ditinjau dari

forest), cocok di daerah beriklim

kering, permudaan alami banyak, dan berbuah

sepanjang tahun. Hampir seluruh bagian tanaman

nyamplung berdayaguna dan menghasilkan bermacam

produk yang memiliki nilai ekonomi. Tegakan hutan

nyamplung berfungsi sebagai pemecah angin (wind

breaker) untuk tanaman pertanian dan konservasi

sempadan pantai dan pemanfaatan biofuel nyamplung

dapat menekan laju penebangan pohon hutan sebagai

kayu bakar, produktivitas biji lebih tinggi

an jenis lain (Jarak pagar 5 ton/ha; sawit 6

Beberapa keunggulan biodiesel yang didapat

dari nyamplung adalah rendemen minyak

nyamplung tergolong tinggi dibandingkan jenis

tanaman lain (jarak pagar 40-60%, sawit 46

dan nyamplung 40-73 %), sebagian parameter telah

memenuhi standar kualitas biodiesel Indonesia,

minyak biji nyamplung memiliki daya bakar dua

kali lebih lama dibandingkan minyak tanah.

Dalam test untuk mendidihkan air minyak

tanah yang dibutuhkan 0,9 ml, sedangkan minyak

biji nyamplung hanya 0,4 ml. Mempunyai

keunggulan kompetitif di masa depan antara lain

biodiesel nyamplung dapat digunakan sebagai

pencampur solar dengan komposisi tertentu bahkan

dapat digunakan 100 % apabila teknologi tepat. Kualitas emisi lebih

baik dari solar dan dapat

digunakan sebagai

biokerosen pengganti

minyak tanah.

Proses pengolahan

biodiesel dari nyamplung

hampir sama dengan

pengolahan minyak sawit,

kelapa dan jarak pagar.

Tetapi karena b

nyamplung mengandung

zat ekstraktif yang tinggi,

maka dibutuhkan pada proses pengukusan lebih lama dan

proses pemisahan getah (degumming) berlangsung

pada konsentrasi tinggi. (/Heru)

25

Biodiesel Nyamplung, Diantara Jenuhnya

Jarak Pagar dan Tuntutan Kebutuhan

dari nyamplung adalah rendemen minyak

nyamplung tergolong tinggi dibandingkan jenis

60%, sawit 46-54 %,

73 %), sebagian parameter telah

memenuhi standar kualitas biodiesel Indonesia,

ung memiliki daya bakar dua

kali lebih lama dibandingkan minyak tanah.

Dalam test untuk mendidihkan air minyak

tanah yang dibutuhkan 0,9 ml, sedangkan minyak

biji nyamplung hanya 0,4 ml. Mempunyai

keunggulan kompetitif di masa depan antara lain

nyamplung dapat digunakan sebagai

pencampur solar dengan komposisi tertentu bahkan

dapat digunakan 100 % apabila teknologi prosesnya tepat. Kualitas emisi lebih

baik dari solar dan dapat

digunakan sebagai

biokerosen pengganti

minyak tanah.

Proses pengolahan

biodiesel dari nyamplung

hampir sama dengan

pengolahan minyak sawit,

kelapa dan jarak pagar.

Tetapi karena biji

nyamplung mengandung

zat ekstraktif yang tinggi,

waktu yang pengukusan lebih lama dan

ahan getah (degumming) berlangsung

Page 27: TRAKSI Juli 2010

TTTT

Budidaya Kakao Belum

Termekanisasi Secara SempurnaTanaman kakao yang ditanam di perkebunan

pada umumnya adalah kakao jenis

cocoa atau kakao lindak), Cricolo (fine cocoa atau

kakau mulia) dan hibrida (hasil persilangan jenis

forastero dan Cricolo). Pada perkebunan

besar biasanya kakao yang dibudidayakan adalah kakao

jenis Cricolo.

Biji buah kakao yang difermentasi dijadikan

serbuk yang disebut cokelat bubuk yang biasa

digunakan untuk makanan atau minuman. Sedangkan

buah cokelat tanpa biji dapat difermentasi untuk

nantinya dijadikan pakan ternak.

Dalam proses budidaya kakao diperlukan

perawatan yang cukup spesifik, namun terlihat masih

jarang disentuh oleh teknologi mekanisasi pertanian.

Seperti untuk mengatasi kesesuaian lahan, dibutuhkan

lahan spesifik untuk tempat tumbuh kakao dan ini

menjadi tantangan tersendiri bagi perekayasa pertanian

untuk dapat mengolah lahan agar lebih sesuai untuk

media tumbuh kakao. Pada proses penanaman juga

dibutuhkan pola tanam yang spesifik dengan tambahan

pohon pelindung guna mengurangi sinar matahari yang

masuk agar tidak langsung mengenai tanaman kakao.

Dalam pemangkasannya, tanaman kakao

membutuhkan perawatan yang benar

tahap pemangkasan karena tidak semua bagian boleh

dipangkas dan pemangkasan secara berkala harus terus

dilaksanakan. Hal ini tentu bidang yang bisa dipelajari

lebih lanjut oleh para perekayasa pertanian untuk

mengatasi masalah pemangkasan yang mana tidak

semua petani memahami secara baik proses

pemangkasan kakao.

Masalah menyiangi tanaman lain disekitar

kakao juga seharusnya bisa ditangani oleh para enjinir

pertanian dimana penyiangan ini masih dilakukan secara

KOMODITAS

Budidaya Kakao Belum

Termekanisasi Secara SempurnaTanaman kakao yang ditanam di perkebunan

da umumnya adalah kakao jenis Forastero (bulk

cocoa atau kakao lindak), Cricolo (fine cocoa atau

kakau mulia) dan hibrida (hasil persilangan jenis

forastero dan Cricolo). Pada perkebunan-perkebunan

besar biasanya kakao yang dibudidayakan adalah kakao

ng difermentasi dijadikan

serbuk yang disebut cokelat bubuk yang biasa

digunakan untuk makanan atau minuman. Sedangkan

buah cokelat tanpa biji dapat difermentasi untuk

Dalam proses budidaya kakao diperlukan

cukup spesifik, namun terlihat masih

jarang disentuh oleh teknologi mekanisasi pertanian.

Seperti untuk mengatasi kesesuaian lahan, dibutuhkan

lahan spesifik untuk tempat tumbuh kakao dan ini

menjadi tantangan tersendiri bagi perekayasa pertanian

at mengolah lahan agar lebih sesuai untuk

media tumbuh kakao. Pada proses penanaman juga

dibutuhkan pola tanam yang spesifik dengan tambahan

pohon pelindung guna mengurangi sinar matahari yang

masuk agar tidak langsung mengenai tanaman kakao.

pemangkasannya, tanaman kakao

membutuhkan perawatan yang benar-benar serius pada

tahap pemangkasan karena tidak semua bagian boleh

dipangkas dan pemangkasan secara berkala harus terus

dilaksanakan. Hal ini tentu bidang yang bisa dipelajari

eh para perekayasa pertanian untuk

mengatasi masalah pemangkasan yang mana tidak

semua petani memahami secara baik proses

Masalah menyiangi tanaman lain disekitar

kakao juga seharusnya bisa ditangani oleh para enjinir

enyiangan ini masih dilakukan secara

manual dan untuk lahan yang besar tentu butuh

waktu yang lama dan tenaga yang tidak sedikit.

Dan tidak lupa pada pemupukan diperlukan

pengetahuan yang baik dalam pemberian pupuk

sesuai dosis serta perlu diketahui meto

pemupukan yang benar agar pertumbuhan kakao

lebih baik.

Untuk membarantas hama dan penyakit

pada tanaman kakao terkenal sekali sprayer untuk

menyemprotkan pestisida ataupun fungisida guna

mencegah penyakit pada kakao yang dapat

menurunkan produksi kakao. Namun hal ini belum

cukup, masih banyak sebetulnya inovasi yang bisa

diterapkan dalam merekayasa pemberantasan

hama dan penyakit pada tanaman kakao.

Pada tahap panen dan pasca panen pun

tidak begitu banyak sentuhan mekanisasi

pertanian. Pemanenan dan pengolahan masih

terlihat konvensional, padahal banyak inovasi di

bidang mekanisasi pertanian yang bisa

diimplementasikan pada tahap ini, seperti

pemanenan, sortasi kematangan buah,

perendaman, pencucian, pengeringan, sortasi biji

kering hingga penyimpanan yang syarat dengan

ilmu-ilmu pasca panen yang semuanya ada di

bidang mekanisasi pertanian dan seharusnya

ditangani oleh para peminat mekanisasi

pertanian.(/Siregar)

26

Budidaya Kakao Belum

Termekanisasi Secara Sempurna

manual dan untuk lahan yang besar tentu butuh

waktu yang lama dan tenaga yang tidak sedikit.

Dan tidak lupa pada pemupukan diperlukan

pengetahuan yang baik dalam pemberian pupuk

sesuai dosis serta perlu diketahui metode

pemupukan yang benar agar pertumbuhan kakao

Untuk membarantas hama dan penyakit

pada tanaman kakao terkenal sekali sprayer untuk

menyemprotkan pestisida ataupun fungisida guna

mencegah penyakit pada kakao yang dapat

o. Namun hal ini belum

cukup, masih banyak sebetulnya inovasi yang bisa

diterapkan dalam merekayasa pemberantasan

hama dan penyakit pada tanaman kakao.

Pada tahap panen dan pasca panen pun

tidak begitu banyak sentuhan mekanisasi

engolahan masih

terlihat konvensional, padahal banyak inovasi di

bidang mekanisasi pertanian yang bisa

diimplementasikan pada tahap ini, seperti

pemanenan, sortasi kematangan buah,

perendaman, pencucian, pengeringan, sortasi biji

yang syarat dengan

ilmu pasca panen yang semuanya ada di

bidang mekanisasi pertanian dan seharusnya

ditangani oleh para peminat mekanisasi

Page 28: TRAKSI Juli 2010

TTTT

Menelusur Benang Merah

Mekanisasi Pertanian IndonesiaMekanisasi pertanian yang bermula sejak

penggunaan alat-alat berat untuk mengolah rice

estate di Sekon (P. Timor) oleh pihak Belanda,

ternyata terhenti akibat kondisi politik yang tidak

memungkinkan. Namun diinisiasi kembali dengan

pembukaan Bagian Mekanisasi Pertanian di Jawatan

Pertanian Rakyat yang dibentuk oleh Kerasidenan

Madiun pada tahun 1950. Pada saat ini masih sedikit

mekanisasi pertanian masih berkisar penggunaan

traktor ukuran besar dan crawler. Teknologi

mekanisasi masih dibangun bermodal nekat dan niat

untuk memudahkan proses pertanian.

Dalam buku ini dituliskan kembali sejarah

mekanisasi pertanian yang dibagi menjadi beberapa

dekade yang semuanya dituliskan berdasarkan fakta

terdokumentasi dan wawancara langsung terhadap

pelaku mekanisasi pertanian.

Awal dekade 1950 hingga 1960 mekanisasi

pertanian, yang masih menggunakan mesin sisa

belanda dibangun di beberapa daerah dengan tujuan

mendukung pencukupan kebutuhan pangan di

Indonesia. Peresmian Pusat Jawatan Pertanian

Rakyat didalam Kementrian Pertanian yang

membawahi Bagian Mekanisasi Pertanian

menandai awal nafas mekanisasi pertanian di

Indonesia. Di pihak akademisi mulai dibuka seksi

Kultur Teknik pada Fakultas Pertanian Universitas

Gajah Mada dan untuk meningkatkan sumberdaya

manusia banyak staff pengajar disekolahkan ke luar

negeri untuk mempelajari lebih lanjut mekanisasi

pertanian. Beberapa perusahaan swasta juga ikut

andil dalam perkembangan mekanisasi pertanian

dengan cara mulai memproduksi mesin sederhana

seperti pompa air dan huller serta melakukan service

untuk alat berat yang ada pada saat itu. Pada dekade

ini mekanisasi pertanian masih dianggap penggunaan

mesin dan rekayasa sumberdaya air untuk pertanian

di lahan kering.

Dalam perkembangannya, mekanisasi

pertanian tidak hanya merubah pola pertanian saja,

namun kehidupan sosial petani juga banyak berubah

akibat pergeseran tokoh masyarakat yang semula

berkisar tokoh agama dan militer lalu

RESENSI

Menelusur Benang Merah

Mekanisasi Pertanian IndonesiaMekanisasi pertanian yang bermula sejak

alat berat untuk mengolah rice

estate di Sekon (P. Timor) oleh pihak Belanda,

ternyata terhenti akibat kondisi politik yang tidak

memungkinkan. Namun diinisiasi kembali dengan

pembukaan Bagian Mekanisasi Pertanian di Jawatan

uk oleh Kerasidenan

Madiun pada tahun 1950. Pada saat ini masih sedikit

mekanisasi pertanian masih berkisar penggunaan

traktor ukuran besar dan crawler. Teknologi

mekanisasi masih dibangun bermodal nekat dan niat

untuk memudahkan proses pertanian.

uku ini dituliskan kembali sejarah

mekanisasi pertanian yang dibagi menjadi beberapa

dekade yang semuanya dituliskan berdasarkan fakta

terdokumentasi dan wawancara langsung terhadap

Awal dekade 1950 hingga 1960 mekanisasi

anian, yang masih menggunakan mesin sisa

belanda dibangun di beberapa daerah dengan tujuan

mendukung pencukupan kebutuhan pangan di

Indonesia. Peresmian Pusat Jawatan Pertanian

Rakyat didalam Kementrian Pertanian yang

membawahi Bagian Mekanisasi Pertanian juga

menandai awal nafas mekanisasi pertanian di

Indonesia. Di pihak akademisi mulai dibuka seksi

Kultur Teknik pada Fakultas Pertanian Universitas

Gajah Mada dan untuk meningkatkan sumberdaya

manusia banyak staff pengajar disekolahkan ke luar

mempelajari lebih lanjut mekanisasi

pertanian. Beberapa perusahaan swasta juga ikut

andil dalam perkembangan mekanisasi pertanian

dengan cara mulai memproduksi mesin sederhana

seperti pompa air dan huller serta melakukan service

pada saat itu. Pada dekade

ini mekanisasi pertanian masih dianggap penggunaan

mesin dan rekayasa sumberdaya air untuk pertanian

Dalam perkembangannya, mekanisasi

pertanian tidak hanya merubah pola pertanian saja,

tani juga banyak berubah

akibat pergeseran tokoh masyarakat yang semula

lalu berpindah ke

tokoh-tokoh penyuluh mekan

setempat. Banyak pola hidup masyarakat petani

mulai maju dan berpikir lebih cerdas dalam

mengolah pertanian dan juga memang tidak bisa

dielakkan masyarakat petani butuh teknologi

mekanisasi untuk kemudahan pertanian sehingga

hubungan masyarakat petani dan pelaku mekanisasi

pertanian tidak akan pernah putus.

Buku Sejarah Mekanisasi Pertanian ini tidak

hanya menghadirkan sejarah, namun adalah

dokumentasi penting yang seharusnya dipelajari oleh

para pelaku mekanisasi pertanian saat ini untuk

meningkatkan pertanian Indonesia. Meskipun buku

ini sudah terbit 15 tahun yang lalu namun ternyata

pada bagian pembahasan masa depan mekanisasi

pertanian sangat mencengangkan, prediksi tim

penulis sangat tepat dengan kenyataan mekanisasi

pertanian saat ini. Adalah penting bagi akademisi

mekanisasi pertanian untuk kembali menelusuri daur

hidup mekanisasi pertanian di Indonesia sebagai

pijakan dan dasar dalam menekuni bidang

mekanisasi pertanian.(/Siregar)

Judul Buku : Sejarah Mekanisasi

Pertanian, Fakta, Analisis, Masa

Depan

Penulis : Soedjatmiko, et. al

Penerbit : ASSET Professio

Jurusan Mekanisasi Pertanian ITI

Tahun Terbit : 1995

Tebal Buku : ix + 302 halaman

27

Mekanisasi Pertanian Indonesia tokoh penyuluh mekanisasi pertanian

setempat. Banyak pola hidup masyarakat petani

mulai maju dan berpikir lebih cerdas dalam

mengolah pertanian dan juga memang tidak bisa

dielakkan masyarakat petani butuh teknologi

mekanisasi untuk kemudahan pertanian sehingga

akat petani dan pelaku mekanisasi

Buku Sejarah Mekanisasi Pertanian ini tidak

hanya menghadirkan sejarah, namun adalah

dokumentasi penting yang seharusnya dipelajari oleh

para pelaku mekanisasi pertanian saat ini untuk

eningkatkan pertanian Indonesia. Meskipun buku

ini sudah terbit 15 tahun yang lalu namun ternyata

pada bagian pembahasan masa depan mekanisasi

pertanian sangat mencengangkan, prediksi tim

penulis sangat tepat dengan kenyataan mekanisasi

Adalah penting bagi akademisi

mekanisasi pertanian untuk kembali menelusuri daur

hidup mekanisasi pertanian di Indonesia sebagai

pijakan dan dasar dalam menekuni bidang

: Sejarah Mekanisasi

Pertanian, Fakta, Analisis, Masa

: Soedjatmiko, et. al

Penerbit : ASSET Professional &

Jurusan Mekanisasi Pertanian ITI

Tebal Buku : ix + 302 halaman

Page 29: TRAKSI Juli 2010

TTTT

Suksesi

Rencana BesarSetelah habisnya semester genap maka sudah

dapat dipastikan terjadi pergantian besar

tubuh himpunan mahasiswa teknik pertanian di seluruh

Indonesia. Pergeseran pengurus ke generasi yang lebih

muda, pertanggungajawaban kepengurusan sebelumnya

dan pembuatan rencana besar untuk kepengurusan

selanjutnya menjadi agenda di masing

himpunan. Di Universitas Sumatera Utara terpilih

saudari Tika Hazfara Siregar sebagai pengganti ketua

Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian selanjutnya

menggantikan saudara Dotor. Sementara pada HM

TMIP Universitas Padjajaran saudara Islahudin

menggantikan ketua sebelumnya yaitu Budi Setiawan.

Kabar serupa juga terdengar dari Universitas Udayana

Denpasar dimana Bli Mugiana telah sel

dan digantikan perannya oleh Bli Wayan Arsa.

Tidak berhenti pada 3 Universitas. Di

Himpunan Mahasiswa Agricultural Engineering

(HIMAGREEN) Universitas Jenderal Soedirman

menyusul pergantian ketua, M. Hidayatullah terpilih

untuk menggantikan saudara Iman Pradana Santoso

sebagai ketua selanjutnya. Dan di Universitas

Brawijaya keluar nama Agil Septian Nurdiansyah

sebagai pengganti Abdul Wahid Santoso untuk mengisi

kursi ketua himpunan mahasiswa teknik pertanian

untuk satu tahun ke depan.

Dengan pergantian ketua diharapkan

tenaga baru, pikiran baru dan semangat baru dalam

mengusung himpunan mahasiswa teknik pertanian

dapat berfungsi sebagai wadah mahasiswa teknik

KABAR RAYON

Suksesi dan

Rencana BesarSetelah habisnya semester genap maka sudah

dapat dipastikan terjadi pergantian besar-besaran di

tubuh himpunan mahasiswa teknik pertanian di seluruh

Indonesia. Pergeseran pengurus ke generasi yang lebih

anggungajawaban kepengurusan sebelumnya

dan pembuatan rencana besar untuk kepengurusan

selanjutnya menjadi agenda di masing-masing

himpunan. Di Universitas Sumatera Utara terpilih

saudari Tika Hazfara Siregar sebagai pengganti ketua

Pertanian selanjutnya

menggantikan saudara Dotor. Sementara pada HM

TMIP Universitas Padjajaran saudara Islahudin

menggantikan ketua sebelumnya yaitu Budi Setiawan.

Kabar serupa juga terdengar dari Universitas Udayana

Denpasar dimana Bli Mugiana telah selesai memimpin

dan digantikan perannya oleh Bli Wayan Arsa.

Tidak berhenti pada 3 Universitas. Di

Himpunan Mahasiswa Agricultural Engineering

(HIMAGREEN) Universitas Jenderal Soedirman

menyusul pergantian ketua, M. Hidayatullah terpilih

saudara Iman Pradana Santoso

sebagai ketua selanjutnya. Dan di Universitas

Brawijaya keluar nama Agil Septian Nurdiansyah

sebagai pengganti Abdul Wahid Santoso untuk mengisi

kursi ketua himpunan mahasiswa teknik pertanian

pergantian ketua diharapkan banyak

dan semangat baru dalam

mengusung himpunan mahasiswa teknik pertanian agar

mahasiswa teknik

pertanian untuk berkreasi, berpikir kritis dan

menambah warna-warna dalam dunia teknik

pertanian.

Kabar lain dari rayon yang

adalah persiapan besar-besaran dalam

pelaksanaan Pekan Teknik Pertanian Nasional ke

3 di Universitas Negeri Jember. Acara yang

boleh dibilang Great Event dari Ikatan

Mahasiswa Teknik Pertanian Indonesia ini

sangat dinanti-nantika oleh semua mahas

teknik pertanian. Acara yang dilakukan selama

sepekan kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya

dimana biasa PTPN hanya identik dengan

seminar dan workshop, kali ini diadakan

beberapa acara tambahan sebagai variasi acara.

Seperti lomba poster 3 dimensi

penting adalah acara turun ke lapang dimana

harapannya nanti seluruh mahasiswa partisipan

bisa terbuka wawasannya terhadap kondisi

lapang pertanian sehingga mampu mengubah

pola pikir mahasiswa teknik pertanian agar tidak

membatasi masalah pertanian di permukaannya

saja.

Dalam PTPN 3 ini nantinya juga akan

diadakan diskusi Mahasiswa Teknik Pertanian

Indonesia yang mana penting untuk

keberlanjutan mahasiswa teknik pertanian

indonesia dan juga sebagai ajang penyatuan

pandangan ke depan untuk

mahasiswa teknik pertanian.

28

dan

Rencana Besar pertanian untuk berkreasi, berpikir kritis dan

warna dalam dunia teknik

Kabar lain dari rayon yang terdengar

besaran dalam

pelaksanaan Pekan Teknik Pertanian Nasional ke

3 di Universitas Negeri Jember. Acara yang

boleh dibilang Great Event dari Ikatan

Mahasiswa Teknik Pertanian Indonesia ini

nantika oleh semua mahasiswa

teknik pertanian. Acara yang dilakukan selama

sepekan kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya

dimana biasa PTPN hanya identik dengan

seminar dan workshop, kali ini diadakan

beberapa acara tambahan sebagai variasi acara.

dan yang paling

penting adalah acara turun ke lapang dimana

harapannya nanti seluruh mahasiswa partisipan

bisa terbuka wawasannya terhadap kondisi

lapang pertanian sehingga mampu mengubah

teknik pertanian agar tidak

pertanian di permukaannya

Dalam PTPN 3 ini nantinya juga akan

diadakan diskusi Mahasiswa Teknik Pertanian

Indonesia yang mana penting untuk

keberlanjutan mahasiswa teknik pertanian

indonesia dan juga sebagai ajang penyatuan

pandangan ke depan untuk arah gerakan

Page 30: TRAKSI Juli 2010

29

TTTT

REHAT

AMBISI

Berikut adalah percakapan aktifis mahasiswa

teknik pertanian semester 10 yang ambisius

dengan dosen pembimbingnya

Mhs : Pak, bapak merasa gak pak kalo jurusan

kita ini perlu dikaji lebih lanjut?

Dosen : hmm... (menunjukkan sedikit minat)

Mhs : Kalo di luar negeri pak, jurusan kita ini

masuk fakultas teknik pak!

Dosen : hmm... (masih menunjukkan agak

berminat)

Mhs : Dan di luar negeri, kita ini diakui sebagai

engineer pak! INSINYUR!

Dosen : hmm... (mulai bosan)

Mhs : sebaiknya kita bersama lebih kukuh lagi

untuk bisa diakui sebagai engineer dan kita perlu

menghadap orang-orang di dikti sana pak!

jelaskan ke mereka kalo kompetensi kita setara

dan bahkan mampu bersaing dengan jurusan

teknik lain pak!

Dosen : ... (diam)

Mhs : Gimana menurut bapak???

Dosen : Ya tolong proposal penelitian kamu

diselesaikan minggu depan, soalnya minggu

depan saya ada proyek di luar kota.

Mhs : ........... (sakit hati)

KERAS

Musim ospek mahasiswa baru telah dimulai,

beberapa mahasiswa teknik pertanian senior

mulai iseng mencoba menguji mental dan

masuk ke barisan mahasiswa baru yang sedang

istirahat ditinggal panitia ospek.

Senior 1 : SIAPA SURUH DUDUK???

Maba : maaf kak... (sontak kaget dan berdiri

kembali)

Senior 2 : SIAP DEK!!! POSISI SIAP???

NGERTI GAK???

Maba : (terdiam, posisi siap ala paskibra)

Senior 3 : APA LIAT-LIAT??? BERANI

NANTANG SAYA?

Maba : (semua menundukkan kepala)

Senior 1 : Apa kalian gak tau di TEP itu

keras??? Ilmu kita itu gabungan antara ilmu

teknik dan pertanian! Belajar harus 2 kali lebih

banyak! Jangan lemah!!! Disini keras dek!!!

Maba : tapi kak... (bingung)

Senior 1 : APA!!! MENYELA

PEMBICARAAN SAYA KAMU!? BERANI?

Maba : (diam, menunduk dan merasa ada yang

salah)

Senior 2 : Memang mahasiswa baru sekarang

semua SOK!!! SOK PINTER!!! Pake acara

nyela omongan yang lebih tua!

Senior 3 : Kayak gini mahasiswa TEP???

GAK SOPAN!

*panitia ospek berlari dari kejauhan*

Panitia : maaf mas...

Senior 1 : APA? Kamu siapa? Berani

ngelarang saya ngospekin adek2 saya?

Panita : bukan gitu mas... tapi mahasiswa baru

jurusan mas ospeknya dibelakang gedung

sebelah sana... ini ospek maba FE mas!

Senior 1,2 & 3 : *pontang-panting kabur dari

lokasi*

Page 31: TRAKSI Juli 2010

30

TTTT

TRAKSI

IKATAN MAHASISWA TEKNIK PERTANIAN INDONESIA Edisi Juli 2010

Readable, Downloadable, Distributable and Free http://www.imatetani.webs.com