toxicology luminal

24
 Keracunan Luminal KELOMPOK I : PRI HENDI YANTO SIRDA YENNI SUZANA MERRY MARDIASTUTY NELFIYANTI IRMA AMELIA SURY ANI JINGGA OLGA PUSPITA

Upload: isnazira-khayati

Post on 19-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • Keracunan Luminal KELOMPOK I :PRI HENDI YANTOSIRDA YENNI SUZANA MERRY MARDIASTUTYNELFIYANTIIRMA AMELIA SURYANIJINGGA OLGA PUSPITA

  • KERACUNANKLASIFIKASI:Menurut cara terjadinya keracunan:Self PoisoningAttempted SuicideAccidental PoisoningHomicidal Poisoning

  • B. Menurut Mula Waktu terjadinya :Kronik diagnosis sulit ditegakkan krn timbul perlahan dan lama sesudah pajananAkut timbul mendadak setelah pajanan dan sering mengenai pada banyak orang

    C. Menurut organ yang terkena:Racun SSP, racun jantung, racun ginjal dll

    Menurut jenis bahan kimia: gol: alkohol, fenol, logam berat, organoklorin dll

  • Gejala dan Diagnosis KeracunanKesadaran 4 derajat: Tingkat 1 penderita ngantuk tp mudah diajak bicaraTingkat 2 penderita dlm keadaan sopor, dpt dibangunkan dgn rangsang minimalTingkat 3 Penderita dlm keadaan soporokoma (keadaan seperti tertidur lelap), hanya dpt bereaksi rangsangan max.Tingkat 4 Penderita dlm keadaan koma

  • Cont..RESPIRASI Depresi nafas, hambatan jalan nafas oleh mukusTD Syok, proknosis buruk bila terjadi kerusakan pada pusat vasomotorKEJANG menandakan adanya rangsangan SSP (Ex. : Amfetamin), medula spinalis (ol:Striknin), hubungan saraf otot (oleh insektisida organofosfat)PUPIL dan reflek extermitas atropin dan morfin, pupil anisokor pd tosisitas hipnotik

  • Cont..BISING USUS pd kesadaran tingkat III dan IV bising usus negatif (bisa utk mencocokan derajat kesadaran)JANTUNG aritmia, payah dan henti jantungLAIN2 ggg keseimbangan as-basa atau air, tnda kerusakan hati & ginjal, kelainan EEG, retensi urin, muntah, diare, bula dll

  • TERAPI INTOKSIKASIKeadaan Darurat mencegah ggl napas, syok, dan absorbsi lebih lanjutGgl napas pembersihan jalan napas, dibaringkan dalam posisi miring bergantian bila tidak sadar, evaluasi dg respirometer volume
  • Cont..SYOK tjd krn depresi miocard dan COP (pd toksisitas barbiturat/Luminal)Mekanisme : ggn alir balik venaPermeabilitas kapiler ekatravasasi cairan (bocornya cairan intravena atau obat ke dalam jaringan) dan vol. darah Katup vena di ekstremitas tdk bekerja dg baik darah terkumpul dibagian vena

  • SIFAT SIFAT BAHAN HIPNOTIKA -SEDATIVA DAN ANALGETIKA Banyak obat-obat yang menimbulkan sedasi dan hipnosis dengan cara menekan susunan saraf pusat ( SSP ). Overdosis obat-obat ini menimbulkan koma dengan kegagalan pernapasan. Dosis fatal sebagian besar obat depresan nonbarbiturat berkisar antara 100 500 mg/kg BB ( kecuali chloral hydrat ). Untuk chloral hydrat dosis fatal sekitar 30 mg/kg BB, sedang barbiturat berkisar 1 2 gram.

  • MACAM-MACAM BAHAN HIPNOTIKA -SEDATIVA DAN ANALGETIKAGolonganbarbiturat: fenobarbital ( Luminal ), amobarbital ( Amytal ), pentotal ( Nembutal ), tiopental ( Pentotal ).Nonbarbiturat : meprobamat, methaqualon, gluthetimide ( Doriden ).Antiepilepsi : phenitoin (Dilantin), carbamazepin ( Tegretol ).Antihistamin : antazoline, diphenhydramine ( Benadryl ), dll.Phenothiazine dan derivat-derivatnya : chlorpromazine ( Largacti ), chlordiazepoxide ( Librium ),diazepam( Valium, Stezolid ), lorazepam (Ativan), haloperidol ( Haldol ),dll.Bromidum : NaBr, KBr, NH4Br.Analgetika : asam salisilat (Aspirin), acetaminophen ( Paracetamol ), metampiron ( Antalgin, Novalgin ).Analgetika narkotika :morphine, codeine,heroin, meperidine ( Pethidine ), opium ( Papaver somniferum ), loperamide ( Imodium ), dll

  • PATOGENESA Obat-obat golongan sedativa-hipnotika dan analgetikaini menyebabkan depresi progresif dari susunan saraf pusat ( SSP ), menurun dari korteks ke arahmedulla. Pusat respirasi akan ditekan, dan pergerakan napas akan mengurang, menimbulkan anoksia jaringan.

  • DIAGNOSAGambaran klinis Keluhan pertama adalah rasa ngantuk, bingung dan menurunnya keseimbangan. Dengan cepat kemudian diikuti dengan koma, dan pernapasan yang pelan dan dangkal.Selanjutnya otot-otot melemah atau flaccid, hipotensi, sianosis, hipotermi atau hipertermi, dan refleks-refleks menghilang. Lamakoma sangat bervariasi, tergantung dosis dan jenis obat, dapat 1 7 hari. Kematian biasanya akibat komplikasi pneumoni aspirasi, edema paru atau hipotensi yang refrakter.

  • PENGOBATANResusitasi Pertahankan jalan napas yang baik, bila perlu dengan oropharyngealairway atau intubasi endotrakheal. Hisap lendir dalam saluran napas. Bila timbul depresi pernapasan, berikan O2 lewat kateter hidung ( 4 6 liter/menit ) atau masker oksigen ( 2 4 liter/menit ). Bila perlu gunakan respirator.

  • 2. Eliminasi Eliminasi sangat tergantung pada tingkat kesadaran penderita, jenis dan dosis obat yang dipakai. Pada penderita sadar : cukup emesis, pemberian norit dan laksans MgSO4. Kalau pasti dosis rendah, langsung dipulangkan. Bila ragu-ragu observasi selama beberapa jam. Koma derajat ringan sedang : kumbah lambung dengan pipa nasogastrik tanpa endotrakheal, diikuti dengan diuresis paksa selama 12 jam bila ragu-ragu tentang penyebab keracunan.

  • Koma derajat berat : KL dengan pipa endotrakheal berbalon, untuk mencegah aspirasi ke dalam paru. Selanjutnya diuresis paksa netral/alkali, atau dialisis ( peritoneal / hemodialisis ) sampai penderita sadar.3. Antidotum Tidak ada antidotum yang spesifik. Obat-obat analeptik semuanya merupakan kontraindikasi. Selain tidak efektif, obat-obat ini dapat menimbulkan bermacam-macam komplikasi ( aritmia jantung, konvulsi, gangguan faal ginjal, dll )

  • PROGNOSATergantung keadaan klinis dan derajat gangguan kesadaran penderita :Ringan : mudah dibangunkan, tidak perlu pengobatan khusus.Sedang : sulit dibangunkan, pernapasan normal dan teratur, tidak ada sianosis maupun edema paru, tekanan darah normal. Dapat pulih asal dalam 24 48 jam dengan perawatan yang baik dan pemberian cairan yang adekwat.Berat : Koma dengan pernapasan yang pelan, dangkal, tidak teratur, sianosis, semua refleks menghilang, hipotensi, hipotermi, pupil midriasis, dan tidak ada reaksi terhadap rangsangan nyeri.

  • gejala - gejala keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya adalah ; 1. Refleks akan berkurang2. Akan terjadi depresi pernapasan3. Permulaan pupil mengecil kemudian akhirnya dilatasi (melebar)4. Korban akanshockdan kemudian bisa koma

  • Apa yang dapat dilakukan jika ingin memberikan pertolongan Pertama :1. Bila penderita atau korban dalam keadaan sadar maka berikan minum dengan rasa yang hangat serta upayakan agar penderita atau korban tersebut muntah2. Bila penderita dalam keadaan tidak sadar, bersihkan saluran pernapasannya3. Bawa korban ke rumah sakit atau dokter

  • URUTAN tindakan mengatasi Syok (Barbiturat/Luminal):

    Px diposisikan dg tungkai sedikit ( 10cm) keatasBerikan Metaraminol 5 mg IM dan diulangi 2-3 kali dg interval 20 mnt k/p; TDS tidak boleh >100mmHg (krn pd TDS>100mmHg tdj in-efesiensi kerja jantung serta vasokronstriksi pemb.drh ginjal)Bila blm menolong, beri infus dekstranBeri O2Asidemia dan payah jantung memperhebat syokHidrokortison 100mg tiap 6 jam dapat ditambahkan pd kasus resisten

  • Tindakan lain : Tx simptomatikTransfusi : pd px yg mengalami kerusakan elemen darah akibat keracunanDialisis Peritoneal : bila kadar obat dlm darah besar, dialisis akan lebih berguna begitu sebaliknya Misal: alkohol, metilalkohol, amfetamin, barbiturat kerja panjang, asam borat, bromid, karbontetraklorida, salisilat, sulfonamid

  • Dialisis Paksa : tindakan memberi cairan parenteral dalam jumlah besar (0,5-1,5 lt/jam) utk mempercepat ekskresi obat melalui ginjalSyarat :Keracunan hrs cukup beratObat harus larut dlm airBerat molekul obat hrs kecil obat tidak diikat ol protein/lemakObat tidak diakumulasi oleh suatu rongga/ organ tubuhObat tdk diekskresi lbh cepat melalui jln lain (mis: paru atau usus)

  • Prinsip2 Pemberian cairan dialisis paksa:300ml elektrolit ditambah 80ml urea 50%/jam utk 4 jam pertama; bila diurisis tdk melebihi 350ml/jam,diurisis paksa harus dihentikan,krn keadaan ini menandakan insufisiensi ginjalBila diurisis baik, cairan ditingkatkan s/d 600ml elektrolit + 30ml urea 50% perjam utk 4 jam berikutnya prosedur diteruskan dg 400ml/jam s/d Px sadar

  • Hemodialisis dan hemoperfusiTindakan yang tidak perlu:Pemberian cairan IV utk 12 jam pertama, kec. Bila tdp dehidrasi mis:keracunan salisilatAntibiotik sbg profilaksis yg rutinPernapasan mouth to mouth

  • Tabel: KERACUNAN DENGAN TINDAKAN TERAPINYA

    NAMA ZATPERKIRAAN DOSIS LETALTANDA DAN GEJALATERAPIAlkohol (etil)Muntah, delirium dan depresi SSPSimtomatik. Beri kopi tubruk. Emetik dgn mustard satu sendik makan dlm air atau garam dapur.AntihistaminDepresi SSP sampai koma. Kejang disusul dgn depresi pernafasan. Mulut kering. Takikardia.Simtomatik, perhatikan pernafasan. Bila kejang diberi antikonvulsan, gunakan 3-4 ml tiopental 2-5% secara IV. Luminal tidak boleh diberikan.Asam dan basa kuat (HCI, H2SO4, KOH, NaOH)KorosifSimtomatik: beri susu. Bila tertelan dlm larutan pekat, jangan melakukan bilas lambung.Aspirin20 -30 gHiperventilasi, keringat, muntah, delirium, kejang, dan koma. Akhirnya depresi nafas.Simtomatik (awasi pernafasan). Beri susu. Bilas lambung dgn Na-bikarbonat 5%, vitamin K bila ada perdarahan. Antikonvulsi tidak boleh diberikan.Atropin (alkaloid beladona dan antikolinergik lain)500-1000 mg(jmlh lebih kecil mgkn sudah berbahaya)Mulut kering, kulit merah dan panas mirip beledru pada perabaan; penglihatan kabur dan midriasis; takikardia, retensi urin, delirium, halusinasi dan koma.Simtomatik: beri susu. Bilas lambung dgn air. Kateter urin. Perhatikan pernafasan dan sistem kardiovaskuler.Barbiturat: fenobarbital5 gReflek berkurang, depresi pernafasan, koma, syok. Pupil kecil, dilatasi pada akhirnya.Bilas lambung walaupun sudah lebih dari 4 jam. Tinggalkan 30 g larutan MgSO4 dlm usus. Beri kopi tubruk.DipironAngioneurotik edema dan kelainan kulit, eksitasi, kadang-kadang agranulositosisSimtomatik: Gejala-gejala kulit dan angioneurotik edema dpt diberikan antihistamin dan 0,3 ml epinefrin 1 permil subkutan.