torus gtsl tfo

32
Torus palatinus merupakan suatu penonjolan tulang (exostosis) yang umum terjadi di tengah palatum keras. Exostosis adalah suatu pertumbuhan benigna jaringan tulang yang menonjol keluar dari permukaan tulang. Secara khas keadaan ini ditandai dengan tertutupnya tonjolan tersebut oleh kartilago. A. Etiologi dan Patogenesis Secara anatomis terdapat pembengkakan nodular yang terdiri dari tulang lamelar normal, sekalipun lesi luas mungkin memiliki tulang cancellous pada bagian tengahnya. Patogenesis dari penonjolan (exostosis) ini masih diperdebatkan, berkisar dari faktor genetik hingga lingkungan (seperti tekanan kunyah). Penyebab exostosis ini belum diketahui tetapi pada beberapa orang diturunkan secara autosomal dominan. Sering disebut juda tori adalah suatu nodular jinak yang tumbuh berlebihan dari tulang kortikal. Walaupun gambaran fisiknya dapat merupakan suatu alarm tanda keganasan, tetapi secara umumm tidak dibutuhkan suatu perhatian khusus. Protuberensia tulang yang terdapat di midline palatum dimana maksila menyatu. Tori bisa terdapat di mandibula, khas di sisi lingual dari gigi molar. Tori dilapisi jaringan epitelium yang tipis, yang mudah mengalami trauma dan ulcus. Penyembuhan pada ulcus yang terjadi cenderung sangat lambat karena tori miskin vaskularisasi. Torus palatinus tumbuh sangat lambat dan terjadi pada semua umur, tetapi sebagian besar terjadi sebelum usia 30 tahun. Torus palatinus dua kali lebih sering terjadi pada wanita. B. Patologi Potongan melintang pada exostosis terlihat tulang yang padat dengan gambaran lamellaratau berlapis-lapis. Selalu dengan ciri tebal, matur dan tulang lamellar dengan osteocytesyang menyebar dan ruang sumsum tulang yang kecil diisi lemak tulang atau stroma fibrovascular longgar. Beberapa lesi dengan tepi tulang kortikal yang tipis melapisi tulangcancellous yang inaktif dengan lemak dan jaringan hematopoietic.

Upload: nara-ghassani

Post on 26-Nov-2015

204 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

torus gtsl

TRANSCRIPT

Page 1: Torus Gtsl Tfo

Torus palatinus merupakan suatu penonjolan tulang (exostosis) yang umum terjadi di tengah palatum keras. Exostosis adalah suatu pertumbuhan benigna jaringan tulang yang menonjol keluar dari permukaan tulang. Secara khas keadaan ini ditandai dengan tertutupnya tonjolan tersebut oleh kartilago.

A.   Etiologi dan Patogenesis

Secara anatomis terdapat pembengkakan nodular yang terdiri dari tulang

lamelar normal, sekalipun lesi luas mungkin memiliki tulang cancellous pada

bagian tengahnya. Patogenesis dari penonjolan (exostosis) ini masih

diperdebatkan, berkisar dari faktor genetik hingga lingkungan (seperti tekanan

kunyah). Penyebab exostosis ini belum diketahui tetapi pada beberapa orang

diturunkan secara autosomal dominan.

Sering disebut juda tori adalah suatu nodular jinak yang tumbuh berlebihan dari

tulang kortikal. Walaupun gambaran fisiknya dapat merupakan suatu alarm

tanda keganasan, tetapi secara umumm tidak dibutuhkan suatu perhatian

khusus. Protuberensia tulang yang terdapat di midline palatum dimana maksila

menyatu. Tori bisa terdapat di mandibula, khas di sisi lingual dari gigi molar.

Tori dilapisi jaringan epitelium yang tipis, yang mudah mengalami trauma

dan ulcus. Penyembuhan pada ulcus yang terjadi cenderung sangat lambat

karena tori miskin vaskularisasi. Torus palatinus tumbuh sangat lambat dan

terjadi pada semua umur, tetapi sebagian besar terjadi sebelum usia 30 tahun.

Torus palatinus dua kali lebih sering terjadi pada wanita.

B.   Patologi

Potongan melintang pada exostosis terlihat tulang yang padat dengan

gambaran lamellaratau berlapis-lapis. Selalu dengan ciri tebal, matur dan

tulang lamellar dengan osteocytesyang menyebar dan ruang sumsum tulang yang

kecil diisi lemak tulang atau stroma fibrovascular longgar. Beberapa lesi dengan

tepi tulang kortikal yang tipis melapisi tulangcancellous yang inaktif dengan

lemak dan jaringan hematopoietic.

Minimal aktivitas osteoblastic selalu terlihat, tetapi sering lesi menunjukan

aktivitas periosteal yang banyak. Area yang luas pada tulang mungkin

menunjukkan pembesaran lakuna yang lepas atau pyknotic

osteocytes mengindikasikan terjadinya gangguan iskemi pada tulang. Perubahan

iskemi seperti fibrosis sumsum dan dilatasi vena mungkin ditemukan pada

susmsum tulang, dengan contoh yang jarang menunjukkan aktual infraksi dari

lemak sumsum.

Gardner syndrome sulit dibedakan dengan exotosis tulang biasa, merupakan

suatuosteoma-producing syndrome, pada orang dengan exotosis tulang perlu

dievaluasi apakah ada sindroma ini. Apakah penderita memiliki pertumbuhan

tulang multiple atau lesi tidak pada lokasi klasik torus atau bucal

Page 2: Torus Gtsl Tfo

exostosis. Intestinal polyposis dan cutaneous cysts atau fibromas gambaran lain

dari autosomal dominant syndrome. Polip pada intertinal ini memiliki

kecendrungan yang kuat berubah menjadi kanker.

C.   Gambaran Klinis

Exostosis tulang tampak sebagai tumor (pembengkakan) yang kaku dengan

permukaan mukosa yang normal. Tonjolan tulang yang keras di tengah-tengah

palatum ini biasanya berukuran diameter kurang dari 2 cm, namun terkadang

perlahan-lahan dapat bertambah besar dan memenuhi seluruh langit-langit.

Kebanyakan torus tidak menyebabkan gejala. Bentuk dan ukuran dari torus

palatinus bervariasi.

Ketika muncul di daerah midline pada palatum durum maka disebut torus

palatinus dan ketika muncul dilateral di redio lingual premolar dari mandibula

disebut torus mandibularis. Yang sangat mengherankan, torus palatinus dan

torus mandibularis jarang ditemukan muncul bersama-sama pada satu individu.

Prevalensi dari torus palatinus dan torus mandibularis adalah 20-25% dan 6-

12% dari populasi umum. Pada wanita insidennya lebih tinggi. Biasanya pasien

baru menyadari ada exostosis ini bila ada trauma.

D.   Diagnosis

Diagnosis didapatkan dari gejala klinik. Bisa dilakukan biopsi, oral

radiographs dan CT scans untuk menegakkan diagnosis.

E.   Diffential Diagnosis

Gingival fibrosis, fibroma formation secondary to irritation, granuloma,

abses, oral neurofibroma pada palatum, fibrous dysplasia, osteomas, dan paget’s

disease.

F.   Terapi

Tidak ada menajemen aktif yang wajib dilakukan, menenangkan pasien bahwa

keadaanya merupakan bukan suatu keganasan. Bila mukosa yang melapisinya

tipis dan cenderung trauma, pasien mungkin membutuhkan antiseptik pencuci

mulut jika terdapatulcus. Bila tidak ada keluhan, torus palatinus tidak

memerlukan perawatan. Namun pada pasien yang menggunakan gigi tiruan,

torus palatinus ini dapat mengganjal basis gigi tiruan sehingga harus dihilangkan

dengan tindakan bedah menggunakan conservative surgical excision.

Di bidang kedokteran gigi, penatalaksanaan torus palatinus berkaitan dengan

pembutan gigi tiruan sangat penting diperhatikan. Torus palatinus merupakan

tonjolan yang ditutupi oleh selapis tipis jaringan lunak yang menyebabkan tori

lebih sensitif terhadap tekanan atau palpasi (perabaan) dan pada saat perabaan

akan terasa sangat keras.

Page 3: Torus Gtsl Tfo

Konsistensi tori pada palatum sangat keras dan tidak sama dengan jaringan

fibrous yang emenutupi puncak tulang alveolar. Oleh sebab itu, penatalaksanaan

tori agar tidak mengganggu stabilisasi dan retensi gigi tiruan maka harus

dibebaskan dari gigitan tekanan gigi tiruan atau dibuang secara bedah. Torus

palatinus yang tidak ditanggulangi akan menyebabkan garis fulkrum yang

seharusnya di puncak lingir, akan berpindah di puncak torus. Hal ini

menyebabkan gigi tiruan tidak stabil dan mudah retak (patah).

Metode Non Bedah

Metode non bedah dilakukan dengan cara peredaan atau pembebasan tori dari

tekanan dengan cara menempatkan selapis kertas timah (alumunium foil) di atas

daerah torus pada model pada saat gigi tiruan diproses (relief of chamber). Cara

yang lain  adalah dengan mendesain plat akriliknya dengan melakukan

pembebasan torus palatinus. Luasnya ruang pembebasan sesuai dengan luas

penonjolan torus di palatum keras.

GTSL

Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Klasifikasi gigi tiruan sebagian lepasan berdasarkan bahan1. Gigi sebagian lepasan dengan kerangka logamGTSKL memiliki kualitas mekanik sangat baik dan memberikan kemungkinan desain denture yang mempertimbangkan kesehatan jaringan periodonsium gigi abutment, estetis dan kenyamanan pasien. Hasil ini dapat dicapai dengan membuat desain kerangka sesederhana mungkin, dengan basis dan konektor major dan minor yang didesain tidak berkontak dengan alveolar ridge atau palatum secara aproksimal 3 mm dari gigi, untuk mencegah atau mengurangi efek negatif dari oral hygiene yang buruk.

2. Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilikGigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik secara normal tidak digunakan untuk lebih dari beberapa bulan, karena gigi tiruan jenis ini memiliki kualitas mekanik yang buruk, lebih tidak nyaman digunakan, dan kondusif bagi oral hygiene yang buruk, namun gigi tiruan jenis ini banyak digunakan, khususnya pada prostodontik geriatri, karena relatif tidak mahal dan mudah dimodifikasi.Perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik diindikasikan pada pasien lanjut usia dengan gigi yang jaringan periodonsiumnya relatif masih sehat, dalam bentuk gigi tiruan sementara.Penggunaan gigi tiruan sementara ini membantu pasien untuk beradaptasi dengan gigi tiruan penuh nantinya dan gigi tiruan sementara sering dapat dengan mudah ditansformasikan menjadi gigi tiruan penuh.Ketika perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan dengan kerangka logam

Page 4: Torus Gtsl Tfo

terhambat karena alasan keuangan, gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik sering menjadi alternatif yang lebih baik daripada gigi tiruan penuh jika pasien tidak memiliki masalah fungsional.

Dilepas/tidak dapat dilepasa.removable partil denture= GTS Lepasanb.fixed denture/bridge= GTC

Saat pemasangana.convesional-dipasang setelah gigi hilangb.immediete-dipasang segera setelah gigi hilang / dicabut

Jaringan pendukunga.tooth borne-didukung oleh gigib.mucosa / tissue borne-didukung mukosac.mucosa and tooth-didukung gigi&mukosa

Letak daerah tak bergigi / sadela.anterior tooth suported caseb.all tooth suported casec.free and supotred case

Memakai wing bagian bukal/labial atau tidakA. Open face : GTS yang dibuat tanpa gusi tiruan labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila1.keadaan prosessus aleolaris masih baik2.biasa pada gigi anterior3.pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebar

B. Close face : GTS yang dibuat gusi tiruan bagian labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila1.prosessus alveolaris telah mengalami absorbsi2.perbaikan profil

Indikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan1. Bila tidak memenuhi syarat untuk suatu gigi tiruan cekat :• Usia :usia pasien masih muda, ruang pulpa masih besar, panjang mahkota klinis masih kurang. Pasien usia lanjut dengan kesehatan umum yang buruk, karena perawatannya memerlukan waktu yang lama• Panjang daerah edentulous tida memenuhi syarat Hukum Ante• Kehilangan tuang yang banyak pada daerah edentulous2. tidak ada abutment gigi posterior pada ruang edentulous(free end saddle)3. bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat4. bila dibutuhkan stabilisasi dari lengkung yang berseberangan5. bila membutuhkan estetik yang lebih baik

Page 5: Torus Gtsl Tfo

6. bila dibutuhkan gigi segera setelah dicabut7. keinginan pasien

2.2. Desain GTSL akrilik

Desain : gambaran bentukMendesain : merencanakan gambaran dengan menggambar dan perincian data pendukung

Guna :1. sebagai penuntun dari gigi tiruan sebagaian lepasaan yang akan dibuat2. sebagai sarana komunikasi antara dokter gigi dan tekniker gigi dalam hal pendelegasian pembuatan gigi di laboratorium

Prinsip dasar desain GTSL:Memelihara/mempertahankan kesehatan jaringan pendukung gigi tiruan sebagian lepsan dengan memperhatikan:1. distribusi tekanan yang luas(melalui cengekram)2. mepersamakan tekanan (keseimbangan kiri dan kanan)3. phisiologic basing(tekanan phisiologis pada mukosa di bawah basis)

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan desain GTSL1. anatomi dan fisiologi jaringan yang terlibat dalam penempatan GTSL dalam rongga mulut(gigi, mukosa, tulang)2. letak gigi yang hilang dan yang kaan diganti

3. besarnya beban kunyah:bila gigi hilang gigi belakang, dimana beban kunyah besar, sedangkan gigi penjangkarannya kurang kuat untuk mensupport beban kunyah yang besar tersebut, sebiknya dibuatkan GTS gingival4. macam gigi tiruan:• GTS paradental:cengkeram yang dipakai adalah cengkeran paradental.gigi penjangkaran sedapat mungkin dekat gigi yang hilang, kecuali bila mengganggu estetis. Basis tidak perlu terlalu luas.• GTS gingival:cengkeram yang dipakai adalah gingival,gigi penjangkaran sedapat mungkin dekat gigi yang hilang, basis dibuat seluas mungkin• GTS kombinasi paradental-gingival:Cengkeram yang dipakai adalah pada sisi paradental menggunakan paradental, pada sisi gingival menggunakan cengkeram gingival. Pada satu sisi tidak boleh ada cengkeram paradental dan gingival bersama-sama• Basis pada sisi paradental tidak luas, pada sisi gingival luas5. pertimbangan biomekanikjaringan penyangga GTSL adalah jaringan hidup. Karena itu keseimbangan tekanan oleh adanya beban kunyah harus diperhatikan.6. garis fulcrum:adalah garis imaginer yang ditarik melalui dua gigi penjangkaran yang dapat merupakan sumbu berputarnya atau terungkitnya gigi tiruan7. estetika

Page 6: Torus Gtsl Tfo

letak cengkeram harus lebih diperhatikan8. kenyamanangigi tiruan harus dapat dipakai dengan nyaman9. penyakituntuk pasien DM dibuat desain gingival mengingat keadaan dari sisa gigi yang ada sering goyang

Bagian-bagian gigi tiruan sebagian lepasanGigi tiruan sebagian lepasan terdiri dari komponen-komponen:1. Basisdisebut juga plat protesaadalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa mulut di daerah palatum labial, bukal, lingual.

Bahan dasar basis:akrilik, logam

Beda basis akrilik dengan logam:No akrilik logam1 Proses pembuatan mudah Sukar2 Kekuatan Kurang Kuat3 Penghantar panas Kurang Baik4 Menyerap air Dapat Tidak dapat5 Perubahan warna Dapat Tidak dapat6 Luas basis Luas/lebar Tak luas7 biaya murah mahal

Fungsi basis: untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar di bawahnya untuk memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif antara basis dengan mukosa yang dibatasi dengan media air ludah tempat melekatnya cengkeram menggantikan jaringan yang hilang serta memberikan dukungan kepada bibir dan pipi(estetik)

2. Sadeladalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas prosesus alveolaris dan mendukung elemen gigi tiruan

bila sadel letaknya:antara gigi asli diseut bounded saddleposterior dari gigi asli disebut free end saddle

3. Elemen gigi tiruanadalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bentuk gigi tiruan dari gigi asli yang hilang

Page 7: Torus Gtsl Tfo

Bahan dasar gigi tiruan dapat bermacam-macam, yaitu:resin akrilik, porselen,logam

Elemen gigi tiruan resin akriliko mudah aus, terutama pada penderita yang mempunyai kekuatan kunyah yang kuato perlekatannya dengan basis merupakan persenyawaaan kimia, karena bahannya samao dapat berubah warnao mudah tergoreso mudah dibentuk/diperkecil sesuai dengan ruangano lebih ringan dibanding gigi tiruan yang dari porselen dan logamo dapat diasah dan dipoleso karena sifat mudah aus, baik sekali dipakai untuk prosesus alvolaris yang datar

Elemen gigi tiruan porselen:o tidak mudah aus/tergoreso perlekatannya dengan basis secara mekanis, sehingga elemen gigi tiruan harus mempunyai retensi untuk pelekatnya terhadap basisbentuk retensi gigi tiruan porselen:undercur,pin,aluro tidak berubah warnao tidak dapat diasaho lebih berat daripada akriliko tidak baik dipakai untuk prosesus alveoalris yang datar(resorbsi)

Elemen gigi tiruan logam:o biasanya dibuat sendiri sesuai dengan ruang protesa yang ada, terutama untuk gigi posterior yang ruang protesanya sempito estetis kurang baiko tahan terhadap daya kunyah yang besar/kuat

4. Cengkeramdisebut juga klammer

Cengekram adalah bagian dari gigi tiruan lepas yang berbentuk bulat/gepeng. Terbuat dari kawat stainless steel/ logam tuang, yang melingkari/ memegang gigi penjangakaran

Fungsi cengkeramo untuk retensio untuk stabilisasio untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran

Syarat umum gigi penjangkaran1. gigi vital atau non vital yang telah dilakukan PSA dengan sempurna2. bentuk anatomis dan besarnya noraml3. tidak ada kerusakan/kelainan.Misalnya:tambalan yang besar, karies,

Page 8: Torus Gtsl Tfo

hypoplasia, konus4. posisi dalam lengkung gigi normal5. keadaan akar gigi:• bentuk ukurannya normal• tertanam dalam tulang alveolar dengan perbandingan mahkota akar 2:3• jaringan periodonta sehat• tidak ada kelainan periapikal6. sedapat mungkin tidak goyang

Cengkeram kawatBagian-bagian dari cengkeram kawat:1. lengan cengekeram2. jari cengkeram3. bahu cengkeram4. badan cengkeram5. oklusal rest6. retensi dalam akrilik

Bagian-bagian dari cengkeram kawat:1. lenganyaitu bagian dari cengkeram kawat yang terletak/melingkari bagian bukal/lingual gigi penjangkaransifat:agak lenturfungsi:retensi dan stabilisasi2. jaribagian dari lengan yang terletakdi bawah lingkaran terbesar gigisifat:lentur/fleksibelfungsi/retensi3. bahubagian dari lengan yang terleta di atas lingkaran terbesar dari gigisifat:kakufungsi:stabilisasi yaitu menahan gaya-gaya bucco-lingual4. badan/bodybagian yang cengekaram kawat yang terletak di atas titik kontak gigi di daerah aproksimalsifat:kakufungsi:stabilisasi yaitu menaha gaya-gaya antero-posterior5. oklusal restyaitu bagian dari cengekaram kawat yang terletak di bagaian oklusal gigisifat:kaku, panjang ±1/3 lebar mesio-distal gigifungsi:meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran6. retensi dalam akrilikbagian dari cengkeram kawat yang tertanam dalam basis akrilik

Syarat-syarat cengkeram kawat yang melingkari gigi:1. harus kontak garis2. tidak boleh menekan/harus pasif

Page 9: Torus Gtsl Tfo

3. ujung jari tidak boleh menyinggung gigi tetangga dan tidak boleh tajam/harus dibulatkan4. tidak ada lekukan bekas tang(luka)pada lengan cengkeram5. bagian cengkeram yang melalui oklusal gigi tidak boleh mengganggu oklusi/artikulasi6. jarak bagian jari ke servikal gigi:cengkeram paradental:1/2-1 mmcengekeram gingival:1 ½-2 mm7. bagian retensi dalam akrilik harus dibengkokkan

Macam-macam desain cengkeramDesain cengkeram menurut fungsinya dibagi dalam dua bagian:1. Cengkeram paradentalyaitu cengkeram yang fungsinya selain dari retensi dan stabilisasi protesa, juga sebagai alat untuk meneruskan beban kunyah yang diterima gigi tiruan ke gigi penjangkarannyaJadi,cengkeram paradental harus mempunyai bagian yang melalui bagian oklusal gigi penjangkaran atau melalui titik kontak antara gigi penjangkaran dengan gigi tetangganya

2. Cengkeram gingivalyaitu cengkeram yang fungsinya hanya untuk retensi dan stabilisasi protesa. Jadi, karena tidak berfungsi untuk meneruskan beban kunyah yang diterima protesa ke gigi penjangkaran, maka cengkeram ini tidak mempunyai bagian yang melalui bagian oklusal gigi penjangkaran, bisa diatas permukaan oklusal.

Macam-macam cengkeram paradental1. Cengkeram 3 jariterdiri dari:• lengan bukal dan lingual• body• bahu• oklusal rest• bagian retensi dalam akrilikindikasi:gigi molar dan premolar

2. Cengkeram jacksonDisain cengkeram ini mulai dari palatal/lingual, terus ke oklusal di atas titik kontak, turun ke bukal melalui di bawah lingkaran terbesar, naik lagi ke oklusal di atas titik kontak, turun ke lingual masuk retensi akrilik.Indikasi:Gigi molar,premolar yang mempunyai kontak yang baik di bagian mesial dan distalnyaBila gigi penjangkaran terlalu cembung, seringkali cengkeram ini sulit masuk pada waktu pemasangan protesa.

Page 10: Torus Gtsl Tfo

3. Cengkeram ½ jackson paradentalDisainnya mulai dari bukal terus ke oklusal di atas titik kontak, turun ke lingual dan terus ke retensi akrilik

Indikasi:gigi molar dan premolargigi terlalu cembung sehingga cengkeram jackson sulit melaluinyaada titik kontak yang baik di anatar 2 gigi

4. Cengkeram SDisain cengkeram ini mulai dari bukal terus ke oklusal/insisal di atas titik kontak, turun ke lingual melalu atas cingulum, kemudian turun ke bawah masuk ke dalam akrilik

Indikasi:Untuk kaninus rahang atas perlu diperhatikan agar letak cengkeram tidak mengganggu oklusi

5. Cengkeram KippmeiderTidak mempunyai lengan, yang ada hanya rest di atas cingulumIndikasi:Hanya untuk kaninusBentuk cingulum harus baik

Fungsi:hanya untuk menerusan beban kunyah dan stabilisasi

6. Cengkeram rush angkerDisainnya mulai dari oklusal di aproksimal(daerah mesial/distal)terus ke arah lingual ke bawah, masuk dalam akrilik

Indikasi:molar, premolar yang mempunyai titik kontak yang baik

Fungsi:hanya untuk meneruskan beban kunyah protesa ke gigi penjangkaran dan sebagai retensi pada pembuatan splin

7. Cengkeram roachDisainnya mulai dari oklusal di daerah titik kontak aproksimal, turun ke bukal dan lingual terus ke aproksimal di daerah diastema, masuk dalam akrilikIndiksai:gigi molar dan premolar yang mempunyai konta yang baikMacam-macam cengkeram gingival1. Cengkeram 2 jariDisainnya sama dengan cengkeram 3 jari, hanya tidak mempunyai restIndikasi:gigi molar dan premolar

2. Cengkeram 2 jari panjangDisainnya seperti cengkeram 2 jari, hanya disini melingkari 2 gigi berdekatanIindikasi:gigi molar,premolar, dimana gigi yang deat diastema urang kuat(goyang 10 )

Page 11: Torus Gtsl Tfo

3. Cengkeram ½ jacsonhampir sama dengan cengkeram ½ jacson paradentalbedanya cengkeram ini melalui bagian proksimal dekat diastema dan di bagian lingual lurus ke bawah, tetap di tepi lingualindikasi:gigi molar,premolar dan kaninus

4. Cengkeram vestibular fingercengkeram ini berjalan mulai dari sayap bukal protesa ke arah undercut di vestibulum bagian labial, ujungnya ditutupi akrilikindikasi:gigi sisa hanya gigi anterior yangtidak dapat dilingkari cengkeram, dan bagian vestibulum labial harus mempunyai undercut yang cukupfungsi:untuk tambahan retensi, tetapi kurang efektif

2.3.Tahapan Perawatan

2.3.1 Pemeriksaan Utamaa. Pemeriksaan subjektifAnamnsesis yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tanya jawab. Cara ini umumnya dilakukan untuk mencari riwayat penyakit dan data pribadi pasien dan keluarga.Beberapa hal yang ditanyai dalam anamnesis antara lain:1. daftar pribadi(nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,dll)2. Data kesehatan umum- Penyakit sistemik, misalnya hipertensi diabetes mellitus.- obat yang digunakan.- kebiasaan pasien untuk mengontrol kesehatannya.3. Data jenis kesehatan gigi mulut- jenis penyakit yang ada atau sedang diderita- riwayat hilangnya gigi- Kebiasaan jelek,misalnya mengunyah satu sisi atau bruksism- Apakah pernah memakai gigi tiruan, jika pernah bagaimana keluhan- keluhan gigi tiruan yang lama.- frekuensi kunjungan ke dokter gigi- keinginan khusus tentang gigi tiruannya.- perawatan yang ada atau yang sedang diterimanya.

b.Pemeriksaan objektifTerbagi dua:1. Pemeriksaan ekstraoral2. Pemeriksaan intraoral

Pada pemeriksaan objektif ini pemeriksaan dapat dilakukan dengan :a. Melihatb. Palpasi

Page 12: Torus Gtsl Tfo

c. Perkusid. Sondee. Termisf. Roentgen foto

Pemeriksaan ekstraoralPemeriksaan ekstraoral meliputi pemeriksaan terhadap:1. Bentuk muka/wajaha. Dilihat dari arah depan:-Oval/ovoid-Persegi/square-Lonjong/taperingb. Dilihat dari arah samping-cembung-lurus-cekung

2. Bentuk bibir- Panjang, pendek- Normal- Tebal,tipis- Flabby

3. Sendi Rahang- Menggeletuk- Krepitasi- Sakit

Pemeriksaan intraoralPemeriksaan intraoral meliputi pemeriksaan terhadap gigi, antara lain:1. Gigi yang hilang2. Keadaan gigi yang tinggal:- Gigi yang mudah terkena karies- Banyaknya tambalan pada gigi- Mobilitas gigi- Elongasi- Malposisi- AtrisiJika dijumpai adanya kelainan gigi yang mengganggu pada pembuatan gigi tiruan, maka sebaiknya gigi-gigi tersebut dicabut.3. Oklusi: diperhatikan hubungan oklusi gigi atas dengan gigi bawah yang ada, apakah hubungan Angle Kelas I, II, III.4. Adanya overclosedocclusion pada gigi depan dapat disebabkan antara lain karena:- Erupsi yang tidak teratur.- Kehilangan gigi posterior dalam waktu yang lama.- Atrisi gigi geligi

Page 13: Torus Gtsl Tfo

Overclosed occlusion dapat menyebabkan:1. Angular cheilosis2. Disfungsi TMJ3. Spasme otot kunyah5. Warna gigiWarna gigi pasien harus dicatat sewaktu akan membuat gigi tiruan sebagian lepasan, terutama pada pembuatan gigi tiruan di daerah anterior untuk kepentingan estetis.6. Oral Hygiene- adanya karang gigi- adanya akar gigi tertinggal- adanya gigi yang karies- adanya peradangan pada jaringan lunak, misalnya gingivitis.7. Resesi gingivalTerutama pada gigi tiruan sebagian lepasan yang dilihat untuk gigi penyangga dari gigi tiruan tersebut.

- Pemeriksaan terhadap mukosa/ jaringan lunak yang menutupi tulang alveolar,seperti:1. Inflamasi2. Keras/ lunak.

- Pemeriksaan terhadap bentuk tulang alveolar; bentuk U atau V, datar, sempit, luas

- Pemeriksaan ruang antar rahang1. Besar , dapat disebabkan karena pencabutan yang terlalu lama.2. Kecil, dapat disebabkan karena elongasi3. Cukup, minimal jaraknya 5 mm

-Pemeriksaan torus:1. Pada palatum, disebut torus paltina2. Pada mandibula disebut torus mandibulaTorus ini bila mengganggu pada pembuatan gigi tiruan harus dibuang.

-Pemeriksaan jaringan pendukung gigiPemeriksaan terhadap frenulum, apakah perlekatannya tinggi atau rendah sampai puncak tulang alveolar.3

2.3.2 Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan RadiografBerfungsi sebagai informasi tambahan bagi pemeriksan klinis. Dapat diketahui adanya:1. Kualitas tulang pendukungdari gigi penyangga2. Gigi yang terpendam, sisa-sisa akar3. Kista4. Kelainan periapikal

Page 14: Torus Gtsl Tfo

5. Resorpsi tulang6. Sklerosis

Pemeriksaan Laboratorium1. Penyakit tulangTingkat kalsium dan fofsor dalam serum darah dan urin dan serum enzim da alkalin fosfat melibatkan penyakit tulang.a. Normal kalsium dalam darah 8,9-10,1 mg/dl dan diseimbangkan oleh beberapa faktor. Hormon paratiroid (PTH) mempengaruhi keseimbangan kalsium dalam ginjal, tulang, intestinal, dan kelenjar laktasid mammary. Jika sirkulasi PTH secara abnormal tinggi, maka resiko terhadap osteoporosis.

c. Normal Fosfor dalam darah 2,5-2,4 mg/dl. Tingginya fosfor diasosiasikan dengan hiperparatyroidisme dan juga bisa dikaitkan dengan penyebab kanker.

2. HematologyPemeriksaan ini berfungsi untuk:- kapisitas daya angkut oksigen- identifikasi elemen selular- analisis mekanisme pembekuan darahpenjelasan beberapa komponen dalam darah:a. HemoglobinNormal laki-laki 14-17 g/dlNormal perempuan 12-15 g/dlb. HematokritNormal laki-laki 42-54 %Normal perempuan 38-46 %c. EritrositNormal laki-laki 4,5-6,2 million/mm3Normal perempuan 4,2-5,4 million/mm3d. leukositnormal 4100-10900/mm3e. glukosa dalam darahnormal 70-100mmg/dl (puasa)jika terjadi peningktan maka terjadi DM atau penyakit lever kronik

3. UrinalisisYang dianalisis :a. warnanormal urin berwarna kuning bersih. Jika berwarna merah, coklat, atau hitam menunjukkan adanya konsistensi darah pada beberapa tahap fisiologis abnormal pada urine.b. PHNormal PH 4,8-8,0

Page 15: Torus Gtsl Tfo

c. Gravity spesifiknormal 1003-1026. kapasitas fungsional ginjal ditentukan oleh kemampuannya untuk mecairkan atau konsentrasi urin.

Temuan mikroskopik :a. gulanormalnya tidak ada gula dalam urin. Jika ada maka pasien menderita DM.b. KetonMemproduksi metabolisme lemak. Ada dalam urin pasien yang menderita busung lapar, dehidrasi, atau acidosis saat mengalami DM.c. Protein` tidak biasa terdapat dalam urin, tapi normal ada pada saat sedang hamil.

4. Pemeriksaan dan tes lainnyaa. Tes serologyUntuk konfirmasi penyakit kelamin, seperti sifilis.b. Tes patch (kulit)Biasanya digunakan untuk mengetahui atau membuktikan adanya alergi dalam pemakaian basis material. Kontak lokal dermatitis biasanya terjadi antara 24-48 jam setelah aplikasi material.4

2.3.3 MencetakMacam-macam sendok cetak1. Stock tray:sendok cetak yang sudah dibuat oleh pabrikbahan:metal/aluminium,plastikukuran:nomor 1,2,3huruf S,M,Lfungsi:untuk rahang bergigi,bentuk dasar bersudutuntuk rahang tak bergigi,bentuk dasar agak membulat

Syarat-syarat sendok cetak yang sesuai: lebar bucco-lingual: jarak tepi sendok cetak ke arah bukal gigi/ lingual gigi=1/2 cm panjang ke distal:rahang bawah:sampai retromolar padrahang atas:tuber maksila dan batas palatum molle harus ada retensi untuk bahan cetak. Tinggi sendok cetak sesuai dengan tinggi gigi dalam kedalaman vestibulum

Indikasi stock tray Untuk mendapatkan model studi Untuk mendapatkan model kerja pada kasus kelas II dan kelas IV Kennedy dengan sadel yang pendek Untuk mendapatkan model pendahuluan untuk membuat sendok cetak perseorangan

Page 16: Torus Gtsl Tfo

2. Custom tray:sendok cetak yang dibuat sendiri sesuai dengan ukuran rahang pasien

Bahan yang dipakai:akrilik, shellac, compound

Tujuan:untuk mendapatkan hasil cetakan yang akurat, terutama pada daerah tepi sendok cetak(daerah vestibulum, frenulum, dan retromylohyoid dari rahang)Cara membuat custom tray cetak rahang dengan sendok cetak anatomis gambar batas sendok cetak pada model tutup gigi pada model dan bagian labial/bukal model yang mempunyai undercut dengan wax setebal ±2mm sehingga tidak ada undercut lapisi permukaan model dengan bahan separasi siapkan bahan sendok cetak, tempelkan selapis tipis(1-2mm)diseluruh permukaan model sampai batas yang sudah digambar buat pegangan sendok cetak cobakan ke mulut pasien, bila ukuran sudah sesuai dilubangi untuk retensi bahan cetak

batas-batas custom tray• daerah posterior:rahang atas:sampai batas palatum durum dan palatum molle serta menutupi daerah tuber maxilaerahang bawah:sampai menutupi retromolar pad• daerah bukal/labial:sampai batas mukosa bergerak dan tidak bergerak• tidak boleh menutupi frenulum• daerah lingual:sampai batas dasar mulut di lingual/retromylohyoid

macam-macam bahan cetakproses pengerasannya ada 2 macam secara reaksi kimia.Contohnya:Plaster of Paris, Zinc oxide eugenol pasta, irreversible hydrocolloid, mercaptan rubber base dan silicone secara pemanasan(termoplastik). Contohnya: Modelling compound, reversible hydrocolloid, wax. Bahan ini memerlukan pemanasan untuk melunakkan dan pendinginan untuk mengeras.

1. Impression plasterDigunakan untuk membuat cetakan akhir guna mendapatkan model kerja dengan tekanan minimal. Sifat bahan ini tidak elastis, jadi tidak dapat digunakan bila ada ceruk. Diperlukan sendok cetak khusus dengan dibuat ruangan antara sendok cetak dengan jaringan penyangganya. Ini bertujuan agar ketebalan bahan cetaknya cukup.2. Zinc oxide eugenol pastaDigunakan untuk membuat cetakan akhir guna mendapatkan model kerja. Bahan ini dapat mencatat detail jaringan dengan baik, karena sifatnya yang mudah mengalir sebelum mengeras dan dalam keadaan tidak elastis waktu mengeras.

Page 17: Torus Gtsl Tfo

Keuntungan lain dari bahan ini, sendok cetak perseorangan yang dibuat, berkontak langsung dengan mukosa pendukung.3. Bahan cetak elastomerDigunakan untuk membuat cetakan akhir sama mendapatkan model kerja. Bahan ini dapat mencatat detail jaringan dengan baik. Oleh karena sifatnya elastis, dapat digunakan bila ada ceruk. Jaringan mulut perlu dikeringkan sebelum dicetak dengan bahan ini.4. Tissue conditioning materialTissue conditioning material dapat didefinisikan sebagai bahan yang lunak yang diletakkan untuk sementara pada permukaan cetakan gigi tiruan, bertujuan agar distribusi beban menjadi lebih sama, jadi membiarkan jaringan mukosa untuk embali ke bentuk yang normal.5. Irrevesible hydrocolloidBahan ini dapat mencatat detail yang baik, tetapi sangat dipengaruhi oleh cairan saliva. Hasil cetakan harus segera dituang dengan stone gips karena bahan ini dipengaruhi oleh kelembaban.6. Reversible hydrocolloidDiperlukan pemanasan untuk mencairkan bahan ini.Proses pengerasannya:dari gel ke sol ke gel.Bahan ini dapat memberikan detail yang baik untuk cetakan, tetapi ia mempunyai beberapa kekurangan. Diperlukan sendok cetak khusus yang ada saluran air di tepinya untuk mendinginkan bahan cetak.Umumnya digunakan untuk cetakan permulaan.7. Malam cetakDiperlukan pemansan untuk mencairkan bahan ini. Umumnya digunakan untuk koreksi pada cetakan akhir yang menggunakan bahan lain seperti plaster atau zinc oxide eugenol pasta/8. Modelling compound/impression compoundSifatnya termoplastik, menjadi lunak bila dipanaskan pada temperatur 55-700 C.Viskositas yang tinggi dari bahan ini, dan kenyataannya menjadi keras bila didinginkan, serta dapat dilunakkan kembali, merupakan keuntungan tersendiri.

Teknik mencetak1. Secara mukostatis→untuk tahanan jaringan rendah2. Secara mukokompresi/mukofungsional→untuk tahanan jaringan yang tinggi

Penjelasan:Pada tahanan jaringan tinggi, keadaan mukosa bila tertekan bergerak, bila dicetak secara muko statis, akan didapat model dengan bentuk mukosa yang pasif/tidak tertekan secara fungsional.Pada kasus GTSL, bila mencetak dengan tekanan fungsional, akan menghasilkan protesa yang stabil waktu berfungsi. Dalam keadaan istirahat, protesa tersebut tetap akan stabil/tak bergerak, karena ada cengkeram yang menahan sebagai retensi protesa.

Hasil cetakan yang baik• bahan cetak tidak terlepas dari sendok cetak• pada hasil cetakan boleh terdapat gelembung udara, sobek dan lipatan

Page 18: Torus Gtsl Tfo

• bagian-bagian sendok cetak tidak boleh terlihat• gigi-gigi, mukosa, frenulum, vestibulum, batas mukosa bergerak dan tidak bergerak, teromolar pad, tubermaxila batas palatum durum dan palatum molle, batas gingiva dengan gigi, perlekatan otot-otot, harus terlihat dengan jelas

cara memelihara hasil cetakan:hasil cetakan yang baik, dicuci sampai bersihbila diletakkan di atas meja kerja harus ditopang di bawahnya agar bagian posterior tidak menyentuh meja.Tujuannya: untuk menghindari terlepasnya bahan cetak bagian posterior dan sendok cetak

2.3.4. Perawatan preprostetik:Perawatan periodontalPerawatan bedahKonservasi gigiRekonturing (mahkota tiruan, pengasahan gigi miring, pengasahan gigi ekstrud)Persiapan tempat cengkeramMacam cetakan RA & RB (mukostatis, muko- kompresi/mukofungsional/selective pressure

Faktor pertimbangan Dalam Rencana Perawatan1. Faktor PersonalYang perlu diperhatikan pada pasien :- keinginan atau ketidakpuasan terhadap protesa- kesehatan dan pola hidup pasien- kondisi dan kesehatan jaringan oral dan perioral- tidak adekuatnya protesa yang digunakan.Selain itu, faktor personal yang perlu dipertimbangkan adalah:- faktor sosial ekonomimemperhatikan biaya pembuatan dan pemeliharaan- faktor umurrestorasi protesa dapat direkonstruksi pada pasien dengan semua umur.- faktor pengalamanfaktor pengalaman hidup sehari-hari dapat mengubah rencana terbaik untuk perawatan dan sering tidak bisa dihindari, seperti :pekerjaanprofesistatus sosiallingkungan2. Faktor Fisik- TulangFaktor klinis yang berhubungan dengan resorpsi tulang bervariasi. Kategori menurut Atwood adalah :b. faktor anatomiukuran, bentuk dan densitas ridgekarakteristik dan ketebalan mukosa penutup

Page 19: Torus Gtsl Tfo

hubungan ridgejumlah dan kedalaman alveolarc. faktor metaboliksegala faktor nutrisi, hormonal dan metabolik lainnya yang mempengaruhi aktivitas relative selular pembentuk tulang (osteoblas) dan peresorpsi tulang (osteoklas).d. faktor fungsionalfrekuensi, intensitas, durasi, serta direksi pengalikasian tekanan pada tulang yang mempengaruhi densitas (resorpsi dan deposisi) pada tulang.e. faktor protesabanyaknya teknik, material, prinsip, konsep, dan praktek termasuk ke faktor protesa.- Faktor kontrolTiga hal yang termasuk ke bagian faktor kontrol adalah :a. genetikb. sistemikc. lokalyang termasuk bagian ini yaitu :faktor biomekanikafaktor neurotropikvascularenzim dan PHpotensial bioelektriktekanan udarasuhu(temperatur)persarafanreflek neuromuscular

- Faktor prostetikPerkembangan dan pemeliharaan prosesus alveolar secara langsung berkaitan dengan erupsi dan hadirnya gigi geligi. Dua konsep yang diperhatikan mengenai hilangnya residual bone yang tidak dapat dihindari:Satu pendapat bahwa saat gigi hilang akan adanya variasi perkembangan hialngnya residual bone. Satu pendapat lainnya mengatakan bahwa hilangnya resdual bone belum tentu akibat hilangnya gigi geligi.

- GigiHarus dievaluasi secara seksama terlebih dahulu:Jumlah gigiLokasi gigi di dalam lengkungPosisi individual gigiMobilitas dan vitalitasRasio mahkota akarUkuran dan bentuk akarKerentanan adanya kariesKeterlibatan patologis

Page 20: Torus Gtsl Tfo

Kondisi bidang oklusal gigi yang tersisaMorfologi yang mempengaruhi perawatan dan tipe protesa yang digunakan.

- Jaringan LunakKarakteristik dan respon perlu dipertimbangkan untuk retensi, persepsi, stabilitas dari protesa yang akan digunakan. Sedangkan pola sensori pada jaringan pendukung khususnya penting dalam pemakaian gigi tiruan.4

2.3.5. Relasi Rahang

Oklusi gigi pada kasus GTSL ada kemungkinan:1. oklusi ada, dan fixed(mantap/stabil)minimal ada 3 gigi pada 3 regio kiri, kanan dan anterior yang beroklusi dengan benar.2. oklusi ada tapi tidak fixed(tidak mantap/tidak stabil)hanya ada 2 regio dari gigi yang berkontak dengan oklusi yang benar(kiri+kanan, atau kiri+anterior,atau kanan+anterior)3. oklusi tidak adatidak ada gig yang beroklusi dengan benar

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diagnosis kasusDiagnosis ditentukan setelah merangkum semua informasi yang didapat dari pemeriksaan utama dan penunjan. Klinisi harus menentukan etiologi utamadari ketidaknyamanan pasien tersebut. Dari kasus ditemukan :Nama : Bapak TasrifUmur : 33 tahunPekerjaan : Pedagang asongan

Keluhan utamaTidak enak makan karena giginya sudah banyak hilang.

EO.EBentuk wajah persegi dan simetri

IO.ERA(14)(15)(24)(25) hilang(16) karies dentin distal(26) karies email bukal(27) ekstrudKetahanan jaringan mukosa kanan dan kiri rendah

Page 21: Torus Gtsl Tfo

RB(35) (36) (37) (38) (46) hilang(47) tipping mesial lebih kurang 10 derajat(33) karies email oklusalKetahanan jaringan mukosa kiri dan kanan tinggi

RA : kelas 3 modifikasi 1RB : kelas 2 modifikasi 1

RA kelas 3 Modifikasi 1Dukungan : ParadentalReainer : Direct retainer(13) (23) cengkeram S → C RA(17)(27) Full Jackson(16) Half JacksonRB kelas 2 modifikasi 1Kanan (bounded)Dukungan : ParaDentalRetainer : (47) Cengkeram 3 jariCengkeram SKiri (Free End Saddle)Dukungan : gingivalRetainer : cengkeram 2 jari

Trauma From Occlusion (TFO)2.1.1 DefinisiTrauma From Occlusion ( TFO ) adalah kerusakan jaringan periodonsium akibat tekanan oklusi yang melebihi kapasitas adaptasi jaringan periodonsium. Trauma oklusi juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan pada bagian dari system mastikasi yang dihasilkan oleh kontak oklusal.1

2.1.2 EtiologiBeberapa faktor penyebab yang dapat meningkatkan tekanan pada jaringan periodonsium yaitu: Ketidakseimbangan oklusio Hambatan oklusal pada waktu oklusi sentris ( kontak ke premature dan gerak artikulasi (blocking) )o Gigi hilang tidak digantio Perbandingan mahkota akar tidak seimbango Kontak edge to edgeo Alat prostetik dan restorasi yang buruk Kebiasaan buruko Bruxismo Cleancingo Menggunakan tusuk gigiEtiologi lainnya :1. Perubahan pada tekanan oklusal Besarnya tekanan oklusi meningkat sehingga pelebaran ruang

Page 22: Torus Gtsl Tfo

periodontal, peningkatan jumlah dan lebar serat ligament periodontal, dan peningkat densitas tulang alveolar. Perubahan arah tekanan oklusi dapat mengakibatkan reorientasi tekanan dalam periodonsium sehingga serat ligament periodontal utama diatur sedemikian rupa untuk mengkomodasi tekanan oklusi sepanjang sumbu utama gigi. Durasi tekanan oklusi tekanan konstan pada tulang lebih berefek negatif dibandingkan tekanan intermiten. Frekuensi tekanan oklusi semakin banyak frekuensi tekanan intermiten, semakin besar injuri terhadap jaringan periodonsium.

2. Berkurangnya kemampuan jaringan periodonsium uantuk menerima tekanan oklusi.

Stress oklusal yang melebihi batas adaptasi jaringan dapat menimbulkan trauma oklusi, karena : Aktifitas abnormal / parafungsio Menggeletuk, mengerot dan menggigit benda asing Perawatan gigio Geligi tiruan sebagian lepasan kurang baik dan orthodontic Ketidakharmonisan oklusalo Kontak gigi yang mengganggu kelancaran gerak menutup disepanjang setiap arah ke posisi intercuspal.1

2.1.3 KlasifikasiBerdasarkan efek :1. Trauma Akut (Acute TFO)Dihasilkan dari occlusal impact yang tiba-tiba, seperti saat menggigit benda keras. Restorasi atau alat-alat prostetik juga dapat mengubah arah gaya oklusal sehingga dapat menimbulkan trauma akut.Trauma akut menyebabkan nyeri pada gigi, sensitivitas terhadap perkusi, dan peningkatan mobilitas gigi. Bila tekanan oklusalnya dikurangi, luka akan sembuh dan gejala di atas akan berkurang. Bila tidak, luka periodontal akan bertambah parah dan menjadi nekrosis, yang diikuti oleh pembentukan abses periodontal, atau menjadi kronis dan tanpa gejala. Trauma akut juga dapat menyebabkan pecahnya sementum.2. Trauma Kronis (Chronic TFO)Biasanya disebabkan oleh perubahan pada oklusi karena ausnya gigi, drifting, dan ekstrusi, ditambah dengan parafungsi. Gaya oklusal tidak terlalu besar, tetapi terus-menerus menekan dan mengiritasi jaringan periodontal.Berdasarkan etiologi :1. TFO PrimerAdalah gaya oklusal berlebihan pada jaringan periodontal yang sehat (tidak ada migrasi apikal dari epitel jungsional atau kehilangan jaringan ikat gingiva). Salah satu contohnya adalah TFO karena penempatan restorasi atau insersi fixed bridge atau partial denture. Perubahan yang tampak adalah penebalan ligament periodontal, mobilitas gigi, bahkan nyeri. Perubahan ini reversible bila trauma dihilangkan.2. TFO Sekunder

Page 23: Torus Gtsl Tfo

Adalah gaya oklusal abnormal pada jaringan periodontal tidak sehat yang telah lemah karena adanya periodontitis. TFO sekunder terjadi pada gigi yang jaringan periodontalnya telah mengalami migrasi apikal epitel jungsional dan kehilangan perlekatan. Gigi dengan jaringan periodontal yang tidak sehat dan terinflamasi, ditambah gaya oklusal yang berlebihan akan mengalami kehilangan tulang dan pembentukan poket yang cepat.1,2

2.1.4 MekanismeStage I: InjuryBesar lokasi dan pola kerusakan jaringan tergantung pada besar, frekuensi dan arah gaya yang menyebabkan kerusakan tersebut. Tekanan berlebih yang ringan akan menstimulasi resopsi pada tulang alveolar disertai terjadinya pelebaran ruang ligamen periodontal. Tegangan berlebih yang ringan juga menyebabkan pemanjangan serat-serat ligamen periodontal serta aposisi tulang alveolar. Pada area dimana terdapat peningkatan tekanan, jumlah pembuluh darah akan berkurang dan ukurannya mengecil. Sedangkan pada area yang keteganganya meningkat, pembuluh darahnya akan membesar.Tekanan yang besar akan menyebabkan terjadinya perubahan pada jaringan periodonsium, dimulai dengan tekanan dari serat-serat yang menimbulkan area hyalinisasi. Kerusakan fibroblast dan kematian sel-sel jaringan ikat kemudian terjadi yang mengarah kepada area nekrosis pada ligamen periodontal. Perubahan pembuluh darah terjadi: selama 30 menit, hambatan dan stase (penghentian) pembuluh darah terjadi: selama dua sampai tiga jam, pembuluh darah terlihat bersama eritrosit yang mulai terbagi menjadi kepingan-kepingan dan dalam waktu antara satu hingga tujuh hari, terjadi disintegrasi dinding pembuluh darah dan melepaskan isinya kejaringan sekitarnya.pada keadaan ini terjadi peningkatan resopsi tulang alveolar permukaan gigi.Stage II: RepairPerbaikan selalu terjadi secara konstan dalam jaringan periodonsium yang normal dan trauma oklusi menstimulasi peningkatan aktivitas perbaikan. Jaringan yang rusak dihilangakan, sel-sel dan serat-serat jaringan ikat, tulang dan sementum dibentuk dalam usaha untuk mengantikan jaringan periodonsium yang rusak.Stage III: AdaptasiKetika proses perbaikan tidak dapat menandingi kerusakan yang diakibatkan oklusi, jaringan periodonsium merubah bentuk dalam usaha untuk menyesuaikan struktur jaringan dimana tekanan tidak lagi melukai jaringan. Hasil dari proses ini adalah penebalan pada ligamen periodontal yang mempunyai bentuk funnel pada puncak dan angular pada tulang tanpa formasi poket dan terjadi kelonggaran pada gigi yang bersangkutan.1

2.1.5 Gambaran KlinisGambaran klinis dari TFO:1. Sakit atau rasa ketidaknyamanan.2. Sensitif pada tekanan.3. Sakit pada wajah atau sendi temporomandibula.4. Resesi pada gingival.

Page 24: Torus Gtsl Tfo

5. Celah pada gingival yang hiperplastis dan menyeluruh atau disebut juga Mc Call’s Festoon.6. Poket periodontal/ kehilangan perlekatan epitel gingival.7. Kegoyangan gigi.8. Migrasi dan atau posisi gigi yang abnormal.1

2.1.6 Gambaran RadiografisInterpretasi Radiografik Kelainan PeriodontalYang harus dibaca pada radiograf jaringan periodontal1. Keadaan tulang yang ada• Kuantitas (tinggi/lebar) dan kualitas (pola/densitas)• Gambaran keseluruhan Luas kerusakan (local/menyeluruh) Pola kerusakan (horizontal &/vertical) Densitas (rarefraksi/condensed) Pola trabekulasi (normal/berubah)

2. Alveolar crest (merupaka bagian penting)• Kortikal → lamina dura• Tinggi ; 0,5-1,5mm d bawah CEJ 2 gigi bertetangga• Bentuk; tergantung posisi gigi• Outline; halus, rata, kesinambungan, kepadatan, lebar

3. Ruang periodontal• Ada/tidak, lebarnya

4. Keterlibatan furkasi (akar ganda)5. Perbandingan mahkota-akar keterlibatan furkasi (akar ganda)1,3

2.1.7 Dampak dari TFO Terjadi injuri pada jaringan-jaringan pendukung periodontal. Tidak cukupnya stimulasi menyebabkan menebalnya ligamen periodontal, atrofi serabutan, osteoporosis tulang alveolar dan reduksi tulang yang tinggi. Hipofungsi dapat dihasilkan dari hubungan open-bite dan tidak adanya fungsi antagonis 

2.1.8 Cara Pemeriksaan TFO Pemeriksaan oklusi untuk melihat ada atau tidaknya Trauma From Occlusion bisa dilakukan dengan:1. Maximum Intercuspation or Intercuspal positionPasien diperintahkan untuk menutup mulut dengan posisi intercuspal maksimum tanpa mencari gigitan yang nyaman (posisi menelan ludah). Cara yang paling efisien untuk melihat kontak oklusal adalah dengan meletakkan matriks Mylar antara gigi dan menyuruh pasien untuk menutup mulut dan kemudian matriks dipindahkan. Dari matriks terlihat seberapa banyak gigi yang berkontak. Ada atau tidaknya kontak dapat terlihat untuk gigi molar, premolar, kaninus,dan insisivus.

Page 25: Torus Gtsl Tfo

2. Excursive movementKualitas kontak gigi selama pergerakan mandibula dapat dilihat dengan menyuruh pasien menggerakkan rahang bawah ke depan, kanan dan kiri.

3. Initial contact in centric relation closure arcJika ada gigi yang berkontak sebelum ada gigi yang lain berkontak sempurna (kurang dari 50%) maka terjadi bloking.

4. Tooth mobilityKegoyangan gigi dapat diperkirakan dengan tekanan gigi. Setelah gigi berkontak, maka pasien dapat menghentakkan gigi dan dokter dapat melihat kegoyangan gigi pasien.

5. AttritionYaitu penggunaan gigi karena sering berkontak. Atrisi yang berlebihan terlihat sebagai kebiasaan parafungsi yang dapat meningkatkan trauma oklusi dan menyebabkan jaringan periodonsium dimana otot penguyahan mayor mengganggu dan mengguncang gigi dalam alveolus.

6. Penggunaan kertas artikulasi Berguna untuk mengindentifikasi kontak oklusal yang dapat merusak mandibula, kegoyangan gigi atau menyebabkan trauma pada gigi dan periodonsiumnya. Dalam kasus spesifik, metode ini digunakan untuk melihat hubungan oklusi, lokalisasi sisi pengunyahan gigi, oklusal adjustment dan melihat peningkatan perubahan oklusi.5

2.1.9 Perbedaan TFO dan TOTrauma karena oklusi adalah gaya oklusal yang berlebihan terhadap penyesuaian kapasitas jaringan yang menghasilkan injuri pada jaringan. Trauma oklusi adalah oklusi yang dapat menyebabkan trauma, contohnya premature kontak. Ketika tekanan oklusal melebihi kapasitas adaptif jaringan periodonsium, maka akan terjadi kerusakan jaringan periodonsium. Kerusakan ini disebabkan karena trauma oklusi. Trauma from occlusion adalah kerusakan jaringan periodonsium akibat tekanan oklusi yang melebihi kapasitas adaptasi jaringan, sedangkan oklusi yang menyebabkan kerusakan disebut traumatic oklusi.Trauma karena oklusi mengarah pada kerusakan jaringan bukan pada tekanan okusalnya. Daya oklusi yang berlebihan dapat mengganggu fungsi otot pengunyahan dan menyebabkan nyeri yang berupa sentakan, cedera Temporo Mandibular Joint (TMJ) atau menghasilkan penggunaan gigi yang berlebihan.1

2.1.10 Diagnosis dan PrognosisDiagnosis: Gigi 31 mengalami Trauma From Occlusion (TFO) karena adanya blocking.Prognosis: baik, karena masih ada dukungan tulang, OH baik, gigi goyang ⁰2, kooperatif pasien dan tidak disertai penyakit sistemik.1

Page 26: Torus Gtsl Tfo

2.1.11 Rencana Perawatan6I. Terapi Inisial•DHE + fisioterapi oral•RA/RB=scaling dan root planning•Oklusal adjustmentEvaluasi untuk melihat keberhasilan perawatan.IV. Terapi Pemeliharaan setelah perawatan berhasil.II. Terapi Bedah tidk dilakukan (-).III. Rekonstruksi tidak dilakukan (-). BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanTrauma From Occlusion (TFO) merupakan akibat dari adanya trauma oklusi misalya adanya premature kontak. Trauma karena oklusi mengarah pada kerusakan jaringan periodonsium bukan kepada tekanan oklusalnya.TFO yang tidak dirawat akan berbahaya karena dapat mengganggu oklusi dan bisa menyebabkan cedera pada jaringan periodonsium.