topografi pantai dekat muara sungai
TRANSCRIPT
-
TOPOGRAFI PANTAI DEKAT MUARA SUNGAI
(Sub Muara Tengah dan Kanan Sungai Waiyari, Desa Suli Kab. Muluku Tengah)
Oleh
Selvia Sopacua (2009-77-013)
Afra Souhaly (2010-77-037)
La Hardin (2010-77-007)
Rilond Pattia Matital (2010-77-043)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PATIMURA
AMBON
2014
-
BAB I
PENDAHULUAN
Pantai adalah sebuah bentuk geografis dipermukaan Bumi yang menjadi batas antara daratan
dan lautan. Disini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu continental shelf, continental slope dan
continental rise. Continental Shelf adalah lereng landai yang mempunyai kemiringan 0,4%,
Continental slope adalah pantai yang mempunyai lereng yang lebih terjal, yaitu antara 3% 6%.
Sedangkan Continental rise adalah daerah yang mempunyai lereng yang kemudian menjadi datar
pada dasar lautan, biasanya berada pada daerah kepulauan dan lepas pantai Venezuela bagian
utara (Hutabarat,1985). Disamping itu terdapat beberapa daerah pantai yang sebagian daerahnya
menjadi daerah muara sungai. Muara sungai atau estuaria adalah perairan yang semi tertutup
yang berhubungan bebas dengan laut (Pickard, 1967). Dengan adanya muara sungai ini
menyebabkan meningkatnya proses-proses alam yang terjadi secara dinamis di daerah pantai
yang berujung pada terjadinya proses penyesuaian menuju keseimbangan alami. Keseimbangan
alami ini terjadi juga karena adanya air tawar yang secara terus-menerus mengalir dari hulu
sungai membawa berbagai macam material kemudian berproses dengan arus pasang surut air
laut di daerah muara sungai atau estuaria. Hal pertama yang menjadi dampak dari proses ini ialah
topografi pantai di dekat muara sungai. Topogroafi pantai adalah bentuk permukaan dasar pantai
Keadaan topografi pantai dipengaruhi langsung oleh proses-proses alam yang terjadi tanpa henti
disekitar daerah tersebut. Topografi pantai dekat muara sungai ini mendapat pengaruh langsung
dari aliran sungai dan pasang surut air laut yang terjadi setiap hari.
Tulisan ini meninjau bagaimana keadaaan topografi pantai dekat muara sungai pada beberapa
sub daerah pengukuran. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan
topografi pantai dekat muara sungai pada beberapa sub daerah pengukuran.
-
Daerah Penelitian
Daerah Penelitian
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Muara Kali Waiyari, Desa Suli, Kabupaten Maluku Tengah.
Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Foto Lokasi Penelitian dari Ketinggian 267 m (kiri) dan 1249 m (kanan)
(Sumber: Screeshoot Google Earth)
2.2 Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah meter rol, tiang pengukur, patok
kayu, tali nilon, dan tali raffia. Meter rol digunakan untuk mengukur lebar daerah
pengukuran, panjang garis pengkuran, jarak tiap titik pengukuran kedalam air. Tiang
pengukur digunakan untuk mengukur kedalam air di setiap titik pengukuran pada muara
sungai dekat pantai. Patok kayu digunakan untuk menandai batas daerah pengukuran. Tali
-
nilon digunakan menghubungkan batas daerah pengukuran dan tali raffia digunakan untuk
menandai titik-titik pengukuran sepanjang daerah pengkuran yang telah dihubungkan dengan
tali nilon.
2.3 Prosedur Pengambilan Data
Pada penelitian ini akan ditentukan bentuk Topografi Pantai dekat Muara Sungai,
termasuk pantai dimana sungai ini bermuara. Topografi yang dimaksud dalam penelitian ini
ialah topografi dari permukaan pantai yang tertutup oleh air. Sehingga diperlukan informasi
tentang daerah pengukuran, titik pengukuran dan garis pengukuran.
2.3.1 Penentuan Daerah Pengukuran
Daerah pengukuran ini mencakup daerah dekat pantai tepat di muara sungai, dan daerah
dikiri dan kanan sungai sepanjang 15 m dari muara sungai dihitung dari garis tepi sungai.
Sehingga terdapat tiga sub daerah pengukuran, yaitu sub daerah muara, sub daerah kiri dan
sub daerah kanan. Tetapi pada lokasi penelitian ini hanya terdapat 2 daerah sub pengukuran
yaitu sub daerah pengukuran kanan dan tengah. Pada sub daerah sebelah kiri terhalangih oleh
pondasi bangunan.
2.3.2 Penentuan Garis Pengukuran
Selanjutnya dibuat beberapa garis pengukuran yang tegak lurus dengan garis pantai.
Garis pengukuran ini akan dibuat sebanyak 6 garis pengukuran pada masing-masing sub
daerah pengukuran dan panjangnya 15 m. Kemudian jarak antar tiap garis pengukuran pada
masing-masing sub daerah pengukuran adalah 2 meter.
2.3.3 Penentuan Titik Pengukuran
Setelah menentukan daerah pengukuran dan garis pengukuran maka selanjutnya
menentukan titik-titik pengukuran pada masing-masing sub daerah pengukuran disepanjang
-
garis pengukuran yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tiap garis pengukuran terdapat 6
titik pengukuran. Maka secara keseluruhan terdapat 72 titik pengkuran pada 2 sub daerah
pengukuran yang dimana pada masing-masing sub daerah pengkuran terdapat 6 garis
pengkuran. Jarak antar tiap titik pengukuran dalam sutu garis pengukuran adalah 3 m.
Proses selanjutnya adalah mengukur kedalaman air pada masing-masing titik pengkuran
disepangjang garis pengkuran untuk dapat memperoleh topografi permukaan pantai yang
ditutupi oleh air dikeduaa sub daerah pengukuran. Gambar 2.2 menujukkan diagram lokasi
pengukuran pada masing-masing sub daerah pengukuran.
-
Gambar 2.2. Diagram Daerah Pengukuran
-
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Hasil Pengkuran Kedalaman Air Pada Sub Muara Kanan
Hasil pengukuran kedalaman air pada sub muara kanan telah dirangkum dalam table dan
juga dapat dilihat secara keseluruhan pada tampilan 3D trajectory menggunakan software
OriginPro 8 berikut ini :
No Garis Pengukuran
Kedalaman Air Pada Tiap Titik Pengukuran (cm)
1 2 3 4 5 6
1 I 33 36 41 43 44 49
2 II 37 39 40 47 49 50
3 III 38 45 47 49 53 55
4 IV 42 58 61 65 68 72
5 V 68 75 79 83 86 90
6 VI 99 107 108 110 114 116
Tabel 3.1. Hasil Pengkuran Kedalaman Air Pada Sub Muara Kanan
-
Gambar 3.1. Tampilan 3D trajectory titik kedalaman air pada Sub Muara Kanan
-
Grafik kedalaman air di tiap titik pengukuran pada masing-masing garis pengukuran
ditunjukan pada Gambar 3.2 dan 3.3 dibawah ini:
3.1.2 Hasil Pengkuran Kedalaman Air Pada Sub Muara Tengah
3.2 Analisa Data
Gambar 3.2. Grafik Kedalaman Air Pada Garis Pengukuran I, II dan III
-
Gambar 3.3. Grafik Kedalaman Air Pada Garis Pengukuran IV, V dan VI
3.1.2 Hasil Pengkuran Kedalaman Air Pada Sub Muara Tengah
Hasil pengukuran kedalaman air pada sub muara tengah telah dirangkum dalam table dan
juga dapat dilihat secara keseluruhan pada tampilan 3D trajectory menggunakan software
OriginPro 8 berikut ini :
-
No Garis Pengukuran
Kedalaman Air Pada Tiap Titik Pengukuran (cm)
1 2 3 4 5 6
1 I 99 107 108 110 114 116
2 II 110 111 101 100 99 98
3 III 124 151 107 105 111 110
4 IV 131 126 126 120 113 115
5 V 139 143 140 130 125 129
6 VI 143 136 139 143 138 140
Tabel 3.2. Hasil Pengukuran Kedalaman Air Pada Sub Muara Tengah
Gambar 3.4. Tampilan 3D trajectory titik kedalaman air pada Sub Muara Tengah
-
Grafik kedalaman air di tiap titik pengukuran pada masing-masing garis pengukuran
ditunjukan pada Gambar 3.5 dan 3.6 dibawah ini:
Gambar 3.5. Grafik Kedalaman Air Pada Garis Pengukuran I, II dan III
-
Gambar 3.6. Grafik Kedalaman Air Pada Garis Pengukuran IV, V dan VI
3.3 Topografi dan Tampilan 3D
Dari hasil pengukuran kedalaman air pada masing-masing sub daerah pengukuran, maka
dapat digambarkan bentuk topografi permukaan dasar pantai dekat muara sungai pada
-
masing-masing sub daerah pengukuran. Dengan menggunakan plot contur pada software
OriginPro 8, maka gambar topografi dan tampilan 3D permukaan dasar pantai dekat muara
sungai pada lokasi penelitian dapat dibuat.
3.3.1 Topografi dan Tampilan 3D Sub Muara Kanan
Berikut ini adalah gambar dan tampilan 3D topografi permukaan dasar pantai sub muara
kanan:
Gambar 3.7. Peta Topografi Permukaan Dasar Pantai Sub Muara Kanan
-
Gambar 3.8. Tampilan 3D Color Surface Topografi Permukaan
Dasar Pantai Sub Muara Kanan
3.3.2 Topografi dan Tampilan 3D Sub Muara Tengah
Berikut ini adalah gambar dan tampilan 3D topografi permukaan dasar pantai sub muara
tengah:
Gambar 3.9. Peta Topografi Permukaan Dasar Pantai Sub Muara Tengah
-
Gambar 3.10. Tampilan 3D Color Surface Topografi
Permukaan Dasar Pantai Sub Muara Tengah
3.3.3 Topografi dan Tampilan 3D Sub Muara Kanan dan Tengah
Berikut ini adalah gambar dan tampilan 3D topografi permukaan dasar pantai sub muara
tengah:
Gambar 3.11. Peta Topografi Permukaan Dasar Pantai Sub Muara Kanan dan Tengah
-
Gambar 3.12. Tampilan 3D Color Surface Topografi Permukaan Dasar Pantai Sub
Muara Kanan dan Tengah
3.4 Pembahasan
Dalam penelitian ini, dengan hanya mengukur kedalaman air pada daerah pantai yang
dekat dengan muara sungai, dapat dibuat peta topografi serta bentuk 3D dari permukaan
dasar pantai dekat muara sungai. Ada dua sub daerah yang menjadi tempat pengambilan data
kedalaman air, yaitu sub daerah tengah dan kanan pantai dekat muara sungai. Ternyata dua
sub daerah yang tidak terpisah ini memiliki perbedaan topografi permukaan dasar pantai di
dekat muara sungai. Pada sub daerah kanan, topografinya terlihat jelas memiliki kemiringan
yang normal, dimana tinggi air yang diukur di titik yang paling dekat dengan pantai memiliki
tinggi air yang rendah dan semakin jauh dari pantai, kedalaman airnya semakin bertambah.
Hal ini sama dengan keadaan topografi pantai secara umum dimana semakin jauh dari titik
pantai maka kedalaman air akan semakin bertambah. Sedangkan pada sub daerah tengah,
topografinya tidak seperti keadaan pantai secara umum. Pada beberapa titik pertama (dekat
garis pantai) pengukuran di beberapa garis pengukuran, kedalaman airnya mengalami
-
perubahan drastis jika dibandingkan dengan sub daerah kanan yang berada sejajar
dengannya. Kemudian pada beberapa titik kedua pengukuran di beberapa garis pengukuran,
kedalamannya menurun dari titik-titik yang pertama di beberapa garis pengukuran.
Selanjutnya di beberapa titik lagi mengalami perubahan kedalaman air, ada beberapa yang
kedalamannya bertambah tetapi ada juga yang kedalamannya berkurang walaupun titik
tersebut sudah semakin jauh dari daerah pantai. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada sub
daerah tengah ini terjadi perubahan kedalaman air yang terjadi secara acak atau random,
perubahannya tidak sama seperti sub daerah kanan yang mengalami perubahan kedalaman air
secara teratur. Dapat dikatakan bahwa perubahan kedalaman air yang terjadi pada sub daerah
tengah ini diakibatkan karena terdapat sedimentasi pada dasar pantai. Sedimentasi ini berasal
dari material-material yang diangkut oleh aliran sungai yang tepat bermuara pada sub daerah
tengah. Dan juga diakibatkan oleh pertemuan arus pasang surut air laut yang bertemu dengan
aliran sungai pada sub daerah tengah sehingga dapat merubah keadaan topografi dasar
permukaan pantai. Hal ini dapat dilihat secara visual pada beberapa gambar 3D (Gambar
3.8; 3.10; 3.12) yang dihasilkan dari hasil plot contur dengan menggunakan software
OriginPro 8.
-
DAFTAR PUTAKA
http://mukhrozi.wordpress.com/2011/11/12/laporan-praktikum-oseanografi-topografi-
pantai/
http://www.damandiri.or.id/file/erlanggaipbbab2.pdf
http://www.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2012/07/95010001-Catrin-Sudardjat.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Topografi