topik 11-ekonomi dan enteurpreneurship-final

Upload: budi-prasetyo

Post on 17-Jul-2015

89 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Topik 11

ASPEK EKONOMI DAN ENTERPRENEURSHIP DALAM ISLAM

Pengertian Ekonomi IslamIlmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumber daya alam berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilainilai al-Quran dan al-Sunah. Al-Quran menggunakan 20 macam terminologi bisnis dan term itu diulang sebanyak 720 kali. Contoh: wa ahala allahu al-baya waharrama alriba (Q.S. al-Baqarah: 275), Kayla yakuuna duulatan bayna al-aghniyaai minkum (Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orangorang kaya saja di antara kamu) (Q.S. al-Hasyr: 7)

MENGAPA PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MENGALAMI KEMANDEGAN?

Intelektual muslim kurang mampu mengartikulasikan kontribusi Islam dalam sistem ekonomi modern Umat Islam terlena dengan kemajuan di masa lalu sehingga kurang innovatif dalam mengembangkan ekonomi Islam. Umat Islam terjebak dalam pemikiran ekonomi Barat sehingga lupa untuk menggali prinsip-prinsip ekonomi dalam Islam. Arogansi Ilmuwan Barat yang kurang menghargai kontribusi umat Islam dalam perkembangan sistem ekonomi dunia.

PENGELUARAN NEGARA DI MASA RASULULLAH

Primer

Sekunder Bantuan untuk mereka yang belajar agama Hiburan untuk para delegasi agama dan para utusan suku Uang perjalanan untuk dutaduta negara Hadiah untuk pemerintah negara lain Pembebasan budak Muslim Pembayaran denda untuk kaum muslimin yang terbunuh secara tidak sengaja oleh tentara Muslim Pembayang hutang orang miskin yang meninggal dunuia Tunjangan bagi orang miskin Pengeluaran RT Rasulullah Persediaan darurat

Biaya pertahanan Penyaluran zakat sesuai petunjuk al-Quran Pembayaran gaji untuk qadhi, wali, guru, imam, muadzin dan pejabat negara lainnya Pembayaran upah para sekarelawan Pembayaran utang negara Bantuan untuk para musafir

Sumber Pendapatan Negara di Masa RasulullahDari kaum Muslimin Dari Non-Muslim Zakat Jizyah Ushr (pajak Kharaj (pajak perdagangan) tanah/PBB) Zakat fitrah Wakaf Amwal Fadha (harta yang meninggal tanpa ahli waris) Nawaib (zakat untuk orang kaya) Shadaqah yang lain Khumus (zakat atas rikaz/harta karun) Umum Ghanimah Fay (harta rampasan dari orang yang tidak beriman) Uang tebusan (kaffarat) Pinjaman dari kaum Muslimin atau non-Muslim Hadiah dari pemimpin atau pemerintah agama lain

Perkembangan Ekonomi Islam masa Khulafa al-Rasyidin Abu Bakar (537-634 M) Memerangi Muslim yang tak membayar zakat Membangun Baitul Mal dan melanjutkan sistem distribusi harta masa Rasul Mempelopori sistem penggajian bagi birokrat negara

Umar bin Khattab (584 644 M) Melakukan inovasi dalam bidang pertanian, seperti membangun saluran irigasi, waduk, kanal, tangki dan pintu air. Mempekerjakan 120.000 orang di Mesir yang digaji negara untuk mensukseskan proyek-proyek negara.

PERKEMBANGAN EKONOMI MASA KHULAFAURRASYIDIN Menyempurnakan hukum perdagtangan Membangun pasar-pasar di pedalaman untuk meningkatkan transaksi ekonomi Reorganisasi Baitul Maal Membangun al-Diwan yang mengurus tunjangan angkatan bersenjata, pensiun dan lain-lain Medirikan sebuah komite yang membuat laporan sensus penduduk Madinah sesuai dengan kelas sosialnya. MASA USMAN BIN AFFAN Meneruskan kebijakan ekonomi Umar Melakukan pengembangan sumber daya alam Pembangunan infrastruktur (irigasi, jalan, dan lain-lain) Membentuk organisasi kepolisian untuk keamanan perdagangan

Sejarah Ekonomi IslamMASA RASULULLAH Sistemnya masih sederhana, Cirinya: komitmen yang tinggi pada etika dan norma Islam komitmen pada keadilan dan pemerataan kekayaan

Institusi ekonomi yang dibangun: Al-Hisbah (pengawas pasar atau market controller), tujuannya untuk menjaga agar mekanisme pasar berada dalam bingkai dan etika Islam. Baitul Mal, institusi yang bertindak untuk mengelola keuangan negara dan kesejahteraan ekonomi rakyat.

Melalukan kontrak dagang dengan berbagai negara taklukan Pembayaran biaya pemeliharaan angkatan laut Konflik kelas karena kecemburuan sosial terhadap orang kaya baru yang diuntungkan oleh pemerintahan Usman

Ali Bin Abi Thalib (600-661 M) Melakukan pengetatan ekonomi di berbagai bidang, seperti menarik diri dari daftar penerima gaji, bahkan sebaliknya memberikan bantuan dana untuk kas negara. Membuat tempat percetakan uang. Sebelumnya mereka menggunakan mata uang dinar (Romawi) dan dirham (Persia) sebagai alat transaksi.

Periodesasi Ekonomi Islam Fase Pertama (7-11 M; Masa Perintisan) Merintis dasar-dasar ekonomi Islam, perintisnya yaitu: Para fuqaha, sufi, dan filosof. Fase Kedua (11-15 M: Masa Kemajuan) Mampu menyusun kerangka teoritis dan praktis ekonomi Islam, implikasinya adalah kondisi masyarakat secara umum mengalami kemakmuran. Fase Ketiga (1446-1932) Masa tertutupnya pintu ijtihad karena itu fase ini disebut sebagai fase stagnasi dalam perkembangan teori ekonomi Islam. Fuqaha hanya membuat syarah dan mengeluarkan fatwa sesuai dengan aturan standar mazhab masing-masing.

Periodesisasi ekonomi IslamMasa Kontemporer (1930- sekarang) 1930an muncul kesadaran baru akan pentingnya menganalisis masalah ekonomi dari perspektif Islam. 1970an banyak ekonom yang mulai mengembangkan bidang tertentu dari aspek ekonomi seperti aspek moneter, bunga dan riba, dan mengajukan alternatif pengganti bunga. 1990an, peningkatan upaya-upaya praktis dan operasional bagi pengembangan sistem perbankan tanpa bunga. Saat ini perkembangan ekonomi Islam diarahkan pada pendekatan yang integral dan komprehensif, memadukan teori dan praktek, juga dari sisi makro dan mikro. Berbagai metode yang baku juga diaplikasikan.

Prinsip Utama Ekonomi Islam: Islam mengharamkan Riba Ar-ribaa menurut bahasa artinya az-ziyaadah yaitu tambahan atau kelebihan. Larangan Riba dalam Alquran: QS. Al-Baqarah : 275, QS. Ali Imran : 130, QS. AlBaqarah : 276. Rasulullah SAW bersabda : Dari Jabir ra, ia berkata, Rasulullah SAW telah melaknat ornag-orang yang memakan riba, orang yang menjadi wakilnya (orang yang memberi makan hasil riba), orang yang menuliskan, orang yang menyaksikannya dan (selanjutnya Nabi bersabda) mereka itu semua sama saja. (HR. Muslim).

Macam-Macam Riba Riba Fadhl, yaitu tukar-menukar dua barang yang sama jenisnya dengan tidak sama ukurannya yang disyaratkan oleh yang menukarkan. Riba Qardhi, yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan dari orang yang meminjami. Riba Yad, yaitu berpisah dari tempat aqad jualbeli sebelum serah terima. Riba Nasiah, yaitu tukar-menukar dua barang yang sejenis maupun tidak sejenis atau jualbeli yang bayarannya disyaratkan lebih oleh penjual dengan dilambatkan.

LEMBAGA-LEMBAGA EKONOMI ISLAM Bank syariah Asuransi syariah Pasar modal syariah Pegadaian syariah Baitul Mal wat Tamwil Badan/Lembaga Amil Zakat, Leasing syariah Sektor riil syariah seperti MLM Syariah Ahadnet Reksadana syariah Obligasi Syariah dan surat berjangka pendek syariah Dana pensiun syariah

Pengertian Entrepreneurship Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, entrepreneur adalah orang yang pandai atau berbakat mengenal produk, menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkan, serta mengatur permodalan operasinya.

Raymond Kao: Entrepreneur adalah orang menciptakan kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah melalui inkubasi gagasan, memadukan sumber daya, dan membuat gagasan menjadi kenyataan.3

Lanjutan. Rhenal Kasali: Entrepreneur ialah seseorang yang menyukai perubahan, melakukan berbagai temuan, menciptakan nilai tambah dan memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain. P. Winarto, lima ciri entrepreneur: 1. Berani mengambil resiko 2. Menyukai tantangan 3. Punya daya tahan yang tinggi 4. Punya visi jauh ke depan

SPIRITUAL ENTREPRENEUR Dalam Islam, bekerja mencari nafkah merupakan sarana ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian muncul istilah spiritual entrepreneur, cara umat Islam berbisnis dengan menggunakan rambu-rambu yang sudah ditetapkan dalam agama. Ayat-ayat al-Quran tentang perintah mencari rizki, antara lain: Dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan, (Al-Naba, [78]:11). Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah, (Al-Jumuah [62]:10). Hadis mengatakan bahwa mayoritas rezeki itu ada di dunia perdagangan (bisnis). Nabi adalah contoh seorang pebinis ulung yang tidak hanya berdagang di kota Mekkah, tapi jauh sampai ke Syria.

PENGERTIAN ETOS DAN KERJA Etos berasal dari bahasa Yunani, berarti watak atau karakter.Menurut istilah, berarti: karakteristik, sikap, kebiasaan, dan kepercayaan, yang sifatnya khusus bagi individu atau kelompok manusia. Etos berubah menjadi kata etika dan etis yang bermakna akhlaq atau bersifat akhlaqi, yaitu, kualitas esensial seorang atau suatu kelompok atau suatu bangsa. Etos juga berarti jiwa khas suatu kelompok manusia, kemudian berkembang pandangan tersebut menjadi yang baik dan buruk (etika).

ETOS KERJA DALAM ISLAMBeberapa ciri khas etos kerja Islam yang bersumber dari al-Quran dan Hadist, yaitu: Menghargai waktu, ikhlas dan jujur, komitmen yang kuat, disiplin, kreatif, percaya diri, ulet, bertanggungjawab, melayani, memiliki harga diri, memiliki jiwa kepemimpinan, berorientasi masa depan, hemat, jiwa wirausaha, kompetitif dalam kemaslahatan, mandiri, selalu belajar, orientasi pada produktivitas, membangun jaringan silaturahmi, memiliki motivasi untuk melakukan perubahan.

LanjutanPrinsip dasar etos kerja Islami, yaitu: 1. Niat yang baik. 2. Konsep Ihsan dan Itqan dalam bekerja. 3. Tidak melalaikan kewajiban kepada Allah. 4. Menerapkan prinsip networking dan sinergi. 5. Dilandasi akhlak terpuji dan tidak mau melakukan kecurangan 7. Menerapkan administrsi yang baik dan manajemen yang tepat 8. Obyek usaha haruslah yang halal

ETIKA BISNIS DALAM ISLAMEtika Bisnis dalam Islam, menurut Husein Sahata dan Masud Alam Choudhory: 1. Tujuan bisnis adalah beribadah kepada Allah dan memakmurkan kehidupan dengan mengelola bumi beserta isinya (al-Dzariyat 5657). 2. Keseimbangaan antara pemenuhan kebutuhan jiwa dan jasmani, (al-Qashash 77). 3. Mendapatkan rezeki disertai dengan tawakkal dan takwa kepada Allah. (al-Mulk 15). 4. Usaha yang halal dan menghindari yang haram (al-Maidah 100).

Lanjutan5. Free-interest system, perekonomian Islam berdiri tanpa bunga. (Al-Baqarah 278-279). 6. Sistem bagi hasil; dalam hubungan kerja antara tenaga kerja dan modal investasi. 7. Joint venture, skema kerja dan bisnis dalam bentuk penyertaan modal. Investasi diarahkan kepada equity base fund ketimbang debt base fund. 8. Lembaga intermediary yang berkaitan dengan aktifitas karitatif (charity program). keberkahan dalam bisnis dan kedermawanan. (Al-Nahl 71). 9. Menghindari pemanfaatan dan pemakaian sumber daya alam secara berlebihan. 10. Mengeluarkan zakat. (Al-Taubah 103) 11. Jujur, amanah dan paham aspek perdagangan. (Al-

Manajemen IslamPengertian Manajemen Manajemen menurut Robert M. Fulmer adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuannya. Cakupan manajemen terdiri planning (perencanaan/keteraturan), leading (kepemimpinan), operating (pelaksanaan), controlling (pengawasan) Keberhasilan sebuah manajemen ditentukan oleh banyak faktor; terutama moral atau etika para pelaku bisnis

Strategi Manajemen Nabi Muhamamad SAW. Manajemen Rasulullah tidak bertumpu pada pesan yang disampaikan, tetapi pada kepribadian Nabi (uswatun hasanah) atau kualitas moral yang tinggi (khuluq al azhim). Kualitas moral tersebut yaitu benar dan jujur (shidq), dapat dipercaya (amanah), berdakwah (tabligh); pandai dan cerdas (fathanah). Tauhid, Adil', Kehendak bebas, dan Bertanggungjawaban.

Penerapan Ekonomi Islam di Indonesia: Peluang dan tantangan Peluang penerapan ekonomi Islam di Indonesia Masyarakat Indonesia meyoritas muslim dan ini mejadi pangsa pasar yang prospektif dan strategis. Antusiasme yang tinggi dari senbagian investor Menguatnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan ekonomi berbasis syariah Kekebalan ekonomi syariah dari gelombang krisis global

Tantangan Belum adanya kepastian hukum Pengelolaan yang kurang profesional Manajemen yang lemah Minimnya riset pasar Belum menjadi inisitor, masih pengekor (cara dan regulasi masih mengikuti perbankan konvensional Iklim investasi yang belum mendukung Akademisi dan praktisi ekonomi syariah belum mampu membuat teori dan rekomendasi kebijakan sesuai dengan prinsip-prinsip Islami. Pemerintah dan DPR belum mendukung sepenuhnya inovasi sistem ekonomi Islami.

Referensi Tim Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi UII dan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2008 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Cet. Ketiga, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 Adiwarman Karim, Ekonomi makro Islami, Jakarta: The International Institute of Islamic Thught, 2002 Irfan Abu Bakar, Bunga Bank Sama Dengan Riba?: Masalah Tentang Riba Dalam al-Quran dan al-Sunnah, Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya (PBB) UIN dan Konrad Adenaur Stifftung (KAS), 2003 Ahmad Muhammad Al-Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, terj. Imam Saefudin, Bandung: Pustaka Setia, 1999.

REFERENSI Hendro dan Chandra, Be a Smart and Good Entrepreneur, Binus, Jakarta, 2006. Nurcholish Madjid, Islam: Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Paramadina, 2000. Faisal Badroen, dkk., Etika Bisnis dalam Islam, UIN Jakarta Press, Jakarta, 2005. Yopi Hendra dan Deni Riana, Spiritual Entrepreneur, MQS Publishing, Bandung, 2008. Firdaus Efendi, dkk. (ed.), Nilai dan Makna Kerja dalam Islam, Nuansa Madani, Jakarta, 1999. M.A. Mannan, Ekonomi Islam: Teori dan Praktek, alihbahasa Potan Arif harahap, PT. Intermassa, Jakarta, 1992. Mulyadhi Kartanegara, Dimensi Etik Manajemen Rasulullah, makalah yang disampaikan di IKIP Muhammadiyah Jakarta, 19 April 1997. www.pks-jaksel.or.id.