tolak peluru
TRANSCRIPT
PEMBAHASAN MATERI DAN CONTOH SOAL
TOLAK PELURU
OLEH :
IKHLASUL AMAL ABDAL
XII IPA 2
2010047/11
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 02 TINGGIMONCONG
(SMA ANDALAN SULAWESI SELATAN)
KABUPATEN GOWA
2013
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru
melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:
Untuk senior putra = 7.257 kg
Untuk senior putri = 4 kg
Untuk yunior putra = 5 kg
Untuk yunior putri = 3 kg
Tolak Peluru (Shot Put) Teknik-teknik yang perlu dipelajari dalam tolak peluru antara lain:
A. Teknik Memegang Peluru Cara memegang peluru
1. Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas
2. Jari-jari tangan direnggangkan atau dibuka, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk
dipergunakan untuk menekan dan memegang peluru bagian belakang. Sedangkan jari
kelingking dan ibu jari dipergunakan untuk memegang atau menahan peluru bagian
samping agar tidak jatuh atau tergelincir.
3. Setelah peluru tersebut dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada bahu dan
menmpel (melekat) di leher. Siku diangkat ke samping, sedikit serong ke depan.
4. Pada waktu memegang dan meletakkan peluru pada bahu, usahakan agar seluruh badan
dan tangan dalam keadaan lemas (rileks). Tangan dari lengan yang lain membantu
menjaga keseimbangan.
B. Teknik Sikap Badan pada Waktu akan Menolak
Terdapat 2 teknik sikap badan pada waktu akan menolak
a. Gaya ortodok (menyamping)
Berdiri tegak menyamping kea rah tolakan, kedua kaki dibuka lebar
(kangkang), kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dibengkokkan ke depan, sedikit
serong ke samping kanan, berat badan berada pada kaki kanan, dan badan agak
condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak),
tangan kiri dibengkokkan, berada di depan sedikit agak serong ke atas lemas. Tangan
kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan. Pandangan diarahkan kea
rah sasaran (tolakan).
b. Gaya O’Brien (membelakangi)
Hal yang membedakan antara gaya ortodoks dan gaya O’Brien adalah sikap
awal. Pada gaya ortodoks sikap badan menyamping, sedangkan pada gaya O’Brien
membelakangi arah tolakan.
C. Cara Mengambil Awalan (Ancang-Ancang)
a. Cara menyamping (ortodoks) Bila menggunakan gaya ortodoks, sikap badan
menyamping arah tolakan mulai dari sikap permulaan sampai dengan bergerak ke
depan untuk menolakkan peluru.
b. Cara membelakangi lawan (O’Brien)
Bila menggunakan gaya O’Brien, sikap badan membelakangi arah tolakan
mulai dari sikap permulaan sampai dengan bergerak ke depan untuk menolakkan
peluru.
Gaya tolak peluru denagn membelakangi itu disebut juga gaya O’Brien,
karena orang yang pertama kali mempergunakan dan sekaligus memperkenalkan gaya
tersebut bernama Parry O’Brien. Gaya tersebut dipergunakan pada saat
penyelenggaraan Olimpiade Helsinky pada tahun 1952.
D. Teknik Setelah Gerakan Akhir Menolak
Teknik setelah gerakan akhir menolak, yaitu:
a. Setelah peluru lepas dari tangan, secepatnya kaki belakang diturunkan atau
mendarat menempati tempat kaki depan/kaki tumpu dengan lutut agak
dibengkokkan.
b. Selanjutnya kaki tumpu diangkat ke belakang lururs dan lemas untuk membantu
menjaga keseimbangan.
c. Badan condong ke samping kiri depan, dagu diangkat, pandangan ke arah
jatuhnya peluru.
d. Tangan kanan dibengkokkan berada di depan sedikit agak ke bawah badan,
tangan atau lengan kiri lemas lurus ke belakang untuk membantu menjaga
keseimbangan.
E. Hal-Hal yang Harus Dihindari dalam Tolak Peluru Awalan Membelakangi
Hal-hal yang harus dihindari sebagai berikut:
a. Sikap posisi awal tidak seimbang, kaki kanan melakukan gerakan lompatan.
b. Tidak menarik kaki kanan cukup jauh ke bawah badan.
c. Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang.
d. Gerakan kaki terlalu ke samping kiri.
e. Terlalu cepat menggerakkan badan.
F. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Tolak Peluru Awalan Membelakangi
Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
a. Pelihara kaki selalu rendah dan bertahan kuat-kuat.
b. Lakukan gerakan kaki kiri mendorong ke belakang
c. Usahakan pinggang kiri dan bahu menghadap ke belakang jauh.
d. Putarlah kaki kanan ke dalam selama meluncur.
e. Usahakan lengan kiri dalam posisi tertutup.
G. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru : - Menyentuh balok batas
sebelah atas - Menyentuh tanah di luar lingkaran - Keluar masuk lingkaran dari muka
garis tengah - Dipangil selama 3 menit belum menolak - Peluru di taruh di belakang
kepala - Peluru jatuh di luar sektor lingkaran - Menginjak garis lingkar lapangan - Keluar
lewat depan garis lingkar - Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang - Peserta gagal
melempar sudah 3 kali lemparan
Beberapa hal yang disarankan : Bawalah tungkai kiri merendah Dapatkan
keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang
Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak Hasilkan
rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan Putar kaki kanan ke arah dalam
sewaktu melakukan luncuran Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang
selama mungkin Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan Tahanlah
sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
Beberapa hal yang harus dihindari : Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap
permulaan Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan Mengangkat badan
tinggi ketika melakukan luncuran Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang Menggerakkan tungkai kiri terlalu
banyak ke samping Terlalu awal membuka badan Mendarat dengan badan menghadap ke
samping atau ke depan
H. Peralatan
Alat yang di gunakan : - Rol Meter - Bendera Kecil - Kapur / Tali Rafia - Peluru a.
Untuk senior putra = 7.257 kg b. Untuk senior putri = 4 kg c. Untuk yunior putra = 5 kg
d. Untuk yunior putri = 3 kg - Obrient : gaya membelakangi arah tolakan - Ortodox :
gaya menyamping
I. Lapangan Tolak Peluru
Konstruksi : o Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain
yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah
luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang
padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm
sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. o Garis lebar 5 cm harus dibuat
di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini
dibuat dari cat atau kayu. o Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m.
Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. o Balok penahan
dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga
tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. o Lebar
balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN :
1. Berikut ini adalah yang merupakan macam-macam cara memegang peluru:
a. Jari-jari agak rapat
b. Jari-jari agak renggang
c. Jari-jari agak lebih renggang
d. Jari-jari membuka
Pasangan yang benar adalah...
A. a, b, c
B. a,b,d
C. d,c,b
D. a,c,d
E. c,d,a
JAWABAN: A
ALASAN:
Macam-macam cara memegang peluru ada 3 macam, yaitu:
Ø Jari-jari agak rapat
Ø Jari-jari agak renggang
Ø Jari-jari agak lebih renggang (untuk tangan yang agak kecil dengan jari-jari
pendek)
2. Teknik memegang dan meletakkan peluru dan Cara menolak peluru Adalah teknik dasar
dari...
A. Memegang peluru
B. Melempar peluru
C. Menangkap peluru
D. Membuang peluru
E. Lempar lembing
JAWABAN: A
ALASAN:
Teknik dasar memegang peluru adalah sebagai berikut.
Ø Teknik memegang dan meletakkan peluru
Ø Cara menolak peluru
3. a. Jari-jari agak renggang. Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru, sehingga
dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya.
Untuk menggunakan cara ini, penolak peluru harus memiliki jari-jari yang kuat dan
panjang-panjang.
b. Jari-jari agak rapat. ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang
peluru. Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah
bergeser, juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak
dipakai daripada cara pertama.
c. Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari-jarinya agak pendek, dapat
menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari-jari seperti pada cara yang kedua tetapi lebih
renggang. Kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari
untuk menahan geseran ke samping. Oleh karena itu,tangan pelempar kecil dan berjari-
jari pendek, peluru diletakkan hampir pada seluruh lekuk tangan.
Hal diatas merupakan cara untuk...
A. memegang peluru
B. melempar peluru
C. menangkap peluru
D. melompat
E. lempar lembing
JAWABAN: A
ALASAN:
Cara-cara memegang peluru, yaitu:
a. Jari-jari agak renggang. Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,
sehingga dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari
tempatnya. Untuk menggunakan cara ini, penolak peluru harus memiliki jari-jari yang
kuat dan panjang-panjang.
b. Jari-jari agak rapat. ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping
belakang peluru. Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai
peluru mudah bergeser, juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara
ini lebih banyak dipakai daripada cara pertama.
c. Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari-jarinya agak pendek, dapat
menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari-jari seperti pada cara yang kedua tetapi lebih
renggang. Kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari
untuk menahan geseran ke samping. Oleh karena itu,tangan pelempar kecil dan
berjari-jari pendek, peluru diletakkan hampir pada seluruh lekuk tangan
4. Berat dari peluru untuk senior putra adalah..
A. 7,257 kg
B. 7,345 kg
C. 6,908 kg
D. 7,356 kg
E. 7,123 kg
JAWABAN: A
ALASAN:
Alat yang di gunakan : - Rol Meter - Bendera Kecil - Kapur / Tali Rafia -
Peluru a. Untuk senior putra = 7.257 kg b. Untuk senior putri = 4 kg c. Untuk yunior
putra = 5 kg d. Untuk yunior putri = 3 kg - Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
- Ortodox : gaya menyamping
5. Hal-hal yang harus dihindari ketika ingin melakukan tolak peluru adalah, kecuali..
A. Sikap posisi awal tidak seimbang, kaki kanan melakukan gerakan lompatan.
B. Tidak menarik kaki kanan cukup jauh ke bawah badan.
C. Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang.
D. Gerakan kaki terlalu ke samping kiri.
E. Terlalu lambat menggerakkan badan.
JAWABAN: E
ALASAN:
Hal-hal yang harus dihindari sebagai berikut:
a. Sikap posisi awal tidak seimbang, kaki kanan melakukan gerakan lompatan.
b. Tidak menarik kaki kanan cukup jauh ke bawah badan.
c. Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang.
d. Gerakan kaki terlalu ke samping kiri.
e. Terlalu cepat menggerakkan badan.