toksisitas dan aktivitas antioksidan ekstrak daun … · selaku pembimbing i dan bapak dr erdy...

37
TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN POHON PENGHASIL GAHARU HASIL INOKULASI KARTIKA SARI DEWI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: dodieu

Post on 08-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK

DAUN POHON PENGHASIL GAHARU HASIL

INOKULASI

KARTIKA SARI DEWI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini menyatakan skripsi yang berjudul Toksisitas dan Aktivitas

Antioksidan Ekstrak Daun Pohon Penghasil Gaharu Hasil Inokulasi adalah benar

karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam

bentuk apa pun kepada Perguruan Tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2013

Kartika Sari Dewi

NIM G44080063

Page 3: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

ABSTRAK

KARTIKA SARI DEWI. Toksisitas dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun

Pohon Penghasil Gaharu Hasil Inokulasi. Dibimbing oleh DUDI TOHIR dan

ERDY SANTOSO.

Daun gaharu diduga mengandung senyawa metabolit sekunder yang tinggi

sebagai respons terhadap infeksi jamur pada pohon penghasil gaharu. Penelitian

ini bertujuan menentukan kandungan fitokimia, toksisitas, dan aktivitas

antioksidan daun pohon penghasil gaharu jenis Aquilaria microcarpa dan

A.malaccensis dengan dan tanpa inokulasi oleh jamur. Daun gaharu diekstraksi

menggunakan pelarut metanol. Uji fitokimia pada ekstrak kasar yang diperoleh

menunjukkan keberadaan tanin, steroid, fenol, dan flavonoid. Uji toksisitas

dengan menggunakan larva udang menunjukkan bahwa semua sampel berpotensi

sebagai bahan aktif, namun hanya daun muda A. microcarpa hasil inokulasi jamur

asal Papua dan Gorontalo yang berpotensi antikanker dengan nilai LC50 < 30

μg/mL. Aktivitas penangkalan radikal bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil oleh

ekstrak menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi dengan nilai IC50 < 200

μg/mL. Aktivitas tertinggi ditunjukkan oleh daun muda A. microcarpa hasil

inokulasi jamur asal Timor dan daun tua A. malaccensis tanpa inokulasi.

Kata kunci: antioksidan, Aquilaria microcarpa, Aquilaria malaccensis, daun

gaharu, toksisitas.

ABSTRACT

KARTIKA SARI DEWI. Toxicity and Antioxidant Activity of Inoculated

Gaharu-Producing Trees’ Leave Extract. Supervised by DUDI TOHIR and ERDY

SANTOSO.

Gaharu leaves are expected to contain many secondary metabolic

compounds as a response against fungal infection on gaharu-producing trees. This

study aimed to determine the phytochemical components, cytotoxic and

antioxidant activities of Aquilaria microcarpa and A. malaccensis leaves with and

without fungal inoculation. Gaharu leaves were extracted by using methanol. The

phytochemical assay of the crude extract revealed the presence of tannins,

steroids, phenols, and flavonoids. The toxicity evaluation with brine shrimp

showed that all samples were potencial as active ingredient, but only the juvenile

leaves of A. microcarpa inoculated by fungi from Papua and Gorontalo had the

potency as anticancer due to their LC50 value < 30 μg/mL. Free radical scavenging

activity of the extracts against 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl showed strong

antioxidant activities with IC50 value of < 200 μg/mL. The highest antioxidant

activity was exhibited by juvenile leaves of A.microcarpa inoculated by fungi

from Timor and uninoculated mature leaves of A. malaccensis.

Key words: antioxidants, Aquilaria microcarpa, Aquilaria malaccensis, gaharu

leaves, toxicity.

Page 4: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK

DAUN POHON PENGHASIL GAHARU HASIL

INOKULASI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada Departemen Kimia

KARTIKA SARI DEWI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 5: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

Judul Skripsi : Toksisitas dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Pohon

Penghasil Gaharu Hasil Inokulasi

Nama : Kartika Sari Dewi

NIM : G44080063

Disetujui oleh

Drs Dudi Tohir, MS

Pembimbing I

Dr Erdy Santoso, MS

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 6: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Toksisitas dan Aktivitas

Antioksidan Ekstrak Daun Penghasil Gaharu Hasil Inokulasi” berhasil

diselesaikan. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan penelitian yang dilaksanakan

pada bulan Juni 2012 hingga Maret 2013 di Laboratorium Kimia Organik,

Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs Dudi Tohir, MS

selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II,

serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak memberi saran,

bimbingan, dan dukungan. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan

kepada Bapak Budi Arifin, MSi dan Bapak Drs Muhammad Farid, MSi atas

segala diskusi dan saran yang berkaitan dengan penelitian. Terima kasih juga

kepada Bapak Sabur, Ibu Yenni Karmila atas bantuannya selama penelitian.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu, Arif, Indra, Dian, Amin,

Ami, Rifai, Taufik, Nenah dan teman-teman kimia 45 atas tambahan ilmu dan

semangatnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2013

Kartika Sari Dewi

Page 7: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1 BAHAN DAN METODE 2 Bahan dan Alat 2 Metode 2 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Kadar Air dan Rendemen Ekstrak Kasar 5 Kandungan Fitokimia Ekstrak Kasar 6

Toksisitas Ekstrak Kasar 6 Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar 8 SIMPULAN DAN SARAN 9 Simpulan 9 Saran 9 DAFTAR PUSTAKA 10 LAMPIRAN 12

Page 8: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

DAFTAR GAMBAR

1 Aquilaria microcarpa daun muda (a), daun sedang (b), dan daun tua (c) 3

2 Diagram persentase kadar air dan rendemen ekstrak kasar daun gaharu 5

3 Diagram nilai LC50 ekstrak kasar daun gaharu 7

4 Reaksi penangkapan H oleh DPPH 8

5 Larutan sampel dan DPPH setelah diinkubasi 8

6 Diagram nilai IC50 ekstrak kasar daun gaharu 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Bagan alir lingkup kerja penelitian 12

2 Nama jenis dan pengodean sampel 13

3 Kadar air simplisia daun 14

4 Rendemen ekstrak kasar sampel 16

5 Hasil uji fitokimia ekstrak kasar sampel 17

6 Hasil uji toksisitas ekstrak kasar sampel 18

7 Hasil uji antioksidan ekstrak kasar sampel 23

Page 9: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

PENDAHULUAN

Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat

reaktif karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital

terluarnya (Andayani et al. 2008). Efek yang ditimbulkan oleh radikal bebas di

dalam tubuh meliputi kerusakan RNA, DNA, protein, dan lipid (Saleh et al.

2010), kemunduran fungsi sel tubuh, radang, katarak, jantung, kanker, dan

aterosklerosis (Kuncahyo dan Sunardi 2007). Tubuh manusia dapat terlindungi

dari kerusakan-kerusakan akibat radikal bebas tersebut dengan sistem pertahanan

kompleks yang disebut antioksidan (Aris et al. 2007).

Pohon penghasil gaharu, disebut juga agarwood, eaglewood, atau karas,

termasuk ke dalam divisi Termathophyta, subdivisi Angiospermae, kelas

Dicotyledonae, ordo Myrtales, famili Thymeleacae, serta genus Aquilaria dan

Gyrinops (Tarigan 2004). Gaharu merupakan komoditas hasil hutan bukan kayu

yang terbentuk melalui proses patologis yang unik akibat respons terhadap infeksi

jamur pada pohon pembentuk gaharu (Santoso et al. 2007).

Gaharu berupa resin, berbentuk gumpalan padat berwarna cokelat kehitaman

sampai hitam, dan berbau harum, terdapat pada bagian kayu atau akar tanaman

pohon inang. Gubal gaharu memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak digunakan

sebagai bahan dasar minyak wangi, dupa, dan obat tradisional di Asia Timur

(Yagura et al. 2005).

Gaharu mengandung senyawa fitoaleksin yang merupakan metabolit

sekunder dari pohon penghasil gaharu sebagai mekanisme pertahanannya terhadap

infeksi. Pohon gaharu sehat tidak pernah memproduksi seskuiterpenoid sebagai

metabolit sekunder yang beraroma harum (Novriyanti 2009).

Gubal kayu yang merupakan tempat pembentukan gaharu diketahui

mengandung senyawa agarofuran, agarospirol, jinkohol, jinkohon-eremol,

kusunol, dihidrokaranon, dan kromon (Siran 2010). Berdasarkan penelitian

sebelumnya, senyawa aktif pada gubal gaharu dapat mengurangi hipersensitivitas

(Kim et al. 1997), menekan sistem saraf pusat sebagai antidepresan (Okugawa et

al. 1996: Kim et al. 1997), serta berkhasiat antipiretik, antiradang (Zhou et al.

2008), antimikrob (Dash et al. 2008), dan antioksidan (Mega dan Swastini 2010).

Tingginya harga jual gaharu menyebabkan perburuan gaharu besar-besaran

yang mengakibatkan semakin langkanya pohon penghasil gaharu. Aquilaria

malaccensis, salah satu tumbuhan penghasil gaharu terbaik yang banyak tumbuh

di Kalimantan, telah dimasukkan ke dalam Appendix II CITES sejak tahun 2004

sebagai tumbuhan yang terancam punah sehingga dalam penebangan dan

perdagangannya perlu dibatasi (CITES 2004). Prospek untuk memulihkan

produksi gaharu kembali terbuka dengan ditemukannya teknologi inokulasi yang

mampu merekayasa produksi gaharu. Dengan teknologi ini, produksi gaharu dapat

direncanakan dan dipercepat melalui induksi jamur pembentuk gaharu pada

batang pohon penghasil gaharu (Siran 2010).

Selain gubal gaharu, penelitian berkembang pada daun gaharu karena diduga

mengandung senyawa metabolit sekunder yang lebih tinggi akibat meningkatnya

proses metabolisme pohon gaharu yang terinfeksi jamur. Melalui proses

metabolisme, senyawa-senyawa tersebut terdistribusi ke bagian pohon lain

Page 10: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

terutama daun. Hal ini menyebabkan daun gaharu memiliki potensi sebagai

antioksidan.

Menurut Huda et al. (2009), ekstrak daun gaharu (Aquilaria malaccensis)

mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid,

dan saponin serta berpotensi sebagai antioksidan dengan nilai konsentrasi

penghambatan (IC50) sebesar 800, 160, 140, dan 30 µg/mL berturut-turut untuk

pelarut n-heksana, diklorometana, etil asetat, dan metanol. Oleh karena itu,

penelitian ini bertujuan menguji kandungan fitokimia, toksisitas, dan aktivitas

antioksidan daun pohon penghasil gaharu jenis Aquilaria microcarpa dan A.

malaccensis tanpa inokulasi dan setelah diinokulasi dengan beberapa jenis jamur.

Bagan alir penelitian ditunjukkan pada Lampiran 1.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan antara lain daun gaharu dari pohon berumur

17 tahun jenis A. microcarpa tanpa inokulasi dan hasil inokulasi jamur (isolat asal

Papua, Jambi, Gorontalo, dan Timor) pada tahun 2009, daun gaharu dari pohon A.

malaccensis tanpa inokulasi dan hasil inokulasi jamur (Fusarium sp.), 2,2-difenil-

1-pikrilhidrazil (DPPH), metanol, Tween 80, larva udang, kuersetin, HCl pekat, n-

amil alkohol, pereaksi Lieberman-Buchard, kloroform-amonia, H2SO4 2 M,

pereaksi Mayer, Dragendorf, Wagner, serbuk Mg, pereaksi FeCl3 1%, dan NaOH

10%.

Alat yang digunakan antara lain penguap putar, labu ukur, pelat tetes,

mikropipet, dan spektrofotometer ultraviolet-tampak (UV-Vis) berkas ganda

(Pharma Spec 1700 Shimadzu).

Metode

Penelitian ini terdiri atas tahap pengambilan sampel, preparasi sampel,

ekstraksi maserasi dengan pelarut metanol, uji fitokimia (Harborne 1987), uji

toksisitas dengan metode uji letalitas larva udang (BSLT), dan uji antioksidan

dengan metode DPPH.

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan di 2 lokasi yaitu KHDTK Carita, Banten (6°

28´ LS; 105° 85´ BB) dan Hutan Gunung Ciapus, Bogor (6° 36´ LS, 106° 47´

BB). Daun gaharu yang akan digunakan dalam penelitian berasal dari pohon jenis

A. microcarpa (tanpa dan hasil inokulasi) yang diambil di Carita dan A.

malaccensis (tanpa dan hasil inokulasi) yang diambil di Ciapus.

Proses pengambilan sampel cukup sederhana. Daun yang diambil disortasi

menjadi daun muda, sedang, dan tua. Daun muda adalah pucuk sampai beberapa

tangkai daun setelahnya yang daunnya masih bertekstur halus, tidak kaku, dan

berwarna hijau muda mengilat. Daun sedang adalah beberapa tangkai daun setelah

daun muda yang bertekstur halus, agak kaku, dan berwarna hijau muda. Daun tua

Page 11: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

3

adalah beberapa tangkai setelah daun sedang sampai ujung dahan yang daunnya

bertekstur kasar, sangat kaku, dan berwarna hijau tua.

Setelah disortasi, sampel kemudian diberi kode berupa deret 3 huruf yang

menunjukkan identitas sampel tersebut. Huruf pertama menunjukkan jenis pohon.

Daun dari pohon jenis A. microcarpa diberi kode A, sedangkan daun dari jenis A.

malaccensis diberi kode B. Huruf kedua menunjukkan asal jamur/inokulat. Pada

jenis A. microcarpa, pohon tanpa inokulasi (kontrol) diberi kode K, sedangkan

pohon hasil inokulasi jamur asal Papua diberi kode P, Jambi diberi kode J,

Gorontalo diberi kode G, dan Timor diberi kode T. Pada jenis A. malaccensis,

pohon tanpa inokulasi (kontrol) diberi kode K, sedangkan pohon hasil inokulasi

jamur diberi kode I. Huruf ketiga menunjukkan jenis daun. Daun muda diberi

kode M, daun sedang S, daun daun tua T (Gambar 1). Pengodean sampel lebih

jelas dapat dilihat pada Lampiran 2.

Gambar 1 Aquilaria microcarpa daun muda (a), sedang (b), dan tua (c).

Preparasi Sampel

Sampel dikeringkan hingga kadar air kurang dari 10% di dalam oven

bersuhu tidak lebih dari 50 oC. Setelah itu, digiling hingga menjadi serbuk yang

selanjutnya disebut simplisia.

Ekstraksi

Simplisia daun gaharu ditimbang masing-masing 60 g lalu dimasukkan ke

dalam labu erlenmeyer. Metanol ditambahkan dengan nisbah simplisia-metanol

(1:13) dan maserasi dilakukan selama 3×24 jam. Filtrat disaring, dikumpulkan,

lalu dipekatkan dengan penguap putar dan ditentukan rendemennya.

Penentuan Kadar Air (AOAC 950.46 (B) 2005)

Setiap simplisia ditimbang sebanyak 1 g kemudian dimasukkan ke dalam

cawan porselen yang telah dipanaskan sebelumnya di dalam oven bersuhu 105 oC

selama 30 menit sampai bobotnya konstan. Cawan berisi sampel dipanaskan di

dalam oven bersuhu 105 oC selama 3 jam lalu didinginkan di dalam eksikator dan

ditimbang. Pemanasan diulangi hingga diperoleh bobot konstan. Kadar air contoh

ditentukan dengan persamaan

Kadar air (%) =

× 100%

Keterangan: A = bobot contoh basah (g)

B = bobot contoh kering (g)

a b c

Page 12: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

4

Uji Fitokimia (Harborne 1987)

Uji alkaloid dilakukan dengan mencampurkan 0.25 g ekstrak kasar daun

dengan 2.5 mL kloroform-amonia kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh

ditambah H2SO4 2 M beberapa tetes, kemudian dikocok sehingga terbentuk 2

lapisan. Lapisan asam (tidak berwarna) dibagi 3 ke dalam tabung reaksi, berturut-

turut ditambahkan beberapa tetes pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf. Uji

positif alkaloid apabila berturut-turut terbentuk endapan putih, cokelat , dan merah

jingga.

Uji triterpenoid dan steroid dilakukan dengan mencampurkan 0.1 g

ekstrak kasar daun dengan 5 mL etanol kemudian dipanaskan pada 50 °C dan

disaring. Filtrat diuapkan hingga kering kemudian dilarutkan dengan eter. Lapisan

eter diteteskan di atas pelat tetes, dikeringudarakan, lalu ditambahkan pereaksi

Lieberman-Buchard. Uji positif triterpenoid jika terbentuk warna merah, dan

positif steroid jika terbentuk warna hijau atau biru.

Uji saponin dan tanin dilakukan dengan mencampurkan 0.1 g ekstrak kasar

daun dengan 10 mL akuades kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 5

menit. Larutan disaring dan dibagi 2. Sebagian filtrat didinginkan lalu dikocok

hingga berbusa. Hasil uji positif saponin jika busa tidak menghilang setelah 10

menit. Sebagian lagi ditambahkan larutan FeCl3 1%. Hasil uji positif tanin

ditandai dengan terbentuknya warna biru tua atau hijau kehitaman.

Uji fenol dan flavonoid dilakukan dengan mencampurkan 0.1 g ekstrak

kasar daun dengan 15 mL air kemudian dididihkan selama 2 menit dan disaring.

Untuk uji fenol, 5 mL filtrat ditambahkan NaOH 10% beberapa tetes.

Terbentuknya warna merah menunjukkan adanya senyawa fenolik. Untuk uji

flavonoid, 5 mL filtrat dibagi ke dalam 3 tabung reaksi lalu setiap tabung

ditambahkan 0.1 g serbuk Mg, 1 mL alkohol klorhidrat (campuran HCl 37% dan

etanol 95% dengan volume yang sama), dan 5 mL amil alkohol. Tabung dikocok

kuat. Hasil uji positif flavonoid ditunjukkan oleh terbentuknya warna merah,

kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol.

Uji Toksisitas

Sebanyak ±100 mg telur udang ditetaskan dengan cara dimasukkan ke

dalam wadah berisi air laut yang diberi suplai udara menggunakan aerator selama

48 jam. Sementara itu, larutan uji dibuat dengan melarutkan ekstrak kasar daun

dengan air laut dan ditambahkan 2 tetes Tween 80 kemudian ditambahkan air laut

kembali hingga konsentrasinya 2000 ppm (larutan stok).

Ke dalam tabung vial masing-masing dimasukkan 10 ekor larva udang lalu

ditambahkan larutan uji dengan konsentrasi 0–500 ppm hingga volumenya 2 mL.

Perlakuan dilakukan 2 kali ulangan. Larva udang kemudian diinkubasi selama 24

jam. Jumlah larva yang mati dihitung dan direratakan dari 2 kali ulangan yang

dilakukan. Logaritma konsentrasi larutan ekstrak kasar daun sebagai sumbu x dan

nilai probit persentase kematian larva udang sebagai sumbu y dialurkan ke dalam

kurva. Nilai konsentrasi mematikan 50% (LC50) ditentukan dari persamaan garis

yang diperoleh.

Uji Antioksidan

Sebanyak 5.0 mg DPPH dilarutkan dengan metanol dalam labu takar 100

mL sehingga konsentrasinya 126.80 µM. Sampel ekstrak kasar daun dengan

Page 13: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 ppm serta larutan kuersetin sebagai standar

dengan konsentrasi 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm juga disiapkan dengan pelarut metanol

dalam labu takar 10 mL.

Sampel dan standar masing-masing dimasukkan sebanyak 4 mL ke dalam

tabung reaksi. Blangko, yaitu 4 mL metanol juga dipipet ke dalam tabung reaksi.

Larutan DPPH 126.80 µM ditambahkan sebanyak 2 mL ke dalam setiap tabung

tepat sebelum campuran diinkubasi pada suhu inkubasi 37 °C selama 30 menit.

Campuran diukur absorbansnya pada panjang gelombang 517 nm. Nilai

konsentrasi penghambatan 50% (IC50) dihitung dari persentase aktivitas

penghambatan radikal DPPH dan logaritma konsentrasi sampel dan standar. Uji

antioksidan dilakukan di Laboratorium Bersama, Departeman Kimia, Institut

Pertanian Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Air dan Rendemen Ekstrak Kasar

Kadar air menunjukkan jumlah air yang terikat secara fisis pada sampel.

Simplisia daun gaharu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50 °C sebelum

ditentukan kadar airnya. Penentuan kadar air berguna untuk menduga keawetan

atau ketahanan sampel dalam penyimpanan serta untuk mengoreksi rendemen

yang dihasilkan. Kadar air simplisia bahan alam biasanya harus lebih rendah dari

10% agar bakteri atau jamur tidak tumbuh sehingga simplisia dapat disimpan

dalam waktu yang lama (Winarno 1992).

Gambar 2 memperlihatkan bahwa kadar air tertinggi terdapat pada sampel

AKS dan rendemen terendah diperoleh dari sampel ATT, sedangkan rendemen

tertinggi diperoleh dari sampel APT. Secara keseluruhan, simplisia daun gaharu

memiliki kadar air 11.90–18.01% (Lampiran 3) sehingga dapat digunakan, tetapi

tidak tahan lama disimpan. Sementara itu, rendemen yang diperoleh berkisar

3.37–11.20% (Lampiran 4). Keragaman rendemen disebabkan oleh perbedaan

sampel, kondisi ekstraksi, penyaringan, dan pemekatan.

Gambar 2 Diagram persentase kadar air dan rendemen ekstrak kasar daun gaharu

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

20.00

AKM AKT APS AJM AJT AGS ATM ATT BKS BIM BIT

Pe

rsen

tase

(%

)

Sampel

Kadar air

Rendemen

Page 14: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

6

Rendemen ekstrak kasar daun gaharu diperoleh dari proses maserasi dalam

pelarut metanol. Daun gaharu sebelumnya digiling terlebih dahulu untuk

memperluas permukaan sampel yang kontak dengan pelarut. Menurut Huda et al.

(2009), pelarut metanol memberikan rendemen yang lebih tinggi dan nilai IC50

yang lebih rendah dibandingkan dengan n-heksana, diklorometana, dan etil asetat.

Metanol mampu mengekstraksi senyawa polar dan nonpolar karena tetapan

dielektriknya besar. Selain itu, metanol mudah diuapkan dan harganya relatif

murah.

Kandungan Fitokimia Ekstrak Kasar

Berdasarkan hasil uji, seluruh ekstrak kasar metanol daun gaharu

mengandung tanin, steroid, fenol, dan flavonoid (Lampiran 5). Tanin, fenol, dan

flavonoid memiliki gugus fungsi fenol yang biasanya aktif sebagai antioksidan.

Intensitas warna tanin, steroid, fenol, dan flavonoid tidak begitu berbeda pada

ekstrak gaharu kontrol dan hasil inokulasi.

Saponin dan alkaloid tidak terdeteksi oleh uji fitokimia. Hal ini

dimungkinkan karena sedikit atau tidak adanya kandungan kedua senyawa

tersebut. Triterpenoid ataupun seskuiterpenoid juga tidak terdeteksi pada uji

fitokimia meskipun senyawa tersebut merupakan penciri dari terbentuknya

gaharu. Di sisi lain, menurut Huda et al. (2009), ekstrak daun gaharu (A.

malaccensis) mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid,

terpenoid, steroid, dan saponin. Hal ini dapat disebabkan oleh persebaran

metabolit sekunder yang tidak merata pada seluruh daun.

Toksisitas Ekstrak Kasar

Senyawa bioaktif hampir selalu bersifat toksik pada dosis tinggi. Oleh

karena itu, daya bunuh in vivo (toksisitas) senyawa terhadap suatu organisme

hewan dapat digunakan untuk menapis ekstrak tumbuhan yang mempunyai

bioaktivitas dan juga memantau fraksi bioaktif selama fraksinasi dan pemurnian

(Juniarti et al. 2009). Uji toksisitas dalam penelitian ini menggunakan metode

BSLT dengan larva udang (Artemia salina Leach.) sebagai bioindikator. Metode

ini praktis dan murah karena telur udang A. salina dapat dengan mudah diperoleh

dan dapat disimpan bertahun-tahun dalam keadaan kering (McLaughlin et al.

1998).

Uji toksisitas dilakukan dengan menghitung konsentrasi toksikan (ekstrak

metabolit sekunder) yang dapat mematikan 50% dari populasi awal hewan uji,

yaitu larva udang selama 24 jam (LC50). Respons hewan uji terhadap toksikan

selalu binomial (mati/tidak mati) dan hubungan antara respons dan konsentrasi

toksikan selalu berbentuk sigmoid. Analisis probit digunakan untuk mengubah

bentuk kurva sigmoid ini ke bentuk linear agar mudah dianalisis (Finney 1971).

Metode analisis probit dilakukan secara manual.

Tingkat toksisitas terhadap A. salina dengan nilai LC50 dibedakan menjadi

toksik (LC50 < 1000 μg/mL) dan tidak toksik (LC50 > 1000 μg/mL) (Meyer et al.

1982). Menurut Ariffin et al. (2009), kriteria sitotoksisitas untuk ekstrak kasar

seperti yang telah ditetapkan oleh National Cancer Institute (NCI) ialah nilai LC50

berpotensi sebagai antikanker jika < 30 μg/mL.

Page 15: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

7

Perhitungan LC50 dapat dilihat pada Lampiran 6 dan diagram nilai LC50 dari

setiap ekstrak dapat dilihat pada Gambar 3. Berdasarkan hasil uji toksisitas,

seluruh sampel kecuali APM dan AGM memiliki nilai LC50 > 30 μg/mL. Hal

tersebut menunjukkan bahwa seluruh sampel bersifat toksik, tetapi hanya APM

dan AGM yang berpotensi sebagai antikanker.

Gambar 3 Diagram nilai LC50 ekstrak kasar daun gaharu

Secara umum, nilai LC50 sampel daun A. malaccensis lebih rendah sehingga

dapat dikatakan lebih toksik dibandingkan dengan A. microcarpa. Sampel A.

microcarpa setelah diinokulasi juga cenderung lebih toksik daripada sebelum

diinokulasi. Sebaliknya pada A. malaccensis, sampel sebelum diinokulasi jauh

lebih toksik daripada setelah diinokulasi.

Sampel AKT lebih toksik dibandingkan dengan AKM dan AKS, demikian

pula sampel BKT lebih toksik daripada sampel BKM dan BKS. Hal ini

menunjukkan bahwa sebelum diinokulasi, toksisitas cenderung meningkat seiring

bertambahnya umur daun. Berbeda dengan sampel setelah diinokulasi, daun muda

cenderung lebih toksik, kecuali pada sampel AJM dan BIM.

Perbedaan toksisitas antara A.microcarpa dan A. malaccensis tidak hanya

disebabkan oleh perbedaan jenis pohon, tetapi juga oleh perbedaan lokasi tumbuh

pohon. Lokasi pengambilan sampel di Carita memiliki topografi bergelombang

sampai bergunung. Curah hujan tahunan sekitar 3.959 mm. Suhu minimum 26 °C

dan maksimum 32 °C. Kelembapan udara rata-rata berkisar antara 77% dan 85%.

Lokasi pengambilan sampel di Ciapus juga memiliki topografi bergelombang

sampai bergunung, tetapi curah hujan tahunan lebih rendah (sekitar 3600 mm),

demikian pula suhu udara (24–30 °C). Kelembapan udara rata-rata berkisar antara

80% dan 90% (Pratiwi 2009).

Suhu dan kelembapan lokasi tumbuh pohon, keterbukaan tajuk, virulensi

inokulan yang digunakan, jarak antartitik lubang, dan faktor-faktor lain pada saat

inokulasi juga dapat memengaruhi kecocokan jamur (isolat) dengan pohon inang

(Siran 2010). Faktor yang memengaruhi kecocokan dalam inokulasi juga

memengaruhi tidak meratanya proses metabolisme dari pohon yang terinfeksi

sehingga metabolit sekunder yang tersebar antardaun tidak sama.

0

50

100

150

200

250

300

AK AP AJ AG AT BK BI

LC5

0 (

µg/

mL)

Sampel

Daun muda (M)

Daun sedang (S)

Daun tua (T)

Page 16: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

8

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar

Radikal bebas merupakan senyawa yang sangat reaktif dan tidak stabil yang

dihasilkan di dalam tubuh selama proses metabolisme atau berasal dari

lingkungan luar (Saleh et al. 2010). Antioksidan bekerja mempertahankan oksidan

pada jumlah yang optimum dan mereduksi radikal bebas serta menghentikan

pembentukannya sebelum merusak sel-sel dalam tubuh (Aris et al. 2007).

Metode DPPH banyak digunakan untuk uji aktivitas antioksidan karena

memiliki beberapa keunggulan, di antaranya mudah, sederhana, cepat, peka, dan

hanya membutuhkan sedikit sampel (Koleva et al. 2002). Senyawa DPPH

merupakan radikal bebas yang stabil karena adanya delokalisasi elektron gasal

pada molekul secara keseluruhan. Saat larutan DPPH bercampur dengan suatu zat

yang dapat mendonorkan atom hidrogen, DPPH akan tereduksi (Gambar 4) yang

ditunjukkan dengan hilangnya warna violet (kadang-kadang berwarna kuning

pucat yang berasal dari keberadaan gugus pikril) (Molyneux 2004). Penurunan

intensitas warna DPPH dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4 Reaksi penangkapan H oleh DPPH (Szabro et al. 2007)

Keterangan:

a. Larutan sampel 10 µg/mL + DPPH

b. Larutan sampel 20 µg/mL + DPPH

c. Larutan sampel 30 µg/mL + DPPH

d. Larutan sampel 40 µg/mL + DPPH

e. Larutan sampel 50 µg/mL + DPPH

f. Larutan sampel 60 µg/mL + DPPH

Gambar 5 Larutan sampel dan DPPH setelah diinkubasi

Nilai IC50 menunjukkan besarnya konsentrasi suatu senyawa yang dapat

memerangkap radikal bebas sebesar 50%. Menurut Hanani et al. (2005), suatu

senyawa dikatakan memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi bila nilai IC50-nya

kurang dari 200 µg/mL. Semakin rendah nilai IC50 ekstrak, keefektifannya

sebagai penangkap radikal akan lebih baik (aktivitas antioksidan tinggi).

Perhitungan IC50 dapat dilihat pada Lampiran 7 dan diagram nilai IC50 dari

setiap ekstrak ditunjukkan pada Gambar 6. Berdasarkan hasil uji antioksidan,

semua sampel memiliki nilai IC50 < 200 μg/mL. Hal tersebut menunjukkan

a b c d e f

Page 17: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

seluruh sampel memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Namun, aktivitas

tersebut belum sebaik standar kuersetin yang memiliki nilai IC50 2.91 μg/mL.

Gambar 6 Diagram nilai IC50 ekstrak kasar daun gaharu

Aktivitas antioksidan yang sangat baik pada sampel A. microcarpa

ditunjukkan oleh sampel hasil inokulasi jamur asal Gorontalo dan asal Timor

dengan nilai IC50 terkecil ialah 13.51 μg/mL pada sampel ATM. Sementara pada

sampel A. malaccensis, aktivitas antioksidan yang sangat baik ditunjukkan oleh

sampel tanpa inokulasi, yaitu BKT dengan nilai IC50 10.69 μg/mL. Secara

keseluruhan, perbedaan aktivitas antarsampel tidak terlalu jauh. Nilai IC50 yang

tidak terlalu jauh berbeda antara daun gaharu kontrol dan hasil inokulasi

menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan sampel tidak dipengaruhi oleh jenis

daun dan inokulasi pohon penghasil gaharu.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Semua ekstrak kasar metanol daun gaharu yang diujikan mengandung tanin,

steroid, fenol, dan flavonoid. Semua sampel tersebut juga bersifat toksik dan

memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Sampel daun A. microcarpa muda

setelah diinokulasi lebih toksik daripada sampel lain, dengan sampel yang

diinokulasi dengan jamur asal Papua dan Gorontalo berpotensi sebagai antikanker

karena memiliki nilai LC50 < 30 μg/mL. Aktivitas antioksidan terbaik ditunjukkan

oleh sampel A. malaccensis tanpa inokulasi, dengan nilai IC50 terhadap radikal

DPPH 10.69 μg/mL. Aktivitas antioksidan sampel tidak dipengaruhi oleh jenis

daun dan inokulasi pohon penghasil gaharu.

Saran

Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk pengembangan produksi daun

gaharu sebagai teh. Fraksionasi lebih lanjut dan analisis kualitatif serta kuantitatif

komponen-komponen diperlukan untuk menentukan senyawa murni yang

0

10

20

30

40

50

60

AK AP AJ AG AT BK BI

IC5

0 (

µg/

mL)

Sampel

Daun muda (M)Daun sedang (S)Daun tua (T)

Page 18: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

berpotensi sebagai antikanker pada sampel APM dan AGM, serta sebagai

antioksidan pada sampel AGS, AGT, ATM, BKS, dan BKT.

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 2005. Official Methods of

Analysis. Washington: AOAC International.

Andayani R, Lisawati Y, Maimunah. 2008. Penentuan aktivitas antioksidan, kadar

fenolat total dan likopen pada buah tomat (Solanum lycopersicum L). J

Sains Teknol Farm. 13:1-9.

Ariffin SHZ, Haryani WH, Omar W, Ariffin ZZ, Safian MF, Senafi S, Wahab

RMA. 2009. Intrinsic anticarcinogenic effects of Piper sarmentosum

ethanolic extract on a human hepatoma cell line. Cancer Cell Int Primary

Res. 9(6):1-9.Open Access

Aris SRS, Mustafa S, Ahmat N, Jaafar FM, Ahmad R et al. 2007. Phenolic

content and antioxidant activity of fruits of Ficus deltoidea var Angustifolia

sp. Malay J Anal Sci. 13:146-150.

[CITES] Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora

and Fauna. 2004. Amendments to Appendices I and II of CITES. Sydney

(AU): CITES.

Dash M, Patra JK, Panda PP. 2008. Phytochemical and antimicrobial screening of

extracts of Aquilaria agallocha Roxb. African J Biotechnol. 7:3531-3534.

Finney DJ. 1971. Probit Analysis. Ed ke-3. Cambridge (GB): Cambridge Univ Pr.

Hanani E, Abdul M, Ryany S. 2005. Identifikasi senyawa antioksidan dalam

Callyspongia sp dari Kepulauan Seribu. Maj Ilmu Kefarmasian. 2:127-133.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah;

Niksolihin S, editor. Bandung: ITB. Terjemahan dari: Phytochemical

Methods.

Huda AWN, Munira MAS, Fitrya SD, Salmah M. 2009. Antioxidant activity of

Aquilaria malaccensis (Thymelaeaceae) leaves. Pharmacognosy Res. 1:270-

273.

Juniarti, Osmeli D, Yuhernita. 2009. Kandungan senyawa kimia, uji toksisitas

(brine shrimp lethality test) dan antioksidan (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

dari ekstrak daun saga (Abrus precatorius L.). Makara Sains. 13(1):50-54.

Kim YC, Lee EH, Lee YM, Kim HK, Song BK, Lee EJ et al. 1997. Effect of the

aqueous extract of Aquilaria agallocha stems on the immediate

hypersensitivity reactions. J Ethnopharmacol. 58:31-38.

Koleva I, van Beek T, Linnssen JPH, de Groot A, Evstarieva LN. 2002. Screening

of plant extracts for antioxidant activity: a comparative study on three

testing methods. Phytochem Anal. 13:494-500.

Kuncahyo I, Sunardi. 2007. Uji aktivitas antioksidan ekstrak belimbing wuluh

(Averrhoa bilimbi L) terhadap 1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl (DPPH). Di

dalam: Seminar Nasional Teknologi (SNT 2007); 2007 Nov 24; Yogyakarta,

Indonesia. Yogyakarta (ID): Program Diploma Teknologi Farmasi, Fakultas

Teknik, Universitas Setia Budi.

Page 19: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

11

McLaughlin JL, Rogers LL, Anderson JE. 1998. The use of biological assays to

evaluate botanicals. Drug Information J. 22:513-524.

Mega IM, Swastini DA. 2010. Screening fitokimia dan aktivitas antiradikal bebas

ekstrak metanol daun gaharu (Gyrinops versteegii). J Kim. 4(2):187-192.

Meyer BN, Ferrigni NR, Putnam JE, Jacobsen LB, Nichols DE, McLaughlin JL et

al. 1982. Brine shrimp: a convenient general bioassay for active plant

constituents. Planta Med. 45:31-34.

Molyneux P. 2004. The use of stable free radical diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH)

for estimazing antioxidant activity. Songklanakarin J Sci Technol. 26:211-

219.

Novriyanti E. 2009. Kajian kimia gaharu hasil inokulasi Fusarium sp. pada

Aquilaria microcarpa. Di dalam: Pengembangan Teknologi Produksi

Gaharu Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan. Prosiding

Workshop Gaharu; 2009 Apr 29; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Pusat

Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam bekerja sama

dengan ITTO PD 425/06 Rev.I(1). hlm 23-38.

Okugawa H, Ueda R, Mutsumoto K, Kawanishi K, Kato A. 1996. Effect of

jinkoh-eremol and agarospiral from agarwood on the central nervous system

in mice. Planta Med. 62:2-6.

Pratiwi. 2009. Karakteristik lahan habitat pohon penghasil gaharu di beberapa

hutan tanaman di Jawa Barat. Di dalam: Pengembangan Teknologi Produksi

Gaharu Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan. Prosiding

Workshop Gaharu; 2009 Apr 29; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Pusat

Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam bekerja sama

dengan ITTO PD 425/06 Rev.I(1). hlm 171-192.

Saleh MA, Clark S, Woodard B, Deolu-Sobogun SA et al. 2010. Antioxidant and

free radical scavenging activities of essential oils. Ethnicity and Disease.

20:S1 78-S1 82.

Santoso E, Agustini L, Sitepu IR, Turjaman M. 2007. Efektivitas pembentukan

gaharu dan komposisi senyawa resin gaharu pada Aquilaria spp. J.

Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 4(6):543-551.

Siran SA. 2010. Perkembangan pemanfaatan gaharu. Di dalam: Siran SA,

Turjaman M, editor. Pengembangan Teknologi Produksi Gaharu Berbasis

Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. hlm 1-34. Szabro MR, Iditoiu C, Chambre D, Lupea AX. 2007. Improved DPPH

determination for antioxidant activity spectrophotometric assay. Chem

Papers. 61(3):214-216.

Tarigan K. 2004. Profil Pengusahaan (Budidaya) Gaharu. Jakarta (ID): Pusat

Bina Penyuluhan Kehutanan, Departemen Kehutanan.

Winarno FG. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): Gramedia. Yagura T, Shibayama N, Ito M, Kiuchi F, Honda G. 2005. Three novel diepoxy

tetrahydrochromones from agarwood artificially produced by intentional

wounding. Tetrahedron Lett. 46:4395-4398.

Zhou M, Wang H, Suolangjiba, Kou J, Yu B. 2008. Antinociceptive and anti-

inflammatory activities of Aquilaria sinensis (Lour.) Gilg. leaves extract. J

Ethnopharmacol. 117:345-350.

Page 20: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

12

Lampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian

Daun gaharu segar

(A. microcarpa, A. malaccensis)

- Dikeringkan (50 °C, 3 hari)

- Digiling

Penentuan kadar air Simplisia

- Diekstraksi dengan metanol (3×24 jam)

- Dipekatkan dengan penguap putar

Ekstrak kasar

Uji fitokimia Uji toksisitas Uji Antioksidan

- alkaloid (Metode BSLT) (Metode DPPH)

- triterpenoid

- steroid

- saponin

- tanin LC50 IC50

- fenol

- flavonoid

Page 21: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

13

Lampiran 2 Nama jenis dan pengodean sampel

Bahan yang digunakan adalah daun gaharu yang berasal dari pohon A.

microcarpa (KHDTK Carita, Banten) dan A. malaccensis (Ciapus, Bogor) tanpa

inokulasi dan dengan inokulasi.

Nama Sampel Inokulasi/Tanpa inokulasi Bagian

Daun

Kode

Sampel

Aquilaria microcarpa

Tanpa inokulasi jamur (kontrol)

Muda AKM

Sedang AKS

Tua AKT

Inokulasi jamur asal Papua

(forda cc 00512)

Muda APM

Sedang APS

Tua APT

Inokulasi jamur asal Jambi

(forda cc 00500)

Muda AJM

Sedang AJS

Tua AJT

Inokulasi jamur asal Gorontalo

(forda cc 00509)

Muda AGM

Sedang AGS

Tua AGT

Inokulasi jamur asal Timor

(forda cc 00515)

Muda ATM

Sedang ATS

Tua ATT

Aquilaria malaccensis

Tanpa inokulasi jamur (kontrol)

Muda BKM

Sedang BKS

Tua BKT

Inokulasi jamur

Muda BIM

Sedang BIS

Tua BIT

Page 22: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

14

Lampiran 3 Kadar air simplisia daun

A. microcarpa

Sampel Ulangan

Bobot

cawan

kosong

(g)

Bobot

basah

sampel

(g)

Bobot

cawan +

sampel

kering

(g)

Bobot

kering

sampel

(g)

Kadar

air (%) Rerata (%)

AKM 1 15.2670 1.0008 16.1218 0.8548 14.59

14.31 ± 0.39 2 15.2673 1.0006 16.1275 0.8602 14.03

AKS 1 26.7569 1.0013 27.5725 0.8156 18.55

18.01 ± 0.75 2 26.7575 1.0010 27.5835 0.8260 17.48

AKT 1 17.1049 1.0017 17.9599 0.8550 14.65

14.30 ± 0.49 2 17.1052 1.0020 17.9674 0.8622 13.95

APM 1 22.8685 1.0014 23.7284 0.8599 14.13

13.96 ± 0.24 2 22.8689 1.0009 23.7318 0.8629 13.79

APS 1 22.7865 1.0017 23.6500 0.8635 13.80

13.63 ± 0.23 2 22.7866 1.0016 23.6533 0.8667 13.47

APT 1 22.6516 1.0006 23.5073 0.8557 14.48

14.35 ± 0.18 2 22.6518 1.0004 23.5099 0.8581 14.22

AJM 1 23.2046 1.0011 24.0576 0.8530 14.79

14.35 ± 0.63 2 23.2048 1.0009 24.0666 0.8618 13.90

AJS 1 22.7851 1.0015 23.6546 0.8695 13.18

12.78 ± 0.56 2 22.7853 1.0011 23.6624 0.8771 12.39

AJT 1 22.9086 1.0000 23.7531 0.8445 15.55

15.20 ± 0.50 2 22.9089 1.0002 23.7616 0.8517 14.85

AGM 1 22.8895 1.0001 23.7412 0.8576 14.25

14.01 ± 0.34 2 22.8897 1.0004 23.7473 0.8627 13.76

AGS 1 23.5439 1.0022 24.4066 0.8693 13.26

12.92 ± 0.48 2 23.5442 1.0020 24.4135 0.8759 12.58

AGT 1 22.6506 1.0020 23.5265 0.8500 15.17

13.56 ± 2.27 2 22.6508 1.0018 23.5328 0.8820 11.96

ATM 1 18.4860 1.0021 19.3360 0.8500 15.18

14.83 ± 0.49 2 18.4862 1.0021 19.3432 0.8570 14.48

ATS 1 22.8664 1.0001 23.7179 0.8515 14.86

14.48 ± 0.54 2 22.8665 1.0001 23.7256 0.8591 14.10

ATT 1 16.4722 1.0029 17.3494 0.8772 12.53

12.21 ± 0.45 2 16.4724 1.0022 17.3554 0.8830 11.89

Page 23: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

15

lanjutan Lampiran 3

A. malaccensis

Sampel Ulangan

Bobot

cawan

kosong

(g)

Bobot

basah

sampel

(g)

Bobot

cawan +

sampel

kering

(g)

Bobot

kering

sampel

(g)

Kadar air

(%) Rerata (%)

BKM 1 23.5457 1.0017 24.4126 0.8669 13.46

13.18 ± 0.39 2 23.5458 1.0014 24.4179 0.8721 12.91

BKS 1 17.1060 1.0017 17.9670 0.8610 14.05

13.81 ± 0.33 2 17.1061 1.0018 17.9719 0.8658 13.58

BKT 1 26.7579 1.0013 27.6383 0.8804 12.07

11.90 ± 0.25 2 26.7580 1.0014 27.6420 0.8840 11.72

BIM 1 22.9093 1.0013 23.7820 0.8727 12.84

12.68 ± 0.23 2 22.9094 1.0014 23.7855 0.8761 12.51

BIS 1 18.4913 1.0014 19.3592 0.8679 13.33

13.14 ± 0.27 2 18.4914 1.0007 19.3625 0.8711 12.95

BIT 1 23.2068 1.0019 24.0843 0.8775 12.42

12.25 ± 0.23 2 23.2069 1.0018 24.0876 0.8807 12.09

Contoh perhitungan:

Sampel AKM

Bobot kering sampel = bobot ((cawan + sampel) – cawan kosong)

= 16.1218 g – 15.2670 g = 0.8548 g

Kadar air (%) = bobot basah sampel – bobot kering sampel

bobot basah sampel 100

= 1.000 g – 0. g

1.000 g 100 = 14.59%

(%) = kadar air (ulangan 1 ulangan 2)

n

= 1 . 1 .03

2 = 14.31%

s = √∑ ( – )

2 n 1

n – 1 = √

∑ (1 . – 1 .31 )2 2 1

2 – 1 = 0.39

Page 24: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

16

Lampiran 4 Rendemen ekstrak kasar sampel

Sampel Bobot sampel

awal (g) Kadar air (%)

Bobot ekstrak

(g) Rendemen (%)

AKM 60.10 14.31 2.4495 4.76

AKS 60.07 18.01 2.9557 6.00

AKT 60.10 14.30 2.7886 5.41

APM 60.05 13.96 2.5789 4.99

APS 60.08 13.63 2.9740 5.73

APT 60.05 14.35 5.7607 11.20

AJM 60.04 14.35 3.2193 6.26

AJS 60.06 12.78 1.9564 3.73

AJT 60.07 15.20 1.8891 3.71

AGM 60.08 14.01 2.7555 5.33

AGS 60.14 12.92 2.9323 5.60

AGT 60.08 13.56 4.5067 8.68

ATM 60.04 14.83 3.5430 6.93

ATS 60.06 14.48 2.8602 5.57

ATT 60.08 12.21 1.7750 3.37

BKM 60.10 13.18 4.9655 9.52

BKS 40.11 13.81 2.6460 7.65

BKT 40.08 11.90 1.9985 5.66

BIM 40.06 12.68 2.3424 6.70

BIS 40.10 13.14 2.2540 6.47

BIT 60.15 12.25 2.4500 4.64

Contoh perhitungan:

Sampel AKM

Rendemen (%) = bobot ekstrak

bobot a al sampel (1 – kadar air) 100

= 2. g

0.10 g (1 – 0. ) 100

= 4.76%

Page 25: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

17

Lampiran 5 Hasil uji fitokimia ekstrak kasar sampel

A. microcarpa

Sampel Saponin Tanin Alkaloid Triterpenoid Steroid Fenol Flavonoid

AKM - + - - + + +

AKS - + - - + + +

AKT - + - - + + +

APM - + - - + + +

APS - + - - + + +

APT - + - - + + +

AJM - + - - + + +

AJS - + - - + + +

AJT - + - - + + +

AGM - + - - + + +

AGS - + - - + + +

AGT - + - - + + +

ATM - + - - + + +

ATS - + - - + + +

ATT - + - - + + +

A. microcarpa

Sampel Saponin Tanin Alkaloid Triterpenoid Steroid Fenol Flavonoid

BKM - + - - + + +

BKS - + - - + + +

BKT - + - - + + +

BIM - + - - + + +

BIS - + - - + + +

BIT - + - - + + +

Keterangan: – : Hasil negatif

+ : Hasil positif

Uji tanin Uji steroid

Uji fenol Uji flavonoid

Page 26: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

18

18

Lampiran 6 Hasil uji toksisitas ekstrak kasar sampel

A. microcarpa kontrol

A. microcarpa papua

Konsentrasi

(µg/mL)

APM APS APT

Jumlah larva

mati

%

kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati % kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati % kematian Nilai probit

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

10 3 2 30 20 4.48 4.17 - - - - - - 1 0 10 0 3.72 -

50 6 7 60 70 5.25 5.52 0 0 0 0 - - 2 1 20 10 4.17 3.72

100 8 8 80 80 5.84 5.84 1 0 10 0 3.72 - 3 4 30 40 4.48 4.75

150 9 8 90 80 6.28 5.84 1 1 10 10 3.72 3.72 3 3 30 30 4.48 4.48

200 10 10 100 100 8.09 8.09 1 3 10 30 3.72 4.48 7 8 70 80 5.52 5.84

300 - - - - - - 7 6 70 60 5.52 5.25 8 7 80 70 5.84 5.52

400 - - - - - - 10 10 100 100 8.09 8.09 10 9 100 90 8.09 6.28

LC50 24.81 28.12 207.91 222.90 88.92 148.72

Rerata 26.47 ± 2.34 215.41 ± 10.60 118.82 ± 42.28

Konsentrasi

(µg/mL)

Blangko AKM AKS AKT

Jumlah larva

mati

Jumlah larva

mati %kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati %kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati %kematian Nilai probit

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

0 0 0 - - - - - - - - - - - - - - - - - -

10 - - 0 0 0 0 - - 1 1 10 10 3.72 3.72 1 1 10 10 3.72 3.72

50 - - 1 1 10 10 3.72 3.72 2 2 20 20 4.17 4.17 2 2 20 20 4.17 4.17

100 - - 2 2 20 20 4.17 4.17 2 2 20 20 4.17 4.17 4 4 40 40 4.75 4.75

200 - - 4 3 40 30 4.75 4.48 3 4 30 40 4.48 4.75 6 6 60 60 5.25 5.25

300 - - 5 4 50 40 5.00 4.75 6 6 60 60 5.25 5.25 7 8 70 80 5.52 5.84

400 - - 8 7 80 70 5.84 5.52 8 7 80 70 5.84 5.52 9 8 90 80 6.28 5.84

LC50 228.55 307.95 227.88 242.87 111.68 115.74

Rerata 268.24 ± 56.14 235.37 ± 10.60 113.71 ± 2.88

Page 27: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

19

lanjutan Lampiran 6

A. microcarpa Jambi

Konsentrasi

(µg/mL)

AJM AJS AJT

Jumlah larva

mati

%

kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati % kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati % kematian Nilai probit

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

10 0 0 0 0 - - 1 1 10 10 3.72 3.72 0 0 0 0 - -

50 1 2 10 20 3.72 4.17 - - - - - - 3 5 30 50 4.48 5.00

100 5 4 50 40 5.00 4.75 1 1 10 10 3.72 3.72 6 7 60 70 5.25 5.52

150 7 6 70 60 5.52 5.25 - - - - - - 9 10 90 100 6.28 8.09

200 9 9 90 90 6.28 6.28 2 1 20 10 4.17 3.72 - - - - - -

300 - - - - - - 7 6 70 60 5.52 5.25 - - - - - -

400 - - - - 8 8 80 80 5.84 5.84 - - - - - -

500 - - - - - - 9 9 90 90 6.28 6.28 - - - - - -

LC50 102.89 102.12 185.22 229.35 73.44 57.10

Rerata 102.51 ± 0.54 207.28 ± 31.20 65.27 ± 11.55

A. microcarpa gorontalo

Konsentrasi

(µg/mL)

AGM AGS AGT

Jumlah larva

mati

%

kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati % kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati % kematian Nilai probit

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

10 4 3 40 30 4.75 4.48 1 0 10 0 3.72 - 1 0 10 0 3.72 -

50 5 6 50 60 5.00 5.25 - - - - - - - - - - - -

100 10 9 100 90 8.09 6.28 1 1 10 10 3.72 3.72 0 1 0 10 - 3.72

150 - - - - - - 3 2 30 20 4.48 4.17 - - - - - -

200 - - - - - - 5 4 50 40 5.00 4.75 1 1 10 10 3.72 3.72

300 - - - - - - 9 8 90 80 6.28 5.84 3 4 30 40 4.48 4.75

400 - - - - - - - - - - - - 8 8 80 80 5.84 5.84

500 - - - - - - - - - - - - 9 10 90 100 6.28 8.09

LC50 16.98 23.20 183.37 210.78 240.33 237.46

Rerata 20.09 ± 4.40 197.07 ± 19.38 238.90 ± 2.03

Page 28: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

20

20

lanjutan Lampiran 6

A. microcarpa timor

Konsentrasi

(µg/mL)

ATM ATS ATT

Jumlah larva

mati

%

kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati % kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati % kematian Nilai probit

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

10 2 1 20 10 4.17 3.72 0 0 0 0 - - 1 2 10 20 3.72 4.17

50 4 4 40 40 4.75 4.75 - - - - - - - - - - - -

100 8 7 80 70 5.84 5.52 5 6 50 60 5.00 5.25 2 2 20 20 4.17 4.17

200 9 9 90 90 6.28 6.28 7 8 70 80 5.52 5.84 3 3 30 30 4.48 4.48

300 - - - - - - 7 7 70 70 5.52 5.52 3 4 30 40 4.48 4.75

400 - - - - - - 8 8 80 80 5.84 5.84 6 5 60 50 5.25 5.00

500 - - - - - - 9 9 90 90 6.28 6.28 8 9 80 90 5.84 6.28

LC50 39.25 51.91 105.61 58.48 332.51 256.05

Rerata 45.58 ± 8.95 82.04 ± 33.33 294.28 ± 54.07

A. malaccensis kontrol

Konsentrasi

(µg/mL)

BKM BKS BKT

Jumlah larva

mati

%

kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati % kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati % kematian Nilai probit

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

10 0 0 0 0 - - 1 2 10 20 3.72 4.17 0 1 0 10 - 3.72

50 - - - - - - - - - - - - 5 5 50 50 5.00 5.00

100 3 2 30 20 4.48 4.17 5 6 50 60 5.00 5.25 5 6 50 60 5.00 5.25

150 - - - - - - 6 5 60 50 5.25 5.00 7 6 70 60 5.52 5.25

200 6 5 60 50 5.25 5.00 7 7 70 70 5.52 5.52 9 8 90 80 6.28 5.84

300 8 9 80 90 5.84 6.28 9 9 90 90 6.28 6.28 - - - - - -

400 - - - - - - - - - - - - - - - - - -

LC50 155.59 167.52 77.96 61.14 64.96 67.16

Rerata 161.56 ± 8.43 69.54 ± 11.90 66.06 ± 1.56

Page 29: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

21

lanjutan Lampiran 6

A. malaccensis inokulasi

Konsentrasi

(µg/mL)

BIM BIS BIT

Jumlah larva

mati

%

kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati % kematian Nilai probit

Jumlah larva

mati % kematian Nilai probit

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

10 0 0 0 0 - - 0 0 0 0 - - 0 0 0 0 - -

50 1 1 10 10 3.72 3.72 4 5 40 50 4.75 5.00 0 1 0 10 - 3.72

100 2 1 20 10 4.17 3.72 7 6 70 60 5.52 5.25 4 5 40 50 4.75 5.00

150 3 3 30 30 4.48 4.48 9 10 90 100 6.28 8.09 4 4 40 40 4.75 4.75

200 3 4 30 40 4.48 4.75 - - - - - - 8 8 80 80 5.84 5.84

300 6 8 60 80 5.25 5.84 - - - - - - 9 10 90 100 6.28 8.09

400 9 10 90 100 6.28 8.09 - - - - - - - - - - - -

LC50 206.96 153.56 62.18 58.70 133.30 108.06

Rerata 180.26 ± 37.76 60.44 ± 2.46 120.68 ± 17.85

Page 30: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

22

22

Contoh perhitungan:

Sampel AKM Ulangan 1

%kematian = jumlah larva mati

jumlah larva uji 100

= 1

10

= 10%

Kurva hubungan nilai probit dan log konsentrasi sampel AKM Ulangan 1

Persamaan regresi linear: y = 2.1244x – 0.0114

LC50 diperoleh saat y = 5, oleh karena itu:

5 = 2.1244x – 0.0114

x = (5 + 0.0114) / 2.1244

x = 2.3590

log konsentrasi = 2.3590, maka nilai LC50 sebesar 228.55 μg/mL

= LC 0 (Ulangan 1 Ulangan 2)

n

= 30 .

2 = 268.24 μg/mL

s = √∑ | |

= √

∑ |22 . - 2 .2 |2 2

1

2-1 = 56.14

y = 2.1244x - 0.0114

R² = 0.9228

0

1

2

3

4

5

6

7

1 1.5 2 2.5 3

Nil

ai P

rob

it

log konsentrasi (µg/mL)

Page 31: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

23

Lampiran 7 Hasil uji antioksidan ekstrak kasar sampel

A. microcarpa kontrol

Konsentrasi

(µg/mL)

AKM AKS AKT

Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Blangko 0.3430 0.3430 0.00 0.00 0.3430 0.3430 0.00 0.00 0.3430 0.3430 0.00 0.00

10 0.3000 0.2780 12.54 18.95 0.2800 0.2720 18.37 20.70 0.3270 0.3260 4.66 4.96

20 0.2670 0.2580 22.16 24.78 0.2240 0.2000 34.69 41.69 0.3030 0.3070 11.66 10.50

30 0.2330 0.1990 32.07 24.78 0.1850 0.1310 46.06 61.81 0.2010 0.2090 41.40 39.07

40 0.1840 0.1320 46.36 61.52 0.1240 0.0780 63.85 77.26 0.1970 0.1990 42.57 41.98

50 0.1660 0.1110 51.60 67.64 0.0980 0.0580 71.43 83.09 0.1850 0.1900 46.06 44.61

60 0.1290 0.0730 62.39 78.72 0.0660 0.0390 80.76 88.63 0.1710 0.1470 50.15 57.14

LC50 46.47 30.87 27.86 22.02 55.65 53.00

Rerata 38.67 ± 11.03 24.94 ± 4.13 54.33 ± 1.87

A. microcarpa Papua

Konsentrasi

(µg/mL)

APM APS APT

Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Blangko 0.4970 0.4970 0.00 0.00 0.4970 0.4970 0.00 0.00 0.4970 0.4970 0.00 0.00

10 0.4210 0.4130 15.29 16.90 0.4170 0.4080 16.10 17.91 0.4430 0.4320 10.87 13.08

20 0.3800 0.3700 23.54 25.55 0.3480 0.3170 29.98 36.22 0.3520 0.3430 29.18 30.99

30 0.3300 0.3140 33.60 36.82 0.2410 0.2320 51.51 53.32 0.2760 0.2740 44.47 44.87

40 0.2810 0.2620 43.46 47.28 0.1850 0.1530 62.78 69.22 0.2610 0.2380 47.48 52.11

50 0.2600 0.2030 47.69 59.15 0.1670 0.1160 66.40 76.66 0.1910 0.1660 61.57 66.60

60 0.2260 0.1610 54.53 67.61 0.1220 0.0780 75.45 84.31 0.1540 0.1350 69.01 72.84

LC50 55.35 39.39 29.62 25.40 36.43 33.01

Rerata 47.37 ± 11.29 27.51 ± 2.98 34.72 ± 2.42

Page 32: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

24

lanjutan Lampiran 7

A. microcarpa Jambi

Konsentrasi

(µg/mL)

AJM AJS AJT

Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Blangko 0.4780 0.4780 0.00 0.00 0.4780 0.4780 0.00 0.00 0.4780 0.4780 0.00 0.00

10 0.4230 0.4130 11.51 13.60 0.4250 0.4210 11.09 11.92 0.4200 0.4130 12.13 13.60

20 0.3700 0.3160 22.59 33.89 0.3610 0.3560 24.48 25.52 0.2880 0.2640 39.75 44.77

30 0.3140 0.2910 34.31 39.12 0.3020 0.2940 36.82 38.49 0.2690 0.2560 43.72 46.44

40 0.2940 0.2600 38.49 45.61 0.2590 0.2310 45.82 51.67 0.2400 0.2200 49.79 53.97

50 0.2680 0.2450 43.93 48.74 0.2480 0.1980 48.12 58.58 0.2280 0.1960 52.30 59.00

60 0.2320 0.1860 51.46 61.09 0.2000 0.1450 58.16 69.67 0.1770 0.1400 62.97 70.71

LC50 63.24 44.95 48.85 37.69 38.75 32.04

Rerata 54.09 ± 12.94 43.27 ± 7.89 35.39 ± 4.75

A. microcarpa Gorontalo

Konsentrasi

(µg/mL)

AGM AGS AGT

Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Blangko 0.4780 0.4780 0.00 0.00 0.4780 0.4780 0.00 0.00 0.4780 0.4780 0.00 0.00

10 0.3770 0.3700 21.13 22.59 0.3280 0.3220 31.38 32.64 0.3250 0.2890 32.01 39.54

20 0.2960 0.2910 38.08 39.12 0.2370 0.2290 50.42 52.09 0.1930 0.1770 59.62 62.97

30 0.2280 0.2110 52.30 55.86 0.1790 0.1610 62.55 66.32 0.1080 0.0870 77.41 81.80

40 0.1790 0.1550 62.55 67.57 0.1110 0.0880 76.78 81.59 0.0930 0.0690 80.54 85.56

50 0.1660 0.1170 65.27 75.52 0.0870 0.0650 81.80 86.40 0.0480 0.0390 89.96 91.84

60 0.0930 0.0670 80.54 85.98 0.0640 0.0460 86.61 90.38 0.0420 0.0370 91.21 92.26

LC50 26.95 24.03 18.72 17.44 15.67 12.98

Rerata 25.49 ± 2.07 18.08 ± 0.90 14.33 ± 1.90

Page 33: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

25

lanjutan Lampiran 7

A. microcarpa Timor

Konsentrasi

(µg/mL)

ATM ATS ATT

Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Blangko 0.4510 0.4510 0.00 0.00 0.4510 0.4510 0.00 0.00 0.4510 0.4510 0.00 0.00

10 0.2360 0.2110 47.67 53.22 0.2870 0.2770 36.36 38.58 0.3490 0.3230 22.62 28.38

20 0.2340 0.1890 48.12 58.09 0.2640 0.2610 41.46 42.13 0.2570 0.2120 43.02 52.99

30 0.2110 0.1610 53.22 64.30 0.2090 0.1890 53.66 58.09 0.1460 0.1330 67.63 70.51

40 0.1380 0.0860 69.40 80.93 0.1940 0.1380 56.98 69.40 0.1370 0.0980 69.62 78.27

50 0.0760 0.0490 83.15 89.14 0.1810 0.0940 59.87 79.16 0.0900 0.0610 80.04 86.47

60 0.0740 0.0450 83.59 90.02 0.1190 0.0810 73.61 82.04 0.0820 0.0600 81.82 86.70

LC50 15.91 11.11 24.72 19.40 21.93 18.08

Rerata 13.51 ± 3.40 22.06 ± 3.76 20.00 ± 2.72

A. malaccensis kontrol

Konsentrasi

(µg/mL)

BKM BKS BKT

Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Blangko 0.4510 0.4510 0.00 0.00 0.4280 0.4280 0.00 0.00 0.4280 0.4280 0.00 0.00

10 0.4040 0.3500 10.42 22.39 0.3200 0.3200 25.23 25.23 0.2430 0.2370 43.22 44.63

20 0.3820 0.2990 15.30 33.70 0.2030 0.2030 52.57 52.57 0.1410 0.1170 67.06 72.66

30 0.2260 0.1850 49.89 58.98 0.1160 0.1130 72.90 73.60 0.0620 0.0610 85.51 85.75

40 0.2200 0.1380 51.22 69.40 0.0800 0.0770 81.31 82.01 0.0310 0.0310 92.76 92.76

50 0.1740 0.1150 61.42 74.50 0.0760 0.0680 82.24 84.11 0.0280 0.0310 93.46 92.76

60 0.1490 0.0660 66.96 85.37 0.0360 0.0370 91.59 91.36 0.0260 0.0270 93.93 93.69

LC50 37.21 24.42 18.53 18.38 11.26 10.13

Rerata 30.81 ± 9.04 18.45 ± 0.10 10.69 ± 0.80

Page 34: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

26

lanjutan Lampiran 7

A. malaccensis inokulasi

Konsentrasi

(µg/mL)

BIM BIS BIT

Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi Absorbans % inhibisi

Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Blangko 0.4510 0.4510 0.00 0.00 0.4280 0.4280 0.00 0.00 0.4510 0.4510 0.00 0.00

10 0.4150 0.3360 7.98 25.50 0.3510 0.3470 17.99 18.93 0.3390 0.3310 24.83 26.61

20 0.3380 0.2410 25.06 46.56 0.2600 0.2600 39.25 39.25 0.2970 0.2920 34.15 35.25

30 0.2600 0.1620 42.35 64.08 0.1840 0.1850 57.01 56.78 0.2260 0.2180 49.89 51.66

40 0.0950 0.0800 78.94 82.26 0.1390 0.1360 67.52 68.22 0.1930 0.1830 57.21 59.42

50 0.0590 0.0500 86.92 88.91 0.0710 0.0710 83.41 83.41 0.1110 0.0960 75.39 78.71

60 0.0440 0.0380 90.24 91.57 0.0510 0.0530 88.08 87.62 0.0520 0.0460 88.47 89.80

LC50 27.00 19.70 24.00 23.83 25.91 24.57

Rerata 23.35 ± 5.16 23.92 ± 0.12 25.24 ± 0.95

Standar kuersetin

Konsentrasi

(µg/mL)

Kuersetin

Absorbansi % inhibisi

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2

Blangko 0.4510 0.4510 - -

1 0.2880 0.2780 36.14 38.36

2 0.2790 0.2650 38.14 41.24

3 0.2440 0.2290 45.90 49.22

4 0.2190 0.1900 51.44 57.87

5 0.1730 0.1600 61.64 64.52

IC50 3.26 2.57

Rerata 2.91 ± 0.49

Page 35: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

27

Contoh perhitungan:

Standar kuersetin

%inhibisi = (absorbans blangko – absorbans standar)

absorbans blangko 100

= (0. 10 – 0.2 0)

0. 10 100

= 36.14%

Kurva hubungan %inhibisi dan ln konsentrasi standar kuersetin

Persamaan regresi linear: y = 14.8767x + 32.4074

IC50 diperoleh saat y = 50, oleh karena itu:

50 = 14.8767x + 32.4074

x = (50 – 32.4074) / 14.8767

= 1.1826

ln konsentrasi = 1.1826, maka nilai IC50 sebesar 3.2 μg/mL

= IC 0 (Ulangan 1 Ulangan 2)

n

=

= 2.91 μg/mL

s = √∑ | – | n

n-1 = √

∑ |3.2 – 2. 1|2 2 1

2-1 = 0.49

ulangan 1

y = 14.8767x + 32.4074

R² = 0.8293

ulangan 2

y = 16.215x + 34.718

R² = 0.8751

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

0 0.5 1 1.5 2

%in

hib

isi

ln konsentrasi

ulangan 1

ulangan 2

Page 36: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

28

Sampel AKM

%inhibisi = (absorbans blangko – absorbans sampel)

absorbans blangko 100

= (0.3 30 – 0.3000)

0.3 30 100

= 12.54%

Kurva hubungan %inhibisi dan ln konsentrasi sampel AKM

Persamaan regresi linear: y = 27.6274x – 56.0568

IC50 diperoleh saat y = 50, oleh karena itu:

50 = 27.6274x – 56.0568

x = (50 + 56.0568) / 27.6274

= 3.8388

ln konsentrasi = 3.8388, maka nilai IC50 sebesar . μg/mL

= IC 0 (Ulangan 1 Ulangan 2)

n

= . 30.

2 = 38.67 μg/mL

s = √∑ | - |

n

n-1 = √

∑ | . - 3 . |2 2

1

2-1 = 11.03

ulangan 1

y = 27.6274x - 56.0568

R² = 0.9392

ulangan 2

y = 34.8679x - 69.5894

R² = 0.9123

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

2 3 3 4 4 5

%in

hib

isi

ln konsentrasi

ulangan 1

ulangan 2

Page 37: TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN … · selaku pembimbing I dan Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing II, serta Bapak Dr Ir Maman Turjaman, DEA yang telah banyak

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, pada tanggal 9 Juni 1990 dari pasangan Engkus

Kusnadi dan Dedeh Warsih. Penulis merupakan anak pertama dari 2 bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SMAN 5 Bogor tahun 2008, kemudian

melanjutkan pendidikan di Departemen Kimia, IPB.

Selama kuliah, penulis berpartisipasi sebagai staf PKS Ikatan Mahasiswa Kimia

(Imasika) Institut Pertanian Bogor tahun 2009/2010. Penulis melakukan praktik

lapangan di PT Bayer Health Care Cimanggis Plant dengan judul laporan “Analisis

Tiamina Monofosfat Klorida Dihidrat sebagai Bahan Baku dalam Pembuatan

Tablet Suplemen” pada tahun 2011. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum

Kimia Tingkat Persiapan Bersama IPB tahun 2009–2012, asisten Praktikum Kimia

Organik Berbasis Kompetensi tahun ajaran 2010/2011, Kimia Pangan D3 Analisis

Kimia IPB tahun ajaran 2010/2012, Kimia Bahan Alam Alih Jenis Kimia tahun ajaran

2011/2012, Kimia Organik Layanan ITP/Biokimia tahun ajaran 2011/2012, serta

Kimia Organik D3 Analisis Kimia tahun ajaran 2011/2012.