toga flavi filo virus

FlaviviridaeTogaviridaeFiloviridae

Rina Purnama SariSIMIC 2013

ARBOVIRUS

Istilah untuk virus yang ditularkan oleh arthropoda, memiliki sifat fisik & kimia yang berbeda, tergolong dalam beberapa family virus.Arbovirus dan virus yang ditularkan oleh rodentia diklasifikasikan menjadi: Arenavirus, Bunyavirus, Filovirus, Flavivirus, Reovirus, dan Togavirus.

Infeksi Arbovirus Manusia

Semua jenis arbovirus diduga bersifat zoonotik, manusia hanya sebagai pejamu secara kebetulan dan tidak memiliki peran penting dalam siklus transmisi dan replikasi virus.Arbovirus banyak ditemukan di daerah tropis, tersebar pada distribusi geografik dan pola vektor tertentu.Contohnya: Venezuelen equine encephalitis, Japanese B encephalitis, Murray valley encephalitis, dll. (sesuai benua)Penyakitnya dibagi menjadi 3 sindrom klinis:1. Demam tipe tidak terdiferensiasi dengan/tanpa ruam makulopapular (jinak)2. Ensefalitis dgn angka kematian yang tinggi3. Demam berdarah yang berat dan fatal

Togaviridae&

Flaviviridae(ss-RNA, positif)


Jenis Asam Nukleat

Inter-mediet

JenismRNA

Contoh KETRERANGAN

Togavirus & Flavivirus

Termasuk virus RNA untai positif, dimana asam nukleat virus infeksius dan berkerja sebagai mRNA (secara langsung) tidak memiliki RNA-polimeraseRNA (+) membuat sebuah untai homolog (-) menggunakan RNA polimerase dependen-RNAnya, yang telah dibuat sebagai salah satu protein dini. Kemudian homolog (-) berfungsi sebagai cetakan untuk membuat lebih banyak RNA (+)

Togaviridae

(ss-RNA, positif)


Introduction: Togaviridae

Many arboviruses that are major human pathogens, called alphaviruses—as well as rubella virus—belong in this group.They have a lipid-containing envelope and are ether-sensitive, and their genome is single-stranded, positive-sense RNA, 9.7–11.8 kbThe enveloped virion measures 70 nm.The virus particles mature by budding from host cell membranes.

Klasifikasi dan Sifat Togavirus

FamiliTogaviridae memiliki 1 genus yaitu Alphavirus. Terdapat genus lain namun bukan arbovirus Rubivirus (virus Rubella), tidak memiliki vektor artropoda.Diameter = 70 nm, genom ssRNA, sense (+), ukuran 11kbMemiliki RNA yang infeksius, virus berselubung, bentuk sferis.Replikasi di sitoplasma, maturasi di membran nukleus, selubung mengandung 2 glikoproteinVektor: nyamuk & artropoda penghisap darahMemiliki kemampuan hemaglutinasi.

Replikasi Togavirus

RNA sense (+) transkripsi genom panjang poliprotein prekursor yang menyandi protein non-struktural (ex: replikase, transkriptase), sedangkan protein struktural dibentuk oleh subgemonik mRNA replikasi DNA virus maturasi virus2 baruReplikasi di sitoplasma, maturasi di membran nukleus.

Sifat Antigen Togavirus

Protein selubung (E) hemaglutinin virusMemiliki 7 struktur kompleks antigen/serogroup:- Western equine encephalitis- Eastersn equine encephalitis- Venezuelan equine encephalitis- Semliki forest- Nduma- Barmah forest

Patogenesis

Alphavirus:Transmisi melalui artropoda infeksi primer terjadi di sel mieloid, sel limfoid, atau endotel vaskular jika mampu melewati sawar darah otak infeksi sel saraf di otak multiplikasi encephalitis.Rubivirus/Rubella virus (tidak termasuk arbovirus):Infeksi melalui mukosa saluran napas replikasi di sel epitelial masuk ke KGB servikal viremia ruam campak Jerman

Manifestasi Klinis Ensephalitis Togavirus

Masa inkubasi = 4-21 hariNyeri kepala berat, demam menggigil, mual muntah, malaise.Dalam 24-48 jam pasien mengantuk stupor, bahkan menjadi kebingungan, tremor,kejang, koma.Sekuele : gangguan mental, perubahan kepribadian, paralisis, dll.

Diagnosis LabEnsephalitis Togavirus

Isolasi virusDeteksi langsung : deteksi antigen, PCRSerologi: tes HI (untuk identifikasi kelompok virus), ELISA (deteksi IgM)Kenaikan 4x antibodi spesifik diagnosis (sampel pertama sedini mungkin, sampel kedua setelah 2-3 minggu)Pertimbangkan reaktivasi silang dengan flavivirus

Epidemiologi Ensephalitis Togavirus

Nyamuk yang paling sering jadi vektor CulexEastern equine encephalitis ensephalitis arbovirus terberat, oleh nyamuk Culex tarsalisInfeksi jarang terjadi, pernah timbul sporadis di Amerika Serikat.Case-fatality rate sangat tinggi

Pengobatan Ensephalitis Togavirus

Tidak ada pengobatan spesifikPutus rantai transmisiVaksinasi

Manifestasi Klinis Rubella/Campak JermanMalaise, demam ringan, ruam morbiliformis (dari wajah meluas ke seluruh badan dan ekstremitas) HANYA 3 HARI (biasa disebut campak 3 hari)Sulit didiagnosisDapat terjadi atralgia dan artritisKomplikasi: Purpura trombositopenia, ensefalitis

Diagnosis LabRubella/Campak JermanIsolasi dan identifikasi virus asupan nasofaring (6 hari sebelum & setelah awitan ruam, di sel monyet/kelinci px imunofluoresensiSerologi Tes HI, ELISA

Epidemiologi Rubella/Campak JermanTerdistribusi di seluruh duniaPuncak insiden pada musim semiPenularan lewat jalan napas, tapi lebih tidak menular dibanding dengan campak (Rubeola)Dapat terjadi sindrom rubela kongenital dari maternal

Pengobatan Rubella/Campak JermanKarena ringan tidak memerlukan pengobatan spesifikIVIGVaksinasi antigen tunggal (diberikan bersamaan dengan vaksin campak dan gondong)

Flaviviridae

(ss-RNA, positif)


Introduction: Flaviviridae

Enveloped viruses, 40–60 nm in diameter , containing single-stranded, positive-sense RNA.Genome sizes vary from 9.5 kb (hepatitis C) to 11 kb (flaviviruses) to 12.5 kb (pestiviruses).Mature virions accumulate within cisternae of the endoplasmic reticulum.Most members are transmitted by blood-sucking arthropods. Hepatitis C virus has no known vector.

Klasifikasi dan Sifat Flavivirus

Genusnya flavivirus, awalnya termasuk dalam togavirus, tapi karena perbedaan organisasi genom virus, maka dipisahkan.Diameter 40-60 nm, ssRNA, sense (+), selubungnya mengandung 2 glikoprotein.Ditransmisikan oleh nyamuk, tungau, rodentia, kelelawarGenus lain dari Flaviviridae yang tidak tergolong dalam arbovirus adalah HCV/genus Hepacivirus (tidak memiliki vektor artropoda)

Replikasi Flavivirus

RNA sense (+) transkripsi genom panjang poliprotein prekursor yang menyandi protein non-struktural (ex: replikase, transkriptase), sedangkan protein struktural dibentuk oleh subgemonik mRNA replikasi DNA virus maturasi virus2 baruReplikasi di sitoplasma, maturasi di dalam RE.Karakteristik sel infektif proliferasi membran intraselular

Penyakit Terkait Flavivirus

Ensephalitis flavivirus sama seperti ensephalitis togavirus, Japanese B Encephalitis paling banyak di AsiaYellow fever oleh virus yellow fever(prototipe dari flavivirus)Dengue Breakbone feverHepatitis C bukan arbovirus, famili Flavivirus, genus hepacivirus

Patogenesis Yellow Fever Flavivirus

Transmisi oleh gigitan nyamuk di kulit multiplikasi di KGB viremia primer masuk sirkulasi ke hati, limpa, sumsum tulang sistemik viremia sekunder perubahan degeneratif ginjal (degenerasi lemak di sel tubulus), hepar (lesi nekrotik, PALING SERING! Di zona tengah lobus), limpa, KGB, jantung (miocardium).Dapat terjadi edema serebri dan petekia (perdarahan)

Manifestasi Klinis Yellow Fever Flavivirus

Masa inkubasi = 3-6 hariDemam, menggigil, nyeri kepala, pusing, mialgia, nyeri punggung mendadak, mual muntah, bradikardiNo sekuele, pasien bisa meninggal atau sembuh sempurna

Diagnosis Lab Yellow Fever Flavivirus

Isolasi virusDeteksi langsung : deteksi antigen, PCRSerologi: ELISA (deteksi IgM)

Epidemiologi Yellow Fever Flavivirus

Nyamuk yang paling sering jadi vektor Aedes AegyptiTidak pernah menyerang AsiaTerdapat 2 jenis:- Yellow Fever urban (person-person)- Yellow Fever hutan (monkey-monkey-person)

Pengobatan Yellow Fever Flavivirus

Tidak ada pengobatan spesifikPutus rantai transmisi, pemberantasan nyamukVaksinasi strain 17D, asibi (KI: bayi< 9 bulan, kehamilan, imunosupresi)

Patogenesis Dengue Flavivirus

Disebut pula BREAKBONE FEVERTransmisi oleh gigitan nyamuk di kulit multiplikasi di KGB viremia primer masuk sirkulasi ke hati, limpa, sumsum tulang sistemik viremia sekunder ruam, klinisBentuk berat: DBD/sindrom syok dengue, terutama pada anak

Manifestasi Klinis Dengue Flavivirus

Masa inkubasi = 2-7 hariDemam, menggigil, nyeri kepala, pusing, mialgia, nyeri generalisata, 3-5 hari awal demam tinggi, 5-6 turun, 5-8 naik lagi (saddleback)KHAS: mialgia dan nyeri tulang dalam (BREAKBONE FEVER)Ruam: makulopapular/morbiliformis deskuamasiSindrom berat akibat nonneutralizing enhances antibody infeksi sel MN inflamasi koagulasi intravaskular diseminata Sindrom syok dengue

Diagnosis Lab Dengue Flavivirus

Isolasi virus sulitDeteksi langsung : deteksi antigen, PCRSerologi: ELISA (deteksi IgM)

Epidemiologi Dengue Flavivirus

Nyamuk yang paling sering jadi vektor Aedes Aegypti (betina) tropis/musim panasDi musim dingin Aedes albopictusMenyebar di daerah tropis dan subtropis

Pengobatan Dengue Flavivirus

Tidak ada pengobatan spesifikPutus rantai transmisi, pemberantasan nyamukVaksinasi sulit dikembangkan! (Virusnya punya 4 serotipe)

Patogenesis Hepatitis C

Genus Hepacivirus Famili FlaviviridaeTransmisi multiplikasi di KGB viremia primer masuk sirkulasi ke hati, limpa, sumsum tulang sistemik nekrosis hepatik, hiperplasia sel kupffer, degenerasi sel hepar

Filovirus

(ss-RNA, negatif)


Filovirus

Termasuk virus RNA untai negatif, dengan menggunakan polimerase terkait virionnya dan genom RNA (-) sebagai cetakan, kemudian dibuat sebuah salinan homolog (+) yang digunakan sebagai mRNA. Memiliki RNA-polimerase

Introduction: Filoviridae

Enveloped, pleomorphic viruses that may appear very long and thread-like.They typically are 80 nm wide and about 1000 nm long.The genome is linear , negative-sense, single-stranded RNA, 19 kb in size.Genus Marburg and Ebola viruses, cause severe hemorrhagic fever in Africa.

Klasifikasi dan Sifat Filovirus

Berupa partikel pelomorfik, tampak sebagai filamen panjang, aneh.Terdapat 2 jenis virus: virus Marburg dan virus EbolaSangat virulen sehingga memerlukan biosafety tingkat 4 di laboratorium.Rusak dengan pemanasan 60o C selama 30 menit, radiasi UV, sinar gamma, pelarut lemak, disinfektan putih dan fenol.Virus Ebola ada 4 subtipe: Zaire, Sudan, Reston, Ivory coast

AFRICAN HEMORRHAGIC FEVERS (MARBURG & EBOLA VIRUSES)

Marburg and Ebola viruses are highly virulent in humans and nonhuman primates, with infections usually ending in death.The incubation period is 3–9 days for Marburg disease and 2–21 days for Ebola.They cause similar acute diseases characterized by fever , headache, sore throat, and muscle pain, followed by abdominal pain, vomiting, diarrhea, and rash, with both internal and external bleeding, often leading to shock and death.Filoviruses have a tropism for cells of the macrophage system, dendritic cells, interstitial fibroblasts, and endothelial cells. These viruses have the highest mortality rates (25–90%) of all the viral hemorrhagic fevers.


Filovirus infections appear to be immunosuppressive. Fatal cases often show impaired humoral immune responses.Filovirus antibodies appear as patients recover that are detectable by ELISA. Viral antigens in serum can be detected by ELISA, providing a rapid screening test of human samples.Reverse transcriptase-polymerase chain reaction can also be used on clinical specimens.


It is probable that Marburg and Ebola viruses have a reservoir host, perhaps a rodent or a bat, and become transmitted to humans only accidentally. Human infections are highly communicable to human contacts, generally by direct contact with blood or body fluids.Typically, outbreaks of Ebola virus infection are associated with the introduction of virus into the community by one infected person, followed by dissemination by person-to-person spread, often within medical facilities.


No control activities can be organized.The use of isolation facilities in hospital settings remains the most effective means of controlling Ebola disease outbreaks. Strict barrier nursing techniques should be implemented.Extreme care must be taken with infected blood, secretions, tissues, and wastes. There are no specific antiviral therapies available. Treatment is directed at maintaining renal function and electrolyte balance and combating hemorrhage and shock.There is no vaccine, but candidate vaccines are under development.

Thank’s

toga flavi filo virus

Documents