titrasi basa kuat oleh asam kuat

10
TITRASI BASA KUAT OLEH ASAM KUAT A. Pengertian Titrasi - Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar (konsentrasi) suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya -Titrasi asam basa merupakan analisis kuantitatif untuk menentukan molaritas larutan asam atau basa. Zat yang akan ditentukan molaritasnya dititrasi oleh larutan yang molaritasnya diketahui (larutan baku atau larutan standar) dengan tepat dan disertai penambahan indikator. Fungsi indikator di sini untuk mengetahui titik akhir titrasi. Jika indikator yang digunakan tepat, maka indikator tersebut akan berubah warnanya pada titik akhir titrasi.Titrasi asam basa merupakan metode penentuan molaritas asam dengan zat penitrasi larutan basa atau penentuan molaritas larutan basa dengan zat penitrasi larutan asam. Titik akhir titrasi (pada saat indikator berubah warna) diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa. - Indikator Adalah senyawa yang sensitif (berubah warna) pada saat analit habis atau pada saat titran berlebih - Larutan standar adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang secara akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah tertentu pelarut dalam labu ukur Syarat zat yang bisa dijadikan standart primer Harus 100% murni Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu dilakukan pemanasan, standart primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang. Mudah diperoleh Biasanya zat standart primer memiliki Masa molar (MR) yang besar hal ini untuk memperkecil kesalahan relative atau eror pada waktu proses penimbangan. Menimbang zat dalam jumlah besar memiliki kesalahan relative yang lebih kecil dibanding dengan menimbang zat dalam jumlah yang kecil. Zat tersebut juga harus memenuhi persyaratan teknik titrasi

Upload: lathifah-kurnia-nur-fitriyanakal

Post on 19-Feb-2016

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Titrasi Basa Kuat Oleh Asam Kuat

TITRASI BASA KUAT OLEH ASAM KUAT

A.   Pengertian Titrasi- Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar (konsentrasi) suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya-Titrasi asam basa merupakan analisis kuantitatif untuk menentukan molaritas larutan asam atau basa. Zat yang akan ditentukan molaritasnya dititrasi oleh larutan yang molaritasnya diketahui (larutan baku atau larutan standar) dengan tepat dan disertai penambahan indikator. Fungsi indikator di sini untuk mengetahui titik akhir titrasi. Jika indikator yang digunakan tepat, maka indikator tersebut akan berubah warnanya pada titik akhir titrasi.Titrasi asam basa merupakan metode penentuan molaritas asam dengan zat penitrasi larutan basa atau penentuan molaritas larutan basa dengan zat penitrasi larutan asam. Titik akhir titrasi (pada saat indikator berubah warna) diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa.

- Indikator Adalah senyawa yang sensitif (berubah warna) pada saat analit habis atau pada saat titran berlebih - Larutan standar adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang secara akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah tertentu pelarut dalam labu ukur Syarat zat yang bisa dijadikan standart primer

  Harus 100% murni   Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu

dilakukan pemanasan, standart primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang.

  Mudah diperoleh   Biasanya zat standart primer memiliki Masa molar (MR) yang besar hal ini

untuk memperkecil kesalahan relative atau eror pada waktu proses penimbangan. Menimbang zat dalam jumlah besar memiliki kesalahan relative yang lebih kecil dibanding dengan menimbang zat dalam jumlah yang kecil.

  Zat tersebut juga harus memenuhi persyaratan teknik titrasi larutan standart sekunder Adalah larutan dengan konsentrasi tertentu dan kemudian kita menitrasinya dengan larutan standart primer Contoh : NaOH  NaOH tidak bisa dipakai sebagai larutan standart primer disebabkan sifatnya yang higroskopis. Jadi NaOH menyerap uap air dari lingkungan disekitarnya Syarat-syarat titrasi

  Reaksi kimia antar analit dan titrant diketahui dengan pasti dan jelas produk-produk apa yang akan dihasilkan nantinya. Mana reaktan dan produk apa yang akan dihasilkan harus jelas dan pasti

  Reaksi harus berjalan dengan cepat

Page 2: Titrasi Basa Kuat Oleh Asam Kuat

  Harus ada sesuatu yang bisa menandakan atau mengindikasikan bahwa reaksi antara analit dengan titrant sudah equivalent secara stoikiometri, baik itu dengan perubahan warna, perubahan arus listrik, perubahan pH, dengan penambahan indicator atau apapun yang bisa digunakan untuk mengamati perubahan tersebut.

  Tidak ada hal lain yang mengganggu reaksi antara analit dengan titrant   Reaksi antara analit dengan titrant harus memiliki kesetimbangan jauh kearah

kanan (artinya kesetimbangannya mengarah kearah pembentukan produk) hal ini untuk memastikan secara kuantitatif reaksi bisa dihitung, dan memastikan titik akhir titrasi bisa diamati.

Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri jika larutan bakunya basa disebut alkalimetri.Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH

B.   Titrasi Basa kuat oleh Asam Kuat Larutan yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “analit” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “larutan standart atau titer” dan diletakkan di dalam buret.PERALATAN Buret

 Untuk tempat larutan standar, yang dipakai biasanya yang memiliki skala 50 mL, skala 0 terletak diatas dan 50 dibawah, sebelum dipakai ada baiknya

Page 3: Titrasi Basa Kuat Oleh Asam Kuat

buret dibersihkan dengan larutan K2Cr2O7, kemudian bilas dengan aquades. 

  ErlenmeyerTempat analit diletakkan, gunakan Erlenmeyer ukuran sedang 250 mL untuk proses titrasi sebab Erlenmeyer ukuran ini enak dipegang dang kita lebih leluasa untuk megocok Erlenmeyer.

  PipetAlat untuk mengambil indicator, ingat 1 pipet volumenya kira-kira 1 mL

  StatifAlat untuk meletakkan buret agar bisa berdiri tegak, sebelum meletakkan

Page 4: Titrasi Basa Kuat Oleh Asam Kuat

buret ke statis ada baiknya anda melapisi dengan kertas atau tisu agar pegangan statis tidak langsung kena dinding luar buret,

  Labu UkurDigunakan pada  untuk membuat larutan standar.            “ingat waktu menambahkan pelarut”

  Pipet UkurIngat untuk mengambil larutan analit dengan volume tertentu misalnya 10 mL, 20 mL

  Karet PenghisapAlat ini digunakan untuk menghisap larutan pada waktu kita mengambil larutan dengan menggunakan pipet ukur

  pH meter

Page 5: Titrasi Basa Kuat Oleh Asam Kuat

Langkah-langkah titrasi

1) Siapkan larutan yang akan ditentukan molaritasnya. Pipetlarutan tersebut ke dalam erlenmeyer dengan menggunakanpipet volume.2) Pilih indikator berdasarkan trayek pH dan perubahan warnaindikator untuk memudahkan pengamatan. Tambahkanbeberapa tetes pada larutan.3) Tambahkan zat penitrasi setetes demi setetes dengan selalumenggoyangkan erlenmeyer agar terjadi reaksi sempurna.4) Sesekali, pinggiran erlenmeyer dibilas agar zat yang bereaksitidak menempel di dinding erlenmeyer.5) Ketika mendekati titik ekuivalen, penambahan zat penitrasidilakukan dengan sangat hati-hati. Buka kran buret, peniteryang keluar jangan sampai menetes, tetapi ditempelkan padadinding erlenmeyer kemudian bilas dan goyangkan. Adabaiknya titrasi dilakukan sebanyak dua atau tiga kali (duploatau triplo). Apa zat penitrasi itu? Zat penitrasi adalah zatyang ditambahkan ketika kita melakukan titrasi.6) Hitung molaritas larutan, jika telah diketahui tidak usah.7)ukur pH dengan menggunakan cara manual, atau dengan alat ukur pH misalnya dengan pH meter-Cara perhitungan molaritas zat yang dititrasiTitrasi KOH dengan volume 500 mL oleh HCl 0,1 M dengan volume 500mLPenyelesaian:Persamaan reaksi

KOH(aq) + HCl (aq)                                          KCl (aq)+ H2O (l)n HCl= MxV = 0,1 Mx 500 mL = 50 mmoln KOH = koefisien KOH/koefisien HCl x n HCl = 1/1 x 50 mmol = 50 mmolM KOH= n/V = 50mmol/500mL= 0,1 MLangkah-langkah Titrasi Basa kuat oleh Asam kuatindikator metil merah dapat digunakan untuk menentukan titik akhir titrasipada reaksi penetralan basa kuat oleh asam kuat. Misalnya , titrasi KOH 0,1 M (basa kuat) oleh HCl 0,1 asam kuat. Data titrasi tersebut dapat anda pelajari pada tabel 7.3 berikut

Volume HCl 0.1 M (ml) pH0 13,0010 12,8320 12,6330 12,4040 12,0550 7.0060 2,0470 1,7880 1,64

Page 6: Titrasi Basa Kuat Oleh Asam Kuat

90 1,54100 1,48

-pembuktian pH pada tabel secara manualDik. V KOH = 50 mL       M KOH= 0.1 M       M HCl= 0,1 M      Contoh pada volume HCl= 0Dit. pH Peny.Persamaan reaksi

KOH(aq) + HCl (aq)                                          KCl (aq)+ H2O (l)Jumlah mmol KOH = MxV = 0,1 Mx 50mL = 5 mmolJumlah mmol HCl = MxV = 0,1 x 0 = O mmolYang bersisa adalah KOH karena jumlah mmolnya lebih besar.Jumlah mmol KOH sisa = 5-0 mmol = 5 mmol

            Berdasarkan pada tabel 7.3, diperoleh kurva plot pH larutan sebagai fungsi dari volume larutan penetrasi sbb:

Pada awalnya, dalam labu Erlenmeyer hanya terdapat 50 ml larutan KOH 0,1 M dan beberapa tetes indicator metal merah (trayek pH = 4,2-6,3). Konsentrasi KOH adalah 0,1 M , berarti pH = 13. Pada suasana basa, indicator metal merah berwarna kuning. Penambahan larutan asam( HCl 0,1M) akan menurunkan pH larutan. Titik ekivalen tercapai pada penambahan 50 ml HCl 0,1 M (pH=7). Pada keadaan ini, indicator metal merah belum berubah warna (masih kuning). Setelah itu, panambahan HCl menyebabkan nilai pH larutan turun sehingga indicator menjadi merah.

Page 7: Titrasi Basa Kuat Oleh Asam Kuat

Titrasi Asam Basa: Asam Kuat VS Basa Kuat

Titrasi asam basa melibatkan reaksi neutralisasi dimana asam akan bereaksi dengan basa dalam jumlah yang ekuivalen. Titran yang dipakai dalam titrasi asam basa selalu asam kuat atau basa kuat. Titik akhir titrasi mudah diketahui dengan membuat kurva titrasi yaitu plot antara pH larutan sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan.

Sebagai contoh titrasi asam kuat dan basa kuat adalah titrasi HCl dengan NaOH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

HCl   +  NaOH   ->   NaCl  + H2O

H+     +   OH-   ->  H2O

Reaksi umum yang terjadi pada titrasi asam basa dapat ditulis sesuai dengan reaksi kedua diatas. Ion H+ bereaksi dengan OH- membentuk H2O sehingga hasil akhir titrasi pada titik ekuivalen pH larutan adalah netral. Kurva titrasi antara 50 mL HCl 0,1 M dengan 50 mL NaOH 0,1 M dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini:

Kurva Titrasi 0,1 M HCl dengan 0,1 M NaOH

Pada awal sebelum titrasi berlangsung maka dalam Erlenmeyer hanya terdapat 0,1 M HCl shingga pH larutan adalah 1. Selanjutnya setelah proses titrasi berlangsung maka pH meningkat sedikit demi sedikit dikarenakan jumlah H+ yang semakin berkurang. Sebagai perbandingan saja jika 90% HCl telah bereaksi dengan NaOH maka konsentrasi H+ dalam larutan berkisar 5,3.10-3 M dan pHnya adalah 2,3, dan secara gradual pHnya akan meningkat sampai pada saat titik ekuivalen diperoleh. Pada titik ekuivalen maka pH larutan adalah sama dengan 7, dalam larutan hanya terdapat NaCl dan H2O.

Page 8: Titrasi Basa Kuat Oleh Asam Kuat

Penambahan NaOH selanjutnya akan membuat pH semakin meningkat dari konsentrasi 10-7 M untuk OH- hingga bisa mencapai 10-3 M  hanya dengan penambahan 5 mL NaOH saja.

Pada kurva titrasi diatas ditunjukkan 2 penggunaan indicator yaitu metil orange (MO) dan fenolthalein (PP). Untuk titrasi HCl dan NaOH diatas maka digunakan indicator pp disebabkan trayek pH indicator pp adalah 8,3 – 10 dimana trayek pH ini adalah dekat dengan pH titik ekuivalen titrasi HCl-NaOH yaitu pada pH 7. Pemilihan indicator yang baik adalah setidak-tidaknya antara -1 pH titik ekuivalen sampai dengan +1 pH titik ekuivalen. Indikator lain yang bisa dipakai adalah Bromothymol blue.

Jika kita pergunakan indicator MO maka titik akhir titrasi akan terjadi terlebih dahulu sebelum titik ekuivalen tercapai. Hal ini tentu saja akan membuat perhitungan analisa kita jauh dari akurat.

Bila yang dipergunakan sebagai titer adalah HCl maka kurva titrasinya adalah kebalikan dari kurva titrasi HCl-NaOH diatas