titrasi asam basa

23

Click here to load reader

Upload: dita-issriza

Post on 27-Jun-2015

15.940 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Titrasi asam basa

I. Judul Percobaan : Titrasi Asam Basa

II. Hari / Tanggal Percobaan : Kamis, 14 November 2013

III. Selesai Percobaan : Kamis, 14 November 2013

IV. Tujuan Percobaan :

1. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat

2. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH

V. Tinjauan Pustaka

Titrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. Dalam titrasi

ini, kita dapat menggunakan larutan standar asam dan larutan standar basa. Pada

prinsipnya, reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi yaitu :

Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion

hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan

konsep lain reaksi netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor

proton (asam) dengan penerima proton (basa).

Dalam menganalisis sampel yang bersiaft basa, maka kita dapat menggunakan

larutan standar asam, metode ini dikenal dengan istilah asidimetri. Sebaliknya jika

kita menentukan sampel yang bersifat asam, kita akan menggunkan lartan standar

basa dan dikenal dengan istilah alkalimetri.

Dalam melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat mengamati

perubahan pH, khususnya pada saat akan mencapai titik akhir titrasi, hal ini

dilakukan untuk mengurangi kesalahan dimana akan terjadi perubahan warna dari

indikator lihat Gambar 15.16.

Page 2: Titrasi asam basa

Gambar 15.16. Titrasi alkalimetri dengan larutan standar basa NaOH

Analit bersifat asam pH mula-mula rendah, penambahan basa menyebabkan

pH naik secara perlahan dan bertambah cepat ketika akan mencapai titik ekuivalen

(pH=7). Penambahan selanjutnya menyebakan larutan kelebihan basa sehingga

pH terus meningkat. Dari Gambar 15.16, juga diperoleh informasi indikator yang

tepat untuk digunakan dalam titrasi ini dengan kisaran pH pH 7 – 10 (Tabel 15.2).

Tabel 15.2. Indikator dan perubahan warnanya pada pH tertentu

Pamanfaatan teknik ini cukup luas, untuk alkalimetri telah dipergunakan untuk

menentukan kadar asam sitrat. Titrasi dilakukan dengan melarutkan sampel sekitar

300 mg kedalam 100 ml air. Titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0.1 N

Page 3: Titrasi asam basa

dengan menggunakan indikator phenolftalein. Titik akhir titrasi diketahui dari

larutan tidak berwarna berubah menjadi merah muda. Selain itu alkalimetri juga

dipergunakan untuk menganalisis asam salisilat, proses titrasi dilakukan dengan

cara melarutkan 250 mg sampel kedalam 15 ml etanol 95% dan tambahkan 20 ml

air. Titrasi dengan NaOH 0.1 N menggunakan indikator phenolftalein, hingga

larutan berubah menjadi merah muda.

Titrasi adalah reaksi yang dilakukan dengan cara menambahkan satu larutan

ke larutan lain dengan sangat terkendali. Tujuannya adalah untuk menghentikan

titrasi pada titik ketika kedua reaktan telah bereaksi sempurna, suatu kondisi yang

disebut titik ekivalen titrasi. Kunci pada setiap titrasi pada titik ekivalen kedua

reaktan yang telah bergabung dalam proporsi stoikiometrik; keduanya terpakai

tanpa ada yang berlebih. Titrasi asam basa didasrkan atas reaksi netralisasi asam

dengan basa.

Larutan salah satu reaktan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer kecil.

Reaktan lain, juga dalam bentuk larutan yang disebut titran, ditempatkan dalam

buret, suatu tabung panjang bertera yang dilengkapi klep sumbat. Larutan kedua

perlahan-lahan ditambahkan ke larutan pertama dengan mengatur sumbat. Ketika

sedikit zat yang ditambahkan pada campuran reaksi akan berubah warna pada atau

di dekat titik ekivalen, zat ini disebut indikator.

Salah satu prinsip penggunaan indikator asam-basa pada titrasi adalah untuk

menentukan titik ekivalen. Jika perubahan warna indikator terjadi pada titik

ekivalen, titik akhir titrasi, yaitu titik dimana terlihat perubahan warna terjadi pH

yang sama dengan titik ekivalen. Indikator umumnya adlah suatu asam atau basa

organik lemah yang akan berubah warnanya pada harga-harga daerah pH tertentu.

Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen dan kesalahannya

disebut dengan kesalahan titrasi. Kesalahan titrasi dapat diperkecil dengan cara

memilih indikator yang setepat mungkin. Indikator phenolptalein daerah pH

dimana terjadi perubahan warna dari 8,2 – 10,0 dari tak berwarna menjadi warna

merah muda.

Prinsip Titrasi Asam basa

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran.

Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan

dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.

Page 4: Titrasi asam basa

Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan

ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrat dan titer tepat habis bereaksi).

Keadaan ini disebut sebagai “titik ekivalen”.

Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita

mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan

menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa

menghitung kadar titran.

Cara Mengetahui Titik Ekivalen

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekivalen pada titrasi asam basa.

1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan,

kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh

kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekivalen”.

2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum

proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen

terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.

Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak

diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.

Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perbahan

warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit

mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.

Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih

sedekat mungkin dengan titik ekivalen, hal ini dapat dilakukan dengan memilih

indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.

Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna

indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.

Page 5: Titrasi asam basa

Rumus Umum Titrasi

Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-

ekuivalen basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:

mol−ekuivalen asam=mol−ekuivalen basa

Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume

maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:

N .V asam=N .V basa

Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah

ion H+ pada asam atau jumlah ion OH– pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

n . M . V asam=n . M .V basa

keterangan :

N = Normalitas

V = Volume

M = Molaritas

n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH– (pada basa)

Data titrasi dapat digunakan untuk menentukan molaritas larutan yang dinamakan

standardisasi larutan. M 1 . V 1=M 2 .V 2

VI. Cara Kerja

1. Alat dan Bahan

Statif dan klem

Buret

Labu Erlenmeyer 250 ml

Corong

Pipet tetes

Gelas kimia 100 ml

Gelas ukur

Page 6: Titrasi asam basa

Larutan NaOH

- Buret dibilas dengan aquades-Dimasukkan kedalam buret sampai melebihi skala nol -Larutan diturunkan tepat skala nol -Sisa larutan didinding buret dibersikan dengan kertas saring

NaOH

10 mL larutan C2H2O4 0,1 M

Dimasukkan dalam labu erlenmeyer dengan gelas ukurDitambahkan 4 tetes indikator phenolptalein

C2H2O 4 + phenolptalein

Larutan berwarna merah muda

Diteteskan NaOH

volume NaOH

Dicatat

Konsentrasi NaOH

Diulang 3 kali

Mortar dan alu

Kertas saring

NaOH

C2H2O4 0,1 N

HCl

Phenolptalein

Ekstrak tumbuhan rhoeo discolor

2. Alur percobaan

1. Penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan C2H2O4

Page 7: Titrasi asam basa

10 mL HCL

Dimasukkan kedalam labu erlenmeyer Ditambahkan 2 tetes ekstrak tumbuhan rho discolor Ditetesi NaOH yang telah diketahui konsentrasinya dari buret - Dicatat volume NaOH yang dibutuhkan

Larutan menjadi warna kuning kehijauan

Konsentrasi HCL

- Diulang 3 kali

2. Penentuan konsentrasi HCL dengan larutan NaOH

3. Penentuan HCL dengan ekstrak tumbuhan.

10 mL HCL

Dimasukkan kedalaam labu erlenmayerDitambahkan 2 tetes phenolptaleinDitetesi NaOH yang telah diketahui kensentrasinya dari buretLarutan berwarna

merah muda-Dicatat volume NaOH yang dibutuhkan Konsentrasi HCL

- Diulang 3 kali

Page 8: Titrasi asam basa

VIII. Analisis Data

Percobaan pertama

Dalam percobaan ini warna larutan C2H2O4 mula- mula adalah bening, dan juga

setelah ditambah 2 tetes phenolptalin adalah bening, tetapi setelah ditambah

NaOH warna larutan menjadi merah muda. Dalam 3 kali replikasi jumlah NaOH

yang diperlukan agar larutan berwarna merah muda tetap yaitu 10,0 mL. dengan

menggunakan rumus N1 V1 = N2 V2 kami memperoleh nilai N NaOH adalah

0,096 N

Reaksi kimianya adalah :

C2H2O4 (aq) + NaOH (aq) → Na2C2O4 (aq) + 2H2O(l)

Percobaan kedua

Dalam percobaan ini warna larutan HCl mula – mula berwarna bening, dan juga

setelah ditambah dengan 2 tetes phenolptalin warnanya tetap bening, tetapi setelah

NaOH lama kelamaan warna larutan adalah merah muda. Titik akhir titrasi adalah

berada pada volume 8.33 mL. . dengan menggunakan rumus N1 V1 = N2 V2 kami

memperoleh nilai rata-rata N HCl adalah 0,08 N. Reaksi kimianya adalah :

HCl(aq)+NaOH(aq)→ NaCl(aq)+H2O(l)

Percobaan ketiga

Page 9: Titrasi asam basa

Dalam percobaan ini warna larutan HCl mula – mula berwarna bening, dan

setelah ditambah dengan 2 tetes ekstrak tumbuhan rhoeo discolor warnanya

berubah menjadi kuning kehijauan , dan setelah ditambah NaOH lama kelamaan

warna larutan akan berubah menjadi kuning pudar. Volume NaOH yang

diperlukan agar larutan berubah warna menjadi kuning adalah 12,67 mL. . Dengan

menggunakan rumus N1 V1 = N2 V2 kami memperoleh nilai rata-rata N HCl adalah

0,12 N. Reaksi kimianya adalah :

HCl(aq)+NaOH(aq)→ NaCl(aq)+H2O(l)

IX. Pembahasan

Pada percobaan titrasi asam basa yang telah dilakukan, telah diperoleh data

seperti diatas. Pada percobaan titrasi asam basa yang pertama antara larutan asam

oksalat (C2H2O4) yang diletakkan di dalam tabung Erlenmeyer dan telah ditetesi 2

tetes indikator phenolptalein (PP) yang memiliki trayek PH 8,3 ─10,0 dengan

larutan NaOH yang ada di dalam buret. Pada saat pencampuran dilakukan dengan

cara meneteskan tetes demi tetes larutan NaOH yang belum diketahui

konsentrasinya ke dalam larutan asam oksalat (C2H2O4) di tabung Erlenmeyer

yang telah ditetesi indikator phenolptalein (PP), terjadi perubahan warna dari tak

berwarna (jernih) menjadi berwarna pink (merah muda) yang menunjukkan bahwa

larutan C2H2O4 telah bereaksi dengan NaOH dan menghasilkan senyawa

(COONa)2(aq) dengan pH netral berdasarkan reaksi :

C2H2O4(aq)+ 2NaOH(aq) → Na2C2O4 (aq) + 2H2O(l)

Pada percobaan selanjutnya yang melibatkan larutan NaOH yang ada di dalam

buret dengan larutan HCl X molar yang ada di dalam tabung Erlenmeyer yang

telah ditetesi indikator phenolptalein (PP), terjadi perubahan warna yang sama

yaitu dari larutan tak berwarna (jernih) menjadi berwarna merah muda. Hal ini

terjadi karena pada saat diteteskan larutan NaOH dari dalam buret kedalam tabung

Erlenmeyer dengan isi larutan HCl, terjadi reaksi antara keduanya hingga terbentuk

larutan dengan PH netral yang ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna.

Persamaan reaksi yang terjadi adalah :

HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

Sedangkan pada percobaan yang ketiga, melibatkan larutan yang sama seperti

pada percobaan kedua yaitu larutan NaOH dengan HCl yang telah diketahui

Page 10: Titrasi asam basa

konsentrasinya, tetapi pada percobaan ketiga ini, digunakan indikator ekstrak

tumbuhan yaitu ekstrak kol ungu. Pada saat dilakukan titrasi dengan meneteskan

NaOH tetes demi tetes kedalam larutan HCl yang ada dalam tabung Erlenmeyer,

terjadi perubahan warna dari berwarna kuning kehijauan karena ditetesi ekstrak

rhoeo discolor, menjadi berwarna hijau. Hal ini dikarenakan telah terjadi reaksi

antara larutan NaOH dan larutan HCl sehingga PH larutan berubah menjadi netral

yang ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna diatas. Persamaan reaksinya

adalah :

HCl(aq)+NaOH(aq)→ NaCl(aq)+H2O(l)

1. Penentuan konsentrasi NaOH dengan Larutan C2H2O4

1. N1 . V1 = N2 . V2

0,1 . 10 = N2 . 9.8

N2 = 1

9,8

= 0,10 N

= 0,10

1 = 0,10 M

2. N1 . V1 = N2 . V2

0,1 . 10 = N2 . 10

N2 = 1

10

= 0,10 N

= 0,10

1 = 0,10 M

3. N1 . V1 = N2 . V2

0,1 . 10 = N2 . 10,2

N2 = 1

10,2

= 0,098 N

= 0,098

1 = 0,098 M

V NaOH = V ₁+V ₂+V ₃

3 = 9,8+10,0+10,2

3 = 30,0

3 = 10,0mL

Page 11: Titrasi asam basa

M NaOH = M ₁+M ₂+M ₃

3 = 0.10+0,10+0,98

3 = 0,298

3 = 0 ,096 M

2. Penentuan konsentrasi HCL dengan larutan NaOH menggunakan indikator pp

(phenolptalein)

1. N1 . V1 = N2 . V2

0,096 . 8,2 = N2 . 10

N2 = 0,7910

= 0,079 N

= 0,079

1 = 0,079 M

2. N1 . V1 = N2 . V2

0,096 . 8,4 = N2 . 10

N2 = 0,8110

= 0,081 N

= 0,098

1 = 0,081 M

3. N1 . V1 = N2 . V2

0,096 . 8,4 = N2 . 10

N2 = 0,8110

= 0,081 N

= 0,098

1 = 0,081 M

V NaOH = V ₁+V ₂+V ₃

3 = 8,2+8,4+8,4

3 = 25,0

3 = 8,33mL

MNaOH = M ₁+M ₂+M ₃

3 = 0,079+0,081+0,081

3 = 0,241

3 = 0 ,08 M

3. Penentuan konsentrasi HCL dengan larutan NaOH menggunakan indikator

ekstrak tumbuhan (daun rhoeo discolor)

1. N1 . V1 = N2 . V2

0,096 . 13,4 = N2 . 10

Page 12: Titrasi asam basa

N2 = 1,2910

= 0,13 N

= 0,13

1 = 0,13 M

2. N1 . V1 = N2 . V2

0,096 . 13,4 = N2 . 10

N2 = 1,2610

= 0,13 N

= 0,13

1 = 0,13 M

3. N1 . V1 = N2 . V2

0,096 . 11,5 = N2 . 10

N2 = 1,1010

= 0,11 N

= 0,11

1 = 0,11 M

V NaOH = V ₁+V ₂+V ₃

3 = 13,4+13,1+11,5

3 = 38,0

3 = 12,67 mL

M NaOH = M ₁+M ₂+M ₃

3 = 0,13+0,13+0,11

3 = 0,37

3 =0,12 M

X. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan titrasi asam-basa yang kami lakukan, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Konsentrasi NaOH sebesar 0,096 M, dengan perubahan warna dari yang tidak

berwarna menjadi warna merah muda pada asam oksalat (C2H2O4).(indikator

Phenolphtalein)

2NaOH + C2H2O4 → Na2C2O4 + H2O

2. Konsentrasi HCl sebesar 0,08 M, dengan perubahan warna dari yang tidak

berwarna menjadi warna merah muda. (indikator Phenolphtalein).

Page 13: Titrasi asam basa

NaOH + HCl → NaCl + H2O

3. Konsentrasi HCl sebesar 0,12 M, dengan perubahan warna dari warna merah

muda menjadi warna hijau. (indikator ekstrak rhoeo discolor).

NaOH + HCl → NaCl + H2O

XI. Jawaban Pertanyaan

1. Mengapa pada titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat dengan menggunakan

indikator phenolptalein?

Karena phenolptalein itu tergolong asam lemah dalam keadaan tidak

terionisasi, tetapi jika dalam lingkungan basa phenolptalein akan terionisasi

lebih banyak dan akan memberikan warna yang terang dan perubahan

warnanya lebih mudah untuk diamati.

2. Apa perbedaan titik ekivalen dengan titik akhir?

Titik ekivalen adalah jumlah NaOH yang tepat bereaksi dengan C2H2O4 dan

HCl. Seharusnya angka inilah yang dihitung, tetapi dengan tidak adanya

indikator yang bisa menunjukkan kejadian ini maka tidak dapat ditentukan

harganya. Kecuali dengan menggunakan metode potensiometri.

Titik akhir adalah titik dimana indikator berubah warna,perubahan ini terjadi

akibat adanya NaOH berlebih dalam campuran. Kelebihan ini tidak boleh

terlalu banyak, bahkan harus sangat sedikit.

3. Pada larutan di atas mana yang berfungsi sebagai larutan baku primer, larutan baku

sekunder dan larutan baku tersier?

Yang termasuk larutan baku primer adalah larutan asam oksalat (C2H2O4)

Yang termasuk larutan baku sekunder adalah larutan NaOH dan larutan HCl

Yang termasuk larutan baku tersier adalah larutan indikator extra kol ungu dan

larutan phenolptalein.

4. Dapatkah daun rhoeo discolor pada praktikum ini dijadikan sebagai indikator ?

Daun tersebut dapat dijadikan indikator tetapi harus dicampur ke dalam alkohol, maka

akan diperoleh larutan dengan warna kuning kemerahan. Dalam suasana asam

warnanya berubah menjadi merah muda (pink) dan dalam suasana basa berubah

menjadi hijau. Dengan demikian larutan daun rhoeo discolor juga dapat digunakan

sebagai indikator alami.

Page 14: Titrasi asam basa

Mengetahui,

Dosen/Asisten Pembimbing

(……………………………….……)

Praktikan,

(……………………………….……)

Dalam percobaan yang kami lakukan hasilnya sangat berbada jauh dikarenakan tidak

adanya pencapuran antara ekstrak tumbuhan dengan alkohol melainkan menggunakan

aquades.

XII. Daftar Pustaka

Tim Kimia Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Kimia Umum. Surabaya : Unipress.

Halaman 45-49

Petrucci, Harwood, Herring, Madura. 2011. Kimia Dasar, Prinsip-prinsip dan

Aplikasi Modern, Jilid I, Edisi Kesembilan. Jakarta : Erlangga. Halaman 308-310

Brady, James E. 2011. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid 2. Edisi Kelima.

Tangerang : Binarupa Aksara. Halaman 178

Indikator asam basa journal. http://www.gobookee.org/indikator-asam-basa-

journal/. Diunduh tanggal 20 November 2013. Pukul 14:45

Surabaya,.……..……………….

Page 15: Titrasi asam basa

LAMPIRAN

Perubahan setelah percobaan ke3

Hasil percobaan pertama

Perubahan setelah percobaan ke-2

Sebelum percobaan ke 3

Page 16: Titrasi asam basa