tinjauan yuridis urgensi menghadirkan saksi …/tinjauan... · persidangan. metode penelitian yang...

72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI VERBALISM DAN RELASINYA DENGAN PERWUJUDAN HAK-HAK TERDAKWA DALAM PEMERIKSAAN PERKARA MENGGUNAKAN SURAT PALSU DI PERSIDANGAN (Studi Kasus dalam Putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor : 2135/Pid/B/2010/PN.BKS) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1 Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh FENDI NUGROHO NIM. E0009136 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: lydien

Post on 14-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI VERBALISM

DAN RELASINYA DENGAN PERWUJUDAN HAK-HAK TERDAKWA

DALAM PEMERIKSAAN PERKARA MENGGUNAKAN SURAT PALSU

DI PERSIDANGAN

(Studi Kasus dalam Putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor :

2135/Pid/B/2010/PN.BKS)

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1

Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh

FENDI NUGROHO

NIM. E0009136

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013

Page 2: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Fendi Nugroho. E0009136. 2012. TINJAUAN YURIDIS URGENSI

MENGHADIRKAN SAKSI VERBALISM DAN RELASINYA DENGAN

PERWUJUDAN HAK-HAK TERDAKWA DALAM PEMERIKSAAN

PERKARA MENGGUNAKAN SURAT PALSU DI PERSIDANGAN (Studi

Kasus dalam Putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor :

2135/Pid/B/2010/PN.BKS). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui urgensi menghadirkan saksi

verbalism dalam persidangan surat palsu (pemalsuan) di Pengadilan dan juga

untuk mengetahui relasi antara menghadirkan saksi verbalism dengan perwujudan

hak-hak terdakwa dalam pemeriksaan perkara menggunakan surat palsu di

persidangan.

Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal.

Sumber bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer dan bahan

hukum sekunder, dengan teknik analisis bahan hukum menggunakan metode

silogisme dan interpretasi dengan menggunakan pola berpikir deduktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa urgensi

menghadirkan saksi verbalism dilakukan untuk konfrontir terhadap keterangan

terdakwa yang dinyatakan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang telah

ditandatangani terdakwa. Selain itu Majelis hakim juga telah mempertimbangkan

hak terdakwa tersebut dengan menghadirkan saksi verbalism ke dalam

persidangan untuk dilakukan konfrontasi terhadap pernyataan terdakwa dan juga

saksi verbalism sebagai penyidik kepolisian yang membuat Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) terdakwa.

Kata Kunci : saksi verbalism, perwujudan hak terdakwa, urgensi

menghadrikan saksi.

Page 6: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Fendi Nugroho, E0009136. 2012. A JURIDICAL REVIEW ON THE

URGENCY OF PRESENTING VERBALISM WITNESS AND ITS

RELATION TO THE REALIZATION OF THE DEFENDANT’S RIGHT IN

EXAMINING THE COUNTERFEIT DOCUMENT USE CASE IN THE

TRIAL (A Case Study on the Bekasi First Instance Court’s Verdict Number:

2135/Pid/B/2010/PN.BKS). Faculty of Law of Surakarta Sebelas Maret

University.

This research method aimed to find the urgency of presenting verbalism

witness in document falsification trial in the court and to find out the relation of

presenting verbalism witness to the realization of the defendant’s right in

examining the counterfeit document use case in the trial.

This study was a doctrinal law research. The law material source used

included primary and secondary law materials, while the technique of law

material data used was syllogism and interpretation method with deductive

thinking pattern.

Considering the result of research, it could be concluded that the urgency

of presenting verbalism witness, the confrontation was conducted on the

information of the defendant stated in Examination Procedure Document (BAP)

that had been signed by the defendant. In addition, the Chamber of Judges had

taken into account the defendant’s rights by presenting the verbalism witness into

trial to be confronted to the defendant’s right and the verbalism witness as the

police investigator who made the Examination Procedure Document (BAP) of the

defendant.

Keywords: verbalism witness, the realization of the defendant’s right, urgency of

presenting the witness.

Page 7: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Anda bisa sukses sekalipun tak ada orang yang percaya anda bisa. Tapi anda tak

pernah akan sukses jika tidak percaya pada diri sendiri.

William JH Boetcheker

Suatu pekerjaan yang paling tak kunjung bisa diselesaikan adalah pekerjaan yang

tak kunjung pernah dimulai.

JRR Tolkien

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi

hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis

sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.

Mahatma Gandhi

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau

kita telah berhasil melakukannya dengan baik.

Evelyn Underhill

Hal positif yang kita lakukan pada hari ini akan membawa kita ke dalam kebaikan

di hari esok.

Penulis

Page 8: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini Penulis persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu

memberikan kasih dan karunia kepada

umatnya.

2. Papa dan Mama tercinta, Papa Titono

dan Mama Anik Indarsi

3. Kakak dan Adikku, Kakak Anton

Sudibyo, S.E. dan Adik Venna Melinda

4. Teman-teman Angkatan 2009 dan

sahabat-sahabat serta teman

seperjuanganku di Fakultas Hukum

UNS.

Page 9: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Hukum (Skripsi) yang berjudul

TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI VERBALISM

DAN RELASINYA DENGAN PERWUJUDAN HAK-HAK TERDAKWA

DALAM PEMERIKSAAN PERKARA MENGGUNAKAN SURAT PALSU

DI PERSIDANGAN (Studi Kasus dalam Putusan Pengadilan Negeri Bekasi

Nomor : 2135/Pid/B/2010/PN.BKS)

Dalam penyusunan penulisan hukum ini, penulis menyadari bahwa untuk

terselesaikannya penulisan hukum ini, banyak pihak-pihak yang telah

memberikan bantuan yang berupa bimbingan, saran-saran, nasihat-nasihat,

fasilitas, serta dukungan moril maupun materiil. Oleh karena itu dalam

kesempatan yang baik ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut :

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas

Hukum UNS, yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada

penulis untuk mengembangkan ilmu hukum dalam menyelesaikan

penulisan hukum ini.

2. Bapak Harjono, S.H.,M.H. selaku pembimbing akademik yang telah

banyak memberikan penulis dorongan baik secara moral maupun

materiil sejak awal masuk fakultas hukum sampai dengan akhir

penlisan hukum skripsi.

3. Bapak Edy Herdyanto, S.H.,M.H. selaku Ketua Bagian Hukum

Acara dan dosen pembimbing penulisan skripsi yang banyak

membantu dalam penulisan hukum ini.

4. Bapak Muhammad Rustamaji, S.H.,M.H selaku dosen pembimbing

penulisan skripsi, yang telah memberikan waktu dan ide,

memberikan arahan dan memberi motivasi dalam penyusunan

skripsi.

Page 10: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan

ilmu pengetahuannya kepada penulis sehingga dapat dijadikan bekal

dalam penulisan hukum ini.

6. Bapak dan Ibu staf karyawan kampus Fakultas Hukum UNS yang

telah membantu dan berperan dalam kelancaran kegiatan proses

belajar mengajar dan segala kegiatan mahasiswa di Fakultas Hukum

UNS.

7. Papa dan Mama tercinta, Papa Titono dan Mama Anik Indarsi yang

tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, semangat dan

mendoakan penulis, hingga akhirnya dapat menyelesaikan penulisan

hukum ini. Tiada kata selain ucapan terima kasih dan semoga ananda

dapat memenuhi harapan kalian untuk dapat mengejar cita-cita demi

masa depan.

8. Kakakku Anton Sudibyo, S.E. dan Adikku Venna Melinda yang

selalu memberi semangat, dukungan, dan nasehat demi kelancaran

penulisan hukum ini.

9. Sahabat-sahabatku di Fakultas Hukum UNS Widar, Mas

Pradha,S.H., Mas Danan,S.H., Mas Gunawan,S.H., Mas Bibianus

Hengky,S.H. Mia, Alves, Agil, Dhany, Derry, Yazid, Heppy, Erika

dan sahabat-sahabat yang lain, terima kasih atas kebersamaan selama

kuliah ini, maaf sudah banyak merepotkan kalian.

10. Teman-teman di Fakultas Hukum angkatan 2009, Teman-teman

senasib seperjuangan dalam mengerjakan penulisan hukum, terima

kasih atas segala informasi yang dapat mendukung dan membantu

penulis.

11. Teman-teman Keluarga Mahasiswa Katholik Fakultas Hukum UNS,

Gunawan, Dira, Greg, Ius, Togar, Brian, Bimo, Ino, Wisnu, Logika,

Niko, Dewa, Nela, Fransisca, Damai, Momon, Veve, Dek Gita, J

Bayu. Terima kasih atas kebersamaan selama di Fakultas Hukum

UNS ini. Jaga selalu kebersamaan dan kekompakan di dalam KMK.

KMK SLAMET!

Page 11: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

12. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini banyak terdapat

kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan guna perbaikan serta kesempurnaan

Skripsi ini. Akhirnya Penulis berharap semoga hasil Penulisan Hukum

(Skripsi) ini dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak yang

berkepentingan.

Surakarta, 11 Februari 2013

Penulis

Fendi Nugroho

NIM. E.0009136

Page 12: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR SKEMA ........................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 7

E. Metode Penelitian............................................................... 8

F. Sistematika Penulisan Hukum ........................................... 12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori................................................................... 14

1. Tinjauan Umum Tentang Saksi Verbalism .................. 14

2. Tinjauan Umum Tentang Hak-Hak Terdakwa ............. 23

3. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana

Pemalsuan Surat ........................................................... 26

B. Kerangka Pemikiran ........................................................... 28

Page 13: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 30

A. Hasil Penelitian .................................................................. 30

1. Deskripsi Kasus ............................................................ 30

2. Identitas Terdakwa ....................................................... 32

3. Dakwaan ....................................................................... 32

4. Tuntutan ....................................................................... 35

5. Alat Bukti ..................................................................... 36

6. Putusan Hakim ............................................................. 40

B. Pembahasan ........................................................................ 42

1. Urgensi Menghadirkan Saksi Verbalism

dalam Pemeriksaan Perkara Menggunakan

Surat Palsu di Persidangan Pengadilan Negeri

Bekasi Pada Kasus Nomor :

2135/Pid/B/2010/PN.BKS ........................................... 44

2. Relasi Antara Penghadiran Saksi Verbalism

Dengan Perwujudan Hak-Hak Terdakwa

Dalam Pemeriksaan Perkara Menggunakan

Surat Palsu di Persidangan Pada Kasus Nomor :

2135/Pid/B/2010/PN.BKS ........................................... 48

BAB IV. PENUTUP ........................................................................................ 56

A. Simpulan ............................................................................ 56

B. Saran ................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skematik Kerangka Pemikiran ....................................................... 28

Gambar 2. Skematik Pembahasan ke Satu ....................................................... 45

Gambar 3. Skematik Pembahasan ke Dua ....................................................... 49

Page 15: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem Peradilan Pidana yang digariskan Undang-Undang No 8 Tahun

1981 tentang Hukum Acara Pidana merupakan “sistem terpadu” (Integrated

Criminal Justice System). Sistem terpadu tersebut diletakkan di atas landasan

prinsip “deferensiasi fungsional” di antara aparat penegak hukum sesuai dengan

“tahap proses kewenangan” yang diberikan undang-undang kepada masing-

masing (Yahya Harahap, 2010: 90).

Kegiatan pembuktian dalam hukum acara pidana pada dasarnya

diharapkan untuk memperoleh kebenaran, yakni dalam batasan-batasan yuridis

bukan dalam batasan-batasan mutlak, karena kebenaran yang mutlak sukar

diperoleh. Pada posisi inilah hukum acara pidana memegang peranan penting

untuk terwujudnya penegakan hukum pidana materiil. Pembuktian dalam hukum

acara pidana dapat diartikan sebagai suatu upaya mendapatkan keterangan-

keterangan melalui alat-alat bukti dan barang bukti guna memperoleh suatu

keyakinan atas benar tidaknya perbuatan pidana yang didakwakan serta dapat

mengetahui ada tidaknya kesalahan pada diri terdakwa (Rusli Muhammad, 2007:

185).

Saksi dalam perkara pidana merupakan alat bukti yang paling utama. boleh

dikatakan, tidak ada perkara pidana yang terlepas dari pembuktian menggunakan

keterangan saksi. Hampir semua perkara pidana bersandar pada pemeriksaan

keterangan saksi. Setidaknya disamping pembuktian dengan alat bukti yang lain,

masih selalu diperlukan pembuktian dengan keterangan saksi. Terlepas dari

keterangan saksi, dalam prakteknya saksi yang dihadirkan adalah saksi yang

meringankan terdakwa a de charge atau saksi yang memberatkan terdakwa a

charge, acapkali saksi yang diperiksa dalam persidangan tersebut adalah saksi

yang secara langsung melihat, mendengar dan mengalami suatu kejadian yang

Page 16: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

terjadi dan dipersidangkan termasuk juga saksi yang menjadi korban (saksi

korban).

Tentu sebelumnya harus diingat bahwa untuk membuktikan kesalahan

yang dilakukan terdakwa harus dibuktikan dengan alat bukti sebagaimana terdapat

dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP yaitu :

a. Keterangan saksi;

b. Keterangan ahli;

c. Surat;

d. Petunjuk;

e. Keterangan terdakwa.

Agar suatu keterangan saksi dapat dinilai sebagai alat bukti maka

keterangan saksi itu harus dinyatakan di sidang pengadilan, dan apabila

keterangan tersebut disampaikan di luar pengadilan (outside the court) maka tidak

dapat dijadikan sebagai alat bukti (Yahya Harahap, 2010: 287-288). Akan tetapi

bukan tidak mungkin dalam prakteknya seringkali terjadi tumbukan dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan, padahal ketentuan mengenai alat bukti

sudah diatur dengan jelas pada Pasal 184 ayat (1) KUHAP. Seperti dalam hal

pemanggilan saksi, urgensi pemanggilan saksi ini pada dasarnya untuk

menguatkan keyakinan hakim dalam memeriksa dan memutus perkara, namun

sering saksi yang di panggil tidak sesuai dengan ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan itu sendiri.

Untuk membuktikan kesalahan terdakwa tentu saja tidak hanya dengan

menghadirkan seorang saksi namun harus lebih dari itu dengan alat bukti yang

lain, karena satu saksi tidak bisa dinilai sebagai alat bukti (unus testis nullus

testis), hal ini dapat dibandingkan Pasal 185 ayat (2) KUHAP yang mengatakan

bahwa keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa

terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya. Hal ini dapat

dibandingkan dengan Pasal 300 ayat (1) HIR dahulu yang mengatakan bahwa

hakim Pengadilan negeri tidak boleh menjatuhkan pidana kepada terdakwa jika

terdakwa menyangkal kesalahannya dan hanya ada seorang saksi saja yang

Page 17: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

memberatkan terdakwa sedangkan tidak ada alat bukti lain (Andi Hamzah, 2011:

269) .

Seorang saksi yang dihadirkan dalam persidangan harus sudah memahami

alasan untuk hal apakah ia dihadirkan dalam persidangan di pengadilan karena

dalam pemanggilan yang dilakukan oleh penuntut umum tercantum alasan

mengapa saksi dihadirkan di persidangan. Tentang nilai kekuatan pembuktian

saksi harus dilihat masalah yang berhubungan dengan keterangan saksi ditinjau

dari sah atau tidaknya keterangan saksi sebagai alat bukti.

Urgensi menghadirkan seorang saksi tentu juga harus diperhatikan karena

tidak semua orang bisa dijadikan sebagai saksi dalam suatu sidang di pengadilan,

tentu saja harus dilihat dari ketentuan Pasal 1 angka 27 KUHAP yaitu :

a. Yang saksi lihat sendiri;

b. Saksi dengar sendiri;

c. Dan saksi alami sendiri;

d. Serta menyebut alasan dari pengetahuannya itu.

Adapun seorang saksi yang dihadirkan dalam persidangan harus

memenuhi kriteria diatas secara penuh. Ketentuan tersebut tentu harus sangat

diperhatikan penuntut umum dalam menghadirkan saksi di pengadilan demi

terciptanya penegakkan hukum yang seadil-adilnya (ex aquo et bono).

Dalam perkembangannya saksi yang muncul dalam praktek dipersidangan

ada pula yang tidak sesuai dengan yang diamanatkan oleh KUHAP yang dalam

hal ini yang sering ditemui adalah saksi verbalism, Berdasarkan pelaksanaan

hukum acara pidana, yang dimaksud dengan saksi verbalism atau disebut juga

dengan saksi penyidik adalah seorang penyidik yang kemudian menjadi saksi atas

suatu perkara pidana karena terdakwa menyatakan bahwa Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) telah dibuat di bawah tekanan atau paksaan. Dengan kata lain,

terdakwa membantah kebenaran dari BAP yang dibuat oleh penyidik yang

bersangkutan. Sehingga, untuk menjawab bantahan terdakwa, penuntut umum

dapat menghadirkan saksi verbalism dimaksud.

Latar belakang dari munculnya saksi verbalism ini adalah adanya

ketentuan Pasal 163 KUHAP yang menentukan:

Page 18: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

“Jika keterangan saksi di sidang berbeda dengan keterangannya yang

terdapat dalam berita acara, hakim ketua sidang mengingatkan saksi

tentang hal itu serta minta keterangan mengenai perbedaan yang ada dan

dicatat dalam berita acara pemeriksaan sidang.”

Selain saksi yang harus diperhatikan keabsahannya pada saat dihadirkan

dipersidangan, juga harus diperhatikan mengenai hak-hak seorang terdakwa

terkait dengan keterangan saksi di pengadilan. Artinya bahwa seorang terdakwa

berhak untuk menyangkal segala keterangan saksi yang disampaikan dalam sidang

di pengadilan. Seorang terdakwa juga harus memperoleh perlakuan yang sama di

hadapan hukum dalam hal apapun termasuk pembelaan terhadap dirinya.

Kewajiban pembuktian juga tidak boleh dibebankan terhadap terdakwa, hal ini

seperti yang terdapat dalam Pasal 66 KUHAP yang menetapkan tersangka atau

terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian dalam persidangan, karena yang

memiliki kewajiban dalam hal membuktikan kesalahan terdakwa adalah penuntut

umum (Paingot Rambe M dkk, 2010: 92)

Menurut Clive Walker, kegagalan dalam menegakkan hukum terjadi

manakala negara melanggar hak-hak tersangka atau terdakwa atau terpidana, baik

karena proses hukum yang tidak mencukupi, yang diterapkan tehadap mereka,

tidak adanya pembenaran atas hukuman yang diberikan atau perlakuan terhadap

tersangka atau terdakwa atau terpidana tidak seimbang dengan hak-hak orang lain

yang hendak dilindungi atau bahkan ketika hak-hak orang lain tidak dilindungi

secara aktif oleh negara dari pelaku kejahatan atau hukum negara itu sendiri (O.C.

Kaligis, 2006: 13)

Perlindungan terhadap hak-hak terdakwa ini sangat diperlukan

sebagaimana asas equality before the law, bahwa setiap orang itu sama

kedudukannya dihadapan hukum termasuk terhadap orang yang menjadi terdakwa

sekalipun. Apabila diperhatikan hubungan antara saksi dengan terdakwa dalam

persidangan sangat memiliki pengaruh yang besar dalam hal mana seorang saksi

yang hadir dipersidangan juga menentukan nasib seorang terdakwa apakah

terdakwa tersebut nantinya dinyatakan bersalah atau tidak. Sehingga penuntut

umum juga seharusnya memperhatikan ketentuan KUHAP dalam menghadirkan

saksi agar memang saksi yang dihadirkan dipersidangan tersebut benar-benar

Page 19: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

menjadi bagian dari penegakan hukum oleh penuntut umum sebagai penegak

hukum yang menghadirkan saksi.

Sehubungan dengan penjelasan di atas penulis dalam hal ini ingin

menyoroti kasus yang terjadi di Pengadilan Negeri Bekasi bahwasannya di sana

telah terjadi tindak pidana pemalsuan surat, dalam kasus tersebut di persidangan

penuntut umum menghadirkan saksi verbalism (saksi penyidik) di persidangan.

Tentu dalam hal ini penulis ingin menyoroti bahwasannya ketentuan tentang

pemanggilan saksi verbalism ini tidaklah sesuai dengan ketentuan Undang-

Undang No 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang sampai

saat ini masih berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses beracara di Indonesia.

Apabila saksi verbalism tetap dihadirkan di persidangan, maka posisi

seorang terdakwa dalam persidangan akan semakin terpojok dan hak-hak nya

akan sulit untuk diwujudkan karena seorang saksi verbalism tidak mungkin

mengakui apakah pada saat melakukan penyidikan dilakukan penekanan, tentu

saja apabila seorang saksi verbalism mengakui akan merugikan dirinya sendiri

dan instansi yang menaunginya.

Kasus yang terjadi di Pengadilan Negeri Bekasi juga menunjukkan bahwa

saksi verbalism ini memberikan keterangan yang seakan-akan memberatkan

terdakwa, padahal posisi saksi verbalism ini tidak diatur dalam perundang-

undangan. Apabila keterangan tersebut memberatkan terdakwa maka jelas hak-

hak terdakwa tidak diperhatikan dalam perkara tersebut. Penulis juga menyoroti

bahwasannya sebenarnya pemanggilan saksi verbalism dalam kasus surat palsu di

Pengadilan Negeri Bekasi itu selain tidak sesuai dengan undang-undang juga akan

memojokkan posisi terdakwa.

Berdasarkan penjabaran di atas baik tentang kedudukan saksi maupun hak-hak

seorang terdakwa yang berhubungan dengan dihadirkannya saksi verbalism (saksi

penyidik) dalam kasus surat palsu di persidangan, penulis ingin menyusun

penelitian hukum dengan judul

“TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI

VERBALISM DAN RELASINYA DENGAN PERWUJUDAN HAK-HAK

TERDAKWA DALAM PEMERIKSAAN PERKARA MENGGUNAKAN

Page 20: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

SURAT PALSU DI PERSIDANGAN (Studi Kasus dalam Putusan

Pengadilan Negeri Bekasi Nomor : 2135/Pid/B/2010/PN.BKS)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas maka perumusan masalah sangat

penting untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas terkait dengan masalah

yang akan diteliti, oleh karena itu dalam penelitian ini perumusan masalah yang

diajukan adalah :

1. Apakah urgensi menghadirkan saksi verbalism dalam pemeriksaan

perkara menggunakan surat palsu di persidangan Pengadilan Negeri

Bekasi pada kasus nomor : 2135/Pid/B/2010/PN.BKS?

2. Bagaimanakah relasi antara menghadirkan saksi verbalism dengan

perwujudan hak-hak terdakwa dalam pemeriksaan perkara

menggunakan surat palsu di persidangan pada kasus nomor :

2135/Pid/B/2010/PN.BKS?

C. Tujuan Penelitian

Suatu kegiatan selalu memiliki tujuan yang ingin dicapai, dalam hal ini

tujuan dari penelitian adalah hal-hal yang hendak dicapai oleh penulis melalui

penelitian. Melalui penelitian ini yang berhubungan dengan perumusan masalah

yang telah ditetapkan, maka penelitian ini tujuannya adalah :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui urgensi menghadirkan saksi verbalism dalam

persidangan surat palsu (pemalsuan) di Pengadilan.

b. Untuk mengetahui relasi antara menghadirkan saksi verbalism

dengan perwujudan hak-hak terdakwa dalam pemeriksaan perkara

menggunakan surat palsu di persidangan.

2. Tujuan Subyektif

Page 21: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

a. Untuk menambah pengetahuan di bidang Ilmu Hukum khususnya

yang berkaitan dengan bidang Hukum Acara Pidana, dengan

harapan dapat bermanfaat dikemudian hari.

b. Untuk memberi gambaran dan sumbangan pemikiran bagi Ilmu

Hukum, khususnya dalam Hukum Acara Pidana.

c. Untuk memenuhi persyaratan yang diwajibkan bagi mahasisiwa

dalam meraih gelar kesarjanaan khususnya dalam bidang Ilmu

Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian harus dipahami dan diyakini manfaatnya bagi

menyelesaikan masalah yang diselidikinya. Manfaat penelitian dapat ditinjau dari

dua segi yang saling berkaitan yaitu segi teoritis dan praktis.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian yang penulis lakukan adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

terhadap ilmu pengetahuan di bidang hukum pada umumnya dan

bidang Hukum Acara Pidana pada khususnya.

b. Untuk mendalami teori-teori yang telah penulis peroleh selama

menjalani strata satu di Fakultas Hukum universitas Sebelas Maret

Surakarta, serta memberikan sumbangan pemikiran yang dapat

dijadikan data sekunder bagi penelitian berikutnya.

c. Merupakan salah satu sarana bagi penulis untuk mengumpulkan

bahan hukum sebagai bahan penyusunan skripsi guna melengkapi

persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan di bidang Ilmu

Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 22: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Manfaat Praktis

a. Dengan Penulisan Hukum ini diharapkan dapat meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang ilmu hukum

sebagai bekal untuk terjun kedalam masyarakat suatu saat nanti.

b. Dengan Penulisan Hukum ini diharapkan mampu memberikan

suatu data dan informasi mengenai urgensi menghadirkan saksi

Verbalism dalam persidangan surat palsu.

c. Dengan Penulisan Hukum ini diharapkan mampu menerapkan

bidang keilmuan yang selama ini diperoleh dalam teori-teori

dengan kenyataannya dalam praktek.

E. Metode Penelitian

Cara kerja keilmuan salah satunya ditandai dengan penggunaan metode

(Inggris : Method, Latin : methodus, Yunani : methodos - meta berarti sesudah, di

atas, sedangkan hodos berarti suatu jalan, suatu cara). Van Peursen

menerjemahkan pengertian metode secara harafiah, mula-mula metode diartikan

sebagai suatu jalan yang harus ditempuh, menjadi: penyelidikan dan penelitian

berlangsung menurut suatu rencana tertentu (Johnny Ibrahim, 2006: 25-26).

Sedangkan menurut kamus Webster’s, penelitian adalah penyelidikan

terhadap suatu bidang ilmu yang dilakukan secara hati-hati, penuh kesabaran dan

kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip. Menurut Hillway, penelitian adalah

suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati

dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat

terhadap masalah tersebut (Supranto, 2003:1).

Metode penelitian adalah jalan yang dilakukan berupa serangkaian

kegiatan ilmiah yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten

untuk memperoleh bahan hukum yang lengkap dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Penelitian hukum

merupakan suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum

Page 23: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi (Peter

Mahmud Marzuki, 2006: 35).

Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun

penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau penelitian hukum

kepustakaan. Penelitian hukum normatif memiliki definisi yang sama

dengan penelitian doktrinal yaitu penelitian berdasarkan bahan-bahan

hukum yang fokusnya pada membaca dan mempelajari bahan-bahan

hukum primer dan sekunder (Johny Ibrahim, 2006:44).

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana

urgensi menghadirkan saksi verbalism dalam pemeriksaan perkara

menggunakan surat palsu di persidangan pengadilan, kemudian

bagaimana relasinya antara menghadirkan saksi verbalism dengan

perwujudan hak-hak terdakwa dalam pemeriksaan perkara

menggunakan surat palsu tersebut. Dengan penelitian hukum doktrinal

ini penulis berharap mampu memberikan jawaban atas persoalan

dengan baik terhadap setiap permasalahan hukum dalam penelitian ini.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian dalam hal ini adalah preskriptif dan terapan.

Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang bersifat

preskriptif dan terapan sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu

hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan

hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma hukum (Peter

Mahmud Marzuki, 2006: 22).

3. Pendekatan Penelitian

Menurut Peter Mahmud Marzuki, pendekatan dalam penelitian

hukum terdapat lima pendekatan yaitu pendekatan perundang-

undangan (statue approach), pendekatan kasus (case approach),

pendekatan historis (historical approach), pendekatan perbandingan

Page 24: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

(comparative approach) dan pendekatan konseptual (conceptual

approach) (Peter Mahmud Marzuki, 2009: 91).

Adapun pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan undang-undang (statute approach) dan pendekatan

kasus (case approach). Pendekatan undang-undang dilakukan dengan

menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut

dengan isu hukum yang sedang ditangani. Dalam metode pendekatan

perundang-undangan perlu memahami hierarki, dan asas-asas dalam

peraturan perundang-undang (Peter Mahmud Marzuki, 2005:93).

4. Jenis Bahan Hukum

Dalam penelitian ini bahan hukum yang dipakai adalah bahan

hukum primer dan sekunder. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari

perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam

pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.

Sedangkan bahan-bahan hukum sekunder berupa semua publikasi

tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi

(Peter Mahmud Marzuki, 2008 : 141).

Dalam penelitian ini jenis bahan hukum primer yang digunakan

berupa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana,

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang kekuasaan

Kehakiman, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),

Penjabaran Unsur-Unsur Pasal dalam KUHP dan Resume Kasus. 2003.

Jakarta: DIVBINKUM POLRI. Dalam penelitian ini jenis bahan

hukum yang digunakan oleh penulis berupa bahan hukum sekunder,

yaitu Putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor :

2135/Pid/B/2010/PN.BKS.

5. Sumber Bahan Hukum

Sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi

sumber-sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan

Page 25: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

bahan-bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer merupakan bahan

hukum autoratif yang artinya bahan hukum primer merupakan bahan

yang memiliki otoritas atau kekuasaan dalam pelaksanaannya. Yang

termasuk bahan hukum primer adalah peraturan perundang-undangan,

catatan resmi yang berkaitan dengan hukum, publikasi hukum tersebut

meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum

dan komentar-komentar atas putusan pengadilan (Peter Mahmud

Marzuki, 2009: 141).

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat:

Dalam penulisan hukum ini penulis menggunakan bahan hukum

primer yaitu UUD Negara RI 1945, Putusan Pengadilan Negeri

Bekasi Nomor: 2135/Pid/B/2010/PN.BKS, Undang-Undang No.8

Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, KUHP, Undang-undang

Nomor 48 tahun 2009.

b. Bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan mengenai

bahan hukum primer seperti:

1) Hasil karya ilmiah para sarjana dan ahli hukum

2) Hasil-hasil jurnal hukum.

6. Analisis Bahan Hukum

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan metode silogisme dan interpretasi dengan menggunakan pola

berpikir deduktif. Pola berpikir deduktif yaitu berpangkal dari prinsip-

prinsip dasar, kemudian peneliti tersebut menghadirkan objek yang

hendak diteliti. Sedangkan metode silogisme yang menggunakan

pendekatan deduktif menurut yang diajarkan Aristoteles yaitu

berpangkal dari pengajuan premis mayor. Kemudian diajukan premis

minor, dari kedua premis ini kemudian ditarik suatu kesimpulan atau

conclusion (Peter Mahmud Marzuki, 2005:46-46).

Page 26: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika

penulisan hukum yang sesuai dengan aturan dalam penulisan hukum serta untuk

mempermudah pemahaman mengenai seluruh isi penulisan hukum ini, maka

peneliti menjabarkan dalam bentuk sistematika penulisan hukum yang terdiri dari

4 (empat) bab dimana tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang

dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman mengenai seluruh isi penulisan

hukum ini. Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penelitian, dan sistematika penulisan hukum (skripsi).

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis memberikan landasan teori atau

memberikan penjelasan secara teoritik, yang bersumber pada bahan

hukum yang penulis gunakan dan doktrin ilmu hukum yang dianut

secara universal, mengenai persoalan yang berkaitan dengan

permasalahan yang sedang penulis teliti.

Landasan teori tersebut meliputi, tinjauan umum tentang

alat bukti dalam pemeriksaan perkara pidana, tinjauan umum

tentang saksi, tinjauan umum tentang saksi verbalism, tunjauan

umum tentang Hak dan Kedudukan Terdakwa, tunjauan umum

tentang tindak pidana Pemalsuan. Selain itu untuk memudahkan

pemahaman alur berfikir, maka dalam bab ini juga disertai

kerangka pemikiran.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menguraikan dan menyajikan

pembahasan berdasarkan rumusan masalah, yaitu: urgensi

menghadirkan saksi verbalism dalam pemeriksaan perkara

Page 27: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

menggunakan surat palsu di persidangan Pengadilan Negeri

Bekasi. Relasi antara menghadirkan saksi verbalism dengan

perwujudan hak-hak terdakwa dalam pemeriksaan perkara

menggunakan surat palsu di persidangan.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini menguraikan simpulan dan saran terkait dengan

permasalahan yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 28: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Saksi Verbalism

a. Alat Bukti dan Sistem Pembuktian

Pembuktian merupakan titik sentral pemeriksaan perkara dalam

sidang pengadilan. Pembuktian ialah ketentuan-ketentuan yang berisi

penggarisan dan pedoman tentang cara-cara yang dibenarkan undang-

undang membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa

(Yahya Harahap, 2010: 273).

“The strength of evidence is a function of its rigor and relevance

manifested by methodological fit, relevance to the context, transparency of

its findings, replicability of the evidence and the degree of consensus

within the decision community” (Baba, Vishwanath V, HakemZadeh,

Farimah. 50. 5 2012).

Maksudnya bahwa kekuatan pembuktian itu merupakan fungsi dan

metodologi yang relevan untuk menemukan bukti dalam rangka menyusun

keputusan. Ditinjau dari segi hukum acara pidana sebagaimana yang

ditentukan dalam KUHAP, telah diatur beberapa pedoman dan

penggarisan dalam pembuktian :

1) Penunutut umum bertindak sebagai aparat yang diberi wewenang

untuk mengajukan segala daya upaya membuktikan kesalahan yang

didakwakan kepada tedakwa.

2) Sebaliknya terdakwa atau penasihat hukum mempunyai hak untuk

melumpuhkan pembuktian yang diajukan penuntut umum, sesuai

dengan cara-cara yang dibenarkkan undang-undang, berupa

“sangkalan” atau bantahan yang beralasan, dengan saksi yang

meringankan atau saksi a de charge maupun alibi.

3) Pembuktian juga bisa berarti suatu penegasan bahwa ketentuan tindak

pidana lain yang harus dijatuhkan kepada terdakwa. Maksudnya, surat

Page 29: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dakwaan penuntut umum bersifat alternatif, dari hasil kenyataan

pembuktian yang diperoleh dalam persidangan pengadilan, kesalahan

yang terbukti adalah dakwaan pengganti. Berarti apa yang

didakwakan dalam dakwaan primer tidak sesuai dengan kenyataan

pembuktian. Dalam hal seperti ini, arti dan fungsi pembuktian

merupakan penegasan tentang tindak pidana yang dilakukan

terdakwa, serta sekaligus membebaskan dirinya dari dakwaan yang

tidak terbukti dan menghukumnya berdasar dakwaan tindak pidana

yang telah terbukti.

Adapun sebelum kita masuk pada macam-macam alat bukti

harus diketahui terlebih dahulu beberapa teori tentang sistem

pembuktian dalam hukum acara pidana ditinjau dari beberapa ajaran,

diantaranya:

a) Conviction-in Time (Sistem atau Teori Pembuktian Berdasarkan

Keyakinan Hakim Semata)

Sistem pembuktian conviction-in time menentukan salah

tidaknya seorang terdakwa, semata-mata oleh penilaian

“keyakinan” hakim. Keyakinan hakim yang menentukan

keterbuktian kesalahan terdakwa. Dari mana hakim menarik dan

menyimpulkan keyakinannya, tidak menjadi masalah dalam sistem

ini. Keyakinan boleh diambil dan disimpulkan hakim dari alat-alat

bukti yang diperiksa dalam sidang pengadilan. Bisa juga hasil

pemeriksaan itu diabaikan oleh hakim, dan langsung menarik

keyakinan dari keterangan atau pengakuan terdakwa.

b) Conviction-Raisonee (Sistem atau Teori Pembuktian Berdasar

Keyakinan Hakim Atas Alasan yang Logis)

Dalam sistem ini pun dapat dikatakan keyakinan hakim

tetap memegang peranan penting dalam menentukan salah tidaknya

terdakwa. Akan tetapi, dalam sistem pembuktian ini, faktor

keyakinan hakim dibatasi. Jika sistem pembuktian conviction-in

time peran “keyakinan hakim” leluasa tanpa batas maka pada

Page 30: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

sistem conviction-raisonee, keyakinan hakim harus didukung

dengan “alasan-alasan yang jelas”. Hakim wajib menguraikan dan

menjelaskan alasan-alasan apa yang mendasari keyakinannya atas

kesalahan terdakwa. Tegasnya, keyakinan hakim dalam sistem

conviction-raisonee, harus dilandasi reasoning atau alasan-alasan,

dan reasoning itu harus reasonable, yakni berdasarkan alasan yang

dapat diterima. Keyakinan hakim harus mempunyai dasar-dasar

alsan yang logis dan benar-benar dapat diterima akal. Tidak

semata-mata atas dasar keyakinan yang tertutup tanpa uraian alasan

yang masuk akal.

c) Pembuktian Menurut Undang-Undang Secara Positif (Positief

Wettelijk)

Pembuktian menurut undang-undang secara positif

merupakan pembuktian yang bertolak belakang dengan sistem

pembuktian menurut keyakinan atau conviction-in time.

Pembuktian menurut undang-undang secara positif, “keyakinan

hakim tidak ikut ambil bagian” dalam membuktikan kesalahan

terdakwa. Keyakinan hakim dalam sistem ini, tidak ikut berperan

menentukan salah atau tidaknya terdakwa. Sistem ini berpedoman

pada prinsip pembuktian dengan alat-alat bukti yang ditentukan

undang-undang. Untuk membuktikan salah atau tidaknya terdakwa

semata-mata “digantungkan kepada alat-alat bukti yang sah”. Asal

sudah dipenuhi syarat-syarat dan ketentuan pembuktian menurut

undang-undang, sudah cukup menentukan kesalahan terdakwa

tanpa mempersoalkan keyakinan hakim. Apakah hakim yakin atau

tidak tentang kesalahan terdakwa, bukan menjadi masalah.

Pokoknya, apabila sudah terpenuhi cara-cara pembuktian dengan

alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang, hakim tidak lagi

menanyakan keyakinan hati nuraninya akan kesalahan terdakwa.

d) Pembuktian Menurut Undang-Undang Secara Negatif (Negatief

Wettelijk Stelsel)

Page 31: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Sistem pembuktian menurut undang-undang secara negatif

merupakan teori antara sistem pembuktian menurut undang-undang

secara positif dengan sistem pembuktian menurut keyakinan atau

conviction-in time.

Sistem pembuktian menurut undang-undang secara negatif

merupakan keseimbangan antara kedua sistem yang saling bertolak

belakang secara ekstrim. Dari keseimbangan tersebut, sistem

pembuktian menurut undang-undang secara negatif

“menggabungkan” kedalam dirinya secara terpadu sistem

pembuktian menurut keyakinan dengan sistem pembuktian

menurut undang-undang secara positif. Dari hasil penggabungan

kedua sistem yang saling bertolak belakang itu, terwujudlah suatu

“sistem pembuktian menurut undang-undang secara negatif”.

Rumusannya berbunyi: salah tidaknya terdakwa ditentukan oleh

keyakinan hakim yang didasarkan kepada cara dan dengan alat-alat

bukti yang sah menurut undang-undang (Yahya Harahap, 2010:

277-279)

Menurut Pasal 184 ayat (1) Undang-Undang No 8 Tahun

1981 tentang Hukum Acara Pidana Alat Bukti yang sah dalam

perkara pidana ialah :

(1) Keterangan Saksi;

(2) Keterangan Ahli;

(3) Surat;

(4) Petunjuk;

(5) Keterangan Terdakwa

Dengan penjelasan sebagai berikut:

(a) Keterangan saksi

Menurut Pasal 1 butir 27 KUHAP, keterangan saksi

sebagai alat bukti ialah apa yang dinyatakan di persidangan

pengadilan, dimana keterangan seorang saksi saja tidak

cukup mmbuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap

Page 32: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

perbuatan yang didakwakan padanya (unnus testis nullus

testis) dan saksi harus memberikan keterangan mengenai

apa yang ia lihat, dengar, dan alami sendiri tidak boleh

merupakan cerita atau keterangan dari orang lain

(testimonium de auditu).

(b) Keterangan ahli

Menurut Pasal 1 butir 28 Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana :

“Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan

oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal

yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara

pidana guna kepentingan pemeriksaan dalam hal serta

menurut cara yang diatur dalam Undang-undang”.

(c) Surat

Menurut Pasal 187 Undang-undang Nomor 8 Tahun

1981 tentang Hukum Acara Pidana, surat sebagaimana

tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah

jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:

(i) berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang

dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau

yang dibuat di hadapannya, yang memuat

keterangan tentang kejadian atau keadaan yang

didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri,

disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang

keterangannya itu ;

(ii) surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh

pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata

laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang

diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau

sesuatu keadaan ;

(iii) surat keterangan dari seorang ahli yang memuat

pendapat berdasarkan keahliannya mengenai

sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta

secara resmi dan padanya ;

Page 33: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

(iv) surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada

hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang

lain.

(d) Petunjuk

Menurut Pasal 188 KUHAP ayat (1), “Petunjuk

adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena

persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain,

maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan

bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa

pelakunya”.

(e) Keterangan Terdakwa

Menurut Pasal 189 ayat (1) KUHAP “Keterangan

terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan di

persidangan tentang perbuatan yang dilakukan atau yang

ia ketahui sendiri atau ia alami sendiri”.

b. Pengertian Saksi

Menurut Pasal 1 ayat 26 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981

tentang Hukum Acara Pidana yang di maksud dengan saksi adalah orang

yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan,

penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar

sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. Sebagaimana diketahui, bahwa

jumlah personil penyelidik dan penyidik sangatlah terbatas, dibandingkan

dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia dan luasnya wilayah negara

Republik Indonesia, sehingga tidak mungkin dapat meng-cover setiap

tindak pidana yang terjadi di masyarakat. Karena itu, bantuan anggota

masyarakat (sebagai saksi) untuk melaporkan dan atau mengadukan

tentang terjadinya tindak pidana sangat membantu penyelidik dan penyidik

dalam penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana itu. Jadi, saksi

(pelapor dan/atau korban) sudah memiliki kontribusi penting sejak

dimulainya proses penanganan perkara pidana (penyelidikan), demikian

juga dalam proses selanjutnya, yaitu pemeriksaan di tingkat penyidikan

Page 34: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

maupun pembuktian di muka sidang pengadilan. Banyak kasus yang

nasibnya ditentukan oleh ada tidaknya saksi, walaupun saksi bukan satu-

satunya alat bukti.

Dalam tahap penyelidikan sampai pembuktian di muka sidang

pengadilan, kedudukan saksi sangatlah penting, bahkan dalam praktek

sering menjadi faktor penentu dan keberhasilan dalam pengungkapan

suatu kasus, karena bisa memberikan "keterangan saksi" yang

ditempatkan menjadi alat bukti pertama dari lima alat bukti yang sah

sebagaimana diatur dalam Pasal 184 KUHAP. Bahkan seorang praktisi

hukum, Muhammad Yusuf, secara ekstrim mengatakan, bahwa tanpa

kehadiran dan peran dari saksi, dapat dipastikan suatu kasus akan menjadi

dark number mengingat dalam sistem hukum yang berlaku di Indonesia

yang menjadi referensi dari penegak hukum adalah testimony yang hanya

dapat diperoleh dari saksi atau ahli. Berbeda dengan sistem hukum yang

berlaku di Amerika yang lebih mengedepankan barang bukti (Muhammad

Yusuf, http://Parlemen net. 31/08/2005. page 1)

Namun lain halnya apabila saksi yang ada hanya satu orang atau

yang biasa disebut dengan saksi mata;

“Tripartite solution to eyewitness error consists of the following

components: (1) Permitting expert testimony when the primary or sole

evidence against the defendant is eyewitness testimony; (2) Improving

procedures for collecting eyewitness evidence by conducting eyewitness

interviews and identification procedures in a manner consistent with best

practices identified by scientific research in the field; and (3) Educating

the principal participants in the criminal justice system about eyewitness

testimony to sensitize them to the effects of eyewitness factor” (Wise,

Richard A, Dauphinais, Kirsten A, Safer, Martin A Journal of Criminal

Law & Criminology.2007).

Maksudnya bahwa apabila saksinya hanya satu maka dapat dimintakan

keterangan dari ahli, atau dilakukan penyelidikan lapangan terkait dengan

kasus yang terjadi atau dengan pemberian pengetahuan terkait dengan

keterangan saksi mata itu sendiri.

Keterangan saksi yang memenuhi syarat dan bernilai sebagai alat

bukti secara yustisial haruslah:

Page 35: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

1) Memberikan keterangan yang sebenarnya sehubungan dengan

tindak pidana yang sedang diperiksa. Keterangan saksi haruslah

murni berdasarkan kesadarannya sendiri, dan didukung oleh latar

belakang dan sumber pengetahuannya.

2) Keterangan saksi yang relevan untuk kepentingan yustisial.

a) Yang ia dengar sendiri;

b) Yang ia lihat sendiri; atau

c) Yang ia alami sendiri;

d) Hasil pendengaran, penglihatan, atau pengalaman sendiri

dimaksud harus didukung suatu alasan "pengetahuannya" yang

logis dan masuk akal;

e) Jumlah saksi yang sesuai untuk kepentingan peradilan sekurang-

kurangnya dua (Pasal 182 ayat (2) KUHAP: unus testis nullus

testis, satu saksi bukan saksi (Yahya Harahap, 2001: 141-142).

Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus

dengan sungguh-sungguh memperhatikan (Pasal 185 ayat (6) KUHAP):

(1) Persesuaian antara keterangan saksi yang satu dengan yang

lain;

(2) Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti yang

sah lainnya;

(3) Alasan yang mungkin dipergunakan saksi untuk

memberikan keterangan yang tertentu;

(4) Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang

pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya

keterangan itu dipercaya.

Dari beberapa batasan undang-undang tentang saksi dan

keterangan saksi tersebut, dapat ditarik kesimpulan, yakni:

1) Bahwa tujuan saksi memberikan keterangan ialah Untuk

kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan. Ketentuan ini

juga mengandung pengertian bahwa saksi diperlukan dan

Page 36: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

memberikan keterangannya dalam 2 tingkat yakni ditingkat

penyidikan dan ditingkat penuntutan di sidang pengadilan.

2) Bahwa isi apa yang diterangkan, adalah segala sesuatu yang ia

dengan sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. Keterangan

mengenai segala sesuatu yang sumbernya diluar 3 sumber tadi,

tidaklah mempunyai nilai atau kekuatan pembuktian ketentuan ini

menjadi suatu prinsip pembuktian dengan menggunakan alat bukti

keterangan saksi (Adami Chazawi, 2008: 38)

c. Pengertian Saksi Verbalism

Saksi verbalism adalah keterangan yang diberikan jaksa penuntut

umum sebagai konfrontir ketika terdakwa menarik keterangannya di

persidangan. Keterangan saksi verbalism ini merupakan salah satu alat

bukti sah yang dijadikan hakim sebagai pertimbangan setelah mendengar

keterangan terdakwa yang telah dicabut. Kebanyakan hakim langsung

mempercayai keterangan saksi verbalism seperti ini, meskipun masih

menjadi polemik apakah keterangan saksi verbalism ini sesuai dengan

norma pemeriksaan persidangan dan sesuai dengan Hak Asasi Manusia

jika dilihat relevansinya dengan hak terdakwa untuk menarik atau

mencabut keterangan di persidangan.

Kata verbalism secara fundamental adalah istilah yang lazim

tumbuh dan berkembang dalam praktek serta tidak diatur oleh KUHAP.

Menurut J.C.T. Simorangkir, verbalism adalah pejabat yang berwenang

untuk membuat berita acara, misalnya polisi, jaksa. Menurut makna

leksikon dan doktrinal, verbalism adalah:”nama yang diberikan kepada

petugas (polisi atau yang diberikan kepada petugas khusus) untuk

menyusun, membuat, atau mengarang berita acara.”

Menurut Yan Pramadya Puspa ”verbalism”(Belanda) adalah

petugas (polisi atau seseorang yang diberi tugas khusus) untuk menyusun,

membuat, atau mengarang proses verbal.” Eksistensi saksi verbalism

muncul jika dalam persidangan terdakwa menyangkal kebenaran

keterangan saksi dan kemudian saksi/terdakwa di sidang pengadilan

Page 37: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

keterangannya berbeda dalam berita acara pemeriksaan yang dibuat oleh

penyidik serta saksi/terdakwa mencabut/menarik keterangannya pada

berita acara pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik karena ada tekanan

baik sifatnya fisik ataupun psikis (Mery Christian Putri, 2010: 25)

Saat tersangka diperiksa yang disertai dengan tindak kekerasan

fisik, biasanya tidak dilakukan oleh pemeriksa (penyidik/penyidik

pembantu) tetapi oleh petugas yang lain, yang dibiarkan bebas masuk saat

pemeriksaan berlangsung (biasa juga dilakukan dalam ruang tahanan).

Sehingga saat terdakwa dipersidangan menarik keterangannya dan

kemudian dikonfrontir dengan saksi verbalism. Maka saksi verbalism siap

bersumpah dengan apa saja bahwa tidak pernah melakukan tindak

kekerasan sewaktu melakukan pemeriksaan atas diri terdakwa. Celakanya,

hakim sangat mempercai keterangan saksi yang demikian

(http://gagasanhukum.wordpress.com/2008/07/07/kelemahan-kuhap-

dalam-praktek-bagian-ii/).

2. Tinjauan UmumTentang Hak-hak Terdakwa

Dalam Pasal 1 butir 15 Undang-Undang No 8 Tahun 1981 Tentang

Hukum Acara Pidana yang dimaksud dengan Tredakwa adalah seorang

tersangka yang dituntut, diperiksa, dan diadili di sidang pengadilan (Yahya

Harahap, 2010: 330).

Untuk meninjau lebih jauh mengenai Hak dan kedudukan terdakwa

harus dilihat terlebih dahulu landasan prinsip berdasarkan pada Undang-

Undang No 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman untuk

menegakkan hak dan kedudukan Terdakwa diantaranya :

a. Peradilan dilakukan "DEMI KEADILAN BERDASARKAN

KETUHANAN YANG MAHA ESA".(Pasal 2 butir 1)

b. Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan

orang (Pasal 4 butir 1).

c. Pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala

hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang

sederhana, cepat, \dan biaya ringan (Pasal 4 butir 2).

d. Tidak seorang pun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan

karena alat pembuktian yang sah menurut undang-undang, mendapat

Page 38: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

keyakinan bahwa seseorang yang dianggap dapat bertanggung jawab,

telah bersalah atas perbuatan yang didakwakan atas dirinya (Pasal 6

butir 2).

e. Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut,atau dihadapkan

di depan pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan

pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan telah memperoleh

kekuatan hukum tetap (Pasal 8 butir 1).

f. Setiap orang yang ditangkap, ditahan, dituntut, atau diadili tanpa alasan

berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya

atau hukum yang diterapkannya, berhak menuntut ganti kerugian dan

rehabilitasi (Pasal 9 butir 1).

Dari beberapa prinsip tersebut di atas maka akan dijabarkan lebih

lanjut dalam BAB ke VI KUHAP yang dikelompokkan sebagai berikut :

1) Hak Tersangka atau Terdakwa untuk segera mendapatkan

pemeriksaan oleh penyidik yang selanjutnya dapat diajukan kepada

penuntut umum, dan tersangka berhak perkaranya segera dimajukan

oleh pengadilan ke penuntut umum (Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2)).

2) Tersangka berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa

yang dimengerti olehnya tentang apa yang disangkakan kepadanya

pada waktu pemeriksaan dimulai (Pasal 51).

3) Hak untuk memberikan keterangan secara bebas kepada

penyidik. Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan

pengadilan, tersangka atau terdakwa berhak memberikan keterangan

secara bebas kepada penyidik atau hakim (Pasal 52 KUHAP).

4) Hak untuk mendapatkan juru bahasa dalam setiap

pemeriksaan. Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan

pengadilan, tersangka atau terdakwa berhak untuk setiap waktu

mendapat juru bahasa (Pasal 53 ayat 1, dan juga Pasal 177).

5) Hak untuk mendapat bantuan hukum pada setiap tingkat pemeriksaan.

Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak

mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasehat hukum

selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut

tata cara yang diatur dalam undang-undang/ KUHAP (Pasal 54).

Page 39: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

6) Berhak secara bebas memilih penasihat hukum. Untuk mendapatkan

penasihat hukum tersangka atau terdakwa berhak memilih sendiri

penasihat hukumnya (Pasal 55).

7) Hak untuk berubah menjadi wajib untuk mendapat bantuan hukum.

Wajib bagi tersangka mendapat bantuan hukum bagi tersangka dalam

semua tingkat pemeriksaan jika sangkaan yang disangkakan diancam

dengan pidana mati atau ancaman pidana minimal 15 tahun atau lebih

(Pasal 56).

8) Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak

menghubungi penasihat hukumnya sesuai dengan ketentuan dalam

KUHAP (Pasal 57).

9) Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak

menghubungi atau menerima kunjungan dokter pribadinya untuk

kepentingan kesehatan baik yang ada hubungannya dengan proses

perkara maupun tidak (Pasal 58).

10) Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak

diberitahukan tentang penahanan atas dirinya oleh pejabat yang

berwenang, pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan,

kepada keluarga atau orang lain yang serumah dengan tersangka atau

terdakwa ataupun orang lain yang bantuannya dibutuhkan oleh

tersangka atau terdakwa untuk mendapatkan bantuan hukum atau

jaminan bagi penangguhannya (Pasal 59).

11) Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan menerima

kunjungan dari pihak yang mempunyai hubungan kekeluargaan atau

lainnya dengan tersangka atau terdakwa guna mendapatkan jaminan

bagi penangguhan penahanan ataupun untuk usaha mendapatakan

bantuan hukum (Pasal 60).

12) Tersangka atau terdakwa berhak secara langsung atau dengan

perantaraan penasihat hukumnya menghubungi dan menerima

kunjungan sanak keluraganya dalam hal yang tidak ada hubungannya

Page 40: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dengan perkara tersangka atau terdakwa untuk kepentingan pekerjaan

atau untuk kepentingan kekeluargaan (Pasal 61).

13) Tersangka atau terdakwa berhak secara langsung atau dengan

perantaraan penasihat hukumnya dan menerima surat dari penasihat

hukumnya dan sanak keluragan setiap kali yang diperlukan olehnya,

untuk keperluan itu bagi tersangka atau terdakwa disediakan alat tulis-

menulis (Pasal 62).

14) Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan menerima

kunjungan dari rohaniawan (Pasal 63).

15) Terdakwa berhak untuk diadili di sidang pengadilan yang terbuka

untuk umum (Pasal 64).

16) Tersangka tau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan

saksi dan atau seorang yang mempunyai keahlian khusus guna

memberikan keterangan yang menguntungkan bagi dirinya (Pasal 65).

17) Tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian (Pasal

66).

18) Tersangka atau terdakwa berhak menuntut ganti kerugian dan

rehabilitasi (Pasal 68, dan juga Pasal 95).

3. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Pemalsuan Surat

Pasal yang dikenakan dalam tindak pidana pemalsuan surat adalah

Pasal 263 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi:

“Diancam dengan pidana yang sama( Pasal 1), barang siapa

dengan sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-

olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian”

Dengan unsur-unsur sebagai berikut:

a. Unsur Barangsiapa

1) Pasal 2 KUHP, artinya berlaku bagi setiap orang yang melakukannya

di Indonesia.

2) Pasal 3 KUHP (Perluasan dari Pasal 2).

3) Pasal 4 KUHP, di luar wilayah Indonesia untuk Pasal-Pasal tertentu.

Page 41: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

4) Pasal 5 KUHP, khusus untuk warga Negara Indonesia untuk Pasal-

Pasal tertentu.

b. Memalsu

Surat yang dipalsu harus surat yang:

1) Dapat menimbulkan suatu hak (missal: ijazah, karcis masuk)

2) Dapat menimbulkan suatu perjanjian.

3) Dapat menerbitkan suatu pembebasan hutang.

4) Surat yang dapat digunakan sebagai keterangan bagi suatu perbuatan

atau peristiwa (misalnya: surat tanda kelahiran, buku tabungan, buku

kas, buku harian kapal, surat angkutan)

c. Memakai surat palsu

Memakai Surat palsu menurut Yurisprudensi (Arrest HR. 29 Juni

1910 W. 9061), kesengajaan menggunakan surat palsu itu merupakan

kejahatan yang berdiri sendiri, disamping kejahatan pemalsuan itu sendiri,

untuk penjatuhan hukumannya adalah tidak perlu bahwa pembuatan surat

tersebut menghasilkan suatu pemalsuan yang dapat dihukum, melainkan

cukup jika pada waktu digunakan pada waktu itu adalah palsu dan

kepalsuan itu sendiri diketahui oleh si pelaku (DIVBINKUM POLRI,

2003: 83).

Menurut almarhum Satochid Kartanegara, perbedaan antara

membuat surat palsu dengan memalsukan surat ialah bahwa:

1) Pada perbuatan membuat secara palsu pada mulanya tidak terdapat

sepucuk surat apa pun, tetapi kemudian telah dibuat sepucuk surat

yang isinya bertentangan dengan kebenaran:

2) Pada perbuatan memalsukan seak semula memang sudah terdapat

spucuk surat, yang isinya kemudian telah diubah dengan cara

sedemikian rupa, hingga menjadi bertentangan dengan kebenaran

(P.A.F Lamintang, S.H. dkk, 2009: 11)

Page 42: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

KASUS

Studi Kasus dalam Putusan

Pengadilan Negeri Bekasi

Nomor : 2135/Pid/B/2010/PN.BKS

PENYIDIKAN

PEMBUKTIAN DI

PERSIDANGAN

SAKSI VERBALISM

PUTUSAN HAKIM

HAK-HAK TERDAKWA

DALAM PEMERIKSAAN

PERKARA

ALAT BUKTI &

KEYAKINAN HAKIM

Pasal 184 ayat (1) KUHAP

yaitu :

a. Keterangan saksi;

b. Keterangan ahli;

c. Surat;

d. Petunjuk;

e. Keterangan terdakwa.

TIDAK ADA

KEKERASAN

TERJADI

KEKERASAN/PENEKAN

AN

Page 43: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Keterangan:

Kerangka pemikiran tersebut penulis buat untuk menjelasan alur

berpikir penulis dalam menyusun Penelitian Hukum ini, pertama-tama

penulis mengamati tentang terjadinya tindak pidana pemalsuan surat yang

terjadi, kemudian dari situ diketahui pelakunya dan dilakukan penyidikan

hingga menjadi terdakwa dalam persidangan yang dilakukan proses

persidangan di Pengadilan.

Pengadilan dalam hal ini memeriksa dan memutus perkara yang

terjadi, Penuntut umum memiliki kewajiban untuk membuktikan perkara

tersebut sampai akhirnya diputus oleh hakim di pengadilan. Dalam

pemeriksaan perkara tersebut dihadirkan pula saksi Verbalism (saksi

penyidik) yaitu penyidik kepolisian yang dijadikan saksi di persidangan

untuk diketahui bagaimana pemeriksaan terdakwa pada saat proses

penyidikan terjadi.

Penulis memaksudkan kerangka berpikir tersebut untuk

menemukan bagaimana urgensi menghadirkan saksi Verbalism dalam

pemeriksaan perkara menggunakan surat palsu (pemalsuan surat) di

Persidangan Pengadilan, kemudian sampai pada relasinya antara

menghadirkan saksi verbalism dengan perwujudan Hak-Hak Terdakwa

dalam pemeriksaan perkara menggunakan surat palsu di Persidangan.

Page 44: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan dari telaah kasus yang telah dipelajari penulis dengan

tinjauan yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis dalam bab ini

ingin menguraikan mengenai hasil penelitian dari kasus tersebut. Dalam hal

mana kasus ini telah mengarah pada putusan pengadilan pada tingkat

pertama dengan menguraikan beberapa hal terkait dengan pemeriksaan alat

bukti dan barang bukti.

Dalam kasus ini pula hakim sebagai pemeriksa dan yang memutus

perkara pada waktu pemeriksaan alat bukti turut menghadirkan saksi

verbalism (saksi dari pihak penyidik), apa yang menjadi pertimbangan

hakim hingga kemudian dapat dihadirkan saksi verbalism diuraikan pula

dalam kasus ini. Namun sebelumnya penulis ingin menguraikan terlebih

dahulu terkait dengan hasil penelitian dalam kasus ini.

Kasus yang terjadi ini berada pada wilayah hukum pengadilan Negeri

Bekasi, yang mana sudah diputus oleh hakim pada tingkat pertama yang

telah diuraikan dalam putusan Nomor : 2135/Pid/B/2010/PN.BKS, demikian

uraian mengenai hasil penelitian penulis terkait kasus tersebut;

1. Deskripsi Kasus

Pada bulan Juli 2007 atau setidak-tidaknya pada waktu lain masih

dalam tahun 2007 bertempat di Kp. Turi Jaya RT. 03/05 Desa Segara

Makmur Kecamatan Taruma Jaya Kabupaten Bekasi atau setidak -

tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah

hukum Pengadilan Negeri Bekasi, I Abbas Nur dan Lukman telah

melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan dengan

sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah asli yang

dapat menimbulkan kerugian.

Bahwa pada waktu dan tempat tersebut di atas, I Abbas Nur atas

dasar Surat Inspeksi Agraria Jawa Barat (Kinag Jabar) Nomor : 206/

Page 45: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

III.D/ 51/ 1965 tanggal 10 Maret 1965 dengan luas tanah 7611m2 An.

Sinan dan Lukman atas dasar Surat Inspeksi Agraria Jawa Barat (Kinag

Jabar) Nomor : 47/VIII/ inspeksi C/51/1964 tangga l 21 September 1964

dengan luas tanah 9.555 m2 An. Rimen telah menggunakan Surat

Inspeksi Agraria Jawa Barat (Kinag Jabar) tersebut untuk mendirikan

rumah tinggal di atas tanah milik saksi Soeharjo Gondo seluas 45.730

m2 berdasarkan Sertifik at Hak Milik No. 924/Desa Segara Makmur An.

Soeharjo Gondo padahal Surat Inspeksi Agraria Jawa Barat (Kinag

Jabar) Nomor : 206/III.D/ 51 / 1965 tangga l 10 Maret 1965 dengan luas

tanah 7611 m2 An. Sinan yang digunakan oleh I Abbas Nur dan Surat

Inspeksi Agraria Jawa Barat (Kinag Jabar) Nomor : 47/VIII/ inspeksi

C/51/1964 tanggal 21 September 1964 dengan luas tanah 9.555 m2 An.

Rimen yang digunakan oleh Lukman untuk mendirikan rumah tinggal

adalah palsu karena berdasarkan Surat Kepala Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Barat Nomor : 206/III.D/ 51/ 1965

tangga l 10 Maret 1965 An. Sinan dan SK. Kinag Jawa Barat Nomor :

47/VIII/ inspeksi C/51/1964 tanggal 21 September 1964 An. Rimen

tidak pernah tercantum (tidak ada) pada Buku Pengelompokkan

Penerima Redistribusi Tanah Per Desa (Buku A) Kabupaten Bekasi

Propinsi Jawa Barat karena kedua Sk. Kinag Jawa Barat tersebut

lokasinya terletak di Desa Segara Makmur Kecamatan Taruma Jaya

Kabupaten Bekasi.

Perbuatan I Abbas Nur dan Lukman dengan menggunakan Surat

Inspeksi Agraria Jawa Barat (Kinag Jabar) palsu Untuk mendiri kan

rumah tinggal di atas tanah milik Soeharjo Gondo seluas 45.730 m2

tersebut merugikan Soeharjo Gondo sebagai pemilik tanah yang sah

berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor : 924/Desa Segara Makmur.

Berdasarkan dengan adanya pemeriksaan persidangan dengan alat

bukti dan barang bukti yang ada, maka keduanya I Abbas Nur dan

Lukman diancam pidana dalam Pasal 263 ayat (2) KUHP Jo. Pasal 55

ayat (1) ke- 1 KUHP.

Page 46: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2. Identitas Terdakwa

I. N ama : I ABBAS NUR

Tempat lahir : Soppeng

Umur / Tanggal lahir : 50 tahun/17 November 1960

Jenis Kelamin : Laki - laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Kp. Turi Jaya RT. 03/05 Desa

Segara Makmur Kecamatan Taruma

Jaya Kabupaten Bekasi

Agama : Islam

Pekerjaan : Polri

II. Nama : LUKMAN Bin H. PESONA

Tempat lahir : Jakarta

Umur /Tg l lahir : 43 tahun/19 Januari 1968

Jenis Kelamin : Laki - Iaki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Kp. Turi Jaya RT. 03/05 Desa

Segara Makmur Kecamatan Taruma

Jaya Kabupaten Bekasi.

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

3. Dakwaan Penuntut Umum

Dakwaan oleh penuntut umum sebagaimana telah disampaikan

pada tanggal 9 November 2010 dengan No. Reg. Perkara PDM-867 /

Ckr / 11 / 2010, mendakwa kedua terdakwa dengan dakwaan sebagai

berikut:

PERTAMA

Terdakwa I Abbas Nur dan Lukman di dakwa oleh penuntut umum

dengan dakwaan alternatif, dengan uraian dakwaan sebagai berikut;

Page 47: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Bahwa Terdakwa I ABBAS NUR dan Terdakwa II LUKMAN bin

PESONA, telah melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta

melakukan dengan sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan

seolah-olah asli yang dapat menimbulkan kerugian perbuatan tersebut

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Bahwa Terdakwa I ABBAS NUR atas dasar Surat Inspeksi Agraria

Jawa Barat (Kinag Jabar) Nomor : 206/ III.D / 51 / 1965 tanggal 10

Maret 1965 dengan luas tanah 7611m2 An. SINAN dan Terdakwa II

LUKMAN bin H. PESONA atas dasar Surat Inspeksi Agraria Jawa

Barat (Kinag Jabar) Nomor : 47/VIII / inspeksi C/51/1964 tangga l 21

September 1964 dengan luas tanah 9.555 m2 An. RIMEN telah

menggunakan Surat Inspeksi Agraria Jawa Barat (Kinag Jabar) tersebut

untuk mendirikan rumah tinggal di atas tanah milik saksi SOEHARJO

GONDO seluas 45.730 m2 berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.

924/Desa Segara Makmur An. SOEHARJO GONDO padahal Surat

Inspeksi Agraria Jawa Barat (Kinag Jabar ) Nomor : 206/ I I I .D /

51/1965 tanggal 10 Maret 1965 dengan luas tanah 7611 m2 An. SINAN

yang digunakan oleh Terdakwa I ABBAS NUR dan Surat Inspeksi

Agraria Jawa Barat (Kinag Jabar) Nomor : 47/VIII / inspeksi C/51/1964

tanggal 21 September 1964 dengan luas tanah 9.555 m2 An. RIMEN

yang digunakan oleh Terdakwa II LUKMAN bin H. PESONA untuk

mendirikan rumah tinggal adalah palsu karena berdasarkan Surat Kepala

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Barat Nomor

: 206/ III .D / 51 / 1965 tanggal 10 Maret 1965 An. SINAN dan SK.

Kinag Jawa Barat Nomor : 47/VIII / inspeksi C/51/1964 tanggal 21

September 1964 An. RIMEN tidak pernah tercantum (tidak ada) pada

Buku Pengelompokkan Penerima Redistribusi Tanah Per Desa (Buku A)

Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat karena kedua Sk. Kinag Jawa

Barat tersebut lokasinya terletak di Desa Segara Makmur Kecamatan

Taruma Jaya Kabupaten Bekasi.

Page 48: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Bahwa perbuatan Terdakwa I ABBAS NUR dan Terdakwa II

LUKMAN bin H. PESONA dengan menggunakan Surat Inspeksi

Agraria Jawa Barat (Kinag Jabar) palsu Untuk mendirikan rumah tinggal

di atas tanah milik saksi SOEHARJO GONDO seluas 45.730 m2

tersebut merugikan saksi SOEHARJO GONDO sebagai pemilik tanah

yang sah berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor : 924/Desa Segara

Makmur.

Perbuatan para Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam Pasal 263 ayat (2) KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP.

KEDUA

Bahwa Terdakwa I ABBAS NUR dan Terdakwa II LUKMAN bin

H. PESONA, telah melakukan, menyuruh melakukan, atau turut

melakukan memakai tanah tanpa izin yang berhak atau kuasa yang sah,

jika mengenai tanah perkebunan dan hutan dikecualikan mereka yang

akan diselesaikan menurut Pasal 5 ayat (1), perbuatan tersebut dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

Bahwa Terdakwa I ABBAS NUR atas dasar Surat Inspeksi Agraria

Jawa Barat (Kinag Jabar) Nomor : 206/ III.D / 51/1965 tanggal 10 Maret

1965 dengan luas tanah 7611 m2 An. Sinan dan Terdakwa II LUKMAN

Bin H. PESONA atas dasar Surat Inspeksi Agraria Jawa Barat (Kinag

Jabar) Nomor 47/VIII / inspeksi C/51/1964 tanggal 21 September 1964

dengan luas tanah 9.555 m2 An. RIMEN telah menggunakan Surat

Inspeksi Agraria Jawa Barat (Kinag Jabar) tersebut untuk mendirikan

rumah tinggal di atas tanah milik saksi SOEHARJO GONDO seluas

45.730 m2 berdasarkan sertifikat Hak Milik Nomor : 924/Desa Segara

Makmur An. SOEHARJO GONDO padahal Surat Inspeksi Agraria Jawa

Barat (Kinag Jabar) Nomor : 206/ III .D /51/1965 tanggal 10 Maret 1965

dengan luas tanah 7611 m2 An. SINAN yang digunakan oleh Terdakwa

I ABBAS NUR dan Surat Inspeksi Agraria Jawa Barat (Kinag Jabar)

Nomor 47/VIII / inspeksi C/51/1964 tanggal 21 September 1964 dengan

luas tanah 9.555 m2 An. RIMEN yang digunakan oleh Terdakwa II

Page 49: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

LUKMAN Bin H. PESONA untuk mendirikan rumah tingga l adalah

palsu karena berdasarkan Surat Kepala Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Barat Nomor : 206/ III .D /51/1965

tanggal 10 Maret 1965 An. SINAN dan SK. Kinag Jawa Barat Nomor :

47/VI I I / inspeksi C/51/1964 tanggal 21 September 1964 An. RIMEN

tidak pernah tercantum (tidak ada) pada Buku Pengelompokkan

Penerima Redistribusi Tanah Per Desa (Buku A) Kabupaten Bekasi

Propinsi Jawa Barat karena kedua Sk. Kinag Jawa Barat tersebut

lokasinya terletak di Desa Segara Makmur Kecamatan Taruma Jaya

Kabupaten Bekasi.

Perbuatan para Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 51 Perpu tahun 1960 Jo. Pasal 55

ayat (1) ke-1 KUHP.

4. Tuntutan

Penuntut umum dalam perkara ini membacakan tuntutannya pada

tanggal 9 mei 2011 di Persidangan yang pada pokoknya memohon

kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini agar memutus

sebagai berikut ;

a. Menyatakan Terdakwa I ABBAS NUR dan Terdakwa II

LUKMAN bin H.PESONA, bersalah melakukan tindak pidana

menggunakan surat palsu sebagaimana yang telah didakwakan oleh

Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan melanggar Pasal 263

ayat (2) KUHP Jo. pasal 55 ayat (1) KUHP;

b. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa I ABBAS NUR dan

Terdakwa II LUKMAN bin H. PESONA, dengan pidana penjara

masing- masing selama 1 (satu ) tahun dengan perintah para

Terdakwa agar ditahan ;

c. Menyatakan barang bukti berupa :

1) 1 (satu) fotocopy Sertifikat HM. Nomor . 924 Ds Segara

Makmur an. Suhardjo Gondo yang sudah di legalisir ;

Page 50: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2) 1 (satu) fotocopy Akta Jual Beli no.714/20/TMJ.1990 tanggal

11 April 1990 yaitu jual beli tanah antara Raden Sumiaji

dengan Suharjo Gondo yang sudah dilegalisir tetap terlampir

dalam Berkas Perkara;

d. Menetapkan supaya Terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp.

1000, - (seribu rupiah) ;

5. Alat Bukti

Dalam pemeriksaan perkara ini hakim telah memeriksa beberapa

alat bukti yang berdasarkan pasal 184 KUHAP yang telah diuraika pada

bab sebelumnya, namun hakim turut mempertimbangkan alat bukti

tambahan terkait dengan pertimbangannya yang menyatakan bahwa para

terdakwa tidak mengakui Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang telah

ditandatanganinya, oleh karena itu hakim menghadirkan saksi verbalism

yang pada pokoknya dihadirkan dengan memberikan keterangan didepan

bersama-sama dengan hadirnya terdakwa yang juga memberikan

keterangan, yang berisi sebagai berikut;

Saksi Solekhan (verbalism) dibawah sumpah yang pada pokoknya

menerangkan sebagai berikut :

- Bahwa pada tanggal 02 Desember 2008 Abbas Nur datang kemudian

dimintai keterangan secara berhadap-hadapan, tempatnya di ruang

harda, saksi mengajukan pertanyaan, Abbas Nur yang menjawab,

tanya jawab tersebut pada jam.14.00 WIB;

- Bahwa setelah selesai BAP lalu diserahkan kepada Abbas Nur untuk

dibaca, setelah dibaca lalu di tanda tangani, waktu itu yang

memeriksa saksi sendiri ;

- Bahwa itu tanda tangan Abbas Nur ;

- Bahwa pemeriksaan pertama bulan April 2008 sebagai saksi pada

pemeriksaan tanggal 02 Desember 2008 sebagai tersangka ;

- Bahwa saksi tanyakan kepada tersangka apakah didampingi

Penasihat Hukum, dijawab tersangka menghadap sendiri ;

Page 51: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

- Bahwa tidak ada penekanan, hanya saya bertanya dan dijawab oleh

tersangka

- Bahwa setelah dibaca BAP kemudian ditanda tangan ;

- Bahwa Pemeriksaan Abbas Nur dengan Lukman harinya berbeda,

tetapi Penyidik saksi sendiri ;

- Bahwa selaku Anggota Polisi tidak ada kordinasi dengan atasan ;

- Bahwa Status saksi menjadi tersangka tidak ada koordinasi dengan

atasan ;

- Bahwa saksi tidak ingat, apakah menerangkan memakai SK Kinag ;

- Bahwa Tersangka tanda tangan tiap lembar sebanyak 4 kali ;

- Bahwa Saksi tidak ingat pertanyaan-pertanyaannya ;

- Bahwa materi keterangan tersangka di BAP adalah yang didapat dari

keterangan dan jawaban tersangka Abbas Nur ;

- Bahwa saksi tidak tahu yang ditunjukan tersangkan SK Kinag asli

atau bukan ;

- Bahwa kewenangan status Abbas Nur menjadi tersangka adalah

kewenangan Penyidik, dasarnya SK Kinag setelah dicek tidak

terdaftar pada Kantor Wilayah Agraria Jawa Barat ;

- Bahwa telah dibuat Berita Acara Pencarian Barang Bukti ;

- Bahwa sudah dilakukan pemanggilan terhadap Rimin dan Ita tetapi

tidak pernah hadir ;

- Bahwa pada waktu itu saksi memerintahkan SK Kinag fotocopy

supaya dilegalisir;

Keterangan Terdakwa

a) Keterangan Terdakwa I Abbas Nur

- Bahwa Terdakwa I diperiksa sebagai tersangka pada tanggal

26 November 2008;

- Bahwa Terdakwa I pernah bertemu dengan Soehardjo Gondo,

waktu saya diundang Polisi, yang datang adalah Terdakwa I,

Lukman, Kepala Desa, Camat dan BPN;

Page 52: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

- Bahwa waktu itu pembicaraan pembukaan adalah Kanit Harda

yaitu Ibu Putu yang dibicarakan masalah pengembalian batas

yang diklaim oleh Soehardjo Gondo letaknya di Rt . 03/05 dan

Rt . 05/05 Kp. Turi Jaya Desa Segara Makmur, luas tanahnya

45.000 M2;

- Bahwa buktinya adalah menunjukan fotocopy Sertifikat atas

nama Soehardjo Gondo;

- Bahwa tanah dikuasai warga termasuk Terdakwa I dan

Terdakwa II yang ada di Rt . 03/05;

- Bahwa Terdakwa I menguasai tanah luas 1.000 m2 dibuatkan

rumah 100 M2 yang di klaim Soehardjo Gondo luas 600 M2,

sedangkan Terdakwa II menguasai tanah luas 136 M2

- Bahwa Terdakwa I mendapatkan tanah berdasarkan over alih

garapan dari Rohmat anaknya Sainan diperolehnya tahun 1995

– 1996 luasnya 1.000 M2

- Bahwa ketika itu Sainan memiliki suratnya ;

- Bahwa waktu Terdakwa I over alih garapan dengan Rohmat,

suratnya tidak ditunjukan ;

- Bahwa waktu Terdakwa diperiksa sebagai saksi diperlihatkan

SK Kinag kata Penyidik dapat dari Sadiah anaknya Rohmat,

oleh Sadiah diberikan kepada Penyidik , sedangkan Terdakwa

tidak pegang apa-apa;

- Bahwa Terdakwa I hanya mempunyai surat Pernyataan

Penggarap dari Desa tahun 2002;

- Bahwa Terdakwa I jual tanah ke Terdakwa II seluas 136 M2

dasarnya hanya PBB tahun 1995 atas nama Rimen, Terdakwa

I mendapatkan tanah dari Carita karena Carita pinjam uang

kepada Terdakwa I buat hajatan, lalu Carita memberikan tanah

dan Terdakwa jual kepada Terdakwa II (Lukman), dasarnya

Carita mempunyai tanah berdasarkan SK Kinag;

Page 53: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

- Bahwa sebelum beli tanah Terdakwa I tidak tanyakan ke BPN;

Bahwa Terdakwa I ingin bangun rumah dan minta ijin ke Desa

dan dikasih IMB nya;

- Bahwa yang memberikan SK Kinag adalah Sadiah;

- Bahwa dasarnya over alih garapan, kemudian Terdakwa I

mengurus empang;

- Bahwa dasarnya Terdakwa I hanya kepercayaan membeli

tanah dari Rohmat ;

- Bahwa letak tanah Terdakwa I didekat yang ada pipa

pertamina sekitar 400 m, yang diklaim oleh Soehardjo Gondo

seluas 600 M2;

- Bahwa dasar Terdakwa I membayar PBB karena over alih

garapan;

- Bahwa Terdakwa I memiliki PBB tahun 2003;

- Bahwa ada warga membayar PBB tahun 2010;

- Bahwa Terdakwa I tidak menggunakan SK Kinag;

- Bahwa pada tahun 1996 over alih garapan dasarnya secara

tertulis dari Rohmat ;

- Bahwa waktu over alih garapan yang datang kerumah

Terdakwa I adalah Rohmat datangnya ke Asrama Brimob;

- Bahwa Ahli waris Rohmat adalah yaitu Sadian, Karta,

Rohanah, Rohanih Jember semuanya tinggal didaerah tersebut

;

- Bahwa waktu Terdakwa menyerahkan SK Kinag ke Penyidik,

Terdakwa I tidak tahu itu asli atau palsu ;

b) Keterangan Terdakwa Lukman Bin H Pesona

- Bahwa dasar Terdakwa II beli tanah dari Abbas Nur seluas

136 M2 dasarnya PBB tahun 1996 dan kuitansi tanggal 12

Juni 1998, pembayarannya diangsur 3 (tiga) kali, pembayaran

pertama Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) dan seterusnya

Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah) ;

Page 54: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

- Bahwa saya baru mengetahui tanah itu bermasalah setelah ada

kasus ini ;

- Bahwa Pendidikan Terdakwa II adalah S.I karena Terdakwa II

ingin punya rumah mau saja membeli tanah tersebut ;

6. Putusan Hakim

Dalam perkara yang telah penulis telaah ini, hakim tingkat pertama

memutus perkara dengan amar putusan sebagai berikut:

a. Menyatakan Terdakwa Terdakwa I ABBAS NUR dan Terdakwa II

LUKMAN Bin H. PESONA telah terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan Tindak pidana “Bersama-sama

menggunakan surat palsu” ;

b. Menjatuhkan Pidana oleh karena itu kepada Terdakwa I ABBAS

NUR dan Terdakwa II LUKMAN Bin H. PESONA masing- masing

dengan Pidana penjara selama : 3 (tiga) bulan ;

c. Memerintahkan bahwa pidana itu tidak akan dijalani, kecuali

dikemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim, oleh

karena Para terdakwa sebelum lewat masa percobaan selama : 6

(enam) bulan telah melakukan perbuatan pidana;

d. Menetapkan barang bukti berupa :

- 1 (satu) fotocopy Sertifikat HM. Nomor . 924 Ds Segara Makmur

an. Suharjo Gondo yang sudah dilegalisir ;

- 1 (satu) fotocopy Akta Jual Beli no. 714/20/TMJ.1990 tanggal 11

April 1990 yaitu jual beli tanah antara Raden Sumanaji dengan

Suhardjo Gondo yang sudah dilegalisir Tetap terlampir dalam

Berkas Perkara ;

e. Membebankan biaya perkara kepada para Terdakwa masing-masing

sebesar Rp. 1.000, - (seribu rupiah) ;

Berdasarkan pada hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan diatas

penulis menemukan logika berfikir bahwasannya yang pertama mengenai

uraian kasus, dimana terdakwa yaitu I Abbas Nur dan Lukman secara

Page 55: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

bersama-sama melakukan pemalsuan surat atau dapat dikatakan bahwa surat

tersebut dibuat sebagai alas hak untuk mendirikan bangunan yang mana

sebenarnya tanah tersebut sebenarnya milik suharjo gondo.

Penuntut umum mendakwa kedua terdakwa yakni I Abbas Nur dan

Lukman dengan dakwaan alternatif yang pertama terkait dengan pemalsuan

surat sebagaimana terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan

yang kedua UU No. 51 Perpu tahun 1960 Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Walaupun hakim dalam putusannya kemudian memutus dengan dakwaan

yang pertama.

Dalam pemeriksaan dipersidangan, hakim dengan pertimbanganya

sebagaimana telah diuraikan diatas pada saat pemeriksaan alat bukti

menghadirkan saksi verbalism, yang mana pada dasarnya ketentuan

mengenai saksi verbalism ini tidak diatur dalam Undang-Undang No. 8

Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana yang berlaku di Indonesia.

Meskipun dalam prakteknya sering ditemui mengenai penggunaan saksi

verbalism ini, dan hakim telah memiliki pertimbangannya sendiri

sebagaimana telah diuraikan pula pada hasil penelitian ini.

Dilihat dari eksistensinya, saksi verbalism ini muncul jika dalam

persidangan terdakwa menyangkal kebenaran keterangan saksi dan

kemudian saksi/terdakwa di sidang pengadilan keterangannya berbeda

dalam berita acara pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik serta

saksi/terdakwa mencabut/menarik keterangannya pada berita acara

pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik karena ada tekanan baik sifatnya

fisik ataupun psikis.

Dalam kasus ini berdasarkan pertimbangan hakim, saksi verbalism

dihadirkan dengan alasan bahwa terdakwa tidak mengakui atau menyangkal

Berita Acra Pemeriksaan (BAP) yang telah dibuat dalam proses penyidikan

oleh kepolisian dan telah ditandatangani oleh terdakwa. Sehingga meskipun

dalam undang-undang tidak mengatur tentang saksi verbalism ini, hakim

dalam pemeriksaan perkara atau dalam praktenya dapat menghadirkan saksi

Page 56: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

verbalism tentunya dengan alasan dari eksistensi dihadirkannya saksi

verbalism ini seperti yang telah disebutkan dalam uraian sebelumnya.

Kemudian hakim tingkat pertama memutus bahwasannya terdakwa I

Abbas Nur dan Lukman bersalah dengan pidana penjara 3 bulan, namun

tidak untuk dijalani melainkan dengan masa percobaan selama 6 bulan.

Tentu saja putusan ini tidak lepas dari pembuktian perkara pidana dalam

kasus ini yang mana turut dihadirkan saksi verbalism, dalam hal mana

sebenarnya ketentuan menganai saksi verblism ini pada dasarnya tidak ada

dalam peraturan perundang-undangan dan lebih banyak terdapat dalam

praktek di persidangan.

B. Pembahasan

Dalam hasil penelitian secara jelas yang sudah diuraikan sebelumnya

terlihat bahwasannya ada beberapa hal yang ingin diuraikan lebih lanjut

dalam penelitian hukum ini. Terkait dengan hal-hal yang berkenaan dengan

masalah keterkaitan alat bukti dengan kasus yang terjadi dan hubungannya

dengan hak terdakwa dalam kasus yang sudah mendapatkan putusan hakim

tingkat pertama tersebut.

Sudah diuraikan pula dalam bab sebelumnya bahwasannya penelitian

hukum ini ingin meninjau permasalahan dalam hal penerapan alat bukti

dalam sistem pembuktian kasus pemalsuan surat ini, kemudian seorang

terdakwa pada dasarnya memiliki hak yang harus dilindungi dalam

pemeriksaan baik pada saat orang tersebut dalam proses penyidikan maupun

pada saat pemeriksaan di persidangan. Kasus ini memperlihatkan bahwa apa

yang terjadi dan tindak pidana yang dilakukan terdakwa merupakan tindak

pidana yang ketentuan peraturannya ada dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana sehingga penerapan proses beracaranya juga harus sesuai

dengan ketentuan dalam Hukum Acara Pidana yang berlaku di Indonesia.

Terkait dengan alat bukti, tentu secara jelas sudah diuraikan dalam

Undang-Undang No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,

sebagaimana telah diuraikan dalam bab sebelumnya. Dalam pembuktian

Page 57: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kasus pemalsuan surat ini ketentuan mengenai alat bukti seharusnya tidak

ada yang keluar dari jenis-jenis alat bukti menurut undang-undang tersebut,

penuntut umum yang menghadirkan alat bukti juga sudah menilai alat bukti

tersebut apakah layak untuk dihadirkan atau tidak. Dalam kasus ini penuntut

umum menghadirkan 13 (empat belas) orang saksi, 1 (satu) orang saksi

verbalism dan beberapa barang bukti untuk menguatkan dakwaanya.

Dalam kasus ini turut pula dihadirkan saksi verbalism (saksi penyidik),

verbalism secara fundamental adalah istilah yang lazim tumbuh dan

berkembang dalam praktik serta tidak diatur oleh KUHAP. verbalism adalah

pejabat yang berwenang untuk membuat berita acara, misalnya saja polisi

atau jaksa. Menurut makna leksikon dan doktrinal, verbalism adalah nama

yang diberikan kepada petugas (polisi atau yang diberikan kepada petugas

khusus) untuk menyusun, membuat, atau mengarang berita acara. Menurut

Yan Pramadya Puspa ”verbalism (Belanda) adalah petugas (polisi atau

seseorang yang diberi tugas khusus) untuk menyusun, membuat, atau

mengarang proses verbal.” eksistensi saksi verbalism muncul jika dalam

persidangan terdakwa menyangkal kebenaran keterangan saksi dan

kemudian saksi atau terdakwa di sidang pengadilan keterangannya berbeda

dalam berita acara pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik serta saksi atau

terdakwa mencabut atau menarik keterangannya pada berita acara

pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik karena ada tekanan baik sifatnya

fisik ataupun psikis.

Walaupun secara yuridis menghadirkan saksi verbalism ini tidak diatur

dalam prakteknya sering ditemui hakim menghadirkan saksi verbalism ini,

hakim pengadilan memiliki pertimbangan tersendiri terkait dengan

menghadirkan saksi verbalism ini. Dalam kasus surat palsu ini hakim lewat

penuntut umum menghadirkan saksi verbalism ini dengan pertimbangan

bahwa terdakwa tidak mengakui dan menyangkal Berita Acara Pemeriksaan

(BAP) yang telah ditandatangani sebelumnya.

Terdakwa dalam kasus ini pada dasarnya memiliki hak yang harus

dilingungi, bahwasannya dalam pemeriksaan pada tahap penyidikan seorang

Page 58: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

terdakwa tidak boleh mendapatkan penekanan, karena apabila hal tersebut

terjadi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) harus dikesampingkan. Kemudian

hubungannya dengan hak-hak terdakwa adalah dalam KUHAP ada yang

disebut dengan fair trial tersangka atau terdakwa berhak memberikan

keterangan secara bebas. Jika pencabutan keterangan didasarkan alasan-

alasan yang dapat diterima maka keterangan yang ada di persidangan

menjadi alat bukti yang sah dan yang akan dipertimbangkan hakim. Hasil

pemeriksaan pada tingkat penyidikan hanya merupakan hasil pemeriksaan

sementara (voorlopigonderzoek) merupkan bahan-bahan guna dilakukan

pemeriksaan di sidang pengadilan (gerechtelijke onderzoek).

Maka dari itu dalam pembahasan ini akan diuraikan mengenai

bagaimana urgensi menghadirkan saksi verbalism yang dihadirkan oleh

penuntut umum dengan pertibangan hakim sebelumnya, kemudian

bagaimana relasinya dengan hak-hak terdakwa dalam kasus tersebut.

1. Urgensi Menghadirkan Saksi Verbalism Dalam Pemeriksaan

Perkara Menggunakan Surat Palsu di Persidangan Pengadilan

Negeri Bekasi Pada Kasus Nomor : 2135/Pid/B/2010/PN.BKS

Dalam uraian baik dalam bab sebelumnya maupun dalam bab ini

penulis sudah menguraikan secara jelas mengenai ketentuan mengenai

pembuktian, alat bukti dan juga terkait dengan hasil penelitian

mengenai tindak pidana menggunakan surat palsu ini. Hakim yang

memeriksa dan memutus perkara pada Pengadilan Negeri Bekasi, dalam

putusannya Nomor: 2135/Pid/B/2010/PN.BKS mempertimbangkan

turut menghadirkan seorang saksi verbalism (saksi Penyidik). Dimana

saksi penyidik ini dihadirkan dari kepolisian yang sebelumnya

melakukan penyidikan terhadap terdakwa I Abbas Nur dan Lukman.

Putusan yang pada akhirnya menyatakan bersalah kedua terdakwa

yakni I Abbas Nur dan Lukman ini pada saat pembuktiannya turut

dihadirkan pula alat bukti yang lain, dimana alat bukti yang lain

memang sudah ada dalam ketentuannya dalam Undang-Undang Nomor

Page 59: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. Yang menjadi

permasalahan tentunya dalam praktek persidangan ini turut pula

dihadirkan saksi verbalism yang tidak diatur dalam ketentuan

perundang-undangan. Hal ini tentu menjadi permasalahan ketika

memang dalam perundang-undangan yang mengatur mengenai hukum

acara pidana di Indonesia yakni Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

Tentang Hukum Acara Pidana tidak megatur tentang hal ini.

Sebelum membahas mengenai urgensi menghadirkan saksi

verbalism dalam pemeriksaan perkara menggunakan surat palsu di

persidangan pengadilan ini maka alangkah lebih baiknya penulis dalam

hal ini akan memberikan kontruksi berfikir untuk menunjukan alur

berfikir penulis dalam menyusun pembahasan ini, dengan

menggambarkan alur berfikir sebagai berikut;

Konfrontasi Konfrontasi

Gambar 2. Kontruksi Pembahasan ke Satu

Saksi Verbalism

Pemeriksaan alat

bukti dan barang

bukti

1. Keterangan saksi

2. Keterangan

terdakwa

3. Barang bukti

Dakwaan oleh

penuntutut umum

Perkara Pemalsuan surat dengan

Nomor : 2135/Pid/B/2010/PN.BKS

Berita Acara

Pemeriksaan (BAP)

terdakwa

Terdakwa

Page 60: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Pemeriksaan perkara di persidangan dimulai dengan pembacaan

dakwaan oleh penuntut umum, kemudian dilanjutkan dengan

pemeriksaan alat bukti dan barang bukti yakni keterangan saksi,

keterangan terdakwa dan beberapa barang bukti. Terdakwa dalam kasus

ini didakwa oleh penuntut umum telah melakukan pemalsuan surat

sebegaimana diatur dalam pasal 263 KUHP ayat (2) dengan alternatif

dakwaan Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 51 Perpu tahun 1960,

keduanya di junctokan dengan pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Dalam

pemeriksaan alat bukti hakim dalam pertimbangannya menggunakan

saksi verbalism dikarekanakan terdakwa tidak mengakui isi daripada

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang telah ditandatanganinya, Maka

dari itu saksi verbalism dihadirkan.

Hukum Acara Pidana pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh

kebenaran materiil, yaitu kebenaran yang sebenar-benarnya. Untuk

mengetahui kebenaran tersebut maka diperlukan alat bukti untuk

menunjang proses pemeriksaan di persidangan. Berdasarkan Undang-

Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana maka alat

bukti yang dapat diajukan dalam proses pemeriksaan di persidangan

seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Dalam Pemeriksaan Perkara ini Hakim majelis memeriksa

beberapa alat bukti seperti yang terdapat dalam pasal 184 KUHAP

tersebut, diantaranya memanggil 13 (tiga belas) saksi a charge dan 1

(satu) saksi a de charge yang memberikan keterangan di persidangan, 2

(dua) terdakwa dengan dikuatkan oleh barang bukti. Selain dari pada itu

dalam pemeriksaan perkara di persidangan kasus ini Hakim Majelis

juga memanggil saksi verbalism karena para terdakwa tidak mengakui

BAP yang ditandatanganinya. Saksi verbalism dipanggil untuk

mengetahui jalannya pemeriksaan terdakwa pada waktu proses

penyidikan di kepolisian.

“Majelis hakim dalam kasus ini menghadirkan saksi verbalism

lewat penuntut umum dengan pertimbangan bahwa Terdakwa tidak

Page 61: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

mengakui keterangannya di Berita Acara Pemeriksaan (BAP), oleh

karenanya Hakim Ketua Majelis memerintahkan kepada Penuntut

Umum agar menghadirkan saksi verbalism”

Terdapat beberapa fakta terkait dengan pemeriksaan terdakwa

pada proses penyidikan yang berbeda dengan apa yang

diungkapkan oleh saksi verbalism, diantaranya adalah ;

1) Penyidik sebagai saksi verbalism menyatakan bahwa tidak

mengingat apakah SK kinag itu ditunjukan kepada penyidik

atau tidak, sedangkan terdakwa mengatakan SK Kinag

tersebut ditunjukan atas permintaan penyidik.

2) Penyidik sebagai saksi verbalism menyatakan bahwa

pemeriksaan dilakukan pada tanggal 2 Desember 2008,

padahal menurut keterangan terdakwa pemeriksaan

dilakukan pada tanggal 26 November 2008.

Apabila melihat fakta tersebut, jelas bahwa apa yang dikatakan

oleh penyidik terkait dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terdakwa

I Abbas Nur dan Lukman berbeda dalam dua hal tersebut, sehingga

terdakwa menyangkal Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersebut.

Sehingga untuk hal tersebut hakim majelis menghadirkan saksi

verbalism ini.

Dalam pemeriksaan saksi verbalism dalam persidangan, ternyata

apa yang dikatakan oleh saksi verbalism berbeda dengan apa yang

diungkapkan oleh terdakwa dalam persidangan. Sehingga dapat

dikatakan bahwasannya urgensi menghadirkan saksi verbalism

dipersidangan perkara No : 2135/Pid/B/2010/PN.BKS ini dilakukan

untuk konfrontir terhadap keterangan terdakwa yang dinyatakan dalam

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang telah ditandatangani oleh

terdakwa sendiri dan yang sebelumnya tidak diakui oleh terdakwa I

Abbas Nur dan Lukman.

Dengan dihadirkannya saksi verbalism (saksi dari penyidik) ini,

hakim majelis berharap dapat mengetahui kebenaran tentang keterangan

Page 62: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

terdakwa yang sebenarnya diungkapkan terdakwa. Sehingga sebenarnya

tidak ada maksud lain dalam kasus ini hakim turut menghadirkan saksi

verbalism dalam kasus ini. Selain itu tidak ada dampak kelanjutan

terkait menghadirkan saksi verbalism ini, karena hakim majelis hanya

ingin melakukan konfrontir terkait pernyataan terdakwa dengan apa

yang disampaikan saksi verbalism (saksi dari penyidik) ini.

2. Relasi Antara Penghadiran Saksi Verbalism Dengan Perwujudan

Hak-Hak Terdakwa Dalam Pemeriksaan Perkara Menggunakan

Surat Palsu di Persidangan Pada Kasus Nomor :

2135/Pid/B/2010/PN.BKS.

Mengenai Saksi verbalism sebagaimana sudah dijelaskan dalam

bab sebelumnya maupun dalam pembahasan sebelumnya sudah

diketahui bahwa memang tentang hal ini tidak ada dalam peraturan

perundang-undangan yang mengatur. Ketentuan mengenai saksi

verbalism ini hanya ada dalam prakteknya saja dalam persidangan di

Indonesia.

Dalam kasus tentang menggunakan surat palsu yang terjadi di

bekasi ini, seorang saksi verbalism dari pihak kepolisian yang

memeriksa terdakwa I Abbas Nur dan Lukman turut dihadirkan dalam

persidangan di pengadilan. Sudah jelas dalam pembahasan sebelumnya

bahwasannya menghadirkan saksi verbalism ini untuk dilakukan

konfrontir terhadap keterangan terdakwa yang menyangkal Berita

Acara Pemeriksaan (BAP) yang sudah ditandatangani oleh terdakwa I

Abbas Nur dan Lukman.

Hal tersebut tentu saja tidak berhenti disini saja, akan tetapi harus

dilihat mengenai relasi (hubungan) menghadirkan saksi verbalism ini

dengan perwujudan hak-hak terdakwa, karena biar bagaimanapun hak

seorang terdakwa juga harus dilindungi. Walaupun dalam prakteknya

sering ditemui mengenai menghadirkan saksi verbalism ini dan

Page 63: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

memang urgensinya jelas tetap saja hakim majelis sebagai pemeriksa

dan yang memutus perkara harus memperhatikan hak-hak terdakwa.

Sebelum membahas mengenai relasi antara menghadirkan saksi

verbalism dengan perwujudan hak-hak terdakwa dalam pemeriksaan

perkara menggunakan surat palsu di persidangan ini maka alangkah

lebih baiknya penulis dalam hal ini akan memberikan kontruksi berfikir

untuk menunjukan alur berfikir penulis dalam menyusun pembahasan

ini, dengan menggambarkan alur berfikir sebagai berikut;

Relasi

Gambar 3. Kontruksi Pembahasan ke Dua

Perkara Pemalsuan surat dengan

Nomor : 2135/Pid/B/2010/PN.BKS

Dakwaan

Penuntut Umum

Perwujudan

hak-hak

Terdakwa

Pemeriksaan

Saksi Verbalism

Pemeriksaan Alat Bukti

dan Barang Bukti

Pertimbangan

Hakim

Page 64: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Bahwasannya dalam pemeriksaan perkara ini, penuntut umum

mendakwa I Abbas Nur dan Lukman dengan dakwaan sebagaimana

telah diuraikan dalam hasil penelitian dengan dakwaan alternatif, yang

mana dari dakwaan tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap

alat bukti dan barang bukti dalam perkara ini. Hakim

mempertimbangkan bahwasannya karena kedua terdakwa tidak

mengakui BAP yang telat dibuat sebelumnya, maka dihadirkan saksi

dari penyidik (saksi verbalism) untuk dilakukan konfrontasi terhadap

terdakwa. Maka dari itu dalam hal ini penulis akan membahas

bagaimana relasinya antara menghadirkan saksi verbalism dengan

perwujudan hak-hak terdakwa.

Terdakwa I Abbas Nur dan Lukman dalam persidangan mencabut

keterangannya seperti yang telah diuraikan dan ditandatangani dalam

Berita Acara Pemeriksaan (BAP), keterangan yang dicabut dan telah

dilakukan konfrontir dengan penyidik (Saksi Verbalism) adalah terkait

dengan;

a. Bahwa yang meminta surat kinag itu ditunjukan kepada penyidik

adalah penyidik sendiri.

b. Bahwa pemeriksaan sebagai tersangka sebenarnya tanggal 26

November 2008 bukan tanggal 2 Desember 2008.

Keterangan seperti yang disampaikan oleh saksi verbalism tentang

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terdakwa berbeda dengan apa yang

disampaikan terdakwa dalam persidangan, dua hal tersebut dijadikan

alasan bahwa terdakwa mencabut keterangannya dalam Berita Acara

Pemeriksaan (BAP). Seperti halnya dalam pembahasan yang pertama

bahwa dua hal tersebut juga dijadikan konfrontir antara terdakwa

dengan penyidik sebagai saksi verbalism yang dihadirkan ke dalam

persidangan oleh majelis hakim.

Pasal 50 sampai dengan Pasal 68 Undang-Undang No 8 Tahun

1981 tentang Hukum Acara Pidana memberikan seperangkat hak yang

diberikan kepada tersangka dalam proses peradilan pidana. Pasal 52

Page 65: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

memberi hak untuk memberikan keterangan secara bebas kepada

penyidik, asal 54 memberi hak untuk mendapatkan bantuan hukum.

Keduanya merupakan hak tersangka yang seringkali dilanggar oleh

polisi yang menimbulkan ketakutan sehingga tersangka seringkali tidak

menggunakan hak yang diatur dalam Pasal 68 yaitu hak untuk menuntut

ganti rugi (Agus Raharjo dan Angkasa, 2011: 3)

KUHAP membedakan istilah “tersangka” dengan “terdakwa”.

Perbedaan tersebut dapat ditemukan pada ketentuan Bab I tentang

Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (14) dan 15 KUHAP yang menentukan

bahwa :

a. Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau

keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai

pelaku tindak pidana (Pasal 1 ayat (14) KUHAP).

b. Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan

diadili di sidang pengadilan (Pasal 1 ayat (15) KUHAP).

Sama halnya dengan Tersangka, seorang terdakwa juga diberikan

hak dalam proses pemeriksaan di persidangan, menurut KUHAP hak

seorang tersangka dan terdakwa antara lain adalah sebagai berikut:

1) Hak Tersangka atau Terdakwa untuk segera mendapatkan

pemeriksaan oleh penyidik yang selanjutnya dapat diajukan kepada

penuntut umum, dan tersangka berhak perkaranya segera

dimajukan oleh pengadilan ke penuntut umum (Pasal 50 ayat (1)

dan ayat (2)).

2) Tersangka berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa

yang dimengerti olehnya tentang apa yang disangkakan kepadanya

pada waktu pemeriksaan dimulai (Pasal 51).

3) Hak untuk memberikan keterangan secara bebas kepada

penyidik, Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan

pengadilan, tersangka atau terdakwa berhak memberikan

keterangan secara bebas kepada penyidik atau hakim (Pasal 52

KUHAP).

Page 66: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

4) Hak untuk mendapatkan juru bahasa dalam setiap

pemeriksaan. Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan

pengadilan, tersangka atau terdakwa berhak untuk setiap waktu

mendapat juru bahasa (Pasal 53 ayat 1, dan juga Pasal 177).

5) Hak untuk mendapat bantuan hukum pada setiap tingkat

pemeriksaan. Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau

terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih

penasehat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat

pemeriksaan, menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang/

KUHAP (Pasal 54).

6) Berhak secara bebas memilih penasihat hukum. Untuk

mendapatkan penasihat hukum tersangka atau terdakwa berhak

memilih sendiri penasihat hukumnya (Pasal 55).

7) Hak untuk berubah menjadi wajib untuk mendapat bantuan hukum.

Wajib bagi tersangka mendapat bantuan hukum bagi tersangka

dalam semua tingkat pemeriksaan jika sangkaan yang disangkakan

diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana minimal 15

tahun atau lebih (Pasal 56).

8) Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak

menghubungi penasihat hukumnya sesuai dengan ketentuan dalam

KUHAP (Pasal 57).

9) Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak

menghubungi atau menerima kunjunngan dokter pribadinya untuk

kepentingan kesehatan baik yang ada hubungannya dengan proses

perkara maupun tidak (Pasal 58).

10) Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak

diberitahukan tentang penahanan atas dirinya oleh pejabat yang

berwenang, pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses

peradilan, kepada keluarga atau orang lain yang serumah dengan

tersangka atau terdakwa ataupun orang lain yang bantuannya

Page 67: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dibutuhkan oleh tersangka atau terdakwa untuk mendapatkan

bantuan hukum atau jaminan bagi penangguhannya (Pasal 59).

11) Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan menerima

kunjungan dari pihak yang mempunyai hubungan kekeluargaan

atau lainnya dengan tersangka atau terdakwa guna mendapatkan

jaminan bagi penangguhan penahanan ataupun untuk usaha

mendapatakan bantuan hukum (Pasal 60).

12) Tersangka atau terdakwa berhak secara langsung atau dengan

perantaraan penasihat hukumnya menghubungi dan menerima

kunjungan sanak keluraganya dalam hal yang tidak ada

hubungannya dengan perkara tersangka atau terdakwa untuk

kepentingan pekerjaan atau untuk kepentingan kekeluargaan (Pasal

61).

13) Tersangka atau terdakwa berhak secara langsung atau dengan

perantaraan penasihat hukumnya dan menerima surat dari

penasihat hukumnya dan sanak keluragan setiap kali yang

diperlukan olehnya, untuk keperluan itu bagi tersangka atau

terdakwa disediakan alat tulis-menulis (Pasal 62).

14) Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan menerima

kunjungan dari rohaniawan (Pasal 63).

15) Terdakwa berhak untuk diadili di sidang pengadilan yang terbuka

untuk umum (Pasal 64).

16) Tersangka tau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan

mengajukan saksi dan atau seorang yang mempunyai keahlian

khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan bagi

dirinya (Pasal 65).

17) Tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian

(Pasal 66).

18) Tersangka atau terdakwa berhak menuntut ganti kerugian dan

rehabilitasi (Pasal 68, dan juga Pasal 95).

Page 68: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Pencabutan Berita Acara Pemeriksaan yang merupakan hak bagi

terdakwa juga disandarkan pada penafsiran dari Pasal 66 KUHAP

bahwa tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian.

Artinya, bahwa salah satu alat bukti yang sah adalah keterangan atau

pengakuan terdakwa dapat saja dibantah atau ditolak oleh terdakwa

sendiri. Kebebasan atau hak terdakwa untuk tidak menjawab pertanyaan

yang diajukan proses pemeriksaan juga dilindungi oleh KUHAP,

sebagaimana diatur dalam Pasal 175 KUHAP yang menegaskan bahwa

jika terdakwa tidak mau menjawab atau menolak untuk menjawab

pertanyaan yang diajukan kepadanya, hakim ketua sidang

menganjurkan untuk menjawab dan setelah itu pemeriksaan

dilanjutkan.

Sehingga hak terdakwa mencabut Berita Acara pemeriksaan

tersebut merupakan hak terdakwa yang diberikan oleh undang-undang

kepada seorang terdakwa yaitu tersangka atau terdakwa tidak dibebani

kewajiban pembuktian. Artinya, bahwa salah satu alat bukti yang sah

adalah keterangan atau pengakuan terdakwa dapat saja dibantah atau

ditolak oleh terdakwa sendiri. Demikian juga hak ingkar

(penyangkalan) yaitu hak untuk menolak dakwaan, mencabut

keterangan di depan penyidik.

Memperhatikan keterangan terdakwa bahwasannya apa yang

dikatakan oleh saksi verbalism dalam persidangan tidak semuanya

benar, karena terdakwa memberikan beberapa pernyataan yang ternyata

tidak sesuai dengan berbeda dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

seperti yang disampaikan oleh saksi verbalism, maka dari itu majelis

hakim menghadirkan saksi verbalism ke dalam persidangan untuk

dilakukan konfrontir.

Dalam pemeriksaan perkara tersebut terdakwa I Abbas Nur dan

Lukman tidak membenarkan keterangan saksi verbalism yang

menyatakan bahwa SK kinag itu tidak ditunjukan, karena terdakwa

menunjukkan SK kinag tersebut atas permintaan penyidik, dan

Page 69: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

terdakwa bahkan dalam pernyataannya dipersidangan menyatakan

bahwasannya Terdakwa diperiksa sebagai saksi diperlihatkan SK Kinag

kata Penyidik dapat dari Sadiah anaknya Rohmat, oleh Sadiah diberikan

kepada Penyidik, sedangkan Terdakwa tidak pegang apa-apa.

Kemudian terdakwa juga tidak membenarkan bahwa pemeriksaan

terhadap dirinya dilakukan pada tanggal 2 Desember 2008 melainkan

tanggal 26 November 2008.

Majelis hakim dalam menyusun putusannya telah

mempertimbangkan hal tersebut, dengan mengatakan :

“Menimbang, bahwa sebelum mendengarkan pula keterangan para

Terdakwa dipersidangan lebih lanjut, atas pertanyaan Hakim Ketua

Majelis, para Terdakwa tidak mengakui keterangannya di BAP,

oleh karenanya Hakim Ketua Majelis memerintahkan kepada

Penuntut Umum agar menghadirkan Verbalism”

Karena sesuai dengan hak terdakwa sebagaimana hak ingkar

(penyangkalan) dan hak terdakwa disandarkan pada penafsiran dari

Pasal 66 KUHAP bahwa tersangka atau terdakwa tidak dibebani

kewajiban pembuktian. Artinya, bahwa salah satu alat bukti yang sah

adalah keterangan/pengakuan terdakwa dapat saja dibantah atau ditolak

oleh terdakwa sendiri.

Sehingga dalam pemeriksaan perkara ini relasi antara

menghadirkan saksi verbalism dengan perwujudan hak-hak terdakwa

dalam pemeriksaan perkara pemalsuan surat ini telah dilakukan

berdasarkan pada pemenuhan hak terdakwa untuk tidak mengakui

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang telah ditandatangani oleh kedua

terdakwa yakni I Abbas Nur dan Lukman. Majelis hakim juga telah

mempertimbangkan hak terdakwa tersebut dengan menghadirkan saksi

verbalism ke dalam persidangan untuk dilakukan konfrontasi terhadap

pertanyaan terdakwa dan juga saksi verbalism sebagai penyidik

kepolisian yang membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terdakwa.

Page 70: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan Pada uraian-uraian yang telah disampaikan sebelumnya

dalam penulisan hukum mengenai Urgensi Menghadirkan Saksi Verbalism dan

Relasinya Dengan Perwujudan Hak-Hak Terdakwa Dalam Pemeriksaan Perkara

Menggunakan Surat Palsu ini, maka simpulannya adalah;

1. Bahwa urgensi menghadirkan saksi verbalism dipersidangan perkara No :

2135/Pid/B/2010/PN.BKS ini sebelumnya karena adanya pertimbangan

hakim yang menyatakan, “bahwa sebelum mendengarkan pula keterangan

para Terdakwa dipersidangan lebih lanjut, atas pertanyaan Hakim Ketua

Majelis, para Terdakwa tidak mengakui keterangannya di BAP, oleh

karenanya Hakim Ketua Majelis memerintahkan kepada Penuntut Umum

agar menghadirkan Verbalism”, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap

saksi verbalism ada perbedaan keterangan antara apa yang disampaikan oleh

terdakwa diantaranya adalah:

a) Penyidik sebagai saksi verbalism menyatakan bahwa tidak mengingat

apakah SK kinag itu ditunjukan kepada penyidik atau tidak, sedangkan

terdakwa mengatakan SK Kinag tersebut ditunjukan atas permintaan

penyidik.

b) Penyidik sebagai saksi verbalism menyatakan bahwa pemeriksaan

dilakukan pada tanggal 2 Desember 2008, padahal menurut keterangan

terdakwa pemeriksaan dilakukan pada tanggal 26 Desember 2008.

Sehingga dapat dikatakan urgensi menghadirkan saksi verbalism dilakukan

untuk konfrontir terhadap keterangan terdakwa yang dinyatakan dalam

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang telah ditandatangani terdakwa yang

sebelumnya tidak diakui oleh terdakwa I Abbas Nur dan Lukman.

2. Terdakwa I Abbas Nur dan Lukman pada intinya tidak membenarkan

keterangan saksi verbalism, Sesuai dengan hak terdakwa sebagaimana hak

ingkar (penyangkalan) dan hak terdakwa disandarkan pada penafsiran dari

Page 71: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Pasal 66 KUHAP bahwa tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban

pembuktian. Artinya, bahwa salah satu alat bukti yang sah adalah keterangan

atau pengakuan terdakwa dapat saja dibantah atau ditolak oleh terdakwa

sendiri.

Sehingga dalam pemeriksaan perkara ini relasi antara menghadirkan saksi

verbalism dengan perwujudan hak-hak terdakwa dalam pemeriksaan perkara

pemalsuan surat ini telah dilakukan berdasarkan pada pemenuhan hak

terdakwa untuk tidak mengakui Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang telah

ditandatangani oleh kedua terdakwa yakni I Abbas Nur dan Lukman.

Majelis hakim juga telah mempertimbangkan hak terdakwa tersebut dengan

menghadirkan saksi verbalism ke dalam persidangan untuk dilakukan

konfrontasi terhadap pernyataan terdakwa dan juga saksi verbalism sebagai

penyidik kepolisian yang membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

terdakwa.

B. Saran

Berdasarkan Pada uraian-uraian yang telah disampaikan sebelumnya

dalam penulisan hukum mengenai Urgensi Menghadirkan Saksi Verbalism dan

Relasinya Dengan Perwujudan Hak-Hak Terdakwa Dalam Pemeriksaan Perkara

Menggunakan Surat Palsu ini, saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah;

1. Kepolisian Republik Indonesia sebagai penegak hukum pada umunya dan

sebagai penyidik pada khususnya sebaiknya memperhatikan bagaimana cara

memperlakukan terdakwa dalam proses pemeriksaan pada tahap penyidikan,

supaya dalam pelaksanaan penegakkan hukum di indonesia seperti halnya

dalam kasus yang telah diteliti dalam penulisan hukum ini seorang saksi

penyidik (saksi verbalism) yang notabene bukanlah saksi yang diatur dalam

Hukum Acara Pidana di Indonesia tidak perlu dihadirkan dalam

persidangan, tentunya juga untuk efektifitas penegakkan hukum di

Indonesia.

2. Hakim sebagai representasi dari penegakkan hukum di pengadilan dan

sebagai penegak hukum pada umumnya juga harus memperhatikan hak-hak

Page 72: TINJAUAN YURIDIS URGENSI MENGHADIRKAN SAKSI …/Tinjauan... · persidangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

setiap orang terutama orang yang menjadi terdakwa dalam pemeriksaan di

pengadilan, supaya terdakwa tidak merasa tertekan dengan keadaannya

sebagaimana mereka sebagai objek, melainkan hakim harus memperhatikan

terdakwa sebagai subjek dalam rangka pemenuhan hak-haknya sebagai

seorang terdakwa.