tinjauan yuridis terhadap pemberhentian tidak …

96
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT DARI ANGGOTA KEPOLISIAN DAERAH JAMBI (Studi Pada Keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi No.17/G/2020/PTUN.JBI) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.I) Dalam Hukum Tata Negara Oleh: MELLY RAHAYU NIM : 106170725 Pembimbing 1: Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., M.A Pembimbing II :Ulya Fuhaidah, M.Si PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI 1442 H/2021 M

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN

HORMAT DARI ANGGOTA KEPOLISIAN DAERAH JAMBI

(Studi Pada Keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

No.17/G/2020/PTUN.JBI)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.I)

Dalam Hukum Tata Negara

Oleh:

MELLY RAHAYU

NIM : 106170725

Pembimbing 1: Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., M.A

Pembimbing II :Ulya Fuhaidah, M.Si

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI

1442 H/2021 M

Page 2: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di

Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

2. Semua sumber yang saya gunakan merupakan penulisan yang telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN STS Jambi.

3. Jika kemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN STS Jambi.

Jambi, Juli 2021

MELLY RAHAYU

NIM : 106170725

Page 3: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

iii

Pembimbing I : Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., M.A

Pembimbing II : UlyaFuhaidah, M.Si

Alamat : Fakultas syariah UIN STS Jambi Jl. Jambi Ma. Bulian

KM. 16 Sei. Duren kec. Jaluko Kabupaten Muaro Jambi

Provinsi Jambi 31346 Tlp. (0741) 582021

Jambi , Juli 2021

Kepada Yth.

Bapak Dekan Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi di –

Tempat

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka kami

berpendapat skripsi saudari Melly Rahayu Nim.106170725 yang berjudul:

Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari

Anggota Kepolisian Daerah Jambi: Studi Pada Keputusan Pengadilan

Tata Usaha Negara Jambi Nomor: 17/G/2020/PTUN.JBI. Telah disetujui

dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi syarat – syarat

memperoleh gelar sarjana strata satu (S-1) dalam Jurusan Hukum Tata Negara

pada fakultas syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin jambi.

Demikian, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi

kepentingan Agama, Nusa, dan Bangsa.

Wassalamu’alaikum wr. Wb

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., M.A UlyaFuhaidah, M.Si

NIP: 197007271996031001 NIP:198208142011012006

Page 4: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

iv

PENGESAHAN

Page 5: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

v

MOTTO

إذا حكمحم بيه الىاس أن جحكما ب لا أ ا الماوات إل يأمزكم أن جؤد إن الل إن الل ال

ا بصيزا كان سمي إن الل ظكم ب ا ي م و

Artinya: ”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di

antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah

memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah

Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.( Q.S. An-Nisaa 58)1

1 Al-Qur’an dan Terjemahan ( Q.S An-Nisa’ (4) : 58)

Page 6: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulilahirobbil’alamin

Dengan rahmat allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, ku panjatkan

syukur tak terhingga pada ALLAH SWT karena rasa terimakasihku atas

nikmatmu, karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi ini penulis persembahkan

khusus kepada yang terhormat :

Bapak ( SABIRIN ) yang selalu sabar menasehati dan membimbingku hingga

sekarang, dan Mamak tercinta ( HARMIZAH , S.Pd.,) yang selalu mendidik, tulus

dalam membesarkan penulis. Dengan tiada terkira baik moril maupun materil

yang selalu mencurahkan kasih sayang yang tak terhingga serta selalu

mendoakan penulis setiap akhir doa, penulis mampu menyelasaikan skripsi ini.

Karya ini bukan yang terbesar untuk bapak dan mamak, tapi bukti bahwa apapun

akan kupersembahkan kepadamu. Salam sayang dan cinta tiada akhir yang tak

terucap dariku.

Selanjutnya penulis juga tidak lupa mengucapkan ribuan terimakasih kepada

akademisi, dan seluruh teman-teman seperjuangan Hukum Tata Negara dalam

ruang lingkup UIN STS jambi maupun diluar lingkup kampus yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu, sahabat sedari SMA ( Endah Sundari, Nursela

Feliasari, Yohana Demisa) dan para The Geng Romusa Elitss, Semoga kebaikan

kalian senantiasa mendapat balasan lebih dari Allah SWT. Penulis tidak bisa

membalas apa-apa melainkan doa. Semoga allah selalu menunjukkan jalan yang

benar untuk kita semua Aamiin Allahumma Aamiin

Page 7: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

vii

ABSTRAK

Nama : Melly Rahayu

NIM : (106170725)

Judul : Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari

Anggota Kepolisian Daerah Jambi: (Studi Pada Keputusan Pengadilan Tata Usaha

Negara Jambi No. 17/G/2020/PTUN.JBI.)

Skripsi ini membahas tentang Pertimbangan hukum hakim dalam memutus

sangketa tata usaha Negara serta akibat dari ditolaknya gugatan penggugat di

Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi perkara nomor 17/G/2020/PTUN.JBI.

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Jambi, Tempatnya di Pengadilan Tata Usaha

Negara Jambi dengan menggunakan pendekatan yuridis empiris. Penelitian

tersebut merupakan penelitian lapangan dengan cara mendeskripsikan. Penelitian

ini berbentuk riset yang mana menggunakan penelitian beberapa komponen

pengumpulan data melalui obeservasi, wawancara dan dokumentasi. Maka dapat

disimpulkan bahwa pertimbangan hukum hakim dalam memutus sangketa tata

usaha Negara berdasarkan register perkara nomor 17/G/2020/PTUN.JBI.

diberhentikan tidak dengan hormat anggota kepolisian daerah Jambi atas nama

Yori Nicholas Saragih telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Merasa kepentingannya dirugikan dengan adanya surat keputusan yang

dikeluarkan oleh kapolda. Oleh sebab itu hakim menolak gugatan penggugat

seluruhnya dengan alasan gugatan penggugat kurang bukti, dalil yang diajukan

penggugat tidak beralasan hukum dan penggugat tidak berhasil membuktikan

dalilnya. Maka dari itu penggugat tidak lagi bekerja di dinas kepolisian Negara

Republik Indonesia karena putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap.

Kata Kunci : PTDH, PTUN, KAPOLDA.

Page 8: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa pertolongan-Nya

tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita

yaitu Nabi Muhammad saw yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis

mampu untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Tinjauan Yuirids Terhadap

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Anggota Kepolisian Daerah Jambi:

Studi pada keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

NO/17/G/2020/PTUN.JBI”.

Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan

ilmu hukum dan sebagai memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Program

sarjana strata satu (S.1) pada Prodi Hukum Tata Negara Fakulttas Syari’ah UIN

Jambi. Pada kesempatan kali ini penulis mohon maaf apabila hasil penelitian yang

penulis upayakan secara maksimal dengan segala kerendahan hati untuk

memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S.1) pada Prodi

Hukum Tata Negara Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, arahan,

bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis ucapkan

terimakasi dan penghargaan kepada:

Page 9: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

ix

1. Bapak Prof Dr. H. Su’adi Asy’ari, MA, Ph.D, selaku Rektor UIN STS

Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., M.H, selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN

STS Jambi.

3. Bapak Abdul Razak, S,HI.,M.IS ketua Prodi dan Ibu Tri Endah Karya

Lestiyani, M.IP sekretaris Prodi Hukum Tata Negara Fakultas Syari’ah

UIN STS Jambi.

4. Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag, M.A selaku Wakil Rektor III serta

pembimbing I dan Ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum., M.Si., Selaku Pebimbing II

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati

Fakultas Syari‟ah UIN STS Jambi.

6. Bapak Ahmad Taufiq Kurniawan, S.H., M.H., selaku hakim Pengadilan

Tata Usaha Negara Jambi Yang telah memberikan kemudahan penulis

dalam memperoleh data dilapangan.

7. Kepada teman-teman sejawat dan seperjuangan yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, semoga kesuksessan selalu mengiringi kita semua.

Penulis berharap semoga skripsi ini bisa menambah pengetahuan para

pembaca. Penulis tentu menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya,

dan apabila terdapat banyak kesalahan pada skripsi ini penulis mohon maaf yang

sebesar-besarnya.

Page 10: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

x

Demikian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jambi, Juli 2021

Penulis

Melly Rahayu

Nim: 106170725

Page 11: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIBING .................................................................... iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ................................................................................. 1

B.Rumusan Masalah ............................................................................ 9

C.Batasan Masalah ............................................................................... 10

D.Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 10

E.Kerangka Teori ................................................................................. 11

F.Landasan Teori……………………………………………………..24

G.Tinjauan Pustaka .............................................................................. 28

BAB II METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 32

B. Pendekatan Penelitian. ..................................................................... 32

C.Jenis Sumber Data ............................................................................ 33

D.Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 34

E.Teknis Analis Data ........................................................................... 35

F.Sistematika Penulisan ....................................................................... 36

Page 12: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

xii

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A.Sejarah Pengadilan Tata Usaha Negara ........................................... 38

B.Visi dan Misi PTUN Jambi .............................................................. 39

C.Tugas Wewenang dan Fungsi PTUN Jambi ..................................... 40

D.Struktur Organisasi ........................................................................... 42

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Apa yang menjadi Pertimbangan Hukum Hakim Dalam memutus

Sangketa Tata Usaha Negara pemberhentian tidak dengan hormat

pada anggota kepolisian daerah jambi ............................................. 45

B. Apa yang menjadi Akibat Dari Ditolaknya Gugatan Penggugat

dalam perkara No.17/G/2020/PTUN.JBI ........................................ 60

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ....................................................................................... 69

B.Saran ................................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 75

CURRICULUM VITAE ................................................................................ 82

Page 13: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

xiii

DAFTAR SINGKATAN

PTUN : Pengadilan Tata Usaha Negara

PERATUN : Peradilan Tata Usaha Negara

AUPB : Asas Umum Pemerintahan yang Baik

A QUO : Perkara

PTDH : Pemberhentian Tidak Dengan Hormat

PP : Peraturan Pemerintah

KKEP : Komisi Kode Etik Polri

KAPOLRI : Kepala Kepolisian Republik Indonesia

POLRES : Kepolisian Resort

AIPTU : Ajun Inspektur Polisi Satu

PERKAP : Peraturan Kapolri

PROPAM : Profesi dan Pengaman

UU : Undang-Undang

UUD : Undang-Undang Dasar

MA : Mahkama Agung

SK : Surat Keputusan

SDM : Sumber Daya Manusia

Page 14: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Struktur Organisasi Profil PTUN Jambi ........................................... 23

Tabel 2 : Struktur Organisasi Staf dan Kepegawaian PTUN Jambi ................ 24

Tabel 3 : Persidangan Putusuan PTUN Jambi ................................................. 25

Page 15: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah teori kepemimpinan menjelaskan bahwa kepemimpinan yang

dicontohkan Islam adalah model terbaik. Model kepemimpinan yang disebut

sebagai Prophetic Leadership merupakan orang teragung sepanjang sejarah

kemanusiaan yaitu Rasullullah Saw. Dalam kehidupan Rasulullah Saw kita

menemukan banyak sekali keistimewaan dan pelajaran.Dalam hal kepemimpinan

Rasullah saw membangun kepercayaan dan kehormatan dari kaumnya. Sebelum

menjadi nabi, Rasullullah Saw sudah mempunyai gelar al-amin yang artinya dapat

dipercaya. Dalam kehidupan sosial keagamaan kepemimpinan adalah suatu yang

sangat urgen dalam mencapai cita-cita bersama. Hampir tidak kita dapatkan dalam

sejarah kehidupan manusia ada suatu pekerjaan dan sebuah cita cita besar yang

dapat dicapai tanpa kepemimpinan. Oleh karena itu dalam menata kehidupan

manusia yang dinamis dan interaktif sudah pasti dituntut adanya

seorang pemimpin yang bertugas melaksanakan,memandu dan membawa

pekerjaan itu kearah tercapainya sasaran. Allah SWT mengutus Rasul-Nya

hakekatnya untuk meminpin umat agar dapat keluar dari kegelapan menuju

cahaya kehidupan.

الل اجحىبا الطاغت فمىم مه ا الل ة رسل أن اعب ثىا في كل أم ب لق مىم مه حقث علي

للة فسيزا في الرض فاوظزا كيف كان عاقبة المكذ بيه الض

Page 16: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

2

Artinya: ”Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat

(untukmenyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka

di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada

pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka

berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-

orang yang mendustakan (rasul-rasul)”.2

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

1 ayat (3), yang berbunyi bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum.3 Dalam

UUD 1945 menjelaskan bahwa indonesia adalah Negara hukum bukan didasarkan

pada kekuasaan.4 Untuk mewujudkan tujuan Negara hukum tersebut perlu di

dukung dengan berbagai perangkat pemerintah seperti kebijakan-kebijakan

ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan serta peraturan perundang-

undangan terkait permasalahan yang dihadapi bangsa ini. Salah satu perangkat

yang di perlukan dalam usaha pencapaian tujuan Negara adalah Hukum

Administrasi Negara.

Fungsi dan tugas kepolisian yang meliputi dalam UU Nomor 2 Tahun 2002

tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia pemeliharaan keamanan dan

ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan dan pengayom dan

pelayanan masyarakat dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.5 Berat dan

kompleksnya tugas pokok dan fungsi kepolisian mencapai situasi yang di

2 (Q.S. An-Nahl: 36).

3 Undang-Undang Dasar 1945, (Jakarta: Pustaka Sandro,2014), hlm 3

4 Paulus Effendi Lotulung, Hukum Tata Usaha Negara dan Kekuasaan, (Jakarta: Salemba

Humanika, 2013), hlm 9 5 Warsiti Hadi Utomo, 2005: IX

Page 17: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

3

amanatkan undang-undang, dapat menciptakan berbagai masalah bagi Anggota

Polri di lapangan yang dapat mengkristral menjadi pelanggaran yang berakibat

Pemberhentian Dengan Hormat (PDH) bahkan dapat pula dijatuhkan

Pemberhantian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari anggota Kepolisian. 6

Pada peraturan pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin

Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dalam Pengangkatan,

Pemindahan, Penghargaan serta Pemberhentian mengacu Kepada Kode Etik dan

peraturan disiplin yang di terapkan untuk menjadikan paling baik pada Aparatur

Kepolisian. Oleh karena itu Anggota kepolisian yang melakukan pelanggaran

Tindak Pidana Narkotika atau di pidana penjara berdasarkan Undang-undang yang

berkekuatan hukum tetap maka pemberhentian tidak dengan hormat anggota

kepolisian dilakukan setelah Sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara

Republik Indonesia. Adapun wawancara bersama ibu Lailaturrahmah selaku

anggota hakim di Pengadilan TUN Jambi, mengatakan bahwa:

Badan atau pejabat dilingkungan pemerintah eksekutif dalam

Pemberhentian Pegawai Negeri dilakukan dalam upaya administratif.

Upaya administratif adalah suatu prosedur yang ditempuh oleh seseorang

atau badan hukum perdata apabila ia tidak puas terhadap suatu keputusan

Tata Usaha Negara. Prosedur tersebut dilakukan di lingkungan

pemerintahan itu sendiri dan terdiri dari dua bentuk dalam prosedur

tersebut, Seperti Keberatan dan banding Administratif.

1. Pertama, Keberatan yakni dalam hal penyelesaian Sangketa Tata

Usaha Negara harus dilakukan sendiri oleh Badan/Pejabat Tata

Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara

itu sendiri. Istilah keberatan dalam beberapa peraturan dasar dari

instansi/lembaga yang bersangkutan Mahkamah Agung sebagai

berikut. Seperti pada Pengajuan surat keberatan (bezwaarschrift),

Pengajuan surat banding administratif (administratiaef beroep),

6 Dinas kepolisian adalah segala aktifitas kedinasan yang dilakukan anggota dalam

lembaga kepolisian Negara republic Indonesia . pasal 1 angka (3) PP no.1 thn 2003 tentang

pemberhentian anggota polri.

Page 18: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

4

Apabila peraturan dasarnya menentukkan adanya upaya

administratif berupa pengajuan surat keberatan maka gugatan

terhadap KTUN yang bersangkutan diajukan kepada PTUN, dan

apabila upaya administratif telah diputus di tingkat banding

administratif diajukan langsung kepada Pengadilan Tinggi Tata

Usaha Negara

2. Kedua, banding administratif yakni dalam hal penyelesaian itu

harus dilakukan oleh instansi atasan atau instansi lain yang

mengeluarkan keputusan Tata Usaha Negara yang bersangkutan,

seperti Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagaimana

diatur dalam PP No. 53 Tahun 2010 yang terdapat dalam Pasal 34

ayat (2) dan Pasal 74 ayat (4).7

Seluruh prosedur dan kesempatan tersedia telah ditempuh pada upaya

administratif dan pihak yang bersangkutan belum puas maka dapat digugat ke

Pengadilan Tata Usaha Negara, yang ditegaskan dalam Pasal 48 ayat (2) yang

menyatakan:

“Pengadilan baru berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan

sangketa Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) jika

seluruh upaya administratif yang bersangkutan telah digunakan. Ketentuan

itu mempunyai makna,bisa saja mengenai suatu tindakan pemerintah yang

merugikan seeorang atau badan hukum perdata, baik keberatan maupun

banding administratif atau tersedia salah satunya saja.

Melalui surat kuasa penggugat No. 03/KAPI dan A/Pem.Keb/VI/2020

Tertanggal 2 Juni 2020 pengugat telah memenuhi ketentuan dalam peraturan

Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun 2018, tentang Pedoman Penyelesaian

Sangketa Administratif Pemerintahan. Dalam pelaksanaan tersebut, muncul

sebuah permasalahan ketika terbitnya Surat Keputusan Kapolda Jambi Nomor:

Skep/186/V/2020 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas

Kepolisian Negara Republik Indonesia atas nama Yori Nicholas Saragih Pangkat

Brigadir, NRP: 85020861, tanggal 8 Mei 2020 ( KTUN Objek Sangketa).

7 Wawancara dengan Lailaturrahmah, Anggota Hakim PTUN Jambi, 26 April 2021

Page 19: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

5

Penggugat dalam perkara a quo , orang kepentingannya yang dirugikan, karena

telah menghilangkan hak penggugat untuk tetap bekerja sebagai anggota Polri

kurang lebih mulai bulan Juni 2020 dan hilangnya hak penggugat atas gaji, hak

mendapatkan pensiun dan tunjangan lainnya. Dengan demikian bahwa penggugat

adalah orang yang kepentingannya telah dirugikan dengan dikeluarkannya objek

sangketa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) UU No. 9 Tahun 2004

tentang perubahan UU No. 5 tahun 1986 tentang pengadilan Tata Usaha Negara.

Pada tanggal 26 Juli 2017 Subdit Paminal Polda Jambi telah melakukan

penangkapan dan penggeledahan kepada penggugat bersama-sama dengan tiga

orang temannya Bripka Binton Samosir, Brigadir Afdillah, kemudian disusul

terhadap Brigadir Rahmat Afriadi karena adanya dugaan menggunakan narkotika

jenis sabu-sabu. Penggugat telah menjalani persidangan di Pengadilan Negeri

Jambi, yang mana terhadap diri penggugat telah di putus dengan putusan yang

telah berkekuatan hukum tetap dengan putusan pengadilan Negeri Jambi

No.808/Pid-Sus/2017/PN.Jmb tanggal 23 November 2017 dengan amar putusan

dengan menyatakan terdakwa atas nama Yori Nicholas Saragih Bin Krisman

Saragih terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

Penyalahgunaan Narkotika Golongan Bagi Diri Sendiri sebagaimana dalam

dakwaan tunggal.

Setelah selesai menjalani masa pengobatan, penggugat kembali

bertugas/berdinas Polri sebagai BA Polres di Polres Tebo. penggugat merasa

dirugikan atas tidak pernah diperiksa untuk persiapan sidang kode etik oleh

tergugat maupun anggota polres tebo guna untuk mendengarkan atas

Page 20: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

6

keterangannya sebagai terperiksa dalam perkara penyalahgunaan Narkotika

sebagaimana di amanatkan dalam PP No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian

Anggota Polri, dan Perkapolri 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri.

Berdasarkan hasil wawancara bersama ibu Lailaturrahmah, mengatakan bahwa:

”Dalam mengajukan gugatan perkara tersebut berdasarkan pasal 53 ayat 2

huruf (a) dan (b) UU No. 5 Tahun 1986 Jo. UU Nomor 9 Tahun 2004 jo

Undang-undang No. 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

yang menyebutkan alasan yang digunakan dalam gugatan sebagaimana

dimaksud dalam ayat 1 adalah keputusan itu bertentangan dengan

peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan keputusan Tata Usaha

Negara dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik. Dalam surat

keputusan kapolda Jambi Nomor: Kep/186/V/2020 atas nama Yori

Nicholas Saragih bila disimpulkan bertentangan dengan peraturan

perundangan-undangan yang berlaku, yaitu :

a. Bahwa penggugat dinyatakan diberhentikan tidak dengan hormat

(PTDH) oleh tergugat dengan berdasarkan atas amanat

sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 1 Tahun 2003 tentang

Pemberhentian Anggota Kepolisian Republik Indonesia, yang

secara lex specialis telah diatur secara lebih spesifik berdasarkan

PerKapolri

b. Bahwa syarat penggugat dikeluarkannya surat rekomendasi

pemberhentian tidak dengan hormat secara tegas diatur dalam Pasal

21 ayat (3) Perkap Polri No.14 tahun 2011.

c. Bahwa dalam sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri (KKEP) telah

mempertimbangkan dasar peraturan sebagaimana diuraikan ,

Karena terbukti berkas sidang KKEP penggugat, menggunakan

putusan Pengadilan Negeri Jambi No. 808/Pid-sus/2017/PN.Jmb

tanggal 23 November 2017 atau diri penggugat sebagai dasar dan

barang bukti dalam memberikan rekomendasi PTDH terhadap

penggugat.

d. Bahwa tergugat melakukan kekeliruan dalam memahami secara

tuntas dan menerapkan peraturan yang senyatanya harus dipatuhi

dan dilaksanakan, karena diatur lebih lanjut mengenai batas/limitasi

bentuk seperti apa yangdapat dijadikan dasar untuk

diberlakukannya rekomendasi PTDH sebagaimana diatur dalam

pasal 22 Perkap Polri Nomor 14 Tahun 2011.

Page 21: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

7

e. Bahwa tindak pidana yang dilakukan oleh pengugat telah diputus

dengan putusan yang berkekuatan hukum tetap (putusan pengadilan

Negeri Jambi)

f. Bahwa atas putusan dan pidana yang dijalani oleh penggugat

merupakan putusan terhadap pidana yang tidak masuk dalam

kategori/kualifikasi sebagaimana diamanatkan dalam pasal 22

Perkap Polri Nomor 14 Tahun 2011, karena penggugat hanya

dijatuhi putusan berupa rehabilitasi sosial sebagaimana

diamanatkan dalam undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang

Narkotika dan surat edaran Mahkamah Agung No. 04 Tahun 2010

tentang Penempatan Penyalahgunaan dan Pecandu Narkotika ke

dalam lembaga Rehabilitasi Medis dan Reha1ilitasi Sosial. Oleh

karena itu tergugat telah melanggar Pasal 22 Perkap Polri Nomor

14 Tahun 2011. Kemudian berakibat diterbitkannya keputusan

objek sangketa, dengan demikian telah cacat prosedur dan gugatan

perkara a quo untuk dibatalkan objek sangketa yang telah

merugikan penggugat”.8

Sangketa antara Yori Nicholas Saragih melawan kapolda di pengadilan tata

usaha Negara jambi dikategorikan sangketa tata usaha Negara. Penggugat Yori

Nicholas Saragih merupakan anggota Polri pada pangkat Brigadir, NRF nomor

85020862. Tergugat yaitu Kepala Kepolisian daerah Jambi atau Polda Jambi

adalah pejabat yang berwenang. Objek gugatan yaitu surat keputusan Kepala

Kepolisin daerah Jambi Nomor: Kep/186/V/2020 Tentang Pemberhentian Tidak

Dengan Hormat dari dinas POLRI, atas nama Yori Nicholas Saragih

Pangkat/NRP: Brigadir/85020862, Jabatan terakhir BA Polres Tebo, tertanggal 8

Mei 2020. Alasan dikeluarkannya Putusan Peengadilan Negeri Jambi No.808/Pid-

Sus/2017/PN.Jmb tanggal 28 November 2017 atas nama Yori Nicholas Saragih

Bin Karisman Saragih terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan

tindak Pidana Narkotika Golongan Bagi Bagi Diri Sendiri: Sebagaimana dalam

8 Wawancara Bersama Ibu Lailaturrahmah Selaku Hakim Anggota di Pengadilan TUN

Jambi, Tanggal 26 April 2021.

Page 22: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

8

Dakwaan Tunggal dan menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan penjara

selama 4 (empat) bulan.

Penggugat telah mengajukan permohonan banding dan telah dilaksanakan

sidang komisi kode etik polri nomor PUT Banding/04/II/2020/Kom Banding,

tanggal 18 Febuari 2020. Dalam konsideran pada angka 4 huruf b putusan sidang

banding komi kode etik profesi polri disebut (pelanggar) yang melanggar tindak

pidana narkotika yang mempunyai kekuatan hukum tetap juga melanggar pasal 12

ayat 1 huruf a dan pasal 1dan pasal 13 ayat 1 PP RI No.1 Tahun 2003 tentang

pemberhentian anggota Polri. Dalil gugatan penggugat terdapat kekeliruan atau

kesalahan dalam penggetikkan terkait pasal yang dilanggar semula melanggar

pasal 17 ayat 1 huruf b Perkap 14 Tahun 2011 tentang kode etik profesi polri

diralat menjadi pasal 7 ayat 1 huruf b Perkap 14 tahun 2011 tentang kode etik

profesi polri dan pasal 12 ayat 1 huruf a dan pasal 13 ayat 1 PP RI No. 1 tahun

2003 tentang pemberhentian anggota polri.

Majelis hakim pengadilan tata usaha Negara setelah menguraikan

pertimbangan hukum dimana menurut hakim bahwa tindakan tergugat

mengeluarkan objek sangketa sudah tepat dan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, baik prosedural formal dan material substansinya,

sehingga gugatan penggugat ditolak. Sebab majelis hakim memutuskan menolak

untuk seluruhnya dalil yang diajukan dan tergugat berhasil membuktikan dalil

gugatannya dan melemahkan dalil dan bukti-bukti oleh pihak penggugat.

Dan penggugat mendapat sanksi dari dinas polri yaitu diberhentikan tidak

dengan hormat (PTDH) dengan melalui sidang kode etik profesi terlebih dahulu.

Page 23: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

9

kemudian ditolak permohonan banding penggugat dan menguatkan putusan

sidang komisi kode etik profesi polda tebo, yang merekomendasikan

pemberhentian penggugat tidak dengan hormat dari anggota kepolisian daerah

jambi. Dalam hadist riwayat Bukhari menjelaskan bahwa:

يث ثك بح قل: إوي مح ل م ، فقا قل به يسار في مزض الل به سياد دخل عل م أن عبي

ث رس ثك ب، سم ت لم أح ل أوي في الم ل : ما مه عب سلم، يق علي الل صل الل

رائحة الجىة رعية، فلم يحطا بىصيحة، إل لم يج اسحزعاي الل

Artinya: “Tidaklah seorang hamba yang Allah berikan kepemimpinan atas orang

lain, lalu ia mati dalam keadaan berbuat curang terhadap orang-orang yang

dipimpinnya, melainkan Allah akan mengharamkan atasnya surga.”9

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk mengkaji

bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus sangketa tata usaha Negara

pemberhentian tidak dengan hormat serta apa yang menjadi akibat hukum dari

ditolaknya gugagatan pada putusuan Nomor 17/G/2020/PTUN.JBI dengan judul

”Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari

Anggota Kepolisian Daerah Jambi (Studi Pada Keputusan Pengadilan Tata

Usaha Negara Jambi Nomor:17/G/2020/PTUN.JBI”)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

9 Fuji E permana, Rasullullah ingatkan pemimpin tidak amanah, tak cium surge, diakses

https://republika.co.id/berita/qhpu0n320/rasululah-ingatkan-pemimpin-tidak-amanah-tak-cium-surga, tanggal 5 oktober 2020, 15:30.

Page 24: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

10

1. Apa yang menjadi pertimbangan hukum hakim dalam memutus sangketa

tata usaha Negara pemberhentian tidak dengan hormat pada anggota

kepolisian daerah jambi ?

2. Apa yang menjadi akibat hukum dari ditolaknya gugatan penggugat dalam

perkara NO.17/G/2020/PTUN.JBI ?

C. Batasan Masalah

Dalam batasan masalah, maka peneliti akan memberikan batasan pada

putusan dan pidana yang dijalani oleh penggugat yang diamanatkan dalam Pasal

22 Perkap Polri Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pemberhentian Tidak Dengan

Hormat dari Anggota Kepolisian Daerah Jambi Nomor Perkara

17/G/2020/PTUN.JBI

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pertimbangan hukum hakim dalam memutus

sangketa tata usaha negara pemberhentian tidak dengan hormat pada

anggota kepolisian daerah jambi

b. Untuk mengetahui akibat hukum dari ditolaknya gugatan penggugat

Nomor 17/G/2020/PTUN.JBI?

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna baik teoritis maupun praktis :

a. Kegunaan Teoritis

Page 25: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

11

1) Menambah khazanah pengembangan ilmu hukum, khususnya

Hukum Tata Negara yang berkaitan dengan penegakkan disiplin

anggota Polri dalam rangka memberikan kontribusi pemikiran

bagi setiap komponen masyarakat, khususnya dalam hal

penyelenggaraan Negara.

2) Sebagai bahan referensi bagi kalangan akademisi atau calon

peneliti yang akan meneliti untuk menyelesaikan program studi

strata satu (S1)

b. Kegunaan Praktis

Pada tataran praktis, setidaknya memberikan informasi yang

objektif dan bahan perbandingan bagi aparat kepolisian daerah

jambi agar dapat mengetahui proses penegakkan disiplin anggota

sebagai salah satu bentuk penegakkan hukum di Indonesia.

E. Kerangka Konseptual

1. Tindak Pidana

Tindak pidana tentu tanpa hukum niscaya pidana akan diberlakukan

sewenang-wenang oleh penguasa pada saat memerintah. Pidana dan hukum

pidana berbeda artinya, hukum pidana adalah keseluruhan peraturan perundang-

undangan yang menentukan perbuatan apa yang merupakan tindak pidana dan

hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya. Pada

prinsipnya, hukum pidana adalah tentang kejahatan dan pelanggaran terhadap

kepentingan umum dan perbuatan yang diancam dengan pidana agar merasakan

penderitaan.

Page 26: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

12

Menurut Simons, pidana atau straaf itu adalah: Het leed, door de strafwet

als gevolg aan de overtrading van de norm verbonden, data an den schuldige bij

rechterlijk vonis wordt opgelegd. Artinya suatu penderitaan yang oleh undang-

undang pidana telah dikaitkan dengan pelanggaran terhadap suatu norma, yang

dengan suatu putusan hakim telah dijatuhkan bagi seseorang yang bersalah.

Pidana dibedakan menjadi pidana formil dan pidana materil. Menurut

Tirtaamidjaja menjelaskan bahwa:

Hukum pidana materil adalah kumpulan aturan hukum yang menentukan

pelanggaran pidana; menetapkan syarat-syarat bagi pelanggaran pidana untuk

dapat dihukum; menunjukkan orang yang dapat dihukum dan menetapkan

hukuman atas pelanggaran pidana. Hukum pidana formil adalah kumpulan aturan

hukum yang mengatur cara mempertahankan hukum pidana materiil terhadap

pelanggaran yang dilakukan oleh orang-orang tertentu, atau dengan kata lain,

mengatur cara bagaimana hukum pidana materiil diwujudkan sehingga diperoleh

keputusan hakim serta mengatur cara melaksanakan keputusan hakim.10

Pihak kepolisian jika melakukan suatu tindak pidana misalkan pemerkosaan,

penganiyaan, dan pembunuhan (penembakan) terhadap warga sipil terlebih dahulu

dibuktikan pelanggaran pidananya melalui proses peradilan umum sampai dengan

putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Pada dasarnya

anggota kepolisian Negara republic Indonesia itu tunduk pada kekuasaan

peradilan umum seperti halnya warga sipil pada umumnya yang disebutkan dalam

pasal 29 ayat (1) UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kapolri. Sedangkan kode etik

10

Laden Marpaung, Asas-asas praktik hukum pidana, (Jakarta : Sinar Grafika, 2005),

Hal.2

Page 27: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

13

kepolisian diatur dalam Perkpolri Nomor 14 tahun 2011 tentang Kode etik profesi

kepolisian Negara RI.

Pada dasarnya, Polri harus menjunjung tinggi kehormatan dan martabat

Negara, Pemerintah, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang terdapat

dalam Pasal 3 huruf c dan Pasal 3 huruf g PP No. 2 tahun 2003 menaati peraturan

perundang-undangan yang berlaku, baik yang berhubungan dengan tugas

kedinasan maupun yang berlaku secara umum. Dengan melakukan tindak pidana

ini berarti Polri melanggar peraturan disiplin. Pelanggaran Peraturan Disiplin

dalam pasal 7 PP No. 2 tahun 2003 adalah ucapan, tulisan, atau perbuatan anggota

Kepolisian Negara Republik Indonesia yang melanggar peraturan tersebut.

Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang ternyata melakukan

pelanggaran Peraturan Disiplin dijatuhi sanksi berupa tindakan disiplin dan/atau

hukuman disiplin. Tindakan disiplin dalam pasal 8 ayat 1 berupa teguran lisan

dan/atau tindakan fisik. Tindakan disiplin tersebut tidak menghapus

kewenangan Atasan yang berhak menghukum (Ankum) untuk menjatuhkan

Hukuman Disiplin. Dalam pasal 9 adapun hukuman disiplin tersebut berupa

teguran tertulis, penundaan mengikuti pendidikan paling lama 1 (satu) tahun,

penundaan kenaikan gaji berkala, penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama

1 (satu) tahun, mutasi yang bersifat demosi, pembebasan dari jabatan, dan

penempatan dalam tempat khusus paling lama 21 (dua puluh satu) hari. Untuk

pelanggaran disiplin Polri dalam pasal 14 ayat 2, penjatuhan hukuman disiplin

diputuskan dalam sidang disiplin. Jadi, jika polisi melakukan tindak pidana

misalkan pemerkosaan, penganiyaan, dan pembunuhan (penembakan) terhadap

Page 28: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

14

warga sipil, maka polisi tersebut tidak hanya telah melakukan tindak pidana, tetapi

juga telah melanggar disiplin dan kode etik profesi polisi.11

Tindak pidana narkotika adalah tindak pidana penyalahgunaan narkotika

tanpa hak atau melawan hukum selain yang ditentukan dalam undang-undang.

Pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani

rehabilitasi media dan rehabilitasi sosial. narkotika adalah zat-zat (obat) yang

dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut

bekerja mempengaruhi susunan syaraf sentral. Dalam definisi narkotika ini sudah

termasuk jenis candu dan zat-zat yang dibuat dari candu (morphine, codein,

heroin) dan candu sintetis (meperidin, metadon).

Defenisi lain dari Biro Bea dan Cukai Amerika Serikat, mengatakan bahwa

yang dimaksud dengan narkotika ialah candu, ganja, cocaine, zat-zat yang bahan

mentahnya diambil dari benda-benda tersebut yakni morphine, heroin, codein,

hashish, cocaine. Dan termasuk juga narkotika sintesis yang menghasilkan zat-

zat, obat-obat yang tergolong dalam Hallucinogen, Depressant dan Stimulant.12

M. Ridha Ma’ruf menyimpulkan bahwa:

a. Narkotika ada dua macam, yaitu narkotika alam dan narkotika sintesis,

termasuk narkotika alam ialah berbagai jenis candu, morphine, heroin,

ganja, hashish, codein dan cocaine. Narkotika alam ini termasuk dalam

pengertian sempit. Sedangkan narkotika sintesis adalah termasuk

dalam pengertian narkotika secara luas. Narkotika sintesis yang

11

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5508eb055201c/polisi-melakukan-tindak-

pidana--sidang-etik-atau-peradilan-umum-dulu/ 12

Hari Sasangka, 2003, hlm. 33-34 ( dalam skripsi ajeng kurnia wulandari wibowo 2016)

Page 29: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

15

termasuk di dalamnya zat-zat (obat) yang tergolong dalam tiga jenis

obat yaitu: Hallucinogen, Depressant, dan stimulant.

b. Narkotika itu bekerja mempengaruhi susunan syaraf sentral yang

akibatnya dapat menimbulkan ketidaksadaran atau pembiusan.

Berbahaya apabila disalahgunakan.

c. Narkotika dalam pengertian di sini adalah mencakup obat-obat bius

dan obat-obat berbahaya atau narcotic and dangerous drugs.13

Zat-zat narkotika yang semula ditujukan untuk kepentingan pengobatan,

namun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi, khususnya

perkembangan teknologi obat-obatan maka jenis-jenis narkotika dapat diolah

sedemikian banyak seperti yang terdapat pada saat ini serta dapat pula

disalahgunakan fungsinya yang bukan lagi untuk kepentingan dibidang

pengobatan, bahkan sudah mengancam kelangsungan eksistensi generasi suatu

bangsa. penyalagunaan narkotika sehingga dalam Pasal 114 ayat (1) UU Nomor

35 Tahun 2009 tentang Narkotika dinyatakan bahwa:

Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum dalam hal narkotika

yaitu menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi

perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan. Narkotika

Golongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana

penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun

dan pidana denda paling sedikit Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

dan paling banyak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

13

Ibid

Page 30: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

16

Larangan-larangan sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 114 ayat (1)

tersebut di atas menunjukkan bahwa UU menentukan semua perbuatan dengan

tanpa hak atau melawan hukum untuk menawarkan untuk dijual, menjual,

membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau

menyerahkan Narkotika Golongan I karena sangat membahayakan dan

berpengaruh terhadap meningkatnya kriminalitas. Apabila perbuatan-perbuatan

tersebut dilakukan oleh seseorang atau tanpa hak, maka dapat dikategorikan

sebagai perbuatan penyalahgunaan narkotika atau merupakan suatu tindak pidana

khusus yang dapat diancam dengan sanksi hukum yang berat. Jenis narkotika

dalam Pasal 6 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ditentukan

mengenai penggolongan narkotika, yaitu:

1). Narkotika Golongan I, adalah narkotika yang hanya dapat digunakan

untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam

terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan

ketergantungan yang terdiri dari:

a) Tanaman Papaver Somniferum L dan semua bagian-bagiannya

termasuk buah dan jeraminya, kecuali bijinya.

b) Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari

buah tanaman Papaver Somniferum L yang hanya mengalami

pengolahan sekedar untuk pembungkus dan pengangkutan tanpa

memperhatikan kadar morfinnya.

c) Opium masak terdiri dari: a. Heroin alias diamorfin adalah hasil

pengolahan morfin secara kimiawi, b. candu, hasil yang diperoleh

Page 31: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

17

dari opium mentah melalui suatu rentetan pengolahan khususnya

dengan pelarutan, pemanasan dan peragian dengan atau tanpa

penambahan bahan-bahan lain, dengan maksud mengubahnya

menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk pemadatan, c. jicing, sisa-

sisa dari candu setelah dihisap, tanpa memperhatikan apakah candu

itu dicampur dengan daun atau bahan lain, d.Tanaman koka,

tanaman dari semua genus Erythroxylon dari keluarga

Erythroxylaceae termasuk buah dan bijinya. Daun koka, daun yang

belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk serbuk dari

semua tanaman genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae

yang menghasilkan kokain secara langsung atau melalui perubahan

kimia, d. Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari

daun koka yang dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan

kokaina, e.Tanaman ganja, semua tanaman genus genus cannabis

dan semua bagian dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil

olahan tanaman ganja atau bagian tanaman ganja termasuk damar

ganja dan hashis oil (minyak ganja). Tanaman ganja ini banyak

ditanam secara illegal di daerah khatulistiwa khususnya di

Indonesia terdapat di aceh, dan Katinon, MDMDA/ Ectasy dan

lebih dari 65 macam jenis lainnya.

2). Narkotika Golongan II, adalah narkotika berkhasiat pengobatan

digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi

Page 32: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

18

dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai

potensi tingggi mengakibatkan ketergantungan.

3). Narkotika Golongan III, adalah narkotika berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan

ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan.14

Anggota kepolisian republik Indonesia yang melakukan

pelanggaran secara umum termasuk perbuatan pidana. Pelanggaran yang

dilakukan anggota kepolisian melanggar sumpah atau janji anggota,

sumpah janji jabatan, peraturan disiplin dan atau kode etik profesi

kepolisian Negara republic Indonesia.

2. Kode Etik Profesi

Kode etik polri adalah norma-norma atau aturan yang merupakan kesatuan

landasan etik atau filosofid dengan peraturan perilaku mengenai hal yang

diwajibkan, dilarang, atau tidak patut dilakukan oleh anggota polri. Pelanggaran

kode etik profesi polri adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh anggota polri

dalam melaksankan tugas, wewenang, dan tanggung jawab jabatan yang

bertentangan dengan kode etik profesi polri. Etika profesi polri merupakan

kristalisasi nilai-nilai tri brata yang dilandasi dan dijiwai oleh pancasila serta

mencerninkan jati diri setiap anggota polri dalam mewujudkan komitmen moral

yang meliputi etika kepribadian, kenegaraan kelembagaan dan hubungan dengan

masyarakat.

14

Ajeng kurnia wulandari wibowo, “Tinjauan yuridis terhadap tindak pidana narkotika

yang dilakukan oleh oknum kepolisian Tahun 2016”, Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar,

(2016)

Page 33: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

19

Kewajiban yang harus ditaati oleh anggota polri dapat memilhara

kehidupan bernegara serta bermasyarakat yang terdiri dari 10 butir antara lain

menjunjung tinggi hak asasi manusia serta bersikap atau bertingkah laku sopan

terhadap masyarakat, sedangkan kewajiban yang harus di taati oleh anggota polri

dalam hubungan dengan pelaksanaan terdiri dari 15 butir antara lain adalah

memberikan pengayom, perlindungan serta pelayanan dengan sebaik-baiknya

terhadap masyarakat, memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya

laporan/pengaduan, menaati sumpah atau janji anggota polri serta sumpah janji

jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangann yang berlaku.15

3. Kepolisian Republik Indonesia

Kata polisi merujuk pada 3 hal yakni orang, institusi(lembaga), atau

fungsi. Kata “Polisi” merujuk kepada “orang” yang pengertiannya adalah anggota

pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum. Kata

polisi yang bermakna instiitusi yaitu kepolisian contohnya kepolisian Negara

republik indonesia atau polri, dan kepolisian daerah atau polda. Sedangkan kata

fungsi sebagai kata kerja yang dalam bahasa inggris “to police” yang berarti

pekerjaan mengamati, memantau, mengawasi segala sesuatu untuk menangkap

gejala yang terjadi.16

Kepolisian menurut Van Vollenhoven dalam bukunya yang berjudul “Politie

Overze” mengatan bahwa pengertian politie meliputi pemerintah yang berwenang

dan berkewajiban untuk mengusahakan pengawasan dan pemaksaan jika

15

Muh aden aesyad Amin, “Penyelesaian Tindak Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri

(Studi Kasus di Polda Jambi) Tahun 2019”, Skripsi Universitas Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi, (2019). 16 Erma Yulihastin, 2008, hlm 3 ( dalam skripsi ajeng kurnia wulandari wibowo 2016)

Page 34: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

20

diperlukan. Maka pengertian dari makna polisi mengandung arti sebagai organ

dan fungsi pemerintah dengan tugas mengawasi, jika perlu menggunakan paksaan

supaya yang diperintah menjalankan dan tidak melakukan larangan

perintah.Dalam buku “Etika Profesi Hukum” telaah filosofis menjelaskan bahwa

polisi dipahami suatu organ lembaga dan institusi pengertian kepolisian terdapat

dalam UU RI Nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian Negara republic Indonesia.

Pada pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa kepolisian adalah segala hal-ihwal yang

berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

Fungsi kepolisian merupakann fungsi yang diatur dalam pasal 2 nomor 2

tahun 2002 tentang kepolisian dalam menjalankan salah satu fungsinya

pemerintahan Negara dalam menegakkan hukum selain pelindung, pengayom, dan

pelayanan masyarakat. Hal tersebut jugaa dipertegas dalam pasal 14 ayat 1 huruf g

, bahwa kepolisian berwenang melakukan penyidikan tindak pidana yang

sebelumnya didahului oleh tindakan penyelidikan oleh penyelidik.

Fungsi pokok kepolisian merupakan tugas yang harus dikerjakan atau

dijalankan oleh lembaga kepolisian, yakni dalam bidang pengayom serta bidang

pelayanan polisi memiliki fungsi yang penting dalam pemerintahan Negara,

sebagaimana dijelaskan dalam pasal 2 undang-undang republik Indonesia nomor 2

tahun 2002 tentang kepolisian Negara republik indonesia: fungsi kepolisian adalah

salah satu fungsi pemerintahan Negara dibidang pemeliharaan keamanan dan

ketertiban masyarakat, penegakkan hukum perlindungan, pengayom kepada

Page 35: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

21

masyarakat. Dalam pasal 14 disebutkan mengenai tugas yang harus dilakukan

polri yaitu sebagai berikut:

Pasal 14:

1) Dalam melaksankan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal

13, kepolisian negara RI bertugas:Melaksanakan pengaturan,

penjagaan, pengawalan, dan patrol terhadap kegiatan masyarakat dan

pemerintah sesuai kebutuhan

a) Menyelenggarakan segala kegiatan dan menjamin

keamanan ketertiban dan kelancaran.

b) Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipai

masyarakat akan kesadaran hukum serta ketaatan warga

c) Turut serta Dalam pembinaan nasional

d) Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum

e) Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan

terhadap kepolisian khusus, penyidik pns, dan bentuk-

bentuk pengawasan swakarsa

f) Melakukan penyidikan dan penyelidikan terhadap semua

tindak pidana yang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

g) Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran

kepolisian, laboratorium forensic dan psikologi untuk

kepentingan tugas kepolisian

Page 36: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

22

h) Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat

dan lingkungan hidup termasuk memberikan bantuan dan

pertolongan dengan menjunjung tinggi HAM

i) Melayani kepentingan warga masyarakat sementara

sebelum ditangani instansi atau pihak yang berwenang.

j) Memberikan pelayanan sesuai dengan kepentingannya

k) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Daerah hukum kepolisian dalam pasal 14 ayat 1 PP Nomor 23 tahun 2007

tentang daerah Hukum Kepolisian Negara republik Indoneisa meliputi:

1. Daerah hukum kepolisian markas besar (Mabes) untuk wilayah Negara

Republik Indonesia.

2. Daerah hukum kepolisian daerah (Polda) untuk wilayah provinsi.

3. Daerah hukum kepolisian resort unntuk wilayah kabupaten/kota.

4. Daerah hukum kepolisian sektor (Polsek), untuk wilayah kecamatan.17

4. Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil

Pegawai negeri sipil, menurut KBBI “Pegawai” berarti orang yang bekerja

pada pemerintah (perusahaan dan sebagainya) sedangkan “Negeri” berarti Negara

atau pemerintah, jadi pegawai negeri sipil adalah orang yang bekerja pada

pemerintah atau Negara. Pemahaman mengenai subjek dari hukum kepegawaian,

yaitu pegawai negeri sipil. Kedudukan dan peranan tersebut dalam melaksanakan

pemerintahan sebagai tulang punggung dalam melaksanakan pembangunan

17

Adhi priyanto, Peran Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort Tahun 2015”, Skripsi

Universitas Muhammadiyah Purwokerto,(2015)

Page 37: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

23

nasional. Krenenburg sebagaimana dikutip oleh Sri Hartini dkk, pengertian

pegawai negeri sipil yaitu “pejabat yang ditunjuk”. Tidak termasuk terhadap

mereka yang memangku jabatan mewakili seperti anggota parlemen, presiden,

dsb. Dengan menggunakan kriteria yang bersifat materill mencermati hubungan

antara Negara dengan pegawai negeri dengan memberi definisi bahwa pegawai

negeri yaitu pejabat yang mempunyai hubungan dinas dengan Negara.

Undang-undang kepegawaian pasal 1 tentang pegawai negeri huruf a

menjelaskan mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang

berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas

Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-

undangan yang berlaku.Peraturan Pemerintah nomor 1 tahun 2003 tentang

pemberhentian anggota polri bahwa, anggota kepolisian Negara RI dapat

diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat. Anggota kepolisian

Negara republic Indonesia dapat diberhentikan dengan hormat apabila:

a. Mencapai batas usia pensiun

b. Pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas

c. Tidak memenuhi syarat jasmani dan/atau rohani

d. Gugur, tewas, meninggal dunia atau hilang dalam tugas.

Anggota kepolisian Negara republic Indonesia dapat diberhentikan tidak dengan

hormat apabila:

a. Melakukan tindak pidana

b. Melakukan pelanggaran

Page 38: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

24

c. Meninggalkan tugas atau hal lain.

F. Landasan Teoritis

1. Teori Negara Hukum

Negara hukum dapat didefinisikan sebagai Negara yang penyelenggaraan

kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas Hukum. Didalam Negara hukum

kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum dan

bertujuan untuk menjalankan ketertiban umum. Kekuasaan Negara berdasarkan

atas hukum, bukan berdasarkan kekuasaan belaka serta pemerintahan Negara

berdasarkan pada Negara konstitusi yang berpaham pada konstitualisme.

Dalam pasal 1 angka (3) undang-undang dasar negara Republik Indonesia

tahun 1945 yang menyatakan, Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Gagasan

dalam Negara hukum mengalami timbul tenggelam dan muncul pada abad ke-19

dan pada permulaan abad ke-20 yaitu, dengan munculnya konsep rechstaat dari

Freidrich Julius Stahl yang di ilhami oleh Immanuel Kant, dan konsep rule of law

dari A. V. Dicey. Kedua konsep tersebut lahir dari system hukum yang berbeda.

Konsep rechstaat dari system hukum eropa continental sedangkan konsep rule of

law lahir dari system hukum Anglo Saxon. Dalam konsep Negara hukum

indonesia dianut oleh konsep Negara hukum pancasila yang memiliki unsur (1)

pancasila, (2) MPR, (3) Sistem Konstitusi, (4) Persamaan dihadapan hukum, dan

(5) Peradilan bebas.18

Dalam berbagai kepustakaan ditemukan secara jelas pengertian Negara

hukum yang diberikan oleh para sarjana, antara lain, menurut: ”Wiryono

18

Padmo Wahyono dalam Zainal Arifin Hosein, Kekuasaan Kehakiman di Indonesia,

Cet. ke-1, Setara Pers, Malang, 2016, hlm. 14.

Page 39: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

25

Projodikoro memberikan pengertian Negara hukum sebagai Negara dimana para

penguasa atau pemerintah sebagai penyelenggara Negara dalam melaksanakan

tugas kenegaraan terikat pada peraturan-peraturan hukum yang berlaku, dan

Muhammad Yamin mendefinisikan Negara hukum sebagai suatu Negara yang

menjalankan pemerintahan yang tidak menurut kemauan orang-orang yang

memegang kekuasaan, melainkan menurut aturan tertulis yang dibuat oleh badan-

badan perwakilan rakyat yang terbentuk secara sah, sesuai dengan asas “the laws

and not menshall govern”.19

Negara hukum adalah berfungsi sebagai lembaga yudikatif. Lembaga

yudikatif tersebut merupakan tempat mencari penegakkan kebenaran dan keadilan

(to enforce the truth oand justice) apabila timbul sangketa atau pelanggaran

Hukum, baik dalam kerangka penyelesaian perkara pidana, perdata, maupun tata

usaha Negara, maka dari itu Negara berdasar hukum harus didasarkan atas hukum

yang baik dan adil. Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,

memuat dasar hukum dalam penyelenggara Negara. Ketetapan MPR Republik

Indonesia merupakan putusan MPR sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang

di tetapkan dalam sidang-sidang MPR.20

Tindakan pemerintah merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah,

baik yang menyangkut dalam bidang hukum publik mapun hukum privat. harus

bertumpu pada ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tindakan rakyat merupakan segala hal yang dilakukan oleh masyarakat harus

19

Wiryono Projodikoro dalam Bahder Johan Nasution, Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia,

Cet. Ke-3, Mandar Maju, Bandung, 2014, hlm. 1. 20

H. Salim HS, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan Disertasi tahun 2013, Cet. Ke-

1, Raja Grafindo, Jakarta, 2013, hlm. 49.

Page 40: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

26

didasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan dari tindakan

pemerintah dan rakyat yaitu untuk mencegah terjadinya kesewenang-wenangan.21

Inti dari Negara hukum adalah bahwa semua orang, baik yang memerintah

ataupun yang diperintah, sama-sama tunduk kepada hukum yang berlaku, dalam

arti semua orang yang sama diberlakukan oleh hukum. Secara teoritis, jika semua

orang tunduk atau dipaksa tunduk kepada hukum tetapi hukum tersebut tidak adil,

hal ini berarti orang tersebut hidup dalam Negara yang sebenarnya tirani. Tirani

adalah sesorang yang memegang suatu bentuk pemerintahan dengan kepentingan

pribadi. Karena itu, terhadap istilah Negara hukum sebenarnya jauh lebih akurat

jika dipakai istilah “Negara keadilan” atau “Negara hukum yang berkeadilan”.

Yang harus di ingat “keadilan” adalah tujuan hukum yang terpenting bukan

merupakan tujuan hukum satu-satunya.22

2. Teori Kepastian Hukum

Kepastian hukum merupakan suatu keadaan dimana perilaku manusia baik

individu, kelompok maupun organisasi terikat dan berada dalam koridor yang

sudah diatur oleh aturan hukum. Adanya teori kepastian hukum ini merupakan

harapan bagi pencari keadilan terhadap tindakan sewenang-wenang aparat

penegak hukum. Kepastian hukum menghendaki adanya upaya aturan hukum

dalam perundang-undangan yang dibuat oleh pihak yang berwenang dan

berwibawa, sehingga aturan tersebut memiliki aspek yuridis yang dapat menjamin

adanya kepastian bahwa hukum berfungsi sebagai suatu peraturan yang harus di

21

H.Salim HS, Penerapan Teori Hukum pada Penelitia Disertasi dan Tesis Buku Tiga Tahun 2016

, Cet. Ke-1, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2016, hlm. 4. 22

Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern, Cet. Ke-1, Rafika Aditama, Bandung,

2009, hlm. 179.

Page 41: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

27

taati.23

Undang-undang yang berisi aturan yang bersifat umum menjadi pedoman

bagi individu bertingkah laku dalam masyarakat, baik dalam hubungan sesama

individu maupun dalam hubungannya dengan masyarakat. Aturan itu menjadi

batasan bagi masyarakat dalam membebani atau melakukan tindakan. Maka dari

itu aturan pelaksanaan tersebut menimbulkan adanya kepastian hukum.

Sebagai penggerak atau pelaksanaan kepastian hukum salah satunya yaitu

kepolisian dalam menjalankan tugasnya, fungsi, dan wewenangnya sudah

ditetapkan dalam undang-undang agar terciptanya kepastian hukum didalam suatu

Negara yang berdasarkan hukum maka dibentuklah aparat penegak hukum yaitu

kepolisan.Kepastian hukum menurut Jan Michiel Otto memberikan pengertian:

a. Tersedia aturan-aturan yang jelas (jernih), konsisten, dan mudah

diperoleh, diterbitkan oleh dan diakui karena (kekuasaan) Negara.

b. Instansi-instansi penguasa (pemerintah) merupakan aturan hukum

secara konsisten dan juga tunduk dan taat kepadanya.

c. Warga secara prinsipal menyesuaikan perilaku mereka terhadap

atura-aturan tersebut.

d. Hakim-hakim (peradilan) yang mandiri dan tidak berpikir

menerapkan aturan-aturan hukum tersebut secara konsisten

sewaktu mereka menyelesaikan sangketa hukum

e. Keputusan peradilan secara konkrit dilaksanakan.24

23

Asikin Zainal, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Rajawali Press Jakarta 2012 24 Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, PT. Sinar Grafika Jakarta 2011

Page 42: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

28

G. Tinjauan Pustaka

Setelah melakukan beberapa literature, karya ilmiah berupa skripsi dan

jurnal ada beberapa kesamaan tema yang membahas mengenai tentang

pemberhentian dengan tidak hormat anggota kepolisian. Untuk dapat mendukung

penelitian ini, maka peneliti akan kemukakan karya ilmiah yang berkaitan dengan

peneltian ini yaitu :

Skripsi yang ditulis oleh Pipit Patimah (2017) Mahasiswi dari IAIN Sultan

Maulana Hasanuddin Banten yang berjudul “Analisis Yuridis Putusan

Pengadilan Tata Usaha Negara Serang Dengan Perkara

No:30/G/2014/PTUNSerang”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

penggugat merasa dirugikan karena adanya putusan yang dikeluarkan oleh

Kapolda Banten No. 30/G/2014/ptun.serang dengan alasan pengugat kurang

menunjukkan bukti, maupun dalil yang diajukan berdasarkan hukum yang

dikeluarkan. Saran yang diberikan pada analisis yuridis putusan pengadilan tata

usaha negara serang seharusnya anggota polri harus patuh dan taat terhadap

perundang-undangan yang berlaku dan memberikan sanksi secara tegas kepada si

pelanggar.25

Skripsi yang ditulis oleh Ardiani Mansyur (2010) Mahasiswa dari

Universitas Hasanuddin Makassar yang berjudul “Tinjauan Yuridis

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia di Kabupaten Bone”. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa berdasarkan pada pemberhentian tidak dengan hormat

25

Pipit patimah,”Analisis yuridis putusan pengadilan tata usaha negara serang dengan perkara

No:30/G/2014/PTUNSerang Tahun 2017”, Skripsi IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten,

(2017).

Page 43: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

29

menggunakan Teori Koresponden untuk memperoleh fakta hukum dan petunjuk.

Saran yang diberikan terhadap pemberhentian tidak dengan hormat dari anggota

kepolisian Negara republik Indonesia penegakkan hukum harus memiliki

komitmen dan disiplin yang kuat agar penegakkan dapat di pertanggung jawabkan

sebagaimana mestinya. Maka dari itu penelitian ini dijelaskan mengenai

kedudukan hukum serta pelaksanaan Keputusan Kapolda.26

Jurnal yang ditulis oleh Dwi Andayani Budisetyowati (2017) Mahasiswi

Universitas Tarumanegara yang berjudul “Kedudukan Pegawai Negeri

Kepolisian Dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara”. Dalam jurnal ini

menunjukkan hasil bahwa kedudukan kepolisian mengacu dalam undang-undang

ASN, seperti pengangkatan, pemberhentian maupun mutasi berdasaskan asas

prevensi dan asas kepolisian kedudukan hukum. Sebelum lahirnya UU ASN tetap

berpatokan serta mengacu pada UU ASN khususnya mengenai wilayah

administrasi kelembagaan. Maka sepanjang bertentangan dengan UU ASN maka

peraturan kapolri tersebut dikesampingkan dan dinyatakan tidak berlaku.

Sedangkan apabila mengacu pada asas lex specialis derogate legi generally maka

dapat disimpulkan jika UU ASN lebih khusus apabila dibandingkan dengan UU

kepolisian yang dapat ditafsirkan merupakan peraturan hukum yang sifatnya

umum khususnya terkait pengaturan wilayah peraturan administrasi

kelembagaan.27

26

Ardiani mansyur, “Tinjauan yuridis pemberhentian tidak dengan hormat dari dinas

anggota kepolisian negara republic Indonesia dikabupaten bone Tahun 2010”, Skripsi Universitas

Hasanuddin Makassar, (2010). 27

Budisetyowati Dwi Andayani, “Kedudukan pegawai negeri polisi dalam undang-

undang ASN”, Civil Service Journal, Vol.11.} hlm. 15-23

Page 44: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

30

Adapun hasil dari kesimpulan dari tinjauan pustaka yang dilakukam penulis

dengan cara mengamati dan mencermati dari ketiga penelitian sebelumnya bahwa,

dari penelitian pertama, kedua, dan ketiga tidak ada satupun yang membahas

tentang keputusan bagi anggota kepolisian melakukan tindak pidana narkotika

bagi golongan diri sendiri. Namun demikian ada kemiripan judul penelitian

penulis dengan penelitian terdahulu dimana kesamaan tersebut berkaitan dengan

pemberhentian tidak dengan hormat. Akan tetapi, disini penulis lebih

memfokuskan objek keputusan dengan diberhentikan nya pemberhentian tidak

dengan hormat dari objek Sangketa Perkara a quo.

Page 45: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

31

BAB II

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam metode penelitian perlu diperhatikan cara

ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan yang didasarkan

keilmuan rasional, empiris, dan sistemtis. Rasional dilakukan dengan cara yang

masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris yaitu cara yang

diamati oleh indra manusia, sedangkan sistematis proses yang digunakan dalam

langkah tertentu yang bersifat logis.28

Metode ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris. Penelitian

hukum empiris merupakan penelitian yang meliputi identifikasi hukum. Jenis

penelitian yang dilakukan adalah jenis kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Dengan menggunakan metode kualitatif penulis akan menghasilkan data

deskriptif atau berupa baik secara lisan maupun tulisan dari kejadian yang diteliti,

sedangkan penulis sebagai mengamati dan menganalisis. Dalam melakukan

pengumpulan data dilakukan secara wawancara kepada ketua hakim di

persidangan bapak Ahmad Taufik Kurniawan. Data yang dihasilkan bersifat

deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif dan penelitian ini lebih

menekankan pada pemberhentian tidak dengan hormat anggota polri

yangmelanggar kode etik dalam hakim menjatuhkan putusan. Namun metode ini

merupakan masalah yang sangat penting sehingga penelitian kualitatif deskriptif

ini merupakan studi kasus dimana telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

28

Prof. Dr. Lexy J. Moleong, Metode penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya ,

Bandung, 2011, hlm.2.

Page 46: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi di Jl.

M. kukuh No. 1 Kota Baru-Jambi. Adapun alasan peneliti memilih Lokasi

tersebut guna untuk mengetahui dimana untuk lebih memahami pada perkara

tersebut. Waktu penelitian ini dilakukan sejak disahkan penelitian ini.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

pendekatan yuridis empiris. Yuridis Empiris merupakan jenis pendekatan

penelitian yang dilakukan dengan meneliti serta mengumpulkan data melalui

observasi dan wawancara terhadap hakim pengadilan tata usaha Negara jambi

bapak Ahmad Taufiq Kurniawan. S.H., M.H., peneltian ini termasuk penelitian

lapangan dengan mendeskripsikan pertimbangan hakim dalam penyelesaian

sangketa TUN dan akibat dari ditolaknya gugatan penggugat perkara nomor

17/G/2020/PTUN.JBI. Penelitian ini berbentuk riset yang mana penelitian ini

menggunakan beberapa komponen dalam pengumpulan data, yaitu melalui

obeservasi, wawancara dan dokumentasi. Yuridis normative ( Library research)

adalah jenis pendekatan yang berlandaskan hukum utama, serta meninjau

beberapa hal yang bersifat teoritis yang berkaitan dengan asas hukum, doktrin

hukum, peraturan dan sistem hukum yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dibahas dengan menggunakan data sekunder diantaranya ialah asas, kaidah,

norma, dan aturan hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan

Page 47: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

peraturan lainnya.29

Adapun bahan hukum yang digunakan dalam metode

penelitian ini yaitu dokumen putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

No.17/G/2020/PTUN.JBI

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data pada penelitian yaitu penelitian kualitatif deskriptif,

yang dilakukan melalui penelitian yang menggambarkan objek tertentu dan

menjelaskan hal-hal terkait dengan atau melukiskan secara sistematis fakta-fakta

atau karakteristik tertentu secara factual dan cermat.30

Penelitian ini bersifat

deskripsi karena penelitian ini semata-mata menggambarkan suatu objek untuk

mengambil kesimpulan yang berlaku secara umum.31

Adapun dalam penelitian

ini, jenis sumber data yang digunakan meliputi:

a. Data Primer, merupakan data pokok yang diperlukan secara langsung dari

sumbernya ataupun lokasi objek penelitian atau keseluruhan hasil pada

penelitian yang diperoleh dilapangan. Data pokok pada penelitian ini

berlokasi di pengadilan TUN jambi yang diperoleh secara langsung

dilapangan melalui wawancara kepada ketua hakim dan anggotanya.

b. Data Sekunder, merupakan cara pengumpulan data melalui pengelolaan

atau pengumpulan data yang bersifat studi dokumentasi (analisis

dokumen) atau data yang berbentuk sudah jadi.32

Data yang diperoleh

seperti dengan cara mengutip dokumen berupa perundang-undangan dan

29

Muhammad Abdulkadir, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya, Bandung, 2004,

hlm.134. 30

Sarifuddin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,1998, hlm.7. 31

Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM,

Yogyakarta,1998, hlm.3. 32

Iskandar, Metodologi penelitian Pendidikan dan Sosial,Kualitatif,Kuantitatif,(Jakarta: GP

Press,2008) hlm. 253.

Page 48: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

dokumen hasil putusan, buku, jurnal, artikel, website yang berkaitan

dengan kasus pemberhentian tidak dengan hormat anggota kepolisian.

D. Instrument Pengumpulan Data

Untuk mempermudah dalam melakukan instrument pengumpulan data

penulis melakukan penelitian dengan menggunakan Penelitian Lapangan yaitu:

1. Observasi

Pengamatan (Observasi) secara umum adalah proses pengamatan dan

pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti.

Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mengamati

atau meninjau secara cermat dan langsung dilokasi penelitian atau

lapangan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, terutama yang berkaitan

dengan judul penelitian penulis

2. Wawancara

Instrrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mentah dari

informan, sehingga ditemukan data baru yang tidak terdapat dalam

dokumen.Yang dapat di wawancarai atau yang menjadi respon dalam

penelitian tersebut. Oleh karena itu dalam melaksanakan wawancara perlu

diajukan hubungan yang baik antar penulis dengan informan agar di

peroleh data dan informasi yang akurat dan untuk mendapatkan data yang

tepat dan terperinci, maka pertanyaan dalam wawancara di buat secara

terstruktur.33

Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh data

atau informasi secara langsung langsung melalui tanya jawab kepada

33

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Syariah dan Hukum, (Jambi : Syariah

Press,2020), Hlm 49

Page 49: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

hakim bapak Ahmad Taufik Kurniawan. Peneliti melakukan wawancara

ini di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi bersama Ketua Hakim

Bapak Ahmad Taufik Kurniawan dan anggotanya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan adalah Bentuk wawancara dilakukan

dengan cara komunikasi secara langsung kepada ketua hakim bapak

Ahmad Taufik Kurniawan serta anggota-anggotanya dalam bentuk Tanya

jawab dalam hubungan tatap muka dengan gerak dan mimik. Dokumentasi

dalam penelitian ini sejumlah dokumen berupa tulisan, gambar, dan karya-

kerya monumental seseorang yang telah dikeluarkan oleh orang lain

ataupun badan legislative pemerintah, kebijakan-kebijakan pemerintah,

catatan hasil musyawarah serta tulisan sesuai penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Diperoleh dari hasil penelitian analisa data kualitatif, yaitu suatu analisa data

yang digunakan untuk aspek-aspek normatif ( yuridis) melalui metode yang

bersifat deskriptif analisis, yaitu menguraikan gambaran dari data yang di peroleh

dan menghubungkanya satu sama lain sehingga bisa mendapatkan suatu kejelasan

terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya, sehingga memperoleh gambaran yang

baru atau pun menguatkan suatu gambaran yang sudah ada atau sebaliknya.

Dalam pendekatan teknik analisa data dilakukan dengan cara data reduction

(reduksi data), data display (penyajian data), serta making conclusion ( penarikan

kesimpulan).

Page 50: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

1. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data dilakukan dengan memgumpulkan yang diperoleh

secara langsung melalui observasi, wawanca dan dokumtasi. Bertujuan untuk

memudahkan peneliti dalam memilih dan memilah data-data dengan reduksi

penelitian ini yakni data-data yang berhubungfan dengan proses pada putusan

pemberhentian tidak dengan hormat anggota kepolisian daerah jambi di PTUN

jambi.

2. Penyajian Data

Setelah reduksi data selanjutnya penyajian data dilakukan untuk mendapatkan

kesimpulan dari gambaran yang diperoleh serta hubungannya fokus penelitian

yang dilaksanakan, penyajian ini mengenai data dari Pengadilan Tata Usaha

Negara Jambi. Untuk itu sajian data dapat dibuat dalam bentuk dokumentasi

berupa gambar ataupun berupa bentuk wawancara.

3. Penarik Kesimpulan

Kesimpulan akhir setelah melakukan mengumpulkan data dan penyajian data,

maka langkah yang dilakukan dalam menganalisis data kualitatif, yaitu membuat

kesimpulan sementara dari data-data yang terkumpul kemudian dapat diambil

langkah awal untuk penelitian lanjutan dan mengecek kembali data-data asli yang

diperoleh.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Kegunaan

Page 51: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

Penelitian, Kerangka Konseptual, Metode Penelitian serta

Sistematika Penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN dalam bab ini tidak memakai Populasi

dan Sampel. Maka penulis menguraikan lokasi dan tempat

penelitian, Jenis Penelitian dan sumber data, Pendekatan

Penelitian, Instrumen Pengumpulan Data, serta Teknik Analisis

Data.

BAB III : GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN dalam

bab ini berisi tentang sejarah singkat Pengadilan Tata Usaha

Negara Jambi, visi dan misi Pengadilan Tata Usaha Negara

Jambi, kebijakan mutu, serta struktur dan tugas pokok wewenang

Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi.

BAB IV: PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini

penulis akan menguraikan penjelasan dari rumusan masalah Apa

yang menjadi pertimbangan hakim dalam memutuskan sangketa

tata usaha Negara pemberhentian tidak dengan hormat anggota

kepolisian dan bagaimana implikasi putusan PTUN jambi dalam

perkara NO.17/G/2020/PTUN.JBI. dan

BAB V : PENUTUP Penulis membuat kesimpulan mengenai pembahasan

dalam skripsi ini. Dari kesimpulan itu penulis menyampaikan

saran yang berkenaan dengan permasalahan yang ada dalam

skripsi ini.

Page 52: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

38

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

Kota Jambi adalah sebuah kota di indonesia sekaligus merupakan ibu kota

Provinsi Jambi, Indonesia. Kota Jambi dibelah oleh sungai yang bernama

Batanghari, kedua kawasan ersebut terhubung oleh jembatan Aur Duri. Lambang

Kota Jambi berbentuk perisai dengan bagianyang meruncing dibawah kelilingi

tiga garis dengan bagian luar putih, tengah berwarna hijau, srta bagia luar

berwarna putih. Garis hijau yang mengelilingi lambing pada bagian atas lebih

lebar dan di dalamnya tercantum tulisan “Kota Jambi” yang melambangkan nama

daerah dan diapit oleh dua bintang bersudut lima berwarna putih. Itu

melambangkan kondisi kehidupan sosial masyarakat jambi yang terdiri atas

berbagai suku dan maupun agama, serta mempunyai keimanan kepada tuhan yang

maha esa.

Slogan kota jambi adalah Tanah Pilih Pesako Betuah secara filosofi berarti

pengertian bahwa kota jambi sebagai pusat pemerintahan sosial, ekonomi,

kebudayaan, mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik

individu, keluarga, dan kelompok secara institusional yang lebih luas berpegang

teguh dan terikat pada nilai-nilai adat istiadat dan hukum adat maupun peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Kota jambi ini berdiri sejak tanggal 28 Mei

1401 dan wujud yang ditampilkan pemerintah daerah otonom kotamadya

berdasarkan ketetapan gubernur sematera nomor 103/1946, tanggal 17 Mei 1946.

Page 53: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi dibentuk dengan Keputusan Presiden

Nomor 2 Tahun 1997 tanggal 29 Januari 1997 dan diresmikan pemakaiannya oleh

Menteri Kehakiman Prof.Dr.H.Muladi, SH pada tanggal 30 Oktober 1998. Secara

Fisik (gedung kantor) Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi yang dibangun

berdasarkan DIP Pusat/APBN Tahun Anggaran 1995/1996 Nomor : 091/XIII/3/-

/1995 tanggal 28 Maret 1995 terletak di Jalan Kol.M.Kukuh No.1 Kotabaru,

Jambi.

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha

Negara Jambi ditetapkan dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor :

KMA/SK/III/1993 tanggal 5 Maret 1993, sedangkan susunan Organisasi dan Tata

Kerja Kesekretariatan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.02-PR.07.02 Tahun 1991 tanggal

14 Februari 1991.

B. Visi dan Misi PTUN Jambi

1. Visi

Mewujudkan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi yang menjadi

pengadilan moderrn dengan orientasi pelayanan public yang berkualitas

kepada masyarakat pencari keadilan.

2. Misi

a. Menjadikan aparatur pengadilan tata usaha Negara jambi berdaya gun,

berhasil, guna dan tanggung jawab, bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan

nepotisme (KKN)

Page 54: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

b. Meningkatkan profesionalitas, integritas, kapabilitas, dan kredibilitas

aparatur pengadilan tata usaha negara jambi.

c. Optimalisasi pelayanan public dan berkeadilan dengan berlandaskan

prinsip keterbukaan, profesionalisme, akuntabilitas, efisien, dan

efektivitas

C. Tugas Wewenang dan Fungsi PTUN Jambi

1. Tugas dan Wewenang

a. Menerima, Memeriksa, Memutus dan Menyelesaikan Sengketa Tata

Usaha Negara (TUN) Pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

(PTUN Jambi), Dengan Berpedoman Pada Undang-Undang Nomor : 5

Tahun 1986 jo. Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 jo. Undang-

Undang Nomor : 51 Tahun 2009 dan Ketentuan dan Ketenuan

Peraturan Perundang-undangan Lain yang Bersangkutan, Serta

Petunjuk-Petunjuk Dari Mahkamah Agung Republik Indonesia (Buku

Simplemen Buku I, Buku II, SEMA, PERMA, dll);

b. Meneruskan Sengketa-Sengketa Tata Usaha Negara (TUN) Ke

Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan Pengadilan Tinggi Tata

Usaha Negara (PT.TUN) yang Berwenang;

c. Peningkatan Kualitas dan Profesionalisme Hakim Pada Pengadilan

Tata Usaha Negara Jambi (PTUN Jambi), Seiring Peningkatan

Integritas Moral dan Karakter Sesuai Kode Etik dan Tri Prasetya

Hakim Indonesia, Guna Tercipta dan Dilahirkannya Putusan-Putusan

Page 55: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

yang Dapat Dipertanggung jawabkan Menurut Hukum dan Keadilan,

Serta Memenuhi Harapan Para Pencari Keadilan (Justiciabelen);

d. Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Lembaga Peradilan

Guna Meningkatan dan Memantapkan Martabat dan Wibawa Aparatur

dan Lembaga Peradilan, Sebagai Benteng Terakhir Tegaknya Hukum

dan Keadilan, Sesuai Tuntutan Undang-Undang Dasar

1945;Memantapkan Pemahaman dan Pelaksanaan Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi,

Sesuai Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Nomor : KMA/012/SK/III/1993, tanggal 5 Maret 1993 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha

Negara (PTUN) dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT.TUN);

e. Membina Calon Hakim Dengan Memberikan Bekal Pengetahuan Di

Bidang Hukum dan Administrasi Peradilan Tata Usaha Negara

(PTUN) Agar Menjadi Hakim yang Profesional.

2. Fungsi

a. Melakukan pembinaan pejabat struktual dan fungsional serta pegawai

lainnya, baik menyangkut administrasi, teknis, yustisial seta

administrasi umum.

b. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku

hakim dan pegawai lainnya.

c. Menyelenggarakan sebagian kekuasaan Negara dibidang kehakiman.

Page 56: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

D. Struktur Organisasi

1. Struktur organisasi PTUN Jambi.34

GAMBAR 2.1

STRUKTUR ORGANISASI PROFIL PTUN JAMBI

34 http://www.ptun-jambi.go.id/index.php/tentang-pengadilan/struktur, akses 1 Mei 2021

Page 57: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

2. Struktur organisasi staf dan kepegawaian ptun jambi.35

GAMBAR 2.2

STRUKTUR ORGANISASI STAF DAN KEPEGAWAIAN

PTUN JAMBI

35

Buku profilo Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, 2021.

Page 58: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

3. Struktur Persidangan Putusan PTUN Jambi

GAMBAR 2.3

PERSIDANGAN PUTUSAN PTUN JAMBI

17/G/2020 /PTUN.JBI

HAKIM KETUA MAJELIS

FITRIAMINA, S.H., M.H

HAKIM ANGGOTA I

FADHOLY HERNANTO, S.H., M.H

PANITERA

IIN RAHMAWATI, S.H., M.H

KUASA HUKUM

NAIKMAN MALAU, S.H

HERI NAJIB, S.H

YUSNIWATI, S.H

YETI SAMAN, S.H

HAKIM ANGGOTA II

ASLAMIA, S.H

TERGUGAT

KEPALA KANTOR

PERTANAHAN KOTA

JAMBI

PENGGUGAT

IRIANTO HASAN

KUASA HUKUM

FIRDAUS, S.H

ACHMAD ZAKI, S.H

AHMAD KHUZUANI, S. ST

SISKA FATMAWATI, S.H

DWENA PEBRI YANTRI,

S.H

TERGUGAT II INTERVENSI

TARMIZI ARAHMAN

KUASA HUKUM

UMAR MUDA PASARIBU, S.H

Page 59: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

45

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Sangketa Tata Usaha Negara

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Anggota Kepolisian Dengan

Nomor Perkara 17/G/2020/PTUN.JBI

Pertimbangan hakim adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam

mewujudkan nilai dari suatu keputusan yang mengandung keadilan (ex aequo et

bono) yang mengandung asas kepastian hukum, dan akan bermanfaat bagi para

pihak yang bersangkutan sehingga pertimbangan hakim disikapi dengan teliti,

baik dan cermat. Jika pertimbangan hakim tidak teliti, baik, dan cermat maka dari

itu putusan hakim berasal dari pertimbangan hakim tersebut akan dibatalkan oleh

pengadilan tinggi/ Mahkamah Agung.36

Adapun hasil wawancara pada Ketua

Majelis Hakim bapak Ahmad Taufik Kurniawan, mengatakan bahwa:

“Dalam mempersiapan hakim harus memperhatikan terkait

pembuktian, karena nantinya akan digunakan sebagai pertimbangan untuk

memutus perkara. Pembuktian adalah hal pokok yang sangat penting

dalam pemeriksaan di persidangan. Tujuannya agar memperoleh kepastian

tersebut pada suatu peristiwa/ fakta yang diajukan itu benar-benar terjadi,

guna mendapatkan putusan hakim yang benar dan adil. Maka dari itu

hakim tidak akan bisa menjatuhkan suatu putusan sebelum nyata baginya

bahwa peristiwa/fakta tersebut benar terjadi yakni dibuktikan

kebenarannya, sehingga Nampak adanya hubungan hukum antara para

pihak.”37

Pertimbangan hakim merupakan dimulainya tentang kepala;” Tentang

(pertimbangan) Hukumnya” merupakan uraian mengenai pertimbangan putusan

yang menyangkut pengumpulan pertimbangan mengenai penilaian terhadap fakta

36

Mukti Aro, 2004. Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agam. Cet V.

Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hal.140. 37

Wawancara Bersama Bapak Ahmad Taufik Kurniawan Selaku Ketua Majelis Hakim di

Persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Pada Tanggal 27 April 2021.

Page 60: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

yang diajukan selama pemeriksaan yang diterima pihak-pihak, yang dibantah,

keadaan-keadaan yang menurut jabatan dikemukakan oleh hakim, termasuk

tindakan ataupun keputusan yang digugat, kemudian dikaitkan dengan gambaran

dari kesimpulan yang di ambil dari Majelis Hakim baik mengenai segi fakta-

faktanya maupun segi juridisnya. Apabila gugatan itu harus dinyatakan tidak

diterima maka secara langsung dapat diikuti dengan bagian dictum yang

menyatakan gugatan yang bersangkutan itu tidak diterima. Setiap pertimbangan

yang cukup memadai dalam putusan antara lain:

1. Dengan pertimbangan yang dibuatnya itu hakim selalu di ingatkan

kepada pokok penilaian dan pendapatnya tentang gugatan yang

bersangkutan.

2. Keputusan pengadilan itu diucapkan dalam sidang terbuka untuk

umum, maka pertimbangan yang cukup baik akan dapat menimbulkan

rasa percaya yang dilakukan pengadilan.

3. Pertimbangan dapat merupakan jaminan, bahwa tidak terjadi

pengambilan keputusan secara secara sewenang-wenang dan memihak

4. Pertimbangan merupakan titik dimana para pihak untuk pengajuan

banding atau tidak.

5. Pertimbangan juga merupakan ukuran pengujian bagi hakim banding

dan kasasi.

6. Pertimbangan merupakan bahan referensi bagi badan atau Jabatan

TUN yang setelah keputusannya yang dibatalkan harus mengeluarkan

keputusan yang baru pada pasal 98

Page 61: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

7. Pertimbangan merupakan sarana ekspresi bagi pengadilan dalam

melaksanakan fungsinya melakukan pembentukan hukum.

8. Pertimbangan juga sebagai bahan referensi umum bagi tindakan

ppemerintahan diwaktu yang akan datang mengenai suatu keputusan

administratif itu dianggap sah menurut hukum.

9. Objek penelitian dalam pengembangan ilmuhukum.

10. Konstan dalam jurisprudensi merupakan penunjang kepastian hukum

yang penting dan

11. Dapat mencegah terjadinya permintaan banding yang tidak perlu serta

mengurangi tambahnya beban pekerjaan bagi pengadilan.

12. Pertimbangan merupakan rasa keyakinan pada pihak yang dapat

mendorong untuk menerima putusan atau untuk menempuh jalan

damai dengan lawannya.38

Dasar untuk menguji keputusan tata usaha Negara dapat dibedakan antara

pengujian yaitu lengkap, dari segi hukum yang meliputi pengujian unsur-unsur

pokok, Mengeni wewenang badan atau pejabat TUN pada waktu mengeluarkan

keputusan yang disangketakan, Pengujian yang bersifat formal, Menyangkut

keputusan, dan Pengujian secara material.

Mengenai dasar-dasar tersebut digunakan untuk menguji suatu keputusan

Tata Usaha Negara yang digugat Bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku Suatu penetapan tertulis dapat dianggap bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan, Melanggar larangan dokumen

38

Indroharto, usaha memahami Undang-undang Tentang Peradilan TUN, Cet ke-9,

Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,2003, Hal. 131-132.

Page 62: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

de’tourment de pouvoir, Menyimpng dari nalar yang sehat ( melanggar larangan

willekeur), dan Bertentangan dengan Asas Umum pemerintahan yang baik

(AUPB).39

Pertimbangan hukum menimbang maksud dan tujuan gugatan

sebagaimana tentang duduknya sangketa pada putusan ini. Bahwa atas gugatan

penggugat atas jawaban tergugat telah ditanggapi dalam Replik secara tertulis

dalam system informasi pengadilan yang pada pokoknya menyatakan tetap

berpegang teguh pada dalil-dalil gugatan semula, sedangkan tergugat telah

menyampaikan dalil secara tertulis dalam system informasi pengadilan, yang pada

pokoknya menyatakan tetap pada dalil-dalil jawaban semula.

Penggugat dan tergugat telah mengajukan bukti-bukti sebagaimana terurai

dalam bagian tentang duduknya sangketa putusan, yang selengkapnya tercatat

dan/atau terlampir dalam berita acara persidangan yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dengan putusan ini. Yang menjadi objek dalam sangketa ini

adalah Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Jambi No: Kep/186/V/2020 tentang

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari dinas Kepolisian Negara RI, atas

nama Yori Nicholas Saragih, Pangkat Brigadir, NRP:85020861, tanggal 8 Mei

2020. Berdasarkan hasil wawancara kepada bapak Taufik selaku Ketua Majelis

Hakim, mengatakan bahwa:

“Tergugat dalam jawabannya tidak mengajukan Eksepsi, meskipun

demikian, sebelum pertimbangan atas pokok saangketanya majelis hakim

perlu mempertimbangkannya terlebih dahulu karena mengenai formalitas

gugatan terkait kompetensi absolut dan kompetensi relatif pengadilan

TUN. Kompetesi relative ini berhubungan dengan kewenangan pengadilan

39

Johansyah, “Pembuktian Sangketa Tata Usaha Negara”, Vol 17 Nomor 3, hlm. 340-

341

Page 63: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

untuk mengadili suatu perkara sesuai dengan wilayah hukumnya

sedangkan dalam kompetensi absolut adalah kewenangan pengadilan

untuk mengadili suatu perkara menurut objek, materi atau pokok gugatan.

kepentingan penggugat yang dirugikan, serta upaya administratif dan

tenggang waktu dalam perkara a quo. Pada pokoknya bahwa pengadilan

TUN bertugas dan berwenang memeriksa,memutus, dan menyelesaikan

sangketa tata usaha Negara pada tingkat pertama”.40

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 51 tahun 2009

tentang perubahan kedua atas UU No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Negara disebutkan bahwa:

“Sangketa tata usaha Negara adalah sangketa yang timbul dalam bidang

tata usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan

atau pejabat tata usaha Negara, baik dipusat maupun daerah sebagai akibat

dikeluarkannya keputusan tata usaha Negara termasuk sangketa

kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”

Objek sangketa a quo memenuhi unsur keputusan TUN sesuai dengan

Pasal 1 angka 9 UU RI Nomor 51 tahun 2009 perubahan kedua atas UU Nomor 5

tahun 1986 tentang Peradilan TUN juncto Pasal 87 UU RI Nomor 5 tahun 2014

tentang Administrasi Pemerintahan, berbentuk penetapan tertulis yang diterbitkan

oleh pejabat TUN (in casu kepala kepolisian daerah jambi) bersifat konkret

mengenai pemberhentian tidak dengan hormat penggugat dari dinas kepolisian

republik Indonesia bersifat individual serta ditunjukkan langsung kepada

penggugat,Karena tidak memerlukan lagi tindakan hukum dari instansi atasan atau

instansi lainnya, karena telah menimbulkan akibat hukum kepada penggugat

berupa pemberhentian tidak dengan hormat dari dinas kepolisian RI.

Bahwa penggugat ialah Yori Nicholas Saragih dan tergugat merupakan

kepala kepolisian daerah jambi selaku pejabat TUN yang menerbitkan objek

40

Wawancara Bersama Bapak Ahmad Taufik Kurniawan Selaku Ketua Majelis Hakim di

Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Pada Tanggal 27 April 2021.

Page 64: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

sangketa mengenai aspek prosedur dan substansi penerbitan objek sangketa dilihat

dari peraturan perundang-undangan dan asas-asas umum pemerintahan yang baik

(AUPB), sehingga esensi permasalahan hukum dalam sangketa ini murni berada

dalam ranah Hukum Administrasi Negara.

Berdasarkan pada uraian pertimbangan hukum hakim tersebut bahwa

sangketa a quo telah memenuhi unsur sangketa TUN pada Pasal 1 angka 1, dan

telah menjadi fakta yang tidak perlu dibuktikan lagi ( notoir feiten) mengenai

kedudukan tergugat berada diwilayah hukum di provinsi jambi sehingga

pengadilan TUN berwenang secara absolut maupun relative untuk memeriksa,

memutus, dan menyelesaikan sangketa a quo sesuai Pasal 25 ayat (5) Undang-

Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman juncto pasal 47

dan pasal 50, serta pasal 54 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1986

tentang Peradilan Tata Usaha Negara.41

Berdasarkan pertimbangan yang

merupakan unsur sangketa a quo pemberhentian tidak dengan hormat dari dinas

anggota kepolisian republik Indonesia penggugat mengajukan gugatan

berdasarkan Pasal 53 ayat 1 yang berbunyi:

”orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya

dirugikan oleh suatu keputusan TUN dapat mengajukan gugatan tertulis

kepaa pegadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar keputusan yang

disangketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah dengan atau tidak sah

tanpa diserati tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi” Sehingga

berakibat hukum penggugat mengalami kerugian kehilangan status sebagai

anggota Polri, oleh karena itu penggugat mempunyai kepentingan

mengajukan gugatan sebagaimana adagium Point d’interet Point d’action,

Yang berarti bahwa barang siapa mempunyai kepentingan dapat

mengajukan tuntutan hak atau gugatan.

41

Dokumen Penetapan/Putusan Resmi Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Register

Perkara Nomor 17/G/2020/PTUN.JBI, 2021, Hlm. 46-47

Page 65: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

Mengenai upaya administratif dalam sangketa in casu, hakim

mendasarkan pada Pasal 48 Undang-Undang RI Nomor 5 tahun 1986 tentang

Peradilan TUN junctis pasal 77 ayat (1), ayat (4) dan ayat 7 UU RI Nomor 30

tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, pasal 2 ayat (1) dan pasal 3 ayat

(2) peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 6 tahun 2018 tentang Pedoman

Penyelesaian Sangketa Administratif Pemerintah setelah menempuh upaya

administratif. Setelah konsideran “mengingat” mengenai salinan objek sangketa a

quo yang dijadikan dasar peraturan perundangan-undangan khususny PP Nomor 1

tahun 2003 tentang pemberhentian anggota kepolisian junctis peraturan kepala

kepolisian Negara republic Indonesia nomor 14 tahun 2011 tenntang kode etik

profesi serta nomor 19 tahun 2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Komisi Kode Etik dan Nomor 1 tahun 2019 tentang Administrasi Pengakhiran

Dinas Bagi Pegawai Negeri Polisi.

Hakim tidak menemukan ketentuan hukum upaya administratif dengan

tindakan tergugat dalam menerbitkan objek sangketa a quo. Penggugat

mengetahui objek sangketa a quo pada tanggal 19 Mei 2020 diruang provos polres

tebo diserahkan oleh anggota bernama Bripka Andrea Fernando dan diterima

langsung oleh penggugat, yang mana tidak dibantah oleh tergugat dan/atau bukti-

bukti yang diajukan selama persidangan, kemudian penggugat mengajukan surat

keberatan secara tertulis kepada tergugat atas terbitnya objek sangketa a quo pada

tanggal 2 Juni 2020 dan diterima oleh penggugat tanggal 4 Juni 2020, sehingga

apabila dihitung pengajuan keberatan penggugat maka masih dalam tenggang

waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja, sebagaimana ketentuan Pasal 77 Ayat (4)

Page 66: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

dan Ayat (7) UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administratif Pemerintahan.

Namun tidak ada bukti mengenai tenggapan/jawaban tergugat atas keberatan

penggugat, kemudian penggugat mengajukan gugatan yang didaftarkan di

Kepaniteraan Pengadilan TUN jambi pada tanggal 29 Juni 2020, dengan demikian

pengajuan gugatan penggugat dalam perkara a quo dalam tenggang waktu 90

(Sembilan pulu) hari sebagaimana dalam pasal 55 Undang- Undang RI Nomor 5

Tahun 1986 tentang Peradilan TUN juncto pasal 5 ayat (1) Peraturan MA Nomor

6 tahun 2018 tentang pedoman penyelesaian sangketa administrasi pemerintah

setelah menempuh upaya administratif. Berdasarkan wawancara kepada bapak

Taufik Kurniawan selaku Majelis Hakim ketua, mengatakan bahwa:

“Selama proses pemeriksaan sangketa a quo, tidak ada bukti yang

menunjukkan bahwa tergugat telah menanggapi/menjawab keberatan

tertulis yang diajukan oleh penggugat, serta tidak pula adanya bukti yang

menunjukkan bahwa penggugat pernah mengajukan banding administratif,

sehingga menjadi fakta hukum bahwa tergugat tidak menanggapi

keberatan tertulis yang diajukan oleh penggugat. Bahwa kewajiban untuk

menjawab keberatan penggugat berada pada tergugat, dengan tidak

ditanggapi/dijawabnya keberatan tersebut secara logika hukum, tidaklah

dimungkinkan bagi penggugat untuk mengajukan banding administratif

karena salah satu prasyarat mengajukan banding administratif yakni

adanya tanggapan/jawaban secara tertulis atas keberatan yang tertulis yang

diajukan, oleh karenanya upaya keberatan yang diajukan penggugat dalam

sangketa in casu, dapat dikualifikasikan telah menempuh upaya

administratif dan memenuhi syarat untuk pengajuan gugatan berdasarkan

pasal 2 ayat (1) juncto pasal 3 ayat (2) peraturan Mahkamah Agung RI

Nomor 6 tahun 2018 tentang Pedoman Penyelesaian Sangketa

Administrasi Pemerintah setelah menempuh upaya administratif.”42

Dengan demikian tidak terdapat bukti yang menunjukkan fakta hukum

adanya formalitas gugatan penggugat yang tidak terpenuhi, sehingga selanjutnya

akan dipertimbangkan mengenai pokok sangketanya. Bahwa inti gugatan dan

42

Wawancara Bersama Bapak Ahmad Taufik Kurniawan Selaku Ketua Majelis Hakim di

Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Pada Tanggal 27 April 2021.

Page 67: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

Replik penggugat menyatakan penerbitan objek sangketa a quo oleh tergugat telah

melanggar peraturan perundang-undangan dan asas-asas umum pemerintah yang

baik (AUPB) dengan alasan yang pada pokoknya:

a. Peraturan perundangan-undangan yang dilanggar

1. Pasal 21 ayat 3 dan pasal 22 ayat 1 peraturan kepala Kepolisian

Negara Republik Indonesia nomor 14 tahun 2011 tentang Kode Etik

Profesi Polri yang hanya dijatuhi putusan berupa rehabilitasi sosial

sehingga putusan KKEP yang didasarkan rekomendasi PTDH

2. Pasal 66 ayat 1 dan Pasal 71 ayat 1 UU Nomor 30 tahun 2014 tentang

Administrasi Pemerintahan adanya kesalahan dalam penulisan dasar

hukum yang seharusnya Pasal 7 ayat 1 huruf b , tetapi yang tercantum

pasal 17 ayat 1 huruf b praturan kepala kepolisian RI Nomor 14 tahun

2011 tentang Kode Etik Profesi Polri

3. Pasal 31, pasal 36, Pasal 40, dan Pasal 41 ayat 1 nomor 19 tahun 2012

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja KKEP

4. Pasal 28 huruf d dan pasal 47 ayat 3 huruf c UU Nomor 19 tahun

2012 dikarenakan tergugat tidak mendistribusikan berkas

pemeriksaan pendahuluan pelanggaran KKEP kepada penggugat

b. AUPB yang dilanggar

Penerbitan objek sangketa a quo telah melanggar Asas

ketidakberpihakkan/Keadilan, Asas kepastian hukum, Asas

Page 68: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

kecermatan, Asas profesionalitas dan proporsionalitas, dan Asas

keterbukaan.43

Tergugat dalam jawaban dupliknya menolak seluh dalil-dalil yang kemukakan

oleh penggugat dalam gugatan dan repliknya di atas, kecuali hal-hal yang diakui

oleh tergugat secara tegas dan terperinci. Maka dari itu dengan menyatakan pada

pokoknya penerbitan objek sangketa a quo telah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan dan AUPB. Melalui pemeriksaan dipersidangan terungkap

fakta-fakta/ fakta-fakta hukum yang diakui oleh para pihak yaitu:

1. Berdasarkan surat keputusan No.Pol: Skep/01/II/2005, diketahui

penggugat ditunjuk sebagai siswa bintara terhitung mulai 08 februari 2005

2. Berdasarkan surat keputusan No.Pol: Skep/417/VI/2005 Penggugat

mengikuti magang dan penempatan pertama di polda jambi dengan

pangkat Bripda terhitung mulai tanggal 11 juli 2005

3. Surat keputusan No.pol: Skep/222/XII/2005 penggugat ditugaskan di

polres tebo terhitung tanggal 28 desember 2005

4. Berdasarkan putusan pengadilan negeri jambi nomor:

808/Pid.sus/2017/PN Jmb, diperoleh fakta mengenai :

a. Penggugat dituntut oleh penuntut umum bersalah melakukan

tindak pidana penyalahguna narkotika golongan I bagi diri sendiri

sebagaimana dalam 127 ayat 1 huruf a UU RI Nomor 35 tahun

2009 tentang narkotika

b. Amar putusannya berbunyi:

43

Dokumen Penetapan/Putusan Resmi Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Register

Perkara Nomor 17/G/2020/PTUN.JBI, 2021, Hlm. 53

Page 69: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

c. Menyatakan Yori Nicholas Saragih Bin Karisman Saragih selaku

penggugat telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika bagi golongan

diri sendiri sebagaimana dalam dakwaan tunggal.

d. Penjatuhan pidana penjara selama 4 bulan

e. Menjalani perawatan rehabilitasi di rumah sakit jiwa daerah jambi

selama 4 bulan terhitung pidana yang dijatuhkan pada terdakwa

f. Menetapkan masaa penangkapan dan rehabilitasi dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan

5. Berdasarkan laporan polisi nomor: LP/A-01/I/2018/SIPROPAM,

penggugat telah dilaporkan oleh C.H. Siahaan selaku Kasi Propam Polres

Tebo yang isinya pada pokoknya atas putusan dari pengadilan negeri

jambi dalam perkara a quo dan penggugat diselesaikan melalui sidang

kode etik polri melanggar pasal 7 ayat 1 huruf b

6. Tergugat telah mengeluarkan surat perintah nomor: Sprin/06/I/2018/

SIPROPAM tanggal 3 Januari 2018 yang isinya mengenai pemeriksaan

saksi, ahli, dan terduga pelanggar dalam tahap pemeriksaan pendahuluan

serta pemberkasan terhadap pelanggaran kode etik

7. Telah dilaksanakan pemeriksaan terhadap saksi yang mana penggugat a

quo telah melakukan tindak pidana narkoba bersama-sama dengan

temannya yang mengandung Metamfetamine( narkotika jenis shabu)

8. Dilaksanakan pemeriksaan terhadap penggugat yang merupakan penyidik

pembantu Ditresnarkoba Polda Jambi oleh Nurrohman

Page 70: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

9. Penggugat telah diperiksa oleh Nurrohman selaku Anggota Propam Polres

Tebo tanggal 4 Januari 2018 yang mana telah dihadirkan saksi dalam

persidanan dan memberikan keterangan bahwa penggugat telah melakukan

perkara pidana penyalahgunaan narkotika yang telah diputus oleh

pengadilan negeri.

10. Pengguat telah dilaporkan pada tanggal 8 maret 2019 karena melakukaan

pelanggaran disiplin yaitu mengeluarkan tahanan A.n. Syairul pada saat

melaksanakan piket jaga tahanan.

11. Karena penggugat telah melakukan pelanggaran disiplin yaitu urine positif

mengandung zat adiktif yang terdapat dalam narkoba berupa

Amphetamine dan Metamphetamin.

12. Dilakukan perkara/ rapat ankum mengeluarkan rekomendasi penilaian

status anggota polri nomor: Rek/12/XII/2019 terhadap penggugat yang

melanggar kode etik polri tanggal 6 desember 2019 yang mana isinya

penggugat menyatakan penggugat tidak layak untuk menjalankan

Profesi/Fungsi Kapolri

13. Berdasarkan putusan sidang KKEP nomor: PUT KKE/09/XII/2019/KKEP

dinyatakan terbukti secara sah penggugat melanggar pasal 7 ayat 1 huruf b

sanksi rekomendasi diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas kapolri.

14. Penggugat telah menyatakan banding atas putusan KKEP

15. Bahwa KKEP tingkat banding telah terbentuk oleh tergugat a quo tanggal

14 Januari 2020 dengan susanan yakni J. Permadi Wibowo, S.I.K., M.H (

Ketua merangkap anggota), Julihan Muntaha, S.I.K., ( Wakil ketua), H.

Page 71: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

Eko Saputra, S.H. (Anggota), Hartono S.E (anggota cadangan), Gadug

Kurniawan, S.I.K., M.H. (anggota cadangan).

16. Sidang KKEP dlaksanakan pada tanggal 18 febuari 2020 yang mana isinya

yaitu menolak permohonan banding dan menguatkan putusan sidang

KKEP Nomor: PUT KKEP/09/XII/2019/KKEP, Tanggal 27 Desember

2019 a.n Yori Nicholas saragih, Nrp 85020861,jabatan BA Polres Tebo

17. Bahwa telah dilakukan ralat oleh tergugat dengan keputusan nomor:

Kep/282/VII/2020 yang didalam semula ditulis pasal 17 ayat 1 huruf b

perkap 14 tahun 2011 telah diralat menjadi:

1. Pasal 7 ayat 1 huruf b Perkap 14 tahun 2011 tentang Kode Etik

Profesi Polri

2. Pasal 12 ayat 1 huruf a dan pasal 13 ayat 1 PP RI No. 1 tahun 2003

tentang Pemberhentian Anggota Polri.44

Bahwa berdasarkan Inti dalil-dalil gugatan dan replik penggugat, dan

fakta-fakta/fakta-fakta hukum sebagaimana dijelaskan diatas. Hakim menentukan

pokok permasalahan hukum yang harus dipertimbangkan mengenai Aspek

wewenang, Aspek prosedur dan Aspek substansi. Dalam mempertimbangkan

persoalan hukum mengenai wawancara terhadap Bapak Rinaldi Rosba selaku

Anggota Hakim mengatakan bahwa:

“Wewenang tergugat dalam menerbitkan objek sangketa a quo

adalah prinsip Negara hukum wetmatigheid van het bestuur yang setiap

tindakan pemerintahan harus berdasarkan peraturan perundang-undangan,

oleh karenanya setiap tindakan hukum pemerintah harus di dasarkan pada

44

Dokumen Penetapan/Putusan Resmi Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Register

Perkara Nomor 17/G/2020/PTUN.JBI, 2021, Hlm. 53-59

Page 72: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

kewenangan yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang

berlaku.”45

Berdasarkan pasal 15 PP Nomor 1 tahun 2003 tentang Pemberhentian

Anggota Kepolisian disebutkan bahwa, Memberhentikan anggota Kepolisian

Negara republik Indonesia harus dilakukan oleh:

a. Presiden Republik Indonesia untuk pangkat Komisiaris Besar Polisi

(kombespol) atau yang lebih tinggi.

b. Kepala Kepolisian Negara RI untuk pangkat Ajun Komisaris Besar

Polisi (AKBP) atau yang lebih rendah.46

Menimbang bahwa berdasarkan penjelasan umum mengenai UU No.1

tahun 2003 tentang pemberhentian anggota polri. Berdasarkan hasil wawancara

bersama bapak Rinaldi Rosba selaku anggota hakim pengadilan tata usaha Negara

jambi, mengatakan bahwa:

“Hal-hal yang belum cukup diatur dalam PP ini akan diatur lebih

lanjut dengan keputusan presiden dan hal-hal yan bersifat rinci dan teknis

kewenangan pengaturan lebih lanjut diserahkan kepada kepala kapolri

selaku penanggung jawab dalam penyelenggaran pengelolaan sumber daya

manusia dilingkungan kepolri”

Berdasarkan ketentuan Kapolri pada dasarnya mempunyai kewenangan

atributif untuk memberhentikan anggota Kapolri untuk pangkat Ajun Komisaris

Besar polisi (AKBP) atau yang lebih rendah pangkatnya. Namun Kapolri

mendelegasikan kewenangan kepada TUN di lingkungan Polri. Selain itu pada

pasal 60 ayat (1) huruf b dan ayat (2) Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009

tentang pengakhiran dinas bagi pegawai negeri pada kapolri, berbunyi:

45

Wawancara Bersama Bapak Rinaldi Rosba Selaku Anggota Hakim di Pengadilan Tata

Usaha Negara Jambi, Pada Tanggal 27 April 2021. 46

Pasal 15 PP Nomor 1 tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian

Page 73: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

Ayat (1): pengajuan pemohonan PTDH pada tingkat polda

sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 ayat 1 huruf b diajukan

kepada kapolda melalui karo SDM melalui polda oleh kapolres

Ayat (2): pengajuan permohonan PTDH pada tingkat polda

sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan terhadap anggota

polri dan PNS Polri yang bertugas di lingkungan Polda, Polres,

Polsek.47

Berdasarkan No.Pol; Kep/74/XI/2003 tentang pokok-pokok penyusunan

lapis-lapis pembinaan SDM Polri, tanggal 10 desember 2003 pada pasal 5 huruf b

disebutkan: “Pengakhiran dinas polri kepangkatan AIPTU kebawah dilimpahkan

kewenangannya kepada kapolda dan di lingkungan mabes polri dilimpahkan

kewenangannya kepada de SDM Kapolri”.

Bahwa kapolri telah mendelegasikan kewenangannya kepada kapolda

untuk melakukan PTDH. Berdasarkan objek sangketa mengenai penggugat

menjabat sebagai BA Polres Tebo dengan pangkat Ajun Inspektur Polisi satu

(AIPTU). Bapak Rinaldi Rosba memberikan penjelasan, ia mengatakan bahwa:

“Penggugat telah benar melaukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika

jenis shabu dan sudah mendapat putusan pengadilan negeri jambi dan atas

putusan tersebut penggugat a quo tidak melakukan upaya hukum,

kemudian atas penyelidikan tersebut telah dibuat laporan hasil pelaksanaan

tugas yang diserahkan kepada Kepala Kepolisian Resort Tebo.”48

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa

pertimbangan hukum hakim dalam memutus sangketa TUN anggota kepolisian

daerah dengan rekomendasi PTDH penggugat a quo yang dilaksanakan

berdasarkan melalui sidang KKEP dan sidang banding KKEP telah sesuai dengan

ketentuan pasal 21 ayat 3 huruf a dan pasal 22 ayat 1 huruf a peraturan kepala

47

Pasal 60 ayat (1) huruf b dan ayat (2) Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009 tentang

pengakhiran dinas bagi pegawai negeri pada kapolri 48

Wawancara Bersama Bapak Rinaldi Rosba Selaku Anggota Hakim di Pengadilan Tata

Usaha Negara Jambi, Pada Tanggal 27 April 2021.

Page 74: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

kepolisian RI Nomor 14 tahun 2011 tentang kode etik profesi kepolisian Negara

republik Indonesia, dan oleh karena itu penerbitan objek sangketa a quo telah

berdasarkan bukti antara penggugat dan tergugat yang memenuhi Pasal 21 huruf a

dan Pasal 13 huruf b Nomor 1 tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri

serta pasal 7 ayat 1 huruf b nomor 12 tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri.

Menyatakan bahwa dalil penggugat yang direkomendasikan terhadap penggugat

yang berdasarkan hukum tetap dalam putusan KKEP tidak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan dan tidak beralasan hukum dan haruslah ditolak.

B. Akibat Hukum Dari di Tolaknya Gugatan Penggugat Dalam Perkara

17/G/2020/PTUN.JBI

Putusan pengadilan dijatuhkan oleh hakim yang memeriksa dan mengadili

suatu perkara. Putusan tersebut secara teknis dapat di istilahkan dengan

“yurisprudensi”, dalam bahasa belanda “Yurisprudentie” maupun dalam bahasa

perancis “Yurisprudence” beda halnya dengan bahasa inggis “Yurisprudensi”

yang mempunyai arti berbeda yaitu Ilmu Hukum. Suatu putusan pengadilan yang

amar putusan “Tidak dapat diterima” alias “niet onvantkelijk verklaard” atau yang

biasa disingkat “N.O.”, dapat kembali diajukan gugatan/permohonan tanpa resiko

dinyatakan ”nebis in idem” ataupun resiko seketika ditolak karena dahulu

dinyatakan “N.O”. Sebab, ketika perkara dinyatakan “N.O” maka pokok perkara

tersebut tidak diperiksa, sebab gugatan/permohonan tersebut gugur saat pemilahan

awal, semisal tiadanya legal standing penggugat/pemohon, keliru yuridiksi

peradilan yang berwenang memeriksa dan memutus, dsb.

Page 75: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

Sehinga apabila pokok perkara sama sekali tidak diperiksa ataupun

diputus. Kedua pernyataan tesebut apa yang dihendak uji materil adalah produk

peraturan perundang-undangan yang berlaku umum dan sifatnya tidak temporer

(regelen), bukan suatu penetapan/ keputusan yang individual (beschiikkig), maka

kejadian/fakta kerugian yang terjadi saat terbentuknya peraturan perundang-

undangan tersebut. Dalam pemidanaan dikenal istilah tempus delicti guna

menentukan kejadian material dan peraturan perundang-undangan yang

mengaturnya. Sehingga, Mahkamah Agung seharusnya (ought to) menerima dan

memutus pokok permohonan uji materil yang diajukan tanpa diamputasi peraturan

Mahkamah Agung ( PERMA) No. 01 Tahun 2004 yang membatasai hak uji

meteril terhadap peraturan perundang-undangan yang terbit sebelum tahun 2011

sebatas 180 hari sejak peraturan tersebut ditetapkan.

Putusan pengadilan dengan amar yang berbunyi menolak gugatan

penggugat untuk sepenuhnya atau menolak gugatan untuk sebagian (dan

mengabulkan untuk sebagian lainnya)”, atas pokok sangketa dengan petitumnya

(pokok permintaan dalam gugatan ataupun permohonan) tidak dapat lagi diajukan

gugatan ulang karena akan menjadi berkekuatan hukum tetap (inkracht) bila tidak

diajukan upaya hukum banding maupun kasasi. Berdasarkan hasil wawancara

bapak Taufik Kurniawan selaku anggota Hakim mengatakan bahwa:

”Perbedaan menolak permohonan banding/kasasi, mengakibatkan putusan

pengadilan judex facti, baik amar putusan pengadilan negeri maupun

pengadilan tinggi, menjadi dikuatkan oleh majelis hakim tingkat

banding/kasasi. Akan tetapi bila amar putusan dalam perkara tidak dapat

diterima, misal karena gugatan kurang pihak dakwaan pidana tidak patut

karena perkara dinilai hanya berunsur perkara belaka, telah lewatnya

waktu hak menggugat/menuntut, gugatan rancu, keliru kompetesi absolut/

relative yurisdiksi pengadilan yang berwenang memeriksa dan memutus.

Page 76: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

Maka dari itu penggugat dapat kembali mengajukan gugatan dan hakim

dapat mengabulkan gugatan/tuntutan baru ulangan meski pokok perkara

dan subjeknya adalah sama dengan gugatan sebelumnya”.49

Berdasarkan uraian ditolaknya gugatan penggugat diatur dalam pasal 50

ayat (3) huruf (a) mengenai pemberitahuan waktu dan tempat pelaksanaan Sidang

KKEP diberitahukan secara tertulis dengan limitasi/batasan paling lama waktu 3

(tiga) hari kerja sebelum pelaksanaan sidang. Yang diatur dalam peraturan kepala

kepolisian Negara republik Indonesia nomor 19 Tahun 2012 tentang Susunan

Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Republik Indonesia.

Setelah diperoleh fakta adanya Surat Panggilan Sidang Komisi Kode Etik Nomor:

SPG/40/XII/2019/Sipropam, tanggal 26 Deseember 2019 untuk dilakukan

pemeriksaan dan didengar keterangannya sebagai terduga pelanggar, yang

ditandatangani oleh yang menyerahkan yaitu AIPDA Nurrohman, namun tidak

ada tanda tangan yang menerima yaitu peggugat a quo. Berdasarkan hasil

wawancara bersama Bapak Taufik Kurniawan selaku hakim ketua pengadilan tata

usaha Negara jambi, mengatakan bahwa:

”Selama proses pemeriksaan di persidangan, AIPDA Nurrohman

menyatakan pada pokoknya telah menyampaikan secara lisan pada

tanggal 23 desember 2019, keterangam saksi frizal Purba dan

Binton Samosir menyatakan pada pokoknya pengguat a quo

mengetahui panggilan sidang tersebut secara lisan dari AIPDA

Nurrohman pada tanggal 24 Desember 2019 dikantor sehingga

terdapat perbedaan tanggal penyampaian lisan surat panggilan.

Pada tanggal 26 Desember 2019 tersebut penggugat mengakui

sebelumnya telah melakukan pelanggaran Disiplin sebanyak 1

(satu) kali, kemudian selama dalam proses Komisi kode etik atas

perkara Pidana Penyalahgunaan Narkotika jenis shabu, penggugat

49

Wawancara Bersama Ahmad Taufiq Kurniawan, Ketua hakim Pengadilan Tata Usaha Negara

Jambi, 27 April 2021.

Page 77: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

a quo juga melakukan pelanggaran mengeluarkan tahanan dan hasil

tes urine negative.”50

Mengenai kelalaian tersebut tidak terpenuhi aspek prosedur dalam

penerbitan objek sangketa dan dapat berakibat hukum kepada batalnya suatu

keputusan dengan mengacu pada ketentuan pasal 71 ayat (1) Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan

menyatakan: keputusan dan/atau tindakan dapat dibatalkan apabila terdapat

kesalahan prosedur atau terdapat kesalahan substansi. Dimana ketentuan tersebut

menggunakan kata “dapat” maka tidaklah bersifat imperative dan mesti dimaknai

bahwa tidak setiap adanya kesalahan prosedur atau substansi harus selalu

berakibat hukum kepada batalnya suatu keputusan. Pendapat Van Der Well pada

Buku Pengantar Administrasi Indonesia sebagaimana dikutip

E.Utrecht/Moh.Saleh Djindang dalam yang menyatakan Kekurangan bukan

essentiel’ tidak dapat mempengaruhi berlakunya ketetapan.

Mengenai kekurangan essentiel harus dilihat beratnya kekurangan.

Apabila kekurangan itu begitu berat sehingga ketetapan yang bersangkutan dapat

dianggap batal terhadap subjek hukum yang mempunyai alat untuk menggugat

berlakunya ketetapan itu.51

Dengan demikian bahwa cukup beralasan hukum

mengenai waktu dan pelaksanaan sidang KKEP khusus terhadap penggugat dalam

perkara a quo tidak bertentangan dengan ketentuan pasal 50 ayat (3) huruf a

Peraturan KAPOLRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja

KKEP. Berdasarkan penjelasan dalil penggugat mengenai panggilan untuk

50

Wawancara Bersama Ahmad Taufiq Kurniawan, Ketua Hakim PTUN Jambi, 27 April 2021 51

Moh.Saleh Djindang, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Cet-9, Ichtiar Baru,

Jakarta,1990, hlm.78

Page 78: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

pelaksanaan sidang KKEP dilakukan secara tertulis dan dalam jangka waktu yang

ditentukan, tidak cukup beralasa hukum dan haruslah dinyatakan ditolak.

Mengenai berkas dalam pemeriksaan pendahuluan dan pendistribusian terhadap

penggugat dalam ketentuan pasal 47 ayat (1) dan (3) huruf c peraturan KAPOLRI.

Selama proses jawab-jinawab dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Tata

Usaha Negara. Hasil wawancara tersebut bersama bapak Rinaldi Rosba selaku

majelis Hakim PTUN Jambi,mengatakan bahwa:

“Diketahui penggugat mendalilkan yang ada pada pokoknya ada kesalahan

penulisan dasar hukum pelanggaran dalam objek sangketa a quo yang

seharusnya pasal 7 ayat (1) huruf b peraturan kepala kepolisian Negara

republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi

Kepolisian Negara RI, akan tetapi yang tercantum pasal 17 ayat (1) huruf b

peraturan kepala kepolisian Negara RI. Sehingga hal tersebut objek

sangketa a quo cacat substansi, yang mana atas dalil tergugat tersebut

tergugat telah menjawab dengan dalil yang pada pokoknya. Atas

kekeliruan dan kesalahan tersebut maka tergugat telah melakukan

perbaikan/ralat atas objek sangketa tersebut.”52

Menimbang, bahwa ralatnya objek sangketa yang dilakukan tergugat a quo,

majelis hakim mempertimbangkan sebagai berikut:

1. Bahwa setelah mencermati konsideran “memperhatikan” memperoleh

fakta hukum dalam sangketa a quo mangacu pada putusan sidang banding

KKEP penggugat (bukti T-16)

2. Bahwa berdasarkan bukti T-13 dan T-16, dinyatakan melanggar pasal 7

ayat 1 huruf b peraturan kepala kepolisian RI nomor 14 tahun 2011 yang

mana direkondasikan untuk PTDH dari dinas kepolisian negara RI dalam

putusan sidang banding KKEP dengan menambah gugatan yang dilanggar

52

Wawancara Bersam Rinaldi Rosba, Ketua hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, 27

April 2021.

Page 79: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

penggugat pasal 12 ayat (1) huruf a dan pasal 13 ayat (1) PP republic

Indonesia, sehingga disimpulkan yang dilanggar penggugat q auo pasal 7

ayat 1 huruf b Nomor 14 tahun 2011, pasal 12 ayat 1 huruf a dan Pasal 13

ayat 1 PP nomor 1 tahun2003 tentang Pemberhentian anggota kepolisian

RI.

3. Bahwa diperoleh fakta mengenai substansi objek PTDH penggugat

terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam penulisan dasar hukum yang

dilanggar oleh penggugat a quo

4. Bahwa atas kekeliruan Tergugat a quo telah melakukan perbaikan dengan

memperoleh fakta hukum mengenai substansinya sama dengan objek

sangketa a quo dari dinas kapolri.

5. Dengan demikian, perbaikan atau ralat objek sangketa a quo yang

dilakukan oleh tergugat karena adanya kekeliruan telah sesuai dengan

ketentuan pasal 63 ayat 1 dan ayat 3 UU RI Nomor 30 Tahun 2014

Tentang Administrasi Pemerintahan dan sejalan dengan pendapat ahli

yang diajukan oleh penggugat.53

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas mengenai kesalahan penulisan

dasar hukum pelanggaran penggugat dalam objek sangketa a quo yang berakibat

hukum cacatnya objek sangketa secara substansi, tidak beralasan hukum dan

haruslah dinyatakan di tolak, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, secara mutatis-mutandis juga dijadikan perkembangan hukum dalam

pengujian objek sangketa a quo berdasarkan Asas-Asas Umum Pemerintahan

53

Dokumen Penetapan/Putusan Resmi Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Register Perkara

Nomor 17/G/2020/PTUN.JBI, 2021, Hlm 77

Page 80: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

Yang Baik (AUPB). Karena gugatan penggugat dinyatakan ditolak untuk

seluruhnya. Maka dari hasil wawancara bersama bapak Rinaldi Rosba selaku

majelis hakim PTUN Jambi, menjelaskan bahwa:

“Dalam menolak gugatan penggugat mempedomani ketentuan pasal 100

juncto pasal 107 UU Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara. Yang mana mempertimbangkan bukti-bukti

yang relevan dengan persoalan/masalah hukum yang diajukan pihak

bersangketa antara penggugat dan tergugat, sedangkan terhadap bukti-

bukti yang selebihnya tetap di pertimbangkan sampai pada putusan ini.

Namun tidak dijadikan dasar majelis hakim dalam memutus sangketa a

quo, tetapi tetap terlampir dalam berkas perkara yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari putusan ini. Dalil penggugat adanya kesalahan

mengenai penulisan dasar hukum pelanggaran maka dari itu objek

sangketa a quo telah berakibat hukum cacatnya objek sangketa dalam

substansi, tidak beralasan hukum sedangkan Tergugat dari segi

kewenangan prosedur, maupun substansi telah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku serta asas-asas pemerintahan umum

yang baik, oleh karena itu hakim berkeyakinan untuk menolak gugatan

penggugat seluruhnya”.54

Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 26 peraturan Mahkamah Agung RI

dengan Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi perkara dan persidangan di

pengadilan secara elektronik menentukan pada pokok putusan yang diucapkan

oleh hakim/ hakim ketua secara elektronik, secara umum telah dilaksanakan

meyampaikan salinan putusan elektronik kepada para pihak melalui sistem

pengadilan dan juga secara hukum dianggap telah dihadiri oleh para pihak serta

dilakukan dalam sidang terbuka untuk umum. Dalam UU Nomor 5 Tahun 1986

tentang PERATUN junctis UU republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2004 tentang

Perubahan atas UU nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan TUN dan Undang-

undang RI Nomor 51 Tahun 2009 Tentan Perubahan Kedua Atas UU nomor 5

54

Wawancara Bersama Rinaldi Rosba, Ketua hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, 27

April 2021.

Page 81: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

Tahun 1986 tentang Peradilan TUN serta peraturan perundang-undangan lainnya

yang berkaitan dengan sangketa ini.

MENGADILI

1. Menyatakan menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya

2. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.

205.500,- (dua ratus lima ribu lima ratus rupiah)

Demikianlah diputuskan pada hari Rabu, tanggal 07 Oktober 2020, dalam

rapat majelis hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi yang terdiri dari A.

Taufiq Kurniawan, S.H., M.H., Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

sebagai Hakim Ketua Majelis, Rinaldi Rosba, S.H., dan Lailatulrahmah, S.H.,

sebagai Hakim-hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang

terbuka untuk umum pada hari Rabu, tanggal 14 Oktober 2020 oleh majelis

Hakim tersebut dibantu oleh Parulian Simarmata, S.H.,M.H., selaku Panitera

Pengganti pengadilan tata usaha Negara jambi, dengan dihadiri Kuasa Hukum

Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa

faktor penyebab gugatan penggugat dalam objek sangketa a quo dinyatakan

ditolak dalam putusan perkara No.17/G/2020/PTUN.JBI. karena adalah faktor

ketentuan yang dilanggar penggugat a quo dalam putusan sidang banding Komisi

Kode Etik Polri (KKEP). Diperoleh fakta hukum mengenai substansi objek

sangketa Pemberhentian Tidak dengan Hormat (PTDH) penggugat dari dinas

Kapolri melanggar Pasal 17 ayat 1 huruf b terdapat kekeliruan atau kesalahan

dalam penulisan dasar hukum yang dilanggar penggugat, yang seharusnya pasal 7

Page 82: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

ayat 1 huruf b. Berdasarkan pada putusan penggadilan negeri jambi penggugat

melakukan pelanggaran berulang dengan penyalahgunaan Narkotika jenis shabu

dan hasil putusan sidang KKEP. Dengan demikian, atas kekeliruan atau

kesalahan tersebut menyatakan penggugat telah melanggar pasal 7 ayat 1 huruf b

Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi polri.

Page 83: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan perkara

No.17/G/2020/PTUN.JBI atas nama Yori Nicholas Saragih adalah

berdasarkan fakta-fakta hukum di persidangan. Tindakan tergugat

dalam menerbitkan objek sangketa a quo, baik dari segi kewenangan,

prosedural, dan substansi telah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan asas-asas umum pemerintahan yang baik

(AUPB) yang pada intinya hakim menyatakan menolak seluruhnya

dalil gugatan penggugat seluruhnya

2. Hakim menolak gugatan penggugat seluruhnya dikarenakan kurang

bukti maupun dalil yang diajukan penggugat, dan tidak beralasan

hukum bahkan penggugat tidak berhasil untuk membuktikan

kebenaran dalil-dalilnya, dan terdapat kekeliruan dan kesalahan dalam

penulisan dasar hukum. Karena putusan Pengadilan tata usaha Negara

dengan diterbitknnya surat keputusan tata usaha Negara yang isinya

memberhentikan penggugat, penggugat tidak lagi bekerja di dinas

kepolisian Negara republik Indonesia karena putusan tersebut telah

berkekuatan hukum tetap.

B. Saran-Saran

1. Hendaknya anggota polri sebagai unsur aparatur pemerintah bekerja

professional, bermoral, bersih dan beretika ketika menjalankan

Page 84: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

tugasnya dan menjadi contoh yang baik untuk masyarakat sekitarnya.

Polri harus mampu untuk menghindarkan diri dari perbuatan tercela

yang bisa merusak kehormatan profesi dan organisasi serta

menjunjung tinggi nilai kejujuran, keadilan serta kebenaran demi

pelayanan masyarakat. Penggugat juga harus lebih cermat dalam

mengajukan gugatan di pengadilan tata usaha Negara jambi agar secara

seksama pada terkait dengan materi gugatan pada peraturan

perundang-undangan.

2. Anggota polri mampu patuh dan taat pada peraturan perundangan-

undangan menyangkut kepegawaian demi mewujudkan pelaksanaan

tugas yang baik. Serta terhindar dari perilaku tercela dan dapat

menegakkan disiplin sebagaimana dipertanggung jawabkan

sebagaimana mestinya.

3. Diharapkan kepada hakim di pengadilan tata usaha negara jambi untuk

mempertahankan dalam menerapkan dan penemuan hukum dalam

setiap mengambill pertimbangan dan putusan. Dan senantiasa

memelihara dan pedoman pada asas-asas pemerintahan umum yang

baik (AUPB) khususnya asas ketidakberpihakan/keadilan, asas asas

kepastian hukum, asas kecermatan, dan asas profesionalitas dan

proporsionalitas.

Page 85: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

DAFTAR PUSTAKA

A. Literature

Asikin Zainal, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Rajawali Press Jakarta

2012

Budisetyowati dwi Andayani.2017. kedudukan Pegawai Negeri Polisi Dalam

Undang- Undang ASN. Civil Service Journal. Vol.11.

Departemen Pendidikan nasional, 2012, Kamus Besar Bahasa Indoneisa,

Pusat Bahasa ( edisi keempat), PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hlm 1470.

Djatmika Sadtra dan Marsoni. Hukum Kepegawaian di Indonesia. Djambitan,

1995.

H. Salim HS, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan Disertasi,

Cet. 1, Jakarta: Raja Grafindo, 2013.

H.Salim HS, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Disertasi dan Tesis

Buku Tiga, Cet. 1, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016.

Indroharto, usaha memahami Undang-undang Tentang Peradilan TUN, Cet

ke-9, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,2003, Hal. 131-132.

Iskandar,MetodologipenelitianPendidikandanSosial,Kualitatif,Kuantitatif,(Ja

karta: GP Press,2008) hlm. 253.

Johansyah, “Pembuktian Sangketa Tata Usaha Negara”, Vol 17 Nomor 3,

hlm. 340-341

Page 86: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

Laden Marpaung, Asas-asas praktik hukum pidana, (Jakarta : Sinar Grafika,

2005), Hal.2

Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern, Bandung: Rafika Aditama,

2009.

Mukti Aro, 2004. Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama. Cet V.

Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hal.140.

Paulus Effendi Lotulung, Hukum Tata Usaha Negara dan Kekuasaan,

Jakarta: Salemba Humanika, 2013.

Padmo Wahyono dalam Zainal Arifin Hosein, Kekuasaan Kehakiman di

Indonesia, Malang: Setara Pers, 2016.

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010.

Prof. Dr. Lexy J. Moleong, Metode penelitian Kualitatif, PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm.2.

Sarifuddin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,1998,

hlm.7.

Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, PT. Sinar Grafika Jakarta 2011

Sudarsono, Kamus Hukum, Jakarta: PT. Rineka Cipta , 2007.

Sukanto Satoto, Pengaturan Eksistensi dan Fungsi Badan Kepegawaian

Negara, Yogyakarta: Hanggar Kreator 2004.

Sugiono, Metodologi Penelitian Kualitatif, dan R&D, Bandung: CV

Alphabet, 2010.

Page 87: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi

UGM, Yogyakarta,1998, hlm.3.

Tim penyusun, Pedoman Penulis Skripsi dan Hukum Fakultas Syariah,

Jambi: Syari’ah Press, 2021

Victor M. Situmorang, Tindak Pidana Pegawai Negeri Sipil, Jakarta:

PT.RINEKA CIPTA , 1994.

Wiryono Projodikoro dalam Bahder Johan Nasution, Negara Hukum dan

Hak Asasi Manusia, Bandung: Mandar Maju, 2014

B. Undang-undang

Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Pustaka Sandro, 2014.

Undang-Undang No.51 tahun 2009 perubahan kedua Undang-Undang No. 5

tahun 1986 tentang Pengadilan TUN, Pasal 55

Undang-Undang No. 30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan,

Pasal 66 ayat 1 dan pasal 71 ayat 1

Peraturan Mahkamah Agung No. 6 tahun 2018 tentang Pedoman

Penyelesaian Sangketa administrasi, Pasal 5 ayat 1

Undang-undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI

Undang-undang Perkapolri No. 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi

Polri, Pasal 21 ayat 3 dan pasal 22 ayat 1

Undang-undang No. 19 tahun 2012 tentang susunan organisasi dan tata kerja

KKEP, Pasal 28 huruf d dan pasal 47 ayat 3 huruf c

Page 88: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

C. Internet/ Lain-lain

Ajeng kurnia wulandari wibowo, “Tinjauan yuridis terhadap tindak pidana

narkotika yang dilakukan oleh oknum kepolisian Tahun 2016”, Skripsi

Universitas Hasanuddin Makassar,2016.

Ardiani Mansyur, Tinjauan Yuridis pemberhentian tidak dengan hormat dari

dinas anggota kepolisian Negara republik Indonesia di kabupaten bone,

Skripsi: Universitas Hasanuddin Makassar, 2010

Buku profilo Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, 2021

Dokumen Penetapan/Putusan Resmi Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi,

Register Perkara Nomor 17/G/2020/PTUN.JBI, 2021.

Dinas kepolisian adalah segala aktifitas kedinasan yang dilakukan anggota

dalam lembaga kepolisian Negara republic Indonesia . pasal 1 angka

(3) PP no.1 thn 2003 tentang pemberhentian anggota polri.

http://www.ptun-jambi.go.id/index.php/tentang-pengadilan/visimisi

http://www.ptun-jambi.go.id/index.php/tentang-pengadilan/struktur, akses 1

Mei 2021

http://www.ptun.jambi.go.id/index.php/tentang-pengadilan/sejarah.

sumberpengertian.id/pengertian-observasi-lengkap

wawancara dengan, Ahmad Taufik Kurniawan,Majelis Hakim Ketua PTUN

Jambi, 27 April 2021

Pipit Patimah, Analisis putusan pengadilan tata usaha Negara dengan

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat. (skripsi : IAIN Sultan Maulana

Hasanuddin Banten), 2017

Page 89: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. PUTUSAN PTUN JAMBI

Page 90: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

LAMPIRAN 2. JADWAL SIDANG

Page 91: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

LAMPIRAN 3. PUTUSAN

Page 92: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

LAMPIRAN 4. BANDING

Page 93: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

LAMPIRAN 5. KASASI

Page 94: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

LAMPIRAN 6. BIAYA PERKARA

Page 95: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

LAMPIRAN 7. Wawancara di Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

Wawancara Bersama Bapak Ahmad Taufik Kurniawan Sebagai Majelis Hakim

Ketua

Page 96: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN TIDAK …

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Melly Rahayu

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tgl lahir : Kampung Baru / 05 July 1999

NIM : 106170725

Alamat : Jln.Sarko Lrg.durian RT 03/01 Kel.Kampung Baru

Kec.Muara Tembesi Kab.BatangHari

No Hp : 0852-1004-7724

Nama Ayah : Sabirin

Nama Ibu : Harmizah

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. SD/MI, tahun lulus : SDN 25/I KAMPUNG BARU 2011

b. SMP/MTs, tahun lulus : SMPN 6 BATANG HARI TAHUN 2014

c. SMA/MA, tahun lulus : SMAN 2 BATANGHARI 2017

d. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Sulthan

ThahaSaifuddin Jambi 2017

2. Pendidikan Non-formal (Pelatihan, Kursus, dll)

a. Koordinator Bidang Sosial dan Budaya 2017-2018

b. Bendahara seminar internasional 2020

c. Bendahara DEMA-F 2020-2021

Jambi, Juli 2021

Penulis

MELLY RAHAYU

106170725