tinjauan yuridis terhadap delik pemalsuan surat … · surat,.penerapan ketentuan pidana terhadap...

119
SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP DELIK PEMALSUAN SURAT SERTIFIKAT TANAH (Studi Kasus Putusan Nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS) OLEH MUH. RIEZYAD R. B 111 09 341 BAGIAN HUKUM PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: ngodieu

Post on 20-Jul-2019

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP DELIK PEMALSUAN SURAT SERTIFIKAT TANAH

(Studi Kasus Putusan Nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS)

OLEH

MUH. RIEZYAD R.

B 111 09 341

BAGIAN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

i

HALAMAN JUDUL

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP DELIK PEMALSUAN

SURAT SERTIFIKAT TANAH

(Studi Kasus Putusan Nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS)

OLEH:

MUH. RIEZYAD R.

B 111 09 341

SKRIPSI

Diajukan sebagai Tugas Akhir dalam rangka penyelesaian studi sarjana pada

Bagian Hukum Pidana Program Studi Ilmu Hukum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP DELIK PEMALSUAN SURAT SERTIFIKAT TANAH

(Studi Kasus Putusan Nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS)

Disusun dan diajukan oleh

MUH. RIEZYAD R.

B 111 09 341

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi yang Dibentuk dalam rangka Penyelesaian Studi Program Sarjana

Bagian Hukum Pidana Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

Pada Hari selasa Tanggal 20 Agustus 2013 Dan Dinyatakan Diterima

Panitia Ujian

Ketua

Sekretaris

Prof. Dr. H. M. Said Karim, S.H.,M.H. NIP. 19620711 198703 1 001

Kaisaruddin Kamaruddin, S.H. NIP. 19660320 199103 1 005

A.n. Dekan Wakil Dekan Bidang Akademik,

Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, S.H.,M.H. NIP. 19630419 198903 1003

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Menerangkan bahwa skripsi mahasiswa:

Nama : MUH. RIEZYAD R.

No. Pokok : B 111 09 341

Bagian : HUKUM PIDANA

Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP DELIK PEMALSUAN

SURAT SERTIFIKAT TANAH

(Studi Kasus Putusan Nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS)

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam ujian skripsi.

Makassar, Maret 2013

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. H. M. Said Karim, S.H.,M.H. NIP. 19620711 198703 1 001

Kaisaruddin Kamaruddin, S.H. NIP. 19660320 199103 1 005

iv

PERSETUJUAN MENEMPUH UJIAN SKRIPSI

Menerangkan bahwa skripsi mahasiswa:

Nama : MUH. RIEZYAD R.

No. Pokok : B 111 09 341

Bagian : HUKUM PIDANA

Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP DELIK PEMALSUAN

SURAT SERTIFIKAT TANAH

(Studi Kasus Putusan Nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS)

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam ujian skripsi.

Makassar, Juli 2013

a.n Dekan

Wakil Dekan Bidang Akademik,

Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, S.H., M.H.

NIP. 19630419 198903 1 003

v

ABSTRAK

MUH. RIEZYAD RIEADHY CHM (B 111 09 341), Tinjauan Yuridis Terhadap Delik

Pemalsuan Surat Sertifikat Tanah (Studi Kasus Putusan Nomor

1231/Pid.B/2012/PN.MKS),dibawah bimbingan H. M. Said Karim, sebagai

pembimbing I dan Kaisaruddin Kamaruddin sebagai pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan

ketentuan hukum pidana materil terhadap Delik Pemalsuan Surat Sertifikat

Tanah di Makassar (Studi Kasus Putusan Nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS)

dan untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan

terhadap Pelaku Delik Pemalsuan Surat Sertifikat Tanah di Makassar (Studi

Kasus Putusan Nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS).

Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis mengenai “Tinjauan Yuridis Terhadap Delik Pemalsuan Surat Sertifikat Tanah di Makassar (Studi Kasus Putusan Nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS),maka penulis melakukan penelitian di kantor Pengadilan Negeri Makassar, serta penelitian kepustakaan dengan mempelajari buku-buku, perundang-undangan yang berhubungan dengan materi penulisan skripsi ini.Hasil yang dicapai dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, penerapan hukum pidana materil terhadap kasus Delik Pemalsuan Surat Sertifikat Tanah, penerapan hukum sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam Pasal 263 ayat (2) KUHP Tentang Pemalsuan Surat,.Penerapan ketentuan pidana terhadap delik Pemalsuan Surat Sertifikat Tanah dalam perkara putusan nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS didasarkan pada fakta-fakta hukum baik melalui keterangan-keterangan saksi, keterangan terdakwa, maupun barang bukti. Selain itu, juga didasarkan pada pertimbangan yuridis yaitu dakwaan dan tuntutan jaksa. Sedangkan Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku dalam perkara putusan nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS telah sesuai. Berdasarkan penjabaran keterangan para saksi, keterangan terdakwa, dan barang bukti serta adanya pertimbangan-pertimbangan yuridis, hal-hal yang meringankan dan hal-hal yang memberatkan terdakwa, serta memperhatikan undang-undang yang berkaitan yang diperkuat dengan keyakinan hakim.

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya yang dicurahkan

kepada kita sekalian sehingga penulis dapat merampungkan penulisan

skripsi dengan judul “Tinjauan Yuridis Terhadap Delik Pemalsuan Surat

Sertifikat Tanah (Studi Kasus Putusan Nomor.

1231/Pid.B/2012/PN.Mks)” yang merupakan tugas akhir dan salah satu

syarat pencapaian gelar Sarjana Hukum pada Universitas Hasanuddin.

Salam dan salawat senantiasa di panjatkan kehadirat Nabi Muhammad SAW,

sebagai Rahmatallilalamin.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang tak terhingga kepada:

1. Ayahanda Muh. Taufan Chaidar Makki yang selalu menjadi panutan

penulis serta kerja kerasnya yang selalu mendukung penulis agar

kelak menjadi Sarjana Hukum dan bisa menegakkan kebenaran dan

Ibunda Sukaena Latief atas dukungan dan pengorbanannya baik

vii

moral dan moril serta mencurahkan segala perhatian dan kasih

sayangnya kepada penulis sepanjang hidupnya serta tak pernah lelah

dalam membimbing penulis, walaupun sampai saat ini penulis belum

bisa membalasnya.

2. Bapak Prof. Dr. H M. Said Karim, S.H.,M.H. dan Bapak Kaisaruddin

Kamaruddin, S.H. selaku pembimbing I dan pembimbing II atas

segala bimbingan, arahan, perhatiannya dan dengan penuh kesabaran

ketulusan yang diberikan kepada penulis.

3. Bapak Prof. Muhadar, S.H., M.S. selaku penguji I, Ibu Nur Azisa,

S.H., M.H. selaku penguji II dan Ibu Hijrah Adhyanti S.H., M.H.

4. Bapak Prof. Dr. dr. Idrus Paturusi, Sp.Bo., selaku Rektor Universitas

Hasanuddin.

5. Bapak Prof. Dr. Aswanto, S.H.,M.H., DFM. selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Hasanuddin, Bapak Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng,

S.H., M.H. selaku Pembantu Dekan I, Bapak Dr. Anshori Ilyas, S.H.,

M.H. selaku Pembantu Dekan II, Bapak Romi Librayanto, S.H., M.H.

selaku Pembantu Dekan III, dan seluruh dosen pengajar yang telah

memberikan arahan dan bekal ilmu pengetahuan yang sangat

bermanfaat bagi penulis, serta staff Akademik Fakultas Hukum

viii

Universitas Hasanuddin atas bantuan yang diberikan selama berada di

Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.

6. Ibu Ariani Arifin, S.H.,M.H., selaku Penasehat Akademik selama

penulis mengikuti perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin.

7. Bapak Mustari, selaku staff Administasi Bagian Pidana Pengadilan

Negeri Makassar yang telah bersedia memberikan data dan

keterangan yang penulis butuhkan.

8. Seluruh staff perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

yang selalu bersedia membantu penulis selama melakukan penulisan

dan mengumpulkan data secara kepustakaan.

9. Sahabat seperjuanganku dalam penyusunan skripsi, Rezki Arianty

Akob, S.H., Nurul Hani Pratiwi, S.H., Wahdaniyah Ali, S.H., Nur Ikhsan

Fiandy dan utamanya Andi Djuari Iskandar, S.H., dan Andi Dewi

Pratiwi, S.H. yang selalu senantiasa membantu dan saling memberi

semangat satu sama lain, perjuangan kita pasti akan selalu terkenang

sepanjang masa.

10. Sahabat-sahabatku terkhusus buat Yudha Arfandi, Febry Andika Asrul,

Manguluang, Mursyid Surya Candra, Adnan Darmansyah, Sarif

Febriansyah, MUH. RIEZYAD R., Andi Putratama H. A., M. Meidiaz

ix

Ismail, Muh. Alif Alfianto, Abdul Kadir Pobela, Rizky Andriarsyah

Hasbi, Charles Willem Pupela, Rio Andriano Tangkau, Arfin Bahter,

Akbar Tenri Tetta P., Andika Martanto, Muh. Iqbal Arvadly, Muh.

Mustika Alam, Ilham Aniah, Andi Idjo Aidit Dien, Dio Dyantara, Muh.

Rezkyawal Saldy Putra, Lukman Hakim Adam, Farid Wahyu Perdana,

Fadli Sukarta Amici sicut fratres, vivat constanter Dojosquad dan

Teman-teman yang difaisal Alamsyah, Eko Islamanto, Adnan Anwar,

Wiwin Panca Putra, Arisurahmat, Nur Imam, Zoulhaj, Ishar Bolla,

Dhani Caul, Ari Balon, Alan Ramlan, Farrent, syamsul, Farid Gufran,

Ari Ce’mank, Hasnan Hasbi, Tri Hananto, Adi, Ryan, Fitrah,chuq, dan

Astin yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang penuh

kepada penulis dalam penulisan skripsi.

11. Tersayang buat saudara-saudaraku, Kakakku Rhayza Hayuarsi Sekar

Sagita, Adikku Raudiah Tri Sasqia, dan Muh. Riswandi Aji Surya

Chaidar Makki.

12. Teman Spesial Andi Hilda Rezkianinur S.H. yang banyak-banyak

memberi dukungan dan do’a-nya

13. Keluarga Besar Hasanuddin Law Study Center (HLSC) dan UKM Bola

Basket Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Justice For All!

x

14. Rekan-rekan DOKTRIN angkatan 2009 Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin.

Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu-

persatu yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, tanpa

bermaksud melupakan budi baik yang telah diberikan kepada penulis.

Semoga Allah SWT yang membalas dan melipat gandakan amalannya.

Akhir kata dengan tidak melupakan keberadaan penulis sebagai

manusia biasa yang tak luput dari segala kekurangan dan keterbatasan,

penulis membuka diri untuk menerima segala bentuk saran dan kritikan yang

konstruktif dalam rangka perubahan dan penyempurnaan skripsi ini

Makassar, 21 Juli 2013

Penulis

xi

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii

PERSETUJUAN MENEMPUH UJIAN SKRIPSI .......................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6

A. Tinjauan Umum Terhadap Delik ................................................... 6

1. Pengertian Delik ....................................................................... 6

2. Unsur Delik .............................................................................. 8

B. Pemalsuan Surat ........................................................................... 10

1. Pengertian Pemalsuan Surat ................................................... 10

2. Unsur-unsur Pemalsuan Surat ................................................ 14

3. Jenis-jenis Delik Pemalsuan .................................................... 17

C. Pidana dan Pemidanaan ............................................................... 20

D. Dasar Pemberatan dan Peringanan Pidana ................................. 29

1. Dasar Pemberatan Pidana ...................................................... 29

2. Dasar Peringanan Pidana ........................................................ 33

xii

E. Bentuk Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan ......... 36

1. Sistem Pembuktian .................................................................. 59

2. Bentuk Putusan Hakim ............................................................ 38

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 39

A. Lokasi Penelitian ........................................................................... 39

B. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 39

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 40

D. Analisis Data ................................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 66

A. Penerapan Hukum Pidana Materil Terhadap Tindak Pidana

Pemalsuan Surat Sertifikat Tanah .............................................. 42

1. Posisi Kasus

2. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum ......................................... 46

3. Tuntutatn Jaksa Penuntut Umum .......................................... 53

4. Amar Putusan ........................................................................ 54

B. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Menjatuhkan Hukum

Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Sertifikat

Tanah .......................................................................................... 56

1. Pertimbangan Hakim ............................................................. 56

2. Analisis Penulis ...................................................................... 82

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 102

A. Kesimpulan ....................................................................................... 102

B. Saran ................................................................................................ 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam memenuhi kebutuhan hidup, tindak kriminal semakin marak

terjadi. Hal tersebut tidak lepas dari berbagai aspek-aspek sosial, lingkungan,

dan aspek lainnya khususnya pada aspek ekonomi sehingga tidak menutup

kemungkinan modus pelaku tindak kriminal itu sendiri semakin berkembang,

baik itu dari segi pemikiran (modus) maupun dari segi teknologi.

Dalam hukum di Indonesia pemalsuan terhadap sesuatu merupakan

salah satu bentuk tindak pidana yang telah diatur dalam kitab undang-undang

hukum pidana (KUHP). Memang pemalsuan sendiri akan mengakibatkan

diatur dalam BAB XII Buku II KUHP, buku tersebut mencantumkam bahwa

yang termasuk pemalsuan hanyalah berupa tulisan-tulisan saja, termasuk di

dalamnya pemalsuan surat yang diatur dalam Pasal 263 KUHPidana s/d

pasal 276 KUHPidana. Tindak pidana yang sering terjadi adalah berkaitan

dengan Pasal 263 KUHP (membuat surat palsu atau memalsukan surat), dan

Pasal 264 (memalsukan akta-akta otentik dan Pasal 266 KUHPidana

(menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam suatu akta otentik).

2

Perbuatan membuat surat palsu adalah perbuatan membuat sebuah

surat yang sebelumnya tidak ada/belum ada, yang sebagian atau seluruh

isinya palsu. Surat palsu yang dihasilkan dari perbuatan ini disebut dengan

surat palsu. Sementara perbuatan memalsukan, adalah segala wujud

perbuatan apapun yang ditujukan pada sebuah surat yang sudah ada,

dengan cara menghapus, mengubah atau mengganti salah satu isinya surat

sehingga berbeda dengan surat semula. Surat ini disebut dengan surat yang

dipalsukan.

Kejahatan pemalsuan surat dibentuk dengan tujuan untuk melindungi

kepentingan hukum publik perihal kepercayaan terhadap kebenaran atas isi 4

macam objek surat, ialah surat yang menimbulkan suatu hak; surat yang

menerbitkan suatu perikatan; surat yang menimbulkan pembebasan utang

dan surat yang dibuat untuk untuk membuktikan suatu hal/keadaan tertentu.

Sementara itu perbuatan yang dilarang terhadap 2 macam surat tersebut

adalah perbuatan membuat surat palsu (valschelijk opmaaken) dan

memalsukan (vervalsen).

Salah satu fungsi hukum pidana adalah sebagai alat atau sarana

terhadap peyelesain problematika. Kebijakan hukum pidana sebagai suatu

upaya untuk menangulangi kejahatan dan mensejahterahkan masyarakat,

maka berbagai bentuk kebijakan dilakukan untuk mengatur masyarakat

3

dalam suatu proses kebijakan sosial yang mengacu pada tujuan yang lebih

luas.

Menurut Adami chazawi (2005;3) :

Dari berbagai macam tindak pidana yang terjadi dalam masyarakat

salah satunya adalah kejahatan pemalsuan, bahkan dewasa ini

banyak sekali terjadi tindak pidana pemalsuan dengan berbagai

macam bentuk dan perkembangannya yang menunjuk pada semakin

tingginya intelektualitasnya dari kejahatan pemalsuan yang semakin

kompleks. Kejahatan pemalsuan adalah kejahatan yang mana di

dalamnya mengandung sistem ketidakbenaran atau palsu atas

sesuatu (obyek), yang sesuatunya itu tampak dari luar seoalah-olah

benar adanya, padahal sesungguhnya bertentangan dengan yang

sebenarnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis berinisiatif untuk meneliti

lebih lanjut permasalahan mengenai pemalsuan surat yang diatur dalam

Pasal 263 ayat (2) dan menuangkannya dalam Tugas Akhir (Skripsi) dengan

judul “Tinjauan Yuridis Terhadap Delik Pemalsuan Surat Sertifikat Tanah

(Studi Kasus Putusan Nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS).”

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut, yaitu :

1. Bagaimanakah penerapan hukum pidana dalam putusan

No.1231/Pid.B/2012/PN.Mks?

2. Bagaimanakah pertimbangan hukum dari Hakim dalam putusan

No.1231/Pid.B/2012/PN.Mks?

C. Tujuan penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui penerapan hukum pidana dalam putusan

No.1231/Pid.B/2012/PN.Mks.

b. Untuk mengetahui pertimbangan hukum Hakim dalam putusan

No.1231/Pid.B/2012/PN.Mks.

2. Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, sebagai

berikut :

a. Secara Akademis/Teoritis

Secara akademis diharapkan penulisan ini dapat memberikan ilmu

pengetahuan, terutama disiplin ilmu Hukum pidana.

5

b. Secara Praktis

Sebagai sumbangan pemikiran bagi kalangan teoritis dan bagi

aparat penegak hukum (Polisi, Jaksa, Hakim) untuk meningkatkan

pengetahuan (knowledget), keahlian (skill), dan perilaku (behavior)

dalam penanganan perkara tindak pidana pemalsuan surat

sertifikat tanah. Selain itu, untuk melengkapi bahan-bahan

kepustakaan yang berkaitan daengan pembahasan tindak pidana

pemalsuan surat sertifikat tanah.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Terhadap Delik

1. Pengertian Delik

Dalam hukum pidana delik dikenal dalam beberapa istilah seperti

perbuatan pidana, peristiwa pidana ataupun tindak pidana. Menurut kamus

hukum Ilham Gunawan (2002 : 75) bahwa :

Delik adalah perbuatan yang melanggar Undang-Undang pidana dan

karena itu bertentangan dengan Undang-Undang yang dilakukan

dengan sengaja oleh orang yang dapat dipertanggung jawabkan.

Menurut Subekti (2005 : 35) delik adalah perbuatan yang diancam

dengan hukuman. Dalam undang-undang sendiri dikenal beberapa istilah

untuk delik seperti peristiwa pidana (Undang-Undang Dasar Sementara

Tahun 1950), perbuatan pidana (Undang-Undang No. 1 Tahun 1951 Tentang

Tindakan Sementara Untuk Menyelenggarakan Kesatuan Susunan,

Kekuasaan dan Acara Pengadilan-Pengadilan Sipil), perbuatan-perbuatan

yang dapat dihukum (Undang-Undang Darurat No.2 Tahun 1951 Tentang

perubahan Ordonantie Tijdelijke Byzondere Strafbepalingen, tindak pidana

(Undang-Undang Darurat No.7 Tahun 1953 Tentang Pemilihan Umum).

7

A.Zainal Abidin Farid (1987 : 33), menyatakan bahwa :

“Delik sebagai suatu perbuatan atau pengabdian yang melawan

hukum yang dilakukan dengan sengaja atau kelalaian oleh seseorang

yang dapat dipertanggung jawabkan”.

Lebih lanjut Moeljatno (Leden Marpaung, 2005 : 7),menyatakan :

“Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan

hukum, larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa tertentu

bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut”.

Sedangkan E. Utrecht (Leden Marpaung, 2005 : 7) memakai istilah

“Peristiwa Pidana” karena yang ditinjau adalah peristiwa (feit) dari sudut

hukum pidana.

Simons (P.A.F. Lamintang, 1997 : 176), merumuskan Strafbaar feit

adalah:

“Suatu tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan

sengaja maupun tidak sengaja oleh seseorang yang dapat

dipertanggung jawabkan atas tindakannya dan yang oleh Undang-

Undang telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang dapat di

hukum”.

Menurut Rusli Effendy (1986 : 46) bahwa :

“Dalam pemakain perkataan peristiwa pidana haruslah dijadikan dan

diartikan sebagai kata majemuk dan janganlah satu sama lain, sebab

kalau dipakai perkataan peristiwa saja maka hal ini dapat mempunyai

arti lain umpamanya peristiwa alamiah.”

Tongat membagi pengertian tindak pidana menjadi dua pandangan,

pembagian ini didasarkan pada doktrin. Pandangan yang pertama adalah

8

monitis. Pandangan monitis adalah suatu pandangan yang melihat

keseluruhan syarat untuk adanya pidana itu kesemuanya merupakan sifat

dari perbuatan. para ahli yang menganut pandangan ini antara lain : Simons

dan J. Bouman (Adami Chazawi, 2002 : 70).

J.Bouman (Adami Chazawi, 2002 : 104) berpendapat bahwa tindak

pidana adalah perbuatan yang memenuhi rumusan delik, bersifat melawan

hukum dan dilakukan dengan kesalahan.

Pandangan yang kedua ,disebut dengan pandangan dualistik.

Pandangan ini berpendapat bahwa antara perbuatan pidana dan

pertanggung jawaban pidana harus dipisahkan. Salah satu ahli

berpandangan dualistik adalah Moeljanto (Adami Chazawi, 2002 : 105) yang

memberikan rumusan tindak pidana :

a. Adanya perbuatan manusia.

b. Perbuatan tersebut memenuhi rumusan dalam undang-undang.

c. Bersifat melawan.

2. Unsur Delik

Perbuatan yang dikategorikan sebagai delik bila memenuhi unsur-

unsur, (Lamintang, 1997 : 184) sebagai berikut :

1. Harus ada perbuatan manusia;

2. Perbuatan manusia tersebut harus sesuai dengan perumusan

pasal dari undang-undang yang bersangkutan;

9

3. Perbuatan itu melawan hukum (tidak ada alasan pemaaf);

4. Dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya menurut Satochid Kartanegara (Leden Marpaung, 2005 :

10) mengemukakan bahwa :

Unsur delik terdiri atas unsur objektif dan unsur subjektif. Unsur

objektif adalah unsur yang terdapat di luar diri manusia, yaitu

berupa:

1. Suatu tindakan;

2. Suatu akibat dan;

3. Keadaan (omstandigheid).

Kesemuanya itu dilarang dan diancam dengan hukuman oleh Undang-

Undang. Unsur subjektif adalah unsur-unsur dari perbuatan yang dapat

berupa :

1. Kemampuan (toerekeningsvatbaarheid);

2. Kesalahan (schuld).

Menurut Moeljatno (Leden Marpaung, 2005 : 10), tiap-tiap perbuatan

pidana harus terdiri dari unsur-unsur lahir, oleh karena itu perbuatan yang

mengandung kelakuan dan akibat yang di timbulkan adalah adanya

perbuatan pidana, biasanya diperlukan juga adanya hal ihwal atau keadaan

tertentu yang menyertai perbuatan.

10

B. Pemalsuan Surat

1. Pengertian Pemalsuan Surat

a. Pemalsuan

Perbuatan pemalsuan merupakan suatu jenis pelanggaran

terhadap kebenaran dan keterpercayaan, dengan tujuan memperoleh

keuntungan bagi diri sendiri atau orang lain. Suatu pergaulan hidup yang

teratur di dalam masyarakat yang maju teratur tidak dapat berlangsung

tanpa adanya jaminan kebenaran atas beberapa bukti surat dan

dokumen-dokumen lainnya. Karenanya perbuatan pemalsuan dapat

merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup dari masyarakat

tersebut.

Manusia telah diciptakan untuk hidup bermasyarakat, dalam

suasana hidup bermasyarakat itulah ada perasaan saling

ketergantungan satu sama lain. Di dalamnya terdapat tuntutan

kebiasaan, aspirasi, norma, nilai kebutuhan dan sebagainya.

Kesemuanya ini dapat berjalan sebagaimana mestinya jika ada

keseimbangan pemahaman kondisi sosial tiap pribadi. Tetapi

keseimbangan tersebut dapat goyah bilamana dalam masyarakat

tersebut ancaman yang salah satunya berupa tindak kejahatan

pemalsuan.

11

Menurut Adami Chazawi (2001 : 3) mengemukakan bahwa :

Pemalsuan surat adalah berupa kejahatan yang di dalam

mengandung unsur keadaan ketidak benaran atau palsu atas

sesuatu (objek), yang sesuatunya itu tampak dari luar seolah-olah

benar adanya padahal sesungguhnya bertentangan dengan yang

sebenarnya.

Menurut Topo Santoso (2001 : 77),mengemukakan bahwa:

Suatu perbuatan pemalsuan niat dapat dihukum apabila perkosa

terhadap jaminan atau kepercayaan dalam hal mana :

1. Pelaku mempunyai niat atau maksud untuk mempergunakan

suatu barang yang tidak benar dengan menggambarkan

keadaan barang yang tidak benar itu seolah-olah asli, hingga

orang lain percaya bahwa barang orang lain terperdaya.

2. Unsur niat atau maksud tidak perlu mengikuti unsur

menguntungkan diri sendiri atau orang lain (sebaliknya dari

berbagai jenis perbuatan penipuan)

3. Tetapi perbuatan tersebut harus menimbulkan suatu bahaya

umum yang khusus dalam pemalsuan tulisan atau surat dan

sebagainya dirumuskan dengan mensyaratkan “kemungkinan

kerugian” dihubungkan dengan sifat dari pada tulisan atau

surat tersebut.

b. Surat

Surat adalah segala macam tulisan, baik yang ditulis dengan

tangan maupun diketik atau yang dicetak dan menggunakan arti

(makna). Meskipun KUHPidana tidak memberikan definisi secara jelas

tentang apa yang dimaksud dengan surat, tetapi dengan memperhatikan

rumusan Pasal 263 (1) KUHPidana, maka dapatlah diketahui pengertian

surat.

12

Adapun rumusan Pasal 263 (1) KUHP menurut R. soesilo (1996 :

195) sebagai berikut:

Barangsiapa membuat surat palsu atau memalsukan surat, yang

dapat menerbitkan sesuatu hak, suatu perjanjian (kewajiban) atau

sesuatu pembebasan utang, atau yang boleh dipergunakan

sebagai keterangan bagi sesuatu perbuatan, dengan maksud

akan menggunakan atau menyuruh orang lain menggunakan

surat-surat itu seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan,

maka kalau mempergunakannya dapat mendatangkan sesuatu

kerugian dihukum karena pemalsuan surat, dengan hukuman

penjara selama-lamanya enam tahun.

Berdasarkan Pasal tersebut di atas, maka yang dimaksudkan

dengan surat ialah sebagai berikut:

1. Yang dapat menerbitkan suatu hak (misalnya: ijazah, karcis tanda

masuk, surat andil, dll)

2. Yang dapat menerbitkan suatu perjanjian (misalnya: surat

perjanjian piutang, perjankjian sewa, perjanjian jual beli)

3. Yang dapat menerbitkan suatu pembebasan utang (misalnya:

kwitansi atau surat semacam itu)

4. Yang dapat dipergunakan sebagai keterangan bagi sesuatu

perbuatan atau peristiwa (misalnya: akte lahir, buku tabungan pos,

buku kas, buku harian kapal, surat angkutan, obligasi, dll)

Dalam KUHPidana tersebut tidak dijelaskan apakah surat itu

tertulis di atas kertas, kain atau batu, yang dijelaskan hanyalah

macam tulisannya yaitu surat tersebut ditulis dengan tangan atau

13

dicetak menggunakan mesin cetak. Tetapi dengan menyimak dari

contoh-contoh yang dikemukakan oleh R.Soesilo (1996 : 195) di

dalam KUHP, seperti:

Ijazah, karcis tanda masuk, surat andil, surat perjanjian piutang,

perjanjian sewa, perjanjian jual beli, kwitansi atau surat semacam itu,

akte, ;lahir, buku tabungan pos, buku kas, buku harian kapal, surat

angkutan, obligasi, dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

surat dalam mempunyai tujuan yang dapat menimbulkan dan

menghilangkan hak.

Menurut Lamintang (2009 : 9),mengemukakan bahwa:

Surat adalah sehelai kertas atau lebih di gunakan untuk

mengadakan komunikasi secara tertulis. Adapun isi surat dapat

berupa: Penyataan, keterangan, pemberitahuan, laporan,

permintaan, sanggahan, tuntutan,gugatan dan lain sebagai.

c. Pemalsuan surat

Pemalsuan surat dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang

mempunyai tujuan untuk meniru, menciptakan suatu benda yang

sifatnya tidak asli lagi atau membuat suatu benda kehilangan

keabsahannya. Sama halnya dengan membuat surat palsu, pemalsuan

surat dapat terjadi terhadap sebagian atau seluruh isi surat, juga pada

tanda tangan pada si pembuat surat.

Menurut Soenarto Soerodibro (1994 : 154), mengemukakan

bahwa, barangsiapa di bawah suatu tulisan mebubuhkan tanda tangan

14

orang lain sekalipun atas perintah dan persetujuan orang tersebut

telah memalsukan tulisan itu. Perbedaan prinsip antara perbuatan

membuat surat palsu dan memalsu surat, adalah bahwa membuat

surat/ membuat palsu surat, sebelum perbuatan dilakukan, belum ada

surat,kemudian dibuat suatu surat yang isinya sebagian atau

seluruhnya adalah bertentangan dengan kebenaran atau palsu.

Seluruh tulisan dalam surat itu dihasilkan oleh perbuatan membuat

surat palsu. Surat yang demikian disebut dengan surat palsu atau

surat tidak asli.

2. Unsur-unsur Pemalsuan Surat

Pemalsuan surat diatur dalam Bab XII buku II KUHP, dari Pasal 263

sampai dengan Pasal 276 KUHP, yang dapat dibedakan menjadi 7 macam

kejahatan pemalsuan surat, yakni:

1. Pemalsuan surat pada umumnya ( Pasal 263 KUHP);

2. Pemalsuan surat yang diperberat (Pasal 263 KUHP);

3. Menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam akte otentik (Pasal

266 KUHP):

4. Pemalsuan surat keterangan dokter (Pasal 267, 268 KUHP);

5. Pemalsuan surat surat-surat tertentu (Pasal 269, 270, dan 271 KUHP);

6. Pemalsuan surat keterangan Pejabat tentang hak milik (Pasal 274

KUHP);

15

7. Menyimpan bahan atau benda untuk pemalsuan surat (Pasal 275

KUHP);

Tindak pidana pemalsuan surat pada umumnya adalah berupa

pemalsuan surat dalam bentuk pokok (bentuk standar) yang dimuat dalam

Pasal 263, rumusannya adalah sebagai berikut :

1. Barangsiapa membuat surat palsu atau memalsukan atau pembebasan

hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti dari pada sesuatu hal

dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai

surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak palsu, dipidana, jika

pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan

surat, dengan pidana penjara paling lama 6 bulan

2. Dipidana dengan pidana yang sama, barangsiapa dengan sengaja

memakai surat palsu atau yg dipalsukan seolah-olah asli, jika

pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian.

Menurut Adami Chazawi (2002 : 98-99) dalam Pasal 263 tersebut ada

2 kejahatan, masing-masing di rumuskan pada ayat (1) dan (2).

Rumusan pada ayat ke-1 terdiri dari unsur-unsur

a. Unsur-unsur obyektif:

1. Perbuatan:

a. Membuat palsu;

b. Memalsu;

2. Obyeknya yakni surat:

16

a. Yang dapat menimbulkan suatu hak;

b. Yang menimbulkan suatu perikatan;

c. Yang menimbulkan suatu pembebasan hutang;

d. Yang diperuntukkan sebagai bukti dari pada sesuatu hak.

b. Unsur subyektifnya: dengan maksud untuk memakai atau menyuruh

orang lain seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu.

Sedangkan Pasal 263 ayat (2) KUHPidana mempunyai unsur-unsur

sebagai berikut:

a. Unsur-unsur obyektif;

1. Perbuatan memakai;

2. Obyeknya:

a. surat palsu;

b. surat yang dipalsukan

3. Pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian.

b. Unsur subyektifnya yaitu dengan sengaja.

Dari unsur-unsur delik pemalsuan surat tersebut, diketahui terdapat

unsur obyektifnya yaitu membuat surat palsu dan memalsukan sesuatu surat,

dan antara kedua istilah tersebut terdapat pengertian yang berbeda. Adapun

perbedaannya adalah bahwa membuat surat palsu maksudnya yaitu

membuat sebuah surat sebagian atau seluruh isinya palsu, ini berarti bahwa

sebelum perbuatan dilakukan tidak ada surat asli yang dipalsukan. Misalnya

mencetak suatu formulir yang lazim digunakan atau mengisi formulir yang

17

sudah ada dengan menjiplak isinya sehingga seolah-olah isinya benar dan

tidak palsu. Sedangkan pengertian “memalsukan surat” adalah perbuatan

mengubah dengan cara bagaimanapun oleh orang yang tidak berhak atas

sebuah surat yang berakibat sebagian atau seluruh isinya menjadi

lain/berbeda dengan isi surat semula, hal ini berarti bahwa surat itu

sebelumnya sudah ada, kemudian surat itu ditambah, dikurangi, atau dirubah

isinya sehingga surat itu tidak lagi sesuai dengan aslinya. Misalnya dalam

suatu surat itu tertulis Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah) kemudian ditambah

nolnya satu sehingga berubah menjadi Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah).

3. Jenis-Jenis Delik Pemalsuan

Dalam ketentuan hukum pidana dikenal beberapa bentuk kejahatan

pemalsuan antara lain sumpah palsu, pemalsuan uang, pemalsuan merek

dan materai dan pemalsuan surat.

1. Sumpah Palsu

Keterangan dibawah dapat diberikan dengan lisan atau tulisan :

Keterangan dengan lisan berarti bahwa seseorang mengucapkan

keterangan di muka seorang pejabat dengan disertai sumpah,

memohon kesaksian Tuhan bahwa ia memberikan keterangan yang

benar, misalnya seorang saksi di dalam sidang pengadilan. Cara

sumpah adalah menurut peraturan agama masing-masing. Sedangkan

keterangan dengan tulisan bahwa seorang pejabat menulis

18

keterangan dengan mengatakan bahwa keterangan itu diliputi oleh

sumpah jabatan yang dulu diucapkan pada waktu mulai memangku

jabatannya seperti seorang pegawai polisi membuat proses verbal dari

suatu pemeriksaan dalam menyidik perkara pidana.

2. Pemalsuan uang

Objek pemalsuan uang meliputi pemalsuan uang logam, uang kertas

Negara dan kertas bank. Dalam Pasal 244 KUHP mengancam dengan

hukuman berat, yaitu maksimum lima belas tahun penjara.

Barangsiapa membuat secara meniru atau memalsukan uang logam

atau uang kertas Negara atau uang kertas bank dengan tujuan untuk

mengedarkannya atau untuk menyuruh mengedarkan sebagai uang

asli dan tidak dipalsukan. Hukuman yang diancam menandakan

beratnya sifat delik ini. Hal ini dapat dimengerti karena delik ini

tertipulah masyarakat seluruhnnya, tidak hanya beberapa orang saja.

3. Pemalsuan Merek dan Materai

Pemalsuan materai yang termuat dalam Pasal 253 yaitu pasal pertama

title XI Buku II KUHP yang berjudul “Pemalsuan materai dan cap”

adalah senada dengan pemalsuan uang, tetapi bersifat sangat lebih

ringan karena kalangan dalam masyarakat yang tertipu dengan

pemalsuan materai ini sama sekali tidak seluas seperti dalam

pemalsuan uang yang dapat dikatakan meliputi masyarakat luas.

Dapat dimengerti bahwa kini maksimum hukuman hanya penjara

19

selama tujuh tahun. Pemalsuan materai ini pertama-tama merugikan

pemerintah karena pembelian materai adalah semacam pajak dan

pemalsuan materai berakibat berkurangnnya pajak ke kas Negara.

Selain dari unsur perpajakan, materai memiliki arti penting dalam

masyarakat, yaitu dengan adanya materai maka surat yang diberi

materai yang ditentukan oleh undang-undang menjadi suatu surat

yang sah, artinya tanpa materai berbagai surat keterangan, misalnya

surat kuasa, tidak dapat diterima sebagai pemberian kuasa yang sah.

Demikian juga dalam pemeriksaan perkara dimuka pengadilan, surat-

surat baru dapat dipergunakan sebagai alat pembuktian apabila

dibubuhi materai yang ditentukan oleh undang-undang.

4. Pemalsuan Surat

Pemalsuan dalam surat-surat dianggap lebih bersifat mengenai

kepentingan masyarakat dengan keseluruhannya, yaitu kepercayaan

masyarakat kepada isi surat-surat dari pada bersifat mengenai

kepentingan dari induvidu-induvidu yang mungkin secara langsung

dirugikan dengan pemalsuan surat ini.

Unsur-unsur surat dari peristiwa pidana:

a. Suatu surat yang dapat menghasilkan sesuatu hak, sesuatu

perjanjian utang atau yang diperuntukkan sebagai bukti dari

sesuatu kejadian

20

b. Membikin surat palsu (artinya surat itu sudah dari mulainya palsu)

atau memalsukan surat (artinya surat itu tadinya benar, tetapi

kemudian palsu).

c. Tujuan menggunakan atau digunakan oleh orang lain.

d. Penggunaan itu dapat menimbulkan kerugian.

C. Pidana dan Pemidanaan

Istilah hukum pidana merupakan terjemahan dari istilah bahasa

Belanda strafrecht. Straf berarti pidana, dan recht berarti hukum.

Menurut Wirjono Prodjodikoro (Amir Ilyas, 2012 : 2) bahwa istilah

hukum pidana itu dipergunakan sejak pendudukan Jepang di Indonesia untuk

pengertian strafrecht dari Bahasa Belanda, dan untuk membedakannya dari

istilah hukum perdata untuk pengertian burgerlijkrecht atau privaatrecht dari

Bahasa Belanda.

Pengertian hukum pidana, banyak dikemukakan oleh para sarjana

hukum, diantaranya adalah Soedarto (Amir Ilyas, 2012 : 2) yang mengartikan

bahwa:

“Hukum pidana memuat aturan-aturan hukum yang mengikatkan

kepada perbuatan-perbuatan yang memenuhi syarat tertentu akibat

yang berupa pidana”.

Selanjutnya Soedarto menyatakan bahwa sejalan dengan pengertian

hukum pidana, maka tidak terlepas dari KUHP yang memuat dua hal pokok,

yakni:

21

1) Memuat pelukisan dari perbuatan-perbuatan orang yang diancam

pidana, artinya KUHP memuat syarat-syarat yang harus dipenuhi yang

memungkinkan pengadilan menjatuhkan pidana. Jadi dalam hal ini

seolah-olah negara menyatakan kepada umum dan juga kepada para

penegak hukum perbuatan-perbuatan apa yang dilarang dan siapa yang

dapat dipidana.

2) KUHP menetapkan dan mengumumkan reaksi apa yang akan diterima

oleh orang yang melakukan perbuatan yang dilarang itu.

Dalam hukum pidana modern, reaksi ini tidak hanya berupa pidana,

tetapi juga yang disebut dengan tindakan, yang bertujuan untuk melindungi

masyarakat dari perbuatan-perbuatan yang merugikannya

Satochid Kartanegara (Amir Ilyas, 2012 : 3), mengemukakan:

“Bahwa hukuman pidana adalah sejumlah peraturan yang merupakan

bagian dari hukuman postif yang mengandung larangan-larangan dan

keharusan-keharusan yag ditentukan oleh negara atas kekuasaan lain

yang berwenang untuk menentukan peraturan pidana, larangan atau

keharusan itu disertai ancaman pidana, dan apabila hal ini dilanggar

timbullah hak negara untuk melakukan tuntutan, menjatuhkan pidana,

melaksanakan pidana.”

Menurut Simons (Amir Ilyas, 2012 : 4), hukum pidana itu dapat dibagi

menjadi hukum pidana dalam arti objektif atau strafrechtin objective zin dan

hukum pidana dalam arti subjektif atau strafrecht in subjective zin.

Hukum pidana dalam arti objektif adalah hukum pidana yang berlaku,

atau juga disebut sebagai hukum positif atau ius ponale. Hukum Pidana

22

dalam arti subjektif tersebut, oleh Simons (Amir Ilyas, 2012 : 5) telah

dirumuskan sebagai:

“Keseluruhan dari larangan-larangan dan keharusan-keharusan, yang

atas pelanggarannya oleh Negara atau oleh suatu masyarakat hukum

umum lainnya telah dikaitkan dengan suatu penderitaan yang bersifat

khusus berupa suatu hukuman, dan keseluruhan dari peraturan-

peraturan dimana syarat-syarat mengenai akibat hukum itu telah diatur

serta keseluruhan dari peaturan-peraturan yang mengatur masalah

penjatuhan dan pelaksanaan dari hukumannya itu sendiri”.

Hukum Pidana dalam arti subjektif itu mempunyai dua pengertian,

yaitu:

a. Hak dari negara dan alat-alat kekuasaannya untuk menghukum, yakni hak

yang telah mereka peroleh dari peraturan-peraturan yang telah ditentukan

oleh hukum pidana dalam arti objektif;

b. Hak dari negara untuk mengaitkan pelanggaran terhadap peraturan-

peraturan dengan hukum.

Hukum pidana dalam arti subjektif di dalam pengertian seperti yang

disebut terakhir di atas, juga disebut sebagai ius puniendi.

Pemidanaan bisa diartikan sebagai tahap penetapan sanksi dan juga

tahap pemberian sanksi dalam hukum pidana. Kata “pidana” pada umumnya

diartikan sebagai hukuman, sedangkan “pemidanaan” diartikan sebagai

penghukuman.

Pemidanaan sebagai suatu tindakan terhadap seorang penjahat, dapat

dibenarkan secara normal bukan terutama karena pemidanaan itu

23

mengandung konsekuensi-konsekuensi positif bagi si terpidana, korban dan

juga masyarakat. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori

konsekuensialisme, sebab dijatuhkan bukan karena telah berbuat jahat tetapi

agar pelaku kejahatan tidak lagi berbuat jahat dan orang lain takut melakukan

kejahatan serupa (Amir Ilyas, 2012 : 95).

Dalam KUHP, penjatuhan pidana pokok hanya boleh satu macam saja

dari tindak pidana yang dilakukan, yaitu salah satu pidana pokok yang

diancamkan secara alternatif pada pasal tindak pidana bersangkutan. Tidak

dibenarkan penjatuhan pidana pokok yang tidak diancamkan pada pasal

tindak pidana yang bersangkutan. Untuk tindak pidana pokok, masih dapat

dikenakan satu atau lebih pidana tambahan seperti termasuk dalam Pasal

10b. Dikatakan dapat berarti penambahan pidana tersebut adalah fakultatif.

Jadi pada dasarnya dalam sistem KUHP ini tidak diperbolehkan dijatuhi

pidana tambahan mandiri tanpa penjatuhan pidana pokok, kecuali dalam

Pasal 39 ayat (3) (pendidikan paksa) dan Pasal 40 (pengembalian anak yang

belum dewasa tersebut pada orang tuanya).

Mengenai maksimum pidana penjara dalam KUHP adalah lima belas

tahun dan hanya boleh dilewati menjadi dua puluh tahun, sedangkan

minimum pidana penjara adalah satu hari sebagaimana diatur dalam Pasal

12 KUHP. Mengenai maksimum pidana kurungan adalah satu tahun dan

hanya boleh dilewati menjadi satu tahun empat bulan, dalam hal ada

pemberatan pidana karena pengulangan, perbarengan, atau karena

24

ketentuan Pasal 52-52a KUHP. Adapun minimum pidana kurungan adalah

satu hari sebagaimana yang diatur dalam Pasal 18 KUHP (Amir Ilyas, 2012 :

97).

Ada beberapa teori yang telah dirumuskan oleh para ahli untuk

menjelaskan secara mendetail mengenai pemidanaan dan tujuan sebenarnya

pemidanaan itu dijatuhkan. Menurut Adami Chazawi (2005 : 157), teori

pemidanaan dapat dikelompokkan dalam 3 golongan besar, yaitu:

Teori absolut atau teori pembalasan (vergeldings theorien).

Teori relatif atau teori tujuan (doel theorien).

Teori gabungan (vernegins theorien).

1. Teori Absolut atau Teori Pembalasan (vergeldings theorien).

Aliran ini yang menganggap dasar dari hukum pidana adalah alam

pikiran untuk pembalasan (vergelding atau vergeltung). Teori ini dikenal pada

akhir abad 18 yang mempunyai pengikut-pengikut seperti Immanuel Kant,

Hegel, Herbart, Stahl, dan Leo Polka.

Menurut Kant (Amir Ilyas, 2012 : 98), bahwa pembalasan atau suatu

perbuatan melawan hukum adalah suatu syarat mutlak menurut hukum dan

keadilan, hukuman mati terhadap penjahat yang melakukan pembunuhan

berencana mutlak dijatuhkan.

Menurut Stahl (Amir Ilyas, 2012 : 98), mengemukakan bahwa:

25

“Hukum adalah suatu aturan yang bersumber pada aturan Tuhan yang

diturunkan melalui pemerintahan negara sebagai abdi atau wakil

Tuhan di dunia ini, karena itu negara wajib memelihara dan

melaksanakan hukum dengan cara setiap pelanggaran terhadap

hukum wajib dibalas sampai setimpal dengan pidana terhadap

pelanggarannya”.

Lebih lanjut Hegel (Amir Ilyas, 2012 : 98) berpendapat:

“Hukum atau keadilan merupakan suatu kenyataan (sebagai these).

Jika seseorang melakukan kejahatan atau penyerangan terhadap

keadilan, berarti ia mengingkari kenyataan adanya hukum (anti these),

oleh karena itu harus diikuti oleh suatu pidana berupa ketidakadilan

bagi pelakunya (synthese) atau mengembalikan suatu keadilan atau

kembali tegaknya hukum (these).

Pendapat lain dikemukakan oleh Herbart (Amir Ilyas, 2012: 99) bahwa:

“Apabila kejahatan tidak dibalas maka akan menimbulkan

ketidakpuasan terhadap masyarakat. Agar kepuasan masyarakat

dapat dicapai atau dipulihkan, maka dari sudut aethesthica harus

dibalas dengan penjatuhan pidana yang setimpal pada penjahat

pelakunya”.

2. Teori Relatif atau Teori Tujuan (Doen Theorien).

Teori relatif atau teori tujuan berpokok pangkal pada dasar bahwa

pidana adalah alat untuk menegakkan tata tertib (hukum) dalam masyarakat.

Tujuan pidana ialah tata tertib masyarakat, dan untuk menegakkan tata tertib

itu diperlukan pidana.

Pidana adalah alat untuk mencegah timbulnya suatu kejahatan,

dengan tujuan agar tata tertib masyarakat tetap terpelihara. Ditinjau dari

26

sudut pertahanan masyarakat itu tadi, pidana merupakan suatu yang

terpaksa perlu (noodzakelijk) diadakan:

Menurut Adami Chazawi (2005 : 162), untuk mencapai tujuan

ketertiban masyarakat tadi, maka pidana itu mempunyai tiga macam sifat,

yaitu:

1. Bersifat menakut-nakuti (afschrikking);

2. Bersifat memperbaiki (verbetering/reclasering);

3. Bersifat membinasakan (onschadelijk maken).

Sementara itu, sifat pencegahannya dari teori ini ada 2 (dua) macam,

yaitu:

- Pencegahan umum (general preventie), dan

- Pencegahan khusus (special preventie).

3. Teori Gabungan (Vernegins Theorien).

Teori gabungan ini mendasarkan pidana pada asas pembalasan dan

asas pertahanan tata tertib masyarakat, dengan kata lain dua alasan itu

menjadi dasar dari penjatuhan pidana. Teori gabungan ini dapat dibedakan

menjadi dua golongan besar, yaitu sebagai berikut:

1. Teori gabungan yang mengutamakan pembalasan, tetapi pembalasan itu

tidak boleh melampaui batas dari hal-hal yang perlu dan cukup untuk

dapatnya dipertahankannya tata tertib masyarakat.

27

2. Menurut Schravendijk (Adami Chazawi, 2005 : 166 ), teori gabungan

yang mengutamakan perlindungan tata tertib masyarakat, tetapi

penderitaan atas dijatuhinya pidana tidak boleh lebih berat daripada

perbuatan yang dilakukan terpidana.

a. Teori gabungan yang pertama.

Pendukung teori gabungan yang menitikberatkan pada pembalasan ini

didukung oleh Pompe (Adami Chazawi, 2005 : 167), yang berpandangan

bahwa pidana tiada lain adalah pembalasan pada penjahat, tetapi juga

bertujuan untuk mempertahankan tata tertib hukum agar kepentingan umum

dapat diselamatkan dan terjamin dari kejahatan. Pidana yang bersifat

pembalasan itu dapat dibenarkan apabila bermanfaat bagi pertahanan tata

tertib (hukum) masyarakat.

Pakar hukum yang juga pendukung teori gabungan pertama ini ialah

Zevenbergen (Adami Chazawi, 2005 : 167) yang berpandangan bahwa

makna setiap pidana adalah suatu pembalasan, tetapi mempunyai maksud

melindungi tata tertib hukum sebab pidana itu adalah mengembalikan dan

mempertahankan ketaatan pada hukum dan pemerintahan. Oleh sebab itu,

pidana baru dijatuhkan jika memang tidak ada jalan lain untuk

mempertahankan tata tertib hukum itu.

b. Teori gabungan yang kedua.

Pendukung teori gabungan yang menitikberatkan pada tata tertib

hukum ini antara lain Thomas Aquino dan Vos.

28

Menurut Simons (Adami Chazawi, 2005 : 167), dasar primer pidana

adalah pencegahan umum; dasar sekundernya adalah pencegahan khusus.

Pidana terutama ditujukan pada pencegahan umum yang terletak pada

ancaman pidananya dalam undang-undang. Apabila hal ini tidak cukup kuat

dan tidak efektif dalam hal pencegahan umum itu, maka barulah diadakan

pencegahan khusus, yang terletak dalam hal menakut-nakuti, memperbaiki

dan membikin tidak berdayanya penjahat. Dalam hal ini harus diingat bahwa

pidana yang dijatuhkan harus sesuai dengan atau berdasar atas hukum

masyarakat.

Menurut Thomas Aquino (Adami Chazawi, 2005 : 167), dasar pidana

itu ialah kesejahteraan umum. Untuk adanya pidana, harus ada kesalahan

pada pelaku perbuatan, dan kesalahan (schuld) itu hanya terdapat pada

perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan sukarela. Pidana yang

dijatuhkan pada orang yang melakukan perbuatan yang dilakukan dengan

sukarela inilah bersifat pembalasan. Sifat membalas dari pidana merupakan

sifat umum dari pidana, tetapi bukan tujuan dari pidana sebab tujuan pidana

pada hakikatnya adalah pertahanan dan perlindungan tata tertib masyarakat.

Pendukung teori ini yang lain ialah Vos (Adami Chazawi, 2005 : 168),

yang berpandangan bahwa daya menakut-nakuti dari pidana tidak hanya

terletak pada pencegahan umum yaitu tidak hanya pada ancaman pidananya

tetapi juga pada penjatuhan pidana secara konkret oleh hakim. Pencegahan

khusus yang berupa memenjarakan terpidana masih disangsikan

29

efektivitasnya untuk menakut-nakuti. Alasannya ialah bahwa seseorang yang

pernah dipidana penjara tidak lagi takut masuk penjara, sedangkan bagi

seseorang yang tidak pernah, telah takut untuk dipenjara. Oleh karena itu,

diragukan apakah suatu pidana yang dijatuhkan menurut pencegahan khusus

dapat menahan si pernah dipidana untuk tidak melakukan kejahatan lagi.

Dikatakan pula oleh Vos (Adami Chazawi, 2005 : 168), bahwa umum

anggota masyarakat memandang bahwa penjatuhan pidana adalah suatu

keadilan. Oleh karena itu, dapat membawa kepuasan masyarakat. Mungkin

tentang beratnya pidana, ada perselisihan paham, tetapi mengenai faedah

atau perlunya pidana, tidak ada perbedaan pendapat. Umumnya penjatuhan

pidana dapat memuaskan perasaan masyarakat, dan dalam hal-hal tertentu

dapat berfaedah yakni terpidana lalu menyegani tata tertib masyarakat.

D. Dasar Pemberatan dan Peringanan Pidana

1. Dasar Pemberatan Pidana

Menurut Jonkers (Zainal Abidin, 2007 : 427) bahwa dasar umum,

strafverhogingsgronden, atau dasar pemberatan atau penambahan pidana

umum adalah:

1. Kedudukan sebagai pegawai negeri;

2. Recidive (pengulangan delik);

3. Samenloop (gabungan atau perbarengan dua atau lebih tindak pidana).

30

Kemudian Jonkers menyatakan bahwa Titel Ketiga Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana Indonesia hanya menyebut yang pertama, yaitu

Pasal 52 KUHP yang rumusannya:

“Jikalau seorang pegawai negeri (ambteenar) melanggar kewajibannya

yang istimewa dalam jabatannya karena melakukan perbuatan yang

dapat dipidana, atau pada waktu melakukan perbuatan yang dapat

dipidana memakai kekuasaan, kesempatan atau daya upaya yang

diperoleh karena jabatannya, maka pidananya boleh ditambah dengan

sepertiganya”.

Menurut Zainal Abidin (2007 : 427) ketentuan tersebut jarang sekali

digunakan oleh penuntut umum dan pengadilan, seolah-olah tidak dikenal.

Mungkin juga karena kesulitan untuk membuktikan unsur pegawai negeri

yang menurut Pasal 52 KUHP, yaitu:

1. Melanggar kewajibannya yang istimewa dalam jabatannya; atau

2. Memakai kekuasaan, kesempatan atau daya-upaya yang diperoleh

karena jabatannya.

Kalau pengadilan hendak menjatuhkan pidana maksimum, maka

pidana tertinggi yang dapat dijatuhkan ialah maksimum pidana delik itu

ditambah dengan sepertiganya.

Pasal 52 KUHP tidak dapat diberlakukan terhadap delik jabatan

(ambtsdelicten) yang memasang khusus diatur di dalam Pasal 413 sampai

dengan 437 KUHP, yang sebagiannya dimasukkan ke dalam Undang-

Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

31

Recidive atau pengulangan kejahatan tertentu terjadi bilamana oleh

orang yang sama mewujudkan lagi suatu delik, yang diantarai oleh putusan

pengadilan negeri yang telah memidana pembuat delik. Adanya putusan

hakim yang mengantarai kedua delik itulah yang membedakan recidive

dengan concursus (samenloop/gabungan/perbarengan).

Menurut Zainal Abidin (2007 : 431) syarat-syarat adanya recidive

adalah sebagai berikut:

a. Terpidana harus menjalani pidana yang dijatuhkan oleh hakim

kepadanya seluruhnya atau sebagian atau pidananya dihapuskan. Hal itu

dapat terjadi kalau ia memperoleh grasi dari Presiden atau dilepaskan

dengan syarat, yang berarti hanya menjalani sebagian pidana yang

dijatuhkan oleh hakim kepadanya. Bilamana pidana penjara sama sekali

atau sebagian belum dijalaninya atau tidak ditiadakan (karena grasi atau

pelepasan bersyarat, maka masih ada alasan untuk menetapkan adanya

recidive, jikalau umpamanya pada waktu terpidana melakukan kejahatan

yang kedua, wewenang untuk eksekusi (menjalankan) pidana yang

pertama dijatuhkan kepadanya belum lampau.

b. Jangka waktu recidive ialah lima tahun. Bilamana pada waktu terpidana

melakukan delik yang baru telah lampau lima tahun atau lebih sejak

menjalani seluruh atau sebagian pidana penjara yang dahulu telah

dijatuhkan kepadanya atau telah lampau lima tahun atau lebih sejak

32

ditiadakan pidananya, maka tidak lagi terdapat dasar untuk menetapkan

adanya recidive.

Penambahan pidana dalam hal adanya recidive ialah sepertiga. Pasal

486 dan 487 KUHP menetapkan bahwa hanya ancaman pidana penjara yang

dapat dinaikkan sepertiganya, sedangkan Pasal 488 KUHP, merumuskan

bahwa semua pidana untuk kejahatan-kejahatan yang disebut limitatif, jadi

kurungan atau denda dapat dinaikkan dengan sepertiga.

Selain itu, masih terdapat dasar umum penambahan pidana karena

adanya pelbagai keadaan khusus, misalnya terdapat di dalam Pasal-pasal

356, 361 dan 412 KUHP dan sebagainya.

Speciale recidive, pengulangan khusus jumlahnya sangat terbatas.

Misalnya Pasal 137 ayat (2) KUHP menyatakan bahwa kalau terpidana

melakukan kejahatan penghinaan kepada wakil Presiden yang dilakukan

dalam jabatannya dan belum lagi berlalu dua tahun setelah pidana yang

dijatuhkan pertama sudah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka residivis

itu dapat dipecat dari jabatannya. Pasal 216 ayat (3) KUHP mengatur bahwa

kejahatan kalau diulang dilakukan dan belum berlalu dua tahun sejak putusan

pertama sudah mempunyai kekuatan hukum tetap maka pidana dapat

ditambah dengan sepertiganya.

Seperti telah, dikemukakan bahwa pada hakikatnya ketentuan tentang

concursus realis (gabungan atau perbarengan delik-delik) tersebut pada

Pasal 65, 66 dan 70 KUHP bukan dasar yang menambahkan pidana,

33

sekalipun di dalam Pasal 65 ayat (2) dan 66 ayat (1) KUHP ditentukan bahwa

jumlah pidana ialah pidana yang tertinggi untuk salah satu perbuatan itu

ditambah dengan sepertiganya.

Sistem kumulasi murni hanya diatur di dalam Pasal 70 ayat (2) KUHP

dalam hal terjadi gabungan (concursus) kejahatan dan pelanggaran, yaitu

semua pidana bagi tiap-tiap pelanggaran dapat dijatuhkan tanpa dikurangi.

Akan tetapi kalau terjadi gabungan pelanggaran-pelanggaran saja, maka

jumlah pidana kurungan, untuk pelanggaran-pelanggaran itu tidak boleh lebih

dari satu tahun empat bulan serta jumlah pidana kurungan pengganti denda

tidak boleh lebih dari delapan bulan. Maka jelaslah bawa ketentuan pidana

tentang concursus merupakan dasar pengurangan atau peringanan pidana di

Indonesia, terlebih-lebih kalau terjadi perbuatan lanjutan (Pasal 64 KUHP)

dan concursus idelis (Pasal 63 ayat (1) KUHP), maka hakim hanya dapat

menjatuhkan satu pidana saja, yaitu pidana yang terberat saja (Zainal Abidin,

2007 : 428-438).

2. Dasar Peringanan Pidana

Menurut Jonkers (Zainal Abidin, 2007 : 439), bahwa sebagai dasar

peringanan atau pengurangan pidana yang bersifat umum, biasa disebut:

a. Percobaan untuk melakukan kejahatan (Pasal 53 KUHP);

b. Pembantuan (Pasal 56 KUHP); dan

34

c. Strafrechtlijke minderjarigheid, atau orang yang belum cukup umur yang

dapat dipidana diatur dalam Pasal 45 KUHP, akan tetapi setelah

berlakunya Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang peringanan

pidana yang bersifat umum, maka Pasal 45 KUHP tidak di berlakukan

lagi. Menurut Pasal 1 Angka 1 dan 2 Undang-Undang No. 3 Tahun 1997

dasar peringanan umum ialah sebab pembuatnya anak (disebut anak

nakal) yang umurnya telah 8 Tahun tetapi belum 18 Tahun dan belum

pernah kawin, dan anak yang diduga telah melakukan tindak pidana dan

belum berumur 8 Tahun tidak dapat diajukan di pengadilan tetapi dapat

di lakukan penyidikan.

Titel ketiga KUHP hanya memuat butir c, karena yang disebut pada

butir a dan b bukanlah dasar peringanan pidana yang sebenarnya.

Selain satu-satunya dasar peringanan pidana umum yang terdapat di

dalam Pasal 45 KUHP, terdapat juga dasar peringanan pidana yang khusus

yang diatur di dalam Buku dua KUHP, yaitu:

a. Pasal 308 KUHP, menetapkan bahwa seorang ibu yang menaruh

anaknya di suatu tempat supaya dipunggut oleh orang lain tidak berapa

lama setelah anak itu dilahirkan, oleh karena takut akan diketahui orang

bahwa ia telah melahirkan anak atau dengan maksud akan terbebas dari

pemeliharaan anaknya, meninggalkannya maka pidana maksimum yang

tersebut dalam Pasal 305 dan 306 KUHP dikurangi sehingga

seperduanya. Pidana maksimum tersebut dalam Pasal 305 KUHP ialah

35

lima tahun enam bulan penjara. Jadi pidana maksimum yang dapat

dijatuhkan oleh hakim kalau terdapat unsur delik yang meringankan yang

disebut dalam Pasal 308 KUHP (misalnya karena takut diketahui orang

bahwa ia telah melahirkan) ialah dua tahun dan Sembilan bulan.

Pasal 306 ayat (1) dan Pasal 306 ayat (2) KUHP sesungguhnya

mengandung dasar pemberatan pidana, yaitu kalau terjadi luka berat,

maka pidana diperberat menjadi tujuh tahun enam bulan serta kalau

terjadi kematian orang maka diperberat menjadi sembilan tahun. Jadi

kalau terdapat unsur “takut diketahui bahwa ia telah melahirkan” dapat

dibuktikan, maka pidana maksimumnya dikurangi dengan seperduanya.

b. Pasal 341 KUHP mengancam pidana maksimum tujuh tahun penjara

bagi seorang ibu yang menghilangkan nyawa anaknya ketika dilahirkan

atau tidak lama setelah itu, karena takut ketahuan bahwa ia sudah

melahirkan. Ketentuan ini sebenarnya memperingan pidana seorang

pembunuh yaitu 15 tahun penjara menjadi tujuh tahun, karena keadaan

ibu tersebut. Sebenarnya untuk Indonesia kata “takut” harus diganti

dengan perkataan “merasa aib”, karena itulah yang terbanyak yang

menyebabkan perempuan-perempuan membunuh bayinya. Pembunuhan

bayi dan pembuangan bayi banyak terjadi oleh karena menjamurnya

budaya pacaran yang meniru-niru kehidupan orang-orang Barat.

c. Pasal 342 KUHP yang menyangkut pembunuh bayi oleh ibunya yang

direncanakan lebih dahulu, yang diancam pidana maksimum Sembilan

36

tahun, sedangkan ancaman pidana maksimum bagi pembunuhan yang

direncanakan ialah pidana mati, penjara seumur hidup atau dua puluh

tahun.

Delik-delik tersebut di atas sering disebut geprivillingieerde delicten

(delik privilege) atau delik yang diringankan pidananya, dan termasuk dasar

pengurangan atau peringanan pidana yang subjektif. Lawannya disebut delik

berkualifikasi, delik yang diperberat pidananya dibandingkan dengan bentuk

dasar delik itu (Zainal Abidin, 2007 : 439-442).

E. Bentuk Pertimbang Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan

Hakim dalam menjatuhkan sebuah putusan harus didahulukan dengan

proses pembuktian.

1. Sistem Pembuktian

Ada beberapa system pembuktian menurut (Leden Marpaung, 2011 : 26) :

a. Sistem Keyakinan (Conviction Intime)

Aliran ini sangat sederhana. Hakim tidak terikat atas alat-alat bukti

apapun. Putusan di serahkan kepada kebijaksanaan hakim, walaupun

hakim secara logika mempunyai alasan-alasan, tetapi hakim tersebut

tidak mewajibkan menyebutkan alasan-alasan tersebut.

b. Sistem Positif (Positief Wettelijk)

Sistem ini berdasarkan undang-undang mengatur jenis alat-alat bukti

dan cara mempergunakan atau menentukan kekuatan pembuktian.

Dengan perkataan lain, jika alat-alat bukti yang ditentukan oleh undang-

37

undang dan dipergunakan menurut ketentuan undang-undang maka

hakim wajib menetapkan hal itu” sudah terbukti” meskipun bertentangan

dengan keyakinan hakim itu sendiri dan sebaliknya. Kenyakinan hakim

dalam hal ini tidak boleh berperan.

c. Sistem Negatif (Negatief Wettelijk)

Hakim ditentukan/dibatasi mempergunakan alat-alat bukti. Alat-alat

bukti tertentu telah ditentukan oleh undang-undang. Hakim tidak

diperkenankan mempergunakan alat bukti lain cara

menilai/menggunakan alat bukti tersebut telah diatur oleh undang-

undang.

d. Sistem Pembuktian bebas (Vrijbewijs/Conviction Intime)

Sistem ini membebaskan hakim dari keterikatan alat-alat bukti. Hakim

menjatuhkan putusan berdasarkan “keyakinan” atas dasar alasan-alasan

yang logis yang dianut putusan. Jadi keyakinan hakim tersebut disertai

alasan-alasan yang berdasarkan logika.

Berdasarkan Pasal 183 KUHAP memakai “sistem negatif”, yakni

adanya bukti minimal dan adanya kenyakinan hakim. Bukti minimal

tersebut adalah sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah. Pengertian

dua alat bukti sah dapat terdiri atas miasalnya dua orang saksi atau satu

orang saksi dan satu surat, atau satu orang saksi dan keterangan ahli

dan sebagainya. Rumusannya adalah “dua alat bukti” bukan dua jenis

alat bukti.

38

2. Bentuk Putusan Hakim

Untuk itu, ada beberapa jenis putusan Final yang dapat dijatuhkan

oleh pengadilan di adntaranya:

a. Putusan bebas

Dalam hal ini berarti terdakwa dinyatakan bebas dari tuntutan

hukum. Berdasarkan Pasal 191 ayat 1 KUHAP putusan bebas

terjadi bila pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan

disidang pengadilan kesalahan terdakwa atas perbuatan yang

didakwakan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan karena idak

terbukti adanya unsur perbuatan melawan hukum yang dilakukan

oleh terdakwa.

b. Putusan Lepas

Dalam hal ini berdasarkan Pasal 191 ayat 2 KUHAP pengadilan

berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa

terbukti, namun perbuatan tersebut, dalam pandangan hakim,

bukan merupakan suatu tindak pidana.

c. Putusan Pemidanaan

Dalam hal ini berarti terdakwa secara sah dan meyakinkan telah

terbukti melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya,

oleh karena itu terdakwa dijatuhi hukuman pidana sesuai dengan

ancaman Pasal pidana yang didakwakan kepada terdakwa.

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dimaksud adalah suatu tempat atau wilayah

dimana penelitian tersebut akan dilaksanakan. Berdasarkan judul “Tinjauan

Yuridis Terhadap Delik Pemalsuan Surat Sertifikat Tanah (Studi Kasus

Putusan No. 1231/Pid.B/2012/PN.Mks)”, maka Penulis memilih lokasi

penelitian di Makassar, tepatnya di Pengadilan Negeri Makassar sebagai

instansi relevan untuk memperoleh data dan melakukan penelitian untuk

menjawab rumusan masalah yang diteliti oleh penulis.

B. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data dibutuhkan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat atau

yang membuat org taat pada hukum seperti peraturan perundang-undangan

dan putusan hakim. Bahan hukum primer yang Penulis gunakan di dalam

penulisan ini yakni Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), dan Delik Pemalsuan Surat

Sertifikat Tanah.

40

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder itu diartikan sebagai bahan hukum yang tidak

mengikat tetapi menjelaskan mengenai bahan hukum primer yang

merupakan hasil olahan pendapat atau pikiran para pakar atau ahli yang

mempelajari suatu bidang tertentu secara khusus yang akan memberikan

petunjuk kemana peneliti akan mengarah. Yang dimaksud dengan bahan

sekunder di sini oleh Penulis adalah doktrin-doktrin yang ada di dalam buku

dan jurnal hukum.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang mendukung bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman

dan pengertian atas bahan hukum lainnya. Bahan hukum ynag dipergunakan

adalah Kamus Hukum.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder

maupun bahan hukum tersier, maka Penulis menggunakan cara-cara

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Penelitian kepustakaan (library research)

Pengumpulan data pustaka diperoleh dari sebagai data yang

berhubungan dengan hal-hal yang diteliti, berupa buku dan literatur-literatur

yang berkaitan dengan penelitian. Disamping itu juga data yang diambil

41

penulis ada yang berasal dari dokumen-dokumen penting maupun dari

peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Penelitian lapangan (field research)

Untuk mengumpulkan data penelitian lapangan Penulis menggunakan

dua cara yaitu:

a. Observasi, yaitu secara langsung turun ke lapangan untuk melakukan

pengamatan guna mendapatkan data yang di butuhkan baik data primer

maupun sekunder.

b. Wawancara, yaitu pengumpulan data dalam bentuk tanya jawab yang

dilakukan secara langsung kepada responden dalam hal ini adalah

Hakim Pengadilan Negeri Makassar yang menangani kasus tersebut.

D. Analisis Data

Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan baik bahan hukum primer,

bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier maka data tersebut

diolah terlebih dahulu, dianalisis secara kualitatif, selanjutnya disajikan

dengan cara deskriptif yaitu dengan menjelaskan, menguraikan dan

menggambarkan permasalahan beserta penyelesaiannya yang berkaitan erat

dengan penulisan ini.

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penerapan Hukum Pidana Materil Terhadap Delik Pemalsuan Surat Sertifikat Tanah (Studi Kasus Putusan Nomor. 1231/Pid.B/2012/PN.MKS)

Sebelum penulis membahas mengenai penerapan hukum pidana

materil dalam kasus Putusan nomor 1231/Pid.B/2012/PN.Mks, maka penulis

terlebih dahulu menguraikan ringkasan posisi kasus pada Putusan nomor

1231/Pid.B/2012/PN.Mks yaitu sebagai berikut.

1. Posisi Kasus

Berawal pada tahun 1976 saat saksi yang bernama Edward Litoy

bertindak untuk dan atas nama saksi Yosef Lengkong untuk membeli

sebidang tanah yang terletak di Jl. Dg. Tata Kelurahan Katangka Kec. Somba

Opu Kab. Gowa dengan luas sekitar 3.083 M2 (tiga ribu delapan puluh tiga

meter persegi) dari seseorang yang bernama Haji Tjulla Dg. Bombong sesuai

dengan Akte jual beli Nomor 68/1976 tanggal 23 Agustus 1976, dimana pada

saat itu Tjulla Dg. Bombong selaku penjual dan saksi Edward Litoy selaku

pembeli bahwa selanjutnya terbitlah Sertifikat Hak Milik di atas tanah tersebut

yaitu sertifkat hak milik nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976. Adapun

saksi Edward Litoy dapat bertindak untuk dan atas nama saksi Yosef

Lengkong adalah oleh karena saat pembelian tanah tersebut pada tahun

1976, saksi Yosef Lengkong belum memiliki kewarganegaraan Indonesia,

43

sehingga menyebabkan saksi Yosef Lengkong belum bias menggunakan

namanya sendiri memiliki tanah tersebut, dan atas tujuan tersebut, maka

saksi Yosef Lengkong menunjuk Edward Litoy yang saat itu adalah

karyawannya untuk bertindak dan atas nama Yosef Lengkong dalam hal

Pembelian tanah sebagaimana dimaksud diatas.

Setelah membeli tanah tersebut, saksi Yosef Lengkong menguasai

tanah tersebut dengan cara membuat bangunan berupa gedung untuk

penyimpanan besi tua dimana gedung tersebut ditempati pula oleh anak dari

seksi Yosef Lengkong yaitu saksi Hengky Lengkong. Adapun sertifikat Nomor

: 55/Katangka atas nama Edward Litoy gambar situasi Nomor : 198/76

tanggal 20 Agustus 1976 pada tanggal 2 agustus 1982 oleh saksi Yosef

Lengkong telah dijaminkan di Standbridge Limited Hongkong yang

berkedudukan di Hongkong sebagaimana akte Hipotik No. 252/VIII/19783

tanggal 2 Agustus 1982 antara PT. SAMAYA dan HITATRON kepada

Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan di Hongkong sampai

dengan saat ini. Tiba-tiba tanpa sepengatahuan dari saksi Yosef Lengkong,

ataupun saksi Hengky Lengkong selaku pewaris dari saksi Yosef Lengkong,

maka terhadap Sertifikat Nomor : 55/Katangka gambar situasi Nomor :

198/76 tanggal 20 Agustus atas nama EDWARD LITOY telah terjadi

penggantian sertifikat hak milik yaitu menjadi Sertifikat Hak Milik Nomor :

971/Pandang-pandang Surat Ukur Nomor : 00557/Pandang-pandang/2009

tanggal 08 Oktober 2009 atas nama Edward Litoy. Adapun perubahan

44

sertifkat hak milik dari nomor : 55 / Katangka Gambar situasi nomor : 198/76

tanggal 20 Agustus 1976 atas nama Edward Litoy menjadi sertifikat hak milik

nomor : 971/Pandang-pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang - pandang

tanggal 8 oktober 2009 nama Edward Litoy adalah oleh karena adanya

terdakwa Edward Litoy alias Ridwan telah mengajukan permohonan untuk

penerbitan sertifikat pengganti kepada kantor BPN Kab.Gowa.

Permohonan penerbitan Sertifikat Pengganti oleh terdakwa kepada

kantor BPN Kab.Gowa tesebut diajukannya dengan melampirkan beberapa

dokumen yang diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Surat laporan kehilangan barang No. Pol : LKB/1020/V/2009/SPK tanggal

7 Mei 2009 atas nama Edward Litoy, yang pada pokoknya menerangkan

bahwa benar sertifikat tanah asli nomor : 55 tahun 1976 atas nama

Edward Litoy luas 3.082 M2 lokasi Katangka Kec.Somba Opu Kab.Gowa

dan barang atau surat tersebut hilang/tercecer di perjalanan dari kota

Makassar menuju kota Mamuju pada tanggal 7 November 2007.

2. Surat pernyataan dibawah sumpah di hadapan kepala kantor BPN

Kab.Gowa tanggal 29 Mei 2009 atas nama Edward Litoy nomor KTP.

737113 291059 0003 yang pada pokoknya menerangkan bahwa benar

yang bersangkutan adalah pemilik tanah yang sah, tanah mana adalah

tanah yang terdapat pada sertifikat nomor : 55/Katangka, dimana sertifikat

tersebut pada ssat itu benar hilang atau yang bersangkutan tidak

menyimpan dan tidak mengetahui keberadaanya.

3. Surat permohonan sertifikat hilang atas nama Edward Litoy, umur 50

tahun, Makassar, 29 Oktober 1959, Wiraswasta, nomor KTP : 737113

291058 0003, BTN Minasa Upa Blok G.13 No. 21 Makassar tanggal 29

Mei 2009.

45

4. Pengumuman pada surat kabar Tribun Timur edisi tanggal 19 Juni 2009.

Adapun terhadap sertifikat Hak milik Nomor : 971/Pandang - pandang

surat ukur nomor : 00557/Pandang-pandang/2009 tanggal 8 Oktober 2009

atas nama Edward Litoy telah terjadi perubahan kepada seseorang yang

bernama Hajjah Yusnaeni Tajuddin berdasarkan akte jual beli nomor :

85/2010 tanggal 05 Februari 2010 yang di buat oleh PPAT Anastasia Dian

Christianti. Adapun dokumen yang diajukan oleh terdakwa untuk permohonan

penggantian sertifikat kepada Kantor BPN Kab.Gowa dari sertifikat hak milik

nomor : 971/Pandang - pandang sebagaimana diatas adalah dokumen yang

seolah - olah adalah dokumen asli, oleh karena terdakwa adalah bukanlah

seseorang yang bernama Edward Litoi dimana Edward Litoy yang

sebenarnya/asli adalah Edward Litoy yang diberikan kuasa oleh saksi Yosef

Lengkong untuk bertindak untuk dan atas nama saksi Yosef Lengkong dalam

hal melakukan pembelian dari atas tanah yang terletak di Jl. Dg. Tata

Kel.Katangka Kec.Somba Opu Kab.Gowa dengan luas sekitar 3082 M2 (tiga

ribu delapan puluh tiga meter persegi) dari seseorang yang bernama Haji

Tjulla Dg. Bombong sesuai dengan akte jual beli nomor : 68/1976 tanggal 23

Agustus 1976, dimana pada saat itu Tjulla Dg. Bombong selaku penjual dan

saksi Edward Litoy selaku pembeli, bahwa selanjutnya terbitlah sertifikat hak

milik di atas tanah tersebut yaitu sertifikat hak Milik nomor : 55/Katangka atas

nama Edward Litoy Gambar Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus

1976, sedangkan kartu tanda penduduk (KTP) yang digunakan oleh terdakwa

yaitu kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan nomor induk

kependudukan (NIK) 737113 291059 0003 tempat lahir Makassar, tanggal 29

Oktober 1959, laki-laki, kawin, nama Ibu kandung Nanni nama lengkap Ayah

Yong Jaundri alamat BTN.Minasa Upa Blok G.13 No.21 RT.004 RW.006

Kel.Gunung Sari Kec.Rappocini Kota Makassar Memiliki kesamaan dengan

KTP atas nama M.Ridwan Tenriala dengan nomor kartu keluarga 73711 0090

800 1127 alamat JL. Sultan Alauddin 2 Lr.2 No.25 Makassar dalam hal nama

46

istri dan tempat tanggal lahir yaitu istri atas nama Nurhayati dengan tempat

tanggal lahir yang sama pula yaitu Ujung Pandang 31 Desember 1961.

Adapun laporan kehilangan barang yaitu berupa yang diajukan oleh terdakwa

adalah laporan palsu oleh karena sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka

tidak pernah hilang melainkan sertifikat Nomor : 55/Katangka atas nama

Edward Litoy gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 oleh

saksi Yosef Lengkong telah dijaminkan di Standbridge Limited Hongkong

yang berkedudukan di Hongkong sampai dengan saat ini, jauh sebelum

terdakwa membuat laporan kehilangan barang di kantor kepolisian dengan

tujuan untuk mengajukan permohonan penggantian sertifikat yang hilang

tersebut ke kantor BPN Kab.Gowa.

Dengan adanya perbuatan terdakwa tersebut mengakibatkan saksi

Yosef Lengkong atau setidak-tidaknya pihak lain mengalami kerugian Rp.

1.200.000.000,- (satu milyar dua ratus juta rupiah) atau setidak-tidaknya

sekitar jumlah tersebut.

2. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum

Kasus perkara tindak pidana pemalsuan surat berdasarkan posisi

kasus dan fakta yang terungkap dalam persidangan Jaksa penuntut umum

mendakwa terdakwa dengan dakwaan yang di susun secara alternatif yaitu :

Kesatu : Pasal 263 ayat (2) KUHP tentang Pemalsuan Surat menyebutkan :

“ Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat yang isinya tidak benar atau yang dipalsukan, seolah-olah benar dan tidak dipalsu, jika pemakaiian surat itu dapat menimbulkan kerugian”

Bahwa ia terdakwa Edward Litoy alias Ridwan, pada hari yang sudah tidak dapat ditentukan lagi akan tetapi masih termasuk dalam kurun waktu di tahun

47

2009 atau setikdak-tidaknya pada waktu lain di antara tahun 2006 sampai dengan 2009 bertempat di kantor BPN Kab.Gowa setikdak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk kewenangan memeriksa dan mengadili Pengadilan Negeri Makassar, dengan sengaja memakai surat palsu atau surat yang dipalsukan, seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, kalau pemakaian surat itu dapat mendatangkan kerugian, perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara-cara antara lain sebagai berikut:

- Bahwa berawal pada tahun 1976 saat saksi yang bernama Edward Litoy bertindak untuk dan atas nama saksi Yosef Lengkong untuk membeli sebidang tanah yang terletak di Jl. Dg. Tata Kelurahan Katangka Kec. Somba Opu Kab. Gowa dengan luas sekitar 3.083 M2 (tiga ribu delapan puluh tiga meter persegi) dari seseorang yang bernama Haji Tjulla Dg. Bombong sesuai dengan Akte jual beli Nomor 68/1976 tanggal 23 Agustus 1976, dimana pada saat itu Tjulla Dg. Bombong selaku penjual dan saksi Edward Litoy selaku pembeli bahwa selanjutnya terbitlah Sertifikat Hak Milik di atas tanah tersebut yaitu sertifkat hak milik nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976.

- Bahwa adapun saksi Edward Litoy dapat bertindak untuk dan atas nama saksi Yosef Lengkong adalah oleh karena saat pembelian tanah tersebut pada tahun 1976, saksi Yosef Lengkong belum memiliki kewarganegaraan Indonesia, sehingga menyebabkan saksi Yosef Lengkong belum bias menggunakan namanya sendiri memiliki tanah tersebut, dan atas tujuan tersebut, maka saksi Yosef Lengkong menunjuk Edward Litoy yang saat itu adalah karyawannya untuk bertindak dan atas nama Yosef Lengkong dalam hal Pembelian tanah sebagaimana dimaksud diatas.

- Bahwa setelah membeli tanah tersebut, saksi Yosef Lengkong menguasai tanah tersebut dengan cara membuat bangunan berupa gedung untuk penyimpanan besi tua dimana gedung tersebut ditempati pula oleh anak dari seksi Yosef Lengkong yaitu saksi Hengky Lengkong.

- Adapun sertifikat Nomor : 55/Katangka atas nama Edward Litoy gambar situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 pada tanggal 2 agustus 1982 oleh saksi Yosef Lengkong telah dijaminkan di Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan di Hongkong sebagaimana akte Hipotik No. 252/VIII/19783 tanggal 2 Agustus 1982 antara PT. SAMAYA dan HITATRON kepada Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan di Hongkong sampai dengan saat ini.

- Bahwa tiba-tiba tanpa sepengatahuan dari saksi Yosef Lengkong, ataupun saksi Hengky Lengkong selaku pewaris dari saksi Yosef Lengkong, maka terhadap Sertifikat Nomor : 55/Katangka gambar situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus atas nama EDWARD LITOY telah terjadi penggantian sertifikat hak milik yaitu menjadi Sertifikat Hak Milik

48

Nomor : 971/Pandang-pandang Surat Ukur Nomor : 00557/Pandang-pandang/2009 tanggal 08 Oktober 2009 atas nama Edward Litoy.

- Adapun perubahan sertifkat hak milik dari nomor : 55 / Katangka Gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 atas nama Edward Litoy menjadi sertifikat hak milik nomor : 971/Pandang-pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang - pandang tanggal 8 oktober 2009 nama Edward Litoy adalah oleh karena adanya terdakwa Edward Litoy alias Ridwan telah mengajukan permohonan untuk penerbitan sertifikat pengganti kepada kantor BPN Kab.Gowa.

- Permohonan penerbitan Sertifikat Pengganti oleh terdakwa kepada kantor BPN Kab.Gowa tesebut diajukannya dengan melampirkan beberapa dokumen yang diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Surat laporan kehilangan barang No. Pol : LKB/1020/V/2009/SPK

tanggal 7 Mei 2009 atas nama Edward Litoy, yang pada pokoknya menerangkan bahwa benar sertifikat tanah asli nomor : 55 tahun 1976 atas nama Edward Litoy luas 3.082 M2 lokasi Katangka Kec.Somba Opu Kab.Gowa dan barang atau surat tersebut hilang/tercecer di perjalanan dari kota Makassar menuju kota Mamuju pada tanggal 7 November 2007.

2. Surat pernyataan dibawah sumpah di hadapan kepala kantor BPN Kab.Gowa tanggal 29 Mei 2009 atas nama Edward Litoy nomor KTP. 737113 291059 0003 yang pada pokoknya menerangkan bahwa benar yang bersangkutan adalah pemilik tanah yang sah, tanah mana adalah tanah yang terdapat pada sertifikat nomor : 55/Katangka, dimana sertifikat tersebut pada ssat itu benar hilang atau yang bersangkutan tidak menyimpan dan tidak mengetahui keberadaanya.

3. Surat permohonan sertifikat hilang atas nama Edward Litoy, umur 50 tahun, Makassar, 29 Oktober 1959, Wiraswasta, nomor KTP : 737113 291058 0003, BTN Minasa Upa Blok G.13 No. 21 Makassar tanggal 29 Mei 2009.

4. Pengumuman pada surat kabar Tribun Timur edisi tanggal 19 Juni 2009.

- Bahwa adapun terhadap sertifikat Hak milik Nomor : 971/Pandang - pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang-pandang/2009 tanggal 8 Oktober 2009 atas nama Edward Litoy telah terjadi perubahan kepada seseorang yang bernama Hajjah Yusnaeni Tajuddin berdasarkan akte jual beli nomor : 85/2010 tanggal 05 Februari 2010 yang di buat oleh PPAT Anastasia Dian Christianti.

- Bahwa adapun dokumen yang diajukan oleh terdakwa untuk permohonan penggantian sertifikat kepada Kantor BPN Kab.Gowa dari sertifikat hak milik nomor : 971/Pandang - pandang sebagaimana diatas adalah dokumen yang seolah - olah adalah dokumen asli, oleh karena terdakwa

49

adalah bukanlah seseorang yang bernama Edward Litoi dimana Edward Litoy yang sebenarnya/asli adalah Edward Litoy yang diberikan kuasa oleh saksi Yosef Lengkong untuk bertindak untuk dan atas nama saksi Yosef Lengkong dalam hal melakukan pembelian dari atas tanah yang terletak di Jl. Dg. Tata Kel.Katangka Kec.Somba Opu Kab.Gowa dengan luas sekitar 3082 M2 (tiga ribu delapan puluh tiga meter persegi) dari seseorang yang bernama Haji Tjulla Dg. Bombong sesuai dengan akte jual beli nomor : 68/1976 tanggal 23 Agustus 1976, dimana pada saat itu Tjulla Dg. Bombong selaku penjual dan saksi Edward Litoy selaku pembeli, bahwa selanjutnya terbitlah sertifikat hak milik di atas tanah tersebut yaitu sertifikat hak Milik nomor : 55/Katangka atas nama Edward Litoy Gambar Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976, sedangkan kartu tanda penduduk (KTP) yang digunakan oleh terdakwa yaitu kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan nomor induk kependudukan (NIK) 737113 291059 0003 tempat lahir Makassar, tanggal 29 Oktober 1959, laki-laki, kawin, nama Ibu kandung Nanni nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN.Minasa Upa Blok G.13 No.21 RT.004 RW.006 Kel.Gunung Sari Kec.Rappocini Kota Makassar Memiliki kesamaan dengan KTP atas nama M.Ridwan Tenriala dengan nomor kartu keluarga 73711 0090 800 1127 alamat JL. Sultan Alauddin 2 Lr.2 No.25 Makassar dalam hal nama istri dan tempat tanggal lahir yaitu istri atas nama Nurhayati dengan tempat tanggal lahir yang sama pula yaitu Ujung Pandang 31 Desember 1961.

- Adapun laporan kehilangan barang yaitu berupa yang diajukan oleh terdakwa adalah laporan palsu oleh karena sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka tidak pernah hilang melainkan sertifikat Nomor : 55/Katangka atas nama Edward Litoy gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 oleh saksi Yosef Lengkong telah dijaminkan di Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan di Hongkong sampai dengan saat ini, jauh sebelum terdakwa membuat laporan kehilangan barang di kantor kepolisian dengan tujuan untuk mengajukan permohonan penggantian sertifikat yang hilang tersebut ke kantor BPN Kab.Gowa.

- Bahwa dengan adanya perbuatan terdakwa tersebut mengakibatkan saksi Yosef Lengkong atau setidak-tidaknya pihak lain mengalami kerugian Rp. 1.200.000.000,- (satu milyar dua ratus juta rupiah) atau setidak-tidaknya sekitar jumlah tersebut. Perbutan terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 263 ayat 2 KUHP.

50

Kedua : Pasal 263 ayat (1) KUHP tantang Pemalsuan Surat menyebutkan :

“ Barangsiapa membuat secara tidak benar atau memalsu surat yang dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti dari sesuatu hal, dengan maksut untuk memakai atau menyuruh orang lain pakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam, jika pemakaiian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun”

Bahwa ia terdakwa Edward Litoy alias Ridwan, pada hari yang sudah tidak dapat ditentukan lagi akan tetapi masih termasuk dalam kurun waktu di tahun 2009 atau setikdak-tidaknya pada waktu lain di antara tahun 2006 sampai dengan 2009 bertempat di kantor BPN Kab.Gowa setikdak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk kewenangan memeriksa dan mengadili Pengadilan Negeri Makassar, membikin surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menerbitkan sesuatu hak, sesuatu pehutangan atau yang dapat membebaskan daripada utang atau yang dapat menjadi bukti tentang sesuatu hal, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh org lain memakai surat itu seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, jikalau pemakaian surat itu dapat mendatangkan kerugian, perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan cara-cara antara lain sebagai berikut:

- Bahwa berawal pada tahun 1976 saat saksi yang bernama Edward Litoy bertindak untuk dan atas nama saksi Yosef Lengkong untuk membeli sebidang tanah yang terletak di Jl. Dg. Tata Kelurahan Katangka Kec. Somba Opu Kab. Gowa dengan luas sekitar 3.083 M2 (tiga ribu delapan puluh tiga meter persegi) dari seseorang yang bernama Haji Tjulla Dg. Bombong sesuai dengan Akte jual beli Nomor 68/1976 tanggal 23 Agustus 1976, dimana pada saat itu Tjulla Dg. Bombong selaku penjual dan saksi Edward Litoy selaku pembeli bahwa selanjutnya terbitlah Sertifikat Hak Milik di atas tanah tersebut yaitu sertifkat hak milik nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976.

- Bahwa adapun saksi Edward Litoy dapat bertindak untuk dan atas nama saksi Yosef Lengkong adalah oleh karena saat pembelian tanah tersebut pada tahun 1976, saksi Yosef Lengkong belum memiliki kewarganegaraan Indonesia, sehingga menyebabkan saksi Yosef Lengkong belum bias menggunakan namanya sendiri memiliki tanah tersebut, dan atas tujuan tersebut, maka saksi Yosef Lengkong menunjuk Edward Litoy yang saat itu adalah karyawannya untuk bertindak dan atas nama Yosef Lengkong dalam hal Pembelian tanah sebagaimana dimaksud diatas.

51

- Bahwa setelah membeli tanah tersebut, saksi Yosef Lengkong menguasai tanah tersebut dengan cara membuat bangunan berupa gedung untuk penyimpanan besi tua dimana gedung tersebut ditempati pula oleh anak dari seksi Yosef Lengkong yaitu saksi Hengky Lengkong.

- Adapun sertifikat Nomor : 55/Katangka atas nama Edward Litoy gambar situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 pada tanggal 2 agustus 1982 oleh saksi Yosef Lengkong telah dijaminkan di Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan di Hongkong sebagaimana akte Hipotik No. 252/VIII/19783 tanggal 2 Agustus 1982 antara PT. SAMAYA dan HITATRON kepada Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan di Hongkong sampai dengan saat ini.

- Bahwa tiba-tiba tanpa sepengatahuan dari saksi Yosef Lengkong, ataupun saksi Hengky Lengkong selaku pewaris dari saksi Yosef Lengkong, maka terhadap Sertifikat Nomor : 55/Katangka gambar situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus atas nama EDWARD LITOY telah terjadi penggantian sertifikat hak milik yaitu menjadi Sertifikat Hak Milik Nomor : 971/Pandang-pandang Surat Ukur Nomor : 00557/Pandang-pandang/2009 tanggal 08 Oktober 2009 atas nama Edward Litoy.

- Adapun perubahan sertifkat hak milik dari nomor : 55 / Katangka Gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 atas nama Edward Litoy menjadi sertifikat hak milik nomor : 971/Pandang-pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang - pandang tanggal 8 oktober 2009 nama Edward Litoy adalah oleh karena adanya terdakwa Edward Litoy alias Ridwan telah mengajukan permohonan untuk penerbitan sertifikat pengganti kepada kantor BPN Kab.Gowa.

- Permohonan penerbitan Sertifikat Pengganti oleh terdakwa kepada kantor BPN Kab.Gowa tesebut diajukannya dengan melampirkan beberapa dokumen yang diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Surat laporan kehilangan barang No. Pol : LKB/1020/V/2009/SPK

tanggal 7 Mei 2009 atas nama Edward Litoy, yang pada pokoknya menerangkan bahwa benar sertifikat tanah asli nomor : 55 tahun 1976 atas nama Edward Litoy luas 3.082 M2 lokasi Katangka Kec.Somba Opu Kab.Gowa dan barang atau surat tersebut hilang/tercecer di perjalanan dari kota Makassar menuju kota Mamuju pada tanggal 7 November 2007.

2. Surat pernyataan dibawah sumpah di hadapan kepala kantor BPN Kab.Gowa tanggal 29 Mei 2009 atas nama Edward Litoy nomor KTP. 737113 291059 0003 yang pada pokoknya menerangkan bahwa benar yang bersangkutan adalah pemilik tanah yang sah, tanah mana adalah tanah yang terdapat pada sertifikat nomor : 55/Katangka, dimana sertifikat tersebut pada ssat itu benar hilang atau yang bersangkutan tidak menyimpan dan tidak mengetahui keberadaanya.

52

3. Surat permohonan sertifikat hilang atas nama Edward Litoy, umur 50 tahun, Makassar, 29 Oktober 1959, Wiraswasta, nomor KTP : 737113 291058 0003, BTN Minasa Upa Blok G.13 No. 21 Makassar tanggal 29 Mei 2009.

4. Pengumuman pada surat kabar Tribun Timur edisi tanggal 19 Juni 2009.

- Bahwa adapun terhadap sertifikat Hak milik Nomor : 971/Pandang - pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang-pandang/2009 tanggal 8 Oktober 2009 atas nama Edward Litoy telah terjadi perubahan kepada seseorang yang bernama Hajjah Yusnaeni Tajuddin berdasarkan akte jual beli nomor : 85/2010 tanggal 05 Februari 2010 yang di buat oleh PPAT Anastasia Dian Christianti.

- Bahwa adapun dokumen yang diajukan oleh terdakwa untuk permohonan penggantian sertifikat kepada Kantor BPN Kab.Gowa dari sertifikat hak milik nomor : 971/Pandang - pandang sebagaimana diatas adalah dokumen yang seolah - olah adalah dokumen asli, oleh karena terdakwa adalah bukanlah seseorang yang bernama Edward Litoi dimana Edward Litoy yang sebenarnya/asli adalah Edward Litoy yang diberikan kuasa oleh saksi Yosef Lengkong untuk bertindak untuk dan atas nama saksi Yosef Lengkong dalam hal melakukan pembelian dari atas tanah yang terletak di Jl. Dg. Tata Kel.Katangka Kec.Somba Opu Kab.Gowa dengan luas sekitar 3082 M2 (tiga ribu delapan puluh tiga meter persegi) dari seseorang yang bernama Haji Tjulla Dg. Bombong sesuai dengan akte jual beli nomor : 68/1976 tanggal 23 Agustus 1976, dimana pada saat itu Tjulla Dg. Bombong selaku penjual dan saksi Edward Litoy selaku pembeli, bahwa selanjutnya terbitlah sertifikat hak milik di atas tanah tersebut yaitu sertifikat hak Milik nomor : 55/Katangka atas nama Edward Litoy Gambar Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976, sedangkan kartu tanda penduduk (KTP) yang digunakan oleh terdakwa yaitu kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan nomor induk kependudukan (NIK) 737113 291059 0003 tempat lahir Makassar, tanggal 29 Oktober 1959, laki-laki, kawin, nama Ibu kandung Nanni nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN.Minasa Upa Blok G.13 No.21 RT.004 RW.006 Kel.Gunung Sari Kec.Rappocini Kota Makassar Memiliki kesamaan dengan KTP atas nama M.Ridwan Tenriala dengan nomor kartu keluarga 73711 0090 800 1127 alamat JL. Sultan Alauddin 2 Lr.2 No.25 Makassar dalam hal nama istri dan tempat tanggal lahir yaitu istri atas nama Nurhayati dengan tempat tanggal lahir yang sama pula yaitu Ujung Pandang 31 Desember 1961.

- Adapun laporan kehilangan barang yaitu berupa yang diajukan oleh terdakwa adalah laporan palsu oleh karena sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka tidak pernah hilang melainkan sertifikat Nomor : 55/Katangka

53

atas nama Edward Litoy gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 oleh saksi Yosef Lengkong telah dijaminkan di Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan di Hongkong sampai dengan saat ini, jauh sebelum terdakwa membuat laporan kehilangan barang di kantor kepolisian dengan tujuan untuk mengajukan permohonan penggantian sertifikat yang hilang tersebut ke kantor BPN Kab.Gowa.

- Bahwa dengan adanya perbuatan terdakwa tersebut mengakibatkan saksi Yosef Lengkong atau setidak-tidaknya pihak lain mengalami kerugian Rp. 1.200.000.000,- (satu milyar dua ratus juta rupiah) atau setidak-tidaknya sekitar jumlah tersebut. Perbutan terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 263 ayat 1 KUHP.

3. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dari persidangan dengan

didukung oleh alat bukti, maka selanjutnya penuntut umum di persidangan

membacakan tuntutan No.Reg.Perk : 412/Mks/Ep/04/2011, yang pada

pokoknya menuntut agar supaya Majelis Hakim dalam amar putusannya

menyatakan :

MENUNTUT :

Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara memutuskan :

1. Menyatakan terdakwa Edward Litoy alias Ridwan, terbukti berasalah

melakukan tindak pidana “menggunakan surat palsu”, sebagaimana diatur dalam pasal 263 ayat (2) KUHP, dalam dakwaan kesatu ;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Edward Litoy alias Ridwan oleh karena itu dengan pidana penjara 3 (tiga) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara

3. Menetapkan barang bukti berupa : 1. 1 (satu) lembar foto copy surat laporan kehilangan barang No. Pol.

LKB/1020/2009/SPK tanggal 7 Mei 2009 ; 2. 1 (satu) lembar surat formulir permohonan Kartu Tanda Penduduk

(KTP) No. GA033235 tanggal 9 Oktober 2007 atas nama Edward Litoy No. KK73771132112950069 Kel. Gunung Sari

54

3. 1 (satu) lembar akte kelahiran atas nama Marwah lahir di Palopo tanggal 27 September 1976, yang dikeluarkan oleh kantor pencatatan sipil/pegawai luar biasa pencatatan sipil Kota Palopo tanggal 30 Mei 1988 ;

4. 1 (satu) lembar akte kelahiran atas nama Lindawati lahir di Palopo tanggal 12 April 1982, yang di keluarkan oleh Kantor Pencatatan sipil/pegawai luar biasa pencatatan sipil Kota Palopo tanggal 30 Mei 1988 ;

5. Surat biodata penduduk warga Negara Indonesia NIK. 737113291059003 atas nama Edward litoy ;

6. Surat biodata penduduk warga Negara Indonesia NIK. 737113711261032 atas nama Nurhayati ;

7. Surat biodata penduduk warga Negara Indonesia NIK. 7371092909050001 atas nama Edward Litoy ;

8. Foto copy akte jual beli No. 68 tahun 1978 tanggal 23 Agustus 1976 antara Hj Tjulla Dg. Bombong selaku penjual dan Edward Litoy selaku pembeli ;

9. Foto copy Sertifikat Hak Milik Nomor. 55/Katangka gambar situasi nomor. 198 tahun 1976 kantor Sub.Direktorat Agraria Kab.Gowa

10. Foto copy akte legalisasi No. 520/L/2004 tanggal 12 April 2004 tentang penyerahan hak dibawah kekuasaan dan pengurusan dari kantor Notaris Brillian Thioris, S.H.

11. Foto copy akte legalisasi No. 517/L/2004 tanggal 10 April 2004 tentang pernyataan persutujuan dari kantor Notaris Brillian Thioris, S.H.

12. Foto copy akte pernyataan No. 01 tanggal 14 Desember 2010 tentang pernyataan dari kantor Notaris Drs. Sinta Ramli, S.H., Mkn ;

13. Foto copy perikatan jual beli No. 129 tanggal 13 Oktober 2009 di depan Notaris Anastasia Dian Christianti yaitu antara Edward Litoy selaku penjual sebidang tanah sebagaimana SHM No. 971/Somba Opu kepada Yusnani Tajuddin ;

14. Foto copy sertifikat hak milik No. 971/Pandang-pandang atas nama pemilik Edward Litoy ;

15. Foto copy akte hipotik No. 252/VIII/1982 tanggal 2 Agustus 1982 tetap terlampir dalam berkas perkara ;

Sedangkan barang bukti berupa : 1. Catatan Sipi (Tiong Hoa) Makassar berupa akte kelahiran No. 1292,

Makassar tanggal 12 Oktober 1952 terhadap seseorang yang bernama Siong Leng ;

2. Kartu keluarga No. 7371091604991193 milik sanksi Shierli Ratna Litoy, S.E., AK dimana didalam kartu keluarga tersebut disebutkan nama ayah kandung dari saksi adalah Edward Litoy dikeluarkan di Makassar tanggal 15 Juli 2007 ;

55

3. Kartu keluarga No. 7371092909050001 milik ayah kandung saksi yaitu Edward Litoy dimana di dalam kartu keluarga tersebut Ayah kandung memiliki orang tua yaitu ayah atas nama Lie Kiem Soel dan Ibu kandung atas nama Kwee Eng An, dikeluarkan di Makassar tangga 7 Oktober 2005 ;

4. Kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan NIK : 7371090808410001, Ujung pandang, 8 Agustus 1941, laki-laki Golongan darah AB, Komp.Chrisyant Blok/10 Kel. Pandang, Makassar, Katholik, Kawin, Perdagangan Indonesia ;

5. Kartu tanda penduduk atas nama Shirlie Ratna Litoy, S.E, AK, NIK : 7371096 909670004, Ujung Pandang, 29 September 1967, Perempuan Golongan Darah B, Komp. Azalea a/1 Makassar, katholik, Kawin, Mengurus rumah tangga Indonesia ;

4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,-

4. Amar Putusan

Dalam perkara nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS, Hakim memutuskan :

MENGADILI :

1. Menyatakan terdakwa Edward Litoy alias Ridwan, terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “menggunakan surat palsu” ;

2. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 2 (dua) dan 6 (enam) bulan ;

3. Menyatakan lamanya terdakwa berada dalam tahanan akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

4. Menyatakan terdakwa tetap berada dalam tahanan ; 5. Menyatakan barang bukti berupa :

1. 1 (satu) lembar foto copy surat laporan kehilangan barang No. Pol. LKB/1020/2009/SPK tanggal 7 Mei 2009 ;

2. 1 (satu) lembar surat formulir permohonan Kartu Tanda Penduduk (KTP) No. GA033235 tanggal 9 Oktober 2007 atas nama Edward Litoy No. KK73771132112950069 Kel. Gunung Sari;

3. 1 (satu) lembar akte kelahiran atas nama Marwah lahir di Palopo tanggal 27 September 1976, yang dikeluarkan oleh kantor Pencatatan Sipil/Pegawai Luar Biasa Pencatatan Sipil Kota Palopo tanggal 30 Mei 1988 ;

4. 1 (satu) lembar akte kelahiran atas nama Lindawati lahir di Palopo tanggal 12 April 1982, yang di keluarkan oleh Kantor Pencatatan

56

Sipil/Pegawai Luar Biasa Pencatatan Sipil Kota Palopo tanggal 30 Mei 1988 ;

5. Surat biodata penduduk warga Negara Indonesia NIK. 737113291059003 atas nama Edward litoy ;

6. Surat biodata penduduk warga Negara Indonesia NIK. 737113711261032 atas nama Nurhayati ;

7. Surat biodata penduduk warga Negara Indonesia NIK. 7371092909050001 atas nama Edward Litoy ;

8. Foto copy akte jual beli No. 68 tahun 1978 tanggal 23 Agustus 1976 antara Hj Tjulla Dg. Bombong selaku penjual dan Edward selaku pembeli ;

9. Foto copy Sertifikat Hak Milik Nomor. 55/Katangka gamba situasi nomor. 198 tahun 1976 kantor Sub. Direktorat Agraria Kab. Gowa

10. Foto copy akte legalisasi No. 520/L/2004 tanggal 12 April 2004 tentang penyerahan hak dibawah kekuasaan dan pengurusan dari kantor Notaris Brillian Thioris, S.H.

11. Foto copy akte legalisasi No. 517/L/2004 tanggal 10 April 2004 tentang pernyataan persutujuan dari kantor Notaris Brillian Thioris, S.H.

12. Foto copy akte pernyataan No. 01 tanggal 14 Desember 2010 tentang pernyataan dari kantor Notaris Drs. Sinta Ramli, S.H., Mkn;

13. Foto copy perikatan jual beli No. 129 tanggal 13 Oktober 2009 di depan Notaris Anastasia Dian Christianti yaitu antara Edward Litoy selaku penjual sebidang tanah sebagaimana SHM No. 971/Somba Opu kepada Yusnani Tajuddin ;

14. Foto copy sertifikat hak milik No. 971/Pandang-pandang atas nama pemilik Edward Litoy ;

15. Foto copy akte hipotik No. 252/VIII/1982 tanggal 2 Agustus 1982 tetap terlampir dalam berkas perkara ;

Sedangkan barang bukti berupa : 16. Catatan Sipil (Tiong Hoa) Makassar berupa akte kelahiran No.

1292, Makassar tanggal 12 Oktober 1952 terhadap seseorang yang bernama Siong Leng ;

17. Kartu keluarga No. 7371091604991193 milik sanksi Shierli Ratna Litoy, SE, AK dimana didalam kartu keluarga tersebut disebutkan nama Ayah kandung dari saksi adalah Edward litoy dikeluarkan di Makassar tanggal 15 Juli 2007 ;

18. Kartu keluarga No. 7371092909050001 milik Ayah kandung saksi yaitu Edward litoy dimana di dalam kartu keluarga tersebut Ayah kandung memiliki orang tua yaitu Ayah atas nama LIE KIEM SOEL dan Ibu kandung atas nama KWEE ENG AN, dikeluarkan di Makassar tangga 7 Oktober 2005;

57

19. Kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan NIK : 7371090808410001, Ujung pandang, 8 Agustus 1941, laki-laki Golongan darah AB, Komp.Chrisyant Blok/10 Kel. Pandang, Makassar, Katholik, Kawin, Perdagangan Indonesia ;

20. Kartu tanda penduduk atas nama Shirlie Ratna Litoy, SE, AK, NIK/NIKs 7371096 909670004, Ujung Pandang, 29 September 1967, Perempuan Golongan Darah B, Komp. Azalea a/1 Makassar, katholik, Kawin, Mengurus rumah tangga Indonesia ;

6. Membebani terdakwa untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp.2.000,-

B. Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Tinjauan Yuridis Terhadap Delik Pemalsuan Surat Sertifikat Tanah (Studi Kasus Putusan Nomor 1231/Pid.B/2012/PN.Mks

1. Pertimbangan Hakim

Dari fakta hukum yang telah terungkap di persidangan, selanjutnya

Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah perbuatan terdakwa tersebut

memenuhi unsur-unsur dari pasal sebagaiman yang didakwakan jaksa

penuntut umum kepada terdakwa. Adapun pertimbangan-pertimbangan

Majelis Hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap terdakwa yakni:

Menimbang, bahwa dipersidangan telah di dengar keterangan saksi-saksi dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Hengky Lengkong

- Bahwa benar, saksi mengenal seseorang yang bernama Edward Litoy

diman orang tersebut pernah menjadi karyawan orang tua saksi yang

bernama Yosef Lengkong

- Bahwa Yosef Lengkong memiliki usaha dibidang batako.

- Bahwa benar orang saksi atas nama Yosef Lengkong pernah membeli

tanah dengan mengatas namakan Edward Litoy pada tahun 1976

yang terletak di jalan Dg. Tata Kel Katangka Kec. Somba Opu Kab.

Gowa.

58

- Bahwa adapun luas tanah yang di beli oleh Yesef Lengkong tersebut

adalah 3.083 M2 dan tanah tersebut di beli dari Haji Tjulla Dg.

Bombong sesuai akte jual beli nomor 268/1976 tanggal 23 Agustus

1976.

- Bahwa benar pihak yang melakukan pembelian secara materil adalah

Yosef Lengkong, namun oleh karena saat itu Yosef Lengkong belum

berkewarganegaraan Indonesia maka pembelian itu dilakukan oleh

Edward Litoy untuk dan atas nama Yosef Lengkong sehingga sertifikat

tanah yang terbit setelah dilakukan jual beli atas tanah tersebut adalah

sertifikat dengan pemilik atas nama Edward Litoy.

- Adapun tanah tersebut telah diserahkan kembali kepada Yosef

Lengkong dari Edward Litoy di tahun 2004 berdasarkan akte legalisasi

dari notaries Brillian Thoiris S.H. nomor : 520/L/2004 tanggal 12 April

2005 tentang penyerahan hak dibawah kekuasaan dan pengurusan

atas nama tuan Edward Litoy dan tuan Yosef Lengkong serta adanya

akte persetujuan dari notaries Brillian Thoiris S.H. nomor : 517/L/2004

tanggal 10 April 2004.

- Bahwa persetujuan tersebut juga atas persetujuan dari ahli waris

Edward Litoy yaitu diantaranya adalah saksi Shirlie Ratna Litoy

SE,AK., Mary Juwita Litoy, Nelly Fatmawati Litoy, dan Paulus Sentosa

Litoy.

- Bahwa adapun objek akte persetuuan diatas tersebut adalah sebidang

tanah sebagaimana sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka, gambar

situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 atas nama Edward

Litoy dengan luas 3.083 M2

- Bahwa adapun sertifikat hak milik nomor : 55 atas nama Edward Litoy

tersebut oleh Yosef Lengkong yang merupakan orang tua saksi telah

dijaminkan kepada pihak Standbridge Limited Hongkong yang berada

di Hongkong oleh karena pada waktu itu Yosef Lengkong

membutuhkan tambahan modal untuk pembelian alat/mesin pembuat

batako.

- Adapun sebagai bukti bahwa benar tanah sebagaimana sertifikat hak

milik nomor : 55/Katangka tersebut adalah benar menjadi jaminan

pada pihak Standbridge Limited Hongkong adalah berupa akta hipotik

No.252/VIII/1982 tanggal 2 Agustus 1982.

- Bahwa terkait dengan sertifikat hak milik No : 55/Katangka tersebut

yang menjadi jaminan pada pihak Standbridge Limited Hongkong oleh

59

karena setahu saksi Yosef Lengkong belum pernah melakukan

pembayaran dan ataupun pelunasan kepada pihak Standbridge

Limited Hongkong terkait dengan adanya akta hipotek No.

252/VIII/1982 Tanggal 2 Agustus 1982 tersebut.

- Bahwa saksi kenal dengan tersangka oleh karena terdakwa adalah

Paman/Om oleh karena terdakwa bersaudara kandung dengan ibu

saksi yang bernama Emmi.

- Bahwa adapun setahu saksi tedakwa adalah bernama Wempi alias M

Ridwan Tenriala dan bukanlah bernama Edward Litoy.

- Bahwa awalnya saksi selaku ahli waris dari Yosef Lengkong yang

menguasai tanah tersebut telah dilaporkan oleh seseorang dengan

tuduhan penyerobotan atas tanah, kemudian atas adanya laporan

tersebut, maka saksi mencari tahu siapa yang telah menjual tanah

yang saat itu di kuasai oleh saksi, dan setelah mencari tahu akhirnya

saksi mendapatkan bukti-bukti bahwa yang menjual tanah tersebut

adalah terdakwa M Ridwan Tenriala dengan menggunakan KTP atas

nama Edward Litoy, Kemudian dengan KTP tersebut yang

bersangkutan menjadi lokasi tanah milik orangtua saksi yang terletak

di Jl. DG. Tata Kel. Katangka, adapun lokasi tanah yang dimaksud

tersebut adalah lokasi tanah sebagaimana sertifikat hak milik No. 55/

Katangka gambar situasi No. 198/76 tanggal 20 Agustus 1976.

- Adapun saksi memperlihatkan didepan persidangan berupa dokumen

berupa catatan sipil (Tionghoa) berupa akte kelahiran No : 1292

tanggal 11 Oktober 1952, dimana akte kelahiran tersebut

menerangkan bahwa telah lahir Siong Leng yang merupakan anak

laki-laki dari perempuan Lie Soei Tjien dan suami atas nama Teng

Tiao Liem, dimana pada persidangan, saksi menegaskan bahwa akte

kelahiran tersebut adalah akte kelahiran terdakwa, terdakwa mana

adalah pihak yang diajukan pada perkara ini.

2. Welly. T

- Bahwa benar saksi adalah saudara kandung dari terdakwa.

- Bahwa saksi mengenal Yosef Lengkong maupun M Ridwan Tenriala

oleh karena Yosef Lengkong adalah ipar saksi dimana istri Yosef

Lengkong adalah bernama Emmi yang merupakan kakak kandung

saksi.

60

- Adapun terdakwa Edward Litoy, sepanjang sepengetahuan saksi

sebagai saudara kandung terdakwa, saksi mengenal terdakwa

tersebut dengan nama Wempi dan bukanlah bernama Edward Litoy.

- Bahwa adapun terdakwa yaitu Edward Litoy alias M Ridwan Tenriala,

alias Wempy, adalah anak kandung dari ibu yang bernama Lie Sui Cin

dan bapak bernama Teng Tiao Ling dan terdakwa adalah anak ketiga

dari enam bersaudara, dimana saksi dirawat leh keluarga Yosef

Lengkong sedangkan terdakwa yang bernama Wepmy ikut sepupu

saksi yang bernama Husain ke Palopo dan di Palopo, Wempy menikah

denan seseorang yang bernama Farida dan menikah lagi dengan

perempuan yang bernama Nurhayati alias Ati dan sampai saksi

diperiksa maka terdakwa berdomisili di Jl. Manuruki II No. 25

Makassar.

- Bahwa saksi mengetahui jika Yosef Lengkong memiliki usaha di

bidang batako dan saat itu Yosef Lengkong memiliki karyawan yang

bernama Edward Litoy.

- Bahwa adapun Edward Litoy yang saat itu menjadi karyawan oleh

Yosef Lengkong adalah bukan terdakwa.

3. Farida

- Bahwa benar saksi adalah istri dari terdakwa.

- Adapun terdakwa setahu saksi selaku istri terdakwa adalah M Ridwan

Tenriala alias Wempy.

- Bahwa pernikahan saksi dan terdakwa dilangsungkan di Palopo di

tahun 1975 tepatnya di kelurahan Tompotikka secara islam.

- Bahwa dari pernikahan saksi dan terdakwa tersebut telah di karuniai

anak sebanyak 5 (lima) orang yaitu masing-masing atas nama

Marwah, Jefri, Linda, Osin, dan Amelia alias Lia.

- Bahwa didepan persidangan saksi membenarkan isi dari :

1 Dokumen dari kantor pencatatan sipil warga Negara Indonesia

Palopo mengenai kutipan akte kelahiran No : 576/V-C/1988

tanggak 30 Mei 1986 tentang telah lahir anak atas nama Marwah

yang merupakan anak perempuan dari suami istri M Ridwan

Tenriala dan Farida.

2 Dokumen dari kantor pencatatan sipil warga Negara Indonesia

Palopo mengenai kutipan akte kelahiran No : 150/V-B/1988 tanggal

19 Mei 1986 tentang telah lahir anak atas nama Lindawati yang

61

merupakan anak perempuan dari suami istri M Ridwan Tenriala

dan Farida.

- Bahwa berdasarkan 2 (dua) dokumen yang di perlihatkan tersebut

diatas, saksi membenarkan bahwa orang yang bernama M Ridwan

Tenriala yang merupakan ayah kandung dari Marwah dan Lindawati

tersebut adalah benar terdakwa.

4. Helmi Shaleh

- Bahwa benar saksi bekerja pada kantor catatan sipil kota Makassar

sejak tahun 2002 dan menjabat selaku administrator data base

kependudukan sejak tahun 2009 sampai dengan sekarang.

- Bahwa benar sesuai dengan data base kependudukan terdaftar

seseorang yang bernama Edward Litoy dengan Nomor Induk

Kependudukan (NIK) 7371123910590003 tempat lahir Makassar

tanggal 29 Oktober 1959, laki-laki, kawin, nama ibu kandung Nanni,

nama lengkap ayah Yong Jaundri. Alamat BTN Minasa Upa Blok. G.13

No. 21 RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari Kec. Rappocini Kota

Makassar dengan Nomor Kartu Keluarga 7471132904080002.

- Bahwa seseorang yang bernama Edward Litoy dengan Nomor Induk

Kependudukan (NIK) 7371123910590003 tempat lahir Makassar

tanggal 29 Oktober 1959, laki-laki, kawin, nama ibu kandung Nanni,

nama lengkap ayah Yong Jaundri, alamat BTN Minasa Upa Blok. G.13

No.31 RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari Kec. Rappocini kota

Makassar dengan Nomor kartu keluarga 7371132904080002 telah

diterbitkan kartu tanda penduduk atas nama tersebut yaitu atas nama

Edward Litoy pada tanggal 9 Oktober 2007 di kecamatan Rappocini

yang berlaku sejak tanggal penerbitan sampai dengan anggal 29

Oktober 2012.

- Adapun dasar penerbitan kartu tanda penduduk atas nama Edward

Litoy yag bagaimana tersebut diatas di dasarkan atas adanya formulir

permohonan Kartu Tanda Penduduk (KTP) F-01.07 No. GA033135

tanggal 9 Oktober 2007 dari kelurahan Gunung Sari Kecamatan

Rappocini Makassar.

- Bahwa berdasarkan database pada kantor catatan sipil Kota

Makassar, saksi menemukan adanya nama Edward Litoy yang lain

selain dari pada Edward Litoi sebagaiman Nomor Induk

Kependudukan (NIK) 7371123910590003 tempat lahir Makassar

62

tanggal 29 Oktober 1959, laki-laki, kawin, nama ibu kandung Nanni

nama lengkap ayah Yong Jaundri alamat BTN Minasa Upa Blok G.13

No.21 RT.005 RW.006 Kel.Gunung Sari Kec. Rappocini Kota

Makassar dengan nomor kartu keluarga 73711322 904080002.

- Adapun nama Edward Litoi tersebut adalah Edward Litoy dengan

Nomor Induk Kependudukan (NIK) 7371090808410001, laki-laki,

Ujung Pandang 8 Agustus 1941, Katholik, ayah Liem Kiem Soei dan

ibu Yo Giok Kie nama istri Elizabeth K. Litoy, nomor kartu keluarga

7371092909050001 alamat Komp. Chrysant Blok B/10 RT.001

RW.002 kelurahan Pandang Kec.Panakukkang Kota Makassar dan

KTP tersebut seumur hidup.

- Bahwa berdasarkan database pada kantor catatan sipil Kota Makassar

terdapat pula seseorang yang bernama M. Ridwan Tenriala dengan

nomor kartu keluarga 7371100908001127 dengan alamat Jl. Sultan

Alauddin 2 Lr.2 No.25 Makassar.

- Bahwa berdasarkan database pada kantor catatan sipil kota Makassar

terdapat pula kesamaan antara Edward Litoi dengan Nomor Induk

Kependudukan (NIK) 737112391059003 tampat lahir Makassar

tanggal 29 Oktober 1959, laki-laki, kawin, nama ibu kandung Nanni

nama ayah Yong Jaundri alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13 No.21

RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari Kec Rappocini Kota Makassar yang

berlaku sejak tanggal penerbitan sampai dengan tanggal 29 Oktober

2012 dengan M. Ridwan Tenriala dengan nomor kartu keluarga

7371100908001127 dengan alamat Jl. Sultan Alauddin 2 Lr.2 No.25

Makassar, adapun kesamaan tersebut terdapat pada kesamaan nama

istri yaitu istri baik Edward Litoi maupun istri M. Ridwan Tenriala

adalah Nurhati dengan tempat lahir yang sama yaitu Ujung Pandang

tanggal 31 Desember 1961.

1. Biodata penduduk Provinsi Sulawesi Selatan (73) Kota Makassar

(73.71) dengan data pribadi sebagai berikut : Nomor Induk

Kependudukan (NIK) 7371123910590003, Nama lengkap : Edward

Litoy, tempat lahir Makassar tanggal 29 Oktober 1959, laki-laki,

kawin, nama ibu kandung Nanni nama lengkap ayah Yong Jaundri

alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13 No.21 RT.004 RW.006 Kel.

Gunung Sari Kec. Rappocini Kota Makassar dengan nomor kartu

keluarga 7371132904080002, dimana dalam data tersebut terdapat

63

foto yang di identifikasi oleh saksi merupakan foto dari terdakwa

dalam perkara ini.

2. Formulir permohonan Kartu Tanda Penduduk (KTP) no.

GA033235.

3. Biodata penduduk warga Negara Indonesia NIK ;

7371090808410001 dengan data personal sebagai berikut : nama

lengkap : Edward Litoy, Ujung Pandang, 8 Agustus 1941, laki-laki,

golongan darah O, Katholik, SLTA/sederajat, perdagangan, kawin,

kepala keluarga, nama ayah YO GIOK KIE, nama ibu LIE KIEM

SOEI, alamat Komp. Chrysant Blok B/10 RT.001 RW. 002

kelurahan pandang kec. Panakukang kota Makassar nomor kartu

keluarga : 7371092909050001.

4. Biodata penduduk warga Negara ondonesia NIK :

73711031103112580152 dengan data personal sebagai berikut:

nama lengkap: M.Ridwan Tenriala, Takalar, 31 Desember 1958,

laki-laki, golongan darah “A”, Isam, belum tamat SD/Sederajat,

perdagangan, kawin, kepala keluarga, nama ibu tenriala, nama

lengkap ayah mengile, Jl.Sultan Alauddin 2 Lr. 2 No. 25 RT.001

RW. 008 Desa/Kel Mangasa Kec. Tamalate kota Makassar Nomor

Kertu Keluarga 7371100908001127.

- Bahwa terhadap dokumen tersebut diatas dari nomor 1 sampai

dengan 4 setelah diperlihatkan kepada saksi tentang keterangan yang

telah diberikan kepada saksi tentang telah keterangan yang telah

diberikan di depan persidangan, dimana saksi tetap pada keterangan

yang diberikan dimana data tersebut digunakan oleh saksi untuk

mendukung keterangan yang telah diberikannya tersebut.

5. Shirlie Ratna Litoy, S.E., Ak:

- Bahwa saksi kenal tidak kenal dnegan terdakwa.

- Bahwa benar saksi adalah merupakan anak kandung dari seorang

yang bernama Edward Litoy dengan identitas sebagai berikut nama

lengkap Edward Litoy lahir di ujung pandang 8 agustus 1941, katholik,

swasta, pendidikan mahasiswa unhas jurusan teknik tetapi tidak lulus,

menikah dengan seseorang perempuan yang bernama ibu kandung

saksi atas nama Elisabeth litoy pada tahun 1966 dan memiliki 4

(empat) orang anak masing-masing yaitu sebagai berikut:

1 Shirlie Ratna Litoy, SE, AK

64

2 Mary Djuwita Litoy

3 Nelly Fatmawaty Litoy

4 Paulus Santosa Litoy

- Bahwa setahu saksi selaku anak kandung dari Edward Litoy, maka

ayah saksi yang bernama Edward Litoy pernah bekerja di perusahaan

milik Yosef Lengkong.

- Bahwa benar pada tahun 2004, Yosef Lengkong menemui ayah saksi

dan menjelaskan tentang adanya Yosef Lengkong yang pernah

membeli tanah dengan mengatas namakan Edward Letoy atas tanah

yang dimaksud, lalu berdasarkan hal tersebut maka dibuatlah surat

penyerahan tanah dari ayah saksi yang bernama Edward Litoy kepada

Yosef Lengkong serta surat pernyataan persetujuan dihadapan

notaries/PTAT Brilian Thioris,S.H. Nomor: 517/L/2004 tanggal 10 April

2004 dimana saksi bersama dengan 3 (tiga) saudara kandungnya turut

bertanda tangan didalam akta tersebut.

- Bahwa adapun objek tanah sebagaimana surat pernyataan

persetujuan dihadapan Notaris/PPAT Brilian Thioris S.H. Nomor:

517/L/2004 tanggal 10 april 2004 tersebut, maka saksi tidak

mengetahuinya.

- Bahwa saksi dihadapan persidangan diminta untuk mengenali

terdakwa, namun saksi menerangkan bahwa terdakwa pada perkara

ini adalah bukan merupakan Edward Litoy yang merupakan ayah

kandung dari saksi.

- Bahwa didepan persidangan saksi diperlihatkan beberapa dokumen

sebagai berikut:

1. Akte legalisasi dari notaries Brilian Thioris,S.H. Nomor: 520/L/2004

tanggal 12 April 2004 tentang penyerahan hak di bawah

kekuaasaan dan pengurusan atas nama Tuan Edward Litoy dan

tuan Yosef Lengkong

2. Akte leglisasi dari notaries Brilian Thioris,S.H. Nomor: 517/L/2004

tanggal 10 April 2004 tentang pernyataan persetujuan.

3. Kartu keluarga nomor: 7371091604991193 milik saksi Shierli Ratna

Litoy,S.E.AK. dimana didalam kartu keluarga tersebut disebutkan

nama ayah kandung/ saksi adalah benar Edward Litoy dikeluarkan

dimakassar tanggal 5 Juli 2007.

4. Kartu keluarga nomor: 7371092909050001 milik ayah kandung

saksi yaitu Edward Litoy dimana didalam kartu keluarga tersebut

65

ayah kandung saksi memiliki orang tua yaitu ayah atas nama Lie

Kiem Soei dan ibu kandung atas nama Kwee Eng An dikeluarkan

di Makassar tanggal 7 oktober 2005

5. Kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan NIK/NIKS:

737109 080841 0001, ujung pandang, 8 agustus 1941, laki-laki,

golongan darah AB, Komp. Chrisyant Blok B/10 kelurahan pandang

Makassar, katholik, kawin, perdagangan, Indonesia.

- Bahwa terhadap dokumen tersebut di atas dari nomor 1 sampai

dengan 5 setelah diperlihatkan kepada saksi tentang keterangan yang

telah diberikan didepan persidangan, dimana saksi tetap pada

keterangan yang diberikan dimana data tersebut digunakan oleh saksi

untuk mendukung keterangan yang telah diberikannya tersebut.

- Bahwa khusus untuk akte legalisasi dari notaries Brilian Thioris,S.H.

nomor: 517/L/2004 tanggal 10 april 2004 tentang pernyataan

persetujuan tersebut, benar saksi telah menanda tangani akte

tersebutdimana didalam akte tersebut disebutkan bahwa saksi selaku

anak kandung dari Edward Litoy tercantum sebagai pemgang

hak/pemilik atas:

1. Sebidang tanah hak milik Nomor 55 / katangka dengan luas 3.083

M2 di uraikan dalam gambar situasi tnggal 20 agustus 1976

Nomor: 198/76.

2. Terhadap tanah tersebut dibebani hipotik I pada STANBRIDGE

LIMITED yang berkedudukan di SUITE II Hongkong.

3. Bahwa sertifikat asli tanah Hak Milik Nomor : 55 / Katangka dengan

luas 3.083 M2 di uraikan dalam gambar situasi tanggal 20 agustus

1976 Nomor : 198/76 tidak berada pada saksi karena sertifikat asli

tersebut hingga saat ini berada pada STANBRIDGE LIMITED

Honkong yang berada di SUITE II HONGKONG berhubung sedang

di jaminkan pada STANBRIDGE LIMITED Hongkong.

6. Muh. Nur Fajar Infasyah,SH.

- Bahwa saksi bekerja pada kantor pertanahan Kab. Gowa sejak tahun

2008 dan saat ini menjabat sebagai kepala Subseksi Perkara pada

kantor pertanahan Kab. Gowa.

- Bahwa benar, sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka gambar situasi

nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 terdaftar pada kantor

66

pertanahan Kab. Gowa atas nama pemegang hak milik adalah Edward

Litoy.

- Bahwa adapun perubahan nama pemilik sertifikat hak milik nomor :

55/Katangka dari pemilik asal Tjulla Dg. Bombong kepada Edward

Litoy adalah adanya akte jual beli nomor : 68/1976 tanggal 23 Agustus

1976 oleh PPAT Kec. Somba Opu KAb. Gowa atas nama Lahuddin

Naba.

- Bahwa benar ssat ini telah terjadi Penggantian sertifikat hak milik

nomor : 55/Katangka gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20

Agustus 1976 menjadi sertifikat hak milik nomor : 971/Pandang-

pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang-pandang/2009 tanggal 8

Oktober 2009 atas nama Edward Litoy.

- Bahwa adapun yang mendasari sehingga terjadi penggantian dari

sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka gambar situasi nomor : 198/76

tanggal 20 Agustus 1976 atas nama Edward Litoy menjadi sertifikat

hak milik nomor : 971/Pandang-pandang surat ukur nomor :

00557/Pandang-pandang/2009 tanggal 8 Agustus 2009 atas nama

Edward Litoy adalah sebagai berikut :

1. Surat laporan kehilangan barang No. Pol : LKB/1020/V/2009/SPK

tanggal 7 Mei 2009 atas nama Edward Litoy, yang pada pokoknya

menerangkan bahwa benar sertifikat tanah asli nomor : 55 tahun

1976 atas nama Edward Litoy luas 3.038 M2 lokasi Katangka Kec.

Somba Opu Kab. Gowa dan barang atau surat tersebut

hilang/tercecer di perjalanan dari Kota Makassar menuju Mamuju

pada tanggal 7 November 2007.

2. Surat pernyataan dibawah sumpah di hadapan kepala kantor BPN

Kab. Gowa tanggal 29 Mei 2009 atas nama Edward Litoy nomor

KTP. 7371132910590003 yang pada pokoknya menerangkan

bahwa benar yang bersangkutan adalah pemilik tanah yang sah,

tanah mana adalah tanah yang terdapat pada sertifikat nomor :

55/Katangka dimana sertifikat tersebut pada saat itu benar hilang

atau yang bersangkutan tidak menyimpan dan tidak mengetahui

keberadaannya.

3. Surat permohonan sertifikat hilang atas nama Edward Litoy, umur

50 tahun, Makassar, 29 Oktober 1959, wiraswasta, nomor KTP :

7371132910590003, BTN. MInasa Upa Blok B.13 No.21 Makassar

tanggal 29 Mei 2009.

67

4. Pengumuman pada surat kabar Tribun Timur edisi tanggal 19 Juni

2009

- Bahwa adapun sertifikat hak milik nomor : 971/pandang-pandang surat

ukur nomor : 00557/Pandang-pandang/2009 tanggal 8 Oktoer 2009

atas nama Edward Litoy telah menjadi perubahan Hajjah Yusnaeni

Tajuddin berdasarkan akte jual beli nomor : 85/2010 tanggal 5

Februari 2010 PPAT Anastasia Dian Christianti.

- Bahwa saksi menerangkan sesuai data yang ada pada kantor BPN

Kab. Gowa, maka masih terdapat data lain yang menjadi warka

sertifikat pengganti nomor : 971/Pandang-pandang surat ukur nomor :

00557/Pandang-pandang/2009 tanggal 8 Oktober 2009 atas nama

Edward Litoy, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Akte hipotik nomor :252/VIII/1982 tanggal 2 Agustus 1982

2. Surat permohonan Roya dari Edward Litoy kepada Leadership

Standbridge Limited di Hongkong tanggal 31 Mei 2009.

3. Dan surat keterangan Roya dari Standbridge Limited nomor : 26

tanggal 6 Oktober 2009 yang di tujukan kepada BPN Kab. Gowa.

- Bahwa sepengetahuan saksi, surat keterangan Roya dari Standbridge

Limited di Hongkong kepada BPN Kab. Gowa adalah surat yang

memberikan kepastian bahwa terhadap obyek tanah sudah tidak

dibebani lagi hak tanggungan, atau dengan kata lain, kewajiban dari

pihak debitur telah selesai dilaksanakan, sehingga atas obyek tanah

yang menjadi jaminan atas adanya perjanjian atau perikatan sudah

tidak terikat lagi dengan perjanjian ataupun perikatan lagi dengan

pihak debitur.

7. Yosef Lengkong

- Benar saksi kenal dengan seseorang yang bernama Edward Litoy

dimana Edward Litoy adalah mantan karyawan saksi pada perusahaan

miliknya di tahun 1975.

- Bahwa saksi kenal dengan terdakwa yang diajukan dalam perkara ini

yaitu atas nama M Ridwan Tenriala alias Wempy oleh karena

terdakwa adalah merupakan adik ipar saksi.

- Bahwa benar di tahun 1976 saksi pernah membeli tanah dengan

mengatas namakan Edward Litoy oleh karena pada saat itu, saksi

68

belum berkewarganegaraan Indonesia, sehingga saksi belum dapat

untuk melakukan perikatan hukum atas obyek yang berada di

Indonesia.

- Adapun tanah tersebut di jalan DG. Tata Kel. Katangka Kec. Somba

Opu Kab. Gowa dan saksi beli dari seseorang yang bernama Haji

Tjulla Dg. Bombong sesuai dengan akte jual beli nomor : 68/1976

tanggal 23 Agustus 1976 dengan luas tanah adalah 3.085 M2. Adapun

sebagai bukti kepemilikan saksi atas tanah tersebut adalah berupa

sertifikat hak milik : 55/Katangka gambar situasi nomor : 198/76

tanggal 20 Agustus 1976.

- Bahwa adapun bukti benar saksi adalah pemilik tanah sebagaimana

sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka gambar situasi nomor : 198/76

tanggal 20 Agustus 1976 tersebut adalah akte persetujuan nomor :

517/L/2004 tanggal 10 April 2004 yang isinya bahwa tanah hak milik

sebagaimana sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka gambar situasi

nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 milik saksi Yosef Lengkong

dan ahli waris Edward Litoy sebagaimana terdapat di dalam akte

tersebut menyetujui penyerahan hak dibawah kekuasaan dan

kepengurusan antara Edward Litoy dan Elisabeth Kartika Litoy dengan

saudara Yosef Lengkong.

- - bahwa benar tanah sebagaimana dimaksud dalam sertfikat hak milik

nomor : 55/Katangka Gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20

Agustus 1976 oleh saksi telah dijaminkan kepada Standbrigde Limited

oleh karena saksi membutuhkan tambahan modal untuk menjalankan

usaha milik saksi.

- Bahwa saksi tidak pernah memberikan kuasa baik secara lisan

maupun secara tertulis kepada terdakwa untuk menjual tanah

sebagaimana terdapat didalam sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka

gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976.

8. Edward Litoy

- Bahwa benar saksi kenal dengan Yosef Lengkong karena saksi

pernah bekerja kepadanya.

- Bahwa benar identitas saksi adalah sebagai berikut : lahir di Ujung

Pandang 8 Agustus 1941, ayah Liem Kim Sui, ibu Hyo Gio KIe,

katholik, swasta, pendidikan Mahasiswa Unhas Teknik, Istri Elisabeth

Litoy, menikah tahun 1966 memiliki 4 (empat) orang anak yaitu :

69

Shierlie Ratna Litoy, Mari Djuwita Litoy, Nelli Fatmawati Litoy, Paulus

Santosa Litoy.

- Benar saksi Yosef Lengkong pernah membeli tanah dengan

mengatasnamakan Edward Litoy di dalam sertifikat atas tanah tersebut

namun tanah tersebut telah dikembalikan oleh saksi kepada Yosef

Lengkong sesuai dengan surat pernyataan persetujuan dihadapan

Notaris PPAT Brillian Thioris, SH nomor : 517/L/2004 tanggal 10 April

2004 dan seluruh anak saksi bertandatangan diatas surat tersebut.

- Adapun tanah yang dimaksud saksi adalah sebagaimana tanah yang

terdapat didalam sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka gambar

situasi nomor :198/76 tanggal 20 Agustus 1976 dengan luas 3.083 M2.

- Bahwa saksi diperlihatkan fotocopy KTP oleh penyidik dan telah di

perlihatkan saksi memberikan keterangan sebagai berikut : bahwa

fotocopy yang diperlihatkan penyidik tanggal dan bulan dan tahun

kelahiran adalah bkan milik saksi, kemudia nama belakang yaitu “Litoi”

pada KTP tersebut sedangkan nama belakang saksi adalah “Litoy”,

selain itu agama dan foto adalah bukan merupakan agama dan foto

saksi.

- Menimbang bahwa slanjutnya terdakwa Edward Litoy alias Ridwan,

dipersidangan memberikan keterangan yang pada pokoknya adalah

sebagai berikut:

- Bahwa terdakwa mengakui bernama M.Ridwan Tenriala saat terdakwa

memeluk agama islam dan menikah di palopo.

- Bahwa terdakwa membenarkan tentang adanya dua kutipan akte

kelahiran atas dua orang putrinya yaitu Marwah dan Lindawati dimana

pada akte kelahiran tersebut, disebutkan nama terdakwa yaitu

M.Ridwan Tenriala.

- Bahwa benar terdakwa memiliki 2 (dua) KTP yaitu KTP atas nama

M.Ridwan Tenriala dan KTP atas nama Edward Litoy, adapun KTP

atas nama Edward Litoy tersebut, terdakwa mengurus penerbitan KTP

tersebut saat terdakwa berencana untuk mengajukan permohonan

penerbitan sertifikat nomor 55/katangka yang hilang di mamuju pada

kantor BPN kota Makassar di sekitar tahun 2007.

- Bahwa selanjutnya untuk memenuhi prasyarat penerbitan sertifikat

yang baru sebagai sertifikat pengganti nomor 55/katangka tersebut,

maka terdakwa membuat laporan kehilangan barang pada kantor

kepolisian pada tahun 2009, dimana laporan kehilangan barang

70

tersebut, disebutkan bahwa barang yang dimaksud yaitu sertifikat

nomor : 55/katangka hilang pada bulan November.

- Bahwa selanjutnya dengan menggunakan surat laporan kehilangan

barang tersebut, dan KTP atas nama Edward Litoi maka terdakwa

mengajukan permohonan penggantian sertifikat kepada BPN

Kab.gowa

- Bahwa permohonan terdakwa tersebut dipenuhi oleh kantor BPN

Kab.Gowa dengan penerbitan sertifikat hak milik atas nama Edward

Litoy dengan nomor : 971/pandang-pandang.

- Bahwa setelah sertifikat teersebut terbit, maka terdakwa menjual tanah

yang menjadi objek pada sertifikat nomor : 971 /pandang-pandang

kepada seseorang yang bernama Jusnani Tajuddin dengan harga

yang di sepakati adalah sekitar Rp.1.200.000.000,- (satu milyar dua

ratus juta rupiah), adapun uang yang telah di terima oleh terdakwa

tersebut adalah sekitar Rp. 700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah).

- Bahwa terdakwa mengetahui tentang sertifikat no. 55/katangka yang

dijaminkan pada Standbridge Limited di Hongkong, sehingga menurut

terdakwa maka terdakwa sekitar tahun 2007 melakukan penebusan

atas sertifikat tersebut dengan uang milik terdakwa sendiri sekitar Rp.

350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah), adapun uang tersebut

dititipkan kepada seseorang yang bernama Daniel Kondengis untuk

dibayarkan lalu ditebuskan kepada Standbridge Limited di Hongkong,

dan setelah berhasil ditebus di Hongkong oleh Daniel Kodengis maka

Daniel Kondengis membawa sertifikat nomor 55/katangka tersebut

diterimanya namun sertifikat tersebut hilang saat terdakwa berada di

Mamuju.

Menimbang, bahwa dalam hal ini, akan dipertimbangkan terlebih dahulu dakwaan Jaksa penuntut umum kesatu 263 ayat 2 KUHP yang unsur – unsurnya adalah sebagai berikut : 1. Unsur “Barang siapa”; 2. Unsur “Dengan sengaja memakai surat palsu atau surat yang dipalsukan

seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan”; 3. Unsur “Kalau pemakaian itu mendatangkan kerugian;

71

Ad. 1 Unsur Barang Siapa :

Bahwa yang dimaksud dengan unsur “barang siapa” dalam hal ini ialah setiap orang pelaku dari suatu tindak pidana yang kepadanya dapat dipertanggungjawabkan segala akibat dari perbuatannya tersebut ;

Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa dalam perkara ini, sebagaimana fakta yang terungkap di persidangan ialah terdakwa Edward Litoy alias Ridwan, dengan segala identitasnya sebagaimana tertera dalam surat dakwaan Jaksa penuntut umum dan oleh karena terdakwa Edward Litoy alias Ridwan tersebut adalah orang yang dapat dimintakan pertanggungjawaban terhadap perbuatannya dalam perkara ini, maka oleh karena itu unsur barang siapa dalam hal ini dianggap telah terbukti

.

Ad. 2 Unsur Dengan Sengaja Memakai Surat Palsu Atau Surat Yang Dipalsukan Seolah – olah Surat Itu Asli Dan Tidak Dipalsukan :

Bahwa yang dimaksud dengan sengaja dalam hal ini adalah

mengetahui atau menginsafi akan adanya akibat dari suatu perbuatan, bahwa sebelum kami membuktikan unsure memakai surat palsu atau surat yang dipalsukan seolah – olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, maka terlebih dahulu kami akan membuktikan bahwa terdapat surat palsu yang diajukan dalam perkara ini, adapun surat palsu itu adalah berupa : 1. Surat laporan kehilangan barang No. Pol : LKB/1020/V/2009/SPK tanggal

7 Mei 2009 atas nama Edward Litoy, yang pada pokoknya menerangkan bahwa benar sertifikat tanah asli nomor : 55 tahun 1976 atas nama Edward Litoy luas 3.038 M2 lokasi Katangka Kec. Somba Opu Kab. Gowa dan barang atau surat tersebut hilang/tercecer diperjalanan dari kota Makassar menuju kota Mamuju pada tanggal 7 November 2007

2. Kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan Nomor Induk Penduduk (NIK) 7371132910590003 tempat lahir Makassar, tanggal 9 Oktober 1959, laki – laki, Kawin, Nama Ibu kandung Nanni nama lengkap ayah Yong Jaundri alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13 No.21 RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari Kec. Rappocini Kota Makassar.

Menimbang, bahwa adapun alasan Majelis Hakim berkesimpulan bahwa surat tersebut adalah palsu, adalah disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : 1. Tentang surat laporan kehilangan barang No. Pol : LKB/1020/V/2009/SPK

tanggal 7 Mei 2009 atas nama Edward Litoy, yang pada ptanah asli nomor pokoknya menerangkan bahwa benar sertifikat tanah asli no. 55 tahun 1976 atas nama Edward Litoy luas 3.038 M2 lokasi Katangka Kec.

72

Somba Opu Kab. Gowa dan barang atau surat tersebut hilang/tercecer di perjalanan dari kota Makassar menuju Kota Mamuju pada tanggal 7 November 2007. - Bahwa berdasarkan keterangan saksi Hengki Lengkong, saksi Shirlie

Litoy, Serta saksi Muh. Nur Fajar Infasyah, SH di dukung dengan barang bukti berupa dokumen Akte Hipotik nomor : 252/VIII/1982 tanggal 2 Agustus 1982 ditemukan fakta sebagai berikut : a. Bahwa berawal pada tahun 1976 saat saksi yang bernama Edward

Litoy bertindak untuk dan atas nama saksi Yosef Lengkong untuk membeli sebidang tanah yang terletak di Jl. Dg. Tata Kel. Katangka Kec. Somba Opu Kab. Gowa dengan luas 3.083 M2 (tiga ribu delapan puluh tiga meter persegi) dari seseorang yang bernama Haji Tjulla Dg. Bombong sesuai dengan Akte Jual Beli nomor : 68/1976 tanggal 23 Agustus 1976, dimana pada saat itu Tjulla Dg. Bombong selaku penjual dan saksi Edward Litoy selaku pembeli, bahwa selanjutnya terbitlah Sertifikat Hak Milik di atas tanah tersebut yaitu sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka atas nama Edward Litoy gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976.

b. Bahwa adapun saksi Edward Litoy dapat bertindak untuk dan atas nama saksi Yosef Lengkong adalah oleh karena saat pembelian tanah tersebut pada tahun 1976, saksi Yosef Lengkong belum memiliki kewarganegaraan Indonesia, sehingga menyebabkan saksi Yosef Lengkong belum bisa menggunakan namanya sendiri un tuk memiliki tanah tersebut, dan atas tujuan tersebut, maka saksi Yosef Lengkong menunjuk saksi Edward Litoy yang saat itu adalah karyawannya untuk bertindak untuk dan atas nama Yosef Lengkong dalam hal pembelian tanah sebagaimana dimaksud diatas.

c. Bahwa setelah membeli tanah tersebut, saksi Yosef Lengkong menguasai tanah tersebut dengan cara membuat bangunan berupa gedung penyimpanan besi tua dimana gedung tersebut di tempati pula oleh anak dari saksi Yosef Lengkong yaitu saksi Hengky Lengkong.

d. Adapun sertifikat nomor : 55/katangka atas nama Edward Litoy gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 pada tanggal 2 Agustus 1982 oleh saksi Yosef Lengkong telah dijaminkan di Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan di Hongkong sebagaimana Akte Hipotik no. 252/VIII/1982 tanggal 2 Agustus 1982 antara PT. SAYAMA dan CV. HITATRON kepada Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan di Hongkong sampai dengan saat ini.

73

e. Bahwa tiba – tiba tanpa sepengetahuan dari saksi Yosef Lengkong, ataupun saksi Hengky Lengkong, selaku pewaris dari Yosef Lengkong, maka terhadap sertifikat nomor : 55/katangka Gambar Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus atas nama Edward Litoy, telah terjadi penggantian sertifikat hak milik yaitu menjadi Sertifikat Hak Milik nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang – pandang/2009 tanggal 8 Oktober 2009 atas nama Edward Litoy.

f. Bahwa adapun tentang laporan kehilangan barang tanggal 7 Mei 2009 yang dibuat atas permintaan terdakwa kepada petugas kepolosian, disebutkan bahwa Sertifikat Hak Milik nomor : 55/Katangka Gambar Situasi Nomor 198/76 tanggal 20 Agustus 19765 hilang/tercecer di perjalanan dari Kota Makassar ke Mamuju atau masih dalam wilayah Hukum Polresta Makassar Timur pada tanggal 7 November 207, padahal sesuai dengan keterangan dari saksi Muh. Nur fajar Infasyah SH, selaku pegawai pada kantor BPN Kab. Gowa menerangkan bahwa sesuai dengan warkah Sertifikat Hak Milik nomor : 55/Katangka Gambar Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 terdapat data yaitu Akte Hipotik nomor : 252/VIII/1982 tanggal 2 Agustus 1982, surat permohonan Roya dari Edward Litoy kepada Leader Ship STANDBRIDGE Limited Hongkong tanggal 31 Mei 2009, dan surat keterangan Roya dari Standbridge Limited Hongkong nomor : 26 tanggal 6 Oktober 2009 yang ditujukan kepada BPN Kab. Gowa, maka diperoleh fakta hukum bahwa : Surat Laporan Kehilangan Barang No. Pol : LKB/1020/V/2009/SPK tanggal 7 Mei 2009 atas nama Edward Litoy tersebut adalah tidak benar oleh karena itu barang yang hilang sebagaimana dimaksud dalam laporan kehilangan barang tersebut diatas yaitu Sertifikat Hak Milik nomor : 55/Katangka Gambar Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 tidak hilang di tanggal 7 November 2007 melainkan pada tanggal tersebut (7 November 2007) sertifikat tanah tersebut masih menjadi objek Hipotik/hak tanggungan pada Standbridge Limited Hongkong.

2. Tentang kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan nomor induk kependudukan (NIK) 7371132910590003 tempat lahir Makassar, tanggal 29 Oktober 1959, laki – laki, kawin, nama Ibu Kandung Nanni nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13 No. 21 RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari Kec. Rappocini Kota Makassar. - Bahwa Berdasarkan keterangan saksi Hengky Lengkong, saksi Shirlie

Litoy, saksi Welly, Farida dan saksi Helmi Shaleh dan di dukung dengan barang bukti berupa dokumen Akte kelahiran atas nama Marwah lahir di Palopo tanggal 27 September 1976, yang dikeluarkan oleh kantor pencatatan sipil/pegawai luar biasa pencatatan sipil Kota

74

Palopo tanggal 30 Mei 1988, Akte kelahiran atas nama Lindawati lahir di Palopo tanggal 12 Aprli 1982, yang dikeluarkan oleh kantor pencatatan sipil/pegawai luar biasa pencatatan sipil Kota Palopo tanggal 30 Mei 1988, ditemukan fakta sebagai berikut : a. Kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan Nomor

Induk Kependudukan (NIK) 7371132910590003 tampat lahir Makassar, tanggal 29 oktober 1959, laki –laki, kawin, nama Ibu kandung Nanni nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13 No.21 RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari Kec. Rappocini Kota Makassar Memiliki Kesamaan dengan KTP atas nama M. Ridwan Tenriala dengan nomor kartu keluarga 7371100908001127 alamat Jl. Sultan Alauddin 2 Lr.2 No.25 Makassar dalam hal nama istri dan tempat tanggal lahir, yaitu istri atas nama Nurhayati dengan tempat tanggal lahir yang sama pula yaitu Ujung Pandang 31 Desember 1961.

b. Kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) 7371132910590003 tempat lahir Makassar, tanggal 29 Oktober 1959, laki – laki, kawin, nama Ibu kandung Nanni nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13 no.21 RT.004 RW.006 Kel. Gunung sari Kec. Rappocini Kota Makassar tersebut sebagaimana diatas, digunakan oleh terdakwa untuk membuat surat pernyataan dibawah sumpah di hadapan kepala kantor BPN Kab. Gowa tanggal 29 Mei 2009 atas nama Edward Litoy nomor KTP 7371132910590003 yang pada pokoknya menerangkan bahwa benar yang bersangkutan adalah pemilik tanah yang sah, tanah mana adalah tanah yang terdapat pada sertifikat nomor : 55/Katangka, dimana sertifikat tersebut pada saat itu benar hilang atau yang bersangkutan tidak menyimpan dan tidak mengetahui keberadaanya dan membuat permohonan pernerbitan sertifikat penggati oleh terdakwa kepada kantor BPN Kab. Gowa.

c. Bahwa sesuai dengan Keterangan saksi Farida, dan saksi Welly serta didukung dengan dokumen Akte kelahiran atas nama Marwah lahir di Polopo tanggal 27 September 1976, yang dikeluarkan oleh kantor pencatatan sipil/pegawai luar biasa pencatatan sipil Kota Palopo tanggal 30 Mei 1988 maka berdasarkan hal tersebut diatas, maka nama sebenarnya dari terdakwa adalah M. Ridwan Tenriala alias Wempi.

d. Bahwa kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) 7371132910590003 tempat lahir Makassar, tanggal 29 Oktober 1959, laki – laki, kawin, nama Ibu kandung Nanni nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13 No.21 RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari

75

Kec. Rappocini Kota Makassar tersebut sebagaimana diatas, digunakan oleh terdakwa untuk membuat surat pernyataan dibawah sumpah di hadapan Kepala kantor BPN Kab. Gowa tanggal 29 Mei 2009, selain itu KTP tersebut digunakan pula oleh terdakwa untuk mengajukan permohonan penerbitan sertifikat pengganti oleh terdakwa kepada kantor BPN Kab. Gowa, agar seolah – olah terdakwa adalah benar merupakan seseorang yang bernama Edward Litoy, padahal Edward Litoy yang sebenarnya/asli adalah Edward Litoy dengan identitas sebagai berikut : Lahir di Ujung Pandang, Agustus 1941, Ayah Liem Kim Sui, Ibu Hyo Gio Kie, Katholik, swasta, pendidikan mahasiswa Unhas teknik, istri Elisabeth Litoy, menikah tahun 1966 memiliki 4 (empat) orang anak yaitu : Shirlie Ratna Litoy, Mari Djuwita Litoy, Nelli Fatmawaty Litoy, Paulus Santosa Litoy, merupakan mantan karyawan Yosef Lengkong dan dipercayai oleh Yosef Lengkong untuk bertindak untuk atas nama Yosef Lengkong membeli tanah sebagaimana sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976, Edward Litoy telah pula menyerahkan/mengembalikan tanah kepada saksi Yosef Lengkong sesuai surat pernyataan dihadapan Notaris PPAT Brillioan Thioris, SH, nomor : 517/L/2004 tanggal 10 April 2004 dan seluruh Edward Litoy bertanda tangan di atas surat tersebut (salah satu anak kandung Edward Litoy adalah saksi atas nama Sherlie Ratna Litoy, SE, AK).

Menimbang, bahwa dengan demikian telah dapat di buktikan perihal “surat palsu atau surat yang dipalsukan seolah – olah surat itu asli dan tidak dipalsukan”, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan membuktikan unsure “memakai” surat palsu tersebut.

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Hengky Lengkong,

serta saksi Muh.Nur Fajar Infasyah, SH, dan keterangan terdakwa di depan persidangan serta di dukung dengan barang bukti berupa dokumen yaitu foto copy perikatan Jual beli Nomor : 129 tanggal 13 Oktober 2009 di depan Notaris Anastasia Dian Christianti yaitu Edward Litoy selaku penjual sebidang tanah sebagaimana SHM nomor : 971/Somba Opu kepada Yusnani Tajuddin dan bukti dokumen yaitu berupa foto copy sertifikat hak milik nomor : 971/Pandang – pandang atas nama pemilik Edward Litoy terungkap fakta Hukum sebagai berikut : 1. Bahwa berawal pada tahun 1976 saat saksi yang bernama Edward Litoy

bertindak untuk dan atas nama Yosef Lengkong untuk membeli sebidang tanah yang terletak di Jl. Dg. Tata Kel. Katangka Kec. Somba Opu Kab. Gowa dengan luas sekitar 3.083 M2 (tiga ribu delapan puluh tiga meter

76

persegi) dari seseorang yang bernama Haji Tjulla Dg. Bombong sesuai akte jual beli nomor : 68/1976 tanggal 23 Agustus 1976, dimana pada ssat itu Haji Tjulla Dg. Bombong selaku penjual dan saksi Edward Litoy selaku Pembeli, bahwa selanjutnya terbitlah sertifikat hak milik di atas tanah tersebut yaitu sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka atas nama Edward Litoy gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976.

2. Bahwa adapun saksi Edward Litoy dapat bertindak untuk dan atas nama saksi Yosef Lengkong adalah oleh karena saat itu pembelian tanah tersebut pada tahun 1976, saksi Yosef Lengkong belum memiliki kewarganegaraan Indonesia, sehingga menyebabkan saksi Yosef Lengkong belum bisa menggunakan namanya sendiri untuk memiliki tanah tersebut, dan atas tujuan tersebut, maka saksi Yosef Lengkong menunjuk saksi Edward Litoy saat itu adalah karyawannya untuk bertindak untuk dana atas nama Yosef Lengkong dalam hal pembelian tanah sebagaimana dimaksud diatas.

3. Bahwa setelah membeli tanah tersebut, saksi Yosef Lengkong menguasai tanah tersebut dengan cara membuat bangunan berupa gedung untuk penyimpanan besi tua dimana gedung tersebut ditempati pula oleh anak dari saksi Yosef Lengkong yaitu saksi Hengky Lengkong.

4. Adapun sertifikat nomor : 55/Katangka atas nama Edward Litoy Gambar Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976, pada tanggal 2 Agustus 1982 oleh saksi Yosef Lengkong telah dijaminkan di Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan di Hongkong sebagaimana Akte Hipotik no. 252/VII/1982 tanggal 2 Agustus 1982 antara PT. SAMAYA dan CV. HITATRON kepada Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan di Hongkong sampai dengan saat ini.

5. Bahwa tiba – tiba tanpa sepengetahuan dari saksi Yosef Lengkong, ataupun saksi Hengky Lengkong selaku pewaris dari saksi Yosef Lengkong, maka terhadap sertifikat nomor : 55/Katangka Gambar Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus atas nama Edward Litoy, telah terjadi penggantian sertifikat hak milik yaitu menjadi Sertifikat Hak Milik Nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang – pandang /2009 tanggal 8 Oktober 2009 atas nama Edward Litoy.

6. Bahwa adapun tentang laporan kehilangan barang tanggal 7 Mei 2009 yang dibuat atas permintaan terdakwa kepada petugas Kepolisian, disebutkan bahwa sertifikat hak milik nomor 55/Katangka gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 hilang/tercecer di perjalanan dari Kota Makassar ke Mamuju atau masih dalam wilayah Hukum Polresta Makassar Timur pada tanggal 7 November 2007, padahal sesuai dengan keterangan dari saksi Muh. Nur Fajar Infasyah, SH selaku pegawai pada kantor BPN Kab. Gowa menerangkan bahwa sesuai dengan warkah sertifikat hak milk nomor 55/Katangka Gambar Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 terdapat data yaitu Akte Hipotik nomor :

77

252/VIII/1982 tanggal 2 Agustus 1982, surat permohonan Roya dari Edward Litoy kepada Leadership standbridge limited hongkong tanggal 31 Mei 2009, dan surat keterangan Roya dari Standbridge Limited Hongkong nomor : 26 tanggal 6 Oktober 2009 yang ditujukan kepada kantor BPN Kab. Gowa, maka diperoleh fakta hukum bahwa : Surat laporan kehilangan barang No. Pol : LKB/1020/V/2009/SPK tanggal 7 Mei 2009 atas nama Edward Litoy tersebut adalah tidak benar oleh karena barang yang hilang sebagaimana dimaksud dalam laporan kehilangan barang tersebut diatas yaitu Sertifikat Hak Milik Nomor : 55/Katangka Gambar Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 tidak hilang di tanggal 7 November 2007 melainkan pada tanggal tersebut (7 November 2007) sertifikat tanah tersebut masih menjadi objek Hipotik/hak tanggungan pada Standbridge Limited Hongkong.

7. Adapun perubahan sertifikat hak milik dari nomor : 55/KAtangka gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 atas nama Edward Litoy menjadi Sertifikat Hak Milik nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang – pandang tanggal 8 Oktober 2009 atas nama Edward Litoy adalah oleh karena adanya terdakwa Edward Litoy alias Ridwan telah mengajukan permohonan untuk penerbitan sertifikat penggantian kepada kantor BPN Kab. Gowa.

8. Permohonan penerbitan sertifikat penggnati oleh terdakwa kepada kantor BPN Kab. Gowa tersebut diajukan dengan melampirkan beberapa dokumen yang diantaranya adalah sebagai berikut : a. Surat laporan kehilangan barang No. Pol : LKB/1020/V/2009/SPK

tanggal & mei 2009 atas nama Edward Litoy, yang pada pokoknya menerangkan bahwaa benar sertifikat tanah asli nomor : 55 tahun 1976 atas nama Edward Litoy luas 3.038 M2 lokasi Katangka Kec. Somba Opu Kab. Gowa dan barang atau surat tersebut hilang/tercecer di perjalanan dari Kota Makassar menuju Kota Mamuju pada tanggal 7 November 2007.

b. Surat pernyataan dibawah sumpah di hadapan kepala kantor BPN Kab. Gowa tanggal 29 Mei 2009 atas nama Edward Litoy nomor KTP 7371132910590003 yang pada pokoknya menerangkan bahwa benar yang bersangkutan adalah pemilik tanah yang sah, tanah mana adalah tanah yang terdapat pada sertifikat nomor : 55/Katangka, dimana sertifikat tersebut pada saat itu benar hilang atau yang bersangkutan tidak menyimpan dan tidak mengetahui keberadaannya.

c. Surat permohonan sertifikat hilang atas nama Edward Litoy, umur 50 tahun, Makassar, 29 Oktober 1959, Wiraswasta, nomor KTP 7371132910590003, BTN. Minasa Upa Blok G.13 no.21 Makassar tanggal 29 Mei 2009.

d. Pengumuman pada surat kabar Tribun Timur edisi tanggal 19 Juni 2009.

78

9. Adapun kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) 7371132910590003 tempat lahir Makassar, tanggal 29 Oktober 1959, laki – laki, kawin, nama Ibu kandung Nanni nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13 NO.21 RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari Kec. Rappocini Kota Makassar memiliki Kesamaan keluarga 7371100908001127 alamat Jl. Sultan Alauddin 2 Lr.2 No.25 Makassar dalam hal nama istri dan tempat tanggal lahir, yaitu istri atas nama Nurhayati dengan tempat tanggal lahir yang sama pula yaitu Ujung Pandang 31 DEsember 1961.

10. Kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) 7371132910590003 tempat lahir Makassar, tanggal 29 Oktober 1959, laki – laki, kawin, nama Ibu Kandung Nanni nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13 No.21 RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari Kec. Rappocini Kota Makassar tersebut sebagaiman diatas, digunakan oleh terdakwa untuk membuat surat pernyataan dibawah sumpah di hadapan Kepala kantor BPN Kab. Gowa tanggal 29 Mei 2009 atas nama Edward Litoy nomor KTP 7371132910590003 yang pada pokoknya menerangkan bahwa benar yang bersangkutan adalah pemilik tanah yang sah, tanah mana adalah tanah yang terdapat pada serifikat nomor : 55/Katangka, dimana sertifikat tersebut pada saat itu benar hilang atau yang bersangkutan tidak menyimpan dan tidak mengetahui keberadaannya dan digunakan pula oleh terdakwa untuk membuat permohonan penerbitan sertifikat pengganti oleh terdakwa kepada kantor BPN Kab. Gowa sertifikat pengganti nama adalah Sertifikat Hak Milik Nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang – pandang/2009 tanggal 8 Oktober 2009 atas nama Edward Litoy dan oleh terdakwa sertifikat tersebut telah terjadi perubahan kepada seseorang yang bernama Hajjah Yusnaeni Tajuddin berdasarkan Akte Jual Beli Nomor : 85/2010 tanggal 5 Februari 2010 yang dibuat oleh PPAT Anastasia Dian Christianti dimana terdakwa bertindak selaku penjual dan Hajjah Yusnaeni Tajuddin bertindak selaku pembeli tanah.

Bahwa berdasarkan uraian – uraian tersebut diatas maka “Unsur ke 2 yaitu dengan sengaja memakai surat palsu atau surat yang dipalsukan seolah – olah asli dan tidak dipalsukan” telah terbukti secara sah dan menyakinkan menurut hukum.

Ad.3 Unsur Kalau Pemakaian itu Mendatangkan Kerugian

Bahwa berdasarkan keterangan saksi Hengky Lengkong, serta saksi Muh. Nur Fajar Infasyah, SH, dan keterangan terdakwa di depan persidangan serta didukung barang bukti berupa dokumen yaitu foto copy perikatan Jual Beli Nomor : 129 tanggal 13 Oktober 2009 di depan Notaris Anastasia Dian

79

Christianti yaitu antara Edward Litoy sebagaiman SHM nomor : 971/Somba Opu kepada Yusnani Tajuddin dan bukti dokumen yaitu berupa foto copy sertifikat Hak Milik Nomor : 971/Pandang – pandang atas nama pemilik Edward Litoy terungkap fakta hukum sebagai berikut. 1. Serta adanya surat laporan kehilangan barang No. Pol :

LKB/102/V/2009/SPK tanggal 7 Mei 2009 atas nama Edward Litoy yang isinya tidak benar sebagaiman uraian diatas serta kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan Nomor Induk kependudukan (NIK) 7371132910590003 tempat lahir Makassar, tanggal 29 Oktober 1959, laki - laki, kawin, Ibu kandung Nanni nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13 No.21 kel. Gunung Sari Kec. Rappocini Kota Makassar tersebut sebagaimana diatas, digunakan oleh terdakwa untuk membuat surat pernyataan di bawah sumpah di hadapan Kepala kantor BPN Kab. Gowa tanggal 9 Mei 2009, selain itu KTP trsebut digunakan pula oleh terdakwa untuk mengajukan permohonan penerbitan sertifikat pengganti oleh terdakwa kepada kantor BPN Kab. Gowa tanggal 29 Mei 2009 selain itu KTP tersebut digunakan pula oleh terdakwa untuk mengajukan permohonan penerbitan sertifikat pengganti oleh terdakwa kepada kantor BPN Kab. Gowa, agar seolah – olah terdakwa adalah benar merupakan seorang yang bernama Edward Litoy padahal Edward Litoy yang sebenarnya/asli adalah Edward Litoy dengan identitas sebagai berikut : Lahir di Ujung Pandang, 8 Agustus 1941, Ayah Liem Kim Sui, Ibu Hyo Gio Kie, Katholik, swasta, pendidikan mahasiswa Unhas teknik, Istri Elisabeth Litoy menikah tahun 1996 memiliki 4 (empat) orang anak yaitu : Shierli Ratna Litoy, Mari Djuwita Litoy, Nelli Fatmawati Litoy, Paulus santosa Litoy sehingga atas dasar tersebut maka terdakwa mengajukan permohonan penggatian Sertifikat Hak Milik nomor : 55/Katangka ke kantor BPN Kab. Gowa, dan oleh kantor BPN Kab. Gowa Permohonan terdakwa tersebut di penuhi dengan adanya penerbitan Sertifikat Hak Milik Nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang – pandang/2009 tanggal 8 Oktober 2009 atas nama Edward Litoy.

2. Bahwa selanjutnya terdakwa maka sebidang tanah sebagaimana dimaksud Sertifikat Hak Milik Nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang – pandang/2009 tanggal 8 Oktober 2009 tersebut telah dijual kepada Hajjah Yusnaeni Tajuddin berdasarkan Akte Jual Beli Nomor : 85/2010 tanggal 5 Februari 2010 yang dibuat oleh PPAT Anastasia Dian Chritianti dimana terdakwa bertindak selaku penjual dan Hajjah Yusnaeni selaku pembeli tanah dengan harga yang di sepakati yaitu Rp.1.200.000.000,- (satu milyar dua ratus juta rupiah) atau setidak – tidaknya sekitar jumlah begitu

3. Bahwa akibat dari perbuatan sebagaimana tersebut diatas maka saksi Yosef Lengkong maupun saksi Hengky Lengkong sebagai ahli waris dari saksi Yosef Lengkong mengalami kerugian senilai dengan harga tersebut

80

diatas dikalikan dengan luas tanah yang terdapat pada sertifikat hak milik nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang – pandang/2009 tanggal 8 Oktober 2009 yaitu seluas 3.083 M2 atau setidak – tidaknya kerugian mana yang di derita oleh saksi Yosef Lengkong maupun saksi Hengky Lengkong sebagai ahli waris dari Yosef Lengkong yaitu berupa hilangnya hak atas penguasaan tanah sebagaimana terdapat sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 yang atas perbuatan terdakwa telah berubah menjadi Sertifikat Hak Milik Nomor : 971/Pandang – pandang berubah menjadi sertifikat hak milik nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang – pandang tanggal 8 Oktober 2009 yang saat ini di jual kepada pihak Hajjah Yusnaeni Tajuddin berdasarkan Akte Jual Beli Nomor : 85/2010 tanggal 5 Februari 2010.

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian – uraian tersebut diatas, maka

unsur : “Unsur kalau penggunaan surat mendatang kerugian telah terbukti secara sah dan menyakinkan :

Menimbang, bahwa penutut umum dalam dakwaannya telah

mendakwa terdakwa dengan dakwaan alternatif. Sehingga oleh karena itu

pembelaan penasihat hukum terdakwa yang memohon supaya terdakwa

dibebaskan dalam perkara ini haruslah dinyatakan ditolak karena tidak

beralasan;

Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan jaksa penuntut umum

alternatif kesatu telah terbukti maka oleh karena itu dakwaan alternatif

berikutnya tidak perlu di pertimbangkan lagi, dan terhadap perbuatan

terdakwa yang terbukti secara sah dan menyakinkan tersebut haruslah

dinyatakan sebagai tindak pidana “menggunakan surat palsu” sebagaimana

ketentuan pasal 263 ayat (2) KUHP;

Menimbang, bahwa oleh karena bahwa oleh karena pada diri terdakwa

tidak ditemukan adanya alasan-alasan baik alasan pemaaf maupun alasan

pembenar yang dapat menghapus sifat melawan hukum dari perbuatannya

tersebut, maka oleh karena itu kepada terdakwa tersebut haruslah dijatuhi

hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana penjara, lebih

dahulu akan dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang

meringankan sebagai berikut:

81

Hal-hal yang memberatkan

Bahwa terdakwa tidak mengakui perbuatannya dan tidak berbelit-belit;

Bahwa akibat perbuatannya terdakwa saksi Hengky Lengkong kehilangan

hak atas tanah peninggalan orang tuanya ;

Hal-hal yang meringankan

bahwa terdakwa telah berusia lanjut :

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa berada dalam tahanan

maka lamanya terdakwa berada dalam tahanan akan dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan dan terdakwa tersebut dinyatakan

tetap berada dalam tahanan;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan kebenaran dari surat dakwaannya

tersebut Jaksa penuntut umum di persidangan telah mengajukan barang

bukti :

1. 1 (satu) lembar foto copy surat laporan kehilangan barang No. Pol. LKB/1020/2009/SPK tanggal 7 Mei 2009;

2. 1 (satu) lembar surat formulir permohonan Kartu Tanda Penduduk (KTP) No. GA033235 tanggal 9 Oktober 2007 atas nama Edward Litoy No. KK73771132112950069 Kel. Gunung Sari;

3. 1 (satu) lembar Akte kelahiran atas nama Marwah lahir di Palopo tanggal 27 September 1976, yang dikeluarkan oleh kantor pencatatan sipil/pegawai luar biasa pencatatan sipil Kota Palopo tanggal 30 Mei 1988;

4. 1 (satu) lembar Akte kelahiran atas nama Lindawati lahir di Palopo tanggal 12 April 1982, yang di keluarkan oleh kantor pencatatan sipil/pegawai luar biasa pencatatan sipil Kota Palopo tanggal 30 Mei 1988;

5. Surat biodata penduduk warga Negara Indonesia NIK. 737113291059003 atas nama Edward Litoy ;

6. Surat biodata penduduk warga Negara Indonesia NIK. 737113711261032 atas nama Nurhayati ;

7. Surat biodata penduduk warga Negara Indonesia NIK. 7371092909050001 atas nama Edward Litoy ;

8. Foto copy akte jual beli No. 68 tahun 1978 tanggal 23 Agustus 1976 antara Hj Tjulla Dg. Bombong selaku penjual dan Edward Litoy selaku pembeli ;

9. 9. Foto copy Sertifikat Hak Milik Nomor. 55/Katangka Gambar Situasi Nomor. 198 tahun 1976 kantor Sub. Direktorat Agraria Kab. Gowa;

82

10. Foto copy akte legalisasi No. 520/L/2004 tanggal 12 April 2004 tentang penyerahan hak dibawah kekuasaan dan pengurusan dari kantor Notaris Brillian Thioris, S.H.

11. Foto copy Akte legalisasi No. 517/L/2004 tanggal 10 April 2004 tentang pernyataan persutujuan dari kantor Notaris Brillian Thioris, S.H.

12. Foto copy Akte pernyataan No. 01 tanggal 14 Desember 2010 tentang pernyataan dari kantor Notaris Drs. Sinta Ramli, S.H., Mkn ;

13. Foto copy perikatan jual beli No. 129 tanggal 13 Oktober 2009 di depan Notaris Anastasia Dian Christianti yaitu antara Edward Litoy selaku penjual sebidang tanah sebagaimana SHM No. 971/Somba Opu kepada Yusnani Tajuddin;

14. Foto copy sertifikat hak milik No. 971/Pandang-pandang atas nama pemilik Edward Litoy;

15. Foto copy Akte Hipotik No. 252/VIII/1982 tanggal 2 Agustus 1982 tetap terlampir dalam berkas perkara;

Sedangkan barang bukti berupa : 16. Catatan Sipil (Tiong Hoa) Makassar berupa Akte kelahiran No. 1292,

Makassar tanggal 12 Oktober 1952 terhadap seseorang yang bernama Siong Leng;

17. Kartu keluarga No. 7371091604991193 milik sanksi Shierli Ratna Litoy, S.E, AK dimana didalam kartu keluarga tersebut disebutkan nama Ayah kandung dari saksi adalah Edward litoy dikeluarkan di Makassar tanggal 15 Juli 2007;

18. Kartu keluarga No. 7371092909050001 milik Ayah kandung saksi yaitu Edward Litoy dimana di dalam kartu keluarga tersebut Ayah kandung memiliki orang tua yaitu Ayah atas nama Lie Kiem Soel dan Ibu kandung atas nama Kwee Eng An, dikeluarkan di Makassar tangga 7 Oktober 2005;

19. Kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan NIK : 7371090808410001, Ujung pandang, 8 Agustus 1941, laki-laki Golongan darah AB, Komp.Chrisyant Blok/10 Kel. Pandang, Makassar, Katholik, kawin, perdagangan Indonesia;

20. Kartu tanda penduduk atas nama Shirlie Ratna Litoy, SE, AK, NIK/NIKs 7371096 909670004, Ujung Pandang, 29 September 1967, Perempuan Golongan Darah B, Komp. Azalea a/1 Makassar, Katholik, kawin, mengurus rumah tangga Indonesia;

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dinyatakan terbukti

bersalah, maka terdakwa tersebut haruslah dibebani untuk membayar

ongkos perkara;

83

2. Analisis Penulis

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam pemeriksaan

persidangan dikaitkan dengan pembuktian unsur dakwaan, maka menurut

Jaksa Penuntut Umum dakwaan pertama yang didakwakan kepada terdakwa

tersebut dinyatakan terbukti, yaitu melanggar Pasal 263 ayat (2) pemalsuan

surat. Adapun penjelasan unsur-unsurnya yaitu :

- Ad. 1 Unsur barang siapa

Bahwa yang dimaksud dengan unsur “barang siapa” dalam hal ini

ialah setiap orang pelaku dari suatu tindak pidana yang kepadanya dapat

dipertanggungjawabkan segala akibat dari perbuatannya tersebut ;

Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa dalam perkara ini,

sebagaimana fakta yang terungkap di persidangan ialah terdakwa Edward

Litoy alias Ridwan, dengan segala identitasnya sebagaimana tertera dalam

surat dakwaan Jaksa penuntut umum dan oleh karena terdakwa Edward

Litoy alias Ridwan tersebut adalah orang yang dapat dimintakan

pertanggungjawaban terhadap perbuatannya dalam perkara ini, maka oleh

karena itu unsur barang siapa dalam hal ini dianggap telah terbukti.

- Ad. 2 Unsur Dengan Sengaja Memakai Surat Palsu Atau Surat Yang

Dipalsukan Seolah-olah Surat Itu Asli Dan Tidak Dipalsukan :

84

Bahwa yang dimaksud dengan sengaja dalam hal ini adalah

mengetahui atau menginsafi akan adanya akibat dari suatu perbuatan,

bahwa sebelum kami membuktikan unsure memakai surat palsu atau surat

yang dipalsukan seolah – olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, maka

terlebih dahulu kami akan membuktikan bahwa terdapat surat palsu yang

diajukan dalam perkara ini, adapun surat palsu itu adalah berupa :

1. Surat laporan kehilangan barang No. Pol : LKB/1020/V/2009/SPK tanggal

7 Mei 2009 atas nama Edward Litoy, yang pada pokoknya menerangkan

bahwa benar sertifikat tanah asli nomor : 55 tahun 1976 atas nama

Edward Litoy luas 3.038 M2 lokasi Katangka Kec. Somba Opu Kab. Gowa

dan barang atau surat tersebut hilang/tercecer diperjalanan dari kota

Makassar menuju kota Mamuju pada tanggal 7 November 2007

2. Kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan Nomor Induk

Penduduk (NIK) 7371132910590003 tempat lahir Makassar, tanggal 9

Oktober 1959, laki – laki, Kawin, Nama Ibu kandung Nanni nama lengkap

ayah Yong Jaundri alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13 No.21 RT.004

RW.006 Kel. Gunung Sari Kec. Rappocini Kota Makassar.

Bahwa adapun alasan Majelis Hakim berkesimpulan bahwa surat

tersebut adalah palsu, adalah disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Tentang surat laporan kehilangan barang No. Pol : LKB/1020/V/2009/SPK

tanggal 7 Mei 2009 atas nama Edward Litoy, yang pada ptanah asli

85

nomor pokoknya menerangkan bahwa benar sertifikat tanah asli no. 55

tahun 1976 atas nama Edward Litoy luas 3.038 M2 lokasi Katangka Kec.

Somba Opu Kab. Gowa dan barang atau surat tersebut hilang/tercecer di

perjalanan dari kota Makassar menuju Kota Mamuju pada tanggal 7

November 2007.

- Bahwa berdasarkan keterangan saksi Hengki Lengkong, saksi Shirlie

Litoy, Serta saksi Muh. Nur Fajar Infasyah, SH di dukung dengan

barang bukti berupa dokumen Akte Hipotik nomor : 252/VIII/1982

tanggal 2 Agustus 1982 ditemukan fakta sebagai berikut :

a. Bahwa berawal pada tahun 1976 saat saksi yang bernama Edward

Litoy bertindak untuk dan atas nama saksi Yosef Lengkong untuk

membeli sebidang tanah yang terletak di Jl. Dg. Tata Kel. Katangka

Kec. Somba Opu Kab. Gowa dengan luas 3.083 M2 (tiga ribu

delapan puluh tiga meter persegi) dari seseorang yang bernama

Haji Tjulla Dg. Bombong sesuai dengan Akte Jual Beli nomor :

68/1976 tanggal 23 Agustus 1976, dimana pada saat itu Tjulla Dg.

Bombong selaku penjual dan saksi Edward Litoy selaku pembeli,

bahwa selanjutnya terbitlah Sertifikat Hak Milik di atas tanah

tersebut yaitu sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka atas nama

Edward Litoy gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus

1976.

86

b. Bahwa adapun saksi Edward Litoy dapat bertindak untuk dan atas

nama saksi Yosef Lengkong adalah oleh karena saat pembelian

tanah tersebut pada tahun 1976, saksi Yosef Lengkong belum

memiliki kewarganegaraan Indonesia, sehingga menyebabkan

saksi Yosef Lengkong belum bisa menggunakan namanya sendiri

un tuk memiliki tanah tersebut, dan atas tujuan tersebut, maka

saksi Yosef Lengkong menunjuk saksi Edward Litoy yang saat itu

adalah karyawannya untuk bertindak untuk dan atas nama Yosef

Lengkong dalam hal pembelian tanah sebagaimana dimaksud

diatas.

c. Bahwa setelah membeli tanah tersebut, saksi Yosef Lengkong

menguasai tanah tersebut dengan cara membuat bangunan

berupa gedung penyimpanan besi tua dimana gedung tersebut di

tempati pula oleh anak dari saksi Yosef Lengkong yaitu saksi

Hengky Lengkong.

d. Adapun sertifikat nomor : 55/katangka atas nama Edward Litoy

gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 pada

tanggal 2 Agustus 1982 oleh saksi Yosef Lengkong telah

dijaminkan di Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan

di Hongkong sebagaimana Akte Hipotik no. 252/VIII/1982 tanggal 2

Agustus 1982 antara PT. SAYAMA dan CV. HITATRON kepada

87

Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan di Hongkong

sampai dengan saat ini.

e. Bahwa tiba – tiba tanpa sepengetahuan dari saksi Yosef Lengkong,

ataupun saksi Hengky Lengkong, selaku pewaris dari Yosef

Lengkong, maka terhadap sertifikat nomor : 55/katangka Gambar

Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus atas nama Edward

Litoy, telah terjadi penggantian sertifikat hak milik yaitu menjadi

Sertifikat Hak Milik nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur

nomor : 00557/Pandang – pandang/2009 tanggal 8 Oktober 2009

atas nama Edward Litoy.

f. Bahwa adapun tentang laporan kehilangan barang tanggal 7 Mei

2009 yang dibuat atas permintaan terdakwa kepada petugas

kepolosian, disebutkan bahwa Sertifikat Hak Milik nomor :

55/Katangka Gambar Situasi Nomor 198/76 tanggal 20 Agustus

19765 hilang/tercecer di perjalanan dari Kota Makassar ke Mamuju

atau masih dalam wilayah Hukum Polresta Makassar Timur pada

tanggal 7 November 207, padahal sesuai dengan keterangan dari

saksi Muh. Nur fajar Infasyah SH, selaku pegawai pada kantor BPN

Kab. Gowa menerangkan bahwa sesuai dengan warkah Sertifikat

Hak Milik nomor : 55/Katangka Gambar Situasi Nomor : 198/76

tanggal 20 Agustus 1976 terdapat data yaitu Akte Hipotik nomor :

252/VIII/1982 tanggal 2 Agustus 1982, surat permohonan Roya

88

dari Edward Litoy kepada Leader Ship STANDBRIDGE Limited

Hongkong tanggal 31 Mei 2009, dan surat keterangan Roya dari

Standbridge Limited Hongkong nomor : 26 tanggal 6 Oktober 2009

yang ditujukan kepada BPN Kab. Gowa, maka diperoleh fakta

hukum bahwa : Surat Laporan Kehilangan Barang No. Pol :

LKB/1020/V/2009/SPK tanggal 7 Mei 2009 atas nama Edward Litoy

tersebut adalah tidak benar oleh karena itu barang yang hilang

sebagaimana dimaksud dalam laporan kehilangan barang tersebut

diatas yaitu Sertifikat Hak Milik nomor : 55/Katangka Gambar

Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 tidak hilang di

tanggal 7 November 2007 melainkan pada tanggal tersebut (7

November 2007) sertifikat tanah tersebut masih menjadi objek

Hipotik/hak tanggungan pada Standbridge Limited Hongkong.

2. Tentang kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan nomor

induk kependudukan (NIK) 7371132910590003 tempat lahir Makassar,

tanggal 29 Oktober 1959, laki – laki, kawin, nama Ibu Kandung Nanni

nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13 No.

21 RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari Kec. Rappocini Kota Makassar.

- Bahwa Berdasarkan keterangan saksi Hengky Lengkong, saksi Shirlie

Litoy, saksi Welly, Farida dan saksi Helmi Shaleh dan di dukung

dengan barang bukti berupa dokumen Akte kelahiran atas nama

Marwah lahir di Palopo tanggal 27 September 1976, yang dikeluarkan

89

oleh kantor pencatatan sipil/pegawai luar biasa pencatatan sipil Kota

Palopo tanggal 30 Mei 1988, Akte kelahiran atas nama Lindawati lahir

di Palopo tanggal 12 Aprli 1982, yang dikeluarkan oleh kantor

pencatatan sipil/pegawai luar biasa pencatatan sipil Kota Palopo

tanggal 30 Mei 1988, ditemukan fakta sebagai berikut :

a. Kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan Nomor

Induk Kependudukan (NIK) 7371132910590003 tampat lahir

Makassar, tanggal 29 oktober 1959, laki –laki, kawin, nama Ibu

kandung Nanni nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN.

Minasa Upa Blok G.13 No.21 RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari

Kec. Rappocini Kota Makassar Memiliki Kesamaan dengan KTP

atas nama M. Ridwan Tenriala dengan nomor kartu keluarga

7371100908001127 alamat Jl. Sultan Alauddin 2 Lr.2 No.25

Makassar dalam hal nama istri dan tempat tanggal lahir, yaitu istri

atas nama Nurhayati dengan tempat tanggal lahir yang sama pula

yaitu Ujung Pandang 31 Desember 1961.

b. Kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan Nomor

Induk Kependudukan (NIK) 7371132910590003 tempat lahir

Makassar, tanggal 29 Oktober 1959, laki – laki, kawin, nama Ibu

kandung Nanni nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN.

Minasa Upa Blok G.13 no.21 RT.004 RW.006 Kel. Gunung sari

Kec. Rappocini Kota Makassar tersebut sebagaimana diatas,

90

digunakan oleh terdakwa untuk membuat surat pernyataan

dibawah sumpah di hadapan kepala kantor BPN Kab. Gowa

tanggal 29 Mei 2009 atas nama Edward Litoy nomor KTP

7371132910590003 yang pada pokoknya menerangkan bahwa

benar yang bersangkutan adalah pemilik tanah yang sah, tanah

mana adalah tanah yang terdapat pada sertifikat nomor :

55/Katangka, dimana sertifikat tersebut pada saat itu benar hilang

atau yang bersangkutan tidak menyimpan dan tidak mengetahui

keberadaanya dan membuat permohonan pernerbitan sertifikat

penggati oleh terdakwa kepada kantor BPN Kab. Gowa.

c. Bahwa sesuai dengan Keterangan saksi Farida, dan saksi Welly

serta didukung dengan dokumen Akte kelahiran atas nama

Marwah lahir di Polopo tanggal 27 September 1976, yang

dikeluarkan oleh kantor pencatatan sipil/pegawai luar biasa

pencatatan sipil Kota Palopo tanggal 30 Mei 1988 maka

berdasarkan hal tersebut diatas, maka nama sebenarnya dari

terdakwa adalah M. Ridwan Tenriala alias Wempi.

d. Bahwa kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan

Nomor Induk Kependudukan (NIK) 7371132910590003 tempat

lahir Makassar, tanggal 29 Oktober 1959, laki – laki, kawin, nama

Ibu kandung Nanni nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN.

Minasa Upa Blok G.13 No.21 RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari

91

Kec. Rappocini Kota Makassar tersebut sebagaimana diatas,

digunakan oleh terdakwa untuk membuat surat pernyataan

dibawah sumpah di hadapan Kepala kantor BPN Kab. Gowa

tanggal 29 Mei 2009, selain itu KTP tersebut digunakan pula oleh

terdakwa untuk mengajukan permohonan penerbitan sertifikat

pengganti oleh terdakwa kepada kantor BPN Kab. Gowa, agar

seolah – olah terdakwa adalah benar merupakan seseorang yang

bernama Edward Litoy, padahal Edward Litoy yang sebenarnya/asli

adalah Edward Litoy dengan identitas sebagai berikut : Lahir di

Ujung Pandang, Agustus 1941, Ayah Liem Kim Sui, Ibu Hyo Gio

Kie, Katholik, swasta, pendidikan mahasiswa Unhas teknik, istri

Elisabeth Litoy, menikah tahun 1966 memiliki 4 (empat) orang anak

yaitu : Shirlie Ratna Litoy, Mari Djuwita Litoy, Nelli Fatmawaty Litoy,

Paulus Santosa Litoy, merupakan mantan karyawan Yosef

Lengkong dan dipercayai oleh Yosef Lengkong untuk bertindak

untuk atas nama Yosef Lengkong membeli tanah sebagaimana

sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka gambar situasi nomor :

198/76 tanggal 20 Agustus 1976, Edward Litoy telah pula

menyerahkan/mengembalikan tanah kepada saksi Yosef Lengkong

sesuai surat pernyataan dihadapan Notaris PPAT Brillioan Thioris,

SH, nomor : 517/L/2004 tanggal 10 April 2004 dan seluruh Edward

Litoy bertanda tangan di atas surat tersebut (salah satu anak

92

kandung Edward Litoy adalah saksi atas nama Sherlie Ratna Litoy,

SE, AK).

Bahwa dengan demikian telah dapat di buktikan perihal “surat palsu

atau surat yang dipalsukan seolah – olah surat itu asli dan tidak dipalsukan”,

bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan membuktikan unsure “memakai” surat

palsu tersebut.

Bahwa berdasarkan keterangan saksi Hengky Lengkong, serta saksi

Muh.Nur Fajar Infasyah, SH, dan keterangan terdakwa di depan persidangan

serta di dukung dengan barang bukti berupa dokumen yaitu foto copy

perikatan Jual beli Nomor : 129 tanggal 13 Oktober 2009 di depan Notaris

Anastasia Dian Christianti yaitu Edward Litoy selaku penjual sebidang tanah

sebagaimana SHM nomor : 971/Somba Opu kepada Yusnani Tajuddin dan

bukti dokumen yaitu berupa foto copy sertifikat hak milik nomor :

971/Pandang – pandang atas nama pemilik Edward Litoy terungkap fakta

Hukum sebagai berikut :

1. Bahwa berawal pada tahun 1976 saat saksi yang bernama Edward Litoy

bertindak untuk dan atas nama Yosef Lengkong untuk membeli sebidang

tanah yang terletak di Jl. Dg. Tata Kel. Katangka Kec. Somba Opu Kab.

Gowa dengan luas sekitar 3.083 M2 (tiga ribu delapan puluh tiga meter

persegi) dari seseorang yang bernama Haji Tjulla Dg. Bombong sesuai

akte jual beli nomor : 68/1976 tanggal 23 Agustus 1976, dimana pada ssat

itu Haji Tjulla Dg. Bombong selaku penjual dan saksi Edward Litoy selaku

93

Pembeli, bahwa selanjutnya terbitlah sertifikat hak milik di atas tanah

tersebut yaitu sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka atas nama Edward

Litoy gambar situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976.

2. Bahwa adapun saksi Edward Litoy dapat bertindak untuk dan atas nama

saksi Yosef Lengkong adalah oleh karena saat itu pembelian tanah

tersebut pada tahun 1976, saksi Yosef Lengkong belum memiliki

kewarganegaraan Indonesia, sehingga menyebabkan saksi Yosef

Lengkong belum bisa menggunakan namanya sendiri untuk memiliki

tanah tersebut, dan atas tujuan tersebut, maka saksi Yosef Lengkong

menunjuk saksi Edward Litoy saat itu adalah karyawannya untuk

bertindak untuk dana atas nama Yosef Lengkong dalam hal pembelian

tanah sebagaimana dimaksud diatas.

3. Bahwa setelah membeli tanah tersebut, saksi Yosef Lengkong menguasai

tanah tersebut dengan cara membuat bangunan berupa gedung untuk

penyimpanan besi tua dimana gedung tersebut ditempati pula oleh anak

dari saksi Yosef Lengkong yaitu saksi Hengky Lengkong.

4. Adapun sertifikat nomor : 55/Katangka atas nama Edward Litoy Gambar

Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976, pada tanggal 2 Agustus

1982 oleh saksi Yosef Lengkong telah dijaminkan di Standbridge Limited

Hongkong yang berkedudukan di Hongkong sebagaimana Akte Hipotik

no. 252/VII/1982 tanggal 2 Agustus 1982 antara PT. SAMAYA dan CV.

94

HITATRON kepada Standbridge Limited Hongkong yang berkedudukan di

Hongkong sampai dengan saat ini.

5. Bahwa tiba – tiba tanpa sepengetahuan dari saksi Yosef Lengkong,

ataupun saksi Hengky Lengkong selaku pewaris dari saksi Yosef

Lengkong, maka terhadap sertifikat nomor : 55/Katangka Gambar Situasi

Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus atas nama Edward Litoy, telah terjadi

penggantian sertifikat hak milik yaitu menjadi Sertifikat Hak Milik Nomor :

971/Pandang – pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang – pandang

/2009 tanggal 8 Oktober 2009 atas nama Edward Litoy.

6. Bahwa adapun tentang laporan kehilangan barang tanggal 7 Mei 2009

yang dibuat atas permintaan terdakwa kepada petugas Kepolisian,

disebutkan bahwa sertifikat hak milik nomor 55/Katangka gambar situasi

nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 hilang/tercecer di perjalanan dari

Kota Makassar ke Mamuju atau masih dalam wilayah Hukum Polresta

Makassar Timur pada tanggal 7 November 2007, padahal sesuai dengan

keterangan dari saksi Muh. Nur Fajar Infasyah, SH selaku pegawai pada

kantor BPN Kab. Gowa menerangkan bahwa sesuai dengan warkah

sertifikat hak milk nomor 55/Katangka Gambar Situasi Nomor : 198/76

tanggal 20 Agustus 1976 terdapat data yaitu Akte Hipotik nomor :

252/VIII/1982 tanggal 2 Agustus 1982, surat permohonan Roya dari

Edward Litoy kepada Leadership standbridge limited hongkong tanggal 31

Mei 2009, dan surat keterangan Roya dari Standbridge Limited Hongkong

95

nomor : 26 tanggal 6 Oktober 2009 yang ditujukan kepada kantor BPN

Kab. Gowa, maka diperoleh fakta hukum bahwa : Surat laporan

kehilangan barang No. Pol : LKB/1020/V/2009/SPK tanggal 7 Mei 2009

atas nama Edward Litoy tersebut adalah tidak benar oleh karena barang

yang hilang sebagaimana dimaksud dalam laporan kehilangan barang

tersebut diatas yaitu Sertifikat Hak Milik Nomor : 55/Katangka Gambar

Situasi Nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 tidak hilang di tanggal 7

November 2007 melainkan pada tanggal tersebut (7 November 2007)

sertifikat tanah tersebut masih menjadi objek Hipotik/hak tanggungan

pada Standbridge Limited Hongkong.

7. Adapun perubahan sertifikat hak milik dari nomor : 55/KAtangka gambar

situasi nomor : 198/76 tanggal 20 Agustus 1976 atas nama Edward Litoy

menjadi Sertifikat Hak Milik nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur

nomor : 00557/Pandang – pandang tanggal 8 Oktober 2009 atas nama

Edward Litoy adalah oleh karena adanya terdakwa Edward Litoy alias

Ridwan telah mengajukan permohonan untuk penerbitan sertifikat

penggantian kepada kantor BPN Kab. Gowa.

8. Permohonan penerbitan sertifikat penggnati oleh terdakwa kepada kantor

BPN Kab. Gowa tersebut diajukan dengan melampirkan beberapa

dokumen yang diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Surat laporan kehilangan barang No. Pol : LKB/1020/V/2009/SPK

tanggal & mei 2009 atas nama Edward Litoy, yang pada pokoknya

96

menerangkan bahwaa benar sertifikat tanah asli nomor : 55 tahun

1976 atas nama Edward Litoy luas 3.038 M2 lokasi Katangka Kec.

Somba Opu Kab. Gowa dan barang atau surat tersebut hilang/tercecer

di perjalanan dari Kota Makassar menuju Kota Mamuju pada tanggal 7

November 2007.

b. Surat pernyataan dibawah sumpah di hadapan kepala kantor BPN

Kab. Gowa tanggal 29 Mei 2009 atas nama Edward Litoy nomor KTP

7371132910590003 yang pada pokoknya menerangkan bahwa benar

yang bersangkutan adalah pemilik tanah yang sah, tanah mana adalah

tanah yang terdapat pada sertifikat nomor : 55/Katangka, dimana

sertifikat tersebut pada saat itu benar hilang atau yang bersangkutan

tidak menyimpan dan tidak mengetahui keberadaannya.

c. Surat permohonan sertifikat hilang atas nama Edward Litoy, umur 50

tahun, Makassar, 29 Oktober 1959, Wiraswasta, nomor KTP

7371132910590003, BTN. Minasa Upa Blok G.13 no.21 Makassar

tanggal 29 Mei 2009.

d. Pengumuman pada surat kabar Tribun Timur edisi tanggal 19 Juni

2009.

9. Adapun kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan Nomor

Induk Kependudukan (NIK) 7371132910590003 tempat lahir Makassar,

tanggal 29 Oktober 1959, laki – laki, kawin, nama Ibu kandung Nanni

nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13

97

NO.21 RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari Kec. Rappocini Kota Makassar

memiliki Kesamaan keluarga 7371100908001127 alamat Jl. Sultan

Alauddin 2 Lr.2 No.25 Makassar dalam hal nama istri dan tempat tanggal

lahir, yaitu istri atas nama Nurhayati dengan tempat tanggal lahir yang

sama pula yaitu Ujung Pandang 31 DEsember 1961.

10. Kartu tanda penduduk atas nama Edward Litoy dengan Nomor Induk

Kependudukan (NIK) 7371132910590003 tempat lahir Makassar, tanggal

29 Oktober 1959, laki – laki, kawin, nama Ibu Kandung Nanni nama

lengkap Ayah Yong Jaundri alamat BTN. Minasa Upa Blok G.13 No.21

RT.004 RW.006 Kel. Gunung Sari Kec. Rappocini Kota Makassar tersebut

sebagaiman diatas, digunakan oleh terdakwa untuk membuat surat

pernyataan dibawah sumpah di hadapan Kepala kantor BPN Kab. Gowa

tanggal 29 Mei 2009 atas nama Edward Litoy nomor KTP

7371132910590003 yang pada pokoknya menerangkan bahwa benar

yang bersangkutan adalah pemilik tanah yang sah, tanah mana adalah

tanah yang terdapat pada serifikat nomor : 55/Katangka, dimana sertifikat

tersebut pada saat itu benar hilang atau yang bersangkutan tidak

menyimpan dan tidak mengetahui keberadaannya dan digunakan pula

oleh terdakwa untuk membuat permohonan penerbitan sertifikat

pengganti oleh terdakwa kepada kantor BPN Kab. Gowa sertifikat

pengganti nama adalah Sertifikat Hak Milik Nomor : 971/Pandang –

pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang – pandang/2009 tanggal 8

98

Oktober 2009 atas nama Edward Litoy dan oleh terdakwa sertifikat

tersebut telah terjadi perubahan kepada seseorang yang bernama Hajjah

Yusnaeni Tajuddin berdasarkan Akte Jual Beli Nomor : 85/2010 tanggal 5

Februari 2010 yang dibuat oleh PPAT Anastasia Dian Christianti dimana

terdakwa bertindak selaku penjual dan Hajjah Yusnaeni Tajuddin

bertindak selaku pembeli tanah.

Bahwa berdasarkan uraian – uraian tersebut diatas maka “Unsur ke 2

yaitu dengan sengaja memakai surat palsu atau surat yang dipalsukan

seolah – olah asli dan tidak dipalsukan” telah terbukti secara sah dan

menyakinkan menurut hukum.

- Ad. 1 Unsur Kalau Pemakaian itu Mendatangkan Kerugian

Bahwa berdasarkan keterangan saksi Hengky Lengkong, serta saksi

Muh. Nur Fajar Infasyah, SH, dan keterangan terdakwa di depan persidangan

serta didukung barang bukti berupa dokumen yaitu foto copy perikatan Jual

Beli Nomor : 129 tanggal 13 Oktober 2009 di depan Notaris Anastasia Dian

Christianti yaitu antara Edward Litoy sebagaiman SHM nomor : 971/Somba

Opu kepada Yusnani Tajuddin dan bukti dokumen yaitu berupa foto copy

sertifikat Hak Milik Nomor : 971/Pandang – pandang atas nama pemilik

Edward Litoy terungkap fakta hukum sebagai berikut.

1. Serta adanya surat laporan kehilangan barang No. Pol :

LKB/102/V/2009/SPK tanggal 7 Mei 2009 atas nama Edward Litoy yang

99

isinya tidak benar sebagaiman uraian diatas serta kartu tanda penduduk

atas nama Edward Litoy dengan Nomor Induk kependudukan (NIK)

7371132910590003 tempat lahir Makassar, tanggal 29 Oktober 1959, laki

- laki, kawin, Ibu kandung Nanni nama lengkap Ayah Yong Jaundri alamat

BTN. Minasa Upa Blok G.13 No.21 kel. Gunung Sari Kec. Rappocini Kota

Makassar tersebut sebagaimana diatas, digunakan oleh terdakwa untuk

membuat surat pernyataan di bawah sumpah di hadapan Kepala kantor

BPN Kab. Gowa tanggal 9 Mei 2009, selain itu KTP trsebut digunakan

pula oleh terdakwa untuk mengajukan permohonan penerbitan sertifikat

pengganti oleh terdakwa kepada kantor BPN Kab. Gowa tanggal 29 Mei

2009 selain itu KTP tersebut digunakan pula oleh terdakwa untuk

mengajukan permohonan penerbitan sertifikat pengganti oleh terdakwa

kepada kantor BPN Kab. Gowa, agar seolah – olah terdakwa adalah

benar merupakan seorang yang bernama Edward Litoy padahal Edward

Litoy yang sebenarnya/asli adalah Edward Litoy dengan identitas sebagai

berikut : Lahir di Ujung Pandang, 8 Agustus 1941, Ayah Liem Kim Sui, Ibu

Hyo Gio Kie, Katholik, swasta, pendidikan mahasiswa Unhas teknik, Istri

Elisabeth Litoy menikah tahun 1996 memiliki 4 (empat) orang anak yaitu :

Shierli Ratna Litoy, Mari Djuwita Litoy, Nelli Fatmawati Litoy, Paulus

santosa Litoy sehingga atas dasar tersebut maka terdakwa mengajukan

permohonan penggatian Sertifikat Hak Milik nomor : 55/Katangka ke

kantor BPN Kab. Gowa, dan oleh kantor BPN Kab. Gowa Permohonan

100

terdakwa tersebut di penuhi dengan adanya penerbitan Sertifikat Hak

Milik Nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang

– pandang/2009 tanggal 8 Oktober 2009 atas nama Edward Litoy.

2. Bahwa selanjutnya terdakwa maka sebidang tanah sebagaimana

dimaksud Sertifikat Hak Milik Nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur

nomor : 00557/Pandang – pandang/2009 tanggal 8 Oktober 2009 tersebut

telah dijual kepada Hajjah Yusnaeni Tajuddin berdasarkan Akte Jual Beli

Nomor : 85/2010 tanggal 5 Februari 2010 yang dibuat oleh PPAT

Anastasia Dian Chritianti dimana terdakwa bertindak selaku penjual dan

Hajjah Yusnaeni selaku pembeli tanah dengan harga yang di sepakati

yaitu Rp.1.200.000.000,- (satu milyar dua ratus juta rupiah) atau setidak –

tidaknya sekitar jumlah begitu

3. Bahwa akibat dari perbuatan sebagaimana tersebut diatas maka saksi

Yosef Lengkong maupun saksi Hengky Lengkong sebagai ahli waris dari

saksi Yosef Lengkong mengalami kerugian senilai dengan harga tersebut

diatas dikalikan dengan luas tanah yang terdapat pada sertifikat hak milik

nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur nomor : 00557/Pandang –

pandang/2009 tanggal 8 Oktober 2009 yaitu seluas 3.083 M2 atau setidak

– tidaknya kerugian mana yang di derita oleh saksi Yosef Lengkong

maupun saksi Hengky Lengkong sebagai ahli waris dari Yosef Lengkong

yaitu berupa hilangnya hak atas penguasaan tanah sebagaimana terdapat

sertifikat hak milik nomor : 55/Katangka gambar situasi nomor : 198/76

101

tanggal 20 Agustus 1976 yang atas perbuatan terdakwa telah berubah

menjadi Sertifikat Hak Milik Nomor : 971/Pandang – pandang berubah

menjadi sertifikat hak milik nomor : 971/Pandang – pandang surat ukur

nomor : 00557/Pandang – pandang tanggal 8 Oktober 2009 yang saat ini

di jual kepada pihak Hajjah Yusnaeni Tajuddin berdasarkan Akte Jual Beli

Nomor : 85/2010 tanggal 5 Februari 2010.

Bahwa berdasarkan uraian – uraian tersebut diatas, maka unsur :

“Unsur kalau penggunaan surat mendatang kerugian telah terbukti secara

sah dan menyakinkan”.

Bahwa oleh karena pada diri terdakwa tidak ditemukan adanya alasan-

alasan baik alasan pemaaf maupun alasan pembenar yang dapat

menghapus sifat melawan hukum dari perbuatannya tersebut, maka oleh

karena itu kepada terdakwa tersebut haruslah dijatuhi hukuman yang

setimpal dengan perbuatannya dan berdasarkan ancaman pidana dalam

Pasal 263 ayat (2) Tentang Pemalsuan Surat adalah pidana penjara paling

lama 6 tahun dan tidak memiliki batas minimum dan hakim menjatuhkan

pidana terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 2 tahun 6

bulan.

Penulis berpendapat bahwa hukuman yang diberikan hakim kepada

terdakwa sudah tepat, melihat bahwa semua unsur-unsur dalam Pasal 263

ayat 2 KUHP telah terpenuhi dan Hakim menjatuhkan hukuman selama 2 (

Dua ) tahun 6 ( Enam ) bulan kepada terdakwa juga sudah tepat, karena dari

102

hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis pada saat penelitian bahwa

menurut hakim adalah kerugian yang di alami korban bukan hanya waktu

namun juga materi yang jumlahnya tidak sedikit yaitu sebesar Rp.

1.200.000.000,- (satu milyar dua ratus juta rupiah), Namun dengan alasan

usia yang tergolong sudah lanjut maka hakim mengurangi sebanyak 6

(enam) bulan dari dakwaan jaksa penuntut umum sebelumnya yaitu 3 (tiga)

tahun penjara. Menurut penulis hukuman yang dijatuhkan sudah dapat

memberi efek jerah baik terhadap pelaku maupun masyarakat.

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dapat penulis simpulkan dari penulisan

skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Penerapan ketentuan pidana terhadap tindak pidana “Pemalsuan surat sertifikat

tanah dalam perkara putusan nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS didasarkan pada

fakta-fakta hukum baik melalui keterangan-keterangan saksi, keterangan

terdakwa, maupun alat-alat bukti. Selain itu juga didasarkan pada pertimbangan

yuridis yaitu dakwaan dan tuntutan jaksa. Dalam kasus ini, jaksa menggunakan

dakwaan alternatif yaitu penuntut umum mendakwakan kesatu yaitu Pasal 263

ayat (2) dan Pasal 263 (1) KUHP tentang memalsukan yang sudah sesuai

karena Perbuatan Pelaku sudah memenuhi Unsur Tindak Pidana Pemalsuan itu

sendiri, yaitu Unsur Barang siapa, Unsur Dengan sengaja memakai surat

palsu atau surat yang dipalsukan seolah-olah surat itu asli dan tidak

dipalsukan dan Unsur Kalau pemalsuan mendatangkan kerugian.

2. Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku dalam

perkara putusan nomor 1231/Pid.B/2012/PN.MKS telah sesuai. Berdasarkan

penjabaran keterangan para saksi, keterangan terdakwa, dan barang bukti serta

adanya pertimbangan pertimbangan yuridis, hal-hal yang meringankan dan hal-

hal yang memberatkan terdakwa, serta memperhatikan undang-undang yang

berkaitan yang diperkuat dengan keyakinan hakim.

104

B. Saran

1. Dalam hal pembelian tanah yang berada dalam kedaulatan Negara

Indonesia, warga Negara asing dilarang untuk memiliki hak atas tanah

yang diperuntuhkan untuk warga Negara Indonesia. Sehingga warga

Indonesia sepatutnya tidak membantu pembelian tanah yang dilakukan

warga Negara asing seperti yang terjadi pada kasus yang penulis teliti.

2. Setiap pembelian tanah sebaiknya tidak melalui perantara atau orang

ketiga kecuali orang yang dapat dipercaya.

3. Penulis berharap BPN (Badan Pertanahan Negara) lebih memperhatikan

setiap pembuatan akte hak kepemilikan tanah dan lebih teliti dalam

pengurusan akte hak milik tanah yang hilang.

105

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ali. 2002. Menguak Tabir Hukum Sebuah Kajian Filosofis dan

Sosiologis. Cetakan Kedua. PT. Took Gunung Agung tbk. Jakarta.

Adami Chazawi. 2005. Pelajaran Hukum Pidana 1. PT. RajaGrafindo

Persada. Jakarta.

-----------------------. 2002. Pelajaran Hukum Pidana 2. PT. RajaGrafindo

Persada. Jakarta.

-----------------------. 2011. Pelajaran Hukum Pidana 3. PT. RajaGrafindo

Persada. Jakarta.

-----------------------. 2001. Kejahatan Terhadap Pemalsuan. PT. RajaGrafindo

Persada. Jakarta.

Amir Ilyas. 2012. Asas-Asas Hukum Pidana. Rangkang Education dan

PuKap. Yogyakarta.

Andi Hamzah. 2009. Delik-Delik Tertentu (Speciale Delicten) Di Dalam

KUHP. Sinar Grafika. Jakarta.

Andi Zainal Abidin Farid. 2007. Hukum Pidana I. Cetakan Kedua. Sinar

Grafika. Jakarta.

------------------------------------. 1987. Asas-Asas Hukum Pidana 1. Alumni.

Bandung

Departemen Pendidkan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Balai Pustaka. Jakarta.

Ilham Gunawan. 2002. Kamus Hukum. CV. Restu Agung. Jakarta.

106

Leden Marpaung, 2009. Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana. Cetakan

Keenam. Sinar Grafika. Jakarta.

_______________, 2011. Proses Penanganan Perkara Pidana (Penyelidikan

& Penyidikan), Cetakan ketiga, Sinar Grafika. Jakarta.

P.A.F Lamintang. 1997. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. PT. Citra

Adikarya Bakti. Bandung. ______________. 2009. Delik-Delik Khusus: Kejahatan Membahayakan

Kepercayaan Umum Terhadap Surat, Alat Pembayaran, Alat Bukti dan Peradilan. Sinar Grafika. Jakarta.

Rusli Effendy, 1986. Azas-Azas Hukum Pidana. Lembaga Percetakan dan

Penerbitan Universitas Muslim Indonesia. Ujung Pandang.

R. Soesilo. 1996. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (serta komentar-

komentar Pasal demi Pasal). Politea. Bogor.

Soerodibroto Soenarto, 1994. KUHP dan KUHAP. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Subekti. 2005. Kamus Hukum. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Topo Santoso, 2001. Kriminologi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Undang-undang

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), 2010. Cetakan Kedua. PT.

Buku Kita. Jakarta.

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), 2010. Cetakan

Kedua. PT. Buku Kita. Jakarta.