tinjauan pustaka praktikum

3
Tinjauan Pustaka Praktikum “Lingkungan dan Tingkah Laku Ternak” A. Temperatur dan Kelembaban Lingkungan Ternak Iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh langsung terhadap ternak juga berpengaruh tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap faktor lingkungan yang lain, selain itu berbeda dengan faktor lingkungan yang lain seperti pakan dan kesehatan, iklim tidak dapat diatur atau dikuasai sepenuhnya oleh manusia, untuk memperoleh produktivitas ternak yang efisien, manusia harus “menyesuaikan“ dengan iklim setempat. Iklim yang cocok untuk daerah peternakan adalah pada klimat semi-arid. Daerah dengan klimat ini ditandai dengan kondisi musim yang ekstrim, dengan curah hujan rendah secara relatif dan musim kering yang panjang. Fluktuasi temperatur diawal dan musim sangat besar, lengas udara sepanjang tahun kebanyakan sangat rendah dan terdapat intensitas radiasi solar yang tinggi karena atmosfir yang kering dan langit yang cerah (Sientje, 2003). Hubungan besaran suhu dan kelembaban udara atau biasa disebut Temperature Humidity Index (THI) yang dapat mempengaruhi tingkat stress sapi. Sapi menunjukan penampilan produksi terbaik apabila ditempatkan pada suhu lingkungan 18,3oC dengan kelembaban 55 %. Ternak akan melakukan penyesuaian secara fisiologis dan secara tingkah laku, apabila suhu lingkungan dan kelembaban melebihi normal (Yani, 2005). Berman (2005) menyatakan bahwa suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup ternak. Kenaikan suhu lingkungan mikro (sekitar kandang) sebesar

Upload: annissa-ilmia-paramitha-siregar

Post on 06-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tipus

TRANSCRIPT

Tinjauan Pustaka Praktikum Lingkungan dan Tingkah Laku Ternak

A. Temperatur dan Kelembaban Lingkungan TernakIklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh langsung terhadap ternak juga berpengaruh tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap faktor lingkungan yang lain, selain itu berbeda dengan faktor lingkungan yang lain seperti pakan dan kesehatan, iklim tidak dapat diatur atau dikuasai sepenuhnya oleh manusia, untuk memperoleh produktivitas ternak yang efisien, manusia harus menyesuaikan dengan iklim setempat. Iklim yang cocok untuk daerah peternakan adalah pada klimat semi-arid. Daerah dengan klimat ini ditandai dengan kondisi musim yang ekstrim, dengan curah hujan rendah secara relatif dan musim kering yang panjang. Fluktuasi temperatur diawal dan musim sangat besar, lengas udara sepanjang tahun kebanyakan sangat rendah dan terdapat intensitas radiasi solar yang tinggi karena atmosfir yang kering dan langit yang cerah (Sientje, 2003).Hubungan besaran suhu dan kelembaban udara atau biasa disebut Temperature Humidity Index (THI) yang dapat mempengaruhi tingkat stress sapi. Sapi menunjukan penampilan produksi terbaik apabila ditempatkan pada suhu lingkungan 18,3oC dengan kelembaban 55 %. Ternak akan melakukan penyesuaian secara fisiologis dan secara tingkah laku, apabila suhu lingkungan dan kelembaban melebihi normal (Yani, 2005).Berman (2005) menyatakan bahwa suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup ternak. Kenaikan suhu lingkungan mikro (sekitar kandang) sebesar 5 0C dapat mengakibatkan perubahan yanhg nyata pada pola makan ternak bahkan kalau tidak dapat dikendalikan bisa menyebabkan stress. Hal ini akan berakibat lanjut pada aspek produksi pada ternak, baik ternak ruminansia maupun non ruminansia.Iklim dapat disebabkan oleh suhu, kelembaban, cahaya, dan lainnya. Ciri utama daerah tropis adalah tingginya suhu dan angka persentase kelembaban, yang nyata merupakan faktor cekaman bagi ternak. Akibat dari adanya cekaman panas atau dingin yang berasal dari lingkungan sekitar dapat berdampak hebat jika ternak tidak mampu mempertahankan kondisinya. Terutama jika terjadi fluktuasi pada faktor-faktor yang menyebabkan cekaman terjadi (Sunarti, 2004).Faktor lingkungan dapat dimodifikasi untuk mendapatkan kenyamanan ternak itu sendiri. Modifikasi lingkungan mikro dapat dilakukan dengan pemberian naungan dalam bentuk atap kandang dengan ketinggian yang tepat, pemberian shelter di sekitar bangunan ternak, pemberian air minum dingin, pemberian kecepatan angin dengan pemasangan kipas, pengabutan melalui sprinkler di dalam kandang, pemberian isulator di bagian atap kandang. Modifikasi lingkungan mikro di atas memerlukan biaya yang tidak murah sehingga memerlukan alternatif modifikasi lingkungan dengan cara penggunaan bahan kandang (atap, dinding, tiang) dan teknologi yang lebih murah (Yani, 2005)DAFTAR PUSTAKA

Sientje. 2003. Stres Panas pada Sapi Perah Laktasi. Institut Pertanian Bogor. BogorYani, A. 2005. Pengaruh Iklim Mikro terhadap Respons Fisiologis Sapi Peranakan Fries Holland dan Modifikasi Lingkungan untuk Meningkatkan Produktivitasnya Pengaruh Iklim Mikro terhadap Respons Fisiologis Sapi Peranakan Fries Holland dan Modifikasi Lingkungan untuk Meningkatkan Produktivitasnya. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian BogorSunarti, Dwi. 2004.Studi Tingkah Laku:Kajian Perilaku Makan dan Minum Ayam Kampung Berbasis Riset Manajemen Alas Kandang. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang.Berman, A. 2005. Estimates of heat stress relief needs for Holstein dairy cows. J.Anim Sci. Vol 83 : 1377 1384. http://jas.fass.org/cgi/content/abstract /83/6/1377.