tinjauan pustaka perceptorsip

6
A. Definisi Preceptorsip Program precetorship adalah pertemuan pembelajaran yang terjadi secara terus menerus, dan metode pembelajaran menggunakan perawat sebagai role model klinik. Pendekatan yang dilakukan dalam preceptorship ini adalah pendekatan hubungan satu-satu, belajar mandiri, memberikan lingkungan yang aman sebagai refleksi dan berfikir kritis, pemberian nasihat, konseling, bimbingan, memberikan kekuatan dan umpan balik yang konstruktif (CNA, 2004). Precepetorsip digunakan sebagai alat sosialisasi dan orientasi. Akses ke pengetahuan organisasi dan praktik klinik dapat diprediksi oleh preceptee, sehingga diskusi antara preceptor dan preceptee diperlukan untuk memberikan praktik terkini dalam lingkungan klinik dengan harapan preceptee akan memiliki kemampuan yang sama dengan preseptornya dalam setting tempat preceptor bekerja (Gaberson & Oermann, 2010). Preceptor adalah seorang perawat yang mengajar, memberikan bimbingan, dapat menginspirasi rekannya, menjadi tokoh panutan (role model), serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu (preceptee) untuk jangka waktu tertentu dengan tujuan khusus mensosialisasikan preceptee pada peran barunya (CNA, 2004). Preceptor adalah perawat yang mengajar, menasihati, menginspirasi, berfungsi sebagai model peran, dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa untuk jumlah tetap dan terbatas waktu dengan tujuan tertentu dari sosialisasi siswa menjadi peran baru (Duteau, 2012). Preceptorship merupakan tanggung jawab preceptor, yang bertangggung jawab untuk mengajar, mengevaluasi dan memberikan umpan balik, mahasiswa dan Koordinator program serta penasihat fakultas. Dalam keberhasilan program preceptor, surat dipersiapkan untuk memberikan rangkaian orientasi, dukungan evaluasi dan informasi dan atau tentang preceptor dan perceptee (CNA, 2004). B. Kompetensi Preceptor Kompetensi preceptor ada lima, kolaborasi, karakter personal, fasilitas belajar, praktek professional dan pengetahuan tatanan klinik (CNA, 2004). Dibawah ini adalah penjabarannya: 1. Kolaborasi a. Berkolaborasi dengan mahasiswa pada semua tahapan preceptorship. b. Menyusun dan menjaga kerjasama dengan penasehat/kepala fakultas dan rekan lain (Universitas, Pelayanan kesehatan profesional, klien) c. Membuat jaringan dengan preceptor lain untuk mendiskusikan peningkatan praktik.

Upload: zaky

Post on 23-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

perseptorsip

TRANSCRIPT

Page 1: tinjauan pustaka perceptorsip

A. Definisi PreceptorsipProgram precetorship adalah pertemuan pembelajaran yang terjadi secara terus menerus, dan

metode pembelajaran menggunakan perawat sebagai role model klinik. Pendekatan yang dilakukan dalam preceptorship ini adalah pendekatan hubungan satu-satu, belajar mandiri, memberikan lingkungan yang aman sebagai refleksi dan berfikir kritis, pemberian nasihat, konseling, bimbingan, memberikan kekuatan dan umpan balik yang konstruktif (CNA, 2004). Precepetorsip digunakan sebagai alat sosialisasi dan orientasi. Akses ke pengetahuan organisasi dan praktik klinik dapat diprediksi oleh preceptee, sehingga diskusi antara preceptor dan preceptee diperlukan untuk memberikan praktik terkini dalam lingkungan klinik dengan harapan preceptee akan memiliki kemampuan yang sama dengan preseptornya dalam setting tempat preceptor bekerja (Gaberson & Oermann, 2010).

Preceptor adalah seorang perawat yang mengajar, memberikan bimbingan, dapat menginspirasi rekannya, menjadi tokoh panutan (role model), serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu (preceptee) untuk jangka waktu tertentu dengan tujuan khusus mensosialisasikan preceptee pada peran barunya (CNA, 2004). Preceptor adalah perawat yang mengajar, menasihati, menginspirasi, berfungsi sebagai model peran, dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa untuk jumlah tetap dan terbatas waktu dengan tujuan tertentu dari sosialisasi siswa menjadi peran baru (Duteau, 2012).

Preceptorship merupakan tanggung jawab preceptor, yang bertangggung jawab untuk mengajar, mengevaluasi dan memberikan umpan balik, mahasiswa dan Koordinator program serta penasihat fakultas. Dalam keberhasilan program preceptor, surat dipersiapkan untuk memberikan rangkaian orientasi, dukungan evaluasi dan informasi dan atau tentang preceptor dan perceptee (CNA, 2004).

B. Kompetensi PreceptorKompetensi preceptor ada lima, kolaborasi, karakter personal, fasilitas belajar, praktek

professional dan pengetahuan tatanan klinik (CNA, 2004). Dibawah ini adalah penjabarannya:1. Kolaborasi

a. Berkolaborasi dengan mahasiswa pada semua tahapan preceptorship.b. Menyusun dan menjaga kerjasama dengan penasehat/kepala fakultas dan rekan lain

(Universitas, Pelayanan kesehatan profesional, klien)c. Membuat jaringan dengan preceptor lain untuk mendiskusikan peningkatan praktik.d. Membantu mahasiswa untuk menginterpretasikan peran mahasiswa kepada individu,

keluarga, komunitas dan populasi.2. Karakter personal

a. Menunjukan antusias dan tertarik pada preceptor b. Menunjukkan ketertarikan dalam kebutuhan dan perkembangan pembelajaran

mahasiswa.c. Membantu perkembangan pembelajaran lingkungan yang positif.d. Beradaptasi untuk berubah.e. Menunjukkan kemampuan komunikasi yang efektif dengan klien dan universitas.f. Menunjukkan kamampuan pemecahan masalah yang efektif.g. Menunjukkan kesiapan dan keterbuakaan untuk belajar dengan mahasiswa.h. Menunjukkan tanggungjawab akan perbedaan mahasiswa (latar belakang pendidikan,

ras, kultur dll)i. Menggabungkan mahasiswa ke dalam budaya sosial.j. Memiliki kepercayaan diri dan kesabaran.k. Mengakui keterbatasan diri dan berkonsultasi dengan yang lain.

3. Fasilitas belajara. Menilai kebutuhan pembelajaran klinik mahasiswa dalam bekerjasama dengan

mahasiswa dan penasehat fakultas/koordinator program, dengan cara:

Page 2: tinjauan pustaka perceptorsip

1) Meninjau kompetensi dasar sesuai dengan bidang ilmu (praktik, pendidikan), standar praktik, tempat (rumah sakit, klinik spesialis komunitas, pendidikan).

2) Membicarakan harapan hasil pembelajaran berdasarkan atas data pada kompetensi dasar.

3) Mengkaji pengalaman mahasiswa sebelumnya dengan tanggung jawab pengetahuan dan keahlian untuk menjaga pemahaman, perkembangan dan kebutuhan pembelajaran yang spesifik pada tenpat praktek.

4) Mengidentifikasi potensi belajar pada tempat praktek yang akan menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan belajar mahasiswa.

5) Membantu mahasiswa untuk mengembangkan hasil pembelajaran individu, dan peran saat praktek.

b. Merencanakan aktifitas pembelajaran klinik dalam bekerjasama dengan mahasiswa dan dengan penesehat fakultas/ koordinator program, dengan cara :1) Membantu mahasiswa untuk mencari tempat kegiatan pembelajaran untuk

mendapakan hasil pembelajaran dan untuk membuat waktu mahasiswa supaya optimal (contohnya: tugas praktek klinik, aktifitas pendidikan, membaca, menulis, simulasi keahlian praktek).

2) Ketika memungkinkan, pilihlah tugas klinik/ aktifitas pembelajaran sesuai dengan yang teridentifikasi pada hasil belajar dan cara belajar mahasiswa.

3) Ketika memungkinkan, urutkan tugas klinik / aktifitas pembelajaran selama proses pembelajaran dari hal yang kecil sampai hal yang komplek.

c. Mengimplementasikan pembelajaran klinik dalam tempat praktek dengan bekerjasama dengan mahasiswa dan penasehat fakultas/ koordinator program, dengan cara :1) Menyusun strategi pembelajaran klinik dengan tepat.2) Membantu mahasiswa dalam menyiapkan aktifitas pembelajaran.3) Ketika memungkinkan, kaji aktifitas mahasiswa bertujuan untuk mengetahui

kemajuan dan mengatur aktifitas tersebut.4) Berdiskusi dengan mahasiswa tentang kendala-kendala dalam praktek.5) Memberikan umpan balik secara konstruktif( contohnya., pelatihan, dukungan dan

pujian)6) Melakukan intervensi secara cepat terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

d. Mengevaluasi hasil pembelajaran klinik dalam kerjasama dengan mahasiswa dan penasihat fakultas dan koordinator program, dengan cara ;1) Memberikan umpan balik secara konstruktif menggunakan lembar evaluasi

(contohnya., evaluasi formatif harian/ mingguan)2) Menanyakan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa yang telah

dipelajari (contohnya, bagaimana menurutmu tentang perawatan luka? Apa yang telah kamu lakukan dengan cara berbeda?).

3) Menjelaskan penilaian preceptor terhadap kegiatannya.4) Mendiskusikan antara ketidak cocokan antara preceptor dan mahasiswa.5) Berpartisipasi dengan mahasiswa dalam melengkapi lembar evaluasi struktur yang

menekankan pentingnya evaluasi diri untuk mahasiswa, untuk mengetahui kemajuan hasil pembelajaran dan potensi berikutnya (contohnya., evaluasi sumatif yang dilakukan saat tengah dan akhir preceptorship)

6) Memberikan pujian dan dukungan pembelajaran lingkungan dengan memfokuskan pada potensi mahasiswa, pencapaian dan kemajuan menjelang pertemuan melalui proses evaluasi.

7) Memberikan umpan balik yang positif tentang peningkatan atau kesalahan untuk mendapatkan fundamental, profesional atau sasaran diri.

8) Melakukan langkah yang tepat jika perkembangan hasil pembelajaran kurang

Page 3: tinjauan pustaka perceptorsip

memuaskan(contohnya berkonsultasi dengan pembimbing fakultas/ koordinator program)

9) Bertanya dengan pertanyaan terbuka kepada mahasiswa untuk menentukan pemahaman keefektifan intervensi preceptor untuk memfasilitasi pembelajaran klinik.

4. Praktek profesionala. Berperilaku otonomi dan konsisten sesuai dengan standar keperawatan yang diakui oleh

peraturan provinsi dan kode etik keperawatan.b. Bekerja untuk mencapai standar nasional / internasional saat ini.c. Membantu mahasiswa untuk mendapatkan ilmu, keahlian dan keputusan peraturan

provinsi dan kode etik keperawatan.d. Mengklarifikasi peran, hak dan tanggungjawab yang berhubungan dengan

preceptorship.5. Pengetahuan tatanan klinik

a. Isi dasar pengetahuan tatanan klinik1) Misi dan filosofi2) Sistem perawatan (contohnya berfokus pada keperawatan keluarga, dll).3) Kebijaksanaan dan prosedur.4) Lingkungan fisik5) Peran dan fungsi interdisiplin.6) Format, dokumentasi dan mekanisme pelaporan.

b. Menunjukkan peran perawat dengan kelompok mutidisiplin(contohnya; farmasi, pekerja sosial, psikology, terapi okupasi).

c. Mengkaji garis besar institusi pendidikan bagi mahasiswa dan preceptor (contohnya; harapan preceptorship, apa yang mahasiswa lakukan selama pembelajaran klinik dan apakah ada perubahan setelah mengikuti preceptorship)

C. Tahapan dalam Mengembangkan Program Preceptorship yang SuksesModel preceptorship merupakan model yang efektif pada suatu institusi sebagai sebuah

strategi mengenalkan lingkungan lahan praktik pada preceptee. 4. Menata sebuah program

a. Menyediakan struktur administrasi untuk mendukung program preceptorshipb. Jelaskan hubungan antara departemen/organisasi dengan garis kekuasaan dan tanggung

jawab dari lahan klinikc. Spefisik dari kebikjaksanaan dalam seleksi, izin masuk, progres dari program,

pertimbangan, dan kelengkapan dari programd. Validasi dan prioritaskan kriteria kompetensi yang dibutuhkan e. Menjabarkan dari kewajiban dari preceptorf. Seleksi yang kuat dan persiapan dari preceptorg. Pastikan pemberian reward atau fee dari perceptor

5. Implementasi Program PreceptorshipAda beberapa implementasi program preceptorship sebagai berikut:

a. Menjaga tingkat kepegawaian yang memadai dan beban pekerjaan role model.b. Dapat Mempertahankan catatan yang lengkap, dan menjamin sesuai standar yang telah

ditetapkan, memungkinkan dapat diakses bagi yang berwenang melihat catatan tersebut. Melindungi catatan terhadap kehilangan atau penggunaan yang tidak sah atau illegal dan memastikan sumber informasi dan ruang untuk penyimpanan mereka terlindungi.

c. Menyediakan tenaga manusia, fisik, bidang klinis, riset dan sumber teknis yang diperlukan untuk mencapai tujuan program preceptorship.

d. Menetapkan kontrak tertulis dengan organisasi-organisasi yang digunakan oleh semua bidang klinik yang berpengalaman. Menetapkan kontrak tertulis dengan organisasi yang digunakan untuk setiap pengalaman klinis.

e. Memastikan alokasi yang cermat model peran untuk peserta/mahasiswa.f. Memberikan bimbingan yang memadai, pengawasan dan pengarahan.g. Memastikan umpan balik digunakan untuk meningkatkan program.

Page 4: tinjauan pustaka perceptorsip

h. Memberikan bantuan teknis layanan online untuk program yang disampaikan dalam metode jarak jauh.

6. Evaluasi Program Preceptorshipa. Metode yang digunakan oleh perceptor di evaluasi mulai dari awal sampai akhir program

perceptorship dari kriteria hasil dan kompetensi yang didapat percepteeb. Strategi yang logis dan kiteria yang berhubungan dan evaluasi preceptorship terkait dari

tujuan yang dicapai dan timbal balik dari lahan institusi maupun klinikc. Metode yang digunakan perceptor dapat di jadwal ulang untuk pengembangan dan

perbaikan program preceptorship.

Daftar PustakaCNA. (2004). Achieving Exelence in Profesional Practice: A Guide For Preceptorship and

Mentoring. Ottawa: Author..Gaberson, K., & Oermann, M. (2010). Clinical teaching strategies in nursing (3rd ed.). New York,

NY: Springer.Duteau J.(2012). Making a Difference: The Value of Preceptorship Programs in Nursing

Education. J Contin Educ Nurs. 43(1) 37-43. doi: 10.3928/00220124-20110615-01.