tinjauan pustaka-mutek
DESCRIPTION
agkTRANSCRIPT
BAGIAN 4
TINJAUAN PUSTAKA
A. INFARK CEREBRAL
1. Pengertian
Stroke adalah gangguan fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh, karena pasokan
darah ke otak terganggu, yang terjadi secara cepat dan berlangsung lebih dari 24 jam,
atau berakhir dengan kematian. Stroke dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Stroke Iskemik / Non Hemorogik
Stroke iskemik terjadi karena aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis
atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah.
b. Stroke Hemorogik
Diakibatkan karena pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah
yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya
( Fatimah, 2009).
Stroke iskemik mencapai 70-80% dari keseluruhan kasus stroke. Infark serebri
merupakan bentuk yang tersering didapatkan, dimana umumnya berhubungan dengan
adanya trombosis pada suatu arteri atau adanya oklusi pembuluh darah oleh suatu
emboli. Keadaan ini merupakan akibat adanya perubahan hemodinamik, biokimia dan
neurofisiologi yang selanjutnya dapat menimbulkan suatu kerusakan fatal pada neuron
dan dapat bersifat irreversible. Infark serebri adalah kematian neuron-neuron, sel glia
dan penyempitan sistem pembuluh darah yang disebabkan kekurangan oksigen dan
nutrisi.
Secara patologi terdapat 2 macam Infark:
a. Infark pucat
b. Infark berdarah
Tujuan referat ini untuk lebih mengetahui perubahan-perubahan patologi anatomi
yang terjadi pada Infark serebri karena iskemik, dengan harapan dapat dipakai
untuk penatalaksanaan yang lebih baik, prediksi prognosa yang lebih tepat,
penanggulangan komplikasi yang lebih terarah.
2. Faktor-faktor Penyebab
Banyak kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan stroke, tetapi pada awalnya adalah
dari pengerasan arteri atau yang disebut juga sebagai arteriosklerosis. Karena
arteriosklerosis merupakan gaya hidup modern yang penuh stress, pola makan tinggi
lemak, dan kurang berolahraga. Ketiganya sebenarnya tergolong dalam faktor risiko
yang dapat dikendalikan. Selain itu, ada pula faktor-faktor lain yang tidak dapat
dikendalikan, yaitu antara lain :
a. Faktor Risiko Tidak Terkendali
1. Usia
Semakin bertambah tua usia, semakin tinggi risikonya. Setelah berusia 55 tahun,
risikonya berlipat ganda setiap kurun waktu sepuluh tahun.
2. Jenis kelamin
Pria lebih berisiko terkena stroke daripada wanita.
3. Keturunan-sejarah stroke dalam keluarga
Nampaknya, stroke terkait dengan keturunan. Faktor genetik yang sangat
berperan antara lain adalah tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes dan
cacat pada bentuk pembuluh darah.
4. Ras dan etnik
b. Faktor Resiko Terkendali
1. Hipertensi
Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan faktor risiko utama yang
menyebabkan pengerasan dan penyumbatan arteri. Penderita hipertensi
memiliki faktor risiko stroke empat hingga enam kali lipat dibandingkan orang
yang tanpa hipertensi dan sekitar 40 hingga 90 persen pasien stroke ternyata
menderita hipertensi sebelum terkena stroke.
2. Penyakit Jantung
Setelah hipertensi, faktor risiko berikutnya adalah penyakit jantung, terutama
penyakit yang disebut atrial fibrilation, yakni penyakit jantung dengan denyut
jantung yang tidak teratur di bilik kiri atas.
3. Diabetes
Penderita diabetes memiliki risiko tiga kali lipat terkena stroke dan mencapai
tingkat tertinggi pada usia 50-60 tahun. Setelah itu, risiko tersebut akan
menurun.
4. Kadar kolesterol darah
Penelitian menunjukkan bahwa makanan kaya lemak jenuh dan kolesterol
seperti daging, telur, dan produk susu dapat meningkatkan kadar kolesterol
dalam tubuh dan berpengaruh pada risiko aterosklerosis dan penebalan
pembuluh.
5. Merokok
Perokok berat menghadapi risiko lebih besar dibandingkan perokok ringan.
6. Alkohol berlebih
Secara umum, peningkatan konsumsi alkohol meningkatkan tekanan darah
sehingga memperbesar risiko stroke, baik yang iskemik maupun hemoragik.
Tetapi, konsumsi alkohol yang tidak berlebihan dapat mengurangi daya
penggumpalan platelet dalam darah, seperti halnya asnirin (Ginsberg, 2007).
3. Penatalaksanaan Gizi
Menurut Sunita Almatsier (2004) berdasarkan tahapannya diet stroke dibagi menjadi 2
fase, yaitu:
a. Fase Akut (24-48 jam)
Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun. Pada fase
ini diberikan makanan parenteral (nothing per oral / NPO) dan dilanjutkan dengan
makanan enteral (naso gastric tube / NGT). Pemberian makanan parenteral total
perlu dimonitor dengan baik. Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema serebral.
Kebutuhan energi pada NPO total adalah AMB x 1 x 1,2; protein 1,5 gr/kgBB; lemak
maksimal 2,5 gr/kgBB; dekstrosa maksimal 7gr/kgBB.
b. Fase pemulihan
Fase pemulihan adalah fase dimana pasien sudah sadar dan tidak mengalami
gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan peroral secara bertahap
dalam bentuk Makanan cair, Makanan saring, Makanan lunak dan Makanan biasa.
Bila ada disfagia, makanan diberikan secara bertahap, sebagai gabungan makanan
NPO, peroral dan NGT sebagai berkut:
1. NPO
2. ¼ bagian per oral (bentuk semi padat) dan ¾ bagian melalui NGT
3. ½ bagian per oral (bentuk semi padat) dan ½ bagian melalui NGT
4. Diet per oral (bentuk semi padat dan semi cair) dan air melalui NGT
5. Diet lengkap per oral
Apabila makanan melalui NGT bertahan selam 6 minggu, perlu dipertimbangkan
kemungkinan pemberian makanan melalui gastrostomi atau jejunostomi. Bila ada
tukak lambung akibat sekresi asam lambung dan gastrin meningkat (terutama pada
stroke hemoragik), makanan diberikan secara bertahap dengan syarat:
1. Bila tidak ada perdarahan lambung dan cairan Maag Slang (CMS) < 200 ml maka
dapat diberikan makanan enteral.
2. Bila ada perdarahan, untuk sementara diberikan makanan parenteral sampai
perdarahan berhenti dan CMS < 200 ml dalam 6 jam.
3. Bila CMS sudah jernih, makanan parenteral dapat diubah menjadi makanan
enteral.
Sesuai dengan fase penyakit diberikan diet Stroke I atau II.
1. Diet Stroke I
Diet stroke I diberikan kepada pasien dalam fase akut atau bila ada gangguan
fungsi menelan. Makanan diberikan dalam bentuk cair kental yang diberikan secara
oral atau NGT sesuai dengan keadaan penyakit. Makanan diberikan dalam porsi
kecil tiap 2-3 jam. Lama pemberian makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.
Bahan makanan yang dianjurkan disajikan dalam Tabel.
Tabel Bahan Makanan yang Dianjurkan Pada Diet Stroke I
Bahan Makanan Dianjurkan
Sumber karbohidrat Maizena, tepung beras, tepung hunkwe dan sagu
Sumber protein hewani Susu whole dan skim, telur ayam 3-4 btr/minggu
Sumber protein nabati Susu kedelai, sari kacang hijau dan susu tempe
Sumber lemak Margarin, minyak jagung
Buah Sari buah yang dibuat dari: jeruk, pepaya, tomat, sirsak
dan apel
Minuman Teh encer, sirup, air gula, madu dan kaldu
2. Diet Stroke II
Diet stroke II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet stroke I atau kepada
pasien pada fase pemulihan. Bentuk makanan merupakan kombinasi Cair jernih
dan Cair kental, Saring, Lunak dan Biasa. Pemberian diet pada pasien stroke
disesuaikan dengan penyakit penyertanya. Diet stroke II dibagi dalam tiga tahap,
yaitu:
Diet Stroke II A Makanan cair + Bubur saring 1700 Kalori
Diet Stroke II B Lunak 1900 Kalori
Diet Stroke II C Biasa 2100 Kalori
B. HEMIPARESIS
1. Pengertian
Hemiplegia (hemiparesis) adalah kerusakan pada seluruh korteks piramidalis
sesisi menimbulkan kelumpuhan UMN (Upper Motor Neuron) pada belahan tubuh sisi
kontralateral. Pada tahap pertama hemiparesis karena lesi kontralateral sesisi, otot-
otot wajah yang berada di atas fisura palpebrale masih dapat digerakkan secara wajar.
Pada tahap ini lidah menunjukkan kelumpuhan pada sisi kontralateral. Pada
penyumbatan cabang kortikal cerebri media terjadi kelumpuhan pada bagian bawah
wajah sisi kontralateral, lidah belahan kontralateral, dan otot-otot leher sisi
kontralateral. Jika terjadi tumor di sekitar falx cerebri menekan pada kedua sisi korteks
piramidalis, maka kedua daerah somatotropik kedua tungkai bisa mengalami
gangguan, sehingga terjadi kelumpuhan UMN pada kedua tungkai (paraplegia). Lesi
yang merusak korteks piramidalis jarang terbatas pada area 4 saja, melainkan
melibatkan daerah di depan dan di belakangnya. Dalam hal itu gejala pengiringnya
bisa berupa hipestesia atau gangguan berbahasa (Mardjono, 2003).
Contohnya, pasien dapat mengeluhkan kelemahan pada satu sisi tubuh yang
mengarah pada lesi hemisfer serebri kontralateral. Dalam mendiagnosis, harus
dilakukan pertanyaan lebih lanjut dan mendetil mengenai waktu terjadinya gejala
sehingga dapat mengklarifikasikan perjalanan patologis dari lesi ini.
Faktor resiko pada hemiparesis yaitu :
1. Faktor yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin, pria, ras, riwayat keluarga,
riwayat stroke,riwayat jantung koroner,fibrilasi antrium dan heterozigot atau
hemosistinuria.
2. Faktor yang dapat diubah : hipertensi,DM,merokok,penyalahgunaan obat dan
alkohol,kontrasepsi oral,dan hematrokrit meningkat.
Manifestasi klinis pada hemiparesis akut dapat berupa :
1. Kelumpuhan wajah anggota badan
2. Gangguan sensabilitas pada satu atau lebih anggota badan
3. Perubahan mendadak status mental
4. Ataksia
5. Vertigo ,mual,dan muntah
2. Penyebab
Hemiparesis disebabkan oleh cerebral palsy (kerusakan otak). Cerebral palsy bisa
terjadi akibat stroke, kecelalakaan ataupun disebabkan oleh kelahiran bayi prematur.
Hemiparesis terbagi dalam beberapa kategori, yaitu:
a. Hemiparesis kanan. Hemiparesis kanan terjadi jika kerusakan otak terdapat pada
sisi kiri. Sisi kiri otak adalah bagian yang mengontrol perihal berbicara dan bahasa.
Orang yang memiliki hemiparesis jenis ini mengalami kesulitan untuk berbicara dan
memahami apa yang orang lain katakan.
b. Hemiparesis kiri; Hemiparesis kiri terjadi jika kerusakan otak terdapat di sebelah
kanan. Sisi kanan otak adalah bagian yang mengontrol proses belajar, beberapa
jenis perilaku juga komunikasi non verbal. Kerusakan otak pada sisi kiri
menyebabkan seseorang berbicara secara berlebihan (cerewet), kurangnya
perhatian juga memilki ingatan yang pendek.
c. Ataxia; Ataxia adalah hemiparesis yang disebabkan cedera otak belakang. Cedera
ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengkoordinasikan
gerakan, hal ini dapat menyebabkan kesulitan berjalan dan mengalami gangguan
keseimbangan tubuh.
d. Hemiparesis murni; Hemiparesis ini adalah hemiparesis yang sering terjadi. Orang
yang mengalami hemiparesis jenis ini mengalami kelemahan pada kaki, lengan
juga otot wajah
Hemiparesis bersifat menetap. Artinya tidak bisa disembuhkan secara total. Adapun
upaya-upaya untuk membantu si penderita adalah dengan cara fisioterapi. Dengan
demikian, si penderita dapat dilatih untuk memaksimalkan kemampuan otot anggota
geraknya yang terkena hemiparesis.
Dapus :
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Fatimah Detty N. 2009. Mencegah dan Mengatasi Stroke. Yogyakarta : Kujang Press
Ginsberg, Lionel. Lecture Notes Neurologi. 2007. Jakarta: EMS.
Mardjono, Mahar, dkk. 2003. Mekanisme Proses Imunologik Edisi 9. Jakarta : EGC
Sama ni ada tambahan obat2nya ya...
Terapi Medis
Jenis Obat/Tindakan
Fungsi Interaksi dengan Zat Gizi Solusi
Valsartan Merupakan obat yang menjaga pembuluh darah dari penyempitan.
Valsartan digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi atau kegagalan jantung. Obat ini juga digunakan untuk mengurangi risiko kematian setelah serangan jantung.
Simvastatin Berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol LDLdalam darah (low-density lipoprotein) dan triglyceride di dalam darah dan meningkatkan kadar kolesterol HDL (high-density lipoprotein), serta menurunkan kolesterol dan triglyceride (sejenis lemak) di dalam darah.
Hindari makan makanan yang tinggi lemak atau kolesterol. Simvastatin tidak akan efektif untuk menurunkan kolesterol jika tidak menjaga pola makan.
Hindari meminum alkohol. Obat ini dapat meningkatkan kadar triglyceride dan dapat meningkatkan risiko kerusakan hati.
Grahabion Untuk pengobatan defisiensi vitamin B1, B6, dan B12 seperti pada polineuritis
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan jika timbul rasa tidak nyaman pada gastrointestial
Novoraid Mengandung insulin aspart sehingga berfungsi untuk mengobati diabetes melitus
Diberikan sebelum atau setelah makan
Ceftazidim Digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk keadaan parah atau yang mengancam nyawa dengan cara mematikan bakteri dalam tubuh.
Ceftazidime diekskresi melalui air susu dengan demikian perlu perhatian khusus bila Ceftazidime diberikan ibu menyusui.