tinjauan pustaka ekosistem hutan mangrove · hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah...

20
7 TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Sedangkan daerah pantai adalah daratan yang terletak di bagian hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut dan masih dipengaruhi oleh pasang surut, dengan kelerengan kurang dari 8% (Departemen Kehutanan, 1994). Menurut Nybakken (1982), hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan mangrove dicirikan oleh: tumbuhan dari 9 genus (Avicennia, Snaeda, Laguncularia, Lumnitzera, Conocarpus, Aegiceras, Aegialitis, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Sonneratia), memiliki akar napas (pneumatofor), adanya zonasi (Avicennia/Sonnetaria, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Nypa), tumbuh pada substrat tanah berlumpur/nerpasir dan variasinya, salinitas bervariasi. Menurut Haan (1935) dan Watson (1935) dalam Departemen Kehutanan (1994) menyebutkan bahwa tempat tumbuh hutan mangrove adalah: tempat yang memiliki salinitas (0% dengan sedikit dipengaruhi pasang surut sampai salinitas 10-30% dengan digenangi 1-2 kali/hari), dan tempat yang digenangi (kadang-

Upload: vuongnhi

Post on 06-Mar-2019

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

7

TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem Hutan Mangrove

Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu

atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut

tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Sedangkan daerah pantai adalah daratan yang

terletak di bagian hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut

dan masih dipengaruhi oleh pasang surut, dengan kelerengan kurang dari 8%

(Departemen Kehutanan, 1994).

Menurut Nybakken (1982), hutan mangrove adalah sebutan umum yang

digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang

didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang

mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan mangrove

dicirikan oleh: tumbuhan dari 9 genus (Avicennia, Snaeda, Laguncularia,

Lumnitzera, Conocarpus, Aegiceras, Aegialitis, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops,

Sonneratia), memiliki akar napas (pneumatofor), adanya zonasi

(Avicennia/Sonnetaria, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Nypa), tumbuh pada

substrat tanah berlumpur/nerpasir dan variasinya, salinitas bervariasi.

Menurut Haan (1935) dan Watson (1935) dalam Departemen Kehutanan

(1994) menyebutkan bahwa tempat tumbuh hutan mangrove adalah: tempat yang

memiliki salinitas (0% dengan sedikit dipengaruhi pasang surut sampai salinitas

10-30% dengan digenangi 1-2 kali/hari), dan tempat yang digenangi (kadang-

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

8

kadang digenangi oleh air pasang tertinggi sampai tempat digenangi air pasang

dengan genangan 56-62 kali/bulan).

Karakteristik Ekosistem Hutan Mangrove

Zonasi Hutan Mangrove

Jenis-jenis pohon mangrove cenderung tumbuh dalam zona-zona atau

jalur-jalur. Berdasarkan hal tersebut, hutan mangrove dapat dibagi ke dalam

beberapa mintakat (zona), yaitu Sonneratia, Avicennia (yang menjorok kelaut),

Rhizophora, Bruguiera, Ceriops dan asosiasi Nypa. Pembagian zona tersebut

mulai dari bagian yang paling kuat mengalami pengaruh angin dan ombak, yakni

zona terdepan yang digenangi air berkadar garam tinggi dan ditumbuhi pohon

pioner (misalnya Sonneratia Sp.) dan di tanah lebih padat tumbuh Avicennia sp.

Makin dekat ke darat makin tinggi letak tanah dan dengan melalui beberapa zone

peralihan akhirnya sampailah pada bentuk klimaks.

Pada endapan lumpur yang kokoh lebih umum terdapat Avicennia marina,

sedang pada lumpur yang lebih lunak diduduki Avicennia alba (Van Steenis,

1958). Di belakang zone-zone ini Bruguiera cylindrica tercampur dengan

Rhizophora apiculata, R. mucronata, B. parviflora, dan Xylocarpus granatum

(yang puncak tajuknya dapat mencapai 35-40 meter).

Habitat

Meskipun habitat hutan mangrove bersifat khusus, setiap jenis biota laut di

dalamnya mempunyai kisaran ekologi tersendiri dan masing-masing mempunyai

relung khusus (Steenis 1958); Hal ini menyebabkan terbentuknya berbagai macam

komunitas dan bahkan zonasi, sehingga komposisi jenis berbeda dari satu tempat

ke tempat lain. Steenis (1958) mengemukakan bahwa faktor utama yang

mengakibatkan adanya ''Ecological Preference" berbagai jenis adalah kombinasi

faktor-faktor tersebut berikut ini:

1) Tipe tanah: keras atau lembek, kandungan pasir dan liat dalam berbagai

perbandingan.

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

9

2) Salinitas: variasi harian dan nilai rata-rata pertahun secara kasar sebanding

dengan frekuensi, kedalaman dan jangka waktu genangan .

3) Ketahanan jenis terhadap arus dan ombak.

4) Kombinasi perkecambahan dan pertumbuhan semai dalam hubungannya

dengan amplitudo ekologi jenis-jenis terhadap tiga faktor di atas.

Klasifikasi Tempat Tumbuh

Pengaruh pasang surut terhadap penyebaran jenis-jenis mangrove

Indonesia belum diteliti dengan terperinci. Di Semenanjung Malaya hal ini telah

dikerjakan oleh Watson (1928) dalam Steenis (1958) yang menghasilkan suatu

klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang di suatu tempat.

Diperkirakan klasifikasi ini berlaku juga untuk kawasan Indonesia. Watson (1928)

mengemukakan adanya korelasi antara jenis-jenis dengan tinggi pasang dan

lamanya tempat digenangi air. Dikenal lima kelas genangan, yaitu:

1) Kelas 1: Tempat digenangi oleh air pasang (All high tides), genangan per

bulan 56 kali sampai 62 kali. Di tempat seperti ini jarang suatu jenis dapat

hidup, kecuali Rhizophora mucronata yang tumbuh di tepi sungai.

2) Kelas 2: Tempat digenangi oleh air pasang agak besar (Medium high tides). Di

tempat ini tumbuh jenis-jenis Avicennia dan Sonneratia. Berbatasan dengan

sungai R. mucronata merajai.

3) Kelas 3: Tempat digenangi oleh pasang rata-rata (Normal high tides). Tempat

ini mencakup sebagian besar hutan mangrove yang ditumbuhi oleh R.

mucronata, R. apiculata, Ceriop tagal dan Bruguiera parviflora.

4) Kelas 4: Tempat digenangi oleh pasang perbani (Spring tides). Di sini

Rhizophora diganti oleh Bruguiera. Pada lumpur yang keras Bruguiera

cylindrica membentuk tegakan murni dan di tempat dengan drainase lebih

tumbuh B. parviflora kadang-kadang dengan B. sexangula.

5) Kelas 5: Tempat kadang-kadang digenangi oleh pasang tertinggi (Exeptional

or equinoctical tides). Disini B. gymnorrhiza berkembang dengan baik, sering

bersama-sama dengan pakis dan bersama-sama R.apiculata. Ke arah darat

sering ditumbuhi tegakan nibung (Oncosperma filamentosa).

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

10

Klasifikasi tempat tumbuh hutan bakau berdasarkan salinitas dan

genangan air pasang surut (Haan, 1935) dalam Steniis (1958):

1) Kelas 1: Salinitas 10-30%, tanah digenangi 1-2 kali sehari atau sekurang-

kurangnya 20 hari per bulan, jenis Avicennia atau Sonneratia pada tanah baru

yang lunak atau Rhizophora pada tanah yang lebih keras, membentuk zona

luar.

2) Kelas 2: Salinitas 10-30%, tanah digenangi 10-19 hari per bulan, Bruguiera

gymnorrhiza tumbuh baik dengan tegakan membentuk zona tengah.

3) Kelas 3: Salinitas 10-30 %, tanah digenangi 9 hari atau kurang sebulan, jenis-

jenis Xylocarpus dan Heritiera berkembang disini dan membentuk zona ke 3.

4) Kelas 4: Salinitas 10-30%, tanah digenangi hanya beberapa hari saja dalam

setahun, Rhizophora dan Lumnitzera berkembang baik.

5) Kelas 5: Salinitas 0%, tanah sedikit dipengaruhi pasang surut.

6) Kelas 6: Salinitas 0%, tanah dipengaruhi oleh perubahan permukaan air hanya

pada musim basah.

Adaptasi Flora Mangrove

a. Adaptasi terhadap konsentrasi garam tinggi

Dalam kaitannya dengan adaptasi terhadap kandungan garam, mangrove

dikelompokkan menjadi: (1) salt-excreting mangrove, seperti jenis Avicennia,

Aegiceras, dan Aegialitis, dan (2) non-salt excreting mangrove, seperti jenis

Rhizophora, Bruguiera, Sonneratia, dan lain-lain. Sehubungan dengan ini

Hutching dan Saenger (1987) mengemukakan tiga cara mangrove beradaptasi

terhadap garam sebagai berikut:

1) Sekresi garam (salt extrusion/salt secretion)

Flora mangrove menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian

mengekskresikan garam dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun.

Mekanisme ini dilakukan oleh Avicennia, Sonneratia, Aegiceras, Aegialitis,

Acanthus, Laguncularia dan Rhizophora (melalui unsur-unsur gabus pada daun).

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

11

2) Mencegah masuknya garam (salt exclusion)

Flora mangrove menyerap air tetapi mencegah masuknya garam, melalui

saringan (ultra filter) yang terdapat pada akar. Mekanisme ini dilakukan oleh

Rhizophora, Ceriops, Sonneratia, Avicennia, Osbornia, Bruguiera, Excoecaria,

Aegiceras, Aegalitis, dan Acrostichum.

3) Akumulasi garam (salt accumulation)

Flora mangrove seringkali menyimpan Na dan Cl pada bagian kulit kayu,

akar dan daun yang lebih tua. Daun penyimpan garam umumnya sukulen dan

pengguguran daun sukulen ini diperkirakan merupakan mekanisme mengeluarkan

kelebihan garam yang dapat menghambat pertumbuhan dan pembentukan buah.

Mekanisme adaptasi akumulasi garam ini terdapat pada Excoecaria, Lumnitzera,

Avicennia, Osbornia, Rhizophora, Sonneratia dan Xylocarpus.

b. Adaptasi terhadap substrat lumpur dan kondisi tergenang

Untuk menghadapi habitatnya berupa substrat lumpur dan selalu tergenang

(reaksi anaerob), flora mangrove beradaptasi dengan membentuk akar-akar khusus

untuk dapat tumbuh dengan kuat dan membantu mendapatkan oksigen. Bentuk

perakaran mangrove tersebut adalah sebagai berikut:

1) Akar pasak (pneumatophore)

Akar pasak berupa akar yang muncul dari sistem akar kabel dan

memanjang keluar ke arah udara seperti pasak. Akar pasak ini terdapat pada

Avicennia, Xylocarpus dan Sonneratia.

2) Akar lutut (knee root)

Akar lutut merupakan modifikasi dari akar kabel yang pada awalnya

tumbuh ke arah permukaan substrat kemudian melengkung menuju ke substrat

lagi. Akar lutut seperti ini terdapat pada Bruguiera spp.

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

12

3) Akar tunjang (stilt root)

Akar tunjang merupakan akar (cabang-cabang akar) yang keluar dari

batang dan tumbuh ke dalam substrat. Akar ini terdapat pada Rhizophora spp.

4) Akar papan (buttress root)

Akar papan hampir sama dengan akar tunjang tetapi akar ini melebar

menjadi bentuk lempeng, mirip struktur silet. Akar ini terdapat pada Heritiera.

5) Akar gantung (aerial root)

Akar gantung adalah akar yang tidak bercabang yang muncul dari batang

atau cabang bagian bawah tetapi biasanya tidak mencapai substrat. Akar gantung

terdapat pada Rhizophora, Avicennia dan Acanthus.

c. Adaptasi Reproduktif

1) Pembungaan dan polinasi

Kebanyakan spesies mangrove di daerah subtropis, seperti halnya

Australia mulai berbunga pada musim semi dan berlanjut pada musim panas (saat

kondisi lingkungan menguntungkan). Polen yang berukuran kecil dan tidak

bertangkai, memungkinkan polinasi dengan bantuan angin, serangga dan burung.

2) Produksi propagul

Kebanyakan mangrove di daerah subtropis menghasilkan propagul masak

pada musim panas, pada daerah tropik mangrove berbunga dan berbuah umumnya

pada awal musim kemarau.

3) Vivipari dan Kriptovivipari

Untuk mengantisipasi habitatnya yang tergenang atau substratnya yang

berlumpur, biji flora mangrove telah berkecambah selama masih melekat pada

pohon induknya. Fenomena ini disebut vivipari dan kriptovivipari. Vivipari adalah

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

13

perkecambahan dimana embrio keluar dari pericarp selagi masih menempel pada

ranting pohon, kadang-kadang berlangsung lama pada pohon induknya.

4) Penyebaran propagul dan pembentukannya

Biji-biji tumbuhan mangrove yang disebarkan oleh burung misletoe

(Dicaeum hirundinacum) mampu mempertahankan viabilitasnya selama berada

dalam saluran pencernaan burung. Kebanyakan spesies mangrove bijinya

mengapung pada air laut (walaupun tenggelam pada air tawar). Propagul dari

pohon-pohon mangrove mempunyai daya apung sehingga dapat beradaptasi

terhadap penyebaran oleh air.

Faktor-faktor Lingkungan Mangrove

Struktur, fungsi ekosistem mangrove, komposisi dan distribusi spesies, dan

pola pertumbuhan organisme mangrove sangat tergantung pada faktor-faktor

lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan

mangrove adalah:

a. Cahaya

Intensitas cahaya, kualitas, dan lama penyinaran merupakan faktor penting

bagi tumbuhan. Umumnya tanaman mangrove membutuhkan intensitas cahaya

matahari tinggi dan penuh, sehingga zona pantai tropis merupakan habitat ideal

bagi mangrove. Kisaran intensitas cahaya optimal untuk pertumbuhan mangrove

adalah 3000-3800 kkal/m2

- Intensitas cahaya 50% dapat meningkatkan daya tumbuh bibit Rhizophora

mucronata dan Rhizophora apiculata.

/hari. Pada saat masih kecil (semai) tanaman mangrove

memerlukan naungan. Hasil penelitian Komar et al. (1992) menunjukkan bahwa:

- Intensitas cahaya 75% mempercepat pertumbuhan bibit Bruguiera

gymnorrhiza.

- Intensitas cahaya 75% meningkatkan pertumbuhan tinggi bibit Rhizophora

mucronata, Rhizophora apiculata dan Bruguiera gymnorrhiza.

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

14

b. Curah hujan

Jumlah, lama, dan distribusi curah hujan merupakan faktor penting yang

mengatur perkembangan dan distribusi tumbuhan. Selain itu, curah hujan

mempengaruhi faktor lingkungan lain, seperti suhu air dan udara, salinitas air

permukaan tanah dan air tanah yang berpengaruh pada daya tahan spesies

mangrove. Kartawinata (1977) menyatakan bahwa berdasarkan klasifikasi Iklim

Schmidt dan Ferguson-1951, hutan mangrove di Indonesia berkembang pada

daerah dengan tipe curah hujan A, B, C, dan D dengan nilai Q yang bervariasi

mulai 0 sampai 73,7%. Sementara itu, Aksornkoae (1993) menginformasikan

bahwa tumbuhan mangrove umumnya tumbuh baik di daerah dengan curah hujan

rata-rata 1500-3000 mm/tahun. Namun juga ditemukan pada daerah yang

bercurah hujan tinggi, yaitu 4000 mm/th yang tersebar lebih dari saru periode 8-10

bulan per tahun.

c. Suhu Udara

Suhu penting dalam proses fisiologis, seperti fotosintesis dan respirasi.

Aksornkoae (1993) dalam Kusmana (1993) menyatakan bahwa pertumbuhan

mangrove yang baik memerlukan suhu rata-rata minimal lebih besar dari 20oC dan

perbedaan suhu musiman tidak melebihi 5oC, kecuali di Afrika Timur dimana

perbedaan suhu musiman mencapai 10o

Berdasarkan hasil penelitian Kusmana (1993) diketahui bahwa hutan

mangrove yang terdapat di bagian timur pulau Sumatera tumbuh pada suhu rata-

rata bulanan dengan kisaran dari 26,3

C.

oC sampai dengan 28,7oC. Hutching dan

Saenger (1987) mendapatkan kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan beberapa

jenis tumbuhan mangrove, yaitu Avicennia marina tumbuh baik pada suhu 18-

20oC, R. stylosa, Ceriops spp., Excoecaria agallocha dan Lumnitzera racemosa

pertumbuhan daun segar tertinggi dicapai pada suhu 26-28oC, suhu optimum

Bruguiera spp. 27oC, Xylocarpus spp. berkisar antara 21-26oC dan X. granatum

28oC.

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

15

d. Angin

Angin berpengaruh terhadap ekosistem mangrove melalui aksi gelombang

dan arus pantai, yang dapat menyebabkan abrasi dan mengubah struktur

mangrove, meningkatkan evapotranspirasi dan angin kuat dapat menghalangi

pertumbuhan dan menyebabkan karakteristik fisiologis abnormal, namun

demikian diperlukan untuk proses polinasi dan penyebaran benih tanaman.

Pada daerah pantai yang mudah terkena angin badai, tajuk pohon

mangrove di sepanjang pantai tersebut biasanya patah dan struktur pepohonan

umumnya lebih pendek. Namun demikian, mangrove memainkan peranan penting

dalam mengurangi pengaruh badai pantai pada wilayah yang berada di antara

daratan dan lautan.

e. Pasang surut

Pasang surut menentukan zonasi komunitas flora dan fauna mangrove.

Dinamika pasang surut berpengaruh besar terhadap perubahan salinitas pada areal

mangrove. Salinitas air menjadi sangat tinggi pada saat pasang naik, dan menurun

selama pasang surut. Perubahan tingkat salinitas pada saat pasang merupakan

salah satu faktor yang membatasi distribusi spesies mangrove, terutama distribusi

horisontal. Pada areal yang selalu tergenang hanya R. mucronata yang tumbuh

baik, sedang Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp. jarang mendominasi daerah

yang sering tergenang. Pasang surut juga berpengaruh terhadap perpindahan

massa antara air tawar dengan air laut, dan oleh karenanya mempengaruhi

distribusi vertikal organisme mangrove.

Durasi pasang juga memiliki efek yang mirip pada distribusi spesies,

struktur vegetatif, dan fungsi ekosistem mangrove. Hutan mangrove yang tumbuh

di daerah pasang diurnal memiliki struktur dan kesuburan yang berbeda dari hutan

mangrove yang tumbuh di daerah semi-diurnal, dan berbeda juga dengan hutan

mangrove yang tumbuh di daerah pasang campuran.

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

16

f. Salinitas

Lingkungan asin (bergaram) diperlukan untuk kestabilan ekosistem

mangrove, seperti halnya banyak jenis yang kurang bersaing di bawah kondisi air

tawar (Lugo 1980). Salinitas air dan salinitas tanah rembesan merupakan faktor

penting dalam pertumbuhan, daya tahan, dan zonasi spesies mangrove. Tumbuhan

mangrove tumbuh subur di daerah estuaria dengan salinitas 10-30 ppt. Salinitas

yang sangat tinggi (hypersalinity) misalnya ketika salinitas air permukaan

melebihi salinitas yang umum di laut (±35 ppt) dapat berpengaruh buruk pada

vegetasi mangrove, karena dampak dari tekanan osmotik yang negatif.

Akibatnya, tajuk mangrove semakin jauh dari tepian perairan secara umum

menjadi kerdil dan berkurang komposisi jenisnya. Meskipun demikian, beberapa

spesies dapat tumbuh di daerah dengan salinitas sangat tinggi, seperti yang

dilaporkan oleh. Wells (1982) dalam Aksornkoae (1993), bahwa di Australia

Avicennia marina dan Excoecaria agallocha dapat tumbuh di daerah dengan

salinitas maksimum 63 ppt, Ceriops spp. 72 ppt., Sonneratia spp. 44 ppt.,

Rhizophora apiculata 65 ppt dan Rhizophora stylosa 74 ppt.

g. Tanah

Mangrove terutama tumbuh pada tanah lumpur, namun berbagai jenis

mangrove dapat tumbuh di tanah berpasir, koral, tanah berkerikil bahkan tanah

gambut. Lear dan Turner (1977) dalam Soeroyo (1993) menyatakan bahwa tanah

di hutan mangrove mempunyai ciri-ciri selalu basah, mengandung garam, oksigen

sedikit dan kaya akan bahan organik.

Susunan jenis dan kerapatan pada hutan mangrove sangat dipengaruhi oleh

susunan tekstur tanah dan konsentrasi ion tanah yang bersangkutan. Pada lahan

mangrove yang tanahnya lebih banyak terdiri atas liat (clay) dan demu (silt),

terdapat tegakan yang lebih rapat dari lahan yang tanahnya mengandung liat dan

debu pada konsentrasi yang lebih rendah. Tanah dengan konsentrasi kation Na >

Mg > Ca atau K, tegakan dikuasai oleh jenis Avicennia spp., atau Sonneratia spp.,

atau Rhizophora spp., atau Bruguiera spp. Adapun pada tanah dengan susunan

konsentrasi kation Mg > Ca > Na atau K tegakan dikuasai oleh nipah (Nypa

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

17

fruticans). Lebih lanjut pada tanah dengan susunan kation Ca > Mg > Na atau K

tegakan dikuasai oleh jenis Melaleuca spp. (Wiroatmodjo 1994). Tanah-tanah

mangrove umumnya mengandung zat besi dan bahan-bahan organik yang tinggi,

ditambah dengan keberadaan sulfat dari pasang air laut membuat tanah menjadi

rentan khsusnya terhadap asam sulfat karena oksidasi, seperti yang sering terjadi

pada saat pembuatan tambak. Pada kondisi anaerob yang berlaku secara umum,

sulfat dari air laut direduksi menjadi sulfida (FeS) atau pirit (FeS2) oleh bakteri-

bakteri perombak sulfat yang termasuk, paling tidak 2 marga bakteri, yaitu

Desulfovibrio dan Desulfomaculum. Drainase alami atau buatan dan aerasi

sedimen yang mengandung pirit mendorong terjadinya oksidasi dan formasi asam

sulfat (H2SO4) yang dilepaskan dalam jumlah besar dalam keadaan tidak ada

kalsium karbonat (CaCO3

2FeS

), melalui reaksi kimia sebagai berikut:

2 + 2H2O + 7O2 2FeSO4 + H2SO4

Ketika reaksi tersebut terjadi-seringkali sebagai akibat dari pembuatan

tambak atau dikonversi menjadi lahan pertanian-pH tanah turun menjadi 3 atau

kurang. Kondisi ini merupakan masalah yang sangat serius untuk budidaya

perairan dan pertanian serta regenerasi hutan mangrove. Ancaman asam sulfat

harus dipertimbangkan secara hati-hati dalam konversi mangrove untuk

penggunaan lain, begitu juga dengan ancaman kontaminasi asam terhadap

lingkungan. Dilaporkan bahwa kematian massal ikan terjadi saat hujan lebat

diakibatkan oleh pencucian asam tanah ke sungai (Dunn 1975).

Pertumbuhan Mangrove Jenis Bakau (Rhizophora mucronata)

Pertumbuhan hutan mangrove sangat erat kaitannya dengan pendangkalan

pantai dan penyempitan laut. Menurut Hutabarat dan Evans (1985), daerah hutan

bakau merupakan suatu tempat yang bergerak, dimana tanah lumpur dan daratan

secara terus menerus dibentuk oleh tumbuh-tumbuhan yang kemudian secara

perlahan-lahan berubah menjadi daerah semi terrestrial (semi daratan).

Sampai saat ini tidak banyak tulisan yang memuat penelitian mengenai

hutan mangrove, khususnya di bidang sivikulturnya. Kebanyakan tulisan-tulisan

yang ada hanya mengenai ekosistem dan ekologi hutan mangrove. Hal tersebut

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

18

diakui oleh Kartawinata (1978) yang dikutip oleh Anwar et al. (1984), hampir

semua jenis yang membentuk hutan mangrove di Indonesia sudah diketahui,

misalnya mengenai variasi komposisi jenis, silvikultur hutan, cara pemencaran

bibit, pembungaan dan pembuahan, komposisi fauna, perputaran hara,

produktivitas dan dinamika ekosistem. Menurut La Rue dan Mosich (1954)

dikutip oleh Chapman (1976), jika biji jatuh dari pohon induk saat air surut, hal

ini kemungkinan akan menghasilkan semai mangrove, karena ketika biji jatuh

langsung ditancapkan ke lumpur, pada saat itu akar yang baru, membentuk

hipokotil. Jika biji jatuh pada waktu air pasang, maka biji akan terbawa oleh air

dan mengapung tanpa terjadi perkembangan akar, walaupun terjadi,

perkembangan akar tersebut akan sangat lambat sekali. Setelah air surut, biji akan

terdampar dan saat itu akar akan tumbuh keluar.

a. Taksonomi dan Penyebaran

Sifat umum dari perkembangan biji mangrove secara vivipar, yaitu biji

telah berkecambah sewaktu masuk di dalam buah yang masih melekat pada

tumbuhan induk. Cara yang khas ini diperlihatkan oleh Rhizophora spp. Lembaga

semai dapat menembus buah yang masih bergantungan, yang panjangnya seperti

anak panah tetai berat di bagian bawahnya. Kemudian semai jatuh dengan akar ke

bawah, sehingga ujung akar itu dapat menancap ke dalam lumpur bila air sedang

surut dan membentuk akar-akar cabang dalam waktu beberapa jam saja serta

tumbuh di tempat itu. Bila air sedang pasang dan semai akarnya belum kuat

melekat di lumpur, maka semai tersebut akan hanyut terbawa air ke tempat lain

dan bila air surut akan tumbuh dengan normal kembali bila keadaan

menguntungkan (Polunin 1960).

Jenis Rhizophora mucronata bisa mencapai ketinggian 27 m dengan

diameter 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga hitam dan terdapat celah

horizontal. Akar tunjang dan akar udara yang tumbuh dari percabangan bagian

bawah.

Berikut merupakan sistematika tumbuhan bakau (Polunin 1960).:

Phyllum : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

19

Ordo : Malpighiales

Famili : Rhizophoraceae

Genus : Rhizophora

Spesies : Rhizophora mucronata

Nama daerah: Bangka itam, dongoh korap, bakau hitam, bakau korap, bakau

merah, jankar, lenggayong,belukap, lolaro.

Penyebaran mangrove jenis Rhizophora mucronata di dunia disajikan pada

Gambar 2.

Source : UNEP-WCMC, 2001.

Gambar 2. Penyebaran mangrove jenis Rhizophora mucronata di dunia

b. Pertumbuhan tinggi

Pertumbuhan tinggi tanaman dapat didefinisikan sebagai bertambah

besarnya tanaman yang diikuti oleh peningkatan bobot kering. Menurut Baker

(1950), yang dimaksud dengan pertumbuhan pada suatu pohon adalah

pertambahan tumbuh dalam besar dan pembentukan jaringan baru, pertumbuhan

tersebut dapat pula diukur dari berat seluruh tanaman (biomassa). Dijelaskan pula

bahwa pertumbuhan suatu pohon meliputi pertumbuhan bagian atas dan bagian

bawah. Adapun faktor-faktor yang menentukan kecepatan pertumbuhan tinggi

antara lain unsur-unsur hara yang ada dalam tanah, kandungan air dan cahaya.

c. Pertumbuhan Diameter

Menurut Baker (1950), pertumbuhan diameter pohon sangat penting dalam

bidang kehutanan terutama untuk menghasilkan kayu gergajian, dijelaskan bahwa

pertumbuhan lingkaran tahun pada pohon adalah hasil dari perkembangan

cambium dam lapisan dari jaringan meristematik sel-sel.

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

20

Budidaya Tumbuhan Bakau (Rhizophora mucronata)

a. Penyiapan lokasi penanaman

Ada beberapa aspek Karakteristik lahan yang perlu diperhatikan adalah:

kondisi tanah, salinitas, frekuensi pasang surut, kedalaman dan lama

penggenangan pasang surut yang berkaitan dengan topografi dan ketinggian

tempat dari permukaan laut, keterbukaan lahan terhadap angin dan kekuatan arus,

keberadaan hama pengganggu dan ketersediaan benih (propagul).

Faktor-faktor lingkungan yang paling berperan dalam pertumbuhan

mangrove adalah tipe tanah, salinitas, drainase dan arus yang semuanya

diakibatkan oleh kombinasi pengaruh dari fenomena pasang surut dan ketinggian

dari rata-rata muka laut. Sebagai contoh, keterkaitan antara faktor lingkungan

dengan penyebaran jenis-jenis mangrove dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Keterkaitan antara faktor-faktor Lingkungan dengan Penyebaran

Beberapa Jenis Pohon Mangrove Secara Alami

Zonasi Pola

Pasang Surut

Frekuensi Penggenangan

(hari/bulan) Salinitas Tipe

Tanah Jenis-jenis Pohon

Mangrove

Pinggir pantai Harian 20+ 10-30

Koral, berpasir, lempung berpasir

Avicennia marina, Sonneratia, S. caseolaris, Rhizophora stylosa, R. mucronata dan R. apiculata

Tengah Harian 10-19 10-30

Berdebu sampai

liat berdebu

A. alba, A. Officinalis, R. mucronata, Aegiciras comiculatum, A. floridum, Bruguiera gymnorrhiza, B. sexangula, Ceriops tagal, C. decandra, Excoecaria agallocha, Lumnitzera racemora, Xylocarpus granatum.

Pedalaman Tergenang hanya saat 4-9 0-10 Berdebu-

liat A. alba, B. sexangula, Ceriops

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

21

Zonasi Pola

Pasang Surut

Frekuensi Penggenangan

(hari/bulan) Salinitas Tipe

Tanah Jenis-jenis Pohon

Mangrove

pasang purnama

berdebu sampai

liat

tagal, Excoecaria agallocha, Heritiera littoralis, Scyphiphora hydrophylacea, Xylocarpus granatum, X. mekongensis, Nypa fruticans

Pinggir sungai

(Riverine)

Jarang tergenang: air tawar-

payau

2 0-10

Berpasir sampai

liat berdebu

Muara sungai: Avicennia marina, A. officinalis, Aegiciras comiculatum, A. floridum, Camtostemon philippensis, R. apiculata, R. mucronata, R. stylosa Hulu sungai: A. alba, A. officinalis, Aegiciras comiculatum, A. floridum, Camptostemon philippensis, E. agallocha, Heritiera litoralis, Nypa fruticans, R. mucronata, R. apiculata, Xylocarpus granatum, X. Mekongensis

(Sumber : Strategi Nasional Mangrove 2004)

Pengetahuan tentang faktor-faktor lingkungan tersebut di atas akan

memudahkan kita dalam menentukan jenis yang paling sesuai pada lokasi yang

akan kita tanam dan teknik pendekatan yang akan digunakan dalam penanaman

mangrove

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

22

b. Penyiapan Benih

Pada dasarnya tanaman mangrove berbuah hampir sepanjang tahun,

namun ada beberapa periode waktu dimana jenis-jenis tertentu berbuah sangat

banyak atau dengan kata lain puncak musim berbuah.

Tabel 2. Musim Buah Beberapa Jenis Mangrove

No Spesies Bulan J F M A M J J A S O N D

1 Rhizophora apiculata 2 R. mucronata 3 Bruguiera gymnorrhiza 4 Sonneratia alba 5 Avicennia marina 6 Xylocarpus granatum

(Sumber : Strategi Nasional Mangrove,2004)

Buah atau biji yang dipilih adalah benih yang berasal dari buah yang

matang, sehat, segar dan bebas dari hama

Tabel 3. Karakteristik Benih Matang

No Spesies Ukuran Warna atau ciri lain

1 Rhizophora apiculata

Panjang ± 20 cm Diameter ± 14 mm

Warana kotiledon berubah dari dari hijau muda menjadi merah kekuningan

2 R. mucronata Pajang ± 50 cm Warna kotiledon berubah dari hijau muda menjadi kuning

3 Bruguiera gymnorrhiza

Panjang ± 20 cm Warna hipokotil berubah dari hijau menjadi coklat kemerahan atau merah kehijauan

4 Sonneratia alba Diameter buah ± 40 mm

Buah matang terapung di air

5 Avicennia marina Berat ± 1,5 gr Warna kulit berubah dari hijau muda menjadi hijau kekuningan

6 Xylocarpus granatum

Berat biji ± 30 gr Buah retak, warna biji coklat berbercak abu-abu. Radikula tampak jelas. Bila buah tenggelam di air berarti belum matang

(Sumber : Strategi Nasional Mangrove,2004)

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

23

c. Pembuatan Tempat Persemaian

Lokasi persemaian sebaiknya di lokasi yang datar dan bersih dari

gangguan tanaman pengganggu seperti semak-semak. Apabila lokasi tersebut

masih dalam keadaan bersemak, maka sebaiknya dilakukan dahulu pembersihan

lahan daerah tersebut. Pada saat pemilihan lokasi persemaian, perlu

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a) Terletak pada zona pasang surut yang tidak terlalu kuat. Tinggi permukaan

tanah persemaian ± 60 cm di bawah garis pasang tertinggi saat pasang

purnama.

b) Tanah relatif keras

c) Tidak terdapat akumulasi garam, salinitas < 30 o/

d) Tidak terpengaruh oleh ombak atau aliran air sungai oo

e) Topografi tidak berubah oleh hujan deras

f) Mudah kering dan tidak tergenang secara permanen

g) Tersedia tanah untuk media

h) Dekat dengan areal penanaman

i) Untuk persemaian sementara sebaiknya terdapat naungan pohon

Ukuran persemaian sangat bervariasi tergantung pada luasan yang akan

kita tanam. Oleh karena itu sebelum membuat perkiraan maka sebaiknya kita

mengetahui terlebih dahulu berapa luasan yang akan kita tanam sehingga

diketahui jumlah bibit yang akan kita perlukan.

d. Penanaman

Setelah lahan benar-benar siap untuk ditanam, maka dilakukan

pemancangan ajir yang berfungsi sebagai penahan bibit agar tidak tumbang.

Fungsi lain ajir adalah untuk mengetahui lokasi tanaman, menyeragamkan jarak

tanam, tanda tanaman baru. Ajir dibuat dari kayu atau bambu dengan ukuran

tinggi 1,5-2 m, lebar 3-4 cm. Posisi ajir diupayakan sampai dasar lumpur (tanah

keras), agar dapat dipakai sebagai ikatan bagi bibit yang ditanam. Mengingat

kondisi lokasi penanaman berlumpur dalam (>1 meter), maka teknik tanam

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

24

dilakukan dengan polybag tidak perlu dibuka, tetapi pada bagian bawah diberi

lubang atau sobekan.

e. Pemeliharaan dan Monitoring

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiangan, penyulaman,

penjarangan dan pengontrolan terhadap kondisi tanaman. Pemeliharaan awal

paling tidak dilakukan selama 1 tahun, terutama dari gangguan gulma dan

serangan hama. Monitoring tanaman perlu dilakukan setiap bulan, agar setiap

perkembangan kondisi tanaman diketahui.

Kondisi Lingkungan Mangrove di Hutan Lindung Angke Kapuk

a. Konsep Ekologi Restorasi

Hutan mangrove memiliki beberapa karakteristik tertentu, dimana pada

kondisi yang baik karakteristik ini akan tetap terjaga dan akan membuat hutan

mangrove dapat tumbuh dan lestari meskipun tanpa bantuan manusia. Namun

karakteristik yang terdapat pada hutan mangrove ini juga sangat rentan, yaitu pada

saat terjadi gangguan akan menyebabkan kondisi struktur hutan menjadi rusak

sehingga hutan tidak dapat menjalankan fungsinya. Dalam hal ini juga terdapat

kecenderungan jika terjadi gangguan pada salah satu karakteristik, maka akan

terjadi gangguan pula terhadap karakteristik yang lain.

Berbagai aktivitas pemanfaatan sumberdaya hutan dan berbagai

kepentingan di dalamnya berdampak pada terganggunya fungsi hutan. Sebagian

besar gangguan kerusakan hutan diantaranya karena aktivitas akibat logging,

shifting cultivation, dan tambak. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 3

di bawah ini

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

25

Gambar 3. Alasan dilakukannya restorasi

Pada dasarnya konsep kegiatan restorasi adalah proses pengembalian atau

pemulihan (improving) kondisi hutan yang rusak yang meliputi fungsi, struktur,

komposisi dan produktivitasnya dengan tujuan dimana kondisi hutan nantinya

menjadi lebih baik dan mendekati aslinya (originality). Oleh karena itu melalui

restorasi diharapkan fungsi hutan nantinya dapat kembali seperti semula.

Pulihnya fungsi hutan bila terdapat struktur hutan yang sesuai untuk

fungsinya. Sehingga dalam restorasi yang perlu dibangun adalah struktur

hutannya yang rusak, meliputi kerapatan tegakan, komposisi jenis, pola

distribusinya serta berlangsungnya siklus hara tertutup di dalamnya.

Pembangunan kembali struktur hutan tersebut harus mengacu pada proses suksesi

dan karakter hutan mangrove.

Salah satu lokasi restorasi mangrove ini adalah lahan terdegradasi yang

merupakan lahan terbuka, hampir tidak ada vegetasi tumbuh di atasnya sebagai

akibat dari pemanfaatannya untuk berbagai kepentingan dan faktor alam. Dampak

dari hilangnya vegetasi memacu terjadinya erosi tanah, hilangnya biodiversitas,

kerusakan habitat wildlife, dan berkurangnya kapasitas lahan untuk pertumbuhan

tanaman. Untuk menekan dampak lebih lanjut, lahan ini harus dipulihkan melalui

aktivitas rehabilitasi lahan.

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove · Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu ... klasifikasi genangan air pasang berdasarkan sifat-sifat pasang

26

Tujuan utama dari kegiatan restorasi adalah mengembalikan kondisi lahan

atau hutan yang rusak dengan memperbaiki lahan tersebut agar kembali fungsinya

seperti sebelum dirusak. Yang dimaksud fungsi hutan di sini mencakup:

- Fungsi hutan sebagai habitat utama untuk flora dan fauna

- Sebagai tempat menyimpan keanekaragaman genetik

- Konservasi tanah, air, hara, dan keanekaragaman hayati

- Sebagai sumber pembangunan ekonomi

- Memelihara keseimbangan iklim lokal dan kondisi iklim global.

b. Reklamasi

Kegiatan reklamasi pada lokasi ini merupakan proses civil engineering

untuk mempersiapkan lahan yang terabrasi yang bertujuan menyiapkan lahan

untuk penanaman. Dalam kegiatan ini yang dilakukan adalah pengurukan,

pengangkutan, penimbunan pada kedalaman atau tingkat tertentu agar jika mau

mengadakan penanaman, kondisi lahan sudah layak untuk ditanami.

Kondisi yang kerusakannya sangat berat harus direklamasi terlebih dahulu

karena kegiatan rehabilitasi tidak dapat dilaksanakan sebelum kondisi yang sangat

rusak itu diperbaiki sampai kondisi lapang siap ditanam kembali. Kondisi lahan

yang kerusakannya masih ringan, kegiatan rehabilitasi masih dapat dilaksanakan

tanpa melakukan reklamasi. Namun demikian pemilihan metode rehabilitasi yang

tepat harus disesuaikan dengan tingkat dan jenis kerusakan pada lahan tersebut.