tinjauan pustaka
DESCRIPTION
parktikum sayur buahTRANSCRIPT
![Page 1: Tinjauan Pustaka](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d3651a28ab9b029dc635/html5/thumbnails/1.jpg)
I. PENDAHULUAN
I.1. Teori
Proses fermentasi dalam pengolahan pangan adalah proses pengolahan
pangan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk
meningkatkan keawetan pangan dengan diproduksinya asam dan/atau alkohol,
untuk menghasilkan produk dengan karekateristik flavor dan aroma yang khas,
atau untuk menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik. Contoh-
contoh produk pangan fermentasi ini bermacam-macam; mulai dari produk
tradisional (misalnya tempe, tauco, tape, dll) sampai kepada produk yang modern
(misalnya salami dan yoghurt).
Fermentasi secara teknik dapat didefinisikan sebagai suatu proses oksidasi
anaerobik atau partial anaerobik karbohidrat yang menghasilkan alkohol serta
beberapa asam, namun banyak proses fermentasi yang menggunakan substrat
protein dan lemak (Muchtadi, 2010).
Fermentasi terbagi menjadi dua, yaitu fermentasi spontan dan tidak
spontan (membutuhkan starter). Fermentasi spontan adalah fermentasi yang biasa
dilakukan menggunakan media penyeleksi, seperti garam, asam organik, asam
mineral, nasi atau pati. Media penyeleksi tersebut akan menyeleksi bakteri
patogen dan menjadi media yang baik bagi tumbuh kembang bakteri selektif yang
membantu jalannya fermentasi. Fermentasi tidak spontan adalah fermentasi yang
dilakukan dengan penambahan kultur organisme bersama media penyeleksi
sehingga proses fermentasi dapat berlangsung lebih cepat (Rahayu, 1992).
Proses fermentasi dalam pengolahan pangan mempunyai beberapa
keuntungan-keuntungan, antara lain:
Proses fermentasi dapat dilakukan pada kondisi pH dan suhu normal,
sehingga tetap mempertahankan (atau sering bahkan meningkatkan) nilai
gizi dan organoleptik produk pangan.
Karakteristik flavor dan aroma produk yang dihasilkan bersifat khas, tidak
dapat diproduksi dengan teknik/metoda pengolahan lainnya.
Memerlukan konsumsi energi yang relatif rendah karena dilakukan pada
kisaran suhu normal.
![Page 2: Tinjauan Pustaka](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d3651a28ab9b029dc635/html5/thumbnails/2.jpg)
Modal dan biaya operasi untuk proses fermentasi umumnya rendah.
Teknologi fermentasi umumnya telah dikuasi secara turun temurun dengan
baik.
Sebagaimana dikemukakan di muka bahwa proses fermentasi adalah
proses yang memanfaatkan jasa mikroorganisme, maka pengendalian proses
fermentasi pada dasarnya adalah pengendalian pertumbuhan dan aktivitas
mikroorganisme tersebut. Faktor utama yang mengendalikan pertumbuhan
mikroorganisme pada bahan pangan adalah:
Ketersediaan sumber-sumber karbon dan nitrogen yang akan digunakan
oleh mikroorganisme tersebut untuk tumbuh dan berkembang-biak.
Ketersediaan zat gizi khusus tertentu yang merupakan persyaratan
karakteristik bagi mikroorganisme tertentu untuk tumbuh dengan baik.
Nilai pH produk pangan.
Suhu inkubasi.
Kadar air.
Ada/tidaknya kompetisi dengan mikroorganisme lainnya.
Hasil fermentasi diperoleh sebagai akibat metabolisme mikroba-mikroba
pada suatu bahan pangan dalam keadaan anaerob. Mikroba yang melakukan
fermentasi membutuhkan energi yang umumnya diperoleh dari glukosa. Dalam
keadaan aerob, mikroba mengubah glukosa menjadi air, CO2, dan energi (ATP).
Beberapa mikroba hanya dapat melangsungkan metabolisme dalam keadaan
anaerob dan hasilnya adalah substrat yang setengah terurai. Hasil penguraiannya
adalah air, CO2, energi, dan sejumlah asam organik lainnya, seperti asam laktat,
asam asetat, etanol, serta bahan-bahan organik yang mudah menguap.
Perkembangan mikroba-mikroba dalam keadaan anaerob biasanya dicirikan
sebagai proses fermentasi (Muchtadi, 2010).
Fermentasi glukosa pada prinsipnya terdiri dari dua tahap, yaitu (1)
pemecahan rantai karbon dari glukosa dan pelepasan paling sedikit dua pasang 4
atom hidrogen, menghasilkan senyawa karbon lainnya yang lebih teroksidasi
daripada glukosa, (2) senyawa yang teroksidasi tersebut direduksi kembali oleh
atom hidrogen yang dilepaskan dalam tahap pertama, membentuk senyawa-
senyawa lain sebagai hasil fermentasi (Fardiaz, 1989). Tahap pertama fermentasi
![Page 3: Tinjauan Pustaka](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082507/5695d3651a28ab9b029dc635/html5/thumbnails/3.jpg)
glukosa selalu menghasilkan asam piruvat. Jasad renik melakukan pemecahan
glukosa menjadi asam piruvat melalui empat jalur, yaitu:
1. Jalur Embden-Meyerhof-Parnas (EMP) atau glikolisis, ditemukan pada
fungi dan kebanyakan bakteri, serta hewan dan manusia.
2. Jalur Entner-Doudoroff (ED), hanya ditemukan pada beberapa bakteri.
3. Jalur Heksosamonofosfat (HMF), ditemukan pada berbagai organisme.
4. Jalur Fosfoketolase (FK), hanya ditemukan pada bakteri yang tergolong
laktobasili heterofermentatif.
Jalur EMP terdiri dari beberapa tahap, masing-masing dikatalis oleh enzim
tertentu. Jalur tersebut ditandai dengan pembentukan fruktosa difosfat, kemudian
pemecahan menjadi dua molekul gliseraldehida fosfat. Reaksi ini dikatalis oleh
enzim aldolase. Kemudian terjadi reaksi dehidrogenasi gliseraldehida fosfat yang
merupakan reaksi oksidasi yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Reaksi
ini dikatalis oleh enzim gliseraldehida fosfat dehidrogenase. Atom hidrogen yang
terlepas akan ditangkap oleh NAD membentuk NADH2. Proses fermentasi dapat
berlangsung terus jika NADH2 dapat dioksidasi kembali pada tahap kedua
fermentasi sehingga melepaskan atom hidrogen kembali. Jadi NAD berfungsi
sebagai pembawa hidrogen dalam proses fermentasi (Fardiaz, 1989).
Jalur FK merupakan percabangan dari jalur HMF, karena bakteri ini tidak
mempunyai enzim aldolase yang dapat memecah fruktosa 1,6-difosfat menjadi 2
triose-fosfat, dan tidak mempunyai enzim transaldolase dan transketolase yang
penting dalam jalur HMF (Fardiaz, 1989). Pada tahap kedua fermentasi, asam
piruvat akan diubah menjadi produk-produk akhir yang spesifik untuk berbagai
proses fermentasi, menggunakan atom hidrogen yang diproduksi pada tahap
pertama fermentasi (Fardiaz, 1989).
I.2. Tujuan
Mengetahui cara pengawetan dengan fermentasi yaitu fermentasi spontan
dan fermentasi tidak spontan.