tinjauan pustaka

12
LAPORAN KASUS GERIATRI Lydia Marchelina401368156 TINJAUAN PUSTAKA Osteoarthritis DEFINISI Osteoarthritis adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang terutama terjadi pada orang yang berusia lanjut dan ditandai oleh degenerasi kartilago artikularis, perubahan pada membran sinovia serta hipertrofi tulang pada tepinya. Rasa nyeri dan kaku, khususnya setelah melakukan aktivitas yang lama akan menyertai perubahan degeneratif tersebut. KELUHAN DAN GEJALA Gejala klinis osteoartritis bervariasi, bergantung pada sendi yang terkena, lama dan intensitas penyakitnya, serta respons penderita terhadap penyakit yang dideritanya. Pada umumnya pasien osteoartritis mengatakan bahwa keluhan- keluhannya sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan. Secara klinis, osteoartritis dapat dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu : 1. Subklinis. Pada tingkatan ini belum ada keluhan atau tanda klinis lainnya. Kelainan baru terbatas pada tingkat seluler dan biokimiawi sendi. Kepaniteraan Klinik Geriatri Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 1 Panti Werdha Kristen Hana

Upload: lydiamarchelina

Post on 10-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lalalal

TRANSCRIPT

Page 1: tinjauan pustaka

LAPORAN KASUS GERIATRI Lydia Marchelina401368156

TINJAUAN PUSTAKA

Osteoarthritis

DEFINISI

Osteoarthritis adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang terutama terjadi pada

orang yang berusia lanjut dan ditandai oleh degenerasi kartilago artikularis, perubahan

pada membran sinovia serta hipertrofi tulang pada tepinya. Rasa nyeri dan kaku,

khususnya setelah melakukan aktivitas yang lama akan menyertai perubahan

degeneratif tersebut.

KELUHAN DAN GEJALA

Gejala klinis osteoartritis bervariasi, bergantung pada sendi yang terkena, lama

dan intensitas penyakitnya, serta respons penderita terhadap penyakit yang dideritanya.

Pada umumnya pasien osteoartritis mengatakan bahwa keluhan-keluhannya sudah

berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan.

Secara klinis, osteoartritis dapat dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :

1. Subklinis.

Pada tingkatan ini belum ada keluhan atau tanda klinis lainnya. Kelainan baru

terbatas pada tingkat seluler dan biokimiawi sendi.

2. Manifest

Pada tingkat ini biasanya penderita datang ke dokter. Kerusakan rawan sendi

bertambah luas disertai reaksi peradangan.

3. Dekompensasi

Rawan sendi telah rusak sama sekali, mungkin terjadi deformitas dan kontraktur.

Pada tahap ini biasanya diperlukan tindakan bedah.

Kepaniteraan Klinik GeriatriFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 1Panti Werdha Kristen Hana

Page 2: tinjauan pustaka

LAPORAN KASUS GERIATRI Lydia Marchelina401368156

Keluhan-keluhan umum yang sering dirasakan penderita osteoartritis adalah

sebagai berikut :

Nyeri Sendi

Merupakan keluhan utama yang sering kali membawa pasien datang ke

dokter.Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang

dengan istirahat.Beberapa gerakan tertentu menimbulkan rasa sakit yang

berlebih dibanding gerakan lain. Pada osteoartritis terdapat hambatan sendi

yang biasanya bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan

bertambahnya rasa nyeri. Asal nyeri dapat dibedakan, yaitu :

- Peradangan

Nyeri yang berasal dari peradangan biasanya bertambah pada pagi hari

atau setelah istirahat beberapa saat dan berkurang setelah bergerak. Hal

ini karena sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan

cairan dalam ruang sendi yang menimbulkan pembengkakan dan

peregangan simpai sendi. Semua ini menimbulkan rasa nyeri.

- Mekanik

Nyeri akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan

berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan

keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.

Nyeri biasanya terlokalisasi hanya pada sendi yang terkena, tetapi dapat

juga menjalar.

Kaku Sendi

Merupakan keluhan pada hampir semua penyakit sendi dan osteoartritis yang

tidak begitu berat. Pada beberapa pasien, nyeri dan kaku sendi dapat timbul

setelah istirahat beberapa saat misalnya sehabis duduk lama atau bangun

tidur. Berlawanan dengan penyakit inflamasi sendi seperti artritis

rheumatoid, dimana pada artritis rheumatoid kekakuan sendi pada pagi hari

berlangsung lebih dari 1 jam,maka pada osteoartritis kekakuan sendi jarang

melebihi 30 menit.

Kepaniteraan Klinik GeriatriFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 2Panti Werdha Kristen Hana

Page 3: tinjauan pustaka

LAPORAN KASUS GERIATRI Lydia Marchelina401368156

Pembengkakan Sendi

Merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang

sendi. Biasanya teraba panas tanpa adanya kemerahan. Pada sendi yang

terkena akan terlihat deformitas yang disebabkan terbentuknya osteofit.

Tanda-tanda adanya reaksi peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan

gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan) mungkin dijumpai

pada osteoartritis karena adanya sinovitis.

Perubahan Gaya Jalan

Salah satu gejala yang menyusahkan pada pasien osteoartritis adalah adanya

perubahan gaya jalan. Hampir pada semua pasien osteoartritis, pergelangan

kaki, tumit, lutut atau panggulnya berkembang menjadi pincang. Gangguan

berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman besar

untuk kemandirian pasien lanjut usia.

Gangguan Fungsi

Timbul karena ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi. Adanya

kontraktur, kemungkinan adanya osteofit, nyeri dan bengkak merupakan

penyebab yang menimbulkan gangguan fungsi. Pada osteoartritis tidak

terdapat gejala-gejala sistemik seperti kelelahan, penurunan berat badan atau

demam.

DIAGNOSIS

Diagnosis osteoartritis ditegakkan berdasarkan anannesis, pemeriksaan jasmani,

radiologis, dan bila perlu dengan pemeriksaan laboratorium tertentu (meskipun tidak

spesifik untuk osteoarthritis). Diagnosis bandingnya terutama dengan penyakit sendi

yang sering ditemui dalam praktek sehari-hari, yaitu artritis gout dan artritis

rheumatoid.

Kepaniteraan Klinik GeriatriFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 3Panti Werdha Kristen Hana

Page 4: tinjauan pustaka

LAPORAN KASUS GERIATRI Lydia Marchelina401368156

FAKTOR RESIKO

Osteoarthritis dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut antara lain :

1. UmurDari semua faktor resiko timbulnya osteoartritis, faktor usia adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya osteoarthritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan adanya hubungan antara umur dengan penurunan kekuatan kolagen dan proteoglikan pada kartilago sendi.

2. Jenis kelaminPada orang yang berusia lebih dari 55 tahun, prevalensi osteoartritis pada wanita lebih tinggi dibanding pria. Sedangkan pada usia kurang dari 45 tahun lebih sering terjadi pada pria.

3. Suku bangsaOsteoartritis dapat menyerang semua ras meskipun terdapat perbedaan prevalensi pola sendi mana yang terkena. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pertumbuhan.

4. GenetikAdanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain terhadap unsur-unsur tulang rawan sendi, seperti kolagen dan proteoglikan, berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoarthritis.

5. Obesitas dan penyakit metabolikBerat badan yang berlebihan ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik pada sendi penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan osteoartritis pada lutut. Obesitas ternyata tidak hanya berkaitan dengan osteoarthritis pada sendi yang menanggung beban tetapi juga dengan sendi lainnya. Diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain : hipertiroidisme, hipotiroidisme, diabetes melitus dan hiperurisemi.

6. Cedera sendi (trauma), olahraga dan pekerjaanPekerjaan berat maupun dengan pemakaian sendi yang terus-menerus, berkaitan dengan peningkatan resiko osteoarthritis tertentu. Demikian juga cedera sendi dan olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi sehingga meningkatkan resiko terjadinya osteoarthritis.

7. Kelainan primer persendian (arthritis inflamatorik)

Ditandai dengan pembengkakan pada jari-jari tangan, siku, dan lutut. Biasanya daereah yang mengalami pembengkakan, berwarna kemerah-merahan.

Kepaniteraan Klinik GeriatriFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 4Panti Werdha Kristen Hana

Page 5: tinjauan pustaka

LAPORAN KASUS GERIATRI Lydia Marchelina401368156

PENGELOLAAN

Terdiri dari 3 hal:

Terapi non-farmakologi :

o Edukasi atau penerangan

o Terapi fisik dan rehabilitasi

o Penurunan berat badan

Terapi farmakologis :

o Analgesik oral non opiat

o Analgesik topikal

o OAINS (obat anti inflamasi non steroid)

o Chondroprotective

o Steroid intra-artikuler

Terapi bedah :

o Malalignmet, deformitas lutu Valgus-Varus dsb

o Arthroscopic debridement dan joint lavage

o Osteotomi

o Artroplasti sendi total

(Aru WS, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Internapublishing; 2010. 2538-2548 p)

Kepaniteraan Klinik GeriatriFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 5Panti Werdha Kristen Hana

Page 6: tinjauan pustaka

LAPORAN KASUS GERIATRI Lydia Marchelina401368156

Klasifikasi IMT

BMI berdasarkan kriteria WHO Asia Pasifik :

Underweight : < 18,5

Normoweight : 18,5 – 22,9

Preobesitas : 23 – 24,9

Obesitas grade I : 25 – 29,9

Obesitas grade II : >30

Neurodermatitis = Lichen Simplex ChronicusDEFINISI

Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit

tampak lebih menonjol (likenifikasi), menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan /

gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik.

ETIOPATOGENESIS

Pruritus bisa karena berbagai penyakit yang mendasari, misalnya:

- Gagal ginjal kronis

- Obstruksi saluran empedu

- Limfoma hodgkin

- Hipertiroid

- Penyakit kulit (Dermatitia Atopi, Dermatitis kontak iritan, Gigitan

serangga dan aspek psikologik dengan tekanan emosi)

GEJALA KLINIS:

Kepaniteraan Klinik GeriatriFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 6Panti Werdha Kristen Hana

Page 7: tinjauan pustaka

LAPORAN KASUS GERIATRI Lydia Marchelina401368156

Gatal sekali, malam hari (biisa ganggu tidur), gatalnya bisa terus menerus,

muncul waktu tidak beraktifitas, bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Merasa

enak bila digaruk, gatal hilang sementar karena sensasi gatal telah digantikan dengan

sensasi nyeri.

Lesi biasanya tunggal namun bisa juga menyebar, awalnya berupa plak

eritematosa, sedikit edematosa. Lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian

tengah berskuama dan tebal, likenifikasi dan ekskoriasi. Sekitanya hiperpigmentasi,

serta batas dengan kulit normal tidak jelas.

Tidak biasa timbul pada anak-anak, biasa pada dewasa, sering pada umur 30-50

tahun. Kebanyakan pada wanita dibanding pria. Letak lesi bisa dimana saja, tapi

biasanya di scalp, tengkuk, samping leher selain itu juga dapat timbul pada lengan

bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai

bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan dan punggung kaki

Di tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita. Variasi klinis dapat

berupa: prurigo nodularis yang diakibatkan garukan/ korekan tangan pasien yang

berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berbentuk seperti kubah, permukaan ada erosi

yang tertutup krusta dan skuama yang lambat laun menjadi keras dan berwarna lebih

gelap. Biasanya multiple, sering di ekstremitas dengan ukuran beberapa milimeter

sampai 2 sntimeter.

HISTOPATOLOGI

Gambaran histopatologik neuridermatitis sirkupskripta berupa ortokeratosis,

hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges memanjar teratur. Bersebukan sel radang

limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblas bertambah,

kolagen menebal. Pada prurigo nodularis akantosis pada bagian tengah lebih tebal,

menonjol, lebih tinggi dari permukaan, sel schwan berproliferasi, dan terlihat hiperplasi

neural. Kadang terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta yang menutupi

sebagian epidermis.

DIAGNOSIS

Kepaniteraan Klinik GeriatriFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 7Panti Werdha Kristen Hana

Page 8: tinjauan pustaka

LAPORAN KASUS GERIATRI Lydia Marchelina401368156

Diagnosis neurodermatitis sirkumskripta didasarkan gambaran klinis, biasanya

tidak terlalu sulit. Namu perlu dipikirkan kemungkinan penyakit kulit lain yang

memberikan gejala pruritus, misalnya liken planus, liken amiloidosis, psoriasis, dan

dermatitis atopik.

PENGOBATAN

Secara umum perlu dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan

memperburuk keadaan penyakitnya, oleh karena itu harus dihindari. Untuk mengurangi

rasa gatal dapat diberika antipruritus, kortikosteroid topikal atau intralesi, produk ter.

Antipruritus dapat berupa antihistamin yang mempunyai efek sedatif (contoh :

hidroksizin, difenhidramin, prometazin) atau transquilizer. Dapat pula diberikan secara

topikal krim doxepin 5% dalam jangka pendek (maksimum 8 hari). Kortikosteroid yang

dipakai biasanya berpotensi kuat, bila perlu ditutup dengan penutup impermeable; kalau

masih tidak berhasil dapat diberikan secara suntikan intralesi. Salep kortikosteroid dapat

pula dikombinasi dengan ter yang mempunyai efek anti inflamasi. Perlu dicari adanya

penyakit yang mendasari, bila memang ada harus juga diobati.

(Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed.

Jakarta: FK UI; 2013. 147 p)

Kepaniteraan Klinik GeriatriFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 8Panti Werdha Kristen Hana