tinjauan pustaka

17
Status Bedah No Rekam Medik : 12632835 I. IDENTITAS Nama : Nn. S Umur : 17 tahun Jenis kelamin : Perempuan Status perkawinan : belum menikah Agama : Islam Suku bangsa : Sunda Alamat : Padayungan Pekerjaan : Pelajar Tanggal masuk RS : 11 September 2012 ANAMNESA Keluhan Utama : Os datang dengan keluhan terdapat benjolan pada kaki sebelah kanan Riwayat penyakit sekarang : Seorang pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada kaki sebelah kanan. Benjolan sudah ada sejak ± 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Awalnya benjolan sebesar kelereng dan sekarang semakin membesar, sebesar bola kasti. Benjolan juga disertai kemerahan. Kemudian pasien pergi kedukun untuk berobat. Oleh dukun kaki pasien dipijat.

Upload: icigajah

Post on 03-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Tinjauan Pustaka

TRANSCRIPT

Status Bedah

No Rekam Medik : 12632835

I. IDENTITAS

Nama : Nn. S

Umur : 17 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status perkawinan : belum menikah

Agama : Islam

Suku bangsa : Sunda

Alamat : Padayungan

Pekerjaan : Pelajar

Tanggal masuk RS : 11 September 2012

ANAMNESA

Keluhan Utama : Os datang dengan keluhan terdapat benjolan pada kaki

sebelah kanan

Riwayat penyakit sekarang :

Seorang pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada kaki sebelah

kanan. Benjolan sudah ada sejak ± 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Awalnya

benjolan sebesar kelereng dan sekarang semakin membesar, sebesar bola kasti. Benjolan

juga disertai kemerahan. Kemudian pasien pergi kedukun untuk berobat. Oleh dukun

kaki pasien dipijat. Setelah berobat kedukun pasien tidak merasakan adanya perbaikan,

sebaliknya pasien merasakan bengkak dikakinya semakin membesar hingga seperti

sekarang dan kaki pasien tidak dapat diluruskan.

Selain bengkak pasien juga mengeluhkan adanya nyeri. Nyeri dirasakan 2 bulan yang

lalu bersamaan dengan timbulnya bengkak. Nyeri dirasakan setiap hari semakin

memberat sehingga mengganggu aktivitas. Nyeri juga dirasakan pada saat beraktivitas

dan tidak berkurang pada saat istirahat. Pada awal timbulnya nyeri, pasien masih dapat

berjalan dan sekarang pasien tidak dapat berjalan karena nyeri yang dirasakan sangat

hebat. Pasien juga mengatakan adanya penurunan nafsu makan dan penurunan berat

badan. Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan pada BAK dan BAB

Pasien mengatakan bahwa pada saat kelas 3 SMP yaitu kira-kira 6 bulan yang lalu

pasien terpeleset dan kakinya membentur lantai. Gejala seperti ini merupakan pertama

kalinya yang dirasakan pasien dan dikeluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit

seperti ini.

Riwayat penyakit dahulu : Pasien menyangkal pernah mengalami gejala seperti

ini sebelumnya.

Riwayat kecelakaan/operasi : 6 bulan yang lalu pasien pernah terpeleset sehinnga

kakinya membentur lantai

Riwayat keluarga : Pasien menyangkal adanya anggota keluarga yang

mengalami gejala seperti ini.

Riwayat alergi : Pasien menyangkal adanya riwayat alergi obat.

II.PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Komposmentis

Tanda Vital

Tekanan darah : 110/ 80 mmHg

Nadi : 68 x/m

Suhu : 36,70C

Pernafasan : 20x/mnt

Kepala

Rambut : tidak ada kelainan

Mata : Palpebra  : Edema (-/-), Ptosis (-/-)

- Konjunctiva                          : Anemis (+/+)

- Sklera                                   : Ikterik (-/-)

- Pupil                   : Reflek cahaya (+/+), isokor

Telinga : tidak ada kelainan

Hidung : tidak ada kelaian

Mulut : Tidak ada kelainan

Leher : - Kelenjar tiroid   : Tidak membesar

   - JVP                    : tidak meningkat

Thorax

Paru : Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris

Tidak ada retraksi intercostalis

Palpasi : Suara fremitus kanan dan kiri normal

Perkusi : Sonor dikedua lapang paru

Auskultasi : Vesikuler kiri kanan

Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Redup

Auskultasi : Bunyi jantung murni jantung I dan II, reguler, tidak

ada irama gallop.

Abdomen : Inspeksi  : datar

Auskultasi: bising usus normal

Palpasi    : Nyeri tekan (-) . lembut, hepar dan lien tidak teraba

Perkusi: tympani

Ekstremitas : (lihat status lokalis)

Status Lokalis

regio cruris dextra:

look: terdapat benjolan sebesar bola kasti melekat pada tulang

tampak kemerahan pada benjolan

feel: hangat (+)

nyeri (+)

terfixir

konsistensi keras

move: sulit untuk digerakkan

regio cruris sinistra

look : tampak kaki mengecil

feel : nyeri(-)

move: dapat digerakkan

II. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium (11/09/2012)

• hemoglobin : 10,0

• hematokrit :31

• leukosit : 5.300

• trombosit : 491.000

(12/09/2012)

Faal hati

• Protein total : 6,67

• Albumin : 3,94

• Globulin : 2,73

Hematoma

Waktu perdarahan : 2.00

Waktu pembekuan : 4.00

Pemeriksaan radiologi (12/09/2012)

III. DIAGNOSA

Osteosarcoma os tibia proximal dextra

IV. Diagnosa Banding

Ewing’s sarkoma

V. THERAPY

Penanganan yang sudah diberikan

• Infus RL 20 tts/menit

• Ceftriaxon 1x1 gr

• Ranitidin 2x1

• Ketorolak 3x1

XII. PROGNOSIS

Dubia ad malam

Tinjauan Pustaka

Osteosarkoma

Defenisi

Osteosarkoma disebut juga osteogenik sarkoma adalah suatu neoplasma ganas yang

berasal dari sel primitif (poorly differentiated cells) didaerah metafise tulang panjang pada

anak-anak.1 Disebut juga osteogenik oleh karena perkembangannya berasal dari sel

osteoblastik sel messensif primitif.1 Osteosarkoma lebih sering menyerang kelompok usia

remaja atau dekade ke 2 (pada usia pertumbuhan).

Etiologi

Penyebab osteosarkoma masih belum jelas diketahui. Tetapi biasanya ada hubungan

dengan :2

1. Usia

Resiko osteosarkoma tertinggi adalah usia remaja. Hal ini bisa disebabkan oleh

adanya hubungan antara pertumbuhan tulang yang cepat dan resiko pembentukan

tumor.

2. Genetik

Anak yang mempunyai keturunan keluarga yang menderita kanker mempunyai resiko

lebih tinggi untuk menderita osteosarkoma.

3. Tinggi Badan

Anak dengan osteosarkoma biasanya tinggi untuk usianya. Hal ini merupakan indikasi

lain bahwa osteosarkoma berhubungan dengan pertumbuhan tulang yang cepat.

4. Jenis kelamin

Osteosarkoma lebih sering ditemukan pada laki-laki daripada wanita.

5. Radiasi ke tulang

Orang-orang yang sering diobati dengan terapi radiasi untuk mengobati kanker yang

lain cenderung mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita osteosarkoma.

Patofisiologi

Proses perjalanan penyakit pada osteosarkoma belum dapat diketahui dengan jelas dan

pasti, dari beberapa penelitian mengungkapkan adanya pembelahan sel-sel tumor disebabkan

karena tubuh kehilangan gen supresor tumor, sehingga sel-sel tulang dapat membelah tanpa

terkendali.

Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul

reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran

tulang dan respon osteoblastik atau pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal. Pada

proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang

yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.

Adanya tumor tulang

Jaringan lunak diinvasi oleh tumor

Reaksi tulang normal

Osteolitik (destruksi tulang)

Osteoblastik (pembentukan tulang)

Destruksi tulang lokal

Pertumbuhan tulang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi

Pertumbuhan tulang yang abortif

Gejala Klinis

1. Nyeri dan pembengkakan ekstremitas yang terkena

Penderita biasanya datang karena nyeri atau adanya benjolan.

Seringkali dihubungakan dengan riwayat trauma. Nyeri semakin bertambah,

dirasakan bahkan pada saat istirahat atau pada malam hari dan tidak

berhubungan dengan aktivitas. Terdapat benjolan pada daerah dekat sendi

yang sering kali berhubungan dengan aktivitas. Terdapat benjolan pada daerah

dekat sendi yang sering kali sangat besar, nyeri tekan dan tampak pelebaran

pembuluh darah pada kulit dipermukaanya.

2. Fraktur patalogik

3. Pembengkakan pada atau diatas tulang atau persendian serta pergerakan yang

terbatas

4. Teraba massa tulang dan peningkaan suhu kuli diatas massa

5. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat

badan menurun dan malaise.

Lokasi

Osteosarkoma paling sering muncul pada tulang yang tumbuh dengan cepat, seperti

didekat tulang panjang. Biasanya muncul disekitar lutut, femur distal, proximal tibia,

proximal humerus. Meskipun demikian osteosarkoma juga dapat berkembang ditempat lain,

termasuk tulang pelvis, bahu dan rahang.2

Klasifikasi

Berdasarkan atas gradasi, lokasi, jumlah dari lesinya, penyebabnya, maka osteosarkoma

dibagi atas beberapa klasifikasi atau variasi yaitu1 :

1. Osteosarkoma klasik

2. Osteosarkoma hemoragi

3. Parosteal osteosarkoma

4. Peristeal osteosarkoma

5. Osteosarkoma sekunder

6. Osteosarkoma intrameduler derajat rendah

7. Osteosarkoma akibat radiasi

8. Multifokal osteosarkoma

Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

Kebanyakan pemeriksaan laboratorium yang digunakan berhubungan dengan

penggunaan kemoterapi. Sangat penting untuk mengetahui fungsi organ sebelum pemberian

kemoterapi dan untuk memonitor fungsi organ setelah kemoterapi. Beberapa pemeriksaan

laboratorium yang penting termasuk 1:

LDH

ALP (kepentingan prognostik)

Hitung darah lengkap

Tes fungsi hati

Elektrolit

Tes fungsi ginjal

2. X-ray

Gambaran klasik pada plain foto menunjukkan lesi yang agresif pada daerah metafise

tulang panjang. Rusaknya gambaran trabekula tulang dengan batas yang tidak tegas tanpa

reaksi endosteal. Tampak juga campuran area radio-opak dan radio-lusen. Oleh karena

adanya proses destruksi tulang (bone destruction) dan proses pembentukan tulang (bone

formation). Pembentukan tulang baru pada periosteum, pengangkatan kortek tulang, dan

pembentukan codsman triangle, dan gambaran sunburst dan disertai dengan gambaran masa

jaringan lunak, merupakan gambaran yang sering dijumpai.1

3. CT scan dan MRI

CR dan MRI dikerjakan untuk mengetahui adanya ekstensi dari tumor kejaringan

sekitarnya, termasuk juga pada neuromuskular atau invasi pada jaringan otot.1

4. Biopsi

Biopsi merupakan diagnosis pasti untuk menegakkas osteosarkoma.1

Diagnosis banding

Beberapa kelainan yang menimbulkan bentukan masa pada tulang sering sulit dibedakan

dengan osteosarkoma, baik secara klinis maupun dengan pencitraan. Adapun kelainan-

kelainan tersebut adalah 1:

1. Ewing’s sarkoma

2. Osteomyelitis

3. Osteoblastoma

4. Giant cell tumor

5. Aneurysmal bone cyst

6. Fibrous dysplasia

Penatalaksanaan

Dalam penanganan osteosarkoma modalitas pengobatannya dapat dibagi atas dua bagian

yaitu dengan kemoterapi dan dengan operasi.2

1. Kemoterapi

kemoterapi merupakan obat yang digunakan untuk terapi kanker. Kemoterapi juga

mengurangi metastaseke paru-paru dan sekalipun ada, mempermudah melakukan eksisi pada

metastase tersebut.

Obat-obat yang sering digunakan adalah doxorubicin (adriamicin), cisplatin,

etoposide, ifosfamide, methotrexate dosis tinggi, cyclophosphamide, epirubicin, gemcitabine

dan topocetan.

2. Operasi

a. Limb Salvage

b. Amputasi

Prognosis

Prognosis pada osteosarkoma tergantung pada stadium kanker.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kawiyana S. 2009. Osteosarcoma. Diagnosis dan Penanganannya.

http:/ejournal.unuc.acid/abstrak/dr%20siki_9.pdf. 13 September 2012.

2. http://m.cancer.org/cancer/osteosarcoma/index. 13 September 20012.