tinjauan pustaka

21
BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakt agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah sakit memerlukan perhatian khusus dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, termasuk juga kamar operasinya. Kamar operasi atau instalasi bedah sentral adalah suatu unit di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Maka dari itu, perlu pembahasan khusus mengenai kamar operasi, bagian-bagiannya dan pengelolaannya. 1

Upload: siti-annisa-nurfathia

Post on 29-Nov-2015

37 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu

pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi

masyarakat yang tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan

terjangkau oleh masyarakt agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

Rumah sakit memerlukan perhatian khusus dari segi keamanan,

keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, termasuk juga kamar

operasinya. Kamar operasi atau instalasi bedah sentral adalah suatu unit di rumah

sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan

secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus

lainnya. Maka dari itu, perlu pembahasan khusus mengenai kamar operasi,

bagian-bagiannya dan pengelolaannya.

1

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kamar Operasi

Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan

tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan

steril.

2.2 Bagian Kamar Operasi

Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area.

a. Area bebas terbatas (unrestricted area)

Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus

kamar operasi. Contoh area ini adalah ruang administrasi dan pendaftaran,

ruang tunggu keluarga pasien, janitor dan ruang utilitas kotor.

b. Area semi ketat (semi restricted area)

Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi

yang terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi. Contoh area ini

adalah ruang istirahat dokter dan perawat, dan pantri petugas.

b. Area ketat/terbatas (restricted area).

Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi

lengkap dan melaksanakan prosedur aseptik. Pada area ini petugas wajib

mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap yaitu : topi, masker,

baju dan celana operasi serta melaksanakan prosedur aseptik. Contoh area

ini adalah ruang operasi, yang terdiri dari ruang persiapan (preparation),

peralatan/instrument steril, ruang induksi, tempat cuci tangan, ruang

pemulihan (recovery), ruang resusitasi neonates, ruang linen, ruang

penyimpanan obat dan perlengkapan bedah, ruang penyimpanan peralatan

anastesi, dan koridor-koridor di dalam kompleks ruang operasi.

2

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA

Ruangan kamar operasi terbagi atas :

1) Ruang Pendaftaran.

Ruangan ini dilengkapi dengan loket, meja kerja, lemari berkas/arsip, dan

telepon/interkom.

2) Ruang Tunggu Pengantar.

Ruang di mana keluarga atau pengantar pasien menunggu.

3) Ruang Transfer (Transfer Room) dan Ruang Tunggu Pasien

Ruangan dimana pasien yang akan dioperasi menunggu, juga pasien disiapkan

sebelum operasi. Pasien melepaskan semua perhiasan dan diserahkan kepada

keluarga pasien.

4) Ruang Persiapan Pasien.

5) Ruang Induksi.

Di ruang induksi, petugas mengukur tekanan darah pasien bedah, memasang

infus, memberikan kesempatan pada pasien untuk beristirahat/ menenangkan

diri, dan memberikan penjelasan pada pasien bedah mengenai tindakan yang

akan dilaksanakan. Anastesi dapat dilakukan pada ruangan ini.

6) Ruang Penyiapan Peralatan/ Instrumen Bedah.

7) Ruang Operasi.

Gambar 2.1 Contoh Ruangan Operasi

3

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA

a) Di ruang ini pasien operasi dilakukan pembiusan (anestesi).

b) Ruang operasi digunakan sebagai ruang untuk melakukan tindakan operasi

dan atau pembedahan. Luas ruangan harus cukup untuk memungkinkan

petugas bergerak sekeliling peralatan operasi/bedah. Ruang operasi harus

dirancang dengan faktor keselamatan yang tinggi.

8) Ruang Pemulihan.

Gambar 2.2 Contoh Ruang Pemulihan

Ruang pemulihan ditempatkan berdekatan dengan ruang operasi dan diawasi

oleh perawat. Pasien operasi yang ditempatkan di ruang pemulihan secara

terus menerus dipantau karena pembiusan normal atau ringan. Setiap tempat

tidur pasien pasca operasi dilengkapi dengan masing masing satu outlet

Oksigen, suction, Compressed Air, kotak kontak listrik, dan peralatan monitor.

Kereta darurat (emergency cart) secara terpusat disediakan dan dilengkapi

dengan defibrillator, airway, obat-obatan darurat, dan persediaan lainnya.

Komunikasi ruang PACU (Post Anaesthetic Care Unit) langsung ke ruang

dokter bedah dan perawat bedah dengan interkom. Tombol panggil darurat

ditempatkan diseluruh ruangan Ruang Operasi Rumah Sakit.

9) Ruang Resusitasi Bayi/ Neonatus.

Ruangan yang dipergunakan untuk menempatkan bayi baru lahir melalui

operasi caesar, untuk dilakukan tindakan resusitasi terhadap bayi. Pada

ruangan ini dilengkapi dengan tempat tidur bayi dan inkubator perawatan

4

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA

bayi. Pada tiap incubator harus dilengkapi dengan 1 (satu) outlet oksigen dan

vacuum.

10) Ruang ganti pakaian (Loker).

Loker atau ruang ganti pakaian, digunakan untuk dokter dan petugas medik

mengganti pakaian sebelum masuk ke lingkungan ruang operasi. Pada loker

ini disediakan lemari pakaian/loker dan disediakan juga disediakan pakaian

ganti dokter dan perawat yang sdh disteril. Ruangan juga dilengkapi dengan

toilet.

11) Ruang Dokter.

12) Tempat Cuci Tangan (Scrub Station)

Gambar 2.3 Contoh Tempat Cuci Tangan

a) Scrub station sebaiknya berada disamping atau di depan ruang operasi.

b) Beberapa persyaratan dari scrub station yang harus dipenuhi, antara lain :

o Terdapat kran siku atau kran dengkul, minimal untuk 2 (dua) orang.

o Aliran air pada setiap kran cukup.

o Dilengkapi dengan ultra violet (UV), water sterilizer.

o Dilengkapi dengan tempat cairan desinfektan.

o Dilengkapi sikat kuku.

12) Ruang Utilitas Kotor (Spoel Hoek, Disposal).

13) Ruang Linen.

14) Ruang Penyimpanan Peralatan Kebersihan (Janitor).

5

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Alur Pasien, Petugas, Peralatan dan Kegiatan

2.3.1 Alur Pasien

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda.

b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda.

2.3.2 Alur Petugas

Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

2.3.3 Alur Peralatan

Pintu keluar masuknya peralatan bersih dan kotor berbeda.

2.3.4 Alur Kegiatan

Gambar 2.4 Alur Kegiatan di Kamar Operasi

6

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Kriteria Kamar Operasi yang Baik

Kamar operasi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Letak

Letak kamar operasi berada ditengah-tengah rumah sakit berdekatan

dengan unit gawat darurat (IRD), ICU dan unit radiologi.

b. Bentuk dan Ukuran

Bentuk

1) Kamar operasi tidak bersudut tajam, lantai, dinding, langit-langit

berbentuk lengkung, warna tidak mencolok.

2) Lantai dan dinding harus terbuat dari bahan yang rata, kedap air,

mudah dibersihkan dan menampung debu.

Ukuran kamar operasi

1) Minimal 5,6 m x 5,6 m (=29,1 m2)

2) Khusus/besar 7,2 m x 7,8 (=56 m2)

c. Sistem Ventilasi

1) Ventilasi kamar operasi harus dapat diatur dengan alat kontrol dan

penyaringan udara dengan menggunakan filter. Idealnya menggunakan

sentral AC.

2) Pertukaran dan sirkulasi udara harus berbeda.

d. Suhu dan Kelembaban.

1) Suhu ruangan antara 19 – 22º C jangan sampai melebihi 26ºC.

2) Kelembaban 55 %

7

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA

e. Sistem Penerangan

1) Lampu Operasi

Menggunakan lampu khusus, sehingga tidak menimbulkan panas,

cahaya terang, tidak menyilaukan dan arah sinar mudah diatur

posisinya.

2) Lampu Penerangan

Menggunakan lampu pijar putih dan mudah dibersihkan.

f. Peralatan

1) Semua peralatan yang ada di dalam kamar operasi harus beroda dan

mudah dibersihkan.

2) Untuk alat elektrik, petunjuk penggunaaanya harus menempel pada

alat tersebut agar mudah dibaca.

3) Sistem pelistrikan dijamin aman dan dilengkapi dengan elektroda

untuk memusatkan arus listrik mencegah bahaya gas anestesi.

4) Setiap 2 kamar operasi harus dilayani oleh setidaknya 1 ruang scrub

station.

g. Sistem Instalasi Gas Medis

Pipa (out let) dan konektor N2O dan oksigen, dibedakan warnanya, dan

dijamin tidak bocor serta dilengkapi dengan system pembuangan/

penghisap udara untuk mencegah penimbunan gas anestesi.

h. Pintu

1) Pintu masuk dan keluar pasien harus berbeda.

2) Pintu masuk dan keluar petugas tersendiri.

3) Setiap pintu menggunakan door closer (bila memungkinkan).

4) Setiap pintu diberi kaca pengintai untuk melihat kegiatan kamar tanpa

membuka pintu.

8

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA

i. Pembagian Area

1) Ada batas tegas antara area bebas terbatas, semi ketat dan area ketat.

2) Ada ruangan persiapan untuk serah terima pasien dari perawat ruangan

kepada perawat kamar operasi.

j. Air Bersih

Air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Tidak berwarna, berbau dan berasa.

2) Tidak mengandung kuman pathogen.

3) Tidak mengandung zat kimia.

4) Tidak mengandung zat beracun.

2.5 Pembersihan Kamar Operasi

Pemeliharaan kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang beserta alat-

alat standar yang ada dikamar operasi. Dilakukan teratur sesuai jadwal, tujuannya

untuk mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien serta mempertahankan

sterilitas.

Cara pembersihan kamar operasi ada 3 macam :

a. Cara pembersihan rutin/harian

Pembersihan rutin yaitu pembersihan sebelum dan sesudah penggunaan kamar

operasi agar siap pakai dengan ketentuan sebagai berikut :

o Semua permukaaan peralatan yang terdapat didalam kamar operasi harus

dibersihkan dengan menggunakan desinfektan atau dapat juga

menggunakan air sabun.

o Permukaan meja operasi dan matras harus diperiksa dan dibersihkan.

o Ember tempat sampah harus dibersihkan setiap selesai dipakai, kemudian

pasang plastik yang baru.

o Semua peralatan yang digunakan untuk pembedahan dibersihkan, antara

lain :

1) Slang suction dibilas.

9

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA

2) Cairan yang ada dalam botol suction dibuang bak penampung tidak

boleh dibuang di ember agar sampah yang ada tidak tercampur dengan

cairan yang berasal dari pasien.

3) Alat anestesi dibersihkan, alat yang terbuat dari karet setelah

dibersihkan direndam dalam cairan desinfektan.

o Noda-noda yang ada pada dinding harus dibersihkan.

o Lantai dibersihkan kemudian dipel dengan menggunakan cairan

desinfektan. Air pembilas dalam ember setiap kotor harus diganti dan

tidak boleh untuk kamar operasi yang lain.

o Lubang angin, kaca jendela dan kusen, harus dibersihkan.

o Alat tenun bekas pasien dikeluarkan dari kamar operasi. Jika alat tenun

tersebut bekas pasien infeksi, maka penanganannya sesuai prosedur yang

berlaku.

o Lampu operasi harus dibersihkan setiap hari. Pada waktu membersihkan,

lampu harus dalam keadaan dingin.

o Alas kaki (sandal) khusus kamar operasi harus dibersihkan setiap hari.

b. Cara pembersihan mingguan

o Dilakukan secara teratur setiap minggu sekali.

o Semua peralatan yang ada di dalam kamar bedah dikeluarkan dan

diletakkan di koridor/didepan kamar bedah.

o Peralatan kamar bedah harus dibersihkan /dicuci dengan memakai cairan

desinfektan atau cairan sabun. Perhatian harus ditujukan pada bagian

peralatan yang dapat menjadi tempat berakumulasinya sisa organis, seperti

bagian dari meja operasi, dibawah matras.

o Permukaan dinding dicuci dengan menggunakan air mengalir.

o Lantai disemprot dengan menggunakan deterjen, kemudian permukaan

lantai disikat. Setelah bersih dikeringkan.

10

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA

o Setelah lantai bersih dan kering, peralatan yang sudah dibersihkan dapat

dipindahkan kembali dan diatur kedalam kamar operasi.

c. Cara pembersihan sewaktu.

Pembersihan sewaktu dilakukan bila kamar operasi digunakan untuk tindakan

pembedahan pada kasus infeksi, dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Pembersihan kamar operasi secara menyeluruh, meliputi dinding, meja

operasi, meja instrument dan semua peralatan yang ada di kamar operasi.

2) Instruemen dan alat bekas pakai harus dipindahkan/tidak boleh campur

dengan alat yang lain sebelum didesinfektan.

3) Pemakaian kamar operasi untuk pasien berikutnya diijinkan setelah

pembersihan secara menyeluruh dan sterilisasi ruangan selesai.

Sedangkan sterilisasi kamar operasi dapat dengan cara :

a) Pemakaian sinar ultra violet, yang dinyalakan selama 24 jam.

b) Memakai desinfektan yang disemprotkan dengan memakai alat (foging).

Waktu yang dibutuhkan lebih pendek dibandingkan dengan pemakaian ultra

violet, yaitu kurang lebih 1 jam untuk menyemprotkan cairan, dan 1 jam

kemudian baru dapat dipakai.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan pada kasus infeksi dan penyakit

menular adalah :

1) Keluarga pasien diberi tahu tentang penyakit pasien dan perawatan yang harus

dilaksanakan terhadap pasien tersebut.

2) Petugas yang menolong pasien harus :

a. Memakai sarung tangan

b. Tidak luka atau goresan dikulit atau tergores alat bekas pasien (seperti

jarum suntik dsb)

c. Memahamai cara penularan penyakit tersebut.

d. Memperhatikan teknik isolasi dan tekhnik aseptic.

11

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA

e. Jumlah tenaga yang kontak dengan pasien dibatasi/tertentu dan selama

menangani pasien tidak boleh menolong pasien lain dalam waktu

bersamaan.

3) Pasang pengumuman didepan kamar operasi yang sedang dipakai yang

menyatakan bahwa dilarang masuk karena ada kasus infeksi.

4) Bagian anggota tubuh yang akan dan sudah diamputasi dibungkus rapat

dengan kantong plastic tebal yang cukup besar agar bau tidak menyebar dan

menimbulkan infeksi silang.

5) Ruang tindakan secara periodic dan teratur dilakukan uji mikrobiologi

terhadap debu, maupun terhadap kesehatan yang ada.

2.6 Penanganan Limbah

Pembuangan limbah dan penanganan limbah kamar operasi, tergantung jenis

limbah dengan prinsip limbah padat ditangani terpisah dengan limbah cair.

Penanganan limbah tersebut dengan cara :

o Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan yang

selanjutnya mengalir ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.

o Limbah pada/anggota tubuh ditempatlkan dalam kantong/tempat tertutup yang

selanjutnya dibakar atau dikubur dirumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku,

atau diserahterimakan kepada keluarga pasien bila memungkinkan.

o Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang

tertutup serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ke tempat

pembuangan rumah sakit.

o Limbah infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah bocor

serta diberi label warna merah”untuk dimusnahkan”.

12

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA

BAB III

PENUTUP

Kamar operasi atau instalasi bedah sentral adalah suatu unit di rumah sakit

yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara

elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus

lainnya.

Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari area bebas terbatas

(unrestricted area) dimana pada area ini petugas dan pasien tidak perlu

menggunakan pakaian khusus kamar operasi, kemudian area semi ketat (semi

restricted area) dimana pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus

kamar operasi, dan juga area ketat/ terbatas (restricted area) dimana pada area ini

petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap dan

melaksanakan prosedur aseptik.

Kamar operasi yang baik harus memenuhi kriteria kamar operasi dan

melakukan pembersihan kamar operasi teratur sesuai jadwal, tujuannya untuk

mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien serta mempertahankan sterilitas.

Pembuangan limbah dan penanganan limbah kamar operasi juga perlu

diperhatikan, tergantung jenis limbah dengan prinsip yaitu limbah padat ditangani

terpisah dengan limbah cair.

13

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

1. KEMENKES RI. Seri Perencanaan, Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana

Rumah Sakit Kelas B. Jakarta. Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan

Kesehatan. 2010.

2. KEMENKES RI, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana

Kesehatan. Pedoman Teknis Ruang Operasi Rumah Sakit. Jakarta. Pusat

Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan. 2012.

3. Berry, Kohn. Operating Room Technique. USA. Elsevier. 2008.

4. Feri, Dewi. Kamar Operasi (Serial Online) Agustus 2012 (diakses 16 Nov

2013). Diunduh dari URL :

http://manajemenrumahsakit.net/wp-content/uploads/2012/07/Kamar-

Operasi_handout.pdf/

5. Soekarmanucy9. Kamar Operasi 1 (serial online) (diakses 16 Nov 2013).

Diunduh dari URL : http://www.slideshare.net/soekarmanucy9/kamar-operasi-

22591387/

14