tinjauan pustaka
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Sejarah Penemuan Sel
Sel merupakan suatu bentukan hidup yang terlalu kecil untuk dilihat dan
disentuh. Akan tetapi ribuan publikasi setiap tahunnya yang menjelaskan berbagai
macam aspek dari sel. Tumbuhan, hewan dan mikrobial, terdiri dari sel suatu ruangan
kecil yang dibatasi oleh selaput, berisi cairan pekat. Bentukan hidup yang paling
sederhana Berupa sel-sel soliter yang memperbanyak diri dengan cara membelah.
Organisme tingkat tinggi, seperti mammalia, merupakan organisme selular, yang di
dalamnya terdapat kelompokan sel yang melaksanakan berbagai fungsi khusus, saling
berkaitan dengan sistem komunikasi yang sangat rumit
Sel mempunyai dimensi yang kecil, maka penemuan sel baru terjadi setelah
ditemukan mikroskop alat yang tersusun dari lensa-lensa yang mampu membentuk
bayangan, diperbesar pada objek-objek yang kecil. Evolusi sains
seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas
indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan kajian
awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan gan
penyempurnaan mikroskop pada awal ke 17, sehingga sejarah mikroskop
sejak awal tidak bisa dipisakhan dengan sejarah penemuan sel, yang akan
dijelasan sebagai berikut :
Galileo Galilei (Awal Abad Ke-17)
Dengan alat dua lensa menggambarkan struktur tipis dari mata
serangga. Galilei sebenarnya bukan lah biologiwan pertama yang
mencatat hasil pengamatan biologi melalui mikroskop.
Robert Hooke (1665)
Pada tahun 1665 Robert Hooke, seorang berkebangsaan Inggris, melaporkan
bahwa dari pengamatannya dengan menggunakan mikroskop sederhana
(perbesaran 30x) terhadap irisan batang Quercus suber, ia melihat bahwa
3
4
gabus tersebut mempunyai struktur seperti rumah lebah. la memberi nama
"sel" pada kompertemen yang dilihatnya. Istilah ini berasal dari bahasa latin,
"cellula" berarti bilik kecil.
la berkesimpulan pula bahwa tiap bagian itu menyeluruh dibatasi oleh
dinding, Yang dilihat oleh Robert Hooke itu pada hakekatnya adalah dinding-
dinding sel pada jaringan mati pada tumbuhan, yang semula dihasilkan oleh
sel-sel hidup yang diliputinya. ,
Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723)
Beliau juga membuat mikroskop sederhan berlensa tnggal dan digunakan
untuk melihat mikroba (jasad renik) dala air rendaman jerami, serta bagian
yang mungkin terkandung dalam tubuh makhluk hidup. Beliau
jugamenemukan organisme yang bergerak-gerak di dalam air yang kemudian
di beri nama bakteri sehingga dijuluki sebagai bapak mikrobiologi. Selain itu
beliau juga dijuluki sebagai bapak andrologi (ilmu kelamin pria ) karena
beliau lah yang pertama kali menemukan spermatozoa dalam mani manusia.
Durjadin (1835)
Tahun 1835 Durjadin, menyatakan bahwa di dalam sel terdapat suatu zat yang
kental. Zat inilah yang sekarang dikenal dengan nama protoplasma.
Matthias Von Schleiden (1838)
Pada tahun 1838 Matthias Von Schleiden berkesimpulan bahwa tubuh
tumbuhan tersusun oleh sel-sel, dan bahwa sel-sel embrio tumbuhan timbul
dari suatu sel. Di pertengahan abad 19 tercetuslah konsep yang menyatakan
bahwa semua sel berasal dari sel yang telah ada. Virchow menyatakan
"omnis cellula a cellula"
Thoedore Schwann (1839)
Pada tahun 1839 Thoedore Schwann mempublikasikan laporan yang lebih
komprehensif mengenai dasar sel pada kehidupan hewan, Schwann
menyatakan bahwa semua jaringan, baik otot maupun saraf, elastis atau
kaku, terdiri dari sel-sel, konsep bahwa sel adalah unit elementer universal
5
dari struktur dan fungsi nyarik merupakan dasar "teori sel". Laporan
Sehleiden dan Schwann tersebut, kecuali memberi formulasi "teori sel", juga
memberi perhatian khusus pada inti sel, yang ditemukan beberapa tahun
sebelumnya oleh Robert Brown, hubungannya dengan fungsi sel.
Pada akhir abad ke-19 para ahli mulai menganalisis struktur dan fungsi sel.
Hal pertama mengenai asal usul sel, Dalam tahun 1855 Robert Remak dan
Rudolf Virchow mengajukan konsep mengenai asal sel; sel-sel hanya dapat
timbul oleh adanya pembelahan sel yang telah ada. Menjelang abad ke-20,
banyak pakar menemukan berbagai jenis struktur atau bentukan di dalam sel.
Misalnya: Benda menemukan mitokondria, Golgi menemukan diktiosom,
Bonim mendapatkan ergastoplasma dan de Duve membuktikan adanya
lisosoma. Dengan kemajuan teknologi dan ditemukannya alat-alat yang
canggih, saat ini di ketahui bahwa struktur dan kegiatan sel tidak
sesederhana seperti yang diduga semula.(anonimous. 2012)
Beberapa teori tentang sel sebagai berikut:
Sel merupakan kesatuan/unit structural makhluk hidup.
Teori ini dikemukakan oleh Matias Jacob Schleiden (1804-1881) dan Thedor
Schwann (1810-1882). Tahun 1889, Schleiden ahli botani berkebangsaan
Jerman mengadakan pegamatan mikroskopis terhadap sel tumbuhan. Pada
waktu bersamaan Schwann melakukan pengamatan yang sama terhadap sel
hewan. Dari hasil pengamatannya mereka menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tiap makhuk hidup terdiri dari sel
2. Sel merupakan unti structural terkecil dari makhluk hidup
3. Organisme bersel tunggal terdiri dari sebuah sel, organisme lain yang
tersusun lebih dari satu sel disebut organisme bersel banyak.
Sel sebagai unit fungsional makhluk hidup
Max Schultze (1825-1874) menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar
fisik dari kehidupan. Protoplasma bukanlah hanya bagian struktur sel, tetapi
6
juga merupakan bagian pentingsel sebagai tempat proses hidup terjadi.
Berdasarkan hal ini muncullah teori sel yang menyatakan bahwa sel
merupakan kesatuan fungsional kehidupan.
Sel sebagai unit pertumbuhan makhluk hidup
Rudolph Virchow (1821-1902) berpendapat bahwa omnis cellula ex cellulae
(semua sel berasal dari sel sebelumnya).
Sel sebagai unit hereditas makhluk hidup
Ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong penemuan unit-unit penurunan
sifat yang terdapat dalam nucleus, yaitu kromosom. Dalam kromosom
terdapat gen yang merupakan unit pembawa sifat. Dengan penemuan ini
muncullah teori bahwa sel merupakan unit hereditas makhluk hidup. Berikut
penemuan-penemuan yang mendukung perkembangan teori sel. Robert
Brown (1733-1858) Pada tahun 1820 merancang lensa yang dapat lebih focus
untuk mengamati sel. Titik buram yang selalu ada pada sel telur, sel polen, sel
dari jaringan anggrek yang sedang tumbuh. Titik buram disebut sebagai
nucleus. Felix Durjadin (1835) beranggapan bahwa bagian penting sel adalah
cairan sel yang sekarang disebut protoplasma. Johanes Purkinye (1787-1869)
orang pertama yang mengajukan istilah protoplasma untuk menamai bahan
embrional sel telur (anonymous, 2009)
II. 2 Klasifikasi Sel
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (prokariota,
misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel
(eukariota, misalnya sel hewan, tumbuhan). Sel-sel prokaryotic mempunyai bentuk
yang berbeda-beda. Berikut ini 4 bentuk dasar prokariota: Coccus (berbentuk sferik),
Bacilli (berbentuk tangkai), Spirochaete (berbentuk spiral) Vibrio (berbentuk koma)
Sel-sel eukariota juga menunjukkan bentuk yang sangat bervariasi; bentuk sesuatu
sel umumnya tergantung pada fungsinya. Sel-sel darah pada Mammalia berbentuk
bikonkaf, suatu keadaan yang bertujuan untuk menambah luas area permukaan
7
untuk efektivitas dalam penggantian CO2 dan O2 dengan lingkungannya. Sel-sel
epitel pada kulit berbentuk rata. Sel-sel yang terkumpul di sekeliling tubulae
berbentuk baji atau hampir seperti kubus, ialah yang terdapat pada pankreas dan
ginjal. Sel-sel otot memanjang atau berbentuk gelendong, memungkinkan adanya
kontraksi dan ekspansi menurut aksis longitudinalnya. Sel-sel saraf mempunyai
perpanjangan yang memungkinkan pengiriman informasi melalui jarak yang jauh,
dan terkoordinasi pada pelbagai bagian pada organisme. Bentuk sel tumbuhan juga
bermacam-macam. Ada yang seperti peluru, kubus, poliedris, prisma, memanjang,
seperki sangat erat hubungannya dengan fungsinya masing-masing.
(anonimous,2013)
Gambar 1 eukariotika dan prokariotik
II. 3 Sifat, Keistimewaan dan Organisasi Sel
Seperti telah diuraikan oleh Schleiden dan Schwann, sel-sel dapat dianggap
sebagai "unit-unit kehidupan". Dapat diduga bahwa semua bentuk kehidupan,
8
terlepas dari sifatnya, mempunyai dasar seluler. Sel-sel mempunyai sifat
semiotonomi dapat diambil dari organisma multisel dan tetap hidup dan sehat di
luar organisma tersebut. Terbukti pula bahwa sel-sel dari organisma manapun,
termasuk manusia, dapat dibudidaya di luar tubuh (in vitro) dengan kondisi tertentu
yang memungkinkannya tetap hidup, sampai lama setelah organisma asalnya mati.
Misalnya, sel-sel manusia telah dibudidayakan untuk kurun waktu puluhan tahun,
dan dapat disiapkan bagi peneliti dengan hanya mengambilnya dari freezer.
Aktivitas organisma multisel ternyata merupakan refleksi sifat-sifat sel-sel
yang menyusunnya. Organisma mengambil makanan, mencernakan dan
mengasimilasinya, dan melepaskan bahan yang tidak dipergunakan; organisma
mengambil oksigen dan melepas karbondioksida; dalam tubuhnya keadaan air dan
garam diaturnya; organisma tubuh, berkembang biak, dan bergerak, organisma juga
bereaksi terhadap rangsangan dari luar, menggunakan energi untuk mengadakan
aktivitas mewariskan sifat-sifat genetik kepada keturunannya, dan akhirnya mati.
Suatu organisma merupakan jumlah (kumpulan) bagian-bagiannya, dan
aktivitasnya merupakan jumlah aktivitas sel-sel yang menyusunnya. Namun, dapat
pula dikatakan bahwa organisma adalah jauh lebih dari sekedar kumpulan sel-
selnya. Secara umum setiap sel memiliki
• membran sel,
• sitoplasma,
• inti sel atau nukleus.
II. 4 Sifat Kimia dan Komposisi
Secara umum setiap sel memiliki membran sel, sitoplasma, inti sel atau
nukleus. Dari analisis kimia sel terdiri dari air, protein, lemak, asam nukleat,
karbohidrat untuk tumbuhan.
Air
air yang terdapat di dalam sel dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Air
intramolekuler, yaitu molekul air yang merupakan bagian dari molekul-molekul air
9
protein, yang berjumlah sekitar 4% dari air selular. Air terikat, merupakan molekul-
molekul air yang terikat pada protoplasma dan memerlukan tenaga cukup besar
untuk memisahkannya. Air intramolekuler tidak dapat dihilangkan tanpa merusak
protoplasma.
Peran air di dalam sel sangat penting. Air berfungsi sebagai pelarut dan
mengangkut senyawa-senyawa serta molekul-molekul baik yang diperlukan oeh sel
maupun sisa metabolisme yang akan di keluarkan dari dalam sel. Di, samping itu
berbagai reaksi enzimatik memerlukan air sebagai agen reaksi.
DI dalam air bebas, terlarut berbagai jenis senyawa kimia. Senyawa-senyawa
terbagi dalam 3 kelompok: yang pertama adalah garam-garam mineral terutama yang
mengandung K, Na, Fe, dan lain-lain. Kelompok kedua adalah senyawa-senyawa
organik yang terlarut, dan yang ketiga yaitu gas-gas terlarut: O2, CO2, N2 yang berasal
dari udara (Issoegianti, 1993).
Protein
Hampir sebagian besar sel memiliki bobot kering yang tersusun dari lebih
50% protein. Dari jumlah tersebut tampak bahwa protein merupakan komponen sel
yang sangat penting. Protein tersusun unsur-unsur: karbon, hidrogen, oksigen, dan
nitrogen. Protein berfungsi sebagai penyusun strutural sel, penyimpanan, transportasi,
pengiriman signal, pergerakan, proteksi serta dapat pula berfungsi sebagai katalisator
untuk mempercepat terjadinya reaksi di dalam sel.
Protein memiliki struktur yang sangat kompleks. Meskipun memiliki susunan
yang sangat kompleks, semua protein disusun dari kumpulan 20 macam asam amino
yang sama. Berdasarkan struktur molekulnya, protein diklasifikasikan sebagai
berikut: protein fibrosa dengan contoh: kolagen, fibrin, aktin dan sebagainya. Selain
itu protein digolongkan pula sebagai sebagai protein struktural dan fungsional.
Protein-protein struktural antara lain membentuk membentuk kerangka sel atau
sitoskelet. Selain itu protein struktural dijumpai pula sebagai penyusun kolagen pada
kulit, rawan dan tulang, keratin pada kuku, rambut dan sebagainya.Protein fungsional
10
merupakan protein yang terlibat langsung dalam metabolisme sel, mudah terurai dan
terakit kembali. Protein mencakup enzim-enzim yang merupakan katalisator pada
proses metabolisme, hormon, hemoglobin dan sebagainya (Issoegianti, 1993).
Lemak
Lipid atau lemak meruapan satu molekul biologis yang besar. Kelompok lipid
memiliki ciri yang penting yaitu tidak memiliki atau sangat kecil afinistasnya
terhadap air. Ciri ini ilah yang sering diistilahkan dengan sifat hidrofobik. asam
lemak, lemak netral, fosfolipid, glikolipid, terpen dan steroid. Asam lemak memiliki
dua daerah yaitu: 1) rantai karbon yang bersigfat hidrofobik, tidak larut atau sedikit
larut air, kurang reaktif tetapi sangat larut dalam pelarut organik non polar seperti
aseton, benzene dan kloroform, 2) gugus asam karboksilat, yang mengion di dalam
larutan, larut dalam air dan mudah bereaksi membentuk ester. Asam lemak
merupakan sumber makanan. Terdapat dalam sitoplasma berupa tetesan-tetesan
gliserida yang terdiri dari tiga rantai asam lemak yang masing-masing terikat pada
gliserol. Selain sebagai sumber makanan dan tenaga, peranan asam lemak yang
terpenting adalah sebagai penyususn selaput plasma, selaput tipis ini sebagian besar
dari fosfolipid.
Setiap molekul fosfolipid memiliki ekor hidrofilik yang terdiri dari dua buah
rantai asam lemak dan gugus kepala yang bersifat polar dan hidrofilik. Molekul
fosfolipid sesungguhnya adalah detergen. Tetesan fosfolipid pada air akan
membentuk lapisan tipis di permukaan air tersebut. Selaput ini terdiri dari satu lapis
molekul-molekul fosfolipid pada berkaitan ekor dengan ekor membentuk dwilapisan
fosfolipid yang merupakan struktur dasar selaput plasma
Kabohidrat
Karbohidrat seringkali disebut sakarida, karena terdiri dari rantai molekul gulsa
yang disebut monosakarida. Beberapa molekul. Beberapa molekul mengandung
11
unsur nitrogen dan sulfur. Dua molekul monosakarida saling berkaitan disebut
disakarida. Babarapa buah disakarida dan trisakarida membentuk polisakarida.
Polisakarida merupakan untaian monosakarida yang sangat panjang. Untaian ini
dapat lurus maupun bercabang-cabang. Polisakarida dapat berupa selulosa
pembentuk dinding sel tumbuhan, asma hialuronat yang merupakan salah satu
substansi antar sel pada jaringan ikat, amilum, dan glikogen (Issoegianti, 1993).
Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan suatu polemer yang tersusun atas monomer-
monomer yang disebut dengan nukleotida. Fungsi utama nukleotida adalah
penyuimpan informasi (DNA), sintesisn protein (RNA), dan transfer energi (ATP and
NAD). Nukleotida mengandung gulsa, basa nitrogen, dan fosfat. Gula berupa ribose
atau deoksi ribose. Keduanya dibedakan atas dasar ada tidaknya oksigen pada
deoksiribosa. Selain itu, keduanya merupakan cincin pentosa.
Terdapat lima macam basa nitrogen. Purin (Adenin dan Guanin) memiliki
struktur cincin ganda, sedangkan pirimidin (sitosine, Timin dan Urasil) merupakan
cincin tunggal.
Asam deoksiribosa (DNA) merupakan pembawa sifat apda 99% mahluk
hidup. Basa pada DNA terdiri dari C, G, A and T. Fungsi DNA adalah penyimpan
informasi genetik (Issoegianti, 1993).