tinjauan pustaka

Upload: carlos-johnson

Post on 11-Oct-2015

67 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok 10

TRANSCRIPT

Tinjauan PustakaGangguan Berkemih Akibat Obstruksi Pada Saluran UrethraRicky Johnatan (102010174/D2)Universitas Kristen Krida Wacana, Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta, [email protected]

PendahuluanSetiap hari kita tidak lepas dari cairan, baik air mineral maupun yang lain. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Air sendiri bekerja sebagai pengontrol cairan dalam tubuh yang dapat di pertahankan ataupun dikeluarkan dari tubuh kita. Dalam tubuh kita terdapat organ-organ yang berfungsi sebagai pengontrol dan pengeluaran air tersebut. Sistem Urinaria merupakan pengontrol dari cairan tubuh kita. Sedangkan sistem genitalia sebagai saluran ujung yang mengeluarkan cairan tersebut. Air sendiri harus dikeluarkan dari tubuh kita untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar kita mengetahui penting nya sistem urinaria dan genitalia bagi manusia. Selain itu, kita mengetahui kerusakan apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit pada pasien penderita susah kencing.Sistem UrinariaSistem urinaria merupakan salah satau organ ekskresi yang penting bagi tubuh kita. Alat-alat saluran kemih(tractus urinaria) terdiri atas ren, ureter, vesica urinaria, dan urethra.Ren(Ginjal) Ren atau ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan air, osmolaritas cairan tubuh, eksresi sisa metabolisme dan komponen asing lainnya. Ren berawrna cokelat-kemerahan dan terletak di retro peritoneal, di antara peritoneum parietale dan fascia transversa abdominis. Di samping kiri dan kanannya terdapat columna vertebralis. Ren dextra terletak sedikit lebih rendah dibandingkan ren sinistra yaitu setinggi iga 12/L3-4, sedangkan ren sinistra setinggi iga 11/L2-3. Jarak kutub atas kedua ginjal adalah 7cm dan kutub bawah 11cm.1 Jarak kutub bawah ren dextra ke crista iliaca 3cm sedangkan ren sinistra 5 cm. Ren berbentuk seperti kacang dan memiliki dua extremitas yaitu extremitas superior dan inferior. Selain itu, ren juga memiliki dua margo yaitu medialis(concav) dan lateralis(convex). Ren juga memiliki dua fascies yaitu fascies anterior(convex) dan posterior(agak datar). Pada margo medialis terdapat suatu pintu yang disebut hilus renalis yang merupakan tempat masuknya pembuluh darah, lymphe, saraf dan ureter. Umumnya susunan pada hilus renalis dari ventral ke dorsal sebagai berikut v.renalis-a.renalis dan ureter. Hilus renalis membuka dalam suatu ruangan yang disebut sinus renalis, didalamnya terdapat pembuluh darah, limfe dan pelvis renalis.1 Ren dibungkus oleh capsula adiposa, capsula fibrosa, fascia renalis dan corpus adiposum pararenale. Capsula fibrosa melekat pada ren, mudah dikupas dan hanya menyelubungi ren(tidak membungkus glandula supra renalis). Capsula adiposa membungkus ginjal dan glandula suprarenalis. Capsula adiposa mengandung banyak lemak dan lebih tebal di bagian posterior. Fascia renalis(Gerotas) merupakan kondensasi jaringan ikat yang terletak di luar capsula adiposa serta meliputi ren dan glandula suprarenalis. Fascia renalis terdiri atas 2 lembar yaitu fascia prerenalis(depan) dan fascia retro renalis(belakang) Di lateral fascia ini melanjutkan diri sebagai fascia transversalis. Corpus adiposum pararenalis terletak di luar fascia renalis dan sering didapatkan dalam jumlah besar. Corpus adiposum pararenale membentuk sebagian lemak retroperitoneal. Ren dipertahankan tempatnya oleh fascia adiposa.1 Gambar 1. Abdomen dan ren 2Bagian-bagian ginjal terdiri atas cortex dan medulla renis. Cortex renis terdiri dari glomerolus dan pembuluh darah. Cortex renis berwarna cokelat lebih gelap, sedangkan medulla berawrna cokelat lebih terang. Di glomerolus darah disaring menjadi filtrat, kemudian disalurkan ke dalam medula saluran-saluran tersebut akan bermuara pada pailla renalis. Pada Papilla renalis terdapat garis-garis di medulla yaitu processus medullaris(Ferhini). Pada medulla renis terdapat pyramid renalis(malphigi) dan saluran-saluran yang menembus pailla yaitu ductuli papillares(Bellini). Terdapat sekitar 12 buah pyramida renalis di medulla yang masing-masing pyramid memiliki basis yang menghadap ke cortex. Papilla renalis menonjol ke dalam calyx minor kemudian beberapa calyx minor(2-4) membentuk calyx major.1 Di antara pyramis-pyramis terdapat columna renalis(Bertini). Beberapa calyx major menjadi pyleum atau pelvis renis yang kemudian menjadi ureter. Pendarahan pada ren yaitu oleh arteri renalis yang berasal dari aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal II.1 Masing-masing arteri renalis bercabang menjadi lima arteriae segmentales yang masuk ke dalam hilus renalis, empat di depan dan satu di belakang pelvis renalis. Arteriae segmentalis menjadi arteriae lobaris yang masing-masing memperdarahi satu pyramid renalis. Sebelum masuk substansia renalis, setiap arteria lobaris mempercabangkan dua atau tiga arteriae interlobaris yang berjalan menuju ke cortex. Pada perbatasan cortex dan medulla renalis, arteriae interlobaris bercabang menjadi arteriae arcuata yang melengkung di atas basis pyramid renalis. Arteriae arcuata mempercabangkan sejumlah arteriae interlobulares yang berjalan ke atas di dalam cortex. Arteriolae afferen glomerulus merupakan cabang arterai interlobulares. Pembuluh balik dari ren adalah ven arenalis yang akan mengalirkan darah ke vena cava inferior. Aliran limfe pada ren melalui noduli aotici laterales di sekitar pangkal arteri renalis. Ren dipersarafi oleh serabut saraf plexus renalis.1

Gambar 2. Ren Sinistra 2Struktur mikro

Ginjal dibungkus oleh simpai jaringan fibrosa yang tipis yang dapat dilepaskan dengan mudah dari parenkim di bawahnya, suatu petunjuk bahwa tidak terdapat septa. Pada sisi medial terdapat cekungan, hilus, tempat keluar masuk pembuluh darah, dan keluarnya saluran keluar, ureter. Bagian atas ureter melebar mengisi hilus ginjal. Bagian ini (pelvis) terbagi menjadi mangkuk besar dan mangkuk kecil, yaitu kaliks mayor dan minor, biasanya ada 2 kaliks major dan 8 sampai 12 kaliks minor.3 Setiap kaliks minor meliputi tonjolan jaringan ginjal berbentuk kerucut yang disebut papila ginjal yang berlubang, lubang karena muaranya 10-25 buah duktus koligens. Pada potongan vertikal ginjal tampak bahwa tiap papila merupakan puncak daerah piramid (medulary rays) yang meluas dari hilus sampai kapsula dan yang dalam keadaan segar tampak pucat dan bergaris-garis. Daerah seperti ini disebut piramid medula dan gambaran bergaris-garis itu karena adanya tubulus lurus dan pembuluh darah sejajar. Bagian tepi atau dasar masing-masing piramid tidak berbatas tegas dari korteks ginjal yang granular, gelap dan kecoklat-coklatan karena substabnsi medula meluas ke dalam korteks sebagai berkas radier yang halus, berkas medula.3 Di dalam ginjal terdapat berjuta-juta nefron, nefron merupakan satuan unit fungsional yang terbagi dalam 2 tipe : tipe juxtamedula dan tipe korteks. Tubuh manusia lebih banyak mengandung nefron korteks daripada juxtamedula.3

Gambar 3. Mikroskopis ren 4Berikut tabel perbendaan antara kedua tipe nefron tersebut:Setiap nefron terdiri dari 2 bagian besar;1) Korpuskel RenalisYang dibagi menjadi 3; Korpuskel renalis 1 Kutub vaskular masuknya arteriol afferen dan keluarnya arteriol efferen Kutub urinarius mulainya tubulus kontortus proksimal Lamina basal tebal bekerja sebagai barrier filtrasi Sel-sel mesangial belekat ke kapiler, fungsinya sebagai makrofag untuk membersihkan lamina basal. Korpuskel renalis 2Kapsula glomerulus 2 lapis epitel membran Lapisan parietal luar membentuk dinding korpuskel luar Lapisan parietal dalam melapisi kapiler-kapiler Lapisan viseral terdiri dari podosit Perluasan kaki-pedikel yang membentuk celah filtrasi / filtrations slits. Kopruskel renalis 3Glomerulus Jumbai kapiler Darah masuk memalui arteriol afferen dan kelura melalui arteripl efferen (diameternya lebih kecil) Kapilernya tipe fenestrata yang berdungsi sebagai ultrafiltrasi Ultafiltratnya mengandung plasma darah, 170-200 L/hr. Apparatus Juxta glomerularDi atas badan malphigi terdapat apparatus juxtaglomerular yang teridir dari; Sel-sel juxtaglomerulus yang menghasilkan renin Sel-sel mesangial ekstraglomerular/ sel polkisen / sel lacis yang mungkin menghasilkan eritropoetin Makula densa sebagai sensor osmolaritas cairan dalam tubulus distal.2) Tubulus renalisTerdiri atas; Tubulus kontortus proksimal Seluruhnya berada di bagian korteks ginjal Epitelnya kuboid rendah dan berinti bulat Inti selnya berjauhan satu sama lain Lumen tidak jelas karena absennya brush border Fungsinya sebagai absorpsi makromolekul dari filtrat glomerulus dan beberapa transport lain Reabsorpsi terhadap 100% glukosa juga terjadi disini Ansa Henle Terdapat pada berkas medulla dan medula ginjal Serupa dengan tubulus rektus proksimal (segmen tebal desendens) Segmen tipisnya mirip kapiler, tetapi tidak terdapat darah di lumennya Tubulus rektus distal/ STA (segmen tebal asendens) serupa dengan tubulus kontortus distal Fungsi ansa henle : reabsorpsi air dan ion-ion atau lebih dikenal dengan proses counter current. Tubulus kontortus distal Epitelnya selpais kuboid rendah Seluruhnya terdapat di korteks ginjal Bersifat asidofil Jarak antar inti sel berdekatan Lumen jelas, tidak terdapat brush broder Lumennya lebih besar daripada tubulus kontortus proksimal Makula densa menempel di tubulus kontortus distal dekat glomerulus Fungsinya sebagai reasorpsi, sekresi / eksresi Duktus koligen (pengumpul) Terdapat pada berkas medula dan medula ginjal Epitelnya kuboid/torak, menjado lebih torak pada duktus pengumpul distal (samapi diameter 200um) Sitoplasma pucat dan batasnya jelas.Di bagian medula yang ke tengah beberapa duktus koligens bersatu untuk membentuk duktus yang besar, bermuara ke apeks pailla yang disebut dengan duktus papillaris (bellini).

Gambar4. Medula dan kortex 2Glandula SuprarenalisGlandula suprarenalis terletak supromedial terhadap ren. Glandula suprarenalis dextra berbentuk piramid. Sedangkan sinistra lebih pipih dan berbentuk bulan sabit. Glandula suprarenalis dipendarahi oleh arteri suprarenalis superior, media dan inferior. Pembuluh balik dari glandula suprarenalis dextra dan sinistra mengikuti pembuluh nadinya. Saluran limfe dari glandula suprarenalis adalah noduli limfatisi lumbales(aortica) dan persarafan oleh plexus coeliacus.1 UreterUreter merupakan lanjutan dari plexus renis, panjangnya 25-30 cm berjalan kearah distal untuk bermuara di vesica urinaria. Ureter mempunyai tiga penyempitan sepanjang perjalanannya yaitu pertama(ureteropelvic junction) di tempat pelvis renalis berhubungan dengan ureter, kedua(flexura marginalis) di tempat ureter melengkung pada waktu menyilang apertura pelvis superior dan ketiga di tempat ureter menembus dinding vesica urinaria. Ureter menurut letaknya terbagi 2 bagian yaitu pars abdominalis ureteris dan pars pelvina ureteris.1 Pars Abdominalis UreterisUreter pars abdominalis pada laki-laki dan wanita tidak berbeda di sebelah ventral berbatasan dengan peritoneum, vasa colica, menyilang vasa spermatica interna/ovarica. Ureter kanan berbatasan dengan pars descenden duodeni dan ileum, tepi lateral vena cafa inferior. Ureter sinistra berbatasan dengan colon sigmoideum dan mesocolonnya. Pada bagian dorsal disilang oleh m.psoas dan m.genito femoralis.1 Pars Pelvina UreterisPerjalanan ureter dalam cavum pelvis pada wanita dan laki-laki berbeda karena alat-aalat panggul yang berbeda. Pada laki-laki menyilang pintu atas panggul di depan A.iliaca communis lalu menuju dorsocaudal di depan A.iliaca interna sampai di daerah spina ischiadica.1 Di spina ischiadica membelok ke depan dan medial untuk bermuara ke dalam vesica urinaria pada sudut lateral atasnya. Di sana menyilang ductus defferen disebelah lateral. Pada wanita ureter setelah sampai di spina ischiadica menuju ventromedial di bawah uteri dan menyilang A.uterina di sisi medial lalu ventral di sebelah lateral fornix lateralis vagina dan masuk ke vesica urinaria. Pendarahan pada ureter yaitu oleh ujung atas arteri renalis, bagian tengah oleh arteri testicularis atau ovarica dan dalam pelvis oleh arteri vesicalis superior. Pembuluh baliknya dialirkan oleh vena sesuai pembuluh nadi. Aliran limfe dari ureter adalah noduli limfatisi aorticus laterales dan nouli limfatisi iliaca. Ureter dipersarafi oleh plexus hypogastricus. Gambar 5. Mikroskopis ureter 4 Struktur MikroMukosa pembatasnya terdiri atas epitel transisional yang disokong lamina propria. Sel permukaan mempunyai batas konveks pada lumen, dapat berinti dua, dan mungkin menunjukkan kekhususan. Sel ini bervariasi dari kuboid sampai gepeng, dan permukaannya tidak teratur disertai indentasi dan vesikel fisiform dalam sitoplasma apikal.3 Vesikel ini disalut membran yang mempunyai ketebalan sama dengan tebal plasmalema apikal. Vesikel ini diduga merupakan cadangan membran yang dibentuk bila organ dalam keadaan sehat dan akan dimanfaatkan sebagai penambah membran permukaan selama organ diregangkan. Terdapat juga otot polos dengan tipe longitudinal pada bagian dalam dan luar, serta sirkular pada bagian tengah.3,5Vesica Urinaria Letak dari vesica urinaria atau kandung kemih bervariasi. Saat kosong vesica urinaria terletak dalam rongga panggul di belakang symphysis ossis pubis dengan bentuk seperti limas. Sedangkan saat terisi, vesica urinaria terletak di daerah hypogastrica dengan bentuk ocoid(telur).1 Pada anak-anak letak vesica urinaria di atas pintu atas panggul(PAP), setelah dewasa rongga panggul membesar dan vesica urinaria turun ke dalam rongga panggul. Vesica urinaria dapat menampung urine hingga 200-400 cc. Vesica urinaria tersusun atas 3 bagian, yaitu apex, corpus, dan fundus. Apex vesica urinaria letaknya di sebelah ventral setinggi tepi cranial symphysis ossis pubis. Apex dihubungkan dengan umbilicus oleh urachus(sisa kantong allantois) sampai ke umbilicus membentuk lig.vesicoumbilicale mediale. Apex vesica urinaria tertutup oleh peritoneum dan berbatasan dengan ileum dan colon sigmoideum.1Basis atau fascies posterior vesicae, menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga. Pada sudut laterosuperior kiri dan kanan merupakan tempat muara ureter, dan sudut inferior merupakan tempat asal urethra. Fascies Superior vesicae diliputi peritoneum dan berbatasan dengan lengkung ileum atau colon sigmoideum.1Fascies lateroinferior di bagian depan berbatasan dengan bantalan lemak retropubica dan pubis. Lenih ke posterior, fascies tersebut berbatasan di atas dengan m.obturator internus dan di bawah dengan m.levator ani. Pertemuan kedua fascies lateroinferior ke caudal disebut cervix vesicae.1 Collum vesica urinaria berbatasan dengan permukaan atas glandula prostata. Collum vesica urinaria dipertahankan pada tempatnya oleh lig. Puboprostatica() dan lig.pubovesicale(). Kedua ligamentum ini merupakan penebalan fascia pelvis.Fundus vesica urinaria berbentuk segitiga dan menghadap caudodorsal, berhadapan dengan rectum. Pada laki-laki antara vesica urinaria dan rectum terdapat lekukan peritoneum yang disebut excavatio recto vesicalis. Antara dinding posterior vesica urinaria dan rectum terdapat vesicula seminales, ampulla ductus defferens. Mukosa vesica urinaria berlipat-lipat, pada vesica uurinaria yang kosong dan lapisan mukosa sangat halus dengan lipatan yang hilang saat terisi penuh. Trigonum vesica(Liutaudi) dibentuk oleh orificium ureteris kanan dan kiri dan orificium urethrae internum yang berfungsi sebagai katup untuk mencegah aliran balik urine ke ginjal. Uvula vesicae merupakan tonojolan kecil di belakang orificium urethrae interna yang disebabkan oleh lobus medial gl.prostata.Dinding vesica urinaria merupakan lapisan otot yang kuat. Lapisan otot vesica urinaria terdiri dari 3 lapis yang saling menutupi, yaitu M.detrusor, M.trigonal, dan M.sphincter vesica. Selain itu terdapat ruangan-ruangan yang terdapat di sekitar vesica urinaria, yaitu spatium prae vesicale(retzii), excavatio rectovesicalis dan excavatio vesicouterina.1Pendarahan pada vesica urinaria oleh Aa vesicalis superior, Aa vesicalis inferior dan Avesiculodeferentialis. Dan pembuluh balik oleh plexus venosus vesicales yang berhubungan dengan plexus venosus prostaticus kemudian darah dialirkan ke v. Iliaca interna. Pembuluh getah bening yang terdapat di vesica urinaria adalah nnl. Iliaca interna dan externa. Vesica urinaria dipersarafi ooleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior, yaitu serabut post ganglioner simpatis, preganglioner parasimpatis dan serabut sensoris visceral afferent.Struktur Mikro T. Mukosa epitel transisional pada lamina proprianya T. Muskular otot polos bertipe tersusun berturut-turut; longitudinal sirkuler- longitudinal T. Adventisia jaringan ikat fibroelastisJika vesica urinaria penuh maka epitel transisionalnya menjadi lebih gepeng sehingga sel payungnya tampak jelas.Urethra MasculinaUrethra merupakan pipa fibromuscular dengan panjang 18-22 cm dan mempunyai fungsi menyalurkan urine dari vesica urianaria sampai ke dunia luar dan trempat lewatnya semen/sperma. Urethra masculina terbagi atas empat bagian, yaitu pars intramuralis(preprostatica), urethra pars prostatica, urethra pars membranacea, dan urethra pars spongiosa. Pars intramuralis panjangnya 0,5-1,5 cm.1 Urethra pars prostaticus merupakan pertemuan saluran urine dan reproduksi.Urethra pars prostatica panjangnya 3cm, mulai collum vesica urinaria sampai sedikit ventral apex glandula prostata. Pada dinding posterior urethra pars prostatica terdapat crista urethralis, sinus prostaticus, collicus seminalis dan muara ductus ejaculatorius di kanan dan kiri utriculus prostaticus. Urethra pars membranacea merupakan bagian yang paling pendek yaitu sekitar 1-2 cm, dari apex prostat sampai bulbus dan bagian paling sempit disebabkan otot yang menggelilingi yaitu M. Sphincter urethrae. Urethrae bagian ini terletak dalam diaphragma pelvis/diaphragma urogenitale. Bagian urethra pars membranacea ini mudah robek pada kateterisasi. Urethra pars spongiosa merupakan bagian terpanjang yaitu 15 cm, mulai memasuki bulbus penis sampai ujung glans penis. Pada glans penis terdapat bagian yang melebar disebut fossa naviculare urethrae. Muara dari urethrae adalah orificium externum urethrae, pada bagian anterior bermuara gl. Urethralis littre. Sistem Genitalis MasculinaGenitalia masculina terbagi atas genitalia interna masculina dan genitalia externa masculina. Pada genitalia interna masculina terdapat ductud deferens, vesicula seminales dan glandula prostate. Sedangkan di Externa terdapat penis dan scrotum yang di dalamnya ada testis dan epididimis.1 Ductus DeferensDuctus deferen atau vas deferen merupakan saluran berdinding tebal dengan panjang 18 inci (45cm), yang menyalurkan sperma matang dari epididymis ke ductus ejaculatorius dan urethra. Mulai dari anulus ingiunalis medialis menuju lateral A.epigastrica inferior kemudian turun ke dorsocaudal pada dinding lateral pelvis, menyilang ureter di sisi medialnya dan menuju ke mediocaudal pada permukaan dorsal vesica urinaria.1 Pada bagian ujung akhir ductus deferen terdapat bagian yang melebar disebut Ampulla ductus deferens. Ujung bawah ampulla menyempit dan bergabung dengan ductus vesicula seminalis membentuk ductus ejaculatorius.Vesicula SeminalisVesicula seminalis merupakan dua buah organ yang berlobus dengan panjang 5cm dan terletak pada fascies posterior vesicae. Pada bagian ujung atas tertutup peritoneum. Pada bagian depan vesicula seminalis berhubungan dengan permukaan dorsal vesica urinaria, pada bagian belakang berhubungan dengan rectum, sedangkan sisi medialnya berhubungan dengan vas deferens. Glandula ProstataGlandula prostata merupakan kelenjar eksokrin yang fibromuskular. Bentuknya seperti limas terbalik(puncaknya di kaudal), panjangnya 3cm dan dilapisi selaput fibrotik dan sebelah luar dilapisi jaringan ikat. Pada bagian basis, atas dan depan terletak sekita collum vesica urinaria. Bagian apex terletak pada diafragma urogenitale.1 Membrana prostatika peritoneale(Denonviller) dan fascia rectalis memisahkan permukaan posterior gl. Prostata dengan vas deferens dan vesicula seminalis. Glandula prostata memiliki 5 lobus, yaitu: Lobus anteriorLetaknya di depan urethra pars prostatica, tidak mengandung jaringan kelenjar. Lobus mediusLetaknya antara urethra dan ductus ejaculatorius, banyak mengandung kelenjar dan dapat terjadi proses adenoma. Lobus posteriorLetaknya di belakang urethra, caudal daridatus ejaculatorius, mengandung jaringan kelenjar, pada lobus ini dapat terjadi cancer primer. 2 Lobus lateralisLetaknya di kiri/kanan urethra pars prostatica, banyak mengandung kelenjar dan dapat terjadi hypertrophi prostat.Glandula prostata di pendarahi oleh cabang-cabang A. Vesicalis inferior, A. Rectalis media dan A. Pudenda interna. Sedangkan pembuluh baliknya oleh Plexus venosus prostaticus. Saluran limfe dari glandula prostata adalah noduli limfatisi gl. Prostata yang akan disalurkan ke nnll. Iliaca interna. Glandula prostata dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior.1PenisPenis merupakan tempat keluarnya urine dari tubuh. Penis terdiri atas radix penis, corpus penis, dan glans penis. Penis dihubungkan pada symphisis ossis pubis melalui jaringan ikat lig. Suspensorium penis. Radix penis terdiri atas 3 massa jaringan erektil, yaitu bulbus penis, crus penis kanan, crus penis kiri. Corpus penis terletak distal dari bulbus penis. Pada permukaan dorsal corpus penis tepat pada garis tengah terdapat v.dorsalis penis. Pada permukaan dorsal corpus penis tepat pada garis tengah terdapat v.dorsalis penis superficialis. Glans penis letaknya di ujung distal corpus penis. Pada glans penis terdapat bangunan meatus urethra externa, frenulum, preputium dan corona glandis.1 ScrotumMerupakan suatu kantong dari kulit dari fascia, kulit scrotum berkeiput dan ditutupi rambut-rambut kasar. Pada bagian tengah scrotum membentuk suatu garis yang disebut Raphe-scrotalis. Scrotum berisi testis dan epididymis. TestisTestis adalah organ reprosuksi yang menghasilkan spermatozoa dan seabagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen untuk mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder. Bentuk testis oval dengan konsistensi lunak. Bersama tunica vaginalis propia terletak dalam cavum scroti. Testis kiri letaknya lebih rendah dari pada yang kanan, pada orang dengan situs inversus totalis atau orang yang bekerja dengan tangan kiri, testis kanan lebih rendah dari pada testis kiri. Pada testis dijumpai sisa-sisa perkembangan ujung cranial ductus para mesoonephros yang disebut appendix testis. Bagian-bagian dari testis adalah Extremitas superior, extremitas inferior, fascies lateralis, fascies medialis, margo anterior(convex) dan margo posterior(datar).1 Testis di bungkus oleh 7 lapisan dari paling dalam sampai luar, yaitu tunica albugenia, tunica vaginalis(lamina visceralis dan parietalis), fascia spermatica interna, M.cremaster, fascia spermatica externa, Tunica dartos, dan paling luar cutis scrotis. Testis dipendarahi oleh A.testicularis dengan pembuluh baliknya V.teticularis.

Epididymis Epididymis merupakan suatu saluran yang panjangnya kira-kira 6m, berkelok-kelok menuju lobuli epididymis. Epididymis letaknya dorsal dari testis. Epididymis terbagi atas caput eepididymis, corpus epididymis dan cauda epididymis. Di sebelah medial dari epididymis terdapat funiculus spermaticus yang terdiri atas plexus pampiniformis, A.testictularis, A.diferentialis, ductus deferens, R, genitalis N.genitofemoralis, dan N.cremaster.1Struktur MikroBagian pertama yang akan dibahas secara mikroskopis adalah testis karena testis merupakan bagian terpenting untuk menghasilkan sel-sel sperma yang merupakan bagian terpenting dari proses reproduksi pria. Testis merupakan kelenjar ganda karena secara fungsional bersifat eksokrin dan endokrin. Sifat eksokrin yang dimaksud terutama menghasilkan sel kelamin sedangkan sifat endokrin adalah menghasilkan aldosteron yang mempengaruhi pertumbuhan sekunder pada manusia.3,5Testis tergantung di dalam skrotum dan dibungkus oleh simpai testis yang terdiri atas 3 bagian ,dari luar ke dalam, yaitu tunika vaginalis, tunika albugenia, dan tunika vaskulosa. Tunika albugenia menebal pada permukaan posterior testis dan menjorok masuk ke dalam kelenjar sebagai mediastinum testis. Sekat-sekat fibrosa yang masuk dari mediastinum akan membuat testis terbagi menjadi kurang lebih 250 lobuli. Dalam setiap lobulus, terdapat 4-5 saluran tubulus seminiferus yang merupakan penghasil sel-sel sperma.Tubulus seminiferus sangat berkelok dan berakhir sebagai ujung bebas yang buntu atau beranastomosis dengan tubulus-tubulus di dekatnya. Epitel seminiferus terdiri atas dua kategori sel yaitu sel penyokong dan sel spermatogenik. Sel-sel penyokong yang dimaksud adalah sel sertoli. Sel sertoli berperan dalam memberi nutrisi bagi calon sperma selama masa diferensiasi, menciptakan sawar yang menghalangi benda asing dari dari spermatogonium karena sel sertoli tahan terhadap pengaruh toksis yang merusak sel-sel spermatogenik.3,4Sel spermatogenik sendiri membentuk lapisan epitel berlapis 4-8 sel melapisi tubulus seminiferus. Sel-sel berkembang secara progesif dari daerah basal ke arah lumen. Terdapat dua tipe spermatogonia yaitu spermatogonium tipe A dan tipe B. Tipe A berhenti berkembang untuk mempertahankan jumlah spermatogonia. Sedangkan tipe B merupakan spermatogonia yang akan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer selanjutnya akan menjadi spermatosit sekunder, lalu spermatid, dan akhirnya spermatozoa. Keseluruhan proses itu disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terbagi menjadi spermatositogenesis dan spermiogenesis. Spermatositogenesis merupakan diferensiasi dari spermatogonium menjadi spermatid. Sedangkan spermiogenesis merupakan proses pematangannya, menjadi spermatozoa. Proses spermiogenesis tersebut terjadi di dua tempat yaitu tubulus seminalis dan duktus epididimis.3,5Sperma yang matang terdiri atas bagian kepala, tengah, dan bagian ekor. Bagian kepala terdiri atas inti yang memadat dan tudung kepala, termasuk akrosom dan DNA. Akrosom mengandung enzim hidrolitik untuk mampu menembus corona radiata dan zona pelusida ovum. Bagian tengah merupakan leher sempit yang mengandung banyak sekali mitokondria, sedangkan bagian akhir terdiri dari susunan filamen tebal yang menyerupai silia.3Pada testis terdapat sejumlah saluran kelamin pria yaitu tubulus rektus, rete testis, duktus eferens, duktus epididimis, duktus deferens, dan duktus ejakulatorius. Tubulus rektus merupakan tubulus seminalis yang menjadi lurus saat mendekati ujung lobulus. Rete testis merupakan lanjutan dari tubulus rektus yang masuk ke dalam mediastinum. Saluran yang terbentuk seperti jala-jala. Kemudian saluran yang keluar dari mediastinum disebut duktus eferen yang lumennya tidak rata karena sel pembentuknya terdiri dari dua macam, yaitu sel sekretorik dan sel torak bersilia. Duktus eferen berlanjut lagi menjadi duktus epididimis yang panjang dan berkelok-kelok dengan lumen yang rata. Duktus epididimis nantinya berlanjut lagi menjadi satu saluran besar dilapisi otot polos yang disebut duktus deferens. Akhir dari saluran keluar sperma sebelum menuju uretra adalah duktus ejakulatorius. Duktus ejakulatorius merupakan gabungan dari duktus deferens yang mengalirkan sperma dan duktus vesikulosa lalu menembus prostat.3Selain testis sebagai kelenjar utama, terdapat beberapa kelenjar tambahan yaitu vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretralis. Vesikula seminalis merupakan tonjolan berbentuk kantung dari duktus deferens dekat ampula yang menghasilkan fruktosa dan . Ciri khas dari glandula ini adalah mukosanya yang berlipat-lipat membentuk trabekula primer dan trabekula sekunder. Kemudian ada prostat yang juga merupakan glandula yang mengeluarkan sekret bersifat agak alkali, kaya dengan enzim proteolitik yang membantu pengenceran semen. Ciri khas dari glandula ini adalah tunika mukosanya berlipat, dengan otot polos di lamina proprianya, ikut berlipat. Kelenjar terakhir adalah kelenjar bulbouretralis yang menghasilkan sekret kental dengan epitel yang bervariasi.3,5Bagian luar dari genitalia pria adalah penis. Penis jika dipotong melintang tampak menjadi dua bagian utama yaitu pars kavernosum yang terdiri dari dua lobus dan pars spongiosum yang terdiri dari satu lobus dan memiliki uretra di dalamnya. pada pars kavernosum, terdapat pembuluh darah yang besar disebut arteri profunda penis dan pembuluh yang lebih kecil yaitu arteri helicinae. Terdapat rongga-rongga di dalam pars kavernosum yang pada kondisi hidup akan terisi darah. Kedua lobus korpus kavernosum terpisahkan oleh sebuah bangunan yang terdiri dari jaringan ikat yaitu septum mediana.3

Mekanisme Pembentukan Urine 1.Penyaringan(Filtrasi)Filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat untuk menahan komponen selular dan medium-molekular-protein besar kedalam sistem vaskularisasi, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air. Cairan ini disebut filtrat glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan kapiler. Di mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai arteriol eferen yang meninggalkan glomrerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan sel epithelium yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula bowman disebut bowman space dan merupakan bagian yang mengumpulkan filtrat glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal.6-9 Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu : endotelium kapiler, membran dasar, epiutelium viseral. Endotelium kapiler terdiri atas satu lapisan sel yang merupakan perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrata (kapiler).Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute menyebrangi kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan onkotik dari cairan di dalam bowman space merupakan kekuatan untuk proses filtrasi. Normalnya tekanan onkotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang medium-besar tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi ( filtration barrier ) bersifat selektiv permeable. Normalnya komponen seluler dan protein plasmatetap didalam darah, sedangkan air dan larutan akan bebas tersaring.6,8,9Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2 nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi.7 Selain itu beban listirk (electric charged ) dari sretiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation ( positif ) lebih mudah tersaring dari pada anion. Bahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Secara normal, sekitar 20% dari plasma yang memasuki glomerulus difiltrasi. Proses ini disebut filtrasi glomerulus, yang notabene adalah langkah pertama dalam pembentukan urin. Dalam keadaan normal, 125 ml dari filtrasi glomerulus terbentuk secara kolektkif di setiap glomeruli setiap menit. Jumlah ini sekitar 180 liter per hari. Jika volume plasma rata-rata seorang dewasa adalah 2,75 liter, ini berarti ginjal memfilter seluruh volume plasma sekitar 65 kali per hari. Hasil dari filtrasi ini disebut glomeruluks yang merupakan urin primer.6,9Laju filtrasi sebenarnya, yaitu GFR (Glomerular Filtration Rate), bergantung tidak saja pada tekanan filtrasi netto, tetapi juga pada seberapa luas permukaan glomerulus yang tersedia untuk penetrasi dan seberapa permeablenya membran glomerulus (yaitu seberapa tingkat kebocorannya).6-9 GFR dikontrol oleh 2 mekanisme:8,9a) Otoregulasi GFRGFR akan meningkat setara dengan peningkatan tekanan arteri jika hal-hal lain konstan. Demikian juga, penurunan GFR. Perubahan GFR spontan semacam itu sebgaian besar dicegah oleh mekanisme pengaturan intrinsik yang dicetuskan oleh ginjal itu sendiri yang dikenal dengan proses otoregulasi. Ginjal dapat, dalam batas-batas terntentu, mempertahankan aliran darah kapiler glomerulus yang konstan (sehingga tekanan darah kapiler glomerulus konstan dan stabil) walaupun terjadi perubahan teknaan arteri. Ginjal melakukannya dengan mengubah kaliber arteriol aferen, sehingga resistensi terhadap aliran darah melalui pembuluh ini dapat disesuaikan. Contoh: jika GFR meningkat akibat adanya peningkatan tekanan arteri, tekanan filtrasi netto dan GFR dapat dikurangi menjadi normal oleh konstriksi arteriol aferen, yang menurunkan aliran darah ke dalam glomerulus. Penyesuaian lokal ini menurunkan tekanan darah glomerulus dan GFR ke tingkat normal. Sebaliknya, apabila GFR turun akibat penurunan tekanan arteri, tekanan glomerulus dapat ditingkatkan ke normal melalui vasodilatasi arteriol aferen, yang memungkinkan lebih banyak darah masuk walau gaya yang mendorongnya berkurang. Peningkatan volume darah glomerulus ini akan meningkatkan tekanan darah glomerulus, yang kemudian memulihkan GFR kembali ke tingkat normal.

Terdapat 2 mekanisme dalam mekanisme otoregulasi, yakni; Mekanisme miogenikYang berespons terhadap perubahan tekanan di dalam komponen vaskuler nefron. Mekanisme ini merupakan sifat umum otot polos vaskuler. Otot polos vaskuler arteriol berkontraksi secara inheren sebagai respoms terhadap peregangan yang menyertai peningkatan tekanan di dalam pembuluh. Dengan demikian, arteriol aferen secara otomatis berkonstriksi sendiri jika teregang karena tekanan arteri meningkat. Respon ini membantu mambatasi aliran darah ke dalam glomerulus ke tingkat normal walaupun terkanan arteri meningkat. Sebaliknya, arteriol aferen yang tidak teregang akan secara inheren melemas (karena tekanan dalam pembuluh menurun). Sehingga aliran darah ke dalam glomerulus menungkat walaupun terjadi penurunan tekanan arteri.

Mekanisme umpan balik tubulo glomerulusMendeteksi perubahan aliran melaui komponen tubulus nefron.Tabel mekanisme otoregulasi umpan balik tubulo glomerulus.

b. Kontrol simpatis ekstrinsik GFRDiperantai oleh masukan sistem saraf simpatis ke arteriol aferen, ditunjukan untuk mengatur tekanan darah arteri. Sistem saraf parasimpatis tudak menimbulkan pengaruh apapun pada ginjal. 2. ReabsorpsiSaat hasil filtrasi mengalir melewati tubulus, zat-zat yang berguna bagi tubuh akan dikembalikan ke dalam kapiler peritubular plasma. Pergerakan substansi yang selektif dari dalam tubulus ke dalam darah ini disebut rearbsorbsi tubular.Zat-zat yang diserap kembali ke dalam darah nantinya akan dikembalikan menuju sirkulasi darah menuju jantung untuk diedarkan ke seluruh tuibuh kembali.8,9 Terdapat 2 macam reabsorpsi:a) Reabsorpsi obligatDimana persentase cairan yang diserap kemabli adlaah 65%, sedikit ataupun banyak tetap yang direabrspsi adalah sejumlah 65% dari jumlah cairan yang masuk. Reabsorpsi ini terjadi di tubulus kontortus proksimal.b) Reabsorpsi fakultatifReabsorpsi ini menerapkan kompensasi, yaitu reabsorpsi yang terjadi tergantung kebutuhan, jika air yang masuk terlalu banyak maka tidak perlu lagi direabsorpsi, tetapi jika air yang masuk sedikit, untuk menjaga keseimbangan tubuh, makan akan dilakukanlah proses reabsorpsi gakultatif ini, mekanisme ini dipengaruhi oleh hormon ADH (antidiuretik), yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis. Jika hormon ini berkurang, maka reabsorpsi akan dihambat, sehingga menyebabkan eksresi urin yang berlebihan. Hasil dari reabsorpsi ini ialah urin sekunder atau bisa disebut juga filtrat tubulus. Dalam mengreabsorpsi, terdapat juga keunikan dalam proses ini yaitu Sitem Renin Angiotensin (Renin Angiotensin Aldesterone System), RAAS ini berfungsi untuk menjaga kestabilan ion-ion penting dalam tubuh, seperti Natriuum(khususnya ion ini).

3. SekresiMerupakan proses penambahan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke tubulus kontortus distal. Sekresi tubulus melibatkan transportasi transepitel seperti yang dilakukan reabsorpsi tubulus, tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Bahan yang paling penting disekresikan tubulus ialah ion hidrogen (H+) dan ion kalium (K+). Ion hidrogen paling penting karena ia menjaga kesetimbangan pH dalam darah. Jika pH dalam darah mulai turun, maka sekresi ion hidrpgen akan meningkat sampai berada pada keadaan pH normal (7,3-7,4) dan urin yang dihasilkan memiliki pH dengan kisaran 4,5-8,5.6-9 Urin yang terbentuk akan disimpan sementara di vesica urinaria untuk selanjutnya dibuang melalui uretra. Proses sekresi ini terjadi di tubulus distal dan menghasilkan urin yang sesungguhnya.8Setelah melalui ketiga proses ini, bahan-bahan yang sudah dialirkan di duktus koligen itulah yang akan dialirkan ke pelvis ginjal dan kemudian ke ureter lalu menuju ke vesica urinaria yang kemudian akan melewati uretra dan terakhir akan dikeluarkan lewat orificium urethrae externa sebgai urin.6,8 Beberapa faktor yang dapat menaikan volume urin; Zat-zat diuretikBanyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini maka akan menghambat proses rearbsobsi, sehingga volume urine bertambah. Suhu internal atau externalJika suhu naik diatas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan volume urine berkurang. Konsentrasi darahJika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah menurun. Reabsorbsi air di ginjal meningkat, volume urine menurun. EmosiEmosi tertentu dapat meningkatkan dan penurunan volume urine.

Berikut merupakan komposisi yang terdapat pada urin normalKomposisi urin normal terdiri dari :91. UreaMerupakan hasil akhir metabolisme protein pada mamalia. Ekskresi urea sebanding dengan protein yang masuk ke dalam tubuh. Semakin banyak protein yang masuk maka semakin banyak kandungan urea di dalam urin.2. Kreatinin dan kreatinEkskresi kreatini tidak dipengaruhi diet dan sebanding dengan massa otot. Pada laki-laki jumlah kreatin dalam urin yang dibuang dalam 24 jam adalah sekitar 20-26 mg, sedangkan pada wanita sekitar 14-22 mg3. Amonia dan garam amoniumDalam urin segar sangat sedikit. Pada renal asidosis produksi NH3 menurun.4. Asam uratMerupakan hasil akhir metabolisme purin ( adenin, guanin, hipotaxin). Purin berasal dari makanan atau pemecahan sel. Dalam larutan asam akan mengendap, sedangkan dalam larutan alkalis akan larut.5. Asam aminoPada orang dewasa terkandung asam amino antara 150-200 asam amino N dalam urin 24 jam.6. SulfatTerbagi menjadi 3 macam : 1. Belerang anorganikHasil oksidasi sempurna belerang sebagai SO4, perbandingan N dan sulfat urin = 5 :12. Belerang eterealBerkonjugasi dengan senyawa organik : fenol, kresol, indoxil, skatoxil. Selain itu juga dapat dihidrolisa dengan HCl dan pemanasan3. Belerang netralFraksi belerang yang tidak pernah teroksidasi sempurna : sistin, taurin, tyocianat : CNS dan sulfida. Tidak begitu bergantung pada diet.7. FosfatTerdiri dari Na-fosfat atau K-fosfat yang merupakan alkaline phospat. Dan Ca-fosfat atau Mg-fosfat yang merupakan earthty phospat8. OksalatBiasanya oksalat dalam urin rendah dan meningkat pada primary hiperoxaluria. Unsur ini dapat membentuk batu oksalat dalam saluran kencing. Meningkat jika di dalam tubuh kadar vitamin C tinggi.9. MineralEkskresi Na bergantung intake NaCl makanan dan keperluan tubuh akan Na.Ekskresi K akan meningkat pada intake K yang meningkat katabolisme jaringan yang meningkat.10. Vitamin, Hormon, EnzimJumlah sedikit dalam urin, dan penting dalam diagnosis klinik.

Pengaruh Hormonal1.ADHHormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.6-92.AldosteronHormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin.6-9

KesimpulanPengeluaran air dari tubuh sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Organ yang berfumgsi sebagai ekskresi cairan tubuh pada laki-laki adalah penis. Di dalam dan sekitar penis terdapat saluran-saluran. Sulit buang air kecil dan urin yang menetes disebabkan oleh obstruksi saluran urethra. Pada usia tua seorang laki-laki sangat rentan terjadi obstruksi saluran urethra yang membuat pasien sulit buang air kecil dan urin yang menetes.Daftar Pustaka1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed.6. Jakarta. EGC, 2006. h. 250-353.2. Netter FH. Atlas of human anatomy. Ed.5. Philadelphia. SAUNDERS Elsevier, 2006. h.308-313. 3. Eroschenko VP. DiFIOREs atlas of histology with functional correlations. Ed.11. Pendit BU. Atlas histology difiore: dengan korelasi fungsional. Ed.11. Jakarta. EGC, 2010. h.247-294.4. Arifin FG, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histologi. Jakarta. Penerbit universitas Trisakti, 2009. h.149-157. 5. Mescher AL. Junqueiras basic histology text and atlas. Ed.12. USA. LANGE, 2010. h. 332-348.6. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta. EGC, 2004. h. 318-329.7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta. EGC, 2011. h. 461-504. .8. Ward J, Clarke R, Linden R. At a glance fisiologi. Jakarta. Erlangga, 2009. h. 62-73.9. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta. EGC, 2008. h.397-437.

22