tinjauan kebijakan moneter - maret 2011 - bi.go.id fileperkembangan ekonomi dan kebijakan moneter...

25

Upload: donguyet

Post on 31-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren
Page 2: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren
Page 3: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

1

Tinjauan Kebijakan MoneterMaret 2011

Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan

oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada

setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei, Juni, Agustus, September,

dan November. Laporan ini dimaksudkan sebagai media bagi Dewan

Gubernur Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan kepada

masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas

asesmen dan prakiraan perekonomian Indonesia serta respon

kebijakan moneter Bank Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan

Kebijakan Moneter (LKM) secara triwulanan pada setiap bulan April,

Juli, Oktober dan Desember. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil

evaluasi atas perkembangan terkini mengenai inflasi, nilai tukar dan

kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan respon

kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

Dewan Gubernur

Darmin Nasution Gubernur

Hartadi A. Sarwono Deputi Gubernur

S. Budi Rochadi Deputi Gubernur

Muliaman D. Hadad Deputi Gubernur

Ardhayadi Mitroatmodjo Deputi Gubernur

Budi Mulya Deputi Gubernur

Halim Alamsyah Deputi Gubernur

Page 4: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

2

Daftar Isi

I. Statement Kebijakan Moneter ................................................ 3

II. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ................. 6

Perkembangan Ekonomi Dunia .................................................... 6

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia .............................................. 10

Inflasi ........................................................................................ 12

Nilai Tukar Rupiah ...................................................................... 14

Transmisi Kebijakan Moneter ..................................................... 16

Suku Bunga.......................................................................... 16

Dana, Kredit, dan Uang Beredar ........................................... 17

Pasar Saham......................................................................... 19

Pasar SBN ............................................................................. 19

Pasar Reksadana ................................................................... 20

Kondisi Perbankan................................................................ 21

III. Respon Kebijakan Moneter ................................................... 22

Page 5: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

3

I. STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

Prospek ekonomi dunia terus membaik, namun dibayangi oleh tekananProspek ekonomi dunia terus membaik, namun dibayangi oleh tekananProspek ekonomi dunia terus membaik, namun dibayangi oleh tekananProspek ekonomi dunia terus membaik, namun dibayangi oleh tekananProspek ekonomi dunia terus membaik, namun dibayangi oleh tekanan

inflasi yang meningkat sejalan dengan tingginya harga minyak daninflasi yang meningkat sejalan dengan tingginya harga minyak daninflasi yang meningkat sejalan dengan tingginya harga minyak daninflasi yang meningkat sejalan dengan tingginya harga minyak daninflasi yang meningkat sejalan dengan tingginya harga minyak dan

komoditas pangan duniakomoditas pangan duniakomoditas pangan duniakomoditas pangan duniakomoditas pangan dunia. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan lebih

tinggi dari perkiraan semula yang didukung oleh membaiknya ekonomi

negara maju, sementara ekonomi negara berkembang khususnya

emerging markets (EM) masih tetap tumbuh. Sejalan dengan

perkembangan tersebut, harga komoditas dunia menunjukkan

kecenderungan meningkat yang diwarnai dengan harga minyak yang

melambung tinggi. Dengan perkembangan tersebut, tekanan inflasi baik

di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat

didorong oleh tren peningkatan harga pangan dan energi. Sementara itu,

perkembangan geopolitik di Timur Tengah selain berpengaruh pada harga

minyak juga menimbulkan tekanan terhadap pasar keuangan global.

Kebijakan Bank Sentral China untuk melakukan pengetatan lebih lanjut

juga turut menekan pasar keuangan global. Pengetatan kebijakan

moneter dalam merespons perkembangan inflasi tidak hanya terjadi di

negara-negara EM tetapi juga mulai diikuti oleh negara-negara maju.

Prospek ekonomi global yang membaik tersebut berdampak positifProspek ekonomi global yang membaik tersebut berdampak positifProspek ekonomi global yang membaik tersebut berdampak positifProspek ekonomi global yang membaik tersebut berdampak positifProspek ekonomi global yang membaik tersebut berdampak positif

terhadap perekonomian domestik, terutama melalui jalur ekspor yangterhadap perekonomian domestik, terutama melalui jalur ekspor yangterhadap perekonomian domestik, terutama melalui jalur ekspor yangterhadap perekonomian domestik, terutama melalui jalur ekspor yangterhadap perekonomian domestik, terutama melalui jalur ekspor yang

akhir-akhir ini meningkatakhir-akhir ini meningkatakhir-akhir ini meningkatakhir-akhir ini meningkatakhir-akhir ini meningkat. Perekonomian domestik pada triwulan I 2011

diperkirakan tumbuh cukup tinggi meskipun lebih lambat dari triwulan

sebelumnya. Pertumbuhan pada triwulan I 2011 yang diperkirakan

mencapai 6,4% terutama ditopang oleh pertumbuhan ekspor yang masih

tetap tinggi, sementara pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan

investasi masih positif namun tidak sekuat triwulan sebelumnya. . . . . Kinerja

ekspor masih tetap tinggi sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang

masih cukup kuat. Impor juga masih meningkat didorong oleh masih

kuatnya permintaan domestik dan eksternal yang masih menguat.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sedikit tertahan dipengaruhi oleh

penurunan pendapatan riil khususnya untuk masyarakat menengah ke

bawah. Perkembangan proyek-proyek infrastruktur yang masih terbatas

berdampak pada kegiatan investasi yang cenderung tertahan. Di sisi

eksternal, Neraca Pembayaran masih mencatat surplus yang cukup besar.

Transaksi modal dan finansial (TMF) diperkirakan masih mencatat surplus,

meskipun sempat terjadinoutflow di awal triwulan yang dipicu oleh

kekhawatiran terhadap tekanan inflasi. Surplus TMF antara lain didukung

Page 6: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

4

oleh FDI yang diperkirakan lebih tinggi dari periode yang sama tahun

sebelumnya, sementara aliran modal portofolio masih cukup kuat. Sejalan

dengan itu, transaksi berjalan juga masih mengalami surplus terutama

didukung oleh tingginya harga komoditas Dengan perkembangan sisi

eksternal yang masih solid tersebut, posisi cadangan devisa pada 28

Februari 2011 tercatat sebesar 99,6 miliar dolar AS atau setara dengan 6,1

bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Sementara itu,

posisi per 3 Maret 2011 tercatat sebesar 101,8 miliar dolar AS atau setara

dengan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Tren penguatan nilai tukar rupiah yang sempat tertahan pada Januari 2011Tren penguatan nilai tukar rupiah yang sempat tertahan pada Januari 2011Tren penguatan nilai tukar rupiah yang sempat tertahan pada Januari 2011Tren penguatan nilai tukar rupiah yang sempat tertahan pada Januari 2011Tren penguatan nilai tukar rupiah yang sempat tertahan pada Januari 2011

kembali berlanjut pada Februari 2011kembali berlanjut pada Februari 2011kembali berlanjut pada Februari 2011kembali berlanjut pada Februari 2011kembali berlanjut pada Februari 2011. Di samping kembali masuknya

aliran modal asing karena positifnya persepsi investor asing terhadap

kuatnya fundamental ekonomi Indonesia, penguatan rupiah juga sebagai

respons positif terhadap kenaikan BI Rate dan kebijakan Bank Indonesia

untuk memberikan ruang bagi penguatan rupiah sebagai komitmen kuat

Bank Indonesia untuk pengendalian inflasi. Pada Februari 2011 nilai tukar

rupiah menguat sebesar 2,5% (ptp) menjadi Rp8.818 per dolar AS pada

akhir Februari 2011. Apresiasi rupiah sejauh ini belum memengaruhi daya

saing Indonesia dari sisi nilai tukar karena pada periode yang sama negara-

negara di kawasan juga mengalami penguatan nilai tukar dan bahkan

dengan tingkat yang lebih besar.

Inflasi IHK pada Februari 2011 sedikit menurun, namun risiko tekananInflasi IHK pada Februari 2011 sedikit menurun, namun risiko tekananInflasi IHK pada Februari 2011 sedikit menurun, namun risiko tekananInflasi IHK pada Februari 2011 sedikit menurun, namun risiko tekananInflasi IHK pada Februari 2011 sedikit menurun, namun risiko tekanan

inflasi ke depan masih cukup tinggiinflasi ke depan masih cukup tinggiinflasi ke depan masih cukup tinggiinflasi ke depan masih cukup tinggiinflasi ke depan masih cukup tinggi. Inflasi IHK pada Februari 2011

mencapai 0,13% (mtm) atau 6,84% (yoy), menurun dibandingkan bulan

sebelumnya. Koreksi harga beras dan cabai akibat membaiknya pasokan

sejalan dengan kebijakan Pemerintah, memengaruhi inflasi kelompok

volatile foods yang mengalami deflasi sebesar 0,48% (mtm). Sementara

itu, tekanan inflasi kelompok administered prices sejauh ini masih minimal

yakni mencapai 0,32% (mtm) atau 5,34% (yoy). Namun, Bank Indonesia

terus mewaspadai kenaikan inflasi kelompok inti yang mulai meningkat

yakni tercatat sebesar 0,31%(mtm) atau 4,36% (yoy), terutama yang

selama ini dipengaruhi oleh tingginya inflasi volatile foods dan kenaikan

harga komoditas internasional. Indikator ekspektasi inflasi di pasar

keuangan mulai terindikasi menurun meski masih tinggi sebagai respons

dari kenaikan BI Rate, sementara ekspektasi inflasi di kalangan produsen,

pedagang, dan konsumen belum banyak terpengaruh. Karenanya, Bank

Indonesia akan terus menempuh langkah-langkah kebijakan moneter dan

makroprudensial, termasuk mengendalikan pengaruh imported inflationtersebut dengan penguatan nilai tukar rupiah.

Page 7: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

5

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga yang disertai terus membaiknyaStabilitas sistem keuangan tetap terjaga yang disertai terus membaiknyaStabilitas sistem keuangan tetap terjaga yang disertai terus membaiknyaStabilitas sistem keuangan tetap terjaga yang disertai terus membaiknyaStabilitas sistem keuangan tetap terjaga yang disertai terus membaiknya

fungsi intermediasi perbankan dan likuiditas perbankan yang terkendali.fungsi intermediasi perbankan dan likuiditas perbankan yang terkendali.fungsi intermediasi perbankan dan likuiditas perbankan yang terkendali.fungsi intermediasi perbankan dan likuiditas perbankan yang terkendali.fungsi intermediasi perbankan dan likuiditas perbankan yang terkendali.

Industri perbankan cukup stabil ditandai oleh terjaganya kondisi

permodalan dan likuiditas sebagaimana tercermin pada tingginya rasio

kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) dan terjaganya rasio

kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%.

Intermediasi perbankan juga semakin membaik tercermin dari

pertumbuhan kredit yang terus meningkat, yakni pada Januari 2011

mencapai 24,6% (yoy), ditopang oleh pertumbuhan pada seluruh jenis

kredit termasuk kredit kepada UMKM. Tidak ada indikasi bahwa kenaikan

BI Rate pada Februari 2011 diikuti dengan kenaikan suku bunga

perbankan. Sementara itu, penerapan ketentuan GWM LDR dan GWM

Valas per 1 Maret 2011 telah dapat dipenuhi sebagaimana ketentuan

yang berlaku.

Kinerja pasar keuangan domestik membaik setelah sempat tertekan padaKinerja pasar keuangan domestik membaik setelah sempat tertekan padaKinerja pasar keuangan domestik membaik setelah sempat tertekan padaKinerja pasar keuangan domestik membaik setelah sempat tertekan padaKinerja pasar keuangan domestik membaik setelah sempat tertekan pada

awal tahun 2011. awal tahun 2011. awal tahun 2011. awal tahun 2011. awal tahun 2011. Perbaikan pasar keuangan antara lain dicerminkan pada

kinerja pasar saham yang mulai pulih dan relatif stabilnya nilai SUN. Di

pasar uang, likuiditas sedikit mengalami penurunan sejalan dengan

rekening pemerintah yang kontraktif dan kebijakan stabilisasi nilai tukar.

Dari sisi transmisi kebijakan moneter, suku bunga perbankan belum

sepenuhnya merespons kenaikan BI rate di bulan Februari 2011. Sejalan

dengan itu, pergerakan suku bunga PUAB O/N juga belum merespons

sinyal kebijakan moneter. Namun, transmisi kebijakan moneter

diperkirakan masih akan terus berlanjut mengingat diperlukan waktu

untuk melakukan penyesuaian. Selain itu, upaya Bank Indonesia dalam

meningkatkan pengelolaan moneter juga akan semakin memperkuat

transmisi kebijakan moneter.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 4 Maret 2011Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 4 Maret 2011Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 4 Maret 2011Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 4 Maret 2011Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 4 Maret 2011

memutuskan untuk sementara ini mempertahankan BI Rate sebesarmemutuskan untuk sementara ini mempertahankan BI Rate sebesarmemutuskan untuk sementara ini mempertahankan BI Rate sebesarmemutuskan untuk sementara ini mempertahankan BI Rate sebesarmemutuskan untuk sementara ini mempertahankan BI Rate sebesar

6,75%6,75%6,75%6,75%6,75%. Keputusan ini tidak mengubah arah kebijakan moneter Bank

Indonesia yang cenderung ketat sebagai upaya untuk pengendalian

tekanan inflasi yang masih tinggi. Bank Indonesia akan terus mewaspadai

perkembangan inflasi ke depan dan menyesuaikan tingkat BI Rate secara

terukur pada waktunya. Upaya pengendalian inflasi, khususnya tekanan

imported inflation dari kenaikan komoditas internasional, juga diperkuat

dengan terbukanya ruang penguatan nilai tukar Rupiah lebih lanjut sejalan

dengan membaiknya fundamental ekonomi global. Di samping itu,

langkah pengendalian likuiditas melalui penerapan kebijakan

makroprudensial dan operasi moneter juga akan terus diperkuat dengan

Page 8: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

6

tetap memperhatikan kebutuhan likuiditas perbankan yang sehat,

termasuk dengan mulai berlakunya ketentuan GWM LDR dan GWM Valas

per 1 Maret 2011. Melalui bauran kebijakan moneter dan makroprudensial

tersebut, serta dukungan komitmen Pemerintah yang kuat untuk

mengatasi tingginya harga komoditas pangan sebagaimana ditunjukkan

oleh koordinasi pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah, Bank

Indonesia meyakini inflasi IHK dapat dijaga pada sasarannya yakni 5%±1%

untuk tahun 2011 dan 4,5%±1% pada tahun 2012.

II. PERKEMBANGAN EKONOMI DANKEBIJAKAN MONETER

Perkembangan Ekonomi DuniaPemulihan ekonomi global masih terus berlanjut meskipun denganPemulihan ekonomi global masih terus berlanjut meskipun denganPemulihan ekonomi global masih terus berlanjut meskipun denganPemulihan ekonomi global masih terus berlanjut meskipun denganPemulihan ekonomi global masih terus berlanjut meskipun dengan

kecepatan yang berbeda (kecepatan yang berbeda (kecepatan yang berbeda (kecepatan yang berbeda (kecepatan yang berbeda (multispeed recoverymultispeed recoverymultispeed recoverymultispeed recoverymultispeed recovery). ). ). ). ). Perekonomian negara

maju menunjukkan perbaikan ditandai dengan menurunnya tingkat

pengangguran di Amerika Serikat (AS) dan Jepang seiring dengan

meningkatnya aktivitas sektor industri. Di sisi lain, perekonomian negara

berkembang masih menunjukkan pertumbuhan yang tinggi meski

melambat. Krisis politik yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara

memberi tekanan pada pasar keuangan global sehingga menyebabkan

bursa saham melemah. Selain itu, krisis tersebut juga meningkatkan

kekhawatiran terhadap terganggunya pasokan minyak dunia di tengah

meningkatnya permintaan global sehingga mengakibatkan harga minyak

melonjak tajam. Kondisi tersebut mengakibatkan tekanan inflasi global,

baik di negara maju maupun negara berkembang, meningkat.

Menghadapi tekanan inflasi yang meningkat tersebut, pengetatan

kebijakan moneter tidak hanya terjadi di negara-negara emerging markets,tetapi juga mulai diikuti oleh negara-negara maju.

Perekonomian AS menunjukkan perkembangan yang semakinPerekonomian AS menunjukkan perkembangan yang semakinPerekonomian AS menunjukkan perkembangan yang semakinPerekonomian AS menunjukkan perkembangan yang semakinPerekonomian AS menunjukkan perkembangan yang semakin

membaik.membaik.membaik.membaik.membaik.Konsumsi rumah tangga AS menunjukkan penguatan didorong

oleh membaiknya kondisi pasar tenaga kerja. Tren perbaikan konsumsi

tercermin dari indikator penjualan eceran, belanja rumah tangga, serta

menguatnya keyakinan konsumen. Membaiknya kondisi pasar tenaga kerja

terlihat dari menurunnya angka pengangguran dari 9,4% menjadi 9,0%

pada Januari 2011. Sementara itu, sektor industri AS terus melanjutkan

tren ekspansi merespons meningkatnya permintaan. Permintaan yang

Page 9: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

7

Grafik 2.1 Initial Jobless Claim AS

Grafik 2.2 Survei PMI Manufaktur danJasa Eropa

meningkat mendorong aktivitas produksi yang terlihat dari indeks

produksi dan survei Purchasing Manager Index (PMI) Februari 2011 yang

berada pada fase ekspansi. Membaiknya kinerja produksi juga terlihat dari

angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang semakin kecil serta

indikator intial jobless claim (rata-rata bulan Februari) sebesar 396 ribu

orang atau turun 15% dari bulan sebelumnya (Grafik 2.1).

Perekonomian Eropa melanjutkan tren pemulihan didukung oleh kinerjaPerekonomian Eropa melanjutkan tren pemulihan didukung oleh kinerjaPerekonomian Eropa melanjutkan tren pemulihan didukung oleh kinerjaPerekonomian Eropa melanjutkan tren pemulihan didukung oleh kinerjaPerekonomian Eropa melanjutkan tren pemulihan didukung oleh kinerja

sektor industri. sektor industri. sektor industri. sektor industri. sektor industri. Meningkatnya aktivitas sektor industri Eropa didorong oleh

tingginya permintaan eksternal khususnya dari negara emerging markets.Peningkatan kegiatan industri di Eropa juga terlihat dari kenaikan

indikator PMI manufaktur ke level 59,0 dari 57,3 sejalan dengan kenaikan

PMI sektor jasa ke level 57,2 dari 55,9 (Grafik 2.2). Sektor industri Jerman

masih menjadi penggerak utama ekonomi Eropa terlihat dari penurunan

angka pengangguran ke level 7,4% (Januari 2011) serta kinerja ekspor

yang terus membaik. Meskipun demikian, konsumsi Eropa secara

keseluruhan masih lemah akibat tingkat pengangguran Eropa yang masih

cukup tinggi sebesar 10% dan pelaksanaan program pengetatan fiskal.

Lemahnya konsumsi Eropa tercermin dari indikator penjualan eceran yang

terkontraksi sebesar 0,6% (mtm) pada Desember 2010.

Perekonomian China masih mampu mencatat pertumbuhan yang tinggi diPerekonomian China masih mampu mencatat pertumbuhan yang tinggi diPerekonomian China masih mampu mencatat pertumbuhan yang tinggi diPerekonomian China masih mampu mencatat pertumbuhan yang tinggi diPerekonomian China masih mampu mencatat pertumbuhan yang tinggi di

tengah upaya pengetatan kebijakan moneter. tengah upaya pengetatan kebijakan moneter. tengah upaya pengetatan kebijakan moneter. tengah upaya pengetatan kebijakan moneter. tengah upaya pengetatan kebijakan moneter. Pertumbuhan ekonomi

China terutama didukung oleh investasi sebagaimana terlihat pada totalfixed asset investment yang tumbuh sebesar 23,8% (yoy). Di wilayah

urban, pertumbuhan fixed asset investment tersebut bahkan lebih tinggi

mencapai 24,5% (yoy). Kinerja investasi yang membaik tersebut

mendorong meningkatnya aktivitas industri, yang juga ditopang oleh

ekspansi kredit perbankan meskipun berbagai kebijakan pengetatan

diterapkan oleh Pemerintah China. Pertumbuhan kredit yang disalurkan

perbankan mencapai 19,0%, sedangkan jumlah kredit baru pada Januari

2011 mencapai 1,04 triliun renmimbi. Konsumsi juga masih menunjukkan

pertumbuhan yang cukup solid tercermin dari peningkatan penjualan

eceran yang mencapai 19% (yoy) pada Desember 2010.

Harga minyak mengalami peningkatan yang cukup tinggi terutama dipicuHarga minyak mengalami peningkatan yang cukup tinggi terutama dipicuHarga minyak mengalami peningkatan yang cukup tinggi terutama dipicuHarga minyak mengalami peningkatan yang cukup tinggi terutama dipicuHarga minyak mengalami peningkatan yang cukup tinggi terutama dipicu

oleh faktor nonfundamental. oleh faktor nonfundamental. oleh faktor nonfundamental. oleh faktor nonfundamental. oleh faktor nonfundamental. Krisis politik yang terjadi di Timur Tengah

dan Afrika Utara memicu kekhawatiran terganggunya pasokan minyak

dunia di tengah tingginya permintaan global. Selama Februari 2011, rata-

rata harga minyak dunia (WTI) mencapai 89,5 dolar AS per barel, naik tipis

dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 89,4 dolar AS per

Sumber : Bloomberg

Ribu Orang

300

350

400

450

500

550

600

650

2008 2009 2010 2011Jan Jul Jan Jul Jan Jul Jan

Initial Jobless Claim

Rata-Rata Bulanan

Mar-09

Mar-10

Jan-11

32

37

42

47

52

57

PMI Manufacturing

Indeks, 50 = neutral

Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan

Sumber : Bloomberg

...sd Feb 2011

2008 2009 2010 2011

PMI Komposit

PMI Non Manufacturing

> 50 : Ekspansi< 50 : Kontraksi

Page 10: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

8

barel. Sementara itu, rata-rata harga minyak jenis Minas selama Februari

2011 mencapai 104,7 dolar AS per barel, meningkat dari sebelumnya yang

sebesar 101,2 dolar AS per barel. Harga minyak diperkirakan akan tetap

tinggi seiring dengan masih tingginya permintaan minyak dunia dan

dampak ketegangan krisis politik yang terjadi di Timur Tengah.

Meningkatnya harga minyak dunia mendorong kenaikan harga komoditas

lainnya. Komposit harga komoditas dunia (IMF) pada Januari 2011 kembali

meningkat disebabkan oleh kenaikan harga komoditas logam sebesar

25,9% (mtm) atau 57,6% (yoy). Tingginya harga komoditas logam dipicu

oleh meningkatnya permintaaan terutama dari China seiring dengan

tingginya aktivitas perekonomian di negara tersebut. Selama Januari 2011,

indeks total harga komoditas IMF naik sebesar 6,6% (mtm) atau 27,6%

(yoy) yang dipicu oleh kenaikan indeks nonbahan bakar sebesar 11,0%

(mtm) atau 39,6% (yoy), sementara indeks bahan bakar hanya tumbuh

sebesar 3,9% (mtm) atau 25,9% (yoy).

Prospek ekonomi dunia yang terus membaik dibayangi oleh tekanan inflasiProspek ekonomi dunia yang terus membaik dibayangi oleh tekanan inflasiProspek ekonomi dunia yang terus membaik dibayangi oleh tekanan inflasiProspek ekonomi dunia yang terus membaik dibayangi oleh tekanan inflasiProspek ekonomi dunia yang terus membaik dibayangi oleh tekanan inflasi

yang meningkat, sejalan dengan tingginya harga minyak dan komoditasyang meningkat, sejalan dengan tingginya harga minyak dan komoditasyang meningkat, sejalan dengan tingginya harga minyak dan komoditasyang meningkat, sejalan dengan tingginya harga minyak dan komoditasyang meningkat, sejalan dengan tingginya harga minyak dan komoditas

pangan dunia. pangan dunia. pangan dunia. pangan dunia. pangan dunia. Tekanan inflasi yang meningkat tidak hanya dihadapi

negara emerging markets, tetapi juga dihadapi negara maju. . . . . Pulihnya

perekonomian negara maju yang terindikasi dari peningkatan konsumsi

dan produksi, solidnya permintaan domestik di negara berkembang, serta

harga komoditas internasional yang melonjak tajam menyebabkan

prakiraan inflasi global untuk tahun 2011 tetap tinggi. Consensus ForecastFebruari 2011 memprakirakan inflasi global untuk keseluruhan tahun 2010

dan 2011 mencapai 3,31% dan 3,63% (yoy). Untuk tahun 2011,

Consensus Forecast memprakirakan inflasi kelompok negara maju sebesar

1,93% (yoy) sementara inflasi di negara berkembang diprakirakan

mencapai 5,70%.

Kondisi pasar keuangan Asia terkena dampak krisis politik yang terjadi diKondisi pasar keuangan Asia terkena dampak krisis politik yang terjadi diKondisi pasar keuangan Asia terkena dampak krisis politik yang terjadi diKondisi pasar keuangan Asia terkena dampak krisis politik yang terjadi diKondisi pasar keuangan Asia terkena dampak krisis politik yang terjadi di

Timur Tengah dan Afrika Utara serta pengetatan kebijakan moneter yangTimur Tengah dan Afrika Utara serta pengetatan kebijakan moneter yangTimur Tengah dan Afrika Utara serta pengetatan kebijakan moneter yangTimur Tengah dan Afrika Utara serta pengetatan kebijakan moneter yangTimur Tengah dan Afrika Utara serta pengetatan kebijakan moneter yang

dilakukan beberapa negara di kawasan Asia. dilakukan beberapa negara di kawasan Asia. dilakukan beberapa negara di kawasan Asia. dilakukan beberapa negara di kawasan Asia. dilakukan beberapa negara di kawasan Asia. Kekhawatiran terhadap efek

domino dari krisis politik tersebut mengakibatkan melonjaknya harga

minyak dunia dan memicu kekhawatiran akan memperlambat

pertumbuhan ekonomi dunia. Pengetatan kebijakan moneter yang

dilakukan Pemerintah China untuk mengatasi gejala overheating dan-assetbubbles di sektor properti memberi tekanan terhadap prospek

perdagangan di intra regional Asia. Sebagai akibatnya, bursa saham

negara berkembang melemah yang tercermin dari indeks komposit harga

bursa saham negara berkembang (MSCI Emerging Markets) dan emerging

Page 11: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

9

markets Asia yang mengalami penurunan. Di sisi lain, pasar keuangan AS

masih melanjutkan tren penguatan didorong oleh rilis data ekonomi AS

yang membaik serta laporan keuangan emiten AS yang lebih tinggi dari

prakiraan pelaku pasar. Pasar keuangan Eropa juga membaik seiring

dengan meredanya krisis Eropa sebagaimana laporan EuropeanCommision, ECB, dan IMF yang mengapresiasi perkembangan program

pengetatan fiskal Yunani serta disetujuinya bantuan sebesar 15 miliar Euro

kepada Yunani.

Pengetatan moneter mulai dilakukan di sejumlah negara maju. Pengetatan moneter mulai dilakukan di sejumlah negara maju. Pengetatan moneter mulai dilakukan di sejumlah negara maju. Pengetatan moneter mulai dilakukan di sejumlah negara maju. Pengetatan moneter mulai dilakukan di sejumlah negara maju. Beberapa

bank sentral di negara maju masih mempertahankan suku bunga rendah

untuk memfasilitasi pemulihan ekonomi. Selain mempertahankan suku

bunga pada level yang rendah, beberapa bank sentral seperti Bank of

England (BoE), The Fed, dan Bank of Japan (BoJ) juga melanjutkan

kebijakan quantitative measures dengan membeli surat-surat berharga

Pemerintah. Sebaliknya, bank sentral Swedia menaikkan suku bunganya

sebesar 25bps ke level 1,50% akibat meningkatnya tekanan inflasi

domestik.

Beberapa bank sentral di negara berkembang kembali melanjutkanBeberapa bank sentral di negara berkembang kembali melanjutkanBeberapa bank sentral di negara berkembang kembali melanjutkanBeberapa bank sentral di negara berkembang kembali melanjutkanBeberapa bank sentral di negara berkembang kembali melanjutkan

kebijakan moneter yang ketat disertai dengan penerapan berbagaikebijakan moneter yang ketat disertai dengan penerapan berbagaikebijakan moneter yang ketat disertai dengan penerapan berbagaikebijakan moneter yang ketat disertai dengan penerapan berbagaikebijakan moneter yang ketat disertai dengan penerapan berbagai

kebijakan untuk meredam aliran masuk modal asing (kebijakan untuk meredam aliran masuk modal asing (kebijakan untuk meredam aliran masuk modal asing (kebijakan untuk meredam aliran masuk modal asing (kebijakan untuk meredam aliran masuk modal asing (capital inflowcapital inflowcapital inflowcapital inflowcapital inflow). ). ). ). ). Bank

Sentral di kawasan Asia yang menaikkan suku bunga sepanjang Februari

2011 yaitu PBOC-China (+25 bps) ke level 6,06%. Di kawasan Amerika

Latin, bank sentral yang menaikkan suku bunga di antaranya bank sentral

Chile (+25bps) ke level 3,50%, bank sentral Colombia (+25bps) ke level

3,25%, dan bank sentral Peru (+25 bps) ke level 3,50%. Selain menaikkan

suku bunga acuan, bank sentral di kawasan emerging markets juga

menerapkan bauran kebijakan lainnya untuk meredam aliran masuk

modal. Bank sentral China (PBoC) menaikkan giro wajib minimum (reserverequirement) untuk bank besar sebesar 50bps menjadi 19,5% yang

merupakan kenaikan kelima kalinya dengan total 250bps sejak akhir

Oktober 2010. Sementara itu, bank sentral Brazil per tanggal 1 Juli 2011

akan mengumumkan reference FX rate setiap jam mulai dari jam 10 pagi

sampai dengan jam 1 siang, menggantikan kebijakan sebelumnya yang

mengumumkan reference FX rate pada akhir hari.

Page 12: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

10

Pertumbuhan Ekonomi IndonesiaPerekonomian Indonesia pada triwulan I 2011 diprakirakan masih akanPerekonomian Indonesia pada triwulan I 2011 diprakirakan masih akanPerekonomian Indonesia pada triwulan I 2011 diprakirakan masih akanPerekonomian Indonesia pada triwulan I 2011 diprakirakan masih akanPerekonomian Indonesia pada triwulan I 2011 diprakirakan masih akan

tumbuh tinggi. tumbuh tinggi. tumbuh tinggi. tumbuh tinggi. tumbuh tinggi. Sumber pertumbuhan tersebut berasal dari membaiknya

kinerja investasi serta masih kuatnya dukungan dari konsumsi rumah

tangga dan ekspor. Investasi dan konsumsi rumah tangga diprakirakan

tumbuh meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Meningkatnya investasi sejalan dengan semakin baiknya fundamental

perekonomian dan persepsi pasar, meningkatnya pembiayaan, relatif

rendahnya harga barang impor, dan penerapan berbagai kebijakan yang

mendukung investasi. Kinerja ekspor dan impor diprakirakan masih

meningkat meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya, sejalan dengan

masih kuatnya permintaan domestik dan eksternal. Dari sisi penawaran,

perkembangan kinerja sektoral menunjukkan pertumbuhan yang membaik.

Kinerja sektor industri pengolahan membaik terlihat dari aktivitas industri

yang meningkat. Sektor penting lain yang memegang peran utama

perkembangan ekonomi sisi penawaran yaitu sektor perdagangan, hotel

dan restoran (PHR), serta sektor pangangkutan dan komunikasi.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2011 diprakirakanPertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2011 diprakirakanPertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2011 diprakirakanPertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2011 diprakirakanPertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2011 diprakirakan

masih tumbuh cukup kuat. masih tumbuh cukup kuat. masih tumbuh cukup kuat. masih tumbuh cukup kuat. masih tumbuh cukup kuat. Dorongan pertumbuhan konsumsi rumah

tangga ditopang oleh masih baiknya daya beli masyarakat, harga barang

impor yang relatif rendah, dan relatif stabilnya ekspektasi penghasilan ke

depan. Kinerja konsumsi yang masih kuat terindikasi dari perkembangan

berbagai indikator dini seperti penjualan mobil dan motor serta penjualan

eceran yang masih tumbuh tinggi sampai dengan Januari 2011. Penjualan

mobil dan motor pada Januari 2011 tumbuh masing-masing sebesar

39,8% (yoy) dan 32,3% (yoy) (Grafik 2.3). Indeks penjualan eceran

meningkat tipis dari 19,7% (yoy) pada triwulan IV 2010 menjadi sebesar

21,3% (yoy) pada Januari 2011 (Grafik 2.4). Sementara itu, konsumsi

nonmakanan berupa jasa dan konsumsi makanan diperkirakan masih akan

meningkat (Grafik 2.5). Hal tersebut terindikasi dari terus meningkatnya

konsumsi jasa khususnya di bidang komunikasi dan transportasi. Konsumsi

makanan terindikasi meningkat terlihat dari impor konsumsi makanan

yang mengalami kenaikan pada Januari 2011. Kuatnya konsumsi rumah

tangga pada triwulan I 2011 diperkirakan juga didukung oleh sisi

pembiayaan. Transaksi dengan menggunakan kartu kredit dan kartu debit

kembali menunjukkan kenaikan pada Januari 2011 (Grafik 2.6).

Pertumbuhan investasi pada triwulan I 2011 diprakirakan meningkatPertumbuhan investasi pada triwulan I 2011 diprakirakan meningkatPertumbuhan investasi pada triwulan I 2011 diprakirakan meningkatPertumbuhan investasi pada triwulan I 2011 diprakirakan meningkatPertumbuhan investasi pada triwulan I 2011 diprakirakan meningkat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnyadibandingkan dengan triwulan sebelumnyadibandingkan dengan triwulan sebelumnyadibandingkan dengan triwulan sebelumnyadibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Indikasi peningkatan investasi

Grafik 2.3 Pertumbuhan Penjualan Mobil &Sepeda Motor

Grafik 2.4 Indeks Penjualan Eceran BeberapaKelompok Komoditasn

Grafik 2.5 Perkembangan Konsumsi RumahTangga Makanan dan Nonmakanan

(%,yoy)

Sumber : CEIC

-50

-30

-10

10

30

50

70

90

110

2008 2009 2010 2011

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121

Penjualan Mobil

Penjualan Motor

%, yoy

0,01,02,03,04,05,06,07,08,09,0

10,0

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Konsumsi RT

Konsumsi makanan

Konsumsi nonmakanan

% yoy

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

% yoy

2009 2010 2011

-20

-10

0

10

20

30

40

50

INDEKS TOTAL (rhs) Makanan & Tembakau

Pakaian & Perlengkapannya Perlengkapan rumah tangga

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112*1**

Page 13: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

11

terlihat dari beberapa indikator dini khususnya terkait peningkatan

kapasitas produksi dan bangunan. Faktor yang mendukung peningkatan

investasi di antaranya masih tingginya permintaan eksternal, persepsi

pasar yang masih positif terhadap iklim investasi baik dari investor dalam

negeri maupun luar negeri, peningkatan pembiayaan terutama dari pasar

modal serta kemajuan proyek infrastruktur jalan. Pertumbuhan investasi

diperkirakan terjadi hampir di seluruh komponennya. Hingga Januari

2011, aktivitas investasi mengindikasikan peningkatan baik pada investasi

bangunan maupun nonbangunan (Grafik 2.7). Meningkatnya investasi

bangunan terindikasi dari terus meningkatnya konsumsi semen hingga

Januari 2011 (Grafik 2.8). Selain itu, peningkatan investasi mesin

terindikasi dari masih tingginya impor mesin dan impor suku cadang

untuk mesin sampai dengan Januari 2011 (Grafik 2.9). Peningkatan

investasi alat angkut diperkirakan melambat sebagaimana tercermin dari

terus melambatnya impor mobil penumpang dan alat angkut untuk

industri sampai dengan Januari 2011 (Grafik 2.10).

Kinerja ekspor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih mencatatKinerja ekspor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih mencatatKinerja ekspor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih mencatatKinerja ekspor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih mencatatKinerja ekspor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih mencatat

pertumbuhan tinggi meski lebih rendah jika dibandingkan denganpertumbuhan tinggi meski lebih rendah jika dibandingkan denganpertumbuhan tinggi meski lebih rendah jika dibandingkan denganpertumbuhan tinggi meski lebih rendah jika dibandingkan denganpertumbuhan tinggi meski lebih rendah jika dibandingkan dengan

triwulan sebelumnyatriwulan sebelumnyatriwulan sebelumnyatriwulan sebelumnyatriwulan sebelumnya. Lebih rendahnya pertumbuhan ekspor sejalan

dengan volume perdagangan dunia dan perkembangan indeks produksi di

negara maju maupun emerging markets yang mengalami tren

perlambatan. Harga komoditas ekspor sampai dengan Februari 2011 juga

menunjukkan perlambatan kecuali komoditas pertambangan. Selain itu,

sektor-sektor yang menghasilkan produk ekspor juga diperkirakan akan

mengalami perlambatan pada triwulan laporan. Volume ekspor nonmigas

pada Januari 2011 tumbuh sebesar 3,1%, melambat dibandingkan

dengan rata-rata pertumbuhan pada triwulan IV 2010 yang mencapai

12%. Perlambatan tersebut disebabkan menurunnya ekspor

pertambangan, sementara ekspor pertanian dan industri mengalami

pertumbuhan yang meningkat. Selain itu, melambatnya ekspor nonmigas

juga didorong oleh melambatnya ekspor ke seluruh negara tujuan utama

kecuali India. Perlambatan ekspor nonmigas terbesar terjadi ke Amerika,

Eropa, dan China. Ekspor migas pada triwulan laporan juga diprakirakan

melambat seiring dengan menurunnya produksi minyak pada Januari-

Februari 2011.

Impor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih kuat sejalan dengan masihImpor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih kuat sejalan dengan masihImpor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih kuat sejalan dengan masihImpor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih kuat sejalan dengan masihImpor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih kuat sejalan dengan masih

kuatnya permintaan. kuatnya permintaan. kuatnya permintaan. kuatnya permintaan. kuatnya permintaan. Masih kuatnya impor didukung oleh impor barang

konsumsi yang tumbuh tinggi. Meningkatnya impor barang konsumsi

terutama terjadi pada komoditas makanan bahan mentah maupun

Grafik 2.6 Pertumbuhan Nilai Transaksi KartuDebit/ATM & Kartu Kredit

% yoy Rp Bilion

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2008 2009 2010 2010

Nominal K. Kredit (rhs)

Nominal K. Debit (rhs)

Pert. K. Kredit (Nom)

Pert. K Debit (Nom)

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121-

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Grafik 2.7 PMTB - Bangunan

Grafik 2.8 Konsumsi Semen

% yoy % yoy

-40,00

-20,00

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

-5

0

5

10

15

20

I II III IVI II IIIIVI II IIIIVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IV

PMTB (rhs)

Alat Angkutan

Mesin

Bangunan (rhs)

% yoy

-200,0-100,0

0,0100,0200,0300,0400,0500,0600,0700,0800,0

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 20102011

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

% yoy

I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIVI*

yoy Bangunan (rhs)

M Manuf. of glass and glass products

M Manuf. of non-metallic mineral productsKonsumsi Semen (rhs)

Kons. Listrik Bisnis (rhs)

Page 14: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

12

makanan jadi serta barang semi durables. Di sisi lain, impor bahan baku

dan barang modal melambat dan terjadi pada seluruh komponennya

dengan impor kendaraan penumpang mengalami penurunan yang

terbesar. Impor nonmigas pada Januari 2011 tumbuh sebesar 15,8%,

melambat dari rata-rata pertumbuhan pada triwulan IV 2010 sebesar

20,5%.

Kinerja perekonomian dari sisi lapangan usaha pada triwulan I 2011Kinerja perekonomian dari sisi lapangan usaha pada triwulan I 2011Kinerja perekonomian dari sisi lapangan usaha pada triwulan I 2011Kinerja perekonomian dari sisi lapangan usaha pada triwulan I 2011Kinerja perekonomian dari sisi lapangan usaha pada triwulan I 2011

diprakirakan masih berpeluang tumbuh membaik. diprakirakan masih berpeluang tumbuh membaik. diprakirakan masih berpeluang tumbuh membaik. diprakirakan masih berpeluang tumbuh membaik. diprakirakan masih berpeluang tumbuh membaik. Kinerja sektoral yang

membaik didukung oleh kinerja sektor industri pengolahan serta sektor

pengangkutan dan komunikasi. Pada sektortradable, kinerja sektor industri

pengolahan dan pertambangan diprakirakan akan tumbuh tinggi

sementara sektor pertanian tumbuh relatif stabil. Perkembangan terkini

hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) menunjukkan kegiatan industri

akan membaik pada triwulan laporan. Selain itu, keyakinan peningkatan

kinerja di sektor industri juga ditopang oleh perkembangan indikator

konsumsi listrik industri yang juga menunjukkan peningkatan. Sektor

pertambangan diprakirakan tumbuh membaik sejalan dengan mulai

beroperasinya beberapa tambang baru minyak bumi dan batubara.

Sementara itu, sektor pertanian tumbuh stabil di tengah masih

berlanjutnya gangguan cuaca.

Pada sektor nontradable, sektor pengangkutan dan komunikasi yang

tumbuh tinggi diprakirakan masih menjadi penopang utama

pertumbuhan. Tingginya pertumbuhan sektor tersebut didukung oleh

perkembangan subsektor angkutan seiring dengan penambahan armada

pesawat dari beberapa maskapai penerbangan. Sektor listri, gas, dan air

bersih diprakirakan juga akan tumbuh membaik didukung oleh tren

meningkatnya konsumsi listrik dan realisasi PLTA baru pada triwulan I

2011. Kinerja sektor bangunan dan perdagangan, hotel, dan restoran

juga berpeluang meningkat sering dengan perkembangan indikator dini

kedua sektor tersebut yang menunjukkan perbaikan.

I n f l a s iTingkat inflasi Februari 2011 lebih rendah dari bulan sebelumnya, namunTingkat inflasi Februari 2011 lebih rendah dari bulan sebelumnya, namunTingkat inflasi Februari 2011 lebih rendah dari bulan sebelumnya, namunTingkat inflasi Februari 2011 lebih rendah dari bulan sebelumnya, namunTingkat inflasi Februari 2011 lebih rendah dari bulan sebelumnya, namun

risiko tekanan inflasi ke depan masih cukup tinggi. risiko tekanan inflasi ke depan masih cukup tinggi. risiko tekanan inflasi ke depan masih cukup tinggi. risiko tekanan inflasi ke depan masih cukup tinggi. risiko tekanan inflasi ke depan masih cukup tinggi. Inflasi IHK Februari

2011 tercatat sebesar 0,13% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya

sebesar 0,89%. Secara tahunan, inflasi Februari juga menurun menjadi

6,84% dari bulan sebelumnya yang sebesar 7,02%. Deflasi yang terjadi

pada kelompok volatile food menjadi penyebab menurunnya laju inflasi

Grafik 2.9 Impor Mesin dan Suku Cadang

% yoy

-100

-50

0

50

100

150

% yoy

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 20102011

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

yoy Mesin IPI Machinery and Equipments

M Suku Cadang & PerlengkapanBarang Modal

M Barang Modal KecualiAlat Angkutan

Kons. Listrik Bisnis (rhs)

Grafik 2.10 Impor Mobil Penumpang & AlatAngkut

% yoy

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

yoy Alat Angkut (rhs) Penj. Kendaraan Niaga

M Mobil Penumpang M Suku Cadang & PerlengkapanAlat Angkutan

M Alat Angkutan Untuk Industri

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 20102011

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

% yoy

I II IIIIVI II IIIIVI II IIIIVI II IIIIVI II IIIIVI II IIIIVI II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIVI*

Grafik 2.11 Perkembangan Inflasi

% yoy

24

18

12

6

-1

-7

2007 2008 2009 2010 20111 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2

CPI

Core

Volatile Food

Administered Prices16,51

6,84

4,35

5,34

Page 15: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

13

Februari terhadap Januari 2011. Deflasi tersebut disebabkan oleh koreksi

harga akibat membaiknya kondisi pasokan beberapa komoditas bahan

pangan. Namun di sisi lain, dampak kenaikan harga bahan pangan

internasional semakin terasa tercermin pada kenaikan harga sejumlah

komoditas pangan domestik yang memiliki kandungan impor.

Peningkatan harga komoditas internasional tersebut juga memberikan

tekanan pada inflasi inti meski dampaknya sebagian dapat diredam oleh

penguatan nilai tukar rupiah. Sementara itu, tekanan inflasi dari kelompok

administered prices masih relatif stabil sejalan dengan tidak adanya

kebijakan penyesuaian harga administered yang dilakukan oleh

Pemerintah.

Laju inflasi Laju inflasi Laju inflasi Laju inflasi Laju inflasi volatile food volatile food volatile food volatile food volatile food pada Februari 2011 menurun secara signifikanpada Februari 2011 menurun secara signifikanpada Februari 2011 menurun secara signifikanpada Februari 2011 menurun secara signifikanpada Februari 2011 menurun secara signifikan

didukung oleh membaiknya pasokan beberapa komoditas bahandidukung oleh membaiknya pasokan beberapa komoditas bahandidukung oleh membaiknya pasokan beberapa komoditas bahandidukung oleh membaiknya pasokan beberapa komoditas bahandidukung oleh membaiknya pasokan beberapa komoditas bahan

makananmakananmakananmakananmakanan. Kelompok tersebut mencatat deflasi sebesar 0,48% (mtm) atau

16,51% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang

mencatat inflasi sebesar 2,42% (mtm) dan 18,25% (yoy, Grafik 2.12).

Penurunan tekanan inflasi volatile food tersebut tidak terlepas dari koreksi

harga pada sejumlah komoditas seperti aneka cabai dan beras. Pasokan

yang meningkat akibat kenaikan produksi domestik dan tambahan dari

impor mendorong penurunan harga komoditas cabai. Sementara itu,

penurunan harga komoditas beras didukung oleh meningkatnya pasokan

seiring dengan datangnya musim panen di beberapa sentra produksi serta

gencarnya operasi pasar dan penyaluran Raskin. Upaya Pemerintah

melakukan impor beberapa komoditas bahan pangan pada awal tahun

2011 turut berkontribusi terhadap menurunnya inflasi kelompok volatilefood. Di sisi lain, pengaruh kenaikan harga komoditas internasional

terhadap komoditas pangan domestik semakin menyebar. Kenaikan harga

akibat pengaruh global tidak hanya terjadi pada komoditas minyak

goreng, beberapa komoditas turunan dari kedelai, gandum, dan jagung

juga telah menunjukkan kenaikan harga (seperti tahu, tempe, mie instan,

dan pakan ternak). Namun, dampak kenaikan harga internasional tersebut

dapat diredam sebagian oleh penguatan nilai tukar rupiah.

Tekanan inflasi Tekanan inflasi Tekanan inflasi Tekanan inflasi Tekanan inflasi administered pricesadministered pricesadministered pricesadministered pricesadministered prices minimal seiring dengan tidak adanya minimal seiring dengan tidak adanya minimal seiring dengan tidak adanya minimal seiring dengan tidak adanya minimal seiring dengan tidak adanya

kebijakan strategis yang dilakukan Pemerintah. kebijakan strategis yang dilakukan Pemerintah. kebijakan strategis yang dilakukan Pemerintah. kebijakan strategis yang dilakukan Pemerintah. kebijakan strategis yang dilakukan Pemerintah. Inflasi administered pricespada Februari 2011 tercatat sebesar 0,32% (mtm) atau 5,34% (yoy),

sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang

sebesar 0,24% (mtm) atau 5,21% (yoy). Komoditas administered yang

berkontribusi pada inflasi bulan laporan ialah rokok, tarif PAM, dan

bensin. Sumbangan inflasi dari komoditas bensin bersumber dari bensin

Grafik 2.12 Perkembangan Inflasi MenurutKelompok Barang dan Jasa (%, mtm)

0,6

0,4

0,2

0

-0,2

-0,4

-0,6Feb»11

(mtm,%)Rata-rataInflasi Feb

2003-2010

Feb»11(mtm,%)

Rata-rataInflasi Feb

2002-2010

Feb»11(mtm,%)

Rata-rataInflasi Feb

2003-2010(excl. 2009)

Inti Vol. Food Adm. Prices

Grafik 2.13 Inflasi Inti, Inti Tradable danMitra Dagang

%, yoy

20

15

10

5

0

-5

-10

%, yoy

6,0

5,0

4,0

3,0

2,0

1,0

0,0

-1,0

-2,0

-3,0

Inflasi Mitra Dagang (rhs)

Inflasi Inti (rhs)

Core Tradeable (lhs)

2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 212005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Page 16: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

14

nonsubsidi sejalan dengan peningkatan harga minyak dunia. Program

konversi energi yang masih terus berlanjut pada tahun 2011 sejauh ini

belum menimbulkan tekanan harga karena pendistribusian gas elpiji 3kg

yang berjalan dengan baik.

Secara umum, tekanan inflasi inti mulai meningkat. Secara umum, tekanan inflasi inti mulai meningkat. Secara umum, tekanan inflasi inti mulai meningkat. Secara umum, tekanan inflasi inti mulai meningkat. Secara umum, tekanan inflasi inti mulai meningkat. Sumbangan inflasi

kelompok ini terutama bersumber dari sektor konstruksi (batu bata, besi

beton), otomotif (mobil), serta obat-obatan. Tekanan inflasi inti yang

bersumber dari eksternal masih cukup tinggi terkait dengan kenaikan

harga komoditas internasional dan inflasi negara mitra dagang (inflasi

impor) (Grafik 2.13). Tingginya tekanan eksternal tercermin pada inflasi

kelompok inti tradable yang meningkat lebih tajam dibandingkan dengan

kelompok nontradable. Namun, apresiasi nilai tukar rupiah membantu

meredam sebagian dampak eksternal tersebut. Sementara itu,

meningkatnya permintaan masih dapat direspons oleh sisi penawaran.

Kenaikan permintaan tercermin pada penjualan riil berbagai macam

kelompok barang meskipun belum mengindikasikan tekanan yang berarti

pada inflasi. Hal tersebut diperkirakan akibat respons penawaran yang

masih cukup memadai tercermin dari penggunaan kapasitas produksi yang

meningkat (Grafik 2.14). Meskipun demikian, patut dicermati level

kapasitas utilisasi saat ini telah mendekati titik level tertinggi yang pernah

dicapai, terutama pada subsektor pupuk, kimia dan karet, semen dan

barang galian nonlogam, serta logam dasar besi dan baja. Lebih lanjut,

sumber tekanan inflasi yang perlu juga dicermati ialah ekspektasi inflasi

yang masih menunjukkan peningkatan terutama di pasar barang.

Kenaikan BI Rate yang ditempuh bulan lalu belum dapat memperbaiki

ekspektasi inflasi masyarakat. Hasil survei pedagang eceran dan konsumen

yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan masih adanya kenaikan

ekspektasi inflasi. Dengan perkembangan tersebut, inflasi inti pada

Februari 2011 mencapai 0,31% (mtm) atau 4,36% (yoy), atau secara

tahunan meningkat dibandingkan dengan 4,18% (yoy) bulan sebelumnya.

Nilai Tukar RupiahTren penguatan nilai tukar rupiah yang sempat tertahan pada Januari 2011Tren penguatan nilai tukar rupiah yang sempat tertahan pada Januari 2011Tren penguatan nilai tukar rupiah yang sempat tertahan pada Januari 2011Tren penguatan nilai tukar rupiah yang sempat tertahan pada Januari 2011Tren penguatan nilai tukar rupiah yang sempat tertahan pada Januari 2011

kembali berlanjut pada Februari 2011.kembali berlanjut pada Februari 2011.kembali berlanjut pada Februari 2011.kembali berlanjut pada Februari 2011.kembali berlanjut pada Februari 2011. Di samping kembali masuknya

aliran modal asing karena positifnya persepsi investor asing terhadap

kuatnya fundamental ekonomi Indonesia, penguatan rupiah juga sebagai

respons positif terhadap kenaikan BI Rate dan kebijakan Bank Indonesia

untuk memberikan ruang bagi penguatan rupiah sebagai komitmen kuat

Grafik 2.14 Inflasi Inti dan Kapasitas Utilisasi

yoy, %

15

12

9

6

3

0

Indeks

100

80

60

40

20

0

Inflasi Inti

Kapasitas Produksi Terpakai Industri Pengolahan, rhs

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 20111 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1

Grafik 2.15 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah

Grafik 2.16 Volatilitas Nilai Tukar Rupiah

Rata - rata

8800

8900

9000

9100

9200

9300

94009335

9175

9090

90138949

906090358925

9034 9048

9010

89388822

2010Jan Mar Mei Jul Sep Nov 31

Jan2

Feb4

Feb7

Feb8

Feb9

Feb10Feb

11Feb

14Feb

16Feb

17Feb

18Feb

21Feb

22Feb

23Feb

24Feb

25Feb

28Feb

% IDR/USD

-0,20,40,60,81,01,21,41,61,82,0

Vol harian

Rata2 Volatilitas

Kurs Harian (Rp/USD)-rhs

8800

8900

9000

9100

9200

9300

9400

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb

2010 2011

Page 17: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

15

Bank Indonesia untuk pengendalian inflasi. Nilai tukar rupiah pada

Februari 2011 secara rata-rata terapresiasi sebesar 1,4% menjadi Rp8.911

per dolar AS (Grafik 2.15). Pada akhir bulan ditutup pada level Rp8.822

per dolar AS atau menguat 2,6% (point to point) dari level penutupan

bulan sebelumnya. Perkembangan rupiah terutama dipicu oleh faktor

global. Tekanan inflasi yang tinggi menyebabkan negara emergingmarkets menerapkan kebijakan moneter ketat yang berdampak pada

aliran dana investor ke negara emerging marketsntersebut. Selisih suku

bunga (yield spread) yang meningkat, disertai dengan risiko Credit DefaultSwap (CDS) yang membaik, semakin menambah daya tarik bagi investor.

Hal tersebut pada akhirnya mengakibatkan rupiah terapresiasi. Namun,

penguatan rupiah pada bulan laporan tersebut diikuti dengan volatilitas

yang meningkat menjadi sebesar 0,5%, lebih tinggi dari bulan

sebelumnya yang sebesar 0,2% (Grafik 2.16).

Dari sisi domestik, minat investor asing terhadap aset berdenominasiDari sisi domestik, minat investor asing terhadap aset berdenominasiDari sisi domestik, minat investor asing terhadap aset berdenominasiDari sisi domestik, minat investor asing terhadap aset berdenominasiDari sisi domestik, minat investor asing terhadap aset berdenominasi

rupiah membaik selama Februari 2011rupiah membaik selama Februari 2011rupiah membaik selama Februari 2011rupiah membaik selama Februari 2011rupiah membaik selama Februari 2011. Hal tersebut ditunjukkan

oleh«spread negatif antara NDF rate (offshore) dengan«forward rate(onshore) yang berarti imbal hasil berinvestasi di pasar onshore (domestik)

lebih menguntungkan dibandingkan dengan offshore. Membaiknya minat

investor juga didukung oleh perbaikan risiko secara keseluruhan yang

terlihat dari indikator CDS yang terus menurun sepanjang Februari 2011

(Grafik 2.17). Meski demikian, risiko inflasi dan ekspektasinya ke depan

yang sempat memicu penyesuaian aliran modal asing selama Januari 2011

tampaknya masih tetap menjadi perhatian utama investor. Hal tersebut

terindikasi dari masih meningkatnya pergerakan yield spread selama

Februari.

Tingginya imbal hasil investasi rupiah diprakirakan masih menjadi dayaTingginya imbal hasil investasi rupiah diprakirakan masih menjadi dayaTingginya imbal hasil investasi rupiah diprakirakan masih menjadi dayaTingginya imbal hasil investasi rupiah diprakirakan masih menjadi dayaTingginya imbal hasil investasi rupiah diprakirakan masih menjadi daya

tarik masuknya modal asing ke depan. tarik masuknya modal asing ke depan. tarik masuknya modal asing ke depan. tarik masuknya modal asing ke depan. tarik masuknya modal asing ke depan. Indikator imbal hasil rupiah yang

tercermin dari selisih suku bunga dalam negeri dan luar negeri (UIP -

Uncovered Interest Parity) relatif tinggi di kawasan regional Asia (Grafik

2.19). Bahkan jika memperhitungkan premi risiko, daya tarik investasi

dalam rupiah masih tetap tinggi. Hal tersebut tercermin dari tren indikator

Covered Interest Parity (CIP) yang terus meningkat sejak tahun 2010

(Grafik 2.18). Masih solidnya fundamental ekonomi domestik serta aliran

masuk modal asing ke Indonesia mengakibatkan posisi cadangan devisa

tetap mencatat level yang tinggi. Cadangan devisa hingga akhir Februari

2011 mencapai 99,6 miliar dolar AS atau setara dengan 6,1 bulan impor

dan pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.

Grafik 2.17 Indikator Persepsi RisikoIndonesia

Grafik 2.18 UIP (Uncovered Interest Parity)

%

Risk Worsen Risk Worsen3,02,82,62,42,22,01,81,61,41,21,0

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb

2010 2011Sumber : Bloomberg

bps

100

120

140

160

180

200

220

240Yield Spread

CDS Ind (rhs)

%

-3,0

-1,0

1,0

3,0

5,0

7,0

9,0

11,0

Malaysia Korea

Filipina

Indonesia

2008 2009 2010 2011Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb

Grafik 2.19 CIP (Covered Interest Parity)

%

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0Indonesia Philippinnes Malaysia Korea

2008 2009 2010 2011Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb

Page 18: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

16

Transmisi Kebijakan Moneter

Suku BungaKebijakan Bank Indonesia menaikkan BI Rate sebesar 25 bps pada 4Kebijakan Bank Indonesia menaikkan BI Rate sebesar 25 bps pada 4Kebijakan Bank Indonesia menaikkan BI Rate sebesar 25 bps pada 4Kebijakan Bank Indonesia menaikkan BI Rate sebesar 25 bps pada 4Kebijakan Bank Indonesia menaikkan BI Rate sebesar 25 bps pada 4

Februari 2011 diikuti oleh peningkatan suku bunga PUAB O/N meski masihFebruari 2011 diikuti oleh peningkatan suku bunga PUAB O/N meski masihFebruari 2011 diikuti oleh peningkatan suku bunga PUAB O/N meski masihFebruari 2011 diikuti oleh peningkatan suku bunga PUAB O/N meski masihFebruari 2011 diikuti oleh peningkatan suku bunga PUAB O/N meski masih

minimal. minimal. minimal. minimal. minimal. Suku bunga PUAB O/N pada akhir bulan laporan tercatat hanya

meningkat sebesar 6 bps dibandingkan dengan akhir bulan sebelumnya.

Terbatasnya respons suku bunga PUAB O/N terhadap kenaikan BI Rate

tersebut mencerminkan masih tingginya ekses likuiditas jangka pendek

perbankan. Di sisi lain, suku bunga PUAB dengan tenor lebih panjang dari

O/N meningkat«dengan besaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan

suku bunga PUAB O/N. Sementara itu, persepsi risiko likuiditas PUAB masih

terbilang tinggi sebagaimana tercermin pada rata-rata spread suku bunga

PUAB O/N tertinggi dan terendah yang berada pada level 34 bps. Persepsi

risiko tersebut di antaranya terkait dengan tingginya kebutuhan likuiditas

perbankan khususnya untuk memenuhi ketentuan GWM LDR dan

peningkatan GWM valas pada 1 Maret 2011 serta masih cenderung

kontraktifnya ekspansi neto pemerintah di awal tahun.

Di sisi suku bunga perbankan, respons atas kenaikan BI Rate belum terlihat.Di sisi suku bunga perbankan, respons atas kenaikan BI Rate belum terlihat.Di sisi suku bunga perbankan, respons atas kenaikan BI Rate belum terlihat.Di sisi suku bunga perbankan, respons atas kenaikan BI Rate belum terlihat.Di sisi suku bunga perbankan, respons atas kenaikan BI Rate belum terlihat.

Data sementara mengindikasikan belum adanya tanda-tanda peningkatan

suku bunga kredit dan suku bunga deposito pada Februari 2011.

Sementara itu, data per Januari 2011 menunjukkan penurunan yang masih

berlanjut pada suku bunga kredit dan suku bunga deposito. Suku bunga

kredit modal kerja (KMK), kredit investasi (KI) dan kredit konsumsi (KK)

masing-masing menurun sebesar 8,n3 dan 5bps menjadi 12,75%, 12,25%

dan 14,48% (Tabel 2.1). Sementara itu, suku bunga deposito 1 bulan juga

turun sebesar 11bps menjadi 6,72% (Grafik 2.20).

Penurunan suku bunga kredit, khususnya KMK, terjadi di seluruh kelompokPenurunan suku bunga kredit, khususnya KMK, terjadi di seluruh kelompokPenurunan suku bunga kredit, khususnya KMK, terjadi di seluruh kelompokPenurunan suku bunga kredit, khususnya KMK, terjadi di seluruh kelompokPenurunan suku bunga kredit, khususnya KMK, terjadi di seluruh kelompok

bank. bank. bank. bank. bank. Pada Januari 2011, kelompok bank asing dan campuran tercatat

paling agresif dalam menurunkan suku bunga KMK (79 bps) dan KI (126

bps), sedangkan kelompok bank swasta paling aktif menurunkan suku

bunga KK (13 bps). Sementara itu, rata-rata penurunan suku bunga kredit

terbesar terjadi pada kelompok bank asing dan campuran (64bps),

sedangkan rata-rata penurunan suku bunga kredit pada kelompok bank

swasta, BPD dan Persero relatif minimal (5 bps, 5 bps dan 4 bps). Di sisi lain,Di sisi lain,Di sisi lain,Di sisi lain,Di sisi lain,

penurunan suku bunga deposito 1 bulan terbesar terjadi pada kelompokpenurunan suku bunga deposito 1 bulan terbesar terjadi pada kelompokpenurunan suku bunga deposito 1 bulan terbesar terjadi pada kelompokpenurunan suku bunga deposito 1 bulan terbesar terjadi pada kelompokpenurunan suku bunga deposito 1 bulan terbesar terjadi pada kelompok

bank asing dan campuran, sedangkan kelompok bank swasta sudah mulaibank asing dan campuran, sedangkan kelompok bank swasta sudah mulaibank asing dan campuran, sedangkan kelompok bank swasta sudah mulaibank asing dan campuran, sedangkan kelompok bank swasta sudah mulaibank asing dan campuran, sedangkan kelompok bank swasta sudah mulai

menaikkan suku bunga depositonya.menaikkan suku bunga depositonya.menaikkan suku bunga depositonya.menaikkan suku bunga depositonya.menaikkan suku bunga depositonya. Pada bulan Januari 2011, kelompok

Page 19: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

17

bank asing dan campurannmenurunkan suku bunga deposito 1 bulan

sebesar 195 bps, sedangkan kelompok bank BPD dan Persero juga

menurunkan suku bunganya namun dengan besaran yang lebih rendah

(115 bps dan 4 bps). Sebaliknya, kelompok bank swasta justru sudah mulai

menaikkan suku bunga deposito 1 bulan sebesar 98 bps.

Dana, Kredit, dan Uang BeredarPertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) menurun sejalan dengan polaPertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) menurun sejalan dengan polaPertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) menurun sejalan dengan polaPertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) menurun sejalan dengan polaPertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) menurun sejalan dengan pola

historis di awal tahun terkait penyerapan pajakhistoris di awal tahun terkait penyerapan pajakhistoris di awal tahun terkait penyerapan pajakhistoris di awal tahun terkait penyerapan pajakhistoris di awal tahun terkait penyerapan pajak. Pertumbuhan DPK per

Januari 2011 tercatat sebesar 18,1% (yoy), lebih rendah dibandingkan

dengan bulan sebelumnya sebesar 18,5% (Grafik 2.21). Sampai dengan

Februari 2011, data sementara pertumbuhan DPK masih menunjukkan

penurunan. Perlambatan pertumbuhan DPK tersebut sejalan dengan pola

historis penurunan DPK di awal tahun terkait dengan penyerapan pajak.

Perlambatan pertumbuhan DPK bersumber dari pertumbuhan uang kuasiPerlambatan pertumbuhan DPK bersumber dari pertumbuhan uang kuasiPerlambatan pertumbuhan DPK bersumber dari pertumbuhan uang kuasiPerlambatan pertumbuhan DPK bersumber dari pertumbuhan uang kuasiPerlambatan pertumbuhan DPK bersumber dari pertumbuhan uang kuasi

yang menurun sejalan dengan pola awal tahunyang menurun sejalan dengan pola awal tahunyang menurun sejalan dengan pola awal tahunyang menurun sejalan dengan pola awal tahunyang menurun sejalan dengan pola awal tahun. Data sementara

pertumbuhan deposito per Februari 2011 mengiindikasikan penurunan,

sedangkan pertumbuhan giro dan tabungan menunjukkan peningkatan.

Perkembangan tersebut sesuai dengan pola historisnya yakni terkait

besarnya penyerapan pajak di awal tahun.....

Di sisi kredit, masih mencatat pertumbuhan yang meningkat.Di sisi kredit, masih mencatat pertumbuhan yang meningkat.Di sisi kredit, masih mencatat pertumbuhan yang meningkat.Di sisi kredit, masih mencatat pertumbuhan yang meningkat.Di sisi kredit, masih mencatat pertumbuhan yang meningkat.

Pertumbuhan kredit hingga Januari 2011 mencapai 24,6% (yoy) (GrafikPertumbuhan kredit hingga Januari 2011 mencapai 24,6% (yoy) (GrafikPertumbuhan kredit hingga Januari 2011 mencapai 24,6% (yoy) (GrafikPertumbuhan kredit hingga Januari 2011 mencapai 24,6% (yoy) (GrafikPertumbuhan kredit hingga Januari 2011 mencapai 24,6% (yoy) (Grafik

2.21)2.21)2.21)2.21)2.21). Sampai dengan akhir tahun 2011, angka pertumbuhan kredit

diperkirakan masih sesuai dengan Rencana Bisnis Bank tahun 2011. Masih

akseleratifnya perkembangan kredit tersebut juga mencerminkan belum

teresponsnya kenaikan BI Rate yang dilakukan pada awal bulan laporan.

Tabel 2.1Perkembangan Berbagai Suku Bunga

BI Rate 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50Penjaminan Deposito 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00Dep 1 bulan (Weighted Average) 7,09 6,93 6,77 6,89 6,76 6,79 6,79 6,75 6,72 6,81 6,78 6,83 6,72Base Lending Rate 12,65 12,66 12,58 12,62 12,58 12,50 12,39 12,38 12,21 12,07 11,98 11,98 11,96Kredit Modal Kerja (KMK) 13,75 13,68 13,54 13,42 13,26 13,17 13,21 13,19 13,00 13,01 12,96 12,83 12,75Kredit Investasi (KI) 13,24 13,21 12,72 12,62 12,59 12,70 12,60 12,40 12,41 12,38 12,35 12,28 12,25Kredit Konsumsi (KK) 16,32 16,36 15,42 15,34 15,23 14,99 14,92 14,83 14,75 14,65 14,53 14,53 14,48

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan

2 0 1 0Suku Bunga (%)

2011

Grafik 2.21 Pertumbuhan Kredit, DPK,dan BI Rate

%

0

5

10

15

20

25

30

35

40Kredit

DPK

BI Rate22,1

18,5

%

3

4

5

6

7

8

9

10

2008 2009 2010Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov

Grafik 2.20 Perkembangan BerbagaiSuku Bunga

%

6

8

10

12

14

16

18

20

2008 2009 2010 20111 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1

6,72

12,75

12,25

14,48

BI Rate Deposito 1 bulan Kredit Modal Kerja

Kredit Investasi Kredit Konsumsi

Page 20: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

18

Selain itu, ekspansi kredit tersebut juga patut diwaspadai dannrisiko kredit

perbankan, baik dari sisi Non Performing Loan (NPL) maupun kualitas

kredit, harus terus dijaga.

Berdasarkan jenis penggunaannya, sumbangan KMK terhadap total kreditBerdasarkan jenis penggunaannya, sumbangan KMK terhadap total kreditBerdasarkan jenis penggunaannya, sumbangan KMK terhadap total kreditBerdasarkan jenis penggunaannya, sumbangan KMK terhadap total kreditBerdasarkan jenis penggunaannya, sumbangan KMK terhadap total kredit

tercatat lebih tinggitercatat lebih tinggitercatat lebih tinggitercatat lebih tinggitercatat lebih tinggi. Hal itu menunjukkan kualitas penyaluran kredit

semakin membaik. Sampai dengan Januari 2011 penyaluran kredit

sebagian besar dalam bentuk kredit modal kerja (KMK), sedangkan

penyaluran dalam bentuk kredit investasi (KI) dan kredit konsumsi (KK)

relatif lebih kecil. Sementara itu, pertumbuhan kredit berdasarkan sektor

yang tercatat positif pada Januari 2011 adalah kredit ke sektor Lain-lain,

sektor Jasa Dunia Usaha, sektor Jasa Sosial dan sektor Listrik. Sementara

itu berdasarkan valutanya, pertumbuhan kredit valas masih tetap tinggi

walau kontribusinya terhadap total kredit relatif minimal.

Pertumbuhan-uang primer sedikit melambat sesuai dengan polaPertumbuhan-uang primer sedikit melambat sesuai dengan polaPertumbuhan-uang primer sedikit melambat sesuai dengan polaPertumbuhan-uang primer sedikit melambat sesuai dengan polaPertumbuhan-uang primer sedikit melambat sesuai dengan pola

historisnyahistorisnyahistorisnyahistorisnyahistorisnya. Pada Februari 2011 uang primer tumbuh sebesar 19,8% (yoy),

sedikit melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 20,3%

(yoy) (Grafik 2.22). Hal tersebut sejalan dengan pola historisnya yang

antara lain terkait dengan penyerapan pajak pada awal tahun. Meskipun

secara bulanan melambat, pertumbuhan uang primer tersebut telah

kembali pada kisaran sebelum krisis yang menandakan aktivitas ekonomi

sedang berada dalam tren yang membaik. Sementara itu, perlambatan

yang sesuai dengan pola historisnya juga terjadi pada pertumbuhan uang

kartal. Uang kartal pada Februari 2011 tumbuh sebesar 14,6% (yoy)

menurun dibandingkan bulan sebelumnya 16,8% (yoy) (Grafik 2.22).

Likuiditas perekonomian M1 dan M2 akseleratif dan telah kembali padaLikuiditas perekonomian M1 dan M2 akseleratif dan telah kembali padaLikuiditas perekonomian M1 dan M2 akseleratif dan telah kembali padaLikuiditas perekonomian M1 dan M2 akseleratif dan telah kembali padaLikuiditas perekonomian M1 dan M2 akseleratif dan telah kembali pada

kisaran rata-rata pertumbuhan sebelum periode krisis. kisaran rata-rata pertumbuhan sebelum periode krisis. kisaran rata-rata pertumbuhan sebelum periode krisis. kisaran rata-rata pertumbuhan sebelum periode krisis. kisaran rata-rata pertumbuhan sebelum periode krisis. Pada Januari 2011,

likuiditas perekonomian M1 meningkat sebesar Rp2,3 triliun menjadi

Rp617 triliun, sedangkan M2 menurun sebesar Rp31 triliun menjadi

Rp2.501 triliun. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan likuiditas

perekonomian M1 maupun M2 masing-masing mencapai 22,0% (yoy) dan

19,6% (yoy) meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan

sebelumnya sebesar 17,8% (yoy) dan 18,8% (yoy) (Grafik 2.23).

Pertumbuhan kedua likuiditas perekonomian tersebut telah kembali pada

kisaran rata-rata pertumbuhan selama periode sebelum krisis dan

menunjukkan kondisi perekonomian yang semakin kondusif namun tetap

perlu terus dipantau.

Grafik 2.22 Pertumbuhan Uang Primer danUang Kartal

Grafik 2.24 IHSG dan BI Rate

Grafik 2.23 Pertumbuhan Uang Beredar

19,8

35,6

14,2

% yoy

Rata-ratasblm Krisis Mei 06 -Sept 08-10

-505

1015202530354045

Rata-rata Ccy:20,5%Rata-rata Mo:19,7%

2007 2008 2009 2010 2011Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan

M0 (GWM 5%)

M0

Currency

Y-o-Y %

0

4

8

12

16

20

24

28

2007 2008 2009 2010 20111 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 12 3 5 7 9 11 1

Rata-rata M1:21,5%

Rata-rata M2:15,6% M1

M2

19,6

21,5

IHSG

4.000

3.500

3.000

2.500

2.000

1.500

1.000

2008 2009 2010 2011Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan

BI Rate (%)

55,5

6,5

6

7,57

8

8,59

9,510

IHSGBI Rate

Page 21: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

19

Pasar sahamPerkembangan di pasar saham pada Februari 2011 kembali stabil setelahPerkembangan di pasar saham pada Februari 2011 kembali stabil setelahPerkembangan di pasar saham pada Februari 2011 kembali stabil setelahPerkembangan di pasar saham pada Februari 2011 kembali stabil setelahPerkembangan di pasar saham pada Februari 2011 kembali stabil setelah

sempat menurun pada bulan sebelumnya. sempat menurun pada bulan sebelumnya. sempat menurun pada bulan sebelumnya. sempat menurun pada bulan sebelumnya. sempat menurun pada bulan sebelumnya. Pasca pengumuman kenaikan

BI Rate, IHSG tercatat menguat tipis sebesar 1,8% dan ditutup pada level

3.470,2 (Grafik 2.24). Penguatan tersebut tidak terlepas dari

perkembangan kondisi fundamental makroekonomi yang positif. Kondisi

fundamental makroekonomi yang kuat tercermin antara lain dari stabilitas

nilai tukar yang terjaga, prospek pertumbuhan ekonomi yang positif dan

perbaikan rating menuju investment grade. Di samping prospek

makroekonomi yang baik, aksi beli investor asing juga menopang

pertumbuhan IHSG selama Februari 2011. Perilaku investor asing tersebut

berkaitan erat dengan stabilnya fundamental mikro emiten yang ditandai

oleh pertumbuhan laba yang cukup tinggi pada beberapa emiten,

khususnya di sektor keuangan. Indikator Earning Before Interest Tax andDepreciation (EBITDA) indeks yang mencerminkan kondisi fundamental

emiten juga bergerak stabil mengiringi pertumbuhan IHSG. Dengan

perkembangan tersebut, investor asing pada Februari mampu

membukukan beli neto sebesar Rp2,12 Triliun atau naik dari bulan

sebelumnya yang hanya mencatat jual neto sebesar Rp2,61 Triliun (Grafik

2.25).

Dari sisi sektoral, penopang utama pertumbuhan IHSG selama FebruariDari sisi sektoral, penopang utama pertumbuhan IHSG selama FebruariDari sisi sektoral, penopang utama pertumbuhan IHSG selama FebruariDari sisi sektoral, penopang utama pertumbuhan IHSG selama FebruariDari sisi sektoral, penopang utama pertumbuhan IHSG selama Februari

2011 yaitu sektor perdagangan dan sektor berbasis industri. 2011 yaitu sektor perdagangan dan sektor berbasis industri. 2011 yaitu sektor perdagangan dan sektor berbasis industri. 2011 yaitu sektor perdagangan dan sektor berbasis industri. 2011 yaitu sektor perdagangan dan sektor berbasis industri. Penguatan

pada sektor tersebut didorong oleh nilainya yang cenderung undervalued,

kecuali sektor industri barang konsumsi yang tengah mengalami

pertumbuhan cukup tinggi pada tahun 2010.

Pasar Surat Berharga Negara (SBN)Di pasar SBN, Di pasar SBN, Di pasar SBN, Di pasar SBN, Di pasar SBN, yieldyieldyieldyieldyield bergerak menurun, meski relatif terbatas pada bergerak menurun, meski relatif terbatas pada bergerak menurun, meski relatif terbatas pada bergerak menurun, meski relatif terbatas pada bergerak menurun, meski relatif terbatas pada

Februari 2011.Februari 2011.Februari 2011.Februari 2011.Februari 2011. Setelah mengalami kenaikan selama beberapa bulan

terakhir, yield SBN mampu bergerak turun meski masih minimal pasca

pengumuman kenaikan BI Rate pada awal bulan laporan. Yield SBN

dengan tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing masing

bergerak turun sebesar 6 bps, 5 bps dan 10 bps. Secara umum, yield SBN

bergerak turun sebesar 6 bps dan ditutup pada level 8,6% (Grafik 2.26).

Dari sisi domestik, cukup stabilnya pergerakan Dari sisi domestik, cukup stabilnya pergerakan Dari sisi domestik, cukup stabilnya pergerakan Dari sisi domestik, cukup stabilnya pergerakan Dari sisi domestik, cukup stabilnya pergerakan yieldyieldyieldyieldyield SBN juga berkaitan SBN juga berkaitan SBN juga berkaitan SBN juga berkaitan SBN juga berkaitan

dengan sentimen kesinambungan fiskal yang masih terjagadengan sentimen kesinambungan fiskal yang masih terjagadengan sentimen kesinambungan fiskal yang masih terjagadengan sentimen kesinambungan fiskal yang masih terjagadengan sentimen kesinambungan fiskal yang masih terjaga. Hal itu

berkaitan dengan kecenderungan volatilitas harga minyak dunia saat ini

Grafik 2.25 IHSG dan Beli/Jual Neto Asing

IHSG

4.000

3.500

3.000

2.500

2.000

1.500

1.000

500

-1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2

2008 2009 2010 2011

Net Beli/Jual Asing, (Rp. T /hari)

0,4

0,3

0,2

0,1

-

(0,1)

(0,2)

Net Beli/Jual Asing, (Rata-rata) IHSG

Grafik 2.26 Yield SBN dan BI Rate

20

18

16

14

12

10

8

6

4

2008 2009 2010 2011Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan

Yield SUN 10 Tahun

BI Rate

Grafik 2.27 Perubahan Yield SBN Bulanan

Perubahan Bulanan (rhs)28 Februari 201131 Januari 2011

%

1YR 2YR 3YR 4YR 5YR 6YR 7YR 8YR 9YR 10YR 15YR 20YR 30YR

100bps

11

10

9

8

7

6

5

4

1,0

0,8

0,6

0,4

0,2

0,0

-0,2

-0,4

-0,6

Page 22: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

20

yang diperkirakan memiliki dampak terbatas pada kondisi kesinambungan

fiskal (fiscal sustainability). Di samping itu, penurunan yield juga

dipersepsikan positif terhadap perubahan biaya untuk menutup defisit

fiskal Kedua faktor tersebut pada akhirnya meredakan sentimen yang

sempat mengganggu kesinambungan fiskal pada Januari 2011.

Pasar ReksadanaPada Januari 2011, perkembangan kinerja reksadana bervariasi antaraPada Januari 2011, perkembangan kinerja reksadana bervariasi antaraPada Januari 2011, perkembangan kinerja reksadana bervariasi antaraPada Januari 2011, perkembangan kinerja reksadana bervariasi antaraPada Januari 2011, perkembangan kinerja reksadana bervariasi antara

jenis produk. jenis produk. jenis produk. jenis produk. jenis produk. Secara umum, kinerja reksadana yang tercermin dalam Nilai

Aktiva Bersih (NAB) lebih rendah dibandingkan dengan bulan

sebelumnya. Penurunan NAB reksadana tersebut disebabkan oleh koreksi

produk reksadana pendapatan tetap dan terproteksi. Penurunan tersebut

relatif minimal jika dibandingkan dengan kinerja Exchange Traded Fund(ETF) Saham dan syariah yang mengalami koreksi masing-masing sebesar

24,1% dan 13,8% (Tabel 2.2). Meskipun mengalami koreksi, kinerja

reksadana ETF Saham dan Syariah masih lebih baik dari kinerja aset yang

menjadi basisnya (benchmark). Hal tersebut mencerminkan pengelolaan

risiko portofolio investasi yang lebih baik.

Tabel 2.2Kinerja Reksadana (Pertumbuhan NAB per produk)

1 -2,8% 16,7% -11,4% -9,7% -0,7% -0,8% -20,4% 2,4% 0,7% -3,5%2 1,7% 3,7% 1,0% -0,1% 0,1% -34,1% -2,9% -39,6% 0,8% 0,6%3 0,8% 10,4% 5,9% 2,1% -3,9% 4,3% 8,8% 3,6% -2,9% 0,6%4 5,2% 10,1% 4,1% 11,1% 6,7% 5,1% 6,3% 2,9% 4,8% 6,7%

2010 5 -1,6% -2,5% 0,9% -0,1% 1,5% -5,8% -5,2% -1,2% -6,4% -0,3%6 -4,4% -1,2% -1,6% 10,8% 2,8% -5,1% 4,8% 3,2% 3,6% 1,1%7 -1,8% 2,1% -1,8% -0,6% 0,3% -3,6% 4,7% 2,4% 0,9% -0,6%8 -1,1% 0,7% 0,7% 7,5% 6,0% 10,8% -1,5% 0,6% -2,8% 2,9%9 9,4% 0,8% 7,8% 6,4% 4,4% 14,2% 10,3% 2,3% 2,8% 6,3%

10 5,5% -2,2% 3,4% 10,5% 1,1% 9,2% -11,4% 3,2% -1,8% 4,2%11 2,1% -2,0% 5,1% -4,5% 2,8% 3,1% -21,1% -15,4% -1,0% 0,9%12 8,6% 0,6% -0,1% -3,3% -0,8% -30,6% 0,0% 0,0% 17,1% 2,1%

2011 1 1,8% 5,9% 3,9% -3,1% -1,9% 42,8% -24,1% -6,5% -13,8% -0,1%

YTD 28,5% 28,5% 32,9% 41,0% 20,3% -12,2% -32,6% -43,5% -1,5% 27,0%

SahamBulan

Sumber: BAPEPAM (diolah)

PasarUang Campuran

PendapatanTetap Terproteksi Indeks

ETF-Saham

ETF-Pendapatan

TetapSyariah Total

Page 23: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

21

Kondisi PerbankanStabilitas sistem keuangan relatif terjaga yang ditopang oleh kinerjaStabilitas sistem keuangan relatif terjaga yang ditopang oleh kinerjaStabilitas sistem keuangan relatif terjaga yang ditopang oleh kinerjaStabilitas sistem keuangan relatif terjaga yang ditopang oleh kinerjaStabilitas sistem keuangan relatif terjaga yang ditopang oleh kinerja

perbankan yang cukup stabilperbankan yang cukup stabilperbankan yang cukup stabilperbankan yang cukup stabilperbankan yang cukup stabil. Kinerja perbankan yang stabil sebagaimana

tercermin pada angka rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/

CAR) perbankan yang tetap stabil pada level 17,0% dan terjaganya rasio

kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross di bawah 5% (Tabel

2.3). Selain indikator-indikator utama yg baik, fungsi intermediasi

perbankan juga terus membaik. Pertumbuhan kredit per Januari 2011

telah mencapai 24,6% (yoy) atau masih sejalan dengan Rencana Bisnis

Bank 2011.

Tabel 2.3Kondisi Umum Perbankan

Total Aset (T Rp) 2.501,8 2.517,0 2.563,7 2.576,3 2.604,4 2.678,3 2.683,5 2.700,2 2.758,1 2.769,4 2.856,3 3.008,9 2.990,7

DPK (T Rp) 1.948,6 1.931,6 1.982,2 1.980,5 2.013,2 2.096,0 2.082,6 2.092,8 2.144,1 2.173,9 2.212,2 2.338,8 2.302,1

Kredit (T Rp) 1.435,7 1.459,7 1.485,9 1.516,0 1.561,2 1.615,8 1.627,4 1.670,6 1.689,1 1.705,8 1.736,1 1.796,0 1.776,1

LDR (%) 73,7 75,6 75,0 76,5 77,5 77,1 78,1 79,8 78,8 78,5 78,5 76,8 77,2

NPLs Gross* (%) 3,9 4,0 3,8 3,5 3,6 3,3 3,4 3,4 3,3 3,6 3,4 2,9 3,1

NPLs Net * (%) 1,1 1,0 1,0 0,9 1,0 0,8 0,9 0,7 0,7 0,9 1,0 0,7 0,9

CAR (%) 19,2 19,3 19,1 19,2 17,8 17,4 16,5 16,2 16,4 16,4 16,3 17,0 17,0

NIM (%) 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

ROA (%) 3,1 2,9 3,0 2,9 2,9 2,9 2,9 2,8 2,8 2,9 2,8 2,7 3,0

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt1) Nov1) Des1) Jan1)

2 0 10IndikatorUtama

* dengan channeling1) Angka sementara

2 0 11

Page 24: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

22

III. RESPONS KEBIJAKAN MONETER

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 4 Maret 2011 memutuskanRapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 4 Maret 2011 memutuskanRapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 4 Maret 2011 memutuskanRapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 4 Maret 2011 memutuskanRapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 4 Maret 2011 memutuskan

untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,75%. untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,75%. untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,75%. untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,75%. untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,75%. Keputusan ini tidak

mengubah arah kebijakan moneter Bank Indonesia yang cenderung ketat

sebagai upaya untuk pengendalian tekanan inflasi yang masih tinggi. Bank

Indonesia akan terus mewaspadai perkembangan inflasi ke depan dan

menyesuaikan tingkat BI Rate secara terukur pada waktunya. . . . . Upaya

pengendalian inflasi, khususnya tekanan imported inflation dari kenaikan

komoditas internasional, juga diperkuat dengan terbukanya ruang

penguatan nilai tukar rupiah lebih lanjut sejalan dengan membaiknya

fundamental ekonomi global. Di samping itu, langkah pengendalian

likuiditas melalui penerapan kebijakan makroprudensial dan operasi

moneter juga terus diperkuat dengan tetap memerhatikan kebutuhan

likuiditas perbankan yang sehat, termasuk dengan mulai berlakunya

ketentuan GWM LDR dan GWM Valas per 1 Maret 2011. Melalui bauran

kebijakan moneter dan makroprudensial tersebut, serta komitmen

Pemerintah yang kuat untuk mengatasi tingginya harga komoditi pangan,

Bank Indonesia meyakini inflasi IHK dapat dijaga pada sasarannya yakni

5%±1% untuk 2011 dan 4,5%±1% di 2012.

Bank Indonesia memandang sangat penting upaya memperkuat koordinasiBank Indonesia memandang sangat penting upaya memperkuat koordinasiBank Indonesia memandang sangat penting upaya memperkuat koordinasiBank Indonesia memandang sangat penting upaya memperkuat koordinasiBank Indonesia memandang sangat penting upaya memperkuat koordinasi

kebijakan dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi.kebijakan dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi.kebijakan dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi.kebijakan dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi.kebijakan dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi. Menghadapi

risiko tekanan inflasi ke depan yang masih cukup tinggi, terutama

bersumber dari tingginya harga komoditas internasional dan rencana

kebijakan Pemerintah terkait dengan sejumlah komoditas strategis antara

lain pengurangan subsidi BBM, koordinasi kebijakan tersebut sebagai

bagian penting pengendalian kestabilan harga secara bersama-sama oleh

Bank Indonesia dan Pemerintah, termasuk melalui forum Tim Pengendalian

Inflasi (TPI) di tingkat Pusat maupun Daerah (TPID). Bank Indonesia

memberikan apresiasi akan upaya yang telah dilakukan Pemerintah dalam

stabilitas harga pangan dan berharap upaya Pemerintah tersebut akan

terus diperkuat. Dalam kaitan ini, Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS)

ke-2 TPID yang akan segera diselenggarakan, dimaksudkan untuk

menyatukan gerak langkah kebijakan dalam rangka memperkuat sisi

pasokan dan distribusi komoditas strategis.

Page 25: Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011 - bi.go.id filePerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter ... di negara berkembang maupun negara maju cenderung meningkat didorong oleh tren

Tinjauan Kebijakan Moneter - Maret 2011

23

* angka sementara** angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000*** angka prakiraan Bank Indonesia1) minggu terakhir2) rata-rata tertimbang3) penutupan pada akhir periode4) closed fileSumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDB dari BPS

SEKTOR KEUANGAN

Indikator Terkini

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb

SUKU BUNGA & SAHAMSuku bunga SBI 6 bln 1)

Suku bunga SBI 9 bln 1)

Suku bunga deposito 1 bln 2)

Suku bunga deposito 3 bln 2)

JIBOR satu minggu 2)

IHSG Indeks 3)

BESARAN MONETER (miliar Rp)Base MoneyM1(C+D)

Uang Kartal (C)Uang giral (D)

Broad Money (M2 = C+D+T)Uang kuasi (T)

Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas)

M2 - Rupiah

Tagihan pada Dunia UsahaKredit-Bank Umum

Inflasi bulanan (%, mtm)Inflasi tahunan (%, yoy)

Rp/USD (akhir periode, nilai tengah)Ekspor Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4)

Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4)

Net International Reserve (juta USD)

Pertumbuhan PDB (%, yoy)**KonsumsiInvestasi (PMTB)Perubahan StokEksporImpor

INDIKATOR KUARTALAN

H A R G A

SEKTOR EKSTERNAL

6,69 6,68 6,67 6,68 6,72 6,72 6,72 6,73 6,73 6,42 6,26 6,08 -- - - - - - 6,83 6,84 6,84 6,70 6,60 6,50 -

6,93 6,77 6,89 6,76 6,79 6,79 6,75 6,72 6,81 6,78 6,83 - -7,08 6,99 6,98 6,95 6,95 6,95 6,96 6,69 6,99 7,03 7,06 - -6,40 6,38 6,30 6,30 6,34 6,32 6,33 6,30 6,16 5,68 5,83 6,21 -

2.549 2.777 2.971 2.797 2.914 3.069 3.082 3.501 3.635 3.531 3.704 3.409 3.470

380.145 374.406 385.431 391.848 401.435 408.967 426.867 423.809 418.884 483.922 518.447 512.192 -490.084 494.461 494.718 514.005 545.405 539.735 555.495 549.490 555.931 571.874 612.918 - -211.708 205.083 211.390 214.695 222.828 228.228 241.166 229.832 236.104 239.036 267.735 247.799 -278.376 289.378 283.327 299.310 322.577 311.507 314.328 319.657 319.827 332.837 345.184 - -

1.936.273 1.972.683 1.981.457 2.011.683 2.082.394 2.070.246 2.097.385 2.129.985 2.170.197 2.206.025 2.328.684 - -1.446.189 1.478.222 1.486.739 1.497.677 1.536.988 1.530.511 1.541.891 1.580.495 1.614.266 1.634.151 1.715.766 - -1.317.102 1.347.094 1.359.591 1.373.918 1.412.917 1.402.699 1.410.754 1.448.446 1.479.398 1.499.869 1.585.633 - -

744.823 772.718 780.475 789.142 808.099 792.881 789.119 808.463 833.819 842.061 871.902 - -572.280 574.376 579.116 584.776 604.818 609.818 621.635 639.983 645.579 657.808 713.730 - -129.086 131.128 127.148 123.759 124.072 127.812 131.137 132.050 134.868 134.282 130.133 - -

1.807.186 1.841.555 1.854.309 1.887.923 1.958.322 1.942.434 1.966.248 1.997.935 2.035.329 2.071.743 2.198.551 - -

1.557.520 1.592.410 1.616.541 1.658.263 1.718.368 1.728.382 1.771.390 1.794.187 1.807.847 1.842.465 1.909.044 - -1.378.227 1.399.757 1.411.582 1.460.007 1.509.671 1.521.268 1.559.824 1.583.371 1.598.263 1.625.732 1.683.232 - -

0,30 -0,14 0,15 0,29 0,97 1,57 0,76 0,44 0,06 0,60 0,92 0,89 0,133,81 3,43 3,91 4,16 5,05 6,22 6,44 5,80 5,67 6,33 6,96 7,02 6,84

9.335 9.115 9.012 9.180 9.083 8.952 9.041 8.924 8.928 9.013 8.991 9.057 8.8239.058 11.054 9.727 10.032 10.538 10.815 11.841 10.106 11.455 13.151 13.620 - -7.490 8.981 8.737 8.136 9.045 10.067 9.939 7.552 9.427 10.138 10.730 - -62,14 63,60 70,75 68,54 69,68 70,86 73,93 76,76 79,69 80,72 83,59 82,18 85,05

6,1 5,8 6,9 6,13,4 5,1 4,9 4,08,0 9,2 8,7 8,5

254,0 59,7 -28,7 463,114,6 9,6 16,1 14,918,4 12,2 16,9 17,3

2 0 1 0

2010

Tw-II Tw-III Tw-IV

2 0 11

2010