tinjauan hukum terhadap pembebasan narapidana …
TRANSCRIPT
i
TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA DI
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN TERKAIT
PENCEGAHAN COVID 19 (STUDI KASUS DI LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
OLEH :
RIZKI DWI SAFITRI
50 2016 078
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rizki Dwi Safitri
NIM : 502016078
Program Studi : Hukum Pidana
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
“TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA DI
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN TERKAIT
PENCEGAHAN COVID 19” (STUDI KASUS DI LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN)
Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain kecuali dalam bentuk
kutipan yang telah Saya sebutkan sumbernya apabila pernyataan keaslian ini tidak
benar maka saya bersedia Mendapatkan sanksi akademik.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Palembang, September 2020
Yang menyatakan,
RIZKI DWI SAFITRI
iv
ABSTRAK
TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN
NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS
IIA BANYUASIN TERKAIT PENCEGAHAN COVID 19
Oleh
RIZKI DWI SAFITRI
Saat ini Indonesia dan dunia sedang mengalami wabah yang dikenal dengan Covid-
19. WHO menyarankan untuk menjaga jarak minimal 1 meter untuk mengurangi
risiko penularan penyakit akibat virus corona ini. Pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Hukum dan HAM mengambil langkah-langkah guna meminimalisir
dampak covid-19 terhadap narapidana dan tahanan yang berada di
Lapas/LPKA/Rutan dengan pemberian asimilasi dan hak integrasi bagi narapidana
dan anak. Langkah tersebut dilaksanakan Kementerian Hukum dan HAM dengan
membebaskan 30.000 narapidana dewasa hingga anak untuk mencegah penyebaran
Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar hukum pembebasan
Narapidana terkait pencegahan penyebaran covid 19 dan untuk mengetahui proses
pembebasan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Banyuasin terkait
pencegahan penyebaran covid 19. Dasar Hukum Pembebasan Narapidana terkait
Pencegahan Penyebaran Covid-19: Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995;
Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-19.PK.01.04.04 Tahun
2020; dan Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 10 Tahun 2020.
Asimilasi diberikan untuk narapidana yang melakukan tindak pidana selain tindak
pidana terorisme, narkotika psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan
negara dan kejahatan hak asasi manusia, serta kejahatan transnasional terorganisasi,
dan warga negara asing. Pelaksanaan asimilasi di Lapas Kelas IIA Banyuasin
dilakukan dengan menggunakan periode waktu, dengan total warga binaan yang
menjalani asimilasi di rumah sebanyak 117 orang, dan tidak satu pun warga binaan
yang menjalani asimilasi di rumah kembali ke lapas. Dasar pertimbangan
pelaksanaan hukum asimilasi di rumah terkait pencegahan dan penanggulangan
Covid-19: Surat Edaran Nomor PAS-497.PK.01.04.04 Tahun 2020 dan sebagai
upaya penyelamatan terhadap narapidana dan anak yang berada di Lapas Kelas IIA
Banyuasin. Kepala Lapas Kelas IIA Banyuasin bertanggung jawab dalam
melaksanakan pembimbingan dan pengawasan pelaksanaan asimilasi dan integrasi
terhadap narapidana yang menjadi binaannya dan juga berkewajiban memberikan
laporan pembimbingan dan pengawasan yang dilakukan secara daring kepada
Direktur Jenderal Pemasyarakatan melalui Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM.
Kata Kunci : Narapidana, Lembaga pemasyarakatan, Covid 19.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan ke hadirat Allah SWT sebab tas rahmat dan
Hidayahnya saya memperoleh kekuatan dan hikmat sehingga berhasil
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi yang berjudul
“TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA DI
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN TERKAIT
PENCEGAHAN COVID 19”Penulisan skripsi merupakan salah satu syarat guna
memper oleh Gelar sarjana seperti yang telah tercantum dalam kurikulum program
studi S1. Berdasarkan Pedoman Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Palembang mahasiswa mempunyai kewajiban untuk menulis skripsi di akhir
program studi, sebagai syarat dan pertanggung jawaban ilmiah karena telah
menyelesaikan program pendidikan dalam jenjang program sarjana, sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan.Pedoman penulisan skripsi ini merupakan panduan
berupa tatacara, cara penulisan, dan batasan dalam penulisan skripsi dilingkungan
Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Palembang, yang harus diikuti oleh
mahasiswa agar sistematika dan kaidah ilmiah yang berlakusesuai dengan tujuan
penulisan skripsi Pedoman penulisan karya ilmiah ini juga memuat pembakuan
prosedur, format, dan proses penulisan serta ketentuan-ketentuan teknis, yang
dilandasi dengankode penulisan ilmiah yang lazim digunakan dalam dunia
akademik. Ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada kedua Orang tuaku
Ayahanda (Tri Ivani Tersano, S.sos) dan ibunda (Lianawati) dan saudara-saudaraku
yang telah mendoakan Dan memberikan dorongan semangat kepada penulis
Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Penulis juga menyampaikan
ucapan terima kasih kepada bapak Prof.Dr.Drs.H.Marshal NG,SH.MH dan bapak
Helmi Ibrahim.SH.,M.HUM yang selama proses penulisan skripsi
selalumemberikan bimbingan dan arahan kepada penulis, semoga pedoman ini
dapat bermanfaat sesuai tujuan penulisan skripsi seperti yang cantum dalam
kurikulum program studi S1 dan Pedoman Akademik Univesitas Muhammadiyah
Palembang. Kami ucapkan terima kasih atas peran serta tim dosen yang telah
mempersiapkan dan mengoreksi pedoman ini, selain itu disampaikan juga ucapan
vi
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mengizin kan dan membantu penulis
dalam penyelesaian studi di fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Palembang :
1. Bapak Dr Abid Djazuli, S.E., M.M., selaku Rektor universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Bapak Nur Husni Emilson SH SpN MH selaku Dekan Universitas
Muhammadiyah Palembang
3. Ibu, Dra.Hj.Lilies Anisha,SH.,MH selaku Pembimbing Akademik
4. Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Palembang.
5. Pimpinan beserta staf dan karyawan/karyawati Lapas Kelas II A Banyuasin
6. Kakak dan adik ku tercinta, Gebi Lydia ariesta S.E dan M. Ridho Alfarizi.
7. Inspirasi ku Akbar Pratama SH. yang mendorong semangat ku
8. Teman-teman terbaik ku dan rakan-rekan seperjuangan yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu
9. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah
SWT budi baik kalian,
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
atas semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini,
Palembang, Agustus 2020
Penulis
Rizki Dwi Safitri
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN .................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Permasalahan ........................................................................... 5
C. Ruang Lingkup dan Tujuan ..................................................... 5
D. Kerangka Konseptual .............................................................. 6
E. Metode Penelitian .................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
1. HUKUM
A. Pengertian Hukum ............................................................. 11
B. Jenis-jenis Hukum di Indonesia ........................................ 13
2. Pembebasan Narapidana
A. Pengertian Narapidana ...................................................... 15
B. Pengertian Pembebasan Narapidana Bersyarat ................. 16
viii
C. Syarat-syarat Pemberian Pembebasan Narapidana
Bersyarat Menurut Undang-undang .................................. 18
3. Corona Virus ( covid-19)
A. Pengertian Corona Virus (Covid-19) ................................. 18
B. Pencegahan Covid-19......................................................... 19
BAB III : PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum Pembebasan Narapidana Terkait
Pencegahan Penyebaran Covid ............................................... 29
B. Proses Pembebasan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas II A terkait Pencegahan Penyebaran Covid-19 ............ 30
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 39
B. Saran ........................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 42
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Indonesia dan dunia sedang mengalami wabah yang dikenal dengan
Covid-19. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis
coronavirus yang baru ditemukan. WHO menyatakan bahwa virus corona
menyebar di antara orang melalui kontak langsung atau tidak langsung, dengan
permukaan yang terkontaminasi atau kontak dekat dengan orang yang terinfeksi
yang menyebarkan virus. Berdasarkan hal inilah, WHO menyarankan untuk
menjaga jarak minimal 1 meter untuk mengurangi risiko penularan penyakit akibat
virus corona ini.1 Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko penularan virus
corona yaitu ruang tertutup, kontak dekat, tempat ramai, durasi dan keragaman
kontak. Probabilitas penularan virus semakin meningkat apabila seluruh faktor
saling tumpang tindih dan terjadi bersamaan.2 Lembaga Pemasyarakatan
merupakan salah satu institusi tertutup yang memiliki tingkat hunian tinggi,
sehingga dapat meningkatkan probabilitas penularan virus corona semakin
meningkat di lapas.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Hukum dan HAM mengambil
langkah-langkah guna meminimalisir dampak covid-19 terhadap narapidana dan
1 Kurniawan ,2020, “WHO rilis pedoman baru penularan virus corona”, Dikutip dari
(https://kesehatan.kontan.co.id/news/who-rilis-pedoman-baru-penularan-virus-corona-ini-
isinya?page=all pada tanggal 27 Juli 2020.) 2 Anna Suci Perwitasari ,2020, “faktor yang meningkatkan risiko penularan virus corona”,
Dikutip dari (https://kesehatan.kontan.co.id/news/ini-4-faktor-yang-meningkatkan-risiko-
penularan-virus-corona?page=all pada tanggal 20 Juli 2020.)
2
tahanan yang berada di Lapas/LPKA/Rutan dengan pemberian asimilasi dan hak
integrasi bagi narapidana dan anak. Langkah tersebut dilaksanakan Kementerian
Hukum dan HAM dengan membebaskan 30.000 narapidana dewasa hingga anak
untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Dalam keputusan tersebut, pertimbangan Pemerintah dalam melakukan
pembebasan itu adalah tingginya tingkat hunian di lapas, lembaga pembinaan
khusus anak dan rumah tahanan, sehingga mereka rentan tertular virus corona. Hak
atas kesehatan dijamin dalam Pasal 12 Kovenan Internasional tentang Hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya (ICESCR) yang menyebut bahwa “pencegahan,
perawatan dan pengendalian epidemi, endemik, penyakit akibat kerja dan penyakit
lainnya” merupakan bagian dari hak atas kesehatan.
Dengan dikeluarkannya keputusan Menkumham ini LBH JKA
berpandangan positif karena selain terkait pengurangan resiko beban Negara
ditengah wabah covid-19 ini juga menjadi sarana alternatif bagi Negara untuk
mempercepat proses Asimilasi Napi diluar Lapas. Tentunya tidak semua Napi
berhak mendapatkan kesempatan ini, karena hanya bagi mereka yang telah
menjalani minimal 2/3 masa tahanan dan berkelakuan baik serta bukan Napi kasus
Tindak Pidana Khusus.
Dalam konteks pandemi Covid-19, kewajiban negara termasuk
memastikan bahwa tindakan preventif, peralatan, layanan dan informasi tersedia
dan dapat diakses oleh semua orang. Di dalam hak atas kesehatan ini pula, alat-alat,
fasilitas dan layanan kesehatan harus tersedia dalam jumlah yang cukup; dapat
diakses oleh semua orang tanpa diskriminasi; menghormati etika medis; serta sesuai
3
secara ilmiah dan medis dan berkualitas baik. Alat dan layanan kesehatan harus
dapat diakses oleh semua, terutama oleh kelompok yang paling rentan atau
terpinggirkan dalam masyarakat; dalam jangkauan fisik yang aman untuk semua
komunitas tanpa terkecuali; dan terjangkau untuk semua serta seraya tetap
memperhatikan kebutuhan khusus karena gender, usia, disabilitas. Hak tersebut
juga mencakup aksesibilitas informasi terkait kesehatan. Penyebaran corona virus
disease 19 ( covid 19) di dunia cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu,
menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang lebih besar, dan telah
berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat, sehingga
pada tanggal 11 maret 2020 World Health Organizer (WHO) menyatakan Covid 19
sebagai pandemic. Dengan kondisi over kapasitas di Lapas/LPKA/Rutan seluruh
indonesia berakibat pada tingginya resiko penyebaran Corona Virus Disease 19
(COVID 19) sehingga perlu diantisipasi dan diambil langkah-langkah guna
meminimalisir dampak terhadap narapidana dan tahanan yang berada di
Lapas/LPKA/Rutan. Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor 10 tahun 2020
tentang syarat pemberian asimilasi dan Hak Integrasi Bagi Narapidana dan Anak
Dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan Penybaran covid 19 serta
Keputusan Menteri Hukum dan Ham nomor M.HH-19.PK.01.04.04 Tahun 2020
tentang Pengeluaran dan Pembebasan Narapidana dan Anak Melalui Asimilasi dan
Integrasi Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran covid 19
merupakan langkah progresif Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam
upaya menanggulangi dan meminimalisir dampak penyebaran Corona Virus
4
Disease 2019 (covid 19) di Lapas/LPKA/Rutan, selain itu juga mengurangi over
kapasitas dan menghemat anggaran negara.
Maksut dan tujuannya sebagai pedoman bagi petugas pemasyarakatan
dalam pengeluaran dan pembebasan Narapidana/Anak dalam rangka
meminimalisir dampak penyebaran covid 19 di lapas. Ruang lingkup keseragaman
pemahaman dalam melakukan langkah-langkah progresif pengeluaran dan
pembebasan Narapidana dan Anak sebagai upaya penanggulangan covid 19 pada
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Lembaga pembinaan Khusus Anak (LPKA),
Rumah Tahanan Negara (RUTAN) dan balai Pemasyarakatan (BAPAS) di seluruh
indonesia. Surat edaran yang berisi pelaksanaan pengeluaran dan pembebasan
narapidana dan anak melalui asimilasi dan integrasi rangka pencegahan dan
penanggulangan penyebaran covid 19, Kepala Kantor Wilayah mengambil langkah
langkah seperti memerintahkan kepada kepala divisi pemasyarakatan / kepala
Lembaga Pemasyarakatan / kepala lembaga pembinaan khusus anak / keapala
rumah tahanan Negara/ Kepala balai pemasyarakatan untuk melaksanakan
peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
M.HH-19.PK.01.04.04 Tahun 2020 tentang pengeluaran dan Pembebasan
Narapidana dan Anak melalui asimilasi dan integrasi dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan penyebaran Covid 19.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di jelaskan tersebut diatas
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “TINJAUAN
HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA DI LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN TERKAIT
5
PENCEGAHAN COVID 19” (Studi kasus di Lembaga Pemasyarakatan kelas II
A Banyuasin)
B. Permasalahan
Berdasarkan pada judul penelitian tersebut, maka permasalahan yang
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah dasar hukum pembebasan Narapidana terkait pencegahan
penyebaran covid 19 ?
2. Bagaimanakah proses pembebasan Narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan kelas II A terkait pencegahan penyebaran covid 19 ?
C. Ruang Lingkup dan Tujuan
Dalam penelitian ini penulis melakukan pembatasan dalam pembahasan
masalah dengan menitikberatkan pada masalah Tinjauan hukum terhadap
pembebasan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Banyuasin terkait
pencegahan covid 19 serta tidak menutup kemungkinan untuk juga membahas hal-
hal lain yang berhubungan dengan permasalahan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui dasar hukum pembebasan Narapidana terkait
pencegahan penyebaran covid 19.
2. Untuk mengetahui proses pembebasan Narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan kelas II A terkait pencegahan penyebaran covid 19.
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan ilmu
pengetahuan bagi penulis dan sekaligus merupakan sumbangan pemikiran
6
khususnya bagi Hukum Perdata yang dipersembahkan sebagai pengabdian pada
Almamater.
D. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau definisi operasional adalah kerangka yang
menggambarkan hubungan antara definisi-definisi atau konsep-konsep khusus
yang akan diteliti. Definisi-definisi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di
lembaga permasyarakatan. Sedangkan pengertian terpidana itu sendiri
adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
2. Lembaga Pemasyarakata adalah adalah tempat untuk melakukan pembinaan
terhadap Narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Sebelum
di kenal istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut disebut dengan istilah
penjara.
3. Covid adalah virus yang menyerang sistem pernapasan manusia
4. Pembebasan hukum adalah pembebasan tahanan karena putusan pidananya
telah bersesuaian dengan masa tahanan yang dijalani terpidana.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian mempunyai beberapa pengertian, yaitu (a) logika dari
penelitian ilmiah, (b) studi terhadap prosedur dan teknik penelitian, dan (c) suatu
sistem dari prosedur dan teknik penelitian. Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan
7
bahwa metode penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Oleh karena itu, penelitian bertujuan
untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten.3
Metode penelitian penulisan skripsi ini terdiri dari :
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian hukum empiris (sosiologis), yang
bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala
yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi.4
2. Jenis Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
a. Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat
dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu
obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda).
b. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui
media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan,
3 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014) hlm 17.
4 Fenti Hikmawati, Metodologi Penelitian, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017) hlm 88.
8
bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang
tidak dipublikasikan secara umum.5
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data, dilakukan dengan cara:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Reseacrh)
Penelitian kepustakaan, yaitu segala usaha yang dilakukan oleh
peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau
masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh
dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah,
tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku
tahunan, ensiklopedia dan sumber-sumber tertulis baik tercetak
maupun elektronik lain.6
b. Penelitian Lapangan (Field Research).
Penelitian lapangan, yaitu pengumpulan data primer dengaan
melakukan observasi dan wawancara dengan pihak terkait yaitu
petugas Lembaga Pemasyarakatan dan polisi. Wawancara dapat
dilakukan secara open-ended (peneliti bertanya kepada responden
kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa dan opini mereka mengenai
peristiwa yang ada), terfokus (responden diwawancarai dalam waktu
5 Kanal Info, 2016, ”Pengertian Data Primer dan Data Sekunder”,
(https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-data-primer-dan-data-sekunder diakses 20 Oktober
2019) 6 Samhis Setiawan, 2019, ”Studi Kepustakaan” Pengertian & ( Tujuan – Peranan – Sumber
– Strategi”, (https://www.gurupendidikan.co.id/studi-kepustakaan-pengertian-tujuan-peranan-
sumber-strategi/ diakses tanggal 20 Oktober 2019)
9
yang pendek), dan terstruktur (menggunakan pertanyaan yang
terstruktur).7
4. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara mengolah dan menganalisis
data yang telah dikumpulkan secara tekstual, lalu dikonstruksikan secara
kualitatif, untuk selanjutnya ditarik suatu kesimpulan.
F. Sistematika Penulisan
Rencana penulisan skripsi ini akan disusun secara keseluruhan dalam 4
(empat) Bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Menguraikan latar belakang, permasalahan, ruang lingkup dan
tujuan, kerangka konseptual, metode penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Berisi paparan tentang tinjauan umum tentang pembebasan
Narapidana, tinjauan umum tentang Lembaga Pemasyarakatan,
dan tinjauan tentang covid 19.
BAB III : Pembahasan
Berisikan tentang dasar hukum pembebasan Narapidana terkait
pencegahan penyebaran covid 19. Dan proses pembebasan
7 Widodo, Metodologi Penelitian Populer dan Praktis, (Depok: PT Rajagrafindo Persada,
2017) hlm 74.
10
Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas II A terkait
pencegahan penyebaran covid 19.
BAB IV : Penutup
Bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
L A M P I R A N
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU-BUKU:
Ali Zaidan. 2015. Menuju Pembaharuan Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Grafika.
Erlina Purnama Sari. 2009. Proses Penempatan Narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Terbuka. Depok.
Dwija Priyatno. 2006. Pidana Penjara di Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
Fenti Hikmawati. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Poernomo Bambang. 1985. Asas-asas hukum pidana, Jakarta: Ghilmia Indonesia.
Widodo. 2017. Metodologi Penelitian Populer dan Praktis. Depok: PT
Rajagrafindo Persada.
Zainuddin Ali. 2014. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
B. Peraturan Perundang-undangan:
Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3641).
Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-19.PK.01.04.04 Tahun
2020 tentang pengeluaran dan pembebasan narapidana dan anak melalui
asimilasi dan integrasi dalam rangka pencegahan dan penanggulangan
penyebaran Covid-19.
Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 10 Tahun 2020 tentang syarat
pemberian asimilasi dan hak integrasi bagi narapidana dan anak dalam
rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19.
Surat Edaran Nomor PAS-497.PK.01.04.04 Tahun 2020 tentang pengeluaran dan
pembebasan narapidana dan anak melalui asimilasi dan integrasi dalam
rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19.
Sumber Lainnya :
(2020). “WHO rilis pedoman baru penularan virus corona, ini isinya”. Dikutip
dari https://kesehatan.kontan.co.id/news/who-rilis-pedoman-baru-
penularan-virus-corona-ini-isinya?page=all pada tanggal 27 Juli 2020.
Anna Suci Perwitasari (2020). “Ini 4 faktor yang meningkatkan risiko
penularan virus corona”. Dikutip dari
https://kesehatan.kontan.co.id/news/ini-4-faktor-yang-meningkatkan-
risiko-penularan-virus-corona?page=all pada tanggal 20 Juli 2020.
Kanal Info. (2016). “Pengertian Data Primer dan Data Sekunder”. Dikutip dari
https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-data-primer-dan-data-sekunder
diakses 20 Oktober 2019.
Samhis Setiawan. (2019). “Studi Kepustakaan: Pengertian & Tujuan –
Peranan – Sumber – Strateg”. Dikutip dari:
https://www.gurupendidikan.co.id/studi-kepustakaan-pengertian-tujuan-
peranan-sumber-strategi/ diakses tanggal 20 Oktober 2019.
Kurniawan (2020). “WHO rilis pedoman baru penularan virus corona”, ini
isinya. Dikutip dari https://kesehatan.kontan.co.id/news/who-rilis-
pedoman-baru-penularan-virus-corona-ini-isinya?page=all pada tanggal 27
Juli 2020.
Kementerian Hukum dan HAM RI (2020). “Surat Edaran Nomor PAS-
497.PK.01.04.04 Tahun 2020 tentang Pengeluaran dan Pembebasan
Narapidana dan Anak Melalui Asimilasi dan Integrasi dalam Rangka
Pendegahan dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19”.
M. Ega Abdurahman, SATGAS P2U REGU II, Wawancara tanggal 20 Juli 2020
Santi Larasati, Personil Pengamanan 1. RUPAM II, Wawancara tanggal, 22 Juli
2020
Hardi Dwi Syaputra, Kasubsi Keamanan Lapas Kelas IIA Banyuasin,
Wawancara pada tanggal 23 Juli 2020
Muhammad Luthfi, selaku Petugas Laporan, Wawancara pada tanggal 20 Juli
2020
Febryanto, Kasie Bimbingan Napi/Anak Didik Lapas Kelas IIA Banyuasin
wawancara pada tanggal 22 Juli 2020