tinjauan hukum terhadap pembebasan narapidana …

20
TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN TERKAIT PENCEGAHAN COVID 19 (STUDI KASUS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum OLEH : RIZKI DWI SAFITRI 50 2016 078 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2020

Upload: others

Post on 19-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

i

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA DI

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN TERKAIT

PENCEGAHAN COVID 19 (STUDI KASUS DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Program Studi Ilmu Hukum

OLEH :

RIZKI DWI SAFITRI

50 2016 078

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2020

Page 2: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

ii

Page 3: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rizki Dwi Safitri

NIM : 502016078

Program Studi : Hukum Pidana

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA DI

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN TERKAIT

PENCEGAHAN COVID 19” (STUDI KASUS DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN)

Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain kecuali dalam bentuk

kutipan yang telah Saya sebutkan sumbernya apabila pernyataan keaslian ini tidak

benar maka saya bersedia Mendapatkan sanksi akademik.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Palembang, September 2020

Yang menyatakan,

RIZKI DWI SAFITRI

Page 4: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

iv

ABSTRAK

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN

NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS

IIA BANYUASIN TERKAIT PENCEGAHAN COVID 19

Oleh

RIZKI DWI SAFITRI

Saat ini Indonesia dan dunia sedang mengalami wabah yang dikenal dengan Covid-

19. WHO menyarankan untuk menjaga jarak minimal 1 meter untuk mengurangi

risiko penularan penyakit akibat virus corona ini. Pemerintah Indonesia melalui

Kementerian Hukum dan HAM mengambil langkah-langkah guna meminimalisir

dampak covid-19 terhadap narapidana dan tahanan yang berada di

Lapas/LPKA/Rutan dengan pemberian asimilasi dan hak integrasi bagi narapidana

dan anak. Langkah tersebut dilaksanakan Kementerian Hukum dan HAM dengan

membebaskan 30.000 narapidana dewasa hingga anak untuk mencegah penyebaran

Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar hukum pembebasan

Narapidana terkait pencegahan penyebaran covid 19 dan untuk mengetahui proses

pembebasan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Banyuasin terkait

pencegahan penyebaran covid 19. Dasar Hukum Pembebasan Narapidana terkait

Pencegahan Penyebaran Covid-19: Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995;

Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-19.PK.01.04.04 Tahun

2020; dan Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 10 Tahun 2020.

Asimilasi diberikan untuk narapidana yang melakukan tindak pidana selain tindak

pidana terorisme, narkotika psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan

negara dan kejahatan hak asasi manusia, serta kejahatan transnasional terorganisasi,

dan warga negara asing. Pelaksanaan asimilasi di Lapas Kelas IIA Banyuasin

dilakukan dengan menggunakan periode waktu, dengan total warga binaan yang

menjalani asimilasi di rumah sebanyak 117 orang, dan tidak satu pun warga binaan

yang menjalani asimilasi di rumah kembali ke lapas. Dasar pertimbangan

pelaksanaan hukum asimilasi di rumah terkait pencegahan dan penanggulangan

Covid-19: Surat Edaran Nomor PAS-497.PK.01.04.04 Tahun 2020 dan sebagai

upaya penyelamatan terhadap narapidana dan anak yang berada di Lapas Kelas IIA

Banyuasin. Kepala Lapas Kelas IIA Banyuasin bertanggung jawab dalam

melaksanakan pembimbingan dan pengawasan pelaksanaan asimilasi dan integrasi

terhadap narapidana yang menjadi binaannya dan juga berkewajiban memberikan

laporan pembimbingan dan pengawasan yang dilakukan secara daring kepada

Direktur Jenderal Pemasyarakatan melalui Kepala Kantor Wilayah Kementerian

Hukum dan HAM.

Kata Kunci : Narapidana, Lembaga pemasyarakatan, Covid 19.

Page 5: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan ke hadirat Allah SWT sebab tas rahmat dan

Hidayahnya saya memperoleh kekuatan dan hikmat sehingga berhasil

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi yang berjudul

“TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA DI

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN TERKAIT

PENCEGAHAN COVID 19”Penulisan skripsi merupakan salah satu syarat guna

memper oleh Gelar sarjana seperti yang telah tercantum dalam kurikulum program

studi S1. Berdasarkan Pedoman Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Palembang mahasiswa mempunyai kewajiban untuk menulis skripsi di akhir

program studi, sebagai syarat dan pertanggung jawaban ilmiah karena telah

menyelesaikan program pendidikan dalam jenjang program sarjana, sesuai dengan

kurikulum yang telah ditetapkan.Pedoman penulisan skripsi ini merupakan panduan

berupa tatacara, cara penulisan, dan batasan dalam penulisan skripsi dilingkungan

Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Palembang, yang harus diikuti oleh

mahasiswa agar sistematika dan kaidah ilmiah yang berlakusesuai dengan tujuan

penulisan skripsi Pedoman penulisan karya ilmiah ini juga memuat pembakuan

prosedur, format, dan proses penulisan serta ketentuan-ketentuan teknis, yang

dilandasi dengankode penulisan ilmiah yang lazim digunakan dalam dunia

akademik. Ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada kedua Orang tuaku

Ayahanda (Tri Ivani Tersano, S.sos) dan ibunda (Lianawati) dan saudara-saudaraku

yang telah mendoakan Dan memberikan dorongan semangat kepada penulis

Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Penulis juga menyampaikan

ucapan terima kasih kepada bapak Prof.Dr.Drs.H.Marshal NG,SH.MH dan bapak

Helmi Ibrahim.SH.,M.HUM yang selama proses penulisan skripsi

selalumemberikan bimbingan dan arahan kepada penulis, semoga pedoman ini

dapat bermanfaat sesuai tujuan penulisan skripsi seperti yang cantum dalam

kurikulum program studi S1 dan Pedoman Akademik Univesitas Muhammadiyah

Palembang. Kami ucapkan terima kasih atas peran serta tim dosen yang telah

mempersiapkan dan mengoreksi pedoman ini, selain itu disampaikan juga ucapan

Page 6: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

vi

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mengizin kan dan membantu penulis

dalam penyelesaian studi di fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Palembang :

1. Bapak Dr Abid Djazuli, S.E., M.M., selaku Rektor universitas Muhammadiyah

Palembang.

2. Bapak Nur Husni Emilson SH SpN MH selaku Dekan Universitas

Muhammadiyah Palembang

3. Ibu, Dra.Hj.Lilies Anisha,SH.,MH selaku Pembimbing Akademik

4. Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang.

5. Pimpinan beserta staf dan karyawan/karyawati Lapas Kelas II A Banyuasin

6. Kakak dan adik ku tercinta, Gebi Lydia ariesta S.E dan M. Ridho Alfarizi.

7. Inspirasi ku Akbar Pratama SH. yang mendorong semangat ku

8. Teman-teman terbaik ku dan rakan-rekan seperjuangan yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu

9. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah

SWT budi baik kalian,

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih

atas semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini,

Palembang, Agustus 2020

Penulis

Rizki Dwi Safitri

Page 7: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN .................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Permasalahan ........................................................................... 5

C. Ruang Lingkup dan Tujuan ..................................................... 5

D. Kerangka Konseptual .............................................................. 6

E. Metode Penelitian .................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

1. HUKUM

A. Pengertian Hukum ............................................................. 11

B. Jenis-jenis Hukum di Indonesia ........................................ 13

2. Pembebasan Narapidana

A. Pengertian Narapidana ...................................................... 15

B. Pengertian Pembebasan Narapidana Bersyarat ................. 16

Page 8: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

viii

C. Syarat-syarat Pemberian Pembebasan Narapidana

Bersyarat Menurut Undang-undang .................................. 18

3. Corona Virus ( covid-19)

A. Pengertian Corona Virus (Covid-19) ................................. 18

B. Pencegahan Covid-19......................................................... 19

BAB III : PEMBAHASAN

A. Dasar Hukum Pembebasan Narapidana Terkait

Pencegahan Penyebaran Covid ............................................... 29

B. Proses Pembebasan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan

Kelas II A terkait Pencegahan Penyebaran Covid-19 ............ 30

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 39

B. Saran ........................................................................................ 40

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 42

LAMPIRAN

Page 9: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini Indonesia dan dunia sedang mengalami wabah yang dikenal dengan

Covid-19. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis

coronavirus yang baru ditemukan. WHO menyatakan bahwa virus corona

menyebar di antara orang melalui kontak langsung atau tidak langsung, dengan

permukaan yang terkontaminasi atau kontak dekat dengan orang yang terinfeksi

yang menyebarkan virus. Berdasarkan hal inilah, WHO menyarankan untuk

menjaga jarak minimal 1 meter untuk mengurangi risiko penularan penyakit akibat

virus corona ini.1 Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko penularan virus

corona yaitu ruang tertutup, kontak dekat, tempat ramai, durasi dan keragaman

kontak. Probabilitas penularan virus semakin meningkat apabila seluruh faktor

saling tumpang tindih dan terjadi bersamaan.2 Lembaga Pemasyarakatan

merupakan salah satu institusi tertutup yang memiliki tingkat hunian tinggi,

sehingga dapat meningkatkan probabilitas penularan virus corona semakin

meningkat di lapas.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Hukum dan HAM mengambil

langkah-langkah guna meminimalisir dampak covid-19 terhadap narapidana dan

1 Kurniawan ,2020, “WHO rilis pedoman baru penularan virus corona”, Dikutip dari

(https://kesehatan.kontan.co.id/news/who-rilis-pedoman-baru-penularan-virus-corona-ini-

isinya?page=all pada tanggal 27 Juli 2020.) 2 Anna Suci Perwitasari ,2020, “faktor yang meningkatkan risiko penularan virus corona”,

Dikutip dari (https://kesehatan.kontan.co.id/news/ini-4-faktor-yang-meningkatkan-risiko-

penularan-virus-corona?page=all pada tanggal 20 Juli 2020.)

Page 10: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

2

tahanan yang berada di Lapas/LPKA/Rutan dengan pemberian asimilasi dan hak

integrasi bagi narapidana dan anak. Langkah tersebut dilaksanakan Kementerian

Hukum dan HAM dengan membebaskan 30.000 narapidana dewasa hingga anak

untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Dalam keputusan tersebut, pertimbangan Pemerintah dalam melakukan

pembebasan itu adalah tingginya tingkat hunian di lapas, lembaga pembinaan

khusus anak dan rumah tahanan, sehingga mereka rentan tertular virus corona. Hak

atas kesehatan dijamin dalam Pasal 12 Kovenan Internasional tentang Hak

Ekonomi, Sosial dan Budaya (ICESCR) yang menyebut bahwa “pencegahan,

perawatan dan pengendalian epidemi, endemik, penyakit akibat kerja dan penyakit

lainnya” merupakan bagian dari hak atas kesehatan.

Dengan dikeluarkannya keputusan Menkumham ini LBH JKA

berpandangan positif karena selain terkait pengurangan resiko beban Negara

ditengah wabah covid-19 ini juga menjadi sarana alternatif bagi Negara untuk

mempercepat proses Asimilasi Napi diluar Lapas. Tentunya tidak semua Napi

berhak mendapatkan kesempatan ini, karena hanya bagi mereka yang telah

menjalani minimal 2/3 masa tahanan dan berkelakuan baik serta bukan Napi kasus

Tindak Pidana Khusus.

Dalam konteks pandemi Covid-19, kewajiban negara termasuk

memastikan bahwa tindakan preventif, peralatan, layanan dan informasi tersedia

dan dapat diakses oleh semua orang. Di dalam hak atas kesehatan ini pula, alat-alat,

fasilitas dan layanan kesehatan harus tersedia dalam jumlah yang cukup; dapat

diakses oleh semua orang tanpa diskriminasi; menghormati etika medis; serta sesuai

Page 11: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

3

secara ilmiah dan medis dan berkualitas baik. Alat dan layanan kesehatan harus

dapat diakses oleh semua, terutama oleh kelompok yang paling rentan atau

terpinggirkan dalam masyarakat; dalam jangkauan fisik yang aman untuk semua

komunitas tanpa terkecuali; dan terjangkau untuk semua serta seraya tetap

memperhatikan kebutuhan khusus karena gender, usia, disabilitas. Hak tersebut

juga mencakup aksesibilitas informasi terkait kesehatan. Penyebaran corona virus

disease 19 ( covid 19) di dunia cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu,

menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang lebih besar, dan telah

berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat, sehingga

pada tanggal 11 maret 2020 World Health Organizer (WHO) menyatakan Covid 19

sebagai pandemic. Dengan kondisi over kapasitas di Lapas/LPKA/Rutan seluruh

indonesia berakibat pada tingginya resiko penyebaran Corona Virus Disease 19

(COVID 19) sehingga perlu diantisipasi dan diambil langkah-langkah guna

meminimalisir dampak terhadap narapidana dan tahanan yang berada di

Lapas/LPKA/Rutan. Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor 10 tahun 2020

tentang syarat pemberian asimilasi dan Hak Integrasi Bagi Narapidana dan Anak

Dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan Penybaran covid 19 serta

Keputusan Menteri Hukum dan Ham nomor M.HH-19.PK.01.04.04 Tahun 2020

tentang Pengeluaran dan Pembebasan Narapidana dan Anak Melalui Asimilasi dan

Integrasi Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran covid 19

merupakan langkah progresif Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam

upaya menanggulangi dan meminimalisir dampak penyebaran Corona Virus

Page 12: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

4

Disease 2019 (covid 19) di Lapas/LPKA/Rutan, selain itu juga mengurangi over

kapasitas dan menghemat anggaran negara.

Maksut dan tujuannya sebagai pedoman bagi petugas pemasyarakatan

dalam pengeluaran dan pembebasan Narapidana/Anak dalam rangka

meminimalisir dampak penyebaran covid 19 di lapas. Ruang lingkup keseragaman

pemahaman dalam melakukan langkah-langkah progresif pengeluaran dan

pembebasan Narapidana dan Anak sebagai upaya penanggulangan covid 19 pada

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Lembaga pembinaan Khusus Anak (LPKA),

Rumah Tahanan Negara (RUTAN) dan balai Pemasyarakatan (BAPAS) di seluruh

indonesia. Surat edaran yang berisi pelaksanaan pengeluaran dan pembebasan

narapidana dan anak melalui asimilasi dan integrasi rangka pencegahan dan

penanggulangan penyebaran covid 19, Kepala Kantor Wilayah mengambil langkah

langkah seperti memerintahkan kepada kepala divisi pemasyarakatan / kepala

Lembaga Pemasyarakatan / kepala lembaga pembinaan khusus anak / keapala

rumah tahanan Negara/ Kepala balai pemasyarakatan untuk melaksanakan

peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor

M.HH-19.PK.01.04.04 Tahun 2020 tentang pengeluaran dan Pembebasan

Narapidana dan Anak melalui asimilasi dan integrasi dalam rangka pencegahan dan

penanggulangan penyebaran Covid 19.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di jelaskan tersebut diatas

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “TINJAUAN

HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN KELAS II A BANYUASIN TERKAIT

Page 13: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

5

PENCEGAHAN COVID 19” (Studi kasus di Lembaga Pemasyarakatan kelas II

A Banyuasin)

B. Permasalahan

Berdasarkan pada judul penelitian tersebut, maka permasalahan yang

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah dasar hukum pembebasan Narapidana terkait pencegahan

penyebaran covid 19 ?

2. Bagaimanakah proses pembebasan Narapidana di Lembaga

Pemasyarakatan kelas II A terkait pencegahan penyebaran covid 19 ?

C. Ruang Lingkup dan Tujuan

Dalam penelitian ini penulis melakukan pembatasan dalam pembahasan

masalah dengan menitikberatkan pada masalah Tinjauan hukum terhadap

pembebasan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Banyuasin terkait

pencegahan covid 19 serta tidak menutup kemungkinan untuk juga membahas hal-

hal lain yang berhubungan dengan permasalahan. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui dasar hukum pembebasan Narapidana terkait

pencegahan penyebaran covid 19.

2. Untuk mengetahui proses pembebasan Narapidana di Lembaga

Pemasyarakatan kelas II A terkait pencegahan penyebaran covid 19.

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan ilmu

pengetahuan bagi penulis dan sekaligus merupakan sumbangan pemikiran

Page 14: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

6

khususnya bagi Hukum Perdata yang dipersembahkan sebagai pengabdian pada

Almamater.

D. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau definisi operasional adalah kerangka yang

menggambarkan hubungan antara definisi-definisi atau konsep-konsep khusus

yang akan diteliti. Definisi-definisi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di

lembaga permasyarakatan. Sedangkan pengertian terpidana itu sendiri

adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

2. Lembaga Pemasyarakata adalah adalah tempat untuk melakukan pembinaan

terhadap Narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Sebelum

di kenal istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut disebut dengan istilah

penjara.

3. Covid adalah virus yang menyerang sistem pernapasan manusia

4. Pembebasan hukum adalah pembebasan tahanan karena putusan pidananya

telah bersesuaian dengan masa tahanan yang dijalani terpidana.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian mempunyai beberapa pengertian, yaitu (a) logika dari

penelitian ilmiah, (b) studi terhadap prosedur dan teknik penelitian, dan (c) suatu

sistem dari prosedur dan teknik penelitian. Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan

Page 15: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

7

bahwa metode penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Oleh karena itu, penelitian bertujuan

untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten.3

Metode penelitian penulisan skripsi ini terdiri dari :

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian hukum empiris (sosiologis), yang

bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala

yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian

dilakukan tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi.4

2. Jenis Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder.

a. Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat

dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu

obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda).

b. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui

media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan,

3 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014) hlm 17.

4 Fenti Hikmawati, Metodologi Penelitian, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017) hlm 88.

Page 16: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

8

bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang

tidak dipublikasikan secara umum.5

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data, dilakukan dengan cara:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Reseacrh)

Penelitian kepustakaan, yaitu segala usaha yang dilakukan oleh

peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau

masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh

dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah,

tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku

tahunan, ensiklopedia dan sumber-sumber tertulis baik tercetak

maupun elektronik lain.6

b. Penelitian Lapangan (Field Research).

Penelitian lapangan, yaitu pengumpulan data primer dengaan

melakukan observasi dan wawancara dengan pihak terkait yaitu

petugas Lembaga Pemasyarakatan dan polisi. Wawancara dapat

dilakukan secara open-ended (peneliti bertanya kepada responden

kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa dan opini mereka mengenai

peristiwa yang ada), terfokus (responden diwawancarai dalam waktu

5 Kanal Info, 2016, ”Pengertian Data Primer dan Data Sekunder”,

(https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-data-primer-dan-data-sekunder diakses 20 Oktober

2019) 6 Samhis Setiawan, 2019, ”Studi Kepustakaan” Pengertian & ( Tujuan – Peranan – Sumber

– Strategi”, (https://www.gurupendidikan.co.id/studi-kepustakaan-pengertian-tujuan-peranan-

sumber-strategi/ diakses tanggal 20 Oktober 2019)

Page 17: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

9

yang pendek), dan terstruktur (menggunakan pertanyaan yang

terstruktur).7

4. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara mengolah dan menganalisis

data yang telah dikumpulkan secara tekstual, lalu dikonstruksikan secara

kualitatif, untuk selanjutnya ditarik suatu kesimpulan.

F. Sistematika Penulisan

Rencana penulisan skripsi ini akan disusun secara keseluruhan dalam 4

(empat) Bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Menguraikan latar belakang, permasalahan, ruang lingkup dan

tujuan, kerangka konseptual, metode penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Berisi paparan tentang tinjauan umum tentang pembebasan

Narapidana, tinjauan umum tentang Lembaga Pemasyarakatan,

dan tinjauan tentang covid 19.

BAB III : Pembahasan

Berisikan tentang dasar hukum pembebasan Narapidana terkait

pencegahan penyebaran covid 19. Dan proses pembebasan

7 Widodo, Metodologi Penelitian Populer dan Praktis, (Depok: PT Rajagrafindo Persada,

2017) hlm 74.

Page 18: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

10

Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas II A terkait

pencegahan penyebaran covid 19.

BAB IV : Penutup

Bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

L A M P I R A N

Page 19: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU:

Ali Zaidan. 2015. Menuju Pembaharuan Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Grafika.

Erlina Purnama Sari. 2009. Proses Penempatan Narapidana di Lembaga

Pemasyarakatan Terbuka. Depok.

Dwija Priyatno. 2006. Pidana Penjara di Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Fenti Hikmawati. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Poernomo Bambang. 1985. Asas-asas hukum pidana, Jakarta: Ghilmia Indonesia.

Widodo. 2017. Metodologi Penelitian Populer dan Praktis. Depok: PT

Rajagrafindo Persada.

Zainuddin Ali. 2014. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

B. Peraturan Perundang-undangan:

Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3641).

Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-19.PK.01.04.04 Tahun

2020 tentang pengeluaran dan pembebasan narapidana dan anak melalui

asimilasi dan integrasi dalam rangka pencegahan dan penanggulangan

penyebaran Covid-19.

Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 10 Tahun 2020 tentang syarat

pemberian asimilasi dan hak integrasi bagi narapidana dan anak dalam

rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19.

Surat Edaran Nomor PAS-497.PK.01.04.04 Tahun 2020 tentang pengeluaran dan

pembebasan narapidana dan anak melalui asimilasi dan integrasi dalam

rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19.

Page 20: TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBEBASAN NARAPIDANA …

Sumber Lainnya :

(2020). “WHO rilis pedoman baru penularan virus corona, ini isinya”. Dikutip

dari https://kesehatan.kontan.co.id/news/who-rilis-pedoman-baru-

penularan-virus-corona-ini-isinya?page=all pada tanggal 27 Juli 2020.

Anna Suci Perwitasari (2020). “Ini 4 faktor yang meningkatkan risiko

penularan virus corona”. Dikutip dari

https://kesehatan.kontan.co.id/news/ini-4-faktor-yang-meningkatkan-

risiko-penularan-virus-corona?page=all pada tanggal 20 Juli 2020.

Kanal Info. (2016). “Pengertian Data Primer dan Data Sekunder”. Dikutip dari

https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-data-primer-dan-data-sekunder

diakses 20 Oktober 2019.

Samhis Setiawan. (2019). “Studi Kepustakaan: Pengertian & Tujuan –

Peranan – Sumber – Strateg”. Dikutip dari:

https://www.gurupendidikan.co.id/studi-kepustakaan-pengertian-tujuan-

peranan-sumber-strategi/ diakses tanggal 20 Oktober 2019.

Kurniawan (2020). “WHO rilis pedoman baru penularan virus corona”, ini

isinya. Dikutip dari https://kesehatan.kontan.co.id/news/who-rilis-

pedoman-baru-penularan-virus-corona-ini-isinya?page=all pada tanggal 27

Juli 2020.

Kementerian Hukum dan HAM RI (2020). “Surat Edaran Nomor PAS-

497.PK.01.04.04 Tahun 2020 tentang Pengeluaran dan Pembebasan

Narapidana dan Anak Melalui Asimilasi dan Integrasi dalam Rangka

Pendegahan dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19”.

M. Ega Abdurahman, SATGAS P2U REGU II, Wawancara tanggal 20 Juli 2020

Santi Larasati, Personil Pengamanan 1. RUPAM II, Wawancara tanggal, 22 Juli

2020

Hardi Dwi Syaputra, Kasubsi Keamanan Lapas Kelas IIA Banyuasin,

Wawancara pada tanggal 23 Juli 2020

Muhammad Luthfi, selaku Petugas Laporan, Wawancara pada tanggal 20 Juli

2020

Febryanto, Kasie Bimbingan Napi/Anak Didik Lapas Kelas IIA Banyuasin

wawancara pada tanggal 22 Juli 2020