tinjauan hukum islam terhadap jual beli dengan...
TRANSCRIPT
i
TINJAUAN HUKUM ISLAM
TERHADAP JUAL BELI DENGAN CARA CIMITAN
(Studi Kasus di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri Purwokerto
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
ROKHMATIN NURJANAH
NIM. 1323202063
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI‟AH
FAKULTAS SYARI‟AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2017
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rokhmatin Nurjanah
Nim : 1323202063
Jenjang : S1
Fakultas : Syari‟ah
Jurusan : Muamalah
Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah
Menyatakan bahwa naskah skripsi yang berjudul ”Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Jual Beli Dengan Cara Cimitan (Studi Kasus di Pasar Tradisional
Cilongok Kabupaten Banyumas)” ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini,
diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya
peroleh.
Purwokerto, 24 Agustus 2017
Saya yang menyatakan
Rokhmatin Nurjanah
NIM. 1323202063
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari‟ah
IAIN Purwokerto
Di Purwokerto
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan, dan koreksi terhadap penulisan
skripsi dari Rokhmatin Nurjanah, NIM: 1323202063 yang berjusul:
TINJAUAN HUKUM ISLAM
TERHADAP JUAL BELI DENGAN CARA CIMITAN
(Studi Kasus Di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas)
Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada dekan
fakultas syari‟ah IAIN purwokerto untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar
sarjana hukum (S.H).
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb
Purwokerto, 24 Agustus 2017
Pembimbing,
Dr. H. Achmad Siddiq, MHI., MH.
NIP. 19750720 200501 1 003
vi
PERSEMBAHAN
Dengan segala rasa syukur dan bahagia yang begitu mendalam kupersembahkan
karya ini kepada orang-orang yang telah memberikan arti dalam perjalanan hidupku:
Untuk alm. Bapak Sunarso dan ibu tercinta Soimah, terimakasih untuk setiap tetes
keringat yang bapak dan ibu korbankan untukku, terimakasih atas setiap do‟a yang
selalu dipanjatkan untuk kelancaran dan kesuksesanku, terimakasih selalu
memberiku semangat dan motivasi, terimakasih perjuangan kalian tanpa henti untuk
memberikan segala kasih sayang kalian. Terimakasih banyak kalian orang tua yang
terbaik dalam hidupku. Semoga alm Bapak selalu tenang di sisi-Nya.
vii
TINJAUAN HUKUM ISLAM
TERHADAP JUAL BELI DENGAN CARA CIMITAN
(Studi Kasus di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas)
Rokhmatin Nurjanah
NIM: 1323202063
Program Studi Hukum Ekonomi Syari‟ah
Jurusan Muamalah Fakultas Syari‟ah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
ABSTRAK
Jual beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten
Banyumas adalah suatu bentuk jual beli di mana seseorang membeli suatu barang
yaitu dengan cara si penjual mengambil langsung barang dagangannya dengan
menggunakan tangan tanpa ditakar atau ditimbang terlebih dahulu, sehingga pembeli
tidak mengetahui takarannya apakah sudah sesuai dengan harga yang diminta atau
belum. Hal tersebut dapat membuat salah satu pihak mengalami kerugian baik dari
pembeli maupun penjual, karena cara tersebut hanya menggunakan perkiraan dimana
suatu saat penjual bisa saja memberikan barang tersebut lebih banyak dari harga
yang diminta, maka akan menimbulkan kerugian bagi penjual itu sendiri, dan
sebaliknya jika penjual mengambil dalam jumlah lebih sedikit dari harga yang
diminta, maka hal tersebut dapat merugikan pihak pembeli.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu
mencari data dengan melakukan penelitian langsung di lapangan yaitu di Pasar
Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung
dari para pelaku jual beli dengan cara cimitan dan sumber data sekunder yaitu
sumber data yang diperoleh dari catatan-catatan dan buku-buku yang terkait pada
permasalahan yang penulis kaji. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian yang didapat dalam penelitian ini adalah praktik jual beli
dengan cara cimitan di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas telah
memenuhi rukun dan syarat jual beli. Cara cimitan tersebut merupakan salah satu
jual beli yang didasari prinsip saling percaya dan kerelaan dari kedua belah pihak,
yang merupakan unsur yang dibenarkan dalam Islam berdasarkan dalil-dalil al-
Qur‟an dan Hadits. Namun sebagian fuqaha berpendapat bahwa semua komoditi
yang tidak ditentukan oleh syara‟, maka harus diukur dengan timbangan. Adapun
pendapat para ulama jual beli yang tidak ditimbang berdasarkan adat setempat yang
didasari kerelaan, maka jual beli tersebut dapat dikategorikan sah hukumnya.
Kata Kunci : Hukum Islam, Jual Beli, Cara Cimitan.
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman
pada Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan R.I. Nomor: 158/ 1987 dan Nomor: 0543b/U/ 1987.
Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
ba‟ b be ب
ta‟ t te ت
s\a s\ es (dengan titik di atas) ث
jim j je ج
h} h} ha (dengan titik di bawah) ح
kha‟ kh ka dan ha خ
dal d de د
z\al z\ ze (dengan titik di atas) ذ
ra‟ r er ر
zai z zet ز
sin s es س
syin sy es dan ye ش
s}ad s} es (dengan titik di bawah) ص
d}ad d} de (dengan titik di bawah) ض
t}a' t} te (dengan titik di bawah) ط
z}a‟ z} zet (dengan titik di bawah) ظ
ix
ain „ koma terbalik di atas„ ع
gain g ge غ
fa‟ f ef ف
qaf q qi ق
kaf k ka ك
lam l „el ل
mim m „em م
nun n „en ن
waw w w و
ha‟ h ha ه
hamzah „ apostrof ء
ya' y' ye ي
Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
Ditulis muta‟addidah متعددة
Ditulis „iddah عدة
Ta’ Marbu>t}ah di akhir kata Bila dimatikan tulis h
Ditulis h}ikmah حكمة
Ditulis jizyah جزية
(Ketentuan ini tidak diperlakukan pada kata-kata arab yang sudah terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal
aslinya)
x
a. Bila diikuti dengan kata sandang ”al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis dengan h.
Ditulis Kara>mah al-auliya كرامةاألولياء >’
b. Bila ta’ marbu>t}ah hidup atau dengan h{arakat, fath}ah atau kasrah atau d}ammah
ditulis dengan t
Ditulis Zaka>t al-fit}r زكاةالفطر
Vokal Pendek
fath}ah ditulis A
kasrah ditulis I
d}ammah ditulis U
Vokal Panjang
1. Fath}ah + alif ditulis a>
ditulis ja>hiliyyah جاهلية
2. Fath}ah + ya’ mati ditulis a>
<ditulis tansa تنسى
3. Kasrah + ya’ mati ditulis i>
ditulis kari>m كرمي
4. D}ammah + wa>wu mati ditulis u>
{ditulis furu>d فروض
xi
Vokal Rangkap
1. Fath}ah + ya’ mati ditulis Ai
ditulis Bainakum بينكم
2. Fath}ah + wawu mati ditulis Au
ditulis qaul قول
Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
ditulis a’antum أأنتم
ditulis u’iddat أعدت
نشكرتمأل ditulis la’in syakartum
Kata Sandang Alif + Lam
a. Bila diikuti huruf Qamariyyah
ditulis al-Qur’a>n القرآن
ditulis al-Qiya>s القياس
b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah
yang mengikutinya, serta menghilangkan l (el) nya.
’<ditulis as-Sama السماء
ditulis asy-Syams الشمس
Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya
{Ditulis Z|awi> al-furu>d ذوى الفروض
Ditulis ahl as-Sunnah أهل السنة
xii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat melakukan tugas
kita sebagai makhluk yang diciptakan Allah untuk selalu berfikir dan bersyukur atas
segala hidup dan kehidupan yang diciptakan-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada para sahabatnya, tabi‟in dan
seluruh umatr islam yang senantiasa mengikuti semua ajarannya. Semoga kelak kita
mendapatkan syafa‟atnya di hari akhir nanti.
Dengan penuh rasa syukur, berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, saya dapat menulis dan
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli
Dengan Cara Cimitan (Studi Kasus Di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten
Banyumas).
Dengan selesainya skripsi ini, tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak dan
saya hanya dapat mengucapkan terima kasih atas berbagai pengorbanan, motivasi
dan pengarahnya kepada:
1. Dr. H. Syufa‟at, M.Ag., Dekan Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Purwokerto.
2. Dr. Supani, M.A. Ketua Jurusan Muamalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Purwokerto.
xiii
3. Dr. Hj. Nita Triana SH. M.Si. Selaku penasehat Akademik Hukum Ekonomi
Syari‟ah Angkatan 2013.
4. Dr. H. Achmad Siddiq, M.H.I., M.H selaku dosen pembimbing dalam
menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas pengorbanan waktu, tenaga dan
pikiran, memberikan arahan, motivasi dan koreksi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
5. Segenap Dosen dan Staff Administrasi IAIN Purwokerto.
6. Segenap staff Perpustakaan IAIN Purwokerto.
7. Kedua orangtuaku alm. Bapak sunarso dan ibu Soimah terimakasih atas limpahan
kasih sayang, motivasi, pengorbanan, serta do‟a yang tak terhingga dan selalu
memberikan yang terbaik.
8. Kakaku tercinta Uswatun Khasanah dan adik-adiku Mizanul Khoeri dan Firdaus
Saputra, dan keponakanku Rifai Aji Pratama terimakasih untuk motivasi dan
semangatnya yang diberikan.
9. Sahabat-sahabatku tersayang, Mak Iqoh, Dhilun, Tante Desi dan Ucing
terimakasih atas segala bantuan, canda tawa serta motivasinya semoga
pertemanan ini akan selalu terjalin sampai kapanpun.
10. Semua teman-teman kelas HES B angkatan 2013 yang tidak bisa saya sebutkan
satu per satu, terimakasih sudah menjadi teman kuliah selama 4 tahun ini,
semoga tali silahturahmi kita tidak akan pernah terputus.
11. Untuk mbaku Yunita Hikari dan Kiky terimakasih atas motivasi dan inspirasinya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
xiv
12. Teman KKN, pak Muslih, Bang mudrik, teman tidurku Sofa, Uyut (Elfi), Elly,
Mamake (Mar‟ah), Tipeh, Fatiah dan Desi, terimakasih atas semangat dan
motivasinya.
13. Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Saya menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun selalu, saya harapkan dari
pembaca guna kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat
bagi penulis dan pembaca. Amin.
Purwokerto, 13 Juli 2017
Penulis,
Rokhmatin Nurjanah
NIM 1323202063
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................... iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Definisi Operasional ............................................................... 7
C. Rumusan Masalah .................................................................. 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 9
E. Telaah Pustaka ........................................................................ 10
F. Sistematika Pembahasan ........................................................ 13
BAB II TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI
A. Jual Beli .................................................................................. 15
xvi
1. Definisi Jual Beli .............................................................. 15
2. Dasar Hukum Jual Beli .................................................... 17
3. Rukun dan Syarat Jual Beli .............................................. 21
4. Macam-Macam Jual Beli ................................................. 28
5. Jual Beli Yang Dilarang ................................................... 31
6. Prinsip-Prinsip Jual Beli ................................................... 40
B. „Urf ......................................................................................... 41
1. Definisi „Urf ...................................................................... 41
2. Dasar Hukum „Urf ............................................................ 43
3. Macam-Macam „Urf ......................................................... 45
4. Syarat-Syarat „Urf ............................................................ 47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 49
B. Sumber Data ........................................................................... 49
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 51
D. Teknik Analisis Data .............................................................. 55
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 59
B. Praktik Jual Beli Dengan Cara Cimitan ................................. 62
C. Analisis Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Dengan
Cara Cimitan ........................................................................... 69
xvii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 81
B. Saran-saran ............................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Fisik Bangunan .................................................................... 60
Tabel 2 Daftar Pegawai/Karyawan Pasar Tradisional Cilongok ............... 61
xix
DAFTAR SINGKATAN
SWT : Subh}a>nahu>wata’a>la>
SAW : Sallala>hu ‘alaihiwasallama
Q.S : Qur‟an Surat
Hlm : Halaman
S.Sy : Sarjana Syari‟ah
No : Nomor
KHES : Kompilasi Hukum Ekonomi Syari‟ah
Terj : Terjemahan
IAIN : Institut Agama Islam Negeri Purwokerto
KKN : Kuliah Kerja Nyata
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang sempurna (komprehensif) yang mengatur aspek
kehidupan manusia, baik akidah, ibadah, akhlak, maupun muamalah.1 Ibadah
diperlukan untuk menjaga ketaatan dan keharmonisan hubungan manusia dengan
Khaliq-Nya. Ibadah juga merupakan sarana untuk mengingatkan secara kontinu
tugas manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini. Adapun muamalah
diturunkan untuk sebagai rules of the game atau aturan main manusia dalam
kehidupan sosial.
Manusia adalah khalifah di bumi. Islam memandang bumi dengan segala
isinya merupakan amanah Allah kepada sang khalifah agar dipergunakan dengan
sebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama. Untuk mencapai tujuan suci ini,
Allah memberikan petunjuk melalui para Rasul-Nya. Petunjuk tersebut meliputi
segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik akidah, akhlak, maupun syari‟ah.2
Manusia harus mengetahui bahwa Allah menciptakan manusia sebagai
makhluk sosial dan ekonomi yang berbudaya. Ia membutuhkan orang lain, dan
saling tukar menukar manfaat di semua aspek kehidupan, baik bisnis atau jual
beli, sewa menyewa, bekerja dalam bidang pertanian, industri, jasa maupun
bidang lainnya. Semua itu membuat manusia berinteraksi, bersatu, berorganisasi,
1 Mardani, Fiqh Ekonomi Syari‟ah (Fiqh Muamalah) (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012), hlm. 5. 2 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah (dari Teori ke Praktik) (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), hlm. 3.
1
2
dan saling bantu membantu dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dalam
kehidupan sehari-hari.3
Al-Qur‟an adalah sumber fiqh muamalah yang pertama dan utama dalam
fiqh muamalah (ekonomi Islam), di dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang
berkaitan dengan ekonomi dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang
diharamkannya riba, dan diperbolehkannya jual beli. Hadits adalah sumber kedua
dalam fiqh muamalah. Di dalamnya dapat kita temui khazanah aturan
perekonomian Islam. Di antaranya seperti hadits yang isinya memerintahkan
untuk menjaga dan melindungi harta, baik milik pribadi maupun umum serta
tidak boleh mengambil yang bukan miliknya.4
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan jual beli. Jual
beli adalah saling menukar harta dengan harta melalui cara tertentu atau tukar
menukar sesuatu yang diinginkan dengan sepadan melalui cara tertentu yang
bermanfaat. Bentuk perikatan jual beli merupakan sarana tolong menolong antara
sesama manusia adalah memiliki landasan yang kuat dalam syari‟at Islam. Transaksi
jual beli merupakan aktifitas yang dibolehkan dalam Islam baik disebutkan dalam al-
Qur‟an, al-Hadits, maupun ijma ulama. Adapun dasar hukum jual beli yaitu
sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S al-Baqarah ayat 275.5
...
“Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”6
3 Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah (Klasik dan Kontemporer) (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012), hlm. 29-30. 4 Ibid, hlm. 52.
5 Ahmad Mujahidin, Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di Indonesia (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 159. 6 Tim Penerjemah Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya (PT
Syaamil Cipta Media), hlm. 47.
3
Dalam jual beli terdapat syarat dan rukun, yaitu sebagai berikut :
1. Pernyataan (s}i>gat) serah terima (i>ja>b dan qabu>l) yang jelas tidak mebutuhkan
penafsiran lagi.
2. Membuat perjanjian antara penjual dan pembeli (‘a>qid) dengan syarat
keduanya harus balig dan berakal sehingga mengerti benar hakikat jual beli.
3. Barang yang dijualbelikan (ma’qu>d ‘alaih), barangnya harus jelas dan tidak
semu. Barang itu harus bermanfaat, karena diharamkan jual beli khamr,
daging babi, dan lain-lain yang masuk dalam hukum haram. 7
Jual beli bisa diklasifikasikan menjadi jual beli yang benar (s}ah}i>h}), jual
beli yang (ba>t}il), dan jual beli yang rusak (fa>sid). Secara umum, jual beli s}ah}i>h}
dimaknai dengan jual beli yang telah memenuhi syarat dan rukun akad. Adapun
jual beli yang tidak benar (gayru s}ah}i>h}) adalah yang tidak terpenuhi syarat dan
rukunnya.8
Kebanyakan problem sosial dan ekonomi yang mengakibatkan
perselisihan disebabkan oleh tidak dijalankannya undang-undang syari‟ah yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam jual beli. Padahal, ketentuan hukum
tersebut berfungsi sebagai pengemban bagi kebaikan mualamah.
Dalam dunia perdagangan untuk menentukan berapa berat suatu barang
atau berapa banyak suatu barang yang dibeli oleh konsumen digunakan alat
bantu. Alat bantu tersebut di dalam bisnis disebut dengan alat ukur. Salah satu
alat ukur yang digunakan dalam jual beli yaitu timbangan atau takaran.
Timbangan atau takaran adalah jenis alat pengukuran barang yang paling umum
7 Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah (Klasik dan Kontemporer), hlm. 83.
8 Rahmat Syafei, Fiqh Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hlm. 91-92.
4
dalam perdagangan dan jual beli. Bukti kejujuran dan keadilan dalam jual beli
yaitu adanya nilai timbangan dan ukuran yang tepat dan standar benar-benar
harus diutamakan. Dengan demikian dalam jual beli harus menerapkan keadilan
salah satunya dengan menyempurnakan takaran dan timbangan, tidak
mengurangi takaran ataupun timbangan. Terdapat perintah tegas dalam al-Qur‟an
maupun hadits mengenai sepenuhnya dan keadilan dalam menakar, diantaranya
terdapat dalam al-Qur‟an surat ar-Rahma>n ayat 9 yang berbunyi :
Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi
neraca itu.9
Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi jual beli barang atau jasa.10
Salah satu sarana atau tempat
yang dijadikan masyarakat untuk melakukan transaksi jual beli yaitu pasar
Cilongok. Di pasar Cilongok terdapat beraneka ragam barang yang
diperdagangkan baik yang bersifat primer maupun yang sekunder di antaranya
adalah barang-barang harian seperti beras, sayur-sayuran, daging, ikan, serta
pakaian, perhiasan dan lain sebagainya.
Berbagai macam transaksi jual beli yang dilakukan oleh para pedagang di
pasar Cilongok salah satunya yaitu dengan cara cimitan. Cimitan itu sendiri
adalah suatu bentuk jual beli di mana seseorang membeli suatu barang yaitu
dengan cara si penjual mengambil langsung barang dagangannya dengan
9 Tim Penerjemah Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya,
hlm 531. 10http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-pasar-dan-jenis-jenis-pasar.html.
Diakses pada hari Selasa, tanggal 08 November 2016, pukul 19:18 WIB.
5
menggunakan tangan tanpa ditakar atau ditimbang terlebih dahulu, sehingga
pembeli tidak mengetahui takarannya apakah sudah sesuai dengan harga yang
diminta atau belum. Hal tersebut dapat membuat salah satu pihak mengalami
kerugian baik dari pembeli maupun penjual, karena cara tersebut hanya
menggunakan perkiraan dimana suatu saat penjual bisa saja memberikan barang
tersebut lebih banyak dari harga yang diminta, maka akan menimbulkan kerugian
bagi penjual itu sendiri, dan sebaliknya jika penjual mengambil dalam jumlah
lebih sedikit dari harga yang diminta, maka hal tersebut dapat merugikan pihak
pembeli. Jual beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten
Banyumas dilakukan oleh sebagian besar pedagang sayur mayur, dan jual beli
dengan cara cimitan sudah menjadi kebiasaan masyarakat sekitar sehingga sudah
berlangsung selama bertahun-tahun. Jual beli dengan cara cimitan ini biasanya
diterapkan pada bumbu-bumbu dapur seperti cabai, bawang merah dan bawang
putih. Misalnya, seseorang membeli cabai dengan harga Rp. 3000, maka sesuai
takaranya pembeli mendapatkan cabai 1 ons karena harga cabai Rp.30.000/kg.
Namun dalam praktiknya penjual tidak menimbang atau menakarnya terlebih
dahulu tetapi mengambilnya hanya menggunakan perkiraan atau cimitan.
Berdasarkan observasi awal penulis mendapakan informasi dari pedagang
bahwa biasanya ketika pasar dalam keadaan ramai maka para pedagang melayani
konsumen dengan menggunakan cara cimitan untuk menyingkat waktu, karena
jika satu persatu ditimbang maka akan memakan waktu yang lebih lama. Sebagai
contoh misalnya seseorang membeli cabai seharga Rp.3000, dalam keadaan
ramai maka pedagang akan memberikan cabai dengan cara dicimit. Tetapi ada
6
juga pedagang yang menggunakan cara cimitan baik dalam keadaan ramai
maupun sepi.11
Jual beli dengan cara cimitan merupakan jual beli yang
menjadikan akad jual beli tersebut menjadi tidak lazim.
Hendi Suhendi dalam bukunya yang berjudul Fiqh Muamalah
menjelaskan bahwa syarat-syarat benda yang menjadi akad salah satunya yaitu
dapat diketahui (dilihat), barang yang diperjualbelikan harus dapat diketahui
banyaknya, beratnya, takarannya, atau ukuran-ukuran yang lainnya, maka
tidaklah sah jual beli yang menimbulkan keraguan salah satu pihak.12
Menurut Qamarul Huda dalam bukunya yang berjudul Fiqh Muamalah
menjelaskan bahwa teknis penyerahan benda bergerak yaitu dengan
menyempurnakan takaran atau ukurannya baik dengan takaran, timbangan, dan
sebagainya untuk menentukan ukuran sasuatu.13
Syarat-syarat barang yang menjadi objek jual beli menurut Madzab
Sya>fi>’I salah satunya yaitu hendaknya barang diketahui jenis, jumlah dan sifatnya
oleh kedua belah pihak. Atas dasar ini, menjual salah satu dari dua kain atau
semacamnya dianggap batal, karena adanya ketidakjelasan mengenai barang
yang dijual. 14
Hal ini juga dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
(KHES) pasal 77 bahwa jual beli dapat dilakukan terhadap:
a. Barang yang terukur menurut porsi, jumlah, berat, atau panjang, baik berupa
satuan atau keseluruhan.
11
Wawancara dengan Siti Solihah (pedagang pasar Cilongok), tanggal 23 Oktober 2016. 12
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 73. 13
Qamarul Huda, Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 66. 14
Wahbah az-Zuh}aili>, al-Fiqh al-Isla>mi> wa Adillatuh, terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk.,
(Jakarta: Gema Insani, 2011), hlm. 66.
7
b. Barang yang ditakar atau ditimbang sesuai jumlah yang telah ditentukan,
sekalipun kapasitas dari takaran dan timbangan tidak diketahui.
c. Satuan komponen dari barang yang sudah dipisahkan dari komponen lain
yang telah terjual.15
Hal ini juga sesuai dengan pasal 62 Kompilasi Hukum Ekonomi Syari‟ah
(KHES) dijelaskan bahwa penjual dan pembeli wajib menyepakati nilai objek
jual beli yang diwujudkan dalam harga. Dan pada pasal 63 Kompilasi Hukum
Ekonomi Syaria‟ah (KHES) yang berbunyi bahwa penjual wajib menyerahkan
objek jual beli dengan harga yang disepakati dan pembeli wajib menyerahkan
uang atau benda yang setara nilainya dengan objek jual beli.16
Berdasarkan persoalan di atas bahwa jual beli dengan cara cimitan yang
terjadi di pasar Cilongok tidak sesuai dengan ketentuan syara, karena ada salah
satu syarat objek jual beli tidak terpenuhi yaitu tidak di ketahui takaran atau
timbanganya, maka penulis tertarik meneliti dalam bentuk karya ilmiah dengan
judul: “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Dengan Cara Cimitan
Studi Kasus di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas”.
B. Definisi Operasional
Untuk memperjelas dan memudahkan serta menjaga agar tidak terjadi
kesalahpahaman dan keluasan arti dalam memahami judul penelitian “Tinjauan
15
Anggota IKAPI, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (Bandung: FOKUSMEDIA, 2010),
hlm. 30. 16
Ahmad Mujahidin, Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syari‟ah di Indonesia, hlm.
161.
8
Hukum Islam Terhadap Jual Beli Dengan Cara Cimitan”, maka perlu adanya
definisi operasional sesuai dengan kalimat judul tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Tinjauan
Tinjauan adalah suatu kegiatan meninjau (menyelidiki), pendapat,
pandangan.17
2. Hukum Islam
Hukum Islam adalah peraturan-peraturan, ketentuan-ketentuan yang
berkenaan dengan kehidupan yang berdasarkan pada kitab al-Qur‟an.18
3. Jual beli
Jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang
yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak, yang satu
menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian
atau ketentuan yang telah dibenarkan syara‟ dan disepakati.19
4. Cara cimitan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cara merupakan aturan
melakukan sesuatu, adat kebiasaan, perbuatan atau kelakuan yang sudah menjadi
kebiasaan.20
Cimitan merupakan bahasa daerah yang mempunyai arti yaitu
perkiraan dalam mengambil suatu barang dagangan. Jadi cara cimitan yang
dimaksud adalah perbuatan dengan perkiraan dalam mengambil suatu barang
17
Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2006), hlm. 673. 18
Sudarsono, Kamus Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 169. 19
Hendi Suhendi, Fiqh Muamamalah, hlm. 68. 20
Risa Agustin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Serbajaya, Tanpa Tahun),
hlm. 134.
9
dagangan dengan menggunakan tangan tanpa ditakar atau ditimbang terlebih
dahulu. Cimitan merupakan cara mengambil barang dagangan dalam jumlah
yang sedikit dengan menggunakan perkiraan tanpa ditakar atau ditimbang
terlebih dahulu.21
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana praktik jual beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional
Cilongok Kabupaten Banyumas ?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik jual beli dengan cara
cimitan di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana praktik jual beli dengan cara cimitan di
Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas.
b. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik jual
beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten
Banyumas.
2. Manfaat Penelitian
21
Wawancara Dengan Ibu Sodah Salah Satu Penjual di Pasar Tradisional Cilongok
Kabupaten Banyumas Pada Tanggal 23 Agustus 2017.
10
a. Memberikan informasi serta wawasan terhadap penulis dan pembaca
mengenai praktik jual beli dengan cara cimitan ditinjau dari hukum Islam.
b. Sebagai sumbangan khasanah ilmu pengetahuan, terlebih hukum Islam
dalam bidang muamalah.
c. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan bagi peneliti
berikutnya dalam masalah jual beli.
E. Telaah Pustaka
Dalam pembahasan skripsi ini penulis akan menguraikan serangkaian
telaah pustaka yang mendukung dan berhubungan dengan permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan jual beli dengan cara cimitan.
Ahmad Mujahidin dalam bukunya yang berjudul Prosedur Penyelesaian
Sengketa Ekonomi Syariah Di Indonesia menyebutkan bahwa jual beli menurut
ulama Hanafi>yah adalah saling menukarkan harta dengan harta melalui cara
tertentu atau tukar menukar sesuatu yang diinginkan dengan yang sepadan
melalui cara tertentu yang bermanfaat.22
Sulaiman Rasyid dalam bukunya yang berjudul Fiqh Islam menyebutkan
bahwa syarat jual beli, diantaranya barang itu diketahui oleh si penjual dan
pembeli dengan terang baik itu zatnya, kadar (ukuran) dan sifat-sifatnya,
sehingga tidak akan terjadi antara keduanya kericuhan.23
22
Ahmad Mujahidin, Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Di Indonesia,
hlm. 159. 23
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Al-Gesindo, 2005), hlm. 278.
11
Abdul Rahman Ghazali dalam bukunya yang berjudul Fikih Muamalat
menyebutkan sesuatu yang bersifat spekulasi atau samar-samar haram untuk
diperjualbelikan karena dapat merugikan salah satu pihak baik penjual maupun
pembeli. Yang dimaksud dengan samar-samar adalah tidak jelas baik barangnya,
harganya, kadarnya, masa pembayarannya, maupun ketidakjelasan yang lain.24
Sejauh ini pembahasan tentang masalah sistem jual beli ditinjau dari
hukum Islam telah banyak dilakukan, akan tetapi karya tulis tentang tinjauan
hukum Islam terhadap jual beli dengan cara cimitan di pasar tradisional Cilongok
Kabupaten Banyumas belum ditemukan. Beberapa karya ilmiah yang berkaitan
dengan masalah jual beli antara lain.
Eti Lailatuzahro dalam skripsinya yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Jual Beli Tebasan Pasir Besi (Studi Kasus di Desa Welahan Wetan
Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap)”, dalam skripsi tersebut dibahas tentang
tebasan pasir yang mana pada praktiknya, pembeli atau penebas melakukan
taksiran terlebih dahulu terhadap ukuran tanah yang terdapat kandungan pasir
besinya, dan jual beli terjadi apabila penebas sudah mengetahui ukuran tanah
yang terdapat kandungan pasir besinya, akan tetapi ukuran kedalam dan batas
waktu penggalian tidak ditentukan dalam perjanjian.25
Sedangkan dalam skripsi
ini penulis akan memaparkan mengenai praktik jual beli dengan cara cimitan
yang mana pada jual beli ini taksiran atau perkiraan dilakukan ketika pembeli
24
Abdul Rahman Ghazali, dkk., Fikih Muamalat (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2012), hlm. 82. 25
Eti Lailatuzahro, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Tebasan Pasir Besi (Studi
Kasus di Desa Welahan Wetan Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap)”, Skripsi (Purwokerto: IAIN
Purwokerto, 2015 ).
12
akan membeli barang dagangan, akan tetapi taksiran penjual terhadap barang
dagangan tersebut tidak sesuai dengan harga beli.
Didik Dwi Santosa dalam skripsinya yang berjudul “Jual Beli Ikan Sistem
Bokor Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Karangtalun Desa Pasir Lor
Kecamatan Karang Lewas Kabupaten Banyumas)” dalam skripsi tersebut dibahas
tentang jual beli ikan dalam bokor yang mana bokor sebagai takaran pada saat
menjual ikan. Jual beli ikan di dalam bokor tersebut terdapat unsur garar yaitu
ketidakjelasan dalam objek jual beli, karena ikan yang di dalam bokor tidak bisa
dilihat jumlahnya.26
Sedangkan dalam skripsi ini penulis akan memaparkan
mengenai praktik jual beli dengan cara cimitan di mana objek yang dijadikan
dalam jual beli tersebut sudah terlihat jelas kualitasnya, namun dalam praktiknya,
penjual menjual barang dagangannya hanya menggunakan perkiraan tanpa
menimbang barang dagangan sesuai dengan harga beli.
Skripsi lain adalah karya Nur Faizah dalam skripsinya yang berjudul
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Takaran Dalam Jual Beli Bensin
Eceran (Studi Kasus di Desa Punggelan Kecamatan Punggelan Kabupaten
Banjarnegara)” dimana pada pembahasannya dijelaskan adanya takaran dalam
jual beli bensin dengan menggunakan dua sistem yaitu dengan menggunakan alat
takar berupa kaleng takar dan dengan perkiraan pada tolak ukur botol yang telah
diberi garis atau titik dengan menggunakan cat. Dalam jual beli bensin dengan
menggunakan alat takar yang berbeda, maka dalam hal ini pembeli merasa di
26
Didik Dwi Santosa, “Jual Beli Ikan Sistem Bokor Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di
Karangtalun Desa Pasir Lor Kecamatan Karang Lewas Kabupaten Banyumas)”, Skripsi (Purwokerto:
IAIN Purwokerto, 2016 ).
13
rugikan karena volume atau ukuran bensin tersebut tidak sempurna atau kurang
dari 1 liter. Jual beli bensin sistem takaran tersebut adalah sah karena selisih
volume yang tidak signifikan hanya kurang dari 0,05-0,02 L yang hal tersebut
masih bisa di tolerir.27
Sedangkan dalam skripsi ini penulis akan memaparkan
mengenai praktik jual beli dengan cara cimitan di mana dalam proses jual belinya
penjual menjual barang dagangannya seperti cabai dengan perkiraan tanpa
adanya alat bantu untuk mengukur. Dalam hal ini penjual hanya menggunakan
perkiraan penjual sehingga barang tersebut tidak sesuai dengan harga yang di beli
karena tidak ditakar atau ditimbang terlebih dahulu, jual beli dengan cara cimitan
ini jelas merugikan baik untuk pihak penjual maupun pembeli.
Dari berbagai kajian karya ilmiah di atas sepanjang pengetahuan penulis
belum ada yang meneliti secara rinci tentang tinjauan hukum Islam terhadap jual
beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas.
Oleh karena itu penulis bermaksud membahas lebih jauh tentang jual beli dengan
cara cimitan sebagai bahan penelitian.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan disusun terdiri dari lima bab dan setiap bab
terdiri dari beberapa sub judul yang masing-masing bab tersebut memiliki
keterkaitan satu dengan yang lainnya. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas
27 Nur Faizah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Takaran Dalam Jual Beli Bensin
Eceran (Studi Kasus di Desa Punggelan Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara)”, Skripsi
(Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2016 ).
14
serta mempermudah dalam pembahasan, secara global sistematika penulisan
skripsi itu adalah sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan yang mengemukakan beberapa hal mendasar
sebagai suatu kerangka umum terhadap pembahasan berikutnya, seperti latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi
operasional, telaah pustaka, dan sistematika pembahasan.
Bab II memuat landasan teori yang membahas tentang tinjauan konsep
umum mengenai jual beli dalam syari‟ah Islam dan „urf, yang meliputi
pengertian jual beli, dasar hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, macam-
macam jual beli, jual beli yang dilarang, serta berbagai ketentuan di dalamnya.
Definisi „urf, dasar hukum „urf, macam-macam „urf dan syarat-syarat „urf.
Bab III memuat tentang uraian metode penelitian yang meliputi jenis
penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV merupakan pembahasan inti dari skripsi. Bab ini memuat data dan
analisis data tentang tinjauan hukum Islam terhadap jual beli dengan cara cimitan
di pasar tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas.
Bab V merupakan penutup, bagain ini berisi jawaban terhadap pokok
permasalahan yang ada, berupa kesimpulan dan saran-saran yang dimaksudkan
sebagai rekomendasi untuk kajian selanjutnya.
15
BAB I
PENDAHULUAN
G. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang sempurna (komprehensif) yang mengatur aspek
kehidupan manusia, baik akidah, ibadah, akhlak, maupun muamalah.28
Ibadah
diperlukan untuk menjaga ketaatan dan keharmonisan hubungan manusia dengan
Khaliq-Nya. Ibadah juga merupakan sarana untuk mengingatkan secara kontinu
tugas manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini. Adapun muamalah
diturunkan untuk sebagai rules of the game atau aturan main manusia dalam
kehidupan sosial.
Manusia adalah khalifah di bumi. Islam memandang bumi dengan segala
isinya merupakan amanah Allah kepada sang khalifah agar dipergunakan dengan
sebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama. Untuk mencapai tujuan suci ini,
Allah memberikan petunjuk melalui para Rasul-Nya. Petunjuk tersebut meliputi
segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik akidah, akhlak, maupun syari‟ah.29
Manusia harus mengetahui bahwa Allah menciptakan manusia sebagai
makhluk sosial dan ekonomi yang berbudaya. Ia membutuhkan orang lain, dan
saling tukar menukar manfaat di semua aspek kehidupan, baik bisnis atau jual
beli, sewa menyewa, bekerja dalam bidang pertanian, industri, jasa maupun
bidang lainnya. Semua itu membuat manusia berinteraksi, bersatu, berorganisasi,
28
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari‟ah (Fiqh Muamalah) (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012), hlm. 5. 29
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah (dari Teori ke Praktik) (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), hlm. 3.
1
16
dan saling bantu membantu dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dalam
kehidupan sehari-hari.30
Al-Qur‟an adalah sumber fiqh muamalah yang pertama dan utama dalam
fiqh muamalah (ekonomi Islam), di dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang
berkaitan dengan ekonomi dan juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang
diharamkannya riba, dan diperbolehkannya jual beli. Hadits adalah sumber kedua
dalam fiqh muamalah. Di dalamnya dapat kita temui khazanah aturan
perekonomian Islam. Di antaranya seperti hadits yang isinya memerintahkan
untuk menjaga dan melindungi harta, baik milik pribadi maupun umum serta
tidak boleh mengambil yang bukan miliknya.31
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan jual beli. Jual
beli adalah saling menukar harta dengan harta melalui cara tertentu atau tukar
menukar sesuatu yang diinginkan dengan sepadan melalui cara tertentu yang
bermanfaat. Bentuk perikatan jual beli merupakan sarana tolong menolong antara
sesama manusia adalah memiliki landasan yang kuat dalam syari‟at Islam. Transaksi
jual beli merupakan aktifitas yang dibolehkan dalam Islam baik disebutkan dalam al-
Qur‟an, al-Hadits, maupun ijma ulama. Adapun dasar hukum jual beli yaitu
sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S al-Baqarah ayat 275.32
...
“Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”33
30
Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah (Klasik dan Kontemporer) (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012), hlm. 29-30. 31
Ibid, hlm. 52. 32
Ahmad Mujahidin, Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di Indonesia
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 159. 33
Tim Penerjemah Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya
(PT Syaamil Cipta Media), hlm. 47.
17
Dalam jual beli terdapat syarat dan rukun, yaitu sebagai berikut :
4. Pernyataan (s}i>gat) serah terima (i>ja>b dan qabu>l) yang jelas tidak mebutuhkan
penafsiran lagi.
5. Membuat perjanjian antara penjual dan pembeli (‘a>qid) dengan syarat
keduanya harus balig dan berakal sehingga mengerti benar hakikat jual beli.
6. Barang yang dijualbelikan (ma’qu>d ‘alaih), barangnya harus jelas dan tidak
semu. Barang itu harus bermanfaat, karena diharamkan jual beli khamr,
daging babi, dan lain-lain yang masuk dalam hukum haram. 34
Jual beli bisa diklasifikasikan menjadi jual beli yang benar (s}ah}i>h}), jual
beli yang (ba>t}il), dan jual beli yang rusak (fa>sid). Secara umum, jual beli s}ah}i>h}
dimaknai dengan jual beli yang telah memenuhi syarat dan rukun akad. Adapun
jual beli yang tidak benar (gayru s}ah}i>h}) adalah yang tidak terpenuhi syarat dan
rukunnya.35
Kebanyakan problem sosial dan ekonomi yang mengakibatkan
perselisihan disebabkan oleh tidak dijalankannya undang-undang syari‟ah yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam jual beli. Padahal, ketentuan hukum
tersebut berfungsi sebagai pengemban bagi kebaikan mualamah.
Dalam dunia perdagangan untuk menentukan berapa berat suatu barang
atau berapa banyak suatu barang yang dibeli oleh konsumen digunakan alat
bantu. Alat bantu tersebut di dalam bisnis disebut dengan alat ukur. Salah satu
alat ukur yang digunakan dalam jual beli yaitu timbangan atau takaran.
Timbangan atau takaran adalah jenis alat pengukuran barang yang paling umum
34
Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah (Klasik dan Kontemporer), hlm. 83. 35
Rahmat Syafei, Fiqh Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hlm. 91-92.
18
dalam perdagangan dan jual beli. Bukti kejujuran dan keadilan dalam jual beli
yaitu adanya nilai timbangan dan ukuran yang tepat dan standar benar-benar
harus diutamakan. Dengan demikian dalam jual beli harus menerapkan keadilan
salah satunya dengan menyempurnakan takaran dan timbangan, tidak
mengurangi takaran ataupun timbangan. Terdapat perintah tegas dalam al-Qur‟an
maupun hadits mengenai sepenuhnya dan keadilan dalam menakar, diantaranya
terdapat dalam al-Qur‟an surat ar-Rahma>n ayat 9 yang berbunyi :
Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi
neraca itu.36
Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi jual beli barang atau jasa.37
Salah satu sarana atau tempat
yang dijadikan masyarakat untuk melakukan transaksi jual beli yaitu pasar
Cilongok. Di pasar Cilongok terdapat beraneka ragam barang yang
diperdagangkan baik yang bersifat primer maupun yang sekunder di antaranya
adalah barang-barang harian seperti beras, sayur-sayuran, daging, ikan, serta
pakaian, perhiasan dan lain sebagainya.
Berbagai macam transaksi jual beli yang dilakukan oleh para pedagang di
pasar Cilongok salah satunya yaitu dengan cara cimitan. Cimitan itu sendiri
adalah suatu bentuk jual beli di mana seseorang membeli suatu barang yaitu
dengan cara si penjual mengambil langsung barang dagangannya dengan
36
Tim Penerjemah Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya,
hlm 531. 37http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-pasar-dan-jenis-jenis-pasar.html.
Diakses pada hari Selasa, tanggal 08 November 2016, pukul 19:18 WIB.
19
menggunakan tangan tanpa ditakar atau ditimbang terlebih dahulu, sehingga
pembeli tidak mengetahui takarannya apakah sudah sesuai dengan harga yang
diminta atau belum. Hal tersebut dapat membuat salah satu pihak mengalami
kerugian baik dari pembeli maupun penjual, karena cara tersebut hanya
menggunakan perkiraan dimana suatu saat penjual bisa saja memberikan barang
tersebut lebih banyak dari harga yang diminta, maka akan menimbulkan kerugian
bagi penjual itu sendiri, dan sebaliknya jika penjual mengambil dalam jumlah
lebih sedikit dari harga yang diminta, maka hal tersebut dapat merugikan pihak
pembeli. Jual beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten
Banyumas dilakukan oleh sebagian besar pedagang sayur mayur, dan jual beli
dengan cara cimitan sudah menjadi kebiasaan masyarakat sekitar sehingga sudah
berlangsung selama bertahun-tahun. Jual beli dengan cara cimitan ini biasanya
diterapkan pada bumbu-bumbu dapur seperti cabai, bawang merah dan bawang
putih. Misalnya, seseorang membeli cabai dengan harga Rp. 3000, maka sesuai
takaranya pembeli mendapatkan cabai 1 ons karena harga cabai Rp.30.000/kg.
Namun dalam praktiknya penjual tidak menimbang atau menakarnya terlebih
dahulu tetapi mengambilnya hanya menggunakan perkiraan atau cimitan.
Berdasarkan observasi awal penulis mendapakan informasi dari pedagang
bahwa biasanya ketika pasar dalam keadaan ramai maka para pedagang melayani
konsumen dengan menggunakan cara cimitan untuk menyingkat waktu, karena
jika satu persatu ditimbang maka akan memakan waktu yang lebih lama. Sebagai
contoh misalnya seseorang membeli cabai seharga Rp.3000, dalam keadaan
ramai maka pedagang akan memberikan cabai dengan cara dicimit. Tetapi ada
20
juga pedagang yang menggunakan cara cimitan baik dalam keadaan ramai
maupun sepi.38
Jual beli dengan cara cimitan merupakan jual beli yang
menjadikan akad jual beli tersebut menjadi tidak lazim.
Hendi Suhendi dalam bukunya yang berjudul Fiqh Muamalah
menjelaskan bahwa syarat-syarat benda yang menjadi akad salah satunya yaitu
dapat diketahui (dilihat), barang yang diperjualbelikan harus dapat diketahui
banyaknya, beratnya, takarannya, atau ukuran-ukuran yang lainnya, maka
tidaklah sah jual beli yang menimbulkan keraguan salah satu pihak.39
Menurut Qamarul Huda dalam bukunya yang berjudul Fiqh Muamalah
menjelaskan bahwa teknis penyerahan benda bergerak yaitu dengan
menyempurnakan takaran atau ukurannya baik dengan takaran, timbangan, dan
sebagainya untuk menentukan ukuran sasuatu.40
Syarat-syarat barang yang menjadi objek jual beli menurut Madzab
Sya>fi>’I salah satunya yaitu hendaknya barang diketahui jenis, jumlah dan sifatnya
oleh kedua belah pihak. Atas dasar ini, menjual salah satu dari dua kain atau
semacamnya dianggap batal, karena adanya ketidakjelasan mengenai barang
yang dijual. 41
Hal ini juga dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
(KHES) pasal 77 bahwa jual beli dapat dilakukan terhadap:
d. Barang yang terukur menurut porsi, jumlah, berat, atau panjang, baik berupa
satuan atau keseluruhan.
38
Wawancara dengan Siti Solihah (pedagang pasar Cilongok), tanggal 23 Oktober 2016. 39
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 73. 40
Qamarul Huda, Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 66. 41
Wahbah az-Zuh}aili>, al-Fiqh al-Isla>mi> wa Adillatuh, terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk.,
(Jakarta: Gema Insani, 2011), hlm. 66.
21
e. Barang yang ditakar atau ditimbang sesuai jumlah yang telah ditentukan,
sekalipun kapasitas dari takaran dan timbangan tidak diketahui.
f. Satuan komponen dari barang yang sudah dipisahkan dari komponen lain
yang telah terjual.42
Hal ini juga sesuai dengan pasal 62 Kompilasi Hukum Ekonomi Syari‟ah
(KHES) dijelaskan bahwa penjual dan pembeli wajib menyepakati nilai objek
jual beli yang diwujudkan dalam harga. Dan pada pasal 63 Kompilasi Hukum
Ekonomi Syaria‟ah (KHES) yang berbunyi bahwa penjual wajib menyerahkan
objek jual beli dengan harga yang disepakati dan pembeli wajib menyerahkan
uang atau benda yang setara nilainya dengan objek jual beli.43
Berdasarkan persoalan di atas bahwa jual beli dengan cara cimitan yang
terjadi di pasar Cilongok tidak sesuai dengan ketentuan syara, karena ada salah
satu syarat objek jual beli tidak terpenuhi yaitu tidak di ketahui takaran atau
timbanganya, maka penulis tertarik meneliti dalam bentuk karya ilmiah dengan
judul: “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Dengan Cara Cimitan
Studi Kasus di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas”.
H. Definisi Operasional
Untuk memperjelas dan memudahkan serta menjaga agar tidak terjadi
kesalahpahaman dan keluasan arti dalam memahami judul penelitian “Tinjauan
42
Anggota IKAPI, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (Bandung: FOKUSMEDIA, 2010),
hlm. 30. 43
Ahmad Mujahidin, Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syari‟ah di Indonesia, hlm.
161.
22
Hukum Islam Terhadap Jual Beli Dengan Cara Cimitan”, maka perlu adanya
definisi operasional sesuai dengan kalimat judul tersebut, yaitu sebagai berikut:
5. Tinjauan
Tinjauan adalah suatu kegiatan meninjau (menyelidiki), pendapat,
pandangan.44
6. Hukum Islam
Hukum Islam adalah peraturan-peraturan, ketentuan-ketentuan yang
berkenaan dengan kehidupan yang berdasarkan pada kitab al-Qur‟an.45
7. Jual beli
Jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang
yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak, yang satu
menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian
atau ketentuan yang telah dibenarkan syara‟ dan disepakati.46
8. Cara cimitan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cara merupakan aturan
melakukan sesuatu, adat kebiasaan, perbuatan atau kelakuan yang sudah menjadi
kebiasaan.47
Cimitan merupakan bahasa daerah yang mempunyai arti yaitu
perkiraan dalam mengambil suatu barang dagangan. Jadi cara cimitan yang
dimaksud adalah perbuatan dengan perkiraan dalam mengambil suatu barang
44
Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2006), hlm. 673. 45
Sudarsono, Kamus Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 169. 46
Hendi Suhendi, Fiqh Muamamalah, hlm. 68. 47
Risa Agustin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Serbajaya, Tanpa Tahun),
hlm. 134.
23
dagangan dengan menggunakan tangan tanpa ditakar atau ditimbang terlebih
dahulu. Cimitan merupakan cara mengambil barang dagangan dalam jumlah
yang sedikit dengan menggunakan perkiraan tanpa ditakar atau ditimbang
terlebih dahulu.48
I. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
3. Bagaimana praktik jual beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional
Cilongok Kabupaten Banyumas ?
4. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik jual beli dengan cara
cimitan di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas ?
J. Tujuan dan Manfaat Penelitian
3. Tujuan Penelitian
c. Untuk mengetahui bagaimana praktik jual beli dengan cara cimitan di
Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas.
d. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik jual
beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten
Banyumas.
4. Manfaat Penelitian
48
Wawancara Dengan Ibu Sodah Salah Satu Penjual di Pasar Tradisional Cilongok
Kabupaten Banyumas Pada Tanggal 23 Agustus 2017.
24
d. Memberikan informasi serta wawasan terhadap penulis dan pembaca
mengenai praktik jual beli dengan cara cimitan ditinjau dari hukum Islam.
e. Sebagai sumbangan khasanah ilmu pengetahuan, terlebih hukum Islam
dalam bidang muamalah.
f. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan bagi peneliti
berikutnya dalam masalah jual beli.
K. Telaah Pustaka
Dalam pembahasan skripsi ini penulis akan menguraikan serangkaian
telaah pustaka yang mendukung dan berhubungan dengan permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan jual beli dengan cara cimitan.
Ahmad Mujahidin dalam bukunya yang berjudul Prosedur Penyelesaian
Sengketa Ekonomi Syariah Di Indonesia menyebutkan bahwa jual beli menurut
ulama Hanafi>yah adalah saling menukarkan harta dengan harta melalui cara
tertentu atau tukar menukar sesuatu yang diinginkan dengan yang sepadan
melalui cara tertentu yang bermanfaat.49
Sulaiman Rasyid dalam bukunya yang berjudul Fiqh Islam menyebutkan
bahwa syarat jual beli, diantaranya barang itu diketahui oleh si penjual dan
pembeli dengan terang baik itu zatnya, kadar (ukuran) dan sifat-sifatnya,
sehingga tidak akan terjadi antara keduanya kericuhan.50
49
Ahmad Mujahidin, Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Di Indonesia,
hlm. 159. 50
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Al-Gesindo, 2005), hlm. 278.
25
Abdul Rahman Ghazali dalam bukunya yang berjudul Fikih Muamalat
menyebutkan sesuatu yang bersifat spekulasi atau samar-samar haram untuk
diperjualbelikan karena dapat merugikan salah satu pihak baik penjual maupun
pembeli. Yang dimaksud dengan samar-samar adalah tidak jelas baik barangnya,
harganya, kadarnya, masa pembayarannya, maupun ketidakjelasan yang lain.51
Sejauh ini pembahasan tentang masalah sistem jual beli ditinjau dari
hukum Islam telah banyak dilakukan, akan tetapi karya tulis tentang tinjauan
hukum Islam terhadap jual beli dengan cara cimitan di pasar tradisional Cilongok
Kabupaten Banyumas belum ditemukan. Beberapa karya ilmiah yang berkaitan
dengan masalah jual beli antara lain.
Eti Lailatuzahro dalam skripsinya yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Jual Beli Tebasan Pasir Besi (Studi Kasus di Desa Welahan Wetan
Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap)”, dalam skripsi tersebut dibahas tentang
tebasan pasir yang mana pada praktiknya, pembeli atau penebas melakukan
taksiran terlebih dahulu terhadap ukuran tanah yang terdapat kandungan pasir
besinya, dan jual beli terjadi apabila penebas sudah mengetahui ukuran tanah
yang terdapat kandungan pasir besinya, akan tetapi ukuran kedalam dan batas
waktu penggalian tidak ditentukan dalam perjanjian.52
Sedangkan dalam skripsi
ini penulis akan memaparkan mengenai praktik jual beli dengan cara cimitan
yang mana pada jual beli ini taksiran atau perkiraan dilakukan ketika pembeli
51
Abdul Rahman Ghazali, dkk., Fikih Muamalat (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2012), hlm. 82. 52
Eti Lailatuzahro, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Tebasan Pasir Besi (Studi
Kasus di Desa Welahan Wetan Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap)”, Skripsi (Purwokerto: IAIN
Purwokerto, 2015 ).
26
akan membeli barang dagangan, akan tetapi taksiran penjual terhadap barang
dagangan tersebut tidak sesuai dengan harga beli.
Didik Dwi Santosa dalam skripsinya yang berjudul “Jual Beli Ikan Sistem
Bokor Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Karangtalun Desa Pasir Lor
Kecamatan Karang Lewas Kabupaten Banyumas)” dalam skripsi tersebut dibahas
tentang jual beli ikan dalam bokor yang mana bokor sebagai takaran pada saat
menjual ikan. Jual beli ikan di dalam bokor tersebut terdapat unsur garar yaitu
ketidakjelasan dalam objek jual beli, karena ikan yang di dalam bokor tidak bisa
dilihat jumlahnya.53
Sedangkan dalam skripsi ini penulis akan memaparkan
mengenai praktik jual beli dengan cara cimitan di mana objek yang dijadikan
dalam jual beli tersebut sudah terlihat jelas kualitasnya, namun dalam praktiknya,
penjual menjual barang dagangannya hanya menggunakan perkiraan tanpa
menimbang barang dagangan sesuai dengan harga beli.
Skripsi lain adalah karya Nur Faizah dalam skripsinya yang berjudul
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Takaran Dalam Jual Beli Bensin
Eceran (Studi Kasus di Desa Punggelan Kecamatan Punggelan Kabupaten
Banjarnegara)” dimana pada pembahasannya dijelaskan adanya takaran dalam
jual beli bensin dengan menggunakan dua sistem yaitu dengan menggunakan alat
takar berupa kaleng takar dan dengan perkiraan pada tolak ukur botol yang telah
diberi garis atau titik dengan menggunakan cat. Dalam jual beli bensin dengan
menggunakan alat takar yang berbeda, maka dalam hal ini pembeli merasa di
53
Didik Dwi Santosa, “Jual Beli Ikan Sistem Bokor Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di
Karangtalun Desa Pasir Lor Kecamatan Karang Lewas Kabupaten Banyumas)”, Skripsi (Purwokerto:
IAIN Purwokerto, 2016 ).
27
rugikan karena volume atau ukuran bensin tersebut tidak sempurna atau kurang
dari 1 liter. Jual beli bensin sistem takaran tersebut adalah sah karena selisih
volume yang tidak signifikan hanya kurang dari 0,05-0,02 L yang hal tersebut
masih bisa di tolerir.54
Sedangkan dalam skripsi ini penulis akan memaparkan
mengenai praktik jual beli dengan cara cimitan di mana dalam proses jual belinya
penjual menjual barang dagangannya seperti cabai dengan perkiraan tanpa
adanya alat bantu untuk mengukur. Dalam hal ini penjual hanya menggunakan
perkiraan penjual sehingga barang tersebut tidak sesuai dengan harga yang di beli
karena tidak ditakar atau ditimbang terlebih dahulu, jual beli dengan cara cimitan
ini jelas merugikan baik untuk pihak penjual maupun pembeli.
Dari berbagai kajian karya ilmiah di atas sepanjang pengetahuan penulis
belum ada yang meneliti secara rinci tentang tinjauan hukum Islam terhadap jual
beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas.
Oleh karena itu penulis bermaksud membahas lebih jauh tentang jual beli dengan
cara cimitan sebagai bahan penelitian.
L. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan disusun terdiri dari lima bab dan setiap bab
terdiri dari beberapa sub judul yang masing-masing bab tersebut memiliki
keterkaitan satu dengan yang lainnya. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas
54 Nur Faizah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Takaran Dalam Jual Beli Bensin
Eceran (Studi Kasus di Desa Punggelan Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara)”, Skripsi
(Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2016 ).
28
serta mempermudah dalam pembahasan, secara global sistematika penulisan
skripsi itu adalah sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan yang mengemukakan beberapa hal mendasar
sebagai suatu kerangka umum terhadap pembahasan berikutnya, seperti latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi
operasional, telaah pustaka, dan sistematika pembahasan.
Bab II memuat landasan teori yang membahas tentang tinjauan konsep
umum mengenai jual beli dalam syari‟ah Islam dan „urf, yang meliputi
pengertian jual beli, dasar hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, macam-
macam jual beli, jual beli yang dilarang, serta berbagai ketentuan di dalamnya.
Definisi „urf, dasar hukum „urf, macam-macam „urf dan syarat-syarat „urf.
Bab III memuat tentang uraian metode penelitian yang meliputi jenis
penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV merupakan pembahasan inti dari skripsi. Bab ini memuat data dan
analisis data tentang tinjauan hukum Islam terhadap jual beli dengan cara cimitan
di pasar tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas.
Bab V merupakan penutup, bagain ini berisi jawaban terhadap pokok
permasalahan yang ada, berupa kesimpulan dan saran-saran yang dimaksudkan
sebagai rekomendasi untuk kajian selanjutnya.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan pembahasan pada bab-bab sebelumnya tentang
praktik jual beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten
Banyumas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Praktik jual beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional Cilongok
Kabupaten Banyumas merupakan jual beli menggunakan perkiraan atau
spekulasi dalam mengambil barang dagangannya, tanpa ditakar atau
ditimbang terlebih dahulu.
2. Praktik jual beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional Cilongok
Kabupaten Banyumas ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Praktik jual beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional Cilongok
Kabupaten Banyumas telah memenuhi rukun jual beli. Ketidakjelasan
obyek dalam jual beli dengan cara cimitan tidak ada unsur penipuan
karena pada saat transaksi atau pada saat penjual mengambil barang
dagangannya dilihat langsung oleh pembeli. Kedua belah pihak tidak
mempermasalahkan kuantitas obyek jual beli ini karena saling percaya
merupakan unsur dalam pelaksanaan transaksi jual beli dengan cara
cimitan. Dengan demikian, jual beli dengan cara cimitan di Pasar
Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas hukumnya sah karena tingkat
84
ketidakjelasan kuantitas obyek jual beli relatif kecil dan karena adanya
kerelaan dari kedua belah pihak.
b. Transaksi jual beli dengan cara cimitan di Pasar Tradisional Cilongok
Kabupaten Banyumas merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh penjual
sayur-mayur. Jual beli dengan cara cimitan merupakan „urf s}a>h}ih}
(kebiasaan yang sah) ialah kebiasaan yang tidak bertentangan dengan
ketentuan nash dari beberapa nash syari‟at dan tidak juga bertentangan
dengan satu kaidah dari beberapa kaidah syari‟at, karena jual beli dengan
cara cimitan dilakukan dengan adanya unsur kerelaan dan kepercayaan
diantara kedua belah pihak.
c. Jual beli dengan cara cimitan juga merupakan „urf „a>m (kebiasaan
umum), yaitu kebiasaan yang telah umum berlaku dimana-mana.
d. Jual beli dengan cara cimitan merupakan urf’ ‘amali> yaitu kebiasaan yang
berlaku dalam penggunaan perbuatan.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis berusaha memberi saran-saran
kepada pihak-pihak sebagai berikut:
1. Bagi penjual sayur mayur di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten
Banyumas
a. Penjual sayur mayur yang menggunakan cara cimitan sebaiknya
menggunakan takaran atau timbangan sehingga kuantitas obyek jual beli
85
dapat diketahui secara pasti sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi
kedua belah pihak.
b. Kepada pelaku (penjual dan pembeli) sebaiknya mengetahui masalah
hukum ekonomi syari‟ah dalam jual beli agar memiliki pengetahuan dan
landasan yang benar terhadap praktik jual beli dengan cara cimitan
sehingga bisa terjauh dari hal-hal yang dilarang oleh Agama.
2. Kepada para pembeli di Pasar Tradisional Cilongok Kabupaten Banyumas
sebaiknya pada saat transaksi atau akad menyebutkan berapa berat yang
diinginkan, sehingga terhindar dari praktik jual beli dengan cara cimitan.
86
DAFTAR PUSTAKA
Abu> ‘I<sa> Muh}ammad bin ‘I<sa> bin Su>rah. Sunan at-Tirmiz|i >. Juz 3. Kairo: Da>r al-
H}adi>s|. 2005.
Agustin, Risa. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Serbajaya. Tanpa
Tahun.
al-Juza>iri>, „Abdurrah}ma>n. al-Fiqh „Ala> al-Maz|a>hib al-Arba‟ah (Fiqh 4 Madzhab). Terj. Moh. Zuhri. Semarang: Asy-Syifa. 1994.
Andiko, Toha. Ilmu Qawa‟id Fiqhiyyah. Yogyakarta: Teras. 2011.
Anggota IKAPI. Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. Bandung: FOKUSMEDIA.
2010.
Antonio, Muhammad, Syafi‟i. Bank Syari‟ah (dari Teori ke Praktik). Jakarta: Gema
Insani Press. 2001.
Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syari‟ah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
2007.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2005.
Ar-Raudi, M. Maftuhin. Kaidah Fiqih Menjawab Problematika Sepanjang Jaman.
Yogyakarta: Gava Media. 2015.
Asikin, Zainal, Amiruddin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rajawali
Press. 2012.
Azamm, Abdul Aziz Muhammad. Fiqh Muamalah Sistem Transaksi dalam Fiqh
Islam. Jakarta: Amzah. 2010.
az-Zuh}aili>, Wahbah. al-Fiqh al-Isla>mi> wa Adillatuh. Terj. Abdul Hayyie al-Kattani. dkk. Jakarta: Gema Insani. 2011.
Basyir, Ahmad, Azhar. Asas-Asas Hukum Muamalat. Yogyakarta: UII Press. 2000.
Dahlan, Abdul, Aziz, dkk. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ictiar Baru Van Hoeve.
1996.
Dewi, Gemala. Hukum Perikatan Islam Indonesia. Jakarta: Kencana. 2005.
Endarmoko, Eko. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2006.
87
Faizah, Nur. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Takaran Dalam Jual Beli
Bensin Eceran (Studi Kasus di Desa Punggelan Kecamatan Punggelan
Kabupaten Banjarnegara)”. Skripsi. Purwokerto: IAIN Purwokerto. 2016.
Ghazali, Abdul, Rahman. Dkk. Fikih Muamalat. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. 2012.
al-Garyani, Ash-Shadiq, Abdurah}man. Fatawa Mu‟amalat as-asya‟iah (Fatwa-Fatwa Muamalah Kontemporer) terj. A. Syakur. Surabaya: Penerbit Pustaka
Progressif. 2004.
Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalah. cet. I. Jakarta: Gaya Media Pratama. 2000.
_____________. Ushul Fiqh I. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 2001.
H{usain, Muh}ammad, Mukhta>r Zawa>‟id Ibn Ma>jah, juz I. Bairu>t Libana>n: Da>rul Kitab, „ilmiah. 1933M/1414 H.
Http://Id.M.Wikipedia.Org/Wiki/Cilongok,_Banyumas. Diakses Pada Hari Rabu
Tanggal 22 Maret 2017 Pukul 21:31 Wib.
Http://kbbi.web.id/jual+beli.ttml, Diakses Pada Hari Selasa Tanggal 13 Juni 2017
Pukul 10.08 WIB.
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-pasar-dan-jenis-jenis-pasar.html.
Diakses pada hari Selasa, tanggal 08 November 2016, pukul 19:18 WIB.
Huda, Qamarul. Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Teras. 2011.
Karim, Adiwarman. Bank Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004.
Lailatuzahro, Eti. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Tebasan Pasir Besi
(Studi Kasus di Desa Welahan Wetan Kecamatan Adipala Kabupaten
Cilacap)”. Skripsi. Purwokerto: IAIN Purwokerto. 2015.
Lidwa Pustaka i-Software. Hadits 9 imam-Kitab Musnad Ah}mad. PT Telkom Indonesia dan PT Keris IT Developer & Buildier. Hadits No. 3418.
Mahfudz, Asmawi. Pembaharuan Hukum Islam Telaah Manhaj Ijtihadshah Wali
Allah Al-Dihlawi. Yogyakarta: Teras. 2010.
Mardani. Fiqh Ekonomi Syari‟ah (Fiqh Muamalah). Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. 2012.
88
Moleong, Lexy, J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 1998.
Muchtar, Kamal. dkk. Ushul Fiqh Jilid I. Jakarta: PT Dana Bhakti Wakaf. 1995.
Mujahidin, Ahmad. Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di Indonesia.
Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.
Nawawi, Ismail. Fiqh Muamalah (Klasik dan Kontemporer). Bogor: Ghalia
Indonesia. 2012.
Rasyid, Sulaiman. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Al-Gesindo. 2005.
Sa>biq, as-Sayyid. Fiqh as-Sunah. Jakarta: Pena Pundi Aksara. 2008.
Santosa, Didik, Dwi. “Jual Beli Ikan Sistem Bokor Perspektif Hukum Islam (Studi
Kasus di Karangtalun Desa Pasir Lor Kecamatan Karang Lewas Kabupaten
Banyumas)”. Skripsi. Purwokerto: IAIN Purwokerto. 2016.
Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Reflika Aditama. 2012.
Sudarsono, Kamus Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 169.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2013.
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2008.
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2012.
Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmu Dasar. Bandung: Tarsito. 1994.
Syafei, Rahmat. Fiqh Muamalah. Bandung: Pustaka Setia. 2001.
asy-Sya>fi‟i >, al-Imam. al-Umm (Kitab Induk). terj. Ismail Yakub. Kuala Lumpur: Victory Agencie. 2000.
Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh Jilid 2. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 2001. Azwar,
Saifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998.
Tanzeh, Ahmad. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras. 2009.