tinjauan geologi regional kulon progol
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Tinjauan Geologi Regional Kulon Progol
1/5
TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL KULON PROGOL
II.1 Geomorfologi Regional
Rangkaian Pegunungan Kulon Progo termasuk dalam zona selatan Jawa Tengah dan secarakeseluruhan merupakan Plateu (Pannekoek, 1939). Berdasarkan relief dan genesanya,
wilayah ini terbagi menjadi beberapa satuan geomorfologi, yaitu :
1.Satuan Pegunungan Kulon Progo
Satuian Pegunungan Kulon Progo ini penyebarannya memanjang dari selatan ke utara
meliputi kecamatan Kokap, Girimulyo, dan Semigaluh. Kulon Progo merupakan tinggian
yang berbentuk Kubah memanjang dengan sumbu panjang berjarak kurang lebiuh 32 Km
dengan arah Utara Timur Laut Selatan Barat Daya, dan dibatasi oleh tinggian dan rendaham
Kebumen. Dan terjadinya erosi yang sudah cukup intensif menghasilkan morfologi terbiku
kuat oleh penyaluran. Daerah ini banyak digunakan sebagai pemukiman, kebun, sawah, serta
tegalan.
2.Satuan Perbukitan Sentolo
Satuan ini meliputi daerah Pengasih dan Sentolo dan terletak di sebelah timur
Pegunungan Kulon Progo. Satuan ini bisa dibilang memiliki kelerengan yang tidak cukup
curam, rata-rata kelerengan yang terdapat di satuan ini hanyalah 15 dan satuan ini memiliki
ketinggian kurang lebih 50
150 m di atas permukaan air laut.
3.Satuan Teras Progo
Satuan Teras Progo berada di sebelah utara Satuan PerbukitanSentolo dan di sebelah
timur Satuan Pegunungan Kulon Progo, yang meliputi Kecamatan Nanggulan dan Kali
Bawang
4.Satuan Dataran Alluvial
Satuan Dataran Alluvial yang memanjang dari sebelah barat ke timur. Daerah ini
meliputi Kecamatan Wates, Temon, Panjatan, Galur, dan sebagian Kecamatan Lendah.
Satuan ini memiliki kelerengan yang relatif landai sehingga daerah ini banyak
dimanfaatkan sebagai lahan-lahan persawahan dan pemukiman penduduk.
5.Satuan Dataran Pantai.
Satuan ini dapat dibagi lagi menjadi 2 sub-satuan, antara lain :
a. Sub Satuan Gumuk Pasir
-
8/10/2019 Tinjauan Geologi Regional Kulon Progol
2/5
Sub satuan ini terdiri dari daerah yang luas dan memanjang sepanjang pantai selatan,
termasuk Pantai Glagah yang menjadi salah satu Stasiun Pengamatan (STA) pada
fieldtrip kali ini. Gumuk-gumuk pasir yang terdapat pada daerah ini kemungkinan terbentuk
akibat dari material-material berukuran pasir yang dibawa oleh Kali Serang dan Kali Progo
yang diendapkan di muara sungai, dan oleh karena aktivitas debaran ombak yang cukup besarserta adanya angin, kemudian terbentuklah gumuk-gumuk pasir.
b. Sub Satuan Dataran Alluvial Pantai
Sub satuan dataran alluvial pantai ini terdiri dari material-material berukuran pasir halus
yang tertransport dan diendapkan oleh aktivitas angin di bagian utara dari sub satuan
gumuk pasir. Sub satuan ini tersebar di bagian selatan Kulon Progo.
II.2 Stratigrafi Regional
Stratigrafi regional Kulon Progo menurut Rahardjo,dkk.(1977), tersusun oleh formasi-
formasi dari tua ke muda sebagai berikut :
1.Formasi Nanggulan
Formasi ini tersebar pada Kecamatan Nanggulan yang memiliki morfologi berupa
perbukitan bergelombang rendah hingga menengah yang memiliki ketebalan kurang lebih
300 meter dan berumur Eosen tengah sampai Oligosen akhir. Formasi ini tersusun oleh
batupasir yang bersisipan lignit, napal pasiran, batu lempung, sisipan napal dan batugamping,batupasir dan tuff. Bagian atas dari formasi ini terdiri dari batuan napal, batupasir gampingan,
dan tuff yang menunjukkan wilayah endapan laut neritik. Sedangkan pada bagian bawah,
formasi ini tersusun oleh endapan laut dangkal berupa batupasir, serpih, dan lignit pada
perselingannya.
Formasi Nanggulan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : Axinea Beds, Yogyakarta Beds,
dan Discocyclina Beds (Marks, 1957)
o Axinea Beds
Merupakan endapan laut dangkal dengan ketebalan 40 meter dan tersusun oleh
batupasir dengan interkalasi lignit lalu diatasnya terdiri dari batupasir yang
mengandungan fosil Pelecypoda.
o Yogyakarta Beds (Djogjakartae Beds)
Yogyakarta Beds merupakan formasi yang terbentuk di atas Axinea Beds.
Formasi ini memiliki ketebalan 60 meter. Formasi ini banyak tersusun oleh
-
8/10/2019 Tinjauan Geologi Regional Kulon Progol
3/5
napal pasiran berselingan dengan batupasir dan batu lempung yang banyak
mengandung Nummulites djogjakartae.
o Discocyclina Beds
Formasi ini terendapkan di atas Yogyakarta Beds dengan ketebalan 200 meter
dan tersusun atas napal, batugamping, dan batupasir serta serpih sebagai
perselingannya, dan arkose yang berjumlah semakin banyak ke bagian atas
formasi ini. Pada formasi ini dapat dijumpai Discocyclina omphalus sebagai
fosil pencirinya.
2.Formasi Andesit Tua (Old Andestie Formation)
Formasi ini berumur Oligosen akhir hingga Miosen awal yang diketahui dari fosil
plankton yang terdapat pada bagian bawah formasi ini. Formasi ini tersusun atas breksi
andesit, tuff, tuff lapili, aglomerat, dan sisipan aliran lava andesit dan terbentuk karena
aktivitas gunung api purba. Gunung api yang dimaksud adalah Gunung Gajah, di bagian
tengah pegunungan, Gunung Ijo di bagian selatan, dan Gunung Menoreh di bagian utara
Pegunungan Kulon Progo. (Van Bemmelen,1949).
Aktivitas dari Gunung Gajah di bagian tengah mengahsilkan aliran-aliran lava dan breksi
dari andesit piroksen basaltic. Aktivitas ini kemudian diikuti Gunung Ijo di bagian selatan
Pegunungan Kulon Progo, yang menghasilkan Andesit piroksen basaltic, kemudian Andesit
augit hornblende dan kegiatan paling akhir adalah intrusi Dasit. Setelah denudasi yang kuat,
sedikit anggota dari Gunung Gajah telah tersingkap. Di bagian utara, Gunung Menoreh
menghasilkan batuan breksi Andesit augit hornblende, yang disusul oleh intrusi Dasit dan
trakhiandesit.
3.Formasi Jonggrangan
Formasi ini berumur Miosen awal hingga Miosen tengah dengan ketebalan 250 meter dan
diendapkan pada laut dangkal (van Bemmelen, 1949, hal.598). Formasi Jonggrangan tersusun
atas konglomerat, breksi, tufa, dan napal serta batugamping yang terendapkan membentukseperti kerucut di sekitar Desa Jonggrangan. Bagian bawah dari formasi ini terdiri dari
Konglomerat yang ditumpangi oleh Napal tufan dan Batupasir gampingan dengan sisipan
Lignit. Batuan ini semakin ke atas berubah menjadi Batugamping koral (Wartono rahardjo,
dkk, 1977).
4.Formasi Sentolo
Litologi penyusun Formasi Sentolo ini di bagian bawah terdiri dari Aglomerat dan Napal,
semakin ke atas berubah menjadi Batugamping berlapis dengan fasies neritik. Batugamping
koral dijumpai secara lokal, menunjukkan umur yang sama dengan formasi Jonggrangan,
-
8/10/2019 Tinjauan Geologi Regional Kulon Progol
4/5
-
8/10/2019 Tinjauan Geologi Regional Kulon Progol
5/5