tinjauan atas formula perhitungan dana alokasi umum (dau) ppt

18
BAB 11 TINJAUAN ATAS FORMULA PERHITUNGANTINJAUAN ATAS FORMULA PERHITUNGAN DANA ALOKASI UMUM (DAU ) OLEH : SOPHIA (061540512354) MANAJEMEN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Upload: envapya

Post on 16-Apr-2017

355 views

Category:

Economy & Finance


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

B A B 11T I N J A U A N ATA S F O R M U L A

P E R H I T U N G A N T I N J A U A N ATA S F O R M U L A P E R H I T U N G A N D A N A A L O K A S I U M U M ( D A U )

O L E H : S O P H I A ( 0 6 1 5 4 0 5 1 2 3 5 4 )

MANAJEMEN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Page 2: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

PENDAHULUAN

Dengan pemberlakuan kedua Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan

Undang-undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah, pada hakikatnya disadari bahwa kemampuan keuangan setiap daerah dalam melaksanakan

fungsi otonominya tidak sama satu dengan yang lainnya. Oleh karenanya, diperlukan suatu kebijakan

transfer dari pemerintah pusat dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU).

Salah satu tujuan penting pengalokasian DAU ini adalah dalam kerangka pemerataan kemampuan

penyediaan pelayanan publik diantara pemerintah daerah di Indonesia. Besaran DAU ditetapkan

sekurang-kurangnya sebesar 26% dari pendapatan dalam negeri netto yang ditetapkan dalam APBN.

Perhitungan perolehan DAU suatu daerah ditentukan atas besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu

daerah, yang merupakan selisih antara kebutuhan daerah (fiscal need) dan potensi daerah (fiscal

capacity). Alokasi DAU bagi daerah yang potensi fiskalnya besar tetapi kebutuhan fiskalnya kecil

akan memperoleh alokasi DAU relatif kecil. Sebaliknya, daerah yang potensi fiskalnya kecil akan

memperoleh alokasi DAU relatif besar.•  

Page 3: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

SEJARAH PERKEMBANGAN TRANSFER KEUANGAN PUSAT KE DAERAH

Tahun 1945-1956Subsidi dengan mengadopsi sistem sluit post

PELITA I (Tahun 1969)Subsidi Daerah Otonom (SDO) dan Bantuan INPRES

Awal Masa Reformasi (Tahun 1998)berganti nomenklatur menjadi Dana Rutin Daerah (DRD) dan Dana Pembangunan Daerah (DPD)

Tahun 2001- sekarangDana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK)

Page 4: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

ALASAN PERLUNYA TRANSFER KEUANGAN PUSAT KE DAERAH

Untuk    mengatasi   permasalahan   ketimpangan   fiskal   vertikal. Di banyak negara, pemerintah pusat   menguasai sebagian besar sumber-sumber penerimaan (pajak) utama negara yang bersangkutan.  Jadi pemerintah daerah hanya menguasai  sebahagian  kecil sumber -sumber penerimaan  negara  atau hanya berwenang untuk memungut pajak  yang bersifat  lokal  dan  mobilitas  yang   rendah   dengan   karakteristik besaran  penerimaan relatif kurang signifikan.

Untuk   menanggulangi   persoalan  ketimpangan  fiskal  horizontal.  Hal  ini disebabkan karena    kemampuan    daerah    untuk   menghimpun   pendapatan sangat  bervariasi,  tergantung kepada kondisi daerah dan sangat bergantung pada  sumber  daya  alam yang dimiliki daerah tersebut.

Untuk  menjaga  standar  pelayanan  minimum  di  setiap daerah tersebut. Daerah – daerah Dengan sumber daya yang sedikit memerlukan subsidi agar dapat mencapai standar minimum untuk setiap pelayanan publik

Page 5: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

ALASAN PERLUNYA TRANSFER KEUANGAN PUSAT KE DAERAH

Untuk mengatasi persoalan yang timbul dari menyebar atau melimpahnya efek pelayanan publik di satu wilayah. Hal ini diatasi dengan cara pemeritah pusat pusat memberikan samacam insentif agar pelayanan-pelayanan publik dapat terpenuhi di daerah

Untuk  stabilitas  ekonomi. Dana Alokasi Umum dapat dikurangi  di  saat perekonomian daerah  sedang  maju  pesat,  dan  dapat  ditingkatkan  ketika perekonomian sedang lesu.

Page 6: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

KRITERIA DESAIN TRANSFER PUSAT KE DAERAH

a. Otonomi. Ini merupakan prinsip yang mendasari desentralisasi fiskal, jadi pemerintahdaerah harus memiliki

indepedensi dan fleksibilitas dalam menentukan prioritas-prioritas mereka.

b. Penerimaan yang memadai. Pemerintah daerah semestinya memiliki pendapatan (termasuk transfer) yang

cukup untuk menjalankan segala kewajiban atau fungsi yang diembannya.

c. Keadilan (equity). Besarnya dana transfer dari pusat ke daerah ini seyoganya berhubungan positif dengan

kebutuhan fiskal daerah dan sebaliknya, berkebalikan dengan besarnya kapasitas fiskal daerah yang

bersangkutan.

d. Transparan dan stabil. Formula transfer harus diumumkan sehingga dapat diakses masyarakat, agar setiap

daerah dapat memperkirakan berapa penerimaan transfer, sehingga memudahkan penyusunan anggaran.

e. Sederhana (simplicity). Alokasi dana kepada Pemda didasarkan pada faktor-faktor obyektif dimana unit-unit

individual tidak memilki kontrol atau tidak dapat mempengaruhinya dan formula harus relatif mudah dipahami.

f. Insentif. Desain transfer harus memberikan semacam intensif bagi daerah dengan manajemen fiskal yang baik,

dan menghindarkan praktik yang inefiseinsi.

Page 7: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

TAHAP PENGHITUNGAN DAU

Page 8: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

FORMULA PERHITUNGAN DANA ALOKASI UMUM

Page 9: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

FORMULA PERHITUNGAN DANA ALOKASI UMUM

Page 10: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

VARIABEL DATA DASAR PERHITUNGAN DAU

Komponen variabel kebutuhan fiskal

(fiscal needs) (KbF)

• Jumlah penduduk• Luas wilayah• Indeks kelemahan konstruksi

(IKK)• PDRB per kapita• Indeks Pembangunan Manusia

(IPM)

Komponen variabel kapasitas fiskal

(fiscal capacity) (KpF)

• Pendapatan Asli Daerah• Dana Bagi Hasil

Page 11: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

METODE PENGHITUNGAN DAU

DAU dialokasikan untuk daerah atas dasar celah fiskal (fiscal gap) yaitu selisih

antara kebutuhan fiskal (fiscal needs) dengan kapasitas fiskal (fiscal capacity)

dan alokasi dasar (AD) berupa jumlah gaji PNS Daerah. Berikut ini rumus

DAU. DAU AD CF

Alokasi Dasar (AD). Besaran Alokasi Dasar dihitung berdasarkan realisasi gaji

Pegawai Negeri Sipil Daerah tahun sebelumnya (t-1) yang meliputi gaji pokok

dan tunjangan-tunjangan yang melekat sesuai dengan peraturan penggajian PNS

yang berlaku.

Celah Fiskal (CF). Untuk mendapatkan alokasi berdasar celah fiskal suatu

daerah dihitung dengan mengalikan bobot celah fiskal daerah bersangkutan (CF

daerah dibagi dengan total CF nasional) dengan alokasi DAU CF nasional.

Page 12: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

RUMUS PENGHITUNGAN

TBR = Bel.Pegawai + Bel. Barang + Bel. Modal Jumlah Provinsi atau Kab/Kota

 

 

 

Page 13: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

PROSES FORMULASI DAU

Page 14: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

HASIL AKHIR PENGHITUNGAN DAU

Daerah yang memiliki nilai celah fiskal lebih besar dari 0 (nol), menerima

DAU ditambah alokasi dasar.

a. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal sama dengan 0 (nol), menerima

DAU sebesar alokasi dasar

b. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif

tersebut lebih kecil dari alokasi dasar, menerima DAU sebesar alokasi

dasar setelah diperhitungkan nilai celah fiskal.

c. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif

tersebut sama atau lebih besar dari alokasi dasar, tidak menerima DAU.

Page 15: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

BEBERAPA MASALAH DENGAN FORMULA PERHITUNGAN DAU

a. Rumus DAU tersebut disadari belum sepenuhnya mampu mengakomodir pendanaan yang berbasis pada

kebutuhan riil daerah. Idealnya dilakukan dengan Standar Analisa Belanja (SAB) atau standard

spending assesment (SSA), sehingga setiap belanja dapat dihitung sesuai dengan kebutuhan. Cara

termudah adalah menghitung selisih belanja aktual dengan pendapatan aktual namun masalahnya:

• Total celah fiskal yang ada mungkin akan sangat besar sehingga sulit untuk dipenuhi

oleh pusat.

• Belanja aktual (realiasi) belum tentu mencerminkan kebutuhan bagi daerah yang bersangkutan,

bisa kebutuhan yang sebenarnya lebih besar atau bahkan lebih kecil

b. Kemungkinan terjadinya disinsentif DAU terhadap PAD, bagi daerah yang PAD nya tinggi, DAU-nya

dikurangi untuk pemerataan penerimaan. Sehingga Pemda harus benar-benar memperhatikan elastisitas

PAD terhadap DAU, apakah usaha menaikan PAD mengakibatkan penurunan DAU yang lebih tinggi

dari kenaikan tersebut.

c. Kemungkinan berkurangnya DAU dinilai tidak adil dan merugikan bagi daerah penghasil migas. Karena

daerah penghasil akan mendapatkan DBH yang merupakan bagian dari kapasitas fiskal

(faktor pengurangan DAU)

Page 16: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

BEBERAPA MASALAH DENGAN FORMULA

PERHITUNGAN DAU

d. Jumlah penduduk yang relatif sedikit (misalnya Papua dan Kaltim) merupakan

kesenjangan yang cukup besar antar provinsi Jawa dengan non Jawa perlu

diperhatikan. Jumlah DAU dijawa cukup besar, sementara infrastruktur yang memadai

sudah tersedia. Sebaliknya DAU di papua dan kalimantan masih kecil walaupun

penduduknya sedikit tapi mempunyai cakupan wilayah yang luas dengan dukungan

infrastruktur yang masih rendah.

e. Dalam pelaksanaan masih dijumpai persepsi bahwa DAU hanya digunakan untuk

membayar gaji PNSD, sehingga ketika alokasi DAU tidak cukup untuk membiayai

gaji PNSD, maka banyak daerah yang protes. Padahal dalam praktiknya, formula

DAU merupakan fungsi dari Alokasi Dasar (Gaji PNSD) ditambah dengan Celah Fiskal

yang merupakan fungsi dari Kebutuhan Fiskal dikurangi dengan Kepastian Fiskal.

Page 17: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. DAU sebagai instrumen untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara Pusat dan Daerah

(verticalfiscal imbalance), dan antar daerah (horizontal fiscal imbalance) dan berfungsi

untuk menetralisir ketimpangan kemampuan keuangan dengan adanya PAD, DBH Pajak

dan DBH sumber daya alam yang diperoleh daerah (Equalization grant), dengan tujuan

pemerataan kemampuan keuangan antar daerah dimana penggunaannya ditetapkan

sepenuhnya oleh daerah;

2. Kebutuhan fiskal dalam formula DAU yang merupakan pendanaan daerah untuk

melaksanakan fungsi layanan dasar umum masih dicerminkan dengan indeks-indeks yang

belum mencerminkan kebutuhan riil daerah, sehingga perlu dilakukan peninjauan kembali;

3. Dari sisi manajemen belanja daerah, DAU utamanya digunakan untuk belanja pegawai

sedangkan untuk belanja produktif seperti belanja modal infrastruktur, program

penanggulangan kemiskinan, penciptan lapangan kerja menjadi berkurang.

Page 18: Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim.2014. Manajemen Keuangan Sektor Publik .Edisi 2.Jakarta. Salemba EmpatKementrian Keuangan RI - DJPK.2014. Dana Alokasi Umum 2016_____. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah_____. Undang-Undang Nomor 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah