tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat...

82
i TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR 3-12 BULAN TENTANG PIJAT BAYI DI DESA CANDIREJO KLATEN TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : AYU SEKAR RINI B11 067 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Upload: buidien

Post on 02-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

i

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI

UMUR 3-12 BULAN TENTANG PIJAT BAYI

DI DESA CANDIREJO KLATEN

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

AYU SEKAR RINI

B11 067

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan
Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan
Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai

Bayi Umur 3-12 Bulan Tentang Pijat Bayi di Desa Candirejo Klaten Tahun

2014“. Karya tulis ilmiah ini disusun dengan maksud memenuhi tugas akhir

sebagai salah satu syarat kelulusan D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Ir. Muryanto Darmo Suwito, selaku Kepala Desa Candirejo Klaten, yang telah

bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam pengambilan data.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

v

6. Kepada ibu-ibu di desa Cadirejo yang telah bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2014

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014

Ayu Sekar Rini

B11 067

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI

UMUR 3-12 BULAN TENTANG PIJAT BAYI DI DESA

CANDIREJO KLATEN TAHUN 2014

xv +65 halaman + 15 lampiran + 4 tabel + 47 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Penurunan AKB di Indonesia melambat antara tahun 2003

sampai 2012 yaitu 35 menjadi 32/1000 kelahiran hidup. Penyebab antara lain

BBLR 70-80%, Asfiksia 15-20%, Infeksi 2-7% (Depkes, 2012). Dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak diperlukan stimulasi atau rangsangan salah

satunya melalui pijat bayi. Dari hasil studi pendahuluan hasil wawancara 10 orang

ibu diberikan 5 pertanyaan dan diketahui sebanyak 2 orang (20%) dengan tingkat

pengetahuan baik tentang pijat bayi, 5 orang (50%) dengan kategori cukup dan 3

orang (30%) dengan kategori kurang. Serta masih banyak masyarakat yang

memijatkan bayinya di dukun karena faktor adat istiadat yang dipegang teguh dan

berkembang secara turun menurun.

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur

3-12 bulan tentang pijat bayi di Desa Candirejo, Klaten.

Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi

penelitian ini diambil di Desa Candirejo Klaten pada 20 Maret 2014. Jumlah

populasi 49 responden, jumlah sampel 49 responden. Teknik pengambilan sampel

menggunakan total sampling. Instrument menggunakan kuesioner tertutup.

Analisi data dengan menggunakan univariat dan dibantu dengan program SPSS.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada kategori baik

sebanyak 10 responden (20,4%), kategori cukup sebanyak 35 responden (71,4%)

dan kategori kurang baik sebanyak 4 responden (8,1%).

Kesimpulan : Dari penelitian disimpulkan tingkat pengetahuan tentang pijat bayi

dalam kategori cukup yaitu sebanyak 35 responden (71,4%) yang mungkin

dipengaruhi beberapa faktor antara lain faktor lingkungan budaya, informasi dan

sosial ekonomi.

Kata kunci : Pengetahuan, Bayi, Pijat Bayi

Kepustakaan : 16 buku ( Tahun 2006-2013)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

vii

MOTTO

Ø Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-

insyiroh : 6)

Ø Jangan malas untuk belajar dan jangan mengeluh saat bekerja. Karena

kesuksesan bukan milik meraka yang malas dan suka mengeluh.

Ø Berani bermimpi dan punya impian berarti berani untuk hidup dalam upaya

terbaik. Karena impian adalah perjuangan.

Ø Orang pesimis selalu mempersulit kesempatan yang dia miliki, sedangkan

orang optimis selalu menciptakan kesempatan dari kesulitan-kesulitan yang

dialami

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis ini penulis

persembahkan :

1. Allah SWT yang selalu menyertai di setiap perjalanan

hidupku

2. Ayah dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan do’a

dan semangat selama ini.

3. Adikku yang selalu memberikan semangat dalam

pembuatan Karya Tulis ini.

4. Pembimbingku ibu Dheny Rohmatika, S.SiT yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada

saya.

5. Sahabatku terimakasih atas bantuan dan semangat

selama perjuangan yang tempuh bersama.

6. Teman-teman seperjuanganku, terimakasih atas

dukungan selama ini

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

viii

CURICULUM VITAE

Nama : AYU SEKAR RINI

Tempat/ Tanggal Lahir : KLATEN, 27 JULI 1993

Agama : ISLAM

Jenis kelamin : PEREMPUAN

Alamat : GABUGAN RT 09/05 CANDIREJO, NGAWEN,

KLATEN

Riwayat Pendidikan

1. SD N 1 Candirejo Ngawen Klaten, LULUS TAHUN 2005

2. SPM N 1 Ngawen Klaten, LULUS TAHUN 2008

3. SMA N 1 Ceper Klaten, LULUS TAHUN 2011

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma HUsada Surakarta Angkatan 2011

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

ABSTRAK. .................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN. ................................................................ vii

CURICULUM VITAE. .................................................................................. viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................... 9

1. Pengetahuan ........................................................................ 9

2. Bayi ...................................................................................... 18

3. Pijat bayi ............................................................................. 21

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

x

B. Kerangka Teori .......................................................................... 45

C. Kerangka Konsep ...................................................................... 46

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 47

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 47

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 48

D. Variabel Penelitian ................................................................... 49

E. Definisi Operasional................................................................... 49

F. Instrumen Penelitian ................................................................. 50

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 53

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ...................................... 54

I. Etika Penelitian ......................................................................... 57

J. Jadwal Penelitian ........................................................................ 58

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian. ....................................... 59

B. Hasil Penelitian. ........................................................................ 59

C. Pembahasan .............................................................................. 60

D. Keterbatasan .............................................................................. 63

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 64

B. Saran ............................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional ................................................................ 49

Tabel 3.2. Kisi Kisi Kuesioner ................................................................... 51

Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Mean dan SD. .............................................. 59

Tabell 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang

Pijat Bayi. .................................................................................. 60

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Perahan Cara India .................................................................. 27

Gambar 2.2. Cara perah dan Putar ................................................................ 27

Gambar 2.3. Telapak Kaki ............................................................................ 28

Gambar 2.4. Tarikan Jari Lembut ................................................................. 28

Gambar 2.5. Gerakan Peregangan ................................................................. 28

Gambar 2.6. Gerakan Tarik Tekan ................................................................ 29

Gambar 2.7. Gerakan Punggung Kaki .......................................................... 29

Gambar 2.8. Gerakan Peras dan Putar Pergelangan Kaki ............................. 29

Gambar 2.9. Peahan Cara swedia .................................................................. 29

Gambar 2.10. Gerakan Menggulung .............................................................. 30

Gambar 2.11. Gerakan Akhir ........................................................................ 30

Gambar 2.12. Gerakan Mengayuh Sepeda .................................................... 31

Gambar 2.13. Mengayuh sepeda dengan Kaki Diangkat .............................. 31

Gambar 2.14. Gerakan Ibu Jari ke Samping ................................................. 31

Gambar 2.15. Gerakan Bulan Matahari ........................................................ 32

Gambar 2.16. Gerakan I LOVE U ................................................................ 32

Gambar 2.17. Gerakan Jari-jar berjalan ........................................................ 33

Gambar 2.18. Jantung Besar ......................................................................... 33

Gambar 2.19. kupu-kupu ............................................................................... 33

Gambar 2.20. Memijat Ketiak ....................................................................... 34

Gambar 2.21. Perahan Cara India ................................................................. 34

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

xiii

Gambar 2.22. Gerakan Peras dan Putar ........................................................ 35

Gambar 2.23. Membuka Tangan ................................................................... 35

Gambar 2.24. Pijat Jari-jari ........................................................................... 35

Gambar 2.25. Punggung Tangan ................................................................... 36

Gambar 2.26. Peras dan Putar Pergelangan Tangan ..................................... 36

Gambar 2.27. Perahan Cara Swedia .............................................................. 36

Gambar 2.28. Gerakan Menggulung ............................................................. 37

Gambar 2.29. Memijat Dahi .......................................................................... 37

Gambar 2.30. Memijat Alis ........................................................................... 37

Gambar 2.31. Memijat Hidung ..................................................................... 38

Gambar 2.32. Memijat Mulut bagian Atas .................................................... 38

Gambar 2.33. Memijat Mulut bagian Bawah ................................................ 39

Gambar 2.34. Lingkaran Kecil di Rahang .................................................... 39

Gambar 2.35. Memijat Belakang Telinga ..................................................... 39

Gambar 2.36. Gerakan Maju Mundur ........................................................... 40

Gambar 2.37. Gerakan Menyetrika ............................................................... 40

Gambar 2.38. Gerakan Menyetrika dan Mengangkat Kaki .......................... 40

Gambar 2.39. Gerakan Melingkar ................................................................. 41

Gambar 2.40. Gerakan Menggaruk ............................................................... 41

Gambar 2.41. Gerakan Tangan di Silangkan ................................................ 42

Gambar 2.42. Gerakan Membentuk Diagonal Tangan-kaki ......................... 43

Gambar 2.43. Gerakan Menyilangkan Kaki ................................................. 43

Gambar 2.44. Gerakan Menekuk Kaki ......................................................... 44

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

xiv

Gambar 2.45. Gerakan Kaki Bergantian ....................................................... 44

Gambar 2.46. Kerangka Teori ....................................................................... 45

Gambar 2.47. Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 46

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendaahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Ijin Validitas

Lampitan 5. Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 6. Surat Balasan Dari Lahan Penelitian

Lampiran 7. Surat Permohonan Responden

Lampiran 8. Inform Consent

Lampiran 9. Kuesioner dan Kunci Jawaban

Lampiran 10. Data Tabulasi Hasil Uji Coba Kuesioner

Lampiran 11. Data Validitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi

Lampiran 12. Data Reliabilitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi

Lampiran 13. Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 14. Hasil Perhitungan Prosentase Jumlah Ibu Menurut Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Desa Candirejo Klaten

Lampiran 15. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Later Belakang Masalah

Jumlah bayi di Indonesia 4.372.600 jiwa dari 21.805.800 balita atau

20,50% (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Penurunan AKB yang melambat

antara tahun 2003 sampai tahun 2012 yaitu 35 menjadi 32 per 1.000 kelahiran

hidup. Target Renstra kemenkes yang ingin dicapai yaitu 24 di tahun 2014

juga target MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2015

(Depkes, 2013).

Di Jawa Tengah sendiri angka kematian bayi mencapai 10,75/ 1000

kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi di Jawa Tengah seperti halnya

provinsi lainnya premature/ berat badan lahir rendah (BBLR) 70 - 80%,

asfeksia 15 – 20%, infeksi 2 – 7% (Depkes, 2012).

Bayi adalah individu yang sangat lemah dan memerlukan proses

adaptasi. Kesulitan proses adaptasi akan menyebabkan bayi mengalami

penurunan berat badan, keterlambatan perkembangan, perilaku yang tidak

teratur bahkan bisa sampai meninggal dunia (Mansur, 2009). Pada periode ini

pertumbuhan dan perkembangan sangat cepat terutama pada aspek kognitif,

motorik dan sosial serta pembentukan rasa percaya diri anak melalui

perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kemampuan personal

sosial adalah kemampuan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

2

lingkungan. Sehingga orang tua sangat banyak berperan untuk pertumbuhan

dan perkembangan bayi (Desmita, 2008).

Terciptanya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan

hasil interaksi yang saling berkaitan yaitu faktor genetika, lingkungan,

perilaku dan rangsangan atau stimulasi yang berguna (Dasuki, 2003). Ikatan

batin yang sehat sangat penting bagi anak terutama dalam usia 2 tahun

pertama yang akan menentukan perkembangan kepribadian anak selanjutnya.

Selain faktor bawaan yang dianugerahkan Tuhan sejak lahir, stimulus dari

luar juga berperan bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak

(Prasetyono, 2009)

Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan

rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi yang dimiliki dapat

berkembang maksimal (Adriana 2011).Salah satu bentuk stimulasi yang

umum dilakukan untuk bayi adalah stimulasi taktil atau dalam bentuk pijat,

fleksi, ekstensi dan posisi (Soedjatmiko, 2006).

Pijat bayi yaitu suatu sentuhan lembut yang mampu memberikan rasa

aman, menciptakan hubungan emosi yang baik antara ibu dan bayi.Seimgga

orang tua bisa menyampaikan kasih sayang mereka kepada anaknya

(Prasetyo, 2009).Pijat bayi merupakan seni keperawatan kesehatan dan

pengobatan yang di praktikkan sejak berabad - abad silam.Bahkan di

perkirakan ilmu ini telah di kenal sejak awal manusia di ciptakan di dunia

(Roesli, 2010).

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

3

Berbagai riset mengenai pijat bayi telah dilakukan, antara lain riset

yang menemukan peningkatan lama tidur pada bayi yang diberikan terapi

pijat bayi (Aprilia, 2009). Hal ini membuktikan bahwa pijat bayi memiliki

manfaat untuk memberikan kenyamanan, sehingga bayi dapat memiliki waktu

tidur yang lebih lama.Adapun manfaat lainnya dapat meningkatkan berat

badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh,

meningkatkan produksi ASI serta membina ikatan kasih sayang Orang tua

dan anak (Roesli, 2003).

Namun pijat bayi masih belum diketahui oleh semua masyarakat,

dikerenakan sebagian masyarakat masih mempercayakan pijat bayi kepada

dukun bayi.Faktor yang menyebabkan masyarakat lebih memilih pijat bayi

kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan

berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan bahwa dukun

bayi dianggap lebih mengerti dan mahir dalam melakukan pijat bayi yang

sudah dipraktikkan sejak berabad- abad silam (Roesli,2010).

Hasil studi pendahuluan pada tanggal 31 Oktober 2013 di desa

Candirejo Klaten terdapat data sebanyak 56 ibu yang mempunyai bayi umur

3-12 bulan. Hasil wawancara dari 10 orang ibu diberikan 5 pertanyaan dan

diketahui sebanyak 3 orang (30%) mempunyai pengetahuan kurang tentang

pijat bayi karena hanya bisa menjawab dua pertanyaan, sebanyak 5 orang

(50%) mempunyai pengetahuan yang cukup karena bisa menjawab tiga

pertanyaan dan sebanyak 2 orang (20%) mempunyai pengetahuan yang baik

tentang pijat bayi karena bisa menjawab semua pertanyaan yang diberikan.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

4

Untuk mengatasi masalah tersebut, yang harus dilakukan seorang

bidan yaitu memberikan penyuluhan dan informasi mengenai pijat bayi

kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi.Diharapkan para ibu dapat mengetahui

berbagai informasi tentang pijat bayi atau para ibu bisa melakukan pijat

sendiri dirumah tanpa harus membawa bayinya ke bidan atau ke dukun.

Berdasarkan latar belakang diatas, karena masih kurangnya

pengetahuan ibu tentang ilmu pijat bayi sehingga banyak masyarakat yang

memijatkan bayi di dukun.Serta faktor adat istiadat yang dipegang teguh dan

berkembang secara turun menurun. Sehingga penulis tertarik melakukan

penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu yang memiliki Bayi Usia 3- 12

Bulan tentang Pijat Bayi di Desa Candirejo Klaten tahun 2014”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dirumuskan suatu

permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu yang

mempunyai Bayi Umur 3-12 Bulan tentang Pijat Bayi di Desa Candirejo

Klaten Tahun 2014 ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur

3-12 bulan tentang pijat bayi di Desa Candirejo Klaten Tahun 2014.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

5

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3-

12 bulan tentang pijat bayi pada kategori baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3-

12 bulan tentang pijat bayi pada kategori cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3-

12 bulan tentang pijat bayi pada kategori kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian dapat digunakan untuk informasi dalam pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya tentang tingkat pengetahuan ibu tentang

pijat bayi.

2. Bagi peneliti

Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan

menerapkan ilmu pengatahuan yang diperoleh selama pendidikan.

3. Bagi Institusi

a. Pendidikan STIKES Kusuma Husada Surakarta

Sebagai referansi dan sumber bacaan meliputi pengetahuan tentang

pijat bayi serta dapat dijadikan sebagai wawasan penelitian

selanjutnya.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

6

b. Bagi Desa Candirejo Klaten

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam menambah

pengetahuan ke semua warga khususnya yang mempunyai bayi

tentang pijat bayi.

E. Keaslian Penelitian

Ana Novitasari (2012), dengan Judul “Tingkat Pengetahuan Ibu

Tentang Pijat Bayi di Dekuh Cemetuk Desa Lorong Tawangsari Sukoharjo”.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel sebanyak

35 ibu yang mempunyai bayi dengan teknik total sampling. Teknik analisis

menggunakan deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian

diketahui bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 10

orang (28%), berpengetahuan cukup 9 orang (26%) dan berpengetahuan

kurang sebanyak 16 orang (46%).

Dari penelitian yang lalu dan penelitian sekarang didapat perbedaan

antara lain lokasi penelitian, jumlah, populasi, sampel dan hasil penelitian.

Sedangkan kesamaannya antara lain jenis penelitian menggunakan deskriptif

kuantitatif, tehnik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh.

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

7

F. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ada 5 BAB dalam

penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latarbelakang, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian

dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari tinjauan teori tentang pengetahuan yang

meliputi pengertian, tingkat pengetahuan, faktor- faktor

yang mempengaruhi pengetahuan, cara mendapat

pengetahuan. Teori tentang bayi yang terdiri dari

pengertian, pertumbuhan dan perkembangan. Teori tentang

pijatbayi yang terdiri dari pengertian, manfaat, mekanisme

dasar pemijatan, waktu pijat bayi, perpiasan pijat bayi, hal-

hal yang harus diperhatikan dalam pijat bayi, hal- hal yang

tidak boleh dilakukan pijat bayi, cara pijat bayi.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi

dan waktu penelitian, populasi, sample dan teknik

pengambilan sample, variabel penelitian, definisi

operasional, metode pengolahan dan analisi data dan etika

penulisan.

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari gambaran umum daerah peneitian, hasil

penelitian, pembahasan serta keterbatasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini terdiri dari dari saran dan kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

9

BAB II

LANDASAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar

menjawab pertanyaan “what”.Pengetahuan adalah apa yag diketahui

oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu

(Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,2010).

b. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif

berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara

berfikir, berinteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain)

yang berjenjang seperti berikut:

1) Tahu (Knowledge)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan

apa adanya. Termasuk kategori ini adalah kemampuan

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

10

mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang

telah berhasil dihimpun atau dikenali (recall offacts).

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai diartikan sebgai suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tetang obyek yang

diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan terhadap obyek yang dipelajari.

3) Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipahami ke dalam situasi dan

kondisi yang sesuai.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu obyek dalam komponen-komponen yang

berhubungan antara satu dengan yang lainnya, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi.

5) Sistesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

kembali bagian-bagian atau unsur-unsur didalam suatu bentuk

keseluruhan yangmengandung arti tertentu.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

11

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan ustifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau

obyek.Penelitian- penelitian itu didasarkan pada suatu kriteran

yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari

subyek penelitian atau responden.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain yaitu :

1) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.

Orang yang berpendidikan tinggi akan mudahmenerima

informasi dan pada akhirnya akan makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika seseorang tingkat

pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang

diperkenalkan.

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

12

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaa dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun tidak langsung.

3) Umur

Bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan

terjadinya perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental).

Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori

perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi,

hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya cirri-ciri baru.Ini terjadi

akibat pematangan fungsi organ.

4) Minat

Minat merupakan suatu kecenderungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk

mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh

penegtahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadianyang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada

kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan

berusaha untuk melupakan, namun pengalaman terhadap objek

tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

13

yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap

positif.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Aplikasi dalam suatu wilayah mempunyai budaya

untukmenjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin

masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga

kebersihan lingkungan.

7) Informasi

Kemudahan dalam memperoleh informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang

baru.

d. Cara Mendapatkan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni

cara tradisonal (non ilmiah) yaitu tanpa melalui penelitian ilmiah dan

modern (ilmiah) yaitu melalui proses penelitian. Untuk lebih

jelasnya dapat dijelaskan seperti berikut:

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari :

a) Coba- salah (trial and eror)

Cara ini digunakan orang sebelum adanya

kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban

apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah

upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

14

coba- coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan

yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

b) Cara kebetulan

Penemuan kebetulan secara kebetulan terjadi karena

tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali

kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik

apatidak.Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada

masyarakat tradisioanal saja,seolah dterima dar isumbernya

sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan

tersebut berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik

formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang

pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang

otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas

pemimpin agama,maupun ahli ilmu pengetahuan atau

ilmuwan.

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

15

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi

pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa

pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman

pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian

hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut

oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam

konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran

yang diwahyukan dari Tuhan melaluipara Nabi.Kebenaran

ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang

bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut

rasional atau tidak.Sebab kebenaran ini dterima oleh para

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

16

Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha

penalaran atau penyelidikan manusia.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh diperoleh dari

manusia secara cepat sekali melalui proses penalaran atau

berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar

dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara

yang rasional dan yang sistematis.

h) Malalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat

manusia cara berfikir manusia juga ikut berkembang. Dari

sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahuan. Indukdi dan deduksi pada

dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak

langsung melalui pernyataan-pernyataan yang

dikemukakan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu

melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang

umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah

pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum

ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang

dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

17

yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi

pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-

pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian

disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan

seseorang untuk memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari dari

pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses

berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap

benar secara umum pada kelas tertentu,berlaku juga

kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap

yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

lebis sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah,atau metode penelitia (research metodology).

Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang

mengembangkan metode berpikir induktif kemudian

dikembangkan oleh Deobold Van Dallen yang menyatakan

bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan

mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-

pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang

diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

18

a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif yakni gejala tertentu yang tidak

yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-

gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

e. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat

pengetahuan di tinjukkan pada skala pengukuran sebagai berikut :

1) Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD

2) Pengetahuan cukup : mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD

3) Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD

2. Bayi

a. Pengertian

Bayi merupakan anak usia 0-12 bulan. Masa bayi terbagi atas

neonatus dan bayi.Neonatus adalah sejak lahir (0 hari) sampai 28

hari. Di atas 28 hari sampai usia 12 bulan termasuk kategori bayi

(Marmi dan Kukuh, 2012)

b. Pertumbuhan dan perkembangan bayi

1) Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran fisik

(anatomi) dan struktus tubuh dalam arti sebagian atau

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

19

seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-

sel tubuh dan juga bertambah besar selnya.

Pertumbuhan dimulai dari aktifitas pernapasan yang

disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernafasan antara 35-

50 kali per menit, penyesuaian dengan denyut jantung antara

120-160 kali per menit, dengan ukuran jantung lebih besar

apabila dibandingkandengan rongga dada, kemudian terjadi

aktifitas (pergerakan) bayi yang mulai meningkat untuk

memenuhi kebutuhan gizi seperti menangis, memutar-mutar

kepala dan menghisap (rooting reflex) dan menelan. Petubahan

selanjutnya sudah dimulai proses pengeluaran tinja yang terjadi

dalam 24 jam yang terdapat mekonium. Hal tersebut akan

dilanjutkan proses defleksi tersebut yang berkisar antara 3-5 kali

seminggu, akan tetapi juga banyak dijumpai pada bayi yang

mengalami konstipasi pada bayi dengan PASI (Hidayat,2005).

Perubahan pada fungsi organ yang lain seperti ginjal

belum sempurna. Urine masih mengandung sedikit protein dan

pada minggu pertama akan dijumpai urinemoglobin darah pada

neonatus berkisar antara 17-19 g/dl, kadar hematokrit saat lahir

adalah 52%, terjadi peningkatan kadar leukosit sekitar 30.000/uI

dn setelah umur satu minggu akan terjadi penurunan hingga

kurang dari 14.000/uI (Hidayat,2005).

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

20

Kadar fungsi hati pun masih relatif imatur dalam

memproduksi faktor pembekuan sebab belum terbentuknya flora

usus yang akan berperan dalam absorbsi vitamin K, kemudian

adanya kekebalan bayi oleh karena adanya imunoglobin

(Hidayat,2005).

2) Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan

struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari

proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan

sistemnya yang terorganisasi (Nursalam dkk,2008).

Menurut Hidayat (2005), ada 4 kriteria perkembangan

yakni :

a) Perkembangan motorik kasar dapat diawali tanda gerakan

seimbang pada tubuh, mulai mengangkat kepala.

b) Motorik halus dimulainya tanda- tanda kemampuan untuk

mampu mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon

terhadap gerakan jari atau tangan.

c) Pada perkembangan bahasa ditunjukkan adanya

kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap

suara dan bel.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

21

d) Pada perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan adanya

tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk

mengaenali seseorang.

3. Pijat bayi

a. Pengertian

Pijat merupakan terapi sentuh paling tua dan paling populer

yang dikenal manusia.Pijat seni perawatan kesehatan dan

pengobatan yang telah di praktikkan sejak berabad- abad silam

(Roesli,2010).

b. Manfaat

Menurut Roesli (2010), pijat bayi mempunyai banyak manfaat,

antara lain :

1) Dampak biokimia yang posotif

a) Merangsang keluarnya hormon endorphine yang bisa

menurunkan nyeri, sehingga bayi menjadi tenang dan

mengurangi frekuensi menangis.

b) Meningkatkan tonus nervousvagus (syaraf otak ke-10). Ini

membuat kadar enzim penyerapa gustrin dan insulin naik,

sehingga penyarapan terhadap sari makanan menjadi baik.

c) Menurunan kadar hormon stress (catecholamine)

d) Peningkatan kadar zat daya tahan tubuh (immunoglobulin)

terutama kadar zat IgG, IgA dan IgM.

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

22

2) Dampak klinis yang positif

a) Meningkatkan jumlah dan daya racun (sitotoksisitas) dari

imunitas (sel pembunuh alami)

b) Mengubah gelombang otak secara alami

c) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan

d) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan

e) Meningkatkan kenaikan berat badan

f) Mengurangi depresi dan ketegangan

g) Membuat tidur lelap

h) Mengurangi rasa sakit

i) Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut)

j) Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi (bounding)

k) Meningkatkan volume air susu ibu

c. Mekanisme Dasar Pijat Bayi (Fisiologi Pijat Bayi)

Menurut Roesli (2010), ada beberapa mekanisme yang dapat

menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain pengeluaran

beta endorphine, antivitas nervus vagus dan produksi serotonin.

1) Pengeluaran beta endorphine

Pengeluaran beta endorphine dapat menyebabkan terjadinya

kondist.

a) Menurunkan enzim ODC (ornithin decarboxylase). Suatu

enzim yang merupakan petunjuk yang peka bagi

pertumbuhan sel.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

23

b) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.

c) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian

hormon pertumbuhan. Pengurangan sensasi taktil akan

meningkatkan pengeluaran suatu neurochemical beta-

endorphine, yang akan mengurangi pembentukan hormon

pertumbuhan karena menurunya jumlah dan aktifitas ODC

jaringan.

2) Peningkatan tonus syaraf ke-10

Bayi yang mendapat rangsangan melalui sentuhan/pijatan

mengalami peningkatan tonus nervus vagus (sarap otak ke-10).

Pijatan ini dapat merangsang peningkatan kadar enzim

penyerapan gastrin dan insulin. Itulah sebabnya mengapa berat

badan bayi yang dipijat bertambah lebih banyak bila

dibandiingkan dengan bayi yang tidak dipijat.

3) Peningkatan aktifitas neurotransmiter serotonin

Pemijatan ini dilakukan pada bayi dapat meningkatkan

aktifitas neurotransmiter serotonin, yaitu meningkatkan

glucocorticoid (adrenalin). Proses ini sangat membantu dalam

penurunan kadar hormon daya tahan tubuh terutama igM

(imunoglobulin M) dn IgG (Imunoglobulin G).

d. Waktu Pijat Bayi

Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai

keinginan orang tua. Semakin cepat dimulainya pemijitan, semakin

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

24

banyak keuntungan yang akan diperoleh oleh bayi. Apabila

dilakukan setiap hari dari sejak lahir sampai bayi berusia 6-7 bulan

(Roesli,2010). Pemijatan dapat dilakukan pada waktu- waktu

berikut:

1) Pagi hari, yaitu sebelum mandi.

2) Malam hari, yaitu sebelum tidur.

e. Persiapan Pijat Bayi

Menurut Roesli (2010), sebelum melakukan pemijatan pada bayi

yang harus diperhatikan adalah hal- hal sebagai berikut :

1) Mencuci tangan dan hangatkan tangan.

2) Hindari kuku panjang dan perhiasan agar tidak mengakibatkan

goresan pada kulit bayi.

3) Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap.

4) Bayi sedang tidak lapar atau sehabis makan.

5) Secara khusus menyediakan waktu minimal 15 menit untuk

melakukan proses pemijatan.

6) Ayah/ibu duduk pada posisi yang nyaman dan tenang.

7) Baringkan bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut dan

bersih.

8) Menyiapkan handuk, popok, baju ganti dan baby lotion/babyi oil

9) Meminta ijin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan

cara membelai wajah dan kepala bayi smabil mengajaknya

berbicara.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

25

10) Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat

gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak

yang cocok adalah minyak zitun, minyak telon, atau baby oil.

Jangan menggunakan minyak arroma karena terlalu keras untuk

kulit bayi.

f. Hal- hal yang Perlu diperhatikan dalam Pijat Bayi.

Menurut Roesli (2010), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

memijat bayi, antara lain :

1) Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama

pemijatan berlangsung.

2) Bernyanyilah atau putarkanlah lagu- lagu yang lembut guna

membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan

berlangsung.

3) Awalilah pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian

bertahap tambahkan tekanan pada sentuhan yang dilakukan,

khususnya bila ibu sudah merasa yakin bahwa bayi mulai

menikmati pijatan.

4) Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby oil atau lotion

yang lembut sesering mungkin.

5) Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki, karena umunya bayi

lebih menerima apabila pijat pada daerah kaki. Dengan

demikian akan memberikan kesempatan pada bayi untuk

membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari badan yang

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

26

disentuh. Urutan pijat bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki,

perut, dada, tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung.

6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi. Jika bayi

menangis, coba untuk menenangkan sebelum pemijatan

dilanjutkan. Jika bayi menangis lebih keras, hentikan pemijatan

mungkin bayi mengharapkan untuk digendong, disusui atau

sudah mengantuk dan sangat ingin tidur.

7) Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir, agar bayi

merasa segar dan bersih dari baby oil, namun jika pemijatan

dimalam hari cukup diseka dengan menggunakan air hangat.

8) Hindarkan mata bayi dari baby oil

9) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk

mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai pijat bayi.

g. Hal – hal yang Tidak Boleh dilakukan dalam Pijat Bayi.

Menurut Roesli (2010), hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam

pijat bayi :

1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan.

2) Memijat bayi pada saat kurang sehat.

3) Memijat bayi saat bayi tidak mau dipijat.

4) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.

h. Cara Pijat Bayi

Secara umum pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi.

Permulaan seperti ini akan memberikan kesempatan pada bayi untuk

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

27

membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Ini sebabnya

urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, kemudia

perut, dada, tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung

(Prasetyono,2009).

Menurut Roesli (2010), adapun urutan pijat bayi antara lain:

1) Kaki

a) Perahan cara India

Peganglah kaki bayi pada pangkal paha dan gerakkan

tangan ke bawah secara bergantian.

Gambar 2.1 Cara Perahan India

b) Perah dan putar

Pegang kaki pada pangkal paha sengan kedua tangan.Peras

dan putar kaki dengan lembut dari pangkal paha mearah

mata kaki.

Gambar 2.2Cara Perah dan Putar

c) Telapak Kaki

Urut telapak kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian,

dari tumit.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

28

Gambar 2.3Cara Telapak Kaki

d) Tarikan Jari Lembut

Pijat jari-jari satu persatu dengan gerakan memutar

menjauhi telapak kaki menuju jari-jari telapak kaki.

Gambar 2.4Cara Tarikan Jari Lembut

e) Gerakan Peregangan

Pijat telapak kaki dengan jari telunjuk, di mulai dari batas

jari-jari kearah tumit.Dengan jari tangan regangkan

punggung kaki kearah tumit.

Gambar 2.5Cara Gerakan Peregangan

f) Tarik Tekanan

Seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari

dengan menggunakan kedua ibu jari.

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

29

Gambar 2.6Cara Tarik Tekanan

g) Punggung Kaki

Pijat punggung kaki dari pergelangan kaki kearah jari-jari

dengan menggunakan kedua ibu jari.

Gambar 2.7Cara Pijat Punggung Kaki

h) Peras dan Putar Pergelangan Kaki

Membuat gerakan meremas dengan menggunakan jari-jari.

Gambar 2.8Cara Peras dan Putar Pergelangan Kaki

i) Perahan Cara Swedia

Pegang pergelangan kaki bayi.Gerakan tangan bergantian

dari pergelangan kaki ke pangkal paha.

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

30

Gambar 2.9Cara Perahan Swedia

j) Gerakan Menggulung

Pegang pangkal paha dengan kedua tangan.Buat gerakan

menggulung dari pangkal paha ke pergelangan kaki.

Gambar 2.10Cara Gerakan Menggulung

k) Gerakan akhir

Setelah gerakan dilakukan semua, rapatkan kedua kaki

bayi.Letakkan kedua tangan bersamaan pada pantat dan

pangkal paha.Usap kedua kaki dengan lembut dari paha ke

pergelangan kaki.

Gambar 2.11Cara Gerakan akhir

2) Perut

a) Mengayuh Sepeda

Memijat perut bayi dari atas ke bawah dengan kedua tangan

secara bergantian.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

31

Gambar 2.12Cara Mengaruh Sepeda

b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat

Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan

tanagn yang lain pijat perut bagian atas sampai ke jari-jari

kaki.

Gambar 2.13Cara Mengayuh Sepeda dengan Kaki

Diangkat

c) Ibu jari ke samping

Letakkan kedua ibu jari di samping kanan kiri pusar

bayi.Gerakkan kedua ibu jari kearah tepi perut kanan dan

kiri.

Gambar 2.14Cara Memijat Ibu Jari ke Samping

d) Bulan-matahari

Membuat lingkaran searah jarum jam, jari tangan mulai dari

perut bagian bawahn ke atas kemudia kembali ke bawah.

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

32

Tangan kanan membuat setengah lingkaran dari bagian

kanan perut bayi sampai ke bagian kiri perut bayi (seolah

membentuk gambat bulan).

Lakukan gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri selalu

membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan

kanan akan membuat gerakan stengah lingkaran (bulan).

Gambar 2.15Cara Pemijatan Bulan-Matahari

e) Gerakan I Love You

“I”, pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah

dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membuat huruf

“I”.

“Love”, pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik,

mulai dari kanan atas ke kiri bawah.

“You”, pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik,

mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas,

kemudia ke kiri, kebawah dan terakhir di perut kiri bawah.

Gambar 2.16Cara Gerakan “I Love U”

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

33

f) Gerakan atau Jari-Jari Berjalan

Letakkan ujung-ujung jari satu tangan pada bagian perut

bagian kanan.

Gambar 2.17Cara Gerakan Jari-jari Berjalan

3) Dada

a) Jntung Besar

Meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan di tengah

dada bayi.Baut gerakan ke atas sampai ke bawah leher,

kemudian ke samping diatas tulang selangka, lalu ke bawah

membentuk jantung dan kembali ke ulu hati.

Gambar 2.18Cara Pemijatan Jantung Besar

b) Kupu-Kupu

Tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari

tengah dada ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu

hati.Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu

hati.

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

34

Gambar 2.19Cara Gerakan Kupu-kupu

4) Tangan

a) Memijat Ketiak

Membuat gerakan memijat pada aderah ketiak dari atas ke

bawah.

Gambar 2.20Cara Memijat Ketiak

b) Perahan cara India

Pegang pundak bayi dengan tangan kanan, sedangkan

tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi.Gerakkan

tangan kanan dan kiri di mulai dari pundak kearah

pergelangan tangan.Gerakkan tangan kanan dan kiri secara

bergantian dan berulang seperti memerah susu sapi.

Gambar 2.21Cara Perahan India

c) Peras dan Putar

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

35

Peras da putar tangan bayi dari arah pundak ke pergelangan

tangan.

Gambar 2.22Cara Peras dan Putar Tangan

d) Membuka Tangan

Pijt telapak tangan dengan kedua ibu jari dari pergelangan

tangan sampai ke arah jari-jari.

Gambar 2.23Cara Memijit Membuka Tangan

e) Pijat Jari-jari

Pijat jari bayi satu persatu kearah ujung bayi dengan

gerakan memutar.Akhiri gerakan ini dengan tarikan lembut

pada tiap ujung bayi.

Gambar 2.24Cara Pijat Jari-jari

f) Punggung Tangan

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

36

Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan kita.Usapkan

punggung tangan bayi dari arah pergelangan tangan ke arah

jari-jari.

Gambar 2.25Cara Memijat Punggung Kaki

g) Peras dan Putar pergelangan Tangan

Peras skeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari

telunjuk.

Gambar 2.26Cara Peras dan Putar Pergelangan

Tangan

h) Perahan cara Swedia

Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian dari

pergelangan tangan kearah pundak.Lanjutkan pijatan dari

pergelangan tangan kiri ke arah pundak.

Gambar 2.27Cara Perahan Swedia

i) Gerakkan menggulung

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

37

Pegang lengan bayi bagian atas dengan kedua telapak

tangan.Bentuk gerakan menggulung dari pangkal lengan

kearah pergelangan jari-jari tangan.

Gambar 2.28Cara Gerakan Menggulung Tangan

5) Muka

a) Dahi

Letakkan kedua jari tangan pada pertengahan dahi.Tekan

dahi dengan lembut dari dahi bagian tengah keluar ke

samping kanan dan kiri.Gerakkan ke bawah ke daerah

pelipis, membuat lingkaran kecil di daerah pelipis kemudian

gerakkan ke bawah melalui daerah pipi di bawah mata.

Gambar 2.29Cara Memijat Muka

b) Alis

Meletakkan kedua ibu jari diantara kedua mata. Gunakan

kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata

dan diatas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping

seolah menyetrika alis.

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

38

Gambar 2.30Cara Memijat Alis

c) Hidung

Letakkan kedua ibu jari di pertengahan alis. Tekan ibu jari

dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung

kearah pipi dengan membuat gerakan ke samping dann ke

atas.

Gambar 2.31Cara Memijat Hidung

d) Mulut Bagian Atas

Letakkan kedua ibu jari di atas mulut, bawah sekat

hidung.Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke samping dan

ke atas ke aderah pipi.

Gambar 2.32Cara Memijat Mulut bagian Atas

e) Mulut bagian Bawah

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

39

Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu.Tekan kedua ibu jari

pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping

kemudian ke atas kearah pipi.

Gambar 2.33Cara Memijat Mulut bagian Bawah

f) Lingkaran kecil di Rahang

Dengan menggunakan ke dua jari tangan membuat

lingkaran kacil di daerah rahang bayi.

Gambar 2.34Cara memijat Lingkaran kecil di

Rahang

g) Belakang Telinga

Memberi tekanan lembut dengan ujung-ujung jari pada

daerah belakang telinga kanan dan kiri.

Gambar 2.35Cara Memijat Belakang telinga

6) Punggung

a) Gerakan maju mundur

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

40

Tengkurapkan bayi melintang dengan kepala disebelah

kanan dan kiri.Pijat punggung bayi dengan gerakan meju

mundur menggunakan kedua telapak tangan dari bawah

leher sampai ke pantat bayi dan kembali ke leher.

Gambar 2.36Cara Gerakan Meju Mundur

b) Gerakan menyetrika

Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.Tangan kiri

memijat dari leher ke bawah sampai ketemu dengan tangan

kanan.

Gambar 2.37Cara Gerakan Menyetrika

c) Gerakann Menyetrika dan Mengangkat Kaki

Ulangi gerakan menyetrika punggung, tangak kanan

memegang kaki dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit

kaki.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

41

Gambar 2.38Cara Gerakan Menyetrika dan

Mengangkat Kaki

d) Gerakan melingkar

Jari kedua tangan membuat gerakan melingkar kecil dari

tengkuk turun ke bawah kanan tulang punggung sampai ke

pantat.Mulai lingkaran kecil di leher, kemudian lingkaran

besar di pantat.

Gambar 2.39Cara Gerakan melingkar

e) Gerakan menggaruk

Buat gerakan menggaruk memanjang sampai ke pantat bayi

dengan lima jari tangan.

Gambar 2.40Cara Gerakan menggaruk

i. Gerakan Relaksasi dan Peregangan Lembut

Menurut Roesli (2010), gerakan relaksasi dan peregangan yaitu:

1) Gerakan relaksasi

Membuat goyangan-goyangan ringan, tepuk-tepukan halus dan

melambung-lambungkan secara lembut adalah contoh gerakan

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

42

relaksasi.Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana.Dapat

dikerjakan bersama-sama pijat bayi atau terpisah dari pijat

bayi.Misalnya waktu ibu mulai memijat bagian kaki bayyi

ternyata kakinya tegang dan kaku.Gunakan sentuhan relaksasi

dan suara ibu untuk menolong agar kaki bayi menjadi rileks dan

lemas (Roesli,2010).

2) Gerakan peregangan lembut

Gerakan peregangan lembut adalah gerakan-gerakan sederhana

yang meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat perut dan

pinggul, serta meluruskan tulang belakang bayi.Peregangan

lembut ini dilakukan diakhir pemijatan atau diantara

pemijatan.Setiap gerakan peregangan dapat dilakukan selama 4-

5 menit (Roesli,2010).

Menurut Roesli (2010), terdapat beberapa macam gerakan

peregangan lembut :

a) Tangan disilangkan

Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan

keduanya di dada.Luruskan kembali kedua tangan bayi

kesamping, ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali.

Gambar 2.41Cara Tangan disilangkan

b) Membentuk diagonal tangan-kaki

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

43

Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi

diatas tubuh bayi sehingga membentuk garis

diagonal.Selanjutnya tarik kembali tangan dan kaki bayi

keposisi semula.Gerakan membentuk diagonal ini dapat

diulang sebanyak 4-5 kali.

Gambar 2.42Cara membuat diagonal Tangan dan

Kaki

c) Menyilangkan kaki

Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu silangkan

keatas perut.Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar

bertemu mata kaki kiri dalam.Setelah itu, kembalikan psisi

kaki pada posisi semula.

Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua

kakinya keatas sehingga mata kaki kanan dalam bertem

dengan mata kaki luar.Setelah itu, kembalikan pada posisi

semula.Gerakan ini dpat diulang sebanyak 4-5 kali.

Gambar 2.43Cara Menyilangkan Kaki

d) Menekuk Kaki

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

44

Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi lalu tekuk kaki

perlahan menuju ke arah perut.

Gambar 2.44Cara Menekuk Kaki

e) Gerakan Kaki bergantian

Gerakan sama dengan menekuk kaki, tetapi dengan

mempergunakan kaki secara bergantian.

Gambar 2.45Cara Gerakan Kaki Bergantian

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

45

B. Kerangka Teori

Gambar 2.46 Kerangka Teori

Sumber: Modofikasi Notoatmodjo (2010), Hidayat (2005) dan Roesli (2010)

Pijat

Bayi :

1. Pengertian

2. Pertumbuh

an dan

perkemban

gan

Pengetahuan Pijat bayi :

1. Pengertian pijat bayi

2. Manfaat pijat bayi

3. Mekanisme dasar

pemijatan (fisiologi

pijat bayi)

4. Waktu pijat bayi

5. Persiapan pijat bayi

6. Hal-hal yang

dilakukan selama

pemijatan

7. Hal-hal yang tidak

boleh dilakukan

ketika sedang

memijat bayi

8. Gerakan relaksasi

dan peregangan

lembut

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pengetahuan:

1. Informasi

2. Kultur (budaya

dan agama)

3. Pendidikan

4. Pengalaman

5. Soaial

ekonomi

6. usia

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

46

C. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.47 Kerangka Konsep Penelitian

Baik

Cukup

Kurang

Pengetahuan ibu

tentang pijat bayi

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif

kuantitatif.Penelitian deskriptifyaitu penelitian yang dilakukan terhadap

sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran

fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi

tertentudengan pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,

analisis data dan bersifat kuantitatif (Notoadmodjo, 2010).Kuantitatif adalah

data yang berwujud angka-angka (Ridwan, 2012).

Penelitian yang dilakukan mendiskripsikan Tingkat Pengetahuan ibu

yang mempunyai bayi usia 3- 12 bulan tentang pijat bayi di desa Candirejo

Klaten.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk mengambil data

selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2007).Penelitian ini dilakukan

di Desa Candirejo Klaten.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis

untuk memperoleh data penelitian kasus yang dilaksanakan

(Budiarto, 2007).Penelitian ini dilaksanakan tanggal 20 Maret2014.

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

48

C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2010).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang

mempunyai bayi usia 3-12 bulan sebanyak 49 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah

semua ibu yang mempunyai bayi usia 3-12 bulan di Desa Candirejo

Klaten. Apabila populasi <100 diambil semua, jika populasi >100

diambil rata-rata 20-30%.Berdasarkan jumlah populasi dalam penelitian

ini kurang dari 100 maka diambil semua sebagai sample. Jadi, sampel

pada penelitian ini adalah 49 ibu yang mempunyai bayi usia 3-12 bulan

yang tinggal di Desa Candirejo Klaten.

3. Tehnik Pengambilan Sampel

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel

(Sugiyono, 2010).Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan metode sampling jenuh.Sampling jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel (Sugiyono, 2010).

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

49

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang akan

menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010). Dalam penelitian

ini, variabel yang diteliti merupakan variabel tunggal, yaitu tingkat

pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan tentang pijat bayi.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang diamati

(diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional (Nursalam, 2008).

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat

Ukur Kriteria

Skala

Penguk

ur

Pengetahuan

Ibu tentang

pijat bayi

Kemampuan ibu

menjawab dengan

benar kuesioner

tentang Pijat Bayi

meliputi :

1. Pengertian

2. Manfaat

3. Waktu pijat bayi

4. Persiapan

5. Mekanisme

6. Hal-hal yang

dilakukan

selama pijat bayi

7. Hal-hal yang tidak

dianjurkan

selama pijat bayi

8. Teknik

9. Gerakan

Kuesioner 1. 1. Baik : bila nilai

responden (x) > mean +

1 SD

2. 2. Cukup : bila nilai

responden mean – 1 SD ≤

x ≤mean + 1 SD

3. 3. Kurang : bila nilai

responden (x) < mean – 1

SD

Ordinal

Sumber: Data Primer November 2013

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

50

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner digunakan

untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pijat bayi.

Pengetahuan menggunakan kuesioner dalam bentuk pernyataan

tertutup dengan tipe memilih alternatif. Tipe ini diminta memilih satu

jawaban yang dianggap terbaik seperti tipe benar salah. Pernyataan yang

digunakan biasanya selalu berisi aitem dalam jumlah yang banyak, skor bagi

jawaban yang benar pada setiap aitem pernyataan positif (favorable) adalah

pernyataan yang jika jawabannya benar mendapat skor 1, jika salah mendapat

skor 0. Sedangkan pernyataan negatif (unfavorable) adalah pernyataan yang

jika jawabannya benar mendapat skor 0, jika salah mendapat skor 1

(Azwar, 2010).

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

51

Tabel 3. 2

Kisi-kisi Kuisioner

Variabel Sub Variabel No. Item

Jumlah Favourable unfavourable

Tingkat

pengetahuan

Ibu tentang

pijat bayi

Pengertian 1*,2 - 2

Manfaat

Waktu pijat

3, 5

7, 8, 9

4,6

10, 11, 12

4

6

Persiapan

Mekanisme

Hal-hal yang di

perhatikan

selama pijat

Hal-hal yang

tidak dianjurkan

ketika sedang

memijat

Teknik pijat

Gerakan

relaksasi dan

peregangan

13, 16

17, 18

20, 21, 22

23

26

27, 28, 29,

31, 32

14, 15

19

24

25

30, 33, 34,35

4

2

4

2

2

9

21 14 35

*nomor kuesioner yang tidak valid

Untuk mengetahui apakan kuesioner penelitian ini berkualitas,

terlebih dahulu akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap populasi

dengan karakteristik sejenis diluar lokasi penelitian yaitu di Desa Drono,

Ngawen, Klaten. Jumlah ibu yang mempunyai bayi usia 3-12 bulan sebanyak

36 ibu dengan 35 item pernyataan. Dari hasil validitas menunjukkan bahwa

pada item pertanyaan untuk variabel pengetahuan ibu tentang pijat bayi dari

Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

52

35 item pertanyaan terdapat 34 item pertanyaan yang valid dan 1 item

pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 1. Dalam penelitian ini, perhitungan

validitas dengan taraf 5% dilakukan dengan bantuan komputer program for

sosial science (SPSS). Sehingga item yang tidak valid tidak digunakan dalam

penelitian ini, karena masih ada item pernyataan yang mewakili.

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010).

Pengukuran ini melalui penyusunan kisi-kisi kuesioner yang

dibandingkan pada teori, setelah itu penulis melakukan analisis item

menggunakan rumus statistika koefisien korelasi product moment dari

pearson dengan rumus sebagai berikut:

xyr =( )( )

( )[ ] ( )[ ]å åå ååå å

--

-2222 YYNXXN

YXXYN

Keterangan :

N : Jumlah subjek

X : Skor setiap item

Y : Skor total

( )2åX : Kuadrat jumlah skor item

å 2X : Jumlah kuadrat skor item

( )2åY : Kuadrat jumlah skor total

Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

53

Hasil penggunaan rumus tersebut kemudia dianalisis. Instrumen

dikatakan valid jika rhitung > rtabel (0,334). Pada taraf signifikan 5%.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya (Riyanto, 2010). Formula statistika yang

dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah Alpha

Cronbach, dihitung dengan rumus sebagai berikut:

úúû

ù

êêë

é-

-= å

2

2

11 1)1( St

Si

k

kr

Keterangan:

11r = Reabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

å 2Si = Mean kuadrat kesalahan

2St = Variabel total

Dari 34 item pernyataan hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa

semua variable dalam penelitian ini memiliki alpha cronbach 0,863 >

0,60sehingga kuesioner yang disusun dalam penelitian ini reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada pengetahuan menggunakan kuesioner.

Kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

54

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010). Pada teknik

penumpulan data dalam penelitian ini data yang diperoleh terdiri dari :

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari

obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2013).Dalam

penelitian ini yang termasuk data primer adalah identitas responden

dan hasil pengisisan dari kuesioner pengetahuan ibu yang mempunyai

bayi umur 3-12 bulan tentang pijat bayi.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung

dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2013).Data sekunder dalam

penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi dalam hal ini adalah pada

bulan Maret jumlah ibu yang mempunyai bayi umur 3-12 bulan di desa

Candirejo Klaten sebanyak 49 orang.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

pengolahan data. Pengolahan data manual menurut Notoatmodjo

(2010), yaitu melalui 4 tahapan diantaranya:

a. Editing

Page 70: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

55

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu.Kalau

ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap maka

kuesioner tesebut dikeluarkan (droup out).

b. Coding (pengkodean)

Instrumen berupa kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap

dari jawaban responden agar dapat lebih mudah dalam mengelola

data selanjutnya.

c. Dataentry (memasukkan data)

Memasukkan data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing

responden dalam program komputer untuk dilakukan analisis

selanjutnya.

d. Tabulating (tabulasi)

Menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah di

beri kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

e. Cleaning (pembersihan)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak kelengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan koreksi.

Page 71: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

56

2. Analisa Data

Analisis data yang digunakan dalam pengolahan hasil data ini

menggunakan analisis univariatdan di bantu dengan program SPSS.

Menurut Notoatmodjo (2010),analisis univariatyaitu menganalisis

variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi dan

presentasi dari tiap variabel. Penelitian ini hanya mendiskripsikan

tingkat pengetahuan ibu tentang Pijat Bayi.

Menurut Riwidikdo (2009) hasil untuk mengetahui tingkat

pengetahuan ibu tentangpijat bayi maka, ditunjukkan dengan

keterangan sebagai berikut :

a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1SD.

b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1SD ≤ x

≤ mean + 1SD.

c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) < mean –

1SD.

Menurut Riwidikdo (2009), untuk mengetahui nilai mean

dengan rumus sebagai berikut :

X = n

Keterangan :

X = Nilai rata – rata

ΣX = Jumlah seluruh data

Page 72: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

57

n = Banyaknya data

Menurut Riwidikdo (2009), untuk mencari simpangan baku

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

SD = 1

)( 22

-

S-S

n

n

xx i

i

Keterangan :

SD = Simpangan baku

Xi = Nilai dari data

n = Banyaknya data

Menurut Riwidikdo (2009), cara mengukur prosentase yang

digunakan untuk menganalisis tingkat pengetahuan yaitu dengan rumus:

Jumlah nilai responden

Jumlah responden

I. Etika Penelitian

Menurut Notoadmojo (2010), etika adalah ilmu atau pengetahuan

tentang apa yang dilakukan orang atau pengetahuan tentang adat kebiasaan

orang.

Masalah etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam

penelitian dan perlu diperhatian menurut (Hidayat, 2007) antara lain :

Skor prosentase = x 100%

Page 73: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

58

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden diberikan lembar penelitian.Informed consent

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan menjadi responden. Tujuan informed consent agar subjek

mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek bersedia, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan.Jika responden tidak

bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.

2. Anonymity (tanpa nama)

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil pelelitian

yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah – masalah lainnya. Semua informasi yang

telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

J. Jadwal penelitian

Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

penyusunan proposal penelitian, sampai dengan penulisan pelaporan

Page 74: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

59

penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut

(Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir.

Page 75: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Desa Candirejo terletak di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten.

Desa Candirejo terbagi atas menjadi 19 RT 9 RW. Secara geografis sebelah

utara berbatasan dengan Desa Polodadi, sebelah selatan berbatasan dengan

Desa Belang Wetan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Drono, sebelah

barat berbatasan dengan desa Tempursari.

Jumlah seluruh Desa Candirejo, Ngawen, Klaten sejumlah 1920 jiwa

dan terdapat 524 Kepala Keluarga serta terdapat 49 ibu yang mempunyai bayi

umur 3-12 bulan di Desa Candirejo, Ngawen, Klaten.

B. Hasil Penelitian

1. Hasil perhitungan Mean dan SD

Tabel 4.1

Hasil Perhitungan Mean dan Standar Dev isiasi

variabel Mean Standar Devisiasi

Tingkat Pengetahuan ibu tentang

pijat bayi

23,4 2,4

Page 76: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

61

2. Hasi tingkat pengetahuan

Table 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Tentang Pijat Bayi

no Tingkat Pengetahuan Jumlah Responden Prosentase (%)

1 Baik 10 20,4 %

2 Cukup 35 71,4 %

3 Kurang 4 8,1 %

Total 49

Sumber: Data Primer, April 2014

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat

pengetahuan ibu yang mempunyai bayi umur 3- 12 bulan tentang pijat

bayi pada kategori baik sebanyak 10 responden (20,4%), kategori

cukup sebanyak 35 responden (71,4%) dan pada kategori kurang baik

sebanyak 4 responden (8,1%). Disimpulkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu yang mempunyai bauyi umur 3-12 bulan yaitu pada

kategori cukup.

C. Pembahasan

Pada penelitian ini paling banyak ibu- ibu di Desa Candirejo,

Ngawen, Klaten mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang pijat bayi

yaitu sebanyak 10 responden (20,4%) kemudian tingkat pengetahuan cukup

sebanyak 35 responden (71,4%) dan pada tingkat pengetahuan kurang baik

yaitu sebanyak 4 responden (8,1%).

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu

dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Pegetahuan adalah

apa yang diketahuai oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu.

Page 77: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

62

Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan. Menurut Notoadmodjo (2007) tingkat pengetahuan

seseorang dipengaruhi beberapa faktor antara lain pendidikan, semakin tinggi

pendidikan seseorang maka seseorang akan lebih mudah menerima dan

menyesuaikan diri dengan hal- hal yang baru dan pada akhirnya akan makin

banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Faktor pekerjaan, pada lingkungan

pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Faktor umur,

bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada

aspek psikis dan psikologis, maka semakin tua umur maka pengalaman yang

didapat semakin banyak. Faktor minat, minat yaitu keinginan seseorang untuk

mencoba dan menekuni suatu hal. Faktor pengalaman, satu kejadian yang

pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Faktor

kebudayaan lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap tingkat

pengetahuan seseorang karena kebudayaan sangat dipegang teguh oleh

masyarakat. Faktor informasi, seseorang yang mempunyai banyak informasi

makan pengetahuannya semakin luas.

Pijat bayi merupakan terapi sentuh paling tua dan paling popular

yang dikenal manusia. Pijat seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang

telah di praktikkan sejak berabad-abad silam (Roesli, 2010). Manfaat pijat

bayi antara lain merangsang keluarnya hormon endorphine yang bisa

menurunkan nyeri sehingga bayi menjadi tenang dan mengurangi frekuensi

Page 78: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

63

menangis, menurunkan hormon stress, meningkatkan daya tahan tubuh,

meningkatkan kenaikan berat badan, membuat tidur lelap, mengurangi

kembung dan mengurangi depresi serta ketegangan.

Dari hasil penelitian dapat dianalisis peneliti pada kategori tingkat

pengetahuan baik kebanyakan responden tidak bisa menjawab pada indikator

mengenai mekanisme pemijatan. Untuk katerogi cukup baik responden

kurang paham pada indikator waktu pijat bayi, gerakan relaksasi dan gerakan

peregangan. Pada kategori kurang baik responden kurang faham terdapat

pada indikator waktu pijat bayi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pijat

bayi, gerakan relaksasi serta gerekan peregangan.

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan

tentang pijat bayi dalam kategori cukup yaitu sebanyak 35 responden

(71,4%). Kemungkinan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain faktor

kebudayaan lingkungan sekitar karena di Desa tersebut masih ada dukun bayi

yang masih aktif tanpa pelatihan tentang pijat bayi dengan tenaga kesehatan

dan juga masyarakat masih percaya memijatkan bayinya ke dukun dibanding

ke tenaga kesehatan, faktor informasi sebagian besar dari tenaga kesehatan

belum member penyuluhan mengenai pijat bayi, serta ibu-ibu juga enggan

mencari informasi mengenai pijat bayi, faktor sosial ekonomi dikarenakan

para ibu berfikiran apabila memijatkan ditenaga kesehatan biayanya lebih

mahal dibanding di dukun.

Page 79: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

64

D. Keterbatasan

Penulis menyadari terdapat keterbatasan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah

ini, yaitu:

1. Kendala

Responden tidak bisa datang saat itu juga untuk melakukan pengisian

kuesioner karena setiap responden memiliki waktu luang yang berbeda-

beda untuk menjawab kuesioner dan ada beberapa responden yang tidak

bisa datang sehingga harus didatangi kerumah untuk mengisi kuesioner.

2. Kelemahan

a. Kuesioner

Bentuk kuesioner dalam penelitian ini adalah kesioner tertutup, yang

mana responden hanya menjawab benar dan salah. Sehingga kurang

memperoleh informasi secara lebih mendalam karena responden tidak

dapat menguraikan jawaban sendiri.

b. Veriabel penelitian

Variable dalam penelitian ini merupakan variable tunggal karena

hanya masih meneliti tingkat pengetahuan pijat bayi.

Page 80: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasi penelitian mengenai tingkat pengetahuan tentang Pijat Bayi

di Desa Candirejo, Ngawen, Klaten dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan yang baik tentang pijat bayi di Desa Candirejo,

Ngawen, Klaten sebayak 10 responden (20,4%)

2. Tingkat pengetahuan yang cukup baik tentang pijat bayi di Desa

Candirejo, Ngawen, Klaten sebanyak 35 respnden (71,4%)

3. Tingkat pengetahuan yang kurang baik tentang pijat bayi di Desa

Candirejo, Ngawen, Klaten sebanyak 4 responden (8,1%).

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan responden khususnya orang tua bayi lebih

meningkatkan pengetahuan tentang pijat bayi misalnya dengan mengikuti

penyuluhan tentang pijat bayi, mencari informasi tentang pijat bayi baik

melalui media (televisi, radio, Koran, majalah) atau mendiskusikannya

dengan tenaga kesehatan setempat, serta memijatkan bayinya dibidan

yang kompeten.

Page 81: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

66

2. Bagi Bidan / Tenaga Kesehatan

Diharapkan bidan / tenaga kesehatan dapat meningkatkan

pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan bayi, khususnya

memberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi pada para ibu-ibu

yang mempunyai bayi agar mengetahui tentang pijat bayi. Serta

melakukan pembinaan kepada dukun bayi tentang pijat bayi agar dukun

bayi dapat memberikan pelayanan pijat bayi kepada masyarakat dengan

baik.

3. Bagi Institusi

a. Pendidikan STIKes Kusuma Husada

Institusi pendidikan sebagai sumber referensi untuk peneliti

selanjutnya, sumber bacaan dan bahan pengajaran terutama yang

berkaitan dengan pijat bayi.

b. Bagi Desa Candirejo Klaten

Sebagai penambahan fasilitas dengan pijat bayi yang bisa dilakukan

di posyandu, ataupun di bidan.

4. Dengan Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian

lebih lanjut mengenai pengetahuan tentang pijat bayi dengan

menambahkan variabel yang mempengaruhi pengetahuan pijat bayi.

Page 82: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI … · kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun menurun.Serta, adanya keyakinan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Barbara. 2010. Manjakan Bayi Anda dengan Pijatan Lembut. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan

Budiarto. 2006. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC

Depkes RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia

Dinkes Jateng. 2008. Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Jawa Tengah: Jateng

Notoarmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Novitasari, A. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dukuh

Cemetuk Desa Lorog Tawangsari sukoharjo. Jurnal Bidan. Com, 13

Desember 2013

Nursalam, 2008. Konsep dan PeneranganMetodelogi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Riduwan, 2012. Metode dan Teknik Menyusun Proposal. Bandung: Alfabeta

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS.

Yogyakarta: rohima Press

Riyanto, A. 2011. Aplikasi MetodologiPenelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

Medika

Roesli, U. 2010. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta: Trubus Agriwidya

Silalahi, DKK. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Jakarta:

Bursa Ilmu

Walker, P. 2011. Panduan Lengkap Pijat Bayi. Jakarta: Puspa Swara