tingkat pemanfaatan fasilitas pokok dan fungsional

9
45 OPEN ACCES Vol. 14 No. 1: 45-53 Mei 2021 Peer-Reviewed AGRIKAN Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072) URL: https: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ DOI: 10.29239/j.agrikan.14.1.45-53 Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional Pelabuhan Perikanan Pantai Tobelo Kabupaten Halmahera Utara ( Level of Utilization of Main and Functional Facilities Coastal Fishing Port Tobelo North Halmahera District ) Mujais Tou 1 , Amirul Karman 1 dan Bahar Kaidati 1 1 Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Khairun, Ternate- Indonesia, Email: [email protected] Info Artikel: Diterima : 30 Jan. 2021 Disetujui : 24 Mar. 2021 Dipublikasi : 26 Mar. 2021 Artikel Penelitian Keyword: Basic facilities, Functional facilities, coastal fishing port, Tobelo Korespondensi: Amirul Karman Universitas Khairun Ternate - Indonesia Email: [email protected] Copyright© Mei 2021 AGRIKAN Abstrak. Keberhasilan pembangunan pelabuhan perikanan pantai Tobelo Kabupaten Halmahera Utara tidak terlepas dari keberadaan failitas pokok, fungsional, dan penunjang, oleh karena itu perlu diketahui kondisi dan tingkat pemanfaatan fasilitas-fasilitas tersebut. Tujuan dari penelitian adalah; mendiskripsikan kondisi eksisting dan menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas pokok dan fungsional pelabuhan perikanan pantai Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Penelitian telah dilakukan di pelabuhan perikanan pantai Tobelo Kabupaten Halmahera Utara, selama satu bulan yaitu pada bulan November 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Hasil penelitin menunjukkan bahwa kondisi eksisiting fasilitas pokok di pelabuhan perikanan pantai Tobelo, yaitu panjang dermaga memiliki kapasitas sebesar 80,00 m, luas kolam pelabuhan 100 m2, kedalaman perairan dermaga -5,00. Adapun kondisi eksisting fasilitas fungsional yaitu pabrik es terdiri dari 2 unit (masing kapasitas 5 ton hari), ABF terdiri dari 2 unit (masing berkapasitas 5 ton/24 jam) dan cold storage terdiri dari 2 unit (masing-masing berkapasitas 50 ton). Tingkat pemanfaatan panjang dermaga dan kolam pelabuhan melebihi batas optimal dari kapasitas yang terpasang, selanjutnya tingkat pemanfaatan kedalaman perairan dermaga, pabrik es, air blast freezer, dan cold storage belum optimal. Abstract. The success of development the coastal fishing port in Tobelo of North Halmahera Regency cannot be separated from the existence of basic, functional and supporting facilities, therefore it is necessary to know the conditions and level of utilization of these facilities. The objectives of the research are; describe the existing condition of main and functional facilities and analyze the level of utilization of the main and functional facilities at the Tobelo coastal fishing port, North Halmahera Regency. The research was conducted at the Tobelo coastal fishing port, North Halmahera Regency, for one month, namely in November 2020. The research method used was a case study. The condition of the existence of basic facilities at PPP Tobelo, namely the length of the pier having a capacity of 80.00 m, an area of the port pool of 100 m2, the depth of the pier waters - 5.00. The existing condition of functional facilities is an ice factory consisting of 2 units (each with a capacity of 5 tonnes a day), ABF consisting of 2 units (each with a capacity of 5 tonnes / 24 hours) and cold storage consisting of 2 units (each with a capacity of 50 tonnes). The utilization rate of the length of the pier and port pond exceeds the optimal limit of the installed capacity, then the utilization rate of the depth of the pier waters, ice factory, air blast freezer, and cold storage is not optimal. I. PENDAHULUAN Perairan Kabupaten Halmahera Utara masuk dalam wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia (WPP-RI) 716. Luas WPP-RI 716 yaitu sebesar 528.216,86 km 2 , dan memiliki potensi lestari sumberdaya perikanan laut sebesar 597.139 ton/tahun yang terdiri dari ikan pelagis 181.491 ton/tahun; pelagis kecil 378.734 ton/tahun; demersal 36.142 ton/tahun; udang 7.945 ton/tahun; ikan karang konsumsi 34.440 ton/tahun; lobster 894 ton/tahun; kepiting 2.196 ton/tahun; rajungan 294 ton/tahun; dan cumi–cumi 1.103 ton/tahun (Kepmen KP Nomor 50 Tahun 2017). Hal ini menunjukkan bahwa prospek pembangunan perikanan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang strategis di Kabupaten Halmahera Utara. Sektor perikanan merupakan sektor yang sangat menjanjikan dan bernilai ekonomis, oleh karena itu pengembangan sektor perikanan dapat memberikan dampak positif diantaranya adalah ketersediaannya lapangan pekerjaan bagi masyarakat pesisir. Dalam usaha pengembangan dan meningkatkan produksi perikanan laut, maka tersedianya prsarana pelabuhan perikanan memiliki arti yang sangat penting. Pelabuhan perikanan sebagai media bisnis sesama nelayan dan aktor perikanan lainnya, dan juga sebagai pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan, dan pemasaran

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional

45

OPEN ACCES

Vol. 14 No. 1: 45-53 Mei 2021

Peer-Reviewed

AGRIKAN

Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)

URL: https: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/

DOI: 10.29239/j.agrikan.14.1.45-53

Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional Pelabuhan Perikanan Pantai Tobelo Kabupaten Halmahera Utara

(Level of Utilization of Main and Functional Facilities Coastal Fishing Port Tobelo North Halmahera District)

Mujais Tou1, Amirul Karman1 dan Bahar Kaidati1

1 Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Khairun, Ternate-

Indonesia, Email: [email protected]

Info Artikel:

Diterima : 30 Jan. 2021

Disetujui : 24 Mar. 2021

Dipublikasi : 26 Mar. 2021

Artikel Penelitian

Keyword:

Basic facilities, Functional

facilities, coastal fishing port,

Tobelo

Korespondensi:

Amirul Karman

Universitas Khairun

Ternate - Indonesia

Email: [email protected]

Copyright© Mei

2021 AGRIKAN

Abstrak. Keberhasilan pembangunan pelabuhan perikanan pantai Tobelo Kabupaten Halmahera Utara tidak

terlepas dari keberadaan failitas pokok, fungsional, dan penunjang, oleh karena itu perlu diketahui kondisi dan

tingkat pemanfaatan fasilitas-fasilitas tersebut. Tujuan dari penelitian adalah; mendiskripsikan kondisi

eksisting dan menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas pokok dan fungsional pelabuhan perikanan pantai

Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Penelitian telah dilakukan di pelabuhan perikanan pantai Tobelo

Kabupaten Halmahera Utara, selama satu bulan yaitu pada bulan November 2020. Metode penelitian yang

digunakan adalah studi kasus. Hasil penelitin menunjukkan bahwa kondisi eksisiting fasilitas pokok di

pelabuhan perikanan pantai Tobelo, yaitu panjang dermaga memiliki kapasitas sebesar 80,00 m, luas kolam

pelabuhan 100 m2, kedalaman perairan dermaga -5,00. Adapun kondisi eksisting fasilitas fungsional yaitu

pabrik es terdiri dari 2 unit (masing kapasitas 5 ton hari), ABF terdiri dari 2 unit (masing berkapasitas 5

ton/24 jam) dan cold storage terdiri dari 2 unit (masing-masing berkapasitas 50 ton). Tingkat pemanfaatan

panjang dermaga dan kolam pelabuhan melebihi batas optimal dari kapasitas yang terpasang, selanjutnya

tingkat pemanfaatan kedalaman perairan dermaga, pabrik es, air blast freezer, dan cold storage belum optimal.

Abstract. The success of development the coastal fishing port in Tobelo of North Halmahera Regency cannot

be separated from the existence of basic, functional and supporting facilities, therefore it is necessary to know

the conditions and level of utilization of these facilities. The objectives of the research are; describe the existing

condition of main and functional facilities and analyze the level of utilization of the main and functional

facilities at the Tobelo coastal fishing port, North Halmahera Regency. The research was conducted at the

Tobelo coastal fishing port, North Halmahera Regency, for one month, namely in November 2020. The research

method used was a case study. The condition of the existence of basic facilities at PPP Tobelo, namely the

length of the pier having a capacity of 80.00 m, an area of the port pool of 100 m2, the depth of the pier waters -

5.00. The existing condition of functional facilities is an ice factory consisting of 2 units (each with a capacity

of 5 tonnes a day), ABF consisting of 2 units (each with a capacity of 5 tonnes / 24 hours) and cold storage

consisting of 2 units (each with a capacity of 50 tonnes). The utilization rate of the length of the pier and port

pond exceeds the optimal limit of the installed capacity, then the utilization rate of the depth of the pier waters,

ice factory, air blast freezer, and cold storage is not optimal.

I. PENDAHULUAN

Perairan Kabupaten Halmahera Utara masuk

dalam wilayah pengelolaan perikanan Republik

Indonesia (WPP-RI) 716. Luas WPP-RI 716 yaitu

sebesar 528.216,86 km2, dan memiliki potensi

lestari sumberdaya perikanan laut sebesar 597.139

ton/tahun yang terdiri dari ikan pelagis 181.491

ton/tahun; pelagis kecil 378.734 ton/tahun;

demersal 36.142 ton/tahun; udang 7.945 ton/tahun;

ikan karang konsumsi 34.440 ton/tahun; lobster 894

ton/tahun; kepiting 2.196 ton/tahun; rajungan 294

ton/tahun; dan cumi–cumi 1.103 ton/tahun

(Kepmen KP Nomor 50 Tahun 2017). Hal ini

menunjukkan bahwa prospek pembangunan

perikanan menjadi salah satu kegiatan ekonomi

yang strategis di Kabupaten Halmahera Utara.

Sektor perikanan merupakan sektor yang

sangat menjanjikan dan bernilai ekonomis, oleh

karena itu pengembangan sektor perikanan dapat

memberikan dampak positif diantaranya adalah

ketersediaannya lapangan pekerjaan bagi

masyarakat pesisir. Dalam usaha pengembangan

dan meningkatkan produksi perikanan laut, maka

tersedianya prsarana pelabuhan perikanan

memiliki arti yang sangat penting. Pelabuhan

perikanan sebagai media bisnis sesama nelayan

dan aktor perikanan lainnya, dan juga sebagai

pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau

dari aspek produksi, pengolahan, dan pemasaran

Page 2: Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)

46

baik berskala lokal, nasional maupun

internasional (Gumilang dan Susilawati, 2019).

Perspektif pembangunan pelabuhan

perikanan yaitu terealisasinya pemerataan

pembangunan, ekspansi peluang bekerja, dan

mengurangi perpindahan penduduk dari desa ke

kota (Suherman et al., 2020). Berdasarkan hal ini

maka, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Maluku Utara membangun pelabuhan perikanan

pantai (PPP) yang terletak di Desa Wosia

Kecamatan Tobelo Tengah Kabupaten Halmahera

Utara, dengan tujuan untuk menyediakan sarana

dan prasaran bagi nelayan dan pelaku usaha

(stakeholder). Pelabuhan perikanan pantai adalah

pelabuhan khusus yang merupakan pusat

pengembangan ekonomi perikanan, baik dilihat

dari aspek produksinya maupun aspek

pemasarannya. PPP dalam pelaksaaan fungsi dan

perannya dilengkapi dengan adanya fasilitas

pokok, fungsional, dan penunjang. Fasilitas pokok

wajib dimiliki oleh pelabuhan perikana, karena

jika tidak adanya fasilitas pokok maka pelabuhan

perikanan tidak akan bisa beroperasi. Kemudian

fasilitas untuk menunjang berjalannya fasilitas

pokok ialah fasilitas fungsional. Fasilitas

fungsional yang juga dikatakan suprasutruktur

adalah fasilitas yang berfungsi untuk

meninggikan nilai guna dari fasilitas pokok

sehingga dapat menunjang aktivitas di pelabuhan

perikanan.

Keberhasilan pembangunan PPP Tobelo

Kabupaten Halmahera Utara tidak terlepas dari

keberadaan fasilitas pokok, fungsional, dan

penunjang, oleh karena itu perlu diketahui

kondisi dan tingkat pemanfaatan fasilitas-fasilitas

tersebut. Berdasarkan informasi awal dari

stakeholder di PPP Tobelo, bahwa armada

penangkapan ikan yang akan melakukan

pendaratan hasil tangkapan harus berlabuh

menunggu antrian untuk mendaratkan hasil

tangkapannya dikarenakan dermaga tidak mampu

menampung armada tangkap saat bersamaan

untuk mendaratkan hasil tangkapan. Selain itu

hasil tangkapan juga tidak dapat ditampung di air

blast freezer (ABF) karena keterbatasan kapasitas,

hal ini yang menyebabkan mutu hasil tangkapan

menurun dan mempengarhui harga dari hasil

tangkapan tersebut. Kebutuh es balok pada saat

melaut juga mengalami permasalahan, dimana

dalam memenuhi kebutuhan es balok nelayan

harus membeli dari luar PPP Tobelo. Bertolak dari

permasalahan-permasalahan tersebut yang

mendasari untuk dilakukan penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

tingkat pemanfaatan fasilitas pokok dan

fungsional di pelabuhan perikanan pantai Tobelo

Kabupaten Halmahera Utara. Fasilitas pokok yang

diteliti dalam penelitian ini adalah panjang

dermaga, kolam pelabuha, dan kedalaman

perairan dermaga. Sedangkan fasilitas fungsional

adalah pabrik es, ABF, dan cold storage.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di pelabuhan

perikanan pantai (PPP) Tobelo Desa Wosia

Kecamatan Tobelo Tengah Kabupaten.

Pengumpulan data lapangan selama satu bulan,

yaitu pada tanggal 25 November sampai 25

Desember 2020. Pemilihan lokasi ini sebagai

lokasi penelitian dikarenakan lokasi ini

merupakan pelabuhan perikanan pantai yang

dijadikan fishing base dan tempat pendaratan hasil

tangkapan, khususnya armada pukat cincin (purse

seine) di Kabupaten Halmahera Utara. Lokasi

penelitian disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Lokasi penelitian

Page 3: Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)

47

Penelitian menggunakan metode studi

kasus. Fasilitas pokok yang diteliti dalam

penelitian dibatasi pada panjang dermaga, kolam

pelabuhan dan kedalaman kolam. Sedangkan

fasilitas fungsional adalah pabrik es, cold stroge,

dan air blast freezer (ABF). Kedua fasilitas tersebut

merupakan fasilitas pokok dan fungsional yang

menunjang peningkatan dan menjaga mutu

produksi hasil tangkapan di PPP Tobelo

Kabupaten Halmahera Utara dan langsung

berinteraksi dengan aktivitas nelayan di

pelabuhan tersebut baik pada saat melaut dan

mendaratkan hasil tangkapan.

Data primer dikumpulkan melalui

obeservasi dan wawancara menggunakan

kuisioner terhadap stakeholder (nakhoda,

pengusaha, dan pengelolaa) yang berada di PPP

Tobelo. Sedangkan data sekunder diperoleh

melalui studi pustaka meliputi data produksi hasil

tangkapan, armada penangkapan, dan keadaan

umum PPP Tobelo Kabupaten Halmahera Utara.

Tingkat pemanfaatan dianalisis secara

deskriptif komparatif dengan membandingkan

kapasitas aktual (KA) atau yang terpakai dengan

kapasitas terpasang (KT). Menurut Bambang dan

Suherman (2006), bahwa formula yang digunakan

untuk menghitung tingkat pemanfaatan adalah

sebagai berikut:

( ) ( )

( )

Selanjutnya dinyatakan bahwa batasan

untuk mengetahui pemanfaatan fasilitas

pelabuhan perikanan adalah sebagai berikut:

Jika persentase pemanfaatan > 100%, maka

tingkat pemanfaatan fasilitas pokok dan

fungsional PPP Tobelo melebihi batas optimal.

Jika persentase pemanfaatan = 100%, maka

tingkat pemanfaatan fasilitas pokok dan

fungsional PPP Tobelo dalam kondisi optimal.

Jika persentase pemanfaatan < 100%, maka

tingkat pemanfaatan fasilitas pokok dan

fungsional PPP Tobelo belum optimal.

Sebelum dilakukan perhitungan tingkat

pemanfaatan fasilitas pokok yang diteliti di PPP

Tobelo terlabih dahulu dilakukan perihitungan

kapasitas aktual (KA) dengan persamaan sebagai

berikut:

(1) Kapasitas aktual panjang dermaga

Perhitungan kapasitas aktual pemanfaatan

panjang dermaga menggunakan persamaan

sebagai berikut:

( )

Dimana:

Laktual = panjang dermaga aktual/terpakai (m)

l = panjang kapal rata-rata (m)

s = jarak antar kapal (m)

n = jumlah kapal yang memakai dermaga

rata-rata perhari

a = berat rata-rata kapal (ton);

h = lama kapal di dermaga (jam)

u = produksi ikan perhari (ton)

d = lama fishing trip rata-rata (jam)

(2) Kapasitas aktual luas kolam pelabuhan

Perhitungan kapasitas aktual pemanfaatan

luas kolam pelabuhan menggunakan persamaan

sebagai berikut:

Dimana:

Laktual = luas kolam pelabuhan aktual/terpakai

(m2)

n = jumlah kapal maksimum yang berlabuh

(m)

l = panjang kapal rata-rata (m)

b = lebar kapal terbesar (m);

(3) Kapasitas kedalaman perairan dermaga/kolam

Perhitungan kapasitas aktual pemanfaatan

kedalaman perairan dermaga/kolam menggunakan

persamaan sebagai berikut:

Dimana:

Daktual = kedalaman perairan/LWS (m)

d = draft kapal terbesar (m)

H = Tinggi gelombang maksimu

S = Tinggi ayunan kapal yang melaju (m)

C = Jarak aman dari lunas kapal kedasar

perairan

Selanjutanya perhitungan kapasitas aktual

(KA) untuk masing-masing fasilitas fungsional

yang diteliti di PPP Tobelo menggunakan

persamaan sebagai berikut:

(1) Kapasitas aktual pabrik es

Perhitungan kapasitas aktual pemanfaatan

pabrik es menggunakan persamaan sebagai

berikut:

Dimana:

Rkpl = rata-rata jumlah kapal keluar per hari

(kapal/hari)

RKes = rata-rata kebutuhan es balok tiap kapal

per hari (ton/hari)

(2) Kapasitas aktual air blast freezer (ABF)

Perhitungan kapasitas aktual ABF

menggunakan persamaan sebagai berikut:

Page 4: Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)

48

Dimana:

RPHT = rata-rata jumlah produksi hasil

tangkapan per hari (ton/hari)

RPHTkeABF = rata-rata jumlah produksi hasil

tangkapan yang masuk ke ABF per

hari (ton/hari)

(3) Kapasitas aktual cold storage

Perhitungan kapasitas aktual cold storage

menggunakan persamaan sebagai berikut:

Dimana:

RPHTABFkeCS = rata-rata jumlah produksi hasil

tangkapan yang dipindahkan dari

ABF ke cold storage per hari

(ton/hari)

LPCS = Lama penyimpanan di cold storage

(hari)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Kondisi Eksisting Fasilitas Pokok dan

Fungsional yang Diamati

Kondisi eksisting dermaga beton di PPP

Tobelo memiliki ukuran panjang 88,00 m. Luas

kolam pelabuhan 100,00 m2. Kedalam perairan

dermaga pada saat muka air laut surut terendah

(LWS) adalah -5,00 m. Pabrik es terdiri dari 2 unit

dengan kapasitas setiap unit 5,00 ton/hari, air blast

freezer (ABF) juga terdiri dari 2 unit dengan

kapasitas setiap unit 5,00 ton/24 jam, dan cold

storoge terdiri dari 2 unit dengan kapasitas setiap

unit 50,00 ton. Secara rincin kondisi eksisting

fasilitas pokok dan fungsional yang diamati

disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kondisi eksisting fasilitas pokok dan fungsional diamati di PPP Tobelo

Kabupaten Halmahera Utara

No. Fasilitas Volume Satuan Keterangan

I. Fasilitas Pokok

1. Dermaga beton 88,00 m 1 unit Baik

2. Kolam pelabuhan 100,00 m2 1 unit Baik

3. Kedalaman perairan dermaga -5,00 m LWS Sesuai

II. Fasilitas Fungsional

1. Pabrik es 5,00 ton/hari 2 unit Baik

2. Air Blast Freezer (ABF) 5,00 ton/24 jam 2 unit Baik

3. Cold Storage 50,00 ton 2 unit Baik

3.2. Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok

3.2.1. Dermaga

Fasilitas dermaga yang berada di PPP

Tobelo memiliki panjang 88,00 m. Jumlah rata-

rata kapal yang mendaratkan hasil tangkapan

sebanyak 15 kapal/hari, dengan asumsi (informasi

nelayan) bahwa jumlah kapal yang bersamaan

sandar/tambat di dermaga untuk melakukan

aktivitas bongkar muat sebanyak 7 kapal/hari

maka panjang dermaga yang dibutuhkan adalah

123,09 m. Berdasarkan hasil analisis tingkat

pemanfaatan, maka diperoleh tingkat pemanfaatan

dermaga melibihi batas optimal yaitu; sebesar

139,88 % (Tabel 2).

3.2.2. Kolam pelabuhan

Kolam pelabuhan di PPP Tobelo berfungsi

sebagai tempat kapal bertambat/berlabuh dengan

luas 100,00 m2. Jumlah rata-rata kapal yang

mendaratkan hasil tangkapan sebanyak 15

kapal/hari, dengan asumsi (informasi nelayan)

bahwa jumlah kapal yang bersamaan masuk di

kolam pelabuhan sebanyak 2 kapal/hari maka luas

kolam pelabuhan yang dibutuhkan yaitu 386,20

m2. Berdasarkan hasil analisis tingkat

pemanfaatan, maka diperoleh tingkat pemanfaatan

kolam pelabuhan melibihi batas optimal yaitu

sebesar 386,20 % (Tabel 2).

3.2.3. Kedalaman perairan dermaga/kolam

pelabuhan

Kapal perikanan yang melakukan bongkar

muat di dermaga PPP Tobelo memiliki draft yang

paling besar adalah 1,37 m, tinggi ayunan kapal

yang melaju sekitar 0,5 m, tinggi gelombang

maksimum dan jarak aman dari lunas kapal ke

dasar perairan 1 m, dan kedalaman perairan pada

saat surut terendah (LWS) adalah 5,00 m.

Berdasarkan hasil analisis kedalaman perairan

dermaga/kolam pelabuhan PPP Tobelo

menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan

kedalaman perairan dermaga/kolam pelabuhan

kurang (3,37 m) dari kedalaman perairan saat ini

yaitu; 5,00 m. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

pemanfaatan kedalaman perairan belum optimal

yaitu; sebesar 60,40 % (Tabel 2).

Page 5: Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)

49

Tabel 2. Tingkat pemanfaatan fasilitas pokok yang diamati di PPP Tobelo Kabupaten Halmahera Utara

Jenis Fasilitas Pokok Kapasitas

Terpasang

Standar

Kepmen

8/2012

Kapasitas

Aktual

Tingkat

Pemanfaatan Penambahan

Panjang Dermaga 88,00 m 100 m 123,092 m 139,88 % 35,09 m

Kolam pelabuhan 100 m2 - 386,20 m2 386,20 % 286,20 m2

Kedalaman perairan

dermaga -5,00 m (LWS) -2 m 3,37 m 67,40 % Belum optimal

3.3. Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Fungsional

3.3.1. Pabrik es

Fasilitas pabrik es yang terpasang di PPP

Tobelo, memproduksi es balok sebanyak 10

ton/hari (2 unit). Rata-rata jumlah kapal yang

keluar melaut (menangkap) ikan sebanyak 15

kapal/hari dengan kebutuhan es balok tiap kapal

sebesar 0,425 ton/hari, sehingga total kebutuhan es

balok sebesar 6,375 ton/hari. Berdasarkan hasil

analisis tingkat pemanfaatan, diperoleh tingkat

pemanfaatan es balok sebesar 63,75 % (Tabel 3).

Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan es oleh

nelayan saat ini mampu dipenuhi oleh keberadaan

pabrik es di PPP Tobelo atau dengan kata lain

bahwa kondisi pemanfaatan fasilitas pabrik es (es

balok) yang ada, belum optimal.

3.3.2. Air blast freezer (ABF)

Fasilitas ABF yang terpasang di PPP

Tobelo terdiri dari 2 unit dengan kapasitas

masing-masing 5 ton (10 ton). Rata-rata jumlah

produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPP

Tobelo sebesar 6,243 ton/hari dan berdasarkan

informasi dari pengusaha pembeli dan

penampung ikan bahwa rata-rata 93,00 % dari

produksi (5,81 ton/hari) masuk/disimpan di ABF

untuk proses pembekuan. Lamanya proses

pembekuan yaitu; 24 jam, dan setelah itu ikan

yang telah dibekukan di ABF dipindahkan ke cold

storage. Berdasarkan hasil analisis tingkat

pemanfaatan maka diperoleh tingkat pemanfaatan

ABF sebesar 58,06 % (Tabel 3). Hal ini

menunjukkan bahwa fasilitas ABF mampu

menampung produksi hasil tangkapan yang

didaratkan di PPP Tobelo, karena kondisi aktual

menunjukkan bahwa pemanfaatan fasilitas ABF

yang ada belum optimal.

3.3.3. Cold storage

Fasilitas cold storage yang terpasang di

PPP Tobelo terdiri dari 2 unit dengan kapasitas

masing 50 ton, maka total jumlah kapasitas dari

cold storage yaitu; 100 ton. Rata-rata hasil

tangkapan yang telah dibekukan di ABF yang

kemudian di pindahkan ke cold storage sebesar

5,81 ton per hari, dan berdasarkan informasi dari

pengelolaa cold storage bahwa lamanya

penyimpan di cold storage yaitu rata-rata 15 hari

dan selanjutnya hasil tangkapan di pasarkan ke

luar daerah. Sehingga jumlah produksi hasil

tangkapan yang tersimpan di cold storage sebelum

dipasarkan sebesar 87,15 ton/15 hari. Hasil analisis

tingkat pemanfaatan diperoleh tingkat

pemanfaatan cold storage sebesar 87,15 % (Tabel

3). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

pemanfaatan fasilitas cold stroge di PPP tersebut

belum optimal.

Tabel 3. Tingkat pemanfaatan fasilitas fungsional yang diamati di PPP Tobelo Kabupaten Halmahera

Utara

No. Jenis Fasilitas Fungsional Kapasitas

Terpasang

Kapasitas

Aktual

Tingkat

Pemanfaatan Penambahan

1. Pabrik es (Es balok) 10 ton 6,375 ton/hari 63,75 % Belum optimal

2. Air blast freezer (ABF) 10 ton 5,81 ton/24 jam 58,06 % Belum optimal

3. Cold storage 100 ton 87,15 ton/15

hari 5,81 % Belum optimal

3.4. Pembahasan

Perhitungan optimalisasi fasilitas pokok dan

fungsional yang dikaji di PPP Tobelo merupakan

cara atau metode yang digunakan untuk

mengetahui, sudah optimal atau belumnya

pemanfaatan fasilitas yang ada di pelabuhan

tersebut. Metode ini adalah metode yang

menggunakan perbandingan antara kapasitas

fasilitas yang tersedia di PPP Tobelo dengan

seberapa besar kapasitas suatu fasilitas itu yang

telah digunakan. Perhitungan ini juga untuk

mengetahui perlu atau tidaknya penambahan atau

peningkatan fasilitas, untuk melayani aktivitas di

PPP Tobelo.

Page 6: Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)

50

Dermaga merupakan suatu bangunan

kelautan yang berperan sebagai media labuh dan

bersandarnya kapal, bongkar muat hasil

tangkapan, serta tempat mengisi bahan perbekalan

untuk keperluan penangkapan ikan di laut.

Fasilitas dermaga yang berada di PPP Tobelo

memiliki panjang 88,00 m. Tingkat pemanfaatan

dermaga melibihi batas optimal yaitu sebesar

139,88 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa

keberadaan panjang dermaga saat ini belum

mampu memenuhi kebutuhan kapal penangkapan

ikan melakukan aktvitas bongkar muat pada

waktu bersamaan, sehingga diperlukan

penambahan panjang dermaga sebesar 35,09 m.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa dermaga

sudah tidak cukup untuk melayani kegiatan

pendaratan hasil ikan tangkapan sehingga kapal-

kapal tersebut harus mengantri dan bersandar

secara berlapis di dermaga pelabuhan (Najah, et

al., 2012). Tingginya pemanfaatan dermaga ini

dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah

satunya yaitu saat ini jumlah kapal yang

menggunakan dermaga PPP Tobelo mengalami

peningkatan dan lamanya kapal bersandar/

bertambat di dermaga. Ketidakmampuan dermaga

melayani kapal secara bersamaan untuk

mendaratkan hasil tangkapan mengakibatkan

proses pendaratan hasil tangkapan tidak berjalan

lancar dan hal ini akan berdampak pada mutu ikan

hasil tangkapan karena ikan tertahan lama di atas

kapal, selain itu juga akan mempengaruhi waktu

kapal untuk kembali melaut.

Pemanfaatan fasilitas dermaga yang

melampaui batas optimal juga terjadi di pangkalan

pendaratan ikan Lonrae Kabupaten Bone

(Merdekawati, et al., 2019), dimana

pemanfaatannya telah melebihi batas optimal

yaitu sebesar 108%. Selanjutnya Primsa, et al.,

(2014), menyatakan bahwa pemanfaatan fasilitas

dermaga di pangkalan pendaratan ikan Pagurawan

sudah melebihi dari sangat dimanfaatkan yaitu

sebesar 817,32%. Hasil yang berbeda dengan

tingkat pemanfaatan dermaga di PPP Tegalsari,

dimana tingkat pemanfaatannya belum optimal

yaitu sebesar 90,60 % (Yahya, et al., 2013). Hal yang

sama dinyatakan oleh Ardandi, et al., (2013),

bahwa tingkat pemanfaatan fasilitas dermaga di

PPI Tanjungsari belum optimal yaitu; sebesar 90%.

Kolam pelabuhan merupakan area perairan

pelabuhan untuk masuknya kapal-kapal yang

akan bersandar di dermaga. Kolam pelabuhan

menurut fungsinya terbagi menjadi dua yaitu,

berfungsi sebagai alur pelayaran yang merupakan

pintu masuk kolam pelabuhan sampai ke dermaga

(navigation channels), dan berfungsi sebagai

kolam putar yaitu daerah perairan untuk

berputarnya kapal (turning basin). Tingkat

pemanfaatan kolam pelabuhan di PPP Tobelo

telah melibihi batas optimal. Hal ini menunjukkan

bahwa keberadaan kolam pelabuhan saat ini

belum mampu memenuhi kebutuhan kapal

penangkapan untuk bertambat/berlabuh saat

bersamaan, sehingga diperlukan penambahan luas

kolam pelabuhan yaitu sebesar 286,20 m2.

Keterbatasan luas kolam pelabuhan akan

memberikan dampak pada saat kapal melakukan

olah gerak untuk sandar atau keluar dari dermaga.

Pemanfaatan fasilitas kolam pelabuhan yang

melampaui batas optimal juga terjadi di pangkalan

pendaratan ikan Kildang Lor Kabupateng Batang

(Rahardjo, 2008), dimana pemanfaatannya telah

melebihi batas optimal yaitu sebesar 127,31%.

Hasil yang berbeda dengan tingkat pemanfaatan

kolam pelabuhan di PPP Tegalsari, dimana tingkat

pemanfaatannya belum optimal yaitu; sebesar

52,8% (Yahya, et al., 2013).

Fluensi pelayaran kapal dalam kolam

pelabuhan dibutuhkan dasar perairan yang cukup

dalam, sehingga kapal dengan muatan penuh

dapat berlayar pada saat muka air terendah.

Tingkat kebutuhan kedalaman perairan dermaga

di PPP Tobelo kurang (3,37 m) dari kedalaman

perairan saat ini yaitu 5,00 m. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan

kedalaman perairan sebesar 67,40% sehingga tidak

perlu dilakukan pengerukan dasar periran. Hasil

yang berbeda dengan tingkat pemanfaatan

kedalaman perairan dermaga di pangkalan

pendaratan ikan Lonrae Kabupaten Bone

(Merdekawati, et al., 2019), dimana tingkat

pemanfaatan kedalaman perairan melebihi batas

optimal yaitu; sebesar 200% sehingga harus

melakukan pengerukan.

Fasilitas pabrik es merupakan salah satu

fasilitas fungsional yang terdapat di PPP Tobelo

yang berfungsi untuk memproduksi es balok. Es

balok tersebut disuplai ke nelayan. Manfaat dari

es balok adalah untuk penanganan atau

pengawetan hasil tangkapan saat di atas kapal

maupun setelah didaratkan. Tingkat pemanfaatan

es balok di PPP Tobelo belum optimal. Hal ini

mengindikasikan bahwa kebutuhan es balok oleh

nelayan di PPP Tobelo dapat dilayani oleh

keberadaan pabrik es di PPP tersebut. Fasilitas

pabrik es sangat diperlukan di tempat pendaratan

ikan atau pelabuhan perikanan, karena es

Page 7: Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)

51

digunakan untuk mempertahankan kesegaran

ikan setelah ikan ditangkap, pada saat proses

pendaratan serta dalam proses pengangkutan,

penyimpanan, dan pemasaran. Pemanfaatan

pabrik es yang belum optimal juga terjadi di

pangkalan pendaratan ikan Tiku Kabupaten Agam

Sumatera Utara (Putri et al., 2018), dimana tingkat

pemanfaatan pabrik es (es balok) belum optimal

yaitu; sebesar 79,5 %. Menurut Siahaan et al.,

(2016), bahwa tingkat pemanfaatan pabrik (es

balok) di PPS Belawan belum optimal yaitu

sebesar 49 %. Hasil yang berbeda dengan tingkat

pemanfaatan pabrik es (es balok) di PPI Kronjo

(Pujiastuti et al., 2018), dimana pemanfaatannya

telah melebihi fasilitas pabriks es di PPI tersebut

yaitu sebesar 702 %.

Fasilitas air blast freezer (ABF) di PPP

Tobelo berfungsi untuk pembekuan cepat (24 jam)

ikan, sehingga ikan dapat bertahan dalam jangka

waktu yang lama dan mempertahankan rasa,

aroma, warna dan kesegaran. Tingkat pemanfaatan

ABF di PPP Tobelo sebesar 58,06 %. Hal ini

menunjukkan bahwa fasilitas ABF mampu

menampung hasil produksi yang didaratkan di

PPP Tobelo, karena kondisi aktual menunjukkan

bahwa pemanfaatan fasilitas ABF yang ada belum

optimal. Hal yang sama dengan hasil penelitian

(Faruza, et al., 2015) di PPS Belawan, dimana

tingkat pemanfaatan ABF di PPS tersebut belum

optimal yaitu; sebesar 39,1%.

Fasilitas cold storage merupakan fasilitas

yang berfungsi sebagai wadah penyimpanan

sementara produk-produk perikanan yang tidak

langsung di pasarkan karena berbagai alasan di

antaranya karena menunggu harga naik, kelebihan

produksi, atau tempat transit. Menurut Putri et al.,

(2018), bahwa cold storage berfungsi sebagai

tempat penyimpanan hasil tangkapan nelayan

guna menjaga kualitas hasil tangkapan, dan juga

dapat menjaga harga jual hasil tangkapan nelayan

agar tidak mengalami penurunan disaat hasil

tangkapan sedang puncak.Tingkat pemanfaatan

cold storage di PPP Tobelo sebesar 87,15 %, hal ini

menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan fasilitas

cold stroge di PPP tersebut belum optimal.

Pemanfaatan cold storage yang belum optimal juga

terjadi di PPI Pasarwajo Kabupaten Buton

Sulawesi Tenggara (Basri et al., 2020), dimana

pemanfaatan fasilitas tersebut sebesar 50 %.

Selanjutnya Faruza et al., (2015), menyatakan

bahwa pemanfaatan cold storage di PPS Belawan

belum optimal dimana pemafaatan fasilitas cold

storage I sebesar 75%, akan tetapi pemanfaatan

cold storage II telah melewati batas optimal yaitu

sebesar 101,4%.

IV. PENUTUP

Kondisi eksisiting fasilitas pokok yang

diteliti di pelabuhan perikanan pantai Tobelo

Kabupaten Halmahera Utara, yaitu panjang

dermaga memiliki panjang sebesar 80,00 m, luas

kolam pelabuhan 100 m2, kedalaman perairan

dermaga -5,00 saat surut terenda (LWS). Kondisi

eksisting fasilitas fungsional yang diteliti yaitu;

pabrik es terdiri dari 2 unit (masing-masing

kapasitas 5 ton/hari), ABF terdiri dari 2 unit

(masing-masing berkapasitas 5 ton/24 jam) dan

cold storage terdiri dari 2 unit (masing-masing

berkapasitas 50 ton). Tingkat pemanfaatan panjang

dermaga dan kolam pelabuhan melebihi kapasitas

yang terpasang atau telah melebihi batas optimal,

sedangkan kedalaman perairan dermaga, pabrik

es, air blast freezer, dan cold storage belum

optimal.

Perlu segerah meningkatkan kapasitas dari

fasilitas panjang dermaga sebesar 35,09 m, kolam

pelabuhan sebesar 286, 2 m2, disebabkan karena

kedua fasilitas tersebut telah melampau batas

optimal.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menghaturkan terima kasih kepada

Kepala Pelabuhan dan karyawan PPP Tobelo

Kabupaten Halmahera Utara yang sudah

membantu penulis dalam pengambilan data yang

berkaitan dengan penelitian ini.

REFERENSI

Ardandi, S.N., Boesono, H., Rosyid, A. 2013. Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Dasar dan Fungsional untuk

Peningkatan Produksi di Pangkalan Pendaratan Ikan Tanjungsari Kabupaten Pemalang. J. of

Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 2(1): 11-22.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jfrumt/article/view/1731/1732

Page 8: Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)

52

Bambang, A.N., Suherman A. 2006. Tingkat pemanfaatan PPS Cilacap ditinjau dari pemanfaatan fasilitas

pelabuhan yang tersedia. Buletin PSP, 15:1-12.

Basri, La Ode M., Tadjudda, M., Alimina, N. 2020. Analisis Pemanfaatan Fasilitas Pangkalan Pendaratan

Ikan (PPI) Pasarwajo Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. J. Sains dan Inovasi Perikanan. 4(2): 83-

94. http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSIPi/article/view/12378/9430

Faruza, M. F., Zain, J., Ronald, M. H. 2015. Efficiency Of Utilization Of Facility Cold Storage Pt. Golden

Cup Seafood In Ocean Fishing Port Of Belawan North Sumatra. J. Online Mahasiswa. 2 (2): 1-9.

https://media.neliti.com/media/publications/189989-ID-efficiency-of-utilization-of-facility-co.pdf

Gumilang, A.P., Susilawati, E. 2019. Supplay Chain Analysis in the Distribution of Leading Commodity-

Based Catches in PPN Kejawanan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 11(3): 807-814.

DOI: https://doi.org/10.29244/jitkt.v11i3.27408

Ginting, R .F. N. 2011. Kondisi dan Potensi Pengembangan Kepelabuhanan Perikanan di Kabupaten Subang

[Skripsi]. Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor

Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017. Tentang

Estimasi Potensi, Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan, aan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya

Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, Jakarta. 8 hlm.

http://jdih.kkp.go.id/peraturan/50%20KEPMEN-KP%202017.pdf

Merdekawati, A.E.P., Mallawa, A., Amir, F. 2019. Analisis Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok di

Pangkalan Pendaratan Ikan Lonrae Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. J. IPTEKS PSP. 6(12): 165-

174. DOI: https://doi.org/10.20956/jipsp.v6i12.7382

Najah, R. A., Lubis, E., Muninggar, R. 2012. Keberadaan Fasilitas Menurut Aktivitas di Pelabuhan

Perikanan Pantai Lampulo, Banda Aceh. Marine Fisheries, 3(1).

DOI: https://doi.org/10.29244/jmf.3.1.55-70. 55-70.

Primsa, P.D., Zain, J., Ronal. 2014. Studi Pemanfaatan Fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan Pagurawan di

Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara. J.

Online Mahasiswa. 1(1): 1-13. https://jom.unri.ac.id/index.php/

JOMFAPERIKA/article/view/4230/4122.

Pujiastuti, D., Irnawati, R., Rahmawati A. 2018. Kondisi dan Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pangkalan

Pendaratan Ikan Kronjo Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. J. Perikanan dan Kelautan. 8 (1): 40-

45. https://core.ac.uk/download/pdf/291655495.pdf

Putri, R. J., Yani, A.H., Isnaniah. 2018. Studi Pemanfaatan Fasilitas Fungsional Pangkalan Pendaratan

Ikan Tiku Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. J. Online Mahasiswa. 5(1): 1-13.

file:///C:/Users/Admin/Downloads/22126-42886-1-SM%20(3).pdf

Rahardjo, B. 2008. Evaluasi Daya Dukung Pangkalan Pendaratan Ikan Klidang Lor Kabupaten Batang

untuk Pengembangan Perikanan Tangkap [Tesis]. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro

Semarang. 143 hal. https://core.ac.uk/download/pdf/11716548.pdf

Siahaan, F. T. S., Mudzakir, A. K., Dewi, D. A. N. N. 2016. Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Dasar Dan

Fungsional Di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Dalam Menunjang Kegiatan Penangkapan

Ikan. J. of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 5 (2): 55-63.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jfrumt/article/view/11827/11482

Page 9: Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)

53

Suherman, A., Boesono, H., Kurohman, F., Mudzakir, A. K. 2020. Kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara

Kejawanan Cirebon Jawa Barat. Marine Fisheries. 11(1): 23-28.

DOI: https://doi.org/10.29244/jmf.v11i1.31803.

Yahya, E., Rosyid, A., Suherman, A. 2013.Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Dasar dan Fungsional dalam

Strategi Peningkatan Produksi di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal Jawa Tengah. J.

of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 2(1): 56-65.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jfrumt/article/view/1741/1743