tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi …/tingkat... · data wajib pajak dan data surat...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP
PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PADA
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA
PERIODE TAHUN 2007-2010
TUGAS AKHIR
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh:
Ita Puji Lestari
F3408054
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
”Tidak semua yang dapat dihitung itu diperhitungkan dan
tidak semua yang diperhitungkan itu dapat di hitung”
(Albert Einstein)
”Hidup adalah suatu perjuangan untuk mendapatkan
suatu kenikmatan, dan kegagalan adalah bagian dari
perjuangan itu”
(Penulis)
Penulis persembahkan kepada:
Ayah dan Ibu ku tercinta,
dan
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir dengan judul “TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI TERHADAP PENYAMPAIAN SURAT
PEMBERITAHUAN TAHUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2010” dengan baik.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan,
bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya.
2. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi
Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Ibu Trisninik Ratih Wulandari, SE., Ak., selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan memberikan
pengarahan, motivasi serta masukan yang berharga bagi penulis.
4. Bapak Usman selaku Pembimbing sekaligus Ketua Subbag Umum di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Makasih pak atas bimbingannya selama
saya bikin repot di kantor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Bapak Agung selaku Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Keramahan bapak membuat saya nyaman
melakukan magang di kantor.
6. Bapak junaedi yang telah memberikan data-datanya.
7. Orang tua ku tersayang yang selalu menyayangi ku sejak kecil, terima kasih
atas segalanya.
8. Keluarga besar ku yang tidak bisa aku sebutin satu per satu, makasih atas
semua doa, semangat, nasehat, dan dukungannya.
9. Amel, “n Riu… makasih ea cluq atas pertemanannya slama ne, mksh juga
buat tumpangan koztnya, mav aq dah banyak ngrepotin kalian slama ne..
10. Agung ‘n ava.. mksh buat saran nya ‘n mksh jga dah jdi tmen penghilang
kejenuhan q…bang, tx speedy nya..
11. Yopie’ yang tlah memberi support ke aq, tx yop.. J
12. Eva yang dah bantuin aq buat TA ne, mksh bgt ea va.. J
13. Untuk temen-temen ortax ’08 yang tidak bisa aku sebutin semua, kompak
selalu ea... Mav klo aq ada salah slma ne…
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir
ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Namun demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. . Gambaran Umum Perusahaan ........................................................ 1
B. . Latar Belakang Masalah ................................................................. 19
C. . Perumusan Masalah ........................................................................ 21
D. . Tujuan Penelitian ............................................................................ 21
E. .. Manfaat Penelitian .......................................................................... 21
F. .. Metode Penelitian ........................................................................... 22
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
A. . Tinjauan Pustaka ............................................................................. 24
B. . Analisis Data dan Pembahasan ....................................................... 34
BAB III TEMUAN
A. . Kelebihan ........................................................................................ 44
B. . Kelemahan ...................................................................................... 45
BAB IV PENUTUP
A. . Simpulan ......................................................................................... 46
B. . Rekomendasi ................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
II.1 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Efektif di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2007-2010 ................ 38
II.2 Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2007-2010 .... 38
II.3 Persentase Kenaikan/ Penurunan Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi terhadap Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2007-2010...................................................................................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR I.I Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta ........................................................ 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Tugas Akhir
2. Surat Permohonan Ijin Magang
3. Surat Konfirmasi Perijinan Magang
4. Surat Keterangan Selesai Magang
5. Lembar Penilaian Magang
6. Tanda Terima Laporan Magang
7. Data wajib pajak dan Data Surat Pemberitahuan Masuk
8. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas
Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PADA
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2010
Ita Puji Lestari F3408054
The purpose of this study was to determine the level of individual taxpayer compliance of the annual and to determine the cause of the increase/ decrease in individual taxpayer compliance of the annual at the Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta during the years 2007-2010. Author in conducting research using interviews to parties who are competent in that field as well as collecting documents or data relevant to the topic throughout. Results from studies that the author has done, the level of compliance at the Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta from years 2007-2010 continues to increase, which in 2007 amounting to 56,70%, amounting to 59,55% in 2008, the year 2009 amounting to 59,62% and the year 2010 amounting to 62,02%. The cause of the increase of compliance individual taxpayer is generally the year 2007-2010 due to new policies such as the Sunset Policy, Mobile Tax Unit. In conclusion the level of individual taxpayer compliance of the annual is quite adherent (50%-70%) from 2007 until 2010. Based on the result of research, the author recommends that the Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, among others: improvement of tax administration, improvement of services, and counseling in a systematic and continuous, so the individual taxpayer compliance in the filing can be increased again.
Keyword: The annual, Individual taxpayer compliance, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta telah ada sejak lama
dengan berbagai istilah. Sebelum tahun 1966, Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surakarta berstatus sebagai Kantor Dinas Luar Tingkat I
Surakarta di bawah wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi
Keuangan Yogyakarta.
Pada tahun 1966 karena semakin banyaknya jumlah wajib pajak dan
jumlah penerimaan pajak, Kantor Dinas Luar Tingkat I Surakarta
ditingkatkan menjadi Kantor Inspeksi Keuangan Surakarta yang
membawahi diantaranya Kantor Dinas Luar Tingkat I Klaten. Pada akhir
tahun 1966 semua istilah Kantor Inspeksi Pajak berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 94/ KMK.01/ 1994 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pajak, dengan wilayah kerja
meliputi Kotamadya Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten
Boyolali, Kabupaten Sragen, serta Kantor Penyuluhan Pajak Sragen,
tanggal 29 Maret 1994 diubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak.
Sehubungan dengan reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Surakarta telah berubah menjadi Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Kantor Pelayanan Pajak Pratama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Surakarta yang terletak di Jalan KH. Agus Salim No. 1 Surakarta dibentuk
berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Kep-141/Pj/2007
tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor
Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I, Kantor Wilayah
Direktur Jenderal Pajak Jawa Tengah II, Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditetapkan tanggal 3
Oktober 2007. Kantor Pelayanan Pajak Surakarta mulai beroperasi tanggal
30 Oktober 2007.
Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan bagian
dari program reformasi birokrasi perpajakan yang sifatnya komprehensif
dan telah berjalan sejak tahun 2002 ditandai dengan terbentuknya Kantor
Wilayah dan Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar. Pembentukan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama lanjutan dilandasi oleh terbitnya SE-
19/PJ/2007 tentang Persiapan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan
Modern pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, dan Pembentukan
Kantor Palayanan Pajak Pratama di seluruh Indonesia tahun 2007-2008
pada tanggal 13 April 2007.
Perubahan yang dilakukan meliputi struktur organisasi, proses bisnis,
teknologi informasi dan komunikasi, sarana dan prasarana serta
manajemen sumber daya manusia. Perbaikan dalam struktur Direktorat
Jenderal Pajak terefleksi pada karakter kantor modern antara lain adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
account representative untuk pelayanan kepada wajib pajak, penerapan
kode etik pegawai yang diawasi oleh komite kode etik pegawai, dan sistem
penggajian yang lebih baik.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan penggabungan tiga jenis
unit kantor yang berbeda yakni gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak,
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dan Kantor Pemeriksaan dan
Penyidikan Pajak dengan masing-masing seksi ke dalam seksi-seksi yang
baru sebagai berikut:
a. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Secara umum Seksi Pengawasan dan Konsultasi memberikan
pelayanan kepada wajib pajak yang berupa bimbingan atau
penyuluhan. Selain itu ada tugas pengawasan yang berupa kepatuhan
pembayaran dan pelaporan, juga melakukan penggalian potensi
berdasar hasil pengawasan dan bimbingan. Berdasarkan wilayah di
Kota Surakarta, maka Seksi Pengawasan dan Konsultasi di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta ini dibagi menjadi 4:
1) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I untuk wilayah Kecamatan
Laweyan
2) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II untuk wilayah Kecamatan
Jebres
3) Seksi Pengawasan dan Konsultasi III untuk wilayah Kecamatan
Serengan dan Pasar Kliwon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4) Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV untuk wilayah Kecamatan
Banjarsari
b. Seksi Pusat Data dan Informasi
Melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan
potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman
dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer,
pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filling serta penyiapan laporan kerja.
c. Seksi Pelayanan
Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan,
pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya,
penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak, serta
melakukan kerjasama perpajakan.
d. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Merupakan peralihan dari Seksi Pendataan dan Penilaian pada Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan. Tugas dari Seksi Ekstensifikasi
yaitu menindaklanjuti data yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak untuk dihimbau agar segera memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak.
e. Seksi Pemeriksaan
Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan
pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan Surat Perintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Pelaksanaan Pajak, penyaluran Surat Perintah Pelaksanaan Pajak, serta
administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
f. Seksi Penagihan
Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan
angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan
piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
g. SubBagian Umum
Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah
tangga.
2. Fasilitas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dilengkapi dengan:
a. Aula yang terletak berdekatan dengan taman berseri Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Surakarta, yang sering digunakan untuk sosialisasi pajak
dan pertemuan-pertemuan resmi
b. Poliklinik yang dibuka setiap Senin dan Kamis, yang dilayani oleh satu
orang dokter
c. Lapangan tenis outdoor di halaman belakang kantor yang digunakan
sebagai sarana olahraga pegawai. Selain itu juga digunakan oleh pegawai
untuk bermain futsal
d. Ruang rapat khusus yang digunakan untuk pertemuan-pertemuan khusus
e. Koperasi Pegawai Negeri guna membantu kesejahteraan dan kebutuhan
para pegawai dengan nama Koperasi Pegawai Negeri Direktorat Jenderal
Pajak Surakarta “BERSERI” yang menyelenggarakan kegiatan simpan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pinjam dengan anggota pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II
f. Kantin yang berada di belakang kantor dan tempat fotokopi yang
dikelola oleh koperasi dengan menyewa tempat di kantor
g. Mushola yang terletak di belakang kantor sebagai sarana tempat
beribadah bagi para pegawai yang beragama Islam
3. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
a. Tugas Pokok Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif, dan pemeriksaan
sederhana terhadap wajib pajak dalam bidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak
Tidak Langsung lainnya dalam wewenangnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
1) Penelitian dan penatausahaan Surat Pemberitahuan Tahunan/ Masa
serta berkas wajib pajak
2) Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi
perpajakan, pengamatan, potensi perpajakan, dan ekstensifikasi
wajib pajak
3) Penerbitan Surat Ketetapan Pajak
4) Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah
dan Pajak langsung lainnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
5) Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian
keberatan, penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan
Nilai atas Barang Mewah, dan Pajak langsung lainnya
6) Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan
7) Pengurangan sanksi pajak
8) Pembetulan Surat Ketetapan Pajak
9) Penyuluhan dan konsultasi perpajakan
10) Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta
4. Peran Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Beberapa peran Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, yaitu:
a. Mengamankan dan meningkatkan penerimaan negara dari pajak, serta
non pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman luar
negeri, guna membiayai tugas pemerintah dan pembangunan.
b. Ikut serta dalam pembangunan dunia usaha dan industri dalam negeri
dengan jalan memberikan fasilitas kebijakan fiskal, seperti memberi
kemudahan dalam pengolahan bahan baku impor untuk memproduksi
barang ekspor serta pencegahan dan pemberantasan penyelundupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
B. STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA KANTOR
Subbag Umum
Seksi Pelayanan
Seksi PDI
Seksi Ekstensifikasi
Seksi Waskon I
Seksi Waskon
II
Kelompok Fungsional Pemeriksa
Seksi Waskon
III
Seksi Waskon
IV
Seksi
Pemeriksaan
Seksi
Penagihan
Penilai PBB AR AR AR AR
Pelaksanan Pelaksana
n Pelaksana
n Pelaksana
n
Gambar I.1
Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
5. Deskripsi Jabatan
Jabatan dan Jumlah Karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta:
Kepala Kantor : 1 orang
Kasubbag Umum/ Kasi : 9 orang
Pelayanan : 17 orang
Pengolahan Data dan Informasi : 13 orang
Ekstensifikasi : 6 orang
Pengawasan dan Konsultasi : 35 orang
Pemeriksaan : 3 orang
Penagihan : 6 orang
Fungsional : 18 orang
Jumlah : 108 orang
Berdasarkan Standar Prosedur Operasi Direktorat Jenderal Pajak
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-14/PJ/2008 tentang
Penerapan Organisasi, Tata kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor Pelayanan,
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I, beberapa fungsi dan tugas pokok
dari seksi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah sebagai berikut:
1. Seksi SubBagian Umum
a. Menerima dokumen, memproses dan penatausahaan dokumen masuk
di Sub Bagian Umum serta penyampaian dokumen di Kantor
Pelayanan Pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b. Mengajukan pengujian kesehatan pegawai, pengurusan gaji, pengajuan
uang makan Pegawai Negeri Sipil, pemberhentian gaji
c. Melaksanakan pelantikan, serah terima jabatan, serta pengambilan
sumpah Pegawai Negeri Sipil
d. Membuat kartu tanda pengenal pemeriksa, menerbitkan ijin
melanjutkan pendidikan di luar kedinasan, mengajukan usul peserta
pendidikan di luar negeri
e. Laporan perkawinan pertama pegawai, pengajuan usul permohonan
pensiun janda/ duda, pengajuan usul permohonan berhenti bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil atas permintaan sendiri, pengajuan usul
pengangkatan bendahara
f. Menyusun laporan bulanan konversi energi, laporan berkala, laporan
tahunan, laporan atau daftar realisasi anggaran, laporan sistem
akuntansi kuasa pengguna anggaran tingkat satuan kerja atau unit
akuntansi kuasa pengguna anggaran
g. Permohonan uang duka meninggal, permohonan kartu tanda asuransi,
dan tabungan pensiunan mekanisme pembayaran anggaran belanja
h. Permintaan dan pembayaran lembur pegawai
i. Melakukan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung kepada
rekanan
j. Melaksanakan penutupan buku kas umum, penerimaan inventaris dari
rekanan/ pihak lain, pelaksanaan penghapusan barang milik negara
dengan lelang pada unit Kantor Pelayanan Pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
k. Pemusnahan dokumen, serta penyusunan tanggapan/ tindak lanjut
terhadap surat hasil pemeriksaan atau laporan hasil pemeriksaan dari
unit fungsional pemeriksa lainnya
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
a. Pembentukan dan pemanfaatan bank data
b. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk serta alat keterangan
Seksi Pengolahan Data dan Informasi
c. Menyusun rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak,
perkembangan ekonomi dan keuangan
d. Membuat laporan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan atau Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, serta menyelesaikan
pembagian hasilnya
e. Membuat dan menyampaikan surat perhitungan ke Kantor Pelayanan
Pajak lain
f. Meminjamkan berkas data atau alat keterangan kepada seksi terkait
g. Penatausahaan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan non elektronik
3. Seksi Pelayanan
a. Penatausahaan surat, dokumen masuk, dokumen wajib pajak, laporan
wajib pajak pada tempat tata cara pendaftaran wajib pajak,
penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, perubahan identitas wajib
pajak, serta pemberitahuan penggunaan norma penghitungan
b. Menyelesaikan permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan
pencabutan Pengusaha Kena Pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c. Menyelesaikan pemindahan wajib pajak dan Pengusaha Kena Pajak di
Kantor Pelayanan Pajak lama maupun Kantor Pelayanan Pajak baru
d. Menerima dan mengolah Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan dan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan
e. Menyelesaikan permohonan perpanjangan waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan, cetak salinan dan
pembetulan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Teguran Pajak
f. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Teguran penyampaian
Surat Pemberitahuan Masa dan Surat Pemberitahuan Tahunan, serta
Surat Ketetapan Pajak
g. Meneliti hasil keluaran berupa Surat Teguran Pajak
h. Meminjamkan atau mengirimkan berkas
i. Melaksanakan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi
j. Menyelesaikan permohonan pembukuan dalam bahasa Inggris dan
mata uang dollar Amerika Serikat
k. Menyisihkan anak berkas wajib pajak yang tahun/ masa pajaknya telah
melampaui 10 tahun
l. Melayani permintaan penetapan sebagai daerah terpencil
m. Menyampaikan permintaan revaluasi aktiva tetap dari wajib pajak ke
kantor wilayah
n. Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak untuk
perwakilan negara asing dan badan-badan internasional serta pejabat
atau tenaga ahlinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4. Seksi Penagihan
a. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Penagihan,
Surat Ketetapan Pajak, Surat Tagihan Pajak beserta bukti
pembayarannya, Surat Keputusan Pembetulan/ Keberatan/ Putusan
Banding/ Pengurangan/ Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat
Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi pada
Seksi Penagihan
b. Menjawab konfirmasi dan tunggakan pajak wajib pajak
c. Menyelesaikan permohonan penundaan pembayaran pajak dan usulan
pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
d. Penagihan pajak seketika dan sekaligus
e. Menghapus piutang pajak
f. Menerbitkan Surat Teguran Pajak bunga penagihan, Surat Teguran
Penagihan, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, dan
Surat Keputusan Pencabutan Sita
g. Pemindahan berkas dari Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Pelayanan
Pajak lainnya
h. Membuat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap wajib pajak
tertentu
i. Melaksanakan lelang dan menyelesaikan permohonan pembatalan
lelang
j. Membuat laporan Seksi Penagihan ke Kantor Wilayah
k. Menyelesaikan permohonan mengangsur pembayaran pajak
5. Seksi Pemeriksaan
a. Penatausahaan laporan pemeriksaan pajak dan nota perhitungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Menyelesaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan lebih
bayar, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah
selain Wajib Pajak Patuh
c. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Pemeriksaan
d. Menyelesaikan usulan pemeriksaan dan pemeriksaan bukti permulaan
e. Melaksanakan pemeriksaan kantor dan lapangan
6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
a. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi
Ekstensifikasi
b. Pendaftaran obyek pajak baru baik dengan penelitian kantor maupun
lapangan
c. Menerbitkan Surat Himbauan untuk ber-Nomor Pokok Wajib Pajak
bagi masyarakat yang berpotensi sebagai wajib pajak
d. Mencari data dari pihak ketiga dalam pembentukan/ pemutakhiran
bank data perpajakan, serta data potensi perpajakan dalam monografi
fiskal
e. Melaksanakan penilaian individual obyek Pajak Bumi dan Bangunan
dan memelihara data obyek dan subyek Pajak Bumi dan Bangunan
f. Membuat daftar biaya komponen bangunan
g. Menyelesaikan permohonan penundaan pengembalian Surat
Pemberitahuan Obyek Pajak, permohonan surat keterangan Nilai Jual
Obyek Pajak, dan mutasi sebagian ataupun seluruh obyek dan subyek
Pajak Bumi dan Bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
a. Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Pengawasan
dan Konsultasi, serta menyusun estimasi penerimaan pajak per-wajib
pajak
b. Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak, Surat
Perintah Membayar Imbalan Bunga, Surat Tagihan Pajak, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan
Bangunan, teguran pengembalian Surat Pemberitahuan Obyek Pajak,
Surat Himbauan Pembetulan Surat Pemberitahuan, serta menerbitkan
penggantian Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak atau Surat
Perintah Membayar Imbalan Bunga karena lewat waktu atau
daluwarsa, rusak atau salah baik yang telah didistribusikan maupun
yang belum didistribusikan
c. Menyelesaikan permohonan penggunaan nilai buku dalam
penggabungan, pengambilalihan, atau pemekaran usaha
d. Menyelesaikan permohonan keberatan, pembetulan ketetapan,
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi Pajak Penghasilan,
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang
Mewah di Kantor Pelayanan Pajak
e. Menyelesaikan permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan
pajak yang tidak benar baik Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah di Kantor
Pelayanan Pajak
f. Menyelesaikan permohonan pengurangan/ penghapusan sanksi
administrasi Pajak Bumi dan Bangunan, perubahan metode
pembukuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
g. Menyelesaikan permohonan Surat Keterangan Bebas Pajak
Penghasilan Pasal 21, Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal
22 Bendaharawan, Surat Keterangan Bebas pemungut Pajak
Penghasilan Pasal 22 Impor, Surat Keterangan Bebas pemungut Pajak
Penghasilan Pasal 22 atas Impor untuk wajib pajak yang
penghasilannya semata-mata dikenakan Pajak Penghasilan Final, Surat
Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Impor emas
batangan untuk diekspor perhiasan emas, Surat Keterangan Bebas
pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23, Surat Keterangan Bebas
pemotong Pajak Penghasilan atas bunga deposito, tabungan, serta
diskonto Surat Bank Indonesia yang diterima atau diperoleh dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
h. Menyelesaikan permohonan Surat Keterangan Bebas Pajak
Penghasilan atas pengalihan hak tanah dan bangunan bagi Wajib Pajak
Real Estate, Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas
penyerahan Barang Kena Pajak tertentu wajib pajak perwakilan
Negara asing atau badan internasional serta pejabat atau tenaga
ahlinya, Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas Barang
Mewah atas pembelian kendaraan angkutan, Surat Keterangan Bebas
Fiskal Luar Negeri, Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai
atas Barang Mewah atas penyerahan kendaraan bermotor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
i. Melayani permintaan perubahan tahun buku pertama, pemusatan Pajak
Pertambahan Nilai, permohonan Surat Keterangan Fiskal Wajib Pajak
Non Bursa
j. Menyelesaikan pemberian ijin pembubuhan tanda bea materai lunas
baik dengan mesin teraan materai, teknologi percetakan, maupun
dengan sistem komputerisasi
k. Menyelesaikan permohonan penambahan deposito baik dengan mesin
teraan materai, teknologi percetakan, maupun dengan sistem
komputerisasi
l. Menyelesaikan permohonan pengalihan saldo bea materai baik dari
mesin teraan materai ke teknologi percetakan, dari teknologi
percetakan ke mesin teraan, dari teknologi percetakan ke sistem
komputerisasi, dari sistem komputerisasi ke mesin teraan, maupun dari
sistem komputerisasi ke teknologi percetakan
m. Menyelesaikan permohonan pengurangan angsuran Pajak Penghasilan
Pasal 25, pengembalian pendahuluan Pajak Penghasilan untuk Wajib
Pajak Patuh, perubahan metode penilaian persediaan, pengembalian
pendahuluan Pajak Pertamabahan Nilai untuk wajib pajak kriteria
tertentu khusus Wajib Pajak Patuh, kelebihan pembayaran Pajak Bumi
dan Bangunan, kelebihan pembayaran Bea Perolehan atas Hak Tanah
dan Bangunan terutang, kompensasi (pemindahbukuan) Pajak Bumi
dan Bangunan/ Bea Perolehan atas Hak Tanah dan Bangunan,
keberatan atas penunjukan sebagian wajib pajak, pembetulan Surat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Ketetapan Pajak Kurang Bayar atas permohonan wajib pajak,
pembetulan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar secara jabatan,
pembatalan Surat Ketetapan Bebas, pengurangan/ penghapusan sanksi
administrasi dan pengurangan/ pembatalan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar di Kantor Pelayanan Pajak, dan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang
n. Menetapkan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 wajib pajak bank,
sewa guna usaha dengan hak opsi, Badan Umum Milik Negara dan
Badan Umum Milik Daerah serta menetapkan Wajib Pajak Patuh
o. Membuat Surat Pemberitahuan perubahan besarnya angsuran Pajak
Penghasilan Pasal 25 (dinamisasi), Surat Perintah Membayar
Kelebihan Pajak, atau Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga yang
hilang
p. Memberikan bimbingan kepada wajib pajak, menjawab surat yang
berkaitan dengan konsultasi teknis perpajakan bagi wajib pajak,
menentukan kembali tanggal jatuh tempo pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan, pemutakhiran profil wajib pajak, mengusulkan Pengusaha
Kena Pajak fiktif
q. Melaksanakan putusan gugatan atau banding, ekualisasi, penelitian dan
analisis kepatuhan material wajib pajak
r. Penatausahaan Surat Keputusan pembetulan, pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi, serta Surat Keputusan Keberatan
atau Banding atau Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan
Pajak di Seksi Pengawasan dan Konsultasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
B. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian global terutama di Indonesia ikut mengacu
pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama sektor perekonomian.
Dalam membenahi berbagai sektor tersebut diperlukan dana yang tidak sedikit
jumlahnya. Pelaksanaan penerimaan dana dari dalam negeri ini diantaranya
melalui sistem perpajakan dengan asas-asas keadilan, jelas, sederhana di
dalam pemungutannya dan mengandung unsur-unsur pendorong bagi kegiatan
usaha produktif.
Saat ini pajak merupakan sumber utama dana untuk pembangunan
karena hampir sebagian besar sumber penerimaan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara berasal dari pajak. Pajak telah menjadi tulang
punggung penggerak roda pembangunan yang sangat dominan. Dengan
membayar pajak secara teratur dan benar, dalam diri warga akan tumbuh
perasaan memiliki terhadap negaranya. Pada akhirnya hal ini akan mempererat
persatuan dan kesatuan bangsa.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa wajib pajak telah menjadi pahlawan
pembangunan demi eksistensi negara. Sementara itu di sisi lain, fiskus sebagai
aparat yang bertugas untuk memungut pajak juga telah memberikan andil
yang tidak sedikit dalam proses pengumpulan dana pembangunan.
Untuk meningkatkan penerimaan negara, berbagai kebijakan baru di
bidang perpajakan mulai ditinjau ulang dan diberlakukan dengan tegas. Hal ini
diawali dengan reformasi perpajakan tahun 1983. Selain itu Direktorat
Jenderal Pajak juga melaksanakan perbaikan atas sistem pelayanan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
masyarakat, mulai dari cara penyampaian informasi perpajakan, penyuluhan,
sistem administrasi pajak, hingga pengawasan atas pelaksanaan lapangan
dengan harapan dapat mempermudah wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya. Dengan demikian pada akhirnya dapat meningkatkan
kesadaran wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya sehingga
penerimaan pajak dapat optimal.
Undang-undang perpajakan Indonesia sejak tahun 1983 menganut self
assessment system yangmana wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk
menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri kewajiban perpajakannya.
Dalam pemberlakuan self assessment system ini, kepatuhan wajib pajak
diharapkan dapat meningkat yang ditandai dengan pelaksanaan kewajiban
perpajakan oleh wajib pajak secara sukarela. Direktorat Jenderal Pajak
berusaha menjadikan kepatuhan tersebut sebagai hal yang mudah dan murah
tetapi di lain pihak bersikap adil dan tegas kepada wajib pajak yang tidak
patuh. Peran serta masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
berdasarkan ketentuan perpajakan sangat diharapkan pemerintah.
Berkenaan dengan hal di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG
PRIBADI TERHADAP PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN
TAHUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2010”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis
merumuskan masalah yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap penyampaian
Surat Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta tahun 2007-2010?
2. Apa saja penyebab kenaikan/ penurunan kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi terhadap penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2007-2010?
D. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surakarta tahun 2007-2010.
2. Untuk mengetahui penyebab kenaikan/ penurunan kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi terhadap penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2007-2010.
E. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
1. Bagi penulis, hasil penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga
dimana penulis dapat menambah pengetahuan dan memperoleh jawaban
yang nyata mengenai bagaimana penerapan teori-teori yang telah
dipelajari terutama dalam meningkatkan pemahaman dan wawasan
keilmuan di bidang perpajakan.
2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, hasil penelitian ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan berguna sebagai bahan
pertimbangan dalam memberikan pembinaan.
3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan dan perbandingan yang dapat menambah pengetahuan.
F. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penulis melaksanakan Penelitian Tugas Akhir ini adalah di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta yang beralamat di jalan KH. Agus
Salim No. 1 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan mulai dari tanggal 3
Januari 2011 sampai dengan 28 Pebruari 2011.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang
diteliti mengenai data-data yang berhubungan langsung dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
peneliti. Data primer dapat diperoleh melalui wawancara dengan
sumber atau pihak yang terkait yang mempunyai wewenang di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
b. Sumber Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak lansung dengan
mempelajari buku-buku, makalah, undang-undang perpajakan yang
berlaku, studi kepustakaan, dan lain-lainnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data
antara lain:
a. Wawancara
Penulis menggunakan metode wawancara yaitu tanya jawab secara
langsung dengan petugas pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta untuk memperoleh informasi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang
dibahas.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data, laporan, dan tulisan yang mendukung teori dan
penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pajak
a. Pengertian Pajak
Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2008: 1) mendefinisikan
pajak sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum. Berbeda dengan pendapat
Soeparman dalam Erly Suandy (2006: 9), Pajak adalah iuran wajib,
berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan
norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan
jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Menurut Feldmann dalam Waluyo dan Ilyas (2003: 4), Pajak
adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada
pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkanya secara umum),
tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk
menutup pengeluaran-pengeluaran umum. Dari definisi-definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1) Iuran rakyat kepada Negara
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara dengan iuran
berupa uang bukan barang.
2) Berdasarkan undang-undang
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang
serta aturan pelaksanaannya.
3) Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara
langsung dapat ditunjuk.
4) Digunakan untuk membiayai keperluan rumah tangga negara,
yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat
luas.
b. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak yaitu:
1) Fungsi Penerimaan
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
2) Fungsi Mengatur
Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi, sosial maupun
politik dengan tujuan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
c. Syarat dan Teori-teori yang Mendukung Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau
perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
1) Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan)
2) Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang (syarat
yuridis)
3) Tidak menganggu perekonomian (syarat ekonomis)
4) Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil)
5) Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi pemberian
hak kepada Negara untuk memungut pajak. Teori tersebut antara lain:
a) Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak
rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang
diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh
jaminan perlindungan tersebut.
b) Teori Kepentingan
Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada
kepentingan masing-masing orang.
c) Teori Daya Pikul
Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak
harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
d) Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat
dengan negaranya.
e) Teori Asas Daya Beli
Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak.
d. Jenis-jenis Pajak
Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan,
wewenang, pemungutan, maupun sifatnya. Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
1) Pajak berdasarkan golongan, dibagi menjadi dua yaitu:
a) Pajak Langsung
Adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh
wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan
kepada pihak lain.
b) Pajak Tidak Langsung
Adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeser
kepada pihak lain atau wajib pajak lain sehingga sering disebut
sebagai pajak tidak langsung.
2) Pajak berdasarkan wewenang pemungutannya, dibagi menjadi dua
yaitu:
a) Pajak Pusat/ Pajak Negara
Adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada
pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan langsung
oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b) Pajak Daerah
Adalah pajak yang wewenang pemungutannya adalah pada
pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas
Pendapatan Daerah.
3) Pajak berdasarkan sifatnya, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Pajak Subyektif
Adalah pajak yang memperhatikan kondisi atau keadaan wajib
pajak.
b) Pajak Obyektif
Adalah pajak yang pada awalnya memperhatikan obyek
pajaknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
e. Tata Cara Pemungutan Pajak
1) Stelsel Pajak
Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan tiga stelsel:
a) Stelsel Nyata
Pengenaan pajak didasarkan pada obyek (penghasilan yang
nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada
akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang
sesungguhnya diketahui.
b) Stelsel Anggapan
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur
oleh undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun
dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang
terutang untuk tahun pajak berjalan.
c) Stelsel Campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel
anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung
berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun
besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
Apabila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari
pada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus
menambah. Sebaliknya, jika kecil kelebihannya dapat diminta
kembali.
2) Asas Pemungutan Pajak
Ada tiga asas pemungutan pajak yaitu:
a) Asas Domisili (asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan
wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik
penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri.
Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Dalam Negeri.
b) Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal
wajib pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c) Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu
negara. Misalnya pajak bangsa asing dikenakan pada setiap
orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat
tinggal di Indonesia. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar
Negeri.
3) Sistem Pemungutan Pajak
Pemungutan pajak terdapat tiga system yaitu:
a) Official Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh wajib pajak.
b) Self Assesment system
Adalah suatu pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak
terutang.
c) With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib
pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh wajib pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Kepatuhan Wajib Pajak
Perseorangan/ badan hukum dapat dikatakan patuh adalah apabila
mereka itu telah melaporkan kewajiban perpajakannya (mendaftarkan diri
sebagai wajib pajak) dan melaporkan jumlah yang dibayar sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, serta membayar pajak yang seharusnya
terhutang tepat pada waktunya.
Kepatuhan wajib pajak melaksanakan kewajiban pajaknya menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dalam pasal 17C didasarkan
pada kriteria-kriteria tertentu, antara lain:
a) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan
b) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang telah memperoleh ijin untuk mengangsur atau
menunda pembayaran pajak
c) Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga
pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian selama tiga tahun berturut-turut, dan
d) Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu lima tahun terakhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3. Wajib Pajak
a. Pengertian Wajib Pajak
Menurut Wirawan (2001: 24), wajib pajak adalah orang pribadi atau
badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut
pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
b. Jenis-jenis Wajib Pajak
Menurut Wirawan (2001: 25), wajib pajak dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Wajib Pajak Orang Pribadi
Wajib Pajak Orang Pribadi adalah orang pribadi yang bertempat
tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia, dan
tidak melihat batasan umur dan juga jenjang sosial ekonomi,
dengan kata lain berlaku sama untuk semua (non discrimination).
2) Wajib Pajak Badan
Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan/ atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang
tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau
Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk
apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik,
atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya
termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3) Wajib Pajak Bendaharawan
Wajib Pajak Bendaharawan adalah Bendaharawan Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau Lembaga Pemerintah,
Lembaga Negara lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia
di Luar Negeri, yang membayar gaji, upah, tunjangan, honorarium
dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan
pekerjaan, jasa atau kegiatan.
4. Surat Pemberitahuan
Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum Perpajakan, Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh
wajib pajak dilakukan untuk melaporkan penghitungan dan/ atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/ atau harta dan kewajiban, menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Jenis-Jenis Surat
Pemberitahuan, dilihat dari saat pelaporannya dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a. Surat Pemberitahuan Masa
Adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.
b. Surat Pemberitahuan Tahunan
Adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau bagian
Tahun Pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
B. PEMBAHASAN
1. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta Periode Tahun 2007-2010
Penerimaan pajak merupakan penerimaan yang paling aman dan
handal, karena pajak bersifat kenyal atau fleksibel, lebih mudah
dipengaruhi dibandingkan dengan penerimaan bukan pajak. Mengingat
sifatnya yang demikian itu maka pajak sebagai sumber utama penerimaan
negara perlu terus ditingkatkan sehingga pembangunan nasional dapat
dilaksanakan dengan kemampuan sendiri berdasarkan prinsip kemandirian.
Adanya peningkatan penerimaan di sektor perpajakan tentu harus disertai
dengan adanya peningkatan kesadaran/ kepatuhan masyarakat di bidang
perpajakan dan harus pula ditunjang dengan segala hal yang mendukung
peningkatan peran aktif masyarakat serta pemahaman akan hak dan
kewajibannya dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Dalam salah satu butir dari penjelasan umum Undang-Undang
Nomor 28 tahun 2007, tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang
Nomor 6 tahun 1983, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
disebutkan bahwa kewajiban perpajakan merupakan kewajiban kenegaraan
dan merupakan sarana peran serta rakyat dalam pembiayaan negara dan
pembangunan nasional, karena pada prinsipnya semua rakyat mempunyai
hak untuk berperan serta dalam pembiayaan negara dan pembangunan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
oleh karena itu pemerataan beban pajak ke seluruh lapisan masyarakat
merupakan hal yang wajar.
Sesuai dengan prinsip perpajakan, pemerataan tersebut lazimnya
dikaitkan dengan kemampuan (daya pikul) dari setiap anggota masyarakat.
Daya pikul tersebut umumnya diukur dari penghasilan atau pengeluaran
tiap orang.
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP.27/PJ.1995 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan
Kegiatan Usaha serta Tata Cara Pendaftaran Wajib Pajak dan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak Pasal 4 (1) tanggal 23 Maret 1995, seharusnya
seseorang yang di dalam setahunnya telah mempunyai/ memperoleh
penghasilan yang jumlahnya melebihi besarnya Penghasilan Tidak Kena
Pajak, maka ia harus mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok
Wajib Pajak selambat-lambatnya pada akhir tahun pajak yang
bersangkutan.
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008,
yaitu:
a. Penghasilan Tidak Kena Pajak per-tahun diberikan paling sedikit
sebesar:
1) Rp15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) untuk diri wajib pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2) Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah)
tambahan untuk wajib pajak yang kawin
3) Rp15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya
digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1) dan
4) Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah)
tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang
menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang
untuk setiap keluarga
b. Penerapan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
oleh keadaan pada awal tahun pajak atau awal bagian tahun pajak.
Penghitungan besarnya jumlah pajak sesuai dengan ketentuan
tersebut pada prinsipnya dilakukan sendiri oleh anggota masyarakat (self
assessment), sedang pelunasan jumlah dimaksud dapat dilakukan oleh
mereka sendiri atau melalui pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga
(withholding system). Pihak ketiga yang telah ditentukan tersebut
selanjutnya menyetor dan melaporkannya kepada fiskus. Pada sistem ini
fiskus dan wajib pajak tidak aktif. Fiskus hanya bertugas mengawasi
pelaksanaan pemotongan/ pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga.
Dalam sistem self assessment yang berarti suatu sistem pemungutan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menetukan sendiri besarnya
pajak yang terhutang dan kegiatan perpajakan berada di tangan wajib
pajak. Dengan adanya sistem ini, dalam diri wajib pajak diharapkan
tumbuh adanya:
1) Tax Consciousness (Kesadaran/ Kepatuhan)
2) Kejujuran
3) Tax Mindness/ hasrat untuk membayar pajak
4) Tax Discipline, yaitu disiplin wajib pajak terhadap pelaksanaan
peraturan-peraturan pajak sehingga pada waktunya wajib pajak dengan
sendirinya memenuhi kewajiban-kewajiban yang dibebankan
kepadanya oleh undang-undang, seperti memasukan Surat
Pemberitahuan pada waktunya, membayar pajak tanpa diperingatkan
Dari hasil penelitian, ternyata belum semua wajib pajak mematuhi
kewajiban perpajakannya, misalnya masih ada wajib pajak yang tidak
melaporkan Surat Pemberitahuannya, wajib pajak tidak menyetorkan pajak
dengan jumlah yang sebenarnya, bahkan masih banyak wajib pajak yang
belum mendaftarkan dirinya, walaupun menurut ketentuan perundang-
undangan mereka seharusnya sudah memenuhi syarat menjadi wajib pajak.
Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak di Surakarta, dapat di
lihat dari tabel-tabel di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel II.1 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Efektif di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Tahun 2007-2010
Tahun Jenis Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Non Efektif Efektif
2007 27.674 1.874 25.800 2008 40.163 1.874 38.289 2009 58.140 2.557 55.583 2010 67.688 1.882 65.806
Sumber: Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Sebelum mencari tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan, maka harus dicari
realisasi penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi
terlebih dahulu. Berikut tabel realisasi penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Orang Pribadi:
Tabel II.2 Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Tahun 2007-2010
Tahun 2007 2008 2009 2010 Total
Status SPT OP OP OP OP
Kurang Bayar 5.174 4.537 4.554 5.616 19.881
Lebih Bayar 43 24 76 81 224
Nihil 9.414 18.241 28.512 35.116 91.283
Grand total 14.631 22.802 33.142 40.813 111.388
Sumber: Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Setelah melihat tabel-tabel di atas maka dapat diketahui tingkat
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi tahun 2007 sampai 2010. Tingkat
kepatuhan wajib pajak dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi dengan jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
wajib pajak efektif. Rumus untuk menghitung tingkat kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi terhadap Surat Pemberitahuan Tahunan, yaitu:
Rumus:
Dalam penentuan ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
menetapkan target penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sebesar
60%, karena sesuai dengan indikator kepatuhan bahwa target tersebut
sudah cukup patuh. Indikator Kepatuhan:
1) Persentase 0% - 30% (sangat tidak patuh)
2) Persentase 30% -50% (kurang patuh)
3) Persentase 50% -70% (cukup patuh)
4) Persentase 70% -100% (sangat patuh)
Setelah diketahui jumlah wajib pajak efektif dan jumlah wajib
pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi
tahun 2007 sampai 2010, maka bisa dicari persentase kenaikan/ penurunan
tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi. Berikut tabel persentase kenaikan/
penurunan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel II.3 Prosentase Kenaikan/ Penurunan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi terhadap Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Tahun 2007-2010
Tahun Jumlah Wajib Pajak Efektif
Penyampaian SPT
% kepatuhan
Kenaikan/ penurunan
2007 25.800 14.631 56,70 -
2008 38.289 22.802 59,55 2,85
2009 55.583 33.142 59,62 0,07
2010 65.806 40.813 62,02 2,40
Sumber: Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Jika kita melihat tabel di atas maka dapat dikatakan bahwa tingkat
kepatuhan dari tahun 2007-2010 terus meningkat, yaitu di tahun 2007
sebesar 56,70%, tahun 2008 sebesar 59,55%, tahun 2009 sebesar 59,62%
dan tahun 2010 sebesar 62,02%. Berdasarkan indikator kepatuhan, secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kepatuhan Wajib Pajak dalam
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan yaitu cukup patuh (50% -
70%).
2. Penyebab kenaikan/ penurunan kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan selama
tahun 2007-2010 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Berdasarkan tabel-tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan
wajib pajak dari tahun 2007 sampai tahun 2010 terus meningkat, penyebab
kenaikan kepatuhan wajib pajak dapat dilihat di penjelasan di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
a. Kenaikan di tahun 2007
Di tahun 2007 tingkat kepatuhan sebesar 56,70%.
b. Kenaikan di tahun 2008
Di tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 2,85% dari tingkat
kepatuhan di tahun 2007 sebesar 56,70% menjadi 59,55% di tahun
2008. Kenaikan di tahun 2008 disebabakan karena adanya kebijakan
baru dari pemerintah yang disebut dengan sunset policy. Sunset policy
itu sendiri adalah kebijakan pemberian fasilitas perpajakan, yang
berlaku hanya di tahun 2008 (dari 1 Januari 2008 sampai 31 Desember
2008) dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan
berupa bunga yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun
2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun
1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan pasal 37A. Tujuan
diadakannya sunset policy ini adalah: Membangun basis data yang
akurat, meningkatkan kepatuhan wajib pajak, meningkatkan jumlah
wajib pajak, dan meningkatkan jumlah pembayaran pajak.
Menurut pasal 37A tersebut wajib pajak yang dapat menikmati
fasilitas kebijakan sunset policy adalah:
1) Wajib Pajak Orang Pribadi yang secara sukarela mendaftarkan diri
untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dalam tahun 2008
dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak
Orang Pribadi untuk Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya, diberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas pajak yang
tidak atau kurang dibayar.
2) wajib pajak yang dalam tahun 2008 menyampaikan pembetulan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Orang Pribadi sebelum Tahun Pajak 2007 atau Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan
sebelum Tahun Pajak 2007 yang mengakibatkan pajak yang masih
harus dibayar menjadi lebih besar, diberikan penghapusan sanksi
administrasi berupa bunga atas keterlambatan pelunasan
kekurangan pembayaran pajak.
Faktor lain yang menyebabkan kenaikan tingkat kepatuhan di
tahun 2008 adalah program Mobile Tax Unit. Mobile Tax Unit adalah
sarana atau tempat yang mana Surat Pemberitahuan Tahunan dapat
diterima. Sarana Mobile Tax Unit berupa sebuah mobil berlogo
Direktorat Jenderal Pajak yang ada di tempat-tempat tertentu dan
didampingi oleh petugas Kantor Pelayanan Pajak.
Fungsi Mobile Tax Unit itu sendiri adalah untuk mempermudah
wajib pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuannya, sehingga
wajib pajak yang bertempat tinggal jauh dari Kantor Pelayanan Pajak
Pratama tidak usah jauh-jauh datang, tetapi hanya cukup mendatangi
Mobile Tax Unit yang dekat saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
c. Kenaikan di tahun 2009
Di tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,07% dari tingkat
kepatuhan di tahun 2008 sebesar 59,55% menjadi 59,62% di tahun
2009. Kenaikan di tahun 2009 disebabkan karena adanya instruksi dari
pemerintah bahwa para pensiun harus memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak dan juga masih diberlakukannya program Mobile Tax Unit.
d. Kenaikan di tahun 2010
Di tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 2,4% dari tingkat
kepatuhan di tahun 2009 sebesar 59,62% menjadi 62,02% di tahun
2010. Peningkatan di tahun ini karena di tahun ini masih
diberlakukannya program Mobile Tax Unit dan di tahun ini juga mulai
diadakannya program Bantuan Operasional Sekolah. Bantuan
Operasional Sekolah adalah program pemerintah untuk penyediaan
pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar pelaksana
program wajib belajar. Namun demikian dana Bantuan Operasional
Sekolah dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang
tergolong dalam biaya personalia dan biaya investasi.
Aspek perpajakan dalam program Bantuan Operasional
Sekolah adalah aspek Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran
imbalan jasa, aspek Pajak Penghasilan Pasal 21 atas pembayaran
honorarium kepada guru atau tenaga administrasi, dan aspek Pajak
Pertambahan Nilai atas pembelian barang dan jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB III
TEMUAN
Setelah penulis melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta terutama mengenai tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
terhadap penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan, penulis menemukan
kelebihan dan kelemahan terkait dengan hal tersebut. Adapun kelebihan dan
kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
A. KELEBIHAN
1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta berupaya keras dalam
mengadakan penyuluhan mengenai peraturan-peraturan perpajakan
maupun kebijakan-kebijakan perpajakan yang baru seperti sunset policy,
e-SPT, Mobile Tax Unit, dan lain-lain.
2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dapat meningkatkan kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan dari tahun 2007 sebesar 56,70%, tahun 2008 sebesar 59,55%,
tahun 2009 sebesar 59,62% dan tahun 2010 sebesar 62,02%.
3. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, seperti sunset policy,
Mobile Tax Unit, berpengaruh terhadap kenaikan kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi terhadap penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
B. KELEMAHAN
1. Ketidaktahuan wajib pajak akan cara pengisian Surat Pemberitahuan, dan
bagaimana menghitung pajak secara benar.
2. Adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang hanya bersifat sementara,
misalnya kebijakan sunset policy yang hanya berlaku di tahun 2008.
3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta banyak menemukan data wajib
pajak yang tidak valid, misalnya: alamat wajib pajak dapat ditemukan
tetapi di alamat tersebut tidak ada nama wajib pajak yang dimaksud.
4. Rendahnya tingkat kesadaran/ kepatuhan wajib pajak, banyak ditemukan
wajib pajak yang melaporkan pajaknya tidak secara benar dan tidak
melaporkan Surat Pemberitahuannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang disampaikan pada bab
sebelumnya, penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:
1. Tingkat kepatuhan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dari
tahun 2007-2010 terus meningkat, yaitu di tahun 2007 sebesar 56,70%,
tahun 2008 sebesar 59,55%, tahun 2009 sebesar 59,62% dan tahun 2010
sebesar 62,02%. Berdasarkan indikator kepatuhan, secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan
Surat Pemberitahuan Tahunan yaitu cukup patuh (50% - 70%).
2. Penyebab kenaikan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi tahun 2007-
2010:
a. Kenaikan di tahun 2007
Di tahun 2007 tingkat kepatuhan sebesar 56,70%.
b. Kenaikan di tahun 2008
Di tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 2,85% dari tingkat
kepatuhan di tahun 2007 sebesar 56,70% menjadi 59,55% di tahun
2008. Kenaikan di tahun 2008 disebabakan karena adanya kebijakan
baru dari pemerintah yang disebut dengan sunset policy. Sunset policy
itu sendiri adalah kebijakan pemberian fasilitas perpajakan, yang
berlaku hanya di tahun 2008 (dari 1 Januari 2008 sampai 31 Desember
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2008) dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan
berupa bunga yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun
1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan pasal 37A.
Faktor lain yang menyebabkan kenaikan tingkat kepatuhan di
tahun 2008 adalah program Mobile Tax Unit. Mobile Tax Unit adalah
sarana atau tempat yang mana Surat Pemberitahuan Tahunan dapat
diterima. Sarana Mobile Tax Unit berupa sebuah mobil berlogo
Direktorat Jenderal Pajak yang ada di tempat-tempat tertentu dan
didampingi oleh petugas Kantor Pelayanan Pajak.
c. Kenaikan di tahun 2009
Di tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,07% dari tingkat
kepatuhan di tahun 2008 sebesar 59,55% menjadi 59,62% di tahun
2009. Kenaikan di tahun 2009 disebabkan karena adanya instruksi dari
pemerintah bahwa para pensiun harus memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak dan juga masih diberlakukannya program Mobile Tax Unit.
d. Kenaikan di tahun 2010
Di tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 2,4% dari tingkat
kepatuhan di tahun 2009 sebesar 59,62% menjadi 62,02% di tahun
2010. Peningkatan di tahun ini karena di tahun ini masih
diberlakukannya program Mobile Tax Unit dan di tahun ini juga mulai
diadakannya program Bantuan Operasional Sekolah. Bantuan
Operasional Sekolah adalah program pemerintah untuk penyediaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar pelaksana
program wajib belajar. Dana Bantuan Operasional Sekolah
dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong
dalam biaya personalia dan biaya investasi.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan pembahasan pada hasil penelitian dan analisis, berikut ini
disampaikan beberapa saran kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta sebagai berikut:
1. Pembenahan Administrasi Pajak (Tax Administration)
Kunci utama suksesnya kebijakan pajak berada dalam administrasi pajak,
karena sistem administrasi perpajakan yang baik ternyata berperan dalam
meningkatkan laju penerimaan pajak. Aplikasi perubahan sistem
administrasi perpajakan ini pada dasarnya adalah untuk mempermudah/
menyederhanakan pelayanan perpajakan kepada wajib pajak maupun
pengawasan oleh fiskus, yang sarananya dapat berupa:
a. e-SPT, yaitu pelaporan Surat Pemberitahuan elektronik yang bertujuan
membantu wajib pajak dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan
ataupun Surat Pemberitahuan Masa
b. e-Filling, yaitu pelaporan Surat Pemberitahuan elektronik dimana
wajib pajak dapat melakukan kegiatan pelaporannya dengan mengisi
data pelaporannya sesuai dengan form yang ditentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c. e-Payment/MP3, yaitu pembayaran on line dimana wajib pajak
disediakan fasilitas untuk dapat melaksanakan kewajiban
pembayarannya melalui bank
d. e-Registrations, yaitu pendaftaran dan perubahan data on line dimana
wajib pajak diberikan fasilitas berbasis aplikasi web untuk melakukan
pendaftaran dan perubahan data
e. Membentuk Kantor Pelayanan Pajak Modern (Kantor Pelayanan Pajak
Wajib Pajak Besar, Madya dan Pratama), serta menempatkan account
representative, yang tujuannya adalah untuk mengetahui segala
tingkah laku, ruang lingkup bisnis, dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan hak dan kewajiban wajib pajak yang diawasi, dan melakukan
pelayanan kepada wajib pajak secara tuntas pada satu meja
2. Perbaikan Pelayanan
Salah satu upaya dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah
memberikan pelayanan yang prima kepada wajib pajak. Peningkatan
kualitas pelayanan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan wajib pajak
sehingga meningkatkan kepatuhan dalam bidang perpajakan. Upaya
peningkatan kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan cara peningkatan
kualitas dan kemampuan teknis pegawai dalam bidang perpajakan,
perbaikan infrastruktur seperti perluasan tempat pelayanan terpadu,
penggunaan sistem informasi dan teknologi untuk dapat memberikan
kemudahan kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
3. Penyuluhan secara sistematis dan berkesinambungan kepada wajib pajak
Penyuluhan secara sistematis dan berkesinambungan kepada wajib
pajak memang harus dilakukan, karena masih banyak wajib pajak yang
tidak/ kurang mengetahui tentang hak dan kewajibannya, misalnya: wajib
pajak tidak tahu bagaimana mendaftarkan diri sebagai wajib pajak, mereka
juga tidak tahu bagaimana menghitung pajak secara benar.
Dalam melaksanakan penyuluhan tersebut perlu dipilih sasaran yang
tepat, agar diperoleh hasil yang optimal. Sasaran penyuluhan tersebut
terdiri atas: Sasaran utama dan sasaran pendukung.
Sasaran utama dari penyuluhan ini adalah: Masyarakat wajib pajak, baik
yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar.
Sedang sasaran pendukungnya yaitu:
a. Konsultan Pajak, sebagai mitra kerja Direktorat Jenderal Pajak dalam
membina dan menyadarkan wajib pajak;
b. Instansi Pemerintah, baik departemen maupun lembaga non
departemen,
c. Lembaga kemasyarakatan, asosiasi, tokoh masyarakat, tokoh agama,
cendekiawan dan lain sebagainya.