tingkat kebahagiaan (studi deskriptif pada remaja asrama ... · (studi deskriptif pada remaja...

105
TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Usulan Program Bimbingan Pribadi Sosial) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Clara Anandias Kuswardani 131114053 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULITAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 SKRIPSI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 24-Dec-2019

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

TINGKAT KEBAHAGIAAN

(Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi

Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya

Terhadap Usulan Program Bimbingan Pribadi Sosial)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Clara Anandias Kuswardani

131114053

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULITAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

i

TINGKAT KEBAHAGIAAN

(Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi

Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya

Terhadap Usulan Program Bimbingan Pribadi Sosial)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Clara Anandias Kuswardani

131114053

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULITAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

iv

HALAMAN MOTTO

Bersukacitalah dalam harapan, bersabarlah dalam kesesakan, dan

bertekunlah dalam doa (Roma 12:12)

Kebahagiaan itu tergantung pada dirimu sendiri (Aristoteles)

Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh

diantara bintang-bintang ( Ir. Soekarno)

Segala sesuatu yang bisa kau bayangkan adalah nyata ( Pablo Picasso)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

Almamaterku “Universitas Sanata Dharma”

Asrama St. Aloysius Turi

Orangtuaku

Bapak Stefanus Agus Triyanto

Ibu Elisabeth Kusdaryanti

Adikku Dista

Keluarga tercinta

Sahabat dan teman-teman BK USD angkatan 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

viii

ABSTRAK

TINGKAT KEBAHAGIAAN

(Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta

Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Usulan Program

Bimbingan Pribadi Sosial)

Clara Anandias Kuswardani

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tingkat kebahagiaan

remaja asrama St. Aloysius Turi dan implikasinya terhadap usulan program

bimbingan pribadi-sosial. Subjek penelitian ini adalah remaja asrama St.

Aloysius Turi yang berjumlah 35 orang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan

metode survei. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap

kebahagiaan remaja putra dan putri yang disusun berdasarkan aspek-aspek

kebahagiaan menurut Seligman (2013), yaitu: (1) Emosi positif, (2) Keterlibatan

penuh, dan (3) Menemukan makna dalam kehidupan sehari-hari, (4) Menjalin

hubungan positif dengan orang lain, (5)Prestasi. Data dianalisis berdasarkan

teknik kategorisasi dari Azwar (2009). Tingkat kebahagiaan digolongkan

menjadi 5 kategori, yaitu: “sangat bahagia”, “bahagia”, “ cukup bahagia”,

“kurang bahagia”, “sangat tidak bahagia”. Perhitungan indeks reliabilitas

koesioner kebahagiaan menggunakan pendekatan Alpha Cronbach (α) sebesar

0,93.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan remaja asrama yang

tergolong sangat bahagia sebanyak 7 anak(20%), dan kategori bahagia sebanyak

17 anak (48,57%), sedangkan kategori cukup bahagia sebanyak 11 anak

(31,43%), tidak ada responden yang memiliki kategori kurang bahagia dan

sangat tidak bahagia. Hasil analisis capaian item kuesioner skor terdapat 13(

29,54%) item yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, 17 (38,63%) item

yang termasuk dalam kategori tinggi, 12 (27,27%) item yang termasuk dalam

kategori sedang, 2(4,54%) item yang termasuk dalam kategori rendah, dan 0

(0%) tidak ada item yang termasuk dalam kategori sangat rendah. Berdasarkan

temuan skor item yang sedang dan rendah disusunlah usulan program

bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kebahagiaan remaja St. Aloysius

Turi.

Kata Kunci: Kebahagiaan, Program Bimbingan Pribadi-Sosial, Remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

ix

ABSTRACT

HAPPINESS LEVEL

(A Descriptive Study on Adolescentin St. Aloysius Turi Dormitory

Yogyakarta During 2016/2017 Academic YearAnd The Implication on

Proposed Personal - Social Guidance Program)

Clara Anandias Kuswardani

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2017

This study goal is to find out the adolescent happiness level in St.

Aloysius Turidormitoryand its implications on the adolescent personal - social

guidance program. The subjects of this study were 35 adolescentsin St. Aloysius

Turidormitory .

This research is a descriptive research using survey method. The research

instrument was questionnaire that expresses the happiness of the boy and girl

based on the aspects of happiness according to Seligman (2013), namely: (1)

Positive emotions, (2) Full engagement, and (3) Finding meaning in everyday

life, (4) Establish positive relationships with others, (5) Achievements. The data

were analyzed based on categorization techniques from Azwar (2009). The

happiness level is classified into 5 categories, namely: "very happy", "happy",

"happy enough", "less happy", "very unhappy". The calculation of the happiness

questionnaire reliability index used the Alpha Cronbach (α) with 0.93approach.

The result of the research shows that the happiness level of dormitory

teenagers is7 children (20%) are very happy, and 17 children (48,57%) are

happy, while11 children (31,43%) are happy enough, no respondent chose less

happy and very unhappy categories. The results of the item score analysis were

13 items(29.54%) included in very high category, 17 items (38.63%) included

in the high category, 12 items (27.27%) included in the medium category, 2

items (4.54%) are included in the low category, and none of the items; 0

(0%),are included in very low category. Based on the findings of low and

moderate item scores, a personal -social counseling program has been designed

to improve the happiness of the young adolescent in St. AloysiusTuri dormitory.

Keywords: Happiness, Personal – Social Guidance Program, Youth.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat-Nya akhirnya penelitian ini dapat selesai pada waktu yang

ditargetkan.banyak hal penulis dapatkan dalam proses mengerjakan penelitian

ini, yaitu bagaimana penulis menghargai kesempatan dan waktu, ketekunan dan

keuletan mencari berbagai referensi, serta belajar kerja keras untuk mencapai

suatu keberhasilan.

Penulis sadar penelitian ini jauh dari kata sempurna. oleh karena itu

dengan besar hati penulis menerima segala kritik dan saran terkait penelitian ini

sehingga akan menjadi sempurna. Penulis berharap penelitian ini dapat

memberikan inspirasi bagi masyarakat luas untuk meneliti mengenai

kebahagiaan .

Dalam proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik,

dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Rohandi, Ph.D. sebagai Dekan Fakulitas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling.

3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi

Bimbingan dan Konseling.

4. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. Sebagai dosen pembimbing

skripsi yang telah dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati telah

memberikan bimbingan, saran, petunjuk, dan dorongan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling: Ibu

Indah, Ibu Retno, Ibu Retha, Bapak Budi, Bapak Sinurat yang telah

banyak memberikan bekal, bantuan, dukungan, dan bimbingan kepada

penulis dalam tugas studi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

xi

6. St. Priyatmoko atas segala bantuan pelayanan administrasi di Program

Studi Bimbingan dan Konseling.

7. Br. Silvinus Minor Bodho CSA sebagai pemimpin asrama St. Aloysius

Turi yang telah memberikan ijin, bantuan, kemudahan kepada penulis

untuk melakukan penelitian di asrama yang dipimpinnya.

8. Remaja asrama St. Aloysius Turi atas kerjasamanya dalam pengisian

kuesioner.

9. Teman-temanku: melani, offy, desi, bruder dinus, nasty dengan penuh

kesabaran memberikan dorongan, semangat dalam proses penyelesaian

tugas akhir penulisan skripsi.

10. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2013,

atas persahabatan, kerjasama, kebersamaannya selama penulis

melaksanakan tugas studi.

11. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak,

mulai dari proses penelitian hingga penyelesaian tugas akhir ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat

memberikan sumbangan bagi pengembangan bidang bimbingan di luar

sekolah khususnya di asrama.

Yogyakarta, 29 September 2017

Clara Aanandias Kuswardani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN…………… ....................................................

iii

HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

HALAMAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACK ...................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................

7

C. Pembatasan Masalah ................................................................

7

D. Rumusan Masalah ..................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8

F. Manfaat Penelitan .................................................................... 8

G. Batasan Istilah .......................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KEBAHAGIAAN .................................................................... 10

1. Pengertian Kebahagiaan ...................................................... 10

2. Faktor-Faktor Kebahagiaan ................................................ 11

3. Aspek-Aspek Kebahagiaan ................................................. 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

xiii

4. Karakteristik Individu Yang Bahagia .................................. 21

B. MASA REMAJA .................................................................... 22

1. Pengertian Remaja ............................................................... 23

2. Ciri-Ciri Remaja ................................................................. 23

3. Kebahagiaan Pada Remaja ................................................. 25

C. BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL ......................................... 27

1. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial ................................. 27

2. Unsur-Unsur Bimbingan Pribadi-Sosial ............................. 27

3. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial ........................................ 29

4. Fungsi Bimbingan Pribadi-Sosial ....................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitias ....................................................... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 32

C. Subjek Penelitian ..................................................................... 32

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................... 33

E Validitas dan Reliabilitas Kuisoner ......................................... 36

1. Validitas Kuisoner ................................................................ 36

2. Reliabilitas Kuisoner ............................................................ 39

F Teknik Analisis Data ................................................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 46

1. Kebahagiaan Remaja Asrama St. Aloysius Turi .................. 46

2. Analisis Capaian Skor Butir Kebahagiaan dan

Usulan Program Bimbingan Pribadi Sosial Yang Sesuai ..... 48

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 51

1. Kebahagiaan Remaja Asrama St. Aloysius Turi .................. 51

2. Usulan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Yang Sesuai ..... 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 59

1. Kebahagiaan Remaja Asrama St. Aloysius Turi .................. 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

xiv

2. Hasil Analisis Butir Item Kebahagiaan Remaja Asrama

St. Aloysius Turi ................................................................. 60

. B. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 61

C. Saran ……….. ........................................................................ 61

1. Bagi Pimpinan Asrama St Aloysius Turi ............................. 61

2. Bagi Peneliti Lain ................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 62

LAMPIRAN ……….. ....................................................................... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Norma Skoring Inventori Kebahagiaan ............................................. 34

Tabel 2 Kisi-Kisi Kuisoner Kebahagiaan Remaja St. Aloysius

Turi Tahun Ajaran 2016/2017 ........................................................... 35

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kuisoner Kebahagiaan Remaja

St. Aloysius Turi Tahun Ajaran 2016/2017 ...................................... 38

Tabel 4 Kriteria Gulford ……. ....................................................................... 40

Tabel 5 Reliabilitas Kuisoner Kebahagiaan Remaja Asrama

St. Aloysius Turi Tahun Ajaran 2016/2017 ....................................... 40

Tabel 6 Norma Kategorisasi Kebahagiaan Remaja St. Aloysius Turi

Tahun Ajaran 2016/2017 ................................................................... 43

Tabel 7 Kategorisasi Kebahagiaan Remaja St. Aloysius Turi

Tahun Ajaran 2016/2017……………………. .................................. 44

Tabel 8 Kategorisasi Skor Item Kebahagiaan Remaja St. Alyosius

Turi Tahun Ajaran 2016/2017………………............ ....................... 45

Tabel 9 Kategori Kebahagiaan Remaja St. Aloysius Turi .............................. 46

Tabel 10 Kategori Skor Item Kebahagiaan Remaja St. Aloysius

Turi Tahun Ajaran 2016/2017………………........ ........................... 48

Tabel 11 Item-Item Kuisoner Yang Tergolong Dalam Kategori Sedang Dan

Rendah ……………….. .................................................................. 50

Tabel 12 Item-Item Kuesioner Yang Menjadi Dasar Usulan Program

Bimbingan Pribadi-Sosial ................................................................. 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Kategori Tingkat Kebahagiaan Remaja St Aloysius Turi .................. 47

Grafik 2 Kategori Skor Item Tingkat Kebahagiaan Remaja St Aloysius

Turi .................................................................................................... 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 64

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................................... 65

Lampiran 3 Kuisoner Penelitian ................................................................... 66

Lampiran 4 Tabulasi Data Penelitian ............................................................. 71

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas ....................................................................... 72

Lampiran 6 Usulan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk Remaja

Asrama St. Aloysius Turi ........................................................... 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menjalani kehidupan, manusia menginginkan kehidupan yang

bahagia. Kebahagiaan merupakan dambaan dan harapan terbesar bagi

semua orang dari berbagai latar belakang budaya, agama, negara, serta

suku. Kebahagiaan selalu dicari oleh semua manusia. Sarana untuk mencari

bagi setiap individu berbeda-beda. Perbedaan cara dan sarana mencari

kebahagiaan sesuai dengan kepribadian masing-masing dan kecenderungan

lingkungan.

Kebahagiaan didefinisikan sebagai perasaan positif dan kegiatan

positif tanpa adanya unsur keterpaksaan sama sekali dari kondisi dan

kemampuan seseorang untuk merasakan emosi di masa lalu, masa depan,

dan masa sekarang (Seligman, 2005). Kebahagiaan juga merupakan suatu

hal yang penting dalam kehidupan, tanpa melihat batas usia seseorang.

Kebahagiaan merupakan konsep yang subjektif karena setiap individu

memiliki tolak ukur kebahagiaan yang berbeda-beda. Setiap individu juga

memiliki faktor-faktor yang berbeda sehingga bisa mendatangkan

kebahagiaan untuknya. Faktor-faktor kebahagiaan itu terdiri dari dua

bagian, antara lain faktor eksternal dan internal. Faktor kebahagiaan

eksternal meliputi harta benda, kehidupan sosial, usia, kesehatan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

2

pendidikan, serta agama atau tingkat religiusitas seseorang. Sedangkan

faktor kebahagiaan internal meliputi emosi positif atau cara pandang

seseorang terhadap masa lalu, masa sekarang, dan masa depannya. Contoh

emosi positif masa lalu yaitu mencakup kepuasan, kebanggaan, kedamaian,

serta kesuksesan seseorang, dan contoh emosi positif masa sekarang yaitu

mencakup perasaan senang, semangat, ketenangan, serta kegembiraan

seseorang, dan contoh emosi positif masa depan mencakup optimisme,

harapan, keyakinan, dan kepercayaan seseorang (Seligman, 2005).

Individu yang bahagia mempunyai kebiasaan baik. Terutama

berkaitan dengan kesehatannya, sistem kekebalan tubuh meningkat

sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit dan mampu mengatasi

masalah-masalah hidupnya, Masalah merupakan suatu bagian dari proses

panjang perjalanan kehidupan manusia(Seligman, 2005).

Bahagia merupkan hak bagi tiap orang di dunia terutama bagi remaja.

Definisi tentang masa remaja memerlukan pertimbangan tentang usia dan

pengaruh faktor sosial-sejarah. Dengan berbagai batasan tersebut remaja

(Adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa

anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif,

dan sosial-emosional (Santrock, 2007). Remaja sendiri menurut para ahli

perkembangan yang menggambarkan remaja sebagai masa remaja awal

(early adolescence) dan masa remaja akhir (late adolescence).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

3

Bagi remaja yang bahagia, mendapatkan banyak manfaat dalam

kehidupan sehari-harinya, kebahagiaan dapat memberikan motivasi,

semangat, dan dorongan menjalani kegiatan baik di sekolah maupun di luar

sekolah, berpikir positif, tidak berprasangka buruk, bersikap positif dengan

orang lain serta dirinya sendiri. Sebaliknya bagi remaja yang memiliki

tingkat kebahagiaan rendah memberikan dampak negatif yang mengganggu

kehidupannya. Remaja yang tergolong tidak bahagia memiliki kesedihan

dalam dirinya yang dapat mempengaruhi orang sekitarnya secara negatif,

sulit berkonsentrasi, tidak fokus, dan senang menyendiri. Dampak yang

lebih besar yang ditimbulkan adalah depresi, stress, kecemasan,

penyimpangan perilaku. Dampak negatif ini masih banyak dijumpai pada

remaja, karena para remaja berada pada masa penuh tekanan dan tuntutan

sosial yang membuat mereka rentan terhadap masalah. Terlebih jika remaja

tidak dapat menanggulangi tekanan sosial, maka dari itu kebahagiaan

merupakan suatu kondisi yang sangat penting untuk dicapai karena dapat

memberikan dampak positif dalam kehidupan, terutama pada remaja

(Chaplin, 2006).

Banyaknya perantau yang datang ke Yogyakarta melatarbelakangi

banyaknya kost-kostan, rumah tinggal, ataupun asrama di kota Yogyakarta,

salah satunya di asrama St. Aloysius Turi. Asrama ini merupakan tempat

pembinaan anak-anak remaja. Awal mula berdirinya hanya untuk

menampung anak-anak SMP yang berasal dari sekitar lereng gunung

merapi di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Anak-anak remaja tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

4

bersekolah di SMP St Aloysius Turi, yang didirikan oleh tokoh umat

setempat. Kemudian sejak tahun 1969 para bruder CSA membantu

mengelola sekolah ini.

Dalam perkembangannya asrama ini tidak hanya dihuni oleh anak-

anak remaja dari dusun sekitar gunung merapi, namun berasal dari

berbagai kota besar lainya. Asrama St. Aloysius Turi menampung siswa

SMP putra-putri, meskipun lokasi pendampingan serta bentuk

pembinaannya dipisah dan dibedakan antara siswa putra dan putri.

Asrama ini dikelola dengan tujuan untuk mendidik anak-anak muda

menjadi pribadi yang memiliki hati nurani, dan peduli terhadap sesama,

serta lingkungan, dan mewujudkan penghayatan iman kristiani dalam

kehidupannya sehari-hari di masyarakat. Anak-anak mengikuti serta

menjalani peraturan yang telah ditetapkan oleh asrama bukan karena

sebagai rutinitas belaka namun anak-anak memaknai sebagai latihan

mengolah diri untuk menjadi pribadi mandiri, mengenal tuhan lebih dekat,

percaya diri (Dokumen asrama St. Aloysius Turi).

Peneliti memperoleh informasi mengenai remaja asrama dari hasil

observasi secara langsung dan wawancara dengan pimpinan asrama serta

bruder-bruder pengelola asrama. Peneliti mendapatkan data bahwa remaja

yang tinggal di asrama St. Aloysius Turi, seringkali dihadapkan pada

berbagai macam tuntutan peraturan asrama, seperti mengikuti kegiatan

rohani di gereja serta kegiatan rohani di asrama. Tidak hanya mengikuti

kegiatan rohani saja, anak-anak juga diwajibkan melakukan berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

5

kegiatan lain seperti kegiatan olahraga, kesenian, kegiatan pengembangan

moralitas serta kegiatan lainnya yang ada di lingkungan asrama. Dalam

perjalanannya anak-anak tidak mudah mengikuti dan mentaati peraturan

yang telah ditetapkan oleh asrama. Anak-anak melaksanakan peraturan di

asrama hanya sebagai rutinitas dan kewajiban saja, adapun beberapa anak

yang ketahuan tidak mengikuti dan mentaati peraturan asrama.

Adapun beberapa anak asrama mengalami masalah dengan

temannya di asrama, seperti kurang toleransi dalam menghargai perbedaan

pendapat dan keragamaan antar teman, terjadi salah paham antar teman

yang berbeda daerah karena menggunakan bahasa daerah, remaja tidak

terlibat saat merayakan hari raya temannya seperti ulang tahun ataupun

teman mendapatkan kejuaraan lomba atau mendapatkan prestasi yang

bagus disekolah, kurangnya komunikasi yang baik sehingga terjadi konflik,

serta anak tidak betah tinggal di asrama, malas belajar, dan kurang

memperhatikan peraturan.

Sebagian besar remaja yang tinggal di asrama berasal dari keluarga

mampu secara ekonomi dan tinggal di luar kota. Namun orangtuanya sibuk

bekerja, sehingga kebutuhan remaja akan perhatian, dan kasih sayang

secara langsung dari orangtuanya sedikit terpenuhi. Setiap remaja berhak

untuk berkembang dan hidup bahagia, serta membutuhkan bantuan dan

informasi dari masalah yang dihadapinya. Banyaknya orang tua yang sibuk

bekerja menjadikan anak merasa kurang diperhatikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

6

Anak yang merasa senang dan nyaman tinggal di asrama mudah

bersosialisasi dengan orang lain, terbuka, dan dapat menghargai diri, serta

membantu orang lain yang membutuhkan (Yanuar, 2012). Hal ini terlihat

ketika peneliti akan melakukan penelitian, peneliti datang 1 jam lebih awal.

Peneliti melihat anak-anak menghabiskan waktu luang mereka untuk

berlatih alat musik, ada yang bermain basket, bermain sepak bola, anak-

anak memanfaatkan waktu luangnya untuk kegiatan positif yang dapat

berguna untuk melatih pengembangan dirinya. Sedangkan anak yang

merasa tidak nyaman tinggal di asrama seringkali tidak menaati peraturan,

sulit beradaptasi dengan lingkungan baru di asrama, seperti halnya ada

seorang anak di kelas VIII yang tidak suka dengan peraturan di asrama

menjadikannya beberapa kali keluar dari lingkungan asrama untuk bermain

tanpa seijin pendamping asrama dan tak jarang anak ini kedapatan

merokok di belakang asrama. Adanya perbedaan tingkat kebahagiaan

antara anak-anak asrama mengenai kebahagiaan merupakan hal yang wajar

karena adanya pengalaman-pengalaman yang berbeda dan perasaan yang

berbeda terhadap kebahagiaannya.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengambil judul

tingkat kebahagiaan remaja asrama St. Aloysius Turi dan implikasinya

terhadap usulan program bimbingan pribadi-sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terkait dengan tingkat

kebahagiaan dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut :

1. Ada indikasi banyaknya tuntutan peraturan di asrama yang sangat ketat

sehingga membuat anak asrama hanya sebatas menjalankan rutinitas

semata dan tidak memaknai manfaat yang diperoleh bagi pengembangan

dirinya.

2. Adanya indikasi banyaknya konflik antar anak asrama yang menjadikan

hubungan mereka terganggu yang menjadikan tidak nyaman tinggal di

asrama, semangat belajar menurun.

3. Adanya indikasi sebagian anak asrama yang memiliki kota asal jauh dari

asrama dan orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga

jarang sekali terlibat langsung mendidik serta memberikan perhatian

secara langsung menjadikan anak merasa tidak diperhatikan.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat masalah yang tercakup dalam penelitian ini sangat luas

maka penulis fokus pada seberapa tinggi tingkat kebahagiaan yang dimiliki

oleh remaja yang tinggal di asrama St. Aloysius Turi dan usulan program

bimbingan pribadi-sosial.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah tersebut diatas maka dapat ditentukan rumusan

masalah penelitian ini sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

8

1. Seberapa tinggi tingkat kebahagiaan para remaja asrama St. Aloysius

Turi?

2. Berdasarkan item-item yang capaian skornya teridentifikasi sedang dan

rendah, program bimbingan pribadi-sosial apa sajakah yang tepat ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan tingkat kebahagiaan remaja asrama St. Aloysius Turi.

2. Mengusulkan program bimbingan pribadi-sosial berdasarkan capaian

skor butir-butir item kebahagiaan yang teridentifikasi sedang dan

rendah?

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pimpinan Asrama St. Aloysius Turi

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperoleh

informasi mengenai seberapa tinggi tingkat kebahagiaan remaja asrama

St. Aloysius Turi tahun ajaran 2016/2017 dan menjadi bahan

pertimbangan dalam menentukan bahan pendampingan bagi remaja

asrama St. Aloysius Turi

2. Bagi Peneliti Peneliti sendiri

Peneliti dapat memperoleh pengalaman untuk berlatih meneliti

dan menyusun karya ilmiah, khususnya melakukan kajian tentang

seberapa tinggi tingkat kebahagiaan remaja asrama St. Aloysius Turi

dan pengembanganya di dunia kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

9

3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai

sumber inspirasi atau bahan pembanding apabila ingin

mengembangkan penelitian di sekitar topik yang sama

G. Batasan Istilah

Agar tidak menimbulkan pembiasan dalam memahami permasalahan

maka peneliti membuat batasan istilah sebagai bahan acuan sebagai berikut:

1. Kebahagiaan

Proses pemberian nilai oleh anak-anak asrama St. Aloysius Turi

terhadap pernyataan tentang kondisi positif dirinya meliputi emosi

positif, keterlibatan penuh, hubungan sosial yang positif, memaknai

kehidupan sehari-hari, prestasi.

2. Remaja

Masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanan dan dewasa,

yang melibatkan peruahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-

emosional.

3. Usulan Program Bimbingan Pribadi-Sosial

Program bimbingan akan diberikan kepada remaja Asrama St.

Aloysius Turi. Dasar penyusunan program ini berdasarkan hasil angket

kebahagiaan berdasarkan kriteria sedang dan rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan landasan teori

antara lain kebahagiaan, masa remaja, bimbingan pribadi sosial.

A. Kebahagiaan

1. Pengertian

Kebahagiaan merupakan hasil yang ingin dicapai oleh psikologi

positif. Psikologi positif memberikan pandangan tentang manusia dari

sisi lain. Psikologi positif berfokus pada kebahagiaan manusia dan

menampilkan sifat-sifat indah manusia. Salah satu kajian gerakan

psikologi positif adalah kebahagiaan. Menurut Seligman setelah

melakukan penelitian dan survei pada orang-orang yang memiliki emosi

positif, Seligman menyimpulkan bahwa kebahagiaan dapat terus-

menerus ditingkatkan.

Secara fakta tidaklah mudah untuk menemukan arti kebahagiaan.

Kebahagiaan adalah sesuatu yang dirasakan di dalam diri seseorang dan

setiap orang memiliki tolak ukur kebahagiaan yang berbeda-beda. Setiap

individu memiliki faktor yang berbeda untuk mendatangkan kebahagiaan

untuknya.

Kebahagiaan adalah evaluasi yang dilakukan seseorang terhadap

hidupnya, mencakup segi kognitif dan afeksi. Evaluasi kognitif pada

seseorang di fokuskan kepada penilaian kepuasan seseorang dalam

berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan dan pernikahan, teman

sebaya, keluarga, diri/pribadi, kesehatan, keuangan, waktu luang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

11

Sedangkan evaluasi afeksi berfokus kepada seberapa sering seseorang

mengalami emosi positif dan emosi negatif (Diener,2005).

Menurut carr kebahagiaan didefinisikan sebagai keadaan psikologis

positif yang ditandai dengan tingginya derajat kepuasan hidup, afek

positif, dan rendahnya afek negatif ( Carr, 2004).

Menurut Seligman kebahagiaan merupakan sebuah konstruk

tentang hidup yang terpenuhi ( a fulfilling life) sebagai kombinasi dari

kelima komponen pembentuk yaitu tentang kondisi positif dirinya

meliputi emosi positif (Positive Emotion/P), keterlibatan penuh

(Engagement/E), hubungan sosial yang positif (Positive Relationship/R),

memaknai kehidupan sehari-hari (Meaning/M), prestasi

(Accomplshment/A). Kelima komponen ini disingkat PERMA (Seligman,

2013)

Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

kebahagiaan adalah Proses pemberian nilai oleh anak-anak asrama St.

Aloysius Turi terhadap pernyataan tentang kondisi positif dirinya

meliputi emosi positif, keterlibatan penuh, hubungan sosial yang positif,

memaknai kehidupan sehari-hari, prestasi.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebahagiaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan terdiri dari faktor

lingkungan (eksternal) dan faktor yang berada di bawah pengendalian

sadar seseorang (internal) (Seligman, 2013), yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

12

a. Faktor lingkungan atau eksternal yang mempengaruhi kebahagiaan

seseorang, faktor-faktor lingkungan diantaranya ialah :

1) Uang

Uang bersifat subjektif. Bagi orang-orang yang tinggal di

negara sangat miskin, tidak mempunyai uang untuk membeli

kebutuhan makanan dapat mengancam nyawa, dan memiliki uang

dapat membuat hidup seseorang bahagia karena dapat untuk

mencukupi kebutuhan makanan mereka, namun bagi negara yang

penduduknya makmur, setiap orang dapat memperoleh kebutuhan

dasar dengan mudah, kekayaan tidaklah begitu membuat

kebahagiaan seseorang.

Dengan sejumlah uang yang diterima anak-anak yang

tinggal di asrama dari orang tua ataupun kerabat, yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidaklah memberikan

dampak yang cukup besar atas kebahagiaan anak-anak, karena di

asrama kebutuhan makan, listrik, tempat tinggal sudah

difasilitasi.

2) Kehidupan Sosial

Orang yang sangat bahagia mempunyai perbedaan dengan

orang yang tidak bahagia. Hal ini dikarenakan orang-orang yang

sangat bahagia menjalani kehidupan sosial memuaskan. Orang-

orang yang sangat bahagia menghabiskan waktunya untuk

bersosialisasi dengan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

13

Relasi sosial yang positif bagi anak-anak ditandai dengan

adanya kemampuan untuk membangun relasi yang baik dengan

teman-temannya. Anak-anak yang mempunyai relasi yang baik

dapat ditandai dengan mampu menunjukkan sikap terbuka,

hangat, perhatian, percaya diri, keakraban antar teman, dan

seluruh anggota asrama.

3) Emosi Negatif

Orang yang mengalami banyak emosi negatif akan

mengalami lebih sedikit emosi positif begitu pula sebaliknya.

Meskipun demikian orang yang memiliki banyak emosi negatif

tidak berarti akan tercampakkan dari kehidupan yang gembira,

dan bukan berarti jika seseorang mempunyai banyak emosi

positif didalam dirinya akan terlindungi dari kepedihan.

4) Usia

Kepuasan hidup meningkat secara perlahan dengan

meningkatnya usia, afek menyenangkan menurun sedikit, dan

afek tidak menyenangkan tidak berubah. Hasil tersebut berarti

usia muda bukan berarti lebih bahagia daripada usia tua.

5) Agama

Dengan mengikuti acara keagamaan, mengunjungi tempat-

tempat ibadah dapat menjadikan sarana dapat meningkatkan

kebahagiaan seseorang. Karena dengan seseorang memeluk

agama, agama mengisi kehidupan dengan harapan akan masa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

14

depan dan menciptakan makna hidup.

6) Kesehatan

Kesehatan yang dapat mempengaruhi kebahagiaan

seseorang bersifat subjektif. Kesehatan subjektif yaitu kesehatan

yang dipersepsikan seseorang. Individu yang merasa sehat akan

mendapatkan kontribusi positif terhadap kebahagiaan dibanding

dengan individu yang mempersepsikan dirinya kurang sehat akan

merasa hidupnya kurang bahagia.

7) Pendidikan

Dengan pendidikan merupan kunci bagi seseorang untuk

melangkah menuju masa depan. Dengan fasilitas sarana dan

prasarana pendidikan yang memadai serta kualitas pendidik

merupakan hal-hal yang mempengaruhi kebahagiaan dalam

pendidikan. Namun pendidikan bukanlah sarana kebahagiaan

yang pokok.

8) Iklim

Tinggal di iklim suatu daerah yang memiliki iklim baik atau

mempunyai iklim yang disenangi oleh kebanyakan orang. Tetapi

tidak menentukan tingkat kebahagian seseorang.

b. Faktor yang berada di bawah pengendalian diri

Faktor-faktor yang tepenting di dalam psikologi positif yaitu

faktor yang berada dibawah pengendalian alam bawah sadar kita

yang terdiri dari kepuasan masa lalu, masa sekarang, optimis akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

15

masa depan (Seligman, 2005).

1) Kepuasan Masa Lalu

Kepuasan akan masa lalu adalah pengalaman seseorang

terhadap masa lalu yang bergantung kepada ingatan, pemikiran,

penafsiran individu. Dengan pengalaman masa lalunya individu

dapat memaknai hidupnya sehingga dapat meningkatkan

persepsi positif akan masa lalunya. Kepuasan terhadap masa lalu

dapat dicapai melalui tiga cara, yaitu :

a) Melepaskan Pandangan Masa Lalu

Melepaskan pandangan masa lalu adalah cara

seseorang dapat melangkah maju kedepan dengan cara

berdamai dan melupakan masa lalu yang kurang baik dalam

kehidupannya. Sehingga dapat menentukan masa depan

yang baik bagi dirinya.

Melepaskan pandangan masa lalu sebagai penentu

masa depan individu. Misalnya, seorang anak SMP yang

mempunyai pengalaman masa lalu yang kurang baik dengan

orang tuanya. Dalam kehidupan sehari-hari anak tidak

pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya, setiap

kali anak berbuat salah orang tua selalu memarahi dan

memukul, hal ini menjadikan anak pendiam, sulit

mengungkapkan pendapat dan tumbuh dengan rasa

kebencian, sedikit teman yang mau bergaul bersamanya tak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

16

jarang teman-temannya menjauhinya. Dengan mengolah

batinnya anak tidak lagi menganggap serta berpikir bahwa

nanti di masa dewasanya ia akan tetap dijauhi oleh teman-

temannya dan melupakan pandangan yang buruk akan

orang tuanya dimasa lalu.

b) Gratitude (Bersyukur)

Dengan adanya gratitude atau rasa syukur akan

menambah kepuasan hidup. Dengan bersyukur dapat

menambah kesan yang baik akan masa lalu. Banyak cara

yang dapat dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur

dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti

kontribusinya dalam masyarakat misalnya anak SMP yang

menderita luka batin tadi berkontribusi dengan kumpulan

keagamaan, komunitas pengembangan diri untuk saling

memberikan semangat, dukungan serta berbagi informasi

untuk bangkit dari masa lalu dan mengatasinya.

c) Forgiving and Forgetting (Memaafkan dan Melupakan)

Salah satu cara menghilangkan emosi negatif

mengenai masa lalu adalah dengan memaafkan. Memaafkan

dengan cara mengubah atau menghilangkan hal-hal yang

menyakitkan. Dengan memaafkan masa lalu seseorang akan

mencapai kepuasan hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

17

2) Kebahagiaan Pada Masa Sekarang

Kebahagiaan pada masa sekarang adalah perasaan positif

seseorang terhadap masa sekarang, saat ini, atau sedang dijalani

seseorang sekarang ini. Seseorang yang memiliki perasaan positif

pada masa sekarang akan menikmati apapun yang dijalani saat

ini. Diri sendirilah yang memahami apa yang membuat dirinya

bahagia atau terpuaskan, yang mendukung kebahagiaan pada

masa sekarang melibatkan dua hal:

a) Kenikmatan

Kenikmatan adalah kesenangan yang memiliki

komponen indrawi dan emosional yang kuat bersifat

perasaan-perasaan dasar seperti gairah, organisme, rasa

senang, riang, ceria dan nyaman. Sifatnya sementara dan

melibatkan sedikit pemikiran atau tidak sama sekali.

Kenikmatan terbagi menjadi dua, yaitu kenikmatan

ragawi dan kenikmatan yang lebih tinggi. Kenikmatan

ragawi didapat melalui indera, kenikmatan ragawi cepat

memudar ketika rangsangan eksternal menghilang dan

seseorang akan menjadi terbiasa dengan rangsangan tersebut.

Kenikmatan yang lebih tinggi mempunyai banyak

persamaan dengan kenikmatan ragawi sama-sama

mempunyai perasaan dasar yang bersifat positif serta bersifat

sementara, cepat memudar dan cepat menjadi terbiasa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

18

namun ada sedikit perbedaan yaitu kenikmatan yang lebih

tinggi mempunyai pemicu eksternal yang lebih rumit,

bersifat kognitif dan lebih banyak dan lebih bervariasi

daripada kenikmatan ragawi.

b) Gratifikasi

Gratifikasi merupakan emosi positif pada masa

sekarang yang berkaitan dengan kekuatan dan kualitas, serta

datang dari kegiatan yang disukai. namun tidak selalu

melibatkan perasaan tertentu, dan durasinya lebih lama

dibandingkan dengan kenikmatan. Gratifikasi membuat

seseorang terlibat sepenuhnya dengan kegiatan yang

dilakukan sehingga dapat bersentuhan langsung dengan

kekuatan diri kita. Gratifikasi ditopang oleh kekuatan dan

kualitas kita. Gratifikasi tidak muncul setelah melakukan

aktifitas yang menyenangkan, tetapi saat seseorang

melakukan aktivitas tersebut (Seligman, 2005).

3) Optimis Akan Masa Depan

Optimis akan masa depan adalah keyakinan, kepercayaan,

kepastian, harapan, optimisme pada diri seseorang untuk

membangun dirinya lebih baik dari pada sebelumnya. Dengan

adanya sikap optimis akan membantu seseorang memberikan

kekuatan yang lebih baik dalam menghadapi tekanan ketika

terjadi musibah, tugas-tugas yang berat, bahaya di masa depan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

19

Seseorang akan memiliki kesehatan jauh lebih baik ketika

memiliki sikap optimis (Seligman, 2005).

Orang yang pesimis, percaya kejadian buruk yang

menimpanya bersifat permanen, kejadian buruk akan terus

berlangsung dan terulang serta selalu mempengaruhi hidup

mereka. Sedangkan orang yang optimis, memandang kejadian

buruk sementara atau sesaat saja. Orang optimis ketika mereka

gagal dan tidak berdaya memandang hanyalah sementara waktu

kemudian rasa sakit akan hilang dan menganggap kejadian buruk

adalah tantangan untuk berusaha lebih keras dan lebih baik lagi

(Seligman, 2005).

3. Aspek-Aspek Kebahagiaan

Kebahagiaan memiliki 5 aspek. Kelima aspek itu adalah emosi

positif, keterlibatan penuh, temukan makna dalam keseharian, menjalin

hubungan positif dengan orang lain, dan prestasi (Seligman, 2013):

a. Emosi Positif

Emosi positif adalah pengalaman siswa yang baik selama di

sekolah dan di asrama. Indikator pada aspek emosi positif adalah

gembira saat berada di sekolah, memiliki harapan untuk sukses,

bangga terhadap hasil akademis.

b. Keterlibatan Penuh

Keterlibatan penuh adalah ketika seseorang melibatkan diri

sepenuhnya dalam pekerjaan yang ditekuni. Tentunya setiap orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

20

berbeda dalam menemukan kesenangannya dalam hal-hal yang

berbeda, seperti halnya bermain, olahraga, memainkan alat musik,

memasak, merakit robot. Keterlibatan penuh bukan hanya pada

karir, melainkan dalam aktivitas lain seperti hobi dan aktivitas

bersama teman-teman di asrama dan sekolah. Keterlibatan penuh

membutuhkan partisipasi aktif dari orang yang bersangkutan.

Dengan melibatkan diri secara penuh, bukan hanya fisik yang

beraktivitas, tetapi hati dan pikiran juga turut serta.

c. Menemukan Makna dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam keterlibatan penuh dan hubungan positif dengan orang

lain tersirat satu cara lain untuk dapat bahagia, yakni menemukan

makna dalam menjalani kehidupan sehari-hari sebagai anak yang

tinggal di asrama. Dengan memaknai kehidupan sehari-hari

menjadikan alasan bagi seseorang untuk tetap bertahan hidup dan

bersekolah serta tinggal di asrama yang memiliki suatu tujuan untuk

masa depan anak.

d. Menjalin Hubungan Positif dengan Orang Lain

Hubungan yang positif bukan sekedar memiliki teman di

asrama ataupun sekolah, namun lebih kepada adanya dukungan

sosial yang dapat membuat individu mengembangkan harga diri,

meminimalkan masalah-masalah psikologis, kemampuan

pemecahan masalah yang adaptif, membuat individu sehat secara

fisik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

21

e. Prestasi

Mempunyai tujuan dalam hidup dapat membantu seseorang

untuk mencapai keberhasilan seseorang mencapai keadaan yang

diinginkan dan mencapai kemajuan menuju tujuan lain. Seseorang

harus mempunyai tujuan yang realistis yang dapat di capai dengan

memiliki prestasi, seseorang akan terdorong untuk maju dan

berkembang serta membangun harga diri.

4. Karakteristik Individu yang Bahagia

Menurut Myers (dalam yanuar 2012) terdapat 4 karakteristik yang

selalu ada pada orang yang memiliki kebahagiaan dalam hidupnya,

yaitu:

a. Menghargai Diri Sendiri

Orang yang bahagia mempunyai kepercayaan diri yang cukup

tinggi. Cenderung menyukai dirinya dan menghargai dirinya sendiri.

b. Optimis

Orang yang optimis percaya akan kemampuannya, sehingga

berupaya baik di setiap kesempatan hidupnya, sedangkan pada orang

pesimis menyerah di segala aspek ketika mengalami peristiwa buruk

di area tertentu.

c. Terbuka

Orang yang bahagia lebih terbuka terhadap orang lain serta

mudah bersosialisasi dengan orang lain dan membantu orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

22

yang membutuhkan.

d. Mampu Mengendalikan Diri

Orang yang bahagia pada umumnya memiliki kontrol pada

hidupnya.

B. Masa Remaja

1. Pengertian Remaja

Istilah “Remaja “berasal dari bahasa latin (Adolescere) yang

berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah (Adolescere),

seperti yang digunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas,

zmencakup kematangan mental, emosional, sosial, fisik. Pandangan ini

diungkapkan oleh Piaget ( dalam Hurlock, 1992)

Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu

berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak-anak tidak

lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan

berada dalam tingkatan yang sama, perubahan dalam berhubungan

dengan masyarakat (dewasa). Termasuk perubahan intelektual yang

mencolok, transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir.

Tahap-tahap masa remaja, masa remaja digolongkan menjadi 2

tahap yaitu:

1. Masa Remaja Awal : 13-17 tahun

Yaitu periode dalam rentang perkembangan dimana

terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan

reproduksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

23

2. Masa Remaja Akhir : 16-18 tahun

Tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan

mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992).

Dengan melihat tahap-tahap masa usia remaja seperti

yang telah diungkapkan oleh Hurlock (1996), anak-anak Asrama

St. Aloysius Turi kelas VII, VIII, IX SMP termasuk dalam masa

remaja awal, yaitu berusia antara 13 sampai 15 tahun.

Masa remaja memiliki karakteristik yang membedakan

dengan periode sebelumnya dan sesudahnya.

2. Ciri-Ciri Remaja

Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), yaitu:

a. Periode Penting

Perubahan fisik dan perkembangan emosi yang sangat cepat yang

terjadi pada remaja memerlukan penyesuaian diri didalam dirinya,

sehingga remaja mampu menerima perubahan fisik dan dapat

mengelola emosinya dengan baik.

b. Periode Peralihan

Pada periode ini dimana individu berada pada ketidakjelasan dan

keraguan akan peran yang harus dilakukan. Masa remaja bukan lagi

menjadi seorang anak-anak dan bukan menjadi orang dewasa.

c. Usia Bermasalah

Pada tahap ini remaja merasa dirinya sudah mampu serta tidak

mau meminta bantuan orang lain. Remaja menganggap yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

24

diputuskan dan dilakukannya hal yang benar. Sehingga remaja tidak

mau menerima dan meminta pendapat orang lain.

Masalah yang terjadi pada remaja seringkali sulit diatasi, hal ini

disebabkan selama menjadi anak-anak sebagian besar orang tualah

yang menyelesaikan masalahnya, sehingga anak tidak

berpengalaman mengatasi masalahnya.

d. Mencari Identitas

Pada awal masa remaja mereka melakukan penyesuaian diri

dengan kelompok, kemudian remaja mulai mendambakan identitas

diri dan mulai tidak adanya kepuasan menjadi sama dengan teman-

teman sebayanya atau kelompoknya.

e. Usia yang Menimbulkan Ketakutan

Anggapan remaja adalah masa anak-anak yang bermasalah, tidak

dapat dipercaya, berperilaku merusak, membuat orang dewasa yang

harus membimbing dan mengawasi, remaja menjadi takut

bertanggung jawab.

f. Masa yang Tidak Realistis

Remaja seringkali melihat dirinya sendiri dan orang lain, teman –

temannya sebagaimana yang diinginkanya bukan bagaimana adanya.

g. Ambang Masa Dewasa

Remaja mulai berperilaku layaknya seperti orang dewasa. Masa

remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang harus dimiliki sebagai

bekal menuju perkembangan berikutnya, dengan adanya ciri-ciri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

25

tersebut akan menjadi sinyal bagi lingkunganya agar remaja

diperlakukan sebagaimana mestinya.

Pada masa ini remaja mengalami 5 perubahan, yaitu : emosi, fisik

psikologis, sosial, dan perubahan nilai-nilai orang dewasa.

3. Kebahagiaan pada Remaja

Kebahagiaan pada masa remaja dapat dilihat berdasarkan

intensitanya, kebahagiaan pada masa remaja dapat digolongkan menjadi

kebahagiaan sesaat atau dalam kehidupan sehari-hari, kebahagiaan taraf

menengah, kebahagiaan taraf yang lebih tetap (Mappiare, 1982) :

a. Kebahagiaan sesaat atau dalam kehidupan sehari-hari

Kebahagiaan sesaat pada remaja awal remaja usia 12-15 tahun,

hal-hal yang mendatangkan kebahagiaan adalah :

1) Mempunyai hubungan sosial yang positif seperti mempunyai

sahabat.

2) Ada peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan sekolah

seperti akan adanya hari libur panjang atau hari-hari terakhir

sekolah.

3) Melakukan rekreasi seperti bersama teman-temnnya melakukan

camping atau mengunjungi objek wisata.

4) Dalam suasana sport seperti bermain bola atau bermain games,

mendapat atau memiliki materi berupa barang seperti handphone,

atau mendapatkan uang.

5) Mendapatkan hadiah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

26

b. Kebahagiaan Taraf Menengah

kebahagiaan taraf menengah merupakan penerimaan dan rasa

puas terhdap diri dan apa yang dimiliki. Bagi remaja awal, hal-hal

yang mendatangkan kebahagiaan adalah :

1) Fisik yang bagus, artinya tampang yang memuaskan dan sesuai

yang diharapkan akan mendatangkan kebahagiaan bagi remaja.

2) Diterimanya remaja di dalam suatu kelompok serta popular di

dalam kelompok tersebut akan menjadikan kebahagiaan bagi

remaja.

3) Mendapatkan teman baru, khususnya lawan jenis.

4) Keberhasilan, hasil belajar, kerja kelompok, adanya penghargaan

dari orang lain terhadap keberhasilanya.

5) Berperan dan berprestasi dalam perannya.

c. Kebahagiaan Taraf yang Relatif Tetap

Kebahagiaan taraf yang lebih tetap atau konstan bersangkutan

dengan keadaan-keadaan positif yang dicapai dalam masa

pertubuhan dan perkembangannya, kebutuhan-kebutuhan dan

penyesuaian yang dapat dicapainya. Bagi remaja, hal-hal yang

mendatangkan kebahagiaan adalah :.

1) Dialaminya pertumbuhan kelenjar-kelenjar seksualitas dan

perkembangan seksual secara wajar serta dapat dikendalikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

27

2) Pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan berpikir yang

normal sehingga mampu memecahkan persoalan-persoalan yang

dihadapinya.

3) Perkembangan dan pertumbuhan sikap, dapat mengontrol emosi.

4) Perkembangan minat atau cita-cita yang terarah, minat pada

bidang-bidang tertentu.

5) Dialaminya perkembangan pribadi, sosial dan moral secara baik

dan disadarinya, menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

6) Dapat menyesuaikan diri dengan kemampuan-kemampuanya.

C. Bimbingan Pribadi Sosial

1. Pengertian Bimbingan Priabadi Sosial

Menurut Winkel dan Hastuti (2004), bimbingan pribadi-sosial

berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan

mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri. Dalam mengatur

diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu

luang, penyaluran nafsu seksual dan lain sebagainya, serta bimbingan

dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai

lingkungan (pergaulan sosial).

2. Unsur-Unsur Bimbingan Pribadi-Sosial

Bimbingan pribadi–sosial yang diberikan di jenjang pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi, sebagian disalurkan melalui bimbingan

kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta

mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

28

a. Bimbingan pribadi sosial memberikan informasi tentang fase atau

tahap perkembangan yang sedang dilalui oleh siswa remaja dan

mahasiswa, antara lain tentang konflik batin yang dapat timbul dan

tentang tata cara bergaul yang baik.

b. Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini, yang semakin

berkembang kearah masyarakat modern, antara lain apa ciri-ciri

kehidupan modern, dan apa makna ilmu pengetahuan serta teknologi

bagi kehidupan manusia.

c. Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami

kebanyakan siswa dan mahasiswa, misalnya menghadapi orangtua

yang taraf pendidikannya lebih rendah daripada anak-anaknya.

Khususnya siswa remaja dapat merasa lega, bila dia menyadari

bahwa teman-temannya mengalami kesulitan yang sama, dia lalu

tidak akan memandang dirinya lagi sebagai orang yang abnormal.

Diskusi kelompok ini dapat mendorong siswa dan mahasiswa untuk

menghadapi ahli bimbingan, guna membicarakan sesuatu masalah

secara pribadi dalam wawancara konseling.

d. Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian siswa,

misalnya sifat-sifat kepribadian yang tampak dalam tingkah laku,

latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

29

3. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial

Beberapa tujuan dari bimbingan dan konseling yang terkait dengan

aspek pribadi sosial menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan(2010)

adalah:

a. Mempunyai komutmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai

keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bak

dalam kehidupan pribadi, keluarga, antar teman, sekolah tempat

kerja, masyarakat.

b. Memiliki sikap toleransi antar umat beragama serta saling

menghormati dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing.

c. Mempunyai pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan

konstruktif, baik kelebihan maupun kelemahan, baik fisik maupun

psikis.

d. Memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang

lain.

e. Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.

f. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati dan menghargai

orang lain, tidak melecehkan martakat atau harga dirinya.

g. Memiliki rasa tangung jawab yang diwujudkan dalam bentuk

komitmen, terhadap tugas dan kewajibannya.

h. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial yang diwujudkan dalam

bentuk persahabatan, persaudaraan atau silahturahmi dengan semua

manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

30

i. Memili kemampuan dalam menyelesaikan konflik baik diri sendiri

maupun dengan orang lain.

j. Memiliki kemapuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

Dengan memahami tujuan bimbingan pribadi-sosial diharapkan

individu mampu mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi dan

mampu berinteraksi dengan baik.

4. Fungsi Bimbingan Pribadi Sosial

Fungsi bimbingan pribadi sosial menurut totok ( dalam rima

puspita, 2007), yaitu:

a. Berubah menuju pertumbuhan

Pada bimbingan pribadi –sosial, konselor secara

berkesinambungan memfasilitasi individu agar menjadi agen

perubahan bagi dirinya dan lingkunganya.

b. Pemahaman diri secara penuh dan utuh

Melalui bimbingan pribadi sosial individu diharapkan dapat

memahami kelemahan dan kekuatan yang ada pada dirinya, sehingga

individu memiliki kepribadian yang utuh dan mampu mengintegrasi

diri dalam segala aspek kehidupan secara utuh, selaras, seimbang.

c. Belajar komunikasi yang lebih sehat

Bimbingan pribadi sosial digunakan sebagai media pelatihan bagi

individu untuk berkomunikasi secara lebih sehat dengan

lingkunganya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

31

d. Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat

Bimbingan pribadi sosial digunakan sebagai media untuk

menciptakan dan berlatih perilaku yang baru yang lebih sehat.

e. Belajar mengungkapkan diri secara penuh dan utuh

Melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan individu dapat

dengan spontan, kreatif, dan efektif dalam mengungkapkan perasaan,

keinginan dan inspirasi.

f. Individu mampu bertahan

Melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan individu dapat

bertahan dengan keadaan masa kini, dapat menerima keadaan dengan

lapang dada, dan mengatur kembali kehidupannya dengan kondisi

yang baru.

g. Menghilangkan gejala-gejala yang disfungsional

Konselor membantu individu dalam menghilangkan atau

menyembuhkan gejala yang mengganggu sebagai akibat dari krisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas metodologi penelitian, yaitu: jenis penelitian,

subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpelan data, validitas dan

reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.

A. Jenis atau Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif

dengan metode survei. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

gambaran mengenai seberapa tinggi tingkat kebahagiaan remaja putra-putri

asrama St. Aloysius Turi tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil

penelitan akan disusun usulan program bimbingan pribadi-sosial sebagai

referensi bagi pendamping asrama St. Aloysius Turi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Asrama St. Aloysius Turi kelas VII, VIII

dan IX Tahun ajaran 2016/2017. Waktu yang peneliti gunakan untuk

menyusun instrument penelitiaan sampai pada penyebaran angket pada bulan

Januari – Juni 2017. Pengumpulan data dilaksanakan pada hari Selasa, 9 Mei

pukul 16.00 WIB.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah para remaja siswa-siswi Asrama St.

Aloysius, Turi. Berjumlah 35 anak, yang terdiri dari kelas VII, VIII, dan IX

Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian populasi

karena semua anggota populasi menjadi responden. Alasan peneliti

menggunakan asrama St. Aloysius Turi yaitu dikarenakan peneliti melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

33

fenomena atau kasus-kasus yang berkaitan dengan kebahagiaan di asrama.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu berupa

penyebaran skala tentang kebahagiaan pada remaja asrama St Aloysius

Turi. Skala yang digunakan dikembangkan berdasarkan skala Likert.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi

seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013).

2. Format Pernyataan

Alternatif jawaban yang disediakan dalam skala ini berpedoman

pada teknik penyusunan skala Likert. Item-item yang terdapat pada skala

penelitian ini berbentuk pernyataan terbagi 2 macam jenis item yaitu

item favorable dan unfavorable. Item favorable berisi pertanyaan-

pertanyaan yang mendukung indikator dari variabel yang ingin diteliti,

item unfavorabel berisikan pernyataan yang tidak mendukung indikator

(Sugiyono, 2013).

Instrument kebahagiaan ini menyediakan 4 alternatif jawaban,

yaitu sangat sesuai(SS), sesuai(S), kurang sesuai(KS), sangat tidak

sesuai(STS). Penetapan skoring pada setiap jawaban adalah sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

34

3. Penentuan Skor

Tabel 1

Norma Skoring Inventori Kebahagiaan

Alternatif Jawaban Skor Favorable (+) Skor Unfavorable (-

)

Sangat sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Kurang Sesuai (KS) 2 3

Tidak Sesuai (TS) 1 4

Subjek diminta memilih salah satu alternatif pilihan jawaban

dengan cara member tanda centang (V) pada kolom alternatif jawaban

yang telah tersedia. Pilihan dan alternatif jawaban akan diakumulasi

untuk mengungkap kebahagaiaan para remaja asrama St. Aloysius Turi

tahun ajaran 2016/2017. Semakin tinggi skor maka tingkat kebahagiaan

para remaja asrama St. Aloysius Turi akan semakin bahagia. Tetapi

sebaliknya semakin rendah skor maka semakin rendah kebahagian

remaja asrama St. Aloysius Turi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

35

4. Kisi-Kisi Skala

Tabel 2

Kisi-Kisi Kuesioner Kebahagiaan

(Sebelum Uji Coba Terpakai / Penelitian)

No Aspek Indikator No item

favorable

No item

unfavorable

Jumlah

item

1 Emosi

positif

a. Gembira saat berada di

asrama

1, 3 2,5 4

b. Memiliki harapan untuk

sukses

4, 6 7,8 4

c. Bangga terhadap hasil

akademis

10, 12 9, 11 4

2 Keterlibatan

penuh

a. Berkonsentrasi saat

belajar di lingkungan

asrama

15,17,19 13 4

b. Tertarik untuk belajar 16, 18,

20

22, 24 5

c. Bergembira ketika

belajar di sekolah dan

lingkungan asrama

26,31 29,30,32 5

d. Mendapatkan hasil usaha

yang dicapai dari puncak

pengembangan potensi

diri

21,23 25,27,28 5

3 Menjalin

hubungan

positif

dengan

orang lain

a. a. Merasa di pedulikan

orang lain di asrama

33,34,

36, 38

35 5

b. Merasa dicintai orang lain

di asrama

37,39,

42,43

40 5

c. Merasa dihargai orang

lain di asrama

14, 45 46, 53, 57,62 6

d. Adanya dukungan secara

psikologis, sosial, emosi

dari teman-teman dan

seluruh warga asrama

41,44,47 68 4

4 Menemukan

makna

dalam

kehidupan

sehari-hari

a. Mempunyai nilai yang

berharga bagi dirinya

49, 51,63 48, 50,52 6

b. Memiliki alasan untuk

bersekolah

54,56 55,65 4

c. Memiliki tujuan untuk

dicapai disekolah

59, 67 58, 60 4

5 Prestasi a. Mengembangkan diri ,64,66,

69,70

61 5

Total 41 29 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

36

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas Kuesioner

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

memperoleh data yang valid. Valid berarti instrument tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2013).

Validitas yang diuji dalam instrumen penelitian ini adalah

validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimimasi lewat

pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara

professional judgement (Azwar, 1992). Validitas isi tidak dinyatakan

dengan angka namun pengesahannya berdasarkan pertimbangan yang

diberikan oleh ahli (expert judgement) (Azwar, 1992). Dalam penelitian

ini, dilakukan expet judgement kepada dosen pembimbing yaitu Ag.

Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. dan dikonsultasikan juga dengan

pendamping asrama, yaitu Br. Bernadus Raja Najak, CSA dan Br.

Silvinus Minor Bodho CSA, selanjutnya validitas instrument diuji secara

empiris dengan cara mengkorelasi skor-skor setiap item instument

terhadap skor-skor total aspek dengan teknik korelasi person product

moment menggunakan aplikasi komputer SPPS 16 For Windows.

Rumus korelasi Person product moment adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

37

Keterangan :

r xy = Korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir

X = Skor sub total kuesioner

Y = Skor totslbutir-butir kuesioner

N = Jumlah subjek

XY = Hasil perkalian antara skor X dan Y

Keputusan didapatkan dengan nilai koefisien validitas yang

minimal sama dengan 0,30 (Azwar, 2009). Apabila terdapat item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memuaskan.

Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dikatakan bahwa item yang valid

adalah item yang memiliki nilai korelasi ≥ 0,30. Sementara itu, suatu

item dikatakan tidak valid jika memiliki nilai korelasi ≤ 0,30. Hasil uji

validitas instrument menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

38

Tabel 3

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kuisoner Kebahagiaan

Remaja Asrama St. Aloysius Turi

No Aspek Indikator Item

Valid

Item

Gugur

1 Emosi

positif

1. Gembira saat berada di

asrama

2,5 3

2. Memiliki harapan untuk

sukses

4,8 6,7

3. Bangga terhadap hasil

akademis

9,10,1

2

11

2 Keterlibata

n penuh

1. Berkonsentrasi saat belajar di

lingkungan asrama

15,17 13,19

2. Tertarik untuk belajar 16,20 18,22,

24

3. Bergembira ketika belajar di

sekolah dan lingkungan

asrama

26,29,

31,32

30

4. Mendapatkan hasil usaha yang

dicapai dari puncak

pengembangan potensi diri

23,25,

28

21,27

3 Menjalin

hubungan

positif

dengan

orang lain

1. Merasa di pedulikan orang lain

di asrama

35,38 33,34,

36

2. Merasa dicintai orang lain di

asrama

37,40,

42,

39,

43

3. Merasa dihargai orang lain di

asrama

53,57.

62

14,45,

46

4. Adanya dukungan secara

psikologis, sosial, emosi dari

teman-teman dan seluruh

warga asrama

41

44,47,

68

4 Menemuka

nmakna

dalam

kehidupan

sehari-hari

1. Mempunyai nilai yang

berharga bagi dirinya

49,51,

50,52,

63

48

2. Memiliki alasan untuk

bersekolah

55,56,

65

54

3. Memiliki tujuan untuk dicapai

disekolah

58,59,

60,67

5 Prestasi 1. 1. Mengembangkan diri 61,64,

66,69,

70

Total 44 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

39

Dari hasil uji validitas yang dilakukan oleh peneliti, maka

didapatkan item valid berjumlah 44 dan item tidak valid 26. Item yang

digunakan untuk pengolahan data berjumlah 44. Penelitian ini tidak diuji

coba di lapangan, yang dilakukan adalah uji coba terpakai artinya item-

item yang tidak valid digugurkan (tidak diperhitungkan dalam

pengolahan data). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

2. Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran (Azwar,

1992). Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bisa digunakan

data yang sama (Sugiono, 2013).

Perhitungan indeks reliabilitas kuisoner penelitian ini

menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach dilakukan dengan

menggunakan program SPSS for windows versi 16.0. Menurut (Azwar,

2009) Rumus koefisien Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut:

Keterangan rumus:

R11 : realibilitas skala

S1² dan S2² : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

S2² : varians skor skala

Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria

Guilford (dalam Masidjo 1995:209). Kriteria kualifikasi reliabilitas

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

40

Tabel 4

Kriteria Guiford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,91-1,00 Sangat Tinggi

2 0,71-0,90 Tinggi

3 0,41-0,70 Cukup

4 0.21-0,40 Rendah

5 Negatif-0,20 Sangat Rendah

Perhitungan reliabilitas penelitian persepsi kebahagiaan menggunakan

Alpha Cronbach dan hasil dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Tabel 5

Reliabilitas Kuesioner Kebahagiaan

Remaja Asrama St. Aloysius Turi

Reliability statistics

Cronbach’s Alpha N of Item

913 44

Berdasarkan tabel perhitungan di atas dapat disimpulkan taraf reliabilitas

skala persepsi kebahagiaan berada pada kualifikasi sangat tinggi.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah Sugiyono

(2013).

Berikut ini merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang

ditempuh dalam penelitian ini:

1. Tahap Persiapan Pengumpulan Data Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

41

Dalam tahap persiapan ini, peneliti melakukan berbagai usaha yaitu:

a. Meminta surat pengantar untuk melaksanakan penelitian di asrama

St. Aloysius Turi dari prodi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma.

b. Menghubungi pimpinan asrama St. Aloysius Turi untuk meminta

izin mengadakan penelitian di asrama yang bersangkutan.

c. Mempersiapkan kuesioner sebagai alat pengumpul data penelitian.

d. Menentukan hari dan tanggal yang telah disepakati oleh pimpinan

asrama dan peneliti untuk mengambil data penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan pada seluruh anak-anak

asrama St. Aloysius Turi tahun ajaran 2016/2017. Subjek penelitian

sebanyak 35 anak. Pengambilan data dilaksanakan hari kamis 9 Mei

2017. Pada tahap pelaksanaan peneliti datang ke asrama St. Aloysius

Turi sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama. Dalam

pengambilan data, peneliti tetap mendampingi anak-anak di aula, agar

peneliti dapat menjelaskan secara langsung jika ada siswa yang bertanya

tentang item yang dianggap kurang jelas. Suasana Aula ketika anak-anak

mengisi kuesioner sangat kondusif. Anak-anak serius dalam

memperhatikan peneliti dalam memberikan arahan dan petunjuk

pengisian kuesioner serta anak-anak tidak mengalami kesulitan dalam

mengisi kuesioner tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

42

3. Teknik Analisis Data

a. Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk menganalisis

data adalah sebagai berikut:

Peneliti memberikan skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara

memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring

yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable dan

unfavorable. Untuk pernyataan favorable skor untuk jawaban Sangat

Sesuai(SS) adalah 4 , Sesuai(S) adalah 3, Kurang Sesuai(KS) adalah

2, Tidak Sesuai(TS) adalah 1. Untuk jawaban favorable skor jawaban

Sangat Sesuai(SS) adalah 1 , Sesuai(S) adalah 2, Kurang Sesuai(KS)

adalah 3, Tidak Sesuai(TS) adalah 4.

b. Setelah memberikan skor pada masing-masing item, peneliti

mentabulasi sebuah daya yang telah diperoleh dan memasukkan ke

dalam computer dengan bantuan Microsoft Excel.

c. Membuat kategori tingkat kebahagiaan pada remaja St. Aloysius Turi

disusun berdasarkan model distribusi normal. Adapun norma

kategorisasi adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

43

Tabel 6

Norma Kategorisasi Kebahagiaan Anak Asrama St. Aloysius

Turi

Norma/criteria skor Kategori

µ + 1,5 σ < X Sangat Bahagia

µ + 0,5 σ < X ≤ µ + 1,5 σ Bahagia

µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ Cukup Bahagia

µ - 1,5 σ < X ≤ μ - 0,5 σ Kurang Bahagia

X ≤ μ -1,5 σ

Sangat Kurang Bahagia

Keterangan :

X maxsimum teoritik : nila tertinggi teoritik

X minimum teoritik : nilai terendah teoritik

Standar deviasi (α/sd) : luas jarak rentangan yang dibagi 6 satuan

devisiasi sebaran

Mean teoritik (μ) : rata-rata teoritis dari skor maksimum dan

minimum

d. Mencari norma atau patokan yang akan digunakan untuk mencari X

maksimum teoretik, standar devisasi, dan mean teoretik. Kategori

tinggi rendahnya kebahagiaan remaja asrama St. Aloysius Turi tahun

ajaran 2016/2017. Kategori subjek penelitian diperoleh melalui

perhitungan (item 44) sebagai berikut:

X maxsimum teoritik : 4 x 44 = 176

X minimum teoritik : 1 x 44 = 44

Luas jarak : 176-44 = 132

σ (standar deviasi) : 132:6 = 22

μ ( mean teoritik) : (176+44):2=110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

44

Berdasarkan data penelitian tentang kebahagiaan yang dianalisis

dengan teknik kategorisasi model distribusi normal, tingkat

kebahagiaan remaja putra dan putri asrama St. Aloysius Turi tahun

pelajaran 2016/2017 dalam kebahagiaan adalah sebagai berikut:

Tabel 7

Kategori Kebahagiaan Remaja asrama

St. Aloysius Turi

Norma/criteria skor Rentang skor Kategori

µ + 1,5 σ < X >143 Sangat Bahagia

µ + 0,5 σ < X ≤ µ + 1,5 σ 121-143 Bahagia

µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ 92,4-121 Cukup Bahagia

µ - 1,5 σ < X ≤ μ - 0,5 σ 77-92,4 Kurang Bahagia

X ≤ μ -1,5 σ

<77 Sangat Kurang Bahagia

e. Langkah selanjutnya setelah selesai mengelompokkan tingkat

kebahagiaan, peneliti juga mengelompokkan skor item yang

diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh subjek. Langkah ini

ditempuh untuk mengetahui item mana saja yang menunjukkan item

yang sangat bahagia dan item mana saja yang menunjukkan kurang

bahagia.

f. Mencari kategori tinggi rendahnya skor item-item secara keseluruhan

subjek 35 diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai

berikut:

X maxsimum teoritik : 4 x 35 = 140

X minimum teoritik : 1 x 35 = 35

Luas jarak : 140-35 = 105

σ (standar deviasi) : 105:6 = 17,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

45

μ (mean teoritik) : (140+35):2 = 87,5

Hasil perhitungan analisis data skor kuesioner kebahagiaan

disajikan dalam norma kategorisasi item kebahagiaan remaja asrama

St. Aloysius Turi tahun pelajaran 2016/2017. Sebagai berikut :

Tabel 8

Kategorisasi Skor Item Kebahagiaan Remaja Asrama St.

Aloysius Turi

Norma/criteria skor Rentang skor Kategori

µ + 1,5 σ < X >113,75 Sangat tinggi

µ + 0,5 σ < X ≤ µ + 1,5 σ 96,25-113,75 Tinggi

µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ 78,75-96,25 Sedang

µ - 1,5 σ < X ≤ μ - 0,5 σ 61,25-78,75 Rendah

X ≤ μ -1,5 σ

< 61,25 Sangat rendah

g. Setelah mengetahui kategori skor item diatas, selanjutnya

memasukkan item-item dalam kelompok-kelompok sesuai dengan

hasil pemberian skor pada masing-masing item. Dari penggolongan

item-item kemudian dapat diketahui item-item mana saja yang

menunjukkan kebahagiaan tinggi dan yang menunjukkan

kebahagiaan rendah.

h. Setelah mengetahui hasil skor item kebahagiaan, maka item-item

yang memiliki skor yang masuk dalam kategori sedang dan rendah

selanjutnya dibahas dan dikembangkan menjadi program bimbingan

pribadi-sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN PROGRAM

BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL

Bab ini memuat hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian

kebahagiaan remaja St. Aloysius Turi dan Implikasinya terhadap usulan

program bimbingan pribadi sosial.

A. Hasil Penelitian

1. Kebahagiaan Para Remaja Asrama St. Aloysius Turi

Berdasarkan data penelitian tentang kebahagiaan yang dianalisis

dengan teknik kategorisasi model distribusi normal, remaja asrama St.

Aloysius Turi tahun pelajaran 2016/2017 adalah seperti yang ditampilkan

dalam tabel 9.

Tabel 9

Kategori Kebahagiaan Remaja Asrama St. Aloysius Turi

Kategori Rentang

Skor

Subjek Presentase

(%)

Sangat Bahagia >143 7 20%

Bahagia 121-143 17 48,57%

Cukup Bahagia 92,4-121 11 31,43%

Kurang Bahagia 77-92,4 0 0%

Sangat Tidak

bahagia

<77 0 0%

Jumlah subjek 35 100%

Kategori kebahagiaan jika digambarkan dalam bentuk diagram dapat

dilihat pada grafik berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

47

Grafik 1

Kategori kebahagiaan remaja asrama St. Aloysius Turi

50 48.57%

40 31,43%

30 20%

20

10 0% 0%

0

Sangat Bahagia Bahagia Cukup Bahagia Kurang Bahagia Sangat Tidak

Bahagia

Data grafik 1 terlihat bahwa:

a. Ada 7 (20%) remaja asrama St. Aloysius Turi capaian skornya berada

pada kategori sangat bahagia.

b. Ada 17 (48,57%) remaja asrama St. Aloysius Turi capaian skornya

berada pada kategori bahagia.

c. Ada 11 (31,43%) remaja asrama St. Aloysius Turi capaian skornya

berada pada kategori cukup bahagia.

d. Tidak ada 0 (0%) remaja asrama St. Aloysius Turi capaian skornya

berada pada kategori kurang bahagia.

e. Tidak ada 0 (0%) remaja asrama St. Aloysius Turi yang capaian

skornya berada pada kategori sangat tidak b 7ahagia.

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa sebagaian besar subjek memiliki kategori bahagia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

48

2. Analisis Capaian Skor Butir kuesioner Kebahagiaan dan Usulan

Program Bimbingan Pribadi-Sosial yang Sesuai

Hasil perhitungan data skor butir-butir kebahagiaan disajikan

seperti berikut:

Tabel 10

Kategori Skor Item kuesioner Kebahagiaan Remaja

Asrama St. Aloysius Turi

Rentang Skor Item Presentase Kategori Nomor item

>113,75 12 27,27 Sangat tinggi 2, 4, 40, 57, 58, 60,

61, 62, 63, 64, 65,

67

96,25-113,75 18 40,90 Tinggi 5, 8, 9, 12, 28, 35,

41, 42, 50, 51, 52,

53, 55, 56, 59, 66,

69, 70

78,75-96,25 12 27,27 Sedang 10, 15, 16, 17, 23,

25, 26, 29, 32, 37,

38, 49

61,25-78,75 2 4,54 Rendah 20, 31

< 61,25 0 0 Sangat rendah -

Kategori kebahagiaan jika digambarkan dalam bentuk diagram dapat

dilihat pada grafik berikut:

Grafik 2

Kategori kebahagiaan remaja asrama St. Aloysius Turi

50 40.90%

40

30 27, 27% 27,27%

20

10 4, 53% 0%

0

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

49

Data grafik 2 terlihat bahwa:

a. Terdapat 12 (27,27) item yang menunjukan kebahagiaan remaja St.

Aloysius Turi tergolong sangat tinggi.

b. Terdapat 18 (40,90) item yang menunjukan kebahagiaan remaja St.

Aloysius Turi tergolong tinggi.

c. Terdapat12 (27,27) item yang menunjukan kebahagiaan remaja St.

Aloysius Turi tergolong sedang.

d. Terdapat12 2(4,54) item yang menunjukan kebahagiaan remaja St.

Aloysius Turi tergolong rendah.

e. Tidak ada item yang menunjukan kebahagiaan remaja St. Aloysius

Turi tergolong sangat rendah.

Maka dapat disimpulkan item-item kuesioner kebahagiaan remaja

St. Aloysus Turi berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi hal ini

menunjukkan bahwa anak-anak asrama memahami dan dapat

menjalankan aspek-aspek kebahagiaan dengan baik.

Item-item dengan skor kategori sedang mencerminkan bahwa remaja

belum mempunyai kebahagiaan yang positif. Oleh karena itu,

berdasarkan item-item yang masuk dalam kategori sedang dan rendah

digunakan sebagai dasar dalam penyusunan program bimbingan pribadi-

sosial.

Tabel 11 akan membahas 14 item yang dipilih oleh peneliti untuk

dijadikan usulan topik bimbingan pribadi-sosial dengan tujuan untuk

membantu meningkatkan kebahagiaan remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

50

Tabel 11

Item-Item Kuesioner Yang Tergolong Dalam Kategori Sedang dan Rendah

No Aspek Indikator Nomor Item dan Pernyataan

1 Emosi

positif

a.Bangga

terhadap hasil

akademis

Saya selalu bersemangat bercerita dengan

orang-orang baru yang saya temui bahwa

prestasi di sekolah saya sangat baik.(item no

10)

2

Keterlibatan

penuh

a.Berkonsentrasi

saat belajar

Saya dapat fokus belajar di lingkungan

asrama.(item no 15)

Saya mempunyai daya ingat cukup tinggi

setelah mempelajari materi.(item no17)

b.Tertarik untuk

belajar

Saya senang membaca referensi buku lain di

asrama untuk menyelesaikan tugas dan

menambah ilmu pengetahuan. (item no 16)

Saya suka membaca buku pelajaran di

perpustakaan(item no 20).

c.Gembira saat

belajar di sekolah

dan lingkungan

asrama

Saya dapat menyesuaikan dengan suasana

belajar di asrama.(item no 26)

Saya malas untuk belajar di asrama karena

terlalu banyak peraturan yang harus saya

kerjakan. (item no 29)

Seringkali saya mengunjungi perpustakaan

sekolah untuk menambah ilmu saya.(item no

31)

Saya sulit menyesuaikan dengan suasana

belajar di asrama.(item no 32)

d.Hasil usaha

yang dicapai dari

puncak

pengembangan

diri

Saya mendapatkan nilai diatas rata-rata di kelas.

(item no 23)

Saya tidak pernah mendapatkan kejuaraan

apapun di kelas saya. (item no 25)

3 Menjalin

hubungan

positif

dengan

orang lain

a.Merasa dicintai

orang

lain

Kasih sayang yang diberikan teman-teman dan

pendamping asrama membuat saya rajin

belajar.(item no 37)

b.Merasa

dipedulikan orang

lain di asrama

Pengurus dan pendamping anak-anak asrama

selalu mendengarkan keluhan dan cerita saya.

(item no 38)

4 Menemukan

makna

dalam

kehidupan

sehari-hari

a.Memiliki nilai

yang berharga

bagi dirinya

Saya merasa senang dan dapat belajar

berkebun ketika membantu bapak penjaga

asrama berkebun.(item no 49)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

51

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Kebahagiaan Remaja St. Aloysius Turi Tahun Ajaran 2016/2017.

Untuk membatasi pembahasan dan untuk menghindari

pengulangan yang tidak perlu, peneliti menggolongkan hasil penelitian

menjadi 2 yaitu, bahagia (kategori sangat bahagia disatukan dengan

bahagia) dan kurang bahagia. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

dugaan peneliti. Sebelum melakukan penelitian, peneliti berfikir bahwa

kebahagiaan remaja asrama St. Aloysius Turi tahun ajaran 2016/2017

kurang bahagia. Ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian

besar anak-anak asrama St. Aloysius Turi bahagia.

Ada dua hal yang muncul dalam pikiran peneliti sesudah melihat

hasil penelitian ini. Pertama hasil penelitian tidak mencerminkan

kenyataan sesungguhnya karena ingin menampilkan diri sebagai anak-

anak yang bahagia sehingga anak-anak memberikan jawaban yang ideal,

serta tidak memberikan jawaban yang mencerminkan kenyataan

sesungguhnya. Kedua, remaja bahagia, bisa jadi ada faktor-faktor yang

membuat anak bahagia seperti perlakuan pendamping dan teman-teman

saling mendukung dan lebih terbuka, saling menghormati perbedaan

antar teman asrama, anak sudah dapat menyesuaikan lingkungan baru di

asrama, sehingga anak merasa nyaman dan bahagia tingga di asrama.

Untuk anak-anak yang sudah bahagia pun perlu ada upaya untuk terus

mengembangkan kebahagiaanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

52

Kebahagiaan anak-anak merupakan penilaian anak-anak terhadap

kebahagiaan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh anak-anak dalam

kehidupannya sehari-hari. Apabila dalam kehidupan sehari-hari anak

merasa nyaman tinggal di asrama, mempunyai hubungan sosial yang

positif, dapat memaknai kehidupan sehari-harinya, serta dapat

mengembangkan prestasinya, sehingga anak memiliki tingkat

kebahagiaan yang tinggi (Seligman, 2013).

Beberapa karakteristik anak-anak asrama yang memiliki kategori

bahagia, seperti yang dijelaskan oleh Myers (dalam yanuar 2012) yaitu :

1) Menghargai diri sendiri, anak yang memiliki kategori sangat bahagia

atau bahagia mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, cenderung

menyukai dirinya dan menghargai dirinya sendiri. Hal ini terlihat dari

anak-anak asrama mempunyai rasa percaya diri yang tinggi ketika

diminta memimpin doa, anak dengan sukarela mau memimpin doa. 2)

Optimis, remaja percaya akan kemampuannya sehingga berupaya baik di

setiap kesempatan hidupnya. Hal ini terlihat dari setiap hari remaja rajin

belajar dan membaca untuk menambah ilmu-ilmu baru dalam dirinya. 3)

Terbuka, remaja yang bahagia lebih terbuka terhadap orang lain serta

mudah bersosialisasi dengan teman-teman asramanya dan membantu

orang lain yang membutuhkan. Hal ini terlihat anak-anak mampu

menyesuaikan diri dengan baik dalam lingkungan sosial, dapat menerima

perbedaan antar teman dan saling menghargai satu sama lain. 4) Mampu

mengendalikan diri, remaja yang bahagia pada umumnya memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

53

kontrol pada hidupnya. Seperti ketika tidak suka dan marah terhadap

teman, remaja dapat mengontrol dirinya untuk tidak mengungkapkan

kata-kata kasar saat merasa marah, karena remaja sadar dengan

mengungkapkan kata-kata kasar tidak dapat diterima orang lain di

asrama.

Kebahagiaan remaja asrama St. Aloysius Turi tentu dipengaruhi

oleh beberapa faktor, seperti yang sudah dijelaskan oleh Seligman,

(2005) yang mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan

terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah kepuasan

masa lalu, kebahagiaan pada masa sekarang, optimis akan masa depan.

Anak–anak asrama yang memiliki persepsi positif tentang kebahagiaan,

diindikasi remaja sebenarnya sudah dapat mengolah masa lalunya yang

kurang baik sehingga sekarang sudah memiliki pandangan masa lalu

yang baik, seperti halnya didapati seorang anak asrama kelas VIII yang

memiliki kedua orangtua yang sudah bercerai broken home, serta kedua

orangtuanya sudah mempunyai keluarga baru masing-masing. Sejak dari

kecil dia diasuh oleh neneknya, dan dia merasa tidak lagi mendapatkan

kasih sayang dari kedua orangtuanya, semenjak di asrama St Aloysius

Turi anak tersebut mulai mengolah batinnya dibantu oleh pendamping,

sehingga kini anak itu dapat memafkan masa lalunya, dan memandang

kehidupannya sekarang secara positif serta mempunyai motivasi akan

masa depannya. Faktor eksternalnya atau lingkungannya, yaitu

kehidupan sosial remaja, kesehatan, budaya, usia. Hal ini terlihat dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

54

para remaja yang tinggal di asrama mempunyai hubungan yang baik

terhadap satu sama lain, dan saling menghagai perbedaan, dan tidak

adanya bullying antar teman di asrama. Selain itu dengan berolah raga

juga dapat memiliki kesehatan tubuh yang baik untuk mendukung

kebahagiaan remaja.

Terdapat 11 siswa memiliki kategori cukup bahagia. Remaja yang

tergolong cukup bahagia, perlu mendapatkan bimbingan, serta seluruh

warga asrama dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan

nyaman sehingga remaja akan terbiasa hidup bahagia. Remaja yang

tergolong bahagia dapat memaknai kehidupan sehari-hari, mempunyai

relasi sosial yang baik serta untuk mengembangkan diri dan prestasi.

Data menunjukkan bahwa tidak ada remaja yang memiliki

kebahagiaan dalam kategori yang tidak bahagia dan sangat tidak bahagia.

Meskipun tidak ada remaja yang memiliki kategori yang tidak bahagia

dan sangat tidak bahagia perlu adanya pendampingan bagi remaja agar

terus dapat meningkatkan kebahagiaanya. Usaha yang perlu dilakukan

oleh pendamping asrama untuk semakin meningkatkan kebahagiaan,

antara lain: 1) Pendamping bisa memberikan perhatian kepada seluruh

anak-anak asrama, 2) Pendamping bisa memberikan kebebasan kepada

seluruh anak-anak di asrama untuk mengungkapkan isi hati mereka, 3)

Pendamping bisa melakukan kegiatan atau latihan untuk membantu

anak-anak asrama mengembangkan kebahagiaan mereka agar lebih

tinggi. Cara pendamping pemimpin asrama, juga bisa berpengaruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

55

terhadap kebahagiaan remaja asrama. Pendamping diharapkan untuk bisa

menciptakan suasana yang menyenangkan, ramah, penuh empati, terbuka

dengan anak-anak asrama, bukan menciptakan suasana yang menakutkan

dalam mendampingi anak asrama. Melakukan berbagai kegiatan

mingguan seperti outbond, bermain game tertentu, sehingga remaja tidak

merasa bosan tinggal di asrama, selain itu dengan diadakannya outbond

ataupun game-game tertentu menumbuhkan keakraban antar warga

asrama serta menghibur satu sama lain.

Selain pendamping asrama perlu juga upaya dari pihak lain agar

remaja memiliki kebahagiaan yang tinggi, seperti orang tua. Orang tua

perlu: 1) Memberikan dukungan dan kasih sayang kepada anak-anaknya.

2) Berkomunikasi secara empatik. 3) Meluangkan waktu sehingga anak

merasakan kehangatan orang tua. Pihak lain yang perlu terlibat adalah

teman-teman asrama itu sendiri, upaya yang dapat dilakukan oleh teman-

teman antara lain: 1) Saling menghargai dan menyayangi antar teman

asrama. 2) Saling mendukung dan mengembangkan bakat, prestasi

seoptimal mungkin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

56

2. Usulan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk Asrama St.

Aloysus Turi Tahun Ajaran 2016/2017.

Berdasarkan hasil analisis butir item kuesioner kebahagiaan

menunjukkan bahwa remaja asrama St. Aloysius Turi telah memahami

dan dapat menjalankan aspek-aspek kebahagiaan, namun masih terdapat

item yang memiliki skor sedang dan rendah.

Tabel 12 akan membahas rincian program bimbingan pribadi-

sosial berdasarkan kategori item sedang dan rendah mengenai

kebahagiaan remaja asrama St. Aloysius Turi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

57

Tabel 12

Item-Item Kuesioner Yang Menjadi Dasar Usulan Program

Bimbingan Pribadi-Sosial Item Indikator Judul program

Rendah

1. Saya suka membaca buku pelajaran

di perpustakaan (item no 20)

Tertarik untuk belajar

Item yang teridentifikasi sedang

dan rendah menunjukkan bahwa

sebagian anak asrama kurang

termotivasi dalam belajar

sehingga peneliti mengusulkan

program bimbingan dengan

judul “Motivasi diri dalam

belajar”

2. Seringkali saya mengunjungi

perpustakaan(item no 31)

Gembira saat belajar di

sekolah dan

lingkungan asrama

Sedang

1. Saya selalu bersemangat bercerita

dengan orang-orang baru yang saya

temui bahwa prestasi di sekolah saya

sangat baik.(item no 10)

Bangga terhadap hasil

akademis

2. Saya dapat fokus belajar di

lingkungan asrama.(item no 15)

3. Saya mempunyai daya ingat cukup

tinggi setelah mempelajari

materi.(item no17)

Berkonsentrasi saat

belajar

4. Saya senang membaca referensi buku

lain di asrama untuk menyelesaikan

tugas dan menambah ilmu

pengetahuan. (item no 16)

Tertarik untuk belajar

5. Saya mendapatkan nilai diatas rata-

rata di kelas. (item no 23)

6. Saya tidak pernah mendapatkan

kejuaraan apapun di kelas saya. (item

no 25)

Hasil usaha yang

dicapai dari puncak

pengembangan diri

7. Saya dapat menyesuaikan dengan

suasana belajar di asrama.(item no 26)

8. Saya malas untuk belajar di asrama

karena terlalu banyak peraturan yang

harus saya kerjakan. (item no 29)

9. Saya sulit menyesuaikan dengan

suasana belajar di asrama.(item no 32)

Gembira saat belajar di

sekolah dan

lingkungan asrama

Item yang terindifikasi sedang

menunjukkan bahwa sebagian

anak asrama yang belum dapat

menyesuaikan dirinya di

lingkungan asrama, maka

diusulkan program bimbingan

dengan judul “ Menyesuaikan

diri lingkungan baru” 10. Saya merasa senang dan dapat belajar

berkebun ketika membantu bapak

penjaga asrama berkebun.(item no 49)

Memiliki nilai yang

berharga bagi dirinya

11. Kasih sayang yang diberikan teman-

teman dan pendamping asrama

membuat saya rajin belajar.(item no

37)

Merasa dicintai orang

Lain

Item yang terindikasi sedang

menunjukkan bahwa sebagian

dari remaja masih ada yang

kurang mengetahui dan

memahami arti solidaritas maka

diusulkan program bimbingan

dengan judul “Membina

solidaritas dengan orang lain”

12. Pengurus dan pendamping anak-anak

asrama selalu mendengarkan keluhan

dan cerita saya. (item no 38)

merasa dipedulikan

orang lain di asrama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

58

Berdasarkan item kuesioner kebahagiaan remaja asrama St.

Aloysius Turi yang sedang dan rendah program bimbingan pribadi-

sosial dianggap sesuai untuk membantu siswa untuk memenuhi

kebutuhan atau mengatasi masalahnya. Item-item kuesioner

menunjukkan skornya sedang dan rendah menunjukkan bahwa aspek

kebahagiaan yang diungkap masih banyak siswa yang belum dapat

mempersepsikan kebahagiaan secara positif. Berdasarkan item–item

yang skornya teridentifikasi sedang dan rendah (tabel) peneliti

mengusulkan Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk meningkatkan

persepsi mengenai kebahagiaan pada remaja asrama St. Aloysius Turi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

59

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

Dalam bab ini berisi uraian kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan

penelitian dan saran-saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kebahagiaan remaja asrama St Aloysius Turi.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada

bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Hasil Penelitian Kebahagiaan Remaja Asrama St. Aloysius Turi.

Hasil penelitian dan temuan dilapangan menunjukkan bahwa

sebagian besar remaja asrama St Aloysius Turi berada pada katerori

bahagia. Kebahagiaan remaja dipengaruhi oleh pengalaman yang dialami

anak-anak dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan yang

diharapkannya.

Beberapa karakteristik anak-anak asrama yang berada pada

kategori bahagia, seperti yang dijelaskan oleh (Myers, 2012) yaitu : 1)

Menghargai diri sendiri, anak yang memiliki persepsi tinggi terhadap

kebahagiaannya mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, cenderung

menyukai dirinya dan menghargai dirinya sendiri. Hal ini terlihat dari

anak-anak asrama mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. 2) Optimis,

remaja percaya akan kemampuannya sehingga berupaya baik di setiap

kesempatan hidupnya. Hal ini terlihat dari setiap hari remaja rajin belajar

dan membaca untuk menambah ilmu-ilmu baru dalam dirinya. 3)

Terbuka, remaja yang bahagia lebih terbuka terhadap orang lain serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

60

mudah bersosialisasi dengan teman-teman asramanya dan membantu

orang lain yang membutuhkan. Hal ini terlihat anak-anak mampu

menyesuaikan diri dengan baik dalam lingkungan sosial, dapat menerima

perbedaan antar teman . 4) Mampu mengendalikan diri, remaja yang

bahagia pada umumnya memiliki kontrol pada hidupnya. Seperti ketika

tidak suka dan marah terhadap teman, remaja dapat mengontrol dirinya

untuk tidak mengungkapkan kata-kata kasar saat merasa marah, karena

remaja sadar dengan mengungkapkan kata-kata kasar tidak dapat

diterima orang lain di asrama.

2. Hasil Analisis Butir Item kuesioner Kebahagiaan Asrama St. Aloysius

Turi.

Hasil analisis butir item menunjukkan bahwa remaja asrama St.

Aloysius Turi telah memahami dan dapat menjalankan aspek-aspek

kebahagiaan, namun terdapat item yang memiliki skor “sedang” ada 12

item. Dalam item tersebut masih banyak anak yang belum dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan asrama sehingga anak merasa

tidak dapat berkonsentrasi dan nyaman belajar dilingkungan asrama yang

penuh dengan tuntutan peraturan dan anak tidak terbuka dengan teman

maupun pendamping asrama apa yang menjadi masalah dan keluh

kesahnya. Terdapat 2 item yang memiliki skor “rendah”. Dalam item

tersebut masih banyak anak yang malas ke perpustakaan untuk

mengerjakan tugas ataupun membaca buku untuk menambah ilmu

pengetahuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

61

B. Keterbatsan Penelitian

1. Koesioner hanya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, tidak

melakukan expert judgement dengan ahli bahasa, ahli Psikologi, ahli

budaya, ahli pendidikan, dll.

2. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini masih kurang lengkap

karena peneliti hanya menggunakan alat ukur tunggal yang dijadkan

sumber data yaitu kuesioner.

C. Saran

Berikut beberapa saran untuk pihak-pihak yang terkait sesuai hasil

penelitian:

1. Bagi Pimpinan Asrama St.Aloysius Turi

Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa siswa yang masuk

dalam kategori sedang dan rendah. Untuk itu sebaiknya pendamping

asrama St, Aloysus Turi lebih peka dengan kebutuhan siswanya.

Pendamping asrama dapat memberikan layanan bimbingan atau

pertemuan rutin serta pembinaan agar memberikan kesempatan bagi

siswa-siswinya mengembangkan dirinya, mengungkapkan kebutuhan dan

perasaannya.

2. Bagi Peneliti Lain

Sebaiknya peneliti lain yang hendak melakukan penelitian terkait

topik kebahagiaan tidak hanya menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data tetapi akan lebih tepat jika dilakukan juga observasi

dan wawancara agar diperoleh hasil yang lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

62

DFTAR PUSTAKA

Argye, M. (2001). The Psychology of Happiness. New York : Taylor & Francis

Group. Terjemahan

Azwar, S. (2012). Metode penelitian . Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Azwar, S. (1992). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Carr, a. (2004). Positive Psychology: The Science Of Happiness And Human

Strengths. Ney York : Brunner Routledge.

Chaplin, J.P (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Chaplin, T.M. (2006). Anger, Happines and Sadness: Association with

Depressive Symptoms in Late Adolescente.Journal of youth and

Adolencece, 35(6), 977-986. Terjemahan.

David, G.Myers. (2012). Social Psychology. Jakarta : Salemba Humanika.

Diener, E, Lucas, R. E., & Oishi, S. (2005). Subjective well‐being : The science

of happiness and life satisfaction. In S. R. Snyder & S.J

Hurlock, Elizabeth, B. (1992). Psikologi perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan). Jakarta : Erlangga.

Khairani, Makmun. (2013). Psikologi Umum, Yogyakarta : Aswaja Presindo.

Mappiare, Andi. (1982). Psikologi Remaja, Surabaya : Usaha Nasioanal.

Masidjo.(1995). Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah,

Yogyakarta: Kanisius

Puspita, Rima, (2007) Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk

Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Program Akselerasi.

Skripsi (Tidak Diterbitkan). PPB UPI Bandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

63

Rahmat, J.(2005). Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Seligman, M.E.P. (2005). Authentic Happines: Menciptakan Kebahagiaan

dengan Psikologi Positf. Bandung : Mizan Pustaka.

Seligman, M.E.P.(2013). Beyond Authentic Happiness : Menciptakan

Kebahagiaan sempurna dengan Psikologi Positf. Bandung : Mizan

Pustaka.

Santrock. (2007). Adolesence: Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Winkel & Hastuti. (2004), Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,

Yogyakarta : Media Abadi.

Wulandari, Siska. (2014). Faktor-Faktor Kebahagiaan Di Tempat Kerja:

Pendekatan Indigenous Psychology. Skripsi ( Tidak Diterbitkan). Riau :

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Yanuar, R Achmed. (2012). Makna kebahagiaan pada keluarga miskin desa

karangpatihan kecamatan balong kabupaten ponorogo. Skripsi (Tidak

Diterbitkan). Malang : Universitas Islam Negeri Malang.

Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

66

Lampiran 3

KUESIONER

Kebahagiaan

Disusun Oleh :

Clara Anandias K 131114053

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

67

KUISONER

Kebahagiaan A. Identitas

Nama : ……………………………………………………… Jenis Kelamin : Pria/Wanita(coret yang tidak perlu) Kelas : ………………………………………………………. Tanggal pengisian : ……/…………/2017

B. Kata pengantar Teman-teman yang terkasih,

Dalam kuisoner ini, setiap anak dapat memiliki jawaban yang berbeda, peneliti mengharapkan kesediaan teman-teman untuk mengisi kuisoner dengan jujur sesuai dengan pengalaman teman-teman. Jawaban yang teman-teman berikan akan dijamin kerahasiaanya dan tidak akan berpengaruh terhadap rutinitas kehidupan di Asrama. Peneliti sangat menghargai dan berterima kasih atas kesediaan teman-teman untuk mengisi kuisoner ini dengan baik.

C. Petunjuk Pengisian

Di bawah ini ada sejumlah pernyataan tentang Nomophobia . Bacalah masing-masing pernyataan dengan teliti. Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman Anda.

Alternatif jawaban yang ada adalah sebagai berikut:

1. Sangat Sesuai (SS) = Hal ini sangat sesuai dengan diri Anda

dan pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-hari.

2. Sesuai (S) = Hal ini sesuai dengan diri Anda dan

pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kurang Sesuai (KS) = Hal ini kurang sesuai dengan diri Anda

dan pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-hari.

4. Tidak Sesuai (TS) = Hal ini tidak sesuai dengan diri Anda

dan pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-hari.

Langkah-langkah mengisi kuisoner ini secara praktis adalah sebagi berikut: 1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam kuisoner ini! 2. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur dan teliti sesuai dengan diri

Anda! 3. Berilah tanda centang pada salah satu kolom yang telah disediakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

68

NO PENYATAAN SS S KS TS

1 Saya merasa senang tinggal di asrama ini, karena saya mempunyai teman-

teman yang menyenangkan dan baik.

2 Saya merasa tertekan tinggal di asrama ini karena teman-teman saya

seringkali mengucilkan saya.

3 Saya nyaman tinggal di asrama karena fasilitas yang disediakan lengkap.

4 Saya yakin dapat mengembangkan bakat yang saya miliki sehingga kelak

bisa berguna bagi masa depan saya.

5 Saya tidak betah tinggal di asrama ini karena terlalu banyak peraturan yang

harus saya lakukan.

6 Apapun masa lalu saya, saya percaya saya dapat berubah menjadi pribadi

lebih baik lagi.

7 Saya mempunyi masa lalu yang buruk, sehingga saya tidak yakin dapat

sukses kemudian hari.

8 Semua keinginan saya harus terpenuhi.

9 Saya menganggap diri saya kurang berbakat di sekolah.

10 Saya selalu bersemangat bercerita dengan orang-orang baru yang saya

temui bahwa prestasi di sekolah saya sangat baik.

11 Saya merasa tidak puas dengan prestasi di sekolah selama ini.

12 Saya percaya akan diri saya selalu mendapatkan rangking di sekolah.

13 Saya mengantuk ketika belajar di asrama.

14 Beberapa tahun terakhir saya selalu ditunjuk oleh teman-teman saya

menjadi ketua asrama karena sikap saya yang tegas.

15 Saya dapat fokus belajar di lingkungan asrama.

16 Saya senang membaca referensi buku lain di asrama untuk menyelesaikan

tugas dan menambah ilmu pengetahuan.

17 Saya mempunyai daya ingat cukup tinggi setelah mempelajari materi.

18 Saya tetap belajar di asrama walaupun tidak ada pendamping.

19 Ketika belajar Saya tidak mudah terganggu oleh keributan dari sekitar

lingkungan asrama atau kendaraan yang melewati asrama.

20 Saya suka membaca buku pelajaran di perpustakaan.

21 Saya seringkali mendapatkan kejuaraan atas hobi yang saya miliki.

22 Ketika membaca buku pelajaran saya merasa mengantuk.

23 Saya mendapatkan nilai diatas rata-rata di kelas.

24 Saya malas belajar di asrama jika tidak ada pendamping.

25 Saya tidak pernah mendapatkan kejuaraan apapun di kelas saya.

26 Saya dapat menyesuaikan dengan suasana belajar di asrama.

27 Saya seringkali lalai akan tanggung jawab untuk mengerjakan tugas-tugas

asrama yang diberikan kepada saya.

28 Saya tidak pernah mengikuti kegiatan apapun untuk mengembangkan

potensi saya, karena menurut saya membuang-buang waktu.

29 Saya malas untuk belajar di asrama karena terlalu banyak peraturan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

69

harus saya kerjakan.

30 Ketika waktu senggang saya malas memanfaatkan waktu luang untuk

belajar.

31 Seringkali saya mengunjungi perpustakaan sekolah untuk menambah ilmu

saya.

32 Saya sulit menyesuaikan dengan suasana belajar di asrama.

33 Teman-teman saya akan membantu membimbing saya, kapan saja bila saya

tidak memahami materi pelajaran.

34 Teman terdekat saya atau pendamping asrama selalu menasehati saya

ketika berbuat salah.

35 Bila saya sedang sakit, teman-teman tidak memberi perhatian kepada saya.

36 Ketika saya lupa memimpin doa malam di asrama, teman saya

mengingatkannya.

37 Kasih sayang yang diberikan teman-teman dan pendamping asrama

membuat saya rajin belajar.

38 Pengurus dan pendamping anak-anak asrama selalu mendengarkan keluhan

dan cerita saya.

39 Teman-teman di asrama selalu ingat hari uang tahun saya.

40 Saya merasa dikucilkan di asrama oleh teman-teman saya.

41 Ketika nilai ujian saya jelek saya mendapatkan motivasi serta dukungan

dari teman-teman untuk bangkit memperbaiki nilai-nilai saya.

42 Saya mendapatkan kritikan dan masukan dari teman saya ketika saya

membuat kesalahan.

43 Saya mempunyai sahabat di asrama yang selalu menjadi tempat berbagi

cerita dan pengalaman saya.

44 Teman-teman memberikan pujian setiap kali saya mendapatkan nilai bagus

di sekolah.

45 Saya merasa keberadaan saya diterima oleh teman-teman saya.

46 Teman-teman saya memanggil saya dengan sebutan sesuka mereka.

47 Ketika saya tidak dapat mengontrol emosi ketika sedang kecewa dan marah

terhadap teman. teman terdekat saya membantu menenangkan saya.

48 Saya tidak mendapatkan manfaat positif ketika saya membantu ibu dapur

memasak di asrama karena hanya membuang-buang waktu saja.

49 Saya merasa senang dan dapat belajar berkebun ketika membantu bapak

penjaga asrama berkebun.

50 Saya merasa badan saya akan kucel dan hitam ketika saya membantu

berkebun di asrama.

51 Ketika saya dapat membantu salah satu teman saya di asrama mengerjakan

PR ada kepuasan tersendiri yang saya dapatkan.

52 Saya merasa membuang-buang waktu dan tenanga ketika membantu salah

satu teman di asrama mengerjakan PR.

53 Saya seringkali dipukuli teman asrama saya karena saya tidak mau

menuruti perintahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

70

- TERIMAKASIH -

54 Dengan menyelesaikan sekolah SMP ini saya dapat melanjutkan sekolah ke

jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA selanjutnya ke Perguruan tinggi.

55 Saya tidak mendapatkan keuntungan apapun ketika saya sekolah, nilai ujian

saya tetap jelek.

56 Dengan bersekolah saya mendapatkan ilmu pengetahuan yang baru dalam

hidup saya.

57 Sekali saya membuat kesalahan di asrama, saya akan terus dianggap bodoh

oleh teman-teman saya.

58 Saya tidak mempunyai tujuan dalam hidup saya.

59 Saya membuat target-target dalam hidup saya untuk dicapai di sekolah.

60 Saya tidak merasa malu ketika tidak naik kelas karena saya jarang

mengerjakan PR dan membolos .

61 Saya gagal masuk SMP favorit di jogja sehingga saya malas untuk

mengembangkan diri saya.

62 Saya selalu disuruh-suruh oleh teman saya untuk melakukan tugas mereka.

63 Ketika orang tua saya memasukkan saya di asrama ini saya menjadi sadar

saya menjadi pribadi yang mandiri sekarang.

64 Dengan prestasi yang saya dapat dari hobi berolahraga/kesenian

menjadikan saya lebih percaya diri.

65 Saya bersekolah karena paksaan dari orang tua saya.

66 Saya berusaha sungguh-sungguh untuk mengerjakan tugas sekola dengan

baik di sekolah karena saya bahagia menjadi salah satu siswa terbaik di

kelas.

67 Saya ingin mempunyai rangking yang bagus disekolah sehingga

memudahkan saya masuk SMA favorit.

68 Ketika saya gagal mendapatkan kejuaraan lomba di sekolah, saya

mendapatkan ejekan dan cemooh dari teman-teman saya.

69 Saya senang mencoba hal-hal baru baik dalam hobi ataupun mengikuti

organisasi untuk mengembangkan diri saya.

70 Saya ingin mengerjakan tugas sekolah dengan baik di sekolah dan asrama

untuk menunjukkan bahwa saya dapat mempelajari materi baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

72

Lampiran 5 Tabel Data Validitas

No

Item

Parameter

Hasil

Hitung

Keputusan

1 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

231

181

35

Tidak Valid

2 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

334

050

35

Valid

3 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

149

393

35

Tidak Valid

4 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

361

003

35

Valid

5 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

497

002

35

Valid

6 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

270

117

35

Tidak valid

7 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

212

221

35

Tidak valid

8 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

423

011

35

Valid

9 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

363

032

35

Valid

10 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

394

019

35

Valid

11 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

220

204

35

Tidak valid

12 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

421

012

35

Valid

13 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

280

104

35

Tidak valid

14 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

274

109

35

Tidak valid

15 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

506

002

35

Valid

16 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

636

000

35

Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

73

17 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

318

063

35

Valid

18 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

024

892

35

Tidak valid

19 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

-121

490

35

Tidak valid

20 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

516

001

35

Valid

21 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

012

947

35

Tidak valid

22 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

157

368

35

Tidak valid

23 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

349

040

35

Valid

24 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

194

265

35

Tidak valid

25 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

423

011

35

Valid

26 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

373

028

35

Valid

27 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

002

993

35

Tidak valid

28 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

344

043

35

Valid

29 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

478

004

35

Valid

30 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

149

394

35

Tidak valid

31 Person Correlation

Sig. (2-tailed)valid

N

327

055

35

valid

32 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

349

133

35

Valid

33 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

133

445

35

Tidak valid

34 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

259

132

35

Tidak valid

35 Person Correlation 516 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

74

Sig. (2-tailed)

N

002

35

36 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

096

584

35

Tidak Valid

37 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

494

003

35

Valid

38 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

338

047

35

Valid

39 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

221

202

35

Tidak valid

40 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

582

000

35

Valid

41 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

552

001

35

Valid

42 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

352

038

35

Valid

43 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

293

087

35

Tidak valid

44 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

263

126

35

Tidak valid

45 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

274

112

35

Tidak valid

46 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

-031

858

35

Tidak valid

47 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

187

281

35

Tidak valid

48 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

076

664

35

Tidak valid

49 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

367

030

35

Valid

50 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

491

003

35

Valid

51 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

551

001

35

Valid

52 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

511

002

35

Valid

53 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

384

023

Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

75

N 35

54 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

240

164

35

Tidak valid

55 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

577

000

35

Valid

56 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

649

000

35

Valid

57 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

499

007

35

Valid

58 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

409

015

35

Valid

59 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

454

006

35

Valid

60 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

333

050

35

Valid

61 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

496

002

35

Valid

62 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

489

003

35

Valid

63 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

495

002

35

Valid

64 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

414

013

35

Valid

65 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

435

009

35

Valid

66 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

326

056

35

Valid

67 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

360

034

35

Valid

68 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

007

970

35

Tidak valid

69 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

624

000

35

Valid

70 Person Correlation

Sig. (2-tailed)

N

524

001

35

Valid

*Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

76

Lampiran 6

Usulan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk Asrama St. Aloysus

Turi Tahun Ajaran 2016/2017

Program I

1) Judul / Tema Program

Motivasi diri dalam belajar

2) Latar Belakang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari remaja telah

memahami dan menjalankan aspek-aspek mengenai kebahagiaan,

namun terdapat item yang memiliki skor sedang menunjukkan bahwa

sebagian anak asrama kurang termotivasi dalam belajar sehingga

peneliti mengusulkan program bimbingan Motivasi diri dalam belajar.

Item yang termasuk dalam program bimbingan motivasi diri dalam

belajar ada 10 item, yaitu item nomer

10,15,17,16,20,23,25,26,29,31,32,49. Dalam item tersebut masih

banyak remaja masih ada yang tidak dapat berkonsentrasi saat belajar

di asrama, dan malas untuk menambah ilmu pengetahuan dengan

membaca sehingga mendapatkan nilai yang kurang baik saat akhir

semester Hal ini terjadi karena remaja tidak terlibat secara penuh

dalam proses belajar, siswa menjalani proses belajar di sekolah dan

asrama hanya sebagai rutinitas semata. Berbeda ketika siswa dapat

terlibat penuh dalam proses belajar, belajar dengan hati dan niat maka

akan menghasilkan usaha belajarnya selama ini, dengan terlibat secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

77

penuh dan menjalaninya dengan emosi positif akan menimbulkan

persepsi positif akan kebahagiaanya.

3) Tujuan Program

Program ini memiliki tujuan untuk menumbuhkan motivasi dalam

diri siswa untuk belajar dan meraih apa yang dicita-citakannya.

4) Rancangan Kegiatan/Program

a. Siswa diajak menonton video berani bermimpi

Judul : berani bermimpi

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=VS_YWJ6MuVk

b. kemudian siswa diminta untuk merefleksikan dan

mensharingkan apa yang mereka tonton dari video tersebut.

c. Siswa diminta membuat pohon harapan. Pertama menuliskan apa

tujuan dalam hidupnya atupun keinginan-keinginan dalam

hidupnya dapat menyangkut sekolah, kegiatan-kegiatan non

akademik, menyangkut relasi teman dan keluarga, selanjutnya

menempelkan pada batang pohon harapan.

d. Hal-hal kongkret apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan

motivasi diri dalam belajar?

Anak-anak menyusun rencana untuk meningkatkan

motivasi belajarnya dengan mengisi lembar kerja dan diberikan

waktu 15 menit .

Lembar kerja

Hal-hal kecil yang akan saya lakukan sejak hari ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

78

1) Penuhi janji pada diri sendiri untuk meningkatkan

motivasi diri dalam belajar

2) Lakukan perbuatan-perbuatan baik yang kecil-kecil.

3) Bersikaplah yang jujur terhadap diri sendiri

4) Perbaharuilah dirimu

5) Tinggalkan kebiasaan lama yang menghambat belajarmu

6) mengembangkan talenta

selanjutnya pendamping mengajak anak-anak untuk

memsharingkan rencana untuk meningkatkan motivasi belajarnya

dan meminta teman-temannya menanggapi serta memberikan

masukan. Kemudian ditutup dengan doa.

a Evaluasi Program:

a. Pikiran dan perasaan apa yang muncul saat melakukan

kegiatan?

b. Tantangan/kesulitan apa yang dialami?

c. Pelajaran apa yang dapat dipetik dari permainan ini?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

79

Program II

1) Judul / Tema Program

Membangun solidaritas dengan orang lain

2) Latar Belakang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari remaja masih

ada yang kurang mengetahui dan memahami arti sebenarnya

solidaritas. Item yang termasuk dalam program bimbingan

membangun solidaritas ada 3 item, yaitu item nomer 37, 38. Dalam

item tersebut masih banyak di antara remaja yang kurang terbuka satu

sama lain bahkan dengan pendamping. Hal ini tidak akan sejalan

dengan aspek menjalin hubungan positif dengan orang lain. Ketika

remaja dapat menjalin hubungan positif dengan teman-temannya

maupun pendamping, maka akan menciptakan kebahagiaan bagi

dirinya sendiri dan orang lain, serta lingkungan sekitarnya. Ketika

seseorang dapat terus meningkatkan hubungan positif dengan orang

lain maka kebahagiaanya akan terus meningkat.

3) Tujuan Program

Program ini memiliki tujuan untuk membentuk kerjasama yang

solid baik untuk dirinya sendiri, orang lain, maupun di dalam

lingkungan asrama serta akan menumbuhkan rasa persaudaraan satu

sama lain.

4) Rancangan Kegiatan/Program

Kegiatan ini berbentuk oudbond yang terdiri dari 5 pos. Setiap

pos memiliki tujuan untuk mengembangkan keterampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

80

bersosialisasi dengan orang lain.Pendamping membagi kelompok

kepada seluruh siswa, masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 orang

dan membagi masing-masing kelompok memasuki nomor pos, tabel

kelompok dan pos adalah sebagai berikut :

Masing-masing pos:

1. Benang Kusut

Alat : Tali sejumlah peserta

Cara Bermain:

a) Permainan dilakukan berkelompok dengan jumlah anggota

kelompok 6-7 orang

b) Pendamping memerintahkan masing-masing kelompok untuk

membentuk lingkaran

c) Kemudian semua peserta harus bergandengan tangan dengan cara :

tangan kanan kepada teman si A, tangan kiri kepada teman si B. Jadi

kedua tangan tidak boleh berpegangan kepada orang yang sama

d) Tugas kelompok adalah harus mengurai tangan yang asalnya tak

beraturan (kusut) menjadi terurai, tanpa melepas tangan.

e) Tim yang tangannya terlepas dinyatakan gagal (diskualifikasi)

f) Tim yang mampu mengurai paling cepat adalah pemenangnya

Tujuan permainan: melatih kerjasama antar anggota, meningkatkan

kekompakan anggota, mengatur strategi dalam menghadapi masalah

Kelompok Pos

1 1,4,2,5,3

2 2,1,3,4,5

3 3,5,2,1,4

4 4,3,5,2,1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

81

Refleksi:

1) Apa tujuan dari permainan ini?

2) Apa kesulitan yang muncul dalam menyelesaikan permainan

ini?

3) Apa yang dapat kamu amati tentang teman satu kelompok

anda?

2. Rolling Cycle

Alat : Karpet panjang ukuran 12m x 1/2m (ukuran disesuaikan),

kedua ujung dilekatkan sehingga membentuk lingkaran.

Cara Bermain:

Setiap individu dalam tim mengambil tempatnya masing-masing

dalam karpet dan menengadahkan tangannya keatas. Pemimpin tim

yang terdepan memberi komando untuk melakukan pergerakan secara

serentak dan seirama untuk maju. Apa pun caranya, kreativitas tim

sangat diharapkan untuk melakukan pergerakan cepat tanpa melakukan

kesalahan. Kaki pemain tetap diatas karpet, bila keluar maka pemain

dianggap gagal.

Reflesi :

1) Apa yang anda rasakan dari permainan rolling cyle?

2) Bagamana pelaksanaan permainan ini(berhasil/gagal)?

3) Apa yang dapat anda pelajari/ hikmah dari permainan tersebut?

4) Apa manfaat yang didapat jika hikmah tersebut di aplikasikan

kedalam kehidupan sehari-hari?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

82

3. Jaring Laba-laba

Alat : Tali raffia, Kayu, Gunting

Cara bermain:

Pemimpin tim menginstruksikan kepada anggotanya untuk

memilih anggotanya untuk terlebih dahulu memasuki jaring laba-laba,

ketika memasuki jaring tidak boleh mengenai jaring, jika mengenai

jaring permainan dimulai dari awal, maka anggota kelompok boleh

menggendong temannya untuk memasuki jarring.

Tujuan permainan: Dapat membangun kerjasama dan kekompakan

dalam kelompok, menambah inovasi dan kreativitas kelompok dalam

mencapai target, serta mengajarkan disiplin pada setiap peserta karena

adanya sejumlah aturan didalam permainan.

Reflesi :

1) Apa yang anda rasakan dari kegiatan jaring laba-laba?

2) Apakah semua anggota kelompok memecahkan dengan cara yang

sama?

3) Apa yang dapat anda pelajari/ hikmah dari permainan tersebut?

4) Apa manfaat yang didapat jika hikmah tersebut di aplikasikan

kedalam kehidupan sehari-hari?

4. Ember Bamboo

Pendamping membawa kardus/kertas yang telah dipotong sesuai

ukuran dan diletakkan secara acak dengan jarak yang relatif jauh. Para

peserta dalam satu kelompok diminta untuk memilih seorang teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

83

yang akan menjadi si pejalan kaki. Sedangkan teman yang lain berdiri

diantara kertas-kertas tersebut berperan sebagai jembatan atau alat

bantu untuk berjalan si pejalan kaki dan tidak boleh pindah-pindah

posisi.

Seorang yang akan berjalan kaki diberi bekal dalam

perjalanannya (air, bata sebagai simbol pilihan yang diperjuangkan)

atau apa saja yang akan dia perjuangkan dalam melewati jalannya. Dia

selama perjalanan tidak boleh menginjakkan kakinya dilantai dan

hanya boleh berjalan diatas kaki temannya dan diatas kertas sebagai

tempat beristirahat. Teman dalam kelompok membantu si pejalan kaki

dengan cara apapun misalnya dengan menggendong, memeluk dan

menjadikan kaki mereka sebagai jalan.

Tujuan : membangun kerjasama antar kelompok, berani

mengambil resiko, berkorban antar anggota kelompok.

Refleksi:

1) Apa nilai-nilai yang didapat dari permainan ember bamboo?

2) Apa kesulitan yang muncul dalam penyelesaian permainan ember

bamboo?

3) Apa manfaat yang didapat jika nilai-nilai dari permainan bamboo

diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari?

5. Benderaku

Alat : Kantong Plastik, Bendera dari kertas, Air.

Cara Bermain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

84

Setiap kelompok bibagikan 1 bendera dengan warna yang

berbeda-beda.masing-masing bendera dipegang oleh tiga orang

peserta kelompok yang diletakkan diatas kepala dan tidak bpleh

bergerak. Sedangkan peserta kelompok yang lain bertugas menjaga

bendera. Secara bergantian kelompok lain melempar bendera dengan

kantong plastik yang telah diisi dengan air, kelompok yang dilempar

boleh menghalangi kelompok yang melempar dengan tameng benda

atau badannnya, bendera yang masih berkibar dan tidak basah

dianggap pemenangnya.

Tujuan : membangun kerjasama antar kelompok, berani

mengambil resiko, berkorban antar anggota kelompok.

Refleksi:

1) Apa nilai-nilai yang didapat dari permainan benderaku?

2) Untuk menyelesaikan permainan benderaku, dibutuhkan peran

apa saja?

3) Bagaimana cara kelompok membagi peran dalam permainan

benderaku?

4) Apa manfaat yang didapat jika nilai-nilai dari permainan

benderaku diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

85

Program III

1) Judul / Tema Program

Menyesuaikan diri di lingkungan baru di asrama

5) Latar Belakang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari remaja

masih ada yang belum dapat menyesuaikan lingkungan di asrama.

Item yang termasuk dalam program menyesuaikan diri di

lingkungan baru di asrama ada 4 item, yaitu item nomer

26,29,32,49. Dalam item tersebut masih banyak hal ini terlihat

dari sebagian remaja belum dapat menyesuaikan diri dengan

peraturan sehingga menganggap di asrama terlalu ketat sehingga

malas untuk belajar dan menyesuaikan suasana belajar di asrama.

Ketika remaja dapat menyesuaikan diri di asrama dengan

memaknai kehidupan sehari-hari akan menumbuhkan persepsi

yang positif akan kebahagiaannya.

6) Tujuan Program

Kegiatan ini bertujuan untuk remaja agar lebih mudah

memahami dan mengerti lingkungan asramanya serta dengan

melakukan kegiatan mingguan agar lebih memaknai

kehidupannya sehari-hari. Seperti halnya dengan membantu ibu

memasak di dapur, remaja lebih menghargai makanan dan tidak

memilah-milih makanan yang mereka makan. Berkebun agar

lebih menghargai tanaman agar tidak merusaknya. Agar lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

86

mengenal dan menghargai orang-orang di sekitar asrama yang

membantu kebutuhan anak-anak asrama.

7) Rancangan kegiatan/program

a. Waktu kegiatan :

Pendamping membagi kelompok dan setiap kelompok

terdiri dari 4-5 anak sehingga berjumlah 6 kelompok. Masing-

masing kelompok setiap minggunya mendapatkan tugas

bergantian yaitu:

1) Tugas Memasak

Kelompok yang bertugas memasak dimulai dari membeli

keperluan dan bahan-bahan untuk memasak di pasar,

menu yang akan dimasak terlebih dahulu dikonsultasikan

dengan pendamping. Setelah membeli dipasar anak-anak

mempersiapkan dan memulai memasak untuk teman-

temannya. Bagi kelompok yang sama dengan kelompok

lain mendapatkan tugas memasak maka masing-masing

kelompok memasak 1 samu, baik itu menu pagi atau

menu siang atau menu malam.

2) Tugas Berkebun

Kelompok yang bertugas berkebun bertugas untuk

membersihkan kebun, menyirami dan member pupuk serta

memanen sayuran dan buah yang sudah masak .

3) Tugas Memelihara dan menguras kolam ikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: TINGKAT KEBAHAGIAAN (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama ... · (Studi Deskriptif pada Remaja Asrama St. Aloysius Turi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap

87

Kelompok yang bertugas memelihara ikan dimulai dengan

menguras kolam ikan serta membersikan area kolam ikan

dan memberi makan, vitamin dan obat bagi ikan yang

sakit.

Daftar kelompok yang bertugas dan tugas kelompoknya

No

kelompok

Tugas

minggu

pertama

Tugas

minggu

kedua

Tugas

minggu

ketiga

Tugas

minggu

empat

1. 1 2 1 3

2 2 3 1 2

3 1 3 2 1

4 2 1 1 2

5 3 1 2 1

6 1 1 3 1

b Evaluasi Program:

d. Pikiran dan perasaan apa yang muncul saat melakukan

kegiatan?

e. Tantangan/kesulitan apa yang dialami?

f. Pelajaran apa yang dapat dipetik dari permainan ini?

g. Upaya pribadi apa yang dilakukan untuk melestarikan/

menjaga/ merawat lingkungan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI