tingkat clearance llmbah airborne di pptn serpongdigilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

14
Hasil Penelitian don Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979 TINGKAT CLEARANCE LlMBAH AIRBORNE DI PPTN SERPONG Syahrir Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif, BATAN ABSTRAK TINGKAT CLEARANCE LlMBAH AIRBORNE DI PPTN SERPONG Telah dilakukan penentuan nilai tingkat clearance efluen gas/partikulat di PPTN Serpong yang didasarkan pada kriteria dosis hingga kajian dosis melalui model jalur paparan atmosferik kepada penduduk kritis telah dilakukan. Tingkat clearance ini merupakan alternatif batas pelepasan efluen radioaktif airborne ke atmosfer sementara menunggu batasan terkait dari BAPETEN yang dapat diterapkan di PPTN Serpong. Kriteria dosis dan model dan parameter yang digunakan untuk kajian pelepasan zat radioaktif ke lingkungan mengacu ke dokumen terkini yang dikeluarkan International Atomic energy Agency (IAEA). Software GENII dari U. S. Pacific Northwest Laboratory digunakan untuk kajian dosis tersebut. HasHperhitungan spesifik tapak ini selain lebih handal mengingat penggunaan model dan parameter lingkungan yang lebih mendekati kondisi tapak juga diuntungkan dengan banyaknya radionuklida dengan nilai tingkat clearance yang melebihi nilai generik yang dikeluarkan oleh IAEA (TECDOC-1000) dalam orde 3 hingga 6. Jalur paparan utama yang perlu dicermati untuk gas dan partikulat berturut-turut adalah inhalasi udara dan injesi konsumsi makanan hasil loka!. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan dalam penentuan batas pelepasan tahunan efluen radioaktif gas ke atmosfer setelah ada ketentuan terkait dari BAPETEN. ABSTRACT CLEARANCE LEVELS FOR RADIOACTIVE GASEOUS DISCHARGES IN PPTN SERPONG Clearance levels for gaseous release at Serpong Nuclear Technology Development Center (PPTN) have been determined based on dose limitation criteria and dose assessment of atmospheric exposure pathway model to critical group. The values are an alternative to release limit of gaseous radioactive effluent to the atmosphere as the regulatory body (BAPETEN) is preparing the limit. The dose criteria and the models and parameters for discharges of radioactive substances to the atmosphere in the dose assessment refer to recent documents published by International Atomic energy Agency (IAEA). GENII software from U.S. Pacific Northwest Laboratory is used for the assessment. These site specific results is more reliable than the generic clearance levels issued in TECDOC-1000 (IAEA) in a sense the models and parameters are more realistic and, moreover, all of the generic values are smaller than the site results in the order of 3 to 6. The main exposure pathways for gaseous and particulates are inhalation and ingestion of local food respectively. The methodology used in this research is readily available for determining the site specific gaseous effluent release limit for PPTN Serpong after the relevant criteria are set by BAPETEN. PENDAHULUAN Sumber radiasi yang dibebaskan dari pengawasan nuklir (regulatory contro~ karena resiko kesehatan yang ditimbulkan sepele (trivia~ dinyatakan sebagai sumber clearance. Tingkat aktivitas atau konsentrasi aktivitas sumber dimaksud disebut tingkat clearance. Beberapa efluen gas dari kegiatan nuklir di PPTN Serpong dapat dikategori- kan sebagai sumber clearance. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan tingkat clearance yang spesifik tapak. 71

Upload: donga

Post on 23-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Hasil Penelitian don Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979

TINGKAT CLEARANCE LlMBAH AIRBORNE DI PPTN SERPONG

SyahrirPusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif, BATAN

ABSTRAK

TINGKAT CLEARANCE LlMBAH AIRBORNE DI PPTN SERPONG Telah dilakukanpenentuan nilai tingkat clearance efluen gas/partikulat di PPTN Serpong yang didasarkan padakriteria dosis hingga kajian dosis melalui model jalur paparan atmosferik kepada penduduk kritistelah dilakukan. Tingkat clearance ini merupakan alternatif batas pelepasan efluen radioaktifairborne ke atmosfer sementara menunggu batasan terkait dari BAPETEN yang dapat diterapkandi PPTN Serpong. Kriteria dosis dan model dan parameter yang digunakan untuk kajianpelepasan zat radioaktif ke lingkungan mengacu ke dokumen terkini yang dikeluarkanInternational Atomic energy Agency (IAEA). Software GENII dari U. S. Pacific NorthwestLaboratory digunakan untuk kajian dosis tersebut. HasHperhitungan spesifik tapak ini selain lebihhandal mengingat penggunaan model dan parameter lingkungan yang lebih mendekati kondisitapak juga diuntungkan dengan banyaknya radionuklida dengan nilai tingkat clearance yangmelebihi nilai generik yang dikeluarkan oleh IAEA (TECDOC-1000) dalam orde 3 hingga 6. Jalurpaparan utama yang perlu dicermati untuk gas dan partikulat berturut-turut adalah inhalasi udaradan injesi konsumsi makanan hasil loka!. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapatditerapkan dalam penentuan batas pelepasan tahunan efluen radioaktif gas ke atmosfer setelahada ketentuan terkait dari BAPETEN.

ABSTRACT

CLEARANCE LEVELS FOR RADIOACTIVE GASEOUS DISCHARGES IN PPTN

SERPONG Clearance levels for gaseous release at Serpong Nuclear Technology DevelopmentCenter (PPTN) have been determined based on dose limitation criteria and dose assessment ofatmospheric exposure pathway model to critical group. The values are an alternative to releaselimit of gaseous radioactive effluent to the atmosphere as the regulatory body (BAPETEN) ispreparing the limit. The dose criteria and the models and parameters for discharges of radioactivesubstances to the atmosphere in the dose assessment refer to recent documents published byInternational Atomic energy Agency (IAEA). GENII software from U.S. Pacific NorthwestLaboratory is used for the assessment. These site specific results is more reliable than thegeneric clearance levels issued in TECDOC-1000 (IAEA) in a sense the models and parametersare more realistic and, moreover, all of the generic values are smaller than the site results in theorder of 3 to 6. The main exposure pathways for gaseous and particulates are inhalation andingestion of local food respectively. The methodology used in this research is readily available fordetermining the site specific gaseous effluent release limit for PPTN Serpong after the relevantcriteria are set by BAPETEN.

PENDAHULUAN

Sumber radiasi yang dibebaskan dari pengawasan nuklir (regulatory contro~

karena resiko kesehatan yang ditimbulkan sepele (trivia~ dinyatakan sebagai sumber

clearance. Tingkat aktivitas atau konsentrasi aktivitas sumber dimaksud disebut tingkat

clearance. Beberapa efluen gas dari kegiatan nuklir di PPTN Serpong dapat dikategori­

kan sebagai sumber clearance. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan

tingkat clearance yang spesifik tapak.

71

Hasi/ Pene/itian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979

Oi PPTN telah ditetapkan konsep yang disebut batas pelepasan maksimal (BPM)

ke udara untuk PPTN Serpong [1]. BPM merupakan besaran yang mengatur laju kon­

sentrasi aktivitas radionuklida pada limbah radioaktif airborne di PPTN Serpong yang

dapat dilepaskan ke atmosfer. Oi Indonesia juga telah dikeluarkan Keputusan No. 02/Ka

BAPETENN 99 tentang Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan [2] yang berlaku

untuk badan air dan udara. Keputusan tersebut menetapkan Nilai Batas Radioaktivitas

(Bq/l) di air dan udara yang tidak boleh dilampaui oleh pengusaha instalasi. Oalam

perkembangan batas pelepasan turunan di lingkungan, IAEA [3] mengajukan konsep

tingkat clearance untuk limbah padat, cair dan airborne. Konsep ini lebih bersifat kom­

prehensif dibandingkan kedua batasan sebelumnya, selain memberikan tingkat

clearance yang generik untuk berbagai radionuklida, juga ditetapkan kriteria dosis untuk

tingkat clearance sehingga memungkin penentuan tingkat clearance yang spesifik tapak.

Melalui penelitian ini akan digunakan kriteria dosis paparan yang

direkomendasikan oleh IAEA tersebut. Panduan model dan parameter generik untuk

prakiraan dosis dari IAEA dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada di PPTN

Serpong sehingga diperoleh hasil yang lebih mewakili keadaan sebenarnya. Perangkat

lunak GENII [4] digunakan untuk menghitung prakiraan dosis maksimum yang diterima

kelompok kritis. Oengan menghitung tingkat clearance tiap radionuklida yang lepas ke

melalui cerobong dalam proses kegiatan nuklir di PPTN Serpong dapat ditetapkan batas

selamat pelepasan limbah gas ke atmosfer. Pada perhitungan ini, Reaktor Serba Guna

G.A. Siwabessy (RSG GAS) digunakan sebagai sumber lepasan di Kawasan Nuklir

Serpong. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa mayoritas potensi lepasan ke udara

terdiri atas tiga cerobong dengan tinggi yang sarna dengan tinggi cerobong RSG GAS.

METODE

Kriteria Tingkat Clearance

Penetapan tingkat clearance limbah airborne ini mengacu ke dokumen IAEA

yang meliputi TECOOC-1000 [3], SS 115 [5] dan RS-G-1.7 [6]. Clearance adalah

pembebasan (removal) zat radioaktif atau objek radioaktif berizin dari pengawasan

pengaturan oleh Badan Pengawas. Sedangkan tingkat clearance adalah suatu nilai

yang dinyatakan dalam konsentrasi aktivitas atau aktivitas total, yang pada atau di

bawah nilai tersebut suatu sumber radiasi dapat dilepaskan (dikeluarkan) dari

pengawasan pengaturan. Nilai tingkat clearance suatu radionuklida didasarkan kriteriaberikut:

72

Hasil Pene/itian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979

Dosis efektif yang diterima oleh anggota masyarakat akibat sumber atau

kegiatan clearance pad a orde 10 lJSV atau kurang per tahun. Dosis efektif kolektif per

tahun dari kegiatan dimaksud tidak melebihi sekitar 1 man'Sv atau pengkajian optimisasi

proteksi menunjukkan bahwa clearance merupakan pilihan yang sudah optimum.

Kriteria 2 ditentukan melalui estimasi dosis kolektif [7, Table VII-III, him. 195].

Berdasarkan estimasi ini diperoleh nilai aktivitas total, untuk tiap radionuklida, yang jauh

lebih besar dibandingkan hasil perhitungan melalui kriteria 1. Karena dalam perhitungan

tingkat clearance limbah airborne ini kriteria 1 menghasilkan nilai yang selalu lebih

restriktif dibandingkan kriteria 2 maka kegiatan dipusatkan pad a penentuan nilai tingkat

clearance suatu radionuklida berdasarkan batas dosis tahunan 10 lJSv.

Model Jalur Paparan

Pelepasan limbah radioaktif airborne melalui cerobong fasilitas nuklir ke atmosfer

akan terse bar di udara dan terdeposisi di tanah. Model jalur paparan didasarkan pada

aktivitas penduduk di sekitar tapak dan rantai makanan dari deposisi radionuklida

kepada penduduk loka!. Berdasarkan jalur tersebut, ditetapkan jalur paparan utama

sebagai berikut:

Papa ran eksternal yang berasal dari plume dan tanah permukaan, Inhalasi

limbah airborne di udara, Injesi makanan darat yang meliputi nasi, sayuran dan buah

dan Injesi produk hewan yang meliputi daging ayam/sapi/kambing, telur dan susu.

Jalur paparan ini yang lebih rinci yang dipertimbangkan dalam perhitungan

ditunjukkan pad a diagram logik Gambar 1. Sejumah radionuklida dalam aktivitas per

waktu terlepas ke udara dan melalui suatu model ditentukan konsentrasinya di udara.

Tiap proses diwakili oleh kotak persegi panjang disimulasikan untuk menghasilkan

konsentrasi turunan. Selanjutnya parameter paparan manusia digunakan untuk

memperhitungkan dosis.

Jalur paparan ini diskenariokan berlaku untuk penduduk kritis (Iepas kawasan),

sedangkan paparan dalam kawasan tidak dihitung mengingat ketinggian cerobong

mengakibatkan konsentrasi maksimum limbah airborne terjadi di lepas kawasan.

Program aplikasi GENII [4] digunakan untuk kalkulasi dosis efektif tahunan pad a

penduduk kritis untuk tiap nuklida sehingga dapat ditentukan tingkat c1earance-nya.

Lokasi penduduk kritis didasarkan pada konsentrasi maksimum limbah airborne 1 m di

atas permukaan tanah. Pada lokasi tersebut diasumsikan ada pertanian dan

peternakan.

73

Hasi/ Perle/ilian clan Kegiatan PTLR Tahun 2006

Konsentrasiudara

Resuspensi

Transportatmosferik

Konsentrasitanah

ISSN 0852 - 2979

Uptake olehhasH tani

Konsentrasihasil hewan

Gambar 1. Jalur paparan transport udara

74

Inhalasimanusia

Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006ISSN 0852 - 2979

Oosis kepada penerima (penduduk) dari lepasan atmosferik bergantung pada

distribusi ruang dan waktu di lingkungan. Model plume Gaussian digunakan untuk

menggambarkan transport dan difusi radioaktivitas yang terlepas ke atmosfer. Model ini

memadai bila:

~ dimensi sumber lepasan jauh lebih kecil dibandingkan jarak sumber ke lokasi

yang akan ditentukan konsentrasinya

~ daratan yang ada relatif datar dan memiliki kondisi permukaan yang seragam

pada semua arah

~ kondisi atmosferik pada waktu dan lokasi pelepasan sepenuhnya mengendalikan

transport dan difusi radioaktivitas di atmosfer.

Karena lepasan berupa pelepasan kontinu dengan jangka waktu setahun maka

dipertimbangkan perubahan dalam stabilitas atmosfer, kecepatan angin dan arah angin.

Konsentrasi pada penerima ditentukan dengan merata-ratakan konsentrasi selama

periode ketika segmen plume mempengaruhi penerima. Oalam hal ini ditentukan

probabilitas gabungan arah angin, kecepatan angin dan stabilitas atmosfer. Probabilitas

gabungan ini diperoleh dengan menganalisis data meteorologi Kawasan Nuklir Serpong

untuk sensor arah dan kecepatan angin pad a ketinggian cera bong reaktor, yakni 60 m.

Koefisien difusi mengikuti kurva Pasquill-Gifford- Turner. Sementara pad a

pengkajian dipertimbangkan tinggi efektif cera bong berdasarkan kenaikan plume di atas

cerobong serta digunakan model difusi building-wake. Model plume berhingga (finite

plume) diterapkan dalam perhitungan paparan eksternal akibat submersi udara.

Oalam memprakirakan dosis kepada individu dari kontaminasi tanah dan jalur

InJesl hasil pertanian, perlu diprakirakan jumlah tiap radionuklida yang terdeposit di

tanah. Pada permukaan tanah terjadi deposisi radionuklida dari atmosfer dan

resuspensi. Radionuklida dapat berpindah dari permukaan tanah melalui pengurangan

dalam panen, peluruhan radiologik, dan resapan ke lapisan tanah yang lebih dalam.

Hanya deposisi kering diterapkan dalam prakiraan karena deposisi basah relatif kecil

frekuensinya.

Oeposisi langsung limbah airborne pada tanaman dapat mengkontaminasi

tanaman pertanian. Empat produk makanan terkait dengan produk tanaman yang

terkontaminasi adalah: sayuran dedaunan, sayuran lainnya, beras clan buah. Model

untuk memprakirakan uptake radionuklida pada bagian tanaman yang dapat dimakan

75

Hasil Penelitian don Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979

dibagi dua: deposisi langsung dan absorpsi melalui akar dan tanah. Deposisi atmosferik

kontaminan pada makanan hewan dapat mengakibatkan injesi tanaman terkontaminasi

pada hewan. Empat produk hewan dilibatkan dalam perhitungan: daging sapi, ayam.

susu sapi dan telur.

Dalam dosimetri internal digunakan model kompartemen yang mengacu pada

ICRP 30 [7]. Model ini digunakan untuk memprakirakan dosis ekivalen pada organ target

dari suatu sumber organ. Persamaan diferensial diterapkan untuk mensimulasikan

transpor antar kompartemen. Sedangkan untuk perhitungan dosis eksternal digunakan

point kernel integration technique untuk menghitung faktor laju-dosis eksternal untuk

submersi dan paparan langsung terhadap plume atau sumber lempengan yang

terkontaminasi.

Prakiraan Dosis dan Tingkat Clearance

Parameter lingkungan dan input data lain untuk perhitungan dengan GENII

diberikan dalam lampiran yang mengacu pada data spesifik tapak seperti data

meteorologi. SRS 19 [8] digunakan sebagai pedoman dalam penggunaan data lokal

yang tidak tersedia saat penulisan ini, termasuk yang bersifat global seperti Kd. faktor

bioakumulasi, dosimetri dan lainnya.

Data frekuensi distribusi arah dan kecepatan angin dan stabilitas atmosfer serta

sebaran penduduk berguna untuk menentukan lokasi (arah dan jarak dari sumber)

penduduk dengan konsentrasi radionuklida di udara maksimum. Dalam skenario

diasumsikan pada lokasi yang sarna terdapat kegiatan pertanian dan peternakan.

Untuk tiap 1 Bq radionuklida diprakirakan dosis efektif tahunan pada penduduk

kritis dengan menggunakan GENII. HasH dosis tahunan ini dibagi 10 jJSv sehingga

diperoleh aktivitas total per tahun yang merupakan tingkat clearance radionuklida terse­

but. Untuk menyatakan tingkat clearance dalam konsentrasi aktivitas, hasil ini dibagi

dengan prakiraan volume limbah cair yang dilepaskan ke sungai Cisadane per tahun

(500 m3). Volume buangan limbah cair per tahun ini didasarkan pada jumlah buangan

maksimum yang terjadi pada periode 1994-1995.

76

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006

HASIL DAN PEMBAH ASAN

ISSN 0852 - 2979

Nilai Tingkat Clearance untuk Pelepasan limbah Airborne

Dari hasil komputasi diperoleh konsentrasi maksimum radionuklida di udara

sejauh 800 m di sebelah utara dari tapak RSG GAS dengan nilai X/a sebesar

8.0x10·8 detlm3. Lokasi ini sesuai dengan dominan arah angin di Kawasan Nuklir

Serpong.

Ada 53 radionuklida yang dihitung nilai tingkat clearancenya dengan hasil

sebagaimana yang ditunjukkan di Tabel 1.Pemilihan radionuklida didasarkan pada

efluen gas yang terlepas ke udara dari kegiatan di PPTN Serpong ditambah beberapa

radionuklida yang dapat dibandingkan dengan nilai tingkat clearance generik pada

TECDOC-1000 [3]. Pada umumnya diperoleh hasil sebagai berikut:

Radionuklida dengan urutan berdasarkan dosis terbesar dari hasil Tabel 1 meliputi:

232Th (inhalasi, tulang, eksternal tanah), 226Ra (inhalasi, tulang, eksternal tanah), 1251

(injesi sayuran, tiroid, eksternal tanah), 90Sr (injesi, tulang, eksternal tanah), 106Ru

(inhalasi, paru, eksternal tanah), dan 1311(injesi sayuran, tiroid, eksternal tanah). Jalur

paparan terbesar pada umumnya adalah inhalasi diikuti oleh injesi dan eksternal tanah.

Injesi terbesar umumnya melalui jalur sayuran, bergantung sifat radionuklidanya dikuti

oleh padi, buah dan daging sapi..

Nilai tingkat clearance sangat beragam dari 106 Bq/th e37Np) hingga 1021Bq/th e23Fr).

Tabel1. Nilai Tingkat clerance tahunan efluen cair PPTN Serpong

Radio-

Tingkat

Radio-

Tingkat

Radio-

Tingkat

Clearance

ClearanceClearancenuklida

nuklidanuklida, Bq

, Bq, Bq

3H

4.2E+1582Br1.4E+1489Sr7.7E+13

14C

1.7E+1383Br1.5E+1690Sr2.1 E+12

22Na

4.5E+12B3mKr3.1E+1790y2.0E+14

24Na

1.9E+14B5Kr4.0E+1791y2.7E+13

32p

5.3E+13B5mKr5.3E+1595Zr3.8E+13

6OCo

4.0E+12B6Kr5.0E+1495Nb1.3E+14

77

Hasi/ Pene/itian clan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979

Radio-

Tingkat

Radio-

Tingkat

Radio-

Tingkat

Clearance

ClearanceClearancenuklida

nuklidanuklidaI Bq

, BqI Bq

99Mo

3.8E+1413312.1E+14""l'!S'Xe8.3E+14

99Tc

2.2E+1313413.6E+14137Cs3.6E+12

99mTC

5.6E+1513513.6E+14140Ba1.0E+14

103mRh

1.9E+17127mTe3.2E+13140La1.8E+14

103Ru

1.1E+14129mTe4.2E+13141Ce1.4E+14

103mRu

1.9E+17131mTe1.1E+14143Ce4.2E+12

106Ru

3.1 E+12132Te1.7E+14144Pr1.9E+16

125Sn

8.3E+13131mXe4.0E+16147Nd1.9E+14

125Sb

4.5E+13133Xe1.8E+16151Sm4.2E+13

125\

1.4E+12133mXe2.0E+16226Ra5.6E+13

1311

3.6E+12135Xe3.3E+15232Th1.5E+11

1321

3.4E+14135mXe2.3E+15

Perbandingan nilai tingkat clearance limbah airborne PPTN Serpong terhadap

tingkat clearance TECDOC-1000 [3] ditunjukkan pad a Tabel 2. Pada kasus PPTN

Serpong jalur paparan udara lewat cerobong di lepas kawasan yang diperhitungkan.

Sedangkan skenario tingkat clearance generik didasarkan pada pelepasan dari vent

Uendela) dengan penerima pada jarak 20 m. Dari 15 radionuklida yang diperbandingkan,

semua radionuklida dengan tingkat clearance PPTN lebih besar 3 hingga 7 orde dari

tingkat clearance generik, dengan rata-rata 6 orde.

Aplikasi Tingkat Clearance untuk Pelepasan Limbah Airborne

Tingkat clearance untuk pelepasan limbah airborne PPTN Serpong dapat

digunakan sebagai alternatif pembuangan efluen radioaktif gas ke udara. Hal ini

berdasarkan pertimbangan berikut:

78

Hasi/ Pene/itian don Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979

Tabel 3. Perbandingan hasil tingkat clearance PPTN Serpong terhadap tingkatclearance generik TECDOC-1 000

Radio-

PelepasanRasiatahunanPPTN/nuklida generik

PPTN Generik

3H

4.2E+151.0E+114.2E+04

14C1.7E+131.0E+101.7E+03

22Na4.5E+121.0E+064.5E+06

24Na1.9E+141.0E+091.9E+05

32p5.3E+131.0E+085.3E+05

6OCo4.0E+12

82Sr

1.4E+14

83Sr

1.5E+16

83mKr

3.1 E+17

85Kr

4.0E+17

85mKr

5.3E+1588Kr

5.0E+14

89Sr

7.7E+131.0E+087.7E+05

90Sr2.1E+12

90y

2.0E+141.0E+102.0E+04

91y2.7E+13

95Zr

3.8E+1395Nb

1.3E+1499Mo

3.8E+141.0E+093.8E+05

99Tc2.2E+131.0E+072.2E+06

99mTC5.6E+151.0E+115.6E+04

103mRh1.9E+17

103Ru

1.1E+14

103mRu

1.9E+17

106Ru

3.1E+12

125Sn

8.3E+13

125Sb4.5E+131.0E+084.5E+05

Radia-

PelepasanRasiatahunan PPTN/nuklida generik

PPTN Generik

1251

1.4E+121.0E+081.4E+04

1311

3.6E+12

1321

3.4E+14

1331

2.1E+141341

3.6E+141351

3.6E+14

127mTe

3.2E+13

129mTe

4.2E+13

131mTe

1.1E+14

132Te

1.7E+14

131mXe

4.0E+16133Xe

1.8E+16

133mXe

2.0E+16

135Xe

3.3E+15

135mXe

2.3E+15

138Xe

8.3E+14

137Cs

3.6E+12140Sa

1.0E+14140La

1.8E+14

141Ce

1.4E+14

143Ce

4.2E+12

144Pr

1.9E+16

147Nd1.9E+141.0E+101.9E+04

151Sm4.2E+13

226Ra

5.6E+131.0E+065.6E+07

232Th1.5E+111.0E+051.5E+06

132Te1.1 E+09--

79

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979

BPM menggunakan metode yang terlalu sederhana yang mendasarkan pada faktor

pemekatan antar kompartemen dan faktor konversi dosis yang lama (ICRP' 26).

Sesungguhnya konsep BPM lebih cocok untuk mengawasi pelepasan efluen radioaktif

ke lingkungan tetapi batasan 5 mSv sedang dalam proses untuk diganti menjadi 1 mSv

(menunggu Peraturan Kepala Bapeten).

Sebetulnya BPM dapat dihitung ulang dengan batasan 1 mSv per tahun dan menggu­

nakan metode untuk tingkat clearance ini, namun batasan ini bisa jadi diganti dengan

konsep dosis pembatas (dose constraint) yang dikupas IAEA dalam WS-G-2.3 [10].

Di lain pihak tingkat clearance ditetapkan untuk batasan dosis tahunan yang sangat

rendah (10 IJSv). Walaupun belum ada peraturan Bapeten yang menetapkan tingkat

clearance untuk pelepasan gas, besaran ini per definisi dibebaskan dari pengawasan.

Batas Tingkat Radioaktivitas (BTR) di lingkungan dari BAPETEN tidak dapat diterapkan

untuk pemantauan efluen gas karena nilai BTR ini masih perlu diturunkan sehingga

menjadi batasan efluen radioaktif gas yang dapat dilepaskan ke lingkungan. Lagi pula

tidak diketahui kriteria dosis dan skenario paparan yang digunakan pada nilai

konsentrasi aktivitas generik ini.

Atas dasar pertimbangan di atas, bila telah dikeluarkan peraturan tentang batas

pelepasan efluen radioaktif gas ke atmosfer maka tingkat clearance ini harus

disesuaikan dengan batasan dosis dan aturan terkait sehingga memenuhi ketentuan

tersebut.

KESIMPULAN

Penentuan nilai tingkat clearance efluen gas PPTN Serpong yang didasarkan

pada kriteria dosis hingga kajian dosis melalui model jalur paparan transport udara

kepada penduduk kritis telah dilakukan dengan kesimpulan sebagai berikut:

Hasil tingkat clearance PPTN Serpong yang diperoleh dalam penelitian ini dapat diguna­

kan sebagai batas lepasan tahunan efluen radioaktif gas ke atmosfer sampai

dikeluarkan ketentuan definitif dari Bapeten tentang batas lepasan ini.

• International Commission on Radiological Protection

80

Hasil Penelitian don Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979

Walaupun ada dua kriteria dosis, hanya batas dosis efektif pada penduduk kritis yang

relevan dalam kasus PPTN Serpong ini.

Jalur paparan utama yang perlu dicermati adalah inhalasi, injesi konsumsi makanan dan

minuman hasH lokal dan papa ran eksternal tanahdan plume. Untuk mengetahui lebih

rinci komponen penyumbang terbesar perlu ditentukan aktivitas tiap radionuklida yang

terlepas ke udara.

GENI merupakan program yang handal (direkomendasikan oleh U.S. Environmental

Protection Agency) dan robust sehingga memungkinkan banyak entry parameter ter­

masuk pengubahan data dosimetri.

Dokumen SRS 19 [8] dapat digunakan untuk screening kajian dosis sebelum

penghitungan yang lebih rinci dengan GENII. Bahkan banyak parameter lingkungan,

dosimetri dan lainnya yang dapat dimanfaatkan.

HasH perhitungan spesifik tapak ini selain lebih handal mengingat model dan parameter

yang lebih mendekati kondisi tapak juga diuntungkan dengan nilai tingkat clearance

radionuklida yang melebihi nilai generik TECDOC-1 000 [3].

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan dalam penentuan batas

pelepasan tahunan efluen radioaktif gas/partikulat ke udara setelah ada ketentuan ter­

kait dari BAPETEN.

DAFT AR PUST AKA

1. Lubis, Erwansyah, "Batas Pelepasan Maksimal, pembuangan zat radioaktif ke

atmosfer dan ke badan air untuk tiap instalasi nuklir BATAN di daerah PPTA Ser­

pong", BATAN , 1991.

2. BAPETEN, "Keputusan No. 02/Ka-BAPETENN-99 tentang Tingkat Radioaktivitas di

Lingkungan", BAPETEN, 1999.

3. IAEA, "Clearance of Materials Resulting from the Use of Radionuclides in Medicine,

Industry and Research", TECDOC-1000, IAEA, 1998.

4. Napier, B.A., Peloquin, R.A. et aI., "GENII - The Hanford Environmental Radiation

Dosimetry Software System", Vol. 1 and 2, PNL-6584, 1997.

5. IAEA, "International Basic Safety Standards fer Protect:on against Ionizing Radiation

and for the Safety of Radiation Sources", Safety Serie::; No. 115, IAEA, 1996.

81

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 lSSN 0852 - 2979

6. IAEA, "Application of the Concepts of Exclusion, Exemption and Clearance", Safety

Guide No. RS-G-1.7, IAEA, 2004.

7. ICRP, "Limits for Intake of Radionuclides by Workers", ICRP Publication 30, Oxford,

1978.

8. IAEA, "Generic Models for Use in Assessing the Impact of Discharges of Radioactive

Substances to the Environment", Safety Report Series No. 19, IAEA, 2001.

9. MPR-30 Safety Analysis Report, BATAN

10. IAEA, "Regulatory Control of Radioactive Discharges to the Environment", Safety

Guide No. WS-G-2.3, IAEA, 2000.

LAMPI RAN

Jalur Paparan

Plume berhingga, eksternal

Tanah, eksternal

Uptake inhalasi

Injesi makanan darat

Injesi hasil hewan

Data frekuensi gabungan,

Data cerobong

Tinggi

Aliran

Radius

Suhu efluen

Penampang lintang gedung

Tinggi gedung

Lihat Tabel TJFD

53 m

5.3 m3/det

0,75m

27 drjt. C

400 m2

32,85 m

Paparan Eksternal per tahun

Lama paparan oleh plume 8.800 jam

Lama paparanoleh kontaminasi tanah 2.900 jam

Injesi makanan darat

Inhalasi

Lama paparan inhalasi: 8.800jam

Resuspensi tidakdipertimbangkan

Jenis Masa tum-Yield,Konsumsi

makanan

buh, harikg/m2Tunda, hariLaju, kg/thn

Sayuran daun

901.514 15

Sayuran lain

90414 140

Buah

90214 64

Beras

900.8180 72

82

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006

Injesi makanan hewan

ISSN 0852 - 2979

Konsumsi manusiaSimpanan makanan hewanJenis makanan

Laju,Tunda,Diet,Masatum-Yield,Masa

kg/thn

hrifraksibuh, hrikg/m3simpan, hri

Daging sa pi

40340.390 0.8180

Ayam

8,534190 0.8180

Susu sapi

6540.345 2100

Telur

1018190 0.8180

Makanan hewan segarDaging sapi

0.7545 2100

Susu sapi

0.7530 1.50

Tabel TJFD, Data frekuensi gabungan

5 km Radius KNS - 60 M - Pasquill A - F (2002)

Created 12-Feb-07 BKL PTLR

7 6 1 1 60

0.5 1.1 2.5 4.4 6.7 9.4 12.3 15.0

0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25

0.51 0.51 0.51 0.51 0.51 0.51 0.51 0.51 0.51 0.51 0.51 0.51 0.51 0.51 0.51 0.51

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.01 0.02 0.03 0.05 0.06 0.06 0.05 0.05 0.05 0.04 0.04 0.03 0.02 0.01 0.01 0.01

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.140.080.01 0.020.020.020.020.030.030.020.020.020.020.020.01 0.08

0.340.20 0.06 0.08 0.10 0.090.07 0.09 0.10 0.09 0.07 0.06 0.06 0.05 0.04 0.19

0.000.01 0.01 0.020.020.020.020.020.020.01 0.01 0.01 0.000.000.000.00

0.090.20 0.32 0.33 0.34 0.36 0.38 0.34 0.30 0.30 0.29 0.21 0.12 0.09 0.06 0.07

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.000.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 O.CO 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.020.060.100.11 0.120.120.120.120.110:120.130.130.120.100.080.05

83

Hasi/ Pene/itian don Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979

0.08 0.24 0.40 0.45 0.50 0.52 0.55 0.51 0.47 0.49 0.50 0.39 0.27 0.22 0.17 0.13

0.03 0.07 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.10 0.09 0.09 0.09 0.06 0.03 0.02 0.02 0.02

0.18 0.30 0.42 0.56 0.69 0.83 0.96 0.73 0.49 0.45 0.42 0.32 0.210.190.180.18

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.210.18 0.14 0.17 0.21 0.26 0.30 0.28 0.25 0.26 0.27 0.23 0.19 0.17 0.15 0.18

0.29 0.40 0.52 0.67 0.831.06 1.30 1.04 0.79 0.80 0.81 0.66 0.50 0.45 0.40 0.35

0.07 0.11 0.15 0.18 0.22 0.25 0.28 0.21 0.13 0.13 0.12 0.09 0.05 0.05 0.04 0.06

0.27 0.34 0.40 0.52 0.631.05 1.47 0.90 0.33 0.31 0.28 0.25 0.23 0.27 0.31 0.29

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.16 0.14 0.12 0.15 0.18 0.31 0.44 0.34 0.24 0.19 0.15 0.18 0.21 0.21 0.21 0.19

0.32 0.40 0.48 0.63 0.78 1.29 1.80 1.28 0.77 0.61 0.46 0.51 0.55 0.61 0.66 0.49

0.08 0.11 0.13 0.19 0.24 0.32 0.41 0.24 0.07 0.08 0.10 0.08 0.06 0.08 0.10 0.09

0.22 0.24 0.26 0.31 0.36 0.721.07 0.62 0.17 0.15 0.12 0.10 0.07 0.19 0.30 0.26

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.28 0.17 0.05 0.07 0.09 0.18 0.28 0.19 0.09 0.09 0.09 0.09 0.08 0.17 0.26 0.27

0.59 0.44 0.29 0.33 0.37 0.80 1.23 0.80 0.38 0.29 0.19 0.19 0.19 0.42 0.65 0.62

0.05 0.07 0.10 0.12 0.14 0.24 0.34 0.19 0.04 0.04 0.04 0.03 0.01 0.06 0.10 0.08

0.14 0.11 0.08 0.07 0.07 0.12 0.17 0.11 0.04 0.05 0.06 0.04 0.02 0.05 0.09 0.11

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.29 0.15 0.01 0.01 0.01 0.03 0.04 0.03 0.01 0.02 0.03 0.02 0.02 0.07 0.13 0.21

0.27 0.18 0.09 0.08 0.07 0.13 0.18 0.13 0.08 0.08 0.08 0.06 0.05 0.16 0.27 0.27

0.05 0.04 0.03 0.03 0.03 0.04 0.06 0.04 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01 0.02 0.03 0.04

0.02 0.01 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.02 0.01 0.00 0.01 0.02 0.02

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.04 0.03 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.02 0.01 0.01 0.02 0.04 0.04

0.15 0.12 0.09 0.05 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.02 0.03 0.03 0.03 0.04 0.06 0.11

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

84