tindak kesantunan direktif pada wacana kolom pendidikan surat kabar...

20
TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR HARIAN NASIONAL SEBAGAI PEMBENTUK PENDIDIKAN KARAKTERDI KALANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurasan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: DIAH WIDI PANGESTU A310140134 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: others

Post on 02-Aug-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM

PENDIDIKAN SURAT KABAR HARIAN NASIONAL SEBAGAI

PEMBENTUK PENDIDIKAN KARAKTERDI KALANGAN

PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurasan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

DIAH WIDI PANGESTU

A310140134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

i

HALAMAN PERSETUJUAN

TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM

PENDIDIKAN SURAT KABAR HARIAN NASIONAL SEBAGAI

PEMBENTUK PENDIDIKAN KARAKTERDI KALANGAN

PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

PUBLIKA SI ILMIAH

Oleh:

DIAH WIDI PANGESTU

A310140134

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

(Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum.)

NIDN. 0028046501

Page 3: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

ii

HALAMAN PENGESAHAN

TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM

PENDIDIKAN SURAT KABAR HARIAN NASIONAL SEBAGAI

PEMBENTUK PENDIDIKAN KARAKTER DI KALANGAN

PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

OLEH

DIAH WIDI PANGESTU

A310140134

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Sabtu, 21 Juli 2018

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum. ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Laili Etika Rahmawati, S. Pd., M. Pd. ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Yakub Nasucha, M. Hum. ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

(Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum.)

NIDN. 0028046501

Page 4: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

iii

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Diah Widi Pangestu

NIM : A310140134

Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia

Judul Artikel Publikasi : Tindak Kesantunan Direktif pada Wacana Kolom

Pendidikan Surat Kabar Harian Nasional sebagai

Pembentuk Pendidikan Karakter di Kalangan Peserta

Didik Sekolah Dasar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa artikel publikasi yang saya serahkan ini

benar-benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti artikel publikasi ini hasil plagiat, saya bertanggung

jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surakarta, 4 Juli 2018

Yang membuat pernyataan,

Diah Widi Pangestu

NIM. A310140134

Page 5: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

1

TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN

SURAT KABAR HARIAN NASIONAL SEBAGAI PEMBENTUK PENDIDIKAN

KARAKTERDI KALANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

Abstrak

Penelitian ini merupakan sebuah kajian pragmatik yang memfokuskan pada tindak

tutur direktif sebagai kajiannya. Teori tindak tutur direktif menjadi dasar sebagai

acuan dalam mencari tuturan yang mengandung maksud tindak tutur direktifdi dalam

wacana kolom pendidikan dalam surat kabar harian nasional sebagai pembentuk

pendidikan karakter peserta didik sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk

mencari jenis-jenis, struktur, dan maksud yang terdapat di dalam wacana kolom

pendidikan surat kabar harian nasional yang akan digunakan sebagai pembentuk

pendidikan karakter pada peseta didik sekolah dasar. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan menggunakan desain analisis isi yaitu dokumen wacana

kolom pendidikan tertulis yang ada di dalam surat kabar harian nasional. Analisis

data dalam penelitian ini sudah dilakukan sejak proses data dan terknik keabsahan

data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data. Jenis tindak tutur

direktif yang ditemukan dalam wacana kolom pendidikan surat kabar harian nasional

berjumlah 52 data dan ditemukan tuturan menasihati (9,62%), medukung (9,62%)

dan menginstruksikan (9,62%) yang memiliki jumlah paling banyak. Strategi tindak

tutur direktif diklasifikasikan menjadi dua yaitu strategi langsung dan strategi tidak

langsung, strategi langsung yang ditemukan sejumlah 43 data (83%) dan strategi

tidak langsung sejumlah 9 data (17%). Maksud tindak tutur direktif yang ditemukan

dalam penelitian ini dapat ditemukan 11 nilai dari 18 nilai pendidikan karakter yang

telah dikemukakan oleh Kemendiknas seperti nilai pendidikan karakter religius, nilai

pendidikan karakter jujur, nilai pendidikan karakter toleransi, dan lain sebagainya.

Kata Kunci: pragmatik, tindak tutur direktif, surat kabar, pendidikan karakter.

Abstract

This study is a pragmatic study that focuses on acting speech directive as a study.

The theory of speech acts directive becomes the basis as a reference in seeking a

speech that contains the intention of acting speech directive in the discourse of the

education column in the national daily newspaper as the formation of character

education of primary school students. This study aims to find the types, structures,

and intentions contained in the discourse of the national daily newspaper education

column that will be used as the formation of character education in elementary

school students. This research is a qualitative research using content analysis design

that is written discourse document of education column written in national daily

newspaper. Data analysis in this research has been done since data process and

technique validity of data in this research using data triangulation technique. The

type of speech act directive found in the discourse of the national daily newspaper

education columns amounted to 52 data and found advising speech (9,62%),

supporting (9,62%) and instructed (9,62%) which had the most amount. The

directive speech acting strategy is classified into two, namely direct strategy and

indirect strategy, direct strategy found in 43 data (83%) and indirect strategy of 9

Page 6: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

2

data (17%). The purpose of the directive speech acts found in this study can be found

11 values of 18 values of character education that have been raised by the Ministry

of National Education such as the value of religious character education, the value

of honest character education, the value of character education tolerance, and so

forth.

Keyword: pragmatics, speech acts, newspapers, character education.

1. PENDAHULUAN

Pragmatik menurut Erlian (2013:128) merupakan cabang ilmu bahasa yang mengkaji

bahasa berdasarkan konteks, hubungan dengan situasi-situasi ujar yang terjadi dan

situasi tersebut merupakan peristiwa tutur. Menurut Qomariyah (2017:2) salah satu

faktor yang mempengaruhi bentuk dan makna wacana lisan adalah peristiwa tutur.

Serta menurut Budiman (2016:2) bahwa pragmatik berkaitan dengan makna yang

telah disampaikan yang nantinya ditafsirkan dan dipahami oleh mitra tutur. Selain itu

menurit Aryviany (2016:2) kajian pragmatik memiliki beberapa macam yang dapat

dibahas dan salah satunya adalah tindak tutur.

Menurut Searle (dalam Rosnilawati, 2013:462) menyatakan bahwa, sehubungan

dengan pengertian tindak tutur adalah bahwa ujaran dibedakan menjadi lima jenis.

(1) Representatif, (2) direktif, (3) ekspresif, (4) komisif, (5) deklarasi. Dalam hal ini

peneliti akan meneliti mengenai tindak tutur direktif. Menurut Manaf (2011:212)

tindak tutur dapat menyebabkan muka jatuh, muka menandakan citra diri pelaku

tutur yang rawan jatuh ketika berkomunikasi. Menurut Pishghadam (2011:152) teori

tindak tutur berkaitan dengan penggunaan bahasa. Menurut Josiah (2015:43-44)

Bahasa merupakan saran komunikasi yang memerankan peran penting dalam

masyarakat, baik individu maupun dalam kelompok. Sama halnya menurut Thamrin

(2010:92) bahasa sebagai alat komunikasi dalam kegiatan menjadi sangat penting.

Lain itu, menurut Santosa (2016:78) bahasa merupakan bentuk komunikasi yang

simbolis. Menurut Gusriani (2012:287) manusia dalam keseharian memerlukan

komunikasi untuk menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungannya.

Selain itu, menurut Yuliana (2013:2) bahasa memang hal yang sangat penting yang

tidak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat.

Pendapat lain, menurut Sulistyowati (2013:27) tindak tutur merupakan suatu

perbuatan yang menghasilkan bunyi bahasa secara teratur sesuai dengan kaidah

Page 7: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

3

pemakaian unsur-unsurnya. Namun, menurut Prayitno (2010:31) tindak tutur direktif

digunakan untuk menyatakan maksud yang berupa keinginan dan dijadikan alasan

mitra tutur bertindak. Menurut Setywati (2012:216) bentuk tindak tutur direktif yang

digunakan anak mengekspresikan terhadap tindakan yang dilakukan oleh mitra

tuturnya. Dalam tindak tutur ditemukan prinsip-prinsip umum kesantunan yang

berlaku dalam masyarakat bahasa, ada prinsip khusus kesantunan yang berlaku

dalam suatu kelompok bahasa tertentu, bahwa mode ekspresi individual berbeda dan

menjadi ciri khas dari orang tersebut. (Abuya, 2012:9).

Begitu banyak permasalah, sebagai seorang pendidik diharuskan untuk

memperhatikan dengan seksama. Menurut Afandi (2011:86) pendidikan karakter saat

ini akan menjadi sorotan pemerintah karena banyak permasalahan-permasalahn yang

berhubungan dengan penyimpangan moral, nilai budaya, etika bagi generasi muda

maupun pemimpin bangsa. Menurut Aeni (2014:51) pendidikan karakter adalah

pendidikan yang mendudkung perkembangan sosial, emosional, dan etis siswa.

Bersamaan menurut Zuchdi et. al (2010:1) pendidikan karakter di sekolah merupakan

kebutuhan vital agar generasi baru mempunyai kempampuan untuk hidup dalam era

global ini. Sementara itu, menurut Raharjo (2010:229) globalisasi serta

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa telah membuat dunia

serba terbuka. Selain itu, menurut Kurniawan (2015:41) terjadinya penurunan

kualitas moral bangsa merupakan salah satu dampak globalisasi dan warga negara

yang tidak menyikapi dampak negatif dengan baik. Pembangunan karakter bangsa

harus diaktualisasikan secara nyata (Setiawan, 2013:54). Bahkan menurut Judiani

(2010:281) pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena akan menjadikan

mereka cerdas, dan mempunyai budi pekerti dan sopan santun.

Penulis memilih wacana kolom pendidikan Surat Kabar Harian Nasional

(SKHN) karena terdapat tuturan yang berbentuk tulisan dan mengandung maksud

memerintah, meminta, mengajak, memberi nasihat, mengkritik, dan melarang.

Misalnya kolom pendidikan yang mengabarkan mengenai keputusan baru USBN,

contohnya tuturan berikut “Lewat penyelenggaraan USBN pemerintah ingin

memberdayakan guru dalam pembuatan soal dan evaluasi. Dengan demikian, guru

dapat memastikan siswa mencapai kompetensi lulusan yang diharapkan” dalam

Page 8: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

4

tuturan tersebut terdapat makna yang tersembunyi yaitu Pemerintah berharap bahwa

dengan keputusan ini guru dapat memastikan siswa dapat mencapai kompetensi

lulusan yang diharapkan.

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-

jenis, struktur, dan maksud dari tindak kesantunan direktif pada wacana kolom

pendidikan SKHN sebagai pembentuk pendidikan karakter di kalangan peserta didik

sekolah dasar. Penelitian tindak tutur ini juga pernah dilakukan sebelumnya oleh

beberapa peneliti, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Manik et. al (2015)

yang berjudul “An Analysis on Teachers’ Politeness Strategy and Student’s

Compliance in Teaching Learning Process at SD Negeri 024184 Binjai Timur

Binjai-North Sumatra-Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi

kesantunan yang digunakan oleh guru dan bagaimana kesantunan yang dapat

mempengaruhi siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru menggunakan

empat maksim untuk berkomunikasi kepada siswa yaitu, maksim kebijaksanaan,

maksim kedermawanan, pepatah persetujuan, dan pepatah perjanjian, namun tidak

ditemukan pepatah sederhana dan simpati pepatah, selanjutnya menemukan bahwa

guru dominan menggunakan pepatah yang mengandung makna bijaksana dalam TTD

mereka, dan kepatuhan dari siswa mempengaruhi kompetensi pragmatis dan emosi

positif siswa terhadap ucapan kesopanan yang disampaikan oleh guru.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan desain

analisis isi yaitu dokumen wacana kolom pendidikan tertulis yang ada di dalam

SKHN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa ujaran atau kalimat yang

terdapat dalam kolom pendidikan SKHN yang bersumber dari SKHN Kompas dan

SKHN Republika. Analisis data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan

data. Teknik keabsahan data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi data

karena sesuai dengan penelitian mengenai tindak tutur direktif yaitu pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu karena dapat menggunakan

data dari luar guna memeriksa data.

Page 9: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

5

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian ini dimulai dengan penjelasan mengenai jenis-jenis tindak tutur direktif yang

telah ditemukan, strategi tindak tutur direktif yang dikategorikan menjadi strategi

langsung dan tidak langsung, serta maksud dari tindak tutur direktif dalam SKHN

sebagai pembentuk pendidikan karakter sekolah dasar.

3.1 Jenis Tindak Tutur Direktif dalam Wacana Kolom Pendidikan Surat

Kabar Harian Nasional

Bentuk tindak tutur direktif yang telah ditemukan dalam penelitian ini berjumlah

52 data dan ditemukan sebanyak 21 jenis dari 36 jenis tindak tutur direktif. Dari

21 jenis data yang paling banyak ditemukan adalah menasihati, mendukung,

menginstruksikan, meminta, mengharap, dan menyarankan. Untuk lebih jelasnya

mengenai jenis tindak tutur direktif akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

Gambar 1. Diagram Realisasi Sub-KD pada Kolom Pendidikan SKHN

Kompas dan Republika

Tabel 1. terdapat perwujudan Sub-KD bentuk tindak kesantunan direktif

pada kolom pendidikan surat kabar harian nasional berupa menasihati (9,62%),

mendukung (9,62%), menginstruksikan (9,62%), meminta (7,69%), mengharap

(7,69%), dan menyarankan (7,69%).yang mendominasi jumlah paling banyak

karena bentuk tuturan memberi nasihat akan mengambil hati peserta didik

Page 10: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

6

sekolah dasar. Sedangkan bentuk tindak kesantunan direktif berupa memerintah

(1,92%), menyuruh (1,92%), meyilakan (1,92%), menawarkan (1,92%),

mengajak (1,92%), membujuk (1,92%), menuntut (1,92%), dan melarang

(1,92%) jumlah yang paling sedikit karena bentuk direktif tersebut jarang

digunakan untuk membentuk pendidikan karakter peserta didik sekolah dasar.

Hasil ini menunjukkan bahwa peserta didik sekolah dasar memerlukan

bimbingan dari orang lainJenis-jenis tindak tutur ditekrif yang telah ditemukan

selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui maksudnya, berikut ini merupakan

analisis mengenai ujaran yang mengandung jenis tindak tutur direktif.

Gambar 2. Diagram Realisasi Kategori KD SKHN yang mengacu pada

pembentuk pendidikan karakter peserta didik SD

Realisasi pengategorian KD dalam wacana kolom pendidikan SKHN yang

mengacu pada pembentuk pendidikan karakter peserta didik SD tampak bahwa

pemeringkatan kategori KD adalah menasihati, meminta, memerintah,

mengajak, mengkritik, dan yang paling kecil adalah melarang.

3.1.1 Jenis Tindak Tutur Menasihati

Salah satu jenis tindak kesantunan direktif ini adalah berupa menasihati atau

memberi nasihat. Kata menasihati berasal dari dari kata dasar nasihat yang

artinya ajaran atau pelajaran baik anjuran (petunjuk, peringatan, teguran)

yang baik (KBBI 2008:997).

(1) : Republika, 1.b[4]/JPUSBD

Page 11: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

7

Eksplikatur : “... Artinya, belum semua guru memiliki

kemampuan yang bagus dalam peningkatan

sosial”

Implikatur : - Pn menginginkan kesiapan yang matang

dari berbagai aspek.

Tuturan pada contoh di atas termasuk jenis tindak tutur direktif

menasihati. Hal itu dapat dibuktikan dengan kata artinya. Berdasarkan

penjelasan dalam SKHN Republika, tuturan tersebut diucapkan oleh

Bambang Suryadi seorang Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP). Tuturan tersebut berasal dari teks berita yang berjudul “Jumlah

Pelajaran USBN SD/MI Bakal Ditambah” itu bermaksud untuk menasehati

bahwa dengan mengujikan delapan mapel dalam USBN, tetapi pada

akhirnya Kemendikbud memutuskan untuk melakukan peninjauan lebih

dalam terkait usulan tersebut.

3.1.2 Jenis Tindak Tutur Meminta

Jenis tindak kesantunan direktif yang kedua bersifat meminta. Meminta

dalam KBBI (2008:958) berasal dari kata minta yaitu berharap supaya

diberi atau mendapat sesuatu, di dalam penelitan ini ditemukan jenis tindak

tutur meminta, ada beberapa sub-KD dalam tipe meminta yang ditemukan

seperti memita, mengharap, memohon, dan menawarkan.

(2) : Kompas, 1.a[5]/ SDB

Eksplikatur : “Di USBN, kami minta guru membuat soal

esai atau uraian...”

Implikatur : - Pn meminta agar guru dapat membuat soal

esai atau uraian.

Tuturan pada contoh di atas termasuk jenis tindak tutur direktif

meminta. Hal itu dapat dibuktikan dengan kata minta. Berdasarkan

penjelasan dalam SKHN Kompas, tuturan tersebut diucapkan Totok

Suprayitno sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Tuturan tersebut berasal dari teks

berita yang berjudul “Siswa Ditantang Bernalar” itu bermaksud meminta

dengan kebijakan baru guru dapat membuat soal esai atau uraian untuk

siswa.

Page 12: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

8

3.1.3 Jenis Tindak Tutur Memerintah

Jenis tindak kesantunan direktif yang ketiga ini bersifat memerintah.

Memerintah berasal dari kata perintah yang berarti perkataan yang

bermaksud menyuruh melakukan sesuatu, suruhan, aba-aba, komando, atau

aturan dari pihak atas yang harus dilakukan (KBBI, 2008).

(3) : Republika, 1.b[7]/ UTTP

Eksplikatur : “USBN delapan mapel belum diterapkan

tahun ini”

Implikatur : - Pn memberikan perintah kepada Mt agar

tetap menetapkan jumlah mapel USBN

berjumlah tiga

Tuturan pada contoh di atas termasuk jenis tindak tutur direktif

memerintah. Hal itu dapat dibuktikan dengan kata belum diterapkan tahun

ini. Berdasarkan penjelasan dalam SKHN Republika, tuturan tersebut

diucapkan Muhadjir Effendy sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Tuturan tersebut berasal dari teks berita yang berjudul “USBN Tetap Tiga

Pelajaran” itu bermaksud memerintah agar mematuhi bahwa USBN SD

tahun ajaran 2017/2018 tetap menggunakan tiga mata pelajaran.

3.1.4 Jenis Tindak Tutur Mengajak

Jenis tindak kesantunan direktif yang keempat ini bersifat mengajak.

Mengajak menurut KBBI (2008:23) berasal dari kata ajak yang berarti

meminta (menyilakan, menyuruh, dsb) supaya turut (datang, dsb), di dalam

penelitan ini ditemukan jenis tindak tutur mengajak, ada beberapa sub-KD

dalam tipe mengajak yang ditemukan seperti mengajak, mendukung,

menargetkan, menuntut, dan membujuk.

(4) : Republika, 1.b[34]/ MSKT

Eksplikatur : “Programnya kita wujudkan tahsin...”

Implikatur : - Pn menjelaskan mengenai programnya

- Mt mengetahui program-program dari Pn

Tuturan pada contoh di atas termasuk jenis tindak tutur direktif

mengajak. Hal itu dapat dibuktikan dengan kata kita wujudkan. Berdasarkan

penjelasan dalam SKHN Republika, tuturan tersebut diucapkan Syarif Ilyas

selaku Kepala SDIT Alkiyan. Tuturan tersebut berasal dari teks berita yang

berjudul “Mencetak Lulusan Cerdas Intelektual dan Berakhlakul Karimah”

Page 13: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

9

itu bermaksud mengajak siswa agar dapat mewujudkan program tahsin

bersama-sama.

3.1.5 Jenis Tindak Tutur Mengkritik

Jenis tindak kesantunan direktif yang kelima ini bersifat mengkritik.

Mengkritik berasal dari kata kritik yaitu kecaman, kadang-kadang disertai

uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat,

dsb (KBBI 2008:761).

(5) : Republika, 1.b[15]/ USD

Eksplikatur : “...Setiap ditanya tentang satu masalah,

bilangnya sudah bagus, ada peningkatan, gitu

aja”

Implikatur : - Pn meminta Mt terbuka dan tidak

menutupi permasalah pendidikan

Tuturan pada contoh di atas termasuk salah satu jenis tindak tutur

direktif mengkritik yaitu menegur. Hal itu dapat dibuktikan dengan kata gitu

aja. Berdasarkan penjelasan dalam SKHN Republika, tuturan tersebut

diucapkan Ferdiansyah selaku Anggota Komisi X DPR. Tuturan tersebut

berasal dari teks berita yang berjudul “USBN SD Dipertanyakan” itu

bermaksud menegur agar dapat terbuka dengan permasalahan mengenai

USBN SD tersebut.

3.1.6 Jenis Tindak Tutur Melarang

Jenis tindak kesantunan direktif yang keenam ini bersifat melarang.

Melarang berasal dari kata laramg yaitu memerintahkan supaya tidak

melakukan sesuatu, tidak memperbolehkan berbuat sesuatu (KBBI

2008:818).

(6) : Kompas, 1.a[10]/ MKMSS

Eksplikatur : “Jangan coba guru-guru tahan kelas (menahan)

siswa...”

Implikatur : - Pn tidak menyukai ketika guru menahan

siswa di kelas

Tuturan pada contoh di atas termasuk salah satu jenis tindak tutur

direktif melarang. Hal itu dapat dibuktikan dengan kata jangan. Berdasarkan

penjelasan dalam SKHN Kompas, tuturan tersebut diucapkan Suhartini

selaku Kepala SDN Inpes Pelita Harapan. Tuturan tersebut berasal dari teks

Page 14: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

10

berita yang berjudul “Memberdayakan Keluarga Menjadi Sahabat Sekolah”

itu bermaksud melarang Mt menahan siswa yang tidak bagus nilai belajar

dan sikap di kelas.

3.2. Strategi Tindak Tutur Direktif

Berdasarkan strategi bertutur yang digunakan dalam wacana kolom

pendidikan SKHN menunjukkan bahwa pilihan strategi langsung sebanyak

83%. Sementara itu, pilihan strategi tidak langsung sebanyak 17%.

Perbandingan antara strategi perwujudan sub-KD langsung dan tidak

langsung diilistrasikan melalui gambar 3.

Gambar 3. Strategi Kesantunan Direktif pada Wacana Kolom Pendidikan

SKH Nasional

Penelitian ini menunjukkan bahwa kolom pendidikan dalam SKHN

lebih sering menggunakan strategi langsung daripada strategi tidak

langsung. Hal itu menunjukkan cara-cara bahwa pada wacana kolom

pendidikan surat kabar untuk menyatakan maksud memerintah (to order),

meminta (to request), mengajak (to invite), menasihati (to advice),

mengkritik (to critic), dan melarang (to prohibit) dengan segala macam

realisasi sub-KD-nya ditantai dengan bentuk memerintah, meminta,

mengajak, menasihati, mengkritik, dan melarang dengan segala realisasi

sub-KD-nya dan seterusnya. Dapat dikatakan bahwa secara umum dalam

menuturkan pendapat pada wacana kolom pendidikan surat kabar lebih

menyukai strategi-strategi bertutur langsung.

83%

17%

Kelangsungan Kesantunan Direktif pada Wacana

Kolom Pendidikan SKH Nasional (Kompas-

Republika)

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG

Page 15: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

11

3.2.1 Strategi Langsung

Cuplikan eksplikatur berikut pada (22.a) tampak bahwa untuk mencapai

maksud sub-KD meminta yang langsung ditandai dengam penanda intonasi

pertanyaan/tanda tanya. Sub-KD yang demikian dikategorikan sebagai

realisasi sub-KD langsung.

(7) : Republika, 1.b[16]/USD

Eksplikatur : “Apakah tidak ada cara lain untuk

menggambarkan kemampuan siswa SD?”

Implikatur : - Pn meminta agar Mt melihat metode

perkembangan siswa SMP dan SMA yang

berbeda

- Pn akan meminta terus hingga Mt

menjelaskan

Tuturan pada contoh di atas termasuk salah satu contoh strategi

langsung dilihat dari intonasi petanyaan menanyakan suatu kepastian.

Berdasarkan penjelasan dalam SKHN Republika, tuturan tersebut diucapkan

Najeela Shihab, Pembina Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK).

3.2.2 Strategi Tidak Langsung

Tidak demikian halnya dengan cuplikan realisasi sub-KD pada (23.a)

berikut. Dilihat dari eksplikaturnya yang berbentuk intonasi kecewa “gitu

aja”. Tidak ada pemarkamah yang menandakan keinginan atau meminta

secara langsung tetapi tampak Pn meminta agar Mt menjelaskan mengenai

masalah yang sedang terjadi.

(8) : Republika, 1.b[15]/ USD

Eksplikatur : “...Setiap ditanya tentang satu masalah,

bilangnya sudah bagus, ada peningkatan, gitu

aja”

Implikatur : - Pn meminta Mt terbuka dan tidak

menutupi permasalah pendidikan

Tuturan pada contoh di atas termasuk salah satu contoh strategi tidak

langsung dilihat dari, tidak ditujukan dengan kata atau kalimat aktif.

Berdasarkan penjelasan dalam SKHN Republika, tuturan tersebut diucapkan

Ferdiansyah selaku Anggota Komisi X DPR.

Page 16: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

12

3.3 Maksud Tindak Tutur Direktif

Permasalahan ketiga yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai

maksud dari tindak kesantunan direktif dari surat kabar harian nasional

sebagai pembentuk pendidikan karakter peserta didik sekolah dasar.

Menurut Kepmendiknas (2010: i-ii) yang telah mengemukakan hasil diskusi

mengenai “Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa” menghasilkan

“Kesepakatan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa” untuk berbagai wilayah Indonesia yang terdiri dari 18 nilai, yaitu

(1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disipin, (5) Kerja Keras, (6)

Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat

Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13)

Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16)

Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, (18) Tanggung Jawab.

Adapun pembahasan tentang nilai pendidikan karakter dalam wacana

kolom pendidikan surat kabar harian nasioanal dalam penelitian ini terdapat

11 nilai, dari 18 nilai pendidikan karakter yaitu Religius (4%), Jujur (15%),

Toleransi (11%), Disiplin (23%), Kerja Keras (12%), Kreatif (4%), Mandiri

(13%), Demokratis (6%), Rasa Ingin Tahu (2%), Cinta Tanah Air (2%), dan

Menghargai Prestasi (2%). Dapat dikatakan bahwa secara umum nilai

karakter yang terdapat di dalam SKHN lebih dominan nilai pendidikan

karakter disiplin.

Gambar 4. Nilai Pendidikan Karakter pada Wacana Kolom Pendidikan

SKH Nasional

Page 17: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

13

3.3.1 Nilai Pendidikan Karakter Disiplin

Disiplin merupakan pendidikan karaketer yang menunjukkan sebuah tindakan

yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan

peraturan.

(9) “jangan coba guru-guru tahan kelas (menahan) siswa yang tidak

bagus nilai...” (1.a(10)/MKMSS)

(10) “... jangan sampai dijadikan alat untuk mengurangi akses

anak...” (1.b(11)/UTTP)

Kalimat pada data (9) dan (10) merupakan contoh kalimat yang

mengandung nilai pendidikan karakter disiplin. Hal ini ditujukkan pada data

(9) dan (10) kata jangan menandakan bahwa kata tersebut digunakan untuk

melarang agar tidak melakukan sebuah tindakan.

3.3.2 Nilai Pendidikan Karakter Kerja Keras

Kerja keras merupakan pendidikan karakter yang menunjukkan

perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi

beberapa hambatan belajar dan tugas serta mengerjakannya dengan baik.

(11) “Yakin bahwa apa yang sekarang kita lakukan akan

membuahkan hasil yang terbaik” (1.b(22)/PMAS)

Kalimat pada data (11) “Yakin bahwa apa yang sekarang kita lakukan

akan membuahkan hasil yang terbaik”, kata akan merupakan kata yang

menunjukkan rasa disiplin karena ingin melakukan suatu hal setelahnya.

4. PENUTUP

Tindak kesantunan direktif merupakan tindak tutur yang dapat digunakan

dalam memaknai tuturan. Realisasi dari tindak tutur direktif yang terdapat di

dalam SKHN ditemukan 21 jenis dari 36 jenis tindak tutur direktif. Sub-

kesantunan direktif dari pemeringkat paling tinggi (5,77%-9,62%) yaitu

menasihati, mendukung, menginstruksikan, meminta, mengharap, menyarankan,

mengharuskan, memohon, menhanjurkan. Sedangkan (1,92%-3,85%) yaitu

menegur, menyindir, mengumpat, memerintah, menyuruh, menyilakan,

menawarkan, mengajak, membujuk, menuntut, dan melarang. Pertimbangan

konteks sangat penting dalam realisasi KD dan Sub-KD.

Page 18: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

14

DAFTAR PUSTAKA

Abuya, Eromosele John. 2012. “A Pragma-stylistic Analysis of President Goodluck

Ebele Jonathan Inaugural Speech”. English Language Teaching 5(11):8-15.

Aeni, Ani Nur. 2014. “Pendidikan Karakter untuk Siswa SD dalam Perspektif

Islam”. Mimbar Sekolah Dasar 1(1):50-58.

Afandi, Rifki. 2011. “Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS di

Sekolah Dasar”. Journal Pedagogia 1(1): 85-98.

Arifiany, Nurima, Maharani P. Ratna, S.I. Trahutami. 2016. “Pemaknaan Tindak

Tutur Direktif dalam Komik Yowamushi Pedal Chapter 87-93”. Jurnal

Japanese Literature 2(1):1-11.

Budiman, Shige Arif. 2016. “Tindak Tutur Ilokusi Direktif dalam Komik Insekt

Karya Sascha Hommer”. Identitaet 5(3):1-5.

Erlian, Wahyu, Amril Amir, ena Noveira. 2013. “Tindak Tutur Deklarasi Bahasa

Minangkabau Pedagang Kakilima di Pasar Raya Padang”. Jurnal Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia 1(2):77-163.

Gusriani, Nuri, Atmazaki, Ellya Ratna. 2012. “Kesantunan Berbahasa Guru Bahasa

Indonesia dalam Proses Belajar Mengajar di SMA Negeri 2 Linatu Buo”.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1(1):287-295.

Josiah, Ubong E, Gift Oghenerho. 2015. “Pragmatic Analyses of Martin Luther King

(Jr)’s Speech: “I Have a Dream” – An Introspective Prognosis”. Journal of

Education and Practice 6(17):43:52.

Judiani, Sri. 2010. “Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar melalui

Penguatan Pelaksanaan Kurikulum”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

16(3):280-289.

Kurniawan, Machful Indra. 2015. “Tri Pusat Pendidikan sebagai Sarana Pendidikan

Karakter Anak Sekolah Dasar”. Journal Pedagogia 4(1):41-49.

Manaf, Ngusman Abdul. 2011. “Kesopanan Tindak Tutur Menyuruh dalam Bahasa

Indonesia”. Jurnal Litera: Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan

Pengajarannya, 10(2):212-224.

Manik, Sondang, Juniati Hutago. 2015. “An Analysis on Teachers’ Politeness

Strategy and Student’s Compliance in Teaching Learning Process at SD Negeri

024184 Binjai Timur Binjai-North Sumatra-Indonesia”. English Language

Teaching. 8(8):152-170.

Page 19: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

15

Pishghadam, Reza, Maryam Sharafadini. 2011. “Delving into Speech Act of

Suggestion: A Case of Iranian ELF Learners. International Journal of Business

and Social Science. 2(16):152:160.

Prayitno, Harun Joko. 2010. “Perwujudan Prinsip Kerjasama, Sopan Santun, dan

Ironi para Pejabat dalam Peristiwa Rapat Dinas di Lingkungan Pemkot

Berbudaya Jawa”. Kajian Linguistik dan Sastra 22(1):30-46.

Putri, Febriana Riska, Ngusman Abdul Manaf, Abdurahman. 2015. “Kesantunan

Berbahasa dalam Tindak Tutur Direktif Guru pada Pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMA Negeri 15 Padang”. Jurnal Bahasa, Sastra dan

Pembelajaran 2(1):87-98.

Qomariyah, Lailatul. 2017. “Tidak Tutur Direktif (TTD) Guru dalam Pembelajaran

Bahasa Arab”. Journal of Arabic Studies 2(1):1-18.

Raharjo, Sabar Budi. 2010. “Pendidikan Karakter sebagai Upaya Menciptakan

Akhlak Mulia”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 16(3):229-238.

Rosnilawati, Ermanto, Novia Juita. 2013. “Tindak Tutur dan Strategi Bertutur dalam

Pasambahan Maantaan Marapulai Pesta Perkawinan di Alahan Panjang

Kabupaten Solok”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1(2)(399-

476).

Santosa, Rohmat Budi. 2016. “Pragmatic Study of Directive Speech Acts in Stories

in Alquran”. Advances in Language and Literary Studies 7(5):78-86.

Setiawan, Deny. 2013. “Peran Pendidikan Karakter dalam Mengembangkan

Kecerdasan Moral”. Jurnal Pendidikan Karakter (1):53-63.

Stiawati, Eni. 2012. “Kompetensi Tindak Direktif Anak Usia Prasekolah”. Jurnal

Bahasa dan Seni, 40(2):216-234.

Sulistyowati, Rini Indah, Harun Joko Prayitno, Yakub Nasucha. 2013. “Perilaku

Tindak Tutur Ustad dalam Pengajian: Kajian Sosiopragmatik dengan

Pendekatan Bilingual”. Jurnal Penelitian Humaniora 14(1):25-40.

Thamrin, Moh. 2010. “Ekspresi Tindak Direktif dalam Interaksi Kelas Bengkel

Jurusan teknik Mesin Politeknik Negeri Malang”. Jurnal Litera: Jurnal

Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 9(1):91-101.

Yuliana, Rina, Muhammad Rohmadi, Raheni Suhita. 2013. “Daya Pragmatik Tindak

Tutur Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah

Menengah Pertama”. Basastra: Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia

dan Pengajarannya 2(1):1-14.

Page 20: TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF PADA WACANA KOLOM PENDIDIKAN SURAT KABAR …eprints.ums.ac.id/65164/11/NASKAH PUBLIKASI REVISI-DIA.pdf · 2018-08-06 · perkembangan ilmu pengetahuan dan

16

Zuchdi, Darmiyati, Zuhdan Kun Prasetya, Muhsinatun Siasah Masruri. 2010.

“Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintergrasi dalam Pembelajaran

Bidang Studi di Sekolah Dasar”. Cakrawala Pendidikan