timpanometri
DESCRIPTION
THTtimpanometriTRANSCRIPT
TIMPANOMETRIKoass THT periode 13 juli – 22 Agustus 2015
Alat Timpanometri
TIMPANOMETRI
• Merupakan alat untuk menilai kondisi telinga tengah• Bersama dengan otoskopi merupakan cara yang
objektif, cepat, dan berakurasi tinggi untuk mendiagnosis kelainan pada telinga tengah
KEGUNAAN
• Menilai kondisi telinga tengah untuk mencari adanya gangguan pendengaran konduktif
• Menilai mobilitas membran timpani• Menilai perkembangan keadaan telinga tengah pada
pasien dengan pengobatan• Merupakan tes pendahuluan sebelum tes OAE
(Otoacoustic Emission)
CARA KERJA
• Bunyi dengan frekuensi 226 Hz dialirkan oleh timpanometer ke dalam liang telinga melalui probe bunyi tersebut akan menggetarkan membran timpani sebagian bunyi tersebut akan dipantulkan kembali dan ditangkap oleh alat timpanometer (disebut admittance atau compliance) yang akan diinterpretasikan dalam bentuk grafik timpanogram
CARA KERJA
• Pada keadaan normal, tekanan udara pada liang telinga sama dengan tekanan udara sekitarnya. Tekanan udara pada telinga tengah juga sama dengan tekanan udara sekitarnya, dikarenakan tuba eustachius akan membuka setiap beberapa saat untuk memberi ventilasi pada telinga tengah dan menyamakan tekanan.
• Pada keadaan normal, bunyi akan ditransmisikan secara maksimum melalui telinga tengah pada saat tekanan udara di liang telinga sama dengan tekanan udara di telinga tengah
CARA KERJA
• Kebanyakan gangguan pada telinga tengah disebabkan oleh kekakuan telinga tengah menyebabkan lebih banyaknya bunyi yang dipantulkan kembali
• Pada orang dewasa atau bayi berusia > 7 bulan digunakan probe tone dengan frekuensi 226 Hz
• Pada bayi berusia < 6 bulan digunakan probe tone dengan frekuensi tinggi ( 668, 678, atau 1000 Hz ) karena akan terjadi resonansi pada liang telinga
PROSEDUR
• Pertama, dilakukan pemeriksaan otoskopi untuk memastikan tidak adanya sumbatan pada telinga dan membran timpani tidak perforasi
• Probe dimasukkan ke dalam liang telinga timpanometer akan mengubah tekanan di dalam telinga dialirkan bunyi nada murni dilakukan pengukuran respons dari membran timpani terhadap bunyi dengan tekanan berbeda-beda
TIMPANOGRAM
• Grafik hasil dari pemeriksaan timpanometri• Grafik yang menggambarkan fungsi dari telinga tengah yang
berasal dari perbedaan tekanan pada membran timpani• Terdapat 4 jenis timpanogram :
1. Tipe A normal2. Tipe AD diskontinuitas tulang-tulang pendengaran3. Tipe As kekakuan rangkaian tulang pendengaran4. Tipe B cairan di dalam telinga tengah5. Tipe C gangguan fungsi tuba Eustachius
ISTILAH-ISTILAH TIMPANOGRAM
• Ear Canal Volume (ECV) merupakan estimasi volume udara di sisi medial dari probe, yaitu :
– Volume udara antara ujung probe dengan membran timpani pada membran timpani yang intak
– Volume udara antara liang telinga dengan cavum timpani pada membran timpani perforasi
• Tympanometric Peak Pressure (TPP) / Middle Ear Pressure (MEP) tekanan pada liang telinga pada puncak timpanogram
• Static Compliance (SC) energi bunyi terbesar yang dapat diserap oleh telinga tengah
TIPE A
TIPE A
• Timpanogram tipe normal• Menandakan tidak adanya kelainan :
– Membran timpani intak dan tidak ada kelainan fungsi tuba Eustachius
– Jika ada gangguan pendengaran maka merupakan gangguan pendengaran sesori-neural
TIPE AD
Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran
TIPE AS
Kekakuan tulang-tulang pendengaran
TIPE B
Cairan di dalam telinga tengah
TIPE C
Gangguan fungsi tuba Eustachius
KESIMPULAN
• Timpanometri merupakan alat untuk menilai kelainan pada telinga tengah dengan mengalirkan bunyi ke dalam telinga dan menggetarkan membran timpani, kemudian menilai respons membran timpani terhadap bunyi tersebut.
• Timpanometri merupakan pemeriksaan yang dianjurkan karena mudah, objektif, cepat, dan memiliki akurasi tinggi.
TERIMA KASIH