thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

64
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000).(1) Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan, bahwa 177 juta penduduk dunia mengidap diabetes. Jumlah ini akan meningkat melebihi 300 juta pada tahun 2025. Dr paul Zimmet, direktur dari Internasional Diabetes Institute (IDI) di Victoria, Australia, meramalkan diabetes akan menjadi epidemi yang paling dasyat dalam sejarah. (Sustrani.dkk, 2005:8) Indonesia, pada tahun 2003 diperkirakan terdapat sekitar lima juta penderita Diabetes mellitus (DM). Diabetes melitus, atau yang sering disebut kencing manis, menyebabkan kematian tertinggi di antara penyakit-penyakit menahun lainnya. Dari sekitar 1,08 juta kematian akibat penyakit kardiovaskular (pembuluh darah) yang

Upload: dosendoktor

Post on 30-Nov-2015

147 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Diabetes, insulin, pancreas, beta cell, myrmeleon sp, ELISA, curative, extract, herbal.

TRANSCRIPT

Page 1: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang

kebanyakan herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria,

disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai

akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer

terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan

metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000).(1)

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan, bahwa 177

juta penduduk dunia mengidap diabetes. Jumlah ini akan meningkat melebihi

300 juta pada tahun 2025. Dr paul Zimmet, direktur dari Internasional

Diabetes Institute (IDI) di Victoria, Australia, meramalkan diabetes akan

menjadi epidemi yang paling dasyat dalam sejarah.(Sustrani.dkk, 2005:8)

Indonesia, pada tahun 2003 diperkirakan terdapat sekitar lima juta

penderita Diabetes mellitus (DM). Diabetes melitus, atau yang sering disebut

kencing manis, menyebabkan kematian tertinggi di antara penyakit-penyakit

menahun lainnya. Dari sekitar 1,08 juta kematian akibat penyakit

kardiovaskular (pembuluh darah) yang terjadi di seluruh dunia setiap

tahunnya, sebanyak 851 ribu di antaranya merupakan pasien DM. Begitu pula

dari sekitar 85 ribu kematian akibat stroke setiap tahun, sebanyak 67 ribu di

antaranya adalah pasien diabetes(www.republikaonline.com).

DM merupakan penyakit menahun yang disebabkan oleh kelainan

metabolisme karbohidrat, dimana kandungan/kadar  glukosa dalam darah

terlalu banyak. Penderita DM mempunyai risiko  komplikasi dan spesifik,

antara lain: penyakit kardiovaskular, kegagalan kronis ginjal, aterosklerosis

(dapat menyebabkan stroke), arteria koronaria (coronaria artery disease),

kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan saraf yang

dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi.(2)

Dibetes melitus dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai

penyakit kencing manis। Dimana terjadi karena terjadi peningkatan kadar gula

(glukosa) dalam darah yang berlebihan dan terjadi secara menahun. Diabetes

Page 2: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

melitus dapat diklasifikasikan secara etiologi menjadi dua yaitu Diabetes tipe

1 dan Diabetes tipe 2.(3)

Kasus diabetes terbanyak adalah DMT2 yang umumnya

mempunyai latar belakang resistensi insulin. Pada awalnya, resistensi insulin

belum menyebabkan diabetes klinis. Sel beta pankreas masih dapat

mengkompensasi, sehingga terjadi hiperinsulinemi, kadar glukosa darah masih

normal atau sedikit meningkat. Kemudian jika telah terjadi kelelahan sel beta

pankreas, baru timbul diabetes melitus klinis, yang ditandai dengan kadar

glukosa darah yang meningkat. Diabetes Melitus tipe 2 (DMT2) merupakan

suatu kelompok penyakit metabolik yang disifati oleh hiperglikemi akibat

kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas, gangguan kerja

insulin/resistensi insulin, atau keduanya.(4)

Defisiensi insulin baik absolut maupun relatif, menyebabkan

diabetes melitus, suatu penyakit kompleks yang bila tidak diobati dapat

mematikan. Defisiensi glukagon dapat menimbulkan hipoglikemia, dan

kelebihan glukagon menyebabkan diabetes memburuk. Produksi somatostatin

yang berlebihan oleh pankreas menyebabkan hiperglikemia dan manifestasi

diabetes lainnya.(3)

Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia banyak yang beralih pada

pengobatan alternatif. Kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan alternatif

semakin tinggi karena mulai banyak ahli pengobatan alternatif yang berhasil

dan menajadi populer lewat media masa. Selain itu pengobatan alternatif

dirasa lebih murah dibandingkan dengan pengobatan modern. Terkadang

alasan masyarakat beralih pada pengobatan alternatif adalah karena ketakutan

akan efek samping dari obat-obatan sintetis yang dibuat di pabrik. Terlalu

banyak minum obat buatan akan menimbulkan dampak pada liver dan ginjal.

Kandungan kimia pada obat-obatan tersebut dapat terakumulasi, karena terlalu

sering mengkonsumsinya maka akan menyebabkan gangguan pada hati dan

ginjal. Akhirnya banyak masyarakat yang meminimalisir mengkonsumsi obat

buatan dengan memanfaatkan pengobatan alternatif. Salah satu pengobatan

alternatif untuk penyakit DM adalah dengan mengkonsumsi undur-undur darat

(Myrmeleon sp.). Undur-undur darat (Myrmeleon sp.) merupakan famili

Page 3: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

myrmeleontidae bagian dari ordo neuroptera. Spesies ini mengalami

metamorfosis sempurna (holometabola) dan memiliki sayap yang transparan

seperti jala. Spesies ini hidup di dalam tanah yang kering. Undur-undur

(Myrmeleon sp.) bereproduksi secara seksual dengan bertelur dan  saat ini

banyak ahli pengobatan alternatif seperti tabib yang menggunakan

(Myrmeleon sp.) sebagai obat DM. Akibatnya, saat ini masyarakat  Indonesia

mulai banyak mencari undur-undur untuk obat DM, bahkan sudah banyak

yang memperjualbelikan undur-undur tersebut dengan harga murah. Menurut

penelitian William (2002), penyakit Diabetes Melitus dapat disembuhkan

dengan mengkonsumsi Myrmeleon sp.. Binatang ini sangat berfungsi sebagai

anti diabetes karena mengandung zat sulfonylurea. Zat sulfonylurea ini

melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin karena ketika insulin

dalam tubuh manusia menurun sementara kadar glukosa darah sekian hari

semakin meningkat, maka akan terjadi ketidakseimbangan, dimana insulin

sebagai penghasil energi tubuh sudah berkurang maka tubuh akan lebih mudah

terserang penyakit. Kelebihan dari pengonsumsian undur-undur adalah tidak

membutuhkan biaya yang cukup besar dan cukup mudah mendapatkannya.

Sulfonylurea yang terkandung di dalam undur-undur merupakan

zat yang sama dengan sulfonylurea yang selama ini digunakan di dalam obat

DM buatan. Undur-undur dengan sulfonylurea-nya ternyata juga dapat

mengobati DM dengan cara kerja yang sama dengan obat DM yang pernah

ada. Sulfonylurea dalam bentuk antidiabetik oral hanya cocok untuk

mengobati DM tipe 2 karena cara kerjanya memperbaiki kerja pankres dalam

mensekresikan insulin, sedangkan pada penderita DM tipe 1, pankreasnya

sudah tidak dapat memproduksi insulin secara permanen.(2)

Fenomena masyarakat yang banyak beralih atau paling tidak mulai

menengok ke arah pengobatan alternatif ini membutuhkan suatu penelitian

tentang kandungan yang ada dalam obat alternatif dan efek yang dihasilkan,

sehingga masyarakat mengetahui apakah pengobatan alternatif ini layak

diteruskan atau tidak. Oleh karena itu, calon peneliti tertarik untuk mengetahui

pengaruh pemberian ekstrak undur-undur terhadap peningkatan kerja sel-β

pankreas dalam memproduksi insulin.

Page 4: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

B. Masalah Penelitian

Penggunaan pengobatan alternatif dengan undur-undur masih sangat perlu

dilakukan penelitian, terutama kaitannya dengan upaya peningkatan kerja sel-

β pancreas dalam menghasilkan insulin. Oleh karena itu, masalah penelitian

yang dapat diajukan adalah “Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak undur-

undur (Myrmelon, sp.) terhadap peningkatan sel-β pancreas dalam

memproduksi insulin?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak

undur-undur (Myrmelon, sp.) terhadap peningkatan sel-β pancreas dalam

memproduksi insulin.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi produksi insulin sel-β pancreas sebelum

diberikan ekstrak undur-undur (Myrmelon, sp.)

b. Mengidentifikasi produksi insulin sel-β pancreas sesudah diberikan

ekstrak undur-undur (Myrmelon, sp.)

c. Menganalisa pengaruh pemberian ekstrak undur-undur (Myrmelon,

sp.) terhadap peningkatan sel-β pancreas dalam memproduksi

insulin

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

a. Bagi pengelola pelayanan kesehatan, dapat digunakan sebagai

tambahan informasi dan bahan pertimbangan dalam memberikan

pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat.

b. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan teman-teman sejawat

dalam pemberian terapi, khususnya melalui pengobatan alternatif.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai pengkayaan referensi yang dapat digunakan untuk menambah

wacana ilmiah.

Page 5: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

3. Bagi Peneliti

a. Untuk memperoleh pengalaman dalam penelitian di bidang

kesehatan khususnya ilmu biomedis yang berhubungan dengan

pengobatan alternatif..

b. Dapat mensosialisasikan hasil penelitian kepada teman-teman

sejawat di bidang kesehatan.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Sebagai dasar dan acuan untuk melaksanakan penelitian-penelitian

lebih lanjut, khususnya tentang pengobatan alternatif.

b. Menambah motivasi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih

lanjut.

Page 6: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Sel-β Pankreas

Pada pankreas paling sedikit terdapat empat peptida dengan

aktivitas hormonal yang disekresikan oleh pulau-pulau (islets) Langerhans.

Dua dari hormon-hormon tersebut, insulin dan glukagon memiliki fungsi

penting dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.

Hormon ketiga, somatostatin berperan dalam pengaturan sekresi sel pulau, dan

yang keempat polipeptida pankreas berperan pada fungsi saluran cerna.

Insulin bersifat anabolik, meningkatkan simpanan glukosa, asam-

asam lemak, dan asam-asam amino. Glukagon bersifat katabolik,

memobilisasi glukosa, asam-asam lemak, dan asam-asam amino dari

penyimpanan ke dalam aliran darah. Kedua hormon ini bersifat berlawanan

dalam efek keseluruhannya dan pada sebagian besar keadaan disekresikan

secara timbal balik. Insulin yang berlebihan menyebabkan hipoglikemia, yang

menimbulkan kejang dan koma.

Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang

dan tebal sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm. Pankreas terbentang dari atas

sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua

saluran ke duodenum (usus 12 jari). Organ ini dapat diklasifikasikan ke dalam

dua bagian yaitu kelenjar endokrin dan eksokrin. Pankreas terdiri dari :

a. Kepala pankreas

Merupakan bagian yang paling lebar, terletak di sebelah kanan rongga

abdomen dan di dalam lekukan duodenum dan yang praktis melingkarinya.

b. Badan pankreas

Merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di belakang lambung

dan di depan vertebra lumbalis pertama.

c. Ekor pankreas

Merupakan bagian yang runcing di sebelah kiri dan yang sebenarnya

menyentuh limpa.

Page 7: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

Pada pankreas terdapat dua saluran yang mengalirkan hasil sekresi pankreas ke

dalam duodenum :

Gambar 1. PankreasDuctus Wirsung, yang bersatu dengan duktus choledukus, kemudian

masuk ke dalam duodenum melalui sphincter oddi.

Ductus Sartorini, yang lebih kecil langsung masuk ke dalam duodenum

di sebelah atas sphincter oddi. Saluran ini memberi petunjuk dari pankreas

dan mengosongkan duodenum sekitar 2,5 cm di atas ampulla

hepatopankreatik.

Ada dua jaringan utama yang menyusun pankreas :

o Asini berfungsi untuk mensekresi getah pecernaan dalam duodenum.

o Pulau Langerhans

Pulau Langerhans adalah kumpulan sel berbentuk ovoid, berukuran 76x175

mm dan berdiameter 20 sampai 300 mikron tersebar di seluruh pankreas,

walaupun lebih banyak ditemukan di ekor daripada kepala dan badan

pankreas. Pulau-pulau ini menyusun 1-2% berat pankreas. Pada manusia

terdapat 1-2 juta pulau. Masing-masing memiliki pasokan darah yang besar;

dan darah dari pulau Langerhans, seperti darah dari saluran cerna tetapi tidak

seperti darah dari organ endokrin lain, mengalir ke vena hepatika. Sel-sel

dalam pulau dapat dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada sifat

pewarnaan dan morfologinya. Pada manusia paling sedikit terdapat empat

jenis sel : sel A (alfa), B (beta), D (delta), dan F. Sel A mensekresikan

glukagon, sel B mensekresikan insulin, sel D mensekresikan somastostatin,

dan sel F mensekresikan polipeptida pankreas. Sel B yang merupakan sel

Page 8: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

terbanyak dan membentuk 60-70% sel dalam pulau, umumnya terletak di

bagian tengah pulau. Sel-sel ini cenderung dikelilingi oleh sel A yang

membentuk 20% dari sel total, serta sel D dan F yang lebih jarang

ditemukan. Pulau-pulau yang kaya akan sel A secara embriologis berasal

dari tonjolan pankreas dorsal, dan pulau yang kaya akan sel F berasal dari

tonjolan pankreas ventral. Kedua tonjolan ini berasal dari tempat yang

berbeda di duodenum.

Granula sel B adalah paket-paket insulin dalam sitoplasma sel. Di

dalam sel B molekul insulin membentuk polimer dan juga berikatan dengan

seng. Perbedaan dalam bentuk paket mungkin disebabkan perbedaan ukuran

agregat seng atau polimer insulin. Granula A yang mengandung glukagon

berbentuk relatif seragam dari spesies ke spesies. Sel D juga mengandung

banyak granula yang relatif homogen.(3)

Sel beta yang ada di pulau langerhans memproduksi hormon

insulin yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa darah dan secara

fisiologi memiliki peranan yang berlawanan dengan glukosa. Insulin

menurunkan kadar gula darah dengan beberapa cara. Insulin mempercepat

transportasi glukosa dari darah ke dalam sel, khususnya serabut otot rangka

glukosa masuk ke dalam sel tergantung dari keberadaan reseptor insulin yang

ada di permukaan sel target. Insulin juga mempercepat perubahan glukosa

menjadi glikogen, menurunkan glycogenolysis dan gluconeogenesis,

menstimulasi perubahan glukosa atau zat gizi lainnya ke dalam asam lemak

(lipogenesis), dan membantu menstimulasi sintesis protein.

Pengaturan sekresi insulin seperti sekresi glukagon yaitu langsung

ditentukan oleh kadar gula dalam darah dan berdasarkan dari mekanisme

umpan balik (feed back negative system). Bagaimana pun hormon lainnya

secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi produksi insulin. Sebagai

contoh hormon pertumbuhan manusia (HGH) meningkatkan kadar glukosa

darah dan meningkatnya kadar glukosa mengerakkan (menyebabkan) sekresi

insulin. Hormon adrenocorticotropi (ACTH) yang distimulasi oleh sekresi

glukocortikoid menghasilkan hyperglikemia dan secara tidak langsung juga

menstimulasi pelepasan insulin. Peningkatan kadar asam amino dalam darah

Page 9: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

menstimulasi pelepasan insulin. Hormon-hormon pencernaan seperti stomatch

dan interstinal gastrin, sekretin, cholecystokinin (CCK) dan Gastric Inhibitory

Peptide (GIP) juga menstimulasi sekresi insulin, GHIH (Somatostatin)

menghalangi sekresi insulin.

Gambar 2. Pankreas

FUNGSI EKSOKRIN PANKREAS

Getah pankreas mengandung enzim-enzim untuk pencernaan

ketiga jenis makanan utama : protein, karbohidrat, dan lemak. Ia juga

mengandung ion bikarbonat dalam jumlah besar, yang memegang peranan

penting dalam menetralkan kimus asam yang dikeluarkan oleh lambung ke

dalam duodenum.

Enzim-enzim proteolitik adalah tripsin, kimotripsin,

karboksipeptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease. Tiga enzim petama

memecahkan keseluruhan dan secara parsial protein yang dicernakan,

sedangkan neklease memecahkan kedua jenis asam nukleat : asam ribonukleat

dan deoksinukleat.

Enzim pencernaan untuk karbohidrat adalah amilase pankreas,

yang menghidrolisis pati, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat lain

kecuali selulosa untuk membentuk karbohidrat, sedangkan enzim-enzim untuk

pencernaan lemak adalah lipase pankreas, yang menghidrolisis lemak netral

menjadi gliserol, asam lemak dan kolesterol esterase, yang menyebabkan

hidrolisis ester-ester kolesterol.

Page 10: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

Enzim-enzim proteolitik waktu disintesis dalam sel-sel pankreas

berada dalam bentuk tidak aktif ; tripsinogen, kimotripsinogen, dan

prokarboksipeptidase, yang semuanya secara enzimtik tidak aktif. Zat-zat ini

hanya menjadi aktif setelah mereka disekresi ke dalam saluran cerna.

Tripsinogen diaktifkan oleh suatu enzim yang dinamakan enterokinase, yang

disekresi oleh mukosa usus ketike kimus mengadakan kontak dengan mukosa.

Tripsinogen juga dapat diaktifkan oleh tripsin yang telah dibentuk.

Kimotripsinogen diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin, dan

prokarboksipeptidase diaktifkan dengan beberapa cara yang sama.

Penting bagi enzim-enzim proteolitik getah pankreas tidak

diaktifkan sampai mereka disekresi ke dalam usus halus, karena tripsin dan

enzim-enzim lain akan mencernakan pankreas sendiri. Sel-sel yang sama,

yang mensekresi enzim-enzim proteolitik ke dalam asinus pankreas serentak

juga mensekresikan tripsin inhibitor. Zat ini disimpan dalam sitoplasma sl-sel

kelenjar sekitar granula-granula enzim, dan mencegah pengaktifan tripsin di

dalam sel sekretoris dan dalam asinus dan duktus pankreas. Bila pankreas

rusak berat atau bila saluran terhambat, sejumlah besar sekret pankreas

tertimbun dalam daerah yang rusak dari pankreas. Dalam keadaan ini, efek

tripsin inhibitor kadang-kadang kewalahan, dan dalam keadaan ini sekret

pankreas dengan cepat diaktifkan dan secara harfiah mencernakan seluruh

pankreas dalam beberapa jam, menimbulkan keadaan yang dinamakan

pankreatitis akuta. Hal ini sering menimbulkan kematian karena sering diikuti

syok, dan bila tidak mematikan dapat mengakibatkan insufisiensi pankreas

selama hidup.

Enzim-enzim getah pankreas seluruhnya disekresi oleh asinus

kelenjar pankreas. Namun dua unsur getah pankreas lainnya, air dan ion

bikarbonat, terutama disekresi oleh sel-sel epitel duktulus-duktulus kecil yang

terletak di depan asinus khusus yang berasal dari duktulus. Bila pankreas

dirangsang untuk mengsekresi getah pankreas dalam jumlah besar – yaitu air

dan ion bikarbonat dalam jumlah besar – konsentrasi ion bikarbonat dapat

meningkat sampai 145 mEq/liter.

Page 11: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

Pancreatic juice

Setiap hari pankreas menghasilkan 1200-1500 ml pancreatic juice,

cairan jernih yang tidak berwarna. Pancreatic juice paling banyak

mengandung air, beberapa garam, sodium bikarbonat, dan enzim-enzim.

Sodium bikarbonat memberi sedikit pH alkalin (7,1-8,2) pada pancreatic

juice sehingga menghentikan gerak pepsin dari lambung dan menciptakan

lingkungan yang sesuai bagi enzim-enzim dalam usus halus. Enzim-enzim

dalam pancreatic juice termasuk enzim pencernaan karbohidrat bernama

pankreatik amilase; beberapa enzim pencernaan protein dinamakan tripsin,

kimotripsin, karboksipeptidase; enzim pencernaan lemak yang utama

dalam tubuh orang dewasa dinamakan pankreatik lipase; enzim

pencernaan asam nukleat dinamakan ribonuklease dan deoksiribonuklease.

Seperti pepsin yang diproduksikan dalam perut dengan bentuk

inaktifnya atau pepsinogen, begitu pula enzim pencernaan protein dari

pankreas. Hal ini mencegah enzim-enzim dari sel-sel pencernaan pankreas.

Enzim tripsin yang aktif disekresikan dalam bentuk inaktif dinamakan

tripsinogen. Aktivasinya untuk tripsin diselesaikan dalam usus halus oleh

suatu enzim yang disekresikan oleh mukosa usus halus ketika bubur

chyme ini tiba dalam kontak dengan mukosa. Enzim aktivasi dinamakan

enterokinase. Kimotripsin diaktivasi dalam usus halus oleh tripsin dari

bentuk inaktifnya, kimotripsinogen. Karboksipeptidase juga diaktivasi

dalam usus halus oleh tripsin. Bentuk inaktifnya dinamakan

prokarboksipeptidase.

Pengaturan sekresi pankreas

Pengaturan syaraf. Bila fase sefalik dan gastrik sekresi lambung

terjadi, impuls parasimpatis secara serentak dihantarkan sepanjang nervus

vagus ke pankreas, mengakibatkan sekresi enzim-enzim dalam jumlah

moderat ke dalam asinus pankreas. akan tetapi sekret dalam jumlah sedikit

mengalir melalui duktus pankreas ke usus karena sedikit air dan elektrolit

disekresi bersama dengan enzim. Oleh karena itu, sebagian besar enzim

untuk sementara disimpan dalam asinus.

Page 12: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

Pengaturan hormonal. Setelah makanan masuk usus halus, sekresi

pankreas menjadi banyak, terutama akibat respon hormon sekretin. Dan

kolesistokinin menyebabkan peningkatan sekresi enzim dalam jumlah

besar.

Sekretin merupakan suatu polipeptida yang mengandung 27 asam

amino yang terdapat dalam mukosa usus halus bagian atas dalam bentuk

tidak aktif prosekretin. Bila kimus masuk usus ia menyebabkan

pengeluaran dan pengaktifan sekretin yang selanjutnya diarbsobsi dalam

darah. Sekretin menyebabkan pankreas mengsekresi cairan dalam jumlah

besar yang mengandung konsentrasi ion bikarbonat yang tinggi tetapi

konsentrasi ion klorida rendah. Aliran yang banyak ini dinamakan sekresi

hidrelatik, karena cairan terdiri terutama atas larutan tipis yang encer dan

hampir tidak mengandung enzim. Sekretin memiliki peranan yang penting

karena dua alasan :

pertama, sekretin khususnya dikeluarkan dalam mukosa usus halus setiap

saat di mana pH duodenum di bawah 4,0 sampai 5,0. hal ini menyebabkan

getah pankreas yang mengandung banyak natrium bikarbonat dalam

jumlah besar disekresi yang mengakibatkan reaksi di duodenum :

HCl + NaHCO3 NaCl + H2CO3

Kedua, sekresi bikarbonat oleh pankreas adalah untuk memberikan pH

yang sesuai bagi kerja-kerja enzim pankreas. semua fungsi optimal enzim

pankreas bekerja pada medium yang sedikit alkali atau netral. pH sekresi

hidrelatik sekitar 8,0.

Kolesistokinin adalah suatu polipeptida yang mengandung 33 asam

amino disekresi dari mukosa. Sekresi isi khususnya berasal dari adanya

proteosa dan pepton yang merupakan hasil pencernaan parsial protein dan

dari lemak; akan tetapi asam juga akan menyebabkan pengeluara

kolisistokinin dalam jumlah lebih sedikit. Kolesistokinin masuk ke dalam

darah dan menuju ke pankreas tetapi sebagai ganti sekresi hidrelatik,

menyebabkan sekresi enzim-enzim pencernaan dalam jumlah besar yang

efeknya sama seperti perangsangan vagus. Jenis sekresi ini dinamakan

sekresi ekbolik.

Page 13: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

FUNGSI ENDOKRIN PANKREAS

Tersebar di antara alveoli pankreas, terdapat kelompok-kelompok

kecil sel epitelium yang jelas terpisah dan nyata. Kelompok ini adalah pulau-

pulau kecil/ kepulauan Langerhans yang bersama-sama membentuk organ

endokrin.

Hormon-hormon yang dihasilkan :

Insulin

Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai asam

amino yang dihubungkan oleh jembatan disulfida. Terdapat perbedaan kecil

dalam komposisi asam amino molekul dari satu spesies ke spesies lain.

Perbedaan ini biasanya tidak cukup besar untuk dapat mempengaruhi

aktivitas biologi suatu insulin pada spesies heterolog tetapi cukup besar

untuk menyebabkan insulin bersifat antigenik. Insulin dibentuk di retikulum

endoplasma sel B. Insulin kemudian dipindahkan ke aparatus golgi, tempat

ia mengalami pengemasan dalam granula-granula berlapis membran.

Granula-granula ini bergerak ke dinding sel melalui suatu proses yang

melibatkan mikrotubulus dan membran granula berfusi dengan membran sel,

mengeluarkan insulin ke eksterior melalui eksositosis. Insulin kemudian

melintasi lamina basalis sel B serta kapiler dan endotel kapiler yang berpori

mencapai aliran darah.

Waktu paruh insulin dalam sirkulasi pada manusia adalah sekitar 5

menit. Insulin berikatan dengan reseptor insulin lalu mengalami

internalisasi. Insulin dirusak dalam endosom yang terbentuk melalui proses

endositosis. Enzim utama yang berperan adalah insulin protease, suatu

enzim di membran sel yang mengalami internalisasi bersama insulin.

Efek faali insulin bersifat luas dan kompleks. Efek-efek tersebut

biasanya dibagi menjadi efek cepat, menengah dan lambat.

a. Efek cepat (detik)

Peningkatan transpor glukosa, asam amino dan K+ ke dalam sel peka

insulin.

b. Efek menengah (menit)

Page 14: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

Stimulasi sintesis protein, penghambatan pemecahan protein, pengaktifan

glikogen sintetase dan enzim-enzim glikolitik, penghambatan fosforilase

dan enzim-enzim glukoneogenik.

c. Efek lambat (jam)

Peningkatan mRNA enzim lipogenik dan enzim lain.

Efek insulin pada berbagai jaringan

Jaringan Efek

Jaringan Adiposa Meningkatkan masuknya glukosa

Meningkatkan sintesis asam lemak

Meningkatkan sintesis gliserol fospat

Menungkatkan pengendapan trigliserida

Mengaktifkan lipoprotein lipase

Menghambat lipase peka hormon

Meningkatkan ambilan K+

Otot Meningkatkan masuknya glukosa

Meningkatkan sintesis glikogen

Meningkatkan ambilan asam amino

Meningkatkan sintesis protein di ribosom

Menurunkan katabolisme protein

Menurunkan pelepasanasam-asam amino

glukoneogenik

Meningkatkan ambilan keton

Meningkatkan ambilan K+

Hati Menurunkan ketogenesis

Meningkatkan sintesis protein

Meningkatkan sintesis lemak

Menurunkan pengeluaran glukosa akibat

penurunan glukoneogenesis dan peningkatan

sintesis glukosa

Umum Meningkatkan pertumbuhan sel

Page 15: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

Pada orang normal, pankreas mempunyai kemampuan untuk

menyesuaikan jumlah insulin yang dihasilkan dengan intake karbohidrat,

tetapi pada penderita diabetes fungsi pengaturan ini hilang sama sekali.

Pengaturan fisiologis kadar glukosa darah sebagian besar

tergantung dari:

- Ekstraksi glukosa

- Sintesis glikogen, dan

- Glikogenesis

Semua peristiwa di atas terjadi di dalam hati. Konsentrasi gula

darah yang konstan perlu dipertahankan karena glukosa merupakan satu-

satunya zat gizi yang dapat digunakan oleh otak, retina dan epitel

germaninativum dalam jumlah cukup untuk menyuplai energi mereka sesuai

dengan yang dibutuhkannya.

Oleh karena itu, perlu mempertahankan konsentrasi glukosa darah

pada kadar yang seimbang. Setelah masuk ke dalam tubuh, zat gula akan

diedarkan ke seluruh sel tubuh melalui aliran darah. Kelebihan zat gula

karena kurangnya aktivitas akan disimpan oleh tubuh. Bagi mereka yang

kurang melakukan aktivitas seperti jarang berolahraga, kelebihan zat gula

tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak. Sedangkan bagi orang yang

sering beraktivitas akan disimpan dalam bentuk otot seperti pada atlet

binaragawan. Proses pengubahan zat gula yang ada dalam darah menjadi

lemak atau otot terjadi dengan bantuan hormon insulin yang dihasilkan oleh

kelenjar pankreas. Jadi hormon insulin bertugas untuk mendeteksi apabila

kadar gula dalam darah tinggi karena belum dibutuhkan oleh tubuh, yang

akan diturunkan dengan cara mengubahnya menjadi otot dan lemak.

Sebaliknya bila zat gula dalam dibutuhkan oleh tubuh (karena adanya suatu

aktivitas) dan sementara belum ada masukan zat gula melalui makanan maka

hormon glukagon akan merombak lemak tubuh atau otot menjadi zat gula

yang selanjutnya bisa digunakan untuk menghasilkan tenaga.

Seperti telah disinggung sebelumnya, insulin merupakan suatu

hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Insulin berfungsi untuk

meningkatkan penyimpanan karbohidrat, lemak dan protein. Hormon ini

Page 16: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

bertanggung jawab untuk proses glikogenesis, yaitu perubahan glukosa

menjadi glikogen dalam hati dan otot, serta menyebabkan lipogenesis, yaitu

pembentukan trigliserida dan lemak. Ia juga menghambat pemecahan lemak

dan meningkatkan penghasilan glukosa dalam hati. Malfungsi insulin dapat

mengakibatkan terjadinya diabetes mellitus.

Glukagon

Molekul glukagon adalah polipepida rantai lurus yang

mengandung 29n residu asam amino dan memiliki molekul 3485. Glukagon

merupakan hasil dari sel-sel alfa, yang mempunyai prinsip aktivitas

fisiologis meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon melakukan hal ini

dengan mempercepat konversi dari glikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi

lain, seperti asam amino, gliserol, dan asam laktat, menjadi glukosa

(glukoneogenesis). Kemudian hati mengeluarkan glukosa ke dalam darah,

dan kadar gula darah meningkat. Sekresi dari glukagon secara langsung

dikontrol oleh kadar gula darah melalui sistem feed-back negative. Ketika

kadar gula darah menurun sampai di bawah normal, sensor-sensor kimia

dalam sel-sel alfa dari pulau Langerhans merangsang sel-sel untuk

mensekresikan glukagon. Ketika gula darah meningkat, tidak lama lagi sel-

sel akan dirangsang dan produksinya diperlambat. Jika untuk beberapa

alasan perlengkapan regulasi diri gagal dan sel-sel alfa mensekresikan

glukagon secara berkelanjutan, hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi)

bisa terjadi. Olah raga dan konsumsi makanan yang mengandung protein

bisa meningkatkan kadar asam amino darah juga menyebabkan peningkatan

sekresi glukagon. Sekresi glukagon dihambat oleh GHIH (somatostatin).

Glukagon kehilangan aktivitas biologiknya apabila diperfusi

melewati hati atau apabila diinkubasi dengan ekstrak hati, ginjal atau otot.

Glukagon juga diinaktifkan oleh inkubasi dengan darah. Indikasinya ialah

bahwa glukagon dihancurkan oleh sistem enzim yang sama dengan sistem

yang menghancurkan insulin dan protein-protein lain.

Somatostatin

Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas.

Somatostatin menghambat sekresi insulin, glukagon, dan polipeptida

Page 17: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

pankreas dan mungkin bekerja lokal di dalam pulau-pulau pankreas.

Penderita tumor pankreas somatostatin mengalami hiperglikemia dan gejala-

gejala diabetes lain yang menghilang setelah tumor diangkat. Para pasien

tersebut juga mengalami dispepsia akibat lambatnya pengosongan lambung

dan penurunan sekresi asam lambung, dan batu empedu, yang tercetus oleh

penurunan kontraksi kandung empedu akibat inhibisi sekresi CCK. Sekresi

somatostatin pankreas meningkat oleh beberapa rangsangan yang juga

merangsang sekresi insulin, yakni glukosa dan asam amino, terutama arginin

dan leusin. Sekresi juga ditingkatkan oleh CCK. Somatostatin dikeluarkan

dari pankreas dan saluran cerna ke dalam darah perifer.

Polipeptida pankreas

Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida linear

yang dibentuk oleh sel F pulau langerhans. Hormon ini berkaitan erat

dengan polipeptida YY (PYY), yang ditemukan di usus dan mungkin

hormon saluran cerna; dan neuropeptida Y, yang ditemukan di otak dan

sistem saraf otonom. Sekresinya meningkat oleh makanan yang

mengandung protein, puasa, olahraga, dan hipoglikemia akut. Sekresinya

menurun oleh somatostatin dan glukosa intravena. Pemberian infus leusin,

arginin, dan alanin tidak mempengaruhinya, sehingga efek stimulasi

makanan berprotein mungkin diperantarai secara tidak langsung. Pada

manusia, polipeptida pankreas memperlambat penyerapan makanan, dan

hormon ini mungkin memperkecil fluktuasi dalam penyerapan. Namun,

fungsi faali sebenarnya masih belum diketahui.(3)

B. Produksi Insulin Sel- β Pankreas

Sekresi insulin oleh sel beta tergantung oleh 3 faktor utama yaitu,

kadar glukosa darah, ATP-sensitive K channels dan Voltage-sensitive Calcium

Channels sel beta pankreas. Mekanisme kerja ketiga faktor ini sebagai

berikut : Pada keadaan puasa saat kadar glukosa darah turun, ATP sensitive K

channels di membran sel beta akan terbuka sehingga ion kalium akan

meninggalkan sel beta (K-efflux),dengan demikian mempertahankan potensial

membran dalam keadaan hiperpolar sehingga Ca-channels tertutup, akibatnya

Page 18: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

kalsium tidak dapat masuk ke dalam sel beta sehingga perangsangan sel beta

untuk mensekresi insulin menurun.

Sebaliknya pada keadaan setelah makan, kadar glukosa darah yang

meningkat akan ditangkap oleh sel beta melalui glucose transporter 2

(GLUT2) dan dibawa ke dalam sel. Di dalam sel, glukosa akan mengalami

fosforilase menjadi glukosa-6 fosfat (G6P) dengan bantuan enzim penting,

yaitu glukokinase. Glukosa 6 fosfat kemudian akan mengalami glikolisis dan

akhirnya akan menjadi asam piruvat. Dalam proses glikolisis ini akan

dihasilkan 6-8 ATP. Penambahan ATP akan meningkatkan rasio ATP/ADP

dan ini akan menutup terowongan kalium. Dengan demikian kalium akan

tertumpuk dalam sel dan terjadilah depolarisasi membran sel, sehingga

membuka terowongan kalsium dan kalsium akan masuk ke dalam sel. Dengan

meningkatnya kalsium intrasel, akan terjadi translokasi granul insulin ke

membran dan insulin akan dilepaskan ke dalam darah

Mengingat GLUT2 mempunyai sifat mengangkut glukosa ke dalam sel tanpa

batas, agaknya enzim glukokinase bekerja sebagai "pembatas" agar proses

fosforilasi berjalan seimbang sesuai kebutuhan, dengan demikian peristiwa

depolarisasi dapat diatur dan pelepasan insulin dari sel beta ke dalam darah

disesuaikan dengan kebutuhan. Oleh karena itu enzim glukokinase disebut

sebagai glucose sensor karena bertindak sebagai sensor terhadap glukosa.

Sekresi insulin pada orang non diabetes meliputi 2 fase yaitu fase dini (fase 1)

atau early peak yang terjadi dalam 3-10 menit pertama setelah makan. Insulin

yang disekresi pada fase ini adalah insulin yang disimpan dalam sel beta (siap

pakai); dan fase lanjut (fase 2) adalah sekresi insulin dimulai 20 menit setelah

stimulasi glukosa. Pada fase 1, pemberian glukosa akan meningkatkan sekresi

insulin untuk mencegah kenaikan kadar glukosa darah, dan kenaikan glukosa

darah selanjutnya akan merangsang fase 2 untuk meningkatkan produksi

insulin. Makin tinggi kadar glukosa darah sesudah makan makin banyak pula

insulin yang dibutuhkan, akan tetapi kemampuan ini hanya terbatas pada kadar

glukosa darah dalam batas normal. Pada DM tipe 2, sekresi insulin di fase 1

tidak dapat menurunkan glukosa darah sehingga merangsang fase 2 untuk

menghasilkan insulin lebih banyak, tetapi sudah tidak mampu meningkatkan

Page 19: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

sekresi insulin sebagaimana pada orang normal. Gangguan sekresi sel beta

menyebabkan sekresi insulin pada fase 1 tertekan, kadar insulin dalam darah

turun menyebabkan produksi glukosa oleh hati meningkat, sehingga kadar

glukosa darah puasa meningkat. Secara berangsur-angsur kemampuan fase 2

untuk menghasilkan insulin akan menurun. Dengan demikian perjalanan DM

tipe 2, dimulai dengan gangguan fase 1 yang menyebabkan hiperglikemi dan

selanjutnya gangguan fase 2 di mana tidak terjadi hiperinsulinemi akan tetapi

gangguan sel beta.

C. Ekstrak Undur-undur (Myermelon, sp.)

Salah satu pengobatan alternatif untuk penyakit DM adalah dengan

mengkonsumsi undur-undur darat (Myrmeleon sp.). Undur-undur darat

(Myrmeleon sp.) merupakan famili myrmeleontidae bagian dari ordo

neuroptera. Spesies ini mengalami metamorfosis sempurna (holometabola)

dan memiliki sayap yang transparan seperti jala. Spesies ini hidup di dalam

tanah yang kering. Undur-undur (Myrmeleon sp.) bereproduksi secara seksual

dengan bertelur dan  saat ini banyak ahli pengobatan alternatif seperti tabib

yang menggunakan (Myrmeleon sp.) sebagai obat DM. Akibatnya, saat ini

masyarakat  Indonesia mulai banyak mencari undur-undur untuk obat DM,

bahkan sudah banyak yang memperjualbelikan undur-undur tersebut dengan

harga murah.

Menurut penelitian William (2002), penyakit Diabetes Melitus

dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi Myrmeleon sp.. Binatang ini

sangat berfungsi sebagai anti diabetes karena mengandung zat sulfonylurea.

Zat sulfonylurea ini melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin

karena ketika insulin dalam tubuh manusia menurun sementara kadar glukosa

darah sekian hari semakin meningkat, maka akan terjadi ketidakseimbangan,

dimana insulin sebagai penghasil energi tubuh sudah berkurang maka tubuh

akan lebih mudah terserang penyakit. Kelebihan dari pengonsumsian undur-

undur adalah tidak membutuhkan biaya yang cukup besar dan cukup mudah

mendapatkannya.

Page 20: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

Sulfonylurea yang terkandung di dalam undur-undur merupakan

zat yang sama dengan sulfonylurea yang salama ini digunakan di dalam obat

DM buatan. Undur-undur dengan sulfonylurea-nya ternyata juga dapat

mengobati DM dengan cara kerja yang sama dengan obat DM yang pernah

ada. Sulfonylurea dalam bentuk antidiabetik oral hanya cocok untuk

mengobati DM tipe 2 karena cara kerjanya memperbaiki kerja pankres dalam

mensekresikan insulin, sedangkan pada penderita DM tipe 1, pankreasnya

sudah tidak dapat memproduksi insulin secara permanen.

Sudah banyak orang yang mengetahui bahwa Myrmeleon sp. dapat

dijadikan obat DM, namun belum banyak yang mengetahui kenapa undur-

undur bisa mengobati DM, apa kandungan yang terdapat di dalam undur-

undur, bagaimana mekanisme kerja undur-undur sebagai obat DM, bagaimana

cara pemanfaatan  undur-undur yang baik dan berbagai hal yang berkaitan

dengan potensi undur-undur dalam pengobatan DM khususnya untuk DM tipe

2.(1)

Dasar Penggunaan Undur-undur Darat (Myrmeleon sp.) Sebagai Obat

DM   tipe 2

Akhir-akhir ini mulai banyak masyarakat yang mengetahui bahwa

undur-undur darat (Myrmeleon sp.) dapat menyembuhkan diabetes. Bahkan,

sudah banyak masyarakat yang membuktikan dengan cara mengkonsumsinya.

Hasilnya,  ternyata Myrmeleon sp. diketahui  dapat menurunkan kadar glukosa

darah. Hal ini juga didukung dengan pernyataan dari dr. Huang Lie Ying dari

klinik Hwato Medicine, Gubeng, yang mengungkapkan bahwa undur-undur

darat memang digunakan di tiongkok sebagai obat diabetes dan terbukti

manjur, namun penelitian klinis dan pemakaian secara klinis di Tiongkok

masih belum ada.  

Berdasarkan penelitian yang diketuai oleh Tyas Kurniasih dari

Universitas Gajahmada yang berjudul Kajian Potensi Undur-Undur Darat

(Myrmeleon sp.) 2006, diketahui bahwa binatang tersebut mengandung zat

sulfonylurea. Kerja sulfonylurea  pada undur-undur darat adalah melancarkan

kerja pankreas dalam memproduksi insulin. Dalam hal ini,  insulin digunakan

Page 21: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

untuk  menurunkan kadar gula darah yang menjadi masalah bagi penderita

Diabetes Melitus.

Sulfonylurea paling banyak digunakan oleh penderita DM tipe 2,

hal ini dikarenakan penderita diabetes tipe 2 tidak megalami kerusakan total

pada sel beta pankreas, sehingga masih dapat memproduksi insulin. Pada

penderita DM tipe 2, terdapat tiga kondisi abnormal yang mungkin dimiliki.

Pertama; mutlak kekurangan insulin dalam arti sekresi hormon insulin

berkurang karena kerusakan sel-sel beta pankreas. Kedua; relatif kekurangan

insulin dimana sekresi insulin tidak mencukupi dengan adanya kebutuhan

metabolisme yang meningkat (misalnya pada pasien yang kelebihan berat

badan). Ketiga; resisten terhadap insulin dan hiperinsulinemia karena

penggunaan insulin perifer yang kurang sempurna.

Menurut Siswandono dan Sukarjo (1995:709), turunan

sulfonylurea dapat merangsang pengeluaran insulin pankreatik, menurunkan

pemasukan insulin endogen ke hati dan menekan pengeluaran secara langsung

insulin endogen ke hati dan menekan secara langsung glukagon. Dalam dunia

medis, obat-obat Diabetaes Melitus golongan sulfonylurea telah lama

dikembangkan dan beredar di pasaran dengan berbagai jenis varian seperti

Glibenclamide, Glipzide, Klorpropamide, Tolbulamide dan Glikuidone. Obat-

obat ini bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan insulin, menurunkan

ambang sekresi insulin dan meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat

rangsangan glukosa. Semua obat golongan sulfonylurea merupakan

antidiabetik oral atau obat yang dimasukkan melalui mulut.

Kandungan sulfonylurea yang terdapat dalam undur-undur dapat

digunakan untuk memperbaiki kondisi abnormal yang terdapat pada penderita

DM tipe 2, khususnya dalam hal memeperbaiki sekresi insulin. Zat sulfoylurea

yang terdapat di dalam undur-undur sama fungsinya dalam mengobati DM

tipe 2 dengan antidiabetik oral golongan sulfonylurea yang ada dipasaran. Jadi

dalam memanfaatkan sulfonylurea di dalam undur-undur untuk mengobati

DM tipe2 dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsinya. Banyak

masayarakat yang telah menguji keampuhan undur-undur darat (myrmeleon

sp.) seagai obat Diabetes melitus tipe 2. Diantaranya adalah Roeslan (50

Page 22: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

tahun), seorang warga Surabaya. Beliau telah mengidap Diabetes dengan

kadar gula  darah mencapai  300 mg/dl. Setelah rutin menelan undur-undur

darat, ula darahnya turun menjadi 140 mg/dl.(www.surya.co.id)

Undur-undur Darat (myrmeleon sp.) relatif mudah didapatkan di

Indonesia. Kita dapat menemukan hewan ini disekitar kita, misalnya di tanah

berpasir pada tanaman bunga, di samping gedung, rumah atau bangunan

lainnya. Undur-undur darat banyak ditemukan pada saat musim kemarau,

sedangkan pada musim penghujan jarang. Hal ini dikarenakan pada musim

penghujan undur-undur kekurangan tanah kering sebagai habitatnya. Kita

dapat mengetahui tempat undur-undur berada dari lubang kerucut yang ia gali

sebagai jebakan untuk menangkap mangsanya. Jadi kita tidak akan kesulitan

dalam menemukannya.

1.       Mekanisme Sulfonylurea Dalam Menstimulasi Sekresi Insulin Pada

Sel Beta

Setelah glukosa diserap oleh usus, glukosa bercampur dengan

darah dan menjadi glukosa darah. Dalam keadaan normal, insulin akan

langsung disekresikan oleh pankreas untuk mengubah gula darah menjadi gula

otot (glikogen), akan tetapi pada Diabetes melitus tipe 2 kerja insulin

terganggu, hal ini dapat disebabkan sekresi insulin yang kurang.

Sulfonylurea dalam bentuk antidiabetik oral masuk melalui sistem

pencernaan, sedangkan absorbsinya terjadi pada usus halus. Setelah itu,

sulfonylurea masuk ke dalam sistem peredaran darah, kemudian  menempel

pada reseptor di kelenjar pankereas. Reseptor target dari sulfonylurea adalah

sel alfa dan sel beta kelenjar pankreas. Setelah masuk ke sel beta, sulfonylurea

menstimulasi sel beta untuk melepaskan persediaan insulin yang tersimpan

dalam granula insulin. Di dalam sel beta sulfonylurea meningkatkan ion Ca2+

intraseluler, kondisi inilah yang dapat memicu pelepasan insulin yang

tersimpan pada granula sel beta. Hal ini yang menjadikan produksi insulin

menjadi bertambah. Sekresi insulin yang tersimpan di granula disebut dengan

sekresi pada fase 1 yang terjadi pada 3-10 menit pertama.

Pada fase 2 , sekresi insulin terjadi 20 menit setelah skresi fase 1

terjadi. Pada fase ini insulin yang disekresikan merupakan hasil dari produksi

Page 23: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

langsung insulin oleh sel beta. Pada fase ini sulfonylurea menimbulkan

rangsangan pada saraf parasimpatis pada pankreas yang menstimulasi

produksi insulin oleh sel beta.

2.       Mekanisme Sulfonylurea dalam Memperbaiki Reseptor   Insulin  

Olefsky dan Raven di dalam Moerdowo (1989:95), telah

membuktikan bahwa sulfonylurea dapat menambah jumlah reseptor insulin di

permukaan sel mononuklear, sel-sel lemak dan sel-sel perifer lain. Jadi,

sulfonylurea dapat mempertinggi kepekaan sel-sel perifer terhadap insulin,

sehingga pemanfaatan glukosa di sel-sel ini dapat menjadi lebih efektif.

Keadaan patologik pada NIDDM terjadi karena kurang pekanya sel-sel perifer

terhadap insulin pada reseptor-reseptor insulin dan juga pada lokasi post-

reseptor. Resistensi terhadap insulin dapat diperbaiki dan kepekaan sel-sel

perifer dapat ditingkatkan dengan obat-obat hipoglikemik oral, antara lain

golongan sulfonylurea. (Moerdowo, 1989: 95).

Selain oleh Olefsky dan Raven, penjelasan mengenai kemampuan

sulfonylurea dalam memperbaiki resistensi terhadap insulin juga dijelaskan

oleh Mutchler didalam buku Dinamika Obat (1991), disebutkan bahwa profil

kerja dan mekanisme kerja antidiabetika sulfonylurea adalah membebaskan

insulin yang dapat dimobilisasi dari sel beta pankreas dan pada saat yang sama

memperbaiki tanggapan terhadap rangsangan glukosa fisiologik.

    Selama fase pertama sekresi insulin, sel-sel target mengikat hormon dengan

perantara reseptor-reseptor spesifik yang berada pada permukaan sel dan pada

saat itu sulfonylurea memperbanyak reseptor insulin di permukaan sel sasaran,

sehingga kepekaan jaringan perifer dan adipose dalam mengikat insulin

bertambah baik. Dengan demikian metabolisme glukosa darah menjadi

cadangan makanan dalam bentuk glikogen maupun lipid dapat berjalan

dengan lebih baik dari sebelumnya.

3.       Mekanisme Sulfonylurea dalam Menekan Sintesis Glukosa Di Hati

Sumber glukosa darah selain dari karbohidarat makanan yang

dikonsumsi juga berasal dari berbagai senyawa glukogenik yang mengalami

glukoneogenesis dan berasal dari glikogen hati melalui proses glikogenolisis.

Proses terjadinya glukoneogenesis dan glikogenolisis melibatkan organ hati.

Page 24: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

Proses tersebut termasuk mekanisme tubuh dalam mempertahankan gula darah

dalam kondisi normal (normoglikemi).

Kondisi hiperglikemia yang dialami oleh penderita DM tipe 2 juga

dapat  terjadi karena aktifitas pembentukan glukosa darah melalui proses

glukoneogenesis dan glikogenolisis yang terjadi di hati. Mekanisme kerja

sulfonylurea dalam menekan sintesis gukosa di hati terbagi menjadi dua,

pertama mencegah sintesis glukosa ke dalam hati dan kedua berkaitan dengan

sekresi glukagon ke dalam hati.

Glukagon adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel alfa pulau

langerhans dari pankreas. Sekresinya dirangsang oleh hypoglikemia dan bila

sampai di hati (melalui vena porta), menyebabkan glikogenolisis dengan

mengaktifkan fosforilase dengan cara yang sama seperti epinefrin. Sebagian

besar glukagon dikeluarkan dari peredaran oleh hati. Tidak seperti epinefrin,

glukagon tidak mempunyai efek terhadap fosforilase otot. Glukagon juga

menambah glukoneogenesis dan glikogenolisis hati ikut berperan pada efek

hiperglikemik dari glukogen. (Rahmah dan Triman Jr: 2008)

Sulfonylurea dalam menghambat sintesis glukosa di hati, bekerja

dengan cara menekan sekresi glukagon dari sel alfa pankreas. Tanpa

glukagon, konversi glikogen di dalam hati menjadi glukosa (glikogenolisis)

tidak terjadi sehingga tidak ada penambahan glukosa darah.  Mekanisme ini

berkaitan erat dengan proses sekresi insulin dari sel beta karena mekanisme

kerja antara insulin dan glukagon saling berkebalikan (antagonis). Selain itu di

dalam hati sulfonylurea juga bekerja menghambat glukoneogenesis sehingga

hasil dari pemecahan senyawa glukogenik tidak dapat dikonversikan menjadi

glukosa darah.

Page 25: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

D. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan teori yang telah disusun, dapat disimpulkan bahwa

terjadinya defisiensi insulin dikarenakan adanya gangguan pada sel-β

Pankreas, sehingga sel- β Pankreas tidak dapat bekerja dengan baik. Defisiensi

insulin ini dapat teratasi jika kebutuhan insulin tubuh terpenuhi, yang salah

satunya melalui pengobata alternatif dengan ekstrak undur-undur (Myermelon,

sp.). Maka dapat disusun kerangka teori sebagai berikut :

Sel-β Pankreas

Mensekresi Insulin

Terjadi gangguan : Sel-β Pankreas Rusak

Tidak Mampu memproduksi Insulin Defisiensi Insulin

DM Tipe I DM Tipe II

Tergantung Insulin Pengobatan/terapi

Ekstrak

Undur-undur

Kebutuhan Insulin terpenuhi

Gambar 1. Kerangka Teori

Page 26: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Komunikasi Terapeutik

Gambar 2. Kerangka Konsep

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah

penelitian. Menurut La Bionda-Wood dan Haber, hipotesis adalah asumsi

tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang dapat menjawab

pertnyaan penelitan (5).

Uraian ringkas dalam latar belakang masalah yang telah dituliskan

memberi dasar bagi peneliti dalam merumuskan hipotesa kerja sebagai berikut

:

Ada pengaruh yang signifikan pemberian ekstrak undur-undur (Myrmelon,

sp.) terhadap peningkatan sel-β pancreas dalam memproduksi insulin

C. Jenis dan Rancangan Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”True

Eksperimen Pre and post test design” dengan menggunakan pendekatan

"Cross Sectional" yaitu suatu penelitian untuk mempelajari hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat dengan melakukan pengukuran sesaat,

dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi tertentu dengan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (5).

Ekstrak Undur-undur (Myermelon, sp.)

Kerja sel-β Pankreas dalam produksi insulin

Page 27: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang

menyangkut masalah yang diteliti (6). Populasi dalam penelitian ini

adalah hewan coba yang mempunyai galur murni.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan

'Sampling" tertentu untuk bisa memenuhi/mewakili populasi (6). Sampel

penelitian ini adalah hewan coba (mencit) yang galur murni, dengan:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian

dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (7).

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah :

1). Mencit galur murni

2). Mencit yang dikarantina selama 1 minggu

3). Mencit dengan bahan makanan yang sama

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subyek

yang memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikutsertakan dalam

penelitian (7).

Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1). Mencit dalam kondisi sakit

2). Mencit yang tidak kooperatif

3. Besar Sampel

Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan

dijadikan sampel (6). Besar sampel yang diambil sebanyak 30 mencit

galur murni.

4. Prosedur dan Teknik pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel adalah proses dalam

menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi, sedangkan

teknik pengambilan smapel digunakan agar memperoleh sampel yang

benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (17). Sampling

Page 28: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi (16).

Penelitian ini menggunakan ”total sampling”. Metode ini

dilakukan dengan cara mengambil semua anggota populasi yang akan

dijadikan subyek penelitian.

F. Variabel Penelilitian dan Langkah Pengambilan Sampel

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel independen adalah faktor yang diduga sebagai faktor yang

mempengaruhi variabel dependen .

Variabel independen dalam pemberian ekstrak undur-undur (Myermelon,

sp.)

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

bebas/independen (7).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kerja sel-β pankreas dalam

menghasilkan insulin.

2. Langkah Pengambilan Sampel

a. Siapkan Ekstrak Undur-undur yang akan diberikan

b.Siapkan mencit yang digunakan sebagai sampel penelitian

c. Ambil darah dari mencit pada daerah sinus orbital sebelum diberi ekstrak

undur-undur

d. Ukur kadar insulin plasma dengan metode Elisa

e. Berikan ekstrak undur-undur yang telah disiapkan

f. Ukur kembali kadar insulin plasma setelah pemberian ekstrak undur-undur

g. Olah data yang telah didapat dengan uji statistik ”t-test” dengan

menggunakan bantuan SPSS Versi 13. Jika p<0,05, maka hasil yang

didapat adalah bermakna .

Page 29: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

G. Metode Penelitian

penelitian ini menggunakan metode ”True Eksperimen”, dimana pada

penelitian ini akan dilakukan uji coba secara langsung pemberian ekstrak

undur-undur (Myrmelon, sp.) kepada hewan coba untuk melihat peningkatan

sel-β pancreas dalam memproduksi insulin. Uji ini akan menggunakan metode

pemeriksaan laboratorium Enzim-linked Immunosorbent assay (ELISA).(8)

AJ-1100 Elisa Analyzer Otomatis

1. Judul Pemeriksaan

Enzim-linked Immunosorbent assay (ELISA) untuk Insulin

2. Latar belakang penggunaan alat

Pemeriksaan laboratorium bagi penderita DM diperlukan untuk menegakkan

diagnosis serta memonitor Tx dan timbulnya komplikasi spesifik akibat penyakit

Antibodi untuk petanda (marker) adanya proses autoimun pada sel beta adalah

islet cell cytoplasmic antibodies (ICA), insulin autoantibodies (IAA), dan

antibodi terhadap glutamic acid decarboxylase (anti-GAD). ICA bereaksi dengan

antigen yang ada di sitoplasma sel-sel endokrin pada pulau-pulau pankreas. ICA

ini menunjukkan adanya kerusakan sel. Adanya ICA dan IAA menunjukkan

risiko tinggi berkembangnya penyakit ke arah diabetes tipe 1. GAD adalah enzim

yang dibutuhkan untuk memproduksi neurotransmiter g-aminobutyric acid

(GABA).

Metode Immunoassay (EIA): hanya mengukur HbA1C, tidak mengukur HbA1C

yang labil maupun HbA1A dan HbA1B, mempunyai presisi yang baik.

Page 30: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

3. Tujuan pemeriksaan menggunakan alat tsb.

Tujuan dari ELISA adalah untuk menentukan apakah protein tertentu hadir

dalam sampel dan jika demikian, berapa banyak. Ada dua variasi utama

pada metode ini: Anda dapat menentukan berapa banyak antibodi dalam

sampel, atau Anda dapat menentukan berapa banyak protein yang terikat

oleh antibodi. Perbedaan adalah apakah Anda sedang mencoba untuk

mengukur antibodi atau protein lain. Dalam contoh ini, kita akan

menggunakan ELISA untuk menentukan berapa banyak antibodi tertentu

hadir dalam darah individu.(9)

4. Bahan pemeriksaan

serum darah 100 µL

Buffer untuk Insulin ELISA:

a. Buffer Coating untuk melapisi antibodi (0,5 M buffer karbonat bikarbonat, pH 9.6)

1 Liter Na 2 CO 3 1,59 g NaHCO 3 2,93 g NaN 3 0,2 g dH 2 O untuk        1 liter

b. Inkubasi buffer anti-insulin antibodi (0,05 M phosphate buffer, pH 7.4) 1 Liter

          Na 2 HPO 4 4,6 g           NaH 2 PO 4 1,05 g           BSA 1,0 g          Natrium merthiolate         0,24 g          dH 2 O  untuk                            1 liter

c. Contoh nafam Buffer (0,05 M phosphate buffer, pH 7.4) 1 Liter

          NaHPO 4 4,6 g           NaH 2 PO 4 1,05 g           BSA (RIA grade) 60,0 g           NaCl                              6.0 g          Natrium merthiolate          0,24 g           dH 2 O untuk                      1 liter

d.  Buffer Pencuci [0,15 M Phosphate buffered Saline (PBS), pH 7,2] NaCl            8,0 g KCl             0,2 g Na 2 HPO 4           1,15 g Tween 20 0.5 ml (0,05%)

Page 31: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

dH 2 O 1 liter

e.   Buffer sitrat (0,1 M)           Asam sitrat monohidrat         4,8 g/250 ml dH 2 O

Larutkan 4,8 g asam sitrat dalam 200 ml air dan menyesuaikan pH dengan NaOH 1M untuk 4,0 (sekitar 30 ml diperlukan) dan membesarkan volume 250 ml dengan dH 2 O. Stabil di 4 ˚ C selama 2-3 bulan.

f. Solusi substrat peroksidase          ABTS (chromagen)           1 ml (4 mg / ml saham)          H 2 O 2 (30%, substrat)         10 µl          Sitrat buffer                             11 ml

Bahan dan Reagen untuk Insulin ELISA

a.  Antibodi: Rabbit anti-guinea pig          Konsentrasi awal: 10 mg / 2 ml (5 mg / ml)

Tambahkan 500 μl dari 5 mg / ml kaldu 250 ml antibodi lapisan buffer pH 9.6.   Hal ini memberikan 10 mg / l konsentrasi akhir.

         Alikuot 10 ml volume dan pada suhu -20 ˚ C.

b. Antibodi anti-insulin: Guinea pig insulin anti-tikus Kuantitas 1000 tabung / botol Tambahkan 100 ml buffer pH 7,4 inkubasi untuk botol Alikuot dan pada suhu -20 ˚ C

c. Insulin standard          Botol berisi 100 μg insulin dan 1 mg albumin manusia

 Tambahkan 1 ml nafam pH 7,4 untuk mendapatkan 100 ng / ml kaldu          Larutan stok stabil selama paling sedikit satu tahun pada -20 ˚ C

d. Horse Petsay Peroxidase (HRP)-berlabel insulin (sensitif terhadap cahaya)

          0,5 mg / botol Larutkan 0,5 mg dalam botol dalam 2,5 ml nafam segar (sampel buffer) untuk membuat 0,2 mg / ml kaldu. Alikuot 50 μl dari insulin berlabel HRP-saham pada kaca tabung dan Simpan pada suhu -20 ˚ C. Sebelum menggunakan tambahkan 10 ml nafam ke 50 μl berlabel HRP-saham insulin. Ini adalah saham kerja untuk pengujian.         

e. ABTS: 2,2 '-Azino-bis (3-ethylbenzythiazoline-6-sulfonic asam)          4 mg / ml dalam dH 2 O

Alikuot ke dalam tabung Eppendorf dan bungkus dengan aluminium foil Simpan pada suhu -20 ˚ C

Page 32: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

5. Metoda pemeriksaan ELISA

Enzim-linked Immunosorbent assay (ELISA) untuk insulin dikembangkan. Anti-

insulin antibodi terikat ke bagian bawah 96 microtiter piring dengan baik. Insulin

dikonjugasikan untuk beta-galaktosidase digunakan sebagai label dan

umbilliferyl metil beta-D galactoside ini digunakan sebagai substrat enzim.

Untuk memperkirakan insulin, relatif fluoresensi diukur dengan piring microtiter

neon pembaca. Diketahui dari percobaan pelepasan insulin membuahkan hasil

yang sebanding dengan yang diperoleh dengan enzim immunoassay (EIA) dan

radioimmunoassay konvensional (RIA).(8)

Metode tes ELISA

Lambang piring menangkap mAb

Tambahkan sampel standar

Tambahkan biotinylated deteksi mAb

Tambah streptavidin-enzim

Tambahkan

chromogenic substrat untuk warna pembangun

Sitokin ELISA (Enzyme-Linked Immuno Sorbent Assay) adalah sangat sensitif dan spesifik metode untuk pengukuran kuantitatif sitokin atau analytes dalam solusi. Sebuah antibodi monoklonal spesifik (mAb) mampu menangkap bunga sitokin dilapisi pada microtiterplate. MAb kedua, yang digunakan untuk mendeteksi, mengikat epitop yang berbeda pada sitokin. MAb pendeteksian dilabeli dengan biotin, yang memungkinkan pengikatan berikutnya Streptavidin-conjugated sebuah enzim. Setiap terikat reagen dihapuskan. Ketika substrat ditambahkan, reaksi warna akan mengembangkan sebanding dengan jumlah sitokin terikat. Konsentrasi sitokin ditentukan oleh perbandingan dengan kurva standar dengan konsentrasi sitokin diketahui. Sensitivitas yang ELISA terutama tergantung pada afinitas antibodi dan pada sistem amplifikasi digunakan. Batas deteksi sitokin ELISAs umumnya di bawah picogram / ml jangkauan.

The ELISA technique illustrated Teknik tes ELISA diilustrasikan

Page 33: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

6. Prosedur pemeriksaan

Alat dan Bahan

         96-Yah Microtiter Plates

         Tabung Eppendorf

         Twelve-Channel Pipettor

         1mL Adjustable Pipettor

         Humid Chamber

         Wash Bottle or ELISA Plate Washer

         ELISA Plate Reader

         TMB

 

Buffer Formulasi:

Karbonat Buffer

1 Liter – pH 9.5 – Store at 4°C

         1.59g Na 2 CO 3

         2.93g NaHCO 3

         2mL 10% NaN 3

         DI H 2 O untuk 1L

Cuci Buffer

         PBS

         0.02% Thimerosal

         0.05% Tween-20

Blocking Buffer

         PBS

         0.1% BSA

         0.02% Thimerosal

         Simpan dalam botol gelap  

Plate Design Piring Desain

Menandai setiap kolom dengan jumlah proyek. Tiga baris pertama

dicadangkan untuk 3 pengenceran pra-berdarah dan memiliki 5 baris

adalah untuk pengenceran dari berdarah. Lihat grafik di bawah ini:  

Page 34: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

 1

1 2

2 3

3 4

4 5

5 6

6 7

7 8

8 9

9 10

10 11

11 12

12  

A

Sebuah                        1: 1 ,000 1:

1, 000 Pre-Bleed

Bleed Pra B B                        1: 5 ,000 1:

5, 000

C C                        1: 25 ,000 1: 25, 000

D D                        1: 1 ,000 1:

1, 000

Bleed

Berdarah

E E                        1: 5 ,000 1:

5, 000

F F                        1: 25 ,000 1: 25, 000

G G                        1: 125 ,000 1: 125, 000

H H                        1: 625 ,000 1: 625, 000

 

HARI PERTAMA  

Persiapan Antigen

1. Kerja konsentrasi antigen peptida 10μg/mL: Larutkan 1mg peptida dalam

200μL DI H 2 O (5mg/mL). Tambahkan ke 2μL peptida 1mL dari buffer

karbonat 50mm.

2. The Kerja konsentrasi antigen protein 40μg/mL: Konsentrasi protein untuk

dialyze terhadap 4mg/mL dan 50mm penyangga karbonat dalam semalam.

Kemudian mengencerkan protein untuk 40ug/mL dengan buffer karbonat.

Coating

3. Tambahkan 100μL antigen pada pengenceran yang disarankan di atas

untuk masing-masing baik di piring. Inkubasi pada suhu kamar selama 24

jam di ruang lembab.

a. . Lembab kamar: Tempatkan handuk kertas basah di bagian bawah

tumpukan sampah dan piring-piring di atas handuk. Tutup dengan

tutupnya.

 

HARI KE-DUA

Blocking

Page 35: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

4. Hapus lapisan solusi dan bilas dua kali (2) dengan DI H 2 O

5. Flip kering di atas setumpuk kertas handuk - tamparan untuk menghapus

semua jejak cairan dari sumur.

6. Tambahkan memblokir 280μL penyangga untuk masing-masing dengan

baik. Inkubasi di dalam ruang lembab pada suhu kamar untuk dua (2) jam.

a. Semakin banyak blocking buffer semakin baik, sekitar 200-300μL per baik,

tapi pastikan untuk tidak memenuhi sampai melimpahi masing-masing

dengan baik.

Contoh serum

7. Mengencerkan serum (pra-berdarah dan berdarah dalam tabung Eppendorf

terpisah) dengan buffer untuk memblokir 1:1000 (1μL serum ke 1mL

blocking buffer).

8. Tambahkan 1:1000 diencerkan 125μL dari pra-imun serum ke baris A dari

piring.

9. Menggunakan dua belas saluran pipettor, ambil 25μL dari baris A dan

menambahkan ke baris B, berbaur dengan pipettor. Ulangi dengan baris B

dan C, menghapus 25μL dari baris B dan mencampurnya dengan C. Hapus

baris 25μL dari baris C dan buang.

10. Add 125μL of 1:1000 diluted serum to row D of the plate. Tambahkan

1:1000 diencerkan 125μL dari serum ke baris D dari piring.

11. Menggunakan dua belas saluran pipettor membuat serangkaian dari 5

pengenceran untuk baris E melalui H seperti yang dijelaskan di atas untuk

pra-berdarah, membuang baris 25μL setelah H.

12. Inkubasi selama satu jam pada suhu kamar.  

Secondary Antibody Antibodi Sekunder

13. Buang sampel serum dan mencuci sumur dengan mencuci mencuci buffer

menggunakan botol atau mesin cuci piring ELISA satu (1) waktu. Ikuti

dengan satu mencuci menggunakan DI H 2 O. Tiriskan cairan yang tersisa

di tumpukan kertas handuk.

14. HRP dikonjugasikan mengencerkan sekunder untuk pengenceran

direkomendasikan di bawah ini dengan blocking buffer.

a. Kambing kelinci anti-IgG: 1:20000

b. anti-chicken IgY: 1:5000

Page 36: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

c. IgG anti-kambing: 1:10000

d. anti-mouse IgG: 1:5000

Catatan: pengenceran hanya rekomendasi. Pengenceran optimal akan

bervariasi untuk setiap sekunder dan harus ditentukan untuk setiap lot

baru.

15. Inkubasi pada suhu kamar untuk satu (1) jam.

Pengembangan

16. . Buang sekunder dan mencuci sumur dengan buffer mencuci 1 (satu) kali.

Ikuti dengan satu mencuci menggunakan DI H 2 O. Tiriskan cairan yang

tersisa di tumpukan kertas handuk.

17. Tambahkan TMB per pabrik instruksi.

Sumur positif akan berubah menjadi warna biru tergantung pada intensitas

sinyal.

18. Tambahkan 90μL dari 1M HCl untuk masing-masing dengan baik (atau

direkomendasikan media) untuk menghentikan perkembangan warna dan

membaca langsung pada piring microtiter pembaca di A

Biru akan berubah menjadi kuning ketika reaksi dihentikan.

19. Baca beberapa piring dalam rangka pengembangan warna dihentikan.

Hal ini tidak dianjurkan untuk memiliki lebih dari dua piring berkembang

pada waktu yang sama. Memiliki dua timer sehingga reaksi dihentikan

setelah 5 menit. (10)

7. Spesifitas dan Sensitiftas alat

Spesifikasi

hrs menggunakan lampu halogen tungsten (12V 20W) e5000 seumur

hidup rata-rata jam

Spesifikasi Standar Polistirena 96 piring plastik atau 48 lubang lubang

piring plastik polystyrene

Konfigurasi standar filter optik 405, 450, 492, 630nm, bandwidthd8nm,

panjang gelombang yang lain adalah opsional

Membaca Range 0,000-3.500Abs 0.000-3.000Abs( 405nm)

0,000-3.000Abs (405nm)

Page 37: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

Linier 0,000-3.000Abs 0.000-2.000Abs( 405nm)

0,000-2.000Abs (405nm)

Membaca Mode Auto single dan double panjang gelombang (8 cahaya

vertical saluran)

Mode komputasi kualitatif (S / CO, P / N, N / P, hambatan tarif, buka tipe

L = aP + bn + c, dll) dan analisis kuantitatif

Pengulangan Standar koefisien variasi CVd0.7% (kontrol internal

CVd0.5%)

Stabilitas d ± 0,7% (internal controld ± 0.5%)

Resolusi 0.001Abs (internal, cetak)

Internal komputasi 0.0001Abs

Pengujian Kecepatan d6s / 96 lubang (satu panjang gelombang)

Fungsi cleaner Stabil kecepatan, waktu disesuaikan

Mode operasi kunci Membran Karet, Cina User Interface (Antarmuka

Pengguna inggris tersedia)

Interface USB port, RS232

Layar 4 × 12 LCD Display

Printer Eksternal (hp) lebar cetak

Software Reagent Buka System, pra-set item pengujian, menyimpan hasil

pengujian, menyalin data dll

AC220V 50Hz Power Supply (11)

8. Kelebihan dan kekurangan alat

Kelebihan

ELISA insulin adalah sebagai sensitif sebagai RIA insulin dan memiliki beberapa

keunggulan dibandingkan dengan standar RIA insulin. Ini meliputi :

(1) menghindari bahaya dan ketidaknyamanan penanganan radioaktivitas,

(2) yang tidak memerlukan tabung terpisah untuk setiap sampel,

(3) stabilitas enzim-berlabel insulin (lebih dari 18 bulan),

(4) periode waktu singkat diperlukan untuk assay (kurang dari 6 jam), dan

(5) kemungkinan penyimpanan jangka panjang (setidaknya 3 bulan) dari

antibodi-microtiter dilapisi piring.(8)

Kekurangan

Page 38: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

1. membutuhkan keahlian khusus

2. perawatan harus dengan teknik khusus dan tenaga ahli

3. harus dilakukan dengan sangat teliti

4. reagen dan sampel harus tepat

5. harga yang cukup mahal untuk membelinya

9. Hasil pemeriksaan yang didapat dan Nilai Rujukan

Kebanyakan ELISAs memberikan positif atau hasil negatif, baik tubuh Anda

memiliki antibodi atau belum. Beberapa orang lain adalah semi-kuantitatif dan

nilai yang diberikan, seperti yang terjadi untuk mengukur kadar hormon.(12)

I. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini sebelum peneliti mendatangi calon

responden untuk meminta kesediaan menjadi responden penelitian. Peneliti

harus melalui beberapa tahap pengurusan prijinan sebagai berikut : peneliti

meminta surat pengantar penelitian dari pihak akademik Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang ditujukan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Kepala Puskesmas,

setelah mendapat peersetujuan dari pihak yang bersangkutan kemudian

Page 39: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

peneliti mendatangi responden dan meminta persetujuan calon responden

untuk menjadi responden penelitian.

Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan

masalah yang sangat penting mengingat keperawatan akan berhubungan

langsung dengan manusia, maka peneliti menjamin hak asasi responden dalam

penelitian ini. Masalah etika dalam penelitian keperawatan ini meliputi :

1. Informed consent

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (Informed

consent). Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilaksanakan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan Informed consent adalah agar responden mengetahui

maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden

bersedia maka mereka harus menandatangani lenbar persetujuan, apabila

responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan

dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar kuesioner,

sehingga hanya menuliskan kode saja. Kode ini merupakan pemberian

nomor responden untuk memudahkan dalam proses analisa data.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari

hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Page 40: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp
Page 41: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

DAFTAR PUSTAKA

1. http://search.yahoo.com/search?p=Diabetes+Melitus+%28+DM+ %29+adalah+penyakit+metabolik+yang+kebanyakan+herediter%2C+dengan+tanda+%E2%80%93+tanda+hiperglikemia+dan+glukosuria%2C+disertai+dengan+atau+t&ei=UTF-8&fr=moz35

2. http://search.yahoo.com/search?p=Organisasi+kesehatan+dunia+%28WHO %29+memperkirakan%2C+bahwa+177+juta+penduduk+dunia+mengidap+diabetes.+Jumlah+ini+akan+meningkat+melebihi+300+juta+pada+tahu&ei=UTF-8&fr=moz35

3. http://search.yahoo.com/search? p=Pada+pankreas+paling+sedikit+terdapat+empat+peptida+dengan+aktivitas+hormonal+yang+disekresikan+oleh+pulau-pulau+%28islets%29+Langerhans.+Dua+dari+hormon-&ei=UTF-8&fr=moz35

4. http://search.yahoo.com/search? p=Resistensi+Insulin+Pada+Diabetes+Melitus+Tipe+2&ei=UTF-8&fr=moz35

5. Notoadmojo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta, 2002.

6. Nursalam. Metodologi penelitian ilmu keperawatan : konsep dan penerapan. Jakarta : Salemba Medika, 2003.

7. Sangarimbun, Masrie. Metodologi Penelitian Survai. Jakarta : PT. Pustaka LP3ES Indonesia, 1989.

8. http://search.yahoo.com/search? p=Seorang+cepat+ELISA+untuk+mengukur+insulin+dalam+jumlah+besar+sampel+penelitian.&ei=UTF-8&fr=moz35

9. http://search.yahoo.com/search?p=ELISA+%28Enzyme- Linked+ImmunoSorbant+Assay&ei=UTF-8&fr=moz35

10. http://search.yahoo.com/search?p=Elisa+Protocol&ei=UTF-8&fr=moz35

11. http://search.yahoo.com/search? p=Spesifikasi+Light+Source+Light+Source+tungsten+halogen+lamp+

Page 42: thesis proposal diabetes melitus myrmeleon sp

%28+12V+20W%29+average+lifetime+e5000+hrs+lampu+halogen+tungsten+%2812V+20W%29+e5000+seumur+hidup+&ei=UTF-8&fr=moz35

12. http://search.yahoo.com/search?p=Enzim-Linked+Immunosorbent+Assay+ %28ELISA%29&ei=UTF-8&fr=moz35

13. http://search.yahoo.com/search? p=Metode+tes+ELISA+The+ELISA+technique+illustrated+Teknik+tes+ELISA+diilustrasikan+Coat+plate+with+Lambang+piring+capture+mAb+menangkap+mAb+Add+samples+&ei=UTF-8&fr=moz35

14. http://www.google.com/search?q=cache%3AcV4SLJrdWbUJ %3Awww.akademik.unsri.ac.id%2Fdownload%2Fjournal%2Ffiles%2Fudejournal%2F4.%2520suarsana%2520et%2520al.pdf+metode+pemeriksaan+histologi+sel-beta+pankreas&hl=id&gl=id

15. http://patologiikrimah.blogspot.com/2009/03/diabetes-mellitus.html

16. http://search.yahoo.com/search? p=Treatment+Spesifik+Diabetes+Melitus+Tipe+2&ei=UTF-8&fr=moz35

17. http://search.yahoo.com/search? p=ANATOMI+DAN+FISIOLOGI+PANKREAS&ei=UTF-8&fr=moz35