tgs klp kasus kep.doc

26
TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS A. TINJAUAN TEORITIS 1. Konsep Dasar Keluarga a. Pengertian Keluarga 1). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998). 2). Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing- masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon & Maglaya, 1989). 3). Keluarga adalah sekumpulan orang yang dikumpulkan oleh ikatan perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial individu-individu yang didalamnya dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan

Upload: mariadana-espada

Post on 03-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TGS KLP KASUS KEP.doc

TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS

A. TINJAUAN TEORITIS

1. Konsep Dasar Keluarga

a. Pengertian Keluarga

1). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat

dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI,

1998).

2). Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka

hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan

didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan (Bailon & Maglaya, 1989).

3). Keluarga adalah sekumpulan orang yang dikumpulkan oleh ikatan

perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan

dan mempertahankan budaya umum, meningkatkan perkembangan fisik,

mental dan emosional serta sosial individu-individu yang didalamnya

dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya

ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum (Duval,

1972).

4). Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan dengan ikatan-

ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan

diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

Page 2: TGS KLP KASUS KEP.doc

b. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1987) mengungkapkan bahwa ada lima fungsi keluarga

yaitu :

1). Fungsi Afektif

Yaitu berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan

dasar kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran

yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh kasih sayang.

2). Fungsi Sosialisasi

Yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang

menghasilkan interaksi sosial dan melaksanakan sosialisasi dimana

anggota keluarga belajar disiplin, norma budaya, perilaku melalui

interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu maupun keluarga

berperan di dalam kelurga.

3). Fungsi Reproduksi

Yaitu untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah

sumber daya manusia.

4). Fungsi Ekonomi

Berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti makana, pakaian,

perumahan dll.

5). Fungsi Perawatan Keluarga

Yaitu kelompok menyediakan makana, pakaian, perlindungan dan

asuhan kesehatan atau keperawatan atau pemeliharaan kesehatan

keluarga dan individu (Zaidin Ali, 1999).

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga antara lain adalah :

1. Fungsi Biologis

a. Untuk meneruskan keturunan

b. Memelihara dan membesarkan anak

c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

Page 3: TGS KLP KASUS KEP.doc

2. Fungsi Psikologis

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d. Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi Sosialisasi

a. Membina sosialisasi pada anak

b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak

c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4. Fungsi Ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga

b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimana

yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua

dan sebagainya.

5. Fungsi Pendidikan

a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan

dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang

dimilikinya.

b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat pengetahuannya (Nasrul

Effendy, 1998).

Page 4: TGS KLP KASUS KEP.doc

c. Tipe Keluarga

Menurut Friedman (1987) terdapat 8 tipe keluarga antara lain :

1). Nuclear Family

Yaitu terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi

tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah terpisah dari sanak

keluarga lainnya.

2). Extended Family (Keluarga Besar)

Yaitu satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang

tinngal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.

3). Single Parent Family

Yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup

bersama dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.

4). Nuclear Dyadic

Yaitu satu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,

tinggal dalam satu rumah yang sama.

5). Recontituened atau Blended Family

Yaitu satu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan yang

masing-masing pernah menikah dan masing-masing membawa anak

hasil perkawinan terdahulu.

6). Three Generetion Family

Yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,

ibu dan anak dalam sutu rumah.

7). Single Adult Living Alone

Yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari seseorang dewasa yang

hidup dalam rumahnya.

8). Middle Age atau Ederly Couple

Yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan

(Zaidin Ali, 1999).

Page 5: TGS KLP KASUS KEP.doc

d. Tingkat Perkmbangan Keluarga

Delapan tahap siklus kehidupan keluarga yaitu :

1). Tahap I

Keluarga pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau tahap

pernikahan).

Tugasnya :

a). Membangun perkawinan yang saling memuaskan

b). Menghubungkan jalinan persaudaraan secara harmonis

c). Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang

tua)

2). Tahap II

Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi sampai umur

30 bulan).

Tugasnya :

a). Membentuk keluarga muda sebagai unit yang mantap

(mengintegrasi bayi baru kedalam keluarga)

b). Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan

kebutuhan anggota keluarga

c). Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

d). Mempertahankan persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek

3). Tahap III

Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2 sampai 6

tahun).

Tugasnya :

a). Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, bermain dan

sebagainya

b). Mensosialisasikan anak

c). Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak-anak lain

Page 6: TGS KLP KASUS KEP.doc

d). Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan

perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan di luar keluarga

(keluarga besar dan komunitas)

4). Tahap IV

Keluarga dengan usia sekolah (anak tertua berumur 6 sampai 13 tahun)

Tugasnya :

a). Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi

sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang

sehat

b). Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

c). Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

5). Tahap V

Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13 sampai 20 tahun)

Tugasnya :

a). Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja

menjadi dewasa dan semakin mandiri

b). Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

c). Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak

6). Tahap VI

Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak

pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah).

Tugasnya :

a). Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga

baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak

b). Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali

hubungan perkawinan

c). Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dri suami maupun

istri

7). Tahap VII

Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan dan pensiunan).

Page 7: TGS KLP KASUS KEP.doc

Tugasnya :

a). Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan

b). Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan

para orang tua lansia dan anak-anak

c). Memperkokoh hubungan perkawinan

8). Tahap VIII

Keluarga dalam masa pensiunan dan lansia (juga menunjuk anggota

keluarga yang berusia lanjut atau pensiun hingga pasangan sudah

meninggal).

Tugasnya :

a). Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

b). Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

c). Mempertahankan hubungan perkawinan

d). Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

e). Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

f). Meneruskan untuk memahami existensi mereka (penelahaan dan

integrasi hidup). (Friedman, 1998).

d. Lima Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Menurut Friedman (1981) tugas keluarga dalam bidang kesehatan antara

lain :

1). Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya

2). Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

3). Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan

yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya

yang terlalu muda

4). Mempertahankan suasana di runah yang menguntungkan kesehatan

perkembangan kepribadian anggota keluarga

Page 8: TGS KLP KASUS KEP.doc

5). Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-

lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik

fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada (Nasrul Effendy, 1998).

2. Konsep Dasar Kurang Energi Protein (KEP)

a. Pengertian

1). Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang

disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan

sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).

(Depkes RI, 2000).

2). Kurang Energi Protein (KEP) adalah penyakit defisiensi gizi yang

diakibatkan masukan (intake) energi dan protein yang sangat kurang

dalam waktu yang cukup lama (Suhardjo, 2004).

3). Kurang Energi Protein (KEP) adalah kurang gizi yang disebabkan oleh

karena tubuh kekurangan zat protein dan kalori dalam makanan sehari-

sehari yang umumnya dialami oleh anak-anak (Depkes, 1998).

4). Kurang Energi Protein (KEP) adalah salah satu bentuk kekurangan gizi

berat/akut (http://perpustakaan .bappenas.go.id).

Klasifikasi KEP berdasarkan penimbangan BB anak dibandingkan dengan

umur :

1). KEP ringan bila berdasarkan hasil penimbangan BB pada KMS terletak

pada pita kuning.

2). KEP sedang bila hasil penimbangan BB pada KMS teletak di Bawah

Garis Merah (BGM).

3). KEP berat/gizi buruk bila hasil penimbangan hamper sama dengan KEP

sedang (BGM) hanya saja biasa disertai dengan anemia dan defisiensi

gizi. Gizi buruk dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu :

a). Kwashiorkor

b). Marasmus

c). Marasmik-Kwashiorkor (Depkes RI, 2000).

Page 9: TGS KLP KASUS KEP.doc

b. Patofisiologi

Keadaan Kurang Gizi Protein (KEP) disebabkan oleh masukan (intake)

energi dan protein yang sangat kurang dalam waktu yang cukup lama.

Keadaan ini akan lebih cepat terjadi apabila anak yang mengalami diare atau

infeksi penyakit lainnya. Keadaan ekonomi yang rendah juga mempunyai

hubungan yang erat dengan timbulnya kondisi KEP. Tanda-tanda yang

paling utama dari KEP adalah pertumbuhan fisik yang kurang normal. Hal

ini dapat dilihat atau diperiksa dari catatan pada kartu kurva pertumbuhan

BB. Beberapa minggu atau bulan sebelum timbul tanda-tanda klinis yang

jelek, anak yang mengalami KEP pertumbuhan berat badannya sangat

lambat atau bahkan berhenti. Sejak bayi berusia beberapa bulan pertama dari

kehidupan, umumnya bayi tumbuh normal (baik) asalkan memperoleh Air

Susu Ibu (ASI) yang cukup. Biasanya bulan keempat dan kelima atau lebih

awal lagi, pertambahan berat badan anak yang mendapatkan ASI mulai

menurun dan ini akan tampak dari catatan berat badan pada kartu kurva

pertumbuhan bayi. Saat ini, bayi perlu diberikan makanan pendamping ASI.

Apabila makanan sapihan belum mulai diberikan atau bayi terkena infeksi,

berat badan bayi tidak dapat naik dan akan menimbulkan gejala-gejala lain.

Tanda-tanda klinis dari KEP adalah badan kurus. Jaringan lemak mulai

terasa lunak dan otot-otot daging tidak kencang dan ini biasanya tampak bila

paha bagian dalam diraba. Penyusunan otot (wasted) mudah terlihat pada

bagian lengan atas dan bahu bagian belakang. Biasanya KEP disertai

keadaan perut yang buncit. Anak menjadi kurang renponsif mengarah

kepada apatis. Keadaan KEP yang ringan apibila tidak ditanggulangi maka

dapat menyebabkan jatuhnya anak ke status gizi yang buruk (marasmus,

kwashiorkor atau kombinasi dari keduanya yang disebut marasmik-

kwashiorkor). Keadaan KEP yang sampai pada taraf marasmus biasanya

diderita oleh anak umur kurang dari satu tahun. Biasanya lapisan lemak

dibawah kulit sangat sedikit bahkan umumnya tidak terdapat sama sekali,

sehingga kulit itu mudah diangkat. Anak biasanya seperti orang tua (monkey

Page 10: TGS KLP KASUS KEP.doc

face). Otot daging tampak menyusut(wasted), lembek dan ini dapat dilihat

pada paha dan lengan atas dimana seharusnya tebal dan kencang. Tanda

oedema dan perubahan warna rambut biasanya tidak dijumpai. Pada anak

kwashiorkor umumnya berumur antara satu sampai tiga tahun. Anak yang

mengalami kwashiorkor pertumbuhannya terhambat, otot dagingnya

menyusut dan lembek, namun masih terdapat lapisan lemak dibawah kulit

tidak seperti pada anak yang marasmus. Biasanya terjadi pembengkakan

(oedema) terutama pada kaki bagian bawah. Selain itu mukanya

menampakkan bentuk seprti bulan (moon face). Anak kelihatannya gemuk

karena ada oedema. Warna rambut biasanya berubah menjadi coklat

kemerah-merahan (pirang) atau abu-abu dan mudah sekali lepas.

Anak yang rambut keriting karena menderita kwashiorkor dapat menjadi

lurus. Warna kulit menjadi pucat dan biasanya anak menjadi murung dan

apatis, tidak mempunyai nafsu makan dan sulit untuk diberi makan.

Sedangkan pada kombinasi marasmik-kwashiorkor tanda-tanda gabungan

kedua keadaan itu biasanya dijumpai. (Suhardjo, 2004).

c. Pemeriksaan Fisik

1). Tinggi Badan Menurut Umur

Untuk di Indonesia, anak normal bila tinggi badan menurut umur 90%

standar Harvard 70 – 90% (kurang gizi sedang), 70% (kurung gizi

berat).

2). Berat Badan Menurut Tinggi Badan

Dengan tabel pengukuran berat dan tinggi badan standar dapat diketahui

apakah anak berada dalam selang ukuran normal atau luar ukuran

normal.

3). Pada tahun pertama lingkar lengan atas anak sehat bertambah dengan

cepat, relatif konstan pada kira-kira 17 cm sampai umur 5 tahun. Kalau

anak kurang gizi otot mengecil, lemak menghilang dan lingkar lengan

atas berkurang (Suhardjo, 2004).

Page 11: TGS KLP KASUS KEP.doc

d. Penatalaksanaan

1). KEP Ringan

Dengan mengubah menu makanan sehari-hari harus dapat : 2 – 3 gram

protein dan 100 – 150 kkal untuk tiap kg berat badan.

2). KEP Berat

a). Amati anak dan telusuri latar belakang, periksa apa ada

xerophthalmia.

b). Periksa tingkat dehidrasi dengan para perawatannya

c). Beri injeksi intramuscular vitamin A 100.000 IU atau secara oral

dengan dosis 200.000 IU vitamin A. Anak umur satu tahun ke

bawah beri setengah dosis

d). Apabila hemoglobin dibawah 3 gram per 100 ml beri transfuse

daerah

e). Tingkatkan jumlah makanan dengan energi 150 – 200 kalori/kg

BB/hari untuk mengejar pertumbuhan

f). Beri suplemen vitamin dan mineral

3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga

a. Pengkajian

Pengkajian keperawatan diartikan sebagai pengumpulan informasi

secara terus menerus terhadap arti yang melekat pada informasi yang sedang

dikumpulkan dengan cara sistematis diklasifikasikan dan dianalisa artinya

(Friedman, 1998).

Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat

mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga (Suprajitno, 2004).

1). Pengumpulan Data

Page 12: TGS KLP KASUS KEP.doc

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara,

pengamatan/observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.

Adapun data yang dikumpulkan (Friedman, 1998) adalah :

a). Data Umum

(1). Identitas kepala keluarga

(2). Komposisi keluarga

(3). Genogram

(4). Tipe keluarga

(5). Latar belakang budaya

(6). Agama

(7). Status sosial ekonomi keluarga

(8). Aktivitas rekreasi keluarga

b). Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga

(1). Tahap perkembangan keluarga saat ini

(2). Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

(3). Riwayat keluarga sebelumnya

c). Data Lingkungan

(1). Karakteristik rumah

(2). Karakteristik lingkungan dan komunitas

(3). Mobilitas geografis keluarga

(4). Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

(5). Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga

d). Struktur keluarga

(1). Pola komunikasi

(2). Struktur kekuasaan

(3). Struktur peran

(4). Nilai dan norma keluarga

e). Fungsi keluarga

(1). Fungsi afektif

(2). Fungsi sosialisasi

Page 13: TGS KLP KASUS KEP.doc

(3). Fungsi perawatan kesehatan

f). Pemeriksaan Fisik

g). Koping keluarga

(1). Stressor jangka pendek dan jangka panjang

(2). Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap situasi atau

stressor

(3). Penggunaan strategi koping

(4). Strategi adaptasi disfunsgsional

2). Analisa Data

Dalam menganalisa data ada tiga norma yang perlu diperhatikan melihat

perkembangan kesehatan yaitu :

a). Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga

b). Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan

c). Karakteristik keluarga

3). Rumusan Masalah

Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah

keperawatan keluarga. Perumusan masalah keperawatan yang diambil

didasarkan pada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat

dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan

tentang masalah keperawatan keluarga (Nasrul Effendy, 1998).

4). Skoring

Page 14: TGS KLP KASUS KEP.doc

Untuk menentukan prioritas masalah keperawatan keluarga perlu

disusun skala prioritas (Nasrul Effendy, 1998).

TABEL 1

SKORING MASALAH KEPERAWATAN

NO KRITERIA NILAI BOBOT

1 Sifat masalah

Skala :

a. Aktual

b. Risiko

c. Potensial

3

2

1

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala :

a. Dengan mudah

b. Hanya sebagian

c. Tidak dapat

2

1

0

2

3 Potensi masalah yang dicegah

Skala :

a. Tinggi

b. Cukup

c. Rendah

3

2

1

1

4 Menonjolkan masalah

Skala :

a. Masalah berat harus ditangani

b. Masalah yang tidak perlu segera

ditangani

c. Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Total 5

Page 15: TGS KLP KASUS KEP.doc

Berdasarkan kriteria diatas maka dapat memprioritaskan suatu masalah

masing-masing masalah keperawatan diskoring terlebih dahulu

kemudian dari hasil scoring tersebut dijumlahkan nilainya. Adapun

rumus untuk mendapatkan skoring tersebut adalah :

Skor x Bobot

Nilai tertinggi

5). Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (Carpenito, 2001 &

Friedman, 1998) adalah :

a). Manajemen kesehatan dapat diubah

b). Perilaku mencari hidup sehat

c). Kekurangan pengetahuan

d). Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

e). Konflik keputusan

f). Berduka diantisipasi

g). Berduka disfungsional

h). Konflik peran orang tua

i). Isolasi sosial

j). Perubahan dalam proses keluarga

k). Potensi perubahan dalam menjadi orang tua

l). Potensial terhadap kekerasan

m). Perubahan penampilan peran

n). Potensial terhadap pertumbuhan koping keluarga

o). Penatalaksanaan program terapeutik tidak aktif

b. Perencanaan

Langkah selanjutnya setelah pengkajian adalah menyusun rencana

keperawatan kesehatan dan keperawatan keluarga. Rencana keperawatan

keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk

Page 16: TGS KLP KASUS KEP.doc

dilaksanakan, dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan yang

telah diidentifikasi. Adapun tahap-tahap dalam menyusun perencanaan

adalah :

1). Prioritas diagnosa, didasarkan atas nilai skor yang teringgi.

2). Rencana keperawatan

Dalam menyusun rencana keperawatan terdiri dari tujuan jangka

panjang yang mengacu pada masalah yang disusun berdasarkan

diagnosa NANDA. Tujuan jangka pendek yang mengacu pada lima

tugas keluarga dalam bidang kesehatan, kriteria yang menggambarkan

tentang faktor-faktor yang tdak tetap yang dapat memberikan petunjuk

bahwa tujuan dapat dicapai, standar yang menunjukkan tingkat

pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan pelaksanaan yang

sebenarnya (Nasrul Effendy, 1998).

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan kepada

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga

adalah sumber daya keluarga (keuangan), tingkat pendidikan keluarga, adat

istiadat yang berlaku, sarana dan prasarana yang ada pada keluarga (Nasrul

Effendy, 1998).

d. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi adalah

upaya menentukan apakah seluruh proses sudah berjalan dengan baik dan

apakah tindakan berhasil dengan baik atau belum. Apabila proses tidak

sesuai dengan rencana maka proses tersebut ditinjau kembali dan lakukan

perbaikan. Apabila hasil tidak mencapai tujuan maka pelaksanaan tindakan

diulang kembali dengan beberapa perbaikan. Proses evaluasi dibagi menjadi

empat dimensi, yaitu :

Page 17: TGS KLP KASUS KEP.doc

1). Dimensi keberhasilan yaitu evaluasi dipusatkan untuk mencapai tujuan

tindakan keperawatan.

2). Dimensi ketergantungan yaitu evaluasi yang dikaitan dengan sumber

daya (uang, tenaga, bahan dan waktu).

3). Dimensi kecocokan yaitu evaluasi yang berkaitan dengan kecocockan

kemampuan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.

4). Dimensi kecukupan yaitu evaluasi yang berkaitan dengan kecukupan

perlengkapan dari tindakan yang telah dilaksanakan (Zaidin Ali, 1999).