tesis/pengaruh... · menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul pengaruh ... tesis....

253
PENGARUH MODEL PAKEM TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA SD NEGERI DI KECAMATAN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2008/2009 (Studi Eksperimen pada kelas V SDN di Kecamatan Wonogiri) Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan Oleh: SETYA WIDODO S 810108021 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: tranduong

Post on 09-Apr-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH MODEL PAKEM TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI

MOTIVASI BELAJAR SISWA SD NEGERI

DI KECAMATAN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2008/2009

(Studi Eksperimen pada kelas V SDN di Kecamatan Wonogiri)

Tesis

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

SETYA WIDODO

S 810108021

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

ii

Pengaruh model pakem terhadap prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan

ditinjau dari motivasi belajar siswa SD Negeri di Kecamatan Wonogiri tahun

ajaran 2008/2009 (studi eksperimen pada kelas V SDN di Kecamatan Wonogiri)

Disusun oleh:

Setya Widodo

S810108021

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Sunarwan, M.Pd ..................... ................. Pembimbing II Drs. Sukamto, M.Sc ..................... ................. NIP.

Mengetahui :

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd NIP. 130367766

iii

PENGARUH MODEL PAKEM TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI

MOTIVASI BELAJAR SISWA SD NEGERI

DI KECAMATAN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2008/2009

(Studi Eksperimen pada kelas V SDN di Kecamatan Wonogiri)

Disusun oleh:

SETYA WIDODO

S 810108021

Telah disetujui dan disahkan oleh tim Penguji

Pada Tanggal : .

Jabatan Nama Tanda tangan

Ketua : Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd ………….…

Sekretaris : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd ………….… Anggota Penguji :

1. Prof. Dr. Sunarwan, M.Pd ………….… 2. Drs. Sukamto, M.Sc ..…………..

Surakarta, Mei 2009

Mengetahui

Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc Ph.D. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP 131 472 192 NIP 130 367 766

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Setya Widodo

NIM : S 810108021

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul PENGARUH

MODEL PAKEM TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

SISWA SD NEGERI DI KECAMATAN WONOGIRI TAHUN AJARAN

2008/2009 (Studi Eksperimen pada kelas V SDN di Kecamatan Wonogiri),

adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis

tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Mei 2009

Yang membuat pernyataan

Setya Widodo

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

”Sesungguhnnya setelah kesusahan itu ada kemudahan maka apabila kamu

selesai (dari urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu menggantungkan harapan”

(Al-Insyiroh : 6-8)

”Allah mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-

orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan beberapa derajad”

(Al-Mujadalah ayat 11)

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada

1. Istriku tercinta Sri Poncosusilowati dan anak-

anakku tersayang Ikhsan, Taufik dan Arum yang

setia mendampingi dalam perjuangan meraih

cita-cita.

2. Sahabat yang selalu tulus ikhlas memotivasi dan

mengabdi kepada bangsa, negara dan agama.

3. Almamaterku yang telah berjasa.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan yang telah

memberikan rahmat kepada penulis, sehingga dapat, menyelesaikan penulisan

tesis ini dengan lancar. Tesis ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan

dalam mencapai derajat magister program studi teknologi pendidikan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan

tesis, terutama kepada: :

1. Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc Ph.D. selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah berkenan memberikan

kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

2. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd, sebagai Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

telah memberikan ijin penelitian.

3. Prof. Dr. Sunarwan, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah membimbing

dengan penuh kesabaran dan ketelitian sehingga dapat terselesaikannya

penyusunan tesis ini.

4. Drs. Sukamto, M.Sc, selaku pembimbing II atas kesediannya memberikan

arahan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

5. Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah memberikan bekal

ilmu kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya tesis ini.

6. Tim penguji tesis Program Pascasarjana UNS yang telah berkenan menguji,

memberi saran dan bimbingan untuk penyempurnaan tesis ini.

7. Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Wonogiri yang telah

memberian ijin melaksanakan penelitian di wilayah kerjanya.

vii

8. Kepala Sekolah SDN 4 Wonogiri dan SDN 8 Wonogiri yang telah bersedia

berpartisipasi dalam penelitian dan penulisan tesis ini.

9. rekan-rekan yang telah membantu dalam bentuk moril, materiil, waktu dan

tenaga sehingga terselesaikannya penelitian ini yang tidak dapat saya sebutkan

satu persatu.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan

dari Tuhan Yang Maha Esa dan akhirnya penulis mengharapkan hasil penelitian

ini dapat berguna bagi perkembangan pendidikan, khususnya di Kecamatan

Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Semoga karya sederhana ini ada gunanya

walaupun tak seberapa dalam khasanah pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Surakarta, Mei 2009

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ....................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii

PENGESAHAN TESIS ............................................................................. iii

PERNYATAAN ........................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii

ABSTRAK .............................................................................................. xv

ABSTRACT ............................................................................................

..................................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .................................................... 8

D. Perumusan Masalah ...................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ......................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ....................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori .............................................................. 11

ix

1. Model Pembelajaran............................................... 11

2. Motivasi Belajar Siswa............................................ 24

3. Hakikat Belajar dan Prestasi Belajar ....................... 27

4. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ......... 31

B. Penelitian yang Relevan................................................. 33

C. Kerangka Berpikir ........................................................ 34

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian ..................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 38

B. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan

Sampel........................................................................... 38

C. Rancangan Penelitian ................................................... 39

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 43

F. Uji Coba Instrumen ...................................................... 44

G. Teknik Analisis Data .................................................... 49

BAB IV HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data............................................................... 52

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ............................ 67

C. Pengujian Hipotesis ...................................................... 68

D. Rangkuman Pengujian Hipotesis .................................. 71

E. Pembahasan Hasil Penelitian......................................... 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................. 76

B. Implikasi ....................................................................... 77

x

C. Saran-saran .................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 81

LAMPIRAN ................................................................................ 83

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rancangan Penelitian Faktorial 2x2.................................... 40

Tabel 2. Rangkuman Data Prestasi Belajar PKn ........................................... 53

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn Secara Keseluruhan ...... 54

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn dengan

Model PAKEM.................................................................. 55

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn dengan

Model Pembelajaran Konvensional ..................................... 57

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn Bagi Siswa dengan

Motivasi Belajar Rendah ............................................................... 58

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn Bagi Siswa dengan

Motivasi Belajar Tinggi.................................................................. 60

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn dengan Model

PAKEM dengan Motivasi Belajar Rendah ......................... 61

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn dengan Model

PAKEM dengan Motivasi Belajar Tinggi .......................... 63

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn dengan Model

Pembelajaran Konvensional dengan Motivasi Belajar Rendah .... 64

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn dengan Model

Pembelajaran Konvensional dengan Motivasi Belajar Tinggi ...... 66

Tabel 12. Uji Normalitas .............................................................................. 67

Tabel 13. Uji Homogenitas Variansi ............................................................ 68

Tabel 14. Hasil Uji Analisis Variansi Two Way .......................................... 69

Tabel 15. Tabel Kesimpulan Hasil Penelitian .............................................. 71

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir ....................................................................... 36

Gambar 2. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn Secara Keseluruhan ....... 54

Gambar 3. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn dengan Model PAKEM .. 56

Gambar 4. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn dengan Model

Pembelajaran Konvensional ........................................................ 57

Gambar 5. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn Bagi Siswa dengan

Motivasi Belajar Rendah ............................................................. 59

Gambar 6. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn Bagi Siswa dengan

Motivasi Belajar Tinggi .............................................................. 60

Gambar 7. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn dengan Model

PAKEM dengan Motivasi Belajar Rendah ................................. 62

Gambar 8. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn dengan Model

PAKEM dengan Motivasi Belajar Tinggi ................................... 63

Gambar 9. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn dengan Model

Pembelajaran Konvensional dengan Motivasi Belajar Rendah .. 65

Gambar 10. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn dengan Model

Pembelajaran Konvensional dengan Motivasi Belajar Tinggi ... 66

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian

1.1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 83

1.2. Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar PKn........... 92

1.3. Instrumen Angket Motivasi Belajar PKn ......................... 93

1.4. Kisi-kisi Butir Soal Tes Prestasi (Tes Obyektif) ............. 103

1.5.Soal Try Out Tes Prestasi PKn ........................................ 105

1.6.Soal Tes Prestasi PKn ..................................................... 109

Lampiran 2. Uji Coba Instrumen Penelitian

2.1. Analisis Uji Validitas Dan Perhitungan Reliabilitas

Motivasi Belajar PKn ................................................ 115

2.2. Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar............... 120

2.3. Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ................... 122

2.4. Analisis Hasil Ui Coba Tes Kemampuan Dasar PKn . 123

2.5. Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar PKn .............. 126

2.6. Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar PKn ................... 127

2.7. Daftar Rekapitulasi Skor Kemampuan Awal Siswa

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ........... 128

2.8. Hasil Uji Beda Mean atara kelompok dengan

pembelajaran PAKEM dan Konvensional .................. 129

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian

3.1. Data Hasil Instrumen Motivasi Belajar

(Kelompok Kontrol) ................................................... 130

3.2. Data Hasil Instrumen Motivasi Belajar

(Kelompok Eksperimen) ............................................ 132

xiv

3.3. Data Hasil Tes Prestasi Belajar PKn (Kelompok

Kontrol) .................................................................... 134

3.4. Data Hasil Tes Prestasi Belajar PKn

(Kelompok Eksperimen) .......................................... 136

3.5. Hasil Tes Prestasi Belajar PKn Dengan

Model Pembelajaran Konvensional ........................... 138

3.6. Hasil Tes Prestasi Belajar PKn Dengan Model PAKEM 139

3.7. Tabel Kerja Analisis Variansi Dua Jalan..................... 140

3.8. Tabel Persiapan Perhitungan Statistik F untuk

Anava Dua Jalan ...................................................... 142

Lampiran 4. Pengujian Persyaratan Analisis

4.1. Uji Persyaratan Analisis ............................................... 143

Lampiran 5. Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis

5.1. Deskripsi Data Khusus ................................................ 145

5.2. Perhitungan Statistik F dalam Analisis Variansi .......... 147

5.3. Kesimpulan Hasil Analisis Data dengan Anava ............ 150

5.4. Uji Beda Mean dengan Menggunakan Uji Scheffe ....... 151

Lampiran 6. Tabel Signifikasi

6.1. Tabel Signifikasi r ....................................................... 157

6.2. Tabel Signifikasi F ...................................................... 158

xv

ABSTRAK

Setya Widodo. S 810108021. Pengaruh Model Pakem Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa SD Negeri Di Kecamatan Wonogiri Tahun Ajaran 2008/2009 (Studi Eksperimen pada kelas V SDN di Kecamatan Wonogiri). Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. Surakarta, 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). perbedaan pengaruh antara model PAKEM dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar PKn siswa SD Negeri di Kecamatan Wonogiri, 2). perbedaan pengaruh antara motivasi belajar pada kategori tinggi dan motivasi belajar kategori rendah terhadap prestasi belajar PKn siswa SD Negeri di Kecamatan Wonogiri, dan 3). interaksi pengaruh antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar PKn siswa SD Negeri di Kecamatan Wonogiri.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan desain faktorial 2 x 2. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kecamatan Wonogiri. Teknik sampling menggunakan Multistage cluster random sampling. Sampel penelitian berjumlah 60 orang siswa. Instrumen untuk mengambil data berupa tes prestasi belajar mata pelajaran PKn dan Motivasi Belajar. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas variansi, dengan taraf signifikansi penelitian sebesar 5%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara model PAKEM dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa SD di Kecamatan Wonogiri (F hitung > F tabel atau 16,81 > 4,02) sehingga hipotesis yang dikemukakan teruji kebenarannya, (2) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar siswa pada kategori tinggi dan kategori rendah terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa SD di Kecamatan Wonogiri (F hitung > F

tabel atau 18,04 > 4,02) sehingga hipotesis yang dikemukakan teruji kebenarannya, (3). Ada interaksi pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa SD di Kecamatan Wonogiri (F hitung > F tabel atau 4,80 > 4,02) sehingga hipotesis yang dikemukakan teruji kebenarannya.

xvi

ABSTRACT Setya Widodo, S. 810108021. “The Effect of PAKEM Model on Students’ Learning Achievement in Civic Education Viewed from Students’ Motivation (An Experimental Research at State Elementary Schools in Wonogiri Subdistrict)”. Thesis. Education Technology Study Program, Graduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta, 2009

The objective of this research is to find out (1) whether there is a

significant effect difference between Active, Creative, Effective, and Amusing Learning Model (known as the Contextual Model or PAKEM Model) and the conventional model on students’ learning achievement in Civic education, (2) whether there is a significant effect difference between low motivation and high motivation on students’ learning achievement in Civic education, and (3) whether there is a significant effect interaction between the two learning models and students’ learning motivation on their learning achievement in Civic education.

This experimental research follows 2 x 2 factorial design. The population of the study were fifth graders of state elementary schools in Wonogiri Subdistrict. The samples of the research were 60 students selected with Multistage-cluster random sampling technique. Two tests were administered to gather data for this study. These include an achievement test in Civic education and a motivation test. The research data were analyzed using two-path variance analysis with prerequisite analysis test, that is normality test and variance homogenity test with the significant level 5%.

Based on the findings of this research, it is concluded that 1) there is a significant effect difference between Active, Creative, Effective, and Amusing Learning Model (known as the Contextual Model or PAKEM Model) and the conventional model on students’ learning achievement in Civic education at state elementary schools in Wonogiri Subdistrict (F count > F table or 16.81 > 4.02), which means that the proposed hypothesis was confirmed, (2) there is a significant effect difference between low motivation and high motivation on students’ learning achievement in Civic education at state elementary schools in Wonogiri Subdistrict (F count > F table or 18.04 > 4.02), which means that the proposed hypothesis was accepted, and (3) there is a significant effect interaction between the two learning models and students’ learning motivation on their learning achievement in Civic education at state elementary schools in Wonogiri Subdistrict (F count > F table or 4.80 > 4.02), which means that the proposed hypothesis was confirmed.

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga

negara berhak mendapat pendidikan dan wajib mengikuti pendidikan dasar serta

pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam

rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-

undang. Untuk merealisasi landasan konstitusional, secara operasional diatur

dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pasal 13 Undang-undang No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa jalur pendidikan

terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling

melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan

dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (Sisdiknas, 2003:9).

Pendidikan Dasar merupakan pendidikan yang melandasi pendidikan menengah

yang berbentuk Sekolah Dasar atau bentuk lain dan Sekolah Menengah Pertama

atau bentuk lain yang sederajat.

Permasalahan di bidang pendidikan yang dihadapi adalah berlangsungnya

pendidikan yang kurang bermakna bagi pengembangan pribadi dan watak peserta

didik, yang berakibat hilangnya kepribadian dan kesadaran akan makna hakiki

kehidupan. Mata pelajaran yang berorientasi akhlak dan moralitas serta

pendidikan agama kurang diberikan dalam bentuk latihan-latihan pengalaman

untuk menjadi corak kehidupan sehari-hari (GBHN 1999-2004: 12).

xviii

Kualitas pendidikan khususnya pada jalur pendidikan formal di setiap

jenjang pendidikan sekolah yang dilaksanakan kurang merata. Kualitas

pendidikan yang dilaksanakan di sekolah sangat berkaitan dengan terwujudnya

peningkatan sumber daya manusia sebagai modal yang cukup penting dalam

proses pembangunan bangsa. Pembangunan kualitas manusia Indonesia yang

dipublikasikan oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa Bangsa /United

Nation Development Programme menempati peringkat ke 110 dari 173 negara

didunia ( UNDP, 2005).

Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa disebabkan oleh berbagai faktor

diantaranya faktor dari dalam siswa sebagai pebelajar dan faktor lingkungan.

Faktor lingkungan terutama lingkungan sekolah yaitu proses pembelajaran.

Proses pembelajaran yang berkualitas dapat mempengaruhi, dalam arti

meningkatkan prestasi belajar siswa. Sesuai yang dikemukakan oleh Nana

Sudjana, (1988:40), bahwa kedua faktor tersebut (kemampuan siswa dan kualitas

pembelajaran) mempunyai hubungan yang lurus dengan hasil belajar siswa.

Artinya semakin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pembelajaran semakin

tinggi pula hasil belajar yang dicapai siswa. Untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan, guru menempati posisi yang

amat penting, karena guru merupakan pengelola dalam proses pembelajaran yang

telah dibekali berbagai disiplin ilmu. Dapat dikatakan keberhasilan dalam proses

belajar mengajar yang bertanggung jawab adalah guru. Oleh karena itu dalam

meningkatkan kualitas pendidikan sangat dibutuhkan guru yang professional.

Namun kenyataan di sekolah kadang dijumpai adanya guru memandang pekerjaan

mengajar adalah pekerjaan rutin yang telah menjadi kebiasaan dari hari ke hari

xix

dan tahun ke tahun, kurang disertai adanya suatu perubahan kearah yang lebih

inovatif. Guru menganggap telah terbiasa dengan cara dan gaya mengajar yang

telah lama dilakukan itu sudah terasa mencukupi. Dalam situasi yang demikian

tidak ada dinamika, tidak ada inovasi dan kekreatifan guru untuk mengembangkan

pembelajaran kearah yang lebih baik. Akibatnya hasil / prestasi belajar yang

dicapai siswa dari tahun ke tahun relatif sama bahkan mengalami penurunan,

sedangkan ilmu pengetahuan di lain pihak berkembang dengan cepat.

Guru sebaiknya bersedia meninggalkan cara mengajar dan kebiasaan lama

atau secara konvensional yang berpusat pada guru, untuk beralih pada pola-pola

mengajar yang berpusat pada diri siswa dengan cara melibatkan siswa secara

aktif. Dengan melibatkan siswa secara aktif, baik fisik, mental, intelektual,

maupun sosial maka melalui proses pembelajaran dapat dicapai tujuan

pembelajaran yang optimal. Guru memberi kesempatan yang lebih luas kepada

siswa untuk terlibat langsung dan berperan aktif dalam proses pembalajaran, baik

secara konvensional maupun secara bersama-sama dalam kelompok kecil ataupun

didalam kelas.

Upaya pencapaian prestasi belajar siswa secara optimal, pemanfaatan model

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan sangatlah diperlukan.

Selaras apa yang dikemukakan oleh Elly & Gerlach, (1980: 174), bahwa model

harus di dasarkan pada sejumlah tujuan yang telah dirumuskan dan disesuaikan

kondisi siswa. Prestasi belajar siswa yang optimal memerlukan motivasi guru

dalam memilih model yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.

Dengan demikian variasi model pembelajaran menjadi faktor dominan dalam

menopang upaya pencapaian prestasi belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan

xx

pendapat Winkel (1989: 262), “bahwa penerapan model yang tepat, ditunjang

pengolahan materi pelajaran dan kontrol terhadap prestasi belajar siswa akan

menampakkan hasil belajar yang optimal”.

Guna keperluan itulah penguasaan guru atas berbagai model pembelajaran

atau model pembelajaran menjadi penting, khususnya model pembelajaran yang

menekankan siswa aktif. Pola pembelajaran konvensional yang mengutamakan

siswa hanya mendengarkan dan menyaksikan guru mendemonstrasikan, harus

sudah jauh-jauh ditinggalkan. Pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai

subyek yang mampu merencanakan belajarnya, menggali dan menginterpretasi

materi pembelajaran, berinteraksi, saling bekerja sama, sehingga meningkatkan

proses demokratis.

Model PAKEM merupakan singkatan dari

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru

harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa

aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan

gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari

si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan

proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru

tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka

pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka

pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu

menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang

lain.

xxi

Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang

beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan

adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan

perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time

on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian

terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah

cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang

harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab

pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika

pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka

pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

Aspek penting yang turut memberi pengaruh pada proses belajar adalah

motivasi (Toeti Soekamto & Udin Saripudin Winataputra, 1997: 38). Hal ini,

karena motivasi belajar berperan penting dalam memberikan gairah dan semangat

dalam belajar, sehingga siswa yang memiliki motivasi tinggi akan mempunyai

energi yang kuat untuk melakukan belajar. Di samping itu, motivasi akan

memberikan arah yang jelas dalam aktivitas belajar sehingga siswa yang memiliki

motivasi tinggi, akan memiliki dua sayap yang kokoh untuk mencapai ketinggian

prestasi, yaitu sayap energi dan sayap tujuan (Winkel, 1996: 150-151).

Menurut Sadiman A.M. (2001: 38), motivasi menduduki tiga fungsi

penting dalam belajar, yaitu (1) sebagai pendorong aktivitas belajar, (2)

menentukan arah belajar dan (3) penyeleksi tindakan belajar. Dengan demikian,

jika siswa memiliki motivasi yang kuat atau tinggi dalam belajar, ia akan

xxii

mencapai prestasi yang tinggi dan jika motivasi siswa rendah maka prestasi siswa

pun rendah pula.

Siswa yang memiliki motivasi belajar akan lebih berpengaruh terhadap

guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran yang lebih efektif. Bilamana

motivasi sudah tertanam pada setiap siswa akan membuahkan motivasi bagi siswa

untuk mengembangkan kemampuan setelah siswa mendapatkan berbagai

pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya.Motivasi yang ada pada siswa

akan semakin berkembang karena seringkali siswa akan dihadapkan pada berbagai

kebutuhan yang diperlukan di antaranya kebutuhan ingin tahu lebih banyak

tentang pembelajaran yang diterima, kebutuhan akan kepuasan dan sebagainya.

Mengingat betapa pentingnya pemilihan model pembelajaran yang tepat agar

dapat menumbuhkembangkan motivasi dan meningkatkan prestasi belajar

siswa secara optimal, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut

dalam penelitian tesis dengan judul “ Pengaruh Model PAKEM Terhadap

Prestasi Belajar PKn Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa SD Negeri Di

Wonogiri Tahun Ajaran 2008/2009 (Studi Eksperimen pada kelas V SDN di

Kecamatan Wonogiri)”.

B. Identifikasi Masalah.

Dari uraian latar belakang masalah diatas permasalahannya menjadi jelas,

bahwa guru SD harus mampu mengembangkan kemampuan profesionalnya

untuk merancang model pembelajaran dan mengelola proses kegiatan belajar

mengajar yang dapat menumbuhkembangkan situasi belajar yang berorientasi

xxiii

pada peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa yang optimal. Hal

ini menunjukkan banyaknya permasalahan yang harus dihadapi antara lain:

1. Bagaimana cara merancang dan menyusun model pembelajaran yang dapat

menumbuhkembangkan situasi belajar yang berorientasi pada peningkatan

kualitas dan hasil belajar yang optimal.

2. Model pembelajaran konvensional yang dilaksanakan secara klasikal di SD

belum membawa pada pengembangan pribadi, watak dan kesadaran peserta

didik akan makna hakiki kehidupan serta mencapai belajar secara

optimal.

3. Model pembelajaran manakah yang diperlukan dapat mengarah pada

peningkatan kualitas pembelajaran yang pada gilirannya dapat

menumbuhkembangkan kepribadian, kesadaran dan hasil belajar yang

optimal.

4. Apakah model PAKEM dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran dan

hasil belajar peserta didik?

5. Apakah motivasi belajar yang dimiliki siswa dapat mempengaruhi prestasi

belajar?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan kemampuan peneliti,

maka dalam penelitian ini dibatasi pada masalah model pembelajaran dan

pengaruhnya terhadap prestasi siswa ditinjau dari motivasi belajar dengan batasan

sebagai berikut:

xxiv

1 Model pembelajaran dibatasi pada model PAKEM dan model pembelajaran

konvensional.

2. Prestasi belajar PKn dibatasi pada skor atau hasil belajar dalam bentuk

angka yang diperoleh melalui penilaian setelah mengikuti proses kegiatan

belajar mengajar PKn siswa SD Negeri di Kecamatan Wonogiri

3. Motivasi dibatasi pada motivasi belajar kategori tingkat tinggi dan

motivasi belajar kategori tingkat rendah pada siswa SD Negeri di

Kecamatan Wonogiri.

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah yang di kemukakan di atas, maka

dapat dirumuskan masalah yang akan dicari pemecahannya sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan pengaruh antara model PAKEM dan model

pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar PKn siswa SD Negeri

di Kecamatan Wonogiri ?

2. Apakah ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar pada kategori

tinggi dan motivasi belajar kategori rendah terhadap prestasi belajar

PKn siswa SD Negeri di Kecamatan Wonogiri?

3. Apakah ada interaksi pengaruh antara model pembelajaran dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar PKn siswa SD Negeri di Kecamatan

Wonogiri?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

xxv

1. Adanya perbedaan pengaruh antara model PAKEM dan model

pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar PKn siswa SD Negeri

di Kecamatan Wonogiri.

2. Adanya perbedaan pengaruh antara motivasi belajar pada kategori tinggi

dan motivasi belajar kategori rendah terhadap prestasi belajar PKn siswa

SD Negeri di Kecamatan Wonogiri.

3. Adanya interaksi pengaruh antara model pembelajaran dan motivasi

belajar siswa terhadap prestasi belajar PKn siswa SD Negeri di

Kecamatan Wonogiri.

F. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif

bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, khususnya dalam

bidang pendidikan PKn serta sebagai bahan acuan pada penelitian yang sejenis

di masa mendatang.

b. Manfaat Praktis

1. Dengan diketahui model pembelajaran yang tepat diharapkan guru mampu

mengatasi kesulitan atau kasus yang dihadapi.

2. Sebagai bahan pemikiran bagi guru PKn untuk mengetahui peranan

model pembelajaran dan motivasi siswa agar prestasi belajar mata

pelajaran PKn meningkat.

xxvi

3. Sebagai tambahan informasi kepada lembaga pendidikan di SD

pada khususnya dalam rangka meningkatkan kualitas belajar mengajar.

4. Sebagai bahan pertimbangan dan pengembangan penelitian yang

relevan pada masa yang akan datang.

xxvii

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Model Pembelajaran

Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan kegiatan. Menurut Toeti Soekamto dan Udin

Sarifudin (1996:78), model pembelajaran didifinisikan sebagi suatu kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagi

pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian aktivitas belajar

mengajar benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara

sistematis.

Model pembelajaran mengambarkan keseluruhan urutan alur langkah-

langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran.

Bentuk pembelajarannya menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang

perlu dilakukan oleh guru atau siswa, urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan

tugas-tugas khusus apa yang perlu dilakukan oleh siswa.

Model pembelajaran merupakan aktualisasi dari model belajar; yang

hakekat nya membantu para siswa memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai,

cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan juga mengajar cara-cara

bagaimana mereka belajar. Proses belajar mengajar tidak hanya memiliki makna

xxviii

deskriftif dan kekinian, akan tetapi juga bermakna prospektif dan berorentasi masa

depan. Penggunaan model pembelajaran tertentu memungkinkan guru dapat

mencapai tujuan tertentu dan berorentasi pada jangka panjang. Sebagaimana

dikemukakan Bruce Joyce and Marsya Weil (2000: 6)”:

“Model of teaching are really model of learning. As we help students acquire information, ideas, skill, values, ways of thinking, and means of expressing themselves, we are also teaching them how to learn. In fact most important long term outcome of instruction may be the students in creased capabilities to learn more easily and effectively in the future, both because of the knowledge and skill they have mastered learning procces. Ada empat ciri khusus model pembelajaran yang tidak dimiliki oleh model

atau prusedur yang lain, yaitu ( 1) rasional teoritik logis yang disusun oleh para

pengembangnya, (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (3) tingkah laku mengajar

yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil dan (4)

lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai.

Ketepatan implementasi model pembelajaran berdasar ciri-ciri tersebut akan

mendukung salah satu fungsi model pembelajaran sebagai sarana komunikasi

yang penting dalam proses pembelajaran

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, model pembelajaran

memiliki banyak ragam, diantaranya sebagaimana dijelaskan Bruce Joyce (2000,

29- 109) meliputi:

a. Social Familly of Model (Kelompok Model Sosial). Yang termasuk model

kelompok sosial (cooperative learning) meliputi: Pathner in learning, Role

Playing, Jurisprudential, inquiry, personality and learning still, inquiry on

social models.

xxix

b. The Information Processing familly of Models (Kelompok Model Pengolahan

Informasi) terdiri dari The Basic Educative Models, Attaining Concept,

Scientific inquiry and inquiry trainning (Penelitian ilmiah dan Latihan

penelitian; pembelajarann berbasis masalah) memorizations, Synectics,

Learning from presentations, Developing Intelect, inquiry of information

processing models,

c. The Personal Familly of Models (Kelompok Model Personal) terdiri dari Non

Directive Teaching, Concept of Self, Inquiry on personal models,

d. The Behavioral System Familly of Models (Kelompok Model Sistem Perilaku)

terdiri dari Mastery Learning on Progammed Instructions, Direct Instructions,

Learning from Simulations, Inquiry on behaviorel models.

Atas dasar berbagai pandangan tersebut dapat kita rumuskan bahwa model

pembelajaran menggambarkan kerangka konseptual dengan langkah-langkah

prosedur tertentu dalam mengimplementasikan proses pembelajaran. Pemilihan

model pembelajaran yang tepat akan sangat membantu para siswa dalam

meningkatkan kemampuan belajarnya. Sebaliknya pemilihan model

pembelajaran yang tidak tepat akan membawa dampak ketidakefektifan

pembelajaran itu sendiri. Untuk itu berbagai pertimbangan harus diperhatikan

dalam perancangan dan penentuan model pembelajaran yaitu karakteristik

siswa, kemampuan, sarana prasarana pendidikan, daya dukung maupun

karakteristik pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai yang akan disampaikan.

a. Model PAKEM

1). Konsep PAKEM

xxx

Model PAKEM merupakan salah satu model belajar mengajar, dimana

dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa

sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

PAKEM merupakan pembelajaran dengan menerapkan Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Secara garis besar, didalam pembelajaran

PAKEM guru dapat menerapkan beberapa hal sebagai berikut:

1). Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan

kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2). Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan

cocok bagi siswa

3). Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang

lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.

4). Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,

termasuk cara belajar kelompok

5). Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan

suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa

dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

2). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM

Terdapat beberapa hal yang dapat diperhatikan agar jalannya

pembelajaran dapattercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yaitu :

xxxi

a). Memahami sifat yang dimiliki anak

Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak

desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau

anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat

itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya

sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu

lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat

anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan

guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang

menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan,

misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.

b). Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki

kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,

Efektif dan Menyenangkan) perbedaan konvensional perlu diperhatikan dan

harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak

selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan

kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat

dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan

mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan

sehingga anak tersebut belajar secara optimal

c). Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan

atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam

xxxii

pengorga-nisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu,

anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan

pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk

berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan

bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas

secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

d). Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan

memecahkan masalah

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut

memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis

masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua

jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan

imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas

guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya

memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan

yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada

yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup

(jawaban betul hanya satu)

e). Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disaran-kan dalam

PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi

ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan

diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan

inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja

xxxiii

perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar,

peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang

kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan

baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika

membahas suatu masalah

f). Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) me-rupakan sumber yang sangat kaya

untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat ber-peran sebagai media belajar,

tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Peng-gunaan lingkungan

sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.

Belajar dengan menggunakan ling-kungan tidak selalu harus keluar kelas.

Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya

dan waktu. Pe-manfaatan lingkungan dapat mengembang-kan sejumlah

keterampilan seperti meng-amati (dengan seluruh indera), mencatat,

merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan,

dan membuat gambar/diagram

g). Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.

Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk

interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap

kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik

pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri

dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten

memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan.

xxxiv

Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi

pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka

h). Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan

sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok

serta siswa duduk saling ber-hadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang

sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik.

Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan

gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif

mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut

disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya

menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu

sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan

dengan ‘PAKEM’

3). Pengelolaan Kelas PAKEM

Seting kelas yang konstruktif didasarkan pada nilai-nilai konstruktif dalam

proses belajar, termasuk kolaborasi, otonomi individu, refleksi, relevansi pribadi

dan pluralisme. Seting kelas yang konstruktif akan memberikan kesempatan aktif

belajar. Mengacu pada pendekatan holistik dalam pendidikan, seting kelas

konstruktif merefleksikan asumsi bahwa proses pengetahuan dan pemahaman

akuisisi adalah benar-benar melekat pada konteks sosial dan emosional saat

xxxv

belajar. Karakteristik seting kelas konstruktif untuk belajar adalah

terkondisikannya belajar secara umum, instruksi, dan belajar bersama.

Lima metode kunci untuk merancang seting kelas yang konstruktif , yaitu;

1) melindungi pemelajar dari kerusakan praktik instruksional dengan

mengembangkan otonomi dan kontrol pemelajar, mendorong pengaturan diri dan

membuat instruksi secara pribadi yang relevan dengan pemelajar, 2) menciptakan

konteks belajar yang mendorong pengembangan otonomi pribadi; 3)

mengkondisikan pemelajar dengan alasan-alasan belajar dalam aktivitas belajar;

4) mendorong pengaturan diri dengan pengembangan keterampilan dan tingkah

laku yang memungkinkan pemelajar meningkatkan tanggung jawab dalam

belajarnya; dan 5) mendorong kesadaran belajar dan pengujian kesalahan (Hadi

Mustofa, 1998).

Penataan dan atau pengelolaan kelas dalam PAKEM perlu

mempertimbangkan enam elemen Constructivist Learning Design (CLD) yang

dikemukakan oleh Gagnon and Collay, yaitu situation, groupings, bridge,

questions, exhibit, and reflections.

Situation, terkait dengan hal-hal berikut; apa tujuan episode pembelajaran

yang akan dicapai, apa yang diharapkan setelah siswa keluar ruangan kelas,

bagaimana mengetahui bahwa siswa telah mencapai tujuan, tugas apa yang

diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan, bagaimana deskripsi tugas

tersebut (as a process of solving problems, answering question, creating

metaphors, making decisions, drawing conclusions, or setting goals).

Grouping, dapat dilakukan berdasarkan karakteristik siswa atau didasarkan

pada karakteristik materi.

xxxvi

Bridge, terkait dengan; aktivitas apa yang dipilih untuk menjembatani

atara pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya dengan pengetahuan baru

yang akan dibangun siswa.

Question, pertanyaan apa yang dapat membangkitkan tiap elemen desain

(panduan pertanyan apa yang dapat mengintrodusir situasi, menata

pengelompokan, dan membangun jembatan), pertanyaan klarifikasi apa yang

digunakan untuk menengetahui cara berpikir dan aktivitas belajar siswa.

Exhibit, bagaimana siswa merekan dan memamerkan kreasi mereka

melalui demonstrasi cara berpikir mereka dalam menyelesaikan dan atau

memenuhi tugas.

Reflections, bagaimana siswa melakukan refleksi dalam menyelesaikan

tugas mereka, apakah siswa ingat tentang (feeling, images, and language of their

thought), apa sikap, proses, dan konsep yang akan dibawa siswa setelah keluar

kelas.

b. Model Pembelajaran Konvensional

Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang

masih banyak dilaksanakan di sekolah saat ini, yang urutan kegiatan

pembelajarannya meliputi uraian, contoh, dan latihan. (Basuki Wibawa dan Farida

Mukti, 1991:5). Woolfolk & Nicolich (1984 : 240) menyatakan “The conventional

approach is appropriate for teaching the concepts, certain problem arise”

(Pendekatan konvensional sesuai untuk mengajarkan konsep, masalah yang

timbul). Pendekatan konvensional dilakukan dengan mengkombinasikan

bermacam- macam metode pembelajaran. Dalam prakteknya metode ini berpusat

xxxvii

pada guru (teacher centered). Metode pembelajaran yang dilakukan berupa

metode ceramah, pemberian tugas dan tanya jawab.

Metode ceramah dilakukan dengan menyampaikan informasi untuk

menumbuhkan motivasi yang lebih menarik. Dalam kegiatan ini, guru berusaha

menempatkan diri sebagai sosok yang memberikan pengalaman pada siswa,

sehingga siswa puas. Woolfolk & Nicolich (1984 : 24) mengemukakan bahwa

langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain; “Like introducing the new

topic for orienting, motivating.........students in the new york; or summarizing

daily and weekly work or lesson at the end of unit reviewing; suplementing

students information and recitation” (memberikan kata pengantar topik baru

sebagai orientasi, memotivasi, menumbuhkan daya tarik siswa pada tugas baru,

atau membuat ringkasan kegiatan sehari-hari, dan tugas mingguan atau akhir unit

pelajaran memberikan penjelasan ulang, memberikan informasi tambahan dan

memberikan tugas).

Metode pemberian tugas lebih dikenal dengan pekerjaan rumah.

Pemberian tugas dapat pula dikerjakan di luar rumah atau di laboratorium.

Engkoswara (1984: 103) berpendapat bahwa metode pemberian tugas adalah

suatu cara pembelajaran yang memberikan kesempatan guru dengan murid

merencanakan bersama-sama soal atau suatu kegiatan yang harus diselesaikan

murid dalam jangka waktu tertentu.

Penerapan metode ini bertujuan : 1). Untuk mengetahui apakah

pengetahuan yang harus dimiliki murid benar-benar sudah tertanam di dalam

ingatannya; 2). Untuk mengetahui murid sudah dapat menangkap pelajaran seperti

yang dimaksudkan guru; 3). Untuk mengetahui apakah jalan pikiran murid sudah

xxxviii

betul dan sudah menuju problem yang harus dipecahkan; 4). Untuk menekankan

bagian pelajaran yang di pandang penting; 5). Untuk memperkuat asosiasi antara

pertanyaan dan jawaban; 6). Untuk membiasakan murid menghadapi pertanyaan-

pertanyaan.

Percival dan Elington dalam Indrastoeti S.P ( 1999; 43) menamakan

pendekatan konvensional dengan strategi yang berpusat pada guru ( the teacher

sentered approach). Dalam pendekatan yang berpusat pada guru, hampir seluruh

kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh guru. Seluruh sistem diarahkan

kepada rangkaian kejadian yang rapi dalam lembaga pendidikan, tanpa ada usaha

untuk mencari dan menerapkan pendekatan belajar yang berbeda sesuai dengan

tema dan kesulitan belajar setiap individu.

Karakteristik pendekatan konvensional adalah sebagai berikut: 1) guru

menganggap kemampuan siswa sama, 2). Menggunakan kelas sebagai satu-

satunya tempat belajar, 3). Mengajar lebih banyak menggunakan metode ceramah,

4). Pemisahan antar bidang studi nampak jelas, 5). Memberikan kegiatan yang

tidak bervariasi, 6). Berkomuikasi dengan satu arah, 7). Iklim belajar menekankan

pada pencapaian efek instruksional berdasarkan orientasi kelompok, 8).mengajar

hanya menggunakan buku sebagai sumber belajar dan informasi dari guru, 9).

Hanya menilai hasil belajar.

Menurut beberapa teori di atas dapat di rumuskan bahwa pendekatan

konvensional yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran

yang mengkombinasikan metode ceramah, tanya jawab dengan pemberian tugas.

Pendekatan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan

pendekatan konvensional antara lain: (1) menghemat waktu dan biaya dengan

xxxix

alat-alat pembelajaran yang sederhana dan anak dapat mempelajari materi

pelajaran yang lebih banyak; (2) siswa dapat mengorganisasi pertanyaan-

pertanyaan yang lebih baik dan bebas atas materi pelajaran yang di ajarkan; (3)

siswa yang mempunyai kemampuan lebih banyak membantu temannya untuk

dapat memahami materi pelajaran sehingga tidak perlu untuk menemukan konsep

secara mandiri; (4) guru lebih mudah memahami kemampuan dan karakteristik

siswa.

Kelemahan pendekatan konvensional antara lain: (1) pengalaman siswa

sangat bergantung pada pengetahuan dan pengalaman guru; (2) guru aktif

mentransfer pengetahuannya, sedang siswa hanya menerima pengetahuan dari

guru, (3) penyebaran kawasan tujuan instruksional tidak memungkinkan siswa

untuk belajar aktif, apabila mengalami proses pengkajian pada tingkat kebenaran

yang mendalam atau suatu generalisasi tidak terjadi.

2. Motivasi Belajar Siswa

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara

relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari

praktik atau penguatan ( reinforced practice) yang dilandasi

tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik,

berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan

belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya

xl

adalah adanya penghargaaan, lingkungan belajar yang kondusif,

dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua

faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga

seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang

lebih giat dan semangat.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan

eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan

beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu

mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam

belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai

berikut : (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya

dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan

cita-cita masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar, (5)

adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6) adanya

lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik.(Hamzah B. Uno,

2007 : 23).

b. Peranan Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami

dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu

yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari

motivasi dalam belajar dan pembelajaran, anatar lain dalam : (1)

xli

menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (2)

memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (3) menentukan

ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (4) menentukan

ketekunan belajar.(Hamzah B. Uno, 2007 :27).

c. Teknik-Teknik Motivasi Dalam Pembelajaran

Menurut Hamzah B. Uno (2007 : 34 -37 )ada beberapa teknik

motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sebagai

berikut :

1. Pernyataan penghargaan secara verbal.

2. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.

3. Menimbulkan rasa ingin tahu.

4. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa.

5. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa.

6. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam

belajar.

7. Gunakan kaiatan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan

suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami.

8. Menuntut siswa untuk menggunakan hal –hal yang telah

dipelajari sebelumnya.

9. Menggunakan simulasi dan permainan.

10. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

kemahirannya di depan umum.

xlii

11. Menguranagi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan

siswa dalam kegiatan belajar.

12. Memahami iklim sosial dalam sekolah.

13. Memanfatkan kewibawaan guru secara tepat.

14. Memperpadukan motif-motif yang kaut.

15. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.

16. Merumuskan tujuan-tujuan sementara.

17. Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai.

18. Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa.

19. Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri.

20. Memberikan contoh yang positif.

Motivasi belajar merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap penguasaan kompetensi dasar mata pelajaran. Dengan

memiliki motivasi belajar tinggi diduga penguasaan kompetensi

dasar mata pelajaran siswa akan tinggi pula. Sebaliknya apabila

motivasi belajar rendah diduga penguasaan kompetensi dasar

mata pelajaran siswa rendah pula.

Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

dengan pendekatan PAKEM, motivasi belajar siswa penting untuk

diperhatikan. Motivasi belajar perlu dibangkitkan pada saat

memulai dan sepanjang pelajaran berlangsung. Penerapan

pendekatan PAKEM dan motivasi belajar siswa yang tinggi akan

berpengaruh positif terhadap penguasaan kompetensi dasar mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan demikian

xliii

penerapan pendekatan PAKEM dan motivasi belajar yang tinggi

diduga berpengaruh lebih baik daripada penerapan pendekatan

konvensional. Maka diduga ada pengaruh yang berarti dari

penerapan pendekatan PAKEM terhadap penguasaan kompetensi

dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V

Sekolah dasar ditinjau dari motivasi belajar siswa.

3. Hakikat Belajar dan Prestasi Belajar

a. Hakikat Belajar

Berbagai definisi belajar dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut.

Menurut Sardiman AM.(1990:24), belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses

interaksi antara diri manusia dengan lingkungannnya, yang mungkin berwujud

pribadi, fakta, konsep, ataupun teori. Belajar pada hakekatnya merupakan

proses perubahan tingkah laku pada diri individu yang terjadi secara sadar

melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku itu dapat

bersifat aktual ataupun potensial. Jadi dalam belajar harus ada kesadaran atau

kesengajaan pada diri individu untuk merubah tingkah lakunya menjadi lebih

baik, baik perubahan itu bersifat aktual maupun potensial. Dalam belajar harus

melalui interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan alamiah maupun

lingkungan sosial.

Sejalan dengan pendapat tersebut di atas Winkel (1989: 36), menyatakan

bahwa “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap”. Perubahan itu

xliv

secara relatif bersifat konstan dan berbekas. Dari definisi tersebut, dalam belajar

individu harus melakukan aktivitas, baik mental maupun emosional. Belajar

harus melalui interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun

lingkungan sosial. Hasil belajar berupa perubahan tingkah laku dalam aspek

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.

Menurut Gagne (1975: 3), belajar sebagai perubahan dalam disposisi atau

kapabilitas manusia selama periode waktu tertentu yang disebabkan oleh adanya

pengalaman bukan karena faktor pertumbuhan. Perubahan itu dapat diamati

dalam bentuk tingkah laku yang dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama.

Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan

mempengaruhi seseorang/siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

berubah dari waktu sebelum seseorang/siswa mengalami situasi itu ke waktu

sesudah seseorang/siswa mengalami situasi tadi. Menurut definisi ini pengaruh

faktor luar atau kondisi lingkungan sangat besar, sehingga terjadi perubahan

tingkah laku pada diri seseorang antara sebelum belajar dengan sesudah belajar.

Maka inti dari proses belajar adalah perlunya penguasaan prasyarat dari luar

yang digunakan sebagai landasan untuk menguasai bentuk perilaku yang

diharapkan.

Dari rumusan pengertian belajar tersebut pada hakekatnya belajar

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (1) Belajar merupakan suatu proses, yaitu

siswa atau individu yang belajar harus melakukan sesuatu dalam kurun waktu

tertentu. (2) Belajar merupakan aktivitas mental, yaitu siswa/individu yang

belajar harus melakukan aktivitas baik jasmaniah maupun rokhaniah, terutama

aktivitas rokhaniah seperti berpikir, merasakan, mengamati, berfantasi, dan lain

xlv

sebagainya. (3) Belajar menghasilkan perubahan pada diri ndividu, perubahan

sebagai hasil belajar tersebut bersifat menetap/permanen dalam jangka waktu

yang relatif lama, baik bersifat aktual ataupun potensial. (4) Perubahan itu

ditandai dengan diperolehnya kemampuan baru, penambahan dalam aspek

pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. (5) Perubahan itu diperoleh

secara sadar yaitu dengan melalui usaha, latihan dan adanya pengalaman.

b. Hakikat Prestasi Belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mereka

menerima pengalaman belajar dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar pada

dasarnya adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti kegiatan

belajar. Prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, simbol,

huruf, ataupun kalimat.

Beberapa pendapat mengenai pengertian prestasi belajar antara lain

menurut Singgih D.Gunarsa (1990: 75), bahwa “prestasi belajar adalah hasil

maksimum yang dapat dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha belajar”.

Menurut Syaifudin Azwar ( 2000: 13), prestasi belajar adalah hasil yang telah

dicapai oleh siswa dalam belajar. Jadi prestasi belajar adalah merupakan

penilaian hasil-hasil kegiatan belajar pada diri siswa setelah melakukan

proses kegiatan belajar.

Hakikat prestasi belajar menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 37),

menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar”. Sedangkan menurut John M. Keller dalam

Mulyono Abdurrahman (2003: 38), bahwa ”hasil belajar adalah sebagai

keluaran dari suatu sistem pemrosesan berbagai masukan yang berupa

xlvi

informasi”. Selanjutnya dikemukakan bahwa hasil belajar adalah prestasi

aktual yang ditampilkan oleh anak. Menurut Romiszowski dalam Mulyono

Abdurrahman (2003: 38), menyatakan bahwa “hasil belajar merupakan keluaran

(outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (inputs)”. Masukan dari sistem

tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah

perbuatan atau kinerja (performance). Menurutnya perbuatan merupakan

petunjuk proses belajar telah terjadi, dan hasil belajar dapat dikelompokkan ke

dalam dua macam, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan terdiri

dari empat kategori, yaitu (1) pengetahuan tentang fakta, (2) pengetahuan

tentang prosedur, (3) pengetahuan tentang konsep, dan (4) pengetahuan tentang

prinsip. Keterampilan juga terdiri empat kategori yaitu (1) keterampilan untuk

berpikir atau keterampilan kognitif, (2) keterampilan untuk bertindak atau

keterampilan motorik, (3) keterampilan bereaksi atau bersikap, dan (4)

keterampilan berinteraksi.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 238), prestasi belajar dipengaruhi

oleh faktor intern dan faktor ekstern yang di alami dan dihayati siswa yang

berpengaruh terhadap proses belajar adalah 1).Sikap siswa terhadap belajar, 2)

Motivasi belajar, 3). Konsentrasi belajar, 4). Kemampuan mengolah bahan

belajar, 5). Kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, 6). Kemampuan

menggali hasil belajar yang telah tersimpan, 7). Kemampuan berprestasi atau

unjuk hasil belajar, 8). Rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan

belajar dan kebiasaan belajar. Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi hasil

belajar antara lain : 1). Guru sebagai pembimbing siswa, 2). Sarana dan

xlvii

prasarana belajar, 3). Kondisi pembelajaran, 4). Kebijakan penilaian, 5).

Kurikulum yang diterapkan, dan lingkungan sosial siswa.

Dari uraian tersebut dapat di tarik simpulan bahwa prestasi belajar adalah

hasil yang telah di capai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar

yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dinyatakan

dengan simbol-simbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan

kualitas kegiatan individu dalam periode tertentu.

4. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

1) Pengertian dan Tujuan

Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan

sebagai wahana untuk memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari

segi agama,sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga

negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh

Pancasila dan UUD 1945. ( Departemen Pendidikan Nasional 2005 : 33)

Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan kewarganegaran adalah

mengembangkan kompetensi sebagai berikut : (1)memiliki kemampuan berpikir

secara rasional, kritis, dan kreatif, sehingga mampu memahami berbagai wacana

kewarganegaraan.(2). Memiliki ketrampilan intelektual dan ketrampilan

berpartisipasi secara demokratis dan bertanggung jawab.(3) memiliki watak dan

kepribadian yang baik, sesuai dengan norma- norma yang berlaku dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara ( Kurikulum PKn SD, 2004:2-3)

Melihat dari penjelasan tersebut,menjadi jelas bahwa orientasi dasar

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan nilai. Beberapa nilai dasar yang

xlviii

menjunjung derajat kemanusiaan sebagai makhluk Tuhan yang secara kodrat

dilahirkan sebagai makhluk sosial dan secara kehendak merupakan makhluk sosial

mendapat penekanan yang demikian tinggi. Nilai ketuhanan yang tercermin pada

menjunjung tinggi keluhuran, kekudusan dan penyemaian hati nurani bertuhan

dikembangkan melalui pendidikan ini. Demikian pula dengan nilai-nilai

kemanusiaan seperti menjunjung tinggi keadilan, kebersamaan dan penghormatan

atas eksistensi orang lain mendapat porsi yang demikian tinggi. Nilai yang tidak

kalah pentingnya adalah pembelajaran tentang nilai-nilai demokratis, dan patriotis

merupakan isi materi pelajaran yang diharapkan akan melahirkan jiwa bela negara

yang tulus dan berani.

2) Evaluasi dan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Sebagaimana telah diuraikan pada bagian terdahulu, bahwa secara

material, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki karakteristik yang khas.

Kekhasan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan disetiap jenjang

pendidikan adalah penekanannya dalam hal afeksi. Dalam hal ini berarti tidak

mengabaikan ranah kognitif dan psikomotorik, sejauh itu relevan dengan tujuan

pembelajaran baik secara umum maupun khusus.

Sebagai alat ukur, untuk memperoleh akurasi yang tepat, penilaian memiliki

sejumlah prinsip. Terdapat delapan prinsip yang harus diperhatikan dalam

melakukan penilaian Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu (1) menyeluruh,(2)

berkesinambungan, (3) berorientasi pada tujuan, (4) obtektif, (5) terbuka,(6)

kebermaknaan, (7) kesesuaian, dan (8) mendidik. Adapun teknik penilaian yang

digunakan untuk mengukur prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan terdiri

atas dua bentuk umum , tes, dan non tes. Dalam bentuk tes, bentuk soal sangat

xlix

bervariasi dari pilihan ganda sampai esai. Bentuk nontes dapat berupa observasi,

skala sikap, sosio metri, dan wawancara ( Departemen Pendidikan Nasional, 2000:

35 – 39)

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya variasi pengaruh

model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar, yaitu:

1. Pengaruh Model Pembelajaran Yurisprudensial dan rasa percaya diri terhadap

prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Siswa Sekolah

Pertama ( Hartanto, 2004). Penelitian tersebut mengkontraskan salah satu

model pembelajaran yang senada dengan PAKEM yaitu pembelajaran

Yurisprudensial dan Sosiodrama. Dari penelitian tersebut terbukti terdapat

perbedaan pengaruh yang signifikan pembelajaran yurisprudensial dan sosio

drama terhadap prestasi belajar, terdapat perbedaan pengaruh rasa percaya

diri terhadap hasil belajar dan terdapat interaksi pengaruh antara model

pembelajaran dan rasa percaya diri terhadap hasil belajar. Penelitian terdahulu

menunjukkan adanya pengaruhmodel pembelajaran terhadap tingkat

partisipasi siswa yang pada gilirannya mampu meningkatkan prestasi belajar

siswa

2. Perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran tematik dan konvensional

terhadap penguasaan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan pada siswa kelas iii sekolah dasar ditinjau dari motivasi

belajar (Dewi Pujianti, 2004). Dimana dalam penelitian tersebut dengan hasil

l

yang signifikan menyatakan bahwa motivasi belajar siswa sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar PKn.

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Pendidikan

Kewarganegaraan

Model pembelajaran adalah kegiatan guru dalam proses belajar mengajar

yang dapat memberikan kemudahan atau fasilitas kepada siswa. Model

pembelajaran yang baik adalah yang dapat menjamin tercapainya tujuan

pembelajaran secara efektif, efisien dan ekonomis. Model pembelajaran yang

baik, harus dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara fisik, mental,

intelektual maupun sosial.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku menggunakan

salah satu model pembelajaran saja, melainkan dapat menggunakan berbagai

model pembelajaran sehingga jalannya proses pembelajaran tidak membosankan

bagi peserta didik. Ketika guru mengajar dalam satu kelas dengan menggunakan

model PAKEM tentu saja perhatian guru di dalam pengelolaan kelas ditujukan

pada adanya kerjasama antar masing-masing individu dalam kelompok kecil atau

kelompok yang lebih besar agar terjadi interaksi edukatif secara terus menerus.

Dalam kelompok ini para siswa belajar dengan cara kerjasama terhadap materi

pelajaran diolah secara kerjasama

Dengan demikian berdasarkan kerangka pemikiran

tersebut dapat diduga penggunaan model pembelajaran

yang tepat baik model PAKEM maupun model pembelajaran

li

konvensional yang kondusif dapat berpengaruh terhadap

peningkatan prestasi belajar secara optimal.

2. Pengaruh Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah terhadap Prestasi Belajar

Pendidikan Kewarganegaraan.

Seseorang tidak akan merasakan kepayahan sebagai

sebuah kesia-siaan jika dalam melakukan usaha tersebut ia

mengetahui urgensinya atau akan mendapatkan imbalan yang

menggembirakan. Kesadaran dan harapan tersebut yang

menggerakkan usahanya itu. Dengan kata lain, kesadaran dan

harapan adalah rangsangan untuk menumbuhkan motivasi.

Berarti, motivasi akan menjelmakan kekuatan yang besar untuk

mencapai tujuan tertentu termasuk dalam mencapai keberhasilan

belajar.

Sebagai daya dorong, pengarah dan kekuatan, peranan

motivasi sangat menentukan terhadap hasil belajar. Motivasi

belajar yang rendah akan menghasilkan kualitas hasil belajar

yang rendah pula. Sebaliknya, motivasi belajar yang tinggi akan

memberikan pengaruh yang baik terhadap prestasi belajar.

3. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap

Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Suasana belajar yang

kondusif untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar, dan suasana emosi

yang penuh kegembiraan akan memberikan pengaruh yang besar terhadap prestasi

belajar. Demikian juga dengan motivasi, seseorang yang mempunyai motivasi

lii

yang kuat terhadap mata pelajaran tertentu akan berusaha untuk meraih nilai yang

tinggi terhadap mata pelajaran tersebut. Selanjutnya motivasi itu mendorongnya

untuk lebih bersemangat dalam belajar. Menjadi jelas, bahwa terdapat interaksi

pengaruh penerapan model PAKEM dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

Pendidikan Kewarganegaraan.

Model Pembelajaran Motivasi

PAKEM (A)

Konvensional (B)

Tinggi (T) AT BT Rendah (R) AR BR

Keterangan :

A : Model Pakem T : Motivasi Belajar Tinggi

B : Model Konvensional R : Motivasi Belajar Rendah

Gambar 1. Kerangka Berpikir

D.Pengajuan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut dapat dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara model PAKEM dan model

pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKN

siswa SD di Kecamatan Wonogiri.

2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar siswa pada

kategori tinggi dan kategori rendah terhadap prestasi belajar mata

pelajaran PKN siswa SD di Kecamatan Wonogiri.

liii

3. Ada interaksi pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran dan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKN siswa SD di

Kecamatan Wonogiri.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kecamatan Wonogiri Kabupaten

Wonogiri dan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2008/2009

B. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel.

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, Suharsimi Arikunto,

(1993:102). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar

(SD) Negeri di Kecamatan Wonogiri.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sudjana (1996: 6), sampel adalah sebagian yang diambil

dari populasi. Suharsimi Arikunto, (1993 :104) menjelaskan “sampel

adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Sampel-sampel

yang diambil harus representatif dan mewakili sifat populasi. Dalam

penelitian ini sebagai sampel adalah siswa kelas V SD Negeri 4

Wonogiri dan kelas V SD Negeri 8 Wonogiri.

liv

38

3. Teknik Pengambilan Sampel (Teknik Sampling)

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel digunakan multi stage

cluster random sampling atau pengambilan sampel acak dalam kluster berstrata

(Nana Syandih Sukmadinata, 2006 : 253), dengan tahapan sebagai berikut:

Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pengambilan

sampel adalah :

a. Dari populasi 55 SD Negeri di Kecamatan Wonogiri yang ada dalam

wilayah 8 gugus diambil satu gugus secara acak dan terpilih gugus melati,

kemudian dari gugus melati diambil secara acak dua sekolah yang

memiliki kualitas sama yaitu terpilih SD Negeri 4 dan SD Negeri 8

Wonogiri.

b. Masing-masing sekolah terpilih diambil satu kelas V sebagai sampel

penelitian. Pengambilan satu kelas terpilih ini tetap berdasarkan kesetaraan

kualitas.

c. Dua kelas terpilih dari dua sekolah terpilih pada tahap kedua tersebut

selanjutnya diklasifikasi menjadi dua yaitu satu kelas eksperimen dengan

model PAKEM dan satu kelas kontrol dengan perlakuan pendekatan

konvensional.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang melibatkan dua

variabel bebas dan satu variabel terikat, dengan menggunakan rancangan faktorial

2x2. Faktor pertama yang merupakan variabel bebas adalah model PAKEM dan

lv

model pembelajaran konvensional, merupakan variabel aktif, “yaitu yang

dimanipulasi”. Faktor kedua adalah motivasi belajar dengan kategori tingkat

tinggi yaitu jika skor motivasi belajar siswa diatas rata-rata maka siswa yang

bersangkutan dikelompokkan kedalam kategori tinggi, dan jika skor motivasi

belajar siswa dibawah rata-rata maka siswa yang bersangkutan dikelompokkan ke

dalam kategori tingkat rendah. Motivasi merupakan variabel yang diukur tetapi

tidak dimanipulasi. Variabel terikat adalah prestasi belajar PKn siswa

kelas V SD.

Adanya beberapa faktor dari masing-masing variabel bebas yang

dilibatkan, maka pada penelitian ini menggunakan rancangan faktorial

2x2, yang matriknya disajikan sebagai berikut:

Tabel.1. Rancangan Penelitian Faktorial 2x2.

Model Pembelajaran Faktor A

Faktor B PAKEM (a1) Konvensional

(a2)

Tinggi (b1) A1 b1 A2 b1 Motivasi

Belajar Rendah (b2) A1 b2 A2 b2

Keterangan:

albl : Kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan model PAKEM yang

memiliki motivasi tinggi.

a1b2 : Kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan model PAKEM yang

memiliki motivasi rendah

a2b1 : Kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran

konvensional yang memiliki motivasi tinggi

a2 b2 : Kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran

konvensional yang memiliki motivasi rendah.

a1 : Model PAKEM.

lvi

a2 : Model pembelajaran konvensional.

b1 : Motivasi belajar kategori tinggi.

b2 : Motivasi belajar kategori rendah

lvii

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian.

Untuk dapat melaksanakan pengukuran variabel penelitian secara kuantitatif

maka variabel yang akan diukur dalam penelitian ini didefinisikan sebagai

berikut:

1. Model PAKEM merupakan salah satu model belajar mengajar, dimana

dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian

rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan

gagasan. PAKEM merupakan pembelajaran dengan menerapkan

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

2. Model pembelajaran konvensional adalah merupakan siasat kegiatan

belajar yang menitik beratkan pada aktivitas belajar konvensional, siswa

secara perseorangan melakukan aktivitas belajar menurut cara dan

kemampuannya sendiri menuju tercapainya tujuan. Dalam pembelajaran

konvensional setiap peserta didik dapat belajar sendiri sesuaai dengan cara

dan kemampuan masing-masing, serta tidak bergantung pada orang lain.

Pembelajaran secara konvensional tidak hanya ditujuan kepada seseorang

saja, melainkan pada sekelompok siswa dengan memperhatikan, mengakui

dan melayani perbedan-perbedaan individu, sehingga memungkinkan

berkembangnya potensi-potensi yang dimiliki masing-masing individu.

3. Prestasi belajar PKn adalah skor atau angka yang diperoleh seorang siswa

setelah mengikuti proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran mata

pelajaran PKn. Skor yang diperoleh siswa dengan mengikuti tes akhir

setelah perlakuan .

lviii

4. Motivasi pada dasarnya adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-

siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

5. Adapun dalam penyusunan instrumen angket motivasi belajar diperlukan

beberapa indikator adalah sebagai berikut :

1) Keseriusan dalam mengikuti pelajaran :

• Mampu mengerjakan tugas pelajaran.

• Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.

• Memusatkan perhatian dalam belajar.

2) Kondisi belajar :

• Memiliki minat yang kuat.

• Memiliki dorongan / semangat.

• Kemantapan dan keteguhan hati.

• Memiliki tujuan yang jelas.

• Mampu mengatasi masalah.

3) Percaya diri :

• Memiliki identitas diri.

• Mampu menghargai pendapat orang lain.

• Selalu berusaha dalam mencapai hasil atau prestasi yang baik.

• Mampu bekerja sama dengan temannya.

lix

4) Mengambil keputusan secara tepat :

• Disiplin dalam belajar.

• Berusaha menepati rencana yang dibuat.

• Dapat memilih mana yang lebih penting.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memilih teknik pengumpulan data, perlu dipertimbangkan dari

berbagai segi. Karena kualitas data ditentukan oleh alat pengukurnya, apabila alat

pengukurnya cukup valid dan reliabel maka datanya juga akan memiliki validitas

dan reliabilitas. Data merupakan faktor penting yang harus dikumpulkan dan siap

diolah. Pengumpulan data tersebut untuk memperoleh data atau keterangan yang

benar dan dapat dipercaya. Dalam penelitian ini digunakan teknik angket dan

teknik tes.

1. Teknik Angket

Angket dalam penelitian ini merupakan instrumen untuk memperoleh data

tentang motivasi belajar siswa. Konsep motivasi dijajabarkan dalam komponen-

komponen/indikator menjadi deskriptor kemudian dalam bentuk

pernyataan/pertanyaan. Instrumen angket berbentuk skala, karena skala

merupakan seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada tingkah laku untuk

mengukur motivasi belajar terhadap prestasi belajar PKn. Motivasi dapat diukur

dengan menggunakan alat ukur tes motivasi verbal dan skala sikap kreatif. (Utami

Munandar, 1999: 70). Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat,

perhatian, motivasi yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai dan

hasilnya dalam bentuk rentangan nilai angka sesuai dengan kreteria yang dibuat

peneliti. Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni

lx

pernyataan positif dan pernyataan negatif. Skala sikap yang digunakan dalam

penelitian pendidikan ini adalah skala model Likert dengan 5 rentangan pilihan,

yaitu: Sangat Sering = SS. Sering = S. Kadang-kadang = K. Jarang = J Tidak

Pernah = TP.

2. Teknik Tes

Tes sebagai alat pengumpulan data, berupa suatu daftar pertanyaan atau butir-

butir soal yang harus dijawab oleh responden. Tes yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah tes obyektif yang disusun oleh peneliti berdasarkan

rancangan pembelajaran dan kisi-kisi tes ( kisi-kisi tes prestasi belajar lampiran

1). Tes prestasi belajar mengukur penguasaan atau abilitas yang di ukur serta

proporsinya sebagai hasil dari proses belajar. (Nana Sudjana, 2004: 10). Tes yang

berisi perolehan hasil belajar tersebut digunakan untuk mengumpulkan data

tentang prestasi belajar PKn. Tes prestasi belajar PKn terdiri atas 30 butir

pertanyaan yang berupa pilihan ganda biasa dengan 4 pilihan. Sebelum tes

digunakan untuk menguji subyek penelitian, tes tersebut diujicobakan terlebih

dahulu pada siswa kelas V SD Negeri 1 Girtirto sebanyak 30 siswa yang tidak

termasuk sebagai subyek penelitian.

F. Uji Coba Instrumen

Sebelum pelaksanaan pengumpulan data yang sebenarnya perlu dilakukan

uji coba terlebih dahulu terhadap instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian. Uji coba dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan data yang

benar-benar sahih dan dapat dihandalkan. Pengujian ini sering juga dimaksudkan

untuk mengetahui validitas maupun reliabilitas dan pemeriksaan setiap item butir

lxi

pertanyaan/pernyataan melalui cara tertentu. Uji coba dilaksanakan terhadap

siswa yang memiliki tingkat pendidikan yang sama, dalam mata pelajaran yang

sama berdasarkan pada sampel penerima tes itu (Oemar Hamalik,1986:35).

Adapun instrumen yang diuji cobakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu

instrumen motivasi belajar dan instrumen prestasi belajar PKn.

1. Instrumen Angket Motivasi Belajar

Kualitas instrumen ditentukan oleh dua macam indikator, yakni kesahihan

atau validitas dan keterandalan atau reliabilitas instrumen. Validitas sangat

berkaitan dengan seberapa jauh butir-butir instrument mengukur apa yang ingin

diukur, sedangkan reliabilitas berkaitan dengan seberapa jauh instrumen memiliki

keajegan dalam pengukuran, dalam arti hasil pengukurannya relatif tidak berbeda

jika digunakan dalam waktu yang berbeda. Uji coba instrumen dilakukan pada

instumen angket motivasi belajar untuk menentukan butir-butir pernyataan yang

memenuhi syarat sebagai alat pengambil data dengan mmenentukan validitas

dan reliabilitas.

a. Validitas

Untuk mengetahui tingkat validitas digunakan rumus korelasi Product

Moment yang di kemukakan oleh Pearson yang di kutip kembali oleh

Suharsimi Ariunto, (1993:138), adalah sebagai berikut:

N Σ XY-( ΣX)( Σ Y)

rxy = ---------------------------------------------------------------------------

√ {NΣ X²- ( ΣX)² }{N ΣY ² - ( ΣY)² }

Keterangan:

rxy = koefisien validitas

N = jumlah responden

lxii

Σ XY = jumlah butir dikalikan skor

Σ X = jumlah skor setiap butir pernyataan

Σ Y = jumlah skor total

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus product moment

dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik SPSS dapat

diketahui bahwa dari 50 pernyataan, 10 item dinyatakan tidak valid,

karena r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 30 dengan nilai

kritis 0,361. 10 item pernyataan tersebut adalah nomor

5,6,15,17,19,20,29,37,42,47, dan untuk penelitian selanjutnya ke 10 item

pertanyaan tersebut tidak diikut sertakan dalam penelitian. Hasil selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 2.

b. Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang memilki skor dengan

rentangan 1 sampai dengan 5 digunakan rumus Alpha sebagai berikut:

k Σ σb2

r 11 = [ ­---------- ] [ 1 - -------------- ]

( k - 1 ) σ t2

(Suharsimi Arikunto, 1993: 165)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pernyataan

Σ σb² = jumlah varians butir

σt² = varians total

lxiii

Dari Hasil Perhitungan diperoleh Koefisien Reliabilitas sebesar 0,902.

Karena koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka dapat dikatakan

bahwa instrumen motivasi belajar adalah Reliabel, atau juga dapat

dikatakan bahwa instrumen ini memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2

2. Instrumen Tes Hasil Belajar PKn

Untuk mengetahui validitas instrumen tes hasil belajar PKn digunakan

rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson.

Reliabilitas tes diuji dengan teknik koefisien KR – 20 sebagai berikut:

k V t - Σ pq r 11 = ( ----------) (-------------------) k – 1 V t

(Suharsimi Arikunto, 1993: 154)

r 11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

Vt = varians total

p = proporsi subyek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi

subyek yang mendapat skor 1)

q = proporsi subyek yang mendapat skor 0.

(q = 1 - p)

Dari hasil analisis uji coba tes prestasi PKn diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus product moment

dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik SPSS dapat

lxiv

diketahui bahwa dari 30 pernyataan, 5 item dinyatakan tidak valid, karena

r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 30 dengan nilai kritis

0,361. 5 item pernyataan tersebut adalah nomor 18,22,25,26,28, dan untuk

penelitian selanjutnya ke 5 item pertanyaan tersebut tidak diikut sertakan

dalam penelitian. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

2. Dari Hasil Perhitungan diperoleh Koefisien Reliabilitas sebesar 0,879. Karena

koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka dapat dikatakan bahwa

instrumen prestasi belajar PKn adalah Reliabel, atau juga dapat dikatakan

bahwa instrumen ini memiliki reliabilitas yang tinggi. Hasil perhitungan dapat

dilihat pada lampiran 2.

3. Uji Kemampuan Awal

Uji kemampuan awal disini adalah bertujuan untuk mengetahui bahwa

kemampuan dari kedua kelompok responden mempunyai kemampuan yang relatif

sama. Dalam penelitian ini dilakukanuji kemampuan awal dari nilai prestasi yang

diperoleh siswa. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji beda mean

dalam hal ini menggunakan uji T dapat diperoleh hasil p value > 0,05 atau 0,604 >

0,05, sehingga dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa nilai prestasi PKn

antara kelas eksperimen dengan kelas control relative sama. Hasil analisis dapat

dilihat pada lampiran 2.8.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan

Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan mengenai uji normalitas dan uji homogenitas.

lxv

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi

normal. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Lilliefors yang

dirumuskan sebagai berikut:

Lo = Max [ F (zi) –S (zi) ] ( Budiono, 2004: 170)

Ho = skor prestasi belajar berdistribusi normal

H1 = skor prestasi belajar tidak berdistribusi normal

Taraf signifikansi = 0,05

Daerah penerimaan Ho jika Lo < Lt

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui apakah populasi memiliki varians yang sama dilakukan uji

homogenitas dengan menggunakan uji F yang dirumuskan sebagai berikut:

F = Si²terbesar / Si²terkecil (Sudjana, 1996: 250)

Ho : σt² = σt² populasi mempunyai varians yang sama

H1 : σt² ≠ σt² populasi mempunyai varians tidak sama

Taraf signifikansi 0,05

Penerimaan Ho jika Fo < Ft

Setelah uji peryaratan dilakukan, langkah selanjutnya adalah melaksanakan uji

hipotesis.

2. Uji Hipotesis

Selanjutnya dilakukan uji hipotesis yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penggunaan model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap

prestasi belajar PKn dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis varians

(ANAVA ) dua jalan dengan menggunakan uji F yang rumusnya sebagai berikut:

lxvi

MSt F = ------------ MSe (Sudjana,1996: 303)

Keterangan:

F = nilai statistik uji F

MSt = rerata kuadrat treatmen

MSe = rerata kuadrat error

Nilai F yang dihasilkan kemudian dikonsultasikan dengan tabel distribusi F.

Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel

Kemudian dilakukan uji beda mean untuk menentukan perbedaan mean antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan uji t.

H. Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik yang di ajukan adalah :

1. Ho : µ SPP = µSPI

Hi : µSPP > µSPI

2. Ho : MT = µMR

Hi : µMT > µMR

3. Interaksi

Ho : SP x MB = 0

Hi : SP x MB = 0

Keterangan:

SPP = Model PAKEM

SPI = Model Pembelajaran Konvensional

MT = Motivasi Tinggi

MR = Motivasi Rendah

lxvii

SP = Model Pembelajaran

MB = Motivasi Belajar

BAB IV

HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bab 4 ini akan dibahas mengenai deskripsi data penelitian,

pengujian hipotesis penelitian dan pembahasan hasil analisis data.

Deskripsi Data

Data hasil penelitian yang diperoleh dari populasi siswa, dengan jumlah

sample sebesar 60 siswa, dijadikan responden penelitian disajikan dalam bentuk

deskripsi data semua sel yang terlihat pada table di bawah ini, meliputi data: (1)

Prestasi Belajar PKn Secara Keseluruhan, 2). Prestasi Belajar PKn dengan Model

Pembelajaran PAKEM, 3). Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran

Konvensional, 4). Prestasi Belajar PKn bagi Siswa dengan Motivasi Belajar

Rendah, 5). Prestasi Belajar PKn bagi Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi, 6).

Prestasi Belajar PKn dengan dengan model PAKEM dan Siswa Memiliki

Motivasi Belajar Rendah, 7). Prestasi Belajar PKn dengan dengan model

PAKEM dan Siswa Memiliki Motivasi Belajar Tinggi, 8). Prestasi Belajar PKn

dengan dengan model Pembelajaran Konvensional dan Siswa Memiliki Motivasi

Belajar Rendah, 9). Prestasi Belajar PKn dengan dengan model Pembelajaran

Konvensional dan Siswa Memiliki Motivasi Belajar Tinggi..

lxviii

Tabel 2. Rangkuman Data Prestasi Belajar PKn

Model Pembelajaran (A)

Motivasi Belajar Sumber

Statistik PAKEM

(A1)

Konvensional

(A2)

Jumlah

N 15 17 32

∑Χ 1.012 1.088 2.100

∑Χ² 68.848 70.560 139.408

Χ 67,467 64,000 66,625

Tinggi

(B1)

SD 6,930 7,616 7,174

N

∑Χ

∑Χ²

Χ

Motivasi

Belajar

(B)

Rendah

(B2)

SD

15

956

61.456

63,733

6,135

13

680

36.288

52,308

7,739

28

1.636

97.744

58,429

8,934

N

∑Χ

∑Χ²

30

1.968

130.304

30

1.768

106.848

60

3.736

237.152

Χ 65,600 58,933 62,267

JUMLAH

SD 6,441 9,566 8,756

Berdasar tabel tersebut di atas dapat dijabarkan hasil sebagai berikut:

1. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn Secara Keseluruhan

Data penelitian menunjukkan bahwa : jumlah

responden (N) = 60 siswa dengan skor tertinggi = 76 dan skor

terendah = 44, mean ( Χ ) = 62,27, median (Me) = 64,0,

lxix

Trimmed-mean = 62,44 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi (σ) = 8,76, Standar error of mean

(SE) = 1,13, kwartil I (Q1) = 56,00, yang artinya 75% dari

responden memiliki skor > 56,00, kwartil 3 (Q3) = 68,0 yang

artinya 25% dari responden memiliki skor > 68,0. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1.

Berikut ini akan disajikan Distribusi Frekuensi dan

Grafik histogramnya:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn Secara Keseluruhan

Kumulatif Kelas Interval f f(%)

f f(%)

44 - 48 6 10% 6 10%

49 - 53 4 7% 10 17%

54 - 58 12 20% 22 37%

59 - 63 7 12% 29 48%

64 - 68 18 30% 47 78%

69 - 73 8 13% 55 92%

74 - 78 5 8% 60 100%

JUMLAH 60 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat

disajikan dalam bentuk diagram histogram sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

44 - 48 49 - 53 54 - 58 59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78

f

lxx

Gambar 2. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKnSecara Keseluruhan

2. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model PAKEM

Data penelitian menunjukkan bahwa : jumlah

responden (N) = 30 siswa dengan skor tertinggi = 76 dan skor

terendah = 56, mean ( Χ ) = 65,60, median (Me) = 68,0,

Trimmed-mean = 65,54 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi (σ) = 6,44, Standar error of mean

(SE) = 1,18, kwartil I (Q1) = 72, yang artinya 75% dari

responden memiliki 59,50. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada lampiran 5.1.

Berikut ini akan disajikan Distribusi Frekuensi sel A1

dan Grafik histogramnya:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn dengan Model PAKEM

Kumulatif Kelas Interval f f(%)

f f(%)

56 - 59 7 23% 7 23%

lxxi

60 - 63 1 3% 8 27%

64 - 67 5 17% 13 43%

68 - 71 9 30% 22 73%

72 - 75 6 20% 28 93%

76 - 79 2 7% 30 100%

JUMLAH 30 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat

disajikan dalam bentuk diagram histogram sebagai berikut:

Gambar 3. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn dengan Model PAKEM

3. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran

Konvensional

Data penelitian menunjukkan bahwa : jumlah

responden (N) = .30 siswa dengan skor tertinggi = 76 dan

skor terendah = 44, mean ( Χ ) = 58,93, median (Me) = 58,

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

56 - 59 60 - 63 64 - 67 68 - 71 72 - 75 76 - 79

Skor Parestasi PKn dg Model PAKEM

f

lxxii

Trimmed-mean = 58,77 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi (σ) = 9,57, Standar error of mean

(SE) = 1,75, kwartil I (Q1) = 52, yang artinya 75% dari

responden memiliki skor > 52, kwartil 3 (Q3) = 68 yang

artinya 25% dari responden memiliki skor > 68. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1.

Berikut ini akan disajikan Distribusi Frekuensi sel A2

dan Grafik histogramnya:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn dengan Model

Pembelajaran Konvensional

Kumulatif Kelas Interval f f(%)

f f(%)

44 - 49 6 20% 6 20%

50 - 55 4 13% 10 33%

56 - 61 5 17% 15 50%

62 - 67 7 23% 22 73%

68 - 73 5 17% 27 90%

74 - 79 3 10% 30 100%

JUMLAH 30 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat

disajikan dalam bentuk diagram histogram sebagai berikut:

3

4

5

6

7

8

f

lxxiii

Gambar 4. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn dengan Model

Pembelajaran Konvensional

4. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn Bagi Siswa dengan Motivasi

Belajar Rendah

Data penelitian menunjukkan bahwa : jumlah

responden (N) = 28 siswa dengan skor tertinggi = 72 dan skor

terendah = 44, mean ( Χ ) = 58,43, median (Me) = 56, Trimmed-

mean = 58,46 yang artinya relatif tidak terdapat outlier,

Standar Deviasi (σ) = 8,93, Standar error of mean (SE) = 1,69,

kwartil I (Q1) = 52, yang artinya 75% dari responden

memiliki skor > 52, kwartil 3 (Q3) = 68 yang artinya 25%

dari responden memiliki skor > 68. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 5.1.

Berikut ini akan disajikan Distribusi Frekuensi sel B1

dan Grafik histogramnya:

lxxiv

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn Bagi Siswa dengan

Motivasi Belajar Rendah

Kumulatif Kelas Interval f f(%)

f f(%)

44 - 48 6 21% 6 21%

49 - 53 4 14% 10 36%

54 - 58 5 18% 15 54%

59 - 63 2 7% 17 61%

64 - 68 8 29% 25 89%

69 - 73 3 11% 28 100%

JUMLAH 28 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat

disajikan dalam bentuk diagram histogram sebagai berikut:

Gambar 5. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn Bagi Siswa dengan

Motivasi Belajar Rendah

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

44 - 48 49 - 53 54 - 58 59 - 63 64 - 68 69 - 73

Skor Parestasi PKn dg Motivasi Rendah

f

lxxv

5. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn Bagi Siswa dengan Motivasi

Belajar Tinggi

Data penelitian menunjukkan bahwa : jumlah

responden (N) = 32 siswa dengan skor tertinggi = 76 dan skor

terendah = 56, mean ( Χ ) = 65,63, median (Me) = 68, Trimmed-

mean = 65,57 yang artinya relatif tidak terdapat outlier,

Standar Deviasi (σ) = 7,17, Standar error of mean (SE) = 1,27,

kwartil I (Q1) = 60 yang artinya 75% dari responden

memiliki skor > 60 kwartil 3 (Q3) = 72 yang artinya 25% dari

responden memiliki skor > 72. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada lampiran 5.1.

Berikut ini akan disajikan Distribusi Frekuensi sel B2

dan Grafik histogramnya:

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn Bagi Siswa dengan

Motivasi Belajar Tinggi

Kumulatif Kelas Interval f f(%)

f f(%)

56 - 59 7 22% 7 22%

60 - 63 5 16% 12 38%

64 - 67 3 9% 15 47%

68 - 71 7 22% 22 69%

72 - 75 5 16% 27 84%

76 - 79 5 16% 32 100%

JUMLAH 32 100%

lxxvi

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat

disajikan dalam bentuk diagram histogram sebagai berikut:

Gambar 6. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn Bagi Siswa dengan

Motivasi Belajar Tinggi

6. Deskripsi Prestasi Belajar PKn dengan Model PAKEM dengan

Motivasi Belajar Rendah

Data penelitian menunjukkan bahwa : jumlah

responden (N) = 15 siswa dengan skor tertinggi = 72 dan skor

terendah = 56, mean ( Χ ) = 63,73, median (Me) = 64, Trimmed-

mean = 63,69 yang artinya relatif tidak terdapat outlier,

Standar Deviasi (σ) = 6,13, Standar error of mean (SE) = 1,58,

kwartil I (Q1) = 56,0, yang artinya 75% dari responden

memiliki skor > 56,0, kwartil 3 (Q3) = 68,0 yang artinya 25%

dari responden memiliki skor > 68,0. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 5.1.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

56 - 59 60 - 63 64 - 67 68 - 71 72 - 75 76 - 79

Skor Parestasi PKn dg Motivasi Tinggi

f

lxxvii

Berikut ini akan disajikan Distribusi Frekuensi sel

A1B1 dan Grafik histogramnya:

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn dengan

Model PAKEM dengan Motivasi Belajar Rendah

Kumulatif

Kelas Interval f f(%) f f(%)

56 - 59 5 33% 5 33%

60 - 63 0 0% 5 33%

64 - 67 3 20% 8 53%

68 - 71 5 33% 13 87%

72 - 75 2 13% 15 100%

JUMLAH 15 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat

disajikan dalam bentuk diagram histogram sebagai berikut:

Gambar 7. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn dengan Model PAKEM

dengan Motivasi Belajar Rendah

0

1

2

3

4

5

6

56 - 59 60 - 63 64 - 67 68 - 71 72 - 75 Skor Parestasi PKn dg Model PAKEM dan Motivasi Belajar Siswa

Rendah

f

lxxviii

7. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model PAKEM dengan

Motivasi Belajar Tinggi

Data penelitian menunjukkan bahwa : jumlah

responden (N) = 15 siswa dengan skor tertinggi = 76,0 dan

skor terendah = 56,0, mean ( Χ ) = 67,47, median (Me) = 68,0,

Trimmed-mean = 67,69 yang artinya relatif tidak terdapat

outlier, Standar Deviasi (σ) = 6,39, Standar error of mean

(SE) = 1,65, kwartil I (Q1) = 64, yang artinya 75% dari

responden memiliki skor > 64, kwartil 3 (Q3) = 72 yang

artinya 25% dari responden memiliki skor > 72. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1.

Berikut ini akan disajikan Distribusi Frekuensi sel

A1B2 dan Grafik histogramnya:

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn dengan

Model PAKEM dengan Motivasi Belajar Tinggi

Kumulatif

Kelas Interval f f(%) f f(%)

56 - 60 3 20% 3 20%

61 - 65 2 13% 5 33%

66 - 70 4 27% 9 60%

71 - 75 4 27% 13 87%

76 - 80 2 13% 15 100%

JUMLAH 15 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat

disajikan dalam bentuk diagram histogram sebagai berikut:

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

f

lxxix

Gambar 8. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn dengan Model PAKEM

dengan Motivasi Belajar Tinggi

8. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran

Konvensional dengan Motivasi Belajar Rendah

Data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah

responden (N) = 13 siswa dengan skor tertinggi = 72 dan skor

terendah = 44, mean ( Χ ) = 52,31, median (Me) = 52, Trimmed-

mean = 51,27 yang artinya relatif tidak terdapat outlier,

Standar Deviasi (σ) = 7,74, Standar error of mean (SE) = 2,15,

kwartil I (Q1) = 48, yang artinya 75% dari responden

memiliki skor > 48, kwartil 3 (Q3) = 56, yang artinya 25%

dari responden memiliki skor > 56. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 5.1.

Berikut ini akan disajikan Distribusi Frekuensi sel

A2B1 dan Grafik histogramnya:

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn dengan

Model Pembelajaran Konvensional dengan Motivasi

Belajar Rendah

lxxx

Kumulatif

Kelas Interval f f(%) f f(%)

44 - 49 6 46% 6 46%

50 - 55 4 31% 10 77%

56 - 61 2 15% 12 92%

62 - 67 0 0% 12 92%

68 - 73 1 8% 13 100%

JUMLAH 13 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat

disajikan dalam bentuk diagram histogram sebagai berikut:

Gambar 9. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn dengan Model

Pembelajaran Konvensional dengan Motivasi Belajar Rendah

9. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran

Konvensional dengan Motivasi Belajar Tinggi

0

1

2

3

4

5

6

7

44 - 49 50 - 55 56 - 61 62 - 67 68 - 73 Skor Parestasi PKn dg Model Pembelajaran Konvensional dan Motivasi

Belajar Siswa Rendah

f

lxxxi

Data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah

responden (N) = 17 siswa dengan skor tertinggi = 76 dan skor

terendah = 58, mean ( Χ ) = 64, median (Me) = 60, Trimmed-

mean = 63,73 yang artinya relatif tidak terdapat outlier,

Standar Deviasi (σ) = 7,62, Standar error of mean (SE) = 1,85,

kwartil I (Q1) = 56, yang artinya 75% dari responden

memiliki skor > 56, kwartil 3 (Q3) = 70, yang artinya 25%

dari responden memiliki skor > 70. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 5.1.

Berikut ini akan disajikan Distribusi Frekuensi sel

A2B2 dan Grafik histogramnya:

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PKn dengan

Model Pembelajaran Konvensional dengan Motivasi

Belajar Tinggi

Kumulatif Kelas Interval f f(%)

f f(%)

56 - 59 5 29% 5 29%

60 - 63 4 24% 9 53%

64 - 67 1 6% 10 59%

68 - 71 3 18% 13 76%

72 - 75 1 6% 14 82%

76 - 79 3 18% 17 100%

JUMLAH 17 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat

disajikan dalam bentuk diagram histogram sebagai berikut:

1

2

3

4

5

6

f

lxxxii

Gambar 10. Grafik Histogram Prestasi Belajar PKn dengan Model

Pembelajaran Konvensional dengan Motivasi Belajar Tinggi

Pengujian Persyaratan Analisis Data

Dalam penelitian yang menggunakan analisis statistik diperlukan beberapa

asumsi yang harus dipenuhi. Seperti yang telah dikemukakan di muka bahwa

penelitian ini adalah penelitian dengan Model eksperimen dan analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi dua jalan. Uji prasyarat

yang digunakan yakni syarat uji normalitas dengan menggunakan Lilliefors

Significance Correction dari Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas variansi

dengan uji F. Hasil Uji Peryaratan dalam analisis ini adalah sebagai berikut:

Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi

normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lilliefors Significance Correction dari Kolmogorov-Smirnov. Uji dilakukan

terhadap data prestasi belajar PKn dengan penerapan Model PAKEM dan

Konvensional. Analisis dibantu dengan program software untuk statistik yaitu

SPSS R.15 . Hasil analisis dapat dilihat pada table berikut :

lxxxiii

Tabel 12. Uji Normalitas

No Pembelajaran P-value P ( α ) Keterangan

1. PAKEM 0, 135

2. Konvensional 0,462 0,05 NORMAL

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors dapat dilihat bahwa

p-value > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data prestasi belajar

PKn terdistribusi normal.

Pengujian Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi yang digunakan adalah dengan menggunakan

uji F dengan membandingkan variansi terbesar dengan variansi terkecil dari 4

kelompok data. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh Fhitung = 1,591

selanjutnya dikonsultasikan dengan harga F tabel dengan dk pembilang ( 13 – 1)

= 12 dan dk penyebut (15 – 1 ) = 14 dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh

Ftabel = 2,53 (Fhitung = 1,591 < Ftabel = 2,53). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa varians keempat kelompok sampel tersebut homogen. Perhitungan dapat

dilihat pada lampiran 4.

Tabel 13. Uji Homogenitas Variansi

Analisis Fhitung F(0,95;19, 19) Keterangan

Varians

(F) 1,591 2,53 Homogen

C. Pengujian Hpotesis

lxxxiv

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

dirumuskan dapat teruji kebenarannya atau tidak terbukti. Maka untuk pengujian

hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik ANAVA dua jalan.

Untuk pengujian hasil analisis data yang diperoleh dari hasil perhitungan

dengan menggunakan uji Analisis Variansi twoway, maka hipotesis yang telah

dirumuskan dapat terjawab dalam table sebagai berikut :

Tabel 14. Hasil Uji Analisis Variansi Two Way

Sumber Variasi JK db MK Fo Ft

X1 (Model)

X2 (Motivasi)

X1*X2 (Interaksi)

Dalam (e)

824,22

884,31

235,41

2.745,44

1

1

1

56

824,22

884,31

235,41

49,03

16,81

18,04

4,8

4,02

4,02

4,02

Total 4.523,73 7569

Sumber : Lampiran 5.3.

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan hasil sebagai berikut :

a. Pengaruh model PAKEM dan model pembelajaran konvensional

terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKn

Untuk menguji Hipotesis yang menyatakan Ada perbedaan pengaruh

antara model PAKEM dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi

belajar mata pelajaran PKn siswa SD di Kecamatan Wonogiri digunakan analisis

variansi Two Way. Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi dua jalan,

lxxxv

diperoleh Fobservasi = 16,81 (Lampiran 5.3.). Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang = 1 dan Dkpenyebut = 56, dan

taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 4,02, karena F observasi > F tabel atau 16,81 >

4,02, sehingga dapat dikatakan Ada perbedaan pengaruh antara model PAKEM

dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar mata pelajaran

PKn siswa SD di Kecamatan Wonogiri.

b. pengaruh motivasi belajar siswa pada kategori tinggi dan kategori

rendah terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKn

Untuk menguji Hipotesis yang menyatakan Ada perbedaan pengaruh

antara motivasi belajar siswa pada kategori tinggi dan kategori rendah terhadap

prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa SD di Kecamatan Wonogiri, digunakan

analisis variansi Two Way. Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi dua

jalan, diperoleh Fobservasi = 18,04 (Lampiran 5.3.). Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang = 1 dan Dkpenyebut = 56, dan

taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 4,02, karena F observasi > F tabel atau 18,04 >

4,02, sehingga dapat dikatakan Ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar

siswa pada kategori tinggi dan kategori rendah terhadap prestasi belajar mata

pelajaran PKn siswa SD di Kecamatan Wonogiri.

c. Interaksi Pengaruh model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap

prestasi belajar mata pelajaran PKn

Untuk menguji Hipotesis yang menyatakan Ada pengaruh interaksi

antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata

lxxxvi

pelajaran PKn siswa SD di Kecamatan Wonogiri, digunakan analisis variansi two

Way Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi dua jalan, diperoleh Fobservasi

= 4,80 (Lampiran 5.3.). Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan

tabel F dengan Dk pembilang = 1 dan Dkpenyebut = 56 dan taraf signifikansi 0,05

diperoleh F tabel = 4,02, karena F observasi > F tabel atau 4,80 > 4.02, sehingga dapat

dikatakan Ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa SD di Kecamatan

Wonogiri

.

D. Rangkuman Pengujian Hipotesis

Dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel maka dapat diketahui

keputusan ditolak atau diterimanya hipotesis nihil. Untuk itu secara keseluruhan

dapat dilihat rangkuman dari hasil uji statistik secara uji F seperti yang tampak

dalam tabel berikut ini.

Tabel 15. Tabel Kesimpulan Hasil Penelitian

No. Hipotesis Nihil Fhitung Ftabel Kesimpulan pada α=0,05

1. 2. 3.

Tidak Ada perbedaan pengaruh antara model PAKEM dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa SD di Kecamatan Wonogiri. Tidak Ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar siswa pada kategori tinggi dan kategori rendah terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa SD di Kecamatan Wonogiri Tidak Ada interaksi pengaruh antara model pembelajaran dan motivasi

16,81

18,04

4,80

4,02

4,02

4,02

Ditolak

Ditolak

Ditolak

lxxxvii

belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa SD di Kecamatan Wonogiri

Sumber: Lampiran 5.3.6.3

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dapat diketahui adanya

pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap

prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa SD di Kecamatan Wonogiri,

selanjutnya dilakukan analisis lanjut dengan menggunakan uji Scheffe untuk

mengetahui sejauhmana perbedaan interaksi masing-masing perlakuan.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada lampiran 5.4, dapat

diinterpretasikan hasil sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan mean Prestasi Belajar PKn dengan model

pembelajaran PAKEM antara siswa yang memiliki motivasi belajar rendah

dengan tinggi. (2,132 < 4,02)

2. Tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn dengan motivasi belajar

rendah antara model PAKEM dengan model pembelajaran konvesional.

(18,544 > 4,02)

3. Tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn dengan model PAKEM

dan siswa memiliki motivasi belajar rendah dengan (0,012 < 4,02)

4. Terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn dengan model PAKEM dan

siswa memiliki motivasi belajar tinggi dengan model pembelajaran

konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar rendah. (32,643 > 4,02)

5. Tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn dengan model PAKEM

dan siswa memiliki motivasi belajar tinggi dengan model pembelajaran

konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar rendah. (1,953 < 4,02).

lxxxviii

6. Terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn dengan model pembelajaran

konvensional antara siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan

tinggi. (20,542 > 4,02).

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar PKn siswa, hal ini

ditunjukkan dengan perolehan hasil F observasi yang lebih besar dari F hitung.

Dari analisa deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan siswa dengan

penerapan model PAKEM sebesar65,60 yang lebih baik dibandingkan dengan

kemampuan rata-rata siswa dengan pembelajaran konvensional yaitu 58,93

Model pembelajaran PAKEM merupakan pembelajaran dengan

menerapkan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dalam

proses pembelajaran PAKEM guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa

sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

Dalam pembelajaran PAKEM guru hanya sebagai fasilitator, yang berperan aktif

dalam proses pembelajaran adalah siswa. Dalam pembelajaran PAKEM guru

harus membuat lingkungan belajar yang menyenangkan dan manarik dengan

mengatur kelas sedemikan rupa dengan menyediakan buku-buku dan bahan

belajar yang menarik, menggunakan berbagia alat bantu, menerapkan belajar

kelompok agar lebih kooperatif dan interaktif, dan mendorong siswa untuk

menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk

mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan

lingkungan belajarnya yang menyenangkan sesuai dan cocok dengan karakteristik

lxxxix

yang berbeda-beda. Disini siswa yang harus selalu aktif baik mental maupun fisik

dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan guru, dengan sering

bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan-

gagasanya dengan perasaan tidak takut ditertawakan, tidak takut disepelekan, atau

tidak takut dimarahi jika salah. Dengan adanya siswa yang selalu aktif dan kreatif

dalam memanfaat fasilitas belajar yang tersedia, mampu memanfaatkan

lingkungan belajar dengan baik, dan belajar dengan persaan senang maka apapun

yang dipelajari oleh siswa pasti akan terasa lebih menyenangkan dan mudah

dipelajari.

Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang

berpusat pada guru. Dalam pembelajaran konvensional guru menganggap

kemampuan siswa sama, menggunakan kelas sebagai satu-satunya tempat belajar,

dalam mengajar lebih banyak menggunakan model ceramah dan hanya

menggunakan buku dan informasi dari guru sebagi sumber belajar, kegiatan yang

diberikan tidak bervariasi, komuikasi dalam kelas hanya satu arah, dimana guru

menjelaskan materi pembelajarn dengan ceramah dan siswa hanya mendengarkan

infromasi dari guru saja. Selain dengan ceramah biasanya dilanjutkan dengan

tanya jawab dan pemberian tugas untuk mengukur apakah siswa sudah mampu

menyerap materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dalam pembelajaran PKn

dengan model PAKEM ternyata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

pencapaian prestasi belajar siswa dari pada dengan model pembelajaran

konvensional. Hal ini dapat kita pahami karena dengan pembelajaran PAKEM

siswa selalu aktif dan keatif melaksanakan pembelajaran dan kegiatn belajar

xc

dibuat slalu menarik dna menyenanagkan sehingga apabila siswa belajar dengan

rasa senang maka apa yang dipelajari akan mudah dipahami dan selalu diingat

siswa dan pemahaman siswa akan lebih tertanam dengan baik, berbeda dengan

konvensional yang lebih cenderung menjadi pemahaman siswa sesaat saja..

Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi

belajar siswa juga berpengaruh dalam meningkatkan prestasi siswa.

Siswa yang memiliki motivasi belajar memiliki hasrat dan keinginan

berhasil, mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam belajar, mempunyai

harapan dan cita-cita masa depan. Siswa yang memilki motivasi belajar

yang tinggi selalu berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang

lebih giat dan semangat, materi pembelajaran sesulit apapun ia akan

selalu berusaha sampai bisa dan berhasil dengan baik. Siswa yang

memiliki motivasi belajar yang tinggi tidak akan puas jika prestasinya

jelek, sehingga siswa tersebut dalam mempelajari suatu materi pelajaran

akan selalu bersungguh-sungguh sampai prestasi belajarnya maksimal.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan

tentang nilai, sehingga apabila model yang digunakan dalam mengajar kurang

tepat akan membuat siswa bosan. Dengan adanya penggunaan model

pembelajaran PAKEM dan didukung adanya motivasi belajar dari siswa maka

akan mampu meningkatkan prestasi belajar PKn siswa. Dalam pembelajaran

PAKEM guru selalu memberi penghargaan dalam belajar, kegiatan belajar dibuat

menarik dan lingkungan belajar selalu kondusif, sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik dan akan memberikan semangat dan

xci

menambah motivasi belajar siswa. Dengan demikian tentunya akan meningkatkan

prestasi belajar siswa secara optimal.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan

terhadap siswa SD Negeri Kecamatan Wonogiri Kabupaten wonogiri dengan

menggunakan taraf signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara model PAKEM dan

model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar mata pelajaran

PKn siswa Dengan model pembelajaran PAKEM siswa selalu aktif dan

kreatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, suasana belajar dibuat

menarik dan menyenangkan sehingga apa yang dipelajari siswa akan mudah

dimengerti dan tertanam dalam diri siswa secara mendalam.

2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki

motivasi belajar yang tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi yang

rendah rendah terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa. Dengan

adanya motivasi belajar yang tinggi dari siswa, maka siswa tersebut akan

xcii

76

selalu belajar dengan bersungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkan

prestasi yang terbaik.

3. Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran dan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa. Dengan

penerapan model pembelajaran PAKEM dimana pembelajaran berorientasi

pada siswa yang dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya dan

didukung dengan motivasi belajar yang tinggi maka akan mampu

meningkatkan prestasi belajar secara optimal..

Implikasi

Dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa penggunaan

medote pembelajaran yang tepat dan didukung adanya motivasi belajar

siswa maka akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan cocok dengan

karakteristik dan kemampuan siswa akan mempermudah dan memperlancara

proses belajar dan mengajar. Dalam pembelajaran konvensional dimana

pembelajaran berpusat pada guru, dimana sumber belajar siswa adalah buku dan

informasi dari guru. Dalam pembelajaran ini siswa sangat tergantung dari guru,

dan dalam penyampaian materi guru kurang memperhatikan karakteristik siswa,

semua siswa dianggap memiliki kemampuan yang sama, sehingga penyerapan

materi antar siswa tidak akan sama dan materi yang diterima hanya akan menjadi

hafalan semata, kurang mengesankan berbeda dengan pembelajaran PAKEM guru

dituntut untuk (1) memahami sifat yang dimiliki anak. Pada dasarnya anak

memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi, sehingga guru harus mampu

xciii

menyiapkan pengelolaan kelas sedemikian rupa sehingga kedua sifat dasar anak

tersebut dapat berkembang secara postif; (2) mengenal anak secara perseorangan.

Dengan mengenal karakteristik masing-masing anak maka guru akan bisa

mengukur tingkat keberhasilan anak dan anak yang lebih mampu bisa menjadi

tutor temannya yang kurang mampu, sehingga semua anak akan mendapatkan

pengalaman belajar yang sama; (3) memnfaatkan perilaku anak dan

pengorganisasian belajar. Pada dasarnya anak akan lebih suka apabila

melaksanakan sesuatu dalam kelompok, sehingga dalam pembelajaran ini guru

dapat membuat kelompok-kelompok belajar untuk mendorong kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah secara bersama, mendorong siswa untuk selalu

berkomunikasi akif dalam belajar; (4) mengembangkan kemampuan berpikir

kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah, sehingga siswa akan dapat

memecahkan masalah dengan baik; (5) mengembangkan ruang kelas sebagai

lingkungan belajar yang menarik sehingga susana belajar akan menyenangkan; (6)

memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, sehingga dapat

mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh

indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan,

membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram; (7) memberikan umpan balik

yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar, sehingga pembelajaran akan lebih

efektif dengan adanya keaktifan dari guru dan siswa; (8) mengembangkan

keaktifan siswa secara mental, sehingga siswa tidak hanya aktif bergerak kemana-

mana tetapi siswa berani mengutarakan pendapat, bertanya dan berdiskusi secara

aktif. Dengan adanya hal tersebut maka tentunya siswa akan selalu aktif belajar

dengan rasa senang dan akan lebih kreatif lagi dalam memecahkan berbagai

xciv

maslah, sehingga kemampuan siswa akan dapat meningkat dengan baik dan segala

sesuatu yang dipelajari akan lebih berkesan.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan didukung adanya

motivasi belajar yang tinggi, maka akan membuat siswa selalu antusias

dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan

menyukai hal-hal yang menantang dan tidak pantang menyerah, apabila

siswa tersebut belum menguasai apa yang dipelajari maka akan terus

berusaha sampai berhasil.

Dengan penggunaan model PAKEM dalam pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dan didukung dengan adanya motivasi

belajar yang tinggi dari siswa, maka proses belajar mengajar akan dapat

berjalan secara efektif, karena dalam pembelajaran PAKEM motivasi

belajar siswa yang tinggi, penting untuk diperhatikan dan dibangkitkan

pada saat memulai dan sepanjang pelajaran berlangsung, sehingga siswa

tersebut akan mampu belajar secara maksimal yang pada giliranya akan

mampu meningkatkan prestasi belajarnya secara optimal.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka

diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru:

a. Dalam memilih model pembelajaran yang akan

digunakan hendaklah guru memngenal siswa secara

perseorangan dan memahami sifat yang dimiliki anak,

xcv

sehingga guru dapat memberikan pembelajaran secara

tepat..

b. Guru harus mampu membangkitkan semangat dan

motivasi siswa dalam belajar, karena sebaik apapun

model pembelajaran yang digunakan tetapi kalau siswa

tidak memiliki ketertarikan dan semangat dalam

belajar tidak mungkin hasil belajar akan maksimal.

2. Bagi Siswa:

a. Siswa hendaknya selalu aktif dan kreatif dalam

kegiatan pembelajaran sehingga akan mampu

memecahkan semua permasalahan dengan baik yang

tentunya akan meningkatkan prestasi belajarnya..

b. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa hendaknya

tidak memiliki rasa takut atau malu untuk bertanya

dan mengutarakan pendapat sehingga apa yang belum

jelas dalam pembelajaran dapat diperjelas dan ide-

idenya dapat tersalurkan.

3. Pihak sekolah hendaknya bisa menyediakan sumber dan

media belajar yang cukup dan bisa menciptakan

xcvi

lingkungan sekolah yang kondusif yang mendukung

pelaksanaan pembelajaran, sehingga siswa akan dapat

belajar secara menyenangkan dan maksimal.

.

DAFTAR PUSTAKA Basuki Wibawa dan Farida Mukti. 1991. Media Pengajaran. Jakarta :

Dekdikbud.

Bruce Joyce and Marsya Weil. 2000. Models of Teaching. Boston. Allyn & Bacon

Pearson Education Company Budiono, 2004. Statistika untuk Penelitian, Surakarta: Sebelas Maret University

Press Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka

Cipta. Elly, Donald P & Gerlach. 1980. Teaching and Media A Systematic Approach.

New Jersey : Prentice Hall Englewood. GagneR.M., 1975. Essentials of Learning For Instruction. Illinois : Dryden Press. Gagne, Briggs. 1979. Principles of Instruction Design. New Jersey : Holt

Rinehart. Gunarsa, Singgih. 1990. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta : BPK

Gunung Mulia. __________. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar dan Garis-Garis Besar

Program Pengajaran (GBPP). Jakarta : Depdikbud Ditjen Dikti. Proyek Pengembangan PGSD.

__________. 2002. Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 - 2004.

Jakarta : Sinar Grafika. __________. 2005. Kompas. Ujian Pasti Memicu Peningkatan Mutu Pendidikan

Jakarta.

xcvii

Hamzah B. Uno. 2007. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara. Mulyani Sumantri, Johar Permana. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Ditjen Dikti

Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Mulyasa E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung PT. Remaja

Rosdakarya. Mulyono Abdurrohman. 2003. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta :

Rineka Cipta. Nana Sudjana. 1988. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV.

Sinar Baru Offset. ____________. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 1992. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.

Jakarta : Bumi Aksara. Oemar Hamalik. 1986. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Martiono. Saifudin Azwar. 2000. Tes Prestasi Belajar. Yogyakarta : pustaka Pelajar. ___________. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : pustaka Pelajar. ___________. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : pustaka Pelajar. ___________. 2005. Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional).

2003. Jakarta : Sinar Grafika. Sardiman, AM. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman bagi

Guru dan calon Guru. Jakarta : CV. Rajawali. Singgih D. Gunarso. 1981. Psikologi Perkembangan. Jakarta : BPK Gunung

Mulia. Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung : Tarsito. Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta :

Rineka Cipta. ________________. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

xcviii

Toeti Sukamto, Udin Saripudin Winataputra. 1996. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional.

Vembriarto ST. 1985. Pengajaran Model. Yogyakarta : Yayasan Pendidikan

Paramita. Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia. Wolfolk, AE & Nicholich LM. 1984. Eductional Psychology for Teaching. New

Jersey: Prentie Hall.

xcix

Contoh Model PAKEM

RENCANA PELAKSANANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : Sekolah Dasar Kelas /

Semester : V/II

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Waktu : 3 Pertemuan 6 jam pelajaran

Standar Kompetensi

(SK)

: Memahami kebebasan berorganisasi.

Kompetensi Dasar (KD) : Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan

sekolah dan masyarakat.

Materi Pembelajaran : Organisasi Sekolah.

Organisasi Masyarakat

Indikator : 1. Menjelaskan tujuan diadakan organisasi di

sekolah.

2. Menyebutkan contoh-contoh organisasi di

sekolah.

3. Manfaat didirikan UKS

4. Menyebutkan keuntungan diadakan Komite

sekolah

5. Menyebutkan contoh-contoh organisasi di

lingkungan masyarakat.

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan tujuan organisasi di

sekolah.

2. Siswa dapat menyebutkan organisasi di sekolah.

3. Siswa dapat menyebutkan contoh organisasi di

masyarakat.

4. Siswa dapat menjelaskan organisasi di

masyarakat.

5. Siswa dapat menyebutkan manfaat mengikuti

kegiatan organisasi.

Sumber Belajar : 1. Buku Paket BSE (PKn) kelas V

2. Buku PKn kelas V, Aneka Ilmu hal 46 – 52

3. Buku PKn kelas V, Erlangga hal 63 – 71

4. Gambar suasana kegiatan organisasi

c

Pertemuan I

Pengoganisasian Langkah Pembelajaran

Siswa Waktu Kegiatan Awal

• Memperhatikan informasi terkait dengan organisasi sekolah, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang dilaksanakan

K 3

• Tanya jawab tentang syarat-syarat organisasi K 3

Kegiatan Inti

• Mempelajari dan mengamati gambar kegiatan organisasi di sekolah

G/D 5

• Mendiskusikan latar belakang serta tujuan organisasi di sekolah

G 20

• Melaporkan hasil kegiatan diskusi dan kelompok lain memberi tanggapan

G 10

• Menyusun daftar macam-macam organisasi yang ada di sekolah

I 7

• Menyimpulkan materi penguatan K 7

Kegiatan Akhir • Pesan-pesan moral K 5

Penilaian Tindak lanjut

v Membuat kliping kegiatan organisasi di sekolah (mengamati dan mencatat jalannya organisasi di sekolah)

I 10

Pertemuan II

Pengoganisasian Langkah Pembelajaran

Siswa Waktu Kegiatan Awal

• Memperhatikan informasi guru tentang kegiatan, dan penilaian yang akan dilaksanakan.

K 3

• Tanya jawab tentang kegiatan usaha yang terkait dengan materi pelajaran

K 3

Kegiatan Inti

• Mendiskusikan tentang manfaat Koperasi dan Pramuka di sekolah

G/D 25

• Melaporkan hasil diskusi dan tanggapan dari kelompok lain G 10

• Inventarisasi organisasi yang diketahui siswa, baik di sekolah maupun di masyarakat.

I 9

Kegiatan Akhir • Pesan-pesan moral K 10

Penilaian Tindak lanjut

v Menyusun laporan kegiatan secara kelompok I 10

ci

Pertemuan III Pengoganisasian

Langkah Pembelajaran Siswa Waktu

Kegiatan Awal

• Melanjutkan materi pertemuan yang lalu. K 5

• Tanya jawab tentang kegiatan organisasi di lingkungan masyarakat

K 6

Kegiatan Inti

• Secara kelompok berdiskusi tentang organisasi yang ada dimasyarakat

G/D 10

• Melaporkan hasil diskusu dan tanggapan dari kelompok lain I 7

• Pembahasan dan kesimpulan mengenai organisasi di masyarakat

K 4

• Penguatan dan kesimpulan materi K 3

• Kegiatan Akhir

• • Pesan-pesan moral K 3

• Penilaian

Tindak lanjut v Uji kompetensi secara individual

I 25

Guru Kelas ............................................ NIP

Keterangan Penilaian : Proses / Kinerja : Disiplin, Kerjasama, Gagasan, Ide

cii

LEMBAR KERJA Jelaskan macam-macam organisasi, kemudian diskusikan secara kelompok.

No Nama Organisasi Tujuan Tempat / Lokasi Ket

LEMBAR PENILAIAN KINERJA

Aspek No Nama Siswa

Kerjasama Disiplin Gagasan/Ide Nilai

Kriteria penilaian

Kerjasama Disiplin Gagasan / Ide 0 – 10 kurang 1 – 10 kurang 1 – 10 kurang 11 – 20 cukup 11 – 20 cukup 11 – 20 cukup 21 – 30 baik 21 – 30 baik 21 – 30 baik

ciii

Instrumen Penilaian Skala Kuantitatif Jumlah

Aspek Penggunaan Konsep 4 3 2 1 Nilai

1 Jelaskan tujuan diadakan organisasi di

sekolah

2 Menyebutkan organisasi yang ada di

sekolah

3 Manfaat diadakan Koperasi Sekolah

4 Jelaskan manfaat diadakan UKS

5 Jelaskan manfaat diadakan organisasi

Komite Sekolah

6 Menyebutkan contoh-contoh organisasi

di lingkungan masyarakat

Jumlah

Skala Kuantitatif Jumlah

Aspek Keterampilan Sosial 4 3 2 1 Nilai

1 Jelaskan kesulitan-kesulitan apa yang

terjadi bila sekolah tidak ada UKS

Jumlah

Skala Kuantitatif Jumlah

Aspek Sikap Sosial 4 3 2 1 Nilai

Bagaimana sikapmu bila kamu ditunjuk

sebagao ketua Karang Taruna di

kampungmu ?

Jumlah

Keterangan Penilaian Aspek Jumlah Nilai = Skor yang diperoleh x 10 Jumlah skala x Jumlah Instrumen Wonogiri, .................... Guru Kelas

................................................ NIP.

civ

Contoh Model Konvensional

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SEKOLAH : SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN : Pendidikan Kewarganegaraan KELAS / SEMESTER : V / II ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran (3 pertemuan)

STANDAR KOMPETENSI : Memahami kebebasan berorganisasi

KOMPETENSI DASAR 3.2 : Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan

sekolah dan masyarakat.

INDIKATOR : - Menjelaskan tujuan diadakan organisasi di

sekolah.

- Menyebutkan contoh-contoh organisasi di

sekolah.

- Manfaat didirikan UKS.

- Menyebutkan keuntungan diadakan Komite

Sekolah.

- Menyebutkan contoh-contoh organisasi di

lingkungan masyarakat.

I. Tujuan Pembelajaran

• Siswa dapat menjelaskan tujuan organisasi di sekolah.

• Siswa dapat menyebutkan kegiatan organisasi di sekolah.

• Siswa dapat menyebutkan contoh organisasi di masyarakat.

• Siswa dapat menjelaskan organisasi di masyarakat.

• Siswa dapat menyebutkan manffat mengikuti kegiatan organisasi.

II. Materi Pokok

• Organisasi di sekolah.

• Organisasi di masyarakat.

III. Metode

• Ceramah bervariasi, diskusi, pemberian tugas, observasi, demonstrasi.

cv

IV. Sumber Bahan

• Buku Paket BSE (PKn) kelas V.

• Buku PKn kelas V, Aneka Ilmu hal 46 – 52.

• Buku PKn kelas V, Erlangga hal 63 – 71.

V. Strategi Pembelajaran

1. Pertemuan I

Kegiatan Awal

• Tanya jawab tentang syarat-syarat berorganisasi.

Kegiatan Inti

• Guru menjelaskan tujuan diadakan organisasi di sekolah.

• Menyebutkan contoh-contoh organisasi di sekolah.

Penutup

• Siswa diberi tugas mengamati dan mencatat jalannya koperasi di

sekolah.

2. Pertemuan II

Kegiatan Awal

• Tanya jawab tentang organisasi yang ada di sekolah.

Kegiatan Inti

• Guru menjelaskan tentang manfaat koperasi sekolah.

• Guru menjelaskan manfaat mengikuti organisasi Pramuka di sekolah.

Penutup

• Anak disuruh mengidentifikasi organisasi yang ada di masyarakat.

3. Pertemuan III

Kegiatan Awal

• Tanya jawab materi yang telah diajarkan.

Kegiatan Inti

• Guru menjelaskan tentang manfaat UKS.

• Guru menjelaskan keuntungan di dalam komite sekolah.

• Secara berkelompok siswa berdiskusi contoh organisasi di lingkungan

masyarakat.

• Melaporkan hasil diskusi.

Penutup

• Siswa diberi tugas mencatat rangkuman materi yang telah diajarkan

dan tanya jawab.

cvi

VI. Penilaian

1. Tehnik

v Tertulis, Lisan

2. Prosedur

v Ulangan harian

3. Bentuk

v Jawaban singkat, uraian

4. Instrumen Penilaian

1) Jelaskan tujuan diadakan organisasi di sekolah.

2) Menyebutkan organisasi yang ada di sekolah.

3) Manfaat diadakan koperasi sekolah.

4) Jelaskan manfaat diadakan UKS.

5) Jelaskan manfaat diadakan organisasi komite di sekolah.

6) Menyebutkan contoh-contoh organisasi di masyarakat.

• Aspek Keterampilan Sosial

Jelaskan akibat-akibat yang timbul bila tidak ada organisasi UKS

• Aspek Sikap Sosial

Bagaimana sikap kamu bila kamu ditunjuk sebagai ketua organisasi

Karang Taruna di kampungmu.

Instrumen Penilaian

Skala Kuantitatif Jumlah Aspek Penggunaan Konsep

4 3 2 1 Nilai

1 Jelaskan tujuan diadakan organisasi di

sekolah

2 Menyebutkan organisasi yang ada di

sekolah

3 Manfaat diadakan Koperasi Sekolah

4 Jelaskan manfaat diadakan UKS

5 Jelaskan manfaat diadakan organisasi

Komite Sekolah

6 Menyebutkan contoh-contoh organisasi

di lingkungan masyarakat

Jumlah

cvii

Skala Kuantitatif Jumlah Aspek Keterampilan Sosial

4 3 2 1 Nilai

1 Jelaskan kesulitan-kesulitan apa yang

terjadi bila sekolah tidak ada UKS

Jumlah

Skala Kuantitatif Jumlah Aspek Sikap Sosial

4 3 2 1 Nilai

Bagaimana sikapmu bila kamu ditunjuk

sebagai ketua Karang Taruna di

kampungmu ?

Jumlah

Keterangan Penilaian Aspek Jumlah Nilai = Skor yang diperoleh x 10 Jumlah skala x Jumlah Instrumen Wonogiri, .................... Guru Kelas

................................................ NIP.

cviii

DI EXCEL

cix

INSTRUMEN PENELITIAN

ANGKET MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Waktu : 90 menit

PENGANTAR

Angket ini dimaksudkan untuk mengetahui motivasi belajar siswa atau

responden. Angket ini tidak berhubungan dengan masalah pembelajaran di kelas /

sekolah, sehingga tidak akan berpengaruh terhadap perolehan nilai atau prestasi

belajar anda. Oleh karena itu, mohon kesediaan anda untuk menjawab dengan

sejujur-jujurnya, atau menjawab sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Kerjakanlah dengan teliti, bacalah pertanyaan dan alternatif jawaban dengan baik,

sehingga tidak ada pertanyaan yang terlewatkan serta pastikan jawaban anda tepat.

Jawaban anda merupakan informasi yang sangat berharga bagi kami.

Atas perhatian dan jawaban anda kami sampaikan terimakasih.

Petunjuk Pengisian Angket :

1. Jawablah pertanyaan di bawah ini pada lembar jawaban yang tersedia !

2. Bacalah baik-baik setiap butir pertanyaan dan seluruh alternatif

jawabannya !

3. Pilihlah salah satu dari alternatif jawaban yang tersedia dengan memberi

tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, d, atau e !

cx

Butir-butir pertanyaan :

1. Apakah anda selama ini mengerjakan tugas-tugas pelajaran PKn yang

diberikan oleh guru dengan baik ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b.Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

2. Apakah selama ini anda tertarik terhadap mata pelajaran PKn ?

a. Tidak tertarik d. Tertarik

b. Kurang tertarik e. Sangat tertarik

c. Cukup tertarik

3. Untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi pada mata pelajaran PKn

tidak perlu belajar giat. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

4. Pada waktu pelajaran PKn berlangsung, apakah anda dapat memusatkan

perhatian dengan baik ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

5. Selain mengikuti pelajaran di kelas, seberapa sering anda mempelajari

Pendidikan Kewarganegaraan ?

a. Tidak pernah d. Sering kali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

6. Bagaimanakah perasaan anda terhadap cara mengajar guru pada waktu

pelajaran PKn ?

a. Tidak senang d. Senang

b. Kurang senang e. Sangat senang

c. Cukup senang

cxi

7. Pada saat pelajaran PKn berlangsung siswa tidak perlu mengajukan

pertanyaan tentang hal-hal yang belum jelas kepada guru. Bagaimana

pendapat anda ?

a. Tidaksetuju d.Setuju

b. Kurang setuju e.Sangat setuju

c. Ragu-ragu

8. Apakah anda di rumah menyediakan waktu tersendiri untuk belajar PKn ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

9. Apakah anda meluangkan waktu untuk membaca buku-buku bacaaan yang

berhubungan dengan pelajaran PKn ?

a. Tidak pernah d.Seringkali

b. Jarang sekali e.Selalu

c. Kadang-kadang

10. Pelajaran PKn merupakan pelajaran yang membosankan. Bagaimana

pendapat anda ?

a. Tidak setuju d.Setuju

b. Kurang setuju e.Sangat setuju

c. Ragu-ragu

11. Pada waktu pelajaran PKn berlangsung anda mendapat pertanyaan dari

guru. Apakah anda menjawab pertanyaaan tersebut ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

12. Siswa tidak perlu mempunyai program / jadwal belajar di rumah untuk

pelajaran Pkn. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

cxii

13. Pada jam pelajaran PKn, anda diajak membolos oleh teman anda.

Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

14. Apabila dalam pembelajaran PKn ada yang kurang jelas, apakah anda

menanyakan kepada guru ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

15. Apabila teman-teman anda mendapat nilai pelajaran PKn tinggi, apakah

anda menjadi terdorong untuk giat belajar PKn ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

16. Belajar PKn merupakan sesuatu yang berat bagi para siswa. Bagaimana

pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

17. Dalam pelajaran PKn apabila siswa mengalami kesulitan, maka harus

dicari pemecahannya hingga teratasi. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

18. Agar memperoleh nilai PKn yang baik, siswa perlu bertanya kepada

teman-teman mengenai penyelesaian soal-soal PKn. Bagaimana pendapat

anda ?

a. Tidak setuju d.Setuju

cxiii

b.Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

19. Jika dalam pelajaran PKn ada tugas kelompok, apakah anda menyerahkan

sepenuhnya tuygas-tugas itu kepada teman-teman dalam kelompok ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

20. Dalam pelajaran PKn, dibicarakan tentang tokoh-tokoh atau para

pahlawan. Bagaimana pendapat anda?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

21. Pelajaran PKn sangat menarik, karena membahas hal –hal yang benar-

benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

22. Apakah selama ini anda melaksanakan kerjasama dengan siswa lain untuk

mengerjakan tugas-tugas dalam pelajaran PKn ?

a. Tidakpernah d.Seringkali

b.Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

23. Tugas-tugas dalam pelajaran Pkn itu tidak menarik, maka tidak perlu

dikerjakan. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

24. Apakah anda berusaha mendapatkan nilai tertinggi diantara teman-teman

anda pada pelajaran PKn ?

cxiv

a. Tidak pernah d.Seringkali

b.Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

25. Jika nilai raport pelajaran PKn anda mendapat 6, bagaimana perasaan

anda ?

a. Tidak puas d. Puas

b. Kurang puas e. Sangat puas

c. Cukup puas

26. Pada waktu pelajaran PKn berlangsung, siswa harus mencurahkan

segenap perhatiannya pada pelajaran. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Selalu

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

27. Setiap selesai pelajaran PKn, siswa perlu merenungkan apa yang telah

dipelajari. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d.Setuju

b. Kurang setuju e.Sangat setuju

c. Ragu-ragu

28. Jika hari libur siswa tidak perlu belajar dan membaca buku pelajaran PKn.

Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidaksetuju d.Setuju

b. Kurang setuju e.Sangat setuju

c. Ragu-ragu

29 Jika anda terpaksa tidak masuk sekolah sehingga anda tidak mengikuti

pelajaran PKn, anda tidak perlu berusaha mengejar ketinggalan pelajaran

itu. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

cxv

30. Seorang siswa mengatakan “Pelajaran PKn itu tidak penting “. Bagaimana

pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

31. Berkonsultasi dengan guru apabila anda mengalami kesulitan pada

pelajaran PKn sangat bermanfaat. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

32. Saya telah memiliki buku pelajaran PKn, oleh karena itu dalam mengikuti

pelajaran PKn saya tidak perlu mencatat pelajaran. Bagaimana pendapat

anda?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

33. Sebagian siswa tidak pernah membaca buku-buku PKn di luar materi

pelajaran yang diajarkan guru. Bagaimana dengan anda ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang e. Selalu

c. Kadang-kadang

34. Apakah dalam belajar PKn anda membuat rangkuman / catatan pelajaran?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang e. Selalu

c. Kadang-kadang

35. Menjadi seorang ahli atau ilmuwan dalam bidang Pkn sangat

mengagumkan. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

cxvi

c. Ragu-ragu

36. Siswa yang berprestasi perlu diberi penghargaan dan disampaikan pada

saat upacara bendera. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

37. Pujian kepada siswa perlu diberikan apabila prestasi belajarnya baik.

Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

38. Semangat belajar yang tinggi menjadikan nilai pelajaran PKn baik.

Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

39. Keberuntungan merupakan penentu keberhasilan siswa dalam pelajaran

PKn. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Ragu-ragu

40. Kalau nilai pelajaran PKn saya turun, saya berusaha belajar dengan lebih

giat. Bagaimana pendapat anda?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

41. Apakah anda merasa mudah dalam bekerjasama dengan teman sekelas

pada mata pelajaran PKn ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

cxvii

b. Jarang sekali e. Selalu

c.. Kadang-kadang

42. Sebagian siswa merasa sulit dalam memahami pelajaran PKn. Bagaimana

dengan anda ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

43. Sebagian siswa tampak mengawali pelajaran PKn di kelas dengan

perasaan senang dan bergairah. Bagaimana dengan anda ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

44. Sebagian siswa tampak mudah mendapat teman akrab untuk belajar / kerja

kelompok dalam pelajaran PKn. Apakah anda juga demikian ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

45. Apakah selama ini anda senang dengan tugas-tugas yang anda kerjakan

dalam pelajaran PKn ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

46. Dalam pelajaran PKn sebagian siswa tampak lebih pandai dan lebih giat

belajar daripada teman-teman lainnya. Bagaimana dengan anda ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

cxviii

47. Sebagian siswa tampak dengan mudah dan senang bermain di sekolah.

Bagaimana dengan anda ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

48. Sebaiknya siswa hanya memiliki sedikit teman akrab. Bagaimana pendapat

anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

49. Dalam pelajaran PKn sebagian siswa tampak amat baik dan dijadikan

teladan bagi siswa-siswa lainnya oleh guru. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

50. Sebagian siswa tampak memilih melihat-lihat daripada mengerjakan tugas-

tugas kelompok dalam pelajaran Pkn. Bagaimana dengan anda ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

cxix

DI EXCEL

cxx

DI EXCEL

cxxi

SOAL TES TRY OUT

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : V (lima) Semester : II Hari / Tanggal : Waktu : 45 menit Jumlah soal : 30 butir Bentuk soal : Pilihan ganda

PETUNJUK UMUM

1. Tulislah nama dan nomor pada sudut kanan atas lembar jawab !

2. bacalah setiap soal dengan baik !

3. Kerjakan dahulu soal yang kamu anggap paling mudah !

4. Periksa kembali pekerjaan kamu sebelum diserahkan kepada Bapak atau Ibu

Guru !

I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan

jawaban paling benar pada lembar jawab yang tersedia !

1. Tujuan didirikan Koperasi Sekolah adalah ….

a. mengumpulkan dana c. membantu bencana alam

b. kesejahteraan warga sekolah d. memenuhi kebutuhan warga sekolah

2. Dalam berorganisasi yang harus diperhatikan adalah ….

a. bertambah teman c. mengetahui tujuan organisasi

b. melatih hidup bermasyarakat d. melatih kemanusiaan

3. Salah satu tujuan didirikannya OSIS adalah ….

a. membantu bencana alam c. wadah kegiatan siswa di sekolah

b. donor darah d. belajar berpendapat

4. Contoh organisasi yang berada di lingkungan sekolah adalah ….

a. Koperasi sekolah c. Paguyuban

b. Koperasi Unit Desa d. Koperasi Pegawai

5. Pengolongan usia dalam Pramuka penggalang adalah ….

a. 7 – 10 tahun c. 15 – 17 tahun

b. 11 – 15 tahun d. 17 tahun ke atas

cxxii

6. Salah satu contoh peran serta siswa dalam berorganisasi di sekolah adalah ….

a. mengajak teman bermain c. mengajak belajar hemat

b. menolak untuk kerja sama d. menjadi anggota Pramuka

7. Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan di bawah ini adalah ….

a. OSIS c. UKS

b. Kantin Sekolah d. Pramuka

8. UKS merupakan upaya untuk menumbuhkan kesadaran ….

a. hidup sehat c. hidup disiplin

b. hidup hemat d. hidup sederhana

9. UKS adalah singkatan dari ….

a. usaha kesehatan siswa c. usaha kesehatan sistem

b. usaha kesehatan sekolah d. usaha kesehatan sarana

10. Organisasi para remaja yang ada di tingkat desa / kelurahan disebut ….

a. Karang Pamitran c. Karang Taruna

b. Pramuka d. Group Band

11. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan para pemuda di lingkungan masyarakat

mengutamakan ….

a. hidup egois dan menang sendiri

b. hidup bebas dalam bergaul

c. kerjasama dan ingin dipuji

d. kerjasama dan tanggung jawab

12. Salah satu contoh peran pemuda di lingkungan masyarakat adalah ….

a. membantu pemuda yang putus sekolah

b. melatih hidup bermasyarakat

c. menjadi angota paguyuban

d. membantu orang yang punya hajat sebagai sinoman

13. Organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan di bawah ini adalah ….

a. OSIS c. Karang Taruna

b. PMI d. LSM

cxxiii

14. Contoh kegiatan kemanusiaan yang paling tepat untuk membantu korban

bencana alam adalah mengumpulkan ….

a. pakaian pantas pakai

b. dana

c. tenaga ahli

d. donor darah

15. Manfaat mengikuti kegiatan berorganisasi yang bergerak di bidang

kemanusiaan adalah ….

a. bergaya hidup sederhana

b. perilaku disiplin dan tanggung jawab

c. peka terhadap perasaan dan berjiwa menolong

d. kerjasama dan inisiatif

16. Dalam berorganisasi hal penting yang harus diperhatikan adalah ….

a. bertambah teman c. mengemukakan pendapat

b. hidup bermanfaat d. mengetahui tujuan organisasi

17. Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, apabila semua pengurus

menjalankan tugas dengan penuh rasa ….

a. tanggung jawab c. toleransi

b. kemanusiaan d. sukarela

18. Simpanan yang dibayarkan anggota koperasi pada saat masuk menjadi angota

disebut simpanan ….

a. wajib c. sukarela

b. pokok d. deposito

19. Di bawah ini salah satu cara pemilihan pengurus berdasarkan kartu suara

adalah ….

a. aklamasi c. penunjukkan langsung

b. pemungutan suara d. ditunjuk ketua

20. Tiga komponen penting dalam sebuah organisasi adalah ….

a. pengurus, penasehat dan anggota

b. ketua, sekretaris dan panitia

c. anggota, Pengurus dan tujuan organisasi

d. bendahara, sekretaris, penasehat

cxxiv

21. Salah satu ciri dari sebuah organisasi adalah ….

a. saling bersaing c. kerjasama

b. tanpa aturan d. berbeda tujuan

22. Di dalam koperasi, kekuasaan tertinggi terletak pada ….

a. pengurus c. pengawas

b. anggota d. ketua

23. Mengarsipkan surat masuk dan keluar adalah tugas ….

a. bendahara c. penasehat

b. sekretaris d. penanggung jawab

24. Membuat rencana kerja bersama ketua adalah tugas ….

a. bendahara c. penasehat

b. sekretaris d. penanggung jawab

25. Membuat laporan kegiatan adalah tugas ….

a. ketua c. anggota

b. sekretaris d. anggota

26. Penggolongan usia dalam Pramuka Penggalang ….

a. 7 – 10 tahun c. 15 – 16 tahun

b. 11 – 15 tahun d. 16 tahun ke atas

27. Berfungsinya sebuah organisasi dipengaruhi oleh faktor ….

a. kegiatan dan usaha c. sarana dan prasarana

b. penyusun dan peserta d. kegiatan dan sarana

28. Berfungsinya organisasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu ….

a. anggota dan pengurus c. kegiatan dan sarana

b. anggota dan pengawas d. keuangan dan modal

29. Agar suatu organisasi berdaya guna, maka pemimpin organisasi perlu

melakukan ….

a. tindakan sewenang-wenang

b. koordinasi yang baik

c. pemutusan anggota

d. pengunduran diri

30. Komite sekolah dibentuk untuk membantu ….

a. pengadaan buku pelajaran c. pelaksanaan kegiatan sekolah

b. koordinasi program sekolah d. pendukung dana

cxxv

SOAL TES PRESTASI

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : V (lima) Semester : II Hari / Tanggal : Waktu : 45 menit Jumlah soal : 25 butir Bentuk soal : Pilihan ganda

PETUNJUK UMUM 1. Tulislah nama dan nomor pada sudut kanan atas lembar jawab !

2. bacalah setiap soal dengan baik !

3. Kerjakan dahulu soal yang kamu anggap paling mudah !

4. Periksa kembali pekerjaan kamu sebelum diserahkan kepada Bapak atau Ibu

Guru !

I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan

jawaban paling benar pada lembar jawab yang tersedia !

1. Tujuan didirikan Koperasi Sekolah adalah ….

a. mengumpulkan dana c. membantu bencana alam

b. kesejahteraan warga sekolah d. memenuhi kebutuhan warga sekolah

2. Dalam berorganisasi yang harus diperhatikan adalah ….

a. bertambah teman c. mengetahui tujuan organisasi

b. melatih hidup bermasyarakat d. melatih kemanusiaan

3. Salah satu tujuan didirikannya OSIS adalah ….

a. membantu bencana alam c. wadah kegiatan siswa di sekolah

b. donor darah d. belajar berpendapat

4. Contoh organisasi yang berada di lingkungan sekolah adalah ….

a. Koperasi sekolah c. Paguyuban

b. Koperasi Unit Desa d. Koperasi Pegawai

5. Pengolongan usia dalam Pramuka penggalang adalah ….

a. 7 – 10 tahun c. 15 – 17 tahun

b. 11 – 15 tahun d. 17 tahun ke atas

cxxvi

6. Salah satu contoh peran serta siswa dalam berorganisasi di sekolah adalah ….

a. mengajak teman bermain c. mengajak belajar hemat

b. menolak untuk kerja sama d. menjadi anggota Pramuka

7. Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan di bawah ini adalah ….

a. OSIS c. UKS

b. Kantin Sekolah d. Pramuka

8. UKS merupakan upaya untuk menumbuhkan kesadaran ….

a. hidup sehat c. hidup disiplin

b. hidup hemat d. hidup sederhana

9. UKS adalah singkatan dari ….

a. usaha kesehatan siswa c. usaha kesehatan sistem

b. usaha kesehatan sekolah d. usaha kesehatan sarana

10. Organisasi para remaja yang ada di tingkat desa / kelurahan disebut ….

a. Karang Pamitran c. Karang Taruna

b. Pramuka d. Group Band

11. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan para pemuda di lingkungan masyarakat

mengutamakan ….

a. hidup egois dan menang sendiri

b. hidup bebas dalam bergaul

c. kerjasama dan ingin dipuji

d. kerjasama dan tanggung jawab

12. Salah satu contoh peran pemuda di lingkungan masyarakat adalah ….

a. membantu pemuda yang putus sekolah

b. melatih hidup bermasyarakat

c. menjadi angota paguyuban

d. membantu orang yang punya hajat sebagai sinoman

13. Organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan di bawah ini adalah ….

a. OSIS c. Karang Taruna

b. PMI d. LSM

cxxvii

14. Contoh kegiatan kemanusiaan yang paling tepat untuk membantu korban

bencana alam adalah mengumpulkan ….

a. pakaian pantas pakai

b. dana

c. tenaga ahli

d. donor darah

15. Manfaat mengikuti kegiatan berorganisasi yang bergerak di bidang

kemanusiaan adalah ….

a. bergaya hidup sederhana

b. perilaku disiplin dan tanggung jawab

c. peka terhadap perasaan dan berjiwa menolong

d. kerjasama dan inisiatif

16. Dalam berorganisasi hal penting yang harus diperhatikan adalah ….

a. bertambah teman c. mengemukakan pendapat

b. hidup bermanfaat d. mengetahui tujuan organisasi

17. Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, apabila semua pengurus

menjalankan tugas dengan penuh rasa ….

a. tanggung jawab c. toleransi

b. kemanusiaan d. sukarela

18. Di bawah ini salah satu cara pemilihan pengurus berdasarkan kartu suara

adalah ….

a. aklamasi c. penunjukkan langsung

b. pemungutan suara d. ditunjuk ketua

19. Tiga komponen penting dalam sebuah organisasi adalah ….

a. pengurus, penasehat dan anggota

b. ketua, sekretaris dan panitia

c. anggota, Pengurus dan tujuan organisasi

d. bendahara, sekretaris, penasehat

20. Salah satu ciri dari sebuah organisasi adalah ….

a. saling bersaing c. kerjasama

b. tanpa aturan d. berbeda tujuan

cxxviii

21. Mengarsipkan surat masuk dan keluar adalah tugas ….

a. bendahara c. penasehat

b. sekretaris d. penanggung jawab

22. Membuat rencana kerja bersama ketua adalah tugas ….

a. bendahara c. penasehat

b. sekretaris d. penanggung jawab

23. Berfungsinya sebuah organisasi dipengaruhi oleh faktor ….

a. kegiatan dan usaha c. sarana dan prasarana

b. penyusun dan peserta d. kegiatan dan sarana

24. Agar suatu organisasi berdaya guna, maka pemimpin organisasi perlu

melakukan ….

a. tindakan sewenang-wenang

b. koordinasi yang baik

c. pemutusan anggota

d. pengunduran diri

25. Komite sekolah dibentuk untuk membantu ….

a. pengadaan buku pelajaran c. pelaksanaan kegiatan sekolah

b. koordinasi program sekolah d. pendukung dana

cxxix

KUNCI JAWABAN

1. D 11. D 21. B

2. C 12. D 22. B

3. C 13. B 23. D

4. A 14. A 24. B

5. B 15. C 25. C

6. D 16. D

7. C 17. A

8. A 18. B

9. B 19. C

10. C 20. C

PEDOMAN PENILAIAN

Bila jawaban betul diberi nilai skor 1

Bila jawaban salah diberi nilai skor 0

Bila betul semua Jumlah Nilai Total

N = Jumlah betul x 100

Jumlah Nilai Maksimal

Contoh

= 25 x 100 25

= 100 (N)

cxxx

LEMBAR JAWABAN

Mata Pelajaran : PKn

Kelas : V

Semester : II

Tahun Pelajaran : 2008 / 2009

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, dibawah ini !

1. a b c d 16. a b c d

2. a b c d 17. a b c d

3. a b c d 18. a b c d

4. a b c d 19. a b c d

5. a b c d 20. a b c d

6. a b c d 21. a b c d

7. a b c d 22. a b c d

8. a b c d 23. a b c d

9. a b c d 24. a b c d

10. a b c d 25. a b c d

11. a b c d

12. a b c d

13. a b c d

14. a b c d

15. a b c d

Nama : No. Absen :

cxxxi

DI EXCEL

cxxxii

DI EXCEL

cxxxiii

DI EXCEL

cxxxiv

DI EXCEL

cxxxv

DI EXCEL

cxxxvi

Lampiran 2.2 A.

B.

C. Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar

No. Item Analisis Rhitung R tabel Keterangan 1 Pearson Correlation .444 0.361 Valid 2 Pearson Correlation .436 0.361 Valid 3 Pearson Correlation .417 0.361 Valid 4 Pearson Correlation .481 0.361 Valid 5 Pearson Correlation .331 0.361 Tidak Valid 6 Pearson Correlation .346 0.361 Tidak Valid 7 Pearson Correlation .442 0.361 Valid 8 Pearson Correlation .413 0.361 Valid 9 Pearson Correlation .445 0.361 Valid 10 Pearson Correlation .433 0.361 Valid 11 Pearson Correlation .442 0.361 Valid 12 Pearson Correlation .648 0.361 Valid 13 Pearson Correlation .402 0.361 Valid 14 Pearson Correlation .400 0.361 Valid 15 Pearson Correlation .299 0.361 Tidak Valid 16 Pearson Correlation .437 0.361 Valid 17 Pearson Correlation .342 0.361 Tidak Valid 18 Pearson Correlation .415 0.361 Valid 19 Pearson Correlation .297 0.361 Tidak Valid 20 Pearson Correlation .271 0.361 Tidak Valid 21 Pearson Correlation .429 0.361 Valid 22 Pearson Correlation .485 0.361 Valid 23 Pearson Correlation .467 0.361 Valid 24 Pearson Correlation .558 0.361 Valid 25 Pearson Correlation .419 0.361 Valid 26 Pearson Correlation .470 0.361 Valid 27 Pearson Correlation .616 0.361 Valid 28 Pearson Correlation .469 0.361 Valid 29 Pearson Correlation .351 0.361 Tidak Valid 30 Pearson Correlation .416 0.361 Valid 31 Pearson Correlation .390 0.361 Valid 32 Pearson Correlation .523 0.361 Valid 33 Pearson Correlation .394 0.361 Valid 34 Pearson Correlation .479 0.361 Valid 35 Pearson Correlation .460 0.361 Valid 36 Pearson Correlation .370 0.361 Valid 37 Pearson Correlation .175 0.361 Tidak Valid 38 Pearson Correlation .442 0.361 Valid 39 Pearson Correlation .416 0.361 Valid 40 Pearson Correlation .537 0.361 Valid 41 Pearson Correlation .390 0.361 Valid 42 Pearson Correlation .321 0.361 Tidak Valid 43 Pearson Correlation .559 0.361 Valid 44 Pearson Correlation .458 0.361 Valid 45 Pearson Correlation .473 0.361 Valid

cxxxvii

No. Item Analisis Rhitung R tabel Keterangan 46 Pearson Correlation .423 0.361 Valid 47 Pearson Correlation .292 0.361 Tidak Valid 48 Pearson Correlation .435 0.361 Valid 49 Pearson Correlation .385 0.361 Valid 50 Pearson Correlation .609 0.361 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus product moment dari

Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik SPSS dapat

diketahui bahwa dari 50 pernyataan, 10 soal dinyatakan tidak valid, karena

r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 30 dengan nilai kritis 0,361.

10 soal tersebut adalah nomor 5,6,15,17,19,20,29,37,42,47.

cxxxviii

Lampiran 2.3

Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

30 100.0

0 .0

30 100.0

Valid

Excludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.902 40

Cronbach'sAlpha N of Items

Dari Hasil Perhitungan diperoleh Koefisien Reliabilitas sebesar 0,902. Karena

koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka dapat dikatakan bahwa instrumen

motivasi belajar adalah Reliabel, atau juga dapat dikatakan bahwa instrumen ini

memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

cxxxix

DI EXCEL

cxl

DI EXCEL

cxli

DI EXCEL

cxlii

Lampiran 2.5 D.

E.

F. Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar PKn

No. Item Analisis Rhitung R tabel Keterangan 1 Pearson Correlation .488 0.361 Valid 2 Pearson Correlation .427 0.361 Valid 3 Pearson Correlation .401 0.361 Valid 4 Pearson Correlation .429 0.361 Valid 5 Pearson Correlation .381 0.361 Valid 6 Pearson Correlation .379 0.361 Valid 7 Pearson Correlation .687 0.361 Valid 8 Pearson Correlation .407 0.361 Valid 9 Pearson Correlation .399 0.361 Valid 10 Pearson Correlation .407 0.361 Valid 11 Pearson Correlation .424 0.361 Valid 12 Pearson Correlation .489 0.361 Valid 13 Pearson Correlation .381 0.361 Valid 14 Pearson Correlation .367 0.361 Valid 15 Pearson Correlation .465 0.361 Valid 16 Pearson Correlation .400 0.361 Valid 17 Pearson Correlation .447 0.361 Valid 18 Pearson Correlation .279 0.361 Tidak Valid 19 Pearson Correlation .571 0.361 Valid 20 Pearson Correlation .540 0.361 Valid 21 Pearson Correlation .436 0.361 Valid 22 Pearson Correlation .352 0.361 Tidak Valid 23 Pearson Correlation .650 0.361 Valid 24 Pearson Correlation .519 0.361 Valid 25 Pearson Correlation .315 0.361 Tidak Valid 26 Pearson Correlation .359 0.361 Tidak Valid 27 Pearson Correlation .448 0.361 Valid 28 Pearson Correlation -.073 0.361 Tidak Valid 29 Pearson Correlation .435 0.361 Valid 30 Pearson Correlation .391 0.361 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus product moment dari

Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik SPSS dapat

diketahui bahwa dari 30 pertanyaan, 5 soal dinyatakan tidak valid, karena

r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 30 dengan nilai kritis 0,361.

5 soal tersebut adalah nomor 18,22,25,26,28.

cxliii

Lampiran 2.6

Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar PKn

Diketahui : ∑ pq = 5,336 Variance total = 27,138

( )

1

2

2

12

−=∑ ∑

nn

XX

σ

( )

116,3429

30

557331.11

2

2

1 =−

Perhitungan Uji Reliabilities dengan KR-20 :

( )

−=

∑2

2

11 11 t

pq

k

kr

σ

( )

−=

116,34

336,51

125

2511r

r11 = 0,879 Dari Hasil Perhitungan diperoleh Koefisien Reliabilitas sebesar 0,879. Karena

koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka dapat dikatakan bahwa instrumen

prestasi belajar PKn adalah Reliabel, atau juga dapat dikatakan bahwa

instrumen ini memiliki reliabilitas yang tinggi.

cxliv

DI EXCEL

cxlv

Lampiran 2.8. Hasil Uji Beda Mean atara kelompok dengan pembelajaran PAKEM dan Konvensional Two-Sample T-Test and CI: PAKEM, KONVENS. Two-sample T for PAKEM vs KONVENS. N Mean StDev SE Mean PAKEM 30 7.210 0.651 0.12 KONVENS. 30 7.130 0.531 0.097 Difference = mu PAKEM - mu KONVENS. Estimate for difference: 0.080 95% CI for difference: (-0.227, 0.387) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0.52 P-Value = 0.604 DF = 58 Both use Pooled StDev = 0.594

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji beda mean dalam hal ini

menggunakan uji T dapat diperoleh hasil p value > 0,05 atau 0,604 > 0,05,

sehingga dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa nilai prestasi PKn antara

kelas eksperimen dengan kelas control tidak terdapat perbedaan prestasi

Pendidikan kewarganegaraan atau dapat juga dikatakan bahwa kemampuan mata

pelajaran Pendidikan relative sama.

cxlvi

Lampiran 3.1

DI EXCEL

cxlvii

cxlviii

Lampiran 3.2

DI EXCEL

cxlix

DI EXCEL

cl

Lmapiran 3.3

DI EXCEL

cli

DI EXCEL

clii

Lampiran 3.4

DI EXCEL

cliii

DI EXCEL

cliv

Lampiran 3.5

DI EXCEL

clv

Lampiran 3.6

DI EXCEL

clvi

Lampiran 3.7

DI EXCEL

clvii

DI EXCEL

clviii

Lampiran 3.8

DI EXCEL

clix

G. Lampiran 4.

H. UJI PRASYARAT ANALISIS

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data prestasi belajar Pkn dengan penerapan model

pembelajaran PAKEM dan Konvensional dilakukan dengan menggunakan

Lilliefors Significance Correction dari Kolmogorov-Smirnov pada taraf

signifikansi (α ) : 0,05. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nol yang

menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Penerimaan atau penolakan itu didasarkan pada: (1) Jika nilai sig. atau

signifikansi atau probabilitas kurang dari 0,05. distribusi data tidak normal,

dan (2) Jika nilai sig. atau signifikansi atau probabilitas lebih dari 0,05.

distribusi data normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PAKEM KONVENSIONAL

N 30 30

Mean 65.600 58.933 Normal Parameters(a,b)

Std. Deviation 6.441 9.566

Absolute .212 .156

Positive .165 .156

Most Extreme Differences

Negative -.212 -.095

Kolmogorov-Smirnov Z 1.161 .852

Asymp. Sig. (2-tailed) .135 .462

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Dari hasil uji Lilliefors Significance Correction dari Kolmogorov-Smirnov

diperoleh bahwa angka signifikansi pada siswa yang belajar dengan

penerapan model pembelajaran Konvensional diperoleh 0,462 > 0,05 dan

dengan penerapan model PAKEM diperoleh 0,135 > 0,05, dari hasil ini dapat

kita lihat bahwa data terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Variansi

Untuk mengetahui homogenitas varians populasi dalam

penelitian ini dilakukan pengujian dengan menggunakan teknik

clx

uji Varians (F). Dari data yang berupa skor tes prestasi belajar

PKn dilakukan pengujian terhadap data: 1) prestasi belajar PKn

dengan model PAKEM dan siswa mememiliki motivasi belajar

rendah, 2) prestasi belajar PKn dengan model PAKEM dan siswa

mememiliki motivasi belajar tinggi, 3) prestasi belajar PKn

dengan model pembelajaran konvensional dan siswa mememiliki

motivasi belajar rendah, 4) prestasi belajar PKn dengan model

pembelajaran konvensional dan siswa mememiliki motivasi

belajar tinggi. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi

α =0,05.

Berdasarkan uji homogenitas varians populasi dengan uji varians

diperoleh hasil uji sebagai berikut :

No Kelompok Variansi

1. A1B1 40.838 2. A1B2

58.000 3. A2B1

37.638 4. A2B2

59.897

Sugiyono (1999:160) uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah

varians sampel yang dikomparasikan itu homogen atau tidak. Varians adalah

standar deviasi yang dikuadratkan. Uji Homogenitas varians dalam penelitian ini

digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :

Varians Terbesar F = Varians Terkecil 59,897 F = = 1,591 37,638

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh Fhitung = 1,591 selanjutnya

dikonsultasikan dengan harga F tabel dengan dk pembilang ( 13 – 1) = 12

dan dk penyebut (15 – 1 ) = 14 dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh

clxi

Ftabel = 2,53 (Fhitung = 1,591 < Ftabel = 2,53). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa varians keempat kelompok sampel tersebut homogen.

clxii

Lampiran 5.1.

DESKRIPSI DATA PENELITIAN

1. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn Secara Keseluruhan

Descriptive Statistics: Prestasi PKn Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean Prestasi Pkn 60 62.27 64.00 62.44 8.76 1.13 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 Prestasi Pkn 44.00 76.00 56.00 68.00

2. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran PAKEM

Descriptive Statistics: PAKEM Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean PAKEM 30 65.60 68.00 65.54 6.44 1.18 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 PAKEM 56.00 76.00 59.00 72.00

3. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran Konvensional

Descriptive Statistics: KONVENS. Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean KONVENS. 30 58.93 58.00 58.77 9.57 1.75 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 KONVENS. 44.00 76.00 52.00 68.00

4. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn bagi Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi

Descriptive Statistics: MOT_TG Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean MOT_TG 32 65.63 68.00 65.57 7.17 1.27 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 MOT_TG 56.00 76.00 60.00 72.00

clxiii

5. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn bagi Siswa dengan Motivasi Belajar Rendah

Descriptive Statistics: MOT_RD Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean MOT_RD 28 58.43 56.00 58.46 8.93 1.69 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 MOT_RD 44.00 72.00 52.00 68.00

6. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran PAKEM dan Siswa Memiliki Motivasi Belajar Rendah

Descriptive Statistics: PAKEM_MRD Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean PAKEM_MR 15 63.73 64.00 63.69 6.13 1.58 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 PAKEM_MR 56.00 72.00 56.00 68.00

7. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran PAKEM dan Siswa Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

Descriptive Statistics: PAKEM_MTG Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean PAKEM_MT 15 67.47 68.00 67.69 6.39 1.65 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 PAKEM_MT 56.00 76.00 64.00 72.00

8. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran Konvensional dan Siswa Memiliki Motivasi Belajar Rendah

Descriptive Statistics: KONV._MRD Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean KONV._MR 13 52.31 52.00 51.27 7.74 2.15 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 KONV._MR 44.00 72.00 48.00 56.00

9. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran Konvensional dan Siswa Memiliki Motivasi Belajar Tinggi Descriptive Statistics: KONV._MTG Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean KONV._MT 17 64.00 60.00 63.73 7.62 1.85 Variable Minimum Maximum Q1 Q3

clxiv

KONV._MT 56.00 76.00 56.00 70.00

Lampiran 5.2.

Perhitungan Statistik F dalam Analisis Variansi (Untuk n per sel tidak sama)

Ringkasan Nilai untuk Setiap Sel

Faktor A A 1 A 2

B 1

n

15

1.012

67,467

68.848

68.276,267

571.733

17

1.088

64,000

70,560

69.632

928

Faktor B

B 2

n

15

956

63,733

61.456

60.929,067

526,933

13

680

52,308

36.288

35.569,231

718,769

Menghitung Nilai A1, A2, B1, B2 dan T

1. A1 = 67,467 + 63,733 = 131,200

2. A2 = 64,000 + 52,308 = 116,308

3. B1 = 67,467 + 64,000 = 131,467

4. B2 = 63,733 + 52,308 = 116,041

5. T = A1 + A2 = B1 + B2 = 247,508

∑ − mx 2

( )( ) mxx =∑

∑ 2x

x

∑ x

∑ − mx 2

( )( ) mxx =∑∑ 2x

x

∑ x

clxv

A. Jika Level Faktor A adalah p=2 dan Faktor B adalah q=2

maka dihitung L1, L2, L3, L4 dan L5.

1. L1 = T²/ pq = (247,508)²/ 2 x 2 = 15.315,014

2. L2 = ∑Ai²/ q = ((131,200)² + (116,308) ²)/ 2 = 15.370,460

3. L3 = ∑Bj²/ p = ((131,467)² + (116,041) ²)/ 2 = 15.374,502

4. L4 = ∑ABi² = (67,467)² + (63,733)²+ (64,0)² + (52,308)² = 15.455,784

5. L5 = (pq)/ ∑1/nij = 4/ (1/15 + 1/15 + 1/17 + 1/139) = 14,865

B. Menghitung Jumlah Kuadrat (SS)

1. JKa = L5 (L2 - L1) = 14,865 (15.370,460 – 15.315,014) = 824,219 2. JKb = L5 (L3 - L1) = 14,865 (15.374,502 – 15.315,014) = 884,311 3. JKab = L5 (L4 - L3 - L2 + L1)

= 14,865 (15.455,784 – 15.374,502 – 15.370,460 + 15.315,014) = 235,414

4. JKe = 571,733 + 526,933 + 928 + 718,769

= 2.745,436

5. JKT =

= = 4.523,733 C. Derajat Kebebasan (dk / df)

1. Dk a = p-1 = 2 – 1 = 1

2. Dk b = q-1 = 2 – 1 = 1

3. Dk ab = (p-1)(q-1) = 1 * 1 = 1

( )tot

tot

tot N

2

2 ∑∑Χ

−Χ

( )60

736.3152.237

2

clxvi

4. DKerror = Ntot – pq = 60 – 4 = 56

5. DKtotal = N – 1 = 60 – 1 = 59

D. Menghitung Rata-rata Kuadrat (MS)

1. Rk a = 824,219 / 1 = 824,219

2. Rk b = 884,311 / 1 = 884,311

3. Rk ab = 234,141 / 1 = 234,141

4. Rk error = 2.745,436/ 56 = 49,026 E. Menghitung Statistik Uji - F

1. F a =Rk a / RK error = 824,219 / 49,026 = 16,812

2. F b =Rk b / RK error = 884,311 / 49,026 = 18,038

3. F ab =Rk ab / RK error = 234,141 / 49,026 = 4,802

clxvii

Lampiran 5.3. Kesimpulan Hasil Analis Data Dengan Anava dua Jalur

General Linear Model: Prestasi PKn versus Model, Motivasi Factor Type Levels Values Model fixed 2 1 2 Motivasi fixed 2 1 2 Analysis of Variance for Prestasi, using Adjusted SS for Tests Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Model 1 666.67 824.22 824.22 16.81 0.000 Motivasi 1 876.22 884.31 884.31 18.04 0.000 Model*Motivasi 1 235.41 235.41 235.41 4.80 0.033 Error 56 2745.44 2745.44 49.03 Total 59 4523.73

Interpretasi Hasil Analisis Data

Dari hasil Perhitungan Analisis Variansi Dua Jalur di dapat kesimpulan dengan hasil sebagai berikut : 1. Ada perbedaan pengaruh antara model PAKEM dan model pembelajaran

konvensional terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKN siswa SD di Kecamatan Wonogiri, hal ini dapat diketahui dengan perolehan F1 = 16,81 lebih besar dari F(0,95: 1;56) = 4,02 dengan taraf signifikansi 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar siswa pada kategori tinggi

dan kategori rendah terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKN siswa SD di Kecamatan Wonogiri, hal ini dapat diketahui dengan perolehan F1 = 18,04 lebih besar dari F(0,95: 1;56) = 4,02 dengan taraf signifikansi 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

3. Ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKN siswa SD di Kecamatan Wonogiri, hal ini dapat diketahui dengan perolehan F1 = 4,80 lebih besar dari F(0,95: 1;56) = 4,02 dengan taraf signifikansi 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

clxviii

Lampiran 5.4.

UJI BEDA MEAN DENGAN MENGGUNAKAN UJI

SCHEFFE

1. Uji beda mean Prestasi Belajar PKn dengan model pembelajaran

PAKEM antara siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan tinggi.

Perhitungan Uji Schefee Fnk = (k – 1)(F0,95;1,56) = 1 x 4,02 = 4,02

A1B1 x A1B2 =

+

Χ−Χ

21

2

21

11

nnxMSe

|63,733 – 67,467|2 = ----------------------

1 1 49,03 x[---- + ----] 15 15

= 2,132 Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui Scheffe value = 2,132 hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritis (Fnk) yaitu 4,02. Karena 2,132 < 4,02 maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan mean Prestasi Belajar PKn dengan model pembelajaran PAKEM antara siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan tinggi.

clxix

2. Uji Beda mean prestasi belajar PKn dengan motivasi belajar rendah

antara model PAKEM dengan model pembelajaran konvesional.

Perhitungan Uji Schefee Fnk = (k – 1)(F0,95;1,56) = 1 x 4,02 = 4,02

A1B1 x A2B1 =

+

Χ−Χ

21

2

21

11

nnxMSe

|63,733 – 52,308|2 = ----------------------

1 1 49,03 x[---- + ----] 15 13

= 18,544

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui Scheffe value = 18,544 hasil ini

kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritis (Fnk) yaitu 4,02. Karena 18,544 >

4,02 maka dapat dikatakan terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn

dengan motivasi belajar rendah antara model PAKEM dengan model

pembelajaran konvesional.

clxx

3. Uji Beda mean prestasi belajar PKn dengan model PAKEM dan siswa

memiliki motivasi belajar rendah dengan model pembelajaran konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar tinggi.

Perhitungan Uji Schefee Fnk = (k – 1)(F0,95;1,56) = 1 x 4,02 = 4,02

A1B1 x A2B2 =

+

Χ−Χ

21

2

21

11

nnxMSe

|64,000 – 63,733|2 = ----------------------

1 1 49,03 x[---- + ----] 15 17

= 0,012

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui Scheffe value = 0,012 hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritis (Fnk) yaitu 4,02. Karena 0,012 < 4,02 maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn dengan model PAKEM dan siswa memiliki motivasi belajar rendah dengan model pembelajaran konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar tinggi.

clxxi

4. Uji Beda mean prestasi belajar PKn dengan model PAKEM dan siswa

memiliki motivasi belajar tinggi dengan model pembelajaran konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar rendah.

Perhitungan Uji Schefee Fnk = (k – 1)(F0,95;1,56) = 1 x 4,02 = 4,02

A1B1 x A3B1 =

+

Χ−Χ

21

2

21

11

nnxMSe

|67,467 – 52,308|2 = ----------------------

1 1 49,03 x[---- + ----] 15 13

= 32,643

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui Scheffe value = 32,643 hasil ini

kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritis (Fnk) yaitu 4,02. Karena 32,643 >

4,02 maka dapat dikatakan terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn

dengan model PAKEM dan siswa memiliki motivasi belajar tinggi dengan

model pembelajaran konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar rendah.

clxxii

5. Uji Beda mean prestasi belajar PKn dengan model PAKEM dan siswa

memiliki motivasi belajar tinggi dengan model pembelajaran konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar tinggi

Perhitungan Uji Schefee Fnk = (k – 1)(F0,95;1,56) = 1 x 4,02 = 4,02

A1B1 x A3B2 =

+

Χ−Χ

21

2

21

11

nnxMSe

|64,000 – 67,467|2 = ----------------------

1 1 49,03 x[---- + ----] 15 17

= 1,953

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui Scheffe value = 1,953 hasil ini

kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritis (Fnk) yaitu 4,02. Karena 1,953 <

4,02 maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn

dengan model PAKEM dan siswa memiliki motivasi belajar tinggi dengan

model pembelajaran konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar rendah.

clxxiii

6. Uji Beda mean prestasi belajar PKn dengan model pembelajaran

konvensional antara siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan tinggi

Perhitungan Uji Schefee Fnk = (k – 1)(F0,95;1,56) = 1 x 4,02 = 4,02

A1B2 x A2B1 =

+

Χ−Χ

21

2

21

11

nnxMSe

|64,000 – 52,308|2 = ----------------------

1 1 49,03 x[---- + ----] 17 13

= 20,542

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui Scheffe value = 20,542 hasil ini

kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritis (Fnk) yaitu 4,02. Karena 20,542 >

4,02 maka dapat dikatakan terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn

dengan model pembelajaran konvensional antara siswa yang memiliki

motivasi belajar rendah dengan tinggi.

clxxiv

Lampiran 6.1. Nilai Kritis r Pearson

Taraf Signifikansi Taraf Signifikansi N

5% 1% N

5% 1%

3 4 5

6 7 8 9 10

11 12 13 14 15

16 17 18 19 20

21 22 23 24 25

26 27 28 29 30

31 32 33 34 35

36 37

0.997 0.950 0.878

0.811 0.754 0.707 0.666 0.632

0.602 0.576 0.553 0.532 0.514

0.497 0.482 0.468 0.456 0.444

0.433 0.423 0.413 0.404 0.396

0.388 0.381 0.374 0.367 0.361

0.355 0.349 0.344 0.339 0.334

0.329 0.325

0.999 0.990 0.959

0.917 0.874 0.834 0.798 0.765

0.735 0.708 0.684 0.661 0.641

0.623 0.606 0.590 0.575 0.561

0.549 0.537 0.526 0.515 0.505

0.496 0.487 0.478 0.470 0.463

0.456 0.449 0.442 0.436 0.430

0.424 0.418

38 39 40

41 42 43 44 45

46 47 48 49 50

55 60 65 70 75

80 85 90 95

100

125 150 175 200 300

400 500 600 700 800

900 1000

0.320 0.316 0.312

0.308 0.304 0.301 0.297 0.294

0.291 0.288 0.284 0.281 0.279

0.266 0.254 0.244 0.235 0.227

0.220 0.213 0.207 0.202 0.195

0.176 0.159 0.148 0.138 0.113

0.098 0.088 0.080 0.074 0.070

0.065 0.062

0.413 0.408 0.403

0.398 0.393 0.389 0.384 0.380

0.376 0.372 0.368 0.364 0.361

0.345 0.330 0.317 0.306 0.296

0.286 0.278 0.270 0.263 0.256

0.230 0.210 0.194 0.181 0.148

0.128 0.115 0.105 0.097 0.091

0.086 0.081

Sumber : Sutrisno Hadi, 1992

clxxv

Lampiran 6.2.

Nilai Kritis F untuk α = 0,05

ν1

ν2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20 40 60 120 ∞

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14

15 16 17 18 19

20 21 22 23 24

25 26 27 28 29

30 40 60 120 ∞

161.4 18.51 10.13 7.71

6.61 5.99 5.59 5.32 5.12

4.96 4.84 4.75 4.67 4.60

4.54 4.49 4.45 4.41 4.38

4.35 4.32 4.30 4.28 4.26

4.24 4.23 4.21 4.20 4.18

4.17 4.08 4.00 3.92 3.84

199.5 19.00 9.55 6.94

5.79 5.14 4.74 4.46 4.26

4.10 3.98 3.89 3.81 3.74

3.68 3.63 3.59 3.55 3.52

3.49 3.47 3.44 3.42 3.40

3.39 3.37 3.35 3.34 3.33

3.32 3.23 3.15 3.07 3.00

215.7 19.16 9.28 7.71

4.41 4.76 4.35 4.07 3.86

3.71 3.59 3.49 3.41 3.34

3.29 3.24 3.20 3.16 3.13

3.10 3.07 3.05 3.03 3.01

2.99 2.98 2.96 2.95 2.93

2.92 2.84 2.76 2.65 2.60

224.6 19.25 9.12 6.39

5.19 4.53 4.12 3.84 3.63

3.48 3.36 3.26 3.18 3.11

3.06 3.01 2.96 2.93 2.90

2.87 2.84 2.82 2.80 2.78

2.76 2.74 2.73 2.71 2.70

2.69 2.61 2.53 2.45 2.37

230.2 19.30 9.01 6.26

5.05 4.39 3.97 3.69 3.48

3.33 3.20 3.11 3.03 2.96

2.90 2.85 2.81 2.77 2.74

2.71 2.68 2.66 2.64 2.62

2.60 2.59 2.57 2.56 2.55

2.53 2.45 2.37 2.29 2.21

234.0 19.33 8.94 6.16

4.95 4.28 3.87 3.58 3.37

3.22 3.09 3.00 2.92 2.85

2.79 2.74 2.70 2.66 2.63

2.60 2.57 2.55 2.53 2.51

2.49 2.47 2.46 2.45 2.43

2.42 2.34 2.25 2.17 2.10

236.8 19.35 8.89 6.09

4.88 4.21 3.79 3.50 3.29

3.14 3.01 2.91 2.83 2.76

2.71 2.66 2.61 2.58 2.54

2.51 2.49 2.46 2.44 2.42

2.40 2.39 2.37 2.36 2.35

2.42 2.34 2.25 2.17 2.10

238.9 19.37 8.85 6.04

4.82 4.15 3.73 3.44 3.23

3.07 2.95 2.85 2.77 2.70

2.64 2.59 2.55 2.51 2.48

2.45 2.42 2.40 2.37 2.36

2.34 2.32 2.31 2.29 2.28

2.27 2.18 2.10 2.02 1.94

240.5 19.38 8.81 6.00

4.77 4.10 3.68 3.39 3.18

3.02 2.90 2.80 2.71 2.65

2.59 2.54 2.49 2.46 2.42

2.39 2.37 2.34 2.32 2.30

2.28 2.27 2.25 2.24 2.22

2.21 2.12 2.04 1.96 1.88

241.9 19.40 8.79 5.96

4.74 4.06 3.64 3.35 3.14

2.98 2.85 2.75 2.67 2.60

2.54 2.49 2.45 2.41 2.38

2.35 2.32

2.30 2.27 2.25

2.24 2.22 2.20 2.19 2.18

2.16 2.08 1.99 1.91 1.83

245.9 19.43 8.70

5.86

4.62 3.94 3.51 3.22 3.01

2.85 2.72 2.62 2.53 2.46

2.40 2.35 2.31 2.27 2.23

2.20 2.18 2.15 2.13 2.11

2.09 2.07 2.06 2.04 2.03

2.01 1.92 1.84 1.75 1.67

248.0 19.45 8.66 5.80

4.56 3.87 3.44 3.15 2.94

2.77 2.65 2.54 2.46 2.39

2.33 2.28 2.23 2.19 2.16

2.12 2.10 2.07 2.05 2.03

2.01 1.99 1.97 1.96 1.94

1.93 1.84 1.75 1.66 1.57

251.1 19.47 8.59 5.72

4.46 3.77 3.34 3.04 2.83

2.66 2.53 2.43 2.34 2.27

2.20 2.15 2.10 2.06 2.03

1.99 1.96 1.94 1.91 1.89

1.87 1.85 1.84 1.82 1.81

1.79 1.69 1.59 1.50 1.39

252.2 19.48 8.57 5.69

4.43 3.74 3.30 3.01 2.79

2.62 2.49 2.38 2.30 2.22

2.16 2.11 2.06 2.02 1.98

1.95 1.92 1.89 1.86 1.84

1.82 1.80 1.79 1.77 1.75

1.74 1.64 1.53 1.43 1.32

253.3 19.49 8.55 5.66

4.40 3.70 3.27 2.97 2.75

2.58 2.45 2.34 2.25 2.18

2.11 2.06 2.01 1.97 1.93

1.90 1.87 1.84 1.81 1.79

1.77 1.75 1.73 1.71 1.70

1.68 1.58 1.47 1.35 1.22

254.3 19.50 8.53 5.63

4.36 3.67 3.23 2.93 2.71

2.54 2.40 2.30 2.21 2.13

2.07 2.01 1.96 1.92 1.88

1.84 1.81 1.78 1.76 1.73

1.71 1.69 1.67 1.65 1.64

1.62 1.51 1.39 1.25 1.00

clxxvi

Contoh Model PAKEM

RENCANA PELAKSANANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : Sekolah Dasar Kelas /

Semester : V/II

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Waktu : 3 Pertemuan 6 jam pelajaran

Standar Kompetensi

(SK)

: Memahami kebebasan berorganisasi.

Kompetensi Dasar (KD) : Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan

sekolah dan masyarakat.

Materi Pembelajaran : Organisasi Sekolah.

Organisasi Masyarakat

Indikator : 6. Menjelaskan tujuan diadakan organisasi di

sekolah.

7. Menyebutkan contoh-contoh organisasi di

sekolah.

8. Manfaat didirikan UKS

9. Menyebutkan keuntungan diadakan Komite

sekolah

10. Menyebutkan contoh-contoh organisasi di

lingkungan masyarakat.

Tujuan Pembelajaran : 6. Siswa dapat menjelaskan tujuan organisasi di

sekolah.

7. Siswa dapat menyebutkan organisasi di sekolah.

8. Siswa dapat menyebutkan contoh organisasi di

masyarakat.

9. Siswa dapat menjelaskan organisasi di

masyarakat.

10. Siswa dapat menyebutkan manfaat mengikuti

kegiatan organisasi.

Sumber Belajar : 5. Buku Paket BSE (PKn) kelas V

6. Buku PKn kelas V, Aneka Ilmu hal 46 – 52

7. Buku PKn kelas V, Erlangga hal 63 – 71

8. Gambar suasana kegiatan organisasi

clxxvii

Pertemuan I

Pengoganisasian Langkah Pembelajaran

Siswa Waktu Kegiatan Awal

• Memperhatikan informasi terkait dengan organisasi sekolah, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang dilaksanakan

K 3

• Tanya jawab tentang syarat-syarat organisasi K 3

Kegiatan Inti

• Mempelajari dan mengamati gambar kegiatan organisasi di sekolah

G/D 5

• Mendiskusikan latar belakang serta tujuan organisasi di sekolah

G 20

• Melaporkan hasil kegiatan diskusi dan kelompok lain memberi tanggapan

G 10

• Menyusun daftar macam-macam organisasi yang ada di sekolah

I 7

• Menyimpulkan materi penguatan K 7

Kegiatan Akhir • Pesan-pesan moral K 5

Penilaian Tindak lanjut

v Membuat kliping kegiatan organisasi di sekolah (mengamati dan mencatat jalannya organisasi di sekolah)

I 10

Pertemuan II

Pengoganisasian Langkah Pembelajaran

Siswa Waktu Kegiatan Awal

• Memperhatikan informasi guru tentang kegiatan, dan penilaian yang akan dilaksanakan.

K 3

• Tanya jawab tentang kegiatan usaha yang terkait dengan materi pelajaran

K 3

Kegiatan Inti

• Mendiskusikan tentang manfaat Koperasi dan Pramuka di sekolah

G/D 25

• Melaporkan hasil diskusi dan tanggapan dari kelompok lain G 10

• Inventarisasi organisasi yang diketahui siswa, baik di sekolah maupun di masyarakat.

I 9

Kegiatan Akhir • Pesan-pesan moral K 10

Penilaian Tindak lanjut

v Menyusun laporan kegiatan secara kelompok I 10

clxxviii

Pertemuan III Pengoganisasian

Langkah Pembelajaran Siswa Waktu

Kegiatan Awal

• Melanjutkan materi pertemuan yang lalu. K 5

• Tanya jawab tentang kegiatan organisasi di lingkungan masyarakat

K 6

Kegiatan Inti

• Secara kelompok berdiskusi tentang organisasi yang ada dimasyarakat

G/D 10

• Melaporkan hasil diskusu dan tanggapan dari kelompok lain I 7

• Pembahasan dan kesimpulan mengenai organisasi di masyarakat

K 4

• Penguatan dan kesimpulan materi K 3

• Kegiatan Akhir

• • Pesan-pesan moral K 3

• Penilaian

Tindak lanjut v Uji kompetensi secara individual

I 25

Guru Kelas ............................................ NIP

Keterangan Penilaian : Proses / Kinerja : Disiplin, Kerjasama, Gagasan, Ide

clxxix

LEMBAR KERJA Jelaskan macam-macam organisasi, kemudian diskusikan secara kelompok.

No Nama Organisasi Tujuan Tempat / Lokasi Ket

LEMBAR PENILAIAN KINERJA

Aspek No Nama Siswa

Kerjasama Disiplin Gagasan/Ide Nilai

Kriteria penilaian

Kerjasama Disiplin Gagasan / Ide 0 – 10 kurang 1 – 10 kurang 1 – 10 kurang 11 – 20 cukup 11 – 20 cukup 11 – 20 cukup 21 – 30 baik 21 – 30 baik 21 – 30 baik

clxxx

Instrumen Penilaian Skala Kuantitatif Jumlah

Aspek Penggunaan Konsep 4 3 2 1 Nilai

1 Jelaskan tujuan diadakan organisasi di

sekolah

2 Menyebutkan organisasi yang ada di

sekolah

3 Manfaat diadakan Koperasi Sekolah

4 Jelaskan manfaat diadakan UKS

5 Jelaskan manfaat diadakan organisasi

Komite Sekolah

6 Menyebutkan contoh-contoh organisasi

di lingkungan masyarakat

Jumlah

Skala Kuantitatif Jumlah

Aspek Keterampilan Sosial 4 3 2 1 Nilai

1 Jelaskan kesulitan-kesulitan apa yang

terjadi bila sekolah tidak ada UKS

Jumlah

Skala Kuantitatif Jumlah

Aspek Sikap Sosial 4 3 2 1 Nilai

Bagaimana sikapmu bila kamu ditunjuk

sebagao ketua Karang Taruna di

kampungmu ?

Jumlah

Keterangan Penilaian Aspek Jumlah Nilai = Skor yang diperoleh x 10 Jumlah skala x Jumlah Instrumen Wonogiri, .................... Guru Kelas

................................................ NIP.

clxxxi

Contoh Model Konvensional

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SEKOLAH : SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN : Pendidikan Kewarganegaraan KELAS / SEMESTER : V / II ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran (3 pertemuan)

STANDAR KOMPETENSI : Memahami kebebasan berorganisasi

KOMPETENSI DASAR 3.2 : Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan

sekolah dan masyarakat.

INDIKATOR : - Menjelaskan tujuan diadakan organisasi di

sekolah.

- Menyebutkan contoh-contoh organisasi di

sekolah.

- Manfaat didirikan UKS.

- Menyebutkan keuntungan diadakan Komite

Sekolah.

- Menyebutkan contoh-contoh organisasi di

lingkungan masyarakat.

I. Tujuan Pembelajaran

• Siswa dapat menjelaskan tujuan organisasi di sekolah.

• Siswa dapat menyebutkan kegiatan organisasi di sekolah.

• Siswa dapat menyebutkan contoh organisasi di masyarakat.

• Siswa dapat menjelaskan organisasi di masyarakat.

• Siswa dapat menyebutkan manffat mengikuti kegiatan organisasi.

II. Materi Pokok

• Organisasi di sekolah.

• Organisasi di masyarakat.

III. Metode

• Ceramah bervariasi, diskusi, pemberian tugas, observasi, demonstrasi.

clxxxii

IV. Sumber Bahan

• Buku Paket BSE (PKn) kelas V.

• Buku PKn kelas V, Aneka Ilmu hal 46 – 52.

• Buku PKn kelas V, Erlangga hal 63 – 71.

V. Strategi Pembelajaran

1. Pertemuan I

Kegiatan Awal

• Tanya jawab tentang syarat-syarat berorganisasi.

Kegiatan Inti

• Guru menjelaskan tujuan diadakan organisasi di sekolah.

• Menyebutkan contoh-contoh organisasi di sekolah.

Penutup

• Siswa diberi tugas mengamati dan mencatat jalannya koperasi di

sekolah.

2. Pertemuan II

Kegiatan Awal

• Tanya jawab tentang organisasi yang ada di sekolah.

Kegiatan Inti

• Guru menjelaskan tentang manfaat koperasi sekolah.

• Guru menjelaskan manfaat mengikuti organisasi Pramuka di sekolah.

Penutup

• Anak disuruh mengidentifikasi organisasi yang ada di masyarakat.

3. Pertemuan III

Kegiatan Awal

• Tanya jawab materi yang telah diajarkan.

Kegiatan Inti

• Guru menjelaskan tentang manfaat UKS.

• Guru menjelaskan keuntungan di dalam komite sekolah.

• Secara berkelompok siswa berdiskusi contoh organisasi di lingkungan

masyarakat.

• Melaporkan hasil diskusi.

Penutup

• Siswa diberi tugas mencatat rangkuman materi yang telah diajarkan

dan tanya jawab.

clxxxiii

VI. Penilaian

1. Tehnik

v Tertulis, Lisan

2. Prosedur

v Ulangan harian

3. Bentuk

v Jawaban singkat, uraian

4. Instrumen Penilaian

1) Jelaskan tujuan diadakan organisasi di sekolah.

2) Menyebutkan organisasi yang ada di sekolah.

3) Manfaat diadakan koperasi sekolah.

4) Jelaskan manfaat diadakan UKS.

5) Jelaskan manfaat diadakan organisasi komite di sekolah.

6) Menyebutkan contoh-contoh organisasi di masyarakat.

• Aspek Keterampilan Sosial

Jelaskan akibat-akibat yang timbul bila tidak ada organisasi UKS

• Aspek Sikap Sosial

Bagaimana sikap kamu bila kamu ditunjuk sebagai ketua organisasi

Karang Taruna di kampungmu.

Instrumen Penilaian

Skala Kuantitatif Jumlah Aspek Penggunaan Konsep

4 3 2 1 Nilai

1 Jelaskan tujuan diadakan organisasi di

sekolah

2 Menyebutkan organisasi yang ada di

sekolah

3 Manfaat diadakan Koperasi Sekolah

4 Jelaskan manfaat diadakan UKS

5 Jelaskan manfaat diadakan organisasi

Komite Sekolah

6 Menyebutkan contoh-contoh organisasi

di lingkungan masyarakat

Jumlah

clxxxiv

Skala Kuantitatif Jumlah Aspek Keterampilan Sosial

4 3 2 1 Nilai

1 Jelaskan kesulitan-kesulitan apa yang

terjadi bila sekolah tidak ada UKS

Jumlah

Skala Kuantitatif Jumlah Aspek Sikap Sosial

4 3 2 1 Nilai

Bagaimana sikapmu bila kamu ditunjuk

sebagai ketua Karang Taruna di

kampungmu ?

Jumlah

Keterangan Penilaian Aspek Jumlah Nilai = Skor yang diperoleh x 10 Jumlah skala x Jumlah Instrumen Wonogiri, .................... Guru Kelas

................................................ NIP.

clxxxv

DI EXCEL

clxxxvi

INSTRUMEN PENELITIAN

ANGKET MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Waktu : 90 menit

PENGANTAR

Angket ini dimaksudkan untuk mengetahui motivasi belajar siswa atau

responden. Angket ini tidak berhubungan dengan masalah pembelajaran di kelas /

sekolah, sehingga tidak akan berpengaruh terhadap perolehan nilai atau prestasi

belajar anda. Oleh karena itu, mohon kesediaan anda untuk menjawab dengan

sejujur-jujurnya, atau menjawab sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Kerjakanlah dengan teliti, bacalah pertanyaan dan alternatif jawaban dengan baik,

sehingga tidak ada pertanyaan yang terlewatkan serta pastikan jawaban anda tepat.

Jawaban anda merupakan informasi yang sangat berharga bagi kami.

Atas perhatian dan jawaban anda kami sampaikan terimakasih.

Petunjuk Pengisian Angket :

4. Jawablah pertanyaan di bawah ini pada lembar jawaban yang tersedia !

5. Bacalah baik-baik setiap butir pertanyaan dan seluruh alternatif

jawabannya !

6. Pilihlah salah satu dari alternatif jawaban yang tersedia dengan memberi

tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, d, atau e !

clxxxvii

Butir-butir pertanyaan :

2. Apakah anda selama ini mengerjakan tugas-tugas pelajaran PKn yang

diberikan oleh guru dengan baik ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b.Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

2. Apakah selama ini anda tertarik terhadap mata pelajaran PKn ?

a. Tidak tertarik d. Tertarik

b. Kurang tertarik e. Sangat tertarik

c. Cukup tertarik

3. Untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi pada mata pelajaran PKn

tidak perlu belajar giat. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

4. Pada waktu pelajaran PKn berlangsung, apakah anda dapat memusatkan

perhatian dengan baik ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

5. Selain mengikuti pelajaran di kelas, seberapa sering anda mempelajari

Pendidikan Kewarganegaraan ?

a. Tidak pernah d. Sering kali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

6. Bagaimanakah perasaan anda terhadap cara mengajar guru pada waktu

pelajaran PKn ?

a. Tidak senang d. Senang

b. Kurang senang e. Sangat senang

c. Cukup senang

clxxxviii

7. Pada saat pelajaran PKn berlangsung siswa tidak perlu mengajukan

pertanyaan tentang hal-hal yang belum jelas kepada guru. Bagaimana

pendapat anda ?

a. Tidaksetuju d.Setuju

b. Kurang setuju e.Sangat setuju

c. Ragu-ragu

8. Apakah anda di rumah menyediakan waktu tersendiri untuk belajar PKn ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

9. Apakah anda meluangkan waktu untuk membaca buku-buku bacaaan yang

berhubungan dengan pelajaran PKn ?

a. Tidak pernah d.Seringkali

b. Jarang sekali e.Selalu

c. Kadang-kadang

10. Pelajaran PKn merupakan pelajaran yang membosankan. Bagaimana

pendapat anda ?

a. Tidak setuju d.Setuju

b. Kurang setuju e.Sangat setuju

c. Ragu-ragu

11. Pada waktu pelajaran PKn berlangsung anda mendapat pertanyaan dari

guru. Apakah anda menjawab pertanyaaan tersebut ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

12. Siswa tidak perlu mempunyai program / jadwal belajar di rumah untuk

pelajaran Pkn. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

clxxxix

13. Pada jam pelajaran PKn, anda diajak membolos oleh teman anda.

Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

14. Apabila dalam pembelajaran PKn ada yang kurang jelas, apakah anda

menanyakan kepada guru ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

15. Apabila teman-teman anda mendapat nilai pelajaran PKn tinggi, apakah

anda menjadi terdorong untuk giat belajar PKn ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

16. Belajar PKn merupakan sesuatu yang berat bagi para siswa. Bagaimana

pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

17. Dalam pelajaran PKn apabila siswa mengalami kesulitan, maka harus

dicari pemecahannya hingga teratasi. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

18. Agar memperoleh nilai PKn yang baik, siswa perlu bertanya kepada

teman-teman mengenai penyelesaian soal-soal PKn. Bagaimana pendapat

anda ?

a. Tidak setuju d.Setuju

b.Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

cxc

19. Jika dalam pelajaran PKn ada tugas kelompok, apakah anda menyerahkan

sepenuhnya tuygas-tugas itu kepada teman-teman dalam kelompok ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

20. Dalam pelajaran PKn, dibicarakan tentang tokoh-tokoh atau para

pahlawan. Bagaimana pendapat anda?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

21. Pelajaran PKn sangat menarik, karena membahas hal –hal yang benar-

benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

22. Apakah selama ini anda melaksanakan kerjasama dengan siswa lain untuk

mengerjakan tugas-tugas dalam pelajaran PKn ?

a. Tidakpernah d.Seringkali

b.Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

23. Tugas-tugas dalam pelajaran Pkn itu tidak menarik, maka tidak perlu

dikerjakan. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

24. Apakah anda berusaha mendapatkan nilai tertinggi diantara teman-teman

anda pada pelajaran PKn ?

a. Tidak pernah d.Seringkali

b.Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

cxci

25. Jika nilai raport pelajaran PKn anda mendapat 6, bagaimana perasaan

anda ?

a. Tidak puas d. Puas

b. Kurang puas e. Sangat puas

c. Cukup puas

26. Pada waktu pelajaran PKn berlangsung, siswa harus mencurahkan

segenap perhatiannya pada pelajaran. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Selalu

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

27. Setiap selesai pelajaran PKn, siswa perlu merenungkan apa yang telah

dipelajari. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d.Setuju

b. Kurang setuju e.Sangat setuju

c. Ragu-ragu

28. Jika hari libur siswa tidak perlu belajar dan membaca buku pelajaran PKn.

Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidaksetuju d.Setuju

b. Kurang setuju e.Sangat setuju

c. Ragu-ragu

29 Jika anda terpaksa tidak masuk sekolah sehingga anda tidak mengikuti

pelajaran PKn, anda tidak perlu berusaha mengejar ketinggalan pelajaran

itu. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

30. Seorang siswa mengatakan “Pelajaran PKn itu tidak penting “. Bagaimana

pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

cxcii

31. Berkonsultasi dengan guru apabila anda mengalami kesulitan pada

pelajaran PKn sangat bermanfaat. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

32. Saya telah memiliki buku pelajaran PKn, oleh karena itu dalam mengikuti

pelajaran PKn saya tidak perlu mencatat pelajaran. Bagaimana pendapat

anda?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

33. Sebagian siswa tidak pernah membaca buku-buku PKn di luar materi

pelajaran yang diajarkan guru. Bagaimana dengan anda ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang e. Selalu

c. Kadang-kadang

34. Apakah dalam belajar PKn anda membuat rangkuman / catatan pelajaran?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang e. Selalu

c. Kadang-kadang

35. Menjadi seorang ahli atau ilmuwan dalam bidang Pkn sangat

mengagumkan. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

36. Siswa yang berprestasi perlu diberi penghargaan dan disampaikan pada

saat upacara bendera. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

cxciii

37. Pujian kepada siswa perlu diberikan apabila prestasi belajarnya baik.

Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

38. Semangat belajar yang tinggi menjadikan nilai pelajaran PKn baik.

Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

39. Keberuntungan merupakan penentu keberhasilan siswa dalam pelajaran

PKn. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Ragu-ragu

40. Kalau nilai pelajaran PKn saya turun, saya berusaha belajar dengan lebih

giat. Bagaimana pendapat anda?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

41. Apakah anda merasa mudah dalam bekerjasama dengan teman sekelas

pada mata pelajaran PKn ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c.. Kadang-kadang

42. Sebagian siswa merasa sulit dalam memahami pelajaran PKn. Bagaimana

dengan anda ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

cxciv

43. Sebagian siswa tampak mengawali pelajaran PKn di kelas dengan

perasaan senang dan bergairah. Bagaimana dengan anda ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

44. Sebagian siswa tampak mudah mendapat teman akrab untuk belajar / kerja

kelompok dalam pelajaran PKn. Apakah anda juga demikian ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

45. Apakah selama ini anda senang dengan tugas-tugas yang anda kerjakan

dalam pelajaran PKn ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

46. Dalam pelajaran PKn sebagian siswa tampak lebih pandai dan lebih giat

belajar daripada teman-teman lainnya. Bagaimana dengan anda ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

47. Sebagian siswa tampak dengan mudah dan senang bermain di sekolah.

Bagaimana dengan anda ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

48. Sebaiknya siswa hanya memiliki sedikit teman akrab. Bagaimana pendapat

anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

cxcv

49. Dalam pelajaran PKn sebagian siswa tampak amat baik dan dijadikan

teladan bagi siswa-siswa lainnya oleh guru. Bagaimana pendapat anda ?

a. Tidak setuju d. Setuju

b. Kurang setuju e. Sangat setuju

c. Ragu-ragu

50. Sebagian siswa tampak memilih melihat-lihat daripada mengerjakan tugas-

tugas kelompok dalam pelajaran Pkn. Bagaimana dengan anda ?

a. Tidak pernah d. Seringkali

b. Jarang sekali e. Selalu

c. Kadang-kadang

cxcvi

DI EXCEL

cxcvii

DI EXCEL

cxcviii

SOAL TES TRY OUT

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : V (lima) Semester : II Hari / Tanggal : Waktu : 45 menit Jumlah soal : 30 butir Bentuk soal : Pilihan ganda

PETUNJUK UMUM

5. Tulislah nama dan nomor pada sudut kanan atas lembar jawab !

6. bacalah setiap soal dengan baik !

7. Kerjakan dahulu soal yang kamu anggap paling mudah !

8. Periksa kembali pekerjaan kamu sebelum diserahkan kepada Bapak atau Ibu

Guru !

I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan

jawaban paling benar pada lembar jawab yang tersedia !

1. Tujuan didirikan Koperasi Sekolah adalah ….

a. mengumpulkan dana c. membantu bencana alam

b. kesejahteraan warga sekolah d. memenuhi kebutuhan warga sekolah

2. Dalam berorganisasi yang harus diperhatikan adalah ….

a. bertambah teman c. mengetahui tujuan organisasi

b. melatih hidup bermasyarakat d. melatih kemanusiaan

3. Salah satu tujuan didirikannya OSIS adalah ….

a. membantu bencana alam c. wadah kegiatan siswa di sekolah

b. donor darah d. belajar berpendapat

4. Contoh organisasi yang berada di lingkungan sekolah adalah ….

a. Koperasi sekolah c. Paguyuban

b. Koperasi Unit Desa d. Koperasi Pegawai

5. Pengolongan usia dalam Pramuka penggalang adalah ….

a. 7 – 10 tahun c. 15 – 17 tahun

b. 11 – 15 tahun d. 17 tahun ke atas

cxcix

6. Salah satu contoh peran serta siswa dalam berorganisasi di sekolah adalah ….

a. mengajak teman bermain c. mengajak belajar hemat

b. menolak untuk kerja sama d. menjadi anggota Pramuka

7. Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan di bawah ini adalah ….

a. OSIS c. UKS

b. Kantin Sekolah d. Pramuka

8. UKS merupakan upaya untuk menumbuhkan kesadaran ….

a. hidup sehat c. hidup disiplin

b. hidup hemat d. hidup sederhana

9. UKS adalah singkatan dari ….

a. usaha kesehatan siswa c. usaha kesehatan sistem

b. usaha kesehatan sekolah d. usaha kesehatan sarana

10. Organisasi para remaja yang ada di tingkat desa / kelurahan disebut ….

a. Karang Pamitran c. Karang Taruna

b. Pramuka d. Group Band

11. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan para pemuda di lingkungan masyarakat

mengutamakan ….

a. hidup egois dan menang sendiri

b. hidup bebas dalam bergaul

c. kerjasama dan ingin dipuji

d. kerjasama dan tanggung jawab

12. Salah satu contoh peran pemuda di lingkungan masyarakat adalah ….

a. membantu pemuda yang putus sekolah

b. melatih hidup bermasyarakat

c. menjadi angota paguyuban

d. membantu orang yang punya hajat sebagai sinoman

13. Organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan di bawah ini adalah ….

a. OSIS c. Karang Taruna

b. PMI d. LSM

cc

14. Contoh kegiatan kemanusiaan yang paling tepat untuk membantu korban

bencana alam adalah mengumpulkan ….

a. pakaian pantas pakai

b. dana

c. tenaga ahli

d. donor darah

15. Manfaat mengikuti kegiatan berorganisasi yang bergerak di bidang

kemanusiaan adalah ….

a. bergaya hidup sederhana

b. perilaku disiplin dan tanggung jawab

c. peka terhadap perasaan dan berjiwa menolong

d. kerjasama dan inisiatif

16. Dalam berorganisasi hal penting yang harus diperhatikan adalah ….

a. bertambah teman c. mengemukakan pendapat

b. hidup bermanfaat d. mengetahui tujuan organisasi

17. Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, apabila semua pengurus

menjalankan tugas dengan penuh rasa ….

a. tanggung jawab c. toleransi

b. kemanusiaan d. sukarela

18. Simpanan yang dibayarkan anggota koperasi pada saat masuk menjadi angota

disebut simpanan ….

a. wajib c. sukarela

b. pokok d. deposito

19. Di bawah ini salah satu cara pemilihan pengurus berdasarkan kartu suara

adalah ….

a. aklamasi c. penunjukkan langsung

b. pemungutan suara d. ditunjuk ketua

20. Tiga komponen penting dalam sebuah organisasi adalah ….

a. pengurus, penasehat dan anggota

b. ketua, sekretaris dan panitia

c. anggota, Pengurus dan tujuan organisasi

d. bendahara, sekretaris, penasehat

cci

21. Salah satu ciri dari sebuah organisasi adalah ….

a. saling bersaing c. kerjasama

b. tanpa aturan d. berbeda tujuan

22. Di dalam koperasi, kekuasaan tertinggi terletak pada ….

a. pengurus c. pengawas

b. anggota d. ketua

23. Mengarsipkan surat masuk dan keluar adalah tugas ….

a. bendahara c. penasehat

b. sekretaris d. penanggung jawab

24. Membuat rencana kerja bersama ketua adalah tugas ….

a. bendahara c. penasehat

b. sekretaris d. penanggung jawab

25. Membuat laporan kegiatan adalah tugas ….

a. ketua c. anggota

b. sekretaris d. anggota

26. Penggolongan usia dalam Pramuka Penggalang ….

a. 7 – 10 tahun c. 15 – 16 tahun

b. 11 – 15 tahun d. 16 tahun ke atas

27. Berfungsinya sebuah organisasi dipengaruhi oleh faktor ….

a. kegiatan dan usaha c. sarana dan prasarana

b. penyusun dan peserta d. kegiatan dan sarana

28. Berfungsinya organisasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu ….

a. anggota dan pengurus c. kegiatan dan sarana

b. anggota dan pengawas d. keuangan dan modal

29. Agar suatu organisasi berdaya guna, maka pemimpin organisasi perlu

melakukan ….

a. tindakan sewenang-wenang

b. koordinasi yang baik

c. pemutusan anggota

d. pengunduran diri

30. Komite sekolah dibentuk untuk membantu ….

a. pengadaan buku pelajaran c. pelaksanaan kegiatan sekolah

b. koordinasi program sekolah d. pendukung dana

ccii

SOAL TES PRESTASI

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : V (lima) Semester : II Hari / Tanggal : Waktu : 45 menit Jumlah soal : 25 butir Bentuk soal : Pilihan ganda

PETUNJUK UMUM 5. Tulislah nama dan nomor pada sudut kanan atas lembar jawab !

6. bacalah setiap soal dengan baik !

7. Kerjakan dahulu soal yang kamu anggap paling mudah !

8. Periksa kembali pekerjaan kamu sebelum diserahkan kepada Bapak atau Ibu

Guru !

II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan

jawaban paling benar pada lembar jawab yang tersedia !

26. Tujuan didirikan Koperasi Sekolah adalah ….

c. mengumpulkan dana c. membantu bencana alam

d. kesejahteraan warga sekolah d. memenuhi kebutuhan warga sekolah

27. Dalam berorganisasi yang harus diperhatikan adalah ….

c. bertambah teman c. mengetahui tujuan organisasi

d. melatih hidup bermasyarakat d. melatih kemanusiaan

28. Salah satu tujuan didirikannya OSIS adalah ….

c. membantu bencana alam c. wadah kegiatan siswa di sekolah

d. donor darah d. belajar berpendapat

29. Contoh organisasi yang berada di lingkungan sekolah adalah ….

c. Koperasi sekolah c. Paguyuban

d. Koperasi Unit Desa d. Koperasi Pegawai

30. Pengolongan usia dalam Pramuka penggalang adalah ….

c. 7 – 10 tahun c. 15 – 17 tahun

d. 11 – 15 tahun d. 17 tahun ke atas

cciii

31. Salah satu contoh peran serta siswa dalam berorganisasi di sekolah adalah ….

a. mengajak teman bermain c. mengajak belajar hemat

b. menolak untuk kerja sama d. menjadi anggota Pramuka

32. Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan di bawah ini adalah ….

c. OSIS c. UKS

d. Kantin Sekolah d. Pramuka

33. UKS merupakan upaya untuk menumbuhkan kesadaran ….

c. hidup sehat c. hidup disiplin

d. hidup hemat d. hidup sederhana

34. UKS adalah singkatan dari ….

c. usaha kesehatan siswa c. usaha kesehatan sistem

d. usaha kesehatan sekolah d. usaha kesehatan sarana

35. Organisasi para remaja yang ada di tingkat desa / kelurahan disebut ….

c. Karang Pamitran c. Karang Taruna

d. Pramuka d. Group Band

36. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan para pemuda di lingkungan masyarakat

mengutamakan ….

e. hidup egois dan menang sendiri

f. hidup bebas dalam bergaul

g. kerjasama dan ingin dipuji

h. kerjasama dan tanggung jawab

37. Salah satu contoh peran pemuda di lingkungan masyarakat adalah ….

e. membantu pemuda yang putus sekolah

f. melatih hidup bermasyarakat

g. menjadi angota paguyuban

h. membantu orang yang punya hajat sebagai sinoman

38. Organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan di bawah ini adalah ….

c. OSIS c. Karang Taruna

d. PMI d. LSM

cciv

39. Contoh kegiatan kemanusiaan yang paling tepat untuk membantu korban

bencana alam adalah mengumpulkan ….

a. pakaian pantas pakai

b. dana

c. tenaga ahli

d. donor darah

40. Manfaat mengikuti kegiatan berorganisasi yang bergerak di bidang

kemanusiaan adalah ….

e. bergaya hidup sederhana

f. perilaku disiplin dan tanggung jawab

g. peka terhadap perasaan dan berjiwa menolong

h. kerjasama dan inisiatif

41. Dalam berorganisasi hal penting yang harus diperhatikan adalah ….

c. bertambah teman c. mengemukakan pendapat

d. hidup bermanfaat d. mengetahui tujuan organisasi

42. Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, apabila semua pengurus

menjalankan tugas dengan penuh rasa ….

c. tanggung jawab c. toleransi

d. kemanusiaan d. sukarela

43. Di bawah ini salah satu cara pemilihan pengurus berdasarkan kartu suara

adalah ….

c. aklamasi c. penunjukkan langsung

d. pemungutan suara d. ditunjuk ketua

44. Tiga komponen penting dalam sebuah organisasi adalah ….

e. pengurus, penasehat dan anggota

f. ketua, sekretaris dan panitia

g. anggota, Pengurus dan tujuan organisasi

h. bendahara, sekretaris, penasehat

45. Salah satu ciri dari sebuah organisasi adalah ….

c. saling bersaing c. kerjasama

d. tanpa aturan d. berbeda tujuan

ccv

46. Mengarsipkan surat masuk dan keluar adalah tugas ….

a. bendahara c. penasehat

b. sekretaris d. penanggung jawab

47. Membuat rencana kerja bersama ketua adalah tugas ….

c. bendahara c. penasehat

d. sekretaris d. penanggung jawab

48. Berfungsinya sebuah organisasi dipengaruhi oleh faktor ….

c. kegiatan dan usaha c. sarana dan prasarana

d. penyusun dan peserta d. kegiatan dan sarana

49. Agar suatu organisasi berdaya guna, maka pemimpin organisasi perlu

melakukan ….

e. tindakan sewenang-wenang

f. koordinasi yang baik

g. pemutusan anggota

h. pengunduran diri

50. Komite sekolah dibentuk untuk membantu ….

c. pengadaan buku pelajaran c. pelaksanaan kegiatan sekolah

d. koordinasi program sekolah d. pendukung dana

ccvi

KUNCI JAWABAN

1. D 11. D 21. B

2. C 12. D 22. B

3. C 13. B 23. D

4. A 14. A 24. B

5. B 15. C 25. C

6. D 16. D

7. C 17. A

8. A 18. B

9. B 19. C

10. C 20. C

PEDOMAN PENILAIAN

Bila jawaban betul diberi nilai skor 1

Bila jawaban salah diberi nilai skor 0

Bila betul semua Jumlah Nilai Total

N = Jumlah betul x 100

Jumlah Nilai Maksimal

Contoh

= 25 x 100 25

= 100 (N)

ccvii

LEMBAR JAWABAN

Mata Pelajaran : PKn

Kelas : V

Semester : II

Tahun Pelajaran : 2008 / 2009

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, dibawah ini !

1. a b c d 16. a b c d

2. a b c d 17. a b c d

3. a b c d 18. a b c d

4. a b c d 19. a b c d

5. a b c d 20. a b c d

6. a b c d 21. a b c d

7. a b c d 22. a b c d

8. a b c d 23. a b c d

9. a b c d 24. a b c d

10. a b c d 25. a b c d

11. a b c d

12. a b c d

13. a b c d

14. a b c d

15. a b c d

Nama : No. Absen :

ccviii

DI EXCEL

ccix

DI EXCEL

ccx

DI EXCEL

ccxi

DI EXCEL

ccxii

DI EXCEL

ccxiii

Lampiran 2.2 I.

J.

K. Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar

No. Item Analisis Rhitung R tabel Keterangan 1 Pearson Correlation .444 0.361 Valid 2 Pearson Correlation .436 0.361 Valid 3 Pearson Correlation .417 0.361 Valid 4 Pearson Correlation .481 0.361 Valid 5 Pearson Correlation .331 0.361 Tidak Valid 6 Pearson Correlation .346 0.361 Tidak Valid 7 Pearson Correlation .442 0.361 Valid 8 Pearson Correlation .413 0.361 Valid 9 Pearson Correlation .445 0.361 Valid 10 Pearson Correlation .433 0.361 Valid 11 Pearson Correlation .442 0.361 Valid 12 Pearson Correlation .648 0.361 Valid 13 Pearson Correlation .402 0.361 Valid 14 Pearson Correlation .400 0.361 Valid 15 Pearson Correlation .299 0.361 Tidak Valid 16 Pearson Correlation .437 0.361 Valid 17 Pearson Correlation .342 0.361 Tidak Valid 18 Pearson Correlation .415 0.361 Valid 19 Pearson Correlation .297 0.361 Tidak Valid 20 Pearson Correlation .271 0.361 Tidak Valid 21 Pearson Correlation .429 0.361 Valid 22 Pearson Correlation .485 0.361 Valid 23 Pearson Correlation .467 0.361 Valid 24 Pearson Correlation .558 0.361 Valid 25 Pearson Correlation .419 0.361 Valid 26 Pearson Correlation .470 0.361 Valid 27 Pearson Correlation .616 0.361 Valid 28 Pearson Correlation .469 0.361 Valid 29 Pearson Correlation .351 0.361 Tidak Valid 30 Pearson Correlation .416 0.361 Valid 31 Pearson Correlation .390 0.361 Valid 32 Pearson Correlation .523 0.361 Valid 33 Pearson Correlation .394 0.361 Valid 34 Pearson Correlation .479 0.361 Valid 35 Pearson Correlation .460 0.361 Valid 36 Pearson Correlation .370 0.361 Valid 37 Pearson Correlation .175 0.361 Tidak Valid 38 Pearson Correlation .442 0.361 Valid 39 Pearson Correlation .416 0.361 Valid 40 Pearson Correlation .537 0.361 Valid 41 Pearson Correlation .390 0.361 Valid 42 Pearson Correlation .321 0.361 Tidak Valid 43 Pearson Correlation .559 0.361 Valid 44 Pearson Correlation .458 0.361 Valid 45 Pearson Correlation .473 0.361 Valid

ccxiv

No. Item Analisis Rhitung R tabel Keterangan 46 Pearson Correlation .423 0.361 Valid 47 Pearson Correlation .292 0.361 Tidak Valid 48 Pearson Correlation .435 0.361 Valid 49 Pearson Correlation .385 0.361 Valid 50 Pearson Correlation .609 0.361 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus product moment dari

Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik SPSS dapat

diketahui bahwa dari 50 pernyataan, 10 soal dinyatakan tidak valid, karena

r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 30 dengan nilai kritis 0,361.

10 soal tersebut adalah nomor 5,6,15,17,19,20,29,37,42,47.

ccxv

Lampiran 2.3

Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

30 100.0

0 .0

30 100.0

Valid

Excludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.902 40

Cronbach'sAlpha N of Items

Dari Hasil Perhitungan diperoleh Koefisien Reliabilitas sebesar 0,902. Karena

koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka dapat dikatakan bahwa instrumen

motivasi belajar adalah Reliabel, atau juga dapat dikatakan bahwa instrumen ini

memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

ccxvi

DI EXCEL

ccxvii

DI EXCEL

ccxviii

DI EXCEL

ccxix

Lampiran 2.5 L.

M.

N. Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar PKn

No. Item Analisis Rhitung R tabel Keterangan 1 Pearson Correlation .488 0.361 Valid 2 Pearson Correlation .427 0.361 Valid 3 Pearson Correlation .401 0.361 Valid 4 Pearson Correlation .429 0.361 Valid 5 Pearson Correlation .381 0.361 Valid 6 Pearson Correlation .379 0.361 Valid 7 Pearson Correlation .687 0.361 Valid 8 Pearson Correlation .407 0.361 Valid 9 Pearson Correlation .399 0.361 Valid 10 Pearson Correlation .407 0.361 Valid 11 Pearson Correlation .424 0.361 Valid 12 Pearson Correlation .489 0.361 Valid 13 Pearson Correlation .381 0.361 Valid 14 Pearson Correlation .367 0.361 Valid 15 Pearson Correlation .465 0.361 Valid 16 Pearson Correlation .400 0.361 Valid 17 Pearson Correlation .447 0.361 Valid 18 Pearson Correlation .279 0.361 Tidak Valid 19 Pearson Correlation .571 0.361 Valid 20 Pearson Correlation .540 0.361 Valid 21 Pearson Correlation .436 0.361 Valid 22 Pearson Correlation .352 0.361 Tidak Valid 23 Pearson Correlation .650 0.361 Valid 24 Pearson Correlation .519 0.361 Valid 25 Pearson Correlation .315 0.361 Tidak Valid 26 Pearson Correlation .359 0.361 Tidak Valid 27 Pearson Correlation .448 0.361 Valid 28 Pearson Correlation -.073 0.361 Tidak Valid 29 Pearson Correlation .435 0.361 Valid 30 Pearson Correlation .391 0.361 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus product moment dari

Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik SPSS dapat

diketahui bahwa dari 30 pertanyaan, 5 soal dinyatakan tidak valid, karena

r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 30 dengan nilai kritis 0,361.

5 soal tersebut adalah nomor 18,22,25,26,28.

ccxx

Lampiran 2.6

Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar PKn

Diketahui : ∑ pq = 5,336 Variance total = 27,138

( )

1

2

2

12

−=∑ ∑

nn

XX

σ

( )

116,3429

30

557331.11

2

2

1 =−

Perhitungan Uji Reliabilities dengan KR-20 :

( )

−=

∑2

2

11 11 t

pq

k

kr

σ

( )

−=

116,34

336,51

125

2511r

r11 = 0,879 Dari Hasil Perhitungan diperoleh Koefisien Reliabilitas sebesar 0,879. Karena

koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka dapat dikatakan bahwa instrumen

prestasi belajar PKn adalah Reliabel, atau juga dapat dikatakan bahwa

instrumen ini memiliki reliabilitas yang tinggi.

ccxxi

DI EXCEL

ccxxii

Lampiran 2.8. Hasil Uji Beda Mean atara kelompok dengan pembelajaran PAKEM dan Konvensional Two-Sample T-Test and CI: PAKEM, KONVENS. Two-sample T for PAKEM vs KONVENS. N Mean StDev SE Mean PAKEM 30 7.210 0.651 0.12 KONVENS. 30 7.130 0.531 0.097 Difference = mu PAKEM - mu KONVENS. Estimate for difference: 0.080 95% CI for difference: (-0.227, 0.387) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0.52 P-Value = 0.604 DF = 58 Both use Pooled StDev = 0.594

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji beda mean dalam hal ini

menggunakan uji T dapat diperoleh hasil p value > 0,05 atau 0,604 > 0,05,

sehingga dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa nilai prestasi PKn antara

kelas eksperimen dengan kelas control tidak terdapat perbedaan prestasi

Pendidikan kewarganegaraan atau dapat juga dikatakan bahwa kemampuan mata

pelajaran Pendidikan relative sama.

ccxxiii

Lampiran 3.1

DI EXCEL

ccxxiv

ccxxv

Lampiran 3.2

DI EXCEL

ccxxvi

DI EXCEL

ccxxvii

Lmapiran 3.3

DI EXCEL

ccxxviii

DI EXCEL

ccxxix

Lampiran 3.4

DI EXCEL

ccxxx

DI EXCEL

ccxxxi

Lampiran 3.5

DI EXCEL

ccxxxii

Lampiran 3.6

DI EXCEL

ccxxxiii

Lampiran 3.7

DI EXCEL

ccxxxiv

DI EXCEL

ccxxxv

Lampiran 3.8

DI EXCEL

ccxxxvi

O. UJI PRASYARAT ANALISIS

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data prestasi belajar Pkn dengan penerapan model

pembelajaran PAKEM dan Konvensional dilakukan dengan menggunakan

Lilliefors Significance Correction dari Kolmogorov-Smirnov pada taraf

signifikansi (α ) : 0,05. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nol yang

menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Penerimaan atau penolakan itu didasarkan pada: (1) Jika nilai sig. atau

signifikansi atau probabilitas kurang dari 0,05. distribusi data tidak normal,

dan (2) Jika nilai sig. atau signifikansi atau probabilitas lebih dari 0,05.

distribusi data normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PAKEM KONVENSIONAL

N 30 30

Mean 65.600 58.933 Normal Parameters(a,b)

Std. Deviation 6.441 9.566

Absolute .212 .156

Positive .165 .156

Most Extreme Differences

Negative -.212 -.095

Kolmogorov-Smirnov Z 1.161 .852

Asymp. Sig. (2-tailed) .135 .462

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Dari hasil uji Lilliefors Significance Correction dari Kolmogorov-Smirnov

diperoleh bahwa angka signifikansi pada siswa yang belajar dengan

penerapan model pembelajaran Konvensional diperoleh 0,462 > 0,05 dan

dengan penerapan model PAKEM diperoleh 0,135 > 0,05, dari hasil ini dapat

kita lihat bahwa data terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Variansi

Untuk mengetahui homogenitas varians populasi dalam

penelitian ini dilakukan pengujian dengan menggunakan teknik

ccxxxvii

uji Varians (F). Dari data yang berupa skor tes prestasi belajar

PKn dilakukan pengujian terhadap data: 1) prestasi belajar PKn

dengan model PAKEM dan siswa mememiliki motivasi belajar

rendah, 2) prestasi belajar PKn dengan model PAKEM dan siswa

mememiliki motivasi belajar tinggi, 3) prestasi belajar PKn

dengan model pembelajaran konvensional dan siswa mememiliki

motivasi belajar rendah, 4) prestasi belajar PKn dengan model

pembelajaran konvensional dan siswa mememiliki motivasi

belajar tinggi. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi

α =0,05.

Berdasarkan uji homogenitas varians populasi dengan uji varians

diperoleh hasil uji sebagai berikut :

No Kelompok Variansi

1. A1B1 40.838 2. A1B2

58.000 3. A2B1

37.638 4. A2B2

59.897

Sugiyono (1999:160) uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah

varians sampel yang dikomparasikan itu homogen atau tidak. Varians adalah

standar deviasi yang dikuadratkan. Uji Homogenitas varians dalam penelitian ini

digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :

Varians Terbesar F = Varians Terkecil 59,897 F = = 1,591 37,638

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh Fhitung = 1,591 selanjutnya

dikonsultasikan dengan harga F tabel dengan dk pembilang ( 13 – 1) = 12

dan dk penyebut (15 – 1 ) = 14 dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh

ccxxxviii

Ftabel = 2,53 (Fhitung = 1,591 < Ftabel = 2,53). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa varians keempat kelompok sampel tersebut homogen.

ccxxxix

Lampiran 5.1.

DESKRIPSI DATA PENELITIAN

10. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn Secara Keseluruhan

Descriptive Statistics: Prestasi PKn Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean Prestasi Pkn 60 62.27 64.00 62.44 8.76 1.13 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 Prestasi Pkn 44.00 76.00 56.00 68.00

11. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran PAKEM

Descriptive Statistics: PAKEM Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean PAKEM 30 65.60 68.00 65.54 6.44 1.18 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 PAKEM 56.00 76.00 59.00 72.00

12. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran Konvensional

Descriptive Statistics: KONVENS. Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean KONVENS. 30 58.93 58.00 58.77 9.57 1.75 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 KONVENS. 44.00 76.00 52.00 68.00

13. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn bagi Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi

Descriptive Statistics: MOT_TG Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean MOT_TG 32 65.63 68.00 65.57 7.17 1.27 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 MOT_TG 56.00 76.00 60.00 72.00

ccxl

14. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn bagi Siswa dengan Motivasi Belajar Rendah

Descriptive Statistics: MOT_RD Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean MOT_RD 28 58.43 56.00 58.46 8.93 1.69 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 MOT_RD 44.00 72.00 52.00 68.00

15. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran PAKEM dan Siswa Memiliki Motivasi Belajar Rendah

Descriptive Statistics: PAKEM_MRD Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean PAKEM_MR 15 63.73 64.00 63.69 6.13 1.58 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 PAKEM_MR 56.00 72.00 56.00 68.00

16. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran PAKEM dan Siswa Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

Descriptive Statistics: PAKEM_MTG Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean PAKEM_MT 15 67.47 68.00 67.69 6.39 1.65 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 PAKEM_MT 56.00 76.00 64.00 72.00

17. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran Konvensional dan Siswa Memiliki Motivasi Belajar Rendah

Descriptive Statistics: KONV._MRD Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean KONV._MR 13 52.31 52.00 51.27 7.74 2.15 Variable Minimum Maximum Q1 Q3 KONV._MR 44.00 72.00 48.00 56.00

18. Deskripsi Data Prestasi Belajar PKn dengan Model Pembelajaran Konvensional dan Siswa Memiliki Motivasi Belajar Tinggi Descriptive Statistics: KONV._MTG Variable N Mean Median TrMean StDev SE Mean KONV._MT 17 64.00 60.00 63.73 7.62 1.85 Variable Minimum Maximum Q1 Q3

ccxli

KONV._MT 56.00 76.00 56.00 70.00

Lampiran 5.2.

Perhitungan Statistik F dalam Analisis Variansi (Untuk n per sel tidak sama)

Ringkasan Nilai untuk Setiap Sel

Faktor A A 1 A 2

B 1

n

15

1.012

67,467

68.848

68.276,267

571.733

17

1.088

64,000

70,560

69.632

928

Faktor B

B 2

n

15

956

63,733

61.456

60.929,067

526,933

13

680

52,308

36.288

35.569,231

718,769

Menghitung Nilai A1, A2, B1, B2 dan T

6. A1 = 67,467 + 63,733 = 131,200

7. A2 = 64,000 + 52,308 = 116,308

8. B1 = 67,467 + 64,000 = 131,467

9. B2 = 63,733 + 52,308 = 116,041

10. T = A1 + A2 = B1 + B2 = 247,508

∑ − mx 2

( )( ) mxx =∑

∑ 2x

x

∑ x

∑ − mx 2

( )( ) mxx =∑∑ 2x

x

∑ x

ccxlii

A. Jika Level Faktor A adalah p=2 dan Faktor B adalah q=2

maka dihitung L1, L2, L3, L4 dan L5.

6. L1 = T²/ pq = (247,508)²/ 2 x 2 = 15.315,014

7. L2 = ∑Ai²/ q = ((131,200)² + (116,308) ²)/ 2 = 15.370,460

8. L3 = ∑Bj²/ p = ((131,467)² + (116,041) ²)/ 2 = 15.374,502

9. L4 = ∑ABi² = (67,467)² + (63,733)²+ (64,0)² + (52,308)² = 15.455,784

10. L5 = (pq)/ ∑1/nij = 4/ (1/15 + 1/15 + 1/17 + 1/139) = 14,865

B. Menghitung Jumlah Kuadrat (SS)

6. JKa = L5 (L2 - L1) = 14,865 (15.370,460 – 15.315,014) = 824,219 7. JKb = L5 (L3 - L1) = 14,865 (15.374,502 – 15.315,014) = 884,311 8. JKab = L5 (L4 - L3 - L2 + L1)

= 14,865 (15.455,784 – 15.374,502 – 15.370,460 + 15.315,014) = 235,414

9. JKe = 571,733 + 526,933 + 928 + 718,769

= 2.745,436

10. JKT =

= = 4.523,733 E. Derajat Kebebasan (dk / df)

6. Dk a = p-1 = 2 – 1 = 1

7. Dk b = q-1 = 2 – 1 = 1

8. Dk ab = (p-1)(q-1) = 1 * 1 = 1

( )tot

tot

tot N

2

2 ∑∑Χ

−Χ

( )60

736.3152.237

2

ccxliii

9. DKerror = Ntot – pq = 60 – 4 = 56

10. DKtotal = N – 1 = 60 – 1 = 59

F. Menghitung Rata-rata Kuadrat (MS)

5. Rk a = 824,219 / 1 = 824,219

6. Rk b = 884,311 / 1 = 884,311

7. Rk ab = 234,141 / 1 = 234,141

8. Rk error = 2.745,436/ 56 = 49,026 E. Menghitung Statistik Uji - F

4. F a =Rk a / RK error = 824,219 / 49,026 = 16,812

5. F b =Rk b / RK error = 884,311 / 49,026 = 18,038

6. F ab =Rk ab / RK error = 234,141 / 49,026 = 4,802

ccxliv

Lampiran 5.3. Kesimpulan Hasil Analis Data Dengan Anava dua Jalur

General Linear Model: Prestasi PKn versus Model, Motivasi Factor Type Levels Values Model fixed 2 1 2 Motivasi fixed 2 1 2 Analysis of Variance for Prestasi, using Adjusted SS for Tests Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Model 1 666.67 824.22 824.22 16.81 0.000 Motivasi 1 876.22 884.31 884.31 18.04 0.000 Model*Motivasi 1 235.41 235.41 235.41 4.80 0.033 Error 56 2745.44 2745.44 49.03 Total 59 4523.73

Interpretasi Hasil Analisis Data

Dari hasil Perhitungan Analisis Variansi Dua Jalur di dapat kesimpulan dengan hasil sebagai berikut : 4. Ada perbedaan pengaruh antara model PAKEM dan model pembelajaran

konvensional terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKN siswa SD di Kecamatan Wonogiri, hal ini dapat diketahui dengan perolehan F1 = 16,81 lebih besar dari F(0,95: 1;56) = 4,02 dengan taraf signifikansi 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

5. Ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar siswa pada kategori tinggi

dan kategori rendah terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKN siswa SD di Kecamatan Wonogiri, hal ini dapat diketahui dengan perolehan F1 = 18,04 lebih besar dari F(0,95: 1;56) = 4,02 dengan taraf signifikansi 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

6. Ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKN siswa SD di Kecamatan Wonogiri, hal ini dapat diketahui dengan perolehan F1 = 4,80 lebih besar dari F(0,95: 1;56) = 4,02 dengan taraf signifikansi 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

ccxlv

Lampiran 5.4.

UJI BEDA MEAN DENGAN MENGGUNAKAN UJI

SCHEFFE

7. Uji beda mean Prestasi Belajar PKn dengan model pembelajaran

PAKEM antara siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan tinggi.

Perhitungan Uji Schefee Fnk = (k – 1)(F0,95;1,56) = 1 x 4,02 = 4,02

A1B1 x A1B2 =

+

Χ−Χ

21

2

21

11

nnxMSe

|63,733 – 67,467|2 = ----------------------

1 1 49,03 x[---- + ----] 15 15

= 2,132 Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui Scheffe value = 2,132 hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritis (Fnk) yaitu 4,02. Karena 2,132 < 4,02 maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan mean Prestasi Belajar PKn dengan model pembelajaran PAKEM antara siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan tinggi.

ccxlvi

8. Uji Beda mean prestasi belajar PKn dengan motivasi belajar rendah

antara model PAKEM dengan model pembelajaran konvesional.

Perhitungan Uji Schefee Fnk = (k – 1)(F0,95;1,56) = 1 x 4,02 = 4,02

A1B1 x A2B1 =

+

Χ−Χ

21

2

21

11

nnxMSe

|63,733 – 52,308|2 = ----------------------

1 1 49,03 x[---- + ----] 15 13

= 18,544

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui Scheffe value = 18,544 hasil ini

kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritis (Fnk) yaitu 4,02. Karena 18,544 >

4,02 maka dapat dikatakan terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn

dengan motivasi belajar rendah antara model PAKEM dengan model

pembelajaran konvesional.

ccxlvii

9. Uji Beda mean prestasi belajar PKn dengan model PAKEM dan siswa

memiliki motivasi belajar rendah dengan model pembelajaran konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar tinggi.

Perhitungan Uji Schefee Fnk = (k – 1)(F0,95;1,56) = 1 x 4,02 = 4,02

A1B1 x A2B2 =

+

Χ−Χ

21

2

21

11

nnxMSe

|64,000 – 63,733|2 = ----------------------

1 1 49,03 x[---- + ----] 15 17

= 0,012

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui Scheffe value = 0,012 hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritis (Fnk) yaitu 4,02. Karena 0,012 < 4,02 maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn dengan model PAKEM dan siswa memiliki motivasi belajar rendah dengan model pembelajaran konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar tinggi.

ccxlviii

10. Uji Beda mean prestasi belajar PKn dengan model PAKEM dan siswa

memiliki motivasi belajar tinggi dengan model pembelajaran konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar rendah.

Perhitungan Uji Schefee Fnk = (k – 1)(F0,95;1,56) = 1 x 4,02 = 4,02

A1B1 x A3B1 =

+

Χ−Χ

21

2

21

11

nnxMSe

|67,467 – 52,308|2 = ----------------------

1 1 49,03 x[---- + ----] 15 13

= 32,643

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui Scheffe value = 32,643 hasil ini

kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritis (Fnk) yaitu 4,02. Karena 32,643 >

4,02 maka dapat dikatakan terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn

dengan model PAKEM dan siswa memiliki motivasi belajar tinggi dengan

model pembelajaran konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar rendah.

ccxlix

11. Uji Beda mean prestasi belajar PKn dengan model PAKEM dan siswa

memiliki motivasi belajar tinggi dengan model pembelajaran konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar tinggi

Perhitungan Uji Schefee Fnk = (k – 1)(F0,95;1,56) = 1 x 4,02 = 4,02

A1B1 x A3B2 =

+

Χ−Χ

21

2

21

11

nnxMSe

|64,000 – 67,467|2 = ----------------------

1 1 49,03 x[---- + ----] 15 17

= 1,953

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui Scheffe value = 1,953 hasil ini

kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritis (Fnk) yaitu 4,02. Karena 1,953 <

4,02 maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn

dengan model PAKEM dan siswa memiliki motivasi belajar tinggi dengan

model pembelajaran konvesional dan siswa memiliki motivasi belajar rendah.

ccl

12. Uji Beda mean prestasi belajar PKn dengan model pembelajaran

konvensional antara siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan tinggi

Perhitungan Uji Schefee Fnk = (k – 1)(F0,95;1,56) = 1 x 4,02 = 4,02

A1B2 x A2B1 =

+

Χ−Χ

21

2

21

11

nnxMSe

|64,000 – 52,308|2 = ----------------------

1 1 49,03 x[---- + ----] 17 13

= 20,542

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui Scheffe value = 20,542 hasil ini

kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritis (Fnk) yaitu 4,02. Karena 20,542 >

4,02 maka dapat dikatakan terdapat perbedaan mean prestasi belajar PKn

dengan model pembelajaran konvensional antara siswa yang memiliki

motivasi belajar rendah dengan tinggi.

ccli

Lampiran 6.1. Nilai Kritis r Pearson

Taraf Signifikansi Taraf Signifikansi N

5% 1% N

5% 1%

3 4 5

6 7 8 9 10

11 12 13 14 15

16 17 18 19 20

21 22 23 24 25

26 27 28 29 30

31 32 33 34 35

36 37

0.997 0.950 0.878

0.811 0.754 0.707 0.666 0.632

0.602 0.576 0.553 0.532 0.514

0.497 0.482 0.468 0.456 0.444

0.433 0.423 0.413 0.404 0.396

0.388 0.381 0.374 0.367 0.361

0.355 0.349 0.344 0.339 0.334

0.329 0.325

0.999 0.990 0.959

0.917 0.874 0.834 0.798 0.765

0.735 0.708 0.684 0.661 0.641

0.623 0.606 0.590 0.575 0.561

0.549 0.537 0.526 0.515 0.505

0.496 0.487 0.478 0.470 0.463

0.456 0.449 0.442 0.436 0.430

0.424 0.418

38 39 40

41 42 43 44 45

46 47 48 49 50

55 60 65 70 75

80 85 90 95

100

125 150 175 200 300

400 500 600 700 800

900 1000

0.320 0.316 0.312

0.308 0.304 0.301 0.297 0.294

0.291 0.288 0.284 0.281 0.279

0.266 0.254 0.244 0.235 0.227

0.220 0.213 0.207 0.202 0.195

0.176 0.159 0.148 0.138 0.113

0.098 0.088 0.080 0.074 0.070

0.065 0.062

0.413 0.408 0.403

0.398 0.393 0.389 0.384 0.380

0.376 0.372 0.368 0.364 0.361

0.345 0.330 0.317 0.306 0.296

0.286 0.278 0.270 0.263 0.256

0.230 0.210 0.194 0.181 0.148

0.128 0.115 0.105 0.097 0.091

0.086 0.081

Sumber : Sutrisno Hadi, 1992

cclii

ccliii

Lampiran 6.2.

Nilai Kritis F untuk α = 0,05

ν1

ν2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20 40 60 120 ∞

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14

15 16 17 18 19

20 21 22 23 24

25 26 27 28 29

30 40 60 120 ∞

161.4 18.51 10.13 7.71

6.61 5.99 5.59 5.32 5.12

4.96 4.84 4.75 4.67 4.60

4.54 4.49 4.45 4.41 4.38

4.35 4.32 4.30 4.28 4.26

4.24 4.23 4.21 4.20 4.18

4.17 4.08 4.00 3.92 3.84

199.5 19.00 9.55 6.94

5.79 5.14 4.74 4.46 4.26

4.10 3.98 3.89 3.81 3.74

3.68 3.63 3.59 3.55 3.52

3.49 3.47 3.44 3.42 3.40

3.39 3.37 3.35 3.34 3.33

3.32 3.23 3.15 3.07 3.00

215.7 19.16 9.28 7.71

4.41 4.76 4.35 4.07 3.86

3.71 3.59 3.49 3.41 3.34

3.29 3.24 3.20 3.16 3.13

3.10 3.07 3.05 3.03 3.01

2.99 2.98 2.96 2.95 2.93

2.92 2.84 2.76 2.65 2.60

224.6 19.25 9.12 6.39

5.19 4.53 4.12 3.84 3.63

3.48 3.36 3.26 3.18 3.11

3.06 3.01 2.96 2.93 2.90

2.87 2.84 2.82 2.80 2.78

2.76 2.74 2.73 2.71 2.70

2.69 2.61 2.53 2.45 2.37

230.2 19.30 9.01 6.26

5.05 4.39 3.97 3.69 3.48

3.33 3.20 3.11 3.03 2.96

2.90 2.85 2.81 2.77 2.74

2.71 2.68 2.66 2.64 2.62

2.60 2.59 2.57 2.56 2.55

2.53 2.45 2.37 2.29 2.21

234.0 19.33 8.94 6.16

4.95 4.28 3.87 3.58 3.37

3.22 3.09 3.00 2.92 2.85

2.79 2.74 2.70 2.66 2.63

2.60 2.57 2.55 2.53 2.51

2.49 2.47 2.46 2.45 2.43

2.42 2.34 2.25 2.17 2.10

236.8 19.35 8.89 6.09

4.88 4.21 3.79 3.50 3.29

3.14 3.01 2.91 2.83 2.76

2.71 2.66 2.61 2.58 2.54

2.51 2.49 2.46 2.44 2.42

2.40 2.39 2.37 2.36 2.35

2.42 2.34 2.25 2.17 2.10

238.9 19.37 8.85 6.04

4.82 4.15 3.73 3.44 3.23

3.07 2.95 2.85 2.77 2.70

2.64 2.59 2.55 2.51 2.48

2.45 2.42 2.40 2.37 2.36

2.34 2.32 2.31 2.29 2.28

2.27 2.18 2.10 2.02 1.94

240.5 19.38 8.81 6.00

4.77 4.10 3.68 3.39 3.18

3.02 2.90 2.80 2.71 2.65

2.59 2.54 2.49 2.46 2.42

2.39 2.37 2.34 2.32 2.30

2.28 2.27 2.25 2.24 2.22

2.21 2.12 2.04 1.96 1.88

241.9 19.40 8.79 5.96

4.74 4.06 3.64 3.35 3.14

2.98 2.85 2.75 2.67 2.60

2.54 2.49 2.45 2.41 2.38

2.35 2.32

2.30 2.27 2.25

2.24 2.22 2.20 2.19 2.18

2.16 2.08 1.99 1.91 1.83

245.9 19.43 8.70

5.86

4.62 3.94 3.51 3.22 3.01

2.85 2.72 2.62 2.53 2.46

2.40 2.35 2.31 2.27 2.23

2.20 2.18 2.15 2.13 2.11

2.09 2.07 2.06 2.04 2.03

2.01 1.92 1.84 1.75 1.67

248.0 19.45 8.66 5.80

4.56 3.87 3.44 3.15 2.94

2.77 2.65 2.54 2.46 2.39

2.33 2.28 2.23 2.19 2.16

2.12 2.10 2.07 2.05 2.03

2.01 1.99 1.97 1.96 1.94

1.93 1.84 1.75 1.66 1.57

251.1 19.47 8.59 5.72

4.46 3.77 3.34 3.04 2.83

2.66 2.53 2.43 2.34 2.27

2.20 2.15 2.10 2.06 2.03

1.99 1.96 1.94 1.91 1.89

1.87 1.85 1.84 1.82 1.81

1.79 1.69 1.59 1.50 1.39

252.2 19.48 8.57 5.69

4.43 3.74 3.30 3.01 2.79

2.62 2.49 2.38 2.30 2.22

2.16 2.11 2.06 2.02 1.98

1.95 1.92 1.89 1.86 1.84

1.82 1.80 1.79 1.77 1.75

1.74 1.64 1.53 1.43 1.32

253.3 19.49 8.55 5.66

4.40 3.70 3.27 2.97 2.75

2.58 2.45 2.34 2.25 2.18

2.11 2.06 2.01 1.97 1.93

1.90 1.87 1.84 1.81 1.79

1.77 1.75 1.73 1.71 1.70

1.68 1.58 1.47 1.35 1.22

254.3 19.50 8.53 5.63

4.36 3.67 3.23 2.93 2.71

2.54 2.40 2.30 2.21 2.13

2.07 2.01 1.96 1.92 1.88

1.84 1.81 1.78 1.76 1.73

1.71 1.69 1.67 1.65 1.64

1.62 1.51 1.39 1.25 1.00