tesis penerapan organisasi pembelajar pada biro organisasi...

70
TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI DAN TATA LAKSANA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT (THE IMPLEMENTATION OF LEARNING ORGANIZATION ON ORGANIZATION BUREAU AND SECRETARIAT ADMINISTRATION OF WEST SULAWESI PROVINCE) MUHAMMAD ARDYANSYAH MAKMUR P0800215005 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM ADMINISTRASI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 26-Apr-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

TESIS

PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI

DAN TATA LAKSANA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI

BARAT

(THE IMPLEMENTATION OF LEARNING ORGANIZATION ON

ORGANIZATION BUREAU AND SECRETARIAT ADMINISTRATION OF

WEST SULAWESI PROVINCE)

MUHAMMAD ARDYANSYAH MAKMUR

P0800215005

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017

Page 2: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO

ORGANISASI DAN TATA LAKSANA SEKRETARIAT DAERAH

PROVINSI SULAWESI BARAT

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Admnistrasi Pembangunan

Dsusun dan Diajukan oleh

MUHAMMAD ARDYANSYAH MAKMUR

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat
Page 4: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang Bertanda tangan d bawah ini :

Nama : MUHAMMAD ARDYANSYAH MAKMUR

Nomor Mahasiswa : P0800215005

Program Studi : Administrasi Pembangunan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagaian atau keseluruhan

tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Makassar, Juli 2017

Yang menyatakan

MUHAMMAD ARDYANSYAH MAKMUR

Page 5: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

karunia rahmat dan taufik-Nya, maka tesis yang berjudul ―penerapan

organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

daerah provinsi sulawesi barat‖ ini dapat selesai dengan tujuan sebagai

syarat untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam

menyelesaikan pendidikan S2 Program Studi Administrasi Pembangunan

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Salam dan

shalawat kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah

membimbing kita kealam kecerdasan semoga tulisan ini dapat bermanfaat

untuk penulis dan pembaca. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

tentang pentingnya penerapan organisasi pembelajar pada biro organisasi

dan tata laksana sekretariat daerah provinsi Sulawesi Barat

Dalam penyelesaian tesis ini penulis menyadari bahwa tidak

terlepas dari bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu moril

maupun materil dengan berbagai cara masing-masing oleh karena itu

terutama untuk ayahanda Makmur dan Ibunda Rohana Thahier, saudara

kakak Juniansyah Makmur dan Febrianingsih Makmur, dan kepada

kekasih Andi Devi Safitri serta keluarga besar yang tiada hentinya berdoa

berusaha dan berharap kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi

dengan baik.

Page 6: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. sebagai Rektor

Universitas Hasanuddin Makassar

2. Prof. Dr. Andi Alimuddin, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Sosial Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

3. Dr. Muhammad Yunus, MA. Sebagai Ketua Program Studi

Administrasi Pembangunan Program Pascasarjana Universitas

Hasanuddin Makassar

4. Prof. Dr. Baharuddin, M.Si dan Dr. Badu Ahmad, M.Si sebagai

Komisi penasihat atas bantuan bimbingan dan arahan yang

diberikan mulai dari proposal hingga tesis ini

5. Dr. La Tamba, M.Si, Dr. Nur Indrayati Nur Indar, M.Si dan Dr.

Gita Susanti, M.Si sebagai komisi penilai atas kritik saran mulai

dari proposal hingga tesis ini.

6. Para dosen dan staf FISIP Universitas Hasanuddin atas

bantuan selama penulis menempuh pendidikan

7. Seluruh pegawai Biro organisasi tatalaksana Sekretariat daerah

Provinsi Sulawesi Barat atas yang telah memberikan perhatian

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis.

8. Teman-teman Pascasarjana Administrasi Pembangunan

Angkatan 2015 yang telah memberikan motivasi arahan untuk

menyelesaikan tesis ini.

Page 7: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada rekan, kerabat,

sahabat, kakanda dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu atas bantuan dan doa yang diberikan. Semoga Allah SWT

membalas kebaikan ketulusan kita semua. Penulis menyadari tulisan ini

masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap tesis ini dapat

bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu diharapkan masukan kritik dan

saran untuk membangun guna memperbaiki dan penyempurnaan lebih

lanjut.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Juli 2017

Muhammad Ardyansyah Makmur

Page 8: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

ABSTRAK

MUHAMMAD ARDYANSYAH MAKMUR. Penerapan organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat daerah provinsi sulawesi barat (dibimbing oleh Prof. Dr. Baharuddin M.Si. Dan Dr. Badu Ahmad M.Si).

Penelitian ini bertujuan menganalasis disiplin kelima penerapan organisasi pembelajar dan hubungan terhadap kinerja organisasi pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat daerah Provinsi Sulawesi Barat untuk menentukan langkah-langkah meningkatkan kinerja organisasi melalui organisasi pembelajar

Penelitian ini dilaksanakan di Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif dengan mengunakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan menganalisis hasil jawaban responden dalam kuesioner berdasarkan teori. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner, observasi dan documentasi. Pengambilan sampel dengan tehknik purposive sampling yaitu sampel jenuh adapun responden berjumlah 31 Orang. Teknik analisis data dengan statistik deskriptif dengan skala likert, rumus frekuensi untuk memperoleh nilai mean, median, modus dan rumus kendall tau untuk melihat hubungan organisasi pembelajar terhadap kinerja organisasi

Hasil penelitian menunjukan disiplin kelima organisasi pembelajar sudah ada dan pada umumnya pegawai menerapkannya hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata 3,09% atau termasuk kategori baik tetapi masih terdapat beberapa pegawai yang kurang mampu menerapkan organisasi pembelajar secara baik. Hubungan organisasi pemebelajar terhadap kinerja organisasi juga menunjukkan hubungan yang signifikan dan tingkat realibitas 0,865 lebih besar dari 0,700. Tetapi dalam penerapan organisasi pembelajar masih ada pegawai yang kurang mampu disebabkan rendahnya semangat kerja belajar hal-hal baru dan komitmen pimpinan dalam menciptakan iklim organisasi pembelajar agar pegawai senantiasa ingin meningkatkan kapasitas secara individu maupun sebagai tim. Kata kunci : Organisasi pembelajar, Kinerja Organisasi, Disiplin Kelima

Page 9: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

ABSTRACT

MUHAMMAD ARDYANSYAH MAKMUR. The Implementation of Leaming

Organization on Organization Bureau and Secretariat Administration of

West Sulawesi Province, (supervised by Baharuddin and Badu Ahmad).

This study aims to analyze the application of learning organization

And relationships to organizational performance to organization bureau

and the secretariat administration of West Sulawesi Province to determine

the steps to improve organizational performance through learning

organization.

This research was conducted at the Secretariat of West Sulawesi

Province. This descriptive research using quantitative type aimed to

analyze the result of respondents who answered the questionnaires based

on the theory. Data were collected through questionnaires, observation,

and documentation. Samples were taken with purposive sampling that was

saturated samples, 31 respondents. The data were analyzed by

descriptive statistic with likert scale, frequency formula to get mean,

median, mode and tall formula to see relation of organizational learner to

organizational performance

The results indicate the discipline of the five learner organizations

generally is implemented by employees, it can be seen from the average

value 3.09% or categorized Although adn the relationship of learning

organizations to organizational performance also shows a very strong

relationship. The organizational relationship of learners to the performance

of the organization also shows a significant relationship and the level of

reintegration of 0.865 is greater than 0.700. But in the implementation of

learning organizations there are still employees who are less able due to

the low morale work to learn new things and leadership commitment in

creating a learning organizational climate so that employees always want

to increase the capacity individually or as a team..

Keywords: Learning organization, Organizational Performance, Fifth discipline

Page 10: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN.............................................. iv

PRAKATA ....................................................................................... v

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ................................................... viii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS........................................................ ix

DAFTAR ISI .................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

A. Latar belakang........................................................................... 1

B. Rumusan masalah ..................................................................... 8

C. Tujuan penelitian ........................................................................ 9

D. Manfaat penelitian ...................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 10

A. Konsep Organisasi ..................................................................... 10

1. Perkembangan pandangan terhadap teori organisasi ........ 12

2. Pemikirian Modern : Teori sistem umum ............................ 14

3. Postmodern dalam teori organisasi .................................... 17

Page 11: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

B. Teori Learning Organization (Organisasi Pembelajar) ................ 21

1. Keahlian Pribadi ................................................................. 30

2. Model mental ..................................................................... 32

3. Visi bersama ...................................................................... 35

4. Pembelajaran tim ............................................................... 38

5. Berpikir sistem.................................................................... 41

C. Kinerja Organisasi ...................................................................... 44

D. Hubungan disiplin pembelajar terhadap kinerja organisasi ......... 48

E. Perbandingan relevansi penelitian terdahulu ............................ 49

F. Kerangka Konseptual ............................................................... 54

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 56

A. Pendekatan dan Jenis penelitian ................................................ 56

B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 56

C. Populasi dan Teknik sampel...................................................... 57

D. Teknik pengumpulan data .......................................................... 57

1. Kuesioner (Angket) .......................................................... 58

2. Observasi ......................................................................... 58

3. Telaah dokumentasi ......................................................... 58

E. Definisi Operasional Variabel .................................................... 59

F. Dimensi dan Indikator Variabel .................................................. 60

G. Teknik Analisis Data.................................................................. 61

Page 12: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................. 64

A. Deskripsi Biro organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Daerah

Provinsi Sulawesi Barat ............................................................ 64

1. Sejarah biro ortala sekretariat daerah Provinsi Sulawesi Barat 64

2. Tugas pokok dan fungsi ....................................................... 66

3. Susunan organisasi .............................................................. 67

4. Karakteristik responden........................................................ 69

B. Hasil Penelitian......................................................................... 74

1. Keahlian Pribadi .................................................................. 74

2. Model Mental ...................................................................... 80

3. Visi Bersama ....................................................................... 86

4. Pembelajaran tim ................................................................ 91

5. Berpikir sistem .................................................................... 96

6. Rekapitulasi disiplin kelima organisasi pembelajar .............. 105

7. Kinerja organisasi................................................................ 107

8. Hubungan disiplin kelima organisasi pembelajar terhadap

kinerja organisasi ................................................................ 112

BAB V PENUTUP .......................................................................... 119

A. Kesimpulan .............................................................................. 119

B. Saran ....................................................................................... 120

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : LAKIP Biro Ortala Setda Provinsi Sulawesi Barat ............ 6

Tabel 2 : Perbedaan diantara multi perspektif teori organisasi ........ 19

Tabel 3 : Sistem Kerja perspektif teori organisasi ........................... 21

Tabel 4 : Perbandingan relevansi penelitian terdahulu .................... 53

Tabel 5 : Dimensi dan indikator variabel ......................................... 60

Tabel 6 : Tingkat interval koefisien .................................................. 63

Tabel 7 : Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ......... 70

Tabel 8 : Karakteristik responden berdasarkan usia ....................... 69

Tabel 9 : Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan . 71

Tabel 10 : Karakteristik responden berdasarkan masa kerja ........... 72

Tabel 11 : Karakteristik responden berdasarkan kelompok jabatan 72

Tabel 12 : Karakteristik responden berdasarkan golongan/ruang ... 73

Tabel 13 : jawaban responden komponen keahlian pribadi............. 76

Tabel 14 : jawaban responden komponen Mental Model ................ 82

Tabel 15 : jawaban responden komponen visi bersama ................. 87

Tabel 16 : jawaban responden komponen pembelajaran tim .......... 93

Tabel 17 : jawaban responden komponen berpikir sistem .............. 101

Tabel 18 : Rekapitulasi disiplin kelima organisasi pembelajar ......... 105

Tabel 19 : Kinerja organisasi .......................................................... 109

Tabel 20 : Tabel korelasi antar variabel .......................................... 113

Page 14: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Kerangka konseptual ................................................... 55

Gambar 2 : Tingkat hubungan disiplin kelima terhadap

kinerja organisasi ......................................................... 117

Page 15: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan yang terjadi dalam era reformasi ini membuat pola pikir

dan sudut pandang masyarakat berubah sehingga tuntutan dan tantangan

terhadap pemerintah semakin kompleks. Pemerintah diharapkan responsif

dan adaptatif terhadap tuntutan masyarakat saat ini.

Keluhan mengenai kinerja birokrasi publik sampai saat ini masih

mewarnai setiap layanan yang dilakukan oleh pemerintah pada umumnya.

Ketidakpuasan masyarakat sebagai klien dari pemerintah mengenai

kinerja birokrasi hampir ditemukan disetiap kantor pemerintah. Oleh

karena itu birokrasi diIndonesia juga dituntut untuk melakukan fungsinya

sebagaimana mestinya diperlukan suatu upaya penguatan kelembagaan

dalam kaitannya dengan peningkatan manajemen kinerja organisasi

publik yang melalui model organisasi pembelajaran.

Kemampuan pemerintah untuk menghadapi dan menjawab

tantangan yang akan dihadapi menjadi salah satu poin yang harus dimiliki

oleh suatu organisasi pembelajar. Learning organization adalah sebuah

konsep dimana suatu organisasi dianggap mampu untuk terus menerus

melakukan proses self learning sehingga organisasi tersebut memiliki

kecepatan berpikir dan bertindak dalam merespon berbagai macam

perubahan yang akan muncul.

Page 16: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Pertanyaan mendasar muncul mengapa menggunakan konsep

learning organization menurut Peter Senge dalam bukunya yang sudah

diterjemahkan yang berjudul disiplin kelima organisasi pembelajar (1990).

mengatakan alasan paling kuat untuk membangun suatu organisasi

pembelajar adalah karena kita ingin bekerja dalam organisasi terus

menerus berkembang tidak menjadi organisasi yang tradisional. Atau

karena tidak ada yang bisa kita lakukan dalam kehidupan kita sekarang

juga, selain membangun suatu organisasi pembelajaran. Sebaliknya tanpa

mekanisme organisasi pembelajaran, maka organisasi tidak akan mampu

menjaga konsistensi pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga tidak

mampu menghasilkan nilai tambah yang lebih besar bagi pemangku

kepentingan.

Lebih lanjut tulisan Peter Senge dalam bukunya disipilin kelima

organisasi pembelajar (1990) Apabila kelima disiplin pembelajar berlajan

five for one, one for five yaitu kelima disiplin organisasi pembelajar secara

bersamaan dan sistematik tidak akan menciptakan organisasi pembelajar

tetapi akan muncul pengembangan kapasitas secara terus sehingga

membuat jalur untuk organisasi dapat berkembang dan mempertahankan

konsistensi.

Konsep learning organization mulai diperkenalkan pada periode

tahun (1990:5) dalam bukunya fifth dicipline oleh Senge yang

mendefinisikan learning organization sebagai ―organizations where people

continually expand their capacity to create the results they truly desire,

Page 17: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

where new and expansive patterns of thinking are nurtured, where

collective aspiration is set free, and where people are continually learning

to see the whole together‖. Senge membagi pilar-pilar yang membuat

suatu organisasi dapat dikatakan menjadi organisasi pembelajar tersebut

menjadi lima disiplin (lima pilar) yakni, personal mastery, mental model,

shared vision, team learning, dan system thinking.

Pada dasarnya organisasi pembelajaran adalah belajar bersama,

dimana mekanisme berbagi (baik berbagi cara berpikir, cara pandang,

model mental atau berbagi visi bersama) menjadi kunci utama

keberhasilan dari proses organisasi pembelajaran. Sebagai contoh

Pemerintah daerah Kabupaten Bantaeng menurut yang diberitakan

news.detik.com ―Diganjar Tokoh Perubahan, Ini Prestasi Bupati Bantaeng

Nurdin Abdullah‖ karena telah melakukan perubahan-perubahan positif di

kabupaten banteng dan memberikan prestasi untuk kabuaten bantaeng

dalam bidang kesehatan, agrikultur dan peningkatan ekonomi. pimpinan

puncak birokrasi ini memberi teladan dan kepemimpinan yang partisipatif

dalam praktek penyelenggaraan pemerintahannya, sehingga aparatur

birokrasi dan masyarakat mau melakukan perubahan yang signifikan bagi

kemajuan dan kesejahtraan masyarakat.

Perubahan yang terjadi di daerah tersebut, merupakan bagian dari

praktek disiplin dalam learning organization. Pimpinan, aparatur birokrasi,

dan masyarakat memiliki komitmen yang kuat untuk menjadikan shared

vision sebagai pengarah, shared knowledge, shared value, dan shared

Page 18: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

experience secara bersama-sama sehingga dalam penyelenggaraan

pemerintahan, tanggung jawab bukan hanya pada pimpinan saja, tetapi

juga seluruh aparatur birokrasi dan masyarakat. Konsekuensinya adalah

seluruh aparatur birokrasi dan masyarakat dengan sendirinya terdorong

dan dipacu bertingkah laku untuk terus belajar meningkatkan

kapasitasnya dan secara bersama-sama membangun organisasi birokrasi

dengan mempertimbangkan kondisi dan perubahan lingkungan yang ada

demi mencapai kesejahtraan masyarakat.

Hal ini sejalan dengan Catherine L Wang (2002:14) yang

menuliskan dalam jurnalnya yang berjudul, ”A Review Of The Concept Of

Organisational Learning”, menyimpulkan bahwa konsep pembelajaran

organisasi telah dikembangkan dari proses belajar individu, yang

umumnya diyakini sangat canggih dan melibatkan semua aspek dari sifat

manusia dan interaksi dengan lingkungan, memahami proses belajar

individu adalah titik awal yang baik untuk memahami pembelajaran

organisasi, tetapi tidak menggambarkan secara keseluruhan. Organisasi

berada dalam konteks yang lebih rumit dari pada lingkungan seorang

individu, misalnya, pembelajaran organisasi bukan hanya kolektivitas

proses pembelajaran individu, tetapi melibatkan interaksi antara individu

dalam organisasi, dan interaksi antara organisasi sebagai suatu entitas,

dan interaksi antara organisasi dan konteksnya.

Organisasi pembelajar di kalangan birokrat bukanlah hal baru

mengingat bahan ajar prajabatan untuk calon pegawai dan pendidikan

Page 19: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

lanjut (diklat) yang diselenggarakan oleh LAN terdapat materi organisasi

pembelajar. tetapi pada kenyataannya masih sulit ditemukan praktik-

praktik organisasi pembelajar yang sistematik dan efektif di jajaran

pemerintah.

Berdasarkan uraian diatas menarik untuk di bahas organisasi

pembelajar lebih lanjut dengan maksud agar mampu diterapkan pada Biro

Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat

karena salah satu Biro yang sangat strategis sebagai penunjang

penyelenggaraan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kewenangan

Pemerintah dalam hal bertugas membantu Gubernur dalam menentukan

kebijakan di bidang Kepegawaian dan Ketata Laksanaan Sekretariat

Daerah Provinsi Sulawesi Barat.

Biro organisasi dan tata laksana mempunyai tugas pokok

melaksanakan perumusan bahan perencanaan, penyusunan dan

penyempurnaan organisasi perangkat daerah, tugas pokok dan fungsi,

kebijaksanaan tata kerja dan sisten kerja perengkat daerah, merumuskan

bahan kelembagaan analisis jabatan, serta kinerja dan tata laksana serta

kepegawaian sekretariat daerah.

Berdasarkan analisis Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) sesuai dengan Sistem AKIP merupakan instrument

yang di gunakan oleh Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala)

Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 rata-rata capaian

Page 20: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

kinerja 77,14% termasuk dalam kategori cukup berhasil. Berdasarkan

analisis LAKIP terdapat 4 sasaran capaian rendah yaitu :

Tabel 1 LAKIP Biro Ortala Setda Provinsi Sulawesi Barat.

No Sasaran Indikator sasaran Capaian

1 Mewujudkan reformasi birokrasi lingkup Pemerintah Provinsi

Rencana Aksi Reformasi Birokrasi 100 %

2

lingkungan Pemerintah Provinsi yang sesuai dengan aturan yang berlaku

Persentase SOP SKPD yang telah ditetapkan

100 %

3

Meningkatnya kualitas kelembangaan

Righsizing SKPD 60%

4

Terwujudnya perencanaan SDM ASN lingkup Pemerintan Provinsi Sulawesi Barat

Dokumen anjab sekrtariat

Dokumen ABK

Nilai evaluasi sistem AKIP

100 %

-

75 %

5

Meningkatnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah lingkup provinsi sulawesi barat

% SKPD yang menyusun Laporan kinerja tepat waktu

% SKPD yang menyusun perjanjian kinerja tepat waktu

% SKPD yang menyusun IKU secara SMART

81%

81%

60%

6

Meningkatnya disiplin dan kesejahteraan ASN Lingkup Sekretariat Daerah Pemprov Sulbar

% kehadiran ASN lingkup Sekretariat Daerah Pemprov. Sulbar

% ASN yang menerima KGB tepat waktu

Jumlah ASN yang menerima penghargaan/satya lencana

50 %

98 %

100 %

7

Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran

% sarana dan prasarana perkantoran dalam keadaan baik

97,85 %

Sumber : Setda Prov. Sulawesi Barat, 2016

Dari capaian kinerja biro organisasi tata laksana sekretariat daerah

Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2015 rata-rata 77,14% atau termasuk

kategori cukup berhasil yang terdiri dari 7 sasaran dan 13 indikator

terdapat 4 sasaran dan 6 indikator termasuk kategori kurang berhasil

berdasarkan capaian persentasi pada tabel diatas menunjukkan bahwa

kualitas kelembagaan, perencanaan SDM, akuntabilitas kinerja dan

disiplin serta kesejahteraan pegawai menunjukkan hasil yang rendah.

Page 21: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Hal ini diikuti oleh pemberitaan media online yaitu indonesiatimur.

co.id yang memberitakan dengan judul ―pemprov sulbar lakukan evaluasi

kinerja SKPD mendapat rapot C‖ menuliskan ―...Untuk diketahui, kinerja

pemerintahan Sulbar tahun ini masih memeroleh nilai C dengan predikat

agak kurang dari pemerintah pusat. Hal itu dianggap sebagai imbas dari

tak maksimalnya kinerja pembantu-pembantu gubernur di SKPD...‖ (as)

Berdasarkan LAKIP diatas dan pemberitaan media online kemudian

dilanjutkan dengan observasi awal dengan melakukan wawancara dan

diskusi terhadap 2 pegawai kemudian di hubungkan dengan pendekataan

disiplin organisasi pembelajar calon peneliti mengobservasi

permasalahan sebagai berikut :

a) Visi bersama dalam LAKIP Sistem dan prosedur kerja mencapai

100% tetapi menurut hasil wawancara masih ada sebagian kecil

yang mengemukakan ketidaktahuan mereka disebabkan sosialisasi

yang ada akan tetapi hanya dilakukan kepada orang-orang tertentu

saja, penyusunan program kerja yang sesuai dengan visi belum

pernah dikomunikasikan kepada pegawai serta sasaran yang ingin

dicapai masih bersifat jangka pendek.

b) Keahlian pribadi dalam LAKIP pendidikan yang ditamatkan pegawai

mayoritas sarjana serta diklatpim rata-rata sudah mengikuti,

pengalaman mutasi sudah cukup baik tetapi menurut hasil

wawancara kurangnya prestasi dan peghargaan serta penguasaan

teknologi menjadi masalah krusial dalam keahlian pribadi.

Page 22: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

c) Model mental dalam LAKIP capaian disiplin pegawai masih rendah

yaitu 50% pada tahun 2015 dan hasil wawancara sulit

meninggalkan cara kerja yang lama karena sudah bertahun-tahun

mereka kuasai, sulit belajar hal-hal yang baru, merasa tidak cocok

dengan kedudukannya serta bertentangan dengan pendirian

pegawai tersebut.

d) Pembelajaran tim serta berpikir sistem dalam LAKIP sistem kerja

dan prosedur kerja mencapai 100% tetapi dalam kualitas

kelembagaan rightsizing SKPD masih mencapai 60% serta sasaran

akuntabilitas kinerja dalam kategori cukup berhasil, hal ini sesuai

hasil wawancara pegawai bekerja sesuai dengan sistem tidak

inovatif dan kreatif.

Berdasarkan uraian di atas, maka pokok permasalahan dan ruang

lingkup dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan dimensi

keahlian pribadi, model mental, visi bersama, pembelajaran tim dan

berpikir sistem disiplin organisasi pembelajar dan hubungan disiplin

organisasi pembelajar terhadap kinerja organisasi? Pokok permasalahan

ini akan dijawab melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut :

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana penerapan dimensi keahlian pribadi, model mental, visi

bersama, pembelajaran tim dan berpikir sistem disiplin organisasi

pembelajar pada Biro organisasi tata laksana Sekretariat Daerah

Provinsi Sulawesi Barat ?

Page 23: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

2. Adakah hubungan penerapan organisasi pembelajar terhadap

kinerja organisasi pada Biro organisasi tata laksana sekretariat

daerah Provinsi Sulawesi Barat ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis penerapan dimensi

keahlian pribadi, model mental, visi bersama, pembelajaran tim dan

berpikir sistem disiplin organisasi pembelajar di Biro organisasi tata

laksana Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat

2. Untuk menganalisis hubungan penerapan organisasi terhadap

kinerja organisasi pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

daerah Provinsi Sulawesi Barat.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam

bidang ilmu administrasi publik khususnya kajian mengenai teori

organisasi melalui organisasi pembelajar sebagai acuan untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan untuk mengetahui penerapan dimensi-

dimensi organisasi pembelajar dalam hubungan terhadap kinerja

organisasi yang diharapkan akan mampu menghasilkan perbaikan

Page 24: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

untuk memperbaiki kinerja organisasi pada biro organisasi dan tata

laksana sekretariat daerah provinsi Sulawesi Barat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Organisasi

Organisasi yang berhasil adalah organisasi yang lebih dulu

menguasai cara baru dan mengantisipasi berbagai hambatan serta

melakukan sesuai yang berbeda (Sedarmayanti, 2000:16). Organisasi

memerlukan sudut pandang yang jelas, mengenai kemana hendak pergi,

kejelasan visi mengenai kemana anggota organisasi ingin berada di hari

esok. Visi memberi arah yang harus diambil hari ini agar dapat sampai ke

tujuan ke depan dengan berhasil (Kouzes dan Posner, 1997). Tanpa

kejelasan tersebut, anggota organisasi akan berpacu ke masa depan

tanpa arah, berarti kehilangan kesempatan serta terperosok dalam

berbagai krisis, sementara organisasi lain berpacu ke depan dan

menentukan nasibnya. Hal ini dipertegas kembali oleh (Kouzes dan

Posner, 1997) bahwa visi hanya dapat dicapai apabila semua anggota

organisasi memiliki pemahaman yang sama, kemudian didukung oleh

tindakan sesuai dengan visi dan misi organisasi tersebut.

Page 25: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Pelaksanaan visi dijabarkan ke dalam misi organisasi yang sudah

ditetapkan oleh manajemen tingkat atas. Misi merupakan penjelasan dari

sasaran organisasi agar tujuan fundamentalnya bertahan. Ditentukannya

misi berarti organisasi menetapkan aturan dasar organisasi terhadap

pendekatannya dalam melakukan kegiatan. Oleh karenanya, Bennis &

Michael (1995) mengemukakan bahwa visi dan misi harus dipahami

bersama agar citra, nilai arah dan tujuan yang akan memandu masa

depan organisasi. Bahkan King dan Clelland (1979) dalam Sedarmayanti

(2000:18) menyatakan bahwa misi organisasi mempunyai peran khusus,

seperti: a) pelayanan sebagai dasar tujuan organisasi, b) mendorong dan

memandu alokasi sumber daya, c) menentukan suasana internal

organisasi beserta iklimnya. d) memudahkan system control.

Disamping itu, untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan

berbagai pihak maka struktur, proses dan perilaku organisasi juga perlu

selalu disesuaikan dengan dinamika dan perkembangan masyarakat yang

dilayani (Robbins, 1994). Kondisi tersebut mendorong organaisasi untuk

dapat segera mampu menghadapi berbagai pengaruh perubahan apabila

organisasi ingin tetap survive dalam menjalankan kegiatannya. Terkait

dengan kondisi tersebut Morgan (1996:180) mengemukakan organisasi

selalu menghadapi metamorfosa, artinya hanya dua pilihan bagi

organisasi yaitu berubah atau mati. Namun pilihan untuk berubah

merupakan pilihan yang tepat, namun organisasi yang fleksibilitasnya

Page 26: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

tidak tinggi, tidak mungkin dapat bertahan hidup kecuali mereka berubah

atau menstrukturkan kembali organisasinya.

Ada dua dimensi dasar di dalam evolusi teori organisasi yang

mempunyai perspektif yang saling bertentangan. Dimensi pertama:

merefleksikan bahwa organisasi itu adalah system. Sebelum tahun 1960,

teori organisasi cenderung didominasi oleh perspektif system tertutup,

yaitu berdiri sendiri dan tertutup dari lingkungannya. Akan tetapi mulai

sekitas tahun 1960, teori organisasi secara jelas mulai menerima

perspektif system terbuka. Analisis-analisis yang sebelumnya hanya

berfokus kepada karakteristik intern dari organisasi, kemudian berubah

menjadi pendekatan yang menekankan pentingnya organisasi

memperhatikan peristiwa dan proses yang terjadi di lingkungan ektern.

Dimensi kedua: berhubungan dengan hasil-hasil akhir dari struktur

organisasi (Robbins, 1990:34). Disini dijumpai kembali keadaan yang

saling bertentangan yaitu perspektif social menekankan bahwa struktur

adalah hasil utama dari kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan dari

para pengikut organisasi yang mencari kekuasaan dan kendali.

1. Perkembangan pandangan terhadap teori organisasi

Ada dua arus teori organisasi yang berkembang di kalangan para

pemikir klasik, yakni arus teori sosiologi dan arus teori manajemen. Arus

teori sosiologi berfokus pada perubahan social dan peran organisasi

formal dalam kaitan antara masyarakat dengan industrialisasi. Pendekatan

Page 27: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

sosiologis juga menyoroti pengaruh suasana kerja terhadap para pekerja.

Tokoh-tokohnya adalah Emile Durkheim, Max Weber dan Karl Max.

Arus teori manajemen lebih focus pada masalah-masalah praktis

yang bersumber dari pengelolaan organisasi industry. Tokoh-tokohnya

adalah Frederick Taylor, Henry Fayol, dan Chester Bernard. Kedua arus

pemikiran klasik ini pada dasarnya mendapat pengaruh dari pakar

ekonomi-politik Adam Smith.

Dalam perspektif teori klasik, Ralph Davis tentang perspektif

perencanaan rasional, yang mengatakan bahwa struktur merupakan hasil

logis dari tujuan-tujuan orgaanisasi (Robbins,1994). Tujuan utama

organisasi adalah pelayanan ekonomis. Nilai ekonomis ini dikembangkan

melalui aktivitas yang dilakukan oleh para anggotanya untuk menciptakan

produk atau jasa organisasi. Aktivitas-aktivitas tersebut kemudian

menghubungkan tujuan organisasi dengan hasilnya. Pekerjaan

manajemen untuk mengelompokkan aktivitas-aktivitas tersebut

sedemikian rupa sehingga membentuk struktur organisasi. Perspektif

perencanaan rasional menawarkan sebuah model yang sederhana dan

langsung untuk merancang sebuah organisasi.

Aliran klasik telah dikritik karena memperlakukan anggota

organisasi bukan sebagai manusia (kurang manusiawi) tetapi sebagai

mesin. Organisasi dilihat sebagai suatu proses mekanistik; kreativitas,

inisiatif, dan partisipasi para anggota organisasi tidak dihargai sama

sekali. Disini diasumsikan bahwa manusia hanyalah sebagai mahluk

Page 28: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

ekonomis yang kalau dipenuhi kebutuhan ekonominya maka ia akan puas

dan akan mengikuti apa saja yang diperintahkan kepadanya. Manajer

yang dibutuhkan pada perspektif ini tahu segalanya, tegas, otoriter, berani

memberi sanksi dan ancaman (Nicholas Henry, 1989).

Pandangan klasik merupakan akar dari teori organisasi yang

secara khusus berkembang menjadi berbagai teori yang dipilah ke dalam

3 (tiga) periode pemikiran, yakni: pemikiran modern, interpretasi simbolik,

dan postmodern.

2. Pemikiran Modern: Teori system Umum

Pada tahun 1950-an seorang ilmuan Jerman Ludwig Von

Bertalanffly mengemukakan teori system umum melakukan generalisasi

dengan penguraian mulai dari abstraksi tingkat tinggi hingga membentuk

hakekat segenap ilmu pengetahuan yang jelas dan teintegrasi. Untuk

memahami teori system umum, maka harus dipahami pola pikir yang

terdapat pada teori organisasi yang membentuk system hirarkhi.

Robbin, (1994) berpendapat bahwa perspekrif system

mengarahkan perhatian pimpinan kepada alternative masukan dan proses

untuk mencapai tujuan dan fungsi-fungsi yang spesifik. Hal ini sejalan

dengan yang dikemukakan oleh Albercht (1995:48) bahwa untuk

mencapai tujuan tersebut, system dijadikan sebagai serangkaian metode,

prosedur atau teknik yang disatukan oleh interaksi yang teratur sehingga

membentuk suatu kesatuan yang terpadu.

Page 29: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Tokoh-tokoh pemikir modern antara 1930 – 1960 seperti, Chester

Bernard, beroperasi di bawah asumsi system tertutup namun menekankan

hubungan informal dan motivasi-motivasi non ekonomis yang beroperasi

di dalam organisasi. Organisasi tidak bekerja dengan mulus dan bukan

merupakan mesin yang bekerja secara sempurna. Manajemen dapat

merancang hubungan dan peraturan yang formal, namun diciptakan juga

pola hubungan status, norma dan persahabatan informal yang diciptakan

untuk memenuhi kebutuhan social para anggota organisasi. Perspektif ini

menekankan pada unsur manusia sebagai pelaku utama. Limerick dan

Cunnington (1993) dalam Yeremis T. Keban (2004) menyebutnya sebagai

paradigm human yang dimotori oleh Elton Mayo, dan Mc Gergor. Dalam

organisasi perspektif modern, efisiensi dan efektivitas bukan merupakan

aspek utama dalam pencapaian tujuan organisasi, sebab produk (output)

tidak dipandang sebagai hal yang utama. Aspek yang paling penting

dalam tipe ini adalah adanya keseimbangan antara faktor manusia

dengan faktor lingkungan (Jo Hatch, 1997).

Sedangkan tokoh-tokoh pemikir modern antara 1960-1975

beroperasi dibawah system terbuka melihat organisasi sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Herbert Simon, Karz dan Khan; berkonsentrasi pada

sasaran, tekhnologi dan ketidakpastian lingkungan sebagai variable-

variabel kontigensi utama yang menentukan struktur yang tepat yang

seharusnya berlaku bagi organisasi. Struktur yang sesuai dengan

variable-variabel kontigensi akan membantu pencapaian tujuan

Page 30: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

organisasi. Sebaliknya, penerapan struktur yang salah akan mengancam

kelangsungan hidup organisasi.

Perspektif ini dimulai oleh Jo Hatch (1997) sebagai model organic

yang menerapkan system terbuka (open system) yang menitikberatkan

faktor manusia dan cara manusia berperilaku dalam kegiatan manusia

senyatanya. Dalam kaitan dengan faktor lingkungan memiliki pengaruh

terhadap organisasi, sehingga Nigro dan Nigro (1980) dalam Thoha

(1998) mengutarakan karakteristik organisasi system terbuka : a) mencari

dan memerlukan sumber-sumber material dan kemanusiaan; b)

mentransformasikan input dalam bentuk hasil; c) hasil produksinya

dikirimkan kepada pihak luar; d) kegiatan berpola input-proses-output; e)

mengembangkan mekanisme yang beragam; f) tujuan-tujuan organaisasi

dikontrol dari dalam dan dari luar; g) adanya keseimbangan di dalam dan

di luar organisasi;serta berdaptasi terhadap perubahan lingkungan; h)

pengembangan structural dan spesialisasi merupakan jawaban umum

yang sistematik dalam rangka mencari sumber-sumber dan adaptasi.

Robbin, lebih lanjut mengemukakan bahwa system organic lebih

menitikberatkan perhatian pada orang dan tugas, mengurangi hirarkhi,

struktur kelompok yang fleksibel, mengutamakan nilai dan norma yang

disetujui bersama, menekankan control diri, saling menyesuaikan diri,

memiliki adaptability yang tinggi, diterapkan pada kondisi yang dinamis,

memiliki responsiveness yang tinggi, dan cepat tanggap terhadap

perubahan dengan membuat kebijakan-kebijakan dan aksi yang cepat

Page 31: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

pula. Senge (1995) mengemukakan bahwa sasaran konsep organisasi

pembelajar adalah kesiapan dan kesanggupan anggota organisasi untuk

menghadapi perubahan lingkungan yang sangat dinamis dan penuh

ketidakpastian. Berarti persyaratan menerapkan perinsip-perinsip

organisasi pembelajar jika organisasi tersebut menganut system terbuka

atau organic paradigm.

3. Postmodern Dalam Teori Organisasi

Teori Postmodern sangat kompleks karena melahirkan berbagai

ragam teori yang saling terintegrasi. Aplikasi teori postmodern diilhami

oleh gerakan post-strukturalis di Perancis pada akhir tahun 1960-an.

Postmodern dalam berbagai hal tidak sejalan dengan pandangan

pemikiran modern dalam hal kemajuan umat manusia. Postmodern

menentang pandangan yang menganggap ilmu pengetahuan sebagai satu

kesatuan kerangka pikir yang mengalami perkembangan terus menerus

dalam menciptakan teknologi guna menjamin kehidupan manusia yang

lebih baik. Posmodern menganggap sesungguhnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang dicapai bukan sesuatu yang bergerak

maju, tetapi merupakan suatu siklus yang mengalami penyempurnaan

pada apa yang telah dicapai sebelumnya dan ini disebut sebagai konsep

dekonstruksi.

Perspektif postmodern oleh Mary Jo Hatch (1997) memiliki

persamaan pandangan dengan Robbin (1994) tentang paradigm

Page 32: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

kolaborasi; mengarahkan perhatiannya kepada realitas dan kebutuhan.

Pada akhir decade abad 20 karya Weick dan Orton pada tahun 1960-an

tentang “loosely coupled organization‖ dimana organisasi-organisasi

hendaknya membentuk didalam pasangan-pasangan unit kerja (loose

coupling within organization) dan membentuk pasangan kerja dengan

organisasi lain (loose coupling between organization) yang responsive

antara satu dengan yang lain, dan saling kolaboratif. Tema sentral dari

paradigm ini adalah pembenahan hubungan didalam organisasi dan

pengembangan network dengan organisasi lain. Paradigma kolaborasi, Jo

Hatch (1997:336) menyebutnya sebagai paradigm postmodern, yang

didalamnya dikemukakan bahwa learning organization merupakan

pendekatan yang sangat penting untuk diterapkan pada semua jenis

organisasi. Prinsip dasar learning organization di dalam paradigm

postmodern adalah belajar terus menerus sesuai dengan perkembangan

dan tuntutan lingkungan internal dan eksternal.

Perbedaan perspektif diantara teori-teori organisasi disebabkan

oleh perbedaan isu sentral yang terbangun, subjek dan metode kajiannya

yang tidak sama sehingga hasil yang diperoleh juga berbeda. Pada

periode klasik, yang menjadi subjek kajian organisasi adalah imbas

industrialisasi bagi masyarakat (pendekatan sosiologis), atau bagaimana

membuat organisasi yang lebih efisien dan efektif (pendekatan

manajemen). Kemudian perspektif periode modern, focus kajiannya

Page 33: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

adalah mengubah tatanan masyarakat dan manajemen menjadi suatu

bentuk lembaga organisasi.

Selanjutnya perspektif periode postmodern yakni membentuk

subjek organisasi menjadi suatu teori organisasi tertentu. Perspektif

postmodern lebih focus pada keterlibatan para peneliti dan praktisi yang

ingin mengetahui organisasi lebih jauh dan bagaimana mengkonstruksi

organisasi itu. Asumsi yang dibangun pada dekonstruksi adalah

membangun argumentasi dengan jalan membuka cara berpikir dan

membongkar sejumlah asumsi yang telah terbangun. Postmodern lebih

mengutamakan ilmu pengetahuan melalui pembelajaran dari pada control

dalam melakukan emasipasi dimana kebebasan dijadikan jalan untuk

melakukan hal-hal yang mustahil.

Tabel 2

Perbedaan diantara multi perspektif teori organisasi

Perspektif Sumber/Fokus Metode Hasil

Klasik Imbas organisasi pada masyarakat

Manajemen organisasi

Observasi dan analisis sejarah

Refleksi pengalaman seseorang

Tipologi dan teori kerangka kerja

Acuan pada aplikasi manajemen

Modern - Organaisasi dengan ukuran objektif

- Ukuran deskriptif Korelasi diantara

ukuran-ukuran srandar

- Kajian komparatif Analisis statistic multivarian

Interpretasi simbolik

- Organisasi dengan perspektif subjektif

- Observasi peserta - Etnografi - Wawancara

- Teks naratif seperti studi kasus dan etnografi organisasi

Postmodern - Teori organisasi dan aplikasi teori

- Dekonstruksi - Kritik pada aplikasi

teori

- Refleksivitas dan laporan

Sumber: Mary Jo Hatch, 1997

Untuk menerapkan pemikiran postmodern dalam menyikapi

masalah perubahan social, maka harus diketahui sasaran kritik

Page 34: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

postmodern dan posisi modern itu sendiri. Pada perkspektif modern

dipercayai bahwa kekuatan lingkungan yang besar bisa mengubah

organisasi dan organisasi bisa bertahan jika memiliki kemampuan

beradaptasi agar lebih bisa menyerap sumber daya. Kemudian muncul

perspektif interpretasi simbolik yang menyatakan sebenarnya lingkungan

bisa dikontruksi social yang selanjutnya mempengaruhi kegiatan-kegiatan

organisasi. Perspektif postmodern memfokuskan kritikannya pada

konstruksi social, bahwa konstruksi social tidak membangun kekuatan

secara indidvidu, tetapi membangun suatu kekuatan kolektivitas social

dimana segenap individu yang ada didalamnya harus beradaptasi dengan

baik. Sejalan dengan pandangan Marquardt (1996) dan Peter Senge

(1990), bahwa dialog atau pembelajaran tim dibangun oleh adanya

kekuatan pemikiran kolektif dan interaksi pikiran manusia sebagai jalan

untuk memberdayakan ide-ide baru.

Metafora teori organisasi merupakan suatu upaya memahami teori

organisasi baik dari konsep maupun aplikasi dengan mengambil

perumpamaan (methapor) pada objek lain atau bidang ilmu lainnya.

Metafora perspektif klasik adalah mesin didesain dan dikonstruksi oleh

manajemen guna mencapai tujuan. Metasfora perspektif modern adalah

organisasi sebagai sebuah sistem kehidupan yang dibangun berdasarkan

kemampuan bertahan dan beradaptasi dari dunia yang tidak bersahabat.

Metafora perspektif interpretasi simbolik adalah budaya sebagai pola yang

diciptakan dan dijaga oleh umat manusia dengan saling berbagi nilai,

Page 35: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

tradisi dan adat istiadat. Metafora perspektif Postmodern adalah karya

seni sebagai sebuah teori organisasi yang dibangun dari perpaduan

berbagai susunan ilmu pengetahuan secara bersama-sama belajar dari

referensi masa lalu. Metafora ini menggambarkan bahwa organisasi yang

bisa eksis adalah organisasi yang oleh orang-orang pembelajar yang

mengikuti perubahan lingkungan yang sulit diprediksi.Sasaran yang akan

dicapai dari pembelajaran tersebut yakni membangun kompetensi yang

dibutuhkan oleh organisasi. Berikut ini dapat disimpulkan dalam tabel di

bawah ini tentang tata cara kerja pemikir teori organisasi.

Tabel 3 Sistem kerja perspektif teori organisasi

Modern Sensitif pada dinamika perubahan

Berjuang keras untuk melakukan ekspansi model dan pembangunan

teori-teori evolusi

Aplikasi perspektif ini lebih merupakan suatu system internal pada

perubahan organisasi

Interpretasi-

Simbolik

Menekankan pada konstruksi social dan fenomena-fenomena kritis.

Telah melahirkan sejumlah metodologi deskriptif dan focus pada hal-

hal konkrit

Kesulitan yang muncul dicoba digeneralisasi melalui lintas situasi dan

penataan

Perubahan organisasi dikaji secara naratif yang diurai kedalam

perubahan skala kecil pada kehidupan sehari-hari organisasi.

Postmodern Membangun eksistensi dengan kesadaran dan etika berorganisasi

serta memberikan sejumlah alternative pemecahan masalah

Perspektif yang terbangun tidak mengubah teori, tetapi sasarannya

adalah mengubah subjek dan mengadvokasi perubahan organisasi

melalui transformasi personal.

Sumber : Mary Jo Hatch, 1997

B. Teori Learning Organization (Organisasi Pembelajar)

Teori Learning Organization merupakan turunan dari teori-teori

organisasi di mana dalam teori organisasi, elemen sumber daya manusia

menjadi elemen kunci yang harus dikembangkan untuk mendukung

Page 36: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

pencapaian tujuan organisasi. Kemampuan suatu organisasi beradaptasi

terhadap perubahan sebenarnya sangat tergantung pada kemampuan

organisasi membangun SDM (sumber daya manusia) yang memiliki

kompetensi dan kapasitas yang memadai. Keharusan tersebut

sesungguhnya juga didasarkan pada tuntutan dari terjadinya perubahan

drastis dalam lingkup organaisasi seperti perubahan struktur, manajemen

dan lingkungan organisasi. Dalam konteks adaptasi tersebut, inovasi dan

pengembangan organisasi pada setiap level manajerial organisasi

diharapkan melahirkan kebijakan untuk dapat menciptakan kultur atau

budaya untuk membangun capacity building SDM organisasi agar dapat

bersaing.

Kenyataan menunjukkan bahwa kebanyakan organisasi baik lokal

maupun internasional telah berinvestasi untuk meningkatkan kapasitas

SDM melalui pelatihan karyawan baik pada level individu, kelompok dan

tingkat organisasi untuk memfasilitasi karyawan untuk belajar yang

berhubungan dengan kompetensi dari perspektif mereka (Lyons &

Kavanagh, 2007), untuk menciptakan sumber daya yang profesional baik

di tingkat atau level terbawa dalam struktur organisasi, manajer, dan

supervisor agar dapat menciptakan iklim belajar yang dapat berlangsung

terus menerus.

Pandangan ini menegaskan bahwa pelatihan dan pendidikan yang

dilakukan dalam bidang human resources development (HRD) perlu

diluruskan karena peningkatan kapasitas individu dan kelompok dalam

Page 37: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

suatu organisasi perlu juga memperhatikan kondisi suatu organisasi dalam

menumbuhkan aktivitas belajar tanpa melalui pelatihan dan pendidikan

khusus. Akan tetapi, paling tidak usaha tersebut menjadi simbol bahwa

belajar adalah merupakan aktivitas utama baik bagi individu bahkan pada

tingkat organisasi.

Pandangan tentang pentingnya peningkatan kapasitas SDM

menjadi dasar pokok dari teori organisasi pembelajar. Oleh karena itu

kemunculan teori organisasi pembelajar dianggap sebagai salah satu

terobosan terbesar dalam bidang HRD (Human Resources Development),

manajemen, pengembangan organisasi, dan pembelajaran orang dewasa.

Organisasi harus mengetahui apakah pentingnya sebuah aktivitas

pembelajaran baik disengaja atau tidak disengaja demi mempertahankan

eksistensi dari organisasi itu sendiri.

Membangun organisasi pembelajar menurut Garvin (2000), harus

didasarkan pada perinsip-perinsip pembelajaran yang mengamati dan

mengumpulkan informasi, menafsirkan dan bertindak berdasarkan

interpretasi dari informasi tersebut. Cleveland dan Plastik (1995)

menyatakan bahwa organaisasi pembelajar memberikan perinsip-perinsip

dan praktek-praktek yang memungkinkan organisasi pembelajar. Watkins

dan Marsick (1993) memperluas definisi ini dari sebuah organisasi

pembelajar untuk memasukkan salah satu yang belajar terus menerus dan

mentransformasikan dirinya. Pembelajaran terjadi pada individu, tim,

organisasi, dan bahkan masyarakat di mana organisasi berinteraksi.

Page 38: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Belajar terus menerus, digunakan secara strategis dan terintegrasi,

yang berlangsung bersamaan dengan proses kerja dalam suatu

organisasi. Hasil dari proses belajar tersebut mengarah kepada

penciptaan perubahan terhadap pengetahuan, kepercayaan dan perilaku

serta meningkatkan kapasitas organisasi untuk dapat melakukan inovasi

dan pertumbuhan (Watkins dan Marsick, 1993).

Kajian literatur tentang Learning Organization, menemukan banyak

definisi dari sebuah organisasi pembelajar seperti yang disarankan oleh

para peneliti di bidang profesional HRD, pembelajaran, pengembangan

organisasi, dan pendidikan orang dewasa. Meskipun setiap definisi

berbeda, tema yang mendasari adalah sama yaitu berfokus pada

pembangunan budaya belajar dalam lingkup organisasi yang mencakup

individu, kelompok dan tim.

Pemberian batasan tentang Learning Organization, perlu juga

disandingkan dengan organizational learning karena terkadang kedua

istilah ini dipertukarkan dalam penggunaannya. Perbedaan ini ditegaskan

oleh pemahaman Tsang (1997) bahwa organisazational learning

merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan suatu aktivitas

tertentu yang terjadi di dalam organisasi, sedangkan learning organization

merujuk kepada jenis tertentu dari organisasi itu sendiri. Pendapat ini

menginformasikan bahwa organaizational learning itu merujuk kepada

bentuk aktivitas tertentu yang dilakukan dalam lingkup organisasi yaitu

belajar, sedangkan learning organization merujuk kepada bagaimana ciri

Page 39: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

khas dari suatu organisasi tersebut. Artinya satu sisi yang melakukan

aktivitas belajar adalah anggota organisasi sementara disisi lain yang

melakukan aktivitas belajar adalah organisasinya.

Untuk lebih menegaskan perbedaan antara learning organization

dengan organizational learning, maka berikut ini beberapa definisi yang

dikemukakan oleh beberapa ahli yang dikutip oleh Jubaedah dalam Badu

(2010:48) :

1. Organizational learning adalah proses dimana pengetahuan dan

perubahan-perubahan nilai-nilai dasar organisasi diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan dan kakpasitas organisasi di dalam

pengambilan keputusan ke arah tindakan (Probst dan Buchel,

1997)

2. Organizational learning adalah proses untuk meningkatkan

tindakan melalui pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik

(Fiol dan Lyles, 1985)

3. Organizational learning terjadi melalui pertukaran pandangan,

pengetahuan, dan model-model mental dan membangun

pengetahuan serta pengalaman di masa lampau atau memori

(Stata, 1989)

4. Organizational learning adalah proses melalui mana manajer

berudaha untuk meningkatkan kapasitas anggota organisasi untuk

memahami dan mengelola organisasi serta lingkungannya

Page 40: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

sehingga meraaka dapat membuat keputusan yang secara

berkelanjutan dapat meningkatkan efektivitas organisasi.

Definisi organizational learning yang dikemukakan tersebut menjadi

penegas bahwa pada hakekatnya fokus aktivitas tersebut adalah belajar,

akan tetapi dibedakan pada objek yang sedang belajar. Sementara

definisi learning organization dikemukakan oleh Senge (1990) bahwa

organisasi pembelajar adalah salah satu bentuk dimana orang terus-

menerus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang

benar-benar mereka inginkan, dengan memelihara pola berpikir baru dan

luas, dan membangun kebebasan aspirasi kolektif, dimana orang terus

menerus belajar serta kondisi setiap individu untuk belajar bersama.

Definisi ini tidak hanya menekankan pada keharusan untuk belajar

akan tetapi belajar yang dimaksudkan harus difokuskan pada tujuan yang

benar-benar diinginkan dan berusaha untuk pengembangan aspirasi

kolektifnya. Artinya bahwa belajar harus memuat ciri kolektivitas dan

kolaboratif.

Watkins & Marsick (1993) memberikan batasan tentang organisasi

pembelajar sebagai salah satu aktivitas belajar yang dilakukan terus

menerus dan mentransformasikan dirinya, pembelajaran terjadi pada

individu, tim, dan organisasi; belajar terus menerus, strategis, terintegrasi

dengan pekerjaan; belajar menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,

keyakinan, dan perilaku. Penegasan tentang definisi ini berfokus pada

proses pembelajaran dalam suatu organisasi agar mampu dilakukan dan

Page 41: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

dilaksanakan terus menerus dan diharapkan bermuara pada perubahan

pengetahuan, keyakinan dan perilaku dari karyawan. Artinya setiap

aktivitas belajar yang dilakukan, semuanya harus dalam rangka

membangun kompetensi dan kapasitas diri yang dapat menyesuaikan

dengan jenis pekerjaan yang dilakukannya dalam organisasi.

Marquardt (1996) mengajukan definisi yang kurang lebih sama

dengan yang diajukan Senge dan Watkins & Marsick bahwa organisasi

pembelajar adalah perusahaan yang terus menerus mengubah diri untuk

lebih baik dalam mengelola pengetahuan, memanfaatkan teknologi,

memberdayakan masyarakat, dan memperluas belajar untuk lebih

beradaptasi dan berhasil dalam lingkungan yang berubah. Definisi ini telah

memfokuskan kajian pada manfaat dari proses belajar yang dilakukan di

mana hasil dari organisasi pembelajar sesungguhnya mengarah kepada

sebuah organisasi yang dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan

tuntutan lingkungan organisasi.

Ketiga definisi ini kemudian dijadikan dasar berpijak dalam

mengkaji link teoritis antara learning organization sebagai sebuah proses

pengembangan kapasitas diri karyawan dalam organisasi secara terus

menerus dan bersama-sama menggunakan pengetahuan dan ketrampilan

tersebut dalam rangka mencapai tujuan organisasi dan dalam kaitannya

dengan perubahan lingkungan organisasi yang bersumber dari adopsi ICT

dalam organisasi.

Page 42: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Senge (1990), Marquadt (1994) mengatakan bahwa untuk mengkaji

organisasi pembelajar, ada tiga dimensi yang harus diperhatikan, antara

lain :

Dimensi Pertama: Critical organizational learning skills:

Ketrampilan ini meliputi 6 (enam) faktor disiplin; antara lain: a) Shared

Vision (Visi Bersama), yang menggambarkan perspektif bersama anggota

organisasi termasuk pemahaman mereka terhadap misi dan sasaran

organisasi; b) Mental Models (Model Mental); yang pada dasarnya

mencakup nilai-nilai , kepercayaan, sikap, dan asumsi yang membentuk

cara pandang seseorang, dtruktur, kultur, pengalaman, sistem

kepercayaan mendukung model mental yang memberi pedoman kepada

seseorang dan bertindak sebagai penyaring selama keputusan itu dibuat;

c) Team learning (Pembelajaran tim) membantu proses komunikasi dan

kerjasama, menggiring ke arah sinergi dan rasa saling menghormati di

antara mereka. Anggota tim akan memperluas wawasannya; d) Personal

Mastery(Keahlian individu); individu yang ahli dibidangnya menjadi

prasyarat yang penting sebagai bagian dari aset organisasi yang sangat

strategis. Kahlian dan ketrampilan individu dapat diperoleh dari pendidikan

formal, dan pengalaman kerja; e) system thinking (Berpikir sistem);

mencakup pengujian dan refleksi atas seluruh aspek kehidupan organisasi

seperti: misi, strategi, struktur, kultur, dan praktek manajerial. Pemahaman

dan tindakan lebih berfokus pada pengintegrasian bagian atau divisi yang

berbeda ke araah memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan,

Page 43: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

serta meningkatkan seluruh operasionalisasi organisasi; f) Dialogue

(dialog); anggota organisasi memiliki kebebasan untuk menyalurkan

inovasi, kreativitas, ide, yang dianggap mampu melakukan sesuatu yang

terbaik bagi dirinya, tim, dan organisasi. Keterbukaan pimpinan

merupakan prasyarat utama, dan pimpinan memandang bahwa staf

adalah sahabat, rekan kerja, atau partnershief (Katzenbach, dan Smith,

1993).

Dimensi Kedua: Levels of Learning; Tingkatan pembelajaran

termanifestasi melalui tiga tipe pembelajar yaitu: individu, kelompok, dan

organisasi. Pada tingkat individu: pembelajaran dimaksudkan untuk

meningkatkan ketrampilan , pengetahuan, sikap dan nilai-nilai yang

dibutuhkan oleh seseorang melalui pelatihan, belajar sendiri, pemahaman,

observasi, dan refleksi diri. Organisasi pembelajar senantiasa memberikan

ruang inovasi dan kreativitas kepada seluruh anggotanya. Hal ini

dipertegas oleh Handy, 1995 (Sangkala, 2007: 28) bahwa organisasi

pembelajar dibangun atas dasar kompetensi, yang didukung oleh empat

karakter yang harus ada di dalamnya antara lain: rasa ingin tahu

(curiosity), pemaaf (forgiveness), dapat dipercaya (trust), dan

kebersamaan (togetherness). Pada Tingkatan Tim/Kelompok;

dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan

kompetensi oleh dan di dalam kelompok. Pembelajaran tim dapat terjadi

melalui upaya-upaya penyelesaian konflik dengan menyatukan sudut

pandang yang berbeda yang dapat diterima tanpa kompromi (integrating

Page 44: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

perpective). Pada Tingkatan Organisasi: berperan menawarkan berbagai

peluang untuk belajar melalui pembentukan divisi, departemen, komite,

dan tim kerja sebagai sarana dan peluang bagi kelompok untuk belajar,

mempercepat proses pembelajaran, memperdalam pembelajaran, dan

memperluas pembelajaran (Katzenbach, dan Smith, 1993).

Dimensi Ketiga: Types of Learning; Jenis pembelajaran meliputi

pembelajaran: adaptif (adaptive learning); mampu menyesuaikan

ketrampilan dan keahlian dengan ttuntutan lingkungan kerjanya;

pembelajaran mengantisipasi (anticipatory learning) yaitu keinginan untuk

selalu mau belajar tentang prospek baik tantangan maupun peluang di

masa depan; dan pembelajaran yang aktif (deuteron learning and active

learning); pembelajaran yang setiap saat dan terus menerus, terutama

belajar dari pengalaman (memperbaiki kesalahan, memperkuat

kelemahan; dan tidak terulang lagi).

Berdasarkan ketiga dimensi untuk mengkaji organisasi pembelajar

di atas, namun kajian tentang learning organization pada Biro Organisasi

dan Tata Laksana Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat, difokuskan

pada dimensi pertama yakni Critical Organization Learning Skill yang

meliputi lima factor disiplin menurut Senge (1990) sebagai berikut :

1) Personal Mastery (Keahlian Pribadi)

Disiplin pembelajaran yang menunjukkan keunggulan keterampilan

dalam bidang tertentu. Disini melibatkan seseorang untuk menjadi

Page 45: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

pembelajar sepanjang hayat, agar terwujud keahlian spesifik sehingga

dapat dinikmati oleh organisasi.

Pada umumnya manajemen organisasi tertarik pada keahlian

pribadi, karena tidak hanya ingin meningkatkan kemampuan mereka

sendiri, namun meningkatkan kemampuan orang-orang lain di sekitar

mereka. Mereka mengakui bahwa suatu organisasi berkembang bersama

orang-orangnya. Manajemen harus menciptakan kondisi-kondisi yang

mendorong dan mendukung orang-orang yang ingin meningkatkan

keahlian mereka sendiri.

Mengapa manajer harus menawarkan dorongan semangat dan

dukungan itu? Karena semakin jelas bahwa pembelajaran tidak terjadi

dengan cara yang tahan lama kecuali jika itu dipicu oleh minat dan

keingintahuan yang penuh semangat dari orang itu sendiri.

Dampak-dampak dari latihan itu terasa untuk sementara namun

tanpa komitmen orang-orang yang dilatih itu berhenti menggunakan

keahlian baru tersebut. Di lain pihak jika pembelajaran dikaitkan dengan

visi seseorang maka orang itu akan melakukan apa saja yang bias

dilakukannya untuk mempertahankan agar pembelajaran terus

berlangsung.

Pada kenyataannya, antusiasme untuk keahlian pribadi telah

melebihi pengembangan gagasan tentang cara menanamkannya dalam

organisasi. Manajer berharap itu berubah selama beberapa tahun yang

Page 46: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

akan datang, ketika keahlian pribadi menjadi suatu subjek yang lebih

dihargai untuk penelitian organisasi pembelajaran.

Beberapa hasil penelitian akan mencakup penelusuran gagasan-

gagasan penuntun yang melandasi disiplin keahlian pribadi, misalnya

karya psikologi Kurt Lwein, Maslow, Rogers, dan Fritz. Namun konsep-

konsep utama yang sangat berharga untuk disiplin ini dikembangkan dan

disuarakan oleh Fritz (1991), yang mendesain sebuah proses tiga tahap

untuk mengadopsi suatu organaisasi ―kreatif‖ terhadap kehidupan;

menyuarakan suatu visi pribadi, melihat realitas saat ini dengan jelas, dan

memilih; membuat suatu komitmen untuk menciptakan hasil-hasil yang

diinginkan (Senge, 1994).

Untuk menyediakan kondisi dimana individu-individu bias

mengembangkan kapasitas mereka untuk menciptakan apa yang mereka

pedulikan, organisasi-organisasi harus menginvestasikan waktu, tenaga,

dan uang jauh melebihi apa yang dipandang cukup oleh sebagian besar

manajer masa kini. LaBar (1991), mengungkapkan bahwa di antara para

pegawai Amerika, hanya kurang dari 13 persen yang pernah menerima

pelatihan yang ekstensif tentang cara yang lebih baik untuk melakukan

pekerjaan mereka, dibandingkan dengan ―pelatihan on the job‖ yang asal-

asalan. Tidak ada keraguan bahwa hanya sedikit dari mereka yang

pernah merasa bahwa manajemen instansi berfokus pada pengembangan

kemampuan pribadi mereka.

Page 47: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Keahlian pribadi mengimplikasikan suatu kesediaan untuk

menginvestasikan apa yang diperlukan untuk menciptakan suatu

lingkungan yang membantu para pegawai menjadi kontributor bermutu

tinggi

Aspek yang menjadi fokus kajian yang berkaitan disiplin individual

mastery yaitu keahlian dan ketrampilan individu yang diperoleh dari

pendidikan formal, pelatihan dan pengalaman kerja, serta komitmen

individu belajar terus menerus.

2) Mental Models (model-model Mental)

Disiplin pembelajaran yang menunjukkan asumsi yang mendalam,

generalisasi dan gaambaran yang mempengaruhi bagaimana memahami

dunia sekitar serta bagaimana mengambil langkah berikutnya. Model-

model mental merupakan gambaran, asumsi dan kisah yang pegawai

bawa dalam benaknya tentang dirinya sendiri, orang lain, lembaga-

lembaga, dan setiap aspek dari dunia ini. Ummat manusia tidak bias

berlayar dalam lingkungan dunianya yang kompleks ini tanpa ―peta-peta

mental‖ kognitif; dan semua peta mental ini per definisi, mempunyai cacat

dalam satu dan lain hal.

Perbedaan-perbedaan antara model-model mental menjelaskan

mengapa dua orang bias mengamati peristiwa yang sama dan

menguraikannya secara berbeda-beda. Model-model mental juga

membentuk bagaimana pegawai bertindak. Misalnya, jika pegawai yakin

bahwa manusia pada dasarnya bias dipercaya pegawai mungkin

Page 48: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

berbicara dengan kenalan baru dengan jauh lebih bebas dari pada jika

pegawai yakin bahwa sebagian besar orang tidak bias dipercaya.

Model-model mental pada umumnya tidak bias dilihat, sampai

pegawai mencarinya. Untuk itu, tugas utama dari disiplin mental models ini

adalah membawa model-model mental ke permukaan, menggali, dan

berbicara tentangnya dengan pembelaan diri yang minimal untuk

membantu pegawai melihat jendela kaca, melihat dampaknya terhadap

kehidupannya, dan menemukan cara-cara untuk membentuk ulang

tersebut dengan menciptakan model-model mental baru melayaninya

dengan lebih baik di dunia ini.

Model-model mental ditemukan sejak dahulu kala, namun

ungkapan tersebut dikemukakan oleh Kenneth Craik pada tahun 1940-an,

dalam teori kognitif perubahan-perubahan dalam model-model mental

setiap hari, jangka pendek, yang terakumulasi dari waktu ke waktu, secara

bertahap akan mencerminkan jangka panjang yang mendalam.

Ada dua jenis keahlian yang penting dalam model-model mental

yaitu perenungan dan penyelidikan. Perenungan: memperlambat proses

berpikir pegawai untuk menjadi lebih sadar tentang bagaimana pegawai

membentuk model-model mentalnya. Penyelidikan; mengadakan

percakapan dimana pegawai secara terbuka berbagi pandangan dan

mengembangkan pengetahuan tentang asumsi satu sama lain.

Teknik-teknik yang paling banyak disukai untuk mempelajari

keahlian-keahlian ini muncul dari ilmu ―tindakan‖ suatu bidang

Page 49: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

penyelidikan yang dikembangkan oleh Argyris dan Donald Schon, yang

ditujukan untuk menggali pertimbangan dan sikap yang mendasari

tindakan manusia, dan menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif

dalam organisasi dan sistem-sistem sosial lainnya.

Alat-alat ilmu tindakan seakan-akan sederhana. Misalnya: jenjang

kesimpulan yang menunjukkan betapa cepatnya pegawai bias melompat

ke kesimpulan-kesimpulan knee-jerk (bereaksi dengan suatu cara yang

otomatis dan menurut kebiasaan) tanpa proses berpikir antara, seakan-

akan menaiki suatu tangga dengan cepat dalam benak pegawai,

merupakan suatu metafora yang sederhana. Namun menyatukannya

dalam percakapan sehari-hari, sehingga pegawai bias menginternalisasi

prinsip-prinsip jenjang tersebut, telah terbukti merupakan suatu komponen

yang sangat penting dalam tugas organaisasi pembelajar.

Menurut senge (1990:15) model mental merupakan cerminan hati

yang tercermin dari pola pikir dan sudut pandang merespon interaksi dari

luar, seseorang dengan model mental yang baik akan merespon secara

bijak untuk pengkajian yang lebih cermat

Aspek yang menjadi perhatian utama dalam kajian model mental di

tinjau di biro ortala sekretariat daerah provinsi sulawesi barat ini mencakup

sikap dan asumsi yang membentuk cara pandang seseorang dalam

bertindak sebagai penyaring selama keputusan itu dibuat.

3) Shared Vision (Membangun Visi Bersama)

Page 50: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Disiplin pembelajaran yang menyertakan ketrampilan guna

memahami gambaran bersama tentang masa depan, untuk mendorong

timbulnya komitmen dan keikutsertaan penuh serta menghindari

penyerahan diri anggota organisasi. Pengaruh jika pimpinan

mengutarakan visi kepada anggota organisasi agar memiliki visi yang

sama, antara lain: kepuasan kerja, motivasi, komitmen, loyalitas,

semangat kerja, kejelasan tentang nilai-nilai organisasi, dan produktivitas

organisasi (Kouzes & Possner, 1997). Selanjutnya Kouzes &

Posner,(1997): menambahkan bahwa visi bersama hanya bisa terwujud,

jika anggota, terutama unsur pimpinan organisasi menciptakan suatu iklim

yang menyatakan bahwa sukses segera datang.

Havel mempunyai banyak gagasan tentang bagaimana seharusnya

negara baru merdeka. Namun ia mengetahui bahaya yang muncul jika ia

menentukan sendiri suatu visi, tidak peduli betapapun berharganya visi itu

tentang negara di atas. Sebaliknya, ia dan para pemimpin lainnya di

negara itu mengembangkan mekanisme-mekanisme strategis untuk

melibatkan seluruh komponen bangsa dalam mengembangkan masa

depannya: referendum, pertemuan seluruh rakyat, dukungan untuk partai-

partai politik, dan diskusi yang ekstensif di TV dan Radio.

Akhirnya dua tahun yang dihabiskan untuk membangun visi

bersama tidak menyelesaikan banyak permasalahan itu sendiri, melainkan

menciptakan suatu lingkungan dimana orang-orang yakin bahwa mereka

merupakan bagian dari suatu entitas umum atau komunitas negara yang

Page 51: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

dipuji karena mempunyai atmosfer nasional yang paling bersemangat

pada masa kini.

Visi bersama suatu wahana untuk membangun makna bersama.

Suatu strategi yang sukses untuk membangun visi bersama akan

dibangun berdasarkan beberapa prinsip utama :

• Setiap organisasi mempunyai suatu tujuan mendalam yang

mengekspresikan alasan eksistensi organisasi.

• Petunjuk-petunjuk untuk memahami tujuan yang lebih dalam dari

suatu organisasi sering kali bias ditemukan dalam aspirasi-aspirasi

para pendirinya, dan alasan-alasan mengapa organisasi itu muncul.

• Tidak semua visi itu sama, visi-visi yang membuka jalan kepada

pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan suatu organisasi, dan

menyuarakan sasaran-sasaran spesifik yang mewakili untuk

membuat tujuan itu nyata, mempunyai kekuatan unik untuk

melahirkan aspirasi dan komitmen.

• Banyak anggota organaisasi, khususnya mereka yang sangat peduli

dengan organisasi, mempunyai pemahaman bersama

tentang tujuan yang mendasarinya.

• Inti dari pembangunan visi bersama adalah tugas mendesain

dan mengembangkan proses-proses yang berkelanjutan dimana

orang-orang pada setiap tingkat organisasi, dalam setiap peran,

bias berbicara dari hati tentang apa yang benar-benar penting bagi

mereka dan didengarkan oleh manajemen senior satu sama lain.

Page 52: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Mutu proses ini, khususnya keterbukaan dan perhatian yang tulus,

menentukan mutu dan kekuatan hasilnya. Isi suatu visi bersama

yang sejati tidak bias dipaksakan; itu hanya bias muncul dari

suatu proses koheren perenungan dan kecakapan.

• Padanan organisasional untuk konsep keahlian pribadi ketegangan

kreatif merupakan tarikan bawaan yang mucul ketika pegawai

mempunyai gambaran yang jelas tentang visinya yang sejajar

dengan realitas saat ini.

Menurut senge (1990:27) membangun disiplin visi bersama pada

hakikatnya berfokus pada kepemimpinan sebagai pemimpin yang memiliki

kapasitas untuk membangun visi bersama organisasi untuk membangun

visi bersama diperlukan prinsip dan panduan pelaksanaan. pembangunan

makna bersama, secara potensial dimana makna bersama ini tidak ada

sebelumya. Untuk itu dalam visi bersama ditinjau di biro ortala sekretariat

daerah provinsi sulawesi barat aspek utama yang menjadi perhatian

kajian ini berkaitan keterlibatan dan sosialiasi terhadap anggota organisasi

termasuk pemahaman mereka terhadap misi dan sasaran organisasi.

4) Team Learning (Pembelajaran Tim)

Disiplin pembelajaran menunjukan proses pengembangan

kemitraan dan pengembangan kapasitas tim untuk mewujudkan

pembelajaran serta kinerja yang diinginkan anggotanya.

Pengalaman panjang yang dimiliki oleh banyak organisasi bahwa

dinamika kelompok dan pembangunan tim yakin bahwa mereka telah

Page 53: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

mempraktekkan suatu versi dari disiplin ini selama bertahun-tahun. Akan

tetapi pembelajaran tim bukanlah semata-mata untuk meningkatkan

keahlian-keahlian anggota tim, melainkan keahlian-keahlian komunikasi

antar anggota.

Selama bertahun-tahun, Senge telah menggunakan konsep

penyelerasan sebagai konsep yang berbeda dengan kesepakatan, untuk

menangkap hakikat dari pembelajaran tim. Penyelerasan berarti ―berfungsi

secara keseluruhan‖. Membangun keselarasan berkenaan dengan

peningkatan kapasitas suatu tim untuk berpikir dan bertindak dengan

cara-cara baru yang sinergis, dengan koordinasi penuh, dan suatu rasa

persatuan, karena anggota-anggota tim saling mengenal hati dan pikiran

satu sama lain.

Ketika keselarasan berkembang, orang-orang tidak harus

mengabaikan atau menyembunyikan ketidaksepakatan mereka sungguh,

mereka mengembangkan kapasitas untuk menggunakan

ketidaksepakatan mereka untuk membuat pemahaman bersama sehingga

mereka lebih kaya.

Pembelajaran tim mengubah keahlian-keahlian itu menjadi

kemampuan keahlian-keahlian itu menjadi alat bersama untuk

membangun pemahaman bersama. Pembelajaran tim juga mendatangkan

keahlian-keahlian untuk membangun visi bersama, khususnya dalam

membangun aspirasi bersama dan dalam berpikir sistem sebagai suatu

alat untuk mengemukakan cara seseorang memandang dunia.

Page 54: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Percakapan yang baik melalui dialog, diskusi merupakan media

utama yang melaluinya tim-tim manajemen membangun semua

kemampuan untuk pembelajaran tim. Menurut Bohm (1990) Dialog adalah

suatu penyelidikan bersama yang berkelanjutan terhadap pengalaman

setiap hari dan apa yang dianggap sudah semestinya. Sasaran dari dialog

adalah untuk membuka area baru dengan membuat ―wadah‖ atau

―bidang‖ untuk menyelidiki suatu tatanan dimana orang-orang bias

menjadi lebih sadar akan konteks di sekitar pengalaman mereka, dan

tentang proses berpikir dan merasakan yang menciptakan pengalaman

itu.

Melalui learning individu sebagai anggota organisasi dapat

mencoba hal baru walaupun dengan resiko membuat kesalahan dan

belajar dari keslaahan tersebut. Melalui learning akan dapat

mengkreasikan diri sendiri mampu melakukan sesuatu yang sebelumnya

tidak dapat dilakukan dapat mengeksistensikan diri dalam arti berkreasi

mengutarakan ide baru. Jadi learning organization berupaya untuk

memperluas kapasitas berkreasi ke masa depan secara terus menerus,

dalam rangka menempatkan organisasi tidak pada posisi bertahan.

Katerpaduan pembelajaran dalam disiplin ini, memiliki peran yang sangat

penting dalam peningkatan kinerja.

Kristin (1996), mengungkapkan organisasi yang ditandai dengan

semangat untuk terus belajar pada dasarnya akan dapat dikenali dari

adanya peningkatan dramatis dalam produktivitas dan dari orang-

Page 55: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

orangnya yang merasakan lingkungan kerja dimana mereka berada lebih

mendekati apa yang sungguh-sungguh mereka hargai. Untuk itu, Bennis

(1996), mengutarakan bahwa para pemimpin masa depan harus belajar

bagaimana menciptakan lingkungan yang nyatanya memeluk perubahan,

bukan menganggap perubahan sebagai ancaman melainkan sebagai

kesempatan.

Pemimpin masa depan harus mempunyai kemampuan untuk

mengartikulasikan dengan jelas suatu visi, mengkomunikasikannya

dengan sederhana tetapi menarik, fasih berkomunikasi dan menunjukkan

bahwa mereka peduli (Bolman & Deal, 1997). Anggota organisasi lainnya

harus dipandang sebagai orang yang dapat dipercaya, mampu

menunjukkan kompetensi dan konsistensi, berusaha keras dan mau

mencoba segala hal, mampu beradaptasi dan dapat memahami sebanyak

mungkin situasi.

Aspek utama yang menjadi perhatian utama dalam kajian ini adalah

proses komunikasi dan kerjasama, menggiring kearah sinergi dan rasa

saling menghormati di antara mereka. Anggota tim akan memperluas

kemampuan dan wawasannya.

Untuk membangun keselarasan ke lima disiplin di atas sangat

ditentukan oleh pembelajaran. Menurut Robbins (2003) pembelajaran

adalah setiap perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil dari

pengalaman. Oleh karena itu perilaku menunjukkan bahwa pembelajaran

telah terjadi dan bahwa pembelajaran merupakan perubahan perilaku. Hal

Page 56: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

senada dikemukakan oleh Gibson (1996) pembelajaran merupakan

proses dimana terjadi perubahan yang bersifat abadi dalam perilaku

sebagai suatu hasil dari praktek.

Hal ini sejalan menurut senge (1990:41) kemampuan dan kapasitas

individu terbentuk lebih cepat oleh pembelajaran tim dibandingkan

individualisme, pembelajaran tim dibentuk melalu dialog bahkan berdebat

yang produktif bukan melalu diskusi yang saling menerima pendapat dan

ofensif. Pembelajaran tim para anggota harus aktif agar muncul ide kreatif

untuk menjadikan organisasi modern melalui pembejalaran tim bukan

secara individualisme. Pembelarajan tim ditinjau dari Biro Ortala

sekretariat daerah provinsi sulawesi barat melalui dialog dan diskusi

dalam tim.

5) System Thinking (Berpikir sistem)

Disiplin pembelajar yang menunjukkan kerangka konseptual, dan

digunakan untuk menjadikan pola kerja lebih jelas, serta membantu

sewaktu akan merubah pola tersebut secara efektif. Richardson (1991)

mengungkapkan bahwa struktur saluran yang melaluinya unsur-unsur

suatu sistem ―mengumpankan‖ pengaruh dan informasi kepada satu sama

lain dari waktu ke waktu bisa menghasilkan pertumbuhan. Struktur itu

mungkin menghasilkan penurunan, atau mungkin bergerak secara alami

kearah suatu keadaan seimbang atau ekilibrium.

Berpikir sistem berarti berbicara tentang susunan subjek-kata kerja-

objek, dimana A menyebabkan B membuat kita sulit untuk berbicara

Page 57: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

tentang lingkungan dimana A menyebabkan B sementara B

menyebabkan A, dan keduanya terus menerus saling terkait dengan C

dan D. Alat-alat berpikir sistem adalah diagram sebab akabat, pola dasar,

dan model-model komputer yang memungkinkan pegawai untuk berbicara

tentang hubungan yang saling terkait secara lebih mudah, karena alat-alat

itu didasarkan pada konsep teoritis tentang proses-proses timbal balik.

Proses perubahan organisasional telah muncul. Proses ini tidak

berlangsung dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas, namun bersifat

partisipatif dimana semua tingkat diselaraskan melalui pemahaman

bersama tentang suatu sistem. Ini dimungkinkan karena pola dasar dan

alat-alat lain yang berorientasi sistem telah meletakkan bahasa dinamika

sistem ke dalam tangan tim-tim dan pada tembok-tembok ruang rapat,

dimana mereka bias menguatkan pembelajaran organisasional pada

semua tingkat. Orang-orang juga sedang menggali berpikir sistem dalam

laboratorium-laboratorium pembelajaran yang sesuai dengan kasus dan

kebutuhan mereka sendiri.

Pada tingkatnya yang paling luas, berpikir sistem mencakup

sekumpulan besar metode, alat dan prinsip yang agak tidak berbentuk,

yang semuanya diorientasikan untuk melihat kesaling terkaitan antara

kekuatan-kekuatan, dan melihatnya sebagai bagian dari suatu proses

bersama.

Namun suatu bentuk berpikir sistem telah menjadi sangat berharga

sebagai suatu bahasa untuk menguraikan bagaimana cara mencapai

Page 58: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

perubahan yang membawa hasil dalam organaisasi. Bentuk ini yang

disebut ―dinamika sistem‖ telah dikembangkan oleh Jay Forrester di

Massachustetts Institute of Tehnology selama lima puluh tahun terakhir.

Contoh berpikir sistem dengan pemetaan proses, sebagai suatu

kombinasi alami, sebab sebagai berikut :

maka maka maka

A B C D

Diagram dari dinamika sistem menyatakan hubungan sebab akibat.

Menurut senge dalam disiplin kelima (1990:9) menjelaskan bahwa

berpikir sistem adalah melihat secara keseluruhan berhubungan antara 1

dengan lainnya, bahwa suatu bagian terdiri dari sistem yang berkaitan.

Tujuan berpikir sistem untuk membuat seluruh pola menjadi jelas dan

menjadi efektif.

Aspek yang menjadi acuan kajian berkaitan dengan berpikir sistem

di Lingkungan Biro Organisasi dan tata laksana Sekretariat Daerah

Provinsi Sulawesi Barat mencakup mekanisme/prosedur dan sinergitas.

Pemahaman dan tindakan lebih berfokus pada pengintegrasian bagian

atau divisi yang berbeda kearah memaksimalkan kekuatan, meminimalkan

kelemahan, serta meningkatkan seluruh operasionalisasi organisasi.

C. Kinerja Organisasi

Kinerja atau prestasi kerja (performance) merupakan hasil

pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis

organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

Page 59: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Kinerja bukan hanya dinyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga

bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan

pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah

tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya

(Handoko, 1998). Senada dengan Prawirasentono (1999), kinerja

(performance) merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam organisasi sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan

organisasi bersangkutan secara legal dan sesuai dengan moral dan etika.

Demikian pula Dharma (1991:1), mengemukakan kinerja merupakan suatu

produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau

sekelompok orang.

Sementara Mangkunegara (2003) berpendapat kinerja merupakan

hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan

kesungguhan serta waktu. Sementara Wibowo (2007) mengemukakan

kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap pekerjaannya,

membantu mendefinisikan harapan kinerja, mengusahakan kerangka

kerja bagi supervisor dan pekerja saling berkomunikasi.

Page 60: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Kinerja yang dibangun merupakan asumsi normatif yang dijadikan

pedoman dalam memahami organisasi publik dalam rangka melayani

masyarakat. Hal ini dipertegas kembali oleh Hughes (1998) bahwa

organisasi pemerintah diciptakan oleh publik, untuk publik dan

memerlukan pertanggungjawaban terhadap organisasi tersebut. Jadi,

keberadaan organisasi permerintah diperlukan untuk memenuhi

kepentingan masyarakat, mengemban suatu misi yang diamanatkan oleh

masyarakat dan mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada

masyarakat.

Dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja organisasi, Prasojo

(2006), menilai bahwa kinerja sebuah organisasi merupakan akumulasi

dari kinerja sumber daya manusia yang ada dalam organisasi tersebut.

Itulah sebabnya pengukuran kinerja organisasi, senantiasa dimulai dari

kinerja individu yang digambarkan melalui individual mastery.

Siagian (1991:223) berpendapat pentingnya penilaian prestasi kerja

yang rasional dan diterapkan secara objektif terlihat pada paling sedikit

dua kepentingan, yaitu kepentingan pegawai yang bersangkutan sendiri

dan kepentingan organisasi. Bagi pegawai, penilaian tersebut berperan

sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan,

kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermanfaat untuk

menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan kariemya. Bagi

organisasi, hasil penilaian prestasi kerja para pegawai sangat penting arti

dan peranannya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal,

Page 61: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan,

rekruitmen, seleksi, penempatan, promosi, sistem imbalan dan berbagai

aspek lain dari keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia

aparatur secara efektif.

Prasojo (2007), menekankan penilaian pelaksanaan pekerjaan

perlu dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian kriteria yang

ditetapkan secara rasional serta diterapkan secara objektif

didokumentasikan secara sistematik.

Pengukuran kinerja adalah ukuran kuantitatif atau kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang

telah ditetapkan (Mahsun, 2006:71). Sementara menurut Lohman

(2003) indikator kinerja adalah suatu variable yang digunakan untuk

mengekspresikan secara kuantitatif efektifitas dan efisiensi proses

dengan pedoman pada target-target dan tujuan organisasi (dalam

Mahsun,2006:71)

Kinerja yang dibangun merupakan asumsi normatif yang dijadikan

pedoman dalam memahami organisasi publik dalam rangka melayani

masyarakat.

Menurut Kumorotomo menggunakan beberapa kriteria dalam menilai

kinerja organisasi pelayanan publik, antara lain. (1) Efisiensi menyangkut

pertimbangan tentang keberhasilan organisasi pelayanan publik

mendapatkan laba memanfaatkan faktor-faktor produksi serta

pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis. (2) efektivitas

Page 62: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

apakah tujuan dari didirikannya organisasi pelayanan publik tersebut

tercapai? Hal tersebut erat kaitannya organisasi rasionalitas teknis, nilai,

misi, tujuan organisasi serta fungsi agen pembangunan. Salah satu faktor

yang berkaitan dengan keberhasilan suatu organisasi adalah

kemampuannya untuk mengukur seberapa baik semua komponen

organisasi bekerja dan menggunakan informasi, guna memastikan bahwa

pelaksanaannya memenuhi standar sekarang dan meningkat sepanjang

waktu. Pada dasarnya pengertian efektifitas yang umum menunjukkan

pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan

pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara

keduanya. Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan

efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai

itu dengan membandingkan antara input dan outputnya

Hal ini dipertegas Hughes (1998) bahwa organisasi pemerintah

diciptakan oleh publik, untuk publik dan memerlukan pertanggungjawaban

terhadap organisasi tersebut. Jadi, keberadaan organisasi permerintah

diperlukan untuk memenuhi kepentingan masyarakat, mengemban suatu

misi yang diamanatkan oleh masyarakat dan mempertanggungjawabkan

pekerjaannya kepada masyarakat. Menurut Hughes (1993) Indikator

pengukuran kinerja organisasi pemerintah dilakukan melaiui indikator

efisiensi dan efektivitas.

Berdasarkan pendapat diatas untuk mengukur kinerja organisasi

dapat diukur melalui efektivitas dan efisiensi dengan melihat kualitas,

Page 63: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

kuantitas, kecepatan serta ketepatan kinerja pegawai, unit dan menjadi

kinerja organisasi.

D. Hubungan Disiplin Pembelajar Terhadap Kinerja Organisasi

Senge (1994) sebagai pakar yang mempopulerkan learning

organization dalam bukunya ―The Fifth Discipline‖ menjelaskan bahwa

learning organization bertujuan agar orang secara terus-menerus

memperluas kapasitasnya untuk menciptakan kinerja yang benar-benar

mereka inginkan.

Selanjutnya Yuditia, (2007) mengemukakan kemampuan individu-

individu dalam organisasi untuk melakukan pembelajaran dan kemudian

berkembang ke level kelompok/tim, organisasi dan bahkan antar

organisasi, akan mampu mendorong organisasi memiliki kinerja karena

organisasi-organisasi tersebut senantiasa mampu mengantisipasi setiap

perubahan akan tuntutan masyarakatnya.

Dixon (1994), mengemukakan terdapat hubungan yang cukup kuat

antara kualitas pengetahuan yang dikuasai oleh anggota organisasi

dengan efektivitas aksi organisasi. Disamping itu kualitas pengetahuan

individu berhubungan dengan kecukupan dan akurasi informasi dalam

pengambilan keputusan. Selanjutnya Dixon (1994) mengemukakan

adanya hubungan erat antara organisasi dengan lingkungannya yang

merupakan elemen utama dengan mana organisasi harus belajar dan

beradaptasi.

Page 64: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Ide solidaritas seperti fikiran bersama sehingga anggota organisasi

berada pada tingkat pemahaman dan pengetahuan yang sama.

Penyebaran pengertian bersama untuk pemenuhan kebutuhan, koreksi

atau pengembangan untuk memberi fasititas pada pencapaian kinerja

organisasi.

Dixon (1994), Marquardt (1995) menegaskan bahwa bersikap

proaktif terhadap perubahan-perubahan melalui belajar, organisasi akan

mampu mengoreksi diri sendiri sebagai tanggapan atas terjadinya

perubahan lingkungan agar kinerja organisasi akan lebih baik dimasa

mendatang. Sementara Garvin (2000) mengemukakan hasil belajar

melalui unsur-unsur disiplin organisasi pembelajar bertujuan untuk yang

lebih baik. Lebih lanjut dikemukakan oieh Trilestari, W.E., (2007)

peningkatan kinerja, hanya bisa di capai jika aparatur pemerintah, baik

individu, tim mau belajar atau memiliki kesadaran belajar.

E. Perbandingan relevansi penelitian terdahulu

Beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti

terdahulu terkait dengan organisasi pembelajar, diantaranya :

Sondang Yohanna. L, (2009) melakukan penelitian dengan judul,

―Pengaruh Organisasi Pembelajar Kompetensi Pegawai Bank‖, sebagai

bank milik negara terbesar di Indonesia harus melakukan perubahan dan

karyawannya harus terus beradaptasi dengan lingkungannya untuk ada

dalam upaya untuk menjadi yang terbaik di dunia perbankan. Penelitian

kuantitatif ini menggunakan sampel yang diambil secara acak dari

Page 65: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

populasi seluruh karyawan kantor pusat Bank Mandiri yang berlokasi di

Jakarta. Analisis data menggunakan desain regresi untuk melihat

pengaruh dari lima disiplin belajar organisasi yaitu penguasaan pribadi,

visi bersama, model mental, berpikir sistem, dan tim belajar ke arah

peningkatan kompetensi karyawan Bank Mandiri Kantor Pusat di Jakarta,

ditandai dengan motif, sifat, konsep diri, pengetahuan, dan keterampilan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi belajar memiliki hubungan

yang kuat dan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kompetensi

karyawan di Kantor Pusat Bank Mandiri di Jakarta.

Badu ahmad (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Studi

eksploratif dimensi-dimensi pembelajar pada sekretariat daerah

pemerintah kota Makassar bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

penerapan organisasi pembelajar pada organisasi dan tingkat keeratan

hubungan dengan kinerja. Hasil penelitian diolah dengan melihat

persentase jumlah dan rata-rata jawaban responden. Untuk uji perbedaan

persepsi pegawai digunakan analisis dengan uji t. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa organisasi tersebut sebagian besar telah

menerapkan organisasi pembelajaran dan memiliki hubungan yang erat

dengan kinerja organisasi.

Yeni Absah (2008) melakukan penelitian dengan judul

Pembelajaran Organisasi: Strategi Membangun Kekuatan Perguruan

Tinggi. Di bawah kondisi bergolak terkait dengan globalisasi, karakteristik

penting dari organisasi akan kapasitas mereka untuk belajar dari

Page 66: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

pengalaman dan beradaptasi terus menerus terhadap perubahan kondisi

eksternal. Pembelajaran organisasi merupakan suatu upaya untuk

menunjukkan komitmen tersebut untuk belajar mempertahankan dan

memperbaikinya diri. Universitas yang menerapkan pembelajaran

organisasi, akan berusaha untuk meningkatkan kualitas proses belajar

mengajar mereka.

Ferdinandus Sampe (2012), melakukan penelitian dengan judul,

”The Influence Of Organizational Learning On Performance In Indonesian

SMEs‖, Penelitian ini menyelidiki tingkat praktek pembelajaran organisasi

dalam konteks UKM di negara berkembang, Indonesia. Tiga variabel

utama pembelajaran budaya organisasi yaitu organisasi, kepemimpinan

transformasional dan pemberdayaan. Seiring dengan hasil pembelajaran

organisasi dan kinerja organisasi, ada lima konstruksi dalam model

konseptual yang diusulkan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan

pendekatan SPSS statistik rilis software paket 19 dan paket Persamaan

Struktural Amos, dalam penelitian telah menemukan bahwa dalam

suasana Indonesia, budaya organisasi, dan pemberdayaan kepemimpinan

transformasional valid terhadap organisasi pembelajaran dengan kedua

konstruksi memiliki hubungan yang signifikan dengan organisasi belajar.

Semua asosiasi langsung antara konstruk yang ditemukan menjadi

signifikan dan positif dalam nilai kecuali untuk jalur langsung dari

kepemimpinan transformasional pada pembelajaran organisasi yang tidak

signifikan. Namun,kepemimpinan transformasional terbukti mempengaruhi

Page 67: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

organisasi pembelajaran melalui kedua pemberdayaan dan budaya

organisasi dengan efek utama adalah dengan cara budaya organisasi.

Sehubungan dengan anteseden dari pembelajaran organisasi, studi ini

menemukan bahwa budaya organisasi adalah penentu utama proses

organisasi pembelajaran. Selain itu, jurnal ini menemukan bahwa

kepercayaan di antara karyawan dan budaya kepercayaan dalam sebuah

organisasi adalah dua aspek penting untuk keberadaan proses

pembelajaran organisasi.

Umi Rusilowati (2013), melakukan penelitian dengan judul, ‖Analisis

Organisasi pembelajaran (learning organization) (Studi Kasus pada

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pemerintah)”. Adapun tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: proses

organisasi pembelajaran (learning organization) di lembaga penelitian

dan pengembangan (litbang) pemerintah dalam memenuhi kepuasan

pengguna dan pejabat fungsional. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu ekonomi khususnya,

dan kerangka acuan bagi penelitian dan praktisi dalam membangun

Pembelajaran Organisasi (learning organization) yang efektif dan optimal,

serta manajemen Sumber Daya Manusia dan ilmu ekonomi pada

umumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kualitatif

dengan single case study. Ada 4 (empat) Informan kunci yang ditetapkan

dengan kreteria yang telah ditentukan. Dari hasil pengumpulan dan

analisis terhadap data dan informasi dapat diketahui bahwa pembelajaran

Page 68: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

organisasi melalui pembagian kewenangan ini belum dapat menyakinkan

pengguna (unit teknis), kondisi ini dimanfaatkan sebagai alasan unit teknis

melakukan kajian sendiri yang sebenarnya bukan tugas dan fungsinya.

Penelitian terdahulu yang menjadi acuan serta membentuk

kerangka konsep organisasi pembelajar dirangkum dalam tabel berikut ini

:

Tabel 4 Perbandingan relevansi penelitian terdahulu

Nama Judul Metode Analisis Hasil Penelitian

Sondang Yohanna. L 2009

Pengaruh Organisasi Pembelajar Kompetensi Pegawai Bank

Desain penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan analisis regresi berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi belajar memiliki hubungan yang kuat dan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kompetensi karyawan di Kantor Pusat Bank Mandiri di Jakarta.

Badu Ahmad 2007

Dimensi-dimensi disiplin pembelajar pada sekretariat daerah pemerintah kota makassar

Desain penelitian secara mix-method Bersifat deskriptif dan eksplanatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin pembelajar sudah ada pada pegawai terlihat dari nilai rata-rata frekuensi dan hubungan disiplin pembelajar terhadap kinerja juga menunjukkan sangat kuat

Yeni Absah 2008

Pembelajaran Organisasi: Strategi Membangun Kekuatan Perguruan Tinggi

Desain penelitian bersifat deskriptif dan analisis

Hasil Penelitian Menunjukan Bahwa Universitas yang menerapkan pembelajaran organisasi, akan berusaha untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar mereka.

Ferdinandus Sampe 2012

The Influence Of Organizational Learning On Performance In Indonesian SMEs

Desain penelitian bersifat kuantitatif dengan pendekatan statistik software SPSS dan paket Persamaan Struktural Amos

budaya organisasi, dan pemberdayaan kepemimpinan transformasional valid terhadap organisasi pembelajaran dengan kedua konstruksi memiliki hubungan yang signifikan dengan organisasi belajar.

Umi Rusilowati 2013

Analisis Organisasi pembelajaran (learning organization)

(Studi Kasus pada Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pemerintah).

Desain penelitian bersifat kualitatif dengan pendekatan single case study

Dari hasil pengumpulan dan analisis terhadap data dan informasi dapat diketahui bahwa pembelajaran organisasi melalui pembagian kewenangan ini belum dapat menyakinkan pengguna (unit teknis), kondisi ini dimanfaatkan sebagai alasan unit teknis melakukan kajian sendiri yang sebenarnya bukan tugas dan fungsinya.

Sumber : Penelitian terdahulu, 2017

Page 69: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan persamaan

bahwa peran organisasi pembelajar merupakan hal yang penting untuk

diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja secara individu

maupun secara organisasi. Maka perbedaan penelitian ini memfokuskan

pada identifikasi dimensi disiplin kelima organisasi pembelajar kemudian

menganalisis penerapan organisasi pembelajar dan hubungan organisasi

pembelajar terhadap kinerja organisasi yang diharapkan mampu

memberikan kontribusi terhadap perbaikan kinerja organisasi pada biro

organisasi tata laksana sekretariat daerah Provinsi Sulawesi Barat.

F. Kerangka Konseptual

Penelusuran tentang dimensi-dimensi disiplin Penerapan organisasi

pembelajar dilatar belakangi oleh serangkaian permasalahan yang muncul

dalam kinerja organisasi dalam menyelenggarakan visi misi dan tujuan

pada Biro organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Daerah Provinsi

Sulawesi. Permasalahan tersebut antara lain LAKIP tahun 2016 yang

memperoleh 77,14% yang termasuk cukup berhasil dan berita media

online indonesia timur serta observasi awal yang dilakukan peneliti yaitu

rendahnya disiplin, kreativitas dan inovasi, serta rendahnya semangat

belajar sebagian aparatur tentang hal-hal baru.

Untuk mengatasi masalah tersebut di perlukan penelusuran dan

identifikasi kemudian menganalisis penerapan dimensi-dimensi disiplin

organisasi pembelajar menurut teori Peter Senge (1990) yaitu : a) keahlian

pribadi b) Model mental c) visi bersama d) Pembelajaran tim e) Berpikir

Page 70: TESIS PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJAR PADA BIRO ORGANISASI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · organisasi pembelajar pada biro organisasi dan tata laksana sekretariat

sistem secara menyeluruh dan sistemik dan penelurusan hubungan

organisasi pembelajar terhadap kinerja organisasi yang diharapkan

mampu memberikan saran dan rekomendasi kepada Biro organisasi dan

Tata laksana Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat untuk

meningkatkan kinerja organisasi. Untuk mengetahui secara ringkas dapat

dilihat pada gambar kerangka konsep dibawah ini :

Gambar 1

Penerapan disiplin kelima

organisasi pembelajar

Keahlian

Pribadi

Kinerja

organisasi

Model

mental

Visi

bersama

Pembelaja

ran tim Berpikir

sistem