tesis mgmp

113
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan kualitas pendidikan, erat kaitannya dengan kualitas proses dan kualitas hasil. Kualitas proses ditentukan oleh banyak faktor, antara lain faktor siswa, guru, ketetapan pemilihan materi, metode, media fasilitas pendidikan, lingkungan dan lain-lain (Syaodah, 2003:16). Faktor-faktor tersebut dalam pelaksanaan pendidikan merupakan permasalahan yang sangat perlu mendapat perhatian. Artinya, upaya perbaikan kualitas pendidikan di sekolah, secara tuntas harus menyentuh faktor-faktor tersebut di atas. Hal itu menunjukkan bahwa perbaikan seyogyanya dilakukan secara menyeluruh. Namun demikian, perbaikan secara menyeluruh bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan, akan tetapi membutuhkan upaya yang maksimal dari para pelaku 1

Upload: nollyrat

Post on 15-Feb-2015

233 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Thesis

TRANSCRIPT

Page 1: Tesis MGMP

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membicarakan kualitas pendidikan, erat kaitannya dengan kualitas

proses dan kualitas hasil. Kualitas proses ditentukan oleh banyak faktor, antara

lain faktor siswa, guru, ketetapan pemilihan materi, metode, media fasilitas

pendidikan, lingkungan dan lain-lain (Syaodah, 2003:16). Faktor-faktor

tersebut dalam pelaksanaan pendidikan merupakan permasalahan yang sangat

perlu mendapat perhatian. Artinya, upaya perbaikan kualitas pendidikan di

sekolah, secara tuntas harus menyentuh faktor-faktor tersebut di atas. Hal itu

menunjukkan bahwa perbaikan seyogyanya dilakukan secara menyeluruh.

Namun demikian, perbaikan secara menyeluruh bukanlah sebuah pekerjaan

yang mudah untuk dilakukan, akan tetapi membutuhkan upaya yang maksimal

dari para pelaku pembelajaran. Oleh karena itu, unsur yang paling penting dan

strategis untuk diupayakan dapat mengubah dari semua sistem pendidikan itu

adalah unsur guru, karena dalam proses belajar mengajar guru memegang

peranan penting yang sangat sentral dalam keberhasilan proses pendidikan.

Menurut laporan "Comission on education for the twenty first century”

kepada UNESCO Sudarminto (2004:123) pendidikan yang berkualitas ialah

yang ditopang oleh empat pilar, yaitu "Learning to know, learning to do,

learning to live together and learning to be (1) learning to know yang juga

1

Page 2: Tesis MGMP

berarti learning to learn yaitu, belajar untuk memperoleh pengetahuan dan

untuk melakukan pembelajaran selanjutnya, (2) learning to do, yaitu belajar

untuk memiliki kompetensi dasar yang berhubungan dengan situasi dan tim

kerja yang berbeda-beda, (3) learning to live together, yaitu belajar untuk

mampu mengapresiasikan dan mengamalkan kondisi saling ketergantungan,

keaneka ragaman, saling memahami, dan perdamaian intern dan antar bangsa,

(4) learning to be, yaitu belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu

dengan kepribadian yang memiliki tanggung jawab pribadi, dengan segala

konsekwensinya. Sedangkan tanggung jawab tersebut salah satunya ditentukan

oleh proses pendidikan guru yang telah diperolehnya, karena itu untuk

meningkatkan kualitas pendidikan, maka hal utama yang perlu mendapat

perhatian adalah gurunya

Mengamati keberadaan kompetensi guru saat ini, tampaknya masih

beragam. Sudarwan Danim (2002:3) mengungkapkan bahwa salah satu ciri

krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja

(work performance) yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi

guru di Indonesia belum memadai, oleh karena itu perlu adanya guna

meningkatkan kompetensi guru. Salah satu program peningkatan kompetensi

guru adalah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). MGMP merupakan

suatu forum atau wadah profesional guru mata pelajaran SMP dan SMA yang

berada pada suatu wilayah kabupaten /kota/kecamatan/ sanggar/gugus sekolah.

2

Page 3: Tesis MGMP

Ruang lingkupnya meliputi guru mata pelajaran SMP/SMA Negeri dan

Swasta, baik yang berstatus PNS maupun Swasta dan atau guru tidak

tetap/honorarium. Prinsip kerjanya adalah cerminan kegiatan dari, oleh, dan

untuk guru dari semua sekolah. Atas dasar ini, maka MGMP merupakan

organisasi nonstruktural yang bersifat mandiri, berasaskan kekeluargaan, dan

tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga lain.

Kegiatan MGMP telah dilaksanakan pada berbagai jenjang pendidikan

dan setiap mata pelajaran termasuk pelajaran kimia. Kimia merupakan ilmu

yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik

sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara

memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya

diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada

perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas

pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan

dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat.

Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia mempelajari segala sesuatu tentang zat

yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan

energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang

berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk

(pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori)

3

Page 4: Tesis MGMP

temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu,

pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan

karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.

            Beberapa hasil penelitian, di antaranya adalah Wiseman (1981:17),

Nakhleh (1992:14), Carter (1989:54) dan Kirkwood dan Symington (1996:45),

menunjukkan banyak siswa yang dapat dengan mudah mempelajari mata

pelajaran lain, tetapi mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep

dan prinsip-prinsip kimia.  Hal ini disebabkan karakteristik konsep ilmu kimia

berbeda dengan konsep ilmu lainnya, sehingga cara mempelajarinya juga tidak

sama.   Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pendley, Bretz dan Novack

(1994:21) menunjukkan bahwa pada umumnya siswa cenderung belajar

dengan hafalan dari pada secara aktif mencari untuk membangun pemahaman

mereka sendiri terhadap konsep kimia tersebut.  Menurut Nakhleh (1992:18),

hal tersebut  menyebabkan sebagian besar konsep-konsep kimia masih

merupakan konsep yang abstrak bagi siswa, dan bahkan mereka tidak dapat

mengenali konsep-konsep kunci atau hubungan antarkonsep yang diperlukan

untuk memahami konsep tersebut.  Akibatnya, siswa tidak membangun

pemahaman konsep-konsep kimia yang fundamental pada awal mereka belajar

kimia. Ini disebabkan karena guru-guru kimia kurang mampu untuk

menerapkan model pembelajaran, metode mengajar atau pendekatan yang

4

Page 5: Tesis MGMP

sesuai dengan karakteristik mata pelajaran kimia atau dengan kata lain, hal ini

disebabkan karena rendahnya kompetensi pedagogik guru kimia.

Kompetensi pedagogik guru merupakan unsur yang sangat penting

dalam kegiatan pembelajaran. Kompetensi Pedagogik menurut Permendiknas

Nomor 16 Tahun 2007, adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola

proses pembelajaran peserta didik. Guru yang tidak memiliki kemampuan

pedagogik yang baik akan mengalami kesulitan untuk membuat siswa

memahami mata pelajaran yang diampunya

Pelaksanaan kegiatan MGMP adalah salah satu bentuk kegiatan yang

dapat dilakukan guru dalam rangka menyikapi kurangnya penguasaan terhadap

kompetensi pedagogik ini. MGMP tidak hanya sekedar lembaga musyawarah,

tetapi dapat dijadikan forum ilmiah sesama guru atau narasumber serta dapat

pula dijadikan lembaga supervisi teman sejawat.

Tomohon merupakan kota yang dijuluki sebagai kota pelajar karena

adanya lembaga-lembaga pendidikan yang cukup berkualitas, termasuk

adanya SMA-SMA yang cukup diperhitungkan. Data yang diperoleh oleh

peneliti dari Dinas Pendidikan kota Tomohon, kegiatan MGMP setiap mata

pelajaran rutin dilakukan setiap tahun, karena itu merupakan program tahunan

Dinas Pendidikan. Khusus untuk mata pelajaran kimia, telah terbentuk

pengurus MGMP dan mereka telah melakukan berbagai kegiatan dalam

rangka meningkatkan kompetensi guru termasuk kompetensi pedagogik guru

5

Page 6: Tesis MGMP

kimia. Akan tetapi berdasarkan pengamatan peneliti pada beberapa SMA yang

ada di Tomohon, kegiatan mata pelajaran kimia belum diajarkan sesuai

dengan karakteristik mata pelajaran kimia dan karakteristik siswa padahal

MGMP kimia rutin dilakukan baik secara rutin maupun sesuai kebutuhan pada

sepanjang tahun yang berjalan. Ini menunjukkan bahwa kompetensi

pedagogik sebagian guru kimia yang diamati oleh peneliti masih kurang dan

perlu ditingkatkan lagi melalui berbagai kegiatan pelatihan peningkatan

kompetensi pedagogik, serta mengoptimalkan program peningkatan

kompetensi pedagogik melalui wadah MGMP, selain itu masih ada satu orang

guru kimia yang belum berkualifikasi sarjana mengajar di salah satu SMA

swasta, beliau bergelar Diploma tiga, Akan tetapi, salah satu hal yang cukup

menghambat pelaksanaan kegiatan MGMP ini adalah perhatian dari instansi

yang terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan kota Tomohon belum sesuai

dengan apa yang diharapkan oleh para guru yang tergabung dalam MGMP.

Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas, maka peneliti yang

merupakan widyaiswara mata pelajaran kimia, tertarik untuk mengkaji tentang

upaya MGMP dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru kimia

SMA di kota Tomohon

B. Fokus Penelitian

Yang menjadi fokus di dalam penelitian ini adalah bagaimana

6

Page 7: Tesis MGMP

upaya MGMP dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru kimia

SMA di kota Tomohon

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian maka

permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensi

pedagogik guru kimia SMA di kota Tomohon?

2. Bagaimana implementasi MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensi

pedagogik guru kimia SMA di kota Tomohon?

3. Bagaimana pengawasan MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensi

pedagogik guru kimia SMA di kota Tomohon?

4. Bagaimana evaluasi MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensi

pedagogik guru kimia SMA di kota Tomohon?

D. Tujuan Penelitan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil kajian

dan deskripsi tentang upaya Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru kimia SMA di kota

Tomohon. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh hasil kajian dan deskripsi tentang:

1. Perencanaan MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik

guru kimia SMA di kota Tomohon

7

Page 8: Tesis MGMP

2. Implementasi MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik

guru kimia SMA di kota Tomohon

3. Pengawasan MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik

guru kimia SMA di kota Tomohon

4. Evaluasi MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru

kimia SMA di kota Tomohon

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi

pengembangan ilmu manajemen pendidikan lebih khusus konsep-

konsep pengembangan kompetensi guru terkait dengan pelaksanaan

MGMP.

b. Manfaat Praktis

1. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pemikiran bagi

semua pihak yang terkait dalam rangka menentukan pola pembinaan

yang tepat dalam rangka meningkatkan kompetensi guru

2. Memungkinkan adanya penelitian lebih lanjut oleh peneliti lainnya

untuk lebih menggali dan mengembangkan permasalahan yang diteliti.

8

Page 9: Tesis MGMP

BAB II

ACUAN TEORETIK

A. Konsep Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

MGMP adalah suatu wadah profesional guru mata pelajaran yang berada

pada suatu wilayah kabupaten/kota/kecamatan/sanggar/gugus sekolah. Ruang

lingkupnya meliputi guru mata pelajaran pada SMA Negeri dan Swasta, baik

yang berstatus PNS maupun Swasta dan atau guru tidak tetap/honorarium.

Tujuan diselenggarakannya MGMP, menurut Arif Achmad (2006:14)

ialah: pertama, untuk memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan

keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat evaluasi

program pembelajaran dalam rangka meningkatkan keyakinan diri sebagai

guru profesional; kedua, untuk menyatakan kemampuan dan kemahiran guru

dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat menunjang usaha

peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan; ketiga, untuk mendiskusikan

permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru dalam melaksanakan tugas

sehari-hari dan mencari solusi alternatif pemecahannya sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran masing-masing, guru, kondisi sekolah, dan

lingkungannya; keempat, untuk membantu guru memperoleh informasi teknis

edukatif yang berkaitan dengan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi,

kegiatan kurikulum, metodologi, dan sistem pengujian yang sesuai dengan

mata pelajaran yang bersangkutan; kelima, saling berbagi informasi dan

9

Page 10: Tesis MGMP

pengalaman dari hasil lokakarya, simposium, seminar, diklat, classroom action

research, referensi, dan lain-lain kegiatan profesional yang dibahas bersama-

sama; Keenam, mampu menjabarkan dan merumuskan agenda reformasi

sekolah (school reform), khususnya focus classroom reform, sehingga

berproses pada reorientasi pembelajaran yang efektif.

Sedangkan menurut Suleha (2007:25) tujuan dibentuknya MGMP

antara lain, (1) menumbuhkan kegairahan guru dalam meningkatkan

kemampuan dan keterampilan ketika mempersiapkan, melaksanakan, dan

mengevaluasi program pengajaran. (2) memeratakan kemampuan dan

kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat menunjang

usaha peningkatan pemerataan mutu pendidikan. (3) menampung segala

permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan

mencari penyelesaian yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, guru,

sekolah dan lingkungan. (4) membantu guru dalam upaya memenuhi

kebutuhannya yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. (5) membantu

guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan dengan kegiatan,

kebijaksanaan pengembangan kurikulum dan mata pelajaran yang

bersangkutan. (6) saling tukar informasi dan pengalaman dalam rangka

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan

metode dan teknik mengajar.

10

Page 11: Tesis MGMP

Menurut Achmad (2006:18-21), MGMP pun dituntut untuk berperan sebagai:

pertama, reformator, dalam classroom reform, terutama dalam reorientasi

pembelajaran efektif; kedua, mediator, dalam pengembangan dan peningkatan

kompetensi guru, terutama dalam pengembangan kurikulum dan sistem

pengujian; ketiga, supporting agency, dalam inovasi manajemen kelas dan

manajemen sekolah; keempat, collaborator, terhadap unit terkait dan

organisasi profesi yang relevan; kelima, evaluator dan developer school

reform dalam konteks MPMBS; dan terakhir, clinical dan academic

supervisor, dengan pendekatan penilaian appraisal.

Berdasarkan tujuan dan peran di atas, maka berikut ini adalah beberapa

fungsi yang diemban MGMP, Sapa'at (2006:45) yaitu: pertama, menyusun

program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek serta mengatur

jadwal dan tempat kegiatan secara rutin; kedua, memotivasi para guru untuk

mengikuti kegiatan MGMP secara rutin, baik di tingkat sekolah, wilayah,

maupun kota; ketiga, meningkatkan mutu kompetensi profesionalisme guru

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengujian/evaluasi pembelajaran di

kelas, sehingga mampu mengupayakan peningkatan dan pemerataan mutu

pendidikan di sekolah; Keempat, mengembangkan program layanan supervisi

akademik klinis yang berkaitan dengan pembelajaran yang efektif; Kelima,

mengembangkan silabus dan melakukan Analisis Materi Pelajaran (AMP),

Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), Satuan Pelajaran

11

Page 12: Tesis MGMP

(Satpel), dan Rencana Pembelajaran (RP); Keenam, mengupayakan lokakarya,

simposium dan sejenisnya atas dasar inovasi manajemen kelas, manajemen

pembelajaran efektif (seperti: PAKEM: Pendekatan Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan, joyful and quantum learning, hasil classroom action research,

hasil studi komparasi atau berbagai studi informasi dari berbagai nara sumber,

dan lain-lain.); Ketujuh, merumuskan model pembelajaran yang variatif dan

alat-alat peraga praktik pembelajaran program life skill, baik Broad Based

Education (BBE) maupun High Based Education (HBE); Kedelapan,

berpartisipasi aktif dalam kegiatan MGMP Propinsi dan AGMP nasional serta

berkolaborasi dengan MKKS dan sejenisnya secara kooperatif; Kesembilan,

melaporkan hasi kegiatan MGMP secara rutin setiap semester kepada Dinas

Pendidikan Kota

Memberdayakan MGMP sebagai sebuah wadah profesionalisme guru

akan menjadi salah satu barometer keberhasilan pendidikan menengah

khususnya dan dunia pendidikan umumnya. Kiprahnya ditunggu oleh para

user, dinantikan kehadirannya oleh para guru, para siswa, seluruh orang tua

siswa, masyarakat, dan siapa saja yang peduli terhadap upaya mencerdaskan

kehidupan bangsa.

B. Kompetensi Guru

Kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab

guru merupakan sebagian dari kompetensi guru. Moh Uzer Usman dan Lilies

12

Page 13: Tesis MGMP

Setiawati (2000:7) mengemukakan tiga tugas guru sebagai profesi meliputi

mendidik, mengajar dan melatih. (a) mendidik berarti meneruskan dan

mengembangkan nilai-nilai hidup, (b) mengajar berarti meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, (c) melatih berarti mengembangkan

keterampilan-keterampilan pada siswa. Mohamad Ali (1982:4-7)

mengemukakan tiga macam tugas utama guru, yakni (a) merencanakan tujuan

proses belajar mengajar, bahan pelajaran, proses belajar mengajar yang efektif

dan efisien, menggunakan alat ukur untuk mencapai tujuan pengajaran

tercapai atau tidak, (b) melaksanakan pengajaran, (c) memberikan balikan

(umpan balik).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat penulis

simpulkan tentang tugas guru yaitu (a) tugas pengajaran, bimbingan dan

latihan kepada siswa, (b) pengembangan profesi guru, (c) pengabdian

masyarakat.

Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang

guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu.

Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi

pedagogik guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak

dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan

baik.

13

Page 14: Tesis MGMP

Menurut Mc. Load  dalam Moh Uzer Usman (2000:14) pengertian

dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.

Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Sedang yang dimaksud

dengan kompetensi guru (teacher competency) merupakan kemampuan

seorang guru dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab dan

layak. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru

merupakan kemampuan  guru dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai

pengajar yang dilakukan secara bertanggung jawab dan layak.

Glasser dalam Nana Sudjana (1989:69) mengemukakan empat jenis

kompetensi tenaga pengajar, yakni (a) mempunyai pengetahuan belajar dan

tingkah laku manusia, (b) menguasai bidang ilmu yang dibinanya,

(c) memiliki sikap yang tepat tentang dirinya sendiri dan teman sejawat serta

bidang ilmunya, (d)  keterampilan mengajar. Sardiman (1994:161-177)

mengemukakan  kompetensi guru yaitu (a) menguasai bahan yang akan

diajarkan, (b) mengelola program belajar mengajar, (c) mengelola kelas, (d)

menggunakan media/sumber, (e) menguasai landasan pendidikan, (f) memberi

prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, (g) mengenal fungsi dan

program bimbingan dan penyuluhan di sekolah, (h) mengenal dan

menyelenggarakan administrasi sekolah, dan (i) memahami prinsip-prinsip

dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

14

Page 15: Tesis MGMP

Sementara itu Moh Uzer Usman dan Lilies Setiawati (2000:17)  memberikan

rincian sebagai kompetensi guru sebagai berikut:

1. Kompetensi Pribadi yang   meliputi: a. Mengembangkan kepribadian

1) bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa2) berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa  

Pancasila3) mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan

guru b. Berinteraksi dan berkomunikasi

1) berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional

2) berinteraksi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan c.  Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

1) membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar2) membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus

d.  Melaksanakan administrasi sekolah1) mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah2) melaksanakan kegiatan administrasi sekolah

e.  Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran1) mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah2) melaksanakan penelitian sederhana

2.  Kompetensi Profesional yang meliputi: a. Menguasai landasan kependidikan

1) mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional

2) mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat3) mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat

dimanfaatkan dalam proses  belajar mengajar b.  Menguasai bahan pengajaran

1) menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah

2) menguasai bahan pengayaan c. Menyusun program pengajaran

1) menetapkan tujuan pembelajaran2) memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran3) memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar4) memilih dan mengembangkan media pengajaran5) memilihi dan memanfaatkan sumber belajar

d.  Melaksanakan program pengajaran

15

Page 16: Tesis MGMP

1) menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat2) mengatur ruangan belajar3) mengelola interaksi belajar mengajar4) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan,

yaitu :

a) menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaranb) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

 Menurut PP No. 74 tahun 2008 pasal 3, kompetensi guru meliputi:

Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang kurangnya meliputi:

a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikanb) pemahaman terhadap peserta didikc) pengembangan kurikulum atau silabusd) perancangan pembelajarane) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogisf) pemanfaatan teknologi pembelajaran;g) evaluasi hasil belajar; danh) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.2) Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadian

yang:a) beriman dan bertakwab) berakhlak muliac) arif dan bijaksanad) demokratise) mantapf) berwibawag) stabilh) dewasai) jujurj) sportifk) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakatl) secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; danm) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

16

Page 17: Tesis MGMP

3) Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk:

a) berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun;b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional;c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik;

d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; dan

e) menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.4) Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam

menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:

a) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan

b) konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Berdasarkan paparan masing-masing ahli dapatlah peneliti simpulkan

tentang kompetensi guru yang berkaitan dengan tugas mengajar  yaitu:

1.      Kompetensi guru dalam melaksanakan bimbingan belajar

2.      Kompetensi guru dalam melakukan administrasi pembelajaran.

3.      Kompetensi guru dalam menguasai bahan/materi pelajaran.

4.      Kompetensi guru dalam menyusun program pengajaran

5.       Kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran

6.       Kompetensi guru dalam menguasai evaluasi pembelajaran.

  Guru yang berkompetensi tidak hanya tahu akan tugas, peranan dan

kompetensinya. Namun dapat melaksanakan apa-apa yang menjadi tugas dan

17

Page 18: Tesis MGMP

perannya, dan selalu meningkatkan kompetensinya agar tercapai kondisi

proses belajar mengajar yang efektif dan tercapai tujuan belajar secara

optimal.

Sehubungan  dengan  pentingnya  guru memiliki kompetensi,

diungkapkan oleh N. A. Ametembun dalam Syaiful Bakri Djamarah

(1994:33): “Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab

terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal,

baik disekolah maupun di luar sekolah, ini berarti seorang guru minimal

memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam

nejalankan tugas. Untuk itu seorang guru perlu memiliki kepribadian,

menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar sebagai dasar

kompetensi. Bila guru tidak memiliki kepribadian, tidak menguasai bahan

pelajaran dan cara-cara mengajar, maka guru akan gagal menunaikan

tugasnya, sebelum berbuat lebih banyak dalam pendidikan dan pengajaran.

Oleh karena itu, kompetensi mutlak dimiliki guru sebagai kemampuan,

kecakapan atau keterampilan dalam mengelola kegiatan pendidikan. Dengan

demikian kompetensi guru berarti pemilikan pengetahuan keguruan, dan

pemilikan keterampilan serta kemampuan sebagai guru dalam melaksanakan

tugasnya.”.

18

Page 19: Tesis MGMP

Moh. Uzer Usman dan Lilies Setiawati (2000:13)  merinci akan hakikat

guru yang dapat melandasi perencanaan dan pelaksanan program belajar

mengajar sebagai berikut

1. Guru merupakan agen pembaruan

2. Guru berperan sebagai pemimpin dan pendukung nilai-nilai  

masyarakat

3. Guru sebagai fasilitator, memungkinkan tercapainya kondisi yang baik

bagi subyek didik untuk belajar

4. Guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar subyek didik

5. Pendidik tenaga kependidikan dituntut untuk menjadi contoh dalam

mengelola proses belajar mengajar bagi calon guru yang menjadi

subyek didiknya

6. Guru bertanggung jawab secara profesional untuk terus menerus

meningkatkan kemampuannya

7. Guru menjunjung kode etik profesional

C. Kompetensi Pedagogik Guru

Bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada

anak atau orang lain yang belum dewasa, disebut pendidikan (pedagogik)

Pedagogik merupakan suatu usaha yang dijalankan oleh seseorang atau

sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompopk orang

19

Page 20: Tesis MGMP

lain menjadi dewasa atau tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi

(Gusti 2007:5).

Dalam bentuk lain, pedagogik itu dipandang sebagai suatu proses atau

aktifitas yang bertujuan agar tingkah laku manusia mengalami proses tersebut

mendapat perubahan. Tingkah laku seseorang adalah setiap respons yang dapat

dilihat atau diperlihatkan oleh orang lain Disamping itu pedagogik juga

merupakan suatu ilmu, sehingga orang menyebutnya ilmu pedagogik. Ilmu

pedagogik adalah ilmu yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan

dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain seperti tujuan

pendidikan, alat pendidikan, cara melaksanakan pendidikan, anak didik,

pendidik dan sebagainya.

Pedagogik termasuk ilmu yang sifatnya teoretis dan praktis. Oleh

karena itu pedagogik banyak berhubungan dengan ilmu-ilmu lain seperti: ilmu

sosial, ilmu psikologi, psikologi belajar, metodologi pengajaran, sosiologi,

filsafat dan lainya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang

Guru, dinyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan

pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan

pembelajaran yang mendidik. Pemahaman tentang peserta didik meliputi

pemahaman tentang psikologi perkembangan anak, sedangkan pembelajaran

yang mendidik meliputi kemampuan merancang pembelajaran,

20

Page 21: Tesis MGMP

mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran,

dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Menurut Peraturan Pemerintah

ini, bahwasanya kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru

dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya

meliputi:

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. guru memiliki latar

belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara

akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan

pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya

memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek

yang dibina. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman

dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Secara otentik kedua hal

tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian

mengajar (akta mengajar) dari lembaga pendidikan yang diakreditasi

pemerintah

b. Pemahaman terhadap peserta didik. Guru memiliki pemahaman akan

psikologi perkembangan anak, sehingga mengetahui dengan benar

pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Guru dapat

membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami

anak. Selain itu, Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap

latar belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-

21

Page 22: Tesis MGMP

problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan

yang tepat.

c. Pengembangan kurikulum/silabus. Guru memiliki kemampuan

mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan

dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.

d. Perancangan pembelajaran. Guru memiliki kemampuan merencanakan

sistem pembelajaran yang memanfaatkan sumber daya yang ada.

Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat

direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang

kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Guru

menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan

menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat

mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan

dikembangkan

f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran. Dalam menyelenggarakan

pembelajaran, guru menggunakan teknologi sebagai media.

Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan

menggunakan teknologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi

dengan menggunakan teknologi.

22

Page 23: Tesis MGMP

g. Evaluasi hasil belajar. Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi

pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil

belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru

harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran

dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat.h.      

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya. Guru memiliki kemampuan untuk

membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali

potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang

dimiliki.

D. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian-penelitian yang terkait dengan penelitian ini antara lain

penelitian yang dilakukan oleh Maya Nurhayati (2004) yang berjudul

Peranan MGMP PKn Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru PKn di

Sekolah (Studi deskriptif analitis terhadap guru peserta MGMP PKn wilayah

Bandung selatan).

Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa penyelenggaraan MGMP

dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para

pesertanya. Di samping itu, MGMP juga merupakan sarana untuk

menyamakan persepsi tentang materi pembelajaran, membahas masalah-

masalah yang dihadapi oleh para guru dalam melaksanakan tugasnya,

23

Page 24: Tesis MGMP

kemudian dicarikan solusinya menurut kesepakatan bersama dari para peserta

MGMP.

Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa penyelenggaraan

MGMP PKn di wilayah Bandung selatan belum tercapai sepenuhnya. Dalam

kesiapan administrasi guru, sekalipun hasil pengembangan program sudah ada

penyederhaan, namun kegiatan guru PKn di lapangan masih ada yang belum

melengkapi administrasi kesiapan untuk mengajar. Dalam penggunaan media

atu sumber pembelajaran, para guru masih jarang menggunakan media atau

sumber lain selain buku teks dan LKS. Dalam melaksanakan evaluasi para

guru juga belum sepenuhnya melaksanakan prosedur evaluasi, masih ada guru

yang tidak melakukan analisis butir soal, menilai kurang objektif dan jarang

pula mengadakan pengayaan. Hambatan yang dihadapi dalam

penyelenggaraan kegiatan MGMP ini menyangkut masalah dana, nara sumber,

sarana prasarana dan sikap dari para pesertanya. Namun semua kendala ini

dapat diatasi, sehingga kegiatan MGMP dapat berjalan dengan lancar. MGMP

ini merupakan sarana yang paling mudah dilaksanakan dalam upaya

meningkatkan profesionalisme guru PKn, karena sifanya yang dari, oleh dan

untuk guru.

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti

adalah fokus penelitiannya terkait dengan upaya MGMP dalam meningkatkan

kompetensi guru, metodenya juga sama yaitu kualitatif perbedaannya adalah

24

Page 25: Tesis MGMP

mata pelajarannya, lokasi penelitian serta apek kompetensi guru yang diteliti

Penelitian yang dilakukan oleh: Ani Uslimah (2004) yang berjudul

Evaluasi Program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Biologi SMA

di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) program

MGMP biologi relevan dengan kebutuhan peserta; (2) 75% peserta adalah

guru SMA Negeri, 25% Guru SMA Swasta, dan 75% PNS, 25 % guru

bantu/GTT; (3) tingkat relevansi materi program MGMP dalam kategori tinggi

sebesar 70%; (4) ketersediaan sarana penunjang dalam kategori kurang baik

50%; (5) kesiapan pengelola program maupun peserta dalam keadaan baik; (6)

tingkat partisipasi pserta dalam kategori baik (70%-80%); (7) kualitas

pelaksanaan program dalam kategori baik sebesar 70% dan secara fungsional

pelakasana program adalah pengurus beserta anggota MGMP itu sendiri; (8)

manfaat program kegiatan MGMP bagi guru biologi dalam kategori baik

sebesar 60%; (9) menurut persepsi siswa, secara umum tingkat keterampilan

mengajar guru biologi setelah mengikuti MGMP dalam kategori cukup baik;

dan (10) hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan program yang utama

adalan kurangnya sarana pendukung kegiatan yang tersedia di sanggar.

Relevansi antara penelitian ini dengan yang diteliti oleh peneliti adalah

focus penelitiannya sama yaitu terkait dengan MGMP akan tetapi berbeda

dalam hal perumusan masalah, lokasi penelitian, mata pelajaran serta

metodologi penelitian.

25

Page 26: Tesis MGMP

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan yang digunakan

Penelitian ini menggunakan metode naturalistic inquary dimana

penelitian dilakukan dalam situasi yang alami terhadap berbagai hal yang

berkaitan dengan fokus penelitian. Data yang akan dikumpulkan tidak

bersifat numerik tetapi bersifat kualitatif dan tidak menggunakan alat ukur.

Data yang dikumpulkan adalah data spesifik dan mendetail untuk menemukan

kategori-kategori, pola-pola dan saling keterkaitannya yang mungkin dapat

dikembangkan sebagai teori.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif. Moleong (2000:1) mengemukakan bahwa prosedur

pendekatan kualitatif menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati.

Pendekatan ini mengutamakan penguraian fenomena-fenomena yang

diamati dalam konteks makna yang melingkupi suatu realita,berlangsung

secara natural (alami), data yang dikumpulkan adalah data deskriptif, yang

26

Page 27: Tesis MGMP

lebih mengutamakan proses dari pada hasil serta menggunakan analisis data

secara induktif.

B. Instrumen penelitian

Peneliti dengan atau tanpa bantuan orang lain merupakan instrument

(alat) pengumpul data utama. Peneliti juga menggunakan beberapa instrumen

penunjang seperti catatan lapangan (field note), tape recorder, kamera foto

yang memudahkan peneliti di dalam mengumpulkan, menganalisa dan

memahami informasi yang di peroleh dari berbagai sumber dilapangan.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan

orang-orang yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Informan dalam

penelitian ini adalah guru-guru kimia, kepala sekolah, siswa-siswa dan

pimpinan dinas pendidikan kota Tomohon, staf dinas pendidikan yang terkait

dengan kegiatan MGMP, selebihnya adalah data-data tambahan seperti

sumber-sumber tertulis berupa buku, journal pendidikan, arsip, dokumen

pribadi dan dokumen resmi serta foto dan data statistik.

Peneliti melakukan beberapa langkah dalam rangka mendapatkan

berbagai data yang berkaitan dengan fokus penelitian sebagai berikut:

27

Page 28: Tesis MGMP

1. Membaca dan mengkaji berbagai referensi yang berhubungan dengan

fokus penelitan sebelum dan sesudah melaksanakan seminar proposal

penelitian dengan masukkan dan arahan dari para pembimbing.

2. Setelah melakukan seminar proposal penelitian, peneliti meminta surat

pengangkatan pembimbing kepada yang berwenang dalam hal ini Direktur

Pascasarjana UNIMA untuk mendapatkan pembimbing yang akan

membimbing peneliti dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan

dengan penelitian serta surat pengantar untuk melakukan survey /penelitian

lapangan

3. Mencari dan menggali berbagai dokumen dan statistik yang ada di SMA-

SMA maupun di dinas pendidikan kota Tomohon yang berkaitan dengan

fokus penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara-

cara sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan.

Margono (2003:158) mendefinisikan observasi sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap gejala/fenomena yang tampak pada

objek penelitian. Observasi yang dilakukan adalah observasi lapangan secara

terbuka., karena Gay dan Airasian, (2000:10) mengemukakan bahwa

28

Page 29: Tesis MGMP

observasi terbuka merupakan observasi yang diketahui oleh obyek yang

diteliti dan mereka mengijinkan peneliti untuk mengobservasi berbagai

kegiatan yang dilakukan sesuai dengan fokus penelitian Selain itu jenis

observasi lain yang dilakukan adalah observasi langsung dan observasi tidak

langsung. Selanjutnya Margono (2003:158) mengemukakan observasi

langsung adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan oleh peneliti

terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya persitiwa, sehingga

observer berada bersama objek yang diteliti. Observasi tidak langsung adalah

pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa

yang akan diselidiki misalnya melalui berbagai sumber seperti bahan-bahan

tulisan berupa dokumen, program dsb. Peneliti melakukan observasi ke lokasi

penelitian, diberbagai tempat yang menjadi lokasi kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh MGMP kimia di kota Tomohon, baik sebelum penelitian di

laksanakan maupun selama penelitian.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data sesuai dengan fokus

penelitian. Langkah-langkah pokok yang dilakukan peneliti dalam kegiatan

wawancara seperti yang disarankan oleh Lincoln dan Guba (1995:270-271):

a. Menetapkan siapa yang diwawancarai

Pada saat memasuki lokasi penelitian peneliti akan menetapkan orang-

orang yang akan menjadi informan sebagai sumber data.

29

Page 30: Tesis MGMP

b. Menyiapkan pokok-pokok masalah

Setelah menetapkan siapa-siapa yang akan diwawancarai, peneliti

menyiapkan pokok-pokok masalah atau pertanyaan yang berkaitan dengan

fokus penelitian.

c. Membuka/mengawali alur pembicaraan

Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan serta penjelasan umum yang

berkaitan dengan apa yang penulis inginkan sesuai dengan fokus penelitian.

d. Melangsungkan arus pembicaraan

Peneliti mengadakan wawancara dan selama wawancara berlangsung

peneliti meminta informan untuk memberikan jawaban yang jujur, obyektif

tulus dan ikhlas. Selama wawancara berlangsung peneliti kadang-kadang

meminta informan untuk mengulang jawabannya dan mencatat pokok-pokok

jawaban..

e. Mengkonfirmasikan dan mengakhiri wawancara

Menjelang akhir wawancara peneliti mengonfirmasikan kepada informan

jawaban-jawaban yang mereka berikan untuk mengoreksi jika peneliti salah

mencatat pokok-pokok jawaban yang mereka berikan atau menambah

beberapa hal yang penting atau terlewati.

f. Menuliskan hasil wawancara

Peneliti menulis pokok pokok jawaban pada buku catatan lapangan.

Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan alat bantu tape recorder.

30

Page 31: Tesis MGMP

g. Tindak lanjut (follow up)

Tindak lanjut hasil wawancara adalah melakukan uji keabsahan data.

3. Studi dokumentasi

Dokumentasi berupa foto atau bahan-bahan tulisan berupa dokumen

atau catatan penting baik secara perorangan maupun dari dinas pendidikan

kota Tomohon, sekolah-sekolah yang berkaitan dengan fokus penelitan

untuk melengkapi data hasil observasi dan wawancara.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengurutan data,

mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar

sehingga dapat memudahkan untuk menemukan tema dan dapat dirumuskan

ide kerja seperti yang disarankan oleh data, Moleong (1989:103). Dalam

penelitian ini peneliti melakukan proses analisis data dimulai sejak

pengumpulan data dilaksanakan dan setelah semua data terkumpul.

Data yang diperoleh dari berbagai sumber melalui observasi,

wawancara, dan dokumen dibaca, dipelajari dan ditelaah kemudian dianalisis

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mereduksi data

Data yang diperoleh direduksi dengan cara membuat merangkumnya

dalam bentuk abstraksi. Abstraksi adalah rangkuman mengenai hal-hal pokok,

proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada

31

Page 32: Tesis MGMP

didalamnya. Data yang masih mentah perlu dimatangkan melalui pola,

kategori dan dibuat sistematikanya. Langkah-langkah yang akan dilakukan

setelah semua data terkumpul adalah:

a. Pengorganisasian data dimana data dirapikan dengan menyusunnya secara

sistematis, cermat, dan repi sesuai esensi. Semua data yang diperoleh

dibagi menjadi satuan informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian.

b. Penyortiran data untuk memudahkan dalam memilah-milah data penulis

membuat kartu-kartu kecil, menulis setiap kartu dengan kata-kata yang

jelas sehingga mudah dipahami dan maknanya lebih jelas. Hal ini

membantu memudahkan peneliti dalam memberikan kode (coding) pola

setiap aspek.

c. Pengkategorian data yang dilakukan setelah data disortir dan dipolakan

maka langkah selanjutnya adalah mengkategorikan yaitu mengelompokkan

kartu-kartu yang telah dibuat ke dalam bagian-bagian isi yang saling

berkaitan. Setelah semua data terkategori peneliti meneliti kembali seluruh

kategori untuk menjaga agar tidak ada lagi kategori yang terlupakan.

2. Display data

Peneliti menampilkan data secara sederhana dalam bentuk tabel, grafik

kartu agar lebih mudah dipahami dan diperoleh gambaran keseluruhan atau

bagian dari penelitian.

3. Pengecekan keabsahan data.

32

Page 33: Tesis MGMP

Untuk menguji kebenaran (keabsahan) data, peneliti akan melakukan

teknik triangulasi. Adapun teknik triangulasi yang dilakukan oleh peneliti

adalah:

a. Triangulasi sumber: Data atau informasi yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan informan ditanyakan lagi kepada informan yang lain,

dibandingkan dengan hasil observasi atau dibandingkan dengan data

berbagai dokumen yang berkaitan dengan data tersebut, Patton (Moleong,

1989:178)

b. Triangulasi metode: Data atau informasi yang diperoleh dengan dari hasil

wawancara diuji dengan hasil pengamatan langsung (observasi) terhadap

kondisi yang ada dilapangan termasuk mengamati berbagai dokumen

maupun data statistik yang dibutuhkan, Hamidi (2004:83)

c. Triangulasi situasi: Data yang diperoleh dari informan pada saat

diwawancarai sendirian dibandingkan dengan data yang diperoleh dari

informan tersebut pada saat dia bersama-sama dengan orang lain. Peneliti

mewancarai informan yang sama pada keadaan dan kondisi yang berbeda

Hamidi (2004:83)

d. Penafsiran data merupakan proses yang akan dilakukan secara bersamaan

dengan analisis data. Penafsiran (interpretasi) data didasarkan pada

hubungan-hubungan, aspek-aspek umum,pertalian antara satuan-satuan

33

Page 34: Tesis MGMP

informasi, kategori-kategori dan pola setiap aspek Gay dan Airasian,

(2000:272)

e. Pengambilan keputusan

Setelah melakukan pemeriksahan keabsahan data, analisis data dan

penafsiran data, selanjutnya peneliti menarik kesimpulan sebagai hasil

penelitian.

Bagan 1. Proses Analisis Data

Cat : Penafsiran data dilakukan selama proses analisis data

34

T

R

I

A

N

G

U

L

A

S

I

PENGUMPULAN DATA

REDUKSI DATA- Mengorganisasi

Data- Menyortir daya- Mengkategori

data

PAPARAN / DISPLAY DATA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEMENTARA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PROSES

ANALISIS

Page 35: Tesis MGMP

Sumber: Miles dan Huberman ( 1992:37)

BAB IV

PAPARAN DATA, TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Paparan Data MGMP Kimia Kota Tomohon

a. Sejarah Singkat MGMP Kimia Kota Tomohon

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kimia kota Tomohon

berdiri setelah kota Tomohon menjadi kota definitif pada tanggal 27 Januari

2006. Dalam sejarahnya, Pengurus MGMP kimia kota Tomohon telah

mengalami dua kali pergantian dan pengurusnya dipilih dari 18 guru kimia

yang berasal dari 9 sekolah menengah atas baik negeri maupun swasta yang

ada di kota ini. Pengurus MGMP yang ada saat ini terbentuk pada tahun 2006

Adapun struktur organisasi pengurus MGMP Kimia kota Tomohon adalah

sebagai berikut:

35

KOOR. Pengembangan Profesi Guru

Dra. Agustine Gonie

KETUAG.E.S. Tumiwa, S. Pd

SEKRETARISRoyke Rau, S. Pd

BENDAHARAFerly Rau, S. Pd

KOOR.Pembinaan Bakat Dan Minat Siswa

Maxi Awondatu, S. Pd

KOOR.Pengembangan Media

dan Bahan Ajar

Adri S. Mamoto, S. Pd

Page 36: Tesis MGMP

Bagan 2. Struktur organisasi MGMP kimia kota Tomohon

Sumber: Pengurus MGMP Kota Tomohon

b. Visi , Misi dan Strategi MGMP Kimia Kota Tomohon

 1) Visi

Menjadikan MGMP kimia sebagai wadah pemberdayaan dan pengembangan

profesi guru kimia SMA di kota Tomohon

2) Misia) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi tugas dan fungsi organisasi

b) Meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan sikap profesional guru

dalam mengelola pembelajaran yang efektif, inovatif dan kreatif

c) Meningkatkan kemampuan guru kimia dalam mengembangkan media

pembelajaran dan bahan ajar.

d) Meningkatkan minat, kreativitas, kompetensi siswa dalam mata

pelajaran kimia.

3) Strategi

a) membangun struktur organisasi yang solid dan akuntabel

b) menyusun program kerja yang dapat dilaksanakan secara

berkesinambungan.

36

Page 37: Tesis MGMP

c) melaksanakan program kerja secara efektif dan efisien dengan

mensinergikan semua potensi, baik internal maupun eksternal.

d) membangun motivasi guru untuk berperan aktif dalam kegiatan

organisasi

e) mengevaluasi pelaksanaan program kerja secara periodik.

f) mengembangkan sistem informasi dan komunikasi serta dokumentasi

yang handal.

g) mengembangkan wawasan kependidikan dan keilmuan melalui forum-

forum ilmiah.

h) menyelenggarakan pelatihan, penataran atau workshop pengembangan

perangkat pembelajaran dan penilaian.

i) menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan media pembelajaran

dan bahan ajar.

j) menyelenggarakan pembinaan minat, kreativitas dan kompetensi siswa

dalam mata pelajaran kimia

k) membangun kerjasama saling menguntungkan dengan lembaga lain.

2. Paparan Data Sesuai Dengan Rumusan Masalah

a. Perencanaan MGMP Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Kimia SMA Di Kota Tomohon

Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan

37

Page 38: Tesis MGMP

perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka

waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun, yang

lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan

mudah dan tepat sasaran.

Berdasarkan hasil wawancara para guru yang tergabung dalam MGMP

Kimia kota Tomohon melakukan langkah-langkah perencanaan untuk berbagai

kegiatan antara lain: dengan melibatkan semua guru kimia yang menjadi

pengurus maupun anggota MGMP, mengevaluasi hasil kegiatan MGMP pada

periode sebelumnya, mengumpulkan informasi/data dari seluruh guru Kimia

menyangkut permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh mereka dalam

kegiatan pembelajaran, berbagai fasilitas penunjang pembelajaran kimia yang

ada di sekolah masing serta berbagai kemampuan yang mereka miliki yang

dapat membantu sesama guru kimia dalam proses pembelajaran Kimia,

melakukan rencana kegiatan untuk pengembangan kompetensi pedagogik guru

kimia, menyusun rencana strategi pelaksanaan kegiatan.program, rencana

pelaksanaan kegiatan MGMP, jadwal kegiatan MGMP, rencana sumber dana

yang dibutuhkan, rencana kegiatan evaluasi dan rencana tindak lanjut hasil

kegiatan pengembangan kompetensi pedagogik guru Kimia.

Berikut ini wawancara dengan beberapa informan tentang perencanaan

kegiatan MGMP Kimia kota Tomohon.

Wawancara dengan ketua MGMP:

38

Page 39: Tesis MGMP

“Perencanaan kegiatan MGMP dilaksanakan sesudah pengurus MGMP terbentuk, dalam kegiatan perencanaan semua guru yang tergabung dalam MGMP Kimia kota Tomohon terlibat. Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi hasil kepengurusan sebelumnya menyangkut berbagai keberhasilan prooram yang dicapai maupun belum dicapai serta berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi. Selanjutnya semua guru dimintakan berbagai informasi tentang berbagai permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar kimia di sekolah masing-masing, dan dimintakan juga berbagai informasi terbaru tentang fasilitas pembelajaran yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar kimia serta kemampuan penunjang yang dimiliki masing-masing guru seperti kemampuanmenggunakan alat-alat teknologi informasi seperti komputer, LCD dan internet yang nantinya bisa diberdayakan untuk membantu sesama guru kimia. Dalam proses pembelajaran.’(W01)

Hal senada ungkapkan oleh sekretaris MGMP:

“Kami melakukan kegiatan perencanaan sesudah kepengurusan MGMP terbentuk, semua guru kimia terlibat karena guru kimia yang ada di kota ini tidak terlalu banyak hanya 18 orang. Dalam pertemuan perdana kami mengevaluasi berbagai kekurangan dan kelebihan dari program kepengurusan sebelumnya, apa yang telah dicapai dan apa yang belum, kemudian masing-masing guru kimia dimintakan berbagai masukan tentang permasalahan-permasalahan terkait kegiatan pembelajaran kimia di sekolah masing, kemampuan-kemampuan tambahan yang dimiliki guru seperti kemampuan menggunakan alat-alat multi media termasuk internet serta perkembangan fasilitas yang ada di sekolah masing-masing yang dapat menunjang program kerja yang nantinya akan disusun untuk nantinya memudahkan dalam penyusunan rencana program MGMP.”(W02).

Pernyataan yang ini didukung oleh beberapa guru yang merupakan

anggota MGMP:

“Perencanaan dimulai dengan melibatkan seluruh guru kimia yang berjumlah 18 orang. Kegiatan ini dimulai setelah pengurus MGMP dibentuk dan disitu kami berdiskusi dan berbagi informasi tentang berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah masing-masing, potensi yang dimiliki setiap guru serta potensi yang dimiliki oleh setiap sekolah.” (W03)

39

Page 40: Tesis MGMP

“Perencanaan kegiatan MGMP melibatkan semua guru kimia serta dalam kegiatan perencanaan kami dimintakan informasi tentanng permasalahan-permasalahan yang dialami dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah masing-masing, sarana dan prasarana yang ada di sekolah yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar kimia serta kompetensi-kompetensi lain yang dimiliki oleh setiap guru yang dapat menunjang proses belajar mengajar kimia yang nantinya dapat dibagikan kepada guru-guru lain.” (W04).

Terkait dengan melakukan rencana kegiatan untuk pengembangan

kompetensi pedagogik guru kimia, MGMP menyusun rencana strategi

pelaksanaan kegiatan., rencana pelaksanaan kegiatan MGMP, tempat dan

jadwal kegiatan MGMP, rencana sumber dana yang dibutuhkan, rencana

kegiatan evaluasi dan rencana tindak lanjut hasil kegiatan pengembangan

kompetensi pedagogik guru Kimia, berikut adalah wawancara dengan

beberapa informan

Wawancara dengan bendahara MGMP:

“Kami membuat rencana program jangka panjang atau 5 tahun sesuai dengan masa kepengurusan MGMP dan rencana jangka pendek atau rencana tahunan. Rencana program jangka pendek mengacu dari rencana jangka panjang yang dibuat. Rencana program tersebut diprioritaskan pada berbagai hal benar-benar dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi guru di antaranya kompetensi pedagogik. Selanjutnya kami merencanakan strategi pelaksanaan program, Rencana program yang dibuat disesuaikan dengan kalender kerja pendidikan kota Tomohon. Program-program yang dibuat juga sesuaikan dengan dana, karena dana bantuan hanya kami dapat kalau ada proyek kegiatan MGMP dari LPMP provinsi Sulawesi Utara dari sekolah masing-masing dan bahkan dari kantong kami sendiri, selanjutnya kami melakukan perencanaan untuk mengevaluasi kegiatan yang akan kami lakukan dan rencana tindak lanjut hasil evaluasi kegiatan ” ( W05)

40

Page 41: Tesis MGMP

Hal senada dinyatakan oleh ketua MGMP:

“Dalam kegiatan perencanaan, menyusun rencana strategi pelaksanaan kegiatan.program, rencana pelaksanaan kegiatan MGMP, tempat dan jadwal kegiatan MGMP, rencana sumber dana yang dibutuhkan, rencana kegiatan evaluasi dan rencana tindak lanjut hasil kegiatan pengembangan kompetensi pedagogik guru Kimia.. kami membuat rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka pendek yang kami buat mengacu dari rencana jangka panjang.. Rencana kegiatan ini kami buat dan kami disesuaikan dengan kalender kerja pendidikan kota Tomohon . Ada kegiatan-kegiatan yang dibuat secara rutin ada yang sesuai kebutuhan.Rencana kegiatan juga kami sesuaikan dengan dengan dana yang tersedia. Untuk dana kami mendapatkannya dari proyek MGMP dari LPMP provinsi Sulawesi Utara, dari sekolah kami masing-masing dan dari seluruh anggota MGMP.” (W06).

Informasi ini dikuatkan oleh seorang anggota MGMP:

“Dalam perencanaan kegiatan MGMP kami menyusun rencana strategi pelaksanaan kegiatan.program, rencana pelaksanaan kegiatan MGMP, jadwal kegiatan MGMP, rencana kegiatan evaluasi dan rencana tindak lanjut hasil kegiatan pengembangan kompetensi pedagogik guru Kimia.Kami membuat rencana jangka pendek dan jangka pangjang dan disesuaikan dengan kalender pendidikan kota Tomohon dan dana yang tersedia. Dana kegiatan MGMP kami dapat dari pemerintah melalaui LPMP provinsi Sulawesi Utara, dari sekolah masing-masing dan dari kami guru-guru kimia yang ada di kota Tomohon.”(W07).

Dari studi dokumentasi peneliti mendapatkan rencana program jangka

pendek MGMP Kimia kota Tomohon dan rencana program dibuat sesuai

bidang-bidang yang ada dalam organisasi ini, seperti pada tabel di bawah ini:

NO. BIDANG KEGIATAN WAKTU

1 Organisasi1. Penyusunan Program Kerja MGMP Agustus 08

41

Page 42: Tesis MGMP

2 Pengembangan Profesi Guru

1. Diskusi Implementasi Silabus pada Pembelajaran Kimia SMA

28 Sept. 08

2. Revisi perangkat pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran

efektif

30 Des 08

3. Pelatihan Pengembangan Instrumen Penilaian dan Analisis Butir Soal

25 Jan. 09

4. Pendalaman Materi RutinSetiap bulan

sekali

3Pembinaan Minat, Bakat Dan Kreativitas Siswa

2. Layanan Pengembangan Potensi Insidentil

1. Kompetisi Kimia SMA 2008/2009 Juli 2009

3. Konsultasi Belajar Insidentil

4Pengembangan Media Dan Bahan Ajar

1. Pengembangan Bahan Ajar Jan s.d Jun2009

2. Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Kimia

Januari 2009

5 Lain-Lain

1. Evaluasi kegiatan Setiap kegiatandan

setiap semester dan setiap tahun

2.. Studi banding dan Rekreasi kegiatan Insidentil

Tabel. 1. Program kerja MGMP kota Tomohon

Sumber: Pengurus MGMP Kimia kota Tomohon

b. Implementasi MGMP Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Kimia SMA Di Kota Tomohon

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan MGMP dari studi dokumentasi

dan observasi peneliti menemukan kegiatan-kegiatan dalam meningkatkan

kompetensi pedagogik guru kimia yang telah dilaksanakan antara lain:

1) Diskusi Implementasi Silabus Kimia SMA

2) Revisi perangkat pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran

efektif

42

Page 43: Tesis MGMP

3) Pelatihan pengembangan instrumen penilaian dan analisis butir soal

4) Pendalaman Materi Kimia

5) Pengembangan Bahan Ajar

6) Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Kimia

Kegiatan MGMP dilaksanakan berpindah-pindah dari satu sekolah ke

sekolah lainnya, tidak pernah hanya di satu tempat. Ini disesesuaikan dengan

jenis kegiatan, kebutuhan dan sarana penunjang pembelajaran yang ada di

sekolah kalau kegiatannya memerlukan multi media dalam pembelajaran maka

dipilih sekolah yang memiliki fasilitas multimedia yang paling lengkap. Kalau

kegiatannya menyangkut praktikum laboratorium maka kegiatan dilaksanakan

di sekolah yang fasilitas laboratoiumnya paling lengkap.

Mayoritas kegiatan yang sudah dilaksanakan, dananya berasal dari

sekolah masing-masing dan dari peserta, hanya ada tiga kegiatan yang dananya

diperoleh dari pemerintah melalui LPMP provinsi yaitu: pelatihan

pengembangan instrumen penilaian dan analisis butir soal, pengembangan

bahan ajar dan pelatihan pengembangan media pembelajaran kimia. Setiap

Program dibuat proposal kegiatan yang sesuai dengan rencana kegiatan. Untuk

mendapatkan dana block grant dari pemerintah maka MGMP membuat

proposal untuk dikirimkan ke Dinas Pendidikan kota Tomohon, selanjutnya

proposal tersebut dikirim ke LPMP untuk di seleksi, jika proposal tersebut

43

Page 44: Tesis MGMP

lolos seleksi maka selanjutnya dana akan dikucurkan ke rekening MGMP

untuk membiayai program yang direncanakan pada proposal.

Dari hasil observasi peneliti menemukan bahwa beberapa kegiatan

tidak berjalan optimal karena minimnya dana. Berikut merupakan kutipan hasil

wawancara dengan beberapa informan

Wawancara dengan ketua MGMP:

“Dalam pelaksanaan program kegiatan untuk peningkatan kompetensi pedagogik guru kami upayakan dan laksanakan sesuai rencana program yang telah kami buat dan tempat pelaksanaannya bepindah-pindah di beberapa sekolah yang sesuai dengan jenis kegiatan dan sarana prasarana yang ada di sekolah tempat pelaksanaan kegiatan. Narasumber kegiatan-kegiatan kami sebagian besar dari kami dengan memberdayakan pengurus ataupun anggota MGMP yang telah menjadi instruktur atau punya kemampuan dalam menggunakan multi media dan teknologi informasi dan komunikasi. Kami mengundang narasumber dari perguruan tinggi atau LPMP jika ada proyek MGMP dari pemerintah. Dari sekian kegiatan yang kami buat hanya ada tiga kegiatan yang dananya kami peroleh dari pemerintah dan itupun dari pemerintah pusat, tidak ada dana dari pemerintah kota. Untuk mendapatkan dana dari pemerintah maka kami membuat proposal dan proposal itu dibawa ke Dinas Pendidikan kota Tomohon, selanjutnya proposal tersebut dikirim ke LPMP provinsi untuk diseleksi, jika propsal kami dianggap layak maka dana akan dikucurkan kerekening MGMP untuk membiayai program yang akan kami laksanakan”(W08)

Wawancara dengan sekretaris MGMP:

“Pelaksanaan program kegiatan untuk peningkatan kompetensi pedagogik guru kami sesuaikan dengan rencana program yang telah dibuat dan lokasi pelaksanaannya di beberapa sekolah yang sesuai dengan jenis kegiatan dan fasilitas yang ada di sekolah tersebut. Sejumlah kegiatan yang telah dilaksanakan hanya ada tiga kegiatan yang dananya kami peroleh dari pemerintah melalui LPMP provinsi.Untuk mendapatkan dana dari pemerintah maka kami membuat proposal dan proposal itu dibawa ke Dinas Pendidikan kota Tomohon, kemudian proposal tersebut dikirim ke LPMP provinsi untuk

44

Page 45: Tesis MGMP

periksa apakah layak atau tidak, jika proposal kami dianggap layak maka dana akan dikucurkan kerekening MGMP untuk membiayai berbagai program yang diajukan di dalam proposal tersebut. Selama ini kami tidak mendapatkan dana dari pemerintah kota. Kami juga menggunakan narasumber yang memiliki kompetensi yang layak dan sesuai dengan dana yang ada. Tapi sebagian besar narasumber untuk kegiatan-kegiatan ini adalah sesama pengurus dan anggota MGMP yang punya kompetensi untuk itu.”(W09)

Kegiatan-kegiatan ini juga melibatkan semua guru Kimia yang ada dari

semua SMA di kota Tomohon. Kegiatan-kegiatan MGMP ini mendapatkan

dukungan dari sekolah: Di bawah ini merupakan kutipan hasil wawancara

dengan para informan

Wawancara dengan ketua MGMP:

“Kegiatan MGMP melibatkan semua guru Kimia yang ada serta pihak sekolah sangat mendukung kegiatan-kegiatan MGMP dengan memberikan dana untuk uang transport, uang konsumsi, alat tulis menulis (ATK) serta dana untuk mengkopi materi yang kami buat. Walapun dana itu masih kurang namun sangat membantu kami dalam pelaksanaan program-program MGMP. Sekolah juga mendukung dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan MGMP.”(W10)

Wawancara dengan seorang anggota MGMP:

“Kegiatan kami melibatkan semua guru kimia yang ada di kota Tomohon, Kepala sekolah mendukung kegiatan-kegiatan MGMP dengan memberikan dana yang kami butuhkan walaupun kurang mencukupi selain itu juga sekolah menyediakan tempat untuk kegiatan pertemuan sesuai dengan jenis kegiatan yang kami lakukan. ”(.W11)

Wawancara dengan beberapa kepala sekolah:

“Kami sangat mendukung kegiatan peningkatan kompetensi pedagogik guru termasuk guru kimia dan kami membantu sesuai dengan dana

45

Page 46: Tesis MGMP

yang kami miliki serta menyediakan lokasi untuk kegiatan-kegiatan MGMP tersebut.”( W12).

Pernyataan yang senada disampaikan oleh seorang kepala SMA Negeri

yang ada di kota Tomohon:

“Pihak sekolah mendukung kegiatan MGMP Kimia dan dukungan yang kami beri ada memberikan dana berupa uang transport, konsumsi, ATK, kopian materi karena kami tahu dana dari pemerintah hanya sedikit yang dialokasikan untuk itu dan tidak setiap tahun. Kami juga menyiapkan ruangan untuk tempat kegiatan mereka.” (W13)

Apa yang diungkapkan di atas juga dikuatkan oleh seorang kepala

SMA swasta ternama di kota ini:

“Kami sangat mendukung semua kegiatan MGMP termasuk MGMP Kimia, karena itu sekolah menyediakan dana untuk kegiatan ini serta menyediakan tempat untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan MGMP.”(W14)

.

c. Pengawasan MGMP Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Kimia SMA Di Kota Tomohon

Pelaksanaan kegiatan MGMP mendapat pengawasan dari pengawas

sekolah untuk mata pelajaran kimia dan pejabat di dinas pendidikan kota

Tomohon yang membidangi pendidikan menengah umum serta dari

LPMP.Namun kegiatan pengawasan tidak rutin dilaksanakan.

Dari hasil observasi pada pelaksanaan kegiatan pelatihan

pengembangan instrumen penilaian dan analisis butir soal, pengembangan

bahan ajar dan pelatihan pengembangan media pembelajaran kimia yang

dibiayai oleh pemerintah melalui dana block grant untuk kegiatan MGMP,

46

Page 47: Tesis MGMP

kegiatan ini dimonitor oleh pengawas sekolah untuk mata pelajaran kimia,

pejabat dari Bidang Pendidikan Menengah Umum dan dari Widyaiswara

LPMP. Dari hasil observasi selanjutnya yang dilakukan peneliti pada beberapa

kegiatan MGMP tidak ditemukan adanya pengawasan dari instansi yang

terkait. Peneliti juga menemukan adanya kegiatan pengawasan pada proposal

kegiatan MGMP dan pada jadwal pelaksanaan kegiatan MGMP yang dibiayai

oleh pemerintah..

Berikut petikan wawancara dengan narasumber terkait dengan

pengawasan kegiatan MGMP.

Wawancara dengan ketua MGMP

“Kegiatan MGMP mendapat pengawasan dari instansi yang terkait yaitu dari pengawas sekolah, kabid menengah umum dinas pendidikan kota Tomohon serta dari LPMP jika ada proyek MGMP dari pemerintah pusat. Namun kegiatan pengawasan tidak rutin dilakukan, kegiatan ini hanya dilakukan jika ada proyek untuk pelaksanaan kegiatan MGMP dari pemerintah pusat. ”(W15)

Wawancara dengan pengawas sekolah:

“Kegiatan pengawasan untuk pelaksanaan MGMP kami laksanakan pada saat adanya proyek dari pemerintah untuk melaksanakan kegatan MGMP. Tapi sayangnya proyek tersebut tidak rutin dilaksanakan setiap tahun. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, kami mengawasi program-program yang dibuat apakah sesuai dengan proposal yang dbuat, narasumbernya, alokasi waktunya dan dana yang dbutuhkan serta kehadiran peserta dalam kegiatan ini.” (W16)

Wawancara dengan seorang anggota MGMP:

“Kegiatan pengawasan dilakukan oleh pengawas, kabid menengah umum dinas pendidikan kota Tomohon serta dari LPMP provinsi. Ini dilakukan jika ada proyek untuk kegiatan MGMP. Namun untuk

47

Page 48: Tesis MGMP

kegiatan-kegiatan rutin selama ini tidak pernah ada kegiatan pengawasan.” (W.17).

Wawancara dengan Kasubag Tenaga Teknis Dinas Pendidikan kota

Tomohon:

“Kami melakukan pengawasan untuk kegiatan MGMP, jika ada proyek untuk kegiatan ini dari pemerintah pusat, pengawasan kami bertujuan untuk memantau sejauh mana pelaksanaan kegiatan MGMP sesuai dengan proposal yang diusulkan serta penggunaan dana dan alokasi waktunya dan juga kehadiran dan kekatifan peserta kegiatan ini.”(W18)

Hal ini dikuatkan oleh seorang widyaiswara LPMP:

“Kegiatan pengawasan kami lakukan untuk memantau pelaksanaan MGMP yang didanai oleh pemerintah pusat melalui dana untuk pelaksanaan MGMP Dalam pelaksanaan pemantauan, kami mengawasi program-program yang dibuat apakah sesuai dengan proposal yang dbuat, narasumbernya, alokasi waktunya dan dana yang dbutuhkan serta kehadiran peserta, serta memintakan informasi dari MGMP apakah dana yang dikucurkan sudah cukup untuk pelaksanaan kegiatan ini atau masih perlu ditambah.” (W19)

d. Evaluasi MGMP Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Kimia SMA Di Kota Tomohon

Dari hasil observasi peneliti menemukan adanya kegiatan evaluasi

program-program MGMP. Evaluasi dilaksanakan pada setiap program setelah

program ini selesai dilaksanakan. Dari studi dokumentasi pada beberapa

proposal dan jadwal kegiatan MGMP, peneliti menemukan kegiatan evaluasi

direncanakan dan telah dibuatkan jadwal pelaksanaannya.

Kegiatan evaluasi MGMP dilaksanakan setiap selesainya satu kegiatan,

setiap enam bulan dan setiap tahun. Berikut kutipan wawancara dengan

beberapa informan

48

Page 49: Tesis MGMP

Wawancara dengan bendahara MGMP

“Evaluasi merupakan poses penentuan nilai atau sejumlah keberhasilan yang ingin dicapai, tujuan program yang telah ditetapkan riteria keberhasilan dan untuk menentukan keberhasilan dari program ang telah dilaksanakan, jadi evaluasi sangat penting oleh karena itu egiatan evaluasi telah kami rencanakan baik pada rencana program aupun pada proposal setiap pogram yang kami buat.”(W20)

Wawancara dengan ketua MGMP:

“Evaluasi proses menilai sejauh mana program-program MGMP yang dilaksanakan telah berhasil atau tidak atau apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dalam rangka meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Oleh sebab itu kegiatan evaluasi kami rencanaka sebelum pelaksanaan berbagai program MGMP.”(W21)

Wawancara dengan slaah seorang Koordinator MGMP:

“Kami mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang kami lakukan dan kegiatan evaluasi dilakukan setiap selesainya satu kegiatan, setiap semester dan setiap tahun. Evaluasi dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan program dan dampaknya pada kegiatan pembelajaran di sekolah masing-masing serta berbagai kendala yang dialami selama kegiatan MGMP dan upaya untuk menanggulanginya.”(W22)

Wawancara dengan Sekretaris MGMP:

“Evaluasi diadakan setiap selesainya satu kegiatan dan juga secara rutin diadakan setiap 3 bulan dan 6 bulan. Ini dimaskudkan untuk mengukur sejauh mana kegiatan MGMP telah memberi dampak yang signifikan terhadap proses pembelajaran kimia di sekolah masing-masing. Kami juga mengadakan evaluasi tentang berbagai permasalahan yang menghambat pelaksanaan kegiatan MGMP untuk mengetahui bagaimana cara pemecahannya dan juga dapat dibuat program pada masa-masa yang akan datang yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.” (W23)

49

Page 50: Tesis MGMP

Kegiatan evaluasi melibatkan semua pengurus yang ada dimulai dari

ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, koordinator bidang dan semua

anggota MGMP

Wawancara dengan seorang anggota MGMP:

“Pengurus dan anggota MGMP mengadakan evaluasi terhadap berbagai kegiatan yang kami lakukan dan juga ada kegiatan evaluasi yang diadakan setiap semester dan setiap tahun. Kami mengevaluasi keunggulan dan kelemahan-kelemahanprogram serta permasalahan yang muncul dalam setiap pelaksanan kegiatan MGMP serta seluruh kegiatan yang kami lakukan. Melalui evaluasi ini kami mendapat bahan masukan bagaimana untuk merancang program-program yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.” (W24)

Dari hasil observasi peneliti menemukan langkah-langka evaluasi yang

dilaksanakan oleh MGMP yaitu mengadakan pertemuan evaluasi sesuai

jadwal yang ditentukan. Pada kegiatan ini dibacakan hasil pelaksanaan

kegiatan, kendala-kendala selama kegiatan berlangsung dan upaya yang telah

dilaksanakan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Setelah itu setiap guru

kimia diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang

program yang dilaksanakan. Dalam kegiatan ini guru kimia memberikan

berbagai masukan tentang pentingnya kegiatan tersebut bagi mereka, program-

program apa yang dianggap jadi prioritas serta bagaimana seharusnya program

dilaksanakan termasuk juga narasumber yang dianggap tepat untuk program

kegiatan jika kegiatan itu masih akan dilaksanakan pada tahun berikutnya.

50

Page 51: Tesis MGMP

B. Temuan.

1. Perencanaan MGMP Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Kimia SMA Di Kota Tomohon

Berdasarkan hasil observasi, studi dokumentasi dan wawancara

penelitian menemukan:

Sebelum melaksanakan berbagai kegiatan MGMP dibuat perencanaan

yang merupakan dasar dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, Sebelum

membuat perencanaan MGMP mengumpulkan data, melakukan analisis

tehadap hasil kegiatan MGMP pada kepengurusan sebelumnya, selanjutnya

membuat perencanaan program, menyusun rencana strategi pelaksanaan,

rencana pelaksanaan, rencana kegiatan evaluasi dan rencana tindak lanjut hasil

MGMP. Secara detil diuraikan sebagai berikut

a. MGMP Kimia kota Tomohon melaksanakan perencanaan berdasarkan

kebutuhan dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan perencanaan ditemukan

pada program kerja MGMP, dan pada proposal setiap kegiatan yang

mereka laksanakan

b. Kegiatan ini melibatkan semua guru kimia yang ada di kota Tomohon

c. Dalam kegiatan perencanaan semua anggota di mintakan informasi tentang

berbagai permasalah seputar kegiatan belajar mengajar kimia disekolah

masing-masing dan kompetensi penunjang yang dimiliki para guru untuk

meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar kimia seperti

51

Page 52: Tesis MGMP

penggunaan multi media dan penguasaan teknologi informasi dan

komunikasi.

d. Dalam kegiatan perencanaan telah dibuat berbagai program di antaranya

program untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

e. Kegiatan perencanaan program MGMP memprioritaskan berbagai hal yang

sangat dibutuhkan oleh para guru dan disesuaikan dengan kondisi

pendidikan yang di kota Tomohon dan dana yang tersedia.

2. Implementasi MGMP Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Kimia SMA Di Kota Tomohon

Dari hasil hasil observasi, studi dokumentasi dan wawancara, peneliti

menemukan:

a. kegiatan-kegiatan MGMP dalam meningkatkan kompetensi pedagogik

guru kimia yang telah dilaksanakan antara lain:

1) Diskusi Implementasi silabus Kimia

2) Revisi perangkat pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran efektif

3) Pelatihan Pengembangan Instrumen Penilaian dan Analisis Butir Soal

4) Pendalaman Materi Kimia

5) Pengembangan Bahan Ajar

6) Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Kimia

Kegiatan-kegiatan ini dilaksanakan sesua dengan rencana kegiatan dan

dibuat proposal kegiatan. Untuk kegiatan yang didanai oleh pemerintah

proposal dikirim ke Dinas Pendidikan kota dan selanjutnya dikirim ke

52

Page 53: Tesis MGMP

LPMP untuk diseleksi. Apabila proposal tersebut maka dana akan

dikucurkan ke rekening MGMP, dan selanjutnya kegiatan dilaksanakan

sesuai dengan petunjuka teknis pelaksanaan yang ditetapkan pemerintah.

b. Pelaksanaan kegiatan MGMP dilaksanakan tidak pada satu tempat tetapi

dilaksanakan berpindah-pindah sesuai dengan sarana dan prasarana yang

ada di sekolah serta kebutuhan sekolah tersebut. Jika kegiatan yang terkait

dengan penggunaan multimedia dalam pembelajaran maka dipilih sekolah

yang memiliki fasilitas multimedia yang plaing lengkap.

c. Pengurus dan anggota MGMP bahkan pihak sekolah terlibat aktif dalam

pelaksanaan kegiatan MGMP dan pengnwas sekolah, pejabat dari Dinas

Pendidikan kota Tomohon, widyaiswara LPMP terlibat juga jika ada

kegiatan yang didanai oleh pemerintah.

d. Dana kegiatan mayoritas berasal dari sekolah masing-masing guru kimian

dan dari peserta, dan dana hanya berasal dari pemerintah pusat itupun tidak

setiap tahun, serta tidak ada dana dari pemerintah daerah khususnya dari

pemerintah kota Tomohon.

e. Hanya ada tiga kegiatan yang dananya diperoleh dari pemerintah melalui

LPMP provinsi yaitu: pelatihan pengembangan instrumen penilaian dan

analisis butir soal, pengembangan bahan ajar dan pelatihan pengembangan

media pembelajaran kimia.

f. Beberapa kegiatan tidak berjalan optimal karena minimnya dana.

53

Page 54: Tesis MGMP

g. Kegiatan-kegiatan MGMP mendapat dukungan dari sekolah:dan dukungan

yang dibeirkan berupa dana transportasi, konsumsi, ATK dan mengkopi

materi atau program yang dibuat serta sekolah memberikan dukungan

dengan menyediakan tempat pelaksanaan kegiatan MGMP sesuai dengan

jenis kegiatan dan sarana dan prasarana yang yang ada di sekolah

h. Narasumber yang digunakan jika dibutuhkan berasal dari para pengurus

dan guru kimia yang punya kompetensi untuk menjadi narasumber serta

narasumber dari perguruan tinggi ataupun LPMP jika ada dana untuk

proyek MGMP dari pemerintah pusat.

3. Pengawasan MGMP Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Kimia SMA Di Kota Tomohon

Berdasarkan hasil observasi, studi dokumentasi dan wawancara

penelitian menemukan:

a. Pengawasan untuk kegiatan MGMP dilakukan oleh pengawas sekolah

untuk mata pelajaran kimia, pejabat di dinas pendidikan kota Tomohon

yang membidangi pendidikan menengah umum serta dari LPMP provinsi

jika ada proyek dari pusat untuk kegiatan MGMP

b. Tidak ada kegiatan pengawasan yang rutin dilaksanakan.oleh instansi

yang terkait

54

Page 55: Tesis MGMP

4. Evaluasi MGMP Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Kimia SMA Di Kota Tomohon

Melalui hasil observasi, studi dokumentasi dan wawancara penelitian

menemukan

a. Kegiatan evaluasi telah direncanakan dan dijadwalkan

b. Kegiatan evaluasi MGMP dilaksanakan setiap selesainya satu kegiatan,

setiap enam bulan dan setiap tahun.

c. Langkah-langka pelaksanaan evaluasi yaitu mengadakan pertemuan sesuai

jadwal yang ditentukan. Pada kegiatan ini dibacakan hasil pelaksanaan

kegiatan, kendala-kendala selama kegiatan berlangsung dan upaya yang

telah dilaksanakan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Setelah itu

setiap guru kimia diberikan kesempatan untuk mengemukakan

pendapatnya tentang program yang dilaksanakan. Dalam kegiatan ini guru

kimia memberikan berbagai masukan tentang pentingnya kegiatan tersebut

bagi mereka, program-program apa yang dianggap jadi prioritas serta

bagaimana seharusnya program dilaksanakan termasuk juga narasumber

yang dianggap tepat untuk program kegiatan jika kegiatan itu masih akan

dilaksanakan pada tahun berikutnya.

d. Evaluasi digunakan untuk mengukur sejauh mana kegiatan MGMP telah

memberi dampak yang signifikan terhadap proses pembelajaran kimia di

sekolah masing-masing serta mengevaluasi tentang berbagai permasalahan

yang menghambat pelaksanaan kegiatan MGMP untuk mengetahui

55

Page 56: Tesis MGMP

bagaimana cara pemecahannya dan juga dapat dibuat program pada masa-

masa yang akan datang yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi yang ada.

C. Pembahasan

1. Perencanaan MGMP Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Kimia SMA Di Kota Tomohon

Perencanaan merupakan proses awal dari pelaksanaan semua fungsi

manajemen. Terry & Rue (2001:11) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu

kumpulan keputusan untuk mempersiapkan tindakan-tindakan di masa

mendatang. Saaty (1993:14) memberikan pengertian perencanaan sebagai

suatu aktifitas yang bertujuan dan dinamis yang berkaitan dengan pencapaian

tujuan yang diinginkan. Burhanuddin (1994:167) mengartikan perencanaan

sebagai suatu aktifitas pengambilan keputusan tentang sasaran apa yang akan

dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan atau

sasaran tersebut dan siapa yang akan melaksanakan tugas-tugas tersebut.

MGMP Kimia kota Tomohon melaksanakan perencanaan berdasarkan

kebutuhan dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan ini melibatkan semua guru

kimia yang ada di kota Tomohon. Dalam kegiatan perencaan semua anggota di

mintakan informasi tentang berbagai permasalahan seputar kegiatan belajar

mengajar kimia di sekolah masing-masing dan kompetensi penunjang yang

dimiliki para guru untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar

mengajar kimia seperti penggunaan multi media dan penguasaan teknologi

56

Page 57: Tesis MGMP

informasi dan komunikasi. Pengurus MGMP telah membuat berbagai program

diantaranya program untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

MGMP kota Tomohon telah melaksanakan kegiatan perencanaan yang

bertujuan untuk mencapai tujuan, tindakan untuk mencapai tujuan dan

pelaksana dari kegiatan-kegiatan tersebut.

2. Implementasi MGMP Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Kimia SMA Di Kota Tomohon

Pelaksanaan atau impelementasi adalah upaya mengintegrasikan

usaha-usaha anggota atau kelompok sedemikian rupa sehingga dengan

selesainya tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka, mereka memenuhi

tujuan-tujuan individual dan kelompok Terry dan Rue (2001:181). Dengan

kata lain, menempatkan semua anggota kelompok agar bekerja secara sadar

untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan

pola organisasi, pelaksanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang

sangat penting. sebab tanpa fungsi ini, maka apa yang telah direncanakan

tidak dapat direalisasikan dengan baik. Dengan kata lain, pelaksanaan

menempati posisi yang vital bagi organisasi seperti MGMP dalam merealisir

segenap tujuan, rencana dan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Berbagai kegiatan telah diadakan untuk meningkatkan kompetensi

pedagogik guru kimia SMA di kota Tomohon. Namun beberapa kegiatan tidak

berjalan optimal karena minimnya dana. Kegiatan-kegiatan MGMP mendapat

57

Page 58: Tesis MGMP

dukungan dari sekolah:dalam bentuk dukungan dana untuk setiap guru dari

sekolah yang bersangkutan serta menyediakan tempat pelaksanaan kegiatan

MGMP sesuai dengan jenis kegiatan dan sarana dan prasarana yang yang ada

di sekolah. Narasumber yang digunakan jika dibutuhkan berasal dari para

pengurus dan guru kimia yang tergabung dalam MGMP Kimia yang punya

kompetensi untuk menjadi narasumber serta narasumber dari perguruan tinggi

ataupun LPMP jika ada dana untuk proyek MGMP dari pemerintah pusat.

Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti menemukan bahwa

tidak ada program peer teaching atau praktek mengajar di sekolah-sekolah

dengan menggunakan metode atau model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik siswa atau karakteristik mata pelajaran yang kimia. Padahal

program-program ini sangat membantu para guru dalam meningkatkan

kompetensi pengelolaan pembelajaran.

3. Pengawasan MGMP Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Kimia SMA Di Kota Tomohon

Pengawasan merupakan upaya sistematis untuk menetapkan standar

prestasi kerja dengan tujuan perencanaan, agar mendisain sistem umpan balik

informasi, untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang

telah ditetapkan, menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur

signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang

diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya organisasi telah

58

Page 59: Tesis MGMP

digunakan dengan cara yang paling efektif dan efisien guna tercapainya tujuan

organisasi.

Sehubungan dengan pengertian pengawasan sebagaimana dikemukakan

di atas, Mockler dalam Stoner (1992:60) membagi proses pengawasan ke

dalam empat langkah sebagai berikut:

a. Menetapkan standar dan metode mengukur prestasi kerja

Karena perencanaan merupakan tolok ukur merancang pengawasan,

maka hal itu berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan ialah

menyusun rencana. Akan tetapi karena perencanaan berbeda dalam perincian

dan kerumitannya, dan karena manajer biasanya tidak dapat mengawasi

segala-galanya, maka harus ditetapkan standar khusus. Standar yang dimaksud

adalah kriteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni titik-titik yang

terpilih di dalam seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi kerja

tersebut guna memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang

terjadi di dalam organisasi itu tanpa perlu mengawasi setiap langkah untuk

proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.

b. Melakukan pengukuran prestasi kerja

Langkah kedua dalam pengawasan ialah mengukur, atau mengevaluasi

prestasi kerja terhadap standar yang telah ditentukan. Pengukuran prestasi

kerja terhadap standar secara ideal hendaknya dilakukan atas dasar pandangan

ke depan, sehingga penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dari

59

Page 60: Tesis MGMP

standar dapat diketahui lebih dahulu. Jika tidak mempunyai kemampuan

seperti itu, penyimpangan-penyimpangan harus dapat diketahui sedini

mungkin.

c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar

Setelah dua proses sebelumnya dilalui, maka yang perlu dilakukan

pada langkah ini adalah membandingkan hasil pengukuran dengan target atau

standar yang telah ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar, manajer

akan menilai bahwa segala sesuatunya berada dalam kendali.

d. Mengambil tindakan korektif

Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak diambil tindakan untuk

membetulkan penyimpangan yang terjadi. Jika standar ditetapkan untuk

mencerminkan struktur organisasi dan prestasi kerja diukur dalam standar ini,

maka pembetulan terhadap penyimpangan yang negatif dapat dipercepat,

karena manajer sudah mengetahui dengan tepat bagian manakah dari

pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja serta tindakan koreksi

harus dilakukan.

Pengawasan kegiatan MGMP dilakukan oleh pengawas sekolah untuk

mata pelajaran kimia serta pejabat di dinas pendidikan kota Tomohon yang

membidangi pendidikan menengah umum serta dari LPMP jika ada proyek

dari pusat untuk kegiatan MGMP. Tidak ada kegiatan pengawasan yang rutin

dilaksanakan.oleh instansi yang terkait. Terkait dengan teori tentang

60

Page 61: Tesis MGMP

pegawasan maka kegiatan pengawasan yang dilakukan terhadap MGMP di

kota Tomohon masih jauh dari apa yang diharapkan. Ini tentunya memerlukan

adanya kesadaran dari berbagai pihak yang terkait untuk secara kontinu

melaksanakan pengawasan terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan MGMP

dalam rangka meningkatkan kinerja MGMP kota Tomohon.

4. Evaluasi MGMP Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Kimia SMA Di Kota Tomohon

Evaluasi mempunyai peranan yang sangat urgen dalam pengelolaan

suatu organisasi. Evaluasi, sebagaimana telah diberi batasan pengertiannya

dalam berbagai literatur, merupakan suatu usaha untuk mengukur dan memberi

nilai secara objektif terhadap pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan

sebelumnya. Menurut Sukmono (2003:28) Evaluasi adalah proses untuk

menentukan nilai atau sejumlah keberhasilan di dalam mencapai tujuan yang

telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, evaluasi mempunyai

keterkaitan timbal balik yang sangat erat dengan fungsi perencanaan dan

pelaksanaan suatu kegiatan. Menurut Suchman (dalam Siagian 1997:28)

Evaluasi adalah proses untuk menentukan nilai atau sejumlah keberhasilan di

dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan

demikian, evaluasi mempunyai keterkaitan timbal balik yang sangat erat

dengan fungsi perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan.

Sehubungan dangan hal tersebut, Siagian (1997:144), memberikan

gambaran bahwa evaluasi merupakan suatu proses akhir dari serangkaian

61

Page 62: Tesis MGMP

proses administrasi dan manajemen. Di katakannya juga bahwa evaluasi

adalah suatu proses manajemen untuk mengukur/mengetahui tingkat

keberhasilan atau capaian suatu organisasi yang terlibat dalam proses kegiatan.

Dengan kata lain, melalui evaluasi dapat diketahui apakah organisasi yang

terlibat dalam proses itu tetap berada pada arah yang tepat atau tidak, dan

apakah hasil-hasil yang dicapai dalam satu kurun waktu tertentu mampu

mendekatkan organisasi pada tujuan akhir atau tidak.

Berdasar pada beberapa pernyataan tentang evaluasi sebagaimana

telah diutarakan di atas, maka anggapan orang bahwa eksistensi evaluasi hanya

sebagai alat untuk mencari dan memeriksa kekurangan atau kesalahan subjek

tertentu, dengan demikian tidak relevan lagi dengan substansi evaluasi itu

sendiri. Karena evaluasi sebagai salah satu fungsi organik dalam manajemen,

senantiasa berupaya mempertanyakan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari

suatu rencana sekaligus mengukur seobjektif mungkin hasil-hasil pelaksnaan

itu dengan standar pengukuran yang dapat diterima oleh semua pihak.

Sehubungan dengan hal tersebut, Siagian (1997:199), menyatakan bahwa

efisiensi dari suatu proses pendidikan dapat terlihat dari ciri-ciri proses

manajemen yaitu: (1) terlaksananya seluruh program pendidikan dan latihan

sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan, (2) rapihnya

penyelenggaraan seluruh kegiatan pendidikan dan latihan berkat disiplin kerja,

dedikasi dan kemampuan para penyelenggara, (3) kehematan dalam

62

Page 63: Tesis MGMP

penggunaan sarana dan prasana yang tersedia, (4) terdapat tertibnya

administrasi dalam seluruh proses penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan

latihan, dan (5) tercapainya sasaran yang telah ditetapkan bagi program

pendidikan dan latihan.

Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka secara eksplisit

dipahami bahwa penilaian adalah menjadi suatu kemutlakan dalam suatu

proses manajemen, karena didasarkan pada beberapa pemikiran sebagai

berikut:

a. Penilaian diorientasikan pada satu tahapan tertentu dalam suatu proses

setelah tahap itu secara keseluruhan selesai dilalui.

b. Penilaian harus mengadung usaha korektif terhadap proses pentahapan

sebelumnya.

c. Penilaian harus bersifat preskriptif. Maksudnya, penilaian harus mampu

mendiagnosis berbagai penyakit yang mungkin saja berjangkit dalam tubuh

suatu organisasi.

d. Aktifitas penilaian tidak hanya ditujukan kepada penyelenggaraan yang

bersifat operasional, melainkan juga dimaksudkan untuk menyempurnakan

seluruh proses manajemen yang harus dilalui oleh suatu organisasi dalam

rangka usaha mencapai tujuan dan berbagai sasaran.

Di dalam evaluasi, unsur pokok yang terungkap adalah : tujuan,

kriteria keberhasilan, derajad pencapaian, efektivitas, dan formulasi kebijakan

63

Page 64: Tesis MGMP

disamping langkah-langkah dalam penilaian. Dengan demikian karateristik

yang sangat menonjol dalam sebuah evaluasi adalah tujuan. Menurut Suchman

dalam Soenarto (2004:10), evaluasi adalah proses untuk menentukan nilai atau

sejumlah keberhasilan di dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Di

dalam mencapai tujuan terdapat lima langkah utama yaitu: (1) Penentuan

tujuan dan perumusan tujuan, (2) identifikasi kriteria yang tepat digunakan

untuk mengukur keberhasilan, (3) penentuan dan penjelasan derajad

keberhasilan, (4) langkah-langkah pada penelitian, dan (5) rekomendasi untuk

program selanjutnya.

Menurut Soenarto (2004:12), terdapat beberapa kunci pokok

dalam memahami konsep dasar evaluasi program yaitu: (1) Proses penentuan

nilai atau sejumlah keberhasilan yang ingin dicapai, (2) tujuan yang telah

ditetapkan (tujuan program), (3) kriteria keberhasilan (indikator keberhasilan),

dan (4) penentuan derajad keberhasilan.

Kegiatan evaluasi MGMP kota Tomohon, dilaksanakan setiap

selesainya satu kegiatan, setiap enam bulan dan setiap tahun.. Evaluasi

digunakan untuk mengukur sejauh mana kegiatan MGMP telah memberi

dampak yang signifikan terhadap proses pembelajaran kimia di sekolah

masing-masing serta mengevaluasi tentang berbagai permasalahan yang

menghambat pelaksanaan kegiatan MGMP untuk mengetahui bagaimana cara

64

Page 65: Tesis MGMP

pemecahan nya dan juga dapat dibuat program pada masa-masa yang akan

datang yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.

Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang erat antara evaluasi

program dengan perencanaan dan pengembangan program. Evaluasi program

menyediakan informasi untuk merancang awal dan merancang ulang program

yang telah dilaksanakan. Dengan kata lain, evaluasi tidak sekedar menentukan

keberhasilan atau kegagalan suatu program, tetapi juga mengarah kepada

pemahaman dan perumusan kembali tujuan, rancangan serta tindakan dalam

program.

65

Page 66: Tesis MGMP

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasar pada uraian-uraian yang telah dikemukakan pada pembahasan

bab-bab sebelumnya, maka dikemukakan kesimpulan-kesimpulan sebagai

berikut:

1. Perencanaan MGMP dimulai dengan mengumpulkan data, melakukan

analisis tehadap hasil kegiatan MGMP pada kepengurusan sebelumnya,

selanjutnya membuat perencanaan program, menyusun rencana strategi

pelaksanaan, rencana pelaksanaan, rencana kegiatan evaluasi dan rencana

tindak lanjut hasil MGMP.

2. MGMP telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan kompetensi

pedagogik guru kimia dengan mekanisme sebagai berikut: Kegiatan-

kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan dan dibuat

proposal kegiatan. Untuk kegiatan yang didanai oleh pemerintah proposal

dikirim ke Dinas Pendidikan kota dan selanjutnya dikirim ke LPMP untuk

diseleksi. Apabila proposal tersebut maka dana akan dikucurkan ke

rekening MGMP, dan selanjutnya kegiatan dilaksanakan sesuai dengan

petunjuka teknis pelaksanaan yang ditetapkan pemerintah. Pelaksanaan

kegiatan MGMP dilaksanakan tidak pada satu tempat tetapi dilaksanakan

berpindah-pindah sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah

66

Page 67: Tesis MGMP

serta kebutuhan sekolah tersebut. Pengurus dan anggota MGMP bahkan

pihak sekolah terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatan MGMP dan

pengnwas sekolah, pejabat dari Dinas Pendidikan kota Tomohon,

widyaiswara LPMP terlibat juga jika ada kegiatan yang didanai oleh

pemerintah.. Faktor yang menghambat pelaksanaan MGMP adalah

kurangnya perhatian dari pemerintah baik dari pemerintah pusat msupun

pemerintah daerah.

3. Pengawasan kegiatan MGMP hanya dilaksanakan oleh instansi yang

terkait jika ada proyek dari pusat untuk kegiatan MGMP dan tidak ada

kegiatan pengawasan yang rutin dilaksanakan oleh instansi yang terkait.

4. Kegiatan evaluasi MGMP dilaksanakan setiap selesainya satu kegiatan,

setiap enam bulan dan setiap tahun.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan maka disarankan agar:

1. MGMP Kimia tetap dipertahankan dan ditingkatkan dalam rangka

meningkatkan kompetensi pedagogik guru kimia SMA di kota Tomohon

2. Pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat harus

memberikan perhatian yang serius dengan mengalokasikan dana yang

cukup untuk pelaksanaan kegiatan MGMP supaya berbagai kegiatan

MGMP dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kompetensi

pedagogik dapat terlaksana secara optimal.

67

Page 68: Tesis MGMP

3. Intansi yang terkait harus meningkatkan kegiatan pengawasan terhadap

kegiatan MGMP dengan menjadwalkan kegiatan tersebut sehingga

MGMP merasa diperhatikan dan dapat memberi semangat pada MGMP

dalam meningkatkan kinerja MGMP untuk meningkatkan kompetensi guru

terutama kompetensi pedagogik guru kimia

4. MGMP Kimia tetap melaksanakan dan meningkatkan pelaksanaan

evaluasi kegiatan sesuai dengan langkah-langka evaluasi dalam rangka

meningkatkan kinerja MGMP demi meningkatkan kualitas program

MGMP untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru Kimia

68

Page 69: Tesis MGMP

DAFTAR PUSTAKA

Ace Suryadi dan Wiana Mulyana. 2003. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru. Cardimas Metropole. Jakarta

Ani Uslimah. 2004. Evaluasi Program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Biologi SMA di Kabupaten Bantul. Tesis. UPI. Bandung

Arief. Achmad. 2006. Pemberdayaan MGMP. Sebuah Keniscayaan. Rineka Cipta. Jakarta.

Asep Sapa'at. 2006. Kemantapan Diri dan Kompetensi Mengajar. RinekaCipta. Jakarta.

Bogdan, Robert, C dan Sari Knopp Bicklen, 1982.Riset Kualitatif untuk Pendidikan: Pengantar ke Teori dan Metode, Terjemahan Munandir, 1990 PAU-PPAA Universitas Terbuka. Jakarta.

Burhanuddin. Analisis Administrasi, Manajemen dan KepemimpinanPendidikan. Cet.I. Bumi Aksara. Jakarta. 1994.

Carter, C.S. & Brickhouse, N.W. 1989. What Make Chemistry Difficult? Journal of Chemical Education. USA

           Dedi Supriadi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru.  Adicita Karya Nusa. Yogyakarta

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi guru TK,SD, SMP, SMA, SMK dan SLB. BP.Cipta Karya, Jakarta

Gay, L. R dan P, Airasian P. 2000. Educational Research, New Jersey Prentice Hall. USA.

Gusti. D. 2007. Kompetensi Pedagogik Guru., Adicita Karya Nusa. Yogyakarta

H. Usman. 2006. Manajemen, teori praktik dan riset pendidikan, Bumi Aksara. Jakarta

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif, Universitas Muhamadiyah. Jakarta

69

Page 70: Tesis MGMP

Kirkwood, V. & D, Symington. 1996. Lecture Perceptions of Student Difficulties in First Year Chemistry Course. Journal of Chemical Education. USA

Lincoln, Ivone, S and E, Guba.. 1995. Naturalistic Inquairy, Sage Publication, California.

M, Hasibuan. 1996. Proses Belajar Mengajar. Remaja Karya. Bandung

M. Widodo. 2002. Manajemen Sekolah. Mandar Maju. Bandung.

Margono. S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan, Rhineka Cipta. Jakarta.

Maya Nurhayati, 2004. Peranan MGMP PKn Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru PKn di Sekolah (Studi deskriptif analitis terhadap guru peserta MGMP PKn wilayah Bandung selatan). Tesis. UPI Bandung

Miles, M, B and . Michael A, Huberman. (1992) . Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Roehdi Rohidi, Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Moleong, L .J. 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mohamad Ali. 1982. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Angkasa.Bandung

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati. 2000, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya. Bandung

                   Muhibbin Syah. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Remaja Rosdakarya. Bandung

Nakhleh, M.B. 1992. Why Some Students Don’t Learn Chemistry. Journal of Chemical Education. USA

Nana Sudjana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung

70

Page 71: Tesis MGMP

Oteng Sutisna. 1999. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional.. Angkasa. Bandung

Pendley, B. D. Bretz, R. L. dan J, D Novak. 1994. Concept Maps As a Tool To Assess Learning in Chemistry. Journal of Chemical Education, USA

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Guru

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru

PP No. 74 tahun 2008 tentang Guru.

R. Ibrahim. 2002. Kurikulum Pembelajaran. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIB UPI. Bandung:.

S, Nasution. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Tarsito, Bandung

Saaty, L. Thomas. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta

Sardiman. 1994. Kompetensi Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Bandung

Siagian, S.P. 1980. Filsafat Administrasi, Gunung Agung. Jakarta

Soenarto, 2004. Training Program Evaluation: Desain Dan Prosedur Evaluasi Program Pelatihan, CDIE, Yogyakarta,

Sri Yutmini. 2000. Strategi Belajar Mengajar. FKIP UNS. Surakarta

James A, F. Stoner. 1992. . Managemen. Jilid 1 (Terjemahan). Intermedia,.Jakarta.

Sudarminto. J. 2004. Citra Guru. Dalam Pendidikan Kegelisahan Sepanjang Jaman, Sindunata (editor).  Kanisius. Yogyakarta.

Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan: Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Pustaka Setia. Bandung

Sudjarwo. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Mandar Maju. Bandung

71

Page 72: Tesis MGMP

Suleha. 2007. Peningkatan Wawasan Guru Melalui MGMP. Bumi Aksara. Jakarta

Suyanto dan Djihad Hisyam. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indonesia Memasuki Millenium III. Adi Cita. Yogyakarta

Syaodah, 2003. Kualitas Pendidikan Indonesia, Pustaka Jaya. Bandung

T. Raka Joni. 2000. Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud. Jakarta

Terry, George R. & Leslie W. Rue. 2001. Dasar-Dasar Manajemen, Diterjemahkan oleh G.A. Ticoalu. Bumi Aksara. Jakarta

Turang, Jan. 2002. Perencanaan Pendidikan. Yayasan Mapalus Matuari Minaesa. (YM3). Tomohon.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang: Sistem Pendidikan Nasional.

Wirawan. 2002. Profesi dan Standar Evaluasi. Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA. Jakarta

Wiseman, Frank. L. 1981. The Teaching of College Chemistry, Role of Student Development Level. Journal of Chemical Education. USA

72

Page 73: Tesis MGMP

73