tesis (gabung)

40
HUBUNGAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN CITA-CITA SISWA SD NEGERI 02, DESA SUKARAJA, RAJAPOLAH, TASIKMALAYA KARYA ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Naik ke Kelas 12 Disusun oleh: Adinda Rizky Herdianti Bagas Wisnu Wardhana Chalida Dashaputri Dinda Adhalia Royhan Ilham Indra Susatyo Jocelyne Golda Tiur Nabila Zinnuroin Prianza Rafi Ratih Ayuningtyas Siti Aisyah XI IPS

Upload: jorish-paidestro

Post on 12-Aug-2015

64 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tesis (gabung)

HUBUNGAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN CITA-CITA SISWA SD NEGERI 02, DESA SUKARAJA,

RAJAPOLAH, TASIKMALAYA

KARYA ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Naik ke Kelas 12

Disusun oleh:

Adinda Rizky Herdianti

Bagas Wisnu Wardhana

Chalida Dashaputri

Dinda Adhalia Royhan

Ilham Indra Susatyo

Jocelyne Golda Tiur

Nabila Zinnuroin

Prianza Rafi

Ratih Ayuningtyas

Siti Aisyah

XI IPS

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 8 JAKARTA

2011 − 2012

Page 2: Tesis (gabung)

HUBUNGAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN CITA-CITA SISWA SD NEGERI 02, DESA SUKARAJA,

RAJAPOLAH, TASIKMALAYA1

Oleh

Kelompok 39 TeSIS 20112

ABSTRAKSI

Manusia pasti melewati proses perkembangan. Manusia, sebagaimana halnya makhluk hidup yang berpikir dan bersosialisasi, juga mengalami proses tersebut. Salah satu fase yang sangat penting dalam proses perkembangan adalah saat manusia dalam usia sekolah. Pada fase itu, manusia mulai mengenal lebih luas lingkungannya dan terus mengembangkan pola pikirnya. Lingkungan itu dapat memengaruhi anak dalam menentukan cita-cita. Tentunya, hal itu dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, keluarga,kelompok pertemanan, dan teknologi. Pada kesempatan kali ini, peneliti memfokuskan penelitian pada siswa SD Negeri 02, Desa Sukaraja, Rajapolah, yang menampung cukup banyak anak usia sekolah di Desa Sukaraja.

Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metodologi penelitian kuantitatif dan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. Penghitungan skor kuesioner menggunakan skala Likert. Untuk menghitung korelasi antara lingkungan sosial budaya dengan cita-cita, peneliti mengadopsi rumus Pearson Product Moment.

Setelah melakukan pengkajian dan penghitungan data, ditemukan bahwa korelasi antara lingkungan sosial budaya dengan cita-cita siswa sebesar 0,999. Hal itu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara dua hal tersebut.

1Penelitian ini dipresentasikan pada TeSIS 2011

2.Adinda Rizky Herdianti, Bagas Wisnu Wardhana,

Page 3: Tesis (gabung)

Karya Ilmiah ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

Yuli Katarina, S.Pd Waridin, S.Pd, M.Hum

NIP. 197507152008012032171823 NIP. 197304152000121001

Mengetahui,

Kepala SMAN 8 Jakarta Wali Kelas XI IPS

Hj. Wieke Salehani, M.Pd Cut Meurah Regariana, S.Pd

NIP. 195512051979032002 NIP.

Page 4: Tesis (gabung)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya

sehingga penulis dapat meyelesaikan karya tulis yang berjudul Hubungan

Lingkungan Sosial Budaya dengan Cita-cita Siswa SD Negeri 02, Desa Sukaraja,

Rajapolah.

Dalam kesempatan ini tim penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ini, yaitu:

1. Dra. Hj. Wieke Salehani, M. Pd., selaku Kepala Sekolah SMAN 8 Jakarta

2. Dewan guru SMAN 8 Jakarta, selaku panitia Tesis 2011

3. Firdaningsih, S. Sos, selaku Tutor Kelompok 39

4. Yuli Katarina, S. Pd., selaku Pembimbing Materi

5. Drs. Waridin, S. Hum, selaku Pembimbing Teknis

6. Orang tua asuh di Desa Sukaraja, Rajapolah

7. Warga Desa Sukaraja, Rajapolah atas kerja sama dalam pelaksaan Tesis

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak mengandung

kekurangan, oleh karena itu, tim penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan

Page 5: Tesis (gabung)

dalam penulisan karya tulis ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk memperbaiki karya ilmiah ini.

Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 10 Maret 2012

Penulis

Page 6: Tesis (gabung)

DAFTAR ISI

Page 7: Tesis (gabung)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia mengalami proses tumbuh dan berkembang, mulai dari

pertama ia dilahirkan sampai menutup usianya. Dalam proses tumbuh, sel-sel

bertambah banyak sehingga memengaruhi ukuran organisme. Sedangkan proses

berkembang adalah proses manusia menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif.

Dalam proses berkembang manusia, terdapat fase-fase hidup, salah satunya fase

sekolah dasar.

Saat memasuki lingkungan sekolah, individu diajarkan untuk berpikir secara

logis dan nyata melalui pendidikan. Hal ini akan memperluas pengetahuan individu

tentang berbagai macam konsep yang sudah ditanamkan sejak kecil. Salah satu hal

yang dipengaruhi adalah pola pikir individu tentang cita-cita.

Page 8: Tesis (gabung)

Cita-cita selama ini dianggap sebagai suatu harapan yang ingin digapai oleh

individu. Oleh karena itu, untuk menetapkan keinginan yang akan diraih selanjutnya,

individu akan melihat lingkungan sekitarnya. Setelah proses melihat dan mengamati,

individu akan mencerna keadaan yang terjadi di lingkungannya lalu menetapkan cita-

cita sesuai dengan yang telah dia dapatkan dari proses sebelumnya. Lingkungan

sekitar individu ini sangat dipengaruhi oleh peran keluarga dalam melaksanakan

tugasnya sebagai pelaku sosialisasi primer. Pada masa ini, keluarga menanamkan

nilai-nilai yang telah dianut kepada individu dan. nilai-nilai ini akan terus tertanam

dalam diri individu. Setelah melewati masa sosialisasi primer, individu akan

memasuki usia sekolah dasar. Di dalam lingkungan sekolah, individu mulai bertemu

dengan teman sebayanya dan secara tidak langsung membentuk kelompok

pertemanan. Di sinilah terjadi sosialisasi sekunder dengan teman sepermainan sebagai

pelakunya. Sosialisasi sekunder memengaruhi pola pikir yang sudah ditanamkan

keluarga karena dalam fase ini, individu mulai melihat individu lain yang memiliki

nilai-nilai dan cita-cita yang berbeda. Pengaruh teman sebaya dan pendidikan

akhirnya membentuk pola pikir baru dan perubahan cita-cita sangat mungkin terjadi.

Selain itu, peneliti melihat bahwa Desa Sukaraja sudah mulai tersentuh

internet, terbukti dari munculnya warung internet di salah satu lokasi yang berdekatan

dengan SD Negeri 02, Desa Sukaraja, Rajapolah. Hal ini menunjukkan bahwa arus

informasi dapat masuk melalui saluran lain selain televisi. Tentunya, penggunaan

internet ikut memengaruhi pengetahuan individu tentang dunia di luar Desa Sukaraja.

Page 9: Tesis (gabung)

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari keistimewaan lingkungan Desa

Sukaraja. Peneliti menemukan bahwa Desa Sukaraja terkenal akan kerajinan

tangannya. Kerajinan tangan Desa Sukaraja sangat menarik sehingga tidak sedikit

wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut untuk singgah dan melihat-lihat

kerajinan tangan tersebut. Bahkan kerajinan tangan ini sampai diekspor ke

mancanegara. Karena hal ini, secara tidak langsung muncul suatu “instruksi” untuk

melestarikan kebudayaan ini di Desa Sukaraja. Anak-anak di Sukarajalah yang akan

menjalankan instruksi tersebut.

Karena hal itulah peneliti ingin mengetahui sejauh mana hubungan

lingkungan sosial budaya, dengan cita-cita siswa SD Negeri 02, Desa Sukaraja,

Rajapolah.

1.2 Batasan Masalah

Masalah dibatasi pada hubungan lingkungan sosial budaya terhadap cita-cita

siswa SDN 02 Desa Sukaraja. Lingkungan sosial budaya dibatasi pada organisasi

sosial, penggunaan teknologi, dan tingkat ketertarikan terhadap pekerjaan yang

menjadi mayoritas di Desa Sukaraja. Sedangkan untuk cita-cita dibatasi oleh tingkat

keinginan untuk melebihi pekerjaan orang tua, usaha untuk meraih cita-cita,

kesungguhan dalam usaha meraih cita-cita, dan kesiapan untuk meraih cita-cita.

Page 10: Tesis (gabung)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang akan dibahas dapat

dirumuskan sebagai berikut: “Adakah hubungan lingkungan sosial budaya dengan

cita-cita siswa SD Negeri 02, Sukaraja, Rajapolah?”

1.4 Hipotesis

Peneliti menggunakan dua pernyataan, yaitu:

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial budaya dengan

cita-cita siswa SD Negeri 02, Desa Sukaraja, Rajapolah.

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan cita-cita siswa

SD Negeri 02, Desa Sukaraja, Rajapolah.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk syarat kenaikan ke kelas 12 dan mengetahui

hubungan lingkungan sosial budaya terhadap cita-cita siswa SDN 02 Desa Sukaraja,

Rajapolah, Tasikmalaya.

Page 11: Tesis (gabung)

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi untuk masyarakat

pada umumnya, penduduk Desa Sukaraja, dan pemerintah setempat mengenai

korelasi antara lingkungan sosial budaya dan cita-cita siswa SDN 02 Desa Sukaraja.

Page 12: Tesis (gabung)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Lingkungan Sosial Budaya

Belum ada definisi tentang lingkungan sosial budaya yang disepakati oleh

para ahli sosial, karena perbedaan wawasan masing-masing dalam memandang

konsep lingkungan sosial budaya. Untuk itu digunakan definisi kerja lingkungan

sosial budaya, yaitu lingkungan antar manusia yang meliputi: pola-pola hubungan

sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial

(ruang); yang ruang lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan

sosial tersebut (termasuk perilaku manusia di dalamnya); dan oleh tingkat rasa

integrasi mereka yang berada di dalamnya.

Page 13: Tesis (gabung)

Oleh karena itu, lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara

budaya, teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan

perilakunya yang terdapat dalam lingkungan spasial tertentu.

Dalam hal ini, peneliti memfokuskan organisasi sosial pada lingkungan

sekolah dan instansi pendidikan yaitu sekolah dasar di Desa Sukaraja. Hal ini

dilandasi pendapat, Bachtiar Rifai (172-173), yang mengatakan bahwa sekolah

berfungsi untuk perkembangan pribadi dan pembentukan kepribadian. Selain itu,

sekolah berfungsi untuk proses transmisi kultural yang meliputi dua hal, yaitu

transmisi pengetahuan dan keterampilan dan transmisi sikap, nilai, dan norma.

1.1.2 Pendidikan

Menurut M.J. Langeveld (1999), pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,

perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan

anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas

hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan

oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya)

dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.

Page 14: Tesis (gabung)

1.1.3 Siswa

Aminuddin Rasyad (2000 : 105) mengemukakan bahwa, “Peserta didik

(siswa) adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku

pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai

tujuan”. Dalam hal ini yang dimaksud peserta didik/siswa adalah orang yang mencari,

menerima, dan menyimpan apa yang disampaikan oleh pendidik.

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada siswa kelas empat

dan enam sekolah dasar, yang kisaran usianya 9-12 tahun, karena pola pikir yang

lebih luas. Hal ini didukung oleh teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget (1983)

yang mengatakan bahwa pada usia 7-11 tahun atau tahapan operasional konkret,

individu telah melepaskan egosentrisnya dan berpikir dengan logika yang memadai.

Setelah melewati tahapan operasional konkret, individu akan masuk ke tahapan

operasional formal, yang dialami oleh individu dengan umur 11 tahun ke atas. Pada

tahapan operasional formal, individu memperoleh kemampuan untuk berpikir secara

abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

1.1.4 Cita-cita

Cita-cita adalah keinginan dan/atau tujuan sempurna yang ada di dalam

pikiran individu untuk dicapai. (KBBI II)

Page 15: Tesis (gabung)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian di mulai pada tanggal 13 Oktober 2011 dan berakhir pada bulan

Desember yang bertempat di Desa Sukaraja, Sukaruas, Kecamatan Rajapolah.

3.2 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya

ingin diperoleh. Dinamakan variabel karena nilai dari data tersebut beragam ( Hasan

Mustafa ). Penelitian ini terdiri dari dua variabel, variabel pertama yaitu lingkungan

sosial budaya, dan variabel kedua yaitu cita – cita siswa sekolah dasar kelas empat

sampai kelas enam SD Negeri 02, Desa Sukaraja, Rajapolah.

Page 16: Tesis (gabung)

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kuantitatif yang

sering digunakan dalam penelitian ranah ilmu sosial maupun alam. Metode ini

menggunakan aspek pengukuran, penghitungan, rumus, dan data numerik. Hal ini

cocok dengan keinginan peneliti untuk mendapatkan data yang objektif dan konkret.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah sesuatu hal yang dijadikan sebagai unit analisis penelitian

populasi bisa berupa kumpulan manusia atau benda ( Hasan Mustafa ). Target

populasi peneliti untuk meneliti tentang hubungan lingkungan sosial budaya terhadap

cita – cita anak yaitu siswa SD Negeri 02, Desa Sukaraja, Rajapolah.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah contoh, representan atau wakil dari suatu populasi yang cukup

besar jumlahnya atau satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan representatif

sifatnya. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data siswa kelas empat sampai

dengan enam SD Negeri 02, Desa Sukaraja, Sukaruas, Rajapolah sebagai sampel

Page 17: Tesis (gabung)

3.5 Penghitungan Sampel

Winarno Surakhmad (1980:100) mengemukakan bahwa populasi di bawah

100 maka sampel yang baik minimal 50% dari ukuran populasi, sedangkan bila

populasi 100 sampai dengan 1000, maka sampel yang baik adalah 15% dari ukuran

populasi. Dalam penelitian kali ini, sampel yang diambil berjumlah 51 siswa SD

Negeri 02, Desa Sukaraja, Rajapolah dengan rincian sebagai berikut:

1. Siswa kelas empat berjumlah 17 orang

2. Siswa kelas lima berjumlah 21 orang

3. Siswa kelas enam berjumlah 13 orang

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena-

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai

instrumen penelitian untuk mengukur indikator lingkungan sosial budaya dan cita-

cita.

Indikator yang digunakan untuk mengukur lingkungan sosial budaya yaitu:

1. Penggunaan internet

2. Ketertarikan terhadap pekerjaan di lingkungan sekitar

Page 18: Tesis (gabung)

3. Organisasi sosial

Indikator yang digunakan untuk mengukur cita-cita yaitu:

1. Keinginan untuk melebihi orang tua

2. Usaha dalam meraih cita-cita

3. Kesungguhan dalam meraih cita-cita

4. Memiliki kesiapan yang terus menerus

3.7 Teknik Pengambilan Data

3.7.1 Kuesioner

Peneliti menggunakan teknik pengambilan data dengan menggunakan

kuesioner karena sederhana. Selain itu, karena objek penelitian adalah siswa kelas

empat sampai kelas enam sekolah dasar maka pengisian kuesioner didampingi oleh

para peneliti agar mendapatkan data yang valid dan dapat berinteraksi langsung.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data membantu peneliti untuk menafsirkan data yang sudah

didapat untuk kemudian dihitung. Sehubungan dengan kuesioner sebagai teknik

pengambilan data, maka peneliti menggunakan skala Likert untuk menghitung skor

pada kuesioner.

Page 19: Tesis (gabung)

Tabel 1.1. Skala Likert

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

SS S N TS STS SS S N TS STS

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

Keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Langkah yang dilakukan setelah menghitung skor adalah memasukkan angka

ke rumus Pearson Product Moment (PPM) yang lazim digunakan untuk mengetahui

korelasi antara dua variabel.

Page 20: Tesis (gabung)

Keterangan:

r = korelasi rasio

x, y = variabel

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1< r

< + 1). Apabilah nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak

ada korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan

dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut.

Tabel 1.2. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat0,60 – 0,799 Kuat0,40 – 0,599 Cukup0,20 – 0,399 Rendah0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Selanjutnya, untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel X terhadap

variabel Y, digunakan rumus berikut:

KP = r2 x 100%

Keterangan: KP = Nilai koefisien determinan

r = Nilai koefisien r

Untuk menguji signifikansi, digunakan rumus thitung sebagai berikut:

Page 21: Tesis (gabung)

r=r √n−2

√1−r2

Jika thitung ≥ ttabel, Ho ditolak, artinya signifikan

thitung ≤ ttabel, Ho diterima, artinya tidak signifikan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Page 22: Tesis (gabung)

4.1 Hasil Penelitian

Langkah pertama dalam penghitungan adalah menyusun data yang didapatkan

dari kuesioner lalu menghitung skor data tiap responden sesuai dengan skala Likert.

Setelah proses penghitungan skor, didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 1.3. Tabel Hasil Penghitungan Data

Peneliti mengelompokkan hasil menjadi kelas empat, lima, dan enam.

Tabel X menunjukkan skor variabel lingkungan sosial budaya dan tabel Y

menunjukkan skor variabel cita-cita.

Selanjutnya, data dapat dimasukkan ke dalam rumus PPM, seperti berikut:

No Kelas X Y X.X Y.Y XY1 4 416 572 173056 327184 2379522 5 345 449 119025 201601 1549053 6 307 384 94249 147456 117888

Jumlah 1068140

5 386330 676241 510745

Page 23: Tesis (gabung)

r = 3 (510.745 )−(1.068)(1.405)

√ {3 (386.330 )−1.140.624 } {3 (676.241 )−1.974 .025

r = 31.695

31.695,16474

r = 0,999

Korelasi antara lingkungan sosial budaya dengan cita-cita siswa SD Negeri 02, Desa

Sukaraja, Rajapolah adalah sebesar 0,999. Berdasarkan hasil ini, maka hubungan

antara kedua variabel dapat dikategorikan sangat kuat.

Setelah nilai r didapat, sumbangan variabel X terhadap variabel Y dapat

dihitung melalui rumus:

KP = r2 x 100%

KP = 0,9992 x 100%

KP = 99,8%

Untuk menguji signifikansi hubungan, digunakan rumus thitung :

r=r √n−2

√1−r2

r = 0,999√3−2

√1−0,9992

r = 21,165

Untuk mengetahui ttabel, digunakan α = 0,05 dan n = 3, sehingga diketahui nilai t tabel

sebesar 12,706.

Page 24: Tesis (gabung)

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penghitungan pada subbab sebelumnya, ditemukan bahwa

korelasi antara lingkungan sosial budaya dengan cita-cita siswa SD Negeri 02, Desa

Sukaraja, Rajapolah termasuk dalam kategori sangat kuat. Sedangkan sumbangan

lingkungan sosial budaya kepada cita-cita siswa SD Negeri 02, Desa Sukaraja,

Rajapolah sebesar 99,8%. Kedua hasil itu menandakan bahwa lingkungan sosial

budaya sangat berperan dalam penentuan cita-cita siswa SD Negeri 02, Desa

Sukaraja, Rajapolah karena hubungannya yang sangat kuat dan faktor lain di luar

lingkungan sosial budaya hanya mendapat porsi sebesar 0,2%.

Untuk menguji hipotesis pada Bab II, maka perlu dilakukan uji signifikansi

dengan terlebih dahulu menghitung nilai thitung. Setelah melakukan penghitungan, hasil

menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel atau 21,165 > 12,706. Merujuk pada nilai itu,

maka Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial

budaya dengan cita-cita siswa SD Negeri 02, Desa Sukaraja, Rajapolah.

BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

Page 25: Tesis (gabung)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penghitungan hasil penelitian, diketahui bahwa ada hubungan

yang signifikan antara lingkungan sosial budaya, dalam penelitian kali ini diwakilkan

oleh organisasi sosial, teknologi, dan pekerjaan yang menjadi mayoritas di

lingkungan sekitar, dengan cita-cita siswa SD Negeri 02, Desa Sukaraja, Rajapolah.

Hal ini dibuktikan oleh nilai r yang besarnya 0,999, kategori sangat kuat. Besarnya

sumbangan yang diberikan variabel X, yaitu lingkungan sosial budaya, kepada

variabel Y, yaitu cita-cita siswa SD Negeri 02, Desa Sukaraja, Rajapolah sebesar

99,8%. Selain itu, melalui penghitungan dengan rumus thitung, ditemukan besar thitung >

ttabel atau 21,165 > 12,706. Terbukti bahwa ada hubungan yang signifikan antara

lingkungan sosial budaya dengan cita-cita siswa SD Negeri 02, Desa Sukaraja,

Rajapolah.

5.2 Saran

Secara keseluruhan, pelaksaan TeSIS 2011 sudah baik. Namun, masih

terdapat kekurangan-kekurangan seperti kurangnya waktu yang diberikan oleh panitia

kepada peserta untuk melaksanakan penelitian di Desa Sukaraja. Selain itu, penelitian

Page 26: Tesis (gabung)

yang dilaksanakan setelah ujian tengah semester dirasa terlalu terburu-buru sehingga

persiapan kurang matang.

Kondisi lingkungan di Desa Sukaraja sudah mengalami modernisasi yang

terlihat dari cara berperilaku warga terhadap sesama dan teknologi yang telah masuk

ke dalam lingkungan desa tersebut. Masyarakat di Desa Sukaraja menerima

kedatangan siswa SMA Negeri 8 Jakarta dalam rangka melakukan penelitian dengan

keakraban yang membuat siswa SMA Negeri 8 Jakarta merasa nyaman dalam

melakukan observasi ini. Masyarakat setempat ikut serta dalam mendukung

keberhasilan karya ilmiah ini dengan menerima siswa/i yang ingin mewawancarai

atau melakukan penelitian yang berkaitan dengan lingkungan mereka. Sikap dan

timbal balik yang seperti ini tentunya sangat menentukan hasil yang valid dari suatu

penelitian.

Cita-cita anak sekolah di Desa Sukaraja masih berkeras menjadi seperti orang

tua mereka. Tidak sedikit juga yang berkeinginan berbeda dengan orang tuanya dan

ingin memperoleh profesi yang dalam bentuk tingkatan lebih tinggi dari orang tua.

Cita-cita yang tinggi berdampak baik bagi anak-anak tersebut untuk memotivasi

memajukan keadaan lingkungan tempat tinggalnya sehingga lebih baik. Namun,

dengan keterbatasan pengetahuan, masih perlu diberikan wawasan lebih bagi anak-

anak yang tidak memiliki cita-cita yang cukup, karena dapat berdampak negatif bagi

hubungan sosial dengan sekitar.

Page 27: Tesis (gabung)
Page 28: Tesis (gabung)

LAMPIRAN

Page 29: Tesis (gabung)

Gambar 1

Gambar 2