tes kebugaran
DESCRIPTION
materi tentang kebugaranTRANSCRIPT
31
2
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di
Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal
2. Waktu penelitian
Penelitian akan direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Desember
2012 atau setelah proposal ini diseminarkan dan mendapat ijin penelitian
dari fakultas
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet atletik PPLP Sumatera
Utara yang berjumlah 16 orang. Terdiri dari 6 orang laki – laki dan 10
orang perempuan.
2. Sampel
Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan
anggota populasi atau sampel total yang berjumlah 16 orang.
31
32
C. Metode Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah diuraiakan
sebelumnya, bahwa penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Kondisi
Fisik atlet atletik Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) SUMUT
Tahun 2012. Adapun metode penelitian menggunakan metode diskriftip kualitatif
dengan teknik studi kepustakaan.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan Kondisi Fisik Atlet
Atletik PPLP SUMUT.
I. Item Tes Sesuai Nomor Cabang Atletik
1. Rangkaian tes Atletik Nomor Sprint
1) Lari 30 Meter
2) Loncat Tegak
3) Loncat Dada
4) Lari 300 Meter
5) Sit – Up
6) Duduk Berselunjur dan Meraih (Sit and Reach)
7) Lari 1.600 Meter
2. Rangkaian tes Atletik Nomor Jarak Menengah dan Jauh
1) Lari 30 Meter
2) Sit – Up
3) Lari 300 Meter
4) Duduk Berselunjur dan Meraih (Sit and Reach)
33
5) Loncat tiga kali
6) Duduk Pada Tembok
7) Lari 15 menit tes Balke
3. Rangkaian tes Atletik Nomor Lempar
1) Lari 30 Meter
2) Sit – Up
3) Loncat Tegak
4) Jingkat tiga kali
5) Pull – Up.
6) Duduk Berselunjur dan Meraih (Sit and Reach)
7) Lari 15 menit tes Balke
4. Rangkaian tes Atletik Nomor Lompat
1) Lari 30 Meter
2) Sit – Up
3) Loncat Tegak
4) Jingkat tiga kali
5) Duduk Berselunjur dan Meraih (Sit and Reach)
6) Duduk Pada Tembok
7) Lari 15 menit tes Balke
5. Rangkaian tes Atletik Nomor Jalan
1) Lari 30 Meter
2) Sit – Up
3) Lari 300 Meter
34
4) Jingkat tiga kali
5) Duduk Berselunjur dan Meraih (Sit and Reach)
6) Duduk Pada Tembok
7) Lari 15 menit tes Balke
(Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta)
II. Uraian Pelaksanaan Rangkaian Tes
1) Tes Kecepatan dengan melakukan tes lari 30 meter
Tujuan : Mengukur komponen kecepatan
Alat/ Fasilitas : lintasan 30 meter datar, rata, tidak licin, Stopwatch, alat
tulis, meteran, peluit dan bendera, serbuk kapur
Petugas tes : 1. Petugas keberangkatan (Starter) 2. Pengukur waktu
merangkap pencatat hasil, 3. pengawas lintasan
Prosedur pelaksanaan tes lari 30 meter sebagai berikut :
a. Atlet siap berdiri dibelakang garis start
b. Dengan aba-aba “siap” atlet siap berlari dengan start berdiri
c. Dengan aba-aba “ya” atlet berlari secepatnya- cepatnya dengan menempuh
jarak 30 meter sampai melewati garis akhir
d. Kecepatan lari dihitung dari saat aba-aba “ya”
e. Pencatatan waktu dilakukan sampai dengan perseratus detik (0,01 detik)
f. Tes dilakukan dua kali. Pelari melakukan tes berikutnya setelah berselang
minimal satu pelari. Kecepatan lari yang terbaik yang dihitung
35
g. Atlet dinyatakan gagal apabila melewati atau menyeberang lintasan
lainnya
Tabel.7. Norma Kecepatan Lari 30 Meter
(Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta)
No Norma Prestasi (detik )putra Prestasi (detik )putri
1. Baik Sekali 3.58 – 3.91 4.06 – 4.50
2. Baik 3.92 – 4.34 4.51 – 4.96
3. Sedang 4.35 – 4.72 4.97 – 5.40
4. Kurang 4.73 – 5.11 5.41 – 5.86
5. Kurang Sekali 5.12 – 5.50 5.87 – 6.30
2) Tes Lari 300 Meter
Tujuan : untuk mengukur kemampuan kapasitas anaerobik seorang
atlet dalam lari menempuh jarak 300 meter.
Peralatan : lintasan lari datar, stopwatch, alat tulis dan formulir.
Prosedur pelaksanaan tes lari 300 meter sebagai berikut :
a. Dengan aba-aba “bersedia” testi dengan siap berdiri dibelakang garis start
b. Dengan aba-aba “siap” testi dengan start berdiri siap lari.
c. Dengan aba-aba “yak” bersamaan dengan bendera start terangkat testi lari
secepat-cepatnya menempuh jarak 300 meter.
36
Tabel.8. Norma Tes Lari 300 Meter
(Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta)
No Norma Prestasi Putra (detik) Prestasi Putri (detik)
1. Baik Sekali 31.80 – 38.95 34.00 – 39.29
2. Baik 38.96 – 44.59 39.30 – 46.11
3. Sedang 44.60 – 49.89 46.12 – 53.27
4. Kurang 49.90 – 55.29 53.28 – 60.41
5. Kurang Sekali 55.30 – 60.59 60.42 – 67.57
3) Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)
Tujuan : Mengukur komponen Daya Ledak otot tungkai.
Alat/ Fasilitas (1) Papan berskala senti meter, warna gelap, berukuran 30 x
150 cm, dipasang pada dinding atau tiang. Jarak antara
lantai dengan angka 0 (nol) pada skala yaitu 200 cm.
(2)lantai datar, rata, (3)alat tulis, (4)serbuk kapur (5)alat
penghapus.
Petugas tes : 1. Pengamat papan meteran merangkap Pencatat hasil, 2.
pengamat gerakan.
Prosedur pelaksanaan tes Vertical Jump sebagai berikut:
a. Gantungkan papan ukuran lompat tegak ditembok (dinding).
b. Atlet berdiri menyamping dari kaki kanan / kiri merapat ketembok.
c. Tangan kanan/kiri berkapur diluruskan keatas setinggi-tingginya dan
disentuhkan pada papan ukuran lompat tegak. Bekas sentuhan yang
tertinggi merupakan tinggi raihan. Atlet siap melompat.
37
d. Atlet melompat setinggi-tingginya dengan bantuan ayunan kedua
lengannya
e. Saat melompat, sentuhkan jari-jari tangan yang berkapur kepapan ukuran
Gambar 1. Tes Vertical Jump posisi bersiap sampai saat melakukan
Catatan:
1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak.
2) Ketiga selisih raihan dicatat dan diambillah raihan terbaik.
Tabel.9. Norma Tes Vertical Jump
(Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta)
No Norma Prestasi Putra (cm) Prestasi Putri (cm)
1. Baik Sekali 92 - Keatas 65 - Keatas
2. Baik 78 – 91 57 – 64
3. Sedang 65 – 77 49 – 56
4. Kurang 52 – 64 42 – 48
5. Kurang Sekali Kebawah – 51 Kebawah – 41
38
4) Tes Loncat Dada
Tujuan mengukur kukuatan otot-otot kaki dan pernafasan.
Peralatan : Tally Counter, alat tulis dan formulir, stopwatch.
Gambar .2. testi berdiri tegak. Gambar .3. testi berada di atas (loncat).
Prosedur pelaksanaan Loncat Dada sebagai berikut :
a. Setiap testi (orang coba) diamati seorang tester (petugas tes).
b. Dengan aba-aba “bersedia” testi berdiri bebas mengambil tempat tidak
saling mengganggu satu dan lainnya.
c. Dalam aba-aba “siap” testi siap meloncat.
d. Pada aba-aba “yak” bersamaan dengan stopwatch dijalankan testi
meloncat keatas dengan kedua kaki bertolak bersama. Kedua tungkai
bawah kebawah (tidak kebelakang) sehingga tapak kaki 25 cm diatas
lantai/tanah.
39
e. Pelaksanaan benar dihitung sekali dan testi melakukan loncat dada
sebanyak mungkin selama 60 detik.
f. Pelaksanaan yang salah tidak dihitung, apabila saat meloncat keatas tapak
kaki kurang 25 cm diatas lantai.
Tabel.10. Norma Tes Loncat Dada
(Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta)
No Norma Prestasi Putra (cm) Prestasi Putri (cm)
1. Baik Sekali 123 – Keatas 112 – Keatas
2. Baik 91 – 122 90 – 112
3. Sedang 60 – 90 58 – 89
4. Kurang 31 – 59 26 – 57
5. Kurang Sekali Kebawah – 30 Kebawah – 25
5) Tes Loncat Tiga Kali
Tujuan : mengukur daya eksplosif kedua kaki/tubuh.
Peralatan : bak lompat/matras, pita pengukur jarak, alat tulis dan
formulir.
Prosedur pelaksanaan tes Loncat tiga kali sebagai berikut :
a. Bila dengan bak lompat testi berdiri pada papan lompat, bila dengan
matras testi berdiri dibelakang garis batas.
b. Testi berdiri dengan telapak kaki sejajar pada papan loncat atau dibelakang
garis batas.
40
c. Dengan gerakan ditempat (persiapan meloncat) kemudian meloncat
sejauh-jauhnya bertolak dengan kedua kaki bersama dan mendarat,
dilanjutkan loncatan kedua dan dilanjutkan lagi loncatan yang ketiga.
d. Jarak loncatan dicatat dari papan loncat sampai dengan batas loncatan
yang ketiga dalam cm.
e. Testi melakukan tes dua kali berurutan.
Gambar .4. Sikap awal dan akan melakukan pendaratan loncatan
Tabel.11. Norma Tes Loncat Tiga Kali
(Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta)
No Norma Prestasi Putra (cm) Prestasi Putri (cm)
1. Baik Sekali 9.80 – 9.00 8.10 – 7.50
2. Baik 8.99 – 8.50 7.49 – 7.00
3. Sedang 8.49 – 7.50 6.99 – 6.00
4. Kurang 7.49 – 6.75 5.99 – 5.40
5. Kurang Sekali 6.74 – kebawah 5.39 – kebawah
41
6) Tes Duduk Pada Tembok
Tujuan : Mengukur komponen daya tahan kekuatan otot paha.
Alat/ Fasilitas : tembok/papan tegak lurus dengan lantai datar, Stopwatch,
alat tulis.
Petugas tes : 1. Pengamat waktu, 2. Penghitung gerakan merangkap
pencatat hasil.
Gambar 6. Tes duduk
pada tembok.
Prosedur pelaksanaan tes pengukuran daya tahan kukuatan otot paha :
a. Atlet berdiri mendekat tembok. Pada saat aba-aba “siap” testi
menempatkan kedua tapak kaki sejajar 20 cm dan lurus kedepan. Pantat
merapat tembok, tungkai bawah tegak lurus, paha mendatar sehingga
tungkai bawah dan paha bersudut 900. kedua lengan lurus kebawah.
Bersama dengan sikap betul tersebut, beri aba-aba “yak” dan stopwatch
dijalankan. Testi mempertahankan sikap betul tersebut selama mungkin.
42
b. Kemampuan menahan sikap duduk pada tembok atau yang betul dihitung
sampai dengan 0,01 (perseratus detik) stopwatch dihentikan saat testi tidak
dapat menahan sikap yang benar. Sikap salah bila paha tidak mendatar,
kedua tangan menahan paha, tungkai bawah dan paha tidak bersudut 900.
Tabel.12. Norma Tes Duduk Pada Tembok
(Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta)
No Norma Prestasi (detik )putra Prestasi (detik )putri
1. Baik Sekali 5:21 – Keatas 5:01 – Keatas
2. Baik 4:21 – 5:20 4:01 – 5:00
3. Sedang 3:21 – 4:20 3:01 – 4:00
4. Kurang 2:01 – 3:20 2:01 – 3:00
5. Kurang Sekali Kebawah – 2:00 Kebawah – 2:00
7) A. Tes Pull – Up (Bergantung Angkat Tubuh) untuk putra
Tujuan : untuk mengukur daya tahan kekuatan otot-otot lengan
dan bahu. Untuk putri dengan tes BST (bergantung siku
tekuk).
Peralatan : (1) palang tunggal tinggi 2,5–3,0 meter garis tengah 3–5
cm (2) alat tulis dan formulir. (3) alat penghitung (4)
bangku untuk dipindah-pindah (5) kapur (6) bangku (alat
bantu).
Petugas tes : 1 (satu) orang pengawas/pembantu, sekaligus penghitung
dan pencatat.
Prosedur pelaksanaan tes Pull-Up (Bergantung Angkat Tubuh) sebagai berikut:
a. Testi berdiri dibawah palang tunggal, bergantung pegangan kearah depan.
43
b. Testi bergantung dengan kedua lengan lurus dan badan tidak bergerak lagi
setelah itu testi segera membengkokkan kedua lengan dan mengangkat
tubuh sampai dagu berada diatas palang tunggal kemudian kembali
bergantung dengan kedua lengan lurus. Selanjutnya angkat lagi tubuh
sampai dagu diatas palang tunggal dan turun lagi bergantung lengan lurus.
c. Jumlah berapa kali testi mengangkat tubuh sampai dagu diatas palang
tunggal, menunjukkan jumlah testi dapat melakukan Pull-Up.
d. Pull-Up dinyatakan betul, apabila pada waktu mengangkat tubuh tidak
didahului dengan mengayunkan kedua kaki kedepan atau kebelakang.
e. Pelaksanaan Pull-Up dilakukan sebanyak mungkin selama 60 detik.
f. Pull-Up dinyatakan gagal jika testi melepaskan kedua tangan dari papan
tunggal.
Gambar. 7. Sikap bersiap dan saat melakukan tes Pull-Up
44
Tabel.13. Norma Tes Pull-Up
(Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta)
No Norma Prestasi putra
1. Baik Sekali 24 – Keatas
2. Baik 17 – 23
3. Sedang 10 – 16
4. Kurang 3 – 9
5. Kurang Sekali Kebawah – 2
8. Tes bergantung siku tekuk (Flexed Arm Hang) untuk putri
Tes ini dapat untuk putri atau putra.
Tujuan : untuk mengukur kekuatan statis dan daya tahan otot-otot
lengan dan bahu.
Peralatan dan tester sama dengan Pull-Up.
Prosedur pelaksanaan tes bergantung siku tekuk sebagai berikut:
a. Testi menggosokkan tangan pada kapur, kemudian testi naik bangku,
kedua tangan memegang palang tunggal dengan pegangan kedepan (tapak
tangan menghadap kedepan).
b. Kedua siku ditekuk sehingga dagu diatas palang tunggal.
c. Setelah aba-aba “yak” bersamaan stopwatch dijalankan dan bangku
diambil oleh tester, testi berusaha menahan sikap dagu diatas palang
tunggal tersebut selama mungkin.
d. Stopwatch dihentikan atau tes dihentikan bila dagu bertumpu pada palang
tunggal atau dibawah palang tunggal.
45
e. Hasil yang dicatat ialah waktu yang dicapai testi dari aba-aba “ya” sampai
teti tidak mampu lagi melakukannya (dagu menumpang diatas palang
tunggal) waktu dihitung sampai dengan 0,01 detik (perseratus detik).
Gambar. 8. Sikap bersiap dan saat melakukan Flexed Arm Hang.
Tabel.14. Norma Tes Bergantung Siku Tekuk.
(Sumber: Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta,2003)
No Norma Prestasi putri
1. Baik Sekali 60 – Keatas
2. Baik 40 – 59
3. Sedang 21 – 39
4. Kurang 2 – 20
5. Kurang Sekali Kebawah – 1
46
9. Tes Sit-Up
Tujuan : mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.
Alat/Fasilitas : 1. Lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih,
2.Stopwatch, 3. Alat tulis, 4.Alas/tikar/matras.
Petugas tes : 1. Pengamat waktu, 2. Penghitung gerakan mera-
ngkap pencatat hasil.
Gambar. 9. Gerakan Sit-Ups permulaan dan ujung siku menyentuh lutut
Prosedur pelaksanaan tes baring-duduk lutut tekuk (sit-up) selama 1 menit :
a. Atlet berbaring telentang, kedua tangan dibelakang tengkuk, dan kedua
siku lurus kedepan.
b. Kedua lutut ditekuk 450 dan telapak kaki tetap dilantai.
c. Bersamaan dengan aba “siap” atlet siap melakukannya.
d. Bersamaan dengan aba-aba “ya” alat ukur pengukur waktu dijalankan,
kemudian atlet mengangkat tubuh, kedua siku menyentuh lutut, dan
kembali berbaring atau kesikap pemula.
e. Lakukan gerakan sebanyak-banyaknya selama 60 detik.
47
Catatan:
1) Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya tidak
terjalin lagi.
2) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha.
3) Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.
Tabel.15. Norma Tes Sit – Up
(Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta)
No Norma Prestasi Putra Prestasi Putri
1. Baik Sekali 70 – Keatas 70 – Keatas
2. Baik 54 – 69 54 – 69
3. Sedang 38 – 53 35 – 53
4. Kurang 22 – 37 22 – 34
5. Kurang Sekali Kebawah – 21 Kebawah – 21
10. Tes Duduk Berlunjur dan Meraih (Sit and Reach)
Tujuan : Mengukur komponen kelentukan tubuh (Fleksibilitas).
Alat/ Fasilitas : tembok/papan tegak lurus dengan lantai datar, alat tulis,
pita pengukur minimal 2 meter, serbuk kapur.
Petugas tes : 1. Pengamat meteran merangkap Pencatat hasil.
Prosedur pelaksanaan tes duduk berlunjur dan meraih :
i. Pelaksanaan menduduki pita pengukur. Pita pengukur diletakkan lurus
dilantai, dengan angka 0 (nol) pada tepi tembok.
ii. Testi melepaskan sepatu dan kaos kaki, duduk berlunjur menduduki pita
pengukur: pantat, punggung dan kepala merapat ketembok. Kedua kaki
lurus kedepan dengan kedua lutut lurus. Panjang kaki dicatat sampai cm
48
penuh. Pengukuran dari tembok, kedua kaki kangkang, lutut tidak boleh
bengkok.
iii. Testi meraihkan kedua lengan kedepan sejauh mungkin dan menempatkan
kedua jari-jari tangan pada pita sejauh mungkin. Tahap raihan tersebut
minimal 3 (tiga) detik. Jauh raihan dicatat sampai dengan cm penuh.
Lakukan raihan dua kali berurutan, dan jarak raihan terjauh yang dihitung.
iv. Perhitungan jarak raihan ialah: ujung jari-jari tangan terpanjang dari
masing-masing tangan dan jarak/yang terdekat yang dicatat diantara kedua
tangan.
v. Kelentukan tubuh diukur selisih antara jarak raihan dengan panjang kaki
dalam cm.
Gambar 10. Tes Sit and Reach posisi Gambar 11. Tes Sit and Reach posisi
sebelum melakukan
Catatan:
(1) Skor dinyatakan batal dan diulang apabila posisi kaki dan bokong
bergeser.
49
Tabel.16. Norma Tes Duduk berlunjur dan Meraih
(Sumber: Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta,2003)
No Norma Prestasi Putra Prestasi Putri
1. Baik Sekali 41 – Keatas 46 – Keatas
2. Baik 31 – 40 35 – 45
3. Sedang 21 – 30 26 – 34
4. Kurang 11 – 20 16 – 25
5. Kurang Sekali Kebawah – 10 Kebawah – 15
11. Tes Lari 1.600 Meter
Tujuan : tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan
pernafasan atau mengukur VO2 max.
Peralatan : (1) lintasan lari 400 meter atau lintasan datar panjang 220
meter, (2) garis start dan garis finish, (3) stopwatch, alat
tulis, dan formulir (4) bendera Start.
Prosedur pelaksanaan tes Lari 1.600 Meter sebagai berikut :
a. Sejumlah testi sesuai dengan pengambil waktu dan jumlah stopwatch
melakukan start bersama. Starter memberi aba-aba “bersedia” testi berdiri
dibelakang garis start.
b. Dengan aba-aba “yak” testi segera lari menempuh jarak 1.600 jarak
tersebut ditempuh secepat mungkin. Baik dengan lari dan kalau merasa
lelah dapat diselingi berjalan.
c. Tes lari 1.600 meter dapat pula mengukur VO2 max seseorang.
50
d. Pelaksanaanya seperti tes diatas, hanya pada waktu lintasan terakhir testi
lari secepatnya dan sekuatnya dan sekuat-kuatnya. Kecepatan lari dicatat
dalam menit dan detik dengan rumus :
VO2 max = 133,61 – (13,89 x waktu lari)
Keterangan :
VO 2 Max : kapasitas aerobic (ml/kg.Berat Badan /menit).
Tes lari 1600 meter dapat pula untuk mengukur VO2 max seseorang misal
seseorang atlet bernama Parmonangan berlari 1600 m kecepatan larinya 5 menit 6
detik, estimasi VO2 max ialah: 133,61 – (13,89 x 5,6) = 62,8 ml/g/in.
Tabel.17. Norma tes lari 1600 meter
(Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta)
No Norma Prestasi (detik )putra Prestasi (detik )putri
1. Baik Sekali 5:08:50 – 5:40:40 6:05:50 – 7:05:40
2. Baik 5:40:50 – 7:08:40 7:05:50 – 8:35:40
3. Sedang 7:08:40 – 9:08:40 8:35:50 – 10:05:40
4. Kurang 9:08:50 – 10:08:40 10:05:50 – 11:35:40
5. Kurang Sekali 10:05:50 – Kebawah 11:35:50 – Kebawah
51
12. Tes Lari 15 Menit (Tes Balke)
Tujuan : Mengetahui daya tahan jantung kerja jantung dan
pernafasan.
Alat/ Fasilitas (1) Lintasan lari datar dan rata (2) Stopwatch (3) Bendera
start (4) Peluit (5) alat tulis, (6) serbuk kapur.
Petugas tes : 1. Petugas keberangkatan (Starter) 2. Pengukur waktu
merangkap pencatat hasil, 3. pengawas lintasan.
Prosedur pelaksanaan tes Balke (lari 15 menit):
i. Sampel berdiri dibelakang garis start.
ii. Pada aba-aba “ya” sampel mulai berlari selama 15 menit, sampai ada tanda
waktu 15 menit berakhir, dengan dibunyikannya peluit.
iii. Skor yang dicatat adalah jarak yang ditempuh sampel selama 15 menit,
dalam satuan meter, kemudian dimodifikasi menjadi skor sesuai dengan
tabel yang tersedia.
iv. Sebelum dikonversi kedalam tabel norma kondisi fisik atlet atletik
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
VO 2 Max =
133
15
_ meterxx 0,172 + 33,3
Keterangan :
VO 2 Max : kapasitas aerobic (ml/kg.Berat Badan /menit)
X : jarak yang ditempuh dalam meter
15 : waktu 15 menit
52
Tabel.18. Norma Tes Balke (lari 15 menit)
(Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta)
No Norma Prestasi Aerobik Putra Prestasi Aerobik Putri
1. Baik Sekali 61.00 - Keatas 54.30 - Keatas
2. Baik 55.10 – 60.90 49.30 – 54.20
3. Sedang 49.20 – 55.00 44.20 – 49.20
4. Kurang 43.30 – 49.10 39.20 – 44.10
5. Kurang Sekali Kebawah – 43.20 Kebawah – 39.10
Setelah skor kondisi fisik diperoleh maka selanjutnya dibandingkan
dengan norma penilaian kondisi fisik atlet atletik. Sehingga dapat diketahui
kategori keadaan kondisi fisik atlet atletik Pusat Pendidikan Dan Latihan Olahraga
Pelajar (PPLP) Sumatera Utara Tahun 2012.
E. Teknik Analisis Data
Untuk memberikan nilai pada setiap skor yang diperoleh dari setiap butir
tes kondisi fisik sesuai dengan nomor cabang atletik, dilakukan dengan cara
menotasikan skor tersebut dengan norma penilaian yang sesuai dengan jenis
kelamin dan cabang olahraga bersangkutan, sehingga diperoleh kedudukan
kategori skor tersebut dan bobot nilainya. Konversi nilai dari setiap kategori
komponen fisik sesuai nomor cabang atletik adalah sebagai berikut:
53
Tabel 19. Konversi Nilai (Lutan, dkk. 1999:24)
Kategori Konversi
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
10
8
6
4
2
Selanjutnya untuk menentukan nilai secara keseluruhan kondisi fisik
sampel dilakukan dengan cara:
1) Menjumlahkan konversi nilai skor dari dari setiap komponen kondisi
fisik sesuai nomor cabang atletik sampel tersebut.
2) Hasil jumlah tersebut dalam butir tes di atas dibagi dengan banyaknya
komponen kondisi fisik dasar dari cabang olahraga yang bersangkutan.
3) Hasil ini kemudian dinotasikan ke dalam tabel kategori status kondisi
fisik sampel seperti tersebut dalam tabel berikut ini
Tabel 20. Rentang Nilai (Lutan, dkk. 1999:24)
Rentang Nilai Kategori
9.6 – 10
8,0 – 9.5
6,0 – 7.9
4,0 – 5,9
2,0 – 3,9
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jika pada item tes sampel berada
pada kategori baik (tabel 13), maka skor yang diperoleh per-item adalah 6, karena
54
jumlah tes yang dilakukan sebanyak 7 item disetiap nomor cabang masing-masing
maka skor setiap item itu dijumlahkan sehingga diperoleh skor 42. Selanjutnya
jumlah skor tersebut dibagi jumlah item (42/7) maka diperoleh hasil 6. Hasil skor
6 ini selanjutnya dikonversikan ke tabel 14, maka diperoleh hasil sampel tersebut
pada kategori baik. Demikian selanjutnya untuk sampel yang lain.
Setelah diketahui berapa sampel yang mendapat nilai/predikat sempurna,
baik sekali, baik, cukup, dan kurang, maka jumlah keseluruhan diklasifikasikan
kedalam persentase yang mempunyai rumus:
P = F / N x 100 %
Keterangan : P = Jumlah Persentase
F = Frekuensi Jawaban atau Jumlah sampel yang mendapat
predikat
N = Jumlah Responden (keseluruhan sampel)
% = Persentase Jawaban
Sehingga dapat diketahui berapa persenkah klasifikasi atlet yang mendapat
predikat sempurna, baik sekali, baik, cukup, dan kurang, Sehingga peneliti dapat
menyatakan persentase atlet yang mendapat predikat.