tes bakat

11
5 Tes Bakat D Diah Widiawati, M.Psi 1 Pada pertemuan yang lalu, kita membahas mengenai Inteligensi, sebagai salah satu aspek dalam diri manusia yang perlu diketahui ; dan Tes Inteligensi sebagai alat untuk mengukur inteligensi tersebut. Inteligensi merupakan konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam kemampuan umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan khusus atau spesifik. Kemampuan khusus ini membantu individu untuk mencapai pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Kemampuan khusus inilah yang disebut dengan Bakat atau Aptitude. Tes Inteligensi dirancang untuk mengetahui tingkat perkembangan kognitif atau kemampuan seseorang secara umum (faktor g). Artinya, skor IQ yang diperoleh seseorang dalam Tes Inteligensi hanya akan memaparkan potensi atau kemampuan umum saja. Cronbach (dalam Aiken & Marnat, 2009) menyatakan bahwa tes kecerdasan mengukur berbagai macam kemampuan umum, sehingga tes tersebut mencakup informasi yang luas (broad bandwidth). Namun demikian, Tes Inteligensi tidak dirancang untuk mengetahui kemampuan khusus (faktor s), sehingga kemampuan khusus yang dimiliki seseorang tersebut tidak dapat diketahui secara pasti. Dengan adanya kondisi demikian, maka banyak para ahli yang pada akhirnya mengembangkan sebuah instrumen yang dapat mengungkap kemampuan khusus atau bakat tersebut. Oleh karena itu, pada pertemuan minggu ini, kita akan membahas mengenai bakat dan beberapa instrumen yang dapat mengukur dan mengungkap bakat atau kemampuan khusus tersebut. PENGERTIAN BAKAT Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Sukardi (dalam Sunaryo, 2004) mendefinisikan bakat sebagai suatu kondisi atau kualitas yang dimiliki oleh individu yang memungkinkan dirinya dapat berkembang di masa yang akan datang. Sedangkan Bingham menyatakan bahwa bakat merupakan kondisi atau rangkaian karakteristik yang dipandang sebagai gejala kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respon melalui latihan- latihan. Dengan kata lain, bakat merupakan hasil interaksi antara hereditas dan www.mercubuana.ac.id

Upload: anyta-eka

Post on 01-Feb-2016

35 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

since

TRANSCRIPT

Page 1: tes bakat

5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi

1

Pada pertemuan yang lalu, kita membahas mengenai Inteligensi, sebagai salah satu

aspek dalam diri manusia yang perlu diketahui ; dan Tes Inteligensi sebagai alat untuk

mengukur inteligensi tersebut. Inteligensi merupakan konsep mengenai kemampuan

umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam kemampuan umum

ini, terdapat kemampuan-kemampuan khusus atau spesifik. Kemampuan khusus ini

membantu individu untuk mencapai pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan

tertentu setelah melalui suatu latihan. Kemampuan khusus inilah yang disebut dengan

Bakat atau Aptitude.

Tes Inteligensi dirancang untuk mengetahui tingkat perkembangan kognitif atau

kemampuan seseorang secara umum (faktor g). Artinya, skor IQ yang diperoleh

seseorang dalam Tes Inteligensi hanya akan memaparkan potensi atau kemampuan

umum saja. Cronbach (dalam Aiken & Marnat, 2009) menyatakan bahwa tes

kecerdasan mengukur berbagai macam kemampuan umum, sehingga tes tersebut

mencakup informasi yang luas (broad bandwidth). Namun demikian, Tes Inteligensi

tidak dirancang untuk mengetahui kemampuan khusus (faktor s), sehingga kemampuan

khusus yang dimiliki seseorang tersebut tidak dapat diketahui secara pasti. Dengan

adanya kondisi demikian, maka banyak para ahli yang pada akhirnya mengembangkan

sebuah instrumen yang dapat mengungkap kemampuan khusus atau bakat tersebut.

Oleh karena itu, pada pertemuan minggu ini, kita akan membahas mengenai bakat dan

beberapa instrumen yang dapat mengukur dan mengungkap bakat atau kemampuan

khusus tersebut.

PENGERTIAN BAKAT Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir.

Sukardi (dalam Sunaryo, 2004) mendefinisikan bakat sebagai suatu kondisi atau

kualitas yang dimiliki oleh individu yang memungkinkan dirinya dapat berkembang di

masa yang akan datang. Sedangkan Bingham menyatakan bahwa bakat merupakan

kondisi atau rangkaian karakteristik yang dipandang sebagai gejala kemampuan individu

untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respon melalui latihan-

latihan. Dengan kata lain, bakat merupakan hasil interaksi antara hereditas dan

www.mercubuana.ac.id

Page 2: tes bakat

5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi

2

pendidikan atau latihan. Pada klasifikasi tes psikologi, pada dasarnya Tes Bakat

merupakan Tes Kognitif, sama seperti Tes Inteligensi. Baik Bakat maupun Inteligensi

sama-sama merupakan Kemampuan Kognitif Potensial, artinya kedua kemampuan itu

merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap orang. Sedangkan Kemampuan

Kognitif Aktual terwujud dalam prestasi seseorang. Jika dibuat dalam bentuk diagram,

maka hasilnya akan seperti di bawah ini.

Untuk penjelasan mengenai teori, silahkan baca kembali modul pertemuan minggu lalu, mengenai teori kecerdasan. Dengan mengingat diagram di atas, maka pada dasarnya teori

kecerdasan yang dikemukakan oleh beberapa tokoh tersebut relevan dengan materi yang kita bahas pada pertemuan minggu ini.

Ada tiga hal yang mempengaruhi bakat seseorang, yaitu :

1. Unsur Genetik, khususnya yang berkaitan dengan fungsi otak. Jika otak kiri lebih

dominan, maka bakatnya berhubungan dengan masalah verbal, intelektual,

keteraturan, dan logis. Sedangkan jika otak kanan lebih dominan, maka bakatnya

berkaitan dengan masalah spasial, nonverbal, estetik, artistic, dan atletis.

2. Latihan. Bakat adalah sesuatu yang sudah dimiliki secara alamiah, namun

memerlukan latihan untuk mengembangkannya.

3. Struktur Tubuh. Struktur tubuh mempengaruhi bakat seseorang. Seorang yang

bertubuh atletis akan memudahkannya menggeluti bidang olah raga atletik.

TES

Kognitif

Non Kognitif

Kemampuan Potensial

Kemampuan Aktual

Kemampuan Umum (g)

Kemampuan Khusus (s)

Inteligensi

Bakat

Prestasi

Minat, Kepribadian

Page 3: tes bakat

5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi

3

Mengetahui bakat seseorang tentu bukan hal sia-sia, namun memiliki tujuan, yaitu :

1. Melakukan Diagnosis. Saat kita mengetahui bakat seseorang, maka kita akan

memahami potensi yang ada pada seseorang tersebut. Dengan mengetahui potensi

tersebut, maka kita dapat melakukan analisis masalah yang dihadapi orang tersebut,

baik masalah dalam bidang pendidikan, klinis, maupun industri. Dengan kemampuan

menganalisis masalah, maka diharapkan kita dapat memberikan treatment yang

tepat bagi seseorang (Mengetahui Bakat � Analisa Masalah � Diagnosa �

Treatment).

2. Melakukan Prediksi. Tujuan prediksi adalah memprediksi kemungkinan sukses atau

gagalnya seseorang dalam bidang tertentu di masa depan. Pada dasarnya, prediksi

itu mempertemukan potensi seseorang dengan persyaratan yang dituntut suatu

lembaga tertentu. Prediksi ini meliputi kegiatan seleksi, penempatan, dan klasifikasi.

Dengan mengetahui dua tujuan dari mengetahui bakat, maka kita perlu mengetahui

bagaimana cara mengenali adanya suatu bakat. Pertama, Melalui Pengalaman. Ketika

mencoba hal tertentu, individu mengalami banyak kemajuan dalam bidang tersebut. Hal

ini akan menjadi satu cara dalam mengetahui bakat apa yang dimilikinya. Kedua,

Mengikuti Tes Bakat, yang saat ini banyak tersedia. Ketiga, Memadukan antara

pengalaman dan tes bakat. Dengan melakukan kedua hal tersebut, maka hasilnya akan

lebih meyakinkan individu yang bersangkutan.

SEJARAH

Tes kemampuan khusus atau bakat berkembang karena adanya peristiwa yang

mendorong perkembangan tes tersebut di tahun 1920an dan 1930an. Pada tahun

tersebut, konsultan perusahaan merasa bahwa, baik karyawan maupun pimpinan, harus

mendapatkan manfaat nyata jika dikenakan tes psikologi. Manfaat yang dimaksud

adalah seseorang mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengannya. Para konsultan

tersebut menyatakan bahwa tes psikologi akan bermanfaat jika karyawan yang terpilih

dalam proses rekrutmen, akan ditempatkan pada posisi sesuai dan diberi pekerjaan

yang dapat mereka kerjakan dengan sangat efektif.

Page 4: tes bakat

5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi

4

Para konsultan berasumsi bahwa memilih karyawan yang kompeten dan memberi

mereka pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka akan dapat meningkatkan

produktivitas kerja, bermanfaat bagi karyawan itu sendiri, pimpinan, dan perusahaan

secara keseluruhan. Pada masa Great Depression pada tahun 1930an, program

penelitian dan pengembangan di Universitas Minnesota menyusun serangkaian tes

kemampuan khusus, yang akan digunakan untuk konseling kejuruan, pemilihan

karyawan, dan penempatan karyawan.

Tes bakat juga muncul karena pemikiran psikolog bahwa tes inteligensi hanya mengukur

aspek tertentu dari inteligensi. Hal ini tentu saja tidak cukup karena tidak semua aspek

penting dapat terwakili karena cakupannya yang terbatas. Selain itu, sebelum PD I, para

psikolog mulai mengakui perlunya tes-tes bakat khusus untuk digunakan dalam

konseling pekerjaan, seleksi dan klasifikasi personil industri dan militer. Dengan kondisi

itu, beberapa tes inteligensi kemudian dimodifikasi menjadi tes bakat.

Ada 12 faktor yang diungkap dalam Tes Bakat, yaitu :

1. Kemampuan verbal, yaitu kemampuan memahami dan menggunakan bahasa, baik

secara lisan maupun tulisan.

2. Kemampuan numerikal, yaitu kemampuan memecahkan masalah aritmatik atau

berhitung dengan tepat dan teliti.

3. Kemampuan spasial, yaitu kemampuan merancang suatu benda secara tepat.

4. Kemampuan perceptual, yaitu kemampuan mengamati dan memahami gambar

dua dimensi menjadi tiga dimensi.

5. Kemampuan reasoning, yaitu kemampuan memecahkan suatu masalah.

6. Kemampuan mekanik, yaitu kemampuan memahami konsep mekanik dan fisika.

7. Kemampuan memori, yaitu kemampuan mengingat.

8. Kemampuan klerikal, yaitu kemampuan bekerja di bidang administrasi.

9. Kreativitas, yaitu kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan

hasil yang tidak biasa (istimewa).

10. Kecepatan kerja, yaitu kemampuan bekerja secara cepat untuk pekerjaan rutin.

11. Ketelitian, yaitu kemampuan bekerja secara teliti.

12. Ketahanan, yaitu kemampuan bekerja secara konsisten.

Page 5: tes bakat

5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi

5

JENIS TES BAKAT Tes Bakat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Single Test dan Baterai Test.

Kelompok Single Test, yaitu tes bakat yang terdiri dari satu jenis tes dan pada

umumnya mengungkap kemampuan khusus yang dimiliki seseorang. Jenis tes bakat

dari kelompok ini adalah :

a. Tes Sensori, yaitu tes yang

mengungkap kemampuan indera.

Misalnya Tes Ketajaman

Penglihatan atau Color Vision Test.

b. Tes Artistik, yaitu tes yang mengungkap bakat seni, misalnya Horn Art Aptitude

Inventory. Tes ini ditujukan untuk orang dewasa, dimana tugasnya adalah membuat

sketsa benda umum, gambar geometris, sketsa serangkaian garis dasar pada

kerangka persegi panjang.

c. Tes Klerikal, yaitu tes yang mengungkap kemampuan klerikal. Misalnya Minnesota Clerical Test, yaitu tes seleksi pekerjaan yang mengharuskan adanya kecepatan

melihat dan mengendalikan simbol. Tes ini terdiri dari dua bagian, yaitu : Bagian I Number Comparison (8’) � 200 pasang

7 9 5 4 2 _____ 7 9 5 2 4

5 7 9 4 3 6 _____ 5 7 9 4 3 6 7

……………………………….

Bagian II Name Comparison (7’) � 200 pasang

Jhon C. Kinder _____ John C. Lender

Investors Syndicate _____ Investors Syndicate

……………………………….

d. Tes Kreativitas, yaitu tes yang mengungkap kreativitas. Misalnya Torrance Test.

e. Tes Kraepelin dan Pauli, yaitu tes yang mengungkap kemampuan seseorang

dalam bekerja. Faktor yang dapat diungkap dalam tes ini adalah : (i) Kecepatan,

ditunjukkan dengan prestasi yang dicapai; (ii) Ketelitian, ditunjukkan dengan jumlah

kesalahan dan loncatan yang dibuat; (iii) Keajegan, ditunjukkan dengan irama kerja

seseorang dalam mengerjakan tes ; (iv) Ketahanan, ditunjukkan dengan garis

ausdauer.

Page 6: tes bakat

5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi

6

Kelompok Baterry Tes, yaitu tes bakat yang terdiri dari rangkaian bermacam-macam

tes yang masing-masing tes dapat berdiri sendiri, artinya tidak harus digunakan secara

keseluruhan. Jenis tes bakat dari kelompok ini adalah :

1. Differential Aptitude Test (DAT) Tokoh : G. Bennet, H.G Seashore, A. G. Wesman

Tahun : 1947, yang terdiri atas form A + B

1963, 1973, 1981 (form V dan W)

saat ini form L dan M.

Teori : Multiple Factors dari Thurstone

Tujuan : untuk kebutuhan konseling pendidikan dan vokasional (kejuruan).

Testee : Siswa 8 – 12 tahun ; mahasiswa ; karyawan

Jumlah Tes : Tujuh tes, yaitu Verbal Reasoning, Numerical Ability, Abstract Reasoning, Space Relation, Mechanical Reasoning, Clerical Speed & Accuracy, Language Usage (Spelling & Sentences).

Penyajian : Individual atau klasikal

a. Numerical Ability / Tes Berhitung / A5.

Tes ini disajikan selama 30 menit. Tes ini mengukur kemampuan berpikir dengan

angka dan penguasaan hubungan numerik, misalnya penjumlahan sederhana.

Tes ini digunakan untuk melakukan prediksi dalam bidang pendidikan

(matematika, fisika, kimia, teknik, ilmu sosial, bahasa Inggris) ; dan bidang

pekerjaan (asisten laboratorium, tatabuku, statistik). b. Abstract Reasoning / Tes Penalaran / A3.

Tes ini disajikan selama 25 menit. Tes ini mengukur kemampuan penalaran yang

bersifat nonverbal, meliputi kemampuan memahami hubungan logis dari figur

abstrak atau prinsip nonverbal designs. Tes ini digunakan di lingkungan sekolah

atau pekerjaan. Tes ini relevan untuk pelajaran atau pekerjaan yang memerlukan

persepsi hubungan antara benda-benda. Pada tes ini, individu diminta untuk

menemukan azas atau prinsip dari suatu perubahan gambar. c. Space Relation / Tes Pola / B3.

Tes ini disajikan selama 30 menit. Dalam tes ini, individu diminta memanipulasi

benda secara mental sesuai pola yang tersedia dan membuat kreasi terhadap

Page 7: tes bakat

5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi

7

suatu struktur benda tertentu dengan perencanaan yang baik. Tes ini digunakan

khusus untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan seseorang mengenal

ruang tiga dimensi, baik untuk bidang studi maupun pekerjaan. Kemampuan ini

diperlukan dalam bidang perencanaan, desain pakaian, arsitektur, seni, dekorasi,

atau bidang lain yang membutuhkan pengamatan tiga dimensi. d. Mechanical Reasoning / Tes Pengertian Mekanik / C4.

Tes ini disajikan selama 30 menit. Tes ini disusun berdasarkan tes pemahaman

mekanikal yang disusun oleh Binet. Aspek yang diukur dalam dalam tes ini

adalah daya penalaran di bidang kerja mekanis dan prinsip fisika. Tes ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan khusus dalam bidang mekanik.

Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan ini antara lain, tukang kayu,

ahli mesin, pemelihara mesin, montir, insinyur, atau perakit. e. Clerical Speed and Accuracy / Tes Cepat dan Teliti / D4.

Tes ini disajikan selama 3 menit untuk Bagian I, dan 3 menit untuk Bagian II. Tes

ini mengukur respon terhadap tugas atau pekerjaan yang menyangkut kecepatan

persepsi, kecepatan respon terhadap kombinasi huruf-angka, dan ingatan jangka

pendek. Tes ini digunakan untuk konseling siswa yang mengalami kesulitan

dalam kecepatan belajar, atau untuk seleksi karyawan dalam pekerjaan tertentu.

Tes ini dapat meramalkan produktivitas karyawan dalam mengerjakan pekerjaan

rutin atau pekerjaan klerikal. Misalnya, sekretaris, kasir, sortir surat, administrasi. f. Verbal Reasoning / Penalaran Verbal.

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan memahami ide atau konsep

dalam bentuk kata. Selain itu, tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan

individu dalam berpikir dan memecahkan masalah yang dinyatakan dalam

bentuk kata-kata.

g. Language Usage / Pemakaian Bahasa. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan membedakan tata bahasa yang

baik dan benar, penggunaan tanda baca, dan penggunaan kata. Tes ini terdiri

atas Spelling dan Grammar. Spelling diberikan untuk mengukur kemampuan

individu dalam mengeja kata dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.

Grammar diberikan untuk mengukur kemampuan individu dalam mengenal

kesalahan tata bahasa, tanda baca, dan pemakaian kata dalam kalimat mudah.

Page 8: tes bakat

5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi

8

2. General Aptitude Test Battery (GATB) Tokoh : Charles E. Odell dari United States Employes Services.

Sejarah

: GATB digunakan sejak 1947 oleh State Employment service, yang bergabung dengan United States Employment Service. Sejak masa itu, GATB dimasukan dalam program penelitian berkelanjutan, untuk menjadikan tes tersebut akurat pada berbagai pekerjaan yang berbeda. Karena dasar risetnya yang luas, GATB dikenal sebagai sejumlah tes bakat ganda akurat untuk bimbingan jurusan.

Penyajian : Individual atau klasikal

Jumlah : 12 subtes untuk mengukur 9 kemampuan dasar atau bakat (aptitude)

Ada sembilan aptitude yang diungkap dalam GATB, yaitu :

1. Aptitude D (Intelligence), yaitu kemampuan mengerti prinsip, menalar, dan

membuat keputusan. Kemampuan ini terkait dengan keberhasilan di sekolah.

2. Aptitude V (Verbal), yaitu kemampuan mengerti arti kata, bahasa, arti

keseluruhan kalimat, dan paragraf. Tes yang mengungkap bakat ini adalah

Vocabulary (subtes 4).

3. Aptitude N (Numerical), yaitu kemampuan melakukan operasi angka secara

cepat dan tepat. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Computation (subtes 2)

dan Arithmatic Reason (subtes 6).

4. Aptitude S (Spatial), yaitu kemampuan berpikir secara visual pada bentuk

geometris, menangkap objek tiga dimensi, dan mengingat hubungan yang

dihasilkan dari gerakan objek dalam satu ruang. Tes yang mengungkap bakat ini

adalah Three Dimentional Space (subtes 3). Three Dimentional Space disebut

juga Tes Ruang Bidang, yang memerlukan waktu 5 menit untuk mengerjakan.

5. Aptitude F (Form Perception), yaitu kemampuan melihat bagian dari suatu

benda/grafik/gambar ; kemampuan membuat perbandingan dan pembedaan

secara visual ; dan kemampuan melihat perbedaan nyata pada bentuk dari suatu

gambar. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Tool Matching (subtes 5) dan

Form Matching (subtes 7). Tool Matching disebut juga Tes Mempersamakan

Perkakas. Tes ini memerlukan waktu 5 menit untuk mengerjakan 49 soal.

6. Aptitude Q (Clerical Perception), yaitu kemampuan mengungkap objek klerikal

(angka, huruf) ; dan kemampuan persepsi terhadap komputasi secara sepintas.

Tes yang mengungkap bakat ini adalah Name Comparation (subtes 1).

Page 9: tes bakat

5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi

9

7. Aptitude K (Motor Coordination), yaitu kemampuan mengorganisasikan

gerakan organ mata, tangan, jari tangan dengan terampil, teliti, cepat, dan tepat.

Tes yang mengungkap bakat ini adalah Mark Making (subtes 8).

8. Aptitude F (Finger Dexterity), yaitu kemampuan memanipulasi objek kecil

dengan jari jemari secara terampil dan teliti. Tes yang mengungkap bakat ini

adalah Assemble (subtes 11) dan Dissasemble (subtes 12). Finger Dexterity

disebut juga Tes Kecekatan Jemari. Tes ini memerlukan waktu 120 detik untuk

merakit (assembly) dan 90 detik untuk membongkar (disassembly).

9. Aptitude M (Manual Dexterity), yaitu kemampuan menggerakkan tangan

dengan mudah dan terampil. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Plan

(subtes 9) dan Turn (subtes 10).

3. Flanagan Aptitudes Classification Test (FACT)

Tokoh : John C. Flanagan

Sejarah

: John C. Flanagan adalah profesor psikologi di Universitas Pittsburg. Ia adalah direktur American Institude for Reseach (AIR). Pada Perang Dunia II Flanagan diminta membentuk ”The Army Air Force Aviation Psychology Program” untuk seleksi awak kapal. Setelah Perang Dunia II, ia membuat tes standar untuk tes bakat bagi pekerjaan di bidang sipil yaitu FACT dengan 14 tes. Tes dikembangkan untuk mendapatkan sistem klasifikasi baku dalam penentuan bakat seseorang pada tugas tertentu.

Tujuan : • Alat bantu untuk memprediksi keberhasilan kerja dan perencanaan program latihan dalam rangka konseling pekerjaan

• Alat seleksi dan penempatan karyawan. Penyajian : Individual atau Klasikal

Jumlah : 14 tes

Ada 14 aptitude yang diungkap dalam FACT, yaitu :

1. Tes Kode dan Ingatan (C2). Tes Coding diberikan untuk mengukur kecepatan

dan ketepatan dalam memberi kode pada informasi tertentu. Tes ini sesuai

diberikan untuk melihat kemampuan tersebut pada programmer, traffic control,

operator. Tes Memory diberikan untuk mengukur kemampuan mengingat. Tes ini

sesuai diberikan untuk melihat kemampuan tersebut pada pengacara, dokter.

2. Tes Merakit Objek (C1). Tes ini mengukur kemampuan mengenal, mengetahui,

dan membayangkan bentuk objek yang disusun dari bagian-bagian tertentu.

3. Tes Skala dan Grafik (C8). Tes ini mengukur kecepatan dan ketepatan dalam

membaca skala, grafik, dan peta. Menurut Flanagan, tes ini diperlukan untuk

Page 10: tes bakat

5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi

10

melihat Cretical Fact Elements pada ahli biologi, ahli kimia, insinyur, ahli

matematika, perawat, ahli medis, atau pilot.

4. Tes Pemahaman (A1). Tes ini mengukur kemampuan membaca, memahami

alasan logis, serta mengambil keputusan dengan menangkap makna dari situasi

praktis. Tes ini sesuai diberikan untuk melihat kemampuan pada hakim, jaksa,

psikolog, montir, dokter, pilot.

5. Tes Mengutip (B4). Tes ini mengukur kemampuan individu dalam mereproduksi

outline pola sederhana dengan tepat dan akurat. Tes ini sesuai diberikan untuk

melihat kemampuan desainer, tukang jahit, perakit, arsitek, periklanan.

6. Tes Komponen (C2). Tes ini mengukur kemampuan mengenali komponen atau

bagian yang penting. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan seorang perakit.

7. Tes Tabel (D3). Tes ini mengukur kemampuan membaca tabel, baik tabel yang

terdiri dari angka, maupun yang terdiri dari kata atau huruf. Tes ini sesuai untuk

melihat kemampuan pada pekerjaan ahli farmasi, ahli kimia, sekretaris, akuntan.

8. Tes Ungkapan (A6). Tes ini memiliki 19 buah soal, dimana tiap soal terdiri dari

tiga pertanyaan. Subjek pada tes ini diminta untuk memilih satu pernyataan yang

baik dan satu pernyataan yang buruk pada tiap soal. Tes ini mengukur perasaan

dan pengetahuan tentang bahasa ; mengungkap kemampuan berkomunikasi

melalui tulisan dan lisan. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan para ahli

sastra, psikolog, pengacara, penulis.

9. Tes Mekanik. Tes ini mengukur kemampuan pemahaman prinsip–prinsip

mekanik dan analisa. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan para ahli mesin,

motor, arsitek, teknik sipil.

10. Tes Inspection. Tes ini mengukur kemampuan seseorang dalam melihat

ketidaksempurnaan pada serangkaian benda secara tepat dan cepat. Tes ini

sesuai untuk melihat kemampuan para ahli teknisi alat elektronik, arsitek, dokter.

11. Tes Precision. Tes ini mengukur ketelitian. Tes ini sesuai untuk melihat

kemampuan para arsitek, akuntan, kasir, animator.

12. Tes Coordination. Tes ini mengukur kemampuan koordinasi tangan dan lengan.

Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan para pelukis, desainer baju, dokter.

13. Tes Arithmatic. Tes ini mengukur kemampuan kerja dengan angka. Tes ini

sesuai untuk melihat kemampuan akuntan, tukang bangunan.

Page 11: tes bakat

5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi

11

Daftar Pustaka

Aiken, L.R & Groth-Marnat, G (2009). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi, Jilid 2, Edisi Kedua Belas. Jakarta : Indeks

Anastasi, A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi Ketujuh (Terjemahan). Jakarta : PT

Indeks. Azwar, S (1996). Tes Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Presyasi

Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ormrod, J.E (2009). Psikologi Pendidikan, Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang.

Edisi Keenam, Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Santrock, J.W (2009). Psikologi Pendidikan, Edisi 3, Buku 1 (Terjemahan). Jakarta :

Salemba Humanika Sugiyanto, dkk (1984). Informasi Tes, Khusus untuk Profesi Psikologi, Edisi Kedua.

Yogyakarta : Unit Pengembangan Alat Tes Psikodiagnostika, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada