tes bakat
DESCRIPTION
sinceTRANSCRIPT
5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi
1
Pada pertemuan yang lalu, kita membahas mengenai Inteligensi, sebagai salah satu
aspek dalam diri manusia yang perlu diketahui ; dan Tes Inteligensi sebagai alat untuk
mengukur inteligensi tersebut. Inteligensi merupakan konsep mengenai kemampuan
umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam kemampuan umum
ini, terdapat kemampuan-kemampuan khusus atau spesifik. Kemampuan khusus ini
membantu individu untuk mencapai pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan
tertentu setelah melalui suatu latihan. Kemampuan khusus inilah yang disebut dengan
Bakat atau Aptitude.
Tes Inteligensi dirancang untuk mengetahui tingkat perkembangan kognitif atau
kemampuan seseorang secara umum (faktor g). Artinya, skor IQ yang diperoleh
seseorang dalam Tes Inteligensi hanya akan memaparkan potensi atau kemampuan
umum saja. Cronbach (dalam Aiken & Marnat, 2009) menyatakan bahwa tes
kecerdasan mengukur berbagai macam kemampuan umum, sehingga tes tersebut
mencakup informasi yang luas (broad bandwidth). Namun demikian, Tes Inteligensi
tidak dirancang untuk mengetahui kemampuan khusus (faktor s), sehingga kemampuan
khusus yang dimiliki seseorang tersebut tidak dapat diketahui secara pasti. Dengan
adanya kondisi demikian, maka banyak para ahli yang pada akhirnya mengembangkan
sebuah instrumen yang dapat mengungkap kemampuan khusus atau bakat tersebut.
Oleh karena itu, pada pertemuan minggu ini, kita akan membahas mengenai bakat dan
beberapa instrumen yang dapat mengukur dan mengungkap bakat atau kemampuan
khusus tersebut.
PENGERTIAN BAKAT Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir.
Sukardi (dalam Sunaryo, 2004) mendefinisikan bakat sebagai suatu kondisi atau
kualitas yang dimiliki oleh individu yang memungkinkan dirinya dapat berkembang di
masa yang akan datang. Sedangkan Bingham menyatakan bahwa bakat merupakan
kondisi atau rangkaian karakteristik yang dipandang sebagai gejala kemampuan individu
untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respon melalui latihan-
latihan. Dengan kata lain, bakat merupakan hasil interaksi antara hereditas dan
www.mercubuana.ac.id
5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi
2
pendidikan atau latihan. Pada klasifikasi tes psikologi, pada dasarnya Tes Bakat
merupakan Tes Kognitif, sama seperti Tes Inteligensi. Baik Bakat maupun Inteligensi
sama-sama merupakan Kemampuan Kognitif Potensial, artinya kedua kemampuan itu
merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap orang. Sedangkan Kemampuan
Kognitif Aktual terwujud dalam prestasi seseorang. Jika dibuat dalam bentuk diagram,
maka hasilnya akan seperti di bawah ini.
Untuk penjelasan mengenai teori, silahkan baca kembali modul pertemuan minggu lalu, mengenai teori kecerdasan. Dengan mengingat diagram di atas, maka pada dasarnya teori
kecerdasan yang dikemukakan oleh beberapa tokoh tersebut relevan dengan materi yang kita bahas pada pertemuan minggu ini.
Ada tiga hal yang mempengaruhi bakat seseorang, yaitu :
1. Unsur Genetik, khususnya yang berkaitan dengan fungsi otak. Jika otak kiri lebih
dominan, maka bakatnya berhubungan dengan masalah verbal, intelektual,
keteraturan, dan logis. Sedangkan jika otak kanan lebih dominan, maka bakatnya
berkaitan dengan masalah spasial, nonverbal, estetik, artistic, dan atletis.
2. Latihan. Bakat adalah sesuatu yang sudah dimiliki secara alamiah, namun
memerlukan latihan untuk mengembangkannya.
3. Struktur Tubuh. Struktur tubuh mempengaruhi bakat seseorang. Seorang yang
bertubuh atletis akan memudahkannya menggeluti bidang olah raga atletik.
TES
Kognitif
Non Kognitif
Kemampuan Potensial
Kemampuan Aktual
Kemampuan Umum (g)
Kemampuan Khusus (s)
Inteligensi
Bakat
Prestasi
Minat, Kepribadian
5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi
3
Mengetahui bakat seseorang tentu bukan hal sia-sia, namun memiliki tujuan, yaitu :
1. Melakukan Diagnosis. Saat kita mengetahui bakat seseorang, maka kita akan
memahami potensi yang ada pada seseorang tersebut. Dengan mengetahui potensi
tersebut, maka kita dapat melakukan analisis masalah yang dihadapi orang tersebut,
baik masalah dalam bidang pendidikan, klinis, maupun industri. Dengan kemampuan
menganalisis masalah, maka diharapkan kita dapat memberikan treatment yang
tepat bagi seseorang (Mengetahui Bakat � Analisa Masalah � Diagnosa �
Treatment).
2. Melakukan Prediksi. Tujuan prediksi adalah memprediksi kemungkinan sukses atau
gagalnya seseorang dalam bidang tertentu di masa depan. Pada dasarnya, prediksi
itu mempertemukan potensi seseorang dengan persyaratan yang dituntut suatu
lembaga tertentu. Prediksi ini meliputi kegiatan seleksi, penempatan, dan klasifikasi.
Dengan mengetahui dua tujuan dari mengetahui bakat, maka kita perlu mengetahui
bagaimana cara mengenali adanya suatu bakat. Pertama, Melalui Pengalaman. Ketika
mencoba hal tertentu, individu mengalami banyak kemajuan dalam bidang tersebut. Hal
ini akan menjadi satu cara dalam mengetahui bakat apa yang dimilikinya. Kedua,
Mengikuti Tes Bakat, yang saat ini banyak tersedia. Ketiga, Memadukan antara
pengalaman dan tes bakat. Dengan melakukan kedua hal tersebut, maka hasilnya akan
lebih meyakinkan individu yang bersangkutan.
SEJARAH
Tes kemampuan khusus atau bakat berkembang karena adanya peristiwa yang
mendorong perkembangan tes tersebut di tahun 1920an dan 1930an. Pada tahun
tersebut, konsultan perusahaan merasa bahwa, baik karyawan maupun pimpinan, harus
mendapatkan manfaat nyata jika dikenakan tes psikologi. Manfaat yang dimaksud
adalah seseorang mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengannya. Para konsultan
tersebut menyatakan bahwa tes psikologi akan bermanfaat jika karyawan yang terpilih
dalam proses rekrutmen, akan ditempatkan pada posisi sesuai dan diberi pekerjaan
yang dapat mereka kerjakan dengan sangat efektif.
5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi
4
Para konsultan berasumsi bahwa memilih karyawan yang kompeten dan memberi
mereka pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka akan dapat meningkatkan
produktivitas kerja, bermanfaat bagi karyawan itu sendiri, pimpinan, dan perusahaan
secara keseluruhan. Pada masa Great Depression pada tahun 1930an, program
penelitian dan pengembangan di Universitas Minnesota menyusun serangkaian tes
kemampuan khusus, yang akan digunakan untuk konseling kejuruan, pemilihan
karyawan, dan penempatan karyawan.
Tes bakat juga muncul karena pemikiran psikolog bahwa tes inteligensi hanya mengukur
aspek tertentu dari inteligensi. Hal ini tentu saja tidak cukup karena tidak semua aspek
penting dapat terwakili karena cakupannya yang terbatas. Selain itu, sebelum PD I, para
psikolog mulai mengakui perlunya tes-tes bakat khusus untuk digunakan dalam
konseling pekerjaan, seleksi dan klasifikasi personil industri dan militer. Dengan kondisi
itu, beberapa tes inteligensi kemudian dimodifikasi menjadi tes bakat.
Ada 12 faktor yang diungkap dalam Tes Bakat, yaitu :
1. Kemampuan verbal, yaitu kemampuan memahami dan menggunakan bahasa, baik
secara lisan maupun tulisan.
2. Kemampuan numerikal, yaitu kemampuan memecahkan masalah aritmatik atau
berhitung dengan tepat dan teliti.
3. Kemampuan spasial, yaitu kemampuan merancang suatu benda secara tepat.
4. Kemampuan perceptual, yaitu kemampuan mengamati dan memahami gambar
dua dimensi menjadi tiga dimensi.
5. Kemampuan reasoning, yaitu kemampuan memecahkan suatu masalah.
6. Kemampuan mekanik, yaitu kemampuan memahami konsep mekanik dan fisika.
7. Kemampuan memori, yaitu kemampuan mengingat.
8. Kemampuan klerikal, yaitu kemampuan bekerja di bidang administrasi.
9. Kreativitas, yaitu kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan
hasil yang tidak biasa (istimewa).
10. Kecepatan kerja, yaitu kemampuan bekerja secara cepat untuk pekerjaan rutin.
11. Ketelitian, yaitu kemampuan bekerja secara teliti.
12. Ketahanan, yaitu kemampuan bekerja secara konsisten.
5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi
5
JENIS TES BAKAT Tes Bakat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Single Test dan Baterai Test.
Kelompok Single Test, yaitu tes bakat yang terdiri dari satu jenis tes dan pada
umumnya mengungkap kemampuan khusus yang dimiliki seseorang. Jenis tes bakat
dari kelompok ini adalah :
a. Tes Sensori, yaitu tes yang
mengungkap kemampuan indera.
Misalnya Tes Ketajaman
Penglihatan atau Color Vision Test.
b. Tes Artistik, yaitu tes yang mengungkap bakat seni, misalnya Horn Art Aptitude
Inventory. Tes ini ditujukan untuk orang dewasa, dimana tugasnya adalah membuat
sketsa benda umum, gambar geometris, sketsa serangkaian garis dasar pada
kerangka persegi panjang.
c. Tes Klerikal, yaitu tes yang mengungkap kemampuan klerikal. Misalnya Minnesota Clerical Test, yaitu tes seleksi pekerjaan yang mengharuskan adanya kecepatan
melihat dan mengendalikan simbol. Tes ini terdiri dari dua bagian, yaitu : Bagian I Number Comparison (8’) � 200 pasang
7 9 5 4 2 _____ 7 9 5 2 4
5 7 9 4 3 6 _____ 5 7 9 4 3 6 7
……………………………….
Bagian II Name Comparison (7’) � 200 pasang
Jhon C. Kinder _____ John C. Lender
Investors Syndicate _____ Investors Syndicate
……………………………….
d. Tes Kreativitas, yaitu tes yang mengungkap kreativitas. Misalnya Torrance Test.
e. Tes Kraepelin dan Pauli, yaitu tes yang mengungkap kemampuan seseorang
dalam bekerja. Faktor yang dapat diungkap dalam tes ini adalah : (i) Kecepatan,
ditunjukkan dengan prestasi yang dicapai; (ii) Ketelitian, ditunjukkan dengan jumlah
kesalahan dan loncatan yang dibuat; (iii) Keajegan, ditunjukkan dengan irama kerja
seseorang dalam mengerjakan tes ; (iv) Ketahanan, ditunjukkan dengan garis
ausdauer.
5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi
6
Kelompok Baterry Tes, yaitu tes bakat yang terdiri dari rangkaian bermacam-macam
tes yang masing-masing tes dapat berdiri sendiri, artinya tidak harus digunakan secara
keseluruhan. Jenis tes bakat dari kelompok ini adalah :
1. Differential Aptitude Test (DAT) Tokoh : G. Bennet, H.G Seashore, A. G. Wesman
Tahun : 1947, yang terdiri atas form A + B
1963, 1973, 1981 (form V dan W)
saat ini form L dan M.
Teori : Multiple Factors dari Thurstone
Tujuan : untuk kebutuhan konseling pendidikan dan vokasional (kejuruan).
Testee : Siswa 8 – 12 tahun ; mahasiswa ; karyawan
Jumlah Tes : Tujuh tes, yaitu Verbal Reasoning, Numerical Ability, Abstract Reasoning, Space Relation, Mechanical Reasoning, Clerical Speed & Accuracy, Language Usage (Spelling & Sentences).
Penyajian : Individual atau klasikal
a. Numerical Ability / Tes Berhitung / A5.
Tes ini disajikan selama 30 menit. Tes ini mengukur kemampuan berpikir dengan
angka dan penguasaan hubungan numerik, misalnya penjumlahan sederhana.
Tes ini digunakan untuk melakukan prediksi dalam bidang pendidikan
(matematika, fisika, kimia, teknik, ilmu sosial, bahasa Inggris) ; dan bidang
pekerjaan (asisten laboratorium, tatabuku, statistik). b. Abstract Reasoning / Tes Penalaran / A3.
Tes ini disajikan selama 25 menit. Tes ini mengukur kemampuan penalaran yang
bersifat nonverbal, meliputi kemampuan memahami hubungan logis dari figur
abstrak atau prinsip nonverbal designs. Tes ini digunakan di lingkungan sekolah
atau pekerjaan. Tes ini relevan untuk pelajaran atau pekerjaan yang memerlukan
persepsi hubungan antara benda-benda. Pada tes ini, individu diminta untuk
menemukan azas atau prinsip dari suatu perubahan gambar. c. Space Relation / Tes Pola / B3.
Tes ini disajikan selama 30 menit. Dalam tes ini, individu diminta memanipulasi
benda secara mental sesuai pola yang tersedia dan membuat kreasi terhadap
5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi
7
suatu struktur benda tertentu dengan perencanaan yang baik. Tes ini digunakan
khusus untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan seseorang mengenal
ruang tiga dimensi, baik untuk bidang studi maupun pekerjaan. Kemampuan ini
diperlukan dalam bidang perencanaan, desain pakaian, arsitektur, seni, dekorasi,
atau bidang lain yang membutuhkan pengamatan tiga dimensi. d. Mechanical Reasoning / Tes Pengertian Mekanik / C4.
Tes ini disajikan selama 30 menit. Tes ini disusun berdasarkan tes pemahaman
mekanikal yang disusun oleh Binet. Aspek yang diukur dalam dalam tes ini
adalah daya penalaran di bidang kerja mekanis dan prinsip fisika. Tes ini
digunakan untuk mengetahui kemampuan khusus dalam bidang mekanik.
Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan ini antara lain, tukang kayu,
ahli mesin, pemelihara mesin, montir, insinyur, atau perakit. e. Clerical Speed and Accuracy / Tes Cepat dan Teliti / D4.
Tes ini disajikan selama 3 menit untuk Bagian I, dan 3 menit untuk Bagian II. Tes
ini mengukur respon terhadap tugas atau pekerjaan yang menyangkut kecepatan
persepsi, kecepatan respon terhadap kombinasi huruf-angka, dan ingatan jangka
pendek. Tes ini digunakan untuk konseling siswa yang mengalami kesulitan
dalam kecepatan belajar, atau untuk seleksi karyawan dalam pekerjaan tertentu.
Tes ini dapat meramalkan produktivitas karyawan dalam mengerjakan pekerjaan
rutin atau pekerjaan klerikal. Misalnya, sekretaris, kasir, sortir surat, administrasi. f. Verbal Reasoning / Penalaran Verbal.
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan memahami ide atau konsep
dalam bentuk kata. Selain itu, tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
individu dalam berpikir dan memecahkan masalah yang dinyatakan dalam
bentuk kata-kata.
g. Language Usage / Pemakaian Bahasa. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan membedakan tata bahasa yang
baik dan benar, penggunaan tanda baca, dan penggunaan kata. Tes ini terdiri
atas Spelling dan Grammar. Spelling diberikan untuk mengukur kemampuan
individu dalam mengeja kata dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
Grammar diberikan untuk mengukur kemampuan individu dalam mengenal
kesalahan tata bahasa, tanda baca, dan pemakaian kata dalam kalimat mudah.
5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi
8
2. General Aptitude Test Battery (GATB) Tokoh : Charles E. Odell dari United States Employes Services.
Sejarah
: GATB digunakan sejak 1947 oleh State Employment service, yang bergabung dengan United States Employment Service. Sejak masa itu, GATB dimasukan dalam program penelitian berkelanjutan, untuk menjadikan tes tersebut akurat pada berbagai pekerjaan yang berbeda. Karena dasar risetnya yang luas, GATB dikenal sebagai sejumlah tes bakat ganda akurat untuk bimbingan jurusan.
Penyajian : Individual atau klasikal
Jumlah : 12 subtes untuk mengukur 9 kemampuan dasar atau bakat (aptitude)
Ada sembilan aptitude yang diungkap dalam GATB, yaitu :
1. Aptitude D (Intelligence), yaitu kemampuan mengerti prinsip, menalar, dan
membuat keputusan. Kemampuan ini terkait dengan keberhasilan di sekolah.
2. Aptitude V (Verbal), yaitu kemampuan mengerti arti kata, bahasa, arti
keseluruhan kalimat, dan paragraf. Tes yang mengungkap bakat ini adalah
Vocabulary (subtes 4).
3. Aptitude N (Numerical), yaitu kemampuan melakukan operasi angka secara
cepat dan tepat. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Computation (subtes 2)
dan Arithmatic Reason (subtes 6).
4. Aptitude S (Spatial), yaitu kemampuan berpikir secara visual pada bentuk
geometris, menangkap objek tiga dimensi, dan mengingat hubungan yang
dihasilkan dari gerakan objek dalam satu ruang. Tes yang mengungkap bakat ini
adalah Three Dimentional Space (subtes 3). Three Dimentional Space disebut
juga Tes Ruang Bidang, yang memerlukan waktu 5 menit untuk mengerjakan.
5. Aptitude F (Form Perception), yaitu kemampuan melihat bagian dari suatu
benda/grafik/gambar ; kemampuan membuat perbandingan dan pembedaan
secara visual ; dan kemampuan melihat perbedaan nyata pada bentuk dari suatu
gambar. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Tool Matching (subtes 5) dan
Form Matching (subtes 7). Tool Matching disebut juga Tes Mempersamakan
Perkakas. Tes ini memerlukan waktu 5 menit untuk mengerjakan 49 soal.
6. Aptitude Q (Clerical Perception), yaitu kemampuan mengungkap objek klerikal
(angka, huruf) ; dan kemampuan persepsi terhadap komputasi secara sepintas.
Tes yang mengungkap bakat ini adalah Name Comparation (subtes 1).
5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi
9
7. Aptitude K (Motor Coordination), yaitu kemampuan mengorganisasikan
gerakan organ mata, tangan, jari tangan dengan terampil, teliti, cepat, dan tepat.
Tes yang mengungkap bakat ini adalah Mark Making (subtes 8).
8. Aptitude F (Finger Dexterity), yaitu kemampuan memanipulasi objek kecil
dengan jari jemari secara terampil dan teliti. Tes yang mengungkap bakat ini
adalah Assemble (subtes 11) dan Dissasemble (subtes 12). Finger Dexterity
disebut juga Tes Kecekatan Jemari. Tes ini memerlukan waktu 120 detik untuk
merakit (assembly) dan 90 detik untuk membongkar (disassembly).
9. Aptitude M (Manual Dexterity), yaitu kemampuan menggerakkan tangan
dengan mudah dan terampil. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Plan
(subtes 9) dan Turn (subtes 10).
3. Flanagan Aptitudes Classification Test (FACT)
Tokoh : John C. Flanagan
Sejarah
: John C. Flanagan adalah profesor psikologi di Universitas Pittsburg. Ia adalah direktur American Institude for Reseach (AIR). Pada Perang Dunia II Flanagan diminta membentuk ”The Army Air Force Aviation Psychology Program” untuk seleksi awak kapal. Setelah Perang Dunia II, ia membuat tes standar untuk tes bakat bagi pekerjaan di bidang sipil yaitu FACT dengan 14 tes. Tes dikembangkan untuk mendapatkan sistem klasifikasi baku dalam penentuan bakat seseorang pada tugas tertentu.
Tujuan : • Alat bantu untuk memprediksi keberhasilan kerja dan perencanaan program latihan dalam rangka konseling pekerjaan
• Alat seleksi dan penempatan karyawan. Penyajian : Individual atau Klasikal
Jumlah : 14 tes
Ada 14 aptitude yang diungkap dalam FACT, yaitu :
1. Tes Kode dan Ingatan (C2). Tes Coding diberikan untuk mengukur kecepatan
dan ketepatan dalam memberi kode pada informasi tertentu. Tes ini sesuai
diberikan untuk melihat kemampuan tersebut pada programmer, traffic control,
operator. Tes Memory diberikan untuk mengukur kemampuan mengingat. Tes ini
sesuai diberikan untuk melihat kemampuan tersebut pada pengacara, dokter.
2. Tes Merakit Objek (C1). Tes ini mengukur kemampuan mengenal, mengetahui,
dan membayangkan bentuk objek yang disusun dari bagian-bagian tertentu.
3. Tes Skala dan Grafik (C8). Tes ini mengukur kecepatan dan ketepatan dalam
membaca skala, grafik, dan peta. Menurut Flanagan, tes ini diperlukan untuk
5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi
10
melihat Cretical Fact Elements pada ahli biologi, ahli kimia, insinyur, ahli
matematika, perawat, ahli medis, atau pilot.
4. Tes Pemahaman (A1). Tes ini mengukur kemampuan membaca, memahami
alasan logis, serta mengambil keputusan dengan menangkap makna dari situasi
praktis. Tes ini sesuai diberikan untuk melihat kemampuan pada hakim, jaksa,
psikolog, montir, dokter, pilot.
5. Tes Mengutip (B4). Tes ini mengukur kemampuan individu dalam mereproduksi
outline pola sederhana dengan tepat dan akurat. Tes ini sesuai diberikan untuk
melihat kemampuan desainer, tukang jahit, perakit, arsitek, periklanan.
6. Tes Komponen (C2). Tes ini mengukur kemampuan mengenali komponen atau
bagian yang penting. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan seorang perakit.
7. Tes Tabel (D3). Tes ini mengukur kemampuan membaca tabel, baik tabel yang
terdiri dari angka, maupun yang terdiri dari kata atau huruf. Tes ini sesuai untuk
melihat kemampuan pada pekerjaan ahli farmasi, ahli kimia, sekretaris, akuntan.
8. Tes Ungkapan (A6). Tes ini memiliki 19 buah soal, dimana tiap soal terdiri dari
tiga pertanyaan. Subjek pada tes ini diminta untuk memilih satu pernyataan yang
baik dan satu pernyataan yang buruk pada tiap soal. Tes ini mengukur perasaan
dan pengetahuan tentang bahasa ; mengungkap kemampuan berkomunikasi
melalui tulisan dan lisan. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan para ahli
sastra, psikolog, pengacara, penulis.
9. Tes Mekanik. Tes ini mengukur kemampuan pemahaman prinsip–prinsip
mekanik dan analisa. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan para ahli mesin,
motor, arsitek, teknik sipil.
10. Tes Inspection. Tes ini mengukur kemampuan seseorang dalam melihat
ketidaksempurnaan pada serangkaian benda secara tepat dan cepat. Tes ini
sesuai untuk melihat kemampuan para ahli teknisi alat elektronik, arsitek, dokter.
11. Tes Precision. Tes ini mengukur ketelitian. Tes ini sesuai untuk melihat
kemampuan para arsitek, akuntan, kasir, animator.
12. Tes Coordination. Tes ini mengukur kemampuan koordinasi tangan dan lengan.
Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan para pelukis, desainer baju, dokter.
13. Tes Arithmatic. Tes ini mengukur kemampuan kerja dengan angka. Tes ini
sesuai untuk melihat kemampuan akuntan, tukang bangunan.
5 Tes Bakat DDiah Widiawati, M.Psi
11
Daftar Pustaka
Aiken, L.R & Groth-Marnat, G (2009). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi, Jilid 2, Edisi Kedua Belas. Jakarta : Indeks
Anastasi, A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi Ketujuh (Terjemahan). Jakarta : PT
Indeks. Azwar, S (1996). Tes Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Presyasi
Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ormrod, J.E (2009). Psikologi Pendidikan, Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang.
Edisi Keenam, Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Santrock, J.W (2009). Psikologi Pendidikan, Edisi 3, Buku 1 (Terjemahan). Jakarta :
Salemba Humanika Sugiyanto, dkk (1984). Informasi Tes, Khusus untuk Profesi Psikologi, Edisi Kedua.
Yogyakarta : Unit Pengembangan Alat Tes Psikodiagnostika, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada