terorisme menurut filsafat hukum islam

26
Tugas Makalah FILSAFAT HUKUM ISLAM TERORISME Oleh : Fajarsurya Lintang

Upload: fajarsurya-lintang

Post on 16-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tugas Makalah tentang Filsafat Hukum Islam mengenai Terorisme. Apabila ada salah dan kurangnya, mohon di maafkan dan tinggalkan komentar jika berkenan.

TRANSCRIPT

Page 1: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

Tugas Makalah

FILSAFAT HUKUM ISLAM

TERORISME

Oleh :

Fajarsurya Lintang

(13410332)

Page 2: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

PENDAHULUAN

Tidak ada istilah yang serumit “terorisme”. Istilah tersebut bukan sekadar

istilah biasa, melainkan wacana baru yang ramai diperbincangkan khalayak dunia

dan mempunyai impilikasi besar bagi tatanan politik global. Terorisme bukan

sekadar diskursus, akan tetapi sebuah gerakan global yang hinggap di mana pun

dan kapan pun.

Terorisme kian mencuat ke permukaan, tatkala gedung pencakar langit, World

Trade Center (WTC) dan gedung Pentagon, New York, hancur-lebur diserang

sebuah kelompok, yang sampai detik ini masih misterius. Jaringan internasional al-

Qaedah sering disebut-disebut sebagai aktor di balik aksi penyerangan tersebut.

Pada titik ini, terorisme kian dipertanyakan dan dipersoalkan. Apa sebenarnya

terorisme itu? Benarkah terorisme teridentifikasi sebagai penyebab utama di balik

penyerangan tersebut? 

Terorisme sebagai sebuah paham memang berbeda dengan kebanyakan paham

yang tumbuh dan berkembang di dunia, baik dulu maupun yang mutakhir.

Terorisme selalu identik dengan teror, kekerasan, ekstrimitas dan intimidasi. Para

pelakunya biasa disebut sebagai teroris. Karena itu, terorisme sebagai paham yang

identik dengan teror seringkali menimbulkan konkuensi negatif bagi kemanusiaan.

Terorisme kerap menjatuhkan korban kemanusiaan dalam jumlah yang tak

terhitung. 

Terorisme mendapatkan sorotan serius dari masyarakat dunia, bahwa cara-cara

yang ditempuh para teroris dapat mewujudkan instabilitas, kekacauan dan

kegelisahan yang berkepanjangan. Masyarakat senantiasa dihantui perasaan was-

was dan tidak aman. Namun pertanyaan yang muncul kemudian, “siapa sebenarnya

yang melakukan aksi-aksi terorisme?”

Page 3: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

Terorisme ibarat singa yang selalu haus mangsa. Sebagaimana singa, terorisme

tidak bisa mengambil “jalan tengah”, melainkan menempuh “jalan pintas”. Sebab

para teroris, biasanya melandaskan pada kebutuhan untuk membangun sebuah

manara yang disebut “identitas yang tunggal”. Terorisme mengandaikan adanya

“absolutisme”, baik dalam tataran suprastruktur maupun struktur. 

Terorisme sebagai gerakan yang membawa ambisi kebenaran, menggunakan

pelbagai kendaraan. Ada yang menggunakan kendaraan agama, politik dan

ekonomi. Apapun kendaraannya, terorisme menampilkan wataknya yang serba

hegemonik, anarkis dan radikal. Inilah kesan yang bisa ditangkap mengenai

terorisme. Hampir seluruh gambarannya buruk dan tidak manusiawi. 

ISLAM = TERORISME?

Dalam kaitannya dengan terorisme, muncul pertanyaan yang tidak pernah

terjawab, adakah korelasi fungsional antara Islam dan Terorisme? Bisakah gerakan

keagamaan yang diduga dalang terorisme sebagai representasi Islam, baik dalam

ranah ajaran maupun pengikutnya?

Stigmatisasi Islam sebagai agama teroris makin dahsyat. Ini terkait erat dengan

maraknya gerakan Islam Politik yang menunjukkan pandangan-pandangan

fundamentalistik. Fenomenanya, pasca-runtuhnya menara kembar WTC, respon

sebagian besar gerakan Islam Politik bukan malah simpati terhadap korban

kemanusiaan, melainkan makin memperbesar resistensi terhadap barat. Yang

mengemuka adalah semangat anti-barat. Apapun yang datang dari barat senantiasa

dikecam dan ditolak.

Mengerasnya sikap Islam Politik juga seiring dengan kebijakan politik luar

negri Amerika Serikat yang semakin keras juga, terutama menyangkut konflik

Page 4: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

Israel-Palestina dan rencana serangan ke Irak. Ini justru memberikan amunisi bagi

reaksi yang semakin kencang dari kalangan Islam Politik.

Perihal yang tidak bisa diabaikan begitu saja, bahwa potensi-pontensi bagi

terbentuknya pemahaman keagamaan yang menjurus pada terorisme dalam tradisi

Islam bisa didapatkan dengan mudah. Biasanya disebabkan oleh pandangan

tekstual terhadap kitab suci. Kamal Abul Madjid (2000) dalam al-Irhab wa al-

Islam (Islam dan Terorisme) membenarkan, bahwa terorisme dalam tradisi Islam

terbentuk melalui pandangan keagamaan yang mengacam dan menakutkan (al-

tahdid wa al-takhwif).

Terorisme dalam bahasa Arab disebut al-irhab. Istilah tersebut digunakan al-

Quran untuk melawan “musuh Tuhan” . (Q.S. 8.60)

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu

sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan

persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang

selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa

Page 5: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup

kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).(60)

Karenanya, kalau kita mencermati gerakan Islam Politik, pandangan

fundamentalistik dan gerakan radikalistik seringkali digunakan untuk melawan

“musuh Tuhan”. Bagi mereka, barat disebut sebagai salah satu simbol musuh

Tuhan. 

Dengan itu kita disini akan membahas Terorisme dalam Filsafat Hukum Islam,

yang masalah terorisme itu sendiri menjadi trending topic di dunia saat ini.

Page 6: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

PEMBAHASAN

DEFINISI TERORISME

Saat ini belum ada kesatuan definisi mengenai terorisme, bahkan hingga saat

ini belum ada kesatuan definisi mengenai terorisme, baik dari para ahli maupun

konvensi-konvensi internasional, karena tidak mudah untuk di definisikan. Tidak

adanya keseragaman dalam pendefinisian ini, salah satunya dikarenakan terorisme

merupakan objek yang dapat dilihat dari multi-perspektif, seperti politik, psikologi

dan lain sebagainya. Dengan demikian maka definisi terorisme tergantung dari

perspektif mana melihatnya. Selain itu, pendefinisian terorisme sangat syarat

dengan kepentingan politik tertentu.

Dalam hukum pidanan, terorisme dikelompokan bersama-sama dengan

fenomena kriminalitas konvensional. Namun terorisme memiliki banyak aspek dan

berbeda dalam banyak hal dari bentuk kriminalitas biasa. Terorisme merupakan

bentuk kejahatan yang terorganisir, perlu dukungan financial dan membutuhkan

akses senjata dan bahan peledak. Terorisme juga hanya dapat dipertahankan

dengan dukungan politik tertentu. Dengan karakteristik yang demikian itu sehingga

banyak kesulitan dalam mendefinisikan terorisme.

Terorisme dalam bahasa inggris disebut “terrorism” yang berasal dari kata

“terror”, dan pelakunya disebut “terrorist”. Berdasarkan Oxford Paperback

Dictionary, “terror” secara bahasa sebagai diartikan sebagai “extreme fear”

(ketakutan yang luar biasa), “terrifying person or thing” (seseorang atau sesuatu

yan mengerikan). Sedangkan “terrorism” berarti “use of violence and

intimidation, especially for political purposes”.

Page 7: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

Senada pengertian di atas, Black’s Law Dictionary mendefinisikan terorisme

sebagai “the use or threat of violence to intimidate or cause panic, esp as a means

of affecting political conduct.”1

Terorisme adalah suatu tindakan yang didasari system nilai dan cara pandang

dunia, sehingga untuk memahaminya memerlukan suatu kerangka dan metodologi

pemikiran yang biasa digunakan dalam tradisi filsafat. Sekedar contoh, seringkali

mereka yang diberi label teroris; pelaku kejahatan itu justru memandang diri dan

aksi terornya sebagai tindakan suci, berguna bagi kemanusiaan. Logika dan bahasa

serta argument yang mereka bangun itu perlu dipahami untuk mencari akar

permasalahan guna mencari solusi perdamaian.2

KARAKTERRISTIK TERORISME

Loudewijk F. Paulus mengemukakan bahwa terorisme memiliki empat

karakteristik ditinjau dari empat macam pengelempokannya. Pertama, karakter

organisasi yang meliputi: organisasi, rekrutmen, penandaan, dan hubungan

internasional. Kedua, karakteristik operasi meliput perencanaan, waktu, taktik dan

kolusi. Ketiga, karakteristik perilaku yang meliputi latihan/kemampuan,

pengalaman perorangan di bidang teknologi, persenjataan, perlengkapan, dan

tranportasi.3

Hasnan Hasbi mengatakan bahwa karateristik terorisme, antara lain:4

1. Pengekploiasian terror sebagai salah satu kelemahan manusia secara

sistematik.

1 Ari Wibowo. Hukum Pidana Terorisme; Kebijakan Formulatif Hukum Pidana dalam Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme di Indonesia. Hal.61

2 A.M. Hendropriyono. Terorisme; Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam. Hal.13 Mahrus Ali. Hukum Pidana Terorisme. Hal.64 Mahrus Ali. Hukum Pidana Terorisme. Hal.6

Page 8: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

2. Penggunaan unsure pendadakan/kejutan dalam perencanaan setiap aksi

terror.

3. Mempunyai tujuan-tujuan strategi untuk mencapai tujuan politik dan

sasaran-sasaran spesifik pada umumnya.

BENTUK BENTUK TERORISME

Dilihati dari aksi dan organisasinya, teroisme dibedakan menjadi tiga antara

terorisme nasional, terorisme internasional, dan terorisme transnasional.

Aksi terorisme nasional terbatas pada territorial negara tertentu. Sedangkan

terorisme internasional, diarahkan pada orang-orang asing da aset-aset asing,

diorganisasikan oleh pemerinah atau organisasi yang lebih dari satu negara, dan

bertujuan untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah asing. Terorisme

transnasional adalah terorisme jaringan global yang mempersiapkan revolusi

global untuk tatanan dunia baru (bagian dari terorisme internasional yang menjadi

radikal).5

Bentuk-bentuk terorisme yang dikemukakn oleh Paul Wilkinson, dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:6

Tipe Tujuan Ciri-ciri

Terorisme epifenomenal

(teror dari bawah)

Tanpa tujuan khusus,

sesuatu hasil sampingan

kekerasan horizontal

berskala besar

Tak terencana secara rapi,

terjadi dalam konteks

perjuangan yang sengit

Terorisme revolusioner

(teror dari bawah)

Revolusi atau perubahan

radikal atas system yang

ada

Selalu merupakan

fenomena kelompok,

kepemimpinan, program, 5 Mahrus Ali. Hukum Pidana Terorisme. Hal.96 Mahrus Ali. Hukum Pidana Terorisme. Hal.12

Page 9: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

ideology, konspirasi,

elemen paramiliter

Terorisme

subrevolusioner

Motif politik, menekan

pemerintah untuk mengubah

kebijakan atau hukum, perang

politis dengan kelompok rival,

menyingkirkan pejabat

tertentu

Dilakukan oleh kelompok

kecil, bisa individu, sulitt

diprediksi, kadang sulit

dibedakan apakah

psikopatologis atau

kriminal

Terorisme represif (teror

dari atas/terorisme

negara)

Menindas individu atau

kelompk (oposisi) yang

tidak dikehendaki oleh

kelompok penindas

(rezim otoriter/totaliter)

dengan caa likuidasi

Berkembang menjadi

teror massa, ada aparat

teror, polisi rahasia,

teknik penganiyaan,

penyebaran rasa curiga di

kalanganrakyat, wahana

untuk paranoia pemimpin

DAMPAK TERORISME

Terorisme secara faktual dapat menimbulkan bahaya bagi nyawa dan

perekonomian. Abdullah Sumrahadi mengemukakan bahwa terorisme dapat

menimbukan bahaya yang kompleks, antara lain:7

1. Kehidupan sosial dan masyarakat menjadi tertekan, tidak aman, dan

selalu dihatui oleh kekhawatiran dalam melakukan aktivitas. Kondisi ini

dapat mengakibatkan terlanggarnya hak-hak

7

Page 10: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

TERORISME SAMA DENGAN JIHAD?

Pada zaman modern, ketika konsep dan standar Eropa menjadi dominan,

tentara, birokrat dan sejarawan Islam selalu menyebut mereka tidak dengan istilah

wilayah ataupun bangsa tetapi sebagai kafir, atau dengan istilah umum yang lebih

tersamar yaitu kaum Frank Roman. Demikian juga, mereka tidak pernah menyebut

pendukung mereka(masyarakat Islam seperti masyarakat Arab) sebagai orang,

Arab atau Persia, ataupun Turki; tetapi mereka mengakui diri mereka sendiri

sebagai kaum muslimin.8

Cara pandang diatas dapat mempengaruhi ummat Islam untuk memerangi

para orang kafir yang memang dari dulu Islam sudah diperjuangkan dari awal

kemenangan hingga akhir kekalahan untuk memerangi orang kafir.

Pada tanggal 23 Februari 1998, koran Arab yang diterbitkan di London,

mencetak teks lengkap “Deklarasi Front Islam Dunia untuk berjihad melawan

Yahudi dan Salibis.” yang pernyataan tersebut ditandatangani oleh Usamah bin

Ladin dan para pemimpin kelompok jihad di berbagai negara. Deklarasi tersebut

dimulai dengan mengutip ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits yang bersifat lebih

militan dan dilanjutkan dengan: “Karena Allah telah membuat Semenanjung Arab,

menciptakan gurunnya, dan dikelilinginya dengan lautan, tidak ada bencana yang

pernah menimpanya seperti kekutan kaum Salibis yang telah menyebar dikawasan

ini seperti belalang, yang memadati tanah, memakan buah, dan menghancurkan

dedaunan yang ada dikawasan tersebut; dan ini terjadi ketika bangsa-bangsa

tersebut berperang melawan kaum Muslimin seperti orang kelaparan yang

memperebutkan semangkuk makanan”.9

8 Bernard Lewis. Krisis Islam. Hal.XXII9 Bernard Lewis. Krisis Islam. Hal.XXIV

Page 11: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

Pada akhirnya deklarasi tersebut berujung dengan berbunyi: “Dengan izin

Allah, kami menyerukan kepada setiap Muslim yang beriman kepada Allah dan

berharap pahalanya untuk mematuhi erintah Allah untuk membunuh orang

Amerika dan merapas harta milik mereka dimana ia mendapatinya dan kapan pun

ia bisa. Kami juga menyeru kepada para ulama, pemimpin dan pemuda serta

tentara Muslim untuk melakukan serangan terhadap tentara ‘setan’ Amerika dan

merrka yang bersekutu dengannya, yang menjadi para pendukung ‘setan.’” Yang

ditutup dengan sejumlah kutipan dari kitab suci Al-Quran.10

Pada saat itulah banyak ummat Muslim yang katanya berjihad dengan cara

aksi teror. Padahal disatu sisi para pejuang Palestina (Hamas) misalnya mereka

melawan para orang Kafir yang telah mengambil wilayah dan membunuh para

warga sipil Palestina. Tetapi tetap saja orang-orang Kafir tersebut meyebut para

pejuang Palestina (Hamas) tersebut sebagai teroris karena telah menyerang

negaranya, padahal mereka sendiri yang telah berbuat kejam kepada kaum

Muslimin di Palestina tanpa ampun dan sangat sadis dengan alasan yang tidak

rasional. Di sisi lain ada juga yang namanya ISIS (Islamic State of Iraq and Syria)

yang juga katanya bertujuan untuk memerangi orang-orang kafir. ISIS sendiri

sering disebut sebagai jejaring terorisme di dunia, sampai saat ini pun ISIS masih

melakukan serangkaian aksi-aksi untuk memerangi orang-orang kafir yang sama

dengan para pejuang Palestina (Hamas) tetapi saya anggap berbeda.

HUKUMAN TERORISME DALAM HUKUM ISLAM

Hukuman bagi orang yang melakukan aksi terorisme yang menyebabkan

kerusakan (dalam arti luas) yang pada hukum syari’at secara umum mewajibkan

untuk menjaga 5 perkara pokok dan menjaga kelestariannya dan keselamatannya

(tujuan hukum Islam: Dzaruriyat) yaitu: agama, jiwa, harta, akal, dan keturunan. 10 Bernard Lewis. Krisis Islam. Hal.XXVI-XXVII

Page 12: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

Yang telah memperoleh gambaran akan bahaya-bahaya yang sangat besar yang

timbul akibat Jarimah (perbuatan keji) pelampauan batas terhadap Hurumat (hak-

hak suci) kaum muslimin pada jiwa, kehormatan dan harta mereka dan apa-apa

yang disebabkan oleh aksi-aksi perusakan ini berupa hilangnya rasa keamanan

umum dalam negara, timbulnya kekacauan dan kegoncangan dan membuat takut

kaum muslimin atas dirinya maupun harta bendanya.

Al-Ma’idah : 32

Artinya: Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,

bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu

(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,

maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang

memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara

kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka

rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian

banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam

berbuat kerusakan dimuka bumi.

Page 13: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

Al-Ma’idah : 33

Artinya: Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi

Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka

dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal

balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai)

suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan

yang besar.

Dan penerapan hal tersebut merupakan jaminan untuk meratakan

(menyebarkan) rasa aman dan ketentraman dan mencegah orang yang akan

menjerumuskan dirinya dalam perbuatan dosa dan melampaui batas tehadap kaum

muslimin pada jiwa-jiwa dan harta benda mereka. Dan jumhur (kebanyakan) ulama

berpendapat bahwasanya hukum muharabah (memerangi pembuat kerusakan) di

kota-kota dan selainnya adalah sama.

Kerusakan yang mengakibatkan hilangnya jiwa seseorang atau orang banyak

merupakan salah satu yang dinamakan pembunuhan.

An-Nisa : 92

Page 14: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

Artinya: Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin

(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh

seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba

sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si

terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si

terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan

kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada

keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman.

Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh)

berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan

adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

KESIMPULAN

Page 15: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

Terorisme yang masih menjadi trending topic pada saat ini yang disangkut-

paut kan kepada ummat Islam dan dengan cara berjihad yang menjadi suatu

masalah ummat Islam dalam memahaminya dalam sisi jihad dan terorisme yang

sering para teroris menyebutkan bahwa melakukan aksi teror sama saja dengan

jihad. Jihad sendiri dalam konteks Islam bermakna sebagai “berjuang menegakkan

syariat Islam”. Jihad sendiri juga tidak selalu harus identik dengan perang fisik

tetapi Jihad juga dapat berbentuk perjuangan dalam diri sendiri, perjuangan untuk

orang lain, dan perang dijalan Allah. Padahal Islam sendiri sangat membenci

peperangan tetapi mewajibkan berperang , jika dan hanya jika , muslim diserang

(karena agama) terlebih dahulu dan diusir dari negeri-nya ( sampai suatu batas

mutlak yang ditentukan . Terlalu luas untuk dijabarkan disini ). Contohnya bisa

kita ambil, seperti para pejuang di Palestina (Hamas) mereka memperjuangkan

semua hak-hak mereka yang telah direbut oleh orang-orang kafir dan mereka

memerangi mereka (orang kafir), maka sesungguhnya dalam pengertian diatas para

pejuang Palestina tersebut (Hamas) bisa dibilang mereka (Hamas) sedang ber-Jihad

bukan sebagai Teroris.

An-Nisa : 84

Artinya: Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani

melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mukmin

Page 16: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

(untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang

kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya).

Sedangkan terorisme orang yang telah membuat kerusakan di Bumi yang

mengakibatkan kerusakan yang sangat dibenci oleh Allah. Orang yang membuat

kerusakan tersebut seakan menyebutkan mereka sedang ber-Jihad kepada Allah.

Tetapi yang dilakukan malah sebaliknya, mereka malah membuat kerusakan. Yang

bisa membuat nyawa orang melayang. Maka para pelaku terorisme bisa juga

dihukum sebagai seorang pembunuh dalam Hukum Islam.

Ya Allah, jagalah kami dari perbuatan dosa, ampunilah kami dan jagalah kesejahteraan

batin kami.

Page 17: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

DAFTAR PUSTAKA

Lewis, Bernard.The Crisis Of Islam: Holy War and Unholy War, atau Krisis

Islam: Antara Jihad Dan Teror Yang Keji, Terj. Ahmad Lukman.Jakarta:

Ina Publikatama, 2004

Adz-Dzahabi, Imam.Al-Kabair, atau Dosa-Dosa Besar.Solo: Pustaka

Arafah, 2007

Al-Maliki, Abdurrahman.Nidzam al-Uqubat, atau Sistem Sanksi Dalam

Islam, Terj. Syamsuddin Ramadlan.Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002

Ali, Mahrus.Hukum Pidana Terorisme: Teori dan Praktik.Bekasi: Gratama

Publishing, 2012

Wibowo, Ari.Hukum Pidana Terorisme: Kebijakan Formulatif Hukum

Pidana dalam Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme di

Indonesia.Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012

A.M. Hendropriyono.Terorisme; Fundamentalis Kristen, Yahudi,

Islam.,,,,:Kompas, 2009

Wira Mandiri (2008).Hukum bagi Pelaku Terorisme dalam Syari’at

Islam.From http://ulamasunnah.wordpress.com/2008/08/13/hukum-bagi-

pelaku-terorisme-dalam-syariat-islam/

T2ufik.Apasih Jihad itu?.From https://pejuan6.wordpress.com/apa-sih-

jihad-itu/

Zuhairi Misrawi.Islam dan Terorisme.From http://islamlib.com/?

site=1&aid=286&cat=content&cid=11&title=islam-dan-terorisme

Page 18: Terorisme Menurut Filsafat Hukum Islam

Holiq (2013).Terorisme dalam Kacamata Islam.From

http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/terorisme-dalam-kaca-

mata-islam.htm#.VHTqRTSUeSo