terjemahan bab 2 - kerangka dasar akuntansi

40
1 The Pursuit of the Conceptual Framework The Pursuit of the Conceptual Framework Bab 2 Teori Akuntansi

Upload: blackairport9238

Post on 26-Dec-2015

126 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

1

The Pursuit of the Conceptual FrameworkThe Pursuit

of the Conceptual Framework

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 2: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

2

The Pursuit of the Conceptual Framework

BAB II

PENCARIAN KERANGKA DASAR AKUNTANSI

Proyek pencarian kerangka dasar (Conceptual Framework Project) adalah usaha yang

dilakukan oleh FASB untuk mengembangkan konsep yang berguna untuk menjadi pedoman bagi

dewan dalam menyusun standar dan memberikan kerangka dasar dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi.

Pada bab II ini menjelaskan bahwa praktik akuntansi dikembangkan dalam menghadapi perubahan

kondisi ekonomi yang sebelumnya tidak dilakukan dalam mencari sebuah ‘teori akuntansi’ sebelum

abad ke-20.

The Early Theorists

Debat mengenai isu-isu akuntansi dan kebutuhan untuk mengembangkan kerangka dasar

teori mulai muncul sekitar awal tahun 1900-an. Tokoh-tokoh ahli teori yang ikut mengembangkan

teori akuntansi antara lain :

1. William A. Paton

Paton, berdasarkan disertasi doktoralnya, merupakan orang yang pertama menyatakan

pandangan sebagai berikut :

Bahwa semua perubahan dari nilai asset dan kewajiban harus tercermin dalam laporan

keuangan dan perubahan tersebut diukur menggunakan current value basis.

Pengembalian kepada investor baik berupa dividen maupun bunga dibagikan sebagai

pendapatan.

Meyakini adanya asumsi dasar sebagai acuan proses akuntansi.

Mendukung konsep entitas daripada konsep kepemilikan.

2. John B. Canning

Canning menyarankan konsep dasar penilaian dan pengukuran aset berdasarkan ekspektasi

masa depan seperti model penyandingan pendapatan dan biaya

3. DR . Scott

4. Menyatakan kerangka dasarnya dalam “The Basic for Accounting Principles” :

Bahwa diperlukannya teori akuntansi yang normatif

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 3: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

3

The Pursuit of the Conceptual Framework Teori akuntansi bukan kemajuan dari ide statis tetapi proses yang beradaptasi dengan

lingkungannya secara terus menerus.

Menilai pandangan AAA terhadap akuntansi terlalu sempit jika hanya sebatas

memperhatikan fungsi transaksi dalam akuntansi karena akuntansi jugamengarahkan

fungsi-fungsi penting lainnya.

Perlunya pengembangan pelaporan keuangan demi kepentingan investor dalam masa

revolusi industri

Mengemukakan kerangka dasar yang terdiri dari :

Orientation Postulate (Dalil Orientasi).

The Pervasive Principle of justice (Prinsip Keadilan).

The Principles of Truth and Fairness (Prinsip Kebenaran dan Kewajaran).

The Principles of Adaptability and Consistency (Prinsip penyesuaian diri dan

konsistensi).

Early Authorative and Semiauthorative Organizational Attempt to Develop the Conceptual

Framework of Accounting

Sekitar pertengahan tahun 1930-an, organisasi-organisasi profesi mulai mengembangkan

konsep teori akuntansi, antara lain :

1. American Accounting Association (AAA)

Pada tahun 1936 AAA mengeluarkan statement yang diberi judul : “A Tentative Statement of

Accounting Principles Affecting Annual Corporate Reports” sebagai panduan bagi SEC. Banyak

dikritik karena terlalu mengarah pada modelhistoric cost dan kaidah konservatisme

Pada tahun 1940 AAA mengeluarkan studi tolok ukur Paton dan A.C Littleton, “An Intriduction to

Corporate Accounting Standards”. Sebuah pengembangan model historical cost yang

dihubungkan dengan konsep Entitas. Selain itu, dijelaskan pula sebuah konsep penyandingan

dimana prestasi majanemen (revenue) dan usaha (expense) dapat dievaluasi oleh investor.

2. American Institute of Accountant (AICPA)

Pada tahun 1938 AICPA mengeluarkan “A Statement of Accounting Principles” sebagai

panduan bagi SEC untuk praktik akuntansi tetapi studi ini tidak tepat sasaran karena dianggap

sebagai upaya mempertahankan praktik akuntansi pada masa itu, bukan sebagai pengembangan

teori akuntansi.

Committee on Accounting Procedure (CAP) juga sudah mengembangkan standar akuntansi,

tetapi berhenti karena SEC tidak sabar untuk menunggu proses tersebut dan akan membuat

standar sendiri. Ketidakcocokan antara CAP dan SEC sering terjadi karena inkonsistensi CAP

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 4: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

4

The Pursuit of the Conceptual Frameworkdalam mengeluarkan standar akuntansi untuk beberapa kasus dibanding dengan teori akuntansi

secara umum.

Tahun 1958, AICPA membentuk komite khusus untuk meneliti dan membantu AICPA dalam

pengembangan teori akuntansi. Hasilnya adalah pembentukan Accounting Principle Board (APB)

menggantikan CAP dan mengidentifikasi 4 kisaran yang harus dituju yaitu : dalil asumsi-asumsi

dasar, prinsip yang mendasari kegiatan, aturan penerapan prinsip ke kondisi tertentu, dan

riset. Pada tahun 1959 APB kemudian diresmikan.

Tahun 1961 APB mengeluarkan “Basic Postulates of Accounting”. yang terdiri atas hirarki dalil

meliputi lingkungan, akuntansi dan hal-hal penting lainnya yang meliputi:

- Grup A, Dalil Lingkungan Ekonomi dan Politik

Dalil ini berdasarkan pada lingkungan ekonomi dan politik dimana akuntansi itu timbul.

Aspek-aspek yang relevan ialah:

• A-1. Quantitas

Data kuantitatif membantu akuntan dalam membuat keputusan ekonomi yang rasional

diantara alternatif-alternatif yang mungkin muncul.

• A-2. Pertukaran

Hampir sebagian besar barang dan jasa didistribusikan melalui pertukaran, tidak langsug

dari produsen ke konsumen akhir.

• A-3. Entitas

Aktivitas ekonomi dijalankan oleh beberapa entitas spesifik. Semua itu harus dijelaskan

di dalam laporan keuangan.

• A-4 Periode Waktu

Aktivitas ekonomi berlangsung melewati beberapa periode waktu dimana nantinya di

dalam laporan keuangan harus dicantumkan dengan pasti cut off dari periode waktu

tersebut.

• A-5 Alat ukur

Alat ukur yang umum digunakan adalah uang. Pada laporan keuangan harus dijelaskan

mata uang apa yang digunakan didalamnya.

- Grup B, Dalil Akuntansi

• B-1. Laporan Keuangan

Adalah merupakan hasil dari proses akuntasi yang menyatakan hubungan laporan

keuangan yang mendasar pada masing masing laporan dan mempunyai sandaran yang

sama dengan data yang disajikan dasar.

• B-2. Harga Pasar

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 5: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

5

The Pursuit of the Conceptual FrameworkData akuntansi didasarkan pada harga umum lampau, sekarang dan akan datang yang

dapt menggantikan harga secara aktual atau yang diharapkan.

• B-3. Entitas

Merupakan hasil dari proses akuntasi yang menyatakan hubungan dari unit tertentu

atau entities

• B-4. Tentativeness

Hasil dari operasi untuk periode relative pendek adalah sebuah percobaan yang mana

alokasi prinsip akuntansi antara periode lalu, sekarang dan akan datang dipergunakan

pasa saat diperlukan.

- Grup C, Dalil Imperative (Penting dan harus dilaksanakan)

• C-1. Kontinuitas

Entitas harus dilihat sebagai unit yang akan berlangsung selamanya / terus-menerus

(going concern).

• C-2. Objektivitas

Aset dan kewajiban baru diakui ketika telah dapat diukur secara objektif.

• C-3. Konsistensi

Prosedur dan pengukuran akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari waktu ke

waktu.

• C-4. Unit Stabil

Pelaporan akuntansi harus menggunakan alat ukur yang stabil.

• C-5. Pengungkapan

Pelaporan akuntansi harus diungkapkan menyeluruh agar pihak yang menggunakan

laporan tersebut tidak merasa dibohongi.

Akibatnya, APB menghadapi masalah yang sama yang dihadapi pendahulunya (CAP) yaitu

memberikan solusi atas kasus-kasus tanpa pemahaman mendalam atas dasar pemikirannya.

Kemudian pada pertengahan 1960-an APB menggunakan usaha lain untuk mengembangkan

suatu teori akuntansi. Sebuah komite dibentuk dimana tugasnya adalah untuk menyebutkan satu

per satu dan menjelaskan konsep dasar untuk menjelaskan seperti apa prinsip-prinsip akuntansi

seharusnya diorientasikan, dan untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi untuk digunakan dalam

praktik dan prosedur yang sesuai. Pernyataan yang dipublikasikan, Basic Concept And Accounting

Principles Underlying Financial Statements Of Business Enterprises, dimulai dengan baik dengan

menganjurkan pendekatan pengguna yang diusulkan oleh produk AAA “Statement Of Basic

Accounting Theory” dan mendefinisikan akuntansi sebagai “suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 6: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

6

The Pursuit of the Conceptual Frameworkuntuk menyediakan informasi kualitatif; terutama mengenai keuangan entitas ekonomi yang

diharapkan bermanfaat dalam membuat keputusan ekonomis.”

APB Statement No.4 juga ditujukan untuk isu-isu baru, pengalaman pengguna. Hal ini

menyimpulkan bahwa “ pengguna laporan keuangan seharusnya memiliki pengetahuan dan

mengerti karakteristik dan batasan-batasan laporan keuangan”. Sayangnya, definisi tersebut

disediakan untuk elemen laporan keuangan yang lagi-lagi didasarkan atas praktik berlaku yang

disetujui yang menyatakan bahwa aset dan kewajiban didefinisikan sebagai “diakui dan diukur

dengan kesesuaian dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum”.

Sebagai hasilnya, komite bekerja selama 5 tahun sebelum sekali lagi muncul dengan apa

yang menjadi deskripsi dasar dari praktik yang ada. Sebagai tambahan, laporan APB dipublikasikan

sebagai suatu pernyataan dibandingkan sebagai suatu opini; konsekuensinya, rekomendasinya tidak

mencakup GAAP dan dapat diragukan tanpa melanggar Rule 203 dari Kode Etik AICPA, yang

mensyaratkan ketaatan dengan prinsip akuntansi yang disebarluaskan oleh lembaga otoritatif.

Anggota CAP dan APB utamanya adalah praktisi akuntansi yang rupanya memiliki sedikit

ketertarikan dalam mengembangkan suatu teori normatif akuntansi. Dalam upaya untuk mengisi

kekosongan ini, AAA mempublikasikan A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) di tahun

1966.

Dua ide baru muncul dengan adanya definis akuntansi dari ASOBAT. Anggota komite ini

utamanya adalah akademisi, sehingga mereka melihat akuntansi sebagai suatu sistem informasi.

Oleh karena itu, mereka melihat komunikasi sebagai suatu bagian integral dari proses akuntansi.

Komite juga mencakup konsep entitas dengan mengindikasikan bahwa tujuan akuntansi adalah

untuk membantu pengguna dalam mengambil keputusan. Sebagai konsekuensinya, komite

mengadopsi suatu pendekatan keputusan-bermanfaat dan mengidentifikasi 4 standar untuk

digunakan dalam mengevaluasi informasi akuntansi: relevansi, verifiabilitas, bebas dari bias, dan

dapat dikuantisir.

ASOBAT melihat adanya konflik bawaan antara relevansi dan verifiabilitas dalam pembuatan

suatu rekomendasi akhir. Risalah ditarik kembali karena pelaporan 2 hal biaya historis dan

pengukuran biaya sekarang dalam laporan keuangan. Pengukuran biaya sekarang yang digunakan

termasuk biaya penggantian dan penyesuaian tingkat harga.

Publikasi dari ASOBAT menghasilkan opini yang bermacam-macam. Robert Morrison, praktisi

satu-satunya dalam komite, mengusulkan menerbitkan risalah tetapi meminta untuk perhatiannya

tersebut dipublikasikan sebagai suatu komentar pada akhir dokumen. Morisson mengindikasikan

bahwa ASOBAT tidak sepenuhnya memenuhi tugas karena ASOBAT menawarkan sedikit jalan teori

akuntansi dasar sebagai pondasi untuk prinsip-prinsip akuntansi. Dia juga tidak setuju dengan

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 7: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

7

The Pursuit of the Conceptual Frameworkpelaporan informasi biaya sekarang (current cost) dengan dasar bahwa akan mengurangi

verifiabilitas.

Pada sisi lain, anggota komite lainnya, George Sorter, menentang pendekatan kebutuhan

pengguna yang mengasumsikan bahwa kebutuhan pengguna dapat dengan mudah diketahui dan

dapat ditetapkan sehingga informasi dapat disediakan untuk memenuhi kebutuhan ini. Akhirnya,

salah satu pemimpin teoris pada saat itu, Robert Sterling menyatakan bahwa ASOBAT mengandung

sedikit hal baru. Dia juga menyatakan bahwa ASOBAT dianggap tidak konsisten dan tidak logis.

Sebagai contoh, dia mempertanyakan dasar pemikiran komite untuk current cost selayaknya bahwa

historical cost tidak sempurna. Dia mempertanyakan, jika biaya historis tidak cukup memadai,

mengapa melaporkannya semua?

Kritik dari APB menyebabkan adanya usaha lain untuk mengembangkan kerangka

konseptual akuntansi. Dalam keadaan yang serupa dengan ASOBAT, komite Trueblood melaporkan

tujuan laporan keuangan yang mencakup kriteria manfaat untuk keputusan sebagai dasar utama

dalam penyiapan dan penyajian informasi keuangan. Komite ini ditugaskan oleh AICPA dengan

mengusulkan tujuan fundamental laporan keuangan untuk memandu peningkatan pelaporan

keuangan. Yang digunakan untuk menjawab 4 pertanyaan:

1. Siapa yang membutuhkan laporan keuangan?

2. Informasi seperti apa yang mereka butuhkan?

3. Seberapa banyak informasi yang dibutuhkan yang dapat disediakan oleh akuntan?

4. Kerangka seperti apa yang dibutuhkan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan?

Sebagai hasilnya, Komite secara spesifik melaporkan 4 informasi yang dibutuhkan oleh

pengguna:

1. Membuat keputusan dengan memperhatikan penggunaan sumber daya yang terbatas

2. Efektivitas pengarahan dan pengendalian organisasi

3. Mengurus dan melaporakan penjagaan sumber daya

4. Memfasilitasi fungsi sosial dan pengendalian

Seperti para pendahulunya, Komite Trueblood kesulitan dalam menyetujui jawaban untuk

pertanyaan yang diajukan oleh AICPA. Laporan final Komite Trueblood dianggap sebagai langkah

pertama dalam proses yang menggambarkan tujuan untuk pelaporan keuangan berikut ini:

1. Tujuan dasar laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat

dalam membuat keputusan ekonomi

2. Sebuah tujuan laporan keuangan adalah untuk membantu pemakai utama yang memiliki

wewenang, kemampuan, atau sumber daya yang terbatas untuk memperoleh informasi dan

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 8: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

8

The Pursuit of the Conceptual Frameworkorang-orang yang mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber informasi utama

mengenai aktivitas ekonomi suatu perusahaan

3. Sebuah tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat

untuk para investor dan kreditor untuk membuat prediksi, membandingkan, dan

mengevaluasi jumlah, waktu dan hubungannya dengan ketidak pastian arus kas potensial.

4. Sebuah tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi bagi pemakai yang

digunakan dalam membuat prediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan

earning perusahaan

5. Sebuah tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat

dengan mempertimbangkan kemampuan manajemen untuk menggunakan sumber daya

perusahaan secara efektif dalam mencapai tujuan utama perusahaan.

6. Sebuah tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang faktual dan

interpretatif mengenai transaksi dan kejadian lainnya yang bermanfaat untuk memprediksi,

membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan earning perusahaan. Asumsi dasar yang

mendasarinya berkenaan dengan keadaan subyek yang diinterpretasikan, dievaluasi,

prediksi, atau estimasi seharusnya diungkapkan.

7. Sebuah tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan suatu laporan posisi keuangan

yang berguna untuk prediksi, perbandingan, dan evaluasi kemampuan earning perusahaan.

8. Sebuah tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan laporan earning periodik yang

berguna untuk prediksi, perbandingan, dan evaluasi kemampuan earning perusahaan.

9. Tujuan lainnya adalah untuk menyediakan laporan aktivitas keuangan yang berguna untuk

prediksi, perbandingan, dan evaluasi kemampuan earning perusahaan. Laporan ini

seharusnya melaporkan terutama aspek faktual transaksi perusahaan yang terjadi atau yang

diharapkan terjadi yang memiliki konsekuensi kas yang signifikan. Laporan ini seharusnya

melaporkan data minimal seperti yang disyaratkan dan interpretasinya oleh yang

menyiapkan laporan.

10. Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk proses

prediksi. Peramalan keuangan seharusnya disediakan ketika hal ini bisa meningkatkan

keandalan prediksi user.

11. Tujuan laporan keuangan untuk pemerintah dan untuk organisasi nirlaba adalah untuk

menyediakan informasi yang berguna untuk evaluasi efektifitas sumber daya manajemen

dalam mencapai tujuan organisasi. Ukuran kinerja seharusnya dikuantifikasi dalam bentuk

tujuan yang diidentifikasi.

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 9: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

9

The Pursuit of the Conceptual Framework12. Tujuan laporan keuangan adalah untuk melaporkan aktivitas perusahaan yang

mempengaruhi masyarakat yang dapat ditentukan dan dijelaskan atau diukur dan

merupakan peran yang penting dari perusahaan dalam lingkungan sosial.

Statement on Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA)

Pada tahun 1973, Komite AAA untuk Konsep dan Standar Laporan Keuangan untuk Eksternal

bertugas untuk memperbaharui ASOBAT agar sesuai dengan perubahan akuntansi yang terjadi pada

awal ASOBAT sampai dengan tahun tersebut. Laporan ini Statement on Accounting Theory and

Theory Acceptance (SATTA) tidak ditujukan untuk memperbarui ASOBAT, akan tetapi lebih sebagai

suatu review status teori akuntansi dan tanggapan atas teori tersebut.

SATTA pertama memulai dengan melakukan review terhadap teori akuntansi dan

menemukan bahwa sejumlah teori menjelaskan akuntansi dalam lingkup yang sempit. Komite

mencatat bahwa ketika ada persetuuan secara umum dimana tujuan laporan keuangan adalah untuk

menyediakan data ekonomis mengenai entitas akuntansi, teori yang berbeda-beda muncul karena

perbedaan cara para teoris dalam menetapkan pengguna data akuntansi dan lingkungan.

Pendekatan yang bermacam-macam untuk teori akuntansi dapat diringkas menjadi (1) klasik, (2)

keputusan bermanfaat, (3) dan informasi ekonomis.

Pendekatan Klasikal

Studi ini meliputi periode dari 1922 sampai dengan 1962, dengan perkecualian satu risalah

dari tahun 1975. SATTA mengungkapkan bahwa semua hasil kerja tersebut bersifat deduktif dan

mengkritiknya sebagai sesuatu yang secara umum tidak berhubungan dalam hal tidak ditujukan atau

dibangun berdasar hasil kerja sebelumnya. Sebagai catatan bahwa banyak pengarang dari hasil kerja

ini dilatih dalam dunia ekonomi yang dipengaruhi oleh teori ekonomi neoklasikal perusahaan,

dimana meragukan biaya historis dan secara umum menganjurkan penggunaan nilai sekarang.

SATTA membuat subklasifikasi studi dalam kelompok ini menjadi sekolah deduktif

(pendapatan sebenarnya) dan sekolah induktif. Teori sekolah deduktif mempertahankan bahwa

pendapatan diukur dengan basis penilaian tunggal akan memenuhi kebutuhan semua pengguna.

Studi sekolah induktif dipandang oleh SATTA sebagai usaha untuk merasionalkan atau membenarkan

praktek akuntansi yang ada.

Pendekatan Keputusan Bermanfaat

Studi keputusan bermanfaat berfokus pada pengakuan yang bermanfaat adalah suatu tujuan

dasar akuntansi. Pendekatan ini menekankan pada penggunaan model keputusan. Sekali model

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 10: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

10

The Pursuit of the Conceptual Frameworkkeputusan terpisah telah dipilih, informasi yang relevan dengan model ditetapkan dan alternatif

akuntansi dibandingkan dengan data penting untuk implementasi model. Sebagai contoh, laporan

Trueblood menyatakan bahwa tujuan dasar laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

bermanfaat untuk membuat keputusan ekonomis.

Informasi Ekonomis

Studi menggunakan pendekatan ini dengan menggunakan teori ekonomi untuk menetapkan

informasi yang penting untuk membuat keputusan ekonomi. Mereka memperlakukan informasi

sebagai suatu komunitas yang memiliki biaya dan harga dan memeriksa apakah peraturan pelaporan

keuangan eksternal diinginkan. SATTA secara jelas meliputi kategori ini seperti munculnya metode

pengembangan teori akuntansi; akan tetapi, informasi ekonomi tidak memiliki keuntungan menonjol

yang diantisipasi oleh SATTA.

Kritik atas Approaches to Theory

SATTA kemudian membahas mengapa tidak satupun approaches to theory tidak dapat

diterima secara umum. SATTA menyebutkan 6 masalah:

a. Permasalahan dalam menghubungkan teori dan praktek.

b. Permasalahan alokasi.

c. Kesulitan dalam standar normatif.

d. Kesulitan dalam menginterpretasikan penelitian perilaku harga sekuritas.

e. Permasalahan teori biaya vs keuntungan.

f. Keterbatasan dalam pengembangan data

Bagian berikutnya dari SATTA mencatat bahwa walaupun pandangan evolusioner akuntansi

dapat dipertimbangkan menarik, bukti-bukti mengesankan bahwa literasi akuntansi yang ada tidak

konsisten dengan pandangan ini. Kuhn menyarankan kemajuan ilmiah mengalami urutan di bawah

ini:

1. Diterimanya paradigma1

2. Pelaksanaan atas paradigma tersebut

3. Ketidakpuasan atas paradigma

4. Mencari paradigma baru

5. Menerima paradigma baru

1

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 11: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

11

The Pursuit of the Conceptual FrameworkSATTA berpendapat bahwa teori akuntansi sedang berada di urutan ketiga pada saat itu

karena sejumlah teoris merasa tidak puas dengan pendekatan matching untuk mengkhususkan isi

laporan keuangan.

Evaluasi atas SATTA

SATTA fokus pada filosofi ilmu pengetahuan bukan dengan pengurangnya. Peasnell (1978)

menyimpulkan bahwa Teori Pendekatan SATTA tidak sesuai dengan paradigma, karena suatu

paradigma lebih dari satu set hipotesis. Dia juga mengkritik pembedaan SATTA antara pendekatan

klasikal dan pendekatan keputusan bermanfaat hanya dibuat-buat. Akhirnya, dia mengesankan

bahwa ketidakampuan SATTA mencapai konsensus dipengaruhi oleh fakta bahwa komite yang

menulis SATTA terdiri atas beberapa anggota yang memiliki posisi advokasi yang kuat dalam

beberapa pendekatan untuk mengembangkan teori akuntansi.

Proyek Kerangka Konseptual oleh FASB (The FASB’s Conceptual Framework Project)

Conceptual Framework Project (CFP) pertama berusaha untuk mengembangkan prinsip atau

standar kualitatif yang luas untuk menerangkan cara pengambilan pilihan secara rational dan

sistematis dari beberapa metode alternatif pelaporan keuangan. Sebagai hasilnya, CFP adalah suatu

jembatan yang menghubungan antara tujuan (objective) dan basis/dasar (fundamental). Objective

didefinisikan sebagai tujuan dan sasaran akuntansi keuangan, sedangkan fundamental diartikan

sebagai konsep yang membatu dalam mencapai tujuan tersebut. Konsep tersebut didesain untuk

menyediakan panduan dalam:

- Memilih transaksi (transaction), peristiwa (event) dan atau keadaan (circumstances)

yang akan diperhitungkan

- Menentukan bagaimana rangkaian transaksi, peristiwa dan keadaan tersebut diukur

- Menentukan bagaimana meringkas (summarize) dan melaporkan hasil dari transaksi,

peristiwa, dan keadaaan tersebut.

CFP telah menghasilkan 7 pernyataan SFAC : SFAC No.1 “Objective of Financial Reporting of

Business Entity”, SFAC No.2 “Qualitative Characteristics of Accounting Information”, SFAC No.3

“Elements Of Financial Statements of Business Enterprises” , SFAC No.4 “Objective of Financial

Reporting by Non-Business Organization”, SFAC No.5 “Recognition and Measurement in Financial

Statements of Business Enterprises”, SFAC No.6 “Elements of Financial Statements”, SFAC No.7

“Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurement”.

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 12: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

12

The Pursuit of the Conceptual FrameworkCFP tidak secara langsung mempengaruhi praktik yang ada, dan SFAC tidak dimaksudkan

untuk meminta pengaplikasian Rule 203 atau 204 Kode Etik Profesional, yang mana secara khusus

penyimpangan apa saja dari GAAP harus diungkapkan. SFAC mempengaruhi praktik hanya pada

artian mempengaruhi pengembangan standar akuntansi baru.

SFAC menyediakan bagi dewan suatu pondasi untuk pengaturan standar dan alat yang

digunakan untuk memutuskan akuntansi dan pertanyaan pelaporan. Meskipun CFP tidak

menyediakan semua jawaban, CFP mempersempit alternatif-alternatif dan menghilangkan hal-hal

yang tidak konsisten dengannya.CFP juga digunakan untuk memandu pengembangan standar yang

netral, yang akan membantu dalam alokasi sumber daya yang langka dan efisiensi fungsi dari pasar

modal.

SFAC No 1: “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises” (Tujuan Pelaporan

Keuangan oleh Perusahaan Bisnis)

Dasar untuk SFAC No 1 adalah hasil kerja Komite Trueblood mengenai tujuan laporan

keuangan; konsekuensinya, merupakan usaha untuk membentuk teori akuntansi normative. SFAC

No. 1 mengindikasikan bahwa tujuan keseluruhan pelaporan keuangan adalah memberikan basis

dalam memilih diantara alternative-alternatif yang ada dalam mengalokasikan sumber daya yang

bersifat terbatas. Pelaporan keuangan yang efektif haruslah memenuhi beberapa tujuan yang luas.

Tujuan ini harus memungkinkan investor yang ada saat ini dan yang potensial, kreditor, dan

pengguna laporan keuangan lainnya untuk:

1. Mengambil keputusan berinvestasi dan atau memberikan kredit.

2. Mengakses prospek arus kas perusahaan.

3. Melaporkan sumber daya perusahaan, klaim dan perubahan atas sumber daya tersebut.

4. Melaporkan sumber daya ekonomi, kewajiban dan kepemilikan (owner’s equity).

5. Melaporkan kinerja dan laba (earnings) perusahaan.

6. Mengevaluasi likuiditas, solvency dan aliran dana.

7. Mengevaluasi pekerjaan dan kinerja manajemen.

8. Menjelaskan dan menginterpretasikan informasi keuangan.

SFACs No 2: “Qualitative Characteristic of Accounting Information” (Karakteristik Kualitatif dari

Informasi Akuntansi)

Peryataan ini merupakan jembatan antara SFAC No 1 dengan pernyataan-pernyataan

selanjutnya yang menyajikan elemen dari laporan keuangan, dan menyediakan panduan dalam

pengakuan, pengukuran dan pengungkapan.

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 13: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

13

The Pursuit of the Conceptual FrameworkSFAC No. 2 mencatat bahwa pilihan akuntansi dibuat paling sedikit dalam 2 level. Pertama,

FASB atau badan lainnya seperti SEC memiliki kekuatan untuk mensyaratkan entitas bisnis untuk

melaporkan dalam beberapa cara terpisah atau untuk melarang suatu metode yang tidak diinginkan.

Kedua, pelaporan perusahaan membuat pilihan akuntansi diantara alternatif-alternatif yang dapat

diterima.

Gambar 2.1 mengilustrasikan Hierarki Kualitas Akuntansi, yang didiskusikan SFAS No. 2

dalam mereview karakteristik informasi akuntansi. Dari gambar 2.1 kita dapat melihat bahwa

karakteristik informasi yang membuatnya sesuatu yang diinginkan, dipandang dalam suatu hierarki

kualitas, dimana manfaat untuk pembuatan keputusan menjadi kualitas yang paling penting. Akan

tetapi hierarki tidak membedakan antara kualitas utama dengan kualitas lainnya, ataupun

memberikan prioritas diantara kualitas-kualitas yang ada.

Gambar 2.1 Hierarki Kualitas Akuntansi

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 14: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

14

The Pursuit of the Conceptual FrameworkPembuat Keputusan dan Karakteristiknya

Setiap pengambil keputusan menentukan informasi akuntansi apa yang berguna dan

penetuan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keputusan yang akan dibuat, metode

pembuatan keputusan yang digunakan, informasi yang sudah dimiliki yang berasal dari sumber lain,

serta kapasitas dari pengambil keputusan sendiri untuk memproses informasi tersebut.

Keseimbangan antara BIaya dan Manfaat

Secara umum, kecuali manfaat yang akan diperoleh dari suatu komoditas atau jasa melebihi

biaya untuk memperolehnya, komoditas atau jasa ini tidak akan dicari. Akan tetapi informasi

keuangan berbeda dengan komoditas tersebut, dimana biaya untuk mempersiapkan laporan

keuangan tergantung pihak yang mempersiapkan (perusahaan), sedangkan manfaatnya belum bisa

ditentukan karena tertangguhkan oleh pihak yang mempersiapkan dan pengguna.

Dapat Dipahami (Understandability)

Dapat dipahami merupakan kombinasi dari karakteristik pengguna dan karakteristik bawaan

dalam informasi. Karakteristik ini menyediakan suatu hubungan antara pembuat keputusan dengan

informasi akuntansi. Agar kriteria dalam SFAS No. 1 berguna, pembuat keputusan harus secara

eksplisit memahami informasi. Dapat dipahami dapat diklasifikasikan sebagai suatu yang

berhubungan khusus dengan pembuat keputusan (apakah pembuat keputusan berbicara dengan

bahasa ini?). Atau berhubungan dengan kelas pembuat keputusan (apakah pengungkapan dapat

dipahami oleh audience yang dituju?).

Kegunaan Keputusan (Decision Usefullness)

SFAS No.1 mengindikasikan bahwa informasi keuangan diharapkan dapat bermanfaat untuk

pengambilan keputusan. SFAS No. 1 juga menetapkan bahwa relevansi dan keandalan adalah 2

kualitas utama yang mebuat informasi akuntansi bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Subjek

untuk menentukan batasan biaya-manfaat, peningkatan relevansi, peningkatan keandalan adalah

karakteristik yang membuat informasi menjadi suatu komoditas yang lebih diinginkan-salah satunya

bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

Relevan (Relevance)

Informasi akuntansi yang relevan dapat membuat suatu perbedaan dalam suatu keputusan

dengan membantu pemakai untuk membuat prediksi mengenai hasil kejadian di masa lalu, saat ini,

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 15: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

15

The Pursuit of the Conceptual Frameworkdan di masa depan atau untuk memperkuat atau mengoreksi ekspektasi sebelumnya. Informasi yang

relevan memiliki nilai prediksi, nilai umpan balik, dan ketepatan waktu.

Nilai Prediksi (Predictive Value) dan Nilai Umpan Balik (Feedback Value)

Suatu informasi dapat membuata suatu perbedaan dalam memuutuskan dengan

meningkatkan kapasitas pembuat keputusan untuk memprediksi atau dengan memperkuat atau

mengoreksi ekspekstasi awalnya. Biasanya, informasi melakuka kedua-duanya sekaligus karena

pengetahuan mengenai hasil dari tindakan yang telah diambil secara umum akan meningkatkan

kemampuan pembuat keputusan untuk memprediksikan hasil dari tindakan yang sejenis di masa

yang akan datang.

Tepat Waktu (Timeliness)

Mendapatkan atau memiliki informasi yang tersedia sebelum informasi tersebut kehilangan

kapasitas atau kegunaannya dalam mempengaruhi keputusan merupakan aspek yang penting dalam

karakteristik relevansi. Jika informasi tidak tersedia ketika dibutuhkan atau jika tersedia begitu lama

setelah kejadian pelaporan yang menyebabkan informasi tidak memiliki nilai untuk tindakan di masa

depan, akan mengurangi relevansinya dan sedikit bahkan tidak digunakan. Meskipun tepat waktu

sendiri tidak dapat membuat informasi relevan, suatu kekurangan dalam ketepatan waktu dapat

menyebabkan hilangnya relevansi dari informasi yang mungkin pada sisi lain dimiliki.

Keandalan (Reliability)

Reliabilitas dari pengukuran terletak pada kejujuran/kebenaran dari yang diwakilkan,

maksud dari penyajiannya dirangkaikan dengan keyakinan dari pengguna yang mempunyai kualitas

keterwakilan. Agar berguna, informasi haruslah relevan dan reliabilitas. Tingkat reliabilitas haruslah

diakui. Hal ini jarang sekali suatu pertanyaan mengenai hitam atau putih, akan tetapi lebih pada

lebih andal atau kurang andal. Reliabilitas bersandar pada suatu tingkat dimana suatu deskripsi

akuntansi atau pengukuran dapat diverifikasi dan disajikan secara jujur. Netralitas informasi juga

berhubungan dengan 2 komponen relibilitas tersebut untuk mempengaruhi manfaat infomasi.

Verifiabilitas and Penyajian Jujur

Verifiabilitas dapat ditunjukkan dengan derajat kesepakatan yang tinggi dari berbagai

pengukuran yang independent dengan menggunakan metode yang sama. Sedangkan penyajian jujur

mencerminkan keterkaitan dan kecocokan antara angka-angka dalam akuntansi dengan sumber atau

kejadian yang diwakilkan oleh angka-angka tersebut. Suatu derajat kesepakatan yang tinggi, akan

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 16: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

16

The Pursuit of the Conceptual Frameworktetapi, tidak menjamin bahwa suatu pengukuran akuntansi akan relevan dengan kebutuhan

pengguna jika sumber atau kejadian yang disajikan oleh pengukuran tidak sesuai dengan tujuannya.

Para sarjana sosial mendefinisikan konsep ini sebagai validitas.

Netralitas

Dalam formulasi dan implementasi standar, perhatian utama adalah keandalan dan relevansi

yang dihasilkan, bukan pada akibat yang disebabkan oleh peraturan baru terhadap hal-hal tertentu.

Pilihan netral diantara alternatif-alternatif akuntansi adalah bebas dari bias terhadap hasil yang

diperkirakan sebelumnya. Tujuan dari laporan keuangan adalah melayani banyak pengguna

informasi yang berbeda-beda, yang memiliki kepentingan yang berbeda, dan tidak ada satu pun hasil

yang ditentukan sebelumnya akan sesuai dengan berbagai kepentingan tersebut.

Komparabalitas dan Konsistensi

Kegunaan suatu informasi mengenai perusahaan tertentu akan meningkat dengan tajam bila

dapat dibandingkan dengan informasi serupa dari perusahaan lain dan dengan informasi serupa dari

perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda atau pada suatu waktu. Komparabilitas antar

perusahaan dan konsistensi dalam penerapan metode akan meningkatkan nilai informasional dari

perbandingan kinerja atau kesempatan ekonomi relatif dari waktu ke waktu. Keunggulan informasi,

khususnya informasi kuantitaif, bergantung pada luasnya tingkat kemampuan pengguna untuk

menghubungkannya dengan beberapa tolok ukur.

Hambatan Materialitas

Materialitas adalah konsep menyeluruh yang menghubungkan dengan karakteristik kualitatif

CFP, khususnya keandalan dan relevansi. Materialitas dan relevansi keduanya didefinisikan dalam

istilah yang memengaruhi dan membuat perbedaan bagi pembuat keputusan, tetapi kedua istilah

tersebut dapat dibedakan. Keputusan dapat dibuat untuk tidak mengungkapkan informasi tertentu,

katakanlah, karena investor tidak memerlukan informasi semacam itu (tidak relevan) atau karena

jumlahnya terlalu kecil untuk menimbulkan perbedaan (mereka tidak material). ........, tanpa

memperhatikan hakikat dari item tersebut dan keadaan dimana penilaian harus dibuat, pada

dasarnya tidak cukup menjadi basis untuk sebuah penilaian materialitas. Pendapat FASB pada saat

ini adalah tidak ada standar umum mengenai materialitas yang dapat diformulasikan untuk

menjelaskan semua pertimbangan yang masuk ke dalam penilaian seorang manusia yang

berpengalaman. Kriteria materialitas kuantitatif mungkin dapat diberikan oleh Dewan dalam bentuk

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 17: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

17

The Pursuit of the Conceptual Frameworkstandar yang lebih spesifik di masa yang akan datang, seperti pada masa yang lalu, sebagaimana

mestinya.

SFAC No.5: “Recoqnition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises“

(Pengakuan dan Pengukuran dalam Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis)

Dalam SFAC No.5, FASB berusaha untuk memperluas lingkup pengukuran hasil dari operasi

perusahaan bisnis dengan memperkenalkan definisi dari comprehensive income sebagai berikut:

Comprehensive income adalah perubahan dalam ekuitas (aset bersih) dari sebuah entitas

selama satu periode dari transaksi dan kejadian dan keadaan yang berasal dari sumber non-pemilik.

Mencakup semua perubahan dalam ekuitas selama satu periode kecuali semua yang berasal dari

investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.

Pendekatan ini mewakili usaha FASB untuk mempersatukan pendekatan pemeliharaan

modal dan pendekatan transaksi akuntansi tradisional untuk mengukur pendapatan. Dengan

pendekatan pemeliharaan modal, pendapatan bersih didefinisikan sebagai jumlah maksimum dari

sumber daya perusahaan yang dapat didistribusikan kepada pemilik selama periode tertentu (di luar

investasi dari pemilik baru) dan dengan tetap meninggalkan perusahaan bisnis pada akhir periode

sebaik pada awal periode.

SFAC No.5 menyarankan agar laporan arus kas menggantikan laporan atas perubahan posisi

keuangan dan memberikan dorongan untuk mewajibkan laporan arus kas Menurut SFAC No.5

sebuah set lengkap dari laporan keuangan dalam satu periode harus menggambarkan:

1. Posisi keuangan pada akhir periode.

2. Penerimaan selama suatu periode.

3. Comprehensive income untuk periode tersebut.

4. Arus kas selama periode tersebut.

5. Investasi oleh dan distribusi kepada pemilik selama periode tersebut.

Laporan atas posisi keuangan harus menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban, dan

ekuitas sebuah entitas dan hubungan mereka dengan satu sama lain untuk suatu waktu. Laporan ini

juga harus menggambarkan struktur sumber daya yang dimiliki entitas-kelompok besar dan jumlah

aset-dan struktur pembiayaannya-kelompok besar dan jumlah kewajiban serta ekuitasnya.

Penerimaan adalah ukuran kinerja entitas selama satu periode. Penerimaan mengukur

tingkat dimana aliran masuk dari aset (pendapatan dan untung) melebihi aset yang keluar. Konsep

penerimaan yang ada dalam SFAC No.5 serupa dengan pendapatan bersih untuk satu periode yang

ditentukan dengan pendekatan transaksi. Diharapkan bahwa konsep penerimaan akan berlanjut

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 18: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

18

The Pursuit of the Conceptual Frameworkmenjadi subjek untuk proses perubahan gradual yang telah terkarakterisasi dalam

pengembangannya.

SFAC No. 5 mendefinisikan comprehensive income sebagai sebuah ukuran yang luas dari efek

transaksi dan kejadian lain pada sebuah entitas. Hal ini terdiri dari seluruh perubahan ekuitas yang

diakui dari sebuah entitas selama satu periode dari transaksi kecuali yang berasal dari investasi oleh

pemilik dan distribusi kepada pemilik. Di bawah definisi SFAC No.5, hubungan antara perolehan dan

comprehensive income diilustrasikan sebagai berikut:

Pendapatan Perolehan

Dikurangi:beban Tambah atau kurang penyesuaian akuntansi kumulatif

Ditambah:keuntungan Tambah atau kurang perubahan ekuitas non pemilik lainnya

Dikurangi:kerugian

= Perolehan = Comprehensive Income

Laporan arus kas harus merefleksikan baik secara langsung maupun tidak langsung

penerimaan kas sebuah entitas, diklasifikasikan berdasar sumber utama dan pembayaran kasnya

yang diklasifikasikan berdasar penggunaan utamanya selama suatu periode. Laporan tersebut harus

memasukkan informasi aliran kas mengenai operasi, pembiayaan, dan aktivitas investasi.

Laporan mengenai investasi oleh dan distribusi kepada pemilik mencerminkan transaski

modal sebuah entitas selama satu periode. Yaitu, mencerminkan dimana dan dengan cara apa

ekuitas dari entitas meningkat atau menurun dari transaksi dengan pemilik.

Sebagai tambahan atas permasalahan comprehensive income, SFAC No.5 menunjuk pada

permasalahan pengukuran tertentu yang berhubungan erat dengan pengakuan. Menurut SFAC No.5,

sebuah item dan informasi mengenai hal tersebut harus memenuhi empat kriteria pengakuan dan

harus diakui ketika kriteria tersebut terpenuhi (subjek atas biaya-manfaat dan hambatan

materialitas).

1. Definisi. Item harus memenuhi definisi sebuah elemen yang terkandung dalam SFAC No.6.

2. Keterukuran. Harus memiliki ciri yang relevan, dapat diukur dengan keandalan yang cukup.

3. Relevan. Informasi mengenai item tersebut dapat membuat perbedaan bagi keputusan

pengguna.

4. Keterandalan. Informasi tersebut bersifat jujur, dapat diverifikasi, dan netral.

Kriteria pengakuan ini konsisten dengan dan secara nyata berasal dari SFAC No.1, 2, dan 6.

SFAC No.5 menyediakan pedoman dalam mengaplikasikan kriteria pengakuan dalam kasus tersebut

ketika penerimaan perusahaan dipengaruhi oleh keputusan pengakuan. Pedoman ini konsisten

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 19: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

19

The Pursuit of the Conceptual Frameworkdengan doktrin mengenai konservatisme. Dengan kata lain, pengakuan atas pendapatan dan

keuntungan didasarkan pada uji tambahan mengenai (1) direalisasi atau dapat direalisasi dan (2)

diperoleh sebelum diakui sebagai pendapatan. Pedoman untuk mengakui beban dan kerugian

tergantung baik pada konsumsi atas keuntungan atau kerugian atas keuntungan di masa yang akan

datang.

Salah satu jurang besar dalam SFAC No.5 adalah kegagalannya dalam mendefinisikan istilah

pendapatan. Lebih jauh lagi, SFAC No.5 tidak memecahkan perdebatan antara nilai sekarang/nilai

historis. Kegagalan ini tampaknya disebabkan oleh posisi yang diambil Dewan dengan menerima

kegunaan bagi pembuatan keputusan sebagai tujuan yang berlebihan dari laporan keuangan.

Pengembangan teori akuntansi di masa mendatang akan menggunakan konsep yang

didefinisikan dalam SFAC No.5 sebagai pedoman operasional. Mereka harus menjadi batasan yang

luas dalam pengembangan respon terhadap masalah akuntansi yang kontroversial.

Statement of Financial Accounting Concepts No.6: “Elemen Laporan Keuangan dari Perusahaan

Bisnis”

SFAC No.6 (dibahas lebih mendalam pada Bab 5 dan 6) mendefinisikan sepuluh elemen dari

laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja dan posisi keuangan dari entitas

ekonomi. Sepuluh elemen ini adalah aset, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi

kepada pemilik, pendapatan komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian-mewakili

unsur-unsur yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Definisi elemen-elemen dapat

digunakan untuk menentukan kandungan dari laporan keuangan.

Statement of Financial Accounting Concepts No.7: “Menggunakan Informasi Arus Kas dan

Pengukuran Akuntansi dengan Nilai Saat Ini.”

SFAC No.7 menyediakan kerangka untuk menggunakan arus kas di masa yang akan datang

sebagai dasar untuk pengukuran akuntansi pada saat pengakuan awal aset atau fresh-start

measurement dan metode bunga untuk amortisasi. Sebagai tambahan, SFAC No.7 memberikan

prinsip-prinsip umum yang mengatur penggunaan present value, khususnya ketika jumlah arus kas

di masa mendatang, waktu, atau keduanya tidak pasti dan adanya pemahaman umum dari tujuan

present value dalam pengukuran akuntansi. SFAC No.7 tidak mengatur permasalahan mengenai

pengakuan atau menentukan kapan pengukuran fresh-start dapat dilakukan. Kejadian dan keadaan

yang menyebabkan fresh-start measurement dipandang sebagai sesuatu yang berbeda antara satu

situasi dengan situasi yang lain. FASB berharap untuk memutuskan apakah situasi tertentu

memerlukan fresh-start measurement dengan menggunakan dasar dari proyek ke proyek.

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 20: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

20

The Pursuit of the Conceptual FrameworkPengukuran akuntansi merupakan topik yang sangat luas. Akibatnya, FASB memfokuskan

pada rangkaian pertanyaan yang relevan dengan pengukuran dan konvensi amortisasi yang

menggunakan teknik present value. Pertanyaan diantaranya adalah:

1. Apakah tujuan dari penggunaan present value dalam pengakuan awal atas aset dan

kewajiban? Dan, apakah tujuan ini berbeda dengan pengukuran fresh-start berikutnya atas

aset dan kewajiban?

2. Apakah pengukuran kewajiban dengan present value berbeda dari pengukuran atas aset?

3. Bagaimana seharusnya perkiraan arus kas dan tingkat bunga dikembangkan?

4. Apakah tujuan dari present value ketika digunakan bersamaan dengan amortisasi atas aset

dan kewajiban?

5. Bagaimana seharusnya amortisasi present value digunakan ketika perkiraan arus kas

berubah?

FASB mengindikasikan bahwa tujuan dari pengukuran present value adalah untuk

menangkap perbedaan ekonomis diantara berbagai kemungkinan arus kas di masa yang akan

datang. Sebagai contoh, masing-masing aset berikut dengan arus kas mendatang sebesar $25.000

memiliki sebuah perbedaan ekonomis:

a. Sebuah aset dengan arus kas kontrak tetap dan tertentu jatuh tempo dalam satu hari

sebesar $25.000.

b. Sebuah aset dengan arus kas kontrak dan tertentu jatuh tempo dalam sepuluh tahun

sebesar $25.000.

c. Sebuah aset dengan arus kas kontrak tetap dan tertentu jatuh tempo dalam satu hari

sebesar $25.000. Jumlah aktual yang diterima mungkin lebih kecil tetapi tidak lebih dari

$25.000.

d. Sebuah aset dengan arus kas kontrak tetap dan tertentu jatuh tempo dalam sepuluh

tahun sebesar $25.000. Jumlah aktual yang diterima mungkin lebih kecil tetapi tidak

lebih dari $25.000.

e. Sebuah aset dengan arus kas yang diharapkan sebesar $25.000 dalam sepuluh tahun

dengan jangkauan antara $20.000 sampai $30.000.

Aset-aset ini dibedakan satu sama lain oleh waktu dan ketidakpastian atas arus kas di masa

yang akan datang. Pengukuran berdasarkan arus kas yang tidak didiskonto akan menghasilkan

pencatatan atas masing-masing aset dengan jumlah yang sama. Karena secara ekonomis mereka

berbeda, present value yang diharapkan akan berbeda. Pengukuran present value yang secara

menyeluruh menangkap perbedaan ekonomis diantara kelima aset harus mengandung elemen-

elemen berikut:

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 21: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

21

The Pursuit of the Conceptual Frameworka. Perkiraan atas arus kas di masa mendatang.

b. Harapan atas variasi waktu untuk arus kas-arus kas tersebut.

c. Nilai waktu uang yang diwakili oleh tingkat bunga bebas risiko.

d. Harga untuk menanggung ketidakpastian.

e. Lainnya, terkadang faktor-faktor termasuk likuiditas dan ketidaksempurnaan pasar yang

tidak dapat diidentifikasi.

Dua pendekatan atas present value dibahas dalam SFAC No.7:

- Tradisional. Arus kas single dan tingkat bunga single seperti pada obligasi 12% yang jatuh

tempo dalam sepuluh tahun. Kasus a dan b diatas adalah contoh penggunaan

pendekatan tradisional.

- Arus kas yang diharapkan. Jangkauan arus kas yang mungkin dengan jangkauan

kemungkinan. Kasus c,d, dan e di atas adalah contoh dari pendekatan arus kas yang

diharapkan.

Untuk memberi ilustrasi lebih jauh tentang pendekatan arus kas yang diharapkan, anggaplah

bahwa sebuah bisnis berhadapan dengan kewajiban yang harus diukur. Tidak ada pasar yang

menyediakan informasi tentang harga untuk kewajiban yang dapat diperbandingkan. Pembayaran

yang paling mungkin sebesar $2 juta dalam sepuluh tahun. Tetapi, dengan “skenario paling baik”

kewajiban dapat diselesaikan dengan $1 juta dalam lima tahun dan dengan “skenario paling buruk”

perusahaan mungkin harus membayar $50 juta dalam 25 tahun. Asumsi bahwa tingkat diskonto

bebas risiko sebesar 5% dan kurva hasil rata, penghitungan present value dengan probabilitas yang

tidak diketahui adalah:

Tahun Jumlah PV

Kasus terbaik 5 $ 1.000.000 $ 783.526Paling mungkin 10 $ 2.000.000 $ 1.227.826Kasus terburuk 25 $ 50.000.000 $ 2.953.028

$ 4.964.380Dibagi 3 $ 1.654.794

Bagaimanapun, fakta bahwa tiga kasus tersebut memiliki kemungkinan yang sama adalah

berlawanan dengan intuisi. Asumsi bahwa manajemen telah memperkirakan bahwa kasus yang

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 22: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

22

The Pursuit of the Conceptual Frameworkpaling mungkin sebesar dua kalinya adalah kasus dengan skenario terbaik dan kasus dengan skenario

terburuk hanyalah sepertiga dari skenario terbaik. Perkiraan ini menghasilkan probabilitas sebesar

30, 60, dan 10 persen, secara berurutan, untuk yang paling baik, yang paling mungkin, dan paling

buruk. Dengan memasukkan probabilitas ini ke dalam analisis menghasilkan present value yang

diharapkan:

Tahun PV P Ekstensi

5 $ 783.526 0,3 $ 235.05810 $ 1.227.826 0,6 $ 736.69625 $ 2.953.028 0,1 $ 295.303

Pesent value yang diharapkan $ 1.267.057

Harus ditekankan bahwa probabilitas hasil secara signifikan mempengaruhi present value

yang diharapkan, dan mengalokasikan probabilitas yang berbeda pada tiga hasil yang mungkin akan

menghasilkan present value diharapkan yang berbeda-beda. Dalam contoh sebelumnya, bila kita

mengubah probabilitas menjadi 35 persen, 45 persen, dan 20 persen, akan dihasilkan present value

diharapkan sebesar $1.060.567.

Tujuannya adalah untuk mengestimasi nilai aset yang diperlukan saat ini untuk

menyelesaikan kewajiban pada pemegang atau memindahkan kewajiban kepada sebuah entitas

yang memiliki posisi kredit yang dapat dibandingkan. Untuk mengestimasi nilai wajar dari note

payable atau obligasi, diperlukan estimasi harga dimana entitas lain akan bersedia mengambil alih

kewajiban tersebut menjadi asetnya. Contohnya, kemajuan dari pinjaman adalah harga yang dibayar

oleh seorang pemberi pinjaman untuk memperoleh arus kas mendatang dari aset yang dijanjikan

oleh peminjam, atau nilai dari obligasi adalah harga sekuritas yang diperdagangkan di pasar. Di lain

pihak, beberapa kewajiban merupakan hutang kepada individu-individu yang tidak terbiasa menjual

hak mereka seperti mereka menjual asetnya. Contohnya, entitas mungkin menjual produk dengan

dilengkapi jaminan. Dalam mengestimasi nilai wajar dari kewajiban semacam itu, diperlukan estimasi

atas harga dimana perusahaan bersedia membayar pihak ketiga untuk mengambil alih kewajiban.

(perhatikan bahwa hal ini akan mencakup syarat-syarat dari keuntungan.)

Ukuran yang paling relevan dari kewajiban harus memasukkan posisi kredit yang wajib

dibayar oleh entitas. Ketika kewajiban terjadi dalam pertukaran dengan kas, peran dari posisi kredit

mudah untuk ditentukan,sehingga sebuah perusahaan dengan posisi kredit yang kuat akan

menerima lebih banyak kas dibandingkan dengan entitas dengan posisi kredit yang lemah.

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 23: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

23

The Pursuit of the Conceptual FrameworkContohnya, jika dua buah entitas berjanji untuk membayar $500 dalam lima tahun, entitas dengan

posisi kredit kuat akan memperoleh $374 (asumsi tingkat bunga sebesar 6 persen), sementara

entitas dengan posisi kredit lemah hanya akan memperoleh sekitar $284 (asumsi tingkat bunga 12

persen). Efek dari posisi kredit dalam pengukuran kewajiban entitas biasanya tertangkap dalam

penyesuaian tingkat bunga, yang mirip dengan pendekatan tradisional yang memasukkan risiko dan

ketidakpastian dalam pengukuran arus kas. Pendekatan ini sesuai dengan kewajiban arus kas

kontraktual, tetapi pendekatan arus kas yang diharapkan mungkin lebih efektif ketika mengukur efek

dari posisi kredit pada kewajiban lain. Contohnya, kewajiban mungkin memberi entitas dengan

jangkauan kemungkinan arus kas keluar mulai dari yang paling rendah sampai dengan jumlah

tertinggi. Hanya ada sedikit kemungkinan gagal bayar apabila jumlahnya rendah, tetapi kemungkinan

tinggi bila jumlahnya juga tinggi. Dalam situasi demikian akibat dari posisi kredit mungkin lebih

efektif dimasukan kedalam perhitungan arus kas diharapkan.

FASB mencatat bahwa tujuan dari semua alokasi akuntansi adalah untuk melaporkan

perubahan dalam nilai, penggunaan, atau substansi dari aset dan kewajiban dari waktu ke waktu.

Alokasi akuntansi berusaha untuk menghubungkan perubahan dari nilai aset atau kewajiban yang

dicatat dengan beberapa fenomena dunia nyata yang dapat diobservasi. Contohnya, depresiasi garis

lurus menghubungkan perubahan tersebut dengan masa manfaat yang diestimasi atas suatu aset.

Alokasi dengan metode bunga mengasosiasikan perubahan jumlah yang dicatat dengan perubahan

present value dari set arus kas masuk atau keluar di masa yang akan datang. Di bawah GAAP saat ini,

alokasi metode bunga dianggap lebih relevan dibanding metode lain ketika diterapkan pada aset

yang mengandung satu atau lebih karakteristik sebagai berikut:

a. Transaksi yang memberikan kenaikan pada aset atau kewajiban melibatkan peminjaman

atau pemberian pinjaman.

b. Set tertentu dari perkiraan arus kas di masa mendatang berhubungan erat dengan aset atau

kewajiban.

c. Pengukuran pada pengakuan awal didasarkan pada present value.

Perubahan perkiraan awal dari arus kas, baik untuk waktu maupun jumlah, dapat

dikomodasikan dalam skema amortisasi bunga atau dimasukkan ke dalam pengukuran fresh-start

atas aset atau kewajiban. Bila jumlah atau waktu perkiraan arus kas berubah dan item tersebut tidak

dihitung ulang, skema amortisasi bunga harus dimodifikasi untuk mengintegrasikan perkiraan arus

kas baru. FASB mencatat bahwa metode berikut telah digunakan untuk memasukkan perubahan

atas perkiraan arus kas:

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 24: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

24

The Pursuit of the Conceptual Framework- Prospective. Menghitung tingkat bunga efektif yang baru berdasar pada arus kas masa

medatang.

- Catch-up. Menyesuaikan jumlah bawaan menjadi present value dari arus kas yang

diperbarui.

- Retrospective. Menghitung tingkat bunga yang baru berdasar arus kas pada tanggal

tersebut dan arus kas diharapkan.

FASB menyatakan preferensinya terhadap metode catch-up ketika mencatat perubahan atas

perkiraan arus kas masa yang akan datang karena hal tersebut konsisten dengan pendekatan

present value. Bila kondisi berubah, perubahan dalam estimasi akan dicatat dan informasi baru akan

dimasukkan.

Standar Akuntansi Berdasar Prinsip Versus Berdasar Peraturan

Pada awal 2000an, FASB mencatat adanya ekspresi keprihatinan mengenai kualitas dan

transparansi informasi akuntansi. Salah satu perhatian utama adalah meningkatnya kompleksitas

dari standar FASB. Dewan menyimpulkan bahwa banyak detil dan kompleksitas diasosiasikan dengan

standar akuntansi adalah hasil dari pedoman implementasi yang diarahkan oleh peraturan, yang

membiarkan “ rekayasa akuntansi “ keluar dari peraturan. Contohnya, SFAS No.13, “Akuntansi untuk

Lease,” mengidentifikasikan empat kriteria yang tidak boleh dilanggar bila lease akan dicatat sebagai

sebuah lease operasi. Akibatnya, perusahaan leasing dan lessee prospektif berusaha untuk membuat

kontrak lease sedemikian rupa sehingga tidak akan melanggar kriteria-kriteria tersebut. FASB

memberikan banyak karakteristik kompleksitas untuk pengecualian sampai bentuk-bentuk prinsip

dalam standar serta pedoman interpretasi dan implementasi.

Sebagai tambahan, FASB mencatat bahwa Kerangka Kerja Konseptualnya belum

menyediakan semua alat-alat penting untuk memecahkan masalah akuntansi. Kekurangan ini

melekat pada fakta bahwa aspek-aspek tertentu dari Kerangka Kerja Konseptual secara internal tidak

konsisten dan tidak lengkap. Hasilnya, Dewan mempertimbangkan keperluan untuk

mengembangkan sebuah kerangka kerja pelaporan yang menyeluruh serupa dengan International

Accounting Standard No.1 (Dibahas pada Bab 3). Kerangka kerja semacam itu akan menyediakan

pedoman bagi masalah-masalah seperti pertimbangan mengenai materialitas, keberlanjutan,

penilaian professional, konsistensi, dan komparabilitas. Kerangka tersebut juga membiarkan sedikit,

bila ada, pengecualian dan pedoman implementasi yang lebih sedikit.

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 25: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

25

The Pursuit of the Conceptual FrameworkUntuk menggambarkan perbedaan antara standar berdasar peraturan dan standar berdasar

prinsip, proses penetapan standar dapat dipandang sebagai jangkauan variasi mulai dari standar

yang paling kaku di satu ujung sampai pada definisi umum dari konsep berdasar ekonomis di ujung

yang lain. Contohnya, mengenai goodwill sebagai aset tidak nyata. Contoh dari variasi yang paling

kaku adalah praktik yang sebelumnya dapat diterima yaitu:

Goodwill diamortisasi selama 40 tahun sampai teramortisasi secara penuh.

Persyaratan ini tidak meninggalkan ruang untuk penilaian atau ketidaksetujuan jumlah

beban amortisasi yang harus diakui. Komparabilitas dan konsistensi antar perusahaan dan waktu

dipastikan secara jujur di bawah peraturan semacam itu. Tetapi, persyaratan tersebut mengurangi

relevansi karena hal tersebut tidak merefleksikan sifat ekonomis yang mendasari entitas pelaporan,

dimana hal tersebut dapat berbeda di antara perusahaan-perusahaan dan waktu.

Pada ujung berlawanan dari variasi tersebut adalah aturan baru FASB yaitu:

Goodwill tidak diamortisasi. Semua goodwill yang dicatat harus diuji atas impairment dan

bila impair, harus dicatat berdasarkan nilai sekarang dengan dasar tahunan.

Persyaratan ini memerlukan aplikasi penilaian dan keahlian dari manajemen dan auditor.

Tujuannya adalah untuk mencatat penurunan nilai aset, yaitu goodwill.

Komite mendaftar karakterisitik yang harus dimiliki standar berdasar konsep:

1. Dalam standar berdasar konsep, substansi ekonomi, bukan bentuknya, dari semua transaksi

harus mengarahkan laporan keuangannya

2. Standar berdasar konsep harus mencakup deskripsi atas transaksi tertentu yang merupakan

subjek dari standar.

3. Standar berdasar konsep harus mencakup sebuah diskusi umum mengenai pemetaan antara

sifat ekonomis transaksi dan laporan keuangan dengan menggunakan Kerangka Kerja

Konseptual

4. Standar berdasar konsep mungkin mengandung pedoman implementasi, kebanyakan dalam

bentuk contoh-contoh yang mengilustrasikan aplikasi dari prinsip umum standar sampai

transaksi yang umum tercakup dalam standar.

5. Dalam konsep berdasar standar, Dewan harus berhati-hati untuk membuat sebuah “nama”

untuk konsep, walaupun “nama” tersebut meningkatkan kemudahan standar untuk dibaca.

6. Standar berdasar konsep harus memasukkan persyaratan pengungkapan yang berhubungan

dengan deskripsi ekonomi dari transaksi yang dilaporkan, asumsi yang dibuat untuk

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 26: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

26

The Pursuit of the Conceptual Frameworkpelaporan, dan informasi pendukung yang akan memfasilitasi pemahaman baik ekonomis

maupun pelaporannya.

Diluar kekuatan argumen ini, tidak semua akuntan setuju bahwa standar FASB secara

ekstrim didasarkan pada peraturan. Sebagai contoh, Katherine Schipper, seorang profesor akuntansi

dan anggota FASB pada saat itu, menyatakan: “Standar laporan keuangan AS secara umum berdasar

pada prinsip, yang berasal dari Kerangka Kerja Konseptual FASB, tetapi mereka juga mengandung

elemen-elemen-seperti lingkup dan pengecualian perlakuan dan pedoman implementasi mendetil-

yang membuat mereka juga tampak seperti berdasarkan peraturan”

Pada 2003, staf SEC menyerahkan kepada kongres sebuah studi yang menyangkut masalah

ini, termasuk rekomendasi kepada FASB sebagai berikut:

1. FASB harus menerbitkan standar yang berorientasi tujuan.

2. FASB harus menangani kekurangan-kekurangan dalam kerangka kerja konseptual.

3. FASB harus menjadi satu-satunya organisasi yang menetapkan pedoman akuntansi

otoritatif di Amerika Serikat.

4. FASB harus meneruskan usaha konvergensinya.

5. FASB harus berusaha untuk mendefinisikan kembali hirarki pada GAAP.

6. FASB harus meningkatkan akses pada literatur yang dapat diandalkan.

7. FASB harus melakukan review menyeluruh terhadap literatur-literaturnya untuk

mengidentifikasi standar yang lebih berdasar peraturan dan mengadopsi rencana

transisi untuk mengubah standar-standar tersebut.

Pada Juli 2004 FASB memberikan respon terhadap rekomendasi yang ada dalam studi dan

mencatat bahwa beberapa rekomendasinya telah diterapkan dan bahwa Dewan telah

mendiskusikan komentar-komentar dan mamutuskan untuk memberikan respon spesifik yang

diringkas dalam paragraf berikut:

a. Menerbitkan Standar Berorientasi Tujuan

Dewan menyimpulkan bahwa perlu dilakukan perbaikan atas kerangka kerja

konseptualnya. Dewan juga bersepakat dengan SEC bahwa tujuan dari standar-

standarnya harus didefinisikan dengan lebih jelas, pedoman implementasi perlu

diperbaiki, pengecualian ruang lingkup harus dikurangi, dan pendekatan aset-kewajiban

pada penetapan standar harus dipertahankan

b. Kerangka Kerja Konseptual

Dewan mencatat bahwa terdapat beberapa proyek yang sedang berjalan dalam

agendanya dan memfokuskan bagaimana pertukaran antara relevansi, keandalan, dan

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 27: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

27

The Pursuit of the Conceptual Frameworkkomparabilitas harus dilaksanakan. Proyek ini juga memfokuskan pada inkonsistensi

antara proses penerimaan seperti ditemukan pada SFAC No.5 dan definisi elemen-elemen

dalam laporan keuangan seperti yang ditemukan pada SFAC No.6

c. Satu Penentu Standar AS

FASB telah bertindak menjadi satu-satunya yang ditunjuk sebagai penentu standar di

Amerika Serikat melalui persetujuan yang dicapai dengan AICPA untuk memberikan FASB

kendali langsung atas proses penetapan standar. FASB juga bertindak untuk mewajibkan

semua keputusan EITF agar diratifikasi terlebih dahulu oleh FASB sebelum menjadi efektif

Principle Based versus Rules-Based Accounting Standards

Sejak awal tahun 2000-an FASB mencatat adanya perhatian yang lebih pada kualitas dan

transaparansi informasi akuntansi. salah satunya mengenai makin kompleksnya standard FASB. Hal

ini merupakan hasil dari penyimpangan implementasi pedoman yang memperbolehkan terjadinya

“rekayasa akuntansi (accounting engineering) sehingga perusahaan mengelak dari maksud awal

ditetapkannya standar.

Sebagai tambahan, FASB menganggap bahwa kerangka dasar tidak menyediakan semua alat

yang digunakan untuk mengatasi masalah ini, penurunan ini membuktikan bahwa kerangka dasar

tidak konsisten dan tidak komplet secara internal. Untuk itu, dewan mempertimbangkan lagi

pengembangan konsep dasar sebagai pedoman.

Komite dari AAA telah mengidentifikasi karakteristik dari concepts-based standard sebagai

berikut:

1. Dalam concepts-based standard, subtansi ekonomi, bukan bentuk, dari suatu transaksi harus

menjadi pedoman dalam pelaporan keuangan.

2. A concepts-based standard harus menyertakan deskripsi dari transaksi yang menjadi subjek

standard.

3. A concepts-based standard harus menyertakan diskusi umum tentang pemetaan antara

transaksi ekonomi dengan pelaporan keuangan.

4. A concepts-based standard harus menyertakan pedoman implementasinya.

5. A concepts-based standard harus berhati-hati dalam pemberian nama standard

6. A concepts-based standard harus menyertakan pengungkapan yang diperlukan dalam

hubungannya dengan deskripsi ekonomi dari transaksi yang dilaporkan.

International Convergence

Sejak tahun 2002 FASB dan IASB telah berkomitmen untuk mengembangkan standar

akuntansi yang berkualitas tinggi dan kompatibel sehingga dapat digunakan di dalam negeri dan di

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 28: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

28

The Pursuit of the Conceptual Frameworknegara lain. Kesepakatan pertama adalah membuat laporan keuangan yang telah ada kompatibel

dan dapat digunakan secepatnya serta yang kedua adalah menjaga supaya tetap kompatibel.

Dewan membagi proyek tersebut dalam 8 fase yaitu :

1. Objective and Qualitiative characteristic (sasaran dan karakteristik kualitatif)

2. Element and Recognition (unsur dan pengakuan)

3. Measurement (pengukuran)

4. Reporting entity (entitas pelaporan)

5. Presentation and disclosure (penyajian dan pengungkapan)

6. Framework purpose (tujuan kerangka)

7. Applicability to the not-for-profit sector (kemampuan untuk dipakai dalam organisasi nirlaba)

8. Remaining.

The FASB-IASB Financial Statement Presentation Project (Proyek Penyajian Laporan Keuangan

FASB-IASB)

Pada tahun 2004 FASB dan IASB memutuskan untuk mengkombinasikan proyek pelaporan

dan pengklasifikasian atas revenue, expense, gains dan losses. Proyek ini dilaksanakan peningkatan

standard dalam penyajian informasi laporan keuangan, termasuk dalam klasifikasi, penyajian item-

item, dan penyatuan item-item pada subtotal dan total. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

kemampuan investor, kreditor dan pengguna lainnya untuk:

1. Pemahaman atas posisi keuangan entitas di masa sekarang dan masa lampau.

2. Pemahaman ata operasi, pembiayaan dan aktivitas lainnya di masa lalu yang mengakibatkan

perubahan posisi keuangan.

3. Penggunaan informasi dalam laporan keuangan bersama-sama dengan sumber informasi

lainnya.

Proyek ini terbagi dalam 3 fase:

Fase A

Dalam fase ini dibahas terdiri dari bagian apa saja sebuah laporan keuangan yang komplit

serta persyaratan yang diperlukan untuk menyajikan informasi yang dapat dibandingkan. IASB telah

menerbitkan Draft Pembukaan pada Maret 2006 berkaitan dengan fase A ini yang antara lain

menarik kesimpulan bahwa laporan keuangan yang komplit terdiri dari laporan posisi keuangan pada

awal dan akhir periode; laporan laba dan comprehensive income; laporan arus kas; dan laporan

perubahan ekuitas.

Bab 2 Teori Akuntansi

Page 29: Terjemahan Bab 2 - Kerangka Dasar Akuntansi

29

The Pursuit of the Conceptual FrameworkFase B

Fase ini lebih menitikberatkan isu penyajian laporan keuangan pada bagian muka atau

bentuk laporan keuangan meliputi penyatuan atau pemisahan informasi laporan keuangan;

pendefinisian total dan subtotal;mempertimbangkan kembali atas SFAS no 95 tentang laporan arus

kas.

Dalam fase ini setiap laporan keuangan akan terklasifikasi dalam 2 fungsi primer yaitu:

1. Business, yang selanjutnya dibagi menjadi fungsi operasi dan investasi

2. Financing (pembiayaan) yang selanjutnya dibagi menjadi financing (pembiayaan), treasury dan

equity.

Pengklasifikasian ini merupakan suatu upaya untuk membantu pengguna laporan keuangan

untuk membedakan entity’s value creating dan aktivitas pembiayaan

Fase C

Fase ini menitikberatkan pada penyajian laporan keuangan interim yang meliputi laporan

keuangan yang mana yang akan disajikan dalam laporan keuangan interim; apakah penyajiannya

dapat disajikan dalam bentuk ringkas; periode komparatif yang mana yang akan dimasukkan dalam

laporan keuangan interim serta apakah terdapat perbedaan pedoman antara perusahaan publik

maupun perusahaan non publik.

Bab 2 Teori Akuntansi