terhadap minat berkunjung serta …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41936...1....

187
ANALISIS PENGARUH CITY BRANDING DAN WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT BERKUNJUNG SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE SUKABUMI (Studi kasus pada mahasiswa di Kota Tangerang Selatan yang pernah berkunjung ke Sukabumi) Disusun Oleh DZULFIKAR ABDULRAHMAN 1113081000083 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H /2018 M

Upload: truongnhu

Post on 27-Jun-2019

230 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGARUH CITY BRANDING DAN WORD OF MOUTH

TERHADAP MINAT BERKUNJUNG SERTA DAMPAKNYA TERHADAP

KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE SUKABUMI

(Studi kasus pada mahasiswa di Kota Tangerang Selatan yang pernah berkunjung ke

Sukabumi)

Disusun Oleh

DZULFIKAR ABDULRAHMAN

1113081000083

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H /2018 M

i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH CITY BRANDING DAN WORD OF MOUTH

TERHADAP MINAT BERKUNJUNG SERTA DAMPAKNYA TERHADAP

KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE SUKABUMI

(Studi kasus pada mahasiswa di Kota Tangerang Selatan yang pernah

berkunjung ke Sukabumi)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Dzulfikar Abdulrahman

NIM: 1113081000083

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Ade Suherlan SE, MM

NIP. 19800525 2009 12 1 001

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/ 2018 M

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Pada hari Selasa, 14 September 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Dzulfikar Abdulrahman

2. NIM : 1113081000083

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh City Branding dan Word of Mouth

Terhadap Minat Berkunjung Serta Dampaknya Terhadap

Keputusan Berkunjung ke Sukabumi.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke

tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 September 2017

1. Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM (_______________________)

NIP. 19780307 2011 01 20 003 Penguji I

2. Faizul Mubarok, SE., MM (_______________________)

NIDN. 2014058801 Penguji II

iii

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dzulfikar Abdulrahman

NIM : 1113081000083

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai

sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 13 September 2018

Yang Menyatakan

Dzulfikar Abdulrahman

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Dzulfikar Abdulrahman

2. Nama Panggilan : Jul

3. Tempat & Tanggal Lahir : Sukabumi, 07 Januari 1995

4. Jenis Kelamin : Laki - Laki

5. Agama : Islam

6. Alamat : Gg. Martil RT 01 RW 01 Desa Cibatu Kec

Cisaat Kabupaten Sukabumi

7. Status : Belum Menikah

8. Kewarganegaraan : Indonesia

9. Telepon : 087787198390

10. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. 2001-2007 : SD PUI Lebaksirna Sukabumi

2. 2007-2010 : MTS Yasti 1 Cisaat

3. 2010-2013 : SMAN 4 Kota Sukabumi

4. 2013-2017 : Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Divisi Seni dan Budaya DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (2015-2016)

2. Anggota Bidang KPP HMI KAFEIS Ciputat (2013-2014)

3. Anggota Divisi Eksternal DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2013-2014)

vi

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of City Branding, and

Word OF Mouth, to Visiting Interest and its impact on Visiting Decision to

Sukabumi area. This type of research is quantitative. Sources of data from this

study is the primary data derived from the sample of students who have visited

Sukabumi. Data collection was done by using non probability sampling

technique to 100 respondents. This research uses path analysis method. The

result of this research shows that 1) City branding variable has significant

effect on the interest of visiting, 2) Word of mouth variable has significant

effect on the interest of visiting, 3) City branding and word of mouth are

simultaneously influence the interest of visiting, 4) Variable city branding has

a significant influence on decision variable of visiting, 5) Word of mouth

variable has significant effect on decision variable of visiting, 6) Variable of

visiting interest have significant influence toward decision variable to visit, 7)

City branding, word of mouth, and interest influences simultaneously to the

decision of visiting, 8) Variable city branding effect on the decision of visiting

through interest in visiting, 9) Variable word of mouth influence on decision

variables visit through the variable interest of visiting.

Keywords: city branding, word of mouth, visiting interest, visiting decision,

tourism, sukabumi

vii

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh City Branding,

Word of Mouth, terhadap Minat Berkunjung serta dampaknya terhadap

Keputusan Berkunjung ke daerah Sukabumi. Jenis Penelitian ini adalah

kuantitatif. Sumber data dari penelitian ini merupakan data primer yang

berasal dari sampel yaitu para mahasiswa yang pernah berkunjung ke

Sukabumi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik non

probability sampling terhadap 100 responden. Penelitian ini menggunakan

metode analisis Jalur. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 1) Variabel

city branding berpengaruh signifikan terhadap variabel minat berkunjung, 2)

Variabel word of mouth berpengaruh signifikan terhadap variabel minat

berkunjung, 3) Variabel city branding dan word of mouth berpengaruh secara

simultan terhadap minat berkunjung, 4) Variabel city branding berpengaruh

signifikan terhadap variabel keputusan berkunjung, 5) Variabel word of mouth

berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan berkunjung, 6) Variabel

minat berkunjung berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan

berkunjung, 7) Variabel city branding, word of mouth, dan minat berkunjung

berpengaruh secara simultan terhadap keputusan berkunjung, 8) Variabel city

branding berpengaruh terhadap keputusan berkunjung melalui minat

berkunjung, 9) Variabel word of mouth berpengaruh terhadap variabel

keputusan berkunjung melalui variabel minat berkunjung.

Kata Kunci : city branding, word of mouth, minat berkunjung, keputusan

berkunjung, wisata, sukabumi

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul: “Analisis Pengaruh City Branding dan Word of Mouth Terhadap Minat

Berkunjung Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Berkunjung ke Sukabumi”.

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yang terulur

memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulian

mereka yang telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran, masukan, dorongan

semangat, doa, dukungan finansial maupun pemikiran dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, perkenankan penulis secara khusus mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Untuk kedua orang tua penulis Bapak Ujang Rohman, S.Pd., M.M dan Ibu

Dede Maryati S.PD yang senantiasa berdo’a dan memberikan dukungan lahir

dan bathin kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., Msi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Ade Suherlan SE., M.M selaku dosen pembimbing skripsi yang

senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan agar skripsi ini

dapat terselesaikan.

5. Ibu Amalia, SE., MSM selaku dosen pembimbing akademik.

ix

6. Ibu Titi Dewi Warnida, SE., Msi selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu yang

tak ternilai hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh Staf Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

9. Ibu Maya Kristiansyah M.PD selaku wali kelas 12 SMA yang selalu

mendukung dan memberikan doanya agar skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Kak Tyo yang senantia membantu dalam pengerjaan skripsi sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-Teman Tersayang: Muhammad Ralenta CP, Shafar Kresna, Irvan

Syahbetra, Kemal Fahmi, Rizny Anindya, Destri Nuraini, Agnes Dwi, Shintya

Cahya Adhani, Elvan Radjab, Aldy Yazni, yang selalu menemani,

mendengarkan, dan rela direpotkan oleh penulis selama masa perkuliahan

hingga sekarang penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-Teman, Abang-Abang, dan Adik-adik Bersama Wujudkan Mimpi

(BWM): Bang Adam, Bang Dimas, Bang Sonny, Bang eja, Bang Ibnoe, Bang

didit, Bang Irlan, Bang Radhi, Bang Judho, Jana, Fajar, Nabila, Adinda, Ajeng,

Syarifah, Yazid, Cakra, Irsan, Hilmi, Idham, Naufal, Temon yang selalu

mendukung apapun yang dilakukan penulis dan dan penyelesaian skripsi

penulis.

13. Teman-Teman Masa Kecil dan Martil FC: Ciwek, Uwa, Harry, Giry, Teguh,

Rifky, Nandar, Tingtong, Damen, Kamal, Imran, Ipang, Eggy yang selalu

menemani ketika penulis merasa bosan dengan penelitiannya dan menemani

dalam salah satu hobi penulis yaitu futsal.

14. Teman-Teman Seperjuangan: Ahmad, Resti Adit, Tomi, Keanu, Yoga, Willy,

Udeng, Iput, Ridwan, Ucok, Romi, Eca, Tukul, Dilla yang selalu bersama

memperjuangkan masa depan.

x

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu dengan segenap hati penulis mengharapkan saran, arahan, maupun kritik

yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sukabumi, 13 September 2018

Dzulfikar Abdulrahman

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............ Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xviii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 13

BAB II ......................................................................................................................... 16

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 16

A. LANDASAN TEORI ................................................................................... 16

1. Pemasaran Jasa ...................................................................................... 16

2. City Branding ......................................................................................... 24

3. Word of Mouth ...................................................................................... 33

4. Minat Berkunjung Wisatawan ............................................................... 40

5. Keputusan Berkunjung Wisatwan ......................................................... 42

B. Hubungan Antar Variabel ............................................................................ 51

C. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 52

D. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 62

E. Hipotesis ...................................................................................................... 64

xii

BAB III ....................................................................................................................... 66

METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................. 66

A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................ 66

1. Populasi Penelitian ................................................................................. 67

2. Sampel Penelitian .................................................................................. 67

C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 68

1. Sumber Data .......................................................................................... 68

D. Metode Analisis Data ................................................................................... 71

1. Uji kualitas data ..................................................................................... 71

E. Analisis Jalur (Path Analysis) ...................................................................... 72

1. Koefisien Korelasi ................................................................................. 74

2. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) .............................................. 75

3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ........................................................... 76

4. Uji Signifikan Parameter Individu (Uji Statistik t) ............................... 76

F. Uji Sobel ...................................................................................................... 77

G. Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 77

BAB IV ....................................................................................................................... 82

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 82

A. Sekilas Gambaran Umum Sukabumi ........................................................... 82

B. Analisis Dan Pembahasan ............................................................................ 83

1. Deskripsi Data Responden ..................................................................... 83

2. Uji Kualitas Data ................................................................................... 86

3. Analisis Deskriptif ................................................................................. 91

4. Analisis Jalur (Path Analysis) .............................................................. 122

5. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ......................................................... 127

6. Uji Signifikansi Individu (Uji t) ........................................................... 129

7. Diagram Analisis Jalur ......................................................................... 135

8. Uji Sobel .............................................................................................. 136

9. Perhitungan Pengaruh .......................................................................... 139

BAB V ....................................................................................................................... 144

xiii

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 144

A. Kesimpulan ................................................................................................ 144

B. Saran .......................................................................................................... 145

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 147

LAMPIRAN .............................................................................................................. 151

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Tiga Puluh Negara Dengan Jumlah Wistawan Terbanyak Di Dunia........... 1

Tabel 1. 2 Jumlah Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia tahun 2011-2014 .............. 5

Tabel 1. 3 Sepuluh Destinasi Wisata di Indonesia dengan Angka Kunjungan

Wisatawan Terbanyak ................................................................................................... 5

Tabel 1. 4 Daftar Objek Wisata Di Kabupaten Sukabumi ............................................ 7

Tabel 1. 5 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Nusantara Ke

Kabupaten Sukabumi Tahun 2011 – 2013 .................................................................. 10

Tabel 1. 6 Jumlah Partisipan yang Berpetualang ke Beberapa Objek Wisata

Petualangan di Kabupaten Sukabumi 2011 – 2013 .................................................... 11

Tabel 2. 1 Perbedaan Brand Korporat dan Brand Tempat .......................................... 27

Tabel 2. 2 Hasil Survey Kriteria Kota ......................................................................... 28

Tabel 2. 3 Indikator Minat Beli ................................................................................... 42

Tabel 2. 4 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 53

Tabel 3. 1 Skala Likert ................................................................................................ 70

Tabel 3. 2 Kriteria Koefisien Korelasi ........................................................................ 75

Tabel 3. 3 Operasional Variabel Penelitian................................................................. 79

Tabel 4. 1 Jenis Kelamin Responden .......................................................................... 84

Tabel 4. 2 Usia responden ........................................................................................... 85

Tabel 4. 3 Penghasilan responden ............................................................................... 85

Tabel 4. 4 Domisili Responden ................................................................................... 86

Tabel 4. 5 Uji Validitas: City Branding (X1) ............................................................... 87

Tabel 4. 6 Uji Validitas: Word of mouth (X2) ............................................................. 88

Tabel 4. 7 Uji Validitas: Minat Berkunjung (Y1) ....................................................... 88

Tabel 4. 8 Uji Validitas: Keputusan Berkunjung (Y2) ............................................... 89

Tabel 4. 9 Uji Reliabilitas: City Branding .................................................................. 90

Tabel 4. 10 Uji Reliabilitas: Word of mouth .............................................................. 90

Tabel 4. 11 Uji Reliabilitas: Minat Berkunjung .......................................................... 90

Tabel 4. 12 Uji Reliabilitas: Keputusan Berkunjung .................................................. 91

Tabel 4. 13 “Sukabumi merupakan kota yang sudah diakui sebagai kota wisata oleh

wisatawan mancanegara”................................................................................... 92

Tabel 4. 14 “Geopark Ciletuh Sukabumi sudah diakui sebagai warisan dunia oleh

UNESCO”.......................................................................................................... 92

Tabel 4. 15 “Sebagian besar sarana dan pra sarana kota sudah terpenuhi dengan

lengkap” ............................................................................................................. 93

Tabel 4. 16 “Tersedianya jaringan transportasi yang memadai di Sukabumi dengan

jalan yang terawat dengan baik” ........................................................................ 93

xv

Tabel 4. 17 “Sukabumi memiliki tata kota yang baik dan indah di dukung dengan

banyak taman dan hutan kota di sekitar Sukabumi” .......................................... 94

Tabel 4. 18 “Sukabumi memiliki cuaca yang relatif baik dan nyaman sepanjang

tahun” ................................................................................................................. 95

Tabel 4. 19 “Sukabumi menyediakan banyak peluang bagi investor untuk

menciptakan lapangan kerja” ............................................................................. 96

Tabel 4. 20 “Sukabumi merupakan tempat yang layak untuk menempuh pendidikan

dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi” ...................................................... 97

Tabel 4. 21 “Sukabumi merupakan tempat yang nyaman untuk ditinggali dan akses

yang baik” .......................................................................................................... 98

Tabel 4. 22 “Sukabumi merupakan tempat yang mendukung gaya hidup modern” ... 99

Tabel 4. 23 “Banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi dan dilihat di Sukabumi”

......................................................................................................................... 100

Tabel 4. 24 “Penduduk disukabumi terkenal dengan keramahan masyarakatnya” .. 101

Tabel 4. 25 “Sukabumi memiliki beragam budaya” ................................................. 102

Tabel 4. 26 “Sukabumi merupakan tempat yang aman dan menyenangkan untuk

dikunjungi oleh orang asing, teman atau keluarga”......................................... 103

Tabel 4. 27 “Sukabumi merupakan tempat yang aman dan menyenangkan untuk

dikunjungi oleh orang asing, teman atau keluarga”......................................... 104

Tabel 4. 28 “Sukabumi menyediakan akomodasi yang baik untuk wisatawan lokal

maupun mancanegara”..................................................................................... 105

Tabel 4. 29 “Mudah mencari rumah sakit, pasar, sekolahan dan tempat ibadah di

Sukabumi” ....................................................................................................... 106

Tabel 4. 30 “Sukabumi merupakan sebagai tempat dengan tujuan banyak tujuan

wisata dan kuliner yang sudah terkenal” ......................................................... 107

Tabel 4. 31 “Sukabumi banyak di rekomendasikan sebagai tempat wisata di

Indonesia” ........................................................................................................ 108

Tabel 4. 32 “Sukabumi menjadi tempat yang sering dibicarakan oleh wisatawan lokal

maupun mancanegara”..................................................................................... 109

Tabel 4. 33 “Sukabumi menjadi tempat yang sering dibicarakan oleh wisatawan lokal

maupun mancanegara”..................................................................................... 110

Tabel 4. 34 “Pencarian kata kunci “Sukabumi” di google merupakan salah satu

pencarian yang tinggi sebagai tujuan wisata” .................................................. 111

Tabel 4. 35 “Sukabumi mengalami lonjakan pemesanan hotel setiap hari libur dan di

akhir minggu” .................................................................................................. 112

Tabel 4. 36 “Sukabumi menjadi daerah yang dijadikan pilihan ketika ingin berlibur

menikmati suasana pedesaan” ......................................................................... 113

Tabel 4. 37 “Berbagai kebutuhan para wisatawan sudah terpenuhi sesuai dengan

tujuan melakukan wisata” ................................................................................ 114

xvi

Tabel 4. 38 “Informasi mengenai lokasi wisata di Sukabumi mudah diperoleh” ..... 114

Tabel 4. 39 “Sarana dan pra sarana transportasi sudah baik untuk mencapai tempat

wisata” ............................................................................................................. 115

Tabel 4. 40 “Tersedianya beragam transportasi untuk menuju tempat wisata” ........ 116

Tabel 4. 41 “Transpotasi tersedia memberikan kenyamanan bagi wisatawan” ........ 117

Tabel 4. 42 “Informasi mengenai waktu operasional tempat wisata sudah sesuai” .. 118

Tabel 4. 43 “Biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan untuk menuju tempat wisata

sesuai dengan lokasi” ....................................................................................... 119

Tabel 4. 44 “Waktu tempuh menuju lokasi tergantung dari jauh dekat lokasi tempat

wisata” ............................................................................................................. 120

Tabel 4. 45 “Travel agent menyediakan semua kebutuhan wisatawan untuk

melakukan perjalanan” .................................................................................... 121

Tabel 4. 46 “Tersedia berbagai macam pelayanan bagi wisatawan, seperti pemandu

wisata, pusat souvenir, photografer, dan lain-lain” ......................................... 122

Tabel 4. 47 Kriteria Koefisien Korelasi .................................................................... 123

Tabel 4. 48 Koefisien Korelasi ................................................................................. 124

Tabel 4. 49 Pengujian Hubungan Antar Variabel ..................................................... 125

Tabel 4. 50 Koefisien Determinasi Struktur I ........................................................... 125

Tabel 4. 51 Koefisien Determinasi Struktur II .......................................................... 126

Tabel 4. 52 Analisis Varian Struktur I ...................................................................... 127

Tabel 4. 53 Analisis Varian Struktur II ..................................................................... 128

Tabel 4. 54 Hasil Uji t Struktur I .............................................................................. 129

Tabel 4. 55 Uji t Persamaan Struktur I ...................................................................... 131

Tabel 4. 56 Hasil Uji t Struktur II ............................................................................. 132

Tabel 4. 57 Uji t Persamaan Struktur II .................................................................... 135

Tabel 4. 58 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung City branding (X1) dan Word of

mouth (X2) terhadap Minat berkunjung (Y1) ................................................... 140

Tabel 4. 59 Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung City Branding (X1), Word Of

Mouth (X2) Terhadap Minat Berkunjung (Y1) Dan Dampaknya Terhadap

Keputusan Berkunjung (Y2) ............................................................................ 141

Tabel 4. 60 Persentase Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ............................ 143

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Model City Branding .............................................................................. 30

Gambar 2. 2 Model Pembentukan City Branding ...................................................... 31

Gambar 2. 3 Five-Model of the Consumer Buying Process Stage ............................. 43

Gambar 2. 4 Steps between Evaluation of Alternatives and a Purchase Decision ..... 46

Gambar 2. 5 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 63

Gambar 3. 1 Diagram Jalur ......................................................................................... 73

Gambar 4. 1 Analisis Jalur (Path Analysis) .............................................................. 135

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Kuesioner ............................................................................... 151

Lampiran 2 : Data Kuesioner .................................................................................... 157

Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas ............................................................................... 163

Lampiran 4: Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 165

Lampiran 5 : Uji Analisis Path .................................................................................. 167

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi semakin menguat seiring perkembangan transportasi dan

komunikasi yang semakin cepat, mudah, dan murah (Avraham, 2008 dalam

Fadallah dan Pontoh, 2014) sehingga menjadikan batasan wilayah bukan lagi

sebagai hambatan dalam pergerakan. Di era globalisasi saat ini, banyak sektor

bisnis berkembang pesat, hal ini tidak lepas dari peran pemasaran. Pemasaran

saat ini tidak hanya dilakukan oleh perusahaan swasta untuk membesarkan

produk atau mereknya namun, kini pemasaran mulai diadopsi oleh badan-

badan usaha milik Negara termasuk daerah-daerah setingkat kabupaten dan

kota. Pemasaran jasa menurut Lovelock dan Wirtz (2011:37) adalah suatu

aktivitas ekonomi yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain.

Sektor jasa merupakan sektor yang paling diperhitungkan dalam persaingan

antar daerah.

Berikut ini sepuluh negara dengan jumlah wisatawan terbanyak di

dunia pada tahun 2012 (Nirwandar, 2014:17) :

Tabel 1. 1 Tiga Puluh Negara Dengan Jumlah Wistawan Terbanyak Di Dunia

Tahun 2012

No Negara Jumlah Wisatawan

1 Prancis 83,7 Juta

2 Amerika Serikat 69,9 Juta

3 Spanyol 64,9 Juta

4 China 55,6 Juta

5 Italia 48,5 Juta

6 Turki 37,7 Juta

7 Jerman 33 Juta

8 Inggris 32,6 Juta

9 Rusia 29,8 Juta

10 Malaysia 27,4 Juta

11 Austria 25,2 Juta

12 Thailand 24,7 Juta

2

No Negara Jumlah Wisatawan

13 Meksiko 24,1 Juta

14 Yunani 22 Juta

15 Kanada 16 Juta

16 Polandia 16 Juta

17 Korea Selatan 14,2 Juta

18 Belanda 13,9 Juta

19 Jepang 13,4 Juta

20 Ukraina 12,7 Juta

21 Hungaria 12,1 Juta

22 Singapura 11,8 Juta

23 Kroasia 11,6 Juta

24 Swedia 10,7 Juta

25 Republik Ceko 10,6 Juta

26 Maroko 10,2 Juta

27 Afrika Selatan 9,54 Juta

28 Indonesia 9,4 Juta

29 Swiss 9,1 Juta

30 Belgia 7,9 Juta

Sumber : https://www.brilio.net/global

Menurut Karim (2012) dalam Fadallah dan Pontoh (2014)

Perencanaan kota yang selama ini dibuat ternyata belum cukup untuk dapat

memenangkan persaingan antar kota. Oleh karena itu, konsep City Branding

muncul dalam merespon kondisi tersebut sehingga perencanaan yang ada saat

ini tidak hanya dapat diimplementasikan tetapi juga mengangkat dan

mengembangkan kekhasan kota sebagai brand yang bernilai jual tinggi.

Tujuannya ialah untuk meningkatkan daya tarik kota itu sendiri dalam

menarik sumber daya potensial yang mampu menggerakkan perkembangan

kota.

Persaingan antar daerah setingkat kabupaten dan kota melalui teknik

pemasaran dikenal dengan City Branding. Menururt Anholt dalam Moilanel

dan Rainisto (2009 : 7) City Branding adalah manajemen suatu citra destinasi

melalui inovasi strategis serta koordinasi ekonomi, komersial, sosial, kultural,

dan peraturan pemerintah. City Branding merupakan suatu strategi yang

dilakukan negara atau daerah untuk membuat positioning yang kuat dalam

3

target pasar mereka seperti layaknya positioning produk atau jasa, sehingga

negara atau daerah tersebut dapat dikenal secara luas di seluruh dunia,

(Siswoprasetijo dalam, 2012). Untuk konteks Indonesia, jauh sebelum konsep

City Branding muncul, sudah banyak kota yang telah memiliki positioning jati

diri kuat yang dapat dianggap sebagai cikal bakal sebuah citra suatu daerah.

Fenomena City Branding sekarang ini menjadi hot issue di kalangan

praktisi pemasaran. Efektivitas City Branding disadari penuh oleh beberapa

negara di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Hongkong, Singapura,

dan Thailand. Mereka berlomba-lomba untuk menjadikan negaranya sebagai

kawasan destinasi terbaik di Asia Tenggara. Sebut saja Malaysia dengan

“Malaysia, Trully Asia”, kemudian Singapura dengan “Uniquely Singapore”,

Hongkong dengan “Asia‟s World City!” (Hutajalu, 2013).

Saat ini pariwisata menjadi salah satu sektor yang berkontribusi cukup

besar pada setiap perkembangan dan pertumbuhan suatu Negara termasuk

Indonesia. Untuk memperkuat image pariwisata Indonesia dibenak

parawisatawan, Indonesia memposisikan brand terbaru yaitu dengan tagline

“Pesona Indonesia” agar mampu bersaing dengan brand pariwisata Negara

lainnya (Maharani dkk, 2013). Di Indonesia sendiri sudah banyak kota-kota

atau daerah-daerah yang mengaplikasikan City Branding, mereka juga

berlomba-lomba untuk menjadikan daerahnya tersebut sebagai destinasi

wisata nasional seperti kota Jakarta dengan slogan “Enjoy Jakarta”, Malang

dengan “Shining Batu”, Pekalongan dengan “World‟s City Of Batik”, Solo

dengan “Spirit Of Java”, Surabaya dengan “Sparkling Surabaya”, kemudian

Sumenep dengan “The Heart Of Purity, dan Yogyakarta dengan “Jogja

Istimewa”.

Kegiatan City Branding bukan sebatas membuat slogan atau logo,

tetapi merupakan ruh dari kota tersebut. Ruh yang menjiwai segala aktivitas

kota , baik itu jiwa warganya, watak birokrasinya, maupun ketersediaan

infrastruktur penunjangnya. Sementara slogan, logo, desain interior, arsitektur

bangunan, ruang publik, serta unsur penataan visual kota lainnya merupakan

4

penyempurnaan dari keseluruhan ruh kota. City Branding juga menuntut

sinergi dari keseluruhan unsur pembentuk kota, baik dari aspek sumber daya

manusia, fasilitas umum, fasilitas sosial maupun sistem transportasi. Tanpa

sinergi yang baik, upaya City Branding akan sia-sia. Fungsinya tidak hanya

mencakup komunikasi pemasaran kota secara umum tetapi dapat juga

mendukung strategi pengembangan senibudaya dan pariwisata, sentra industri

dan perdagangan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan lain sebagainya.

Dampak akumulasi dari semuanya akan turut memutar roda perekonomian

dari masyarakat di kota tersebut (Karim dkk, 2012).

Mengacu pada pelaksanaan Undang-Undang No. 21 tahun 1999 yang

telah direvisi dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah atau lebih dikenal dengan Otonomi Daerah (otda), telah menunjukan

sisi yang berbeda dalam pengelolaan sebuah daerah. Disatu sisi pengelolaan

sebuah daerah sebelumnya dilakukan dengan sistem pemerintahan yang lebih

sentralistik, dengan adanya undang-undang tersebut menunjukan sisi lain dari

pengelolaan yang lebih desentralistik dimana daerah yaitu kabupaten dan kota

serta perovinsi diberikan wewenang secara otonomi untuk mengelola

daerahnya dalam beberapa bidang pemerintahan. Salah satu wujud dari

diterapkannya undang-undang ini adalah, pemerintah daerah mulai

menawarkan potensi daerahnya masing-masing sebagai upaya untuk

meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan secara luas diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakatnya (Magandi dan Farida 2011).

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia

pada Januari hingga September 2015 sebanyak 7.191.771 wisman atau

tumbuh 3,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak

6.946.849 wisman. (Sihombing, 2015). Berikut ini data mengenai jumlah

wisatawan mancanegara ke Indonesia menurut Negara wilayah regional tahun

2011-2014 :

5

Tabel 1. 2 Jumlah Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia tahun 2011-2014

No Negara Asal Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Amerika 297.061 312.209 333.150 358.707

2 Eropa 1.045.865 1.108.521 1.243.005 1.332.593

3 Afrika 31.640 41.583 51.298 56.503

4 Timur Tengah 175.885 148.788 188.676 195.518

5 Asean 3.284.664 3.375.291 3.581.420 3.751.074

6 Asia Pasifik 2.814.616 3.058.070 3.404.580 3.741.016

Total 7.649.731 8.044.462 8.802.129 9.435.411

Sumber :www.bps.go.id

Tabel tersebut menunjukan adanya peningkatan jumlah wisatawan

mancanegara yang berkunjung ke Indonesia dari tahun ke tahun.

Tabel 1. 3 Sepuluh Destinasi Wisata di Indonesia dengan Angka Kunjungan

Wisatawan Terbanyak

No Daerah Pariwisata Jumlah

Pengunjung

1. Jakarta Taman Impian Jaya Ancol 16.748.879

2. Jakarta Taman Mini Indonesia

Indah,

4.697.316

3. Jakarta Taman Margasatwa

Ragunan,

4.352.241

4. Jawa Tengah Candi Borobudur, 3.157.166

5. Yogyakarta Kebun Binatang

Gembiraloka

1.796.935

6. Bali Tanah Lot 1.786.712

7. Yogyakarta Candi Prambanan 1.305.798

8. Bali Pantai Pandawa 1.260.996

9. Jakarta Monumen Nasional 1.132.774

10. JawaTimur Kebun Binatang Surabaya 1.103.739

Sumber : www.tribunnews.com (2016)

Taman Impian Jaya Ancol merupakan daya tarik wisata yang paling

banyak dikunjungi wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun 2014. Hal ini

berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata hasil olahan dari data Litbang

Kementerian Pariwisata, Badan Pusat Statistik, dan Pengelola Daya Tarik

Wisata, yang diungkapkan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran

6

Pariwisata Nusantara Esty Reko Astuti, saat Rapat Koordinasi Nasional

Kementerian Pariwisata 2016, di Jakarta (Pertiwi, 2016).

Pariwisata dan olahraga merupakan elemen kunci dari budaya saat ini

dan memberikan pengaruh yang sangat spesifik pada perilaku masyarakat.

Dimensi yang diperoleh dari kedua kegiatan ini telah menghasilkan kontribusi

yang menentukan terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di suatu negara

atau daerah. Berkembangnya wisata olahraga terjadi karena adanya realitas

permintaan wisatawan untuk memperoleh pengalaman olahraga (sport

experience) yang kemudian direspon oleh industri. Wisata olahraga telah

mendapat perhatian besar baik dari pihak pemerintah, swasta, industri

olahraga, industri pariwisata, akademisi dan juga masyarakat luas (Hinch &

Higham,2004:3).

Pemerintah Indonesia pun merespon positif terhadap hal ini. Setelah

fokus mengembangkan tujuh jenis wisata minat khusus yang salah satunya

adalah wisata olahraga rekreasi di tahun 2013, kini pada tahun 2014

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menginisiasi

penyelenggaraan Wonderful Adventure Indonesia: Asia Pacific 2014 yang

diselenggarakan di Bali dan Nusa Tenggara pada bulan Mei 2014. Peluncuran

event ini terdorong atas suksesnya Indonesia saat menjadi tuan rumah di

kegiatan Borobudur Interhash 2012 di Magelang (sumber: Travel Club

Magazine Online Version XI/28/2013). Selain itu, banyak juga event wisata

olahraga internasional yang telah diselenggarakan oleh Kemenparekraf untuk

meningkatkan promosi dan memperkenalkan destinasi wisata olahraga

potensial di Indonesia seperti Tour de Bintan, Tour de Ijen, Tour de

Singkarak, Festival Teluk Jailolo, Jakarta Marathon Festival, dan lain-lain.

Tema yang diusung oleh Kemenparekraf dalam event Wonderful

Adventure Indonesia 2014 adalah tema petualangan (adventure). Adventure

tourism (wisata petualangan) memang bagian dari wisata olahraga karena

7

memadukan aktivitas fisik yang dilakukan di alam terbuka (Hinch & Higham,

2004:23).

Salah satu provinsi di Indonesia yang tengah mengembangkan wisata

petualangan berbasis olahraga yaitu Provinsi Jawa Barat. Potensi alam yang

dimiliki Jawa Barat berupa gunung yang dapat dijadikan tempat untuk hiking

(pendakian), pantai untuk surfing (berselancar), sungai untuk rafting (arung

jeram), dan masih banyak potensi lainnya merupakan modal utama yang dapat

dikembangkan untuk wisata petualangan. Wisata petualangan merupakan

salah satu segmen wisata yang saat ini sedang berkembang pesat.

Salah satu daerah di Jawa Barat yang dikenal sebagai daerah tujuan

wisata petualangan yaitu Kabupaten Sukabumi. Sukabumi termasuk kedalam

kawasan wisata minat khusus Jabar Selatan, kawasan tersebut merupakan

salah satu dari sembilan kawasan wisata unggulan di Provinsi Jawa Barat

yang terdapat dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah

(RIPPDA) Jawa Barat. Kondisi geografis Sukabumi yang bergunung,

berbukit, dan bergelombang menyuguhkan panorama alam yang mendukung

untuk dikembangkan sebagai atraksi wisata petualangan. Kabupaten

Sukabumi merupakan kabupaten terluas di Jawa Barat, serta memiliki objek

wisata terbanyak di Provinsi Jawa Barat. Tabel 1.4 berikut merupakan daftar

objek wisata yang ada di Kabupaten Sukabumi.

Tabel 1. 4 Daftar Objek Wisata Di Kabupaten Sukabumi

No Objek Wisata Atraksi/Aktivitas Jenis Wisata

1 Taman Rekreasi Cimalati,

Taman Rekreasi Taman

Angsa, Taman Rekreasi

Selabintana

Renang, outbound Wisata Olahraga

2 Hutan Wisata Gunung Arca

Tempat budi daya

lebah madu, trekking

Wisata

Petualangan

8

No Objek Wisata Atraksi/Aktivitas Jenis Wisata

3 Taman Nasional Gunung

Halimun-Salak, Taman

Nasional Gunung Gede

Pangrango

Trekking, hiking,

camping

Wisata

Petualangan

4 Palagan Bojong Kokosan Monumen dan

Museum

Wisata Sejarah

5 Manangel, Cijangkar Offroad Wisata

Petualangan

6 Situ Sukarame Camping, boating Wisata

Petualangan

7 Pantai Ujung Genteng, Pantai

Minajaya, Pantai Palabuhan

Ratu

Pantai Wisata Bahari

8 Pantai Pangumbahan

Tempat penangkaran

penyu

Wisata Bahari

9 Muara Cikarang, Muara

Cimandiri, Sungai dan Muara

Cikaso

Sungai Wisata Alam

10 Bumi Perkemahan Pondok

Halimun

Camping, trekking Wisata

Petualangan

11 Curug Cibeureum, Curug

Cigangsa, Curug Cikaso,

Curug Caweni, Curug

Panjang

Air terjun Wisata Alam

12 Hutan Wisata Situ Gunung Trekking, fishing Wisata

Petualangan

13 Curug Sawer Camping Wisata

Petualangan

14 Bumi Perkemahan

Cinumpang

Trekking, camping,

Tubing

Wisata

Petualangan

15 Goa Buni Ayu/Goa Siluman,

Goa Lalay, Goa Kutamaneuh

Caving Wisata

Petualangan

16 Situ Batu Laut Danau Wisata Alam

17 Sungai Citarik, Sungai

Cicatih

Rafting Wisata

Petualangan

18 Karang Antu Diving Wisata

Petualangan

9

No Objek Wisata Atraksi/Aktivitas Jenis Wisata

19 Pantai Citepus, Pantai

Cibangban

Fishing Wisata

Petualangan

20 Pantai Cimaja Surfing Wisata

Petualangan

21 Pantai Karang Hawu Surfing, fishing,

berenang

Wisata

Petualangan

22 Air Panas Cisolok Berendam, berenang Wisata Olahraga

23 Situs Tugu Gede Cengkuk,

Situs Megalitik Ciarca, Situs

Megalitik Batu Lumpang,

Situs Megalitik Salak Datar,

Situs Megalitik Kampung

Kuta

Situs megalitikum Wisata Budaya

dan

Sejarah

24 Kampung Adat Ciptarasa,

Kampung Adat Cicemat,

Kampung Adat Giri Jaya

Kampung adat dan

penampilan kesenian

daerah

Wisata Adat dan

Budaya

Sumber: Dinas Kepariwisataan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga

(Disparbudpora) Kabupaten Sukabumi 2013.

Berdasarkan Tabel 1.4, Sukabumi memiliki potensi yang menjanjikan

bagi kemajuan pariwisata terutama wisata petualangan jika dikembangkan dan

dikelola dengan baik. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2025 disebutkan bahwa prioritas

pembangunan kepariwisataan diarahkan pada penciptaan destinasi wisata

Sukabumi sebagai salah satu unggulan pariwisata Jawa Barat, dimana

persaingan dalam kepariwisataan yang semakin tajam, menuntut setiap

wilayah untuk terus menggali potensi sumber daya agar berdaya jual, diminati

dan dikunjungi wisatawan. Hal ini mendorong pemerintah setempat untuk

meningkatkan daya saing kepariwisataan Sukabumi dengan memperbaiki

sarana dan infrastruktur daerah, meningkatkan kualitas pelayanan serta

memaksimalkan promosi dan pemasaran melalui berbagai media seperti

brosur, website resmi, buku panduan wisata, dan event pariwisata.

Promosi dan pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan

dibantu oleh pengelola objek wisata dari perusahaan-perusahaan swasta

10

(private sector) membuat penyebarluasan informasi mengenai keindahan alam

Sukabumi semakin efektif. Banyak objek wisata bahari berupa pantai dan

wisata petualangan berupa rafting (arung jeram), surfing (berselancar), caving

(penjelajahan goa), dan lain-lain oleh karena itu mereka tertarik untuk

berkunjung ke Sukabumi. Wisatawan yang datang umumnya dari kota besar

seperti Kota Jakarta, Bandung, dan sekitarnya dengan persentase per tahun

untuk wisatawan domestik sebesar 92% dan 8% wisatawan asing. Tabel 1.5

berikut merupakan tabel jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)

dan wisatawan nusantara (wisnus) ke Kabupaten Sukabumi tahun 2011-2013.

Tabel 1. 5 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan

Nusantara Ke Kabupaten Sukabumi Tahun 2011 – 2013

2011 2012 2013

WISMAN 55.795 46.975 47.985

WISNUS 2.342.735 2.551.807 2.660.492

JUMLAH 2.398.530 2.598.782 2.708.477

Sumber: Disparbudpora Kab. Sukabumi 2014

Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan baik wisman maupun

wisnus ke Sukabumi selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Namun

jumlah tersebut selalu tidak mencapai jumlah yang ditargetkan pada setiap

tahunnya. Tahun 2013 Disparbudpora Kab. Sukabumi menargetkan jumlah

kunjungan wisatawan sebanyak 3 juta orang tapi jumlah kunjungan yang

diperoleh masih jauh dari yang ditargetkan. Sama halnya pada tahun 2011 dan

2012, jumlah kunjungan yang ditargetkan sebesar 2,7 juta dan 2,8 juta orang

tidak dapat tercapai. Hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah Sukabumi

belum terlalu serius dalam menggarap dan memasarkan pariwisata di

Sukabumi untuk menarik kunjungan wisatawan sehingga belum mencapai

target yang diharapkan. Walaupun seperti itu, wisata petualangan di Sukabumi

saat ini semakin diminati wisatawan yang memiliki motivasi untuk berwisata

petualang. Hal Tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.6 yang menunjukkan

peningkatan kunjungan partisipan setiap tahunnya.

11

Tabel 1. 6 Jumlah Partisipan yang Berpetualang ke Beberapa Objek Wisata

Petualangan di Kabupaten Sukabumi 2011 – 2013

Objek Wisata

Petualangan

Jumlah Partisipan

2011 2012 2013

Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango Jalur

Selabintana

11.627 23.762 14.980

Hutan Wisata Situ

Gunung

21.351 48.499 53.408

Pantai Cimaja 10.247 11.456 15.517

Sungai Citarik 23.343 24.243 25.143

Goa Buni Ayu 2.531 3.252 4.315

Total 69.099 111.212 113.363

Sumber: Masing-masing pengelola wisata 2014

Berdasarkan Tabel 1.6, jumlah partisipan yang berpetualang ke objek

wisata petualangan unggulan di Sukabumi terus meningkat dari tahun ke

tahun. Terdapat lima objek wisata petualangan yang menjadi unggulan yaitu

Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Jalur Selabintana yang merupakan

objek wisata untuk pendakian gunung. Kemudian Hutan Wisata Situ Gunung

untuk trekking dan berkemah serta Pantai Cimaja yang terkenal sebagai spot

berselancar terbaik di Jawa Barat. Sukabumi juga dikenal sebagai destinasi

untuk melakukan wisata arung jeram, tepatnya di Sungai Citarik. Selain itu

salah satu keindahan Sukabumi yang kini mulai diminati banyak partisipan

atau pecinta alam adalah menjelajah perut bumi di Goa Buni Ayu yang

memiliki predikat sebagai goa yang memiliki sistem goa terbaik (best-cave

system) se-Asia Tenggara.

Kota yang sudah memiliki branding atau merek akan memiliki citra

tersendiri bagi wisatawan karena memiliki ciri khas yang membedakan

dengan kota-kota lain sehingga memberikan kenangan yang berbeda.

Salah satu promosi yang digunakan dalam pembentukan City Branding

adalah WOM (Word of Mouth) atau pemasaran dari mulut ke mulut. WOM

12

(Word of Mouth) merupakan salah satu sarana promosi yang dapat secara

halus mempengaruhi audiens dalam menetapkan keputusan.

Menurut Aprilia Dkk (2015) salah satu hal yang dapat menumbuhkan

minat berkunjung yang akan berdampak pada keputusan berkunjung ke

tempat wisata adalah pengaruh orang disekitarnya yang mengkomunikasikan

kualitas tempat wisata tertentu. WOM (Word of Mouth) merupakan salah satu

alat promosi jasa yang diyakini untuk mempengaruhi orang lain dalam

menentukan minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan berkunjung.

Berdasarkan fenomena objek yang terjadi, penulis menilai bahwa

pentingnya melakukan kajian tentang City Branding Sukabumi dari latar

belakang dan penjelasan-penjelasan objek data maka penelitian ini berjudul :

“ANALISIS PENGARUH CITY BRANDING DAN WORD OF MOUTH

TERHADAP MINAT BERKUNJUNG SERTA DAMPAKNYA

TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE SUKABUMI”.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, diketahui adanya persaingan antar daerah-

daerah atau kota-kota di seluruh belahan dunia khususnya di Indonesia.

Setiap kota berupaya untuk mengangkat potensinya sehingga dapat

membedakan antara satu kota dengan kota lainnya. Kota Sukabumi memiliki

beragam potensi yang perlu diangkat dan dipromosikan, sehingga

membutuhkan strategi pemasaran dalam hal ini adalah City Branding dan

strategi Word of Mouth atau pemasaran dari mulut ke mulut. Dalam

merumuskan City Branding dari kota Sukabumi, perlu diketahui seberapa

besar pengaruh City Branding dan Word of Mouth terhadap minat berkunjung

wisatawan serta dampaknya terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke

Sukabumi.

13

Dari perumusan masalah tersebut, maka timbul pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Apakah City Branding berpengaruh langsung terhadap minat berkunjung ?

2. Apakah Word of Mouth berpengaruh langsung terhadap minat berkunjung ?

3. Apakah City Branding berpengaruh langsung terhadap keputusan

berkunjung ?

4. Apakah Word of Mouth berpengaruh langsung terhadap keputusan

berkunjung ?

5. Apakah minat berkunjung berpengaruh langsung terhadap keputusan

berkunjung?

6. Apakah City Branding berpengaruh tidak langsung terhadap keputusan

berkunjung melalui minat berkunjung ?

7. Apakah Word of Mouth berpengaruh tidak langsung terhadap keputusan

berkunjung melalui minat berkunjung ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan

dengan tujuan:

1. Untuk menganalisis hubungan City Branding secara langsung

terhadap minat berkunjung.

2. Untuk menganalisis hubungan Word of Mouth secara langsung

terhadap minat berkunjung.

3. Untuk menganalisis hubungan City Branding secara langsung

terhadap keputusan berkunjung.

4. Untuk menganalisis hubungan Word of Mouth secara langsung

terhadap keputusan berkunjung.

5. Untuk menganalisis hubungan minat berkunjung secara langsung

terhadap keputusan berkunjung.

14

6. Untuk menganalisis hubungan City Branding terhadap keputusan

berkunjung melalui minat berkunjung sebagai variabel intervening.

7. Untuk menganalisis hubungan Word of Mouth terhadap keputusan

berkunjung melalui minat berkunjung sebagai variabel intervening.

b. Manfaat Penelitian

Tujuan lain dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat

terhadap:

1. Dinas Pariwisata Kota dan Kabupaten Sukabumi

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak dinas

pariwisata Kota dan Kabupaten Sukabumi sebagai informasi dan

bahan masukan untuk pengambilan keputusan dan penentu strategi-

strategi selanjutnya yang lebih efektif untuk memengembangkan

pariwisata daerah.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak

perusahaan sebagai informasi dan bahan masukan untuk pengambilan

keputusan dan penentu strategi-strategi selanjutnya yang lebih efektif

untuk memenangkan persaingan di pasar.

3. Bagi Penulis

Sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dan

penerapan teoritis yang diperoleh dalam perkuliahan. Penyelesaian

tugas akhir.

4. Bagi Akademis

Penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan bacaan

untuk menambah pengetahuan dan bahan penyusunan penelitian

serupa dan lebih mendalam.

5. Peneliti Berikutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi

bagi mahasiswa khususnya jurusan manajemen pemasaran untuk

digunakan dalam penelitian selanjutnya.

15

6. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

masyarakat mengenai perkembangan City Branding suatu kota.

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pemasaran Jasa

a. Pengertian Jasa

Menurut Lovelock dan Wirtz (2011:37) jasa adalah suatu aktivitas

ekonomi yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain.

Seringkali kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu (time-

based), dalam bentuk suatu kegiatan (performances) yang akan membawa

hasil yang dinginkan kepada penerima, obyek, maupun aset-aset lainnya

yang menjadi tanggung jawab dari pembeli. Sebagai pertukaran dari

uang, waktu, dan upaya, pelanggan jasa berharap akan mendapatkan nilai

(value) dari suatu akses ke barang-barang. Tenaga kerja, tenaga ahli,

fasilitas, jejaring dan sistem tertentu; tetapi para pelanggan biasanya tidak

akan mendapatkan hak milik dari unsur-unsur fisik yang terlibat dalam

penyediaan jasa tersebut.

Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan

berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan

dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya

kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) dan selalu ada aspek

interaksi antara konsumen dan pihak produsen, meskipun pihak-pihak

yang terlibat tidak selalu menyadari (Lupiyoadi dan Hamdani, 2011:6)

Menurut Saladin (2006:134) jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat

yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikian sesuatu. Proses

produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Sedangkan Kotler dan Keller (2012:378) mengemukakan

pengertian jasa (service) adalah setiap tindakan atau kinerja yang

17

ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak

berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.

Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa di dalam jasa terdapat

aspek transaksi antara pihak konsumen dengan pihak yang menyediakan

jasa, dimana transaksi atas suatu jasa tidak menyebabkan kepemilikan

apapun.

b. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa

Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk

barang (fisik). Grifiin (1996) dalam Lupiyoadi (2011:6) menyebutkan

karakteristik jasa sebagai berikut:

a) Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,

didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal

ini adalah nilai tak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk

kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan.

b) Unstrorability (tidak dapat disimpan). Jasa tidak mengenal

persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan.

Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat dipisahkan),

mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara

bersamaan.

c) Customization (kustomisasi). Jasa sering kali didesain khusus untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan.

c. Unsur Bauran Pemasaran Jasa

Berikut ini unsur-unsur bauran pemasaran jasa menurut Lupiyoadi

(2011: 70), yaitu:

1. Produk

Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang

memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan

18

dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu

saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang disebut

“the offer” terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan

beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. Yang

dimaksud dalam pembahasan produk jasa disini adalah total produk. Total

produk terdiri atas:

a) Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk

tersebut.

b) Produk yang diharapkan (expected product).

c) Produk tambahan (augmented product).

d) Produk potensial (potential product).

Tiga unsur selain core product merupakan unsur yang potensial

untuk dijadikan nilai tambah bagi konsumen sehingga produk tersebut

berbeda dengan produk yang lain. Pemasar harus dapat mengembangkan

nilai tambah dari produknya selain keistimewaan dasarnya, supaya dapat

dibedakan dan bersaing dengan produk lain.

Pemasar harus dapat mengembangkan nilai tambah dari

produknya selain keistimewaan dasarnya, supaya dapat dibedakan dan

bersaing dengan produk lain, dengan kata lain memiliki citra tersendiri.

2. Merek dan diferensiasi

Berhubungan dengan merek (brand) maka persoalan yang

sekarang ini muncul adalah kecenderungan konsumen untuk melihat

merek terkenal dibanding fungsi utama dari produk tersebut. Memang

tidak dapat dipungkiri bahwa merek yang terkenal pasti mutunya

terjamin. Melihat situasi seperti ini maka pemasar harus mampu

mempopulerkan merek mereka supaya dapat bersaing di pasar.

19

Sedangkan untuk dapat menjadi jasa yang unik dan berbeda dari

pesaing (differensiasi), pemasar harus dapat mengembangkan product

surround (produk pelengkap) mereka, yaitu expected product, augmented

product, dan potential product. Dengan pengembangan ini berarti bisa

dilihat perbedaan antara produk yang satu dengan yang lain.

3. Bukti fisik

Bukti fisik (physical evidence) merupakan lingkungan fisik

tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen. Ada

dua jenis bukti fisik, yaitu:

1) Bukti penting (essential evidence): merupakan keputusan-

keputusan yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan

tata letak (layout) dari gedung, ruang dan lain-lain.

2) Bukti pendukung (peripheral evidence): merupakan nilai tambah

yang bila berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi, hanya

berfungsi sebagai pelengkap saja, sekalipun demikian

peranannya sangat penting dalam proses produksi jasa. Contoh:

tiket pesawat. Bukti fisik membantu pemasar memposisikan

perusahannya di pasar dan memberikan dukungan nyata apalagi

yang berhubungan dengan lokasi.

d. Penentuan harga

Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam

pemberian nilai kepada konsumen dan memengaruhi citra produk, serta

keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan harga juga berhubungan

dengan pendapatan dan turut mempengaruhi penawaran atau saluran

pemasaran. Akan tetapi hal terpenting adalah keputusan dalam penentuan

harga harus konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan.

Dalam memutuskan strategi penentuan harga harus diperhatikan tujuan

dari penentuan harga itu sendiri, antara lain:

20

a) Bertahan

b) Memaksimalkan harga\memaksimalkan penjualan

c) Gengsi atau prestos

d) Pengembalian atas investasi (return on investment-ROI)

Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi penentuan harga adalah:

a) Positioning (pemosisian jasa)

b) Sasaran perusahaan

c) Tingkat persaingan

d) Siklus hidup jasa

e) Elastisitas permintaan

f) Struktur biaya

g) Sumber daya yang digunakan

h) Kondisi ekonomi secara umum

i) Kapasitas jasa

Metode penentuan harga antara lain:

a) Penentuan harga biaya-plus (cost-plus pricing)

b) Penentuan harga tingkat pengembalian (rate of return pricing)

c) Penentuan harga paritas persaingan (competitive parity pricing)

d) Penentuan harga rugi (loss leading pricing)

e) Penentuan harga berdasarkan nilai (value-based pricing)

e. Tempat (sistem penyampaian jasa)

Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan

keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan

bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi

yang strategis.

21

a) Lokasi

Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus

bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada

tiga jenis interkasi yang memengaruhi lokasi, yaitu:

1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila

keadannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.

Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen

sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

2) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak

terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian

jasa harus tetap berkualitas.

3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti

penyedia jasa dan konsumen berinterkasi melalui sarana tertentu

seperti telepon, computer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi

sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak

terlaksana dengan baik.

b) Saluran distribusi

Penyampaian jasa juga dapat melalui organisasi maupun orang

lain. dalam penyampaian jasa ada tiga pihak yang terlibat, yaitu:

1) Penyedia jasa

2) Perantara

3) Konsumen

Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat

memilih saluran yang tepat untuk penyampaian jasanya, sebab akan

sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Saluran distribusi yang

dapat dipilih, antara lain:

1) Penjual langsung (direct sales)

2) Agen (agent) atau broker

22

3) Agen/broker penjual atau pembeli

4) Waralaba (franchises) dan pengantar jasa terkontrak (contracted

service delivery)

c) Promosi

Hal yang perlu dperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran

promosi (promotion mix). Bauran promosi terdiri atas:

1) Iklan (advertising)

2) Penjualan perorangan (personel selling)

3) Promosi penjualan (sales promotion)

4) Hubungan masyarakat (public relation)

5) Informasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth)

6) Surat pemberitahuan langsung (direct mail)

Pemasar dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk

mempromosikan jasa mereka. Ada beberapa faktor yang harus

diperhatikan dalam promosi, yaitu:

1) Identifikasi terlebih dahulu audiens targetnya: hal ini berhubungan

dengan segmentasi pasar.

2) Tentukan tujuan promosi: apakah untuk menginformasikan,

memengaruhi, atau mengingatkan.

3) Kembangkan pesan yang disampaikan: hal ini berhubungan dengan

isi pesan (apa yang harus disampaikan), struktur pesan (bagaimana

menyampaikan pesan secara logis), gaya pesan (ciptakan bahasa

yang kuat), sumber pesan (siapa yang harus menyampaikannya).

4) Pilih bauran komunikasi: apakah itu komunikasi personal (personal

communication) atau komunikasi nonpersonal (nonpersonal

communication).

23

d) Orang (people)

Dalam hubunganya dengan pemasaran jasa, maka “orang” yang

berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memengaruhi kualitas jasa yang

diberikan. Keputusan dalam “orang” ini berarti berhubungan dengan

seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia. Untuk

mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih untuk menyadari

pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan

dan memenuhi kebutuhannya. Pentingnya “orang” dalam pemasarn jasa

berkaitan erat dengan pemasaran internal. Pemasaran perusahaan yang

dalam hal ini dapat diposisikan sebagai konsumen internal dan pemasok

internal. Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah untuk mendorong

“orang” dalam kinerja memberikan kepuasan kepada konsumen, yaitu:

1) Contactors “orang” disini berinterkasi langsung dengan konsumen

dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat memengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli.

2) Modifiers “orang” disini tidak secara langsung memengaruhi

konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan konsumen,

contoh: resepsionis.

3) Influencers “orang” disini memengaruhi konsumen dalam

keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak

dengan konsumen.

4) Isolated “orang” disini tidak secara langsung ikut serta dalam

bauran pemasaran dan juga tidak sering bertemu dengan

konsumen. Contoh: karyawan bagian administrasi penjualan, sdm,

dan pemerosesan data.

e) Proses (process)

Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas

prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin,

24

dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Proses dapat

dibedakan dalam dua cara, yaitu:

1) Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-langkah

dan tahapan proses.

2) Keragaman (divergence), berhubungan dengan adanya perubahan

dalam langkah-langkah atau tahapan proses.

f) Layanan konsumen

Layanan konsumen (customer service) pada pemasaran jasa lebih

dilihat sebagai hasil dari kegiatan distribusi dan logistic, dimana

pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan.

Layanan konsumen meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan

waktu dan tempat termasuk pelayanan pratransaksi, saat transaksi, dan

pasca transaksi.

Kegiatan sebelum transaksi (pratransaksi) akan turut memengaruhi

kegiatan transaksi dan setelah transaksi, karena itu kegiatan

pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan

respons yang positif dan menunjukan loyalitas yang tinggi. Strategi

layanan konsumen menurut Christopher Lovelock mencakup hal-hal

sebagai berikut:

1) Identifikasi misi jasa

2) Penentuan sasaran dari layanan konsumen

3) Perumusan strategi layanan konsumen

4) Implementasi

2. City Branding

a. Definisi City Branding

Menurut Dinnie (2010) dalam Karim dkk (2012) City Branding adalah

mengidentifikasi suatu set brand attributes sebagai yang dimiliki sebagai

25

sebuah kota sesuai urutan untuk membentuk sebuah dasar yang digunakan

untuk menghasilkan persepsi positif dari banyak audiens.

Menurut Simon Anholt dalam Moilanen dan Rainisto (2009:7)

mendefinisikan City Branding sebagai manajemen suatu citra destinasi

melalui inovasi strategis serta koordinasi ekonomi, komersial, sosial, cultural,

dan peraturan pemerintah.

City Branding dapat dipandang sebagai pendekatan yang tepat untuk

mempromosikan suatu tempat atau wilayah, jika kita melihat dunia sebagai

pasar global dan suatu tempat wilayah merupakan sebuah produk atau

perusahaan yang sedang bersaing dengan tempat atau wilayah lainnya dalam

upaya untuk menjaga atau mempertahankan posisi mereka ditengah

persaingan. Adapun pengertian lain dari City Branding menurut Chaniago

dalam Yuli (2011: 60) adalah proses atau usaha membentuk merek dari suatu

kota untuk mempermudah pemilik kota tersebut untuk memperkenalkan

kotanya kepada target pasar (investor, tourist, talent, event) kota tersebut

dengan menggunakan kalimat positioning, slogan, icon, dan berbagai media

lainnya.

Pengertian City Branding tersebut diperkuat oleh Van Gelder (2008)

City Branding is about deliberately creating, developing and

demonstrating that value through appropriate „on brand‟ actions, which

consist of investments, physical and economic plans, attraction programmes,

events, communications, and the like.

Artinya City Branding adalah mengenai kesengajaan menciptakan,

mengembangkan dan menunjukkan nilai yang tepat melalui 'on-brand'

actions, yang terdiri dari investasi, rencana fisik dan ekonomi, program

atraksi, kegiatan, komunikasi, dan sejenisnya.

Selain beberapa pengertian diatas City Branding adalah perangkat

pembangunan ekonomi perkotaan. City Branding merupakan perangkat yang

dipinjam dari praktik-praktik pemasaran oleh para perencana dan perancang

kota beserta semua pemangku kepentingan. Sebagimana produk, jasa dan

26

organisasi, kota membutuhkan citra dan reputasi yang kuat dan berbeda demi

mengatasi persaingan kota memperebutkan sumber daya ekonomi di tingkat

lokal, regional, nasional dan global (Rahmat dan Salamah, 2014:1)

Beberapa pemaparan tersebut, tentang pengertian City Branding dapat

diambil kesimpulan bahwa City Branding merupakan upaya untuk

membangun sebuah kota dengan menggunakan teknik pemasaran untuk

menemukan identitas dan positioning yang kuat agar dapat bersaing yang

bertujuan untuk menarik investor, penduduk, sumber daya yang baik,

wisatawan yang dikomunikasikan melalui berbagai cara kepada pihak internal

dan eksternal. untuk memberikan merek kepada kota agar mudah dikenali dan

dapat membentuk city image untuk memasarkan daerah baik secara lokal

maupun internasional.

b. Perbedaan Brand Korporat Dan Brand Tempat

Brand korporat dan brand tempat merupakan dua hal yang berbeda,

berikut ini perbedaan antara brand korporat dan brand tempat menurut Allen,

2007 dalam Rahmat dan Salamah (2014: 20) :

27

Tabel 2. 1 Perbedaan Brand Korporat dan Brand Tempat

Perbedaan Brand Korporat Dan Brand Tempat

Brand korporat adalah brand diaplikasikan kepada produk dan jasa dalam

kerangka kerja organisasi korporat. Brand tempat didefinisikan sebagi brand yang

diaplikasikan pada produk dan jasa dalam kerangka politik/geografi. Ketika

prinsip-prinsip branding korporat diaplikasikan di arena branding tempat

implementasinya akan jadi berbeda.

Brand korporat Brand tempat

Memiliki komponen tuinggal

Produk/jasa

Hubungan kohesif dengan

pemangku kepentingan

Bersifat fungsional

Orientasi perorangan

Koherensi subbrand

Perusahaan privat

Atribuk produk konsisten

Fleksibel dalam penawaran

produk

Memiliki banyak komponen produk/jasa

Hubungan terfragmentasi dengan pemangku

kepentingan

Kompleksitas organisasi tinggi

Berbasis pada pengalaman/hedonis

Orientasi kolektif

Rivalitas/ketidaksejajaran subbrand

Kemitraan privat dan publik

Peran pemerintah tinggi

Tidak fleksibel dalam penawaran produk

Sumber: (Allen, 2007 dalam Rahmat dan Salamah, 2014:20)

c. Kriteria City Branding

Terdapat beberapa kriteria dalam membuat City Branding yang harus

dipenuhi menurut Yuli (2011:60) diantaranya:

a. Attributes, City Branding mampu menggambarkan sebuah karakter,

daya tarik, gaya dan personalitas kota.

b. Message, menggambarkan sebuah cerita secara pintar, menyenangkan

dan mudah atau selalu diingat.

c. Differentiation, memberikan kesan unik dan berbeda dari kota-kota

yang lain.

d. Ambassadorship, menginsipirasi orang untuk datang dan ingin tinggal

di kota tersebut.

Tabel dibawah ini menunjukan sejumlah fakta yang terkait dengan apa

yang dibutuhkan oleh sejumlah elemen masyarakat:

28

Tabel 2. 2 Hasil Survey Kriteria Kota

Kriteria

kota untuk

tempat

tinggal (%)

Kriteria kota

untuk

investasi (%)

Kriteria

kota untuk

wisata

(%)

Perkembangan ekonomi 31 34 3

Budaya dan hubungan masyarakat 22 16 47

Area hijau dan pelestarian lingkungan 17 10 32

Kondisi lalu lintas dan transportasi 11 13 9

Sarana pendidikan 11 6 4

Regulasi pemerintah kota 5 16 4

Infrastruktur kesehatan dan sanitasi 2 6 2

Penanganan dan kendali bencana 0 1 1

Sumber: kataanda.com dalam Marketeers, 2015 :143

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ekonomi dan budaya menjadi hal

yang penting bagi penduduk suatu kota. Sedangkan bagi calon investor, selain

kedua hal tersebut, regulasi pemerintah menjadi kriteria yang penting dari

suatu kota. Berbeda dengan kriteria yang dinilai oleh wisatawan, menurut

mereka yang penting dari suatu kota adalah budaya masyarakat dan

lingkungan. Sebuah kota perlu terlebih dahulu menentukan positioning yang

ingin dibentuk. Positioning yang tepat sasaran yang tepat sasaran dan

didukung dengan diferensisasi yang solid akan brand kota tersebut kuat,

layaknya suatu produk untuk membentuk brand yang kuat.

d. Tujuan City Branding

Beberapa kota melakukan strategi dengan menerapkan City Branding,

hal ini dianggap menguntungkan bagi para pemangku kepentingan. Berikut

alasan mengapa City Branding perlu dilakukan menurut Handito, (dalam

Sugiarsono, 2009:3) :

a) Memperkenalkan kota atau daerah lebih dalam Penerapan City

Branding, suatu kota akan memperkenalkan dirinya lebih dalam,

karena pihak eksternal harus mengetahui keberadaan suatu kota. Yang

kemudian peningkatan kunjungan terhadap suatu kota semakin tinggi.

29

b) Memperbaiki citra suatu kota yang sudah dinilai buruk oleh

pengunjung maupun penduduk kota sendiri, cukup sulit suatu kota

memiliki daya tarik bagi pihak yang berkepentingan, namun salah satu

strategi mengembalikan citra positif kota yaitu dengan City Branding

yang di imbangi dengan implementasi komprehensif, maka akan

meningkatkan daya tarik kota sebagai tujuan para pemangku

kepentingan.

c) Menarik wisatawan asing dan domestik. Penerapan city brand yang

tepat dapat menarik pemangku kepentingan eksternal kota termasuk

wisatawan domestik maupun asing, hal ini dikarenakan wisatawan

memandang merek merupakan pembeda satu dengan yang lainnya

sehingga akan memilih suatu tempat dengan keunikan atau ciri khas

yang tidak dimiliki kota lain.

d) Menarik minat investor untuk berinvestasi. Tujuan lain dari City

Branding untuk mendapatkan investasi guna meningkatkan

pengembangan kota baik itu dari sektor ekonomi, sosial atau yang

lainnya.

e) Meningkatkan perdagangan melalui penerapan city brand suatu kota

akan dikenal luas oleh masyarakat baik itu di dalam negeri ataupun

luar negeri. Maka akan tercipta suatu transaksi yang dilakukan oleh

pihak eksternal kota maupun pihak internal kota yang menyebabkan

terjadinya peningkatan perdagangan.

e. City Branding Hexagon

City Branding hexagon diciptakan oleh Simon Anholt untuk mengukur

efektivitas City Branding. Terdapat enam aspek dalam pengukuran efektvitas

City Branding yang terdiri atas presence, potential, place, pulse, people, dan

prerequisite. Model City Branding hexagon dapat dilihat pada gambar

berikut:

30

Gambar 2. 1 Model City Branding

Sumber: Simon Anholt, competitive identity: (2007:60)

Simon Anholt (2007:59), memaparkan secara terperinci penjelasan

setiap poin dalam City Branding hexagon yang terdiri atas presence, place,

potential, people, pulse, dan prerequisite.

1) Presence

Menerangkan tentang status atau kedudukan kota tersebut dimata

internasional. Dalam risetnya yang bekerjasama dengan GFK Roper

Public Affairs & corporate Communications pada tahun 2005, Anholt

melakukan survei terhadap 30 kota dan mengidentifikasi karakteristik

khusus dari kota tersebut serta menggali pendapat apakah kota tersebut

memiliki kontribusi penting di tingkat dunia dalam hal budaya, sains,

atau jalannya pemerintahan selama kurun waktu 30 tahun terakhir.

2) Place

Mengukur bagaimana persepsi mengenai aspek fisik dari setiap

kota. Apakah publik merasa nyaman apabila melakukan perjalanan

mengelilingi kota, seberapa indah penataan kota, serta bagaimana

keadaan cuaca di kota tersebut.

3) Potential

Mengevaluasi kesempatan ekonomi dan pendidikan yang

ditawarkan kepada publik dan apakah kota tersebut memiliki

kemudahan akses sebagai pilihan tempat tinggal.

31

4) Pulse

Menganalisa apakah kota tersebut memperlihatkan nuansa gaya

hidup urban sebagai bagian terpenting dari citra kota, serta apakah

publik dapat dengan mudah menemukan hal-hal menarik sebagai

pengunjung maupun sebagai penduduk dari kota tersebut.

5) People

Menilai apakah penduduk kota bersahabat dan memberikan

kemudahan dalam bertukar budaya serta bahasa juga apakah kota

tersebut menimbulkan rasa aman saat berada di dalamnya.

6) Prerequisite

Memaparkan persepsi pubik terhadap kualitas dasar suatu kota,

apakah kota tersebut memberikan kepuasan dengan akomodasi yang

disediakan, serta kemudahan akses pemenuhan kebutuhan.

Gambar 2. 2 Model Pembentukan City Branding

Sumber: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota A SAPPK V1N1 | 154, 2012

City‟s image

Image communication

Primary communication Secondary communication

structure lanscape

behavior infrastructure

Tertiary communication

32

Menurut Porpescu dan Cabos (2010) dalam Wibisono (2015),

memaparkan City Branding hexagon memberikan instrument pengukuran

inovatif sehingga dapat mempermudah pemerintah untuk mengetahui persepsi

mengenai citra kota.

Model pembentukan City Branding menurut Graham (2002 dalam

Karim Dkk 2012) terdiri dari interaksi antara aspek internal dan aspek

eksternal.

1. Komunikasi Primer berkaitan dengan efek komunikatif yang ditimbulkan

oleh aksi yang dilakukan oleh kota, ketika komunikasi bukan merupakan

tujuan utama dari aksi tersebut. Komunikasi ini dibagi menjadi 4 wilayah

intervensi, yaitu:

a. Strategi Lanskap (Landscape Strategies), merujuk pada tindakan dan

keputusan yang berhubungan dengan rancang kota, arsitektur, ruang

hijau, dan ruang publik di kota.

b. Proyek Infrastruktur (Infrastructure Projects), merujuk pada proyek

yang dibangun untuk membuat, meningkatkan atau memberikan

karakter khas untuk berbagai tipeinfrastruktur yang dibutuhkan di kota.

Di satu sisi, elemen ini harus meningkatkan aksesibilitas kota kepada

berbagai audience, apakah itu aksesibilitas pada jalan raya untuk

penduduk atau aksesibilitas terhadap monumen besar bagi pengunjung,

atau keberadaan bandar udara yang besar. Di satu sisi, hal ini merujuk

pada keberadaan dan ketercukupan berbagai fasilitas seperti pusat

budaya, fasilitas konferensi, dan lain-lain.

c. Struktur Organisasional dan Administratif (Organisational and

Administrative Structrure), merujuk pada efektivitas dan peningkatan

struktur pemerintahan kota.

d. Perilaku Kota (City‟s Behaviour) merujuk pada visi pemerintah kota,

strategi yang diadopsi atau insentif finansial yang disediakan

pemerintah kota bagi berbagai stakeholder. Dua elemen yang

signifikan adalah tipe pelayanan yang disediakan oleh kota bersamaan

33

dengan efektivitas penyediaan tersebut dan jumlah danjenis events

(seperti festival, dan kultural lainnya, budaya atau event yang lain).

2. Komunikasi Sekunder adalah komunikasi yang formal dan disengaja yang

biasanya mengambil tempat pada praktek pemasaran pada umumnya

seperti pemasangan iklan pada indoor dan outdoor, hubungan masyarakat,

desain grafis, dan penggunaan logo. Hal ini memiliki kesamaan dengan apa

yang dimaksud dengan komponen promosi dari pemasaran tradisional dan

sejauh ini menjadi variabel pemasaran yang diadopsi kota dengan senang

hati.

3. Akhirnya, komunikasi tersier merujuk pada Word of Mouth (pemasaran

dari mulut kemulut) yang diperkuat oleh media dan komunikasi

kompetitor. Hal ini tidak dapat dikontrol oleh kota tersebut. Keseluruhan

proses branding dan dua jenis komunikasi image yang dapat dikontrol

sebelumnya merupakan tujuan untuk membangkitkan dan memperkuat

komunikasi tersier yang positif khususnya terhadap penduduk asli yang

tinggal kota tersebut, yang pada saat bersamaan merupakan target audiens

yang terpenting dari City Branding dan City Marketers.

3. Word of Mouth

Dalam ilmu pemasaran, kegiatan promosi tidak hanya dapat dilakukan

oleh pihak perusahaan atau pemasar, akan tetapi juga dapat dilakukan oleh

pihak konsumen atau pelanggan. Adanya komunikasi yang digunakan oleh

calon konsumen atau pelanggan untuk bertukar informasi mengenai produk

barang dan jasa dapat dilakukan dengan cara komunikasi mulut ke mulut

(Word of Mouth). Pertukaran informasi ini dilakukan oleh satu orang yang

telah menggunakan suatu produk dan membantu pihak lain atau calon pembeli

untuk mengetahui informasi tentang produk tersebut. Dalam pemasaran,

komunikasi Word of Mouth terjadi ketika konsumen memberikan saran atau

pendapat dan berbagi pengalaman kepada konsumen lain tentang sebuah

produk, jasa atau merek (Schiffman dan Wisenblit, 2015:248).

34

Menurut Kotler dan Armstrong (2010:436) WOM (Word of Mouth)

adalah sebuah komunikasi personal seseorang terhadap produk diantara target

pembeli, tetangga, teman, keluarga dan rekan sejawat. WOM (Word of Mouth)

bukanlah sesuatu hal yang baru, tetapi popularitasnya sebagai piranti

pemasaran terus membumbung. Perkembangan WOM (Word of Mouth)

menjadi sangat luar biasa, dipacu dan dipicu oleh pertumbuhan media sosial

yang sangat fenomenal. Dari sekedar percakapan dari mulut ke mulut yang

dilakukan ketika bertatap muka, WOM (Word of Mouth) yang menunggangi

media sosial berubah menjadi komunikasi viral yang menyimpan pesannya

beranak-pinak seperti rentenir yang menerapkan bunga berbunga.

Sedangkan menurut Silverman (2011:51) WOM (Word of Mouth)

adalah pertukaran informasi yang dilakukan antara orang-orang mengenai

produk dan jasa secara independen (bebas) tanpa ikatan perusahaan atau

produsen.

Gartika (2007:7) menyatakan bahwa ibarat virus, WOM (Word of

Mouth) bisa menular kemana-mana dengan cepat, asalkan dilakukan dengan

cara yang tepat. Hal ini dapat berarti positif, tapi juga bisa berarti negatif.

Informasi Word of Mouth masuk dalam kategori komunikasi informal

dengan ciri khas disampaikan oleh sumber informasi atau tidak

menyampaikan pesan atas nama organisasi atau perusahaan. Bentuk

komunikasi Word of Mouth sendiri dapat berupa pemberian informasi atau

saran tentang produk oleh orang tua atau teman. Pengirim pesan dinilai tidak

mendapat keuntungan apapun berkaitan dengan keputusan si penerima pesan

di kemudian hari. Pemasar menyadari bahwa kekuatan komunikasi informal

Word of Mouth yang beredar di antara konsumen hampir selalu lebih efektif

daripada promosi pesan berbayar yang dilakukan oleh pengiklan (Schiffman

dan Wisenblit, 2015:249).

Word of Mouth merupakan salah satu proses komunikasi yang

melibatkan pengirim pesan, penerima pesan, pesan yang disampaikan, pesan

atau media tempat pesan tersebut digunakan, tempat pesan tersebut

35

disampaikan serta apa yang dilakukan oleh penerima pesan setelah menerima

pesan tersebut. Freddy Rangkuti (2009:77) mendefinisikan Word of Mouth

sebagai usaha pemasaran yang memicu pelanggan untuk membicarakan,

mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk, jasa atau merek

kepada pelanggan lain.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa

Word of Mouth merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh

individu non-organisasi atau perusahaan dalam memberikan saran,

membicarakan, mempromosikan dan menjual suatu merek kepada orang lain.

Menurut penelitian Nielsen pada tahun 2013 tentang The Influence

Consumer Trust in Advertising yang dilakukan secara online lebih dari 29.000

responden tersebar di 58 negara yang berbeda. Menyatakan bahwa 84%

konsumen lebih percaya informasi pemasaran dengan media WOM (Word of

Mouth) yang direkomendasikan dari keluarga, saudara dan teman yang

dikenalinya dengan tingkat kepercayaan tertinggi dibanding sarana informasi

pemasaran lainnya. Tingkat kepercayaan tersebut naik 6% dari tahun 2007

sebesar 78% serta mengkonversi informasi WOM (Word of Mouth) tersebut

menjadi keputusan pembelian yaitu sebesar 92% naik 18% dan tahun 2007

sebesar 74%. Adapun tingkat kepercayaan WOM (Word of Mouth) di

Indonesia menurut Nielsen pada tahun 2013 sebsar 85% turun 4% dari tahun

2007.

Menurut Kotler (2012:206), konsumen menerima dan menanggapi WOM

(Word of Mouth) pada kondisi dan situasi dalam:

a. Konsumen kurang mendapat informasi yang cukup untuk membantu

dalam melakukan pilihan.

b. Produknya sangat kompleks dan sulit dinilai dengan menggunakan

penilaian kriteria.

c. Konsumen kurang mampu untuk menilai produk, tidak penting

bagaimana informasi yang disebarkan dan ditujukan.

36

d. Sumber lain memiliki kredibilitas rendah.

e. Pengaruh orang lain lebih mudah dijangkau dari pada sumber lain dan

karena dapat dikonsultasikan dengan menghemat waktu dan tenaga.

f. Kuatnya sebuah ikatan sosial yang ada antara penyebar dan peneriman

informasi.

g. Individu mempunyai sebuah kebutuhan yang tinggi pada persetujuan

lingkungan sosial.

Melalui komunikasi WOM (Word of Mouth) seseorang dapat

mengurangi sebuah ketidakpastian dikarenakan ketidaktahuannya tentang

sesuatu yang dimiliki, dengan bertanya kepada orang lain yang pernah

memakai produk bersangkutan, akan menghasilkan informasi yang lebih dapat

dipercaya, sehingga juga akan lebih menghemat waktu dan proses evaluasi

merek. Kondisi tersebut didukung oleh budaya Indonesia dimana informasi

WOM (Word of Mouth) cepat tersebar dan orang sangat percaya pada

informasi yang diterima dari orang terdekat dan yang dikenalnya.

Informasi sebuah WOM (Word of Mouth) berdasarkan sumber dan

penerimannya menurut Silverman (2011:128) terdapat tiga jenis yaitu:

a. Expert to expert, ketika seorang ahli berbicara dengan ahli mengenai

sesuatu hal (produk atau jasa) yang sesuai dengan keahlian dibidangnya,

maka pembicaraan mereka akan sangat penting, bernilai dan dapat

menjadi sebuah pengungkit di dalam WOM (Word of Mouth)

b. Expert to peer, ketika seseorang yang awam akan sesuatu hal (produk

atau jasa) mencari sebuah informasi dan saran kepada seorang yang ahli

di dalam bidangnya yang mana informasi tersebut digunakan sebagai

referensi untuk mengambil sebuah keputusan.

c. Peer to peer, ketika sorang yang awam terhadap hal (produk atau jasa),

membuat sebuah keputusan akan mencari sebuah informasi dari

seseorang yang sudah berpengalaman dengan hal (produk atau jasa)

tersebut.

37

Menurut Freddy Rangkuti (2009:96) pesan yang disampaikan melalui

Word of Mouth dapat diukur dengan menggunakan dimensi dan indikator

berikut ini:

1. Lawan bicara

a. Keahlian lawan bicara

Suatu sikap yang dilakukan pada seseorang yang dapat

mempengaruhi lawan bicaranya dalam mengambil keputusan.

b. Kepercayaan terhadap lawan bicara

Kepercayaan seseorang terhadap lawan bicara dalam menerima

informasi yang diungkapkan seseorang.

c. Daya tarik lawan bicara

Penampilan seseorang yang dapat meyakinkan seseorang

memutuskan sesuatu.

d. Kejujuran lawan bicara

Cara bicara seseorang yang jujur dalam mengatakan sesuatu

berdasarkan kenyataan.

e. Objektivitas lawan bicara

Lawan bicara mengatakan keadaan yang sebenarnya tanpa

dipengaruhi pendapat atau pribadi sendiri.

f. Niat lawan bicara

Maksud atau tujuan lawan bicara dalam mengatakan sesuatu yang

dapat mempengaruhi seseorang dalam penyampaian informasi.

2. Tindakan anda setelah melakukan pembicaraan

a. Konsumsi pesan

Hasil komunikasi mengenai sesuatu yang dibutuhkan.

38

b. Pencarian informasi

Hasil komunikasi yang menjadi informasi sesorang dalam memenuhi

kebutuhan akan informasi.

c. Konversi

Hasil penyampaian informasi lawan bicara dari hal yang tidak diketahui

menjadi mengetahui.

d. Penyampaian kembali

Penyampaian kembali seseorang terhadap orang lain mengenai suatu

produk atau jasa.

e. Penciptaan ulang pesan

Melakukan pembicaraan terus menerus terhadap orang lain mengenai

suatu produk atau jasa yang dirasakan.

Pengukuran WOM (Word of Mouth) mengacu pada konsep yang telah

diterapkan Godez dan Mayzlin (2004) yang mengemukakan dua elemen

yang dapat digunakan untuk mengukur WOM (Word of Mouth) yaitu

volume dan dispersion. Dalam penelitian Godez dan Mayzlin

mengemukakan bahwa orang dipengaruhi oleh pendapat orang lain.

Penelitian mengacu pada tiga aliran dalam literature WOM (Word of

Mouth), yaitu:

1. WOM (Word of Mouth) sebagai penggerak perilaku pembelian

2. Pentingnya struktur sosial dalam aliran WOM (Word of Mouth)

3. WOM (Word of Mouth) sebagi hasil dari perilaku konsumen dimasa

lalu. Dampak WOM (Word of Mouth) tergantung pada siapa yang

berbicara dengan siapa.

Berikut ini dua elemen yang dapat digunakan untuk mengukur WOM

(Word of Mouth) menurut Godez dan Mayzlin (2004), yaitu:

a. Volume

Berdasarkan banyak WOM (Word of Mouth) yang ada pada elemen

ini akan diukur seberapa banyak WOM (Word of Mouth) yang ada. Hal ini

39

merupakan sesuatu yang sangat penting dan pernah dilakukan pengukuran

oleh beberapa peneliti termasuk Yahoo! Buzz index. Pendekatan ini hampir

sama dengan layanan kliping berita yang memonitor beberapa kali produk

suatu perusahaan disebut. Selain itu dapat pula dianalogikan sebagai

frekuensi, yakni seberapa sering orang membicarakan atau

merekomendasikan. Semakin banyak percakapan yang terjadi, tentunya

akan semakin banyak orang yang mengetahui tentang hal tersebut.

b. Dispersion

Elemen ini mendefinisikan sebagai tingkat dimana percakapan

mengenai produk mengambil tempat didalam komunikasi yang luas.

Apakah penyebarannya pada komunikasi yang sejenis saja sudah

mencapai diluar komunikasi sejenis. Hal ini dapat dianalogikan sebagai

jangkauan, yakni berapa banyak orang berbeda yang membicarakan. WOM

(Word of Mouth) yang kurang menyebar (diskusi hanya terbatas pada

populasi yang terbatas dan hegemoni) akan lebih sedikit dampaknya jika

dibandingkan dengan WOM (Word of Mouth) yang tersebar luas. Dalam

penelitian ini Godez dan Mayzlin berharap WOM (Word of Mouth)

menyebar cepat dalam masyarakat dan perlahan-lahan di antara mereka.

Anggota komunitas yang sama sering berinteraksi satu sama lainnya dan

dengan demikian lebih mungkin untuk belajar satu sama lain dari pada dari

anggota komunitas lain. Jadi, tergantung pada volume tertentu dari WOM

(Word of Mouth), lebih banyak orang akan menjadi informasi tentang

produk atau jasa tertentu menunjukan lebih tersebarnya informasi.

Dalam penelitiannya Godez dan Mayzlim menyatakan bahwa

seseorang dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Penelitian mengacu pada

tiga aliran dalam literatur Word of Mouth, yaitu: (1) Word of Mouth sebagai

penggerak perilaku pembelian, (2) pentingnya struktur sosial dalam aliran

Word of Mouth dan (3) Word of Mouth sebagai hasil dari perilaku

konsumen di masa lalu. Dampak Word of Mouth tergantung pada siapa

yang berbicara dengan siapa.

40

Berdasarkan uraian di atas maka dimensi Word of Mouth yang

digunakan pada penelitian ini adalah teori menurut Godes dan Mayzlin

(2004) yang meliputi: volume dan dispersion, karena sesuai dengan objek

penelitian.

4. Minat Berkunjung Wisatawan

Teori minat berkunjung dianalogikan sama dengan minat beli, seperti

penelitian yang dilakukan oleh Albarq (2014) yang menyampaikan bahwa

minat berkunjung wisatawan sama dengan minat pembelian konsumen. Selain

itu Kotler et al (2006: 198) dalam Ramadhan dkk (2015) mengasumsikan

bahwa minat pembelian pada konsumen dapat disamakan dengan minat

berkunjung pada wisatawan.

Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap

mengkonsumsi. Menurut Kinear dan Taylor (1995: 306) dalam Dwityanti

(2008) minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak

sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Menurut Simamora (2004:131) minat beli adalah sesuatu yang pribadi

dan berhubungan dengan sikap individu yang berminat terhadap suatu objek

akan memiliki kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah

laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

Sedangkan menurut Howard (1989) dalam Dwityanti (2008) minat

untuk membeli (intention to buy) didefinisikan sebagai pernyataan yang

berkaitan dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk

membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.

Dari beberapa pemaparan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

minat beli konsumen adalah suatu kegiatan pemusatan perhatian individu

terhadap suatu barang atau jasa yang disertai dengan perasaan senang

terhadap barang atau jasa tersebut, sehingga minat tersebut menimbulkan

41

ketertarikan konsumen untuk mencoba suatu produk kemudian timbul

perasaan konsumen untuk membeli produk tersebut.

Morris et al (2002) dalam Knihght dan Kim (2007 : 273) menyatakan :

“Importantly, emotional response to a brand is a strong predictor of purchase

intention and accounts for more than twice the variance of cognition.

Consumer are inundated with commercial massage relative to brands, and

advertisements that evoke emotional responses can significantly affect

purchase intention.”

Artinya, tanggapan emosional terhadap suatu merek merupakan alat

ukur yang kuat terhadap minat beli dan terhitung lebih dari dua varian

pengetahuan. Pelanggan dibanjiri oleh pesan iklan yang berhubungan dengan

suatu merek, dan periklanan yang membangkitkan respon emosional yang

secara signifikan dapat menyebabkan minat pembelian.

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat dikatakan bahwa minat beli

merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan sebuah

rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat

diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen

terhadap suatu produk. Biasanya baik para pemasar maupun ahli ekonomi

lainnya, menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen

dimasa yang akan datang.

Menurut Ferdinand (2014: 188) salah satu variabel yang mungkin

lebih sesuai untuk menggambarkan adalah seperti yang disajikan dalam tabel

berikut dibawah ini:

42

Tabel 2. 3 Indikator Minat Beli

INDIKATOR MODEL

Indikator minat membeli adalah:

Intensitas pencarian informasi

Keinginan untuk segera membeli/

memiliki suatu produk

Preferensi bahwa produk tertentu

inilah yang diinginkan, seseorang

bersedia mengabaikan pilihan lain

Sumber: Ferdinand (2014: 188) “Metode Penelitian Manajemen”

Konsumen atau wisatawan dalam memutuskan untuk berkunjung

memiliki berbagai pertimbangan seperti halnya sebelum melakukan

pembelian. Dalam proses untuk memilih, terdapat satu aspek dimana calon

konsumen atau wisatawan dapat menentukan seperti apa tujuan dari pilihan

yang ada dibenak konsumen atau wisatawan tersebut. Dorongan yang kuat

dan memotivasi untuk memilih sebagai suatu tindakan inilah yang kemudian

disebut dengan minat.

5. Keputusan Berkunjung Wisatwan

Teori keputusan berkunjung wisatawan dianalogikan sama dengan

keputusan pembelian, seperti penelitian yang dilakukan oleh Jalilvand dan

Samei (2012) dalam Aprilia dkk (2015) yang menyamakan bahwa keputusan

berkunjung wisatawan sama dengan keputusan pembelian konsumen.

1. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2012:188) proses keputusan pembelian

meliputi lima tahapan, yaitu :

Intensitas

pencarian

informasi

Minat

Membel

i

Keinginan

segera

membeli

Keinginan

preferensial

43

Gambar 2. 3 Five-Model of the Consumer Buying Process Stage

Sumber: Kotler dan Keller (2012:188), Marketing Management

Gambar 2.1 Menjelaskan proses keputusan pembelian yang terdiri dari

lima tahapan sebagai berikut:

a) Problem recognition (pengenalan masalah)

Proses pembelian dimulai saat pembeli menyadari suatu masalah atau

kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau pun internal. Pemasar

perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan

mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Kemudian mereka dapat

mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.

b) Information search (pencarian informasi)

Setelah mengenal kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan

mencari informasi lebih lanjut atau tidak. Ketika konsumen mengumpulkan

informasi, hanya beberapa pilihan yang menjadi kuat. Jika kebutuhan itu

sangat penting bagi konsumen maka pencarian informasi akan lebih

Problem recognition

Information search

Evaluation of alternatives

Purchase decision

Post purchase decision

44

mendalam, salah satu cara konsumen yaitu mendapatkan informasi dari

berbagai pihak. Informasi-informasi yang didapatkan konsumen dibagi

menjadi empat kelompok sumber informasi diantaranya:

1) Pribadi: keluarga, teman, tetangga

2) Komersial: iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.

3) Publik: media masa, organisasi pemeringkat, konsumen.

4) Pengalaman: penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

Jumlah dan pengaruh relatif dari sumber-sumber informasi tergantung

pada jenis produk dan karakteristik pembeli. Secara umum konsumen

menerima informasi tentang suatu produk dari sumber komersial, yaitu

sumber yang didominasi pemasar. Namun sumber informasi yang paling

efektif didominasi dari sumber pribadi. Setiap sumber informasi menjalankan

fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Yang

menjadi pusat perhatian pemasaran adalah sumber informasi pokok yang

diperhatikan konsumen.

c) Evaluation alternative (Evaluasi alternatif)

Setelah melalui tahapan pencarian informasi, konsumen akan

menghadapi sejumlah merek yang dapat dipilih, pemilihan alternatif ini

melalui beberapa proses tertentu, yaitu:

1) Konsumen akan mempertimbangkan berbagai sifat produk

2) Pemasar harus mempertimbangkan kegunaan ciri-ciri suatu produk

3) Konsumen biasanya membangun seperangkat kepercayaan merek

sesuai dengan ciri-cirinya

4) Konsumen diasumsikan memiliki sejumlah fungsi kegunaan setiap ciri

yang menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan

dari suatu produk yang bervariasi pada tingkat yang berbeda untuk

masing-masing ciri

5) Terbentuknya sikap konsumen terhadap beberapa merek melalui

prosedur penilaian. Konsumen ternyata menerapkan prosedur penilaian

45

yang berbeda untuk membuat suatu pilihan diantara sekian banyak

ciri-ciri objek

d) Purchase decision (Keputusan Pembelian)

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek

dalam kumpulan pilihan. Konsumen membentuk suatu minat terhadap merek

yang paling disukai. Dalam melaksanakan pembelian, konsumen dapat

membentuk lima sub keputusan: merek, penyalur, kuantitas waktu, dan

metode pembayaran. Cara sikap orang lain mengurangi altenatif yang disukai

akan bergantung pada dua hal yaitu intensitas negatif orang lain pada

alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti

keinginan orang lain. Minat beli berada pada posisi setelah konsumen

melakukan evaluasi alternatf sebelum melakukan keputusan pembelian seperti

gambar 2.2.

Adapun pendapat menurut Peter dan Olson (2010:160) tentang

keputusan pembelian adalah alternatif sebuah pilihan konsumen sebagai

proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk

mengevaluasi dua tau lebih perilaku alternatif, dan sebuah kegiatan memilih

salah satu dari berbagai merek yang ada diantarnya sebagai perwujudan untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi pada setiap individu konsumen.

46

Gambar 2. 4 Steps between Evaluation of Alternatives and a Purchase Decision

Sumber: Kotler dan Keller (2012:192), Marketing Management

Pertimbangan alternatif konsumen untuk menyelesaikan masalah

dalam memilih sebuah merek mana yang menjadi pilihan konsumen untuk

mengatasi masalahnya terdapat beberapa macam alternatif pilihan yang

dibedakan berdasarkan beberapa klasifikasi yaitu: kelas produk, bentuk

produk, merek atau model yang ingin konsumen beli. Adapun klasifikasi

lainnya yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan pilihan

membeli yaitu: metode dalam pembayaran (kas, cek, atau kredit) toko yang

dikunjunginya, dan waktu yang dikunjunginya harian atau bulanan.

a) Post purchase behavior (Perilaku Pasca Pembelian)

Setelah pembelian, konsumen akan mengalami beberapa tingkatan

kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan melakukan beberapa

kegiatan membeli produk yang akan menarik bagi pemasar. Tugas pemasar

belum selesai setelah konsumen membeli produk, namun akan sampai terus

berlangsung sampai periode pasca pembelian. Ada beberapa hal yang harus

diketahui oleh pemasar setelah produk terjual. Menurut Kotler dan Keller

(2012:172), terdapat tiga langkah yang menyangkut perilaku pasca pembelian,

diantaranya:

Purchase

decision

Attitude of

other

Unanticipated

situational factors

Purchase intention

Evaluatuion of

alternatives

47

b) Post purchase satisfaction (kepuasan pasca pembelian)

Kepuasan pembelian merupakan fungsi dari kedekatan antara harapan

pembeli produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut.

Jika kinerja tidak memenuhi harapan maka konsumen kecewa, jika memenuhi

harapan maka konsumen sangat puas. Perasaan ini menentukan apakah

pelanggan membeli produk kembali dan membicarakan hal-hal yang positif

atau negatif tentang produk itu kepada orang lain. Semakin besar kesenjangan

antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan yang terjadi. Disini

gaya konsumen memainkan peran. Beberapa konsumen memperbesar

kesenjangan itu ketika produk tidak sempurna dan sangat mengecewakan,

sedangkan konsumen lain meminimalkan kesenjangan dan tidak terlalu

kecewa.

c) Post purchase action (tindakan pasca pembelian)

Jika konsumen puas, kemungkinan akan membeli kembali produk

tersebut dan cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek tersebut pada

orang lain. Tetapi konsumen yang tidak puas mungkin meninggalkan atau

mengembalikan produk, mereka mungkin mencari informasi yang

memastikan nilai produk yang tinggi. Jika kepuasan dan ketidakpuasan

pembeli atas suatu produk akan memengaruhi tindakan selanjutnya.

d) Post purchase an disposal (pemakaian dan pembuangan pasca pembelian)

Tingkat kepuasan konsumen merupakan fungsi dari keadaan produk

yang sebenarnya dengan produk yang diharapkan konsumen. Kepuasan atau

ketidakpuasan akan mempengaruhi aktifitas konsumen berikutnya, rasa puas

akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian berikutnya.

Tetapi jika konsumen merasa tidak puas, konsumen akan beralih ke merek

lain.

Selain itu menurut Swastha dan Irawan (2006:118), setiap keputusan

pembelian mempunyai strutur sebanyak tujuh komponen, yaitu:

48

1) Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah

produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain.

Perusahaan memusatkan perhatiannya pada konsumen yang memiliki

niat pembelian setelah mengevaluasi berbagai alternatif yang ada.

2) Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen mengambil keputusan untuk membeli bentuk

produk tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pada ukuran,

kualitas, maupun corak warna dan sebagainya.

3) Keputusan tentang merek

Konsumen mengambil keputusan tentang merek mana yang

akan dibelinya. Penting bagi pemasar untuk mengetahui bagaimana

konsumen dalam memilih sebuah merek.

4) Keputusan tentang penjualnya

Konsumen mengambil keputusan dimana produk akan dibeli.

Dalam hal ini produsen, pedagang besar, dan pengecer harus

mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

5) Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa

banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Perusahaan harus

menyiapkan berbagai macam produk yang sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan konsumen.

6) Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen mengambil keputusan tentang kapan ia harus

melakukan pembelian. Tersedianya dana untuk membeli sangat

mempengaruhi keputusan pembelian.

49

7) Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen mengambil keputusan tentang metode atau cara

pembayaran produk yang dibeli, baik secara tunai atau cicilan.

Keputusan tersebut mempengaruhi keputusan tentang penjual dan

jumlah pembelian.

2. Visiting Decision (Keputusan Berkunjung)

Keputusan berkunjung pada suatu tempat berkaitan pada

pengambilan keputusan sebelum memutuskan untuk mengunjungi

suatu tempat (Kotler dan Keller, 2009:184 dalam Hurriyati, 2015).

Keputusan untuk mengunjungi tujuan wisata dibuat oleh wisatawan

berkaitan pada konsep perilaku konsumen.

Keputusan berkunjung merupakan proses dimana seorang

pengunjung melakukan penilaian dan memilih satu alternatif yang

diperlukan berdasarkan pertimbangan tertentu (Aprilia dkk,2015).

Seperti yang telah dikatakan oleh Kotler dan Keller bahwa

perilaku konsumen dipengaruhi oleh budaya, sosial, dan faktor-faktor

pribadi, khususnya terkait pada keputusan untuk mengunjungi tempat

wisata (Hurriyati, 2015). Cleverdon mengatakan bahwa keputusan

pembelian yang diasumsikan pada keputusan berkunjung konsumen

dipengaruhi oleh tempat tujuan wisata, tipe perjalanan, waktu dan

biaya, agen perjalanan, dan jasa perjalanan (Damanik dan Weber,2006

dalam Hurriyati 2015).

a) Destination Area (Tempat tujuan)

Destination Area merupakan sub variabel yang terdiri dari

beberapa indikator diantaranya :

1. Kaitan atau hubungan antara tujuan para wisatawan dengan

kebutuhan para pengunjung.

2. Ketersediaan informasi terkait tujuan wisata wisatawan.

50

b) Traveling Mode (Tipe perjalanan)

Traveling mode merupakan sub variabel kedua dari visiting

decision, adapun indikator dari Traveling mode diantaranya:

1. Akses transportasi untuk sampai di tempat tujuan wisata

2. Keberagaman alat-alat transportasi yang tersedia

3. Kenyaman dari alat-alat transportasi yang tersedia

c) Time and Cost (Waktu dan Biaya)

Indikator dari Time and Cost diantaranya yaitu:

1. Perjalanan wisata sesuai dengan waktu yang ditetapkan termasuk

jam buka dan tutup dari pariwisata yang dituju.

2. Perjalanan wisata tergantung pada biaya perjalanan.

3. Perjalanan wisata tergantung pada waktu luang untuk melakukan

perjalanan.

d) Travel Agent(Agen Perjalanan)

Indikator dari dimensi Travel Agent yaitu ketergantungan

wisatawan terhadap travel agent ketika melakukan perjalanan

wisata.

e) Service Source (Sumber Jasa)

Indikator dari dimensi Service Source yaitu keberagaman dari

jenis pelayanan seperti pemandu wisata, pusat souvenir,

fotografer, dll.

Berdasarkan uraian diatas, penulis menggunakan teori yang

dikemukakan oleh Damanik dan Weber untuk mengukur variabel keputusan

berkunjung wistawaan.

51

B. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan City Branding dengan Keputusan Berkunjung

Destination brand sering disebut juga sebagai merek suatu

tempat. Merek daerah didefinisikan sebagai aktivitas pemasaran untuk

mepromosikan citra positif suatu daerah tujuan wisata demi

mempengaruhi keputusan konsumen untuk mengunjunginya

(Roostika, 2012).

2. Hubungan City Branding dengan Minat Berkunjung

City Branding memiliki hakikat sebagai strategi dalam

memasarkan daerah dengan memberikan branding terhadap suatu kota

tertentu agar semakin dikenal. City Branding dapat memunculkan

minat wiasatawan karena memiliki perbedaan dibandingkan kota lain,

sehingga memunculkan minat untuk berkunjung (Ramadhan Dkk,

2015).

3. Hubungan Word of Mouth dengan Minat Berkunjung

Komunikasi Word of Mouth merupakan strategi pemasaran

yang menitik berat kapan pada saran pengunjung kepada orang lain

yang nantinya dapat mempengaruhi orang lain untuk tertarik dan akan

mengikuti sarannya. Word of Mouth menjadi sangat penting ketika

tempat wisata yang disarankan memiliki nilai positif atau kesan yang

baik bagi pengunjung. (Aprilia Dkk, 2015). Seperti pendapat yang

dikemukakan oleh agustina (2014) dalam Aprilia dkk., (2015) ketika

seseorang menerima informasi mengenai suatu produk maupun jasa

dari orang lain seperti teman maupun saudara bagaimana pengalaman

dalam menggunakan produk dan jasa tersebut, apabila informasi yang

disampaikan positif maka seseorang cenderung akan tertarik bahkan

mencoba produk dan jasa tersebut begitu juga sebaliknya.

52

4. Hubungan Word of Mouth dengan Keputusan Berkunjung

Sulistyawati, Dkk (2010) dalam Aprilia Dkk (2015)

menyatakan bahwa Word of Mouth merupakan salah satu faktor yang

mendorong wisatawan untuk melakukan keputusan pembelian.

Pengaruh referensi yang diberikan oleh teman merupakan salah satu

variabel yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian

patung kayu. Karena tidak sedikit wisatawan yang yang melakukan

pembelian patung kayu dipengaruhi oleh teman-teman mereka yang

sudah terlebih dahulu berkunjung dan sekaligus membeli produk

patung kayu.

5. Hubungan Minat Berkunjung dengan Keputusan Berkunjung

Variabel minat berkunjung memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan berkunjung. Minat dari dalam diri pengunjung

untuk mengunjungi tempat wisata seperti Jatim Park 2 menjadi

pendorong pengunjung untuk menetapkan keputusan berkunjung di

Jatim Park 2 atau tempat wisata tersebut. Saat timbulnya minat, maka

pengunjung akan sadar bahwa pengunjung menyukai suatu tempat

wisata tertentu sesuai dengan minatnya dan ingin mengunjunginya

(Aprilia, Dkk, 2015). Selanjutnya ketika keyakinan akan suatu tempat

wisata menguat, maka akan menimbulkan keputusan untuk melakukan

kunjungan (Shrimp, 2003 dalam Aprilia, Dkk, 2015)

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan

dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari

jurnal dengan melihat hasil penelitiannya dan akan dibandingkan dengan

penelitian selanjutnya dengan menganalisa berdasarkan keadaan dan waktu

yang berbeda, adapun ringkasan penelitian terdahulu akan dijabarkan pada

tabel di bawah ini :

53

Tabel 2. 4 Penelitian Terdahulu

N

o

Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metodolo

gi

Hasil

Penelitian Persamaan

Perbe

daan

1 Abdurrah

man

Hikmah

Ramadhan,

Suharyono, Srikandi

Kumadji

Jurnal

Administr

asi Bisnis

(JAB)|Vol.

28 No. 1

November

2015|

administra

sibisnis.st

udentjourn

al.ub.ac.id

Pengaruh

City

Branding

terhadap

minat

berkunjun

g serta

dampakny

a pada

keputusan

berkunjun

g (survey

pada

Wisatawa

n Kota

Surabaya

2015)

Kuantitatif

,

Deskriptif

dengan

mengguna

kan Path

Analysis

Terdapat

pengaruh

signifikan

antara City

Branding

dengan minat

berkunjung

dengan nilai

koefisien (β)

sebesar 0,497,

City Branding

memiliki

pengaruh

terhadap

keputusan

berkunjung

akan tetapi

tidak

signifikan

karena nilai

koefisien

jalurnya (β)

hanya sebesar

0,091, dan

minat

berkunjung

memiliki

pengaruh yang

signifikan

terhadap

keputusan

berkunjung

dengan nilai

koefisien (β)

sebesar 0,377

Variable

yang

digunakan

dalam

penelitian

dan analisis

yang

digunakan

dalamm

penelitian

sama-sama

memakai

analisis

kuantitatif

dengan

menggunak

an analisis

jalur.

Perbe

daany

a

terleta

k pada

objek

yang

diteliti

54

2 Fitri

Aprilia,

Srikandi

Kumadji, Andriani

Kusumawa

ti

Jurnal

Administr

asi Bisnis

(JAB)|Vol.

24 No. 1

Juli2015|

administra

sibisnis.st

udentjourn

al.ub.ac.id

Pengaruh

Word of

Mouth

terhadap

minat

berkunjun

g serta

dampakny

a pada

keputusan

berkunjun

g (survey

pada

pengunjun

g tepat

wisata

“Jawa

Timur

Park 2”

Kota Batu)

Kuantitatif

deskriptif

dengan

mengguna

kan path

analysis

Terdapat

pengaruh

signifikan

antara Word of

Mouth dengan

minat

berkunjung

dengan nilai

koefisien (β)

sebesar 0,543,

Word of Mouth

memiliki

pengaruh

terhadap

keputusan

secara

signifikan

karena nilai

koefisien

jalurnya (β)

sebesar 0,365,

dan minat

berkunjung

memiliki

pengaruh yang

signifikan

terhadap

keputusan

berkunjung

dengan nilai

koefisien (β)

sbesar 0,491

Variabel

yang

digunakan

dalam

penelitian

dan analisis

yang

digunakan

dalamm

penelitian

sama-sama

memakai

analisis

kuantitatif

dengan

menggunak

an analisis

jalur.

Perbe

daann

ya

terleta

k pada

objek

yang

diteliti

3 Ahmad M.

Zamil

Research

Journal of

internatio

nal studies

The

impact of

Word of

Mouth

(WOM) on

the

purchasin

Desriptif

kuantitatif

hasil penelitian

menunjukan

bahwa bahwa

Word of Mouth

dari keluarga,

teman, rekan

kerja, dan

Menggunak

an variabel

Word of

Mouthdan

decision

purchasingy

ang di

Perbe

daann

ya

terleta

k pada

objek

yang

55

- issue

20(Septem

ber, 2011)

g decision

of the

jordanian

consumer

kerabat

memiliki

dampak yang

besar terhadap

keputusan

pembelian,

dampak

lainnya adalah

dari sumber

lain seperti

perusahaan

dan penjual.

Secara

satatistik

terdapat

hubungan

signifikan

antara Word of

Mouth dengan

keputusan

pembelian

asumsikan

sebagai

keputusan

berkunjung

diteliti

,varia

bel

yang

digun

akan,

serta

metod

e

peneli

tian

dalam

peneli

tian

ini

meng

gunak

an

analisi

s

deskri

ptif

kuanti

tatif

sedan

gkan

penuli

s

menei

li

denga

n

meng

gunak

an

metod

e

analisi

s

56

jalur.

4 Ratih

Huriyati,

Jurnal

Pendidika

n Sains

Sosial dan

Kemanusi

aan

ISSN

1979-0112

Vol.8(1)

2015

www.sosio

humanika-

jpssk.com

An

Analysis

Place

Branding

to

Enchance

the Image

of

Bandung

City and

its

Implicatio

n Toward

the

Decision

to Visit

Tourism

Destinatio

n

Verifikasi

deskriptif

Pelaksanaan

Merek Tempat

dinilai cukup

baik, citra kota

bandung

dinilai sangat

tinggi,

sedangkan

keputusan

mengunjungi

destinasi

pariwista

secara umum

dinilai tinggi

Persamaan

penelitian

ini yaitu

objek

penelitian

variabel

bebas

dilakukan

sama-sama

menggunak

an variabel

place

branding

yang

memiliki

indicator

sama

dengan City

Branding

serta

keputusan

berkunjung

wisatawan

Peneli

tian

ini

berfok

us

pada

tiga

variab

el

yaitu

place

brandi

ng,

city

image

, dan

decisi

on to

visit

touris

m.

Sedan

gkan

peneli

tian

yang

dilaku

kan

peneli

ti

melih

at City

Brand

ing

dan

penga

ruhny

a

57

terhad

ap

minat

berku

njung

serta

damp

aknya

terhad

ap

keput

usan

berku

njung

5 Dina

Febiana,

Srikandi

Kumadji,

Sunarti

Jurnal

Administr

asi Bisnis

(JAB)|Vol.

16 No. 1

November

2014|

administra

sibisnis.st

udentjourn

al.ub.ac.id

Pengaruh

Word of

Mouth

terhadap

Minat beli

serta

dampakny

a pada

keputusan

pembelian

(survei

pada

pengunjun

g yang

melakukan

pembelian

pada

biker’s

Resto dan

Cafe di

kota

Malang)

mengguna

kan Path

Analysis

dann

annalisis

deskriptif

Terdapat

pengaruh

signifikan

antara Word of

Mouth dengan

minat

pembelian

dengan nilai

koefisien (β)

sebesar 0,603,

Word of Mouth

memiliki

pengaruh

terhadap

keputusan

pembelian

secara

signifikan

karena nilai

koefisien

jalurnya (β)

sebesar 0,164,

dan minat

pembelian

memiliki

Sama-sama

menggunak

na variabel

Word of

Mouth dan

menggunak

an variabel

minat beli

serta

keputusan

pembelian

yang

diasumsikan

dengan

minat

berkunjung

serta

keputusan

berkunjung.

Menggunka

n metode

analisis

jalur

Perbe

daan

terleta

k pada

objek

yang

diteliti

.

58

pengaruh yang

signifikan

terhadap

keputusan

pembelian

dengan nilai

koefisien (β)

sebesar 0,701

6 Dr. Yin-

Hsi Lo

The

Journal of

Internatio

nal

Managem

ent

Studies,

Vol.7

No.2,

October,2

012

Does

Word-of-

Mouth

Effect

Really

Matter?

The Case

of Chinese

Tourist

Travel

Experienc

e in

Taiwan

Structural

Equating

Modeling

(SEM)

Hasil

penelitian

menemukan

pengaruh

langsung dan

positif dari

Word of Mouth

terhadap

perceived

value dan

perceived risk,

tetapi ada

pengaruh tidak

signifikan dari

perceived risk

terhadap

kepuasan

wisatawan dan

minat

berperilaku.

Hal ini

mungkin

menjelaskan

bahwa Taiwan

benar-benar

tertarik pada

destinasi

pariwiasata di

Cina. Tidak

peduli ada

sesuatu

Persamaan

penelitian

ini yaitu

objek

penelitian

variabel

bebas

dilakukan

sama-sama

menggunak

an variabel

Word of

Mouth

Pada

peneli

tian

ini

berfok

us

pada

Word

of

Mouth

,

percei

ved

value,

percei

ved

risk,

tourist

satisfa

ction,

dan

behav

ioral

intenti

on.

Metod

e

penliti

annya

meng

gunak

59

kejadian serius

terjadi yang

dilaporkan

oleh media,

namun hal

tersebut tidak

memberikan

dampak

signifikan pada

pertumbuhan

kunjungan

wisatawan ke

Cina dari

Taiwan.

an

Struct

ural

Equati

ng

Model

ing

(SEM

).

Sedan

gkan

peneli

tian

yang

dilaku

kan

peneli

ti

melih

at

Word

of

Mouth

yang

beda

mpak

pada

minat

berku

njung

wisata

wan

serta

keput

usan

berku

njung

wisata

wan.

60

Dan

peneli

tian

peneli

ti

meng

gunak

an

analisi

s

kuanti

tatif

meng

gunak

an

analisi

s jalur

7 Abdul

Yusuf dan

Eman

Sulaiman,

Jurnal

Ilmiah

Solusi

Vol.1

No.1

Januari-

Maret

2014: 87-

94

Pengaruh

atribut

produk

wisata

terhadap

place

branding

dan

implikasin

ya

terhadap

keputusan

mengunju

ngi

destinasi

wisata

pantai.

Kuantitatif Atribut produk

wisata di

karawang

dinilai para

winus cukup

baik.

Pelaksanaan

place branding

dinas

perhubungan,

pariwisata dan

kebudayaan

serta pihak

terkait lainnya,

dinilai para

winus cukup

baik. Keadaan

keputusan

mengunjungi

destinasi

pariwisata

secara umum

Penelitian

ini

mengenai

place

branding

kabupaten

karawang

memiliki

kesamaan

pada teori

place

branding

dan metode

penelitian

kuantitatif

menggunak

an analisis

jalur.

Perbe

daann

ya

terleta

k pada

teori

yang

digun

akan

dalam

melih

at

proses

keput

usan

berku

njung

wisata

wan

dan

variab

le

61

dinilai tinggi.

Diketahui

secara

simultan

pengaruh

atribut produk

wisata dan

place branding

berpengaruh

secara

simultan

terhadap

keputusan

mengunjungi

destinasi

pariwisata

terbukti.

yang

digun

akan

8. Bardiatul

Jannah

Zaiunul

Arifin

Andriani

Kusumaw

ati

Jurnal

administra

si bisnis

Vol 17

No.1 2014

http://admi

nistrasi

bisnis.stud

entjournal.

ub.ac.id

Pengaruh

City

Branding

dan City

Image

terhadap

keputusan

berkunjun

g

wisatawan

ke

Banyuwan

gi

Explanato

ry

research

dengan

endekatan

kuantitatif

analisis

deskriptif

dan

analisis

jalur (path

analysis)

Temeuan

penelitian inni

menunjukan

bahwa city

branding

memiliki

pengaruh

signifikan

terhadap city

image, city

branding

memiliki

pengaruh

signfikan

terhadap

keputusan

berkunjung,

dan city image

memiliki

pengaruh

namun tidak

signifikan

Penelitian

ini

menggunak

an variabel

yang sama

yaitu city

branding

dan

keputusan

berkunjung

Perbe

daan

terleta

k pada

variab

el

interv

ening

diman

a

peneli

ti

meng

gunak

an

minat

berku

njung

sedan

gkan

dalam

peneli

62

terhadap

keputusan

berkunjung.

tian

ini

meng

gunak

an

variab

el city

image

D. Kerangka Berpikir

Dukungan teori, konsep, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan

serta fakta empiris dilapangan menjadi bahan penting dalam penyusunan

kerangka pemikiran (Umar,2008:165).Berdasarkan uraian permasalahan dan

landasan teori di atas maka dapat disusun kerangka berpikir penelitian

pengaruh dari variable City Branding dan Word of Mouth terhadap minat

berkunjung dan dampaknya terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke

Sukabumi, yang secara sistematis digambarkan seperti pada gambar 2.1

63

Gambar 2. 5 Kerangka Pemikiran

City Branding (X1) WOM (Word of Mouth) (X2)

Minat Berkunjung (Y1)

Keputusan Berkunjung (Y2)

Kesimpulan dan Saran

Analisis Jalur (Path Analysis) :

1. Persamaan Analisis Jalur Strukutur 1

2. Persamaan Analisis Jalur Strukutur 2

3. Pengujian Hipotesis (Uji t dan F)

4. Uji Sobel

Analisis Data:

1. Uji Validitas

2. Uji Reabilitas

Analisis Korelasi

64

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dicari `

kebenarannya di dalam kenyataan (empirical verification), percobaan

(eexperimentation) atau praktek (implementation) (Umar,2011: 56).

Berdasarkan model penelitian diatas, maka dapat diajukan suatu hipotesis atau

dugaan sementara sebagai berikut:

1. Persamaan Struktur 1

a. Hipotesis 1

Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara City Branding dengan

minat berkunjung.

Ha : Terdapat hubungan langsung antara City Branding dengan minat

berkunjung.

b. Hipotesis 2

Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara Word of Mouth dengan

minat berkunjung.

Ha : Terdapat hubungan langsung antara Word of Mouth dengan

minat berkunjung.

2. Persamaan Struktur 2

a. Hipotesis 3

Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara City Branding dengan

keputusan berkunjung.

Ha : Terdapat hubungan langsung antara City Branding dengan

keputusan berkunjung.

b. Hipotesis 4

Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara Word of Mouth dengan

keputusan berkunjung.

Ha : Terdapat hubungan langsung antara Word of Mouth dengan

keputusan berkunjung.

c. Hipotesis 5

65

Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara minat berkunjung

dengan keputusan berkunjung.

Ha : Terdapat hubungan langsungantaraminat berkunjung dengan

keputusan berkunjung.

d. Hipotesis 6

Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara City Branding dengan

keputusan berkunjung melalui minat berkunjung.

Ha : Terdapat hubungan langsung antara City Branding dengan

keputusan berkunjung melalui minat berkunjung.

e. Hipotesis 7

Ho : Tidak terdapat hubungan langsung antara Word of Mouth dengan

keputusan berkunjung melalui minat berkunjung.

Ha : Terdapat hubungan langsung antara Word of Mouthdengan

keputusan berkunjung melalui minat berkunjung.

66

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan judul

penelitian, yaitu untuk menganalisa pengaruh langsung City Branding dan

Word of Mouth terhadap minat berkunjung dan dampaknya terhadap

keputusan berkunjung wisatawan ke Sukabumi. Penelitian ini juga dilakukan

untuk mengetahui seberapa besar tingkat signifikan variabel bebas terhadap

variabel terikat. Ruang lingkup penelitian dilakukan kepada wisatawan

Sukabumi yang merupakan mahasiswa yang ada di kota Tangerang Selatan

dan pernah melakukan perjalanan wisata ke Sukabumi.

Pemilihan ruang lingkup tersebut dilakukan dengan pertimbangan

bahwa di kota Tangerang selatan banyak terdapat perguruan tinggi, kemudian

mahasiswa yang ada di kota Tangerang Selatan terdiri dari berbagai daerah.

Selain itu mahasiswa juga bagian dari segmentasi youth dimana mereka

terbuka akan hal-hal baru. Keadaan tersebut didukung dengan adanya

teknologi internet yang banyak mengekspos keindahan alam di Sukabumi.

Dari segi biaya traveling biasanya mahasiswa memiliki kemampuan finansial

yang minim sehingga Sukabumi menjadi pilihan yang tepat untuk dikunjungi

bagi mahasiswa yang ada di kota Tangerang Selatan dengan biaya traveling

yang relatif terjangkau. Kemudian dari segi cuaca dan iklim Sukabumi dan

kota Tangerang Selatan sangatlah berbeda dimana kota Tangerang Selatan

memiliki cuaca yang cukup panas, lain halnya dengan Sukabumi yang sejuk

dan asri, sehingga Sukabumi menjadi salah satu pilihan tujuan wisata yang

tepat untuk mencari udara segar. Mahasiswa yang ada di Tangerang Selatan

juga merupakan objek yang paling terjangkau bagi peneliti.

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang

akan diteliti serta hubungan antar satu variabel dengan variabel yang lain dan

67

untuk melihat hubungan variabel eksogen City Branding (X1) dan Word of

Mouth (X2) terhadap variabel endogen yaitu minat berkunjung (Y1) dan

keputusan berkunjung (Y2) ke Sukabumi.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 90). Populasi yang dimaksud ialah

mahasiswa yang ada di kota Tangerang Selatan pada tahun 2018.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 91) sampel adalah sebagian atau

populasi yang diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu.

Dalam menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan tektik

non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012: 85). Teknik non

probability sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah

purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012: 87) purposive sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan yang dilakukan dalam memilih responden adalah

mahasiswa yang ada di kota Tangerang Selatan dan merupakan wisatawan

yang pernah mengunjungi Sukabumi dengan tujuan untuk rekreasi atau

68

bersenang-senang, seperti mengunjungi objek wisata, wisata kuliner,

event, mengunjungi tempat spa dan sebagainya.

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

pengambilan sampel menurut Wibisono (2003) dalam Riduwan (2007:50)

apabila populasi tidak diketahui secara pasti adalah sebagai berikut:

n = (

)

2

Dimana:

n = Besarnya sampel

Zα = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 1,96

dengan tingkat kepercayaan 95%

σ2 = Standar deviasi populasi (dipersamakan oleh tingkat kesalahan)

e = Tingkat kesalahan atau kesalahan maksimum yang dapat

ditoleransi.

Contoh perhitungan:

n =(

)

2 = (

)

2 = 96,04

Dengan demikian peneliti yakin dengan tingkat kepercayaan 95%

bahwa random berukuran 96,04 = 96 akan memberikan selisih estimasi

rata-rata dengan µ kurang dari 0,05. Jadi sampel yang diambil sebesar

100 orang dari semua mahasiswa yang ada di kota Tangerang Selatan

yang pernah berkunjung ke Sukabumi.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Dalam memperoleh data, penulis menggunakna data primer dan

data sekunder.

69

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya. Menurut Maholtra (2009: 120) data primer dibuat oleh

peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang

ditangani. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara lengkap

dari responden melalui daftar pertanyaan yang diajukan. Data primer

yang dikumpulkan meliputi data responden, pendapat responden

mengenai City Branding, Word of Mouth, minat berkunjung dan

keputusan berkunjung wisatawan.

Pada penelitian ini penulis akan menyebarkan kuisioner dengan

beberapa pertanyaan kepada konsumen yang pernah mengunjungi

Sukabumi guna memperoleh data untuk dianalisis. Kuesioner ini juga

menggunakan beberapa pertanyaan saringan di awal kuesioner yang

akan menanyakan apakah responden sudah pernah berkunjung ke

Sukabumi minimal sekali dan sudah berumur minimal 18 tahun serta

merupakan mahasiswa di Kota Tangerang Selatan. Jika pertanyaan

saringan itu terpenuhi oleh responden maka responden baru dianggap

sebagai responden penelitian dan boleh melanjutkan pengisian kuesioner

penelitian. Peneliti menyebarkan kuesioner ini secara online melalui

Google Form. Pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner dibuat dengan

skala likert. Skala likert adalah pengukuran dengan lima katagori respon

yang berkisar anatara “sangat setuju” dan “sangat tidak setuju” yang

mengharuskan responden menentukan derajat persetujuan atau

ketidaksetujuan responden terhadap masing-masing dari serangkaian

pertanyaan mengenai objek stimulus (Malhotra, 2009: 298). Skala 1-5

untuk memperoleh data yang bersifat numerical dan diberi skor atau

nilai. Untuk kategori pertanyaan dengan jawaban sangat tidak setuju

atau sangat setuju.

70

Tabel 3. 1 Skala Likert

No Jenis Jawaban Bobot

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju

(STS)

1

Sumber : Malhotra, 2009

Angka 1 (satu) menunjukan bahwa responden memberikan tanggapan

yang bersifat negatif (sangat tidak setuju) terhadap pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan, sedangkan angka 5 (lima) menunjukan

tanggapan yang bersifat positif (sangat setuju).

b. Data Sekunder

Menurut Maholtra (2009: 121) data sekunder adalah data yang telah

dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan suatu masalah

penelitian yang sedang dihadapi, data ini dapat ditemukan dengan

cepat serta tidak mahal. Data sekunder dapat diperoleh dan ditemukan

dari buku-buku, jurnal, dan sumber bacaan lain yang memiliki

relevansi dengan objek yang diteliti. Adapun data sekunder yang

digunakan pada penelitian ini yaitu dengan melakukan riset

kepustakaan. Dimana peneliti mengunjungi lembaga yang terkait

dengan penelitian, seperti perpustakaan FEB, Perpustakaan Utama

UIN, dan lembaga-lembaga lainnya yang dapat membantu penyusunan

skripsi. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,

membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data

dari internet.

71

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ni adalah metode

analisis yang penghitungannya dengan menggunakan SPSS 23. Kuesioner

menggunakan skala likert.

1. Uji kualitas data

a. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid bila terdapat kesamaan

antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada

objek yang diteliti, cara mengukurnya dengan mengkorelasikan antar skor

item instrumen dalam suatu faktor (Sugiyono, 2013:202). Korelasi

menggunakan korelasi product moment atau Pearson. Dalam penentuan

layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, Pengujian validitas

dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah

jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka

butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali,

2013:52-53).

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Adapun cara yang

digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini

menggunakna uji statistik Cronbach‟s Alpha. Kriteria penilian uji

reliabilitas menurut Nunnally (1994) yang dikutip oleh Ghazali (2013;48)

adalah jika nilai Cronbach‟s Alpha > 0,70 maka instrument penelitian

dianggap reliabel (Ghozali, 2013:48).

72

E. Analisis Jalur (Path Analysis)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis jalur.

Analisis jalur adalah analisis yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh

langsung dan tidak langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen.

Pertimbangan menggunakan analisis ini karena antara satu variabel dengan

variabel lainnya mempunyai hubungan. Sebuah diagram jalur, tanda panah

berujung ganda (↔) menunjukkan hubungan korelasi dan tanda panah satu

arah (→) menunjukkan hubungan kausal atau pengaruh langsung dari

variabel eksogen (X) terhadap variabel endogen (Y) (Riduwan, 2007:7).

Sedangkan analisis jalur menurut Rutherford dalam Pardede dan Manurung,

(2014:16) adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat

yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi

variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak

langsung.

Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi

berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan

(magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal

dalam seperangkat variabel. (Weblay dalam Pardede dan Manurung, 2014:17)

Analisis jalur sebagai model perluasan regresi yang digunakan untuk

menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan

sebab akibat yang dibandingkan dengan peneliti. Dari definisi-defini tersebut

dapat disimpulkan bahwa analisis jalur merupakan kepanjangan dari analisis

regresi berganda (Garson dalam Pardede dan Manurung, 2014:17)

Dalam menganalisis penelitian dengan menggunakan analisis jalur, ada

beberapa langkah secara berurutan yang harus dijalankan untuk memenuhi

penelitian yang benar dengan menggunakan analisis jalur (Pardede dan

Manurung, 2014:58-80):

73

a. Menentukan diagram jalurnya berdasarkan paradigma hubungan

variabel

b. Menentukan persamaan struktural

c. Menganalisis dengan menggunakan SPSS, analisis terdiri dari dua

langkah yaitu analisis substruktur I dan analisis substruktur II.

d. Interpretasi hasil perhitungan SPSS berdasarkan analisis regresi,

korelasi dan menentukan persamaan struktur berdasarkan diagram jalur

yang ditentukan.

e. Melakukan analisis jalur model trimming jika ada variabel eksogen

yang koefisien jalurnya tidak signifikan.

f. Melakukan Uji Sobel untuk menghitung pengaruh tidak langsung.

Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya,

maka peneliti harus merumuskan persamaan struktural dan diagram jalur. Hal

ini disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang dikembangkan oleh teori

yang digunakan untuk penelitian. Dimana diagram jalur ini dijelaskan tentang

hubungan antar variabel eksogen yaitu City branding (X1) dan Word of

Mouth (X2) dengan variabel endogen minat berkunjung (Y1) dan keputusan

berkunjung (Y2) dengan menggunakan diagram jalur sebagai berikut :

Gambar 3. 1 Diagram Jalur

Є2

Є1

ρy2x1

ρy1x1

rx1x2

ρy1y2

ρy1x2

ρy2x2

Sumber: diolah dari data sekunder, 2016

City Branding

(X1)

Keputusan

berkunjung (Y2)

Minat

Berkunjung (Y1)

Word of

Mouth (X2)

74

Diagram jalur di atas terdiri atas dua persamaan struktural, dimana X1

dan X2 adalah varaiabel eksogen serta Y1 dan Y2 adalah variabel endogen.

Persamaan struktural dapat dilihat sebagai berikut:

Struktur I :

Y1= ρx1y1X1 + ρx2y1X2 + Є1

Struktur II:

Y2= ρx1y2X1 + ρx2y2X2 + ρy1y2Y1 + Є2

1. Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui derajat

hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dasar pemikiran

analisis korelasi ini adalah perubahan antar variabel artinya, jika perubahan

suatu variabel diikuti perubahan variabel yang lain maka kedua variabel

tersebut saling berkorelasi.

Koefisien korelasi hanya menggambarkan keeratan hubungan antara

variabel tetapi tidak menggambarkan kekuatan kausalitas atau sebab-akibat,

karena korelasi hanya digunakan untuk mengukur derajat hubungan maka

dalam analisis korelasi tidak terdapat istilah variabel eksogen atau endogen.

(Pardede dan Manurung, 2014:29-31). Menurut Sarwono (2006:59) Koefisien

korelasi ialah pengukuran statistic kovarian atau asosiasi antara variable.

Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan -1. Koefisien

korelasi menunjukan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan

dua variable acak. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variable

mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai varabel X tinggi maka nilai

varibel Y juga akan tinggi. Sebaliknya jika koefisien korelasi negative, maka

kedua variable mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai X tinggi,

maka nilai varibel Y akan menjadi rendah. Peneliti menggunakan korelasi

Pearson atau product moment dengan menggunakan SPSS 22 untuk melihat

derajat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Untuk

mempermudah pemberian kategori koefisien korelasi maka dibuat kriteria

75

pengukuran berikut:

Tabel 3. 2 Kriteria Koefisien Korelasi

Nilai r Kriteria

0 Tidak ada korelasi

>0 s.d. 0,25 Korelasi sangat lemah

0,25 s.d. 0,5 Korelasi cukup kuat

0,5 s.d. 0,75 Korelasi kuat

0,75 s.d 0,99 Korelasi sangat kuat

1 Korelasi sempurna

Sumber: Sarwono, 2006

Untuk menentukan apakah korelasi dari masing-masing variabel

signifikan atau tidak diukur dari nilai signifikansi dari setiap hubungan

variabel. Nilai signifikansi harus lebih kecil nilainya dibanding nilai tingkat

toleransi yang digunakan. Dalam penelitian ini nilai toleransi yang digunakan

adalah 0,05.

2. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)

Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2, merupakan suatu

ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau

tidaknya suatu model yang terestimasi. Dengan kata lain, angka tersebut

dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data

sesungguhnya (Pardede dan Manurung, 2014:38-39). Rumus koefisien

determinasi adalah:

KD= Adjusted R Square x 100%

Nilai adjusted R square diperoleh dari output SPSS, kita mengambil

contoh jika substruktur I mempunyai adjusted R square 0,70 berarti koefisien

determinasi 70% yang berarti variabilitas endogen yang dapat diterangkan

dengan menggunakan variabel eksogen sebesar 70%, sementara pengaruh

sebesar 30% disebabkan oleh variabel diluar model substruktur ini. Dalam

ouput SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel model summary dan

tertulis R square yang sudah disesuaikan atau tertulis adjust R square, karena

76

disesuaikan dengan jumlah variabel independen (Ghozali, 2013:97).

3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji-F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien regresi

secara bersamaan, melihat pengaruh variabel eksogen pada variabel endogen

secara simultan. Ada beberapa langkah dalam menghitung uji F (Pardede dan

Manurung, 2014:63):

1) Menentukan hipotesis

2) Menghitung F-hitung yang diperoleh dari output SPSS dari tabel

ANOVA

3) Menghitung F-tabel dengan ketentuan tarif signifikansi 0,05 dan

derajat kebebasan dengan ketentuan numerator : (jumlah variabel/4-1)

dan denumerator (jumlah sampel/100-4)

4) Menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut:

Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

5) Mengambil Keputusan.

4. Uji Signifikan Parameter Individu (Uji Statistik t)

Setelah melakukan uji koefisien secara simultan, maka langkah

selanjutnya adalah menghitung koefisien secara individu dengan

menggunakan suatu uji dikenal dengan sebutan uji-t. Langkah-langkah dalam

menghitung uji-t ialah (Pardede dan Manurung, 2014:65):

1) Menentukan hipotesis

2) Mengetahui besarnya angka t-hitung diperoleh dari output SPSS

3) Mengetahui besanya angka t-tabel dengan ketentuan tarif signifikansi

0,05 dan derajat kebebasan (jumlah sampel/100-2)

4) Menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut:

Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

77

F. Uji Sobel

Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang

dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test)

(Ghozali, 2013:248). Uji sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan

pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M. Pengaruh tidak langsung X ke Y

melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur X M (a) dengan jalur M

Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c – c’), dimana c adalah pengaruh X

terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X

terhadap Y setelah mengontrol M. Standard error koefisien a dan b ditulis

dengan sa dan sb dan besarnya standard error pengaruh tidak langsung

(indirect effect) sab dihitung dengan rumus dibawah ini:

Sab = √b2sa

2 + a

2sb

2 + sa

2sb

2

Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka perlu

menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut:

t =

Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika nilai t hitung

lebih besar darinilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi.

Asumsi uji sobel memerlukan jumlah sampel yang besar, jika jumlah sampel

kecil, maka uji sobel menjadi kurang konservatif.

G. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. (

Sugiyono, 2012 : 59). Dalam penelitian ini menggunakan variabel

independen (bebas), variabel intervening, dan variabel dependen

(terikat).

78

a. Variabel Bebas

Variabel bebas (variable independent) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat (Sugiyono, 2012 :59), dalam penelitian ini variabel

bebas tersebut adalah :

1) City Branding (X1)

2) Word of Mouth (X2)

b. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang mempengaruhi

hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi hubungan

yang tidak langsung dan dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2012

:59). Dalam penelitian ini variabel Minat Berkunjung (Y1) merupakan

variabel yang mengintervensi hubungan kausal antara variabel bebas

(City Branding dan Word of Mouth) dengan variabel terikat yaitu

Keputusan berkunjung (Y2)

c. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2012 : 59). Dalam peneilitian ini variabel terikat adalah

Keputusan berkunjung.

2. Instrumen Penelitian

Operasional variabel merupakan penjabaran mengenai dimensi

variabel dan indikator yang digunakan pada penelitian ini. Selanjutnya

operasional variabel menggambarkan juga mengenai pengukuran atas

dimensi variabel dan indikator yang dikembangkan pada penelitian ini.

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala

pengukuran likert.

79

Tabel 3. 3 Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Dimensi Indikator Skala

1 City

Branding

Anholt,2007

Presence 1. Status dan

kedudukan kota

dimata

internasional

2. Kontribusi penting

kota ditingkat

dunia

Ordinal

Place 3. Aspek fisik kota

4. Kenyamanan kota

dalam melakukan

perjalanan

5. Keindahan

penataan kota

6. Kota memiliki

cuaca yang baik

Ordinal

Potential 7. Kota memberikan

kesempatan

ekonomi yang baik

8. Kota menawarkan

pendidikan kepada

masyarakat

9. Kota memiliki

kemudahan akses

sebagai pilihan

tempat tinggal

Ordinal

Pulse 10. Kota memiliki

nuansa gaya hidup

urban

11. Pengunjung mudah

menemukan hal-hal

menarik di kota

tersebut

Ordinal

People 12. Keramahan

penduduk kota

13. Penduduk dapat

bertukar budaya

dan bahasa

14. Kota menimbulkan

rasa aman

Ordinal

Prerequi

site

15. Kualitas dasar

kota

16. Kota memberikan

Ordinal

80

kepuasan dengan

akomodasi yang

disediakan

17. Kota memiliki

kemudahan akses

pemenuhan

kebutuhan

2 Word of

Mouth

(Godez dan

Mayzlin

2004)

18. Kota sering dibicarakan

19. Kota sering direkomendasikan

Ordinal

20. Banyak orang berbeda yang

membicarakan kota tersebut

21. Kecepatan berita tentang kota

tersebut

Ordinal

3 Minat

Berkunjung

Wisatawan

(Ferdinand,

2006 dalam

Effendy dan

Kunto, 2013)

22. Intensitas pencarian informasi Ordinal

23. Keinginan untuk segera

membeli/ memiliki suatu

produk

Ordinal

24. Preferensi bahwa produk

tertentu inilah yang

diinginkan, seseorang

bersedia mengabaikan pilihan

lain

Ordinal

4 Visiting

decision

(Keputusan

berkunjung)

(Damanik,W

eber dalam

Hurriyati

2015)

Destinati

on Area

25. Kaitan atau hubungan antara

tujuan para wistawaan dengan

kebutuhan para pengunjung.

26. Ketersediaan informasi terkait

tujuan wisata wisatawan.

Ordinal

Travelin

g Mode

27. Akses transportasi untuk

sampai di tempat tujuan wisata

28. Keberagaman alat-alat

transportasi yang tersedia

29. Kenyaman dari alat-alat

transportasi yang tersedia

Ordinal

Time and

Cost

30. Perjalanan wisata sesuai

dengan waktu yang ditetapkan

termasuk jam buka dan tutup

dari pariwisata yang dituju.

31. Perjalanan wisata tergantung

pada biaya perjalanan.

32. Perjalanan wisata tergantung

pada waktu luang untuk

melakukan perjalanan.

Ordinal

Travel

Agent

33. Ketergantungan wisatawan

terhadap travel agent ketika

Ordinal

81

melakukan perjalanan wisata.

Service

Source

34. Keberagaman dari jenis

pelayanan seperti pemandu

wisata, pusat souvenir,

photografer, dll

Ordinal

82

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Sukabumi

1. Deskripsi Kota Sukabumi Secara Singkat

Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa barat pada

koordinat 106o 45’ 50’’ Bujur Timur dan 106

o 45’ 10’’ Bujur Timur, 6

o 49’

29’’ Lintang Selatan dan 6o 50’ 44’’ Lintang Selatan, terletak di kaki Gunung

Gede dan Gunung Pangrango yang ketinggiannya 584 m di atas permukaan

laut, dengan suhu maksimum 29oC yang berjarak 120 km dari Ibukota

Negara (Jakarta) dan 96 km dari Ibukota Propinsi (Bandung) dengan luas

wilayah 4.800,231 ha. Memiliki penduduk sampai akhir Tahun 2002 tercatat

269.142 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata 50 jiwa/km2 yang

tersebar.

Wilayah Kota Sukabumi seluruhnya berbatasan dengan wilayah

Kabupaten Sukabumi yakni: di Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan

Cisaat dan Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi, Sebelah Selatan

dengan Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi, Sebelah Barat dengan

Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi, Sebelah Timur dengan Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

Salah satu provinsi di Indonesia yang tengah mengembangkan wisata

petualangan berbasis olahraga yaitu Provinsi Jawa Barat. Potensi alam yang

dimiliki Jawa Barat berupa gunung yang dapat dijadikan tempat untuk hiking

(pendakian), pantai untuk surfing (berselancar), sungai untuk rafting (arung

jeram), dan masih banyak potensi lainnya merupakan modal utama yang

dapat dikembangkan untuk wisata petualangan. Wisata petualangan

merupakan salah satu segmen wisata yang saat ini sedang berkembang pesat.

Salah satu daerah di Jawa Barat yang dikenal sebagai daerah tujuan

wisata petualangan yaitu Kabupaten Sukabumi. Sukabumi termasuk kedalam

83

kawasan wisata minat khusus Jabar Selatan, kawasan tersebut merupakan

salah satu dari sembilan kawasan wisata unggulan di Provinsi Jawa Barat

yang terdapat dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah

(RIPPDA) Jawa Barat. Kondisi geografis Sukabumi yang bergunung,

berbukit, dan bergelombang menyuguhkan panorama alam yang mendukung

untuk dikembangkan sebagai atraksi wisata petualangan. Kabupaten

Sukabumi merupakan kabupaten terluas di Jawa dan Bali, serta memiliki

objek wisata terbanyak di Provinsi Jawa Barat.

2. Visi dan Misi Dinas pariwisata Kota Jawa Barat

a. VISI :

” Terwujudnya Jawa Barat sebagai daerah budaya dan tujuan wisata

andalan”

b. MISI :

1. Pembinaan, pelestarian dan pengembangan asset budaya yang

mendukung upaya pengembangan Pariwisata Jawa Barat

2. Mengefektifkan kebudayaan sebagai aset daerah yang mendukung

kepada pengembangan Usaha Jasa Pariwisata

3. Mempromosikan Kepariwisataan Jawa Barat

4. Meningkatkan sumber daya manusia Kebudayaan dan Kepariwisataan

5. Memuliakan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam aspek jarahnitra

dan tradisi Jawa Barat

B. Analisis Dan Pembahasan

1. Deskripsi Data Responden

Terlebih dahulu akan dikemukakan gambaran karakteristik responden

yang digunakan untuk melengkapi penelitian meliputi jenis kelamin, rentang

usia, serta kuantitas berkunjung ke Sukabumi dalam satu tahun terakhir.

Responden dalam penelitian ini ialah adalah mahasiswa yang ada di kota

Tangerang Selatan dan merupakan wisatawan yang pernah mengunjungi

84

Sukabumi dengan tujuan untuk rekreasi atau bersenang-senang, seperti

mengunjungi objek wisata, wisata kuliner, event, mengunjungi tempat spa dan

sebagainya.

Adapun uraian gambaran umum responden pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Karakteristik responden menurut jenis kelamin

Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut jenis kelamin

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 1 Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Pria 76 76.0 76.0 76.0

Wanita 24 24.0 24.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa responden terbanyak berjenis

kelamin wanita yaitu berjumlah 76 responden atau sebanyak 76%,

sedangkan responden berjenis kelamin pria berjumlah 24 responden atau

sebanyak 24%.

b. Karakteristik Responden Menurut Usia

Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut usia dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

85

Tabel 4. 2 Usia responden

Usia

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid <18 tahun 2 2.0 2.0 2.0

19 - 25 tahun 68 68.0 68.0 70.0

26-30 tahun 15 15.0 15.0 85.0

> 30 tahun 15 15.0 15.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa responden yang memiliki usia

kurang dari 18 tahun berjumlah 2 responden atau sebanyak 2%, jumlah

responden yang memiliki usia 19 sampai 25 tahun berjumlah 68 responden

atau sebanyak 68%, dan jumlah responden yang memiliki usia lebih dari

26-30 tahun berjumlah 15 responden atau sebanyak 15%, dan usia diatas 30

tahun berjumlah 15 atau sebanyak 15%

c. Karakteristik Responden Menurut penghasilan

Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut usia dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 3 Penghasilan responden

Pengahasilan

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid < Rp. 1.000.000,- 39 39.0 39.0 39.0

> Rp. 3.000.000,- 34 34.0 34.0 73.0

Rp. 1.000.000,-

s/d Rp. 1.999.999

18 18.0 18.0 91.0

Rp. 2.000.000,-

s/d Rp. 2.999.999

9 9.0 9.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa responden yang memiliki

penghasilan <1.000.000,- berjumlah 39 responden atau sebanyak 39%,

jumlah responden yang memiliki penghasilan >3.000.000,- berjumlah 34

86

responden atau sebanyak 34%, dan jumlah responden yang memiliki

penghasilan 1.000.000,-1.999.999 berjumlah 18 responden atau sebanyak

18%, dan 2.000.000, - 2.999.999 berjumlah 9 atau sebanyak 9%.

d. Karakteristik Responden Menurut Domisili Tempat Tinggal

Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut usia dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 4 Domisili Responden

Domisili

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Bogor 6 6.0 6.0 6.0

Depok 12 12.0 12.0 18.0

Jakarta 40 40.0 40.0 58.0

Tangerang

dan sekitar

42 42.0 42.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa responden yang berdomisili di

Bogor berjumlah 6 responden atau sebanyak 6%, jumlah responden yang

berdomisili di Depok berjumlah 12 responden atau sebanyak 12%, dan

jumlah responden yang berdomisili Jakarta berjumlah 40 responden atau

sebanyak 40%, dan dan yang berdomisili di tangerang dan sekitar

berjumlah 42 atau sebanyak 42%.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

keusioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson

Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat

signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat

dikatakan valid. Selain itu, kriteria yang digunakan dalam menentukan

valid tidaknya pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam

87

penelitian ini ialah tingkat kepercayaan 95% (α = 5%), jumlah responden

sebanyak 30 responden untuk pra uji, dibandingkan dengan nilai r tabel =

0,361 didapat dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam

hal ini n adalah jumlah sampel pra uji yaitu 30 responden. Suatu kuesioner

dikatakan valid apabila r hitung lebih besar daripada r tabel. Kuesioner

dibagi menjadi empat bagian pertanyaan, variabel City Branding (X1)

dengan 17 pertanyaan , variabel Word of mouth (X2) dengan 4 pertanyaan,

variabel Minat Berkunjung (Y1) dengan 3 pertanyaan, variabel Keputusan

Berkunjung (Y2) dengan 10 pertanyaan.

1) Variabel City Branding

Tabel 4. 5 Uji Validitas: City Branding (X1)

No Pertanyaan

Nilai r

table

Nilai r

hitung Keterangan

1 City Branding 1 0,361 0,602 Valid

2 City Branding 2 0,361 0,558 Valid

3 City Branding 3 0,361 0,775 Valid

4 City Branding 4 0,361 0,706 Valid

5 City Branding 5 0,361 0,607 Valid

6 City Branding 6 0,361 0,384 Valid

7 City Branding 7 0,361 0,491 Valid

8 City Branding 8 0,361 0,670 Valid

9 City Branding 9 0,361 0,534 Valid

10 City Branding 10 0,361 0,604 Valid

11 City Branding 11 0,361 0,450 Valid

12 City Branding 12 0,361 0,798 Valid

13 City Branding 13 0,361 0,497 Valid

14 City Branding 14 0,361 0,398 Valid

15 City Branding 15 0,361 0,662 Valid

16 City Branding 16 0,361 0,693 Valid

17 City Branding 17 0,361 0,588 Valid

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel City Branding

memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan r

hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,361.

88

2) Variabel Word of mouth

Tabel 4. 6 Uji Validitas: Word of mouth (X2)

No Pertanyaan

Nilai r

table

Nilai r

hitung Keterangan

1 Word of mouth 1 0,361 0,512 Valid

2 Word of mouth 2 0,361 0,728 Valid

3 Word of mouth 3 0,361 0,718 Valid

4 Word of mouth 4 0,361 0,618 Valid

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel Word of mouth memiliki kriteria

valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan r hitung lebih besar dari r tabel

yaitu 0,361.

3) Variabel Minat Berkunjung

Tabel 4. 7 Uji Validitas: Minat Berkunjung (Y1)

No Pertanyaan

Nilai r

table

Nilai r

hitung Keterangan

1 Minat Berkunjung 1 0,361 0,724 Valid

2 Minat Berkunjung 2 0,361 0,480 Valid

3 Minat Berkunjung 3 0,361 0,438 Valid

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel Minat Berkunjung memiliki

kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan r hitung lebih besar

dari r tabel yaitu 0,361.

89

4) Variabel Keputusan Berkunjung

Tabel 4. 8 Uji Validitas: Keputusan Berkunjung (Y2)

No Pertanyaan

Nilai r

tabel

Nilai r

hitung Keterangan

1 Keputusan Berkunjung1 0,361 0,751 Valid

2 Keputusan Berkunjung2 0,361 0,591 Valid

3 Keputusan Berkunjung3 0,361 0,789 Valid

4 Keputusan Berkunjung4 0,361 0,815 Valid

5 Keputusan Berkunjung5 0,361 0,819 Valid

6 Keputusan Berkunjung6 0,361 0,606 Valid

7 Keputusan Berkunjung7 0,361 0,623 Valid

8 Keputusan Berkunjung8 0,361 0,544 Valid

9 Keputusan Berkunjung9 0,361 0,617 Valid

10 Keputusan Berkunjung10 0,361 0,499 Valid

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel Keputusan Berkunjung memiliki

kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan r hitung lebih besar

dari r tabel yaitu 0,361.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur kehandalan

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika instrumen

yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013:202). Kirteria penilain uji

reliabilitas menurut Nunnally (1994) yang dikutip oleh Ghazali (2013;48)

adalah jika nilai Cronbach‟s Alpha > 0,70 maka instrument penelitian

dianggap reliabel. Perhitungan koefisien Cronbach‟s Alpha dilakukan

dengan menggunakan software SPSS versi 23.0.

Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari variabel City Branding (X1)

dengan 17 pertanyaan, variabel Word of mouth (X2) dengan 4 pertanyaan,

variabel Minat Berkunjung (Y1) dengan 3 pertanyaan, variabel Keputusan

Berkunjung (Y2) dengan 10 pertanyaan.

90

1) Variabel City Branding

Tabel 4. 9 Uji Reliabilitas: City Branding

Reliability Statistics

Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan

City Branding 0,893 17 Reliabel

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.9 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel City

Branding sebesar 0,993. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s

Alpha lebih besar dari 0,70.

2) Variabel Word of mouth

Tabel 4. 10 Uji Reliabilitas: Word of mouth

Reliability Statistics

Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan

Word of Mouth 0,750 4 Reliabel

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.10 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel Word of

mouth sebesar 0,750. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertanyaan

dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha lebih

besar dari 0,70.

3) Variabel Minat Berkunjung

Tabel 4. 11 Uji Reliabilitas: Minat Berkunjung

Reliability Statistics

Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan

Minat Berkunjung 0,725 3 Reliabel

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

91

Tabel 4.11 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel minat

berkunjung sebesar 0,725. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s

Alpha lebih besar dari 0,70.

4) Variabel Keputusan Berkunjung

Tabel 4. 12 Uji Reliabilitas: Keputusan Berkunjung

Reliability Statistics

Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan

Keputusan Berkunjung 0,882 10 Reliabel

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.12 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel keputusan

berkunjung sebesar 0,882. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s

Alpha lebih besar dari 0,70.

3. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menganalisis data berdasarkan atas

hasil yang diperoleh dari jawaban responden terhadap masing-masing indikator

pengukur variabel. Statistik deskriptif pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. City Branding (X1)

Dalam penelitian variabel City Branding ini digunakan 17 butir

pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:

92

Tabel 4. 13 “Sukabumi merupakan kota yang sudah diakui sebagai kota wisata

oleh wisatawan mancanegara”

cb1

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak setuju 10 10.0 10.0 10.0

Netral 32 32.0 32.0 42.0

Setuju 47 47.0 47.0 89.0

Sangat Setuju 11 11.0 11.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa tidak ada responden yang

menyatakan sangat tidak setuju dan 10 tidak setuju, terdapat 32 responden

yang menyatakan netral, 47 responden menyatakan setuju, dan 11 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan

“Sukabumi merupakan kota yang sudah diakui sebagai kota wisata oleh

wisatawan mancanegara”

Tabel 4. 14 “Geopark Ciletuh Sukabumi sudah diakui sebagai warisan dunia

oleh UNESCO”

cb2

Frequency Percen

t

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0

Netral 22 22.0 22.0 24.0

Setuju 47 47.0 47.0 71.0

Sangat Setuju 29 29.0 29.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa tidak ada responden yang

menyatakan sangat tidak setuju dan 2 tidak setuju, terdapat 47 responden yang

menyatakan netral, 47 responden menyatakan setuju, dan 29 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan

93

“Geopark Ciletuh Sukabumi sudah diakui sebagai warisan dunia oleh

UNESCO”

Tabel 4. 15 “Sebagian besar sarana dan pra sarana kota sudah terpenuhi

dengan lengkap”

cb3

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

2 2.0 2.0 2.0

Tidak setuju 10 10.0 10.0 12.0

Netral 35 35.0 35.0 47.0

Setuju 48 48.0 48.0 95.0

Sangat setuju 5 5.0 5.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 2 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 10 tidak setuju, terdapat 35 responden yang menyatakan

netral, 48 responden menyatakan setuju, dan 5 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak

responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sebagian besar

sarana dan pra sarana kota sudah terpenuhi dengan lengkap”

Tabel 4. 16 “Tersedianya jaringan transportasi yang memadai di Sukabumi

dengan jalan yang terawat dengan baik”

cb4

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak setuju 12 12.0 12.0 12.0

Netral 32 32.0 32.0 44.0

Setuju 51 51.0 51.0 95.0

Sangat

Setuju

5 5.0 5.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 2 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 10 tidak setuju, terdapat 35 responden yang menyatakan

94

netral, 48 responden menyatakan setuju, dan 5 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak

responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Tersedianya jaringan

transportasi yang memadai di Sukabumi dengan jalan yang terawat dengan

baik”.

Tabel 4. 17 “Sukabumi memiliki tata kota yang baik dan indah di dukung

dengan banyak taman dan hutan kota di sekitar Sukabumi”

cb5

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulativ

e Percent

Valid Tidak setuju 5 5.0 5.0 5.0

Netral 11 11.0 11.0 16.0

Setuju 74 74.0 74.0 90.0

Sangat Setuju 10 10.0 10.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa tidak ada responden yang

menyatakan sangat tidak setuju dan 5 tidak setuju, terdapat 11 responden yang

menyatakan netral, 74 responden menyatakan setuju, dan 10 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan

“Sukabumi memiliki tata kota yang baik dan indah di dukung dengan banyak

taman dan hutan kota di sekitar Sukabumi”.

95

Tabel 4. 18 “Sukabumi memiliki cuaca yang relatif baik dan nyaman sepanjang

tahun”

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.18 di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju dan 1 tidak setuju, terdapat 10 responden yang

menyatakan netral, 51 responden menyatakan setuju, dan 37 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan

“Sukabumi memiliki cuaca yang relatif baik dan nyaman sepanjang tahun”

cb6

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 1 1.0 1.0 2.0

Netral 10 10.0 10.0 12.0

Setuju 51 51.0 51.0 63.0

Sangat setuju 37 37.0 37.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

96

Tabel 4. 19 “Sukabumi menyediakan banyak peluang bagi investor untuk

menciptakan lapangan kerja”

cb7

Frequency Percen

t

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Vali

d

Sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 1 1.0 1.0 2.0

Netral 14 14.0 14.0 16.0

Setuju 50 50.0 50.0 66.0

Sangat setuju 34 34.0 34.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.19 di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju dan 1 tidak setuju, terdapat 14 responden yang

menyatakan netral, 50 responden menyatakan setuju, dan 34 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan

“Sukabumi menyediakan banyak peluang bagi investor untuk menciptakan

lapangan kerja”

97

Tabel 4. 20 “Sukabumi merupakan tempat yang layak untuk menempuh

pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi”

Cb8

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0

Netral 5 5.0 5.0 9.0

Setuju 50 50.0 50.0 59.0

Sangat setuju 41 41.0 41.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 3 tidak setuju, terdapat 5 responden yang menyatakan netral,

50 responden menyatakan setuju, dan 41 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden

yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi merupakan tempat

yang layak untuk menempuh pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan

tinggi”.

98

Tabel 4. 21 “Sukabumi merupakan tempat yang nyaman untuk ditinggali dan

akses yang baik”

Cb9

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

2 2.0 2.0 2.0

Tidak Setuju 1 1.0 1.0 3.0

Netral 6 6.0 6.0 9.0

Setuju 53 53.0 53.0 62.0

Sangat setuju 38 38.0 38.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 2 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 1 tidak setuju, terdapat 6 responden yang menyatakan netral,

53 responden menyatakan setuju, dan 38 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden

yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi merupakan tempat

yang nyaman untuk ditinggali dan akses yang baik”.

99

Tabel 4. 22 “Sukabumi merupakan tempat yang mendukung gaya hidup

modern”

Cb10

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 2 2.0 2.0 3.0

Netral 7 7.0 7.0 10.0

Setuju 56 56.0 56.0 66.0

Sangat setuju 34 34.0 34.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 2 tidak setuju, terdapat 7 responden yang menyatakan netral,

56 responden menyatakan setuju, dan 34 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden

yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi merupakan tempat

yang mendukung gaya hidup modern”.

100

Tabel 4. 23 “Banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi dan dilihat di

Sukabumi”

Cb11

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0

Netral 13 13.0 13.0 17.0

Setuju 46 46.0 46.0 63.0

Sangat setuju 37 37.0 37.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 3 tidak setuju, terdapat 13 responden yang menyatakan

netral, 46 responden menyatakan setuju, dan 37 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak

responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya menjalankan

shalat,puasa,dan haji(jika mampu)”.

101

Tabel 4. 24 “Penduduk disukabumi terkenal dengan keramahan

masyarakatnya”

Cb12

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 2 2.0 2.0 3.0

Netral 19 19.0 19.0 22.0

Setuju 45 45.0 45.0 67.0

Sangat

setuju

33 33.0 33.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 2 tidak setuju, terdapat 19 responden yang menyatakan

netral, 45 responden menyatakan setuju, dan 33 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak

responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Penduduk

disukabumi terkenal dengan keramahan masyarakatnya”.

102

Tabel 4. 25 “Sukabumi memiliki beragam budaya”

Cb13

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak setuju 0 0 0 1.0

Netral 15 15.0 15.0 16.0

Setuju 55 55.0 55.0 71.0

Sangat Setuju 29 29.0 29.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 0 tidak setuju, terdapat 15 responden yang menyatakan

netral, 55 responden menyatakan setuju, dan 29 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak

responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi memiliki

beragam budaya”.

103

Tabel 4. 26 “Sukabumi merupakan tempat yang aman dan menyenangkan

untuk dikunjungi oleh orang asing, teman atau keluarga”

Cb14

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 9 9.0 9.0 10.0

Netral 20 20.0 20.0 30.0

Setuju 43 43.0 43.0 73.0

Sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 9 tidak setuju, terdapat 20 responden yang menyatakan

netral, 43 responden menyatakan setuju, dan 27 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak

responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi

merupakan tempat yang aman dan menyenangkan untuk dikunjungi oleh

orang asing, teman atau keluarga”

104

Tabel 4. 27 “Sukabumi merupakan tempat yang aman dan menyenangkan

untuk dikunjungi oleh orang asing, teman atau keluarga”

Cb15

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

3 3.0 3.0 3.0

Tidak Setuju 26 26.0 26.0 29.0

Netral 24 24.0 24.0 53.0

Setuju 29 29.0 29.0 82.0

Sangat setuju 18 18.0 18.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 3 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 26 tidak setuju, terdapat 24 responden yang menyatakan

netral, 29 responden menyatakan setuju, dan 18 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak

responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi

merupakan tempat yang aman dan menyenangkan untuk dikunjungi oleh

orang asing, teman atau keluarga.

105

Tabel 4. 28 “Sukabumi menyediakan akomodasi yang baik untuk wisatawan

lokal maupun mancanegara”

Cb16

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 23 23.0 23.0 24.0

Netral 22 22.0 22.0 46.0

Setuju 30 30.0 30.0 76.0

Sangat setuju 24 24.0 24.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 23 tidak setuju, terdapat 22 responden yang menyatakan

netral, 30 responden menyatakan setuju, dan 24 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak

responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi

menyediakan akomodasi yang baik untuk wisatawan lokal maupun

mancanegara”.

106

Tabel 4. 29 “Mudah mencari rumah sakit, pasar, sekolahan dan tempat ibadah

di Sukabumi”

Cb17

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 8 8.0 8.0 9.0

Netral 27 27.0 27.0 36.0

Setuju 46 46.0 46.0 82.0

Sangat setuju 18 18.0 18.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 8 tidak setuju, terdapat 27 responden yang menyatakan netral,

46 responden menyatakan setuju, dan 18 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden

yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Mudah mencari rumah sakit,

pasar, sekolahan dan tempat ibadah di Sukabumi”.

b. Word of mouth (X2)

Dalam penelitian variabel Word of mouth ini digunakan 4 butir

pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:

107

Tabel 4. 30 “Sukabumi merupakan sebagai tempat dengan tujuan banyak

tujuan wisata dan kuliner yang sudah terkenal”

Wom1

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak

Setuju

6 6.0 6.0 7.0

Netral 22 22.0 22.0 29.0

Setuju 51 51.0 51.0 80.0

Sangat

setuju

20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 6 tidak setuju, terdapat 22 responden yang menyatakan netral,

51 responden menyatakan setuju, dan 20 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden

yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi merupakan sebagai

tempat dengan tujuan banyak tujuan wisata dan kuliner yang sudah terkenal”.

108

Tabel 4. 31 “Sukabumi banyak di rekomendasikan sebagai tempat wisata di

Indonesia”

Wom2

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

2 2.0 2.0 2.0

Tidak Setuju 7 7.0 7.0 9.0

Netral 13 13.0 13.0 22.0

Setuju 51 51.0 51.0 73.0

Sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 2 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 7 tidak setuju, terdapat 13 responden yang menyatakan netral,

51 responden menyatakan setuju, dan 27 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden

yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi banyak di

rekomendasikan sebagai tempat wisata di Indonesia”.

109

Tabel 4. 32 “Sukabumi menjadi tempat yang sering dibicarakan oleh wisatawan

lokal maupun mancanegara”

Wom3

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Vali

d

Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 12 12.0 12.0 13.0

Netral 22 22.0 22.0 35.0

Setuju 50 50.0 50.0 85.0

Sangat setuju 15 15.0 15.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 12 tidak setuju, terdapat 22 responden yang menyatakan netral,

50 responden menyatakan setuju, dan 15 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden

yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi menjadi tempat yang

sering dibicarakan oleh wisatawan lokal maupun mancanegara”.

110

Tabel 4. 33 “Sukabumi menjadi tempat yang sering dibicarakan oleh wisatawan

lokal maupun mancanegara”

Wom4

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 13 13.0 13.0 14.0

Netral 32 32.0 32.0 46.0

Setuju 37 37.0 37.0 83.0

Sangat setuju 17 17.0 17.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 13 tidak setuju, terdapat 32 responden yang menyatakan

netral, 37 responden menyatakan setuju, dan 17 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak

responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Berita mengenai

perkembangan Sukabumi mudah diperoleh”.

c. Minat Berkunjung (Y)

Dalam penelitian variabel minat berkunjung ini digunakan 3 butir

pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:

111

Tabel 4. 34 “Pencarian kata kunci “Sukabumi” di google merupakan salah satu

pencarian yang tinggi sebagai tujuan wisata”

M1

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0

Netral 37 37.0 37.0 41.0

Setuju 40 40.0 40.0 81.0

Sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 3 tidak setuju, terdapat 37 responden yang menyatakan netral,

40 responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden

yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Pencarian kata kunci

“Sukabumi” di google merupakan salah satu pencarian yang tinggi sebagai

tujuan wisata.”.

112

Tabel 4. 35 “Sukabumi mengalami lonjakan pemesanan hotel setiap hari libur

dan di akhir minggu”

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 5 tidak setuju, terdapat 26 responden yang menyatakan netral,

45 responden menyatakan setuju, dan 23 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden

yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sukabumi mengalami lonjakan

pemesanan hotel setiap hari libur dan di akhir minggu”.

M2

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 5 5.0 5.0 6.0

Netral 26 26.0 26.0 32.0

Setuju 45 45.0 45.0 77.0

Sangat

setuju

23 23.0 23.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

113

Tabel 4. 36 “Sukabumi menjadi daerah yang dijadikan pilihan ketika ingin

berlibur menikmati suasana pedesaan”

M3

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0

Netral 14 14.0 14.0 18.0

Setuju 52 52.0 52.0 70.0

Sangat setuju 30 30.0 30.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 3 tidak setuju, terdapat 14 responden yang menyatakan netral,

52 responden menyatakan setuju, dan 30 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden

yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya mengetahui produk

simpanan bank syariah berdasarkan pengalaman teman/saudara/keluarga”.

d. Keputusan Berkunjung (Z)

Dalam penelitian variabel keputusan berkunjung ini digunakan 10 butir

pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:

114

Tabel 4. 37 “Berbagai kebutuhan para wisatawan sudah terpenuhi sesuai

dengan tujuan melakukan wisata”

K1

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulativ

e Percent

Valid Tidak setuju 5 5.0 5.0 5.0

Netral 11 11.0 11.0 16.0

Setuju 74 74.0 74.0 90.0

Sangat Setuju 10 10.0 10.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa tidak ada responden yang

menyatakan sangat tidak setuju dan 5 tidak setuju, terdapat 11 responden yang

menyatakan netral, 74 responden menyatakan setuju, dan 10 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan

“Berbagai kebutuhan para wisatawan sudah terpenuhi sesuai dengan tujuan

melakukan wisata”.

Tabel 4. 38 “Informasi mengenai lokasi wisata di Sukabumi mudah diperoleh”

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

K2

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 1 1.0 1.0 2.0

Netral 10 10.0 10.0 12.0

Setuju 51 51.0 51.0 63.0

Sangat setuju 37 37.0 37.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

115

Tabel 4.18 di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju dan 1 tidak setuju, terdapat 10 responden yang

menyatakan netral, 51 responden menyatakan setuju, dan 37 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan

“Informasi mengenai lokasi wisata di Sukabumi mudah diperoleh”

Tabel 4. 39 “Sarana dan pra sarana transportasi sudah baik untuk mencapai

tempat wisata”

K3

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Vali

d

Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 1 1.0 1.0 2.0

Netral 14 14.0 14.0 16.0

Setuju 50 50.0 50.0 66.0

Sangat setuju 34 34.0 34.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel 4.19 di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju dan 1 tidak setuju, terdapat 14 responden yang

menyatakan netral, 50 responden menyatakan setuju, dan 34 responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Sarana

dan pra sarana transportasi sudah baik untuk mencapai tempat wisata”

116

Tabel 4. 40 “Tersedianya beragam transportasi untuk menuju tempat wisata”

K4

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0

Netral 5 5.0 5.0 9.0

Setuju 50 50.0 50.0 59.0

Sangat setuju 41 41.0 41.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 3 tidak setuju, terdapat 5 responden yang menyatakan netral,

50 responden menyatakan setuju, dan 41 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden

yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Tersedianya beragam

transportasi untuk menuju tempat wisata”.

117

Tabel 4. 41 “Transpotasi tersedia memberikan kenyamanan bagi wisatawan”

K5

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

2 2.0 2.0 2.0

Tidak Setuju 1 1.0 1.0 3.0

Netral 6 6.0 6.0 9.0

Setuju 53 53.0 53.0 62.0

Sangat setuju 38 38.0 38.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 2 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 1 tidak setuju, terdapat 6 responden yang menyatakan netral,

53 responden menyatakan setuju, dan 38 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden

yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Transpotasi tersedia

memberikan kenyamanan bagi wisatawan”.

118

Tabel 4. 42 “Informasi mengenai waktu operasional tempat wisata sudah

sesuai”

K6

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 2 2.0 2.0 3.0

Netral 7 7.0 7.0 10.0

Setuju 56 56.0 56.0 66.0

Sangat setuju 34 34.0 34.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 2 tidak setuju, terdapat 7 responden yang menyatakan netral,

56 responden menyatakan setuju, dan 34 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden

yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Informasi mengenai waktu

operasional tempat wisata sudah sesuai”.

119

Tabel 4. 43 “Biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan untuk menuju tempat

wisata sesuai dengan lokasi”

K7

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0

Netral 13 13.0 13.0 17.0

Setuju 46 46.0 46.0 63.0

Sangat setuju 37 37.0 37.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat tidak

setuju dan 3 tidak setuju, terdapat 13 responden yang menyatakan netral, 46

responden menyatakan setuju, dan 37 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang

menyatakan setuju terhadap pernyataan “Biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan

untuk menuju tempat wisata sesuai dengan lokasi”.

120

Tabel 4. 44 “Waktu tempuh menuju lokasi tergantung dari jauh dekat lokasi

tempat wisata”

K8

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 2 2.0 2.0 3.0

Netral 19 19.0 19.0 22.0

Setuju 45 45.0 45.0 67.0

Sangat setuju 33 33.0 33.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

`Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat tidak

setuju dan 2 tidak setuju, terdapat 19 responden yang menyatakan netral, 45

responden menyatakan setuju, dan 33 responden menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang

menyatakan setuju terhadap pernyataan “Waktu tempuh menuju lokasi tergantung

dari jauh dekat lokasi tempat wisata”.

121

Tabel 4. 45 “Travel agent menyediakan semua kebutuhan wisatawan untuk

melakukan perjalanan”

K9

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak setuju 0 0 0 1.0

Netral 15 15.0 15.0 16.0

Setuju 55 55.0 55.0 71.0

Sangat

Setuju

29 29.0 29.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 0 tidak setuju, terdapat 15 responden yang menyatakan

netral, 55 responden menyatakan setuju, dan 29 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak

responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Travel agent

menyediakan semua kebutuhan wisatawan untuk melakukan perjalanan”.

122

Tabel 4. 46 “Tersedia berbagai macam pelayanan bagi wisatawan, seperti

pemandu wisata, pusat souvenir, photografer, dan lain-lain”

K10

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat tidak

setuju

1 1.0 1.0 1.0

Tidak Setuju 9 9.0 9.0 10.0

Netral 20 20.0 20.0 30.0

Setuju 43 43.0 43.0 73.0

Sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Tabel di atas menjelaskan bahwa 1 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju dan 9 tidak setuju, terdapat 20 responden yang menyatakan

netral, 43 responden menyatakan setuju, dan 27 responden menyatakan sangat

setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak

responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Tersedia berbagai

macam pelayanan bagi wisatawan, seperti pemandu wisata, pusat souvenir,

photografer, dan lain-lain”

4. Analisis Jalur (Path Analysis)

Teknik pengolahan data selanjutnya adalah dengan menggunakan analisis

jalur (path analysis), dimana analisis jalur ini berfungsi untuk mengetahui

pengaruh langsung dan tidak langsung dari sekumpulan variabel yaitu variabel

eksogen terhadap variabel endogen, pengujian yang harus dilakukan ialah:

a. Koefisien Korelasi

Dalam metode analisis jalur, untuk mengetahui derajat hubungan

antara satu variabel dengan variabel lainnya. Koefisien korelasi hanya

menggambarkan keeratan hubungan antara variabel tetapi tidak

123

menggambarkan kekuatan kausalitas atau sebab-akibat, karena korelasi

hanya digunakan untuk mengukur derajat hubungan maka dalam analisis

korelasi tidak terdapat istilah variabel eksogen atau endogen.

Tabel 4. 47 Kriteria Koefisien Korelasi

Nilai r Kriteria

0 Tidak ada korelasi

>0 s.d. 0,25 Korelasi sangat lemah

0,25 s.d. 0,5 Korelasi cukup kuat

0,5 s.d. 0,75 Korelasi kuat

0,75 s.d 0,99 Korelasi sangat kuat

1 Korelasi sempurna

Sumber: Sarwono, 2006

Untuk mempermudah pemberian kategori koefisien korelasi maka

dibuat kriteria pengukuran seperti pada tabel 4.47. Untuk menentukan apakah

korelasi dari masing-masing variabel signifikan atau tidak diukur dari nilai

signifikansi dari setiap hubungan variabel. Nilai signifikansi harus lebih kecil

nilainya dibanding nilai tingkat toleransi yang digunakan. Dalam penelitian

ini nilai toleransi yang digunakan adalah 0,05. Setelah memproses data

dengan SPSS, hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel

124

Tabel 4. 48 Koefisien Korelasi

Correlations

City

Branding

Word of

Mouth

Minat

Berkunjung

Keputusan

Berkunjung

City

Branding

Pearson Correlation 1 ,716**

,715**

,821**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100

Word of

Mouth

Pearson Correlation ,716**

1 ,627**

,661**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100

Minat

Berkunju

ng

Pearson Correlation ,715**

,627**

1 ,652**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100

Keputusa

n

Berkunju

ng

Pearson Correlation ,821**

,661**

,652**

1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Dari hasil data pada tabel 4.48 dapat dilihat bahwa empat hubungan

dikategorikan memiliki hubungan korelasi cukup kuat dan dua hubungan

lainnya dikategorikan berhubungan kuat. Nilai signifikansi semua hubungan

yaitu 0,000 lebih kecil dari dibanding nilai toleransi yang ditetapkan yaitu

0,05 ini berarti semua korelasi signifikan. Dapat disimpulkan hasil data SPSS

pada tabel 4.sebagai berikut:

125

Tabel 4. 49 Pengujian Hubungan Antar Variabel

Hubungan Koefisien

Kolerasi

Kategori Probabilitas Kesimpul

an

City Branding (X1)

dengan Word of mouth

(X2)

0,716 Korelasi

kuat

0,000 Signifikan

City Branding (X1)

dengan Minat

Berkunjung (Y)

0,715 Korelasi

kuat

0,000 Signifikan

City Branding (X1)

dengan Keputusan

Berkunjung (Z)

0,821 Korelasi

sangat

kuat

0,000 Signifikan

Word of mouth (X2)

dengan Minat

Berkunjung (Y)

0,627 Korelasi

kuat

0,000 Signifikan

Word of mouth (X2)

dengan Keputusan

Berkunjung (Z)

0,661 Korelasi

kuat

0,000 Signifikan

Minat Berkunjung (Y)

dengan Keputusan

Berkunjung (Z)

0,652 Korelasi

kuat

0,000 Signifikan

Sumber: Data primer diolah, 2018

b. Koefisien Determinasi

1) Koefisien Determinasi Struktur I

Tabel 4. 50 Koefisien Determinasi Struktur I

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,733a ,538 ,528 1,230

a. Predictors: (Constant), Word of Mouth, City Branding

Sumber: Data primer diolah, 2018

126

Pada tabel 4.50 didapat model analisis jalur dengan nilai

koefisien kolerasi (R) sebesar 0,733. Nilai koefisien determinasi (R

Square) sebesar 0,538 (53,8%). Nilai R square sebesar 53,8% ini

menunjukkan bahwa pengaruh city branding dan word of mouth

terhadap minat berkunjung secara gabungan adalah 53,8%, sedangkan

sisanya sebesar 0,462 atau 46.2% (100% - 53,8%) adalah

kemungkinan terdapat aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh

terhadap variabel minat berkunjung. Probabilitas variabel minat

berkunjung dapat dijelaskan sebesar 53.8% dengan variabel city

branding dan word of mouth.

2) Koefisien Determinasi Struktur II

Tabel 4. 51 Koefisien Determinasi Struktur II

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,815a ,665 ,654 2,862

a. Predictors: (Constant), Minat Berkunjung, City Branding, Word of

Mouth

Sumber: Data primer diolah, 2018

Pada tabel 4.51 didapat model analisis jalur dengan nilai

koefisien kolerasi (R) sebesar 0,831. Nilai koefisien determinasi (R

Square) sebesar 0,665 (66,5%). Nilai R square sebesar 66,5% ini

menunjukkan bahwa pengaruh city branding, word of mouth dan minat

berkunjung terhadap keputusan berkunjung secara gabungan adalah

66,5%, sedangkan sisanya sebesar 33,5% (100% - 66,5%) adalah

kemungkinan terdapat aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh

terhadap variabel keputusan berkunjung. Probabilitas variabel

keputusan berkunjung dapat dijelaskan sebesar 66,5% dengan variabel

city branding, word of mouth dan minat berkunjung.

127

5. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis secara silmultan bertujuan untuk mengukur besarnya

pengaruh variabel eksogen secara bersama-sama terhadap variabel endogen.

Hasil hipotesis yang dalam pengujian ini adalah:

1) Uji F Persamaan Struktur I

Tabel 4. 52 Analisis Varian Struktur I

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 170,879 2 85,440 56,444 ,000b

Residual 146,831 97 1,514

Total 317,710 99

a. Dependent Variable: Minat Berkunjung

b. Predictors: (Constant), Word of Mouth, City Branding

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Berdasarkan tabel 4.52, untuk menguji pengaruh city branding dan

word of mouth terhadap minat berkunjung secara simultan, hipotesisnya

adalah :

Ho : ρx1y1= ρx2y1 = 0 , diduga variabel city branding dan word of mouth

tidak berpengaruh secara simultan terhadap minat berkunjung

Ha : ρx1y1= ρx2y1 ≠ 0, diduga variabel city branding dan word of mouth

berpengaruh secara simultan terhadap minat berkunjung

Dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :

Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Melalui langkah tersebut serta hasil ANOVA pada tabel 4.52,

didapatkan hasil F-hitung sebesar 56,44 dengan probabilitas 0,000. F-tabel

dengan level signifikansi 0,05, degree of freedom (df) untuk df1=2, df2=97

maka F-tabel= 3,09. Hasilnya adalah F-hitung (56,44) > F-tabel (3,09) dan

dengan hasil ini maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa variabel

128

city branding dan word of mouth secara simultan berpengaruh siginifikan

terhadap minat berkunjung

2) Uji F Persamaan Struktur II

Tabel 4. 53 Analisis Varian Struktur II

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1559,353 3 519,784 63,478 ,000b

Residual 786,087 96 8,188

Total 2345,440 99

a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung

b. Predictors: (Constant), Minat Berkunjung, City Branding, Word of Mouth

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Berdasarkan tabel 4.53, untuk menguji pengaruh city branding, word

of mouth dan minat berkunjung terhadap keputusan berkunjung secara

simultan, hipotesisnya adalah :

Ho : ρx1y2= ρx2y2 = ρy1y2 = 0, diduga variabel city branding, word of mouth

dan minat berkunjung tidak berpengaruh secara simultan terhadap keputusan

berkunjung.

Ha : ρx1y2= ρx2y2 = ρy1y2 ≠ 0, diduga variabel city branding, word of mouth

dan minat berkunjung berpengaruh secara simultan terhadap keputusan

berkunjung.

Dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :

Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Melalui langkah tersebut serta hasil ANOVA pada tabel 4.53,

didapatkan hasil F-hitung sebesar 63,478 dengan probabilitas 0,000. F-tabel

dengan level signifikansi 0,05, degree of freedom (df) untuk df1=3, df2=96

maka F-tabel= 2,7. Hasilnya adalah F-hitung (63,478) > F-tabel (2,7) dengan

hasil ini maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa variabel city

129

branding, word of mouth dan minat berkunjung secara simultan berpengaruh

siginifikan terhadap keputusan berkunjung.

6. Uji Signifikansi Individu (Uji t)

Pengujian hipotesis secara parsial bertujuan untuk mengukur besarnya

pengaruh variabel eksogen secara parsial terhadap variabel endogen. Perlu

diberitahu untuk setiap uji hipotesis kriterianya adalah sebagai berikut:

Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Hasil hipotesis yang dalam pengujian ini adalah:

a. Uji t Persamaan Struktur I

Tabel 4. 54 Hasil Uji t Struktur I

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -,582 1,173 -,496 ,621

City Branding ,144 ,026 ,545 5,512 ,000

Word of Mouth ,182 ,076 ,236 2,389 ,019

a. Dependent Variable: Minat Berkunjung

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

1) Hubungan Antara City Branding Dengan Minat Berkunjung

Hipotesisnya ialah:

Ho : ρx1y1 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel

city branding terhadap minat berkunjung

Ha : ρx1y1 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variable

city branding terhadap minat berkunjung

Menurut tabel 4.54, nilai t-hitung adalah 5,512 dengan probabilitas

0,000. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of freedom (df)

untuk df=n-2 atau 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,98447. Hasilnya adalah

130

t-hitung (5,512) > t-tabel (1,98447). Maka dapat disimpulkan, Ho ditolak

dan Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel city branding terhadap minat berkunjung.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ramadhan, dkk (2015) dalam penelitiannya yang berkudul “Pengaruh City

Branding terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan

berkunjung (survey pada Wisatawan Kota Surabaya 2015)” Hasil penelitian

menjelaskan bahwa city branding berpengaruh secara signifikan terhadap

minat berkunjung dengan koefisien beta sebesar 0,497.

2) Hubungan Antara Word of mouth Dengan Minat Berkunjung

Hipotesis atas parsial ini ialah:

Ho : ρx2y1 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel

word of mouth terhadap minat berkunjung

Ha : ρx2y1 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel

word of mouth terhadap minat berkunjung

Menurut tabel 4.54, nilai t-hitung adalah 2,389 dengan probabilitas

0,0019. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of freedom (df)

untuk df=n-2 or 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,98447. Hasilnya adalah t-

hitung (2,389) > t-tabel (1,98447) dan level signifikan (0,019) < (0,05).

Maka dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel word of mouth terhadap

minat berkunjung.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Aprilia,dkk (2015) dalam penelitiannya yang berkudul “Pengaruh Word of

mouth terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan

berkunjung (survey pada pengunjung tepat wisata “Jawa Timur Park 2”

Kota Batu)” . Hasil penelitian menjelaskan bahwa word of mouth

berpengaruh secara signifikan terhadap minat berkunjung dengan nilai

koefisien beta sebesar 0,543. selain penelitian tersebut hal serupa ditemukan

dalam penelitian yang dilakukan oleh Febiana, dkk (2015) dalam

131

penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Word of mouth terhadap Minat beli

serta dampaknya pada keputusan pembelian (survei pada pengunjung yang

melakukan pembelian pada biker’s Resto dan Cafe di Kota Malang)”. Hasil

penelitian menjelaskan bahwa word of mouth berpengaruh secara signifikan

terhadap minat pembelian dengan nilai koefisien beta sebesar 0,603.

penelitian tersebut menggunakan variabel minat beli yang diasumsikan

sebagai minat berkunjung.

Tabel 4. 55 Uji t Persamaan Struktur I

Pengaruh city branding dan word of mouth terhadap minat berkunjung

No Hipotesis Analisis Jalur t-hitung t-tabel Hasil

1 ρx1y1X1 ≠ 0 ρx1y1X1 = 0,545 5,512 1,98447 Ho ditolak

2 ρx2y1X2 ≠ 0 ρx2y1X2 = 0,236 2,389 1,98447 Ho ditolak

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Berdasarkan hasil pada tabel 4.55, tes parsial city branding dan word

of mouth berpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung. Maka dari itu

persamaan dari analisis jalur struktur I ialah:

Y1 = ρx1y1 X1 + ρx2y1 X2 + Є1

Y1 = 0,545 X1 + 0,236X2 + 0,679

Angka residu didapat dari 1 R square yaitu 1-0,538= 0.679

132

b. Uji t Persamaan Struktur II

Tabel 4. 56 Hasil Uji t Struktur II

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1,003 2,890 -,347 ,729

City Branding ,462 ,063 ,643 7,380 ,000

Word of Mouth ,267 ,188 ,159 2,101 ,024

Minat Berkunjung ,495 ,243 ,163 2,235 ,015

a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

1) Hubungan Antara City Branding Dengan Keputusan Berkunjung

Hipotesisnya ialah:

Ho : ρx1y2 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel

city branding terhadap keputusan berkujung

Ha : ρx1y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel

city branding terhadap keputusan berkunjung

Menurut tabel 4.56, nilai t-hitung adalah 7,380 dengan probabilitas

0,000. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of freedom (df)

untuk df=n-2 or 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,98447. Hasilnya adalah t-

hitung (8,759) > t-tabel (1,984). Maka dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha

diterima. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

city branding terhadap keputusan berkunjung.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Jannah,dkk (2014) dalam penelitiannya yang berkudul “Pengaruh City

Branding dan City Image terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke

Banyuwangi” Hasil penelitian menjelaskan bahwa city branding

berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Berkunjung sebesar 0,269

dengan nilai t hitung sebesar 2,494 dan dengan nilai probabilitas 0,014.

Penelitian lainnya yang memiliki pengaruh yang sama adalah penelitian

133

yang dilakukan wandari,dkk (2014) dalam penelitian berjudul “Pengaruh

City Branding “Shining Batu” terhadap City image dan keputusan

berkunjung wisatawan ke Kota Batu”. Penelitian tersbut juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Hurriyati (2015) dalam penelitiannya yang

berjudul “An Analysis Place Branding to Enchance the Image of Bandung

City and its Implication Toward the Decision to Visit Tourism Destination” ,

hasil penelitian menjelaskan bahwa place barnding atau city branding

berpengaruh terhadap keputusan berkunjung sebesar 0,628 atau sebesar

7,8%.

2) Hubungan Antara Word of mouth Dengan Keputusan Berkunjung

Hipotesis atas parsial ini ialah:

Ho : ρx2y2 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel

word of mouth terhadap Keputusan Berkunjug

Ha : ρx2y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel

word of mouth terhadap keputusan berkunjung.

Menurut tabel 4.56, nilai t-hitung adalah 2,101 dengan probabilitas

0,024. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of freedom (df)

untuk df=n-2 or 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,984. Hasilnya adalah t-

hitung (2,101) > t-tabel (1,984). Maka dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha

diterima. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

word of mouth terhadap keputusan berkunjung.

Sesuai dengan hasil analisis sebelumnya, yang dilakukan oleh

Ahmad M.Zamil dalam penelitian yang berjudul “The impact of Word of

mouth (WOM) on the purchasing decision of the jordanian consumer”. Hasil

penelitian menunjukan bahwa bahwa Word of mouth dari keluarga, teman,

rekan kerja, dan kerabat memiliki dampak yang besar terhadap keputusan

pembelian, dampak lainnya adalah dari sumber lain seperti perusahaan dan

penjual. Secara satatistik terdapat hubungan signifikan antara Word of mouth

dengan keputusan pembelian. penelitian tersebut juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Aprilia, dkk (2015) dengan penelitian

134

berjudul “Pengaruh Word of Mouth terhadap minat berkunjung serta

dampaknya pada keputusan berkunjung (survey pada pengunjung tepat

wisata “Jawa Timur Park 2” Kota Batu)”. Hasil penelitian tersebut

menunjukan bahwa Word of Mouth memiliki pengaruh terhadap keputusan

secara signifikan karena nilai koefisien jalurnya (β) sebesar 0,365.

3) Hubungan Antara Minat Berkunjung Dengan Keputusan Berkunjung

Hubungan atas parsial ini ialah:

Ho : ρy1y2 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel

minat berkunjung terhadap keputusan berkunjung

Ha : ρy1y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel

miat berkunjung terhadap keputusan berkunjung

Menurut tabel 4.55, nilai t-hitung adalah 2,235 dengan probabilitas

0,015. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of freedom (df)

untuk df=n-2 or 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,984. Hasilnya adalah t-

hitung (2,235) > t-tabel (1,984). Maka dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha

diterima. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

minat berkunjung terhadap keputusan berkunjung.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ramadhan, dkk (2015) dalam penelitiannya yang berkudul “Pengaruh City

Branding terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan

berkunjung (survey pada Wisatawan Kota Surabaya 2015)” Hasil penelitian

menjelaskan bahwa ada pengaruh signifikan minat berkunjung terhadap

keputusan berkunjung dengan nilai koefisien beta sebesar 0,377. Selain itu,

terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan adanya

pengaruh signifikan dari minat berkunjung terhadap keputusan berkunjung,

diantaranya adalah penelitian dari Aprilia, Dkk (2015).

135

Tabel 4. 57 Uji t Persamaan Struktur II

Pengaruh city branding dan word of mouth terhadap keputusan berkunjung

No Hipotesis Analisis Jalur t-hitung t-tabel Hasil

1 ρx1y2X1 ≠ 0 ρx1y2X1 = 0,643 7,380 1,984 Ho ditolak

2 ρx2y2X2 ≠ 0 ρx2y2X2 = 0,159 2,101 1,984 Ho ditolak

3 ρy1y2Y2 ≠ 0 ρy1y2Y2 = 0,163 2,235 1,984 Ho ditolak

Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Berdasarkan hasil pada tabel 4.57, tes parsial city branding, word of

mouth, dan minat berkunjung berpengaruh signifikan terhadap keputusan

berkunjung. Maka dari itu persamaan dari analisis jalur struktur II ialah:

Y2 = ρx1y2 X1 + ρx2y2 X2 + ρy1y2 Y1 + Є2

Y2= 0,643 X1 + 0,159 X2 + 0,163 Y1+ 0,578

Angka residu didapat dari 1-R square yaitu 1-0,665= 0,578

7. Diagram Analisis Jalur

Besarnya koefisien jalur diperlihatkan oleh hasil output diagram jalur

dengan menggunakan software SPSS 23.0. Hasil koefisien jalur dari

keseluruhan variabel dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4. 1 Analisis Jalur (Path Analysis)

0,679 0,578

0,643

0,545

0,716

0,163

0,236

0,159

Sumber: Data primer diolah, 2018

City Branding

(X1)

Word of Mouth

(X2)

Minat

Berkunjung (Y1)

Keputusan

Berkunjung (Y2)

136

Y1 = 0,545 X1+0,236 X2+0,679

Y2 = 0,643 X1 + 0,159 X2+ 0,163 Y1+ 0,578

Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui terdapat dua buah

persamaan analisis jalur yaitu sebagai berikut:

a. Variabel city branding (X1) dan word of mouth (X2) merupakan dua

variabel eksogen yang satu dengan yang lainnya mempunyai kaitan

korelatif secara bersama-sama mempengaruhi variabel endogen minat

berkunjung (Y1).

b. Variabel city branding (X1) dan word of mouth (X2) merupakan dua

variabel eksogen yang satu dengan yang lainnya mempunyai kaitan

korelatif secara bersama-sama variabel perantara minat berkunjung (Y1)

mempengaruhi variabel endogen keputusan berkunjung (Y2).

8. Uji Sobel

Uji sobel dimaksudkan untuk menguji signifikansi pengaruh tidak

langsung, dengan menghitung nilai t dari koefisien variabel eksogen dan

variabel mediasi, nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel. Jika nilai t

hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh

mediasi (Ghozali, 2013:248). Pengujian sobel yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. City Branding Terhadap Keputusan Berkunjung Melalui Minat

Berkunjung

Ho : ρy1y2 =0 diduga bahwa tidak ada pengaruh antara variabel city

branding terhadap minat berkunjung melalui minat berkunjung

Ha : ρy1y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh antara variabel city

branding terhadap minat berkunjung melalui minat berkunjung

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa city branding

berpengaruh langsung terhadap keputusan berkunjung dan juga

berpengaruh langsung terhadap minat berkunjung. Untuk mengetahui

137

pengaruh city branding terhadap keputusan berkunjung melalui minat

berkunjung dapat diuji dengan uji sobel sebagai berikut:

Hitung standard error dari koefisien indirect effect (Sx1y1)

Dimana: x1 = 0,462

sx1 = 0,063

y1 = 0,495

sy1 = 0,243

= √(0,495)2(0,063)

2 + (0,462)

2(0,243)

2 + (0,063)

2(0,243)

2

= 0,114

Berdasarkan hasil ini, selanjutnya dapat menghitung nilai t

statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:

Perkalian koefisien (x1y1) = (0,462)( 0,495) sebesar 0,228

Hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 1,995 lebih

besar dari t-tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,984.

Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi antara city

branding dengan keputusan berkunjung melalui minat berkunjung. Maka

dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat

pengaruh antara variabel city branding terhadap keputusan berkunjung

melalui minat berkunjung .

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh:

Abdurrahman Hikmah Ramadhan, Suharyono, Srikandi Kumadji (2015)

dalam penelitiannya yang berkudul “Pengaruh City Branding terhadap

minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan berkunjung (survey

pada Wisatawan Kota Surabaya 2015)”. Pengaruh tidak langsung sebesar

18%. Artinya bahwa pengaruh City Branding terhadap Keputusan

berkunjung melalui minat berkunjung sebesar 0,180 menunjukkan bahwa

138

variabel minat berkunjung berperan dalam hubungan City branding

terhadap keputusan berkunjung.

b. Word of mouth Terhadap Keputusan Berkunjung Melalui Minat

Berkunjung

Ho : ρy1y2 =0 diduga bahwa tidak ada pengaruh antara variabel word of

mouth terhadap minat berkunjung melalui minat berkunjung

Ha : ρy1y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh antara variabel word of

mouth terhadap minat berkunjung melalui minat berkunjung

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa word of mouth

berpengaruh langsung terhadap keputusan berkunjung dan juga

berpengaruh langsung terhadap minat berkunjung. Untuk mengetahui

pengaruh word of mouth terhadap keputusan berkunjung melalui minat

berkunjung dapat diuji dengan dengan uji sobel sebagai berikut:

Hitung standard error dari koefisien indirect effect (Sx2y1)

Dimana: x2 = 0,267

sx2 = 0,188

y1 = 0,495

sy1 = 0,243

= √(0,495)2(0,188)

2 + (0,267)

2(0,243)

2 + (0,188)

2(0,243)

2

= 0.066

Berdasarkan hasil Sx2y1 ini, selanjutnya dapat menghitung nilai t

statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:

Perkalian koefisien (x2y1) = (0,267)( 0,495) sebesar 0,132

Hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 1,9985366 lebih

besar dari t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,984.

Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi antara word of

139

mouth terhadap keputusan berkunjung melalui minat berkunjung. Maka

dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat

pengaruh antara variabel word of mouth terhadap keputusan berkunjung

melalui minat berkunjung.

Hal ini sejalan dengan penelitian dari Aulia et al., (2013) dalam

Aprilia, Dkk (2015) tentang pengaruh word of mouth terhadap keputusan

berkunjung yang memiliki hubungan signifikan. Seseorang yang

melakukan kunjungan ke suatu tempat wisata melalui minat terlebih

dahulu akan memiliki keinginan yang tinggi untuk berkunjung ke tempat

wisata tersebut karena telah memperoleh informasi yang mendalam

mengenai tempat wisata tersebut sebelum melakukan kunjungan dan

telah memilih sesuai dengan minatnya. Keputusan berkunjung ke

Sukabumi semata-mata disebabkan oleh tingginya word of mouth tentang

Sukabumi.

Dari hasil uji sobel dengan memakai hasil uji t sebagai acuannya,

dapat dilihat bahwa ada pengaruh mediasi diantara variabel eksogen (city

branding) melewati variabel mediasi (minat berkunjung) terhadap

variabel endogen (keputusan berkunjung). Begitu pula mediasi antara

variabel eksogen word of mouth melewati variabel mediasi (minat

berkunjung) terhadap variabel endogen (keputusan berkunjung) terdapat

pengaruh dengan perolehan t hitung sebesar 1,9985366 lebih besar dari t

tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,984.

9. Perhitungan Pengaruh

Analisis pengaruh ditunjukan untuk melihat seberapa kuat pengaruh

suatu variabel dengan variabel lainnya baik secara langsung, maupun secara

tidak langsung. Hasil perhitungan pengaruh langsung, pengaruh tidak

langsung, dan pengaruh total oleh software SPSS 23.0 dan perhitungan

menggunakan metode perhitungan menururt Riduwan (2015:126) dengan

cara memangkatkan nilai koefisien jalur adalah sebagai berikut:

140

a. Perhitungan Pengaruh Struktur I

Pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel city branding

dan word of mouth terhadap variabel minat berkunjung. Berikut dibawah

ini tabel pengaruh langsung dan tidak langsung city branding dan word of

mouth terhadap variabel minat berkunjung:

Tabel 4. 58 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung City branding (X1) dan

Word of mouth (X2) terhadap Minat berkunjung (Y1)

Variab

el

Pengaruh

Langsung

Pengaruh

Tidak

Langsung

Melalui

X1

Pengaruh

Tidak

Langsung

Melalui

X2

Total

Pengaruh

Langsung

Total

Pengaruh

Tidak

Langsung

Total

Pengaruh

Langsung

dan Tidak

Langsung

X1 (0.545)2 =

0.2970

- (0,545)

(0,716)

(0,236) =

0,0920

0.2970 0,0920 0,389

X2 (0,236)2 =

0,0556

(0,236)

(0,716)

(0,545) =

0,0920

- 0,0556 0,0920 0,1476

Total Pengaruh 0,5366

Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Dari tabel 4.58 diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh city

branding (X1) terhadap minat berkunjung (Y1) adalah sebesar 0,2970

atau 29,70%, pengaruh tidak langsung melalui word of mouth (X2)

sebesar 0,0920 atau 9,20 % Sehingga total pengaruh yang diberikan

variabel city branding (X1) adalah sebesar 0.389; atau 3,89% terhadap

minat berkunjung (Y1). Pengaruh word of mouth (X2) terhadap minat

berkunjung (Y1) adalah sebesar 0,0556 atau 5.55 %, pengaruh tidak

langsung melalui city branding (X1) sebesar 0,0920 atau 9,20%.

Sehingga total pengaruh yang diberikan variabel word of mouth (X2)

adalah sebesar 0,1476 atau 14,76% terhadap minat berkunjung (Y1).

141

Berikut adalah pengaruh total kedua variabel terhadap minat

berkunjung, yaitu:

Pengaruh total ρy1x1X1 = 0.2970+0,0920 = 0.3890

Pengaruh total ρy1x2X2 = 0,0556+0,0920 = 0,1476

Maka pengaruh total ρy1x1X1 + ρy1x2X2 = 0.3890+ 0,1476= 0,5366

Hasil ini mendekati koefisien determinan (R2x1x2) yaitu sebesar

0,538

b. Perhitungan Pengaruh Struktur 2

Pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel city

branding, word of mouth dan minat berkunjung terhadap variabel

keputusan berkunjung. Berikut dibawah ini tabel pengaruh langsung

dan tidak langsung city brandung, word of mouth dan minat

berkunjung terhadap variabel keputusan berkunjung:

Tabel 4. 59 Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung City Branding (X1), Word

Of Mouth (X2) Terhadap Minat Berkunjung (Y1) Dan Dampaknya Terhadap

Keputusan Berkunjung (Y2)

Variabel

Pengaruh

Langsung

Pengaruh

Tidak

Langsung

Melalui Y1

Total

Pengaruh

Langsung

Total

Pengaruh

Tidak

Langsung

Total

Pengaruh

Langsung dan

Tidak

Langsung

X1 (0,643)2 =

0,4134

(0,643)

(0,163) =

0,1048

0,4134 0,1048 0,5191

X2 (0,159)2 =

0,0252

(0,159)

(0,163) =

0,0259

0,0252 0,0259 0,0511

Y1 (0,163)2 =

0,0265

- 0,0265 - 0,0265

Total Pengaruh 0,5967

Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2018

142

Dari tabel 4.59 diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh city

branding (X1) terhadap keputusan berkunjung (Y2) adalah sebesar

0,4143 atau 41,43%, pengaruh tidak langsung melalui minat

berkunjung (Y1) sebesar 0,1048 atau 1,048%. Sehingga total pengaruh

yang diberikan variabel city branding (X1) adalah sebesar 0,5191 atau

51,91% terhadap keputusan berkunjung (Y2). Pengaruh word of mouth

(X2) terhadap keputusan berkunjung (Y2) adalah sebesar 0,0252 atau

2,52%, pengaruh tidak langsung melalui minat berkunjung (Y1)

sebesar 0,0259 atau 2,59%. Sehingga total pengaruh yang diberikan

variabel word of mouth (X2) adalah sebesar 0,0511 atau 5,11%

terhadap keputusan berkunjung (Y2). Pengaruh yang dimiliki minat

berkunjung (Y1) terhadap keputusan berkunjung (Y2) hanya

berpengaruh secara langsung sebesar 0,0265 atau 2,65%.

Berikut adalah pengaruh total ketiga variabel terhadap kepuasan,

yaitu:

Pengaruh total ρy2x1X1 = 0,4134+ 0,1048= 0,5191

Pengaruh total ρy2x2X2 = 0,0252+ 0,0259= 0,0511

Pengaruh total ρy1y2Y1 = 0,0265

Maka pengaruh total ρy2x1X1 + ρy2x2X2+ ρy2y1Y1 = 0,5191+ 0,0511+

0,0265= 0,5967

Hasil ini mendekati koefisien determinan (R2x1x2y1) yaitu

sebesar 0,665.

Berdasarkan perhitungan pengaruh tersebut diatas maka dapat

diketahui besarnya pengaruh antar variabel, baik pengaruh langsung maupun

pengaruh tidak langsung. selain itu juga dapat diketahui variabel eksogen

mana yang memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel endogen.

Berikut ini tabel Rekapitulasi pengaruh langsung dan tidak langsung variabel

eksogen terhdap variabel endogen :

143

Tabel 4. 60 Persentase Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

No Pengaruh Besarnya

Pengaruh

1. Pengaruh langsung city branding terhadap minat berkunjung 29,70%

2. Pengaruh langsung word of mouth terhadap minat

berkunjung

5.56%

3 Pengaruh langsung city branding dan word of mouth

terhadap minat berkunjung

35.2%

4. Pengaruh langsung city branding terhadap keputusan

berkunjung

41,43%

5. Pengaruh langsung word of mouth terhadap keputusan

berkunjung

2,52%

6. Pengaruh langsung minat berkunjung terhadap keputusan

berkunjung

2.65%

7. Pengaruh langsung city branding, word of mouth dan minat

berkunjung terhadap keputusan berkunjung

46,57%

8. Pengaruh variabel city branding terhadap keputusan

berkunjung melalui minat berkunjung

51,91%

9. Pengaruh variabel word of mouth terhadap keputusan

berkunjung melalui minat berkunjung

5,11%

Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2018

Berdasarkan tabel 4.60 dapat diketahui bahwa yang memiliki

pengaruh paling besar adalah pengaruh langsung secara simultan antara city

branding, word of mouth terhadap minat berkunjung terhadap keputusan

berkunjung dengan persentase sebesar 51,91%. Sedangkan pengaruh

langsung secara individu pengaruh langsung minat berkunjung terhadap

keputusan berkunjung adalah yang paling besar dengan pengaruh sebesar

41,43%. Selanjutnya untuk yang memiliki pengaruh paling besar dari

pengaruh tidak langsung adalah pengaruh variabel city branding terhadap

keputusan berkunjung melalui minat berkunjung dengan pengaruh sebesar

51,91%.

144

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh city

branding dan word of mouth terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada

keputusan berkunjung wisatawan ke Sukabumi studi kasus pada mahasiswa di

Kota Tangerang Selatan yang pernah berkunjung ke Sukabumi, dengan metode

analisis yang digunakan yaitu path analysis, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel city branding berpengaruh signifikan terhadap variabel minat

berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,545 dan tingkat signifikan

sebesar 0,000. Hal ini berarti semakin tinggi city branding maka akan

meningkatkan minat berkunjung.

2. Variabel word of mouth berpengaruh signifikan terhadap variabel minat

berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,236 dengan tingkat

signifikan sebesar 0,019. Hal ini berarti semakin tinggi word of mouth maka

akan meningkatkan minat berkunjung.

3. Variabel city branding dan word of mouth berpengaruh secara simultan

terhadap minat berkunjung, didasarkan pada hasil uji f sebesar 56,444 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti semakin tinggi nilai city branding

dan word of mouth, maka semakin meningkat pula minat berkunjung.

4. Variabel city branding berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan

berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,643 dengan tingkat

signifikan 0,000. Hal ini berarti semakin tinggi city branding maka akan

meningkatkan keputusan berkunjung.

5. Variabel word of mouth berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan

berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,159 dengan tingkat

signifikan 0,024. Hal ini berarti semakin tinggi word of mouth maka akan

meningkatkan keputusan berkunjung.

145

6. Variabel minat berkunjung berpengaruh signifikan terhadap variabel

keputusan berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,163 dengan

tingkat signifikan 0,015. Hal ini berarti semakin tinggi minat berkunjung

maka akan meningkatkan keputusan berkunjung.

7. Variabel city branding, word of mouth, dan minat berkunjung berpengaruh

secara simultan terhadap keputusan berkunjung, didasarkan pada pada hasil

uji f sebesar 63,478 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti semakin

tinggi nilai city branding dan word of mouth, maka semakin meningkat pula

keputusan berkunjung.

8. Variabel city branding berpengaruh terhadap keputusan berkunjung melalui

minat berkunjung, didasarkan pada hasil uji sobel sebesar 1,94599678,

dimana uji sobel menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t table dengan

tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,984.

9. Variabel word of mouth berpengaruh terhadap variabel keputusan

berkunjung melalui variabel minat berkunjung, didasarkan pada hasil uji

sobel sebesar sebesar 1,15985366, dimana uji sobel menunjukkan nilai t

hitung lebih besar dari t table dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar

1,984.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas maka penulis dapat

memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian terhadap variabel city branding dapat diketahui bahwa

variabel city branding terhadap minat berkunjung serta keputusan berkunjung

memiliki pengaruh yang signifikan namun pengaruhnya cukup rendah, hal

tersebut diakibatkan oleh beberapa hal seperti, akses transportasi yang masih

kurang baik, serta transportasi yang tersedia masih kurang nyaman, pilihan

tempat tinggal yang masih rendah, serta rendahnya wisatawan memilih

Sukabumi dibanding daerah lain untuk dijadikan tujuan wisata. Untuk

meningkatkan minat serta keputusan berkunjung wisatawan pemerintah perlu

146

memperbaiki akses transportasi Sukabumi salah satunya dengan cara

merelisasikan Jalan Tol BOCIMI, menyediakan penginapan seperti homestay

dengan harga yang beragam. Pemerintah juga dapat melakukan promosi

melalui berbagai media, baik media elektronik maupun media cetak guna

mempromosikan pariwisata yang ada di Sukabumi. Selain itu pemerintah juga

perlu melakukan tourism board bekerja sama dengan kedutaan besar luar

negeri untuk mempromosikan berbagai pariwisata di Indonesia khusunya

Sukabumi di Negara masing-masing guna menarik minat wisatawan

mancanegara. Untuk menarik minat pengunjung dan keputusan berkunjung,

pemerintah hendaknya terus memelihara, mengembangkan, serta

meningkatkan aspek seluruh Sukabumi yang dimaksud dalam indikator City

Branding secara kreatif dan konsisten.

2. Dari hasil penelitian terhadap variabel word of mouth dapat diketahui bahwa

variabel word of mouth terhadap minat berkunjung serta keputusan

berkunjung memiliki pengaruh yang signifikan namun pengaruhnya cukup

rendah. Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) merupakan hal yang

penting bagi Sukabumi untuk meningkatkan minat serta keputusan

berkunjung wisatawan. Pengunjung yang telah mengunjungi Sukabumi

merupakan komunikator yang berpotensi dapat menyebarkan word of mouth

tentang tempat wisata di Sukabumi kepada orang lain sehingga diharapkan

akan dapat menciptakan minat berkunjung seseorang. Menanggapi hal

tersebut agar word of mouth yang tersebar bersifat positif, hendaknya

pemerintah memberikan pelayanan wisata yang baik, menyediakan fasilitas

wisata yang lengkap, menghimbau warga Sukabumi untuk bersikap ramah

pada wisatawan. Pemerintah juga dapat melakukan e-wom seperti melalui

media sosial yang akan mendorong seseorang untuk berkunjung ke Sukabumi.

Dengan demikian Sukabumi dapat disukai oleh semua orang dan

menimbulkan pengalaman positif. Lebih jauh mereka yang memiliki

pengalaman positif akan merekomendasikan kepada orang lain dan akan dapat

menarik minat sehingga berakhir pada keputusan berkunjung.

147

DAFTAR PUSTAKA

Anholt, Simon. 2007 ” Competitive Identity : The New Management for Nations,

Cities and Region”, USA : Palgrave macmillan.

Abdul Yusuf dan Eman Sulaiman, 2014 “Pengaruh atribut produk wisata terhadap

place branding dan implikasinya terhadap keputusan mengunjungi destinasi

wisata pantai.” Jurnal Ilmiah Solusi Vol.1 No.1 Januari-Maret: 87-94

Ahmad M. Zamil , 2011” The impact of Word of mouth (WOM) on the purchasing

decision of the jordanian consumer” Research Journal of international studies-

issue 20(September.

Aprilia, Fitri, Srikandi Kumadji, dan Andriani Kusumawati, 2015| “Pengaruh Word of

mouth terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan

berkunjung (survey pada pengunjung tempat wisata “Jawa Timur Park 2”

Kota Batu)” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Dina Febiana, Srikandi Kumadji, Sunarti, 2014 “Pengaruh Word of mouth terhadap

Minat beli serta dampaknya pada keputusan pembelian (survey pada

pengunjung yang melakukan pembelian pada biker’s Restodan Cafe di Kota

Malang) “ Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 16 No. 1 November |

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Dr. Yin-Hsi Lo, 2012 “Does Word-of-Mouth Effect Really Matter? The Case of

Chinese Tourist Travel Experience in Taiwan” The Journal of International

Management Studies, Vol.7 No.2, October

Dityanti, Esthi. , 2008 “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Konsumen Terhadap Layanan Internet Banking Mandiri (studi kasus pada

karyawan depeartemen pekerjaan umum Jakarta)”. Program Studi Magister

Manajemen, Universitan Diponegoro Semarang.

Ferdinand, Agusty. “Metode Penenlitian Manajemen”. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, 2014

Fadallah, Ali Akbar, dan Nia Kurniasih Pontoh, 2012 “PENERAPAN CITY

BRANDING DI INDONESIA : STUDI KASUS KOTA PEKALONGAN,

JAWA TENGAH” volume 1 nomor 2 oktober Jurnal perencanaan wilayah

dan Kota a http://sappk.itb.ac.id/jpwk1/?p=614

Godes, David dan Dina Mayzlin, 2004 “Using Online Conversation to Study Word

of mouth Communication.” , Markting Science. Vol. 23 No 4.

Gartika, Gagan, 2010 “Silaturahim Marketing” Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Ghozali, Imam, 2013 “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 21 Up

Date PLS Regresi”, Edisi 7, cetakan VII, Undip, Semarang.

148

HermawanKartajaya, Yuswohadi, 2005 “Attracting Tourist, Traders, Investors :

Strategi memsarkan daerah di era otonomi”, Jakarta, PT Gramedia pustaka

Utama.

Hurriyati, Ratih, 2015 “An Analysis Of Place Branding To Enchance The Image Of

Bandung City And Its Implication Toward The Decisions To Visit Tourism

Destination” Jurnal Pendiidkan Sains Sosial Kemanusiaan , Vol.8 (1) Mei

ISSN 1979-0112

Ismayanti, 2010 “Pengantar Pariwisata”. Jakarta: PT. Gramedia.

Karim, Muhammad Yunus, Nia K. Pontoh dan Bagas Dwi pantara Putra “POTENSI

KOTA CIREBON YANG MENDUKUNG PEMBENTUKAN CITY

BRANDING” volume 1 nomor 1 juli 2012

http://sappk.itb.ac.id/jpwk1/?p=252

Knight, D. K., E. Y. Kim. 2007. “Japanese Consumers‟ need for uniqness: effect on

brand perceptions and purchase intention”. Journal of Fashion Marketing

and Management 11(2): 270-280

Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2010 “Principles Of Marketing” 13 Edition,

Pearson Education, New Jersey USA.

Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller, 2012 “Marketing Management” 13 Edition,

New Jersey: Pearson Prentice Hall.Inc.

Kumala, O Benazir, 2012 “Pengaruh Word of mouth terhadap Minat beli konsumen

pada Tune Hotels Kuta-Bali” Jakarta.

LKIP DinasKebudayaandanPariwisata Kota Bandung, 2014.

Lovelock, Christoperdan Jochen Wirtz, 2011 ”Service Marketing” Pearson

Education, New Jersey USA.

Lupiyoadi, Rambat dan Dedi Hamdani, 2011 “Manajemen Pemasaran Jasa”, Jakarta:

Penerbit Salemba Empat.

Magandi, Rizal Haridan Farida Indriani, 2011 “Peran Perguruan Tinggi dalam

Membangun City Branding yang berkelanjutan: sebuah upaya untuk

mendorong pertumbuhan perekonomian daerah” ISSN 2089-3590 : Prosiding

SNaPP2011 : Sosial, Ekonomi, danHumaniora

Maharani, Conny ,Rini Andari, dan Tomy Andianto, 2013 ”Pengaruh Brand

Positioning Wonderfull Indonesia terhadap keputusan wisatawan

mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia” Jurnal THE Anthology, Edisi I,

Vol 1 No 17

Majalah SWA “Word of mouth” Edisi /15/9-22, 2015, Penerbit Yayasan Sembada

Swakarya, Jakarta.

Malhotra, Naresh K, 2009 “Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan” Jakarta: Indeks.

Marketers, City Branding, Perlukah?,Edisi Mei 2015, Hal. 143

149

Majalah SWA edisi 15 9-22 juli 2015 judulSurvei WOMM 2015: StrategiPemasaran

Word of mouth (Majalah SWA Edisi 15/2015)

Moilanen, Teemudan Rainisto, 2009 “How To Brand Nation , Cities And

Destination, A Planning Book For Place Branding”. USA : Palgrave

Macmillan.

Nirwandar, Sapta, 2014 “Building Wow Indonesia Tourism And Creative Industry”

Jakarta : PT Gramedia Utama.

Purwianti danYulianty Ratna Dwi Lukito, 2014, Analisis Pengaruh City Branding

Kota Batam Terhadap Brand Attitude (Studi Kasus Pada Stakeholder Di Kota

Batam), Jurnal Manajemen, Vol.14, No.1, November, Lily Fakultas Ekonomi,

Universitas Internasional Batam

majour.maranatha.edu/index.php/jurnal./1461

Peter, J Paul dan Olson Jerry C, 2010 “Consumer Behavior and Marketing Strategy”.

9 edition, McGraw Hill, New York.

Pardede, Ratlan dan Manurung Reinhard, 2014 “Analisis Jalur (Path Analysis) Teori

dan Aplikasi dalam Riset Bisnis, Jakarta: PT.Rineka Cipta

Rahmat, M YanandadanUmmiSalamah, 2014 “Branding Tempat : Membangun Kota,

Kabupaten, Dan Provinsi Berbasis Identitas”, Jakarta: Makna Informasi.

Rangkuti, Freddy, 2009 “Mengukur Efektivitas Program Promosi” Jakarta: PT

Gramedia Utama.

Ramadhan, Abdurrahman Hikmah, Suharyono, dan Srikandi Kumadji, 2015

“Pengaruh City Branding Terhadap Minat Berkunjung Serta Dampaknya Pada

Keputusan Berkunjung (Survey Pada Wisatawan Kota Surabaya 2015)” Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 28 No. 1 November.

Roostika, Ratna. April 2014. Citra Merek TujuanWistaa Dan Perilaku Wisatawan :

Yogyakarta Sebagai Daerah TujuanWisata. Jurnal manajemen dan Akuntansi,

Vol 1 no 1

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2007 “Cara Menggunakan dan Memakai

Analisis Jalur (Path Analysis)”, Bandung: Alfa Beta

Saladin, Djaslim, 2006 “Manajemen Pemasaran” Edisi Keempat, Bandung: Penerbit

Linda Karya.

Sarwono, Jonathan. 2007 “Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS”,

Yogyakarta : CV Andi Offset

Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk, 2015 “Consumer Behavior” 11 Edition

Pearson Education, New Jersey USA.

Silverman, George, 2011 “The Secret Of Word of mouth Marketing How To Trigger

Exponential Sales Through Runway Word of mouth” New York: Amacom.

150

Simamora, Bilson, 2004 “Panduanriset Perilaku Konsumen”. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Sugiarsono, Joko, 2009 “City Branding, Bukanasalmembuat Logo dan Slogan. SWA,

Vol. 25 No. 17.,Hlm 192.

Sugiyono, 2012 “Metode Penelitian Bisnis”, Bandung, CV Alfabeta.

Suliyanto, 2005 “Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran”, Bogor : Ghalia

Indonesia.

Swastha, Basu dan Irawan, 2006 ”Manajemen Pemasaran Modern “ Yogyakarta:

Liberty.

Tuty , Herawati, Christina L Rudatin dan Djuni Akbar, 2014 “Potensi Kota Bandung

Sebagai Destinasi Incentive Melalui Pengembangan Ekonomi Kreatif” Jurnal

Epigram, Vol.11 No.2 Oktober :95-102

Umar, Husein, 2011 “Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesisi Bisnis”,

Jakarta, Rajawali Pers.

Gelder,Van Sicco (2008) An Introduction to City Branding. Amsterdam: Placebrands

Limited

Yoeti A, Oka, 2008 “Ekonomi Pariwisata :Introduksi, Informasi dan Implementasi”,

Jakarta:Kompas.

Yuli, Aditya. 2011, City Branding Sebagai Strategi Pengembangan Pariwisata

Ditinjau Dari Aspek Hukum Merek( Studi Kasus City Branding Daerah

Istimewa Yogyakarta Sebagai Daerah Tujuan Wisata Unggulan Di Indonesia)

. Jurnal Ilmiah Hukum QISTI Vol.5 No 1, Januari

Sumber Lain:

http://swa.co.id/advertising-promotion/pentingnya-city-branding diakes 20 maret

2017

https://www/brilio.net/global diakses 15 april 2017

www.bps.go.id diakses 17 april 2017

http://www.tribunnews.com/travel/2016/01/27/10-destinasi-wisata-di-indonesia-

dengan-angka-kunjungan-wisatawan-terbanyak diakses 20 mei 2017

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/disc-det.php?lang&id=15 diakses 23

maret 2017

151

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Kuesioner

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JAKARTA

Kepada Yth

Saya Dzulfikar Abdulrahman, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk

skripsi saya mengenai PENGARUH CITY BRANDING DAN WORD OF

MOUTH TERHADAP MINAT BERKUNJUNG SERTA DAMPAKNYA

TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE SUKABUMI. Agar penelitian

ini dapat berlangsung dengan baik, saya mengharapkan kesediaan dan bantuan dari

responden untuk dapat mengisi kuesioner ini dengan tepat dan benar. Untuk saran dan

kritik yang berkaitan dengan penelitian ini, silakan menghubungi saya melalui email

di [email protected]

Atas perhatian dan waktunya, saya ucapkan banyak terima kasih.

Dzulfikar Abdulrahman

No :

152

Berilah tanda silang [] pada kotak yang tersedia

I. Screening

Apakah anda pernah berkunjung ke Sukabumi ?

Ya

Tidak

II. Profile

1. Jenis kelamin anda? (pilih salah satu)

Pria Wanita

2. Usia anda saat ini?

Di bawah 18 tahun 26 – 30 tahun

19 – 25 tahun 30 tahun ke atas

3. Penghasilan total anda per bulan?

< Rp. 1.000.000,-

Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 1.999.999,-

Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 2.999.999,-

> Rp. 3.000.000,-

4. Daerah tempat tinggal anda saat ini?

Tangerang dan sekitarnya Jakarta

Bogor Depok

Untuk menjawab pertanyaan berikut, silakan disesuaikan dengan pengalaman anda

saat mengunjungi Sukabumi terutama yang menyangkut city branding, WOM, minat

berkunjung, dan keputusan berkunjung. Skala penilaian adalah sebagai berikut

berikut:

153

Singkatan Keterangan Penilaian

S S Sangat Setuju 5

S Setuju 4

R Ragu-ragu 3

T S Tidak Setuju 2

S T S Sangat Tidak Setuju 1

III. City Branding

Pikirkan mengenai Sukabumi yang berhubungan dengan city branding :

No Pernyataan SS S R TS STS

Presence

1

Sukabumi merupakan kota yang

sudah diakui sebagai kota wisata oleh

wisatawan mancanegara

2

Geopark Ciletuh Sukabumi sudah

diakui sebagai warisan dunia oleh

UNESCO

Place

3 Sebagian besar sarana dan pra sarana

kota sudah terpenuhi dengan lengkap

4

Tersedianya jaringan transportasi

yang memadai di Sukabumi dengan

jalan yang terawat dengan baik

5

Sukabumi memiliki tata kota yang

baik dan indah di dukung dengan

banyak taman dan hutan kota di

sekitar Sukabumi

6

Sukabumi memiliki cuaca yang

relatif baik dan nyaman sepanjang

tahun

Potential

7

Sukabumi menyediakan banyak

peluang bagi investor untuk

menciptakan lapangan kerja

8

Sukabumi merupakan tempat yang

layak untuk menempuh pendidikan

dari tingkat dasar hingga perguruan

154

tinggi

9

Sukabumi merupakan tempat yang

nyaman untuk ditinggali dan akses

yang baik

Pulse

10 Sukabumi merupakan tempat yang

mendukung gaya hidup modern

11 Banyak tempat yang menarik untuk

dikunjungi dan dilihat di Sukabumi

People

12 Penduduk disukabumi terkenal

dengan keramahan masyarakatnya

13 Sukabumi memiliki beragam budaya

14

Sukabumi merupakan tempat yang

aman dan menyenangkan untuk

dikunjungi oleh orang asing, teman

atau keluarga

Prerequisite

15

Sarana dan prasarana kota Sukabumi

sudah memiliki kualitas yang baik

dan terpelihara dengan baik

16 Sukabumi menyediakan akomodasi

yang baik untuk wisatawan lokal

maupun mancanegara

17 Mudah mencari rumah sakit, pasar,

sekolahan dan tempat ibadah di

Sukabumi

IV. WOM

Pikirkan mengenari Sukabumi yang berhubungan dengan WOM :

No Pernyataan SS S R TS STS

18

Sukabumi merupakan sebagai tempat

dengan tujuan banyak tujuan wisata

dan kuliner yang sudah terkenal

19 Sukabumi banyak di rekomendasikan

sebagai tempat wisata di Indonesia

20

Sukabumi menjadi tempat yang

sering dibicarakan oleh wisatawan

lokal maupun mancanegara

21 Berita mengenai perkembangan

Sukabumi mudah diperoleh

155

V. Minat Berkunjung

Pikirkan mengenai Sukabumi yang berhubungan dengan minat berkunjung :

No Pernyataan SS S R TS STS

22

Pencarian kata kunci “Sukabumi” di

google merupakan salah satu

pencarian yang tinggi sebagai tujuan

wisata

23

Sukabumi mengalami lonjakan

pemesanan hotel setiap hari libur dan

di akhir minggu

24

Sukabumi menjadi daerah yang

dijadikan pilihan ketika ingin

berlibur menikmati suasana

pedesaan

VI. Keputusan Berkunjung

Pikirkan mengenai Sukabumi yang berhubungan dengan keputusan berkunjung

No Pernyataan SS S R TS STS

Destinasi Area

25

Berbagai kebutuhan para wisatawan

sudah terpenuhi sesuai dengan tujuan

melakukan wisata

26 Informasi mengenai lokasi wisata di

Sukabumi mudah diperoleh

Traveling Mode

27

Sarana dan pra sarana transportasi

sudah baik untuk mencapai tempat

wisata

28 Tersedianya beragam transportasi

untuk menuju tempat wisata

29 Transpotasi tersedia memberikan

kenyamanan bagi wisatawan

Time and Cost

30

Informasi mengenai waktu

operasional tempat wisata sudah

sesuai

31

Biaya yang dikeluarkan oleh

wisatawan untuk menuju tempat

wisata sesuai dengan lokasi

32 Waktu tempuh menuju lokasi

156

tergantung dari jauh dekat lokasi

tempat wisata

Travel Agent

33

Travel agent menyediakan semua

kebutuhan wisatawan untuk

melakukan perjalanan

Service Source

34

Tersedia berbagai macam pelayanan

bagi wisatawan, seperti pemandu

wisata, pusat souvenir, photografer,

dan lain-lain

157

Lampiran 2 : Data Kuesioner

158

159

160

161

162

163

Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas

164

165

Lampiran 4: Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of

Items

,750 ,754 4

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

x2.1 10,60 5,697 ,465 ,260 ,746

x2.2 10,77 3,633 ,712 ,796 ,587

x2.3 11,07 3,582 ,712 ,795 ,586

x2.4 10,97 4,861 ,375 ,226 ,787

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of

Items

,725 ,730 3

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

y1.1 8,13 1,154 ,395 ,156 ,478

y1.2 7,80 1,062 ,425 ,184 ,433

y1.3 7,67 1,609 ,393 ,156 ,514

166

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of

Items

,887 ,887 10

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

y2.1 33,30 23,597 ,694 ,750 ,870

y2.2 33,23 25,357 ,545 ,847 ,881

y2.3 33,40 22,455 ,800 ,863 ,861

y2.4 33,60 22,524 ,737 ,934 ,867

y2.5 33,53 22,809 ,764 ,951 ,865

y2.6 33,13 25,292 ,636 ,725 ,875

y2.7 32,93 25,375 ,634 ,743 ,876

y2.8 32,77 28,323 ,449 ,566 ,889

y2.9 33,10 24,852 ,572 ,489 ,880

y2.10 33,10 26,231 ,421 ,617 ,890

167

Lampiran 5 : Uji Analisis Path

Struktur 1

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Word of Mouth,

City Brandingb

. Enter

a. Dependent Variable: Minat Berkunjung

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,733a ,538 ,528 1,23033

a. Predictors: (Constant), Word of Mouth, City Branding

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 170,879 2 85,440 56,444 ,000b

Residual 146,831 97 1,514

Total 317,710 99

a. Dependent Variable: Minat Berkunjung

b. Predictors: (Constant), Word of Mouth, City Branding

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -,582 1,173 -,496 ,621

City Branding ,144 ,026 ,545 5,512 ,000

Word of Mouth ,182 ,076 ,236 2,389 ,019

a. Dependent Variable: Minat Berkunjung

168

Struktur 2

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Minat

Berkunjung,

Word of Mouth,

City Brandingb

. Enter

a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,815a ,665 ,654 2,862

a. Predictors: (Constant), Minat Berkunjung, Word of Mouth, City

Branding

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1559,353 3 519,784 63,478 ,000b

Residual 786,087 96 8,277

Total 2345,440 99

a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung

b. Predictors: (Constant), Minat Berkunjung, Word of Mouth, City Branding

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1,829 2,747 -,666 ,507

City Branding ,494 ,070 ,643 7,380 ,000

Word of Mouth ,273 ,184 ,159 2,101 ,040

Minat Berkunjung ,297 ,237 ,163 2,235 ,014

a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung