terapi cairan

34
 TERAPI CAIRAN DAN KESEIMBANGAN ASAM BASA KELOMPOK I 1.ALBADAN 2.DY AS ARI FEBRIANI 3.FRISKA MARTALENTA 4.INTAN RARASA TI ASDI TY ANI 5.MARIA FRANSISKA

Upload: adhien-anesthetist

Post on 11-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anestesi

TRANSCRIPT

  • TERAPI CAIRAN DAN KESEIMBANGAN ASAM BASAKELOMPOK IALBADANDYAS ARI FEBRIANIFRISKA MARTALENTAINTAN RARASATI ASDITYANIMARIA FRANSISKA

  • PHYSIOLOGYTOTAL BODY FLUIDINTRACELLULARFLUID (ICF)EXTRACELLULARFLUID (ECF)TRANSCELLULAR FLUID30 40 % BWINTRAVASCULARFLUIDINTERSTITIIL FLUID5 % BW15 % BW1-3 % BW

  • Cairan dalam TubuhElektrolit, terpenting:Intrasel : K+ dan PO4-Ekstrasel : Na+ dan Cl-Non elektrolit : BM kecil : glukosaBM besar : protein

  • Jenis CairanCairan kristaloidmisal : NaCl 0,9%, RL, dextrose 5%2. Cairan koloidmisal: albumin, plasma protein fraction, koloid sintetik (dextran, hetastarch)3. Cairan khususmisal : NaCl 0,9%, mannitol 20% dan sodium bicarbonate.

  • Tujuan Terapi CairanPemberian cairan intravena adalah untuk memulihkan volume sirkulasi darah. Pada syok, tujuan resusitasi cairan adalah untuk memulihkan perfusi jaringan dan pengiriman oksigen ke sel agar tidak terjadi iskemia jaringan yang berakibat gagal organ tubuh.

  • Kebutuhan Harian Bayi dan Anak

    Berat BadanKebutuhan air ( per hari)0s/d 10 Kg100 ml/kgBB11-20 Kg1000ml+50ml/kgBB (untuk tiap kg diatas kg)>20kg1500ml+20ml/kgBB (untuk tiap kg diatas 20 kg)

  • Keseimbangan Cairan Tubuh

    Air masukAir keluarMinuman: 800-1700 mlUrine : 600-1600 mlMakanan : 500-100mlTinja : 50-200 mlHasil oksidasi : 200-300 mlInsessible loss : 850-1200 ml

  • Terapi Cairan PerioperatifPra bedah a. Pengganti Puasa (DP) : 2 ml/KgBB/jam puasa.Cairan yang digunakan : kristaloidPemberian dibagi dalam 3 jam selama anestesi :50 % dalam 1 jam pertama25 % dalam 1 jam kedua25 % dalam 1 jam ketiga

  • 2. Intra Bedaha. DewasaOperasi besar: 8ml/kgBB/jamOperasi sedang: 6 ml/kgBB/jamOperasi kecil : 4 ml/kgBB/jamb. Bayi dan AnakOperasi besar: kurang lebih 6 ml/kgBB/jamOperasi sedang: kurang lebih 4 ml/kgBB/jamOperasi kecil : kurang lebih 2 ml/kgBB/jam

  • Perhitungan jumlah perdarahan selama operasi :Jumlah darah yang tertampung dalam botol penampung Tambahan berat kasa yang digunakan (1gr=1ml darah)Ditambah dari faktor koreksi sebesar 25%x jumlah yang terukur + terhitunhg ( jumlah darah yang tercecer dan melekat pada kain penutup lapangan operasi).

  • 3. Pasca bedahPrinsip terapi cairan pasca bedah: dewasa..Pada pasien puasa paca bedah 3 hari berikan cairan nutrisi yang mengandung air + elektrolit + karbohidrat dosis dinaikkan + asam amino dan pada hari ke lima ditambah dengan emulsi lemakPada bayi dan anak , prinsipnya sama, hanya komposisinya sedikit berbeda, misalnya : kandungan elektrolitnya, jumlah karbohidratnya, dan lainnya.

  • Tujuan Terapi Cairanmengganti cairan yang hilangmengganti cairan yang sedang berlangsungmencukupi kebutuhan per harimengatasi syokmengoreksi dehidrasimengatasi kelainan akibat terapi lain.

  • SYOKSyok ringanKehilangan volume darah di bawah 20% dari volume total. Hipoperfusi hanya terjadi pada organ non vital seperti kulit, jaringan lemak, otot rangka dan tulang. Gambaran klinik perasaan dingin, hipotensi postural, takikardia, pucat, kulit lembab, kolaps vena leher, dan urin yang pekat. Kesadaran masih normal, dieresis mungkin berkurang sedikit dan belum terjadi asidosis metabolic.

  • 2. Syok sedangKehilangan 20%sampai 40% dari volume darah total. Hipoperfusi merambat ke organ non vital seperti hati, usus, ginjal, kecuali jantung dan otak. Gambaran klinis, haus, hipotensi telentang, takikardia, Liguria atau anuria, dan asidosis metabolic. Kesadaran relative normal.

  • 3. Syok beratKehilangan >40% dari volume darah total. Hipoperfusi terjadi juga pada jantung atau otak. Gambaran klinis, penurunan kesadaran (delirium), hipotensia, takikardia, napas cepat dan dalam, oliguria, asidosis metabolic.

  • Faktor penyebab kebutuhan cairan tubuh meningkat :Demam (12% setiap 1O>37OC)HiperventilasiSuhu lingkungan meningkatAktivitas berlebihKehilangan abnormal seperti diare

  • Faktor penyebab kebutuhan cairan tubuh menurun:Hipotermia ( 12% setiap 1O>37OC)Kelembapan sangat tinggiOliguria atau anuriaTidak ada aktivitasRetensi cairan misal pada gagal jantung

  • Terapi Spesifik1. Syok HipovolemikDisebabkan oleh:perdarahan (syok hemoragic) misalnya trauma.Kehilangan plasma misalnya luka bakar, peritonitis.Kehilangan air dan elektrolit misalnya muntah, diare.Penatalaksaan: berikan infuse dengan cairan kristaloid atau koloid. Tujuannya adalah memulihkan curah jantung dan perfusi jaringan secepat mungkin.

  • 2. Syok KardiogenikDisebabkan oleh:disfungsi miokardium (gagal pompa), terutama karena komplikasi infark miokardium akut. pengisian diastolic ventrikel yang tidak adekuat, antara lain takikaritmia, tamponade jantung, pneumotoraks tekanan (tension pneumotoraks), embolus paru dan infark ventrikel.curah jantung yang tidak adekuat antara lain bradiaritmia, regurgitasi mitral atau rupture septum interventrikel. Penatalaksanaan: Beri natrium bikarbonat 1-2 ampul (44meq/ampul) IV. Perlahan-lahan untuk mengoreksi asidosis metabolic (lebih 5 menit) dan mempertahankan pH darah di atas 7,2.

  • 3. Syok sepsisPada umumnya penyebab syok septic adalah infeksi kuman garam negative yang berada dalam darah (endotoksin). Jamur dan jenis bakteri lain juga dapat menjadi penyebab septicemia. Bakterimia tidak selalu menyebabkan syok septic seperti sindrom syok toksik. Beberapa factor predisposisi syok septic adalah trauma, diabetes, leukemia, granulositopenia berat, penyakit saluran kemih, terapi kortikosteroid, imunosupresan atau radiasi.

  • Penatalaksanaan: cairan parenteral yang sering digunakan yang sering digunakan pada awal terapi syok septic adalah garam berimbang. Penggunaan cairan koloid pada syok septic yang telah disertai kebocoran kapiler dapat memberat edema interstisial. Jumlah awal cairan kristaloid pada resusitasi syok septic untuk memperbaiki curah jantung orang dewasa dapat mencapai 1-2liter yang diberikan selama 30-60 menit. Selanjutnya terapui cairan bergabtung kepada hasil pengukuran hemodinamik (tensi, nadi, TVS, dieresis) dan keadaan umum.

  • 4. Syok neurogenikMerupakan kegagalan pusat vasomotor sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluhg tampung.Penyebab utamanya adalah trauma medulla spinalis dengan quadriplegia atau paraplegia (syok spinal). Gambaran klinik syok neurogenik mirip seperti analgesia spinal tinggi atau syndrome gullain-barre berat, syok pada trauma medulla spinalis lebih banyak disebabkan oleh hipovolemia karena trauma abdomen atau rongga toraks.Penatalaksanaan: larutak fenileferin 10mg ke dalam 250 ml larutan garam berimbang).

  • Perdarahan

    Kelas IKelas IIKelas IIIKelas IVSystolic (mmHg)>110>100>90120>140Napas (x/menit)1616-2021-26>26Status mentalAnxciousAgitatedConfuseletargiKehilangan darah40%

  • Koreksi perdarahan selama operasi:Dewasa: perdarahan >20% perkiraan volume darah= tranfusiPerdarahan
  • Bayi dan AnakPerdarahan >10% dari perkiraan volume darah = tranfusi Perdarahan
  • Perhitungan jumlah perdarahan selama operasi :Jumlah darah yang tertampung dalam botol penampung Tambahan berat kasa yang digunakan (1gr=1ml darah)Ditambah dari faktor koreksi sebesar 25%x jumlah yang terukur + terhitunhg ( jumlah darah yang tercecer dan melekat pada kain penutup lapangan operasi).

  • Keseimbangan Asam BasaKeseimbangan asam basa merupakan hal yang pentimg bagi tubuh karena dapat memperngaruhi fungsi organ vital. Tingkat keasaman (pH) yang masih memungkinkan untuk hidup adalah berkisar antara 6,7-7,9.

  • Jenis-jenis gangguan keseimbangan asam basa1. Asidosis respiratorik (pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg)Kondisi ini berhubungan dengan retensi CO2 secara sekunder untuk menurunkan ventilasi alveolar pada pasien bedah. Kejadian akut merupakan akibat dari ventilasi yang tidak adekuat termasuk obstruksi jalan nafas, atelektasis, pneumonia, efusi pleura, nyeri dari insisi abdomen atas, distensi abdomen dan penggunaan narkose yang berlebihan.

  • Manajemennya melibatkan koreksi yang adekuat dari defek pulmonal, intubasi endotrakeal, dan ventilasi mekanis bila perlu. Perhatian yang ketat terhadap higiene trakeobronkial saat post operatif adalah sangat penting.

  • 2. Alkalosis respiratorik (pH> 7,45 dan PaCO2 < 35 mmHg)Kondisi ini disebabkan ketakutan, nyeri, hipoksia, cedera SSP, dan ventilasi yang dibantu. Pada fase akut, konsentrasi bikarbonat serum normal, dan alkalosis terjadi sebagai hasil dari penurunan PaCO2 yang cepat. Terapi ditujukan untuk mengkoreksi masalah yang mendasari termasuk sedasi yang sesuai, analgesia, penggunaan yang tepat dari ventilator mekanik, dan koreksi defisit potasium yang terjadi.

  • 3. Asidosis metabolik (pH
  • Terapi sebaiknya ditujukan terhadap koreksi kelainan yang mendasari. Terapi bikarbonat hanya diperuntukkan bagi penanganan asidosis berat dan hanya setelah kompensasi alkalosis respirasi digunakan.

  • 4. Alkalosis metabolik (pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L)Kelainan ini merupakan akibat dari kehilangan asam atau penambahan bikarbonat dan diperburuk oleh hipokalemia. Masalah yang umum terjadi pada pasien bedah adalah hipokloremik, hipokalemik akibat defisit volume ekstraselular. Terapi yang digunakan adalah sodium klorida isotonik dan penggantian kekurangan potasium. Koreksi alkalosis harus gradual selama perode 24 jam dengan pengukuran pH, PaCO2 dan serum elektrolit yang sering.

  • TERIMA KASIH