teory z

Upload: retnaning-tyas

Post on 04-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 teory Z

    1/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pelajaran pertama dari Teori Z adalah kepercayaan. Produktivitas dan

    kepercayaan berjalan berbarengan, memang aneh kelihatannya. Untuk memahami

    hal tersebut, perhatikanlah perkembangan perekonomian Inggris selama abad ini.

    Perkembangan tersebut adalah saling tidak percaya antara serikat buruh,

    pemerintah dan manajemen. Suatu ketidakpercayaan yang telah melumpuhkan

    perekonomian dan telah menurunkan standar hidup Inggris ketingkat yang

    mengkuatirkan.

    Pelajaran penting lainnya dari Teori Z yang berasal dari praktek Jepang

    adalah pengabdian dan keluwesan. Hubungan antara manusia selalu mengalami

    perubahan dan rumit. Seorang mandor yang mengenal bawahannya dengan baik

    dapat memahami bawahannya, dapat memutuskan siapa yang dapat bekerjasama

    baik dengannya, dan dengan demikian dapat menyusun kelompok kerja dengan

    efektivitas maksimal.

    Pelajaran berikutnya adalah segi kemanusiaan. Bagaimana perasaan

    seseorang manusia yang diperlakukan dengan rasa tidak percaya dalam

    pekerjaanya, kalau dia berada di rumah? Sebaliknya, apakah merupakan suatu

    kebetulan bahwa Jepang tidak hanya merupakan suatu keberhasilan ekonomi,

    bahwa juga tingkat kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat, dan bunuh diri

    adalah yang paling rendah diantara negara-negara industri? Apakah merupakan

    kebetulan semata-mata bahwa seorang wanita Jepang dapat berjalan sendirian di

    pusat Kota Tokyo di tengah malam tanpa takut akan ada orang yangmengganggunya. Atau apakah Jepang merupakan masyarakat manusia yang

    terjalin satu sama lainnya dalam banyak ikatan yang melahirkan rasa saling

    mempercayai satu sama lain, tumbuh untuk menghargai keluwesan dalam

    hubungan antar pribadi, dan dengan begitu dapat mencapai kehidupan yang

    produktif dan seimbang?.

    Akhirnya, keakraban juga merupakan pelajaran. Saling memperhatikan,

    dukungan, dan tidak mementingkan diri sendiri dalam hidup tumbuh dari

  • 7/29/2019 teory Z

    2/16

    hubungan sosial yang akrab. Kehilangan keakraban dalam keh idupan modern

    mencemaskan banyak pengamat sosial. Ahli sosiologi sejak lama mengatakan

    bahwa keakraban merupakan salah satu faktor penting dalam suatu masyarakat

    yang sehat. Sekali keakraban dalam suatu masyarakat mulai berkurang, proses

    tersebut akan berlangsung semakin cepat. Orang yang tidak membina suatu

    tanggung jawab bersama akan kehilangan rasa setia kawan bersama.

    B. Rumusan Masalah

    Bertolak dari paparan latar belakang di atas, dapatlah dibuat rumusan maslah

    sebagai berikut :

    1. Bagaimanakah perbandingan perusahaan Jepang dengan

    perusahaan Amerika?

    2. Bagaimanakah cara menjalankan perusahaan Jepang?

    3. Bagaimanakah organisasi Z?

    4. Bagaimanakah langkah-langkah Teori Z?

    5. Bagaimanakah filosofi perencanaan formalnya (cetak biru untuk

    satu pandangan)?

    6. Siapakah yang berhasil?

    C. Tujuan Penulisan

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, penulisan makalah

    ini bertujuan :

    1. Untuk mengetahui perbandingan perusahaan Jepang dan

    perusahaan Amerika.

    2.Untuk mendeskripsikan cara menjalankan perusahaan Jepang.

    3. Untuk mengetahui organisasi Z.

    4. Untuk memperoleh gambaran tentang langkah-langkah Teori Z.

    5. Untuk mendapatkan gambaran mengenai filosofi perencanaan

    formal (cetak biru untuk dasar pandangan).

    6. Untuk mengetahui siapakah yang berhasil.

  • 7/29/2019 teory Z

    3/16

    D. Manfaat Penulisan

    1. Bagi Penulis :

    Penulisan makalah ini dapat menambah wawasan dan penegetahuan

    tentang arti pentingnya mempelajari Teori Z.

    2. Bagi Pembaca :

    Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk mendalami kegunaan

    Teori Z bagi suatu organisasi.

  • 7/29/2019 teory Z

    4/16

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Perbandingan Perusahaan Jepang dan Perusahaan Amerika

    Sebuah model suatu abtraksi dari kenyataan. Pemodelan adalah suatu usaha

    yang benar-benar untuk menerangkan segi-segi khusus dan penting dari sesuatu

    sehingga kita dapat dengan mudah mengerti keunikannya. Organisasi di Jepang

    memperlihatkan ciri ini dalam kadar yang berbeda.

    Tujuan menguraikan model organisasi Jepang adalah sebagai cermin untuk

    membandingkan dan lebih mengerti model Amerika. Jadi kita akan berakhir

    dengan dua buah abstrak, masing-masing dengan sejumlah kecenderungan pokok

    yang meliputi pokok yang tidak selalu disadari dari suatu bentuk organisasi. Jika

    kita melakukan ini, maka yang kita temukan adalah bahwa model Amerika itu

    adalah lawan dari model Jepang dalam semua segi yang penting.

    Berikut ini abstraksi dari kedua model antara perusahan Jepang dan Perusahaan

    Amerika.

    KONTRASNYA

    Organisasi organisasi Jepang Organisasi-organisasi Amerika

    - Pekerjaan seumur hidup

    - Evaluasi dan promosi yang

    lamban

    - Jalur-jalur karier non

    spesialisasi

    - Mekanisme-mekanisme

    pengawasan yang selengkapnya

    - Pengambilan keputusan secara

    kolektif

    - Tanggung jawab kolektif

    - Perhatian menyeluruh

    - Pekerjaan jangka pendek

    - Evaluasi dan promosi yang

    cepat

    - Jalur-jalur karier spesialisasi

    - Mekanisme-mekanisme

    pengawasan yang jelas

    - Pengambilan keputusan secara

    perorangan

    - Tanggung jawab perorangan

    - Perhatian yang terbagi-bagi

  • 7/29/2019 teory Z

    5/16

    B. Cara Menjalankan Perusahaan Jepang

    Suatu kebudayaan organisasi berkembang kalau karyawannya mempunyai

    serangkaian pengalaman bersama sebagai media untuk menyampaikan berbagai

    hal. Dalam perusahaan Jepang, karena manajer telah mengalami banyak fungsi

    selama bertahun-tahun, mereka mempunyai banyak pengalaman bersama,

    menceriterakan kisah dan mengenai peristiwa simbolik yang mengingatkan

    mereka pada keterikatan bersama terhadap nilai dan keyakinan tertentu.

    Disamping itu, kebersamaan ini memberikan suau bentuk komunikasi yang

    singkat, karena semuanya bertitik tolak dari pandangan yang sama, setiap orang

    dapat mengharapkan suatu tanggapan atau persetujuan tertentu tanpa perlu

    melakukan pembicaraan mengenai hal tersebut.

    Pengambilan Keputusan

    Barangkali ciri yang paling terkenal pada organisasi Jepang adalah pendekatan

    partisipatif dalam pengambilan keputusan. Gaya pengambilan keputusan

    partisipatif sekarang telah distandarisir di Barat. Biasanya, suatu kelompok kecil

    yang terdiri tidak lebih dari delapan sampai sepuluh orang akan duduk bersama,

    membicarakan persoalan yang dihadapi dan mencari pemecahan yang mungkin.

    Selama proses ini, kelompok tersebut akan mempunyai satu atau lebih pimpinan

    yang cakap dalam mengatur hubungan antara berbagai orang sehingga perbedaan

    pendapat yang dalam dapat diselesaikan secara konstrulitif. Kelompok tersebut

    dapat dikatakan telah mencapai kesepakatan kalau kelompok tersebut akhirnya

    menyetujui suatu alternatif dimana setiap anggota kelompok dengan setulus hati

    akan mengatakan kepada setiap anggota tiga hal berikut :

    Saya yakin bahwa anda memahami pandangan saya Saya yakin bahwa saya memahami pandangan anda

    Apakah saya menyukai atau tidak menyukai keputusan ini, saya akan

    mendukung keputusan ini, karena keputusan ini diambil dalam suatu

    pembicaraan yang terbuka.

    Paling tidak, sejumlah kecil manajer melakukan cara ini secara naluriah dalam

    setiap perusahaan, kantor pemerintah, dan dalam rapat gereja, tapi sebagian besar

    tidak demikian halnya. Sebagian perusahaan secara resmi telah menetapkan

  • 7/29/2019 teory Z

    6/16

    pendekatan konsensus ini secara menyeluruh karena keunggulannya dalam

    banyak hal dibandingkan dengan pengambilan keputusan yang bersifat individu.

    Tapi yang dijalankan dalam sebuah organisasi Jepang jauh lebih mendalam

    dibandingkan pendekatan partisipatif.

    Kalau keputusan yang penting harus diambil dalam sebuah organisasi Jepang,

    setiap orang yang akan mencari akibatnya diikutsertakan dalam perbuatannya.

    Dalam hal suatu keputusan untuk mendirikan pabrik baru, merubah proses

    produksi, atau kejadian penting lainnya, yang berarti akan mengenai enam puluh

    sampai delapan puluh orang, dan setiap kali modifikasi penting dilakukan,

    menghubungi kembali orang-orang yang berkepentingan. Tim tersebut akan

    mengulangi proses ini sampai suatu konsensus yang sebenarnya tercapai.

    Membuat keputusan dengan cara seperti ini memerlukan waktu yang banyak, tapi

    sekali keputusan telah dicapai, setiap orang yang bersangkutan akan

    mendukungnya dengan sepenuh hati.

    Ciri penting lainnya dalam pengambialn keputusan di Jepang adalah

    kekaburan yang disengaja mengenai siapa yang bertanggung jawab mengenai

    keputusan tersebut. Sekelompok atau tim pekerja menerima tanggung jawab

    bersama untuk sejumlah tugas. Walaupun kita heran kesenangan mereka tidak

    mengetahui siapa yang bertanggung jawab untuk suatu tugas tertentu. Mereka

    mengetahui dengan jelas bahwa setiap orang dari mereka bertanggung jawab

    secara bersama-sama. Memang dalam sistem ini kadang-kadang ada sesuatu

    terlupakan karena setiap orang mungkin mengira hal tersebut telah dikerjakan

    orang lain. Tapi kalu pendekatan ini bekerja baik, maka akan dicapai suatu proses

    pengambilan keputusan dan pemecahan persoalan partisipatif secara otomatis.

    Tapi ada sebab lain mengapa tanggung jawab bersama dilakukan dalampengambilan keputusan.

    Sebagai perbandingan dalam sebuah perusahaan Jepang Mitsuo, Yoshito dan

    Nori akan membentuk suatu tim secara kolektif yang bertanggung jawab untuk

    melakukan pembelian peralatan kantor, jasa-jasa perbaikan, dan mesin-mesin

    kantor. Mereka akan berpartisipasi dalam semua keputusan pembelian yang

    penting untuk semua barang dan jasa tersebut. Sistem ini juga tergantung pada

    kebiasaan melakukan rotasi pekerjaan, sehingga kebutuhan tenaga dalam jangka

  • 7/29/2019 teory Z

    7/16

    pendek dapat diisi dari dalam tanpa harus menambah orang dan memberhentikan

    orang pada waktu kebutuhan seperti itu timbul dan berlaku. Seperti halnya dengan

    ciri-ciri dalam sistem manajemen Jepang, pengambilan keputusan terletak dalam

    suatu kerjasama yang komplek yang saling bergantung satu sama lain dan juga

    pada saling mempercayai dan keakraban yang tumbuh melalui kebersamaan

    Nilai Kolektif

    Mungkin sifat yang paling sukar orang Jepang bagi orang Barat untuk

    dapat dimengerti adalah orientasi yang kuat terhadap nilai kolektif, terutama

    dalam hal pengertian tanggung jawab kolektif kesetiaan orang jepang pada norma-

    norma kolektif itu adalah suatu achonisme (kejadian yang ditempatkan pada

    waktu yang salah) yang tidak cocok dengan industrialism modern tetapi

    membawa kesuksesan dengan kolektivisme itu. Interprestasi kedua, dahwa

    kolektivisme jepang itu secara ekonomis efisien. Kolektivisme menyebabkan

    orang-orang itu bekerja baik secara bersama-sama dan saling mendorong untuk

    usaha-usaha yang lebih baik. Kehidupan industri memerlukan ketergantungan

    orang satu ada orang yang lain.

    Dalam pemikiran Jepang kolektivisme bukanlah suatu tujuan perusahaan

    atau pribadi untuk diperjuangkan atau sebuah slogan/semboyan untuk dikejar

    kewajaran hal-hal itu lah yang lebih bekerja sehingga tidak ada akibat yang terjadi

    sebagai hasil usaha-usaha perorangan. Segala sesuatu yang penting dalam hidup

    ini terjadi sebagai akibat dari kerja sama atau usaha kolektif. Dalam kehidupan,

    pada pokoknya disatu padukan dan bergantung satu pada yang lainnya. Tidak ada

    orang yang membangun sebuah mobil sendirian tidak ada orang yang

    menyelesaikan transaksi bank itu sendirian, dalam suatu arti maka norma Jepang

    tentang kolektivisme itu cocok bagi suatu susunan industri. Sedangkanindividualisme Barat menimbulkan konflik-konflik yang tetap

    C. Organisasi Z

    Setiap perusahaan tipe Z mempuyai kekhususannya sendiri. Ketentaraan

    Amerika Serikat mempunyai selera yang sangat berbeda dengan IBM atau

    Eastman Kodak. Tetapi semuanya mempunyai ciri-ciri yang sangat mirip dengan

    perusahaan- perusahaan Jepang. Perusahaan- perusahaan tipe Z ini cenderung

  • 7/29/2019 teory Z

    8/16

    untuk memberikan pekerjaan, jangka panjang, sering seumur hidup, walaupun

    hubungan kerja itu tidak dinyatakan secara resmi. Untuk itu, perusahaan-

    perusahaan mepertahankan pegawai-pegawai mereka setelah menempatkan modal

    dalam latihan-latihan mereka untuk berprestasi baik dalam satu lingkungan yang

    khas itu.

    Pegawai-pegawai cenderung untuk tetap pada perusahaan, karena banyak dari

    keterampilan mereka itu adalah khusus untuk satu perusahaan itu dengan akibat

    bahwa mereka tidak dengan mudah menemukan pekerjaan yang sama, upah dan

    tantangannya ditempat lain. Sifat-sifat khas tugas ini yang menimbulkan

    hubungan kerja seumur hidup, juga menimbulkan proses evaluasi dan promosi

    yang relatif lamban. Disini kita mengamati satu penyesuaian penting dalam

    bentuk Jepang. Jalur-jalur karier dalam perusahaan- perusahaan tipe Z itu

    memperlihatkan banyak perpindahan melintasi berbagai fungsi dan jabatan-

    jabatan yang banyak dalam pindahan Jepang. Ini secara efektif menghasilkan

    ketrampilan-ketrampilan yang bersifat khusus. Perusahaan yang menimbulkan

    koordinasi yang lebih akrab diantara berbagai langkah dalam proses desain,

    pembuatan, dan distribusi. Seorang pegawai yang ikut serta dalam pengembangan

    non-professional semacam itu mengambil resiko bahwa keterampiran-

    keterampilan akhir sebagian besar tidak akan laku di perusahaan - perusahaan

    lain. Karena itu maka pekerjaan jangka panjang itu mengikat pengembangan

    karier dengan cara yang gawat.

    Perusahaan- perusahaan khas tipe Z itu penuh dengan perlengkapan informasi

    dan akuntansi modern, perencanaan resmi manajemen dengan sasaran-sasaran,

    dan semua mekanisme pengawasan resmi yang jelas melambangkan tipe A.

    namun dalam perusahaaan- perusahaan Z itu mekanisme-meksnisme dipeliharauntuk sepenuhnya mengurusi informasi mereka, tetapi jarang berpengaruh kuat

    dalam keputusan-keputusan besar. Dalam suatu perusahaan tipe Z, yang jelas

    dan yang tidak jelas nampaknya berada dalam keadaan yang seimbang. Untuk

    memahami lebih dalam tentang organisasi Z ada beberapa aspek yang menjadi ciri

    khasnya, antara lain : (a) Gaya perusahaan, (b) Hakikat perusahaan, (c) Teori

    dibelakang teori organisasi Z, (d) kesukaran-kesukaran dalam penafsiran. Hakikat

  • 7/29/2019 teory Z

    9/16

    dasar dari organisasi Jepang dan merumuskan suatu pedoman membandingkannya

    dengan perusahaan Barat.

    Hubungan Kerja Seumur Hidup

    Ciri yang paling menonjol pada organisasi Jepang adalah hubungan kerja

    seumur hidup. Hubungan kerja seumur hidup merupakan kebijaksanaan tunggal

    dan merupakan suatu tujuan manajemen, terutama pada perusahaan besar dan

    badan pemerintahan. Hubungan kerja seumur hidup berarti bahwa sebuah

    perusahaan besar atau badan pemerintah menerima karyawan baru sekali setahun,

    pada musim semi, ketika orang-orang muda lulus dari sekolah menengah dan

    universitas. Sekali diterima, karyawan baru tetap dipertahankan sampai masa

    pensiun ( umur 55 tahun), kecuali beberapa karyawan yang paling tinggi seperti

    managing director.

    Perusahaan membayar bagi setiap karyawan yang menjalani pensiun sejumlah

    uang pesangon yang besarnya biasanya sebanyak gaji lima atau enam tahun.

    Tetapi tidak ada uang pensiun atau jaminan sosial. Untuk itu Jepang dalam

    beberapa dekade yang lalu telah sangat memperbaiki makanan, kebersihan dan

    perawatan kesehatan, sehingga panjang umur menjadi meningkat. Hubungan kerja

    seumur hidup hanya mungkin sebagai suatu konsekuensi dari suatu struktur sosial

    dan ekonomi yang unik yang tidak terdapat di Amerika Serikat. Dari segi

    manajemen ada tiga faktor utama yang terkait luas dengan hubungan kerja seumur

    hidup, yaitu : (a). Kombinasi pembayaran bonus, (b). Karyawan sementara, dan

    (c). Peran perusahaan satelit. Ketiga faktor utama tersebut menjadi penyangga

    yang cukup besar dalam menghadapi ketidakpastian. Sedangkan segi lain dari

    hubungan kerja seumur hidup, seperti faktor : saling percaya, kesetiaan pada

    perusahaan, dan keterikatan pada suatu pekerjaan selama sebagian masa produktifseseorang.

    Evaluasi dan Promosi

    Bagian yang komplek dan saling berkaitan dalam organisasi Jepang adalah

    pendekatan-pendekatan untuk evaluasi dan promosi. Penilaian formal baru akan

    diberikan kepada seorang karyawan, apabila karyawan tersebut telah bekerja lebih

    dari sepuluh tahun dan tidak seorang pun akan memperoleh promosi yang lebih

    besar dari yang lalu. Lambatnya evaluasi dan promosi kelihatannya tidak dapat

  • 7/29/2019 teory Z

    10/16

    diterima sama sekali oleh kebanyakan orang Amerika. Orang Amerika

    menginginkan umpan balik dan kemajuan yang cepat, sedang di Jepang tidak

    demikian. Organisasi di Jepang hanya menerima orang muda yang masih dalam

    tahap pembentukan hidup, mengikutsertakannya dalam berbagai keanggotaan

    kelompok, dan dengan demikian menanamkan dalam dirinya bentuk pengabdian

    pada teman sekerja.

    Jalur Karir Yang Tidak Sempit

    Segi yang seringnya diabaikan tapi sangat penting dari organisasi Jepang

    adalah pengembangan karir perorangan. Proses rotasi pekerjaan seumur hidup ini

    berlaku untuk semua karyawan pada banyak perusahaan Jepang. Seorang insinyur

    listrik mungkin berpindah-pindah dari desain sirkuit ke fabrikasi ke perakitan.

    Seorang teknisi mungkin bekerja pada mesin yang berlainan atau divisi yang

    berbeda setiap beberapa tahun sekali, dan semua manajer akan mengalami rotasi

    pada semua bidang kegiatan usaha.

    Riset yang dilakukan oleh ahli manajemen pada MIT Colombia University,

    dan tempat menunjukkan bahwa pekerja pada semua tingkat yang selalu

    menghadapi pekerjaan baru akan lebh bergairah dan produktif, dan lebih puas

    dengan pekerjaannya, dibandingkan dengan pekerjaan yang selalu mengerjakan

    satu pekerjaan saja, walaupun perobahan pekerjaan tersebut tidak menyangkut

    promosi.Hubungan kerja seumur hidup penilaian hasil kerja dan jenjang karir

    hanyalah menyinggung sebagian dari kondisi kerja yang mendorong karyawan

    Jepang untuk mencapai produktivitas yang luar biasa. Tidak kurang pentingnya

    dari hal ini adalah bahwa fungsi manajemen dalam setiap organisasi dari

    pengambilan keputusan sampai sikap dan nilai menciptakan dukungan untuk

    melakukan operasi yang efisien

    D. Langkah-langkah Teori Z

    Langkah-langkah yang akan diuraikan disini akan menuntun setiap orang

    pegawai atau majikan, kepala kantor dalam memulai perubahan ke Teori Z.

    langkah-langkah itu menggambarkan ringkasan pengalaman Ouchi dalam

    menerapan Teori Z dalam sebagian dari 500 perusahaan Fortune. Seperti yang

    diuraikan di sini dalam keseluruan proses tersebut mempunyai sasaran

  • 7/29/2019 teory Z

    11/16

    pengembangan kemampuan organisasi untuk mengkoordinasikan orang-orang,

    bukan teknologi, guna mencapai produkvititas sebagian, ini menyangkut

    keterampikal-keterampilan, dari orang-orang tetapi sebagian juga menyangkut

    penciptaan susunan-susunan baru, perangsang-perangsang dan suatu falsafah

    manajemen baru..

    Sepanjang proses perubahan, ingatlah kembali bahwa tidak ada dari langkah-

    langkah ini akan mengukuti suatu urutan 1 2 3 yang perses. Banyak yang akan

    saling melengkapi sebab perubahan ke Teori Z, seperti teori Z itu sendiri adalah

    menyeluruh. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah :

    Langkah pertama: Pahamilah organisasi Tipe Z dan peranan anda

    Langkah kedua : Periksalah falsafah perusahaan Anda

    Langkah ketiga : Tentukanlah falsafah manajemen yang diinginkan

    dan libatkanlah pemimpinnya

    Langkah keempat : Laksanakanlah falsafah itu dengan menciptakan

    kedua-duanya susunan dan perangsangnya

    Langkah kelima : Kembangkan keterampilan antar manusia

    Langkah keenam : Ujilah diri anda sendiri dan disitemnya

    Langkah ketujuh : Sangkutkanlah serikat sekerja

    Langkah kedelapan : Mantapkanlah pengerjaan

    Langkah kesembilan : Putuskanlah suatu sistem bagi evaluasi dan

    promosi yang lamban

    Langkah kesepuluh : Perluaslah pengembangan jalur karier

    Langkah kesebelas : Mempersiapkan pelaksanaan pada tingkatan

    pertama

    Langkah keduabelas : Carilah bidang-bidang untuk melaksanakanpengikutsertaan

    Langkah ketigabelas : Berilah pengembangan hubungan-hubungan yang

    menyeluruh (bulat)

    E. Filosofi Perencanaan Formal

    Dasar/pondasi dari setiap perusahaan Z adalah falsafahnya. Sebuah falsafah

    adalah khusus bagi perusahaan Z. Membangun perusahaan- perusahaan Z adalah

  • 7/29/2019 teory Z

    12/16

    penerapan prinsip-prinsip yang diungkapkan adal falsafah atas kehudupan kerja

    sehari-hari, sehingga pola-pola kelakuan dan interaksi kebudayaan akan tumbuh.

    Lagi pula perkembangan kebudayaan organisasi ini sebagaian dapat

    menggantikan cara-cara memberi perintah yang birokratis dan mengawasi

    pekerja-pekerja secara ketat, jadi menjurus kearah kedua-duanya, probuktifitas

    yang bertambah dan hubungan-hubungan yang mendukung dalam pekerjaan.

    Bab ini memuat contoh-contoh pernyataan-pernyataan falsafah korps.

    Falsafah-falsafah lainnya dapat diketemukan seutuhnya dalam appendix. Tentu

    saja, sebuah falsafah yang tidak dijalankan secara setia itu menjadi suatu

    pernyataan tanpa arti. Karena itu, pengembangan suatu falsafah yang konsisten

    dari organisasi harus mulai dengan sebuah kumpulan norma-norma dan

    kepercayaan-kepercayaan dasar secara interen mantap satu dengan lainnya,

    sebaliknya secara eksteren konsisten dengan kenyataan-kenyataan pasaran

    ekonomi dan lingkungan sosial.

    Pada bagian ini cetakan-cetakan biru bagi suatu falsafah organisasi A

    sampai Z mencakup pembahasan tentang :

    a. Pembuatan suatu falsafah

    b. Menyerahkan falsafah kepada pekerjaan

    c. Memperhalus dokumen hidup

    d. Membuat potongan-potongan pas

    e. Mengunakan kecaman diri sendiri

    f. Etika pekerjaan / lingkungan

    g. Regu regu intel

    F.Siapakah yang Berhasil : Beberapa Sejarah Kasus ZPada saat ini kits mengetahui mengapa perusahaan-peruahaan Z itu berhasil

    baik, tetapi yang masih harus dipahami adalah mengapa perusahaan-perusahaan

    tertentu berhasil baik sebagai Type Z. Dengan kata lain, bagaimana dalam bab-

    bab dimuka itu perusahaan-perusahaan menempatkan langkah-langkahnya dalam

    penggunaannya? Sebagai gantinya satu jawaban, saya akan menyajikan uraian-

    uraian singkat dari empat perusahaan, dengan siapa saya sudah bekerja untuk

    melakukan transisinya menjadi Teori Z. Semuanya adalah perusahaan-perusahaan

  • 7/29/2019 teory Z

    13/16

    "FORTUNE 500", tetapi identitas-identitas mereka tidak akan diungkapkan.

    Dalam masing-masing kasus, akan diberikan perhatian khusus pada alasan mereka

    untuk menghendaki melakukan perubahan, aspek-aspek khas dari transisi mereka,

    dan hasil-hasil dari percobaan itu, sejauh mereka diketahui. Walaupun selama

    beberapa tahun sudah dicoba bermacam-macam pendekatan terhadap pengikut-

    sertaan tingkat pabrik pada Mead Paper, TRW, dan General Foods, umpamanya,

    ini bukan perkembangan-perkembangan diseluruh korps. Mengubah satu pabrik

    adalah suatu masalah yang sungguh berbeda dengan merubah kebudayaan dari

    sebuah badan hukum yang utuh. Perubahan-perubahan kebudayaan dari A ke Z,

    yang lebih luas ini baru-baru saja dilakukan, dan ada beberapa contoh percobaan-

    percobaan pada perubahan yang dewasa. Tentu saja, sejarah-sejarah kasus ini

    bukannya cuma untuk menentukan pengujian ilmiah dari kegunaan Teori Z.

    Mereka dimaksudkan untuk memberikan kepada anda suatu rasa bagi

    keanekaragamannya pendekatan-pendekatan terhadap perubahan dan suatu

    kesadaran akan prosesnya itu sendiri.

  • 7/29/2019 teory Z

    14/16

    BAB III

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Dari hasil pembahasan makalah ini tentang Teori Z, dapat disimpulkan:

    a. Perbandingan Perusahaan Jepang dengan Perusahaan Amerika

    Organisasi organisasi Jepang Organisasi-organisasi Amerika

    - Pekerjaan seumur hidup

    - Evaluasi dan promosi yang

    lamban

    - Jalur-jalur karier non

    spesialisasi

    - Mekanisme-mekanisme

    pengawasan yang selengkapnya

    - Pengambilan keputusan secara

    kolektif

    - Tanggung jawab kolektif

    - Perhatian menyeluruh

    - Pekerjaan jangka pendek

    - Evaluasi dan promosi yang

    cepat

    - Jalur-jalur karier spesialisasi

    - Mekanisme-mekanisme

    pengawasan yang jelas

    - Pengambilan keputusan secara

    perorangan

    - Tanggung jawab perorangan

    - Perhatian yang terbagi-bagi

    b. Menjalankan perusahaan Jepang yaitu dengan bertitik tolak dari pandangan

    yang sama, setiap orang dapat mengharapkan suatu tanggapan atau

    persetujuan tertentu. Organisasi Jepang menggunakan pendekatan

    partisipatif dalam pengambilan keputusan. Ciri penting lainnya dalam

    pengambilan keputusan di Jepang adalah kekaburan yang disengaja

    mengenai siapa yang bertanggung jawab mengenai keputusan tersebut.

    Orientasi yang kuat terhadap nilai kolektif, terutama dalam hal pengertian

    tanggung jawab.

    c. Organisasi Z di Jepang mempunyai ciri yang paling menonjol adalah

    hubungan kerja seumur hidup. Hubungan kerja seumur hidup merupakan

    kebijaksanaan tunggal dan merupakan suatu tujuan manajemen, terutama

  • 7/29/2019 teory Z

    15/16

    pada perusahaan besar dan badan pemerintahan . Bagian yang komplek dan

    saling berkaitan dalam organisasi Jepang adalah pendekatan-pendekatan

    untuk evaluasi dan promosi. Penilaian formal baru akan diberikan kepada

    seorang karyawan, apabila karyawan tersebut telah bekerja lebih dari

    sepuluh tahun dan tidak seorang pun akan memperoleh promosi yang lebih

    besar dari yang lalu. Lambatnya evaluasi dan promosi yang ada di Jepang.

    Proses rotasi pekerjaan seumur hidup ini berlaku untuk semua karyawan

    pada banyak perusahaan Jepang.

    d. Langkah-langkah Teori Z adalah :

    Langkah pertama: Pahamilah organisasi Tipe Z dan peranan anda

    Langkah kedua : Periksalah falsafah perusahaan Anda

    Langkah ketiga : Tentukanlah falsafah manajemen yang diinginkan

    dan libatkanlah pemimpinnya

    Langkah keempat : Laksanakanlah falsafah itu dengan menciptakan

    kedua-duanya susunan dan perangsangnya

    Langkah kelima : Kembangkan keterampilan antar manusia

    Langkah keenam : Ujilah diri anda sendiri dan disitemnya

    Langkah ketujuh : Sangkutkanlah serikat sekerja

    Langkah kedelapan : Mantapkanlah pengerjaan

    Langkah kesembilan : Putuskanlah suatu sistem bagi evaluasi dan

    promosi yang lamban

    Langkah kesepuluh : Perluaslah pengembangan jalur karier

    Langkah kesebelas : Mempersiapkan pelaksanaan pada tingkatan

    pertama

    Langkah keduabelas : Carilah bidang-bidang untuk melaksanakanpengikutsertaan

    Langkah ketigabelas : Berilah pengembangan hubungan-hubungan yang

    menyeluruh (bulat)

    e. Filosofi Perencanaan Formalnya (cetak biru untuk satu pandangan)

    Dasar/pondasi dari setiap perusahaan Z adalah falsafahnya. Sebuah falsafah

    adalah khusus bagi perusahaan Z. Membangun perusahaan- perusahaan Z

    adalah penerapan prinsip-prinsip yang diungkapkan adal falsafah atas

  • 7/29/2019 teory Z

    16/16

    kehudupan kerja sehari-hari, sehingga pola-pola kelakuan dan interaksi

    kebudayaan akan tumbuh.

    f. Sukses dalam Teori Z harus memenuhi syarat antara lain orang paling

    mampu yang tersedia harus dipilih untuk setiap tugas yang ada dalam

    organisasi, kegairahan harus terdapat pada semua tingkat, semua tingkat

    harus rela sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan bersama dan

    bekerjasama kalau ingin mencapai efisiensi dan keberhasilan.