teori perilaku konsumen

20
TEORI PERILAKU KONSUMEN 1. PENGERTIAN – PENGERTIAN DAN ASUMSI – ASUMSI UTAMA Bagian ini menguraikan perilaku konsumen dalam menentukan alokasi sumber daya ekonominya. Tujuan yang ingin dicapai oleh konsumen adalah kepuasan maksimum. Untuk dapat membahasnya kita harus mengetahui beberapa pengertian dan asumsi dasar (utama). a) BARANG ( COMMUDITIES ) Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan . Bila seorang mengonsumsi lebih dari satu barang dan jasa, seluruhnya digabungkan dalam bundel barang (commudities bundle). Barang yang dikonsumsi mempunyai sifat makin banyak dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh (good). Contohnya pakaian, makin banyak dimiliki makin memberi manfaat. Sesuatu yang bila konsumsinya ditambah justru mengurangi kenikmatan hidup (bad), tidak dimasukkan dalam analisis. Misalnya, penyakit, makin banyak makin menyusahkan. b) UTILITAS ( UTILITY ) Utilitas ( utility ) adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi barang . Utilitas merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunaannya. Utilitas digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen. Utilitas total (total utility/TU) adalah manfaat total yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi. Utilitas marjinal (marginal utility/MU) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang. c) HUKUM PERTAMBAHAN MANFAAT YANG MAKIN MENURUN ( THE LAW OF DIMINISHING MARGINAL UTILITY Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahan utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun, bahkan menjadi negative. Good sudah berubah menjadi bad . Gejala ini disebut sebagai Hukum Pertambahan manfaat yang Makin Menurun ( The Law of Diminishing Marginal Utility , untuk selanjutnya disingkat LDMU ). Dalam analisis perilaku konsumen, gejala LDMU dilihat dari meakin menurunnya

Upload: mochamad-rizky-pradana-muharam

Post on 03-Dec-2015

280 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

MIKRO

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI PERILAKU KONSUMEN

TEORI PERILAKU KONSUMEN1. PENGERTIAN – PENGERTIAN DAN ASUMSI – ASUMSI UTAMA

Bagian ini menguraikan perilaku konsumen dalam menentukan alokasi sumber daya ekonominya. Tujuan yang ingin dicapai oleh konsumen adalah kepuasan maksimum. Untuk dapat membahasnya kita harus mengetahui beberapa pengertian dan asumsi dasar (utama).

a) BARANG ( COMMUDITIES ) Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat

atau kegunaan. Bila seorang mengonsumsi lebih dari satu barang dan jasa, seluruhnya digabungkan dalam bundel barang (commudities bundle). Barang yang dikonsumsi mempunyai sifat makin banyak dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh (good). Contohnya pakaian, makin banyak dimiliki makin memberi manfaat. Sesuatu yang bila konsumsinya ditambah justru mengurangi kenikmatan hidup (bad), tidak dimasukkan dalam analisis. Misalnya, penyakit, makin banyak makin menyusahkan.

b) UTILITAS ( UTILITY ) Utilitas ( utility ) adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi barang .

Utilitas merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunaannya. Utilitas digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen. Utilitas total (total utility/TU) adalah manfaat total yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi. Utilitas marjinal (marginal utility/MU) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang.

c) HUKUM PERTAMBAHAN MANFAAT YANG MAKIN MENURUN ( THE LAW OF DIMINISHING MARGINAL UTILITY Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahan

utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun, bahkan menjadi negative. Good sudah berubah menjadi bad . Gejala ini disebut sebagai Hukum Pertambahan manfaat yang Makin Menurun ( The Law of Diminishing Marginal Utility , untuk selanjutnya disingkat LDMU ). Dalam analisis perilaku konsumen, gejala LDMU dilihat dari meakin menurunnya nilai utilitas marjinal. Karena dasar analisisnya adalah perubahan utilitas marjinal, analisis ini dikenal sebagai analisis marjinal (marginal analysis).

Analisis marjinal mula-mula dikembangkan untuk menjawab pertanyaan mengapa berlian lebih mahal daripada air? Ada yang menjaeab karena utilita penggunaan berlian lebih tinggi daripada air. Jawaban ini disanggah dengan mengatakan bahwa ada kondisi di mana air terasa lebih bernilai daripada berlian, misalnya pada saat manusia sangat haus. Tetapi mengapa secara umum harga berlian lebih mahal daripada air? Seorang bernama Gossen manjawab bahwa pertambahan manfaat dari air cepat sekali menurun. Jika seorang sangat haus, segelas pertama air akan memberi manfaat yang sangat besar, tetapi setelah gelas keempat atau kelima, peryambahaan manfaat air sudah sangat menurun. Tidak demikian halnya dengan berlian. Itu sebabnya harga air lebih murah daripada harga berlian. Untuk menghormati Gossen maka hokum pertambahan manfaat yang makin menurun disebut sebagai hukum Gossen (Gossen law).

Page 2: TEORI PERILAKU KONSUMEN

d) KONSISTENSI PREFERENSI ( TRANSITIVITY ) Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun

prioritas pilihan agar dapat mengambil kuputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen, yaitu lebih suka ( prefer ) dan atau sama- sama disukai ( indiffernce ). Misalnya ada dua barang X dan Y, maka kinsumen mengatakan X lebih disukai daripada Y (X > Y) atau X sama-sama disukai seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku konsumen sulit dianalisis.

Syarat lai agar perilakunya dapat dianalisis, konsumen harus memiliki konsistensi preferensi. Bila barang X lebih disukai dari Y (X > Y) dan barang Y lebih disukai dari Z (Y > Z), maka barang X lebih disukai dari Z (X > Z). Konsep ini disebut transitivitas (transitivity).

e) PENGETAHUAN SEMPURNA ( PERFECT KNOWLEDGE ) Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang

sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

2. TEORI KARDINAL ( CARDINAL THEORY ) Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal,

sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centimeter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan ( utility ) adalah util . Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara menfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penembahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit. Untuk setiap unit tambahan konsumsi, tambahan biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga barang per unit.

Misalnya Achmad ingin membeli baju, yang harga per helainya Rp 25.000,00. Berapa buah baju yang akan di konsumsi? Untuk menjawabnya, kita harus tahu dahulu nilai baju itu bagi Achmad yang diasumsikan setera dengan rupiah. Seandainya pola konsumsi Achmad seperti Tabel.1.

Tabel.1Utilitas Total dan Utilitas Marjinal dari mengonsumsi Baju

Harga bajuper helai

(Rp)

Jumlah bajuyang

dikonsumsi

Uang yang harus

dikeluarkan (Rp)

Kegunaan total/TU

(util)

Tambahan kegunaan/MU

(util)

25.00025.00025.00025.00025.00025.00025.00025.000

12345678

25.000 50.000 75.000100.000125.000150.000175.000200.000

50.000125.000185.000225.000250.000250.000225.000100.000

50.000 75.000 60.000 40.000 25.000 25.000 -50.000-100.000

Page 3: TEORI PERILAKU KONSUMEN

Bagi Achmad, baju pertama nilai kegunaannya jauh lebih besar dibandingkan uang yang harus dikeluarkan. Hanya dengan Rp 25.000 diperoleh kegunaan 50.000 util. Karenanya dia mau menambah konsumsi bajunya. Baju yang kedua memberi tambahan total (MU) lebih besar daripada yang pertama, yaitu 75.000 util, berarti kegunaan total (TU) menjadi 125.000 util. Dia pun menambah konsumsi baju menjadi tiga, yang memberi Tu 185.000 util dan MU 60.000 util. Walaupun telah terjadi penurunan MU (hukum pertambahan manfaat yang makin menurun telah terjadi), tetap lebih menguntungkan. Seandainya Achmad terus menambah konsumsi bajunya, maka setelah baju kelima penambahan konsumsi tidak menambah TU, bahkan dapat menurunkan TU karena MU sudah < 0 (negatif). Pergerakan angka-angka dalam tabel dapat diterjemahkan dalam bentuk grafik berikut ini (Diagram 1). Terlihat kurva TU pada awalnya menarik tajam, seiring naiknya nilai MU. Di titik A MU mencapai maksimum, untuk selanjutnya menurun yang menyebabkan slope kurva TU makin mendatar.

Diagram 1Kurva-kurva Utilitas Total dan

Utilitas Marjinal

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Achmad akan berhenti mengonsumsi pada baju yang kelima. Jika setelah itu dia menambah jumlah baju yang dikonsumsi, tindakan itu bukan saja tidak menambah TU, bahkan menguranginya. Achmad berhenti mengonsumsi pada saat harga baju (Rp 25.000) sama dengan nilai utilitas marjinal (25.000 util).

MU = P …………………………………………………………………… (1)Prinsip ini berlaku untuk semua barang, sehingga konsumen akan mencapai

kepuasan maksimum pada saat:

A

TU

MU = 0; TU maks

MU

25

50

75

100

125

150

175

200

Util

0 1 2 3 4 5 6 7 8 baju

Page 4: TEORI PERILAKU KONSUMEN

MUx= Px ………………………………………………………………….. (2)Dimana : MUx = tambahan kegunaan X

Px = harga X

3. TEORI ORDINAL ( ORDINAL THEORY )

a. KURVA INDIFERENSI ( INDIFFERENCE CURVE ) Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung; Hanya dapat

dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi (Indifference curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indifernsi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference map), dihadapi oleh seorang konsumen. Misalkan Sutarno mengombinasikan konsumsi makan bakso dengan makan sate.

Walaupun telah dinyatakan bahwa menurut teori ordinal kegunaan atau kepuasan tidak dapat dihitung, namun untuk keperluan studi (agar menjadi lebih jelas), tidaklah salah satu bila kita mengasumsikan bahwa informasi dari kurva indifernsi dapat diterjemahkan dalam persamaan kuantitatif. Misalnya nilai kegunaan (kepuasan) Sutarno dari mengonsumsi makan bakso dan makan sate per bulan dapat ditulis sebagai

U = X . Y ……………………………………………………………………. (3)

Dimana : U = tingkat kepuasan X = makan bakso (mangkok per bulan) Y = makan sate (porsi per bulan)

Untuk mencapai tngkat kepuasan 100 (U = 100), beberapa kombinasi yang mungkin dicantumkan dalam Tabel.2

Tabel 2Nilai Kepuasan Dari

Makan Bakso dan Makan Sate

Makan Bakso(mangkok per bulan)

Makan Sate(porsi per bulan)

Nilai Kepuasan

25 kali20 kali10 kali 5 kali 4 kali

4 porsi 5 porsi10 porsi20 porsi25 porsi

100100100100100

Jika kombinasi itu disajikan dalam kurva akan diperoleh kurva indiferensi

(IC) seperti ditunjukkan oleh diagram 2

Page 5: TEORI PERILAKU KONSUMEN

Diagram 2Kurva Indiferensi ( Indifference Curve )

ASUMSI-ASUMSI KURVA INDIFERENSI

1) SEMAKIN JAUH KURVA INDIFERENSI DARI TITIK ORIGIN, SEMAKIN TINGGI TINGKAT KEPUASANNYA.Asumsi ini penting, agar asumsi bahwa konsumen dapat membandingkan

pilihannya terpenuhi. Kumpulan kurva indiferensi (dinamakan peta indiferensi atau indifference map) hanya mengatakan bahwa makin ke kanan atas, tingkat kepuasannya makintinggi; Tetapi tidak dapat mengatakan berapa kali lipat. Misalnya, walaupun IC3 jaraknya terhadap titik (0,0) adalah tiga kali IC1, tdak berarti tingkat kepuasan yang diberikan IC3 adalah tiga kali lipat IC1. Yang dapat dikatakan adalah IC3 memberi tingkat kepuasan lebih besar dari IC1.

Diagram 3Himpunan kurva Indiferensi

(Peta indiferensi)

54

10

15

20

25

0 4 5 10 15 20 25

MakanBakso

MakanSate

U = 100

U = X.Y

Y

0 X

IC1

IC2

IC3

Page 6: TEORI PERILAKU KONSUMEN

2) KURVA INDIFERENSI MENURUN DARI KIRI ATAS KE KANAN BAWAH (DOWNWARD SLOPING), DAN CEMBUNG KE TITIK ORIGIN (CONVEX TO ORIGIN).Asumsi ini menggambarkan adanya kelangkaan. Bila suatu barang makin

langka, harganya semakin mahal. Hal ini dijelaskan dalam konsep Marginal Rate of Substitution (MRSyx), yaitu berapa banyak barang Y harus dikorbankan untuk menambah 1 unit barang X demi menjaga tingkat kepuasan yang sama. Berdasarkan hukum LDMU, jumlah Y yang ingin dikorbankan makin kecil pada saat jumlahnya makin sedikit (langka).

Kurva indiferensi yang cembung kea rah titik origin menjelaskan kadar penggantian marjinal. Tingkat penggantian marjinal menggambarkan besarnya pengorbanan atas konsumsi suatu barang untuk menambah konsumsi barang lainnya dengan tetap mempertahankan tingkat kepuasan yang diperoleh.

Diagram.4Marginal Rate of substitution (MRS)

Dalam Diagram 4 pada awalnya jumlah Y yang ingin dikorbankan untuk memperoleh tambahan satu unit X adalah OY1- OY2. Sehingga besarnya MRSyx adalah – (OY1- OY2 / OX1- OX2). Pada saat ingin menambah 1 unit X lagi (dari OX2 ke OX3), jumlah Y yang ingin dikorbankan menjadi lebih kecil(OY2- OY3), sehingga nilai MRSyx berubah. Jumlah Y yang ingin dikorbankan menurun, karena jumlah Y yang ingin dimiliki makin sedikit (langka)

Y1

Y2

Y3

Y

0 X1 X2 X3 X

Page 7: TEORI PERILAKU KONSUMEN

3) KURVA INDIFERENSI TIDAK SALING BERPOTONGAN. ASUMSI INI PENTING AGAR ASUMSI TRANSITIVITAS TERPENUHI.

Diagram.5Posisi Kurva-kurva Indiferensi Dikaitkan

Dengan Konsistensi Preferensi (Transitivitas)

Pada Diagram 5.a IC1 dan IC2 berpotongan di titik B, berarti IC1 = IC2. Di titik C, IC2 > IC1 padahal di titik A, IC1 > IC2. Keadaan itu tidak sesuai dengan asumsi transitivitas yang mengatakan: Bila A > B dan B > C, maka A > C. Asumsi transitivitas hanya terpenuhi bila IC1 dan IC2 tidak saling berpotongan (Diagram 5.b) b. KURVA GARIS ANGGARAN (BUDGET LINE CURVE)

Garis anggaran ( budget line ) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P (Px untuk X dan Py untuk Y) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q (Qx untuk X dan Qy untuk Y), maka

BL = Px.Qx + Py.Qy …………………………………………………….. … (4)

Kemiringan (slope) kurva BL adalah negatif, yang merupakan rasio Px dan Py. Pada Diagram 6 kita melihat bahwa OY sama dengan besarnya pendapatan (M) dibagi harga Y, sedangkan OX sama dengan besarnya pendapatan (M) dibagi harga X. Sehingga slope kurva garis anggaran adalah:

- (OY / OX) = - (1 / Py.M) / (1 / Px.M) = - Px / Py ………………………… (5)

C

Y

0 X

Y

0 X

A

B

IC2

IC1

A

B

IC2

IC1

IC3

(a)Kurva-kurva indiferensi

yang berpotongan

(b)Kurva-kurva indiferensiyang tidak berpotongan

Page 8: TEORI PERILAKU KONSUMEN

Diagram.6Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)

Dari kurva di atas:Px.X1 + Py.Y1 = Px.X2 + Py.Y2 = Px.X3 + Py.Y3

c. Perubahan Harga Barang dan PendapatanPerubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur

dari besarnya luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas, daya beli meningkat. Begitu juga sebaliknya. Diagram.7a menunjukkan jika harga X turun, dengan jumlah pendapatan nominal yang sama, jumlah X yang dapat dibeli makin banyak (pendapatan nyata meningkat), sehingga kurva garis anggaran yang sekarang adalah BL2. Jika harga X naik, garis anggaran yang baru adalah BL3, dimana pendapatan nyata menurun.

Diagram.7b menunjukkan bila pendapatan meningkat berarti daya beli meningkat, sehingga kurva garis anggaran bergeser sejajar ke kanan. Begitu sebaliknya

Diagram.7Perubahan Garis Anggaran

Y1

Y

0 X

Y2

Y3

X1 X2 X3

BL = Px.Ox + Py.Oy

BL2

Y

0 X

Harga X turun

BL3 BL1

Harga X naik

(a)Pengaruh perubahan harga

terhadap garis anggaran

Y

0 X

BL1BL3

BL2

Pendapatannominal turun

Pendapatannominal naik

(b)Pengaruh perubahan pendapatan

terhadap garis anggaran

Page 9: TEORI PERILAKU KONSUMEN

d. Keseimbangan KonsumenKondisi keseimbangan adalah kondisi di mana konsumen telah

mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumen. Uang yang ada (jumlah tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran (menggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).

Diagram.8a menggambarkan maksimalisasi kepuasan (satisfaction maximalization). Kemampuan yang dimiliki adalah BL1. Karena itu tingkat kepuasan yang tertinggi yang dapat diperoleh adalah di titik E, tempat persinggungan antara BL1 dengan IC2. Pada saat itu kombinasi konsumsi adalah 0X1 unit barang X dan 0Y1 unit barang Y. Kurva IC1 bukan kurva yang memberikan tingkat kepuasan maksimum, karena dapat dijangkau dengan anggaran yang lebih rendah daripada BL1 yaitu BL2. Kurva IC3 walaupun lebih tinggi daripada IC2 tidak dapat terjangkau dengan kemampuan yang ada.

Diagram.8b menggambarkan minimalisasi biaya (cost minimalization). Tingkat kepuasan yang ingin dicapai adalah IC1, yang dapat dicapai dengan anggaran minimum sebesar BL2 dengan kombinasi konsumsi 0X1 unit barang X dan 0Y1 unit barang Y. BL1 walaupun lebih rendah daripada BL2 bukan biaya minimum karena tidak dapat menjangkau target IC1. Sementara dengan BL3

konsumen dapat mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada IC1. keseimbangan konsumen berada di titik E.

Diagram.8Maksimalisasi Kepuasan dan Minimalisasi Biaya

IC2

IC1

IC3

0 X1 BL2 BL1 X

Y1

Y

E

(a)Maksimalisasi

Kepuasan

EY1

Y

BL3

BL2

BL1

IC1

0 X1 X

(b)Minimalisasi

Biaya

Page 10: TEORI PERILAKU KONSUMEN

e. Reaksi Terhadap Perubahaan Harga BarangKeseimbangan yang tercapai dapat berubah karena pendapatan nyata

berubah. Jika pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasannya. Sebaliknya bila pendapatan nyata menurun, dengan terpaksa konsumen menurunkan tingkat kepuasannya, disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang menurun. Salah satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah perubahan harga barang.

1) Kurva Harga-Konsumsi (Price-Consumption Curve)Perubahan harga salah satu barang menyebabkan rasio harga berubah.

Akibatnya barang yang harganya turun atau naik menjadi relative lebih murah atau mahal dibandingkan barang lainnya. Perubahan ini menyebabkan pendapatan nyata berubah walaupun pendapatan nominal (money income) tidak berubah. Akhirnya jumlah barang yang dikonsumsi berubah karena tingkat keseimbangan konsumen juga berubah. Perubahan-perubahan di atas dapat digambarkan dalam kurva yang disebut Kurva Harga-Konsumsi (Price-Cunsumption Curve).

Price-Consumption Curve (PCC) dapat didefenisikan sebagai tempat kedudukan (lokus) titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai rasio harga sebagai akibat perubahan harga suatu barang, di mana pendapatan nominalnya tetap.

Diagram.9Kurva Harga-Konsumsi

(Price-Consumption Curve) Kurva PCC

Pada Diagram.9 ditunjukkan bahwa keseimbangan awal terjadi dititik A. bila harga barang X turun, maka pendapatan nyata meningkat, ditunjukkan oleh BL2 dan BL3. Keseimbangan pun berubah dari titik A ke titik B dan titik C. Demikian halnya dengan kombinasi konsumsi. Jika titik-titik keseimbangan

A

BL1 BL2 BL3

IC1 IC2 IC3

B CPCC

0 X1 X2 X3 X

Y

Page 11: TEORI PERILAKU KONSUMEN

tersebut dihubungkan sehingga membentuk sebuah garis, terbentuklah kurva PCC.

2) Penurunan Kurva Permintaan

Dari Diagram.9 disimpulkan bahwa pada saat harga barang X makin murah (P1 > P2 > P3) permintaan terhadap X makin bertambah (0X1 > 0X2 > 0X3). Hal ini sesuai dengan hukum permintaan. Karena itu dari kurva PCC dapat diturunkan kurva permintaan (demand curve)

Kurva permintaan ini diturunkan dalam batasan tiga asumsi:a) Konsumen berada pada kondisi keseimbanganb) Pendapatan nominal tidak berubahc) Harga nominal barang lain tidak berubah

Diagram.10Menurunkan Kurva Permintaan

3) Permintaan Individu dan Permintaan PasarPermintaan pasar adalah jumlah permintaan individu-individu yang ada di

pasar. Misalkan jumlah konsumen dalam pasar barang X hanya dua, yaitu A dan B dicerminkan oleh kurva permintaan Da dan Db (perhatikan Diagram.11). Permintaan pasar (Dt) diperoleh dengan cara menjumlahkan secara horizontal Da dan Db.

Diagram.11Permintaan Pasar

P1

P2

P3

D

0 X1 X2 X3 X

Harga

P3

P2

P1

P3

P2

P1

P0

Da Db Dt

0 A0 B0 X 0 T2 T1 T0 X

B2

B1

A1

Page 12: TEORI PERILAKU KONSUMEN

Pada harga P0, permintaan A adalah A0 dan permintaan B adalah B0, sehingga permintaan total adalah A0+B0 sama dengan T0. Ketika harga menjadi P1, permintaan A adalah A1 dan permintaan B adalah B1, permintaan total T1. Pada harga P2 permintaan A sama dengan nol, permintaan B adalah B2

permintaan total T2. pada harga P3 permintaan A dan B masing-masing sama dengan nol, sehingga permintaan total sama dengan nol.

f. Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal Satu faktor lain yang dapat merubah keseimbangan konsumen adalah

perubahan pendapatan nominal. Karena rasio harga tdak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva anggaran sebelumnya.

1) Kurva Pendapatan-Konsumsi (Income-Consumption Curve)Jika titik-titik keseimbangan tersebut di atas kita hubungan maka terbentuk

Kurva Pendapatan-Konsumsi (Income-Consumption Curve), seperti pada Diagram.12. Income-Consumption Curve (ICC) dapat didefenisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat pendapatan nominal, dimana harga nominal barang tidak berubah. Kemiringan ICC adalah positif, karena umumnya permintaan terhadap suatu barang meningkat bila pendapatan meningkat (barang normal). Sudut kemiringan ICC dapat memberikan indikasi apakah suatu barang merupakan barang kebutuhan pokok atau barang mewah.

Diagram.12Kurva Pendapatan-Konsumsi

(Income-Consumption Curve) Kurva ICC

2) Kurva Engel (Engel Curve)Namun klarifikasi lebih jelas untuk mengetahui apakah suatu barang

merupakan barang kebutuhan pokok atau barang mewah dilakukan dengan menggunakan kurva Engeln (Engel Curve). Kurva ini diberi nama sesuai dengan nama penemunya, Christian Lorenz Ernst Engel (statistian jerman abad 19), yang melihat hubungan anatar tingkat pendapatan dengan tingkat konsumsi.

BL3

BL2

IC1

IC3

IC2BL1

ICC

0 X

Page 13: TEORI PERILAKU KONSUMEN

Bila kurva permintaan diturunkan dari Price-Consumption Curve (PCC), kurva Engel diturunkan dari Income-Consumption Curve (ICC).

Diagram.13Kurva Engel

Diagram.13a adalah kurva Engel untuk barang yang meruoajan kebutuhan pokok, seperti bahan makanan pokok. Perubahan pendapatan nominal tidak berpengaruh banyak terhadap perubahan permintaan. Bahkan jika pendapatan terus meningkat, permintaan terhadap barang tersebut perubahannya makin kecil dibanding perubahan pendapatan. Jika dikaitkan dengan konsep elastisitas, maka elastisitas pendapatan dari barang kebutuhan pokok makin kecil bila tingkat pendapatan nominal makin tinggi.

Diagram.13b adalah kurva Engel untuk barang yang termasuk barang mewah. Kenaikan permintaan terhadap barang tersebut lebih besar dibadingkan dengan kanaikan tingkat pendapatam. Atau dapat dikatakan bahwa permintaan terhadap barang mewah mempunyai derajad elastisitas yang besar.

g. Efek Substitusi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (Income Effect)Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan

terhadap bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbangan konsumen. Dengan perkataan lain, jika harga suatu barang turun, maka ada dua komponen yang dipengaruhi:1) Harga relatif barang menjadi murah, sehingga bila

konsumen bergerak pada tingkat kepuasan yang sama (kurva indiferensi awal) dan pendapatan nyata dianggap tetap, maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relatif lebih murah dan mengurangi jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi

X2 X2

X1

X1

Jumlah X Jumlah X

0 M1 M2 Pendapatan (M) 0 M1 M2 Pendapatan (M)

(a)Barang Kebutuhan Pokok

(b)Barang Mewah

Page 14: TEORI PERILAKU KONSUMEN

relatif lebih mahal. Inilah yang disebut sebagai efek substitusi (substitution effect).

2) Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah. Jika perubahan ini dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal daianggap tetap, kita akan melihat efek pendapatan (Income effect).

Untuk lebih jelasnya kita perhatikan contoh berikut ini.

Diagram.14Efek Substitusi dan Efek Pendapatan:

Kasus Harga Turun

Efek Total:Turunnya harga barang X telah menyebabkan keseimbangan konsumen

bergeser dari titik A ke C. Karena kemampuan meningkat dari BL1 ke BL3, jumlah X yang diminta bertambah dari 0X1 ke 0X3. Pertambahan jumlah yang diminta sebesar X1X3 unit, merupakan efek total (penjumlahan efek substitusi dan efek pendapatan).

Efek Substitusi:Turunnya harga X membuat harga X relatif lebih murah daripada harga Y

(slope BL3 lebih datar daripada BL1). Jika konsumen diminta melakukan penyesuaian keseimbangan pada tingkat kepuasan yang sama (IC1) dengan pendapatan nyata tidak berubah, maka titik keseimbangan tercapai di titik B, yaitu persinggungan antara IC1 dengan BL2 (garis terputus-putus dan sejajar dengan BL3). BL2 merupakan garis anggaran yang sama nilainya dengan BL1, namun kemiringannya berbeda sesuai dengan rasio harga pada BL2. Jumlah X yang diminta menjadi 0X2 (karena harga X sekarang relatif lebih murah). Pertambahan permintaan terhadap X sebesar X1X2 merupakan efek substitusi.

Efek Pendapatan:

IC1 IC2

BL2

BL1 BL3

CB

A

D

Y

0 X1 X2 X3 X

Page 15: TEORI PERILAKU KONSUMEN

Pertambahan jumlah X yang diminta sebesar X2X3 merupakan efek pendapatan. Sebab jika pendapatan nominal naik (BL2 terputus-putus digeser sejajar ke atas, BL3 menyinggung IC2) jumlah X yang diminta bertambah sebanyak X2X3 unit.

Efek Total = Efek Substitusi + Efek PendapatanX2X3 = X1X2 + X2X3

Bagaimana jika harga naik? Prinsip analisisnya sama. Kita perhatikan Diagram.15 berikut ini.

Diagram.15Efek Substitusi dan Efek pendapatan:

Kasus Harga Naik

Efek total dari kenaikan harga X adalah penurunan permintaan sebesar 0X1-0X3. Jika konsumen harus melakukan penyesuaian keseimbangan dengan asumsi tingkat pendapatan dan tingkat kepuasan adalah sama seperti kondisi awal (IC1), maka keseimbangan konsumen tercapai di titik B yang merupakan persinggungan BL2 (garis terputus-putus) dengan IC1. perubahan rasio harga (harga relatif) telah mengurangi jumlah X yang diminta sebanyak X1X2. Ini merupakan efek substitusi. Sedangkan penurunan pendapatan nominal (yang disebabkan kenaikan harga X) telah menurunkan jumlah X yang diminta sebesar X2X3. Ini merupakan efek pendapatan.

BL3 BL2 BL1

IC1

IC2

A

B

C

Y

0 X3 X2 X1 X